majalah hati beriman vol.2 no.6 tahun 2008 - salatiga.go.id · redaksi h atib eriman majalah berita...

48
Majalah Berita Warga Kota Salatiga Majalah Berita Warga Kota Salatiga HATIBERIMAN HATIBERIMAN M eng aw a l Pem ilu 2009 M eng aw a l Pem ilu 2009 ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 6, Desember 2008 ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 6, Desember 2008 KPU PANWASLU PANWASLU

Upload: vuthuy

Post on 28-Apr-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Majalah Berita Warga Kota SalatigaMajalah Berita Warga Kota SalatigaHATIBERIMANHATIBERIMAN

Mengawal Pemilu 2009Mengawal Pemilu 2009

ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 6, Desember 2008ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 6, Desember 2008

KPU

PANWASLUPANWASLU

LensaFoto Atas: Kegiatan Forum Tatap Muka penyebaran informasi publik tentang penanggulangan HIV/AIDS dan pencegahan penyalahgunaan Narkoba oleh Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga bekerja sama dengan Depkominfo. (Foto/HB:Panji)

RedaksiRedaksi

HATIBERIMANHATIBERIMANMajalah Berita Warga Kota Salatiga

ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 6, desember 2008

Daftar Isi4 KARIKATUR5 DARI REDAKSI: Pemilu Lagi, Rakyat

Perlu Bukti6 SURAT PEMBACA: Semprawut di Jalan

Buk Suling; Pohon di Jalan Jendral Sudirman

7 OPINI: Hiduplah Dalam Perdamaian14 RAGAM: Revitalisasi Pasar Rejosari; Ayo

Belanja ke Pasar Tradisional 18 PENDIDIKAN: KPTT: Mendampingi

Petani Muda20 KESEHATAN: Nyamuk Makan Nyamuk22 MIMBAR: Pemilu Dengan Sistem Multi

Partai24 ARTIKEL: Kebijakan Sebagai Buah Pikir

Pemimpin28 BUDAYA: Suran Tradisi Jawa Berdasarkan

Tarikh Islam28 KIPRAH: Tegar Dampingi HIV/AIDS30 LINTAS KOTA: Kegiatan di Kota Salatiga40 HUKUM: Peraturan Pemasangan Atribut

Parpol42 TIPS: Praktis Lezat Pisang Goreng Krispi

dan Puding Coklat43 POTENSI: Renyahnya Marning Cabean44 LEGENDA: Sumur Wali di Kampung

Tegalsari45 PROFIL: Dari Dunia Pendidikan Ingin

Menyukseskan Pemilu46 RILEKS TTS HB 40

Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009 sudah diambang mata. R a k y a t I n d o n e s i a a k a n

m e l a k s a n a k a n h a j a t b e s a r pergantian wakilnya pada tanggal 9 April 2009 mendatang. Demikian pula dengan warga Kota Salatiga.

Sementara elemen pendukung Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Salatiga telah terpilih dan dilantik dengan sah. Segala keperluhan untuk menyambut kedatangan pemilihan umum tahun 2009 juga telah disiapkan, baik s e c a r a p e r s o n i l m a u p u n administrativnya.

Tinggal kelengkapan alat pemungutan suara seperti surat suara, spidol dan tinta dan itu diluar wewenang KPUD Salatiga. Adapun struktur keanggotaan KPUD Salatiga yang baru terdiri dari dua personil lama dan 3 personil baru.

Suasana sekretariat Panitia Pengawas Pemilu Kota Salatiga

Cover Artwork:Budi SusiloKarikatur:Galih

SALATIGA

S HR AIR Y HA BS AT JU A S RW STI A P

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008 3

Foto/HB:bdiFoto/HB:bdi

Foto/HB:FahmiFoto/HB:Fahmi

Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi IGN. Suroso Kuncoro, SH., M.H.; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P, Rinaldi A Shakti, S.Sos; SETTING&LAY OUT Budi Susilo, S.Sos, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, R. Suprapto Sambodo, Lukman Fahmi, S.HI, Kuntoro Panji Trenggono. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://www.hati-beriman.blogspot.com, e-mail : [email protected].

Redaksi menerima sumbangan naskah berupa tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.

4

Karikatur

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

GalihGalih

Asyik, . . . . . . .

mau milih wakil

rakyat . . . . .

Pak, saya mau

milih wakil saya

pak ? !

satu, dua, tiga

. . . . . . contreng

emilu sudah bukan sesuatu yang ditunggu-tunggu lagi. Bagi masyarakat awam, proses Ppemilu, entah itu pemilihan walikota, bupati,

gubernur, legislatif maupun pemilihan presiden sekalipun, merupakan even rutin yang cenderung membuat jenuh. Salah satu indikasinya adalah semakin meningkatnya jumlah golput dari waktu ke waktu.

Agar proses demokrasi yang dilakukan dengan beaya besar tersebut tidak mubadzir, masyarakat perlu diyakinkan yakin bahwa dengan menggunakan hak suaranya, perubahan menuju yang lebih baik akan terwujud. Upaya meyakinkan tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan hanya dengan janji-janji dan sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa pada waktu mendatang sosialisasi-sosialisasi hanya akan menambah sikap apatis masyarakat terhadap proses Pemilu.

Bagaimana mereka tidak akan bersikap apatis bila pengorbanan waktu, tenaga dan mungkin juga materi yang mereka keluarkan untuk mengikuti pemilu ternyata tidak membawa perbaikan nasib dan keadaan mereka. Hal tersebut terjadi bila wakil-wakil dan figure-figur yang mereka pilih ternyata tak mampu membawa perbaikan nasib dan hidup mereka.

Hal tersebut semestinya harus disadari oleh mereka yang menasbihkan diri mereka sebagai “calon yang terbaik mewakili rakyat” melalui berbagai parpol yang berjuberl-jubel meramaikan hiruk-pikuk pesta demokrasi di negeri ini. Siapapun bisa berjanji “kalau saya jadi anggota DPRD saya akan membela rakyat dan pengangguran akan hilang”, “Kalau saya jadi, sekolah tidak perlu membayar lagi”, “Kalau saya jadi DPR, korupsi akan dikikis habis”, dan masih ada ribuan “kalau saya” yang lain. Redaksi yakin, rakyat belum lupa dengan janji-janji dan wacana-wacana yang diungkapkan oleh mereka yang saat ini duduk manis di Senayan, mereka yang terkantuk-kantuk di sidang paripurna legislatif atau mereka yang menandatangani daftar hadir sidang dan kemudian keluar ruangan untuk ngobrol-ngobrol di lobi. Cobalah meyakinkan rakyat di gubuk bambu dan kolong jembatan dengan bukti nyata, bahwa rapat-rapat komisi dan rapat-rapat pansus yang mereka selenggarakan di hotel berbintang mampu membawa penghuni gubuk dan kolong jembatan ke rumah layak huni dengan makanan layak konsumsi, bukan makanan daur ulang.

Sementara itu, sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawab, marilah kita pelihara harapan kita akan perbaikan di masa datang. Tak dapat dipungkiri, saat ini keadaan, khususnya perekonomian, kurang bersahabat dengan kita. Namun bukan berarti bahwa harapan telah sirna. Memang, golput adalah satu pilihan. Namun itu bukan pilihan yang terbaik. Gunakan hak pilih kita. Itulah pilihan yang terbaik.

Terakhir, redaksi mengajak : jangan kehilangan harapan. Masalah hasil dari semua proses demokrasi, redaksi setuju dengan Mbak Sofia Latjuba: Kita lihat saja nanti….

Redaksi

5

Pemilu Lagi . . . . Pemilu Lagi . . . .

Dari Redaksi

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Rakyat Perlu BuktiRakyat Perlu Bukti

ampir setiap hari saya selalu melewati jalan Buk Suling Salatiga, dan hampir tiap hari juga saya selalu melihat pemandangan tentang kemacetan arus lalu lintas di sepanjang jalan tersebut. HMenurut pengamatan saya, kemacetan terjadi salah satunya akibat aktivitas bongkar muat

barang yang terjadi disepanjang jalan Buk Suling tersebut. Aktifitas bongkar muat barang tersebut menggunakan kendaraan besar seperti truk.

Dengan demikian, arus lalu lintas tidak bisa lancar, padahal jalan tersebut selalu dipadati kendaraaan umum maupun pribadi.

Selain itu para pemakai jalan juga tidak bisa memanfaatkan trotoar yang seharusnya merupakan fasilitas pejalan kaki, karena selain digunakan oleh para PKL yang berjualan disana juga digunakan untuk menempatkan barang-barang seperti galon-galon minuman dan barang-barang lainnya hingga jalan tersebut semakin kelihatan semrawut.

Dengan demikian, melalui surat pembaca ini saya mohon kepada pihak atau dinas terkait untuk dapat memperhatikan dan mengatur kembali jalan tersebut agar arus lalu lintas kembali lancar sehingga pemakai jalan akan merasa nyaman saat melalui jalan tersebut. Terima kasih.

ARIANI - Salatiga

Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.

uluhan bibit pohon keras dijajar sepanjang Jl. Jendral Sudirman Kota Salatiga. Program tersebut dapat dipastikan adalah program Dinas Pengelola Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga. DPLH Ptentunya berharap dapat menghijaukan kawasan tersebut.

Saya mendukung atas prakarsa positif ini. Penghijauan jalan utama kota ini sangat penting, mengingat pusat kota terlihat sangat gersang bila musim kemarau tiba. Namun dalam pengamatan saya, pot-pot berpohon tersebut belum ditanam ke tanah secara langsung. Saya menlihat pula sampah plastik dan puntung rokok.

Alangkah indah dan asrinya jalan pasar Salatiga ini terdapat pohon rindang yang berjajar rapi. Degan demikian polusi udara yang diakibatkan kendaraan bermotor juga dapat terkurangi. Saya juga berharap kepada masyarakat turut mensukseskan program pemerintah ini. Warga pengguna jalan ataupun warga pasar harus menjaga pohon-pohon tersebut. Biasanya pohon akan mati sebelum berkembang akibat tangan yang kurang bertanggung jawab.

Kebiasaan masyarakat juga sering membakar sampah dibawah pohon hal ini nantinya akan mengakibatkan pohon bisa mati. Ini tentunya juga tidak bagus untuk program yang penghijauan.

Saya membaca koran bahwa DPLH telah menyiapkan 250 bibit pohon yang akan ditanam disepanjang jalan Kota Salatiga. Bibit tersebut rencananya akan ditanam pada jalan yang belum asri.

Harapan saya pohon-pohon tersebut jangan hanya ditanam di pot, namun ditanam langsung di tanah. Pohon juga harus dipagar yang memberi ruang perkembangannya, juga jangan diplaster agar dapat menyerap air hujan.

Rubiati - Salatiga

6

Semrawut di Jalan Buk SulingSemrawut di Jalan Buk Suling

Pohon di Jendral Sudirman Pohon di Jendral Sudirman

Surat Pembaca

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

m a t KristiUani di

Indonesia pada umumnya dan kota S a l a t i g a k h u s u s n y a , memahami dirinya sebaga i bag ian u t u h d a r i masyarakat dan bangsa Indonesia. Selama ini kita telah tinggal di dalam rumah bersama, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam kerukunan dan kedamaian. Namun, akhir-akhir ini rumah kita dipenuhi dengan berbagai ketegangan, krisis dan dilanda berbagai bencana. Keberadaan negara sebagai rumah bersama, tidak lagi dipahami dengan baik dan benar oleh para warga bangsa. Berbagai benturan antar kelompok dalam masyarakat membuat warga tidak lagi dapat hidup dalam perdamaian.

Kita merindukan keadaan damai yang memberi rasa aman bagi segenap warga negara, tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan dan afiliasi politik. Rasa aman itu membuat warga negara dapat bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Dengan rasa aman itu seluruh warga negara dapat menjalin relasi tanpa merasa terancam, tertekan, atau dikucilkan. Memang banyak usaha positif untuk menciptakan perdamaian telah dilakukan oleh seluruh komponen dan masih harus terus dilakukan secara terarah, berencana dan berkualitas.

Memaknai Natal dengan hidup dalam perdamaian. Dalam semangat merayakan Natal, kelahiran

Yesus Kristus, hendaknya kita dapat hidup dalam perdamaian dengan semua orang yang dapat diwujudkan dengan cara:

Hiduplah Dalam Perdamaian

Pertama, Memberkati sesama kita.Pesan ini menggemakan kembali ajaran Yesus,

“Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Luk. 6:27-28; Mat. 5:44).

Kedua, Ikut merasakan apa yang dirasakan sesama kita.

Rasul Paulus mengajak kita untuk bersukacita dengan orang yang besukacita dan menangis dengan orang yang menangis (Roma 12:15 “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis”).

Nasihat Paulus ini menegaskan agar kita memiliki kepedulian terhadap sesama, lebih-lebih bagi sesama yang menderita. Rasa simpati dan empati merupakan bentuk atensi yang diperlukan oleh setiap orang. Perhatian dan kepedulian terhadap sesama amat dibutuhkan, terutama pada masa di mana orang cenderung egois dan egocentris, hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja.

Ketiga, Melakukan kebaikan kepada sesama kita.Rasul Paulus mengajak kita untuk tidak membalas

kejahatan dengan kejahatan, tetapi melakukan apa yang baik bagi semua orang (Roma 12:21 “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan”).

Dengan demikian, Marilah kita menyambut dan merayakan Natal, dengan keteladanan, dimana secara proaktif turut hadir, membangun dan memperjuangkan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, Sebagaimana Yesus datang menjadi sahabat bagi umat manusia, kita juga perlu membangun persahabatan dan persaudaraan yang sejati, di tengah kehidupan yang multi etnis, golongan, agama, ras dan kemajemukan lainnya, sehingga kita dapat menjadi duta-duta perdamaian bagi kehidupan yang lebih beradab, yang selalu membangun relasi dengan Tuhan, bukan saja berdamai dengan sesama, tetapi juga menjadi pendamai dan memelihara perdamaian abadi dengan lingkungan semesta yang berpuncak pada keutuhan ciptaan.

*Penulis adalah Pendeta GKJTU Jemaat Salatiga, Ketua 1 MPH GKJTU dan Ketua Umum

Badan Kerjasama Gereja-gereja Salatiga (BKGS) .

7

O p i n i

*)Pdt. Daniel Herry Iswanto,MMin., MTh.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:indFoto/HB:ind

8

emilihan Umum (Pemilu) tahun 2009 sudah diambang mata. Rakyat Indonesia akan Pmelaksanakan hajat besar pergantian

wakilnya pada tanggal 9 April 2009 mendatang. Demikian pula dengan warga Salatiga.

Sementara elemen pendukung Komisi pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Salatiga telah terpilih dan dilantik dengan sah. Segala keperluhan untuk menyambut pemilihan umum tahun 2009 telah siap, baik secara personil ataupun administrative.

Tinggal kelengkapan alat pemungutan suara seperti surat suara,ballpoint dan tinta dan itu diluar

wewenang KPUD Salatiga. Struktur keanggotaan KPUD Salatiga yang baru terdiri dari dua personil lama dan 3 personil baru. Mereka adalah pertama, Suryanto, SPd sebagai ketua dan merangkap anggota pada devisi Pencalonan, Peserta Pemilu dan Kampanye. Kedua, Dyah Sari Mahaeny, SH sebagai devisi Pemutahiran Data Pemilih dan Teknis Penyelenggaraan Pemilu. Ketiga, Satuf Rohul Hidayah, SE pada devisi Sosialisai, Hubungan Partisipasi Pemilih, Pendidikan Pemilih, Datin dan SDM. Kempat, Dra. Putnawati, MSi sebagai devisi Logiatik, Keuangan, Umum dan Organisasi dan kelima, Husodo Wiyatmo, SH, MHum sebagai devisi

Cukup Cetrang Satu Kali

Laporan Utama

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

adalah pemberian tanda suara. Jika pemilu sebelumnya mencoblos, kedepan mencontreng. Dan dulu mencoblos dua kali (tanda partai dan nama calon) sah nantinya cukup mencontreng sekali saja, jangan lebih.Proses tersebut akan menjadi kendala jika proses sosialisai tidak berjalan sampai kepada pemilih dengan baik, utamanya bagi pemilih yang usianya sudah tua. Karena sudah terbiasa memberi tanda pada surat suara dua kali sekarang dua kali malah tidak boleh. Namun ini jadi mudah bila partai politik juga melaksanakan sosialisasi kepada konstituen masing-masing.

Yang berbeda pada pemilu ke depan

Husodo Wiyatmo, SH, MHum

Satuf Rohul Hidayah, SE

9

Hukum, Pengawasan dan Hubungan antar Lembaga. Menurut Husodo Wiyatmo, semua anggota KPUD Salatiga Siap mensukseskan setiap pemilu di Salatiga. “Kami Anggota KPUD Salatiga telah bersepakat untuk mensuksesakan pemilihan umum di Salatiga baik pemilihan legislative, pemilihan presiden, pemilihan walikota dan wakilnya serta pemilihan gubernur Jawa Tengah” terang Husodo.

Persipan di bidang hukum telah selesai, siantaranya ketentuan-ketentuan kampanye dan peraturannya sudah ada. “Peraturan mengenai kampanye ini menjadi pegangan bersama dalam rangka pengaturan kampanye di Salatiga agar tertib aman dan sukses yang terpenting” tambah anggota KPUD devisi hukum ini.

Mengenai kendala di lapangan sekarang ini tidak ada, namun KPU memiliki lawan secara tidak langsung yaitu penyeru golongan putih (Golput). “Sampai saat ini kami KPUD Salatiga tidak mengalami kendala. Segala aturan main dalam pelaksanaan pemilu telah ada, jika semua berpegang pada aturan tersebut pemilu dapat berjalan lancar. Tapi, KPUD Salatiga dan KPU pada umumnya memiliki kendala yaitu pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Golput). Terlebih ada tokoh besar yang menyerukan untuk golput. Ini tentu berimbas pada kesuksesan partisipasi masyarakat” tambah Husodo.

Keperluan lain dalam pemilu seperti hubungan dengan pihak terkait telah dijalin dengan baik. KPUD telah bekerjasama dengan Panitia Pengawar (Panwas), Pemerintah Kota Salatiga, Kepolisian dan juga partai politik yang ada di Salatiga.

Sementara itu Dyah Sari Marhaeny dari devisi Pemutahiran Data Pemilih dan Teknis Penyelenggaraan Pemilu menerangkan bahwa jumlah partai yang ikut dalam pemilu di Salatiga sebanyak 30 partai. “Jumlah partai yang ikut ambil bagian dalam pemilu 2009 di Kota Salatiga mendatang sebanyak 30 partai. Angka tersebut lebih sedikit dari partai yang ada di pusat yaitu 34 dan di Provinsi Aceh sebanyak 44 (ditambah partai lokal Aceh)” papar Sari.

Sedangkan calon legislative di Salatiga sebanyak 389 orang dan pemilih tetap sejumlah 122.630 pemilih. “Pemilih yang akan mengikuti pemilu tahun 2009 telah final yaitu berjumlah 122.630. jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) ini telah ditetapkan ditutup pada tanggal 30 September 2008 lalu” tambah Sari.

“Ada yang jumlah pemilih yang bisa bertambah pada tempat Pemungutan Suara (TPS) tertentu. Namun itu tidak akan mempengaruhi jumlah peserta pemilu pada tiap daerah pemilihan (dapil). Ini terjadi bila ada seserang yang akan pidah dalam memberikan suaranya. Tapi kepindahan ini hanya diperbolehkan pada satu dapil, ketentuan lain adalah yang bersangkutan mengajukan perpindahan maksimal 3 hari sebelum hari H pemungutan suara” sambung Sari.

Untuk pemilu kali ini berbeda dengan pemilu sebelumnya. Jika yang lalu tata cara penandaan dalam pemberian suara adalah dengan mencoblos, sedangkan sekarang dengan mencontreng dengan alat tulis yang disediakan panitia.

Jumlah pemberian tanda juga berbeda, jika pemilu lalu mencoblos tanda gambar partai sah, mencoblos

tanda partai dan nama calon sah. Namun sekarang berubah, mencontreng tanda partai saja sah. Prosesnya mengunakan satu kali tanda contreng pada kolom nama partai atau kolom nomor partai atau kolom nama calon anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten dan DPD.

“Yang berbeda pada pemilu ke depan adalah pemberian tanda suara. Jika pemilu sebelumnya mencoblos, kedepan mencontreng. Dan dulu mencoblos dua kali (tanda partai dan nama calon) sah nantinya cukup mencontreng sekali saja, jangan lebih” terang Sari.

“Proses tersebut akan menjadi kendala jika proses sosialisai tidak berjalan sampai kepada pemilih dengan baik, utamanya bagi pemilih yang usianya sudah tua. Karena sudah terbiasa memberi tanda pada surat suara dua kali sekarang dua kali malah tidak boleh. Namun ini jadi mudah bila partai politik juga melaksanakan sosialisasi kepada konstituen masing-masing” tekan Sari.

“Untuk prosesi pemilihan masih sama dengan pemilhan sebelumnya. Pemilih mendaftar ke KPPS, diberi surat suaran, mengantre, mencoblos di bilik suara, memasikkan kertas suara tersebut ke kotak suara mencelupkan jari ke tinta dan selesai” imbuh Sari.

Satuf Rohul Hidayah menjelaskan sosialisai tentang pemeberian suara yang berbeda dengan sebelumnya akan terus dilaksanakan KPUD Salatiga. “Sosialisasi tentang pencontrengan dengan alat tulis ini akan kita laksankan dan telah berjalan dengan baik. Kendalanya adalah orang-orang tuan yang tdak akrab dengan alat tulis, sehingga memungkinkan banyak kesalahan” papar Devisi Sosialisai ini.

“Kendala yang lain adalah banyaknya partai peserta pemilu dan caleg yang ada. Ini akan membingungkan masyarakat. Ini terjadi bila sosialisasi caleg kepada pemilih tidak dilaksanakan dengan intensif sehingga masyarakat tidak tahu harus memilih siapa” tambah Hidayah.

“Kendala yang lain lagi adalah kurangnya sosialisasi oleh partai tentai peserta dan caleg yang diusung. Ini dapat mengurangi minat warga untuk berpartisipasi memberikan hak suaranya. Kendala lain yang ada adalah adanya masyarakat yang masih terobsesi dengan duit (money plitik)” pungkas Hidayah.

Sedang Putnawati dari devisi logistic menjelaskan PPS dan PPK sudah ada, namun logistic masih menunggu dari pusat (seperti tinta, formulir) penetuan dibahas di Provinsi yaitu PP 35. “Kotak suara dan bilik suara yang ada sudah dicek dengan seksama sehingga siap digunakan pada saat pemungutan suara. Pada tiap TPS disediakan ballpoint sebanyak 4 buah per bilik dan bilik suara sebanyak 4 per TPS serta 2 botol tinta per TPS” terang Putnawati.

“Mengenai biaya pendirian atau persiapan pembuatan TPS berasal dari pusat, termasuk pula tinta dan segel yang jumlahnya 30 lembar tiap TPS. Untuk cadangan surat suara adalah 2% dari pemilih tetap. Surat suara ini dapat digunakan dan sah bila ada berita acara dari ketua PPS. Asumsi 2% ini cukup untuk cadangan tiap pelaksanaan di TPS, karena tiap satu orang hanya diberi kesempatan satu kali salah” pungkas Putnawati.(lux)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

10

enjelang pemilu 2009 masyarakat umumnya mulai mengenal dan akrab Mdengan beberapa istilah dan tentunya

institusi yang terkait dengan pemilu. Sekian banyak partai politik yang ikut andil dalam pemilu 2009 nanti satu per satu mulai dikenal oleh masyarakat. Demikian halnya dengan keberadaan Panwaslu Kota Salatiga, sebagai pengawas penyelenggaraan pemilu Panwaslu berperan penting untuk menjaga agar penyelenggaraan pemilu tetap berjalan pada jalur yang telah ditetapkan. Panwaslu yang berkedudukan di Wisma Kantil dan Seruni Kompleks SMAN 3 Salatiga diketuai oleh Syaemuri, S.Ag dan Arsyad Wahyudi, SH sebagai anggota.

Tugas dan wewenang Panwaslu Kota SalatigaDalam Undang – Undang No. 22 Tahun 2007

tentang Penyelenggara Pemilu pada Bab I tentang Ketentuan Umum, yang dimaksud Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) adalah Panitia yang dibentuk Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengawasi penyelenggaraan pemilu di wilayah propinsi dan kabupaten/kota. Adapun tugas dan wewenang Panwaslu Kota Salatiga adalah : (a). mengawasi penyelenggaraan pemilu; (b). menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang – undangan mengenai pemilu; (c). menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana; (d). menyampaikan temuan dan laporan kepada KPUD Kota Salatiga untuk ditindaklanjuti; (e). meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang; (f). menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan

penyelenggaraan pemilu; (g). mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu; (h). mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilu; (i). melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang – undang.

Berdasarkan tugas dan wewenangnya maka Panwaslu Kota Salatiga sangat berperan dalam mengawal penyelenggaraan pemilu 2009 agar dapat terlaksana sesuai asas – asas pemilu dan peraturan yang berlaku. Hal ini tentunya berimbas pada terciptanya kondusivitas Kota Salatiga selama penyelenggaraan pemilu 2009. Salatiga sebagai kota kecil dengan penduduk yang sangat beragam dari berbagai suku, ras dan agama dari berbagai wilayah Indonesia. Dapat diumpamakan sebagai miniatur Indonesia karena keragaman yang dimiliki dengan latar belakang budaya dan kebiasaan hidup yang berbeda – beda. Kondisi seperti ini tentunya sangat rentan terhadap konflik. Dalam kondisi seperti ini Panwaslu Kota Salatiga sangat memerlukan dukungan dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat Kota Salatiga untuk mengawal penyelenggaraan pemilu dengan baik.

Rencana Kerja Panwaslu Kota SalatigaMenghadapi tugas yang tidak mudah Panwaslu

Kota Salatiga segera mengambil sikap dan menentukan rencana kerja kedepan untuk mensukseskan pesta demokrasi 2009. Menurut Ketua Panwaslu Kota Salatiga Syaemuri, S.Ag ada banyak hal yang harus dilaksanakan Panwaslu guna mensukseskan pemilu 2009, diantaranya : (1). melaksanakan pembenahan dan konsolidasi internal Panwaslu Kota Salatiga berkaitan dengan pelengkapan, sarana prasarana kerja dan personil tenaga administrasi; (2). melaksanakan audiensi dengan pihak – pihak terkait dalam rangka menjalin hubungan kerja kepengawasan. Audiensi ini dilakukan diantaranya dengan Walikota Salatiga beserta jajarannya , DPRD Kota Salatiga, Polres dan Kejaksaan Salatiga; (3). melaksanakan rapat koordinasi dengan Panwaslu Propinsi Jawa Tengah dan Panwaslu Kecamatan; (4). perlunya membuat rangkuman panduan program pengawasan pada setiap tahapan yang masih tersisa sebagai pegangan Panwaslu cam dan PPL dalam rangka tugas pengawasan pemilu, sehingga terdapat keseragaman persepsi dalam melaksanakan tugas kepengawasan dalam penyelenggaraan pemilu 2009; (5). melaksanakan sosialisasi kepengawasan kepada masyarakat dan peserta pemilu, hal ini dapat memberikan pemahaman dan pada akhirnya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pemilu; (6). menjalin kerjasama yang baik dengan pihak – pihak lain yang memiliki kesamaan kerja pada bidang pengawasan.

Keenam hal tersebut merupakan rencana kerja Panwaslu Kota Salatiga untuk dapat mewujudkan pemilu 2009 yang mandiri, jujur, adil, memiliki kepastian hukum, dan berlangsung secara efisien dan efektif.

Permasalahan yang mungkin munculBerpijak pada pelaksanaan pemilihan gubernur

yang telah berlangsung beberapa waktu yang lalu dengan baik, diharapkan akan terus berlanjut dalam

Laporan Utama

PANWASLU,Mengawal Pemilu 2009

PANWASLU,Mengawal Pemilu 2009

Syaemuri

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:bdiFoto/HB:bdi

11

pelaksanaan pemilu 2009 nanti. Kondisi Kota Salatiga yang relative kondusif bukan berarti tidak memiliki potensi – potensi konflik yang dapat memicu permasalahan di kemudian hari. Selain keragaman warga Kota Salatiga, masih ada faktor – faktor lain yang dapat memiliki potensi konflik dalam penyelenggaraan pemilu nanti.

Apabila mencermati penyelenggaran pemilu yang telah berlangsung sebelumnya, maka dapat diketahui beberapa hal yang akan menjadi perhatian Panwaslu Kota Salatiga dan masyarakat pada umumnya yaitu :

(1). Pemasangan atribut yang tidak sesuai aturan, tidak mengindahkan etika dan estetika sehingga dapat menimbulkan permasalahan dengan atribut dari caleg atau parpol yang lain. Pemasangan atribut secara filosofis merupakan upaya memberikan pemahaman yang benar dan menarik simpati masyarakat agar memilih diri dan partainya pada pemilu mendatang. Sehingga pemasangannya harus beretika, teratur dan rapi serta menimbulkan kesan positif dihati masyarakat. Dalam hal pemasangan atribut ini pemerintah Kota Salatiga telah menetapkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 41 tahun 2008 tentang Penggunaan Fasilitas – Fasilitas Milik atau yang Dikuasai Pemerintah Daerah dan Ketentuan Pemasangan Alat Peraga Kampanye Dalam Rangka Pemilihan Umum di Kota Salatiga. Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan kawasan bebas, kawasan khusus, kawasan selektif dan kawasan umum pemasangan atribut, alat peraga dan atau sejenisnya. Sehingga peraturan itu dapat sebagai pijakan dalam pemasangan atribut dan alat peraga parpol;

(2). Adanya black campaign dengan merendahkan atau menjelek – jelekan caleg dan atau partai lain. Dalam pemasangan atribut dan alat peraga kampanye hanya diperbolehkan memuat hal – hal sebagai berikut (a) ajakan atau pernyataan kampanye partai politik dan pasangan calon, (b) memuat visi dan misi dalam rangka meyakinkan pemilih untuk memperoleh dukungan, (c) nama atau singkatan nama pasangan calon, (d) foto pasangan calon; (3). Kesiapan petugas pemungutan dan logistik pemilu; (4). Proses penetapan calon pemilih. Proses penetapan calon pemilih telah dimulai sejak 5 April 2008 dengan diawali penyerahan data kependudukan dari pemerintah kepada KPU, kemudian pada tanggal 6 April sampai dengan 6 Juli 2008 adalah tahap pemutakhiran data pemilih, penyusunan dan pengesahan daftar pemilih sementara mulai 7 Juli hingga 7 Agustus 2008, penetapan daftar pemilih tetap pada tanggal 11 hingga 30 September 2008.

Antisipasi konflikMencegah adalah lebih baik daripada mengobati,

pepatah tersebut adalah benar adanya. Daripada mengatasi permasalahan yang telah terjadi maka lebih baik melakukan langkah pencegahan agar permasalahan tersebut tidak terjadi. Demikian halnya dngan Panwaslu Kota Salatiga, dalam menyambut pesta demokrasi 2009 nanti telah menyiapkan dan mengambil langkah – langkah antisipasi kemungkinan munculnya konflik. Langkah antisipasi tersebut diantaranya :

(1). mengusahakan adanya pemahaman dan penafsiran yang benar mengenai peraturan penyelenggaraan pemilu bagi penyelenggara pemilu dan

juga peserta pemilu, (2). mendorong semua pihak yang terkait dalam

penyelenggaraan pemilu untuk senantiasa mentaati peraturan yang telah ditetapkan,

(3). mendorong Pemerintah Kota Salatiga untuk dapat berperan secara maksimal dalam memfasilitasi penyelenggaraan pemilu 2009.

Lebih lanjut Syaemuri menjelaskan apabila seluruh elemen masyarakat dengan penuh kesadaran mentaati peraturan penyelenggaraan pemilu yang telah ditetapkan, maka sudah pasti pemilu 2009 akan berjalan dengan lancar, tertib dan aman. Semua pihak dapat mengikuti pesta demokrasi tersebut dengan tenang tanpa ada kekawatiran munculnya kerusuhan. Sehingga pada akhirnya pesta demokrasi tersebut akan memberikan hasil yang terbaik bagi seluruh masyarakat di Kota Salatiga.

Penyelesaian konflik yang mungkin munculDalam menjalankan tugas dan wewenangnya

Panwaslu Kota Salatiga mengutamakan tindakan persuasif bila terjadi pelanggaran – pelanggaran. Diharapkan dengan pendekatan yang baik akan memunculkan kesadaran setiap peserta dan penyelenggara pemilu bahwa pemilu ini adalah dari rakyat oleh rakyat dan tentunya untuk rakyat. Sehingga mutlak untuk diikuti dan diselenggarakan dengan baik sesuai peraturan yang ada dengan tetap menjunjung asas – asas pemilu. Namun demikian, bukan berarti pelanggaran akan berlalu begitu saja. Setiap pelanggaran tetap ada sanksinya.

Dalam hal ini, untuk segala bentuk pelanggaran administrative oleh Panwaslu Kota Salatiga akan diteruskan ke KPUD Kota Salatiga, dengan wujud sanksi dapat berupa peringatan tertulis, tidak diperbolehkan melakukan kampanye hingga pada pembatalan caleg terpilih. Sedangkan untuk pelanggaran yang mengandung unsur pidana akan diteruskan ke pihak kepolisian dan dapat diberikan sanksi berupa denda, hukuman kurungan, hingga pembatalan caleg terpilih.

Kondisi yang diharapkanPenyelenggaraan pemilu merupakan salah satu

sarana untuk menciptakan kondisi pemerintahan dan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Melalui pemilu rakyat menentukan wakil – wakilnya dan juga pemimpin bagi bangsa ini melalui suatu proses yang demokratis. Pelaksanaan pesta demokrasi ini harus menjamin kebebasan yang terkendali dalam batas – batas peraturan yang telah ditetapkan.

K a r e n a m e n e n t u k a n a r a h k e b i j a k a n pembangunan yang tengah dan terus dilaksanakan maka harapannya peserta dan penyelenggara pemilu benar – benar mengedapankan kepentingan masyarakat secara menyeluruh dan mengesampingkan kepentingan sesaat yang kurang bahkan tidak bermanfaat bagi kepentingan bersama. Apalah artinya kekuasaan yang diperoleh dengan menghalalkan segala cara.

Panwaslu Kota Salatiga mengharapkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak dan khususnya pemerintah Kota Salatiga untuk memberikan dukungan agar pemilu dapat berlangsung dengan baik dan berkualitas.(pnj)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

12

e m i l i h a n U m u n P2 0 0 9

sudah di ambang Pintu, Wahana ini terbingkai dalam kaidah aturan yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan ad i l da l am rangka perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan pemerintahan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Peran serta masyarakat sebagai pemegang kedaulatan dalam Pemilu harus menjadi kajian khusus, sebab indikasi ini dapat menjadi kesimpulan tentang nilai keberhasilan sebuah “Demokrasi” yang diharapkan mampu membawa pada perubahan dan perbaikan disegala sektor kehidupan bagi pembangunan dan kesejahteraan seluruh komponen bangsa.

Kepastian proses dan tahapan Pemilu 2009 yang demokrastis dan berkualitas tersebut dirasakan semakin memiliki tantangan, Namun dengan tetap berpegang pada partisipasi warga negara sebagai prasyarat mutlak bagi kesuksesan Pemilu tahun depan, JPPRS ( Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat - sebuah konsorsium independen gabungan dari Ormas, LSM, Lembaga Pendidikan, Lembaga Kemahasiswaan dan Radio melakukan penelitian tentang pengawasan dan pemantauan Pemilu di Indonesia ) mengadakan program Voter Education dengan mengajak warga masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas, kristis, sadar dan bertanggungjwab dalam menentukan pilihannya.

Berikut hasil petikan wawancara salah satu aktivis Percik yang juga anggota JPPRS, Dwi Prasetyo di kawasan kampoeng percik Salatiga.

Bagaimana Perjalanan Pemilu di Indonesia dari waktu ke waktu?

“Pada dasarnya sudah mengarah pada bentuk perbaikan yang signifikan, semenjak Reformasi dulu sebenarnya kran-kran demokrasi di Indonesia telah siap bergulir, paling tidak dari sisi prosedural sudah mengarah pada kemajuan, dan keterlibatan masyarakat

semakin meningkat. Namun tampaknya, kita belum bisa terlalu berharap sebab kini potret pemilu semakin kompleks, baik dari segi peraturan maupun permasalahannya.”

Untuk Prospek Pemilu Masa Depan Indonesia?

“Ini sangat tergantung dengan apa dan bagaimana yang akan kita perbuat kedepan agar pemilu semakin ideal, dalam hal ini seluruh pihak yang terlibat baik Pemerintah, KPU, Partai Politik maupun masyarakat harus tetap konsisten terhadap komitmen demokrasi demi keberlangsungan legiminasi negara dan kesejahtaraan masyarakat”.

Sejauh mana peran serta dan antusianisme masyarakat terhadap Pemilu?

“Dari hasil temuan Litbang JPPR ( Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat) tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya masih tergolong rendah, kajian ini dapat dicontohkan melalui ajang Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dimana jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya menjulang mencapai 10.744.844 suara dari 25.861.234 jumlah daftar pemilih tetap, hal ini cukup mengkwatirkan banyak pihak terutama menyongsong Pemilu 2009.”

Peran dan Harapan MasyarakatTerhadap Pemilu

Laporan Utama

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Dwi Prasetyo, Aktivis JPPR

Agar masyarakat antusias mengunakan hak pilihnya, perlu dibangun kepercayaan mereka

bahwa pemilu bukan sekedar kewajiban namun hak pribadi sebagai warga negara, dari

persepsi yang positif ini msyarakat akan memahami bahwa hasil pemilu memberi dampak

yang jelas dan terarah, selain itu

diharapkan ada upaya untuk sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat,

agar mereka memahami pentingnya berpartisipasi dalam pemilu, Ini tantangan bagi kita semua,

terlebih bagi para pemimpin dan anggota dewan, bisakah mereka memberikan bukti/realisasi

bukan hanya sekedar janji, Sebab kondisi masyarakat saat ini sudah mulai

kritis dan cerdas.Disamping itu,

setidaknya sistem pemilu harus memberikan kemudahan dan keleluasaan

bagi masyarakat untuk dengan mudah menggunakan hak pilihnya, sehingga penyelenggaraan pemilu harus lebih efektif dan efisien”.

Foto/HB:ind

13

Mengapa bisa demikian ?”Banyak faktor yang melatar belakangi kenapa

masyarakat memilih untuk golput, karena terbatasnya pengetahuan dan kesadaran politis masyarakat, ditambah dengan kondisi sosial ekonomi yang belum stabil, banyaknya pemberitaan tentang hasil korupsi, serta kinerja dan figur parpol yang tidak bisa diandalkan. Lambat laun keadaan ini akan membentuk opini publik yang bisa mengiring mereka untuk tidak peduli dan pesimistis terhadap Pemilu.”

Bagaimana dampak dari tingginya angka golput?

“Angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilihya (golput) ini memang tidak dapat mempengaruhi hasil akhir dari sebuah pemilihan, namun tingginya angka tersebut akan mempengaruhi legitimasi pemimpin terpilih apalagi jika suara yang diperoleh jauh dibawah angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya tadi. Akankah kita rela dan tenang saja mendapat pemimpin atau wakil dari hasil pemilihan yang ala kadarnya, tidak kompeten di bidangnya dan tidak dikenal oleh rakyatnya sendiri, dampaknya pasti kepentingan dan kebutuhan publik akan dirugikan.”

Bagaimana solusinya agar masyarakat antusias mengunakan hak pilihnya kembali?

”Bangun kepercayaan mereka kembali bahwa pemilu bukan sekedar kewajiban namun hak pribadi sebagai warga negara, dari persepsi yang positif ini msyarakat akan memahami bahwa hasil pemilu memberi dampak yang jelas dan terarah, selain itu diharapkan ada upaya untuk sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat, agar mereka memahami pentingnya berpartisipasi dalam pemilu, Ini tantangan bagi kita semua, terlebih bagi para pemimpin dan anggota dewan, bisakah mereka memberikan bukti/realisasi bukan hanya sekedar janji, Sebab kondisi masyarakat saat ini sudah mulai kritis dan cerdas.

Disamping itu, setidaknya sistem pemilu harus memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi masyarakat untuk dengan mudah menggunakan hak pilihnya, sehingga penyelenggaraan pemilu harus lebih efektif dan efisien”.

Bagaimana idealnya calon anggota DPR yang dipilih oleh rakyat?

” Memang, memilih tidak mudah, minimal kita harus mengenal dan mengetahui latar belakang orang tersebut.” Wakil rakyat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam berpolitik, tidak asal maju dan ingin terkenal dan mengandalkan modal dan kekayaan saja, sebab tanggung jawab yang diembannnya tidak ringan, dia membawa misi bagi orang banyak, Dia harus mampu menjalankan fungsi legitimasi, controling (pengawasan) dan buggeting (penganggaran).”

Apakah keterwakilan perempuan dalam kencah perpolitikan telah ada kemajuan?

Ya, keterwalikan perempuan dalam dunia politik merupakan keharusan, walaupun masih dalam tahapan penyempurnaan sistem dan regulasi, namun kesempatan quota 30 % bagi perempuan merupakan langkah strategis bagi perempuan untuk dapat terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan di semua tingkatan, sehingga mereka dapat mengusulkan

prioritas kebijakan yang benar-benar konsen terhadap permasalahan dan kebutuhan perempuan dan anak-anak.”

Apakah kader-kader Perempuan siap untuk terjun ke dunia Politik?

Ini merupakan tuntutan jaman, dan konsekwensi apabila para perempuan ingin memperjuangkan hak dan eksistensinya, bukan jamannya lagi perempuan menjadi front terbelakang, mereka harus berani tampil dan mumpuni, dalam arti, bisa menjadi cermin keteladanan di dalam keluarga maupun masyarakat, serta memiliki qualified/ kemampuan berpolitik yang cerdas dan dinamis tanpa menanggalkan sisi feminisme dalam rangka memberi warna seni berpolitik yang beda”.

Apakah Pemilu memberikan jaminan bagi suksesnya penyelenggaraan Pemerintaah yang good governance?

“Tentu saja, Seluruh regulasi dan kebijakan dikendalikan oleh orang-orang yang kita pilih, sehingga masih ada harapan untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan yang baik. Kondisi ini sangat tergantung dari berpartisipasi masyarakat bagaimana dapat memilih secara jeli dan tepat tentang figur calon pemimpin dan wakil rakyat yang sesuai dengan harapan.”

Bagaimana dengan pemantauan persiapan Pemilu 2009 mendatang?

”KPU harus bekerja ekstra keras untuk Sistem Pemilu mendatang, apalagi menggunakan cara baru, yaitu dengan mencentang bukan mencoblos pilihannya, padahal sementara ini masyarakat terbiasa dengan sistem coblos.

Sehingga untuk meminimalkan kesalahan, dan surat suara bisa sah, masyarakat harus harus memahami terlebih dahulu, terutama bagi mereka yang berada di daerah pinggiran dan pedesaan.”

Bagaimana kiat agar Pemilu berjalan dengan sukses?

”Pihak KPU dan jajarannya harus benar-benar teliti dalam memverifikasi data dari Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) ke Daftar Pemilih Sementara untuk selanjutnya menetapkan Daftar Pemilih Tetap, serta tidak boleh hanya bertindak pasif tapi juga harus aktif ke masyarakat sehingga nantinya bisa benar-benar mendapatkan data yang tepat dan akurat, demikian pula Partai politik juga harus berhati-hati dan trasnparan dalam merekrut calon anggota legislatif untuk partai politiknya, yaitu caleg yang berkualitas dan memiliki integritas.

Saya salut dengan partai yang berani mengambil sikap tegas dengan tidak memasukkan kembali daftar caleg ”bermasalah”, karena hal ini akan semakin melukai hati rakyat dan memperluas apatisme di masyarakat.”

Sementara itu seluruh masyarakat yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih harus pro aktif dan menjadi calon pemilih yang cerdas.”

Adakah harapan bagi Pemilu 2009 mendatang?

”Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihannya, saya berharap Pemilu mendatang berjalan dengan damai dan adil, serta masyarakat mendapatkan informasi secara luas tentang sistem pemilu 2009”.(ind)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

14

beberapa lokasi yang ramai lalu-lalang orang. Namun secara alami, pasar-pasar tradisional akan terbentuk di persimpangan jalan atau lokasi lain yang ramai lalu-lintas orang dan barang.

Berdasarkan data yang terhimpun oleh Dinas Pasar dan PKL, jumlah orang yang berdagang di 13 pasar tradisional di Salatiga berjumlah 3.453 orang. Dan jumlah PKL yang tersebar di ruas-ruas jala di Salatiga sebesar 2.535 orang. Sebagian besar dari mereka adalah pengusaha kecil yang riil hidup dan menghidupi Salatiga.

Oleh Dinas Pasar dan PKL dan sesuai denga regulasi yang ada, keberadaan para pedagang ini terus diberdayakan agar perekonomian Kota Salatiga dapat ikut berkembang. Keberadaan pasar tradisional sebagai penaung mereka juga harus tetap dilindungi untuk tetap menggerakkan roda perekonomian. Hal ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kota Salatiga.

Pasar Rejosari atau orang sering menyebutnya Pasar Sapi, sebagai salah satu pasar tradisional juga harus dikembangkan. Keberadaan pasar ini sangat strategis karena dari segi lokasi tempat ini dapat

RevitalisasiPasar Rejosari (Pasar Sapi)

Ragam

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

eberadaan pasar di sebuah wilayah menunjukkan pula geliat perekonomian Kyang berlangsung di wilayah tersebut. Pasar

yang dikatakan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan serta-merta menghadirkan keuntungan sekaligus masalah yang datang beriringan. Warga Kota Salatiga dapat memanfaatkan pasar untuk menikmati keuntungan sosial-ekonomi dan sekaligus akan menghadirkan masalah bila tidak ditangani secara maksimal serta berkeadilan.

Di kota kecil ini terdapat sedikitnya 13 pasar tradisional yang keberadaannya secara rutin dipantau oleh Pemerintah Kota Salatiga lewat Dinas Pasar dan PKL. Pasar ini belum termasuk beberapa titik yang menjadi ajang transaksi penjual dan pembeli, di

Pasar Rejosari atau orang sering menyebutnya Pasar Sapi,

sebagai salah satu pasar tradisional juga harus dikembangkan.

Keberadaan pasar ini sangat strategis karena dari segi lokasi

tempat ini dapat mengakomodasi kepentingan

penjual dan pembeli di wilayah barat kota.

Banyak pedagang komuditas pertanian yang berasal dari Kopeng,

Ngablak, Getasan,di wilayah Kabupaten Semarang juga ikut

meramaikan transaksi. Warga dari wilayah barat Kota Salatiga

juga sudah barang tentu akan terbantu dengan keberadaan pasar ini,

karena mereka dapat memperoleh barang dan jasa dengan lebih mudah.

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

Drs. Y. Tri Priyo Nogroho

15

mengakomodasi kepentingan penjual dan pembeli di wilayah barat kota. Banyak pedagang komuditas pertanian yang berasal dari Kopeng, Ngablak, Getasan di wilayah Kabupaten Semarang ikut meramaikan transaksi. Warga dari wilayah barat Kota Salatiga juga sudah barang tentu akan terbantu dengan keberadaan pasar ini, karena mereka dapat memperoleh barang dan jasa dengan lebih mudah.

Pasar Rejosari sendiri adalah pasar tradisional terbesar ketiga yang ada di Salatiga. Keberadaannya sangat signifikan dalam ikut menggerakkan perekonomian kota. Dengan los sebanyak 373 buah dan kios 103 buah, dengan pedagang yang hampir mencapai 500 orang, Pasar Rejosari telah memberikan peluang ekonomi yang tidak sedikit bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

Namun peristiwa kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu di pasar tersebut, telah menggangu aktifitas kegiatan bertransaksi. Peristiwa kebakaran ini menghanguskan 365 los dan menyebabkan kerugian bagi 185 pedagangnya. Untuk itu pembenahan dan revitalisasi Pasar Rejosari harus segera dilakukan.

Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Pasar dan PKL, telah mengambil langkah dengan memberikan ruang berdagang sementara dan bersifat darurat di lokasi yang tak berbakar. Dengan demikian langganan dari para pedagang sudah mulai kembali bertransaksi di sana.

Sudah barang tentu bentuk revitalisasi bukan hanya memberikan penampungan sementara kepada para pedagang, melainkan menciptakan Pasar Rejosari yang bersih dan sehat. Untuk itu sarana dan prasarana yang mendukung bagi terciptanya pasar yang bersih dan sehat harus diadakan. Pemerintah Kota Salatiga sudah merencanakan hal itu. Pada tahun 2009 proses

pembangunan Pasar Rejosari akan mulai dilakukan dengan mempertimbangakan berbagai aspek dengan melibatkan pedagang dalam perencanaanya. Untuk mengakomodasi lalu-lintas angkutan di daerah itu, nantinya akan dibuatkan lahan parkir yang representatif, sehingga arus lalu-lintas tidak terhambat.

Sarana transportasi jurusan Kopeng dan Magelang yang menggunakan area pasar akan dibuatkan Selter sebagai lahan transit menuju daerah itu, sehingga kesan semrawut dan kacau tidak terjadi. Jumlah los pasar juga akan diperbanyak menjadi sekitar 800-an buah dan kios menjadi 300-an buah. Ruang tambahan ini diharapkan akan ditempati oleh Pedagang Oprokan sehingga dalam arti tertentu status Pedagang Oprokan akan terangkat menjadi Pedagang Los atau Kios.

Selain itu ruang pasar yang tersedia akan secara bebas digunakan untuk lalu lalang dan bertransaksi, sehingga konsumen merasa nyaman dan betah berada di pasar. Hal ini diharapkan semakin mempercepat perputaran roda perekonomian paska kebakaran yang terjadi.

Untuk memulai hal itu Dinas Pasar dan PKL berencana memberi tempat sementara di lahan kosong sebelah selatan pasar yang sudah dibebaskan Pemkot. Dengan lahan seluas 1.900-an itu para pedagang yang ada di Pasar Rejosari akan ditempatkan secara semi permanent, sambil menunggu proses pembangunan sarana dan prasarana pasar selesai dilaksanakan.

Dinas Pasar dan PKL secara rutin akan terus melakukan komunikasi dengan pedagang baik pada proses perencanaan pembangunan maupun pada saat proses pembangunannya sehingga hasilnya dapat memuaskan semua pihak karena pengawasan dilakukan juga oleh pedagang.(shk)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:PanjiFoto/HB:Panji

Ragam

eberadaan pasar, khususnya pasar tradisional, merupakan petunjuk paling Knyata kegiatan ekonomi masyarakat di

suatu wilayah. Namun, perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup telah membuat pasar tradisional sedikit terusik. Memang tak bisa dipungkiri, keberadaan pasar modern sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern. Tak hanya di kota besar, pasar modern juga sudah merambah ke kota kecil.

Sebagai akibatnya, para pedagang kelas menengah dan kecil mulai mencemaskan nasib mereka. Mereka yang pada umumnya menggelar dagangan di pasar tradisional merasa pelanggannya semakin berkurang karena keberadaan pasar modern. Apakah pasar tradisional di Kota Salatiga juga sudah mulai merasa terancam?

Kepala Dinas Pasar dan Pedagang Kaki Lima, Drs. Tri Priyo Nugroho, menyatakan, pada prinsipnya animo masyarakat Kota Salatiga untuk berbelanja di pasar tradisional masih sangat besar. “Buktinya, tetap banyak orang yang mengunjungi pasar-pasar tersebut, khususnya pada jam-jam sibuk, seperti pada pagi hari,” ungkapnya. Kenyataan ini sekaligus membuktikan, keberadaan pasar modern seperti mall,swalayan, minimarket, belum mengganggu perkembangan pasar tradisional di Kota Salatiga.

Roda PerekonomianKepala Dinas Pasar dan PKL menyatakan, pasar

tradsional merupakan penggerak roda perekonomian di daerah, dalam hal ini Kota Salatiga. “Di pasar tradisional banyak terlibat pelaku ekonomi kecil dari berbagai wilayah di Salatiga dan secara nyata menggerakkan perekonomian di sini,” paparnya.

Pasar tradisional menampung modal yang ada di wilayah Salatiga untuk diputar dan diusahakan agar berdaya guna. Keuntungan yang dihasilkan relatif lebih banyak digunakan untuk kembali memutar

perekonomian di daerah Salatiga dan tidak lari ke daerah lain dalam jumlah yang banyak. Selain itu, pasar tradisional juga membuka kesempatan kerja kepada banyak orang dengan banyak mata pencaharian seperti pedagang, pegawai pasar, dan buruh angkut (gendong). Juga ada tukang becak, tukang ojek, dan tukang parkir.

“Hasil pertanian dari para petani di sekitar wilayah ini juga dapat dipasarkan dan didistribusikan dengan mudah karena adanya pasar tradisional,” kata Tri. Contoh yang paling nyata adalah peluang kerja bagi pegawai pasar atau pelayan di kios-kios pasar dan pedagang makanan. Tri mengungkapkan, dalam hitungan kasar, setengah dari jumlah pedagang pasar dan PKL di Salatiga yang sekarang berjumlah sekitar 5.362 orang ini mempekerjakan satu orang pegawai, maka akan ada sekitar 2.681 kesempatan kerja yang bakal tercipta. Ini akan sangat membantu Kota Salatiga dalam mengatasi jumlah pengangguran.

Tak Tinggal DiamPerkembangan pasar tradisional di Salatiga dapat

dikatakan lambat. Menurut Tri, perkembangan pasar tradisional berkaitan dengan pola pikir pedagang dan

Ayo Belanja

ke Pasar Tradisional

16

Pasar sebagai pusat pertemuan antara penjual dengan pembeli

berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomian.

Jika tidak dikelola dengan baik,pasar juga tidak mampu menjalankan perannya

dengan baik.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Sekda Kota Salatiga bersama Kepala Kantor Inkom menyaksikan kondisi salah satu Pasar Tradisional di Salatiga

17

sense of belonging (rasa memiliki, Red) dari pedagang sendiri berkaitan dengan lingkungan tempatnya berdagang. Selama ini dagangan yang dijual di pasar tradisional belum ditata dengan baik. Pedagang sering kurang memberikan kenyamanan bagi konsumen yang hendak berbelanja di pasar tradisional. Rasa memiliki untuk menjaga sarana dan prasarana pasar juga sering diabaikan karena pasar tidak dianggap milik sendiri. Mereka menganggap pasar semata-mata sebagai milik pemerintah yang dalam kurun waktu tertentu akan berganti kepemilikan.

Oleh karena itu, meskipun pasar tradisional belum terganggu, Tri menyatakan bahwa Pemerintah Kota Salatiga tidak akan tinggal diam menghadapi semakin banyaknya pasar modern di Kota Salatiga. Tri menegaskan, menjadi tugas bersama antara pemkot dengan masyarakat luas untuk mempertahankan pasar tradisional. Baik pemerintah kota, masyarakat, akademisi, produsen dan pedagang, serta konsumen harus secara sinergis mempertahankan keberadaan pasar tradisional ini. Bahkan, Tri menegaskan, mempertahankan saja tak cukup. Kualitas pasar tradisional juga harus ditingkatkan.

Untuk itu, Pemkot Salatiga telah mengambil beberapa kebijakan. “Sekretaris Daerah sudah menyampaikan himbauan lesan untuk berbelanja di pasar tradisional dalam apel pagi beberapa bulan yang lalu,” terangnya. Sementara, Dinas Pasar dan PKL juga mempersiapkan draf semacam Surat Edaran tentang himbauan berbelanja di pasar tradisional.

Himbauan ini merupakan tindak lanjut atas himbauan Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, yang

menghimbau supaya kita mau berbelanja di pasar tradisional. Hal ini sesuai dengan keinginan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang menghadap Presiden dan mengharap supaya pasar tradisional tetap dipertahankan. Salah satu caranya adalah dengan mengampayekan kepada masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.

Selain itu Pemkot Salatiga juga membatasi jumlah pembangunan pasar swalayan dan minimarket serta membatasi jarak pembangunan swalayan dan minimarket. Pemkot salatiga juga melakukan revitalisasi pasar-pasar tradisional sehingga nyaman untuk perdagangan. “Sampai saat ini, ada 13 pasar tradisional di Kota Salatiga yang mendapat pembinaan secara rutin,” kata Tri.

Masih BertahanMemang, secara umum, pasar tradisional masih

mampu untuk bertahan dan bersaing di tengah serbuan pasar modern. Pasalnya, pasar tradisional memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pasar modern, yakni sistem tawar menawar harga. Dalam proses tawar-menawar terjalin kedekatan personal dan emosional antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di pasar modern.

Selain itu, lokasinya yang strategis karena dekat dengan pemukiman menjadi daya tarik tersendiri. Karena jalur distribusi yang lebih pendek, tidak terkena pajak atau pungutan lain yang besar, pasar tradisional juga menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan harga relatif lebih murah. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo berbelanja ke pasar tradisional.(shk)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:PanjiFoto/HB:Panji

Suasana salah satu Pasar Tradisional di Kota Salatiga

18

i kota kecil seperti Salatiga, pertanian kadang kala menjadi sebuah istilah langka Ddan bahkan asing bagi sebagian orang.

Menginggat lahan pertanian di Kota Salatiga yang kecil dan terus tergantikan bagi peruntukan lain. Dan budaya pertanian yang dulu diwariskan oleh nenek-kakek kita, menjadi kurang membumi dan relevan. Anak-anak sekolah di perkotaan semakin asing dengan budaya agraris, karena proses perjumpaan mereka dengan budaya itu sudah semakin jarang.

Kota Salatiga, dengan luas lahan pertanian yang sempit, ternyata masih menyisakan perhatian pada budaya agraris, pengembangan serta pewarisan pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda. Kenyataan ini masih terlihat dari bertahannya salah satu lembaga pendidikan di bidang pertanian yang secara konsisten mencetak kader-kader muda di bidang pertanian.

Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) begitu orang-orang menyebutnya, adalah sebuah lembaga yang bertujuan memajukan perkembangan sosio-ekonomi

Indonesia, khususnya di bidang agraris dengan menyelenggarakan kursus pertanian.

Banyak orang Salatiga kurang mengenal KPTT yang lokasinya terletak di Jl. Mayangsasri 2, Karangduwet. Padahal lembaga ini sudah berdiri sejak 1 September 1965. Sejarah pendiriannya dilakukan oleh tiga lembaga yaitu Ikatan Petani Pancasila (mewakili sector Sosial), IKIP

Sanata Dharma (mewakili lembaga pendidikan), dan Panitia Wali Gereja Indonesia Sosial (mewakili lembaga keagamaan).

Dipilihnya Kota Salatiga sebagai lokasi kursus karena sudah ada lahan yang bisa digunakan, dan lokasi yang relatif dekat dengan daerah kota, serta kedekatan dengan keberadaan patner lain di bidang pertanian seperti UKSW dan Perkebunan Getas.

Oleh KPTT, pertanian dianggap strategis karena Indonesia membutuhkan orang-orang terampil dan berkarakter di bidang pertanian yang mencintai pertanian sehingga memungkinkan pertanian menjadi maju. Dengan majunya bidang pertanian yang menjadi dasar ketersediaan pangan, maka sudah barang tentu bidang lain juga dapat berkembang. Menurut Direktur KPTT, Y. Wartaya Winangun, M.Hum, SJ, kekhasan KPTT adalah memberikan training pertanian berbasis karakter, dengan mengutamakan praktek dan penanaman jiwa wirausaha sehingga menjadikan alumninya petani pengusaha yang sukses. Dalam belajar menjajar, porsi untuk praktek dan usaha mendapatkan jatah terbesar yaitu 70%, dan 30% sinsanya teori.

Program yang ditawarkan KPTT kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan masyarakat di bidang pertanian meliputi: Kursus Pertanian 1 Tahun, Kursus Pertanian 3 Bulan, Kursus Super Kilat (5 Hari), dan Pelatihan Anak-Anak Sekolah. Untuk membentuk kebiasaan yang positif, maka siswa yang belajar di tempat ini diharuskan tinggal dalam asrama, dengan jadwal mengacu pada kegiatan yang digeluti oleh petani. Jam belajar pun dilakukan pada sore hari yaitu pada pukul 17.15 – 21.15 WIB. Pada kursus kilat diberikan pengetahuan praktis bidang pertanian seperti tema tentang Pertanian Organik. Hal ini dilakukan untuk mendorong petani menjadi mandiri, tidak bergantung

Pendidikan

KPTT: Mendampingi Petani Muda

Kehadiran KTSP merupakan kabar baik bagi sekolah

yang telah siap, dan menjadi momok bagi sekolah yang belum siap,

hal itu tergantung dari kesiapan sekolah masing-masing.

Foto:istFoto:ist

Siswa mengolah pupuk kompos di KPTT

Direktur KPTT

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto:shkFoto:shk

19

pada pupuk dan pestisida buatan pabrik, hasil panen menyehatkan, serta bersahabat dengan alam, karena KPTT memandang pertanian harus dilakukan secara berkelanjutan (sustainable agriculture). Pelatihan kepada anak-anak sekolah dilakukan secara rutin dengan tenaga pelatih professional dan sarana-prasarana yang memadahi. Setiap tahunnya KPTT memberikan pelatihan kepada puluhan sekolah baik negeri maupun swasta yang berasal dari Salatiga, Ambarawa, Bawen, Ungaran, Semarang, Solo, Klaten, Magelang, dll.

Guna menunjang kegiatan belajar mengajar tersedia lahan praktek berupa bedeng-bedeng tanaman holtikultura, tanaman hias, dan padi. Sedangkan untuk peternakan tersedia ternak sapi, kambing, kelinci, itik dan ayam, serta ternak ikan lele, gurami, patin dan lobster. Pengembangan jiwa kewirausahaan siswa dilakukan dengan penyediaan petak ekonomi berupa satu petak lahan menanam untuk siswa dan hasilnya diperuntukkan bagi siswa. Juga praktek memelihara ayam broiler yang hasilnya dapat dinikmati siswa sendiri.

Siswa yang belajar di tempat ini berasal dari berbagai tempat dan latar belakang. Umumnya mereka

mengenal informasi KPTT dari para alumni, LSM-LSM, dan internet. Dengan semangat inklusif yang tak mengenal batas agama, ras, suku, daerah, dll, KPTT juga telah menjadi media untuk menumbuhkan saling pengertian diantara siswa yang memiliki latar belakang yang beragam, sehingga penghargaan terhadap pribadi manuasia dapat tumbuh dalam diri siswa KPTT. Tahun 2005 KPTT juga telah membuka kesempatan kepada perempuan untuk menjadi siswa.

Sejak tahun 1965 sampai dengan sekarang, KPTT telah mendidik 85 angkatan (kursus 1 tahun) dengan jumlah alumni sejumlah 3500-an orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Papua. Kepada siswa yang lulus diberikan sertifikat, mengingat penyelenggaraan pendidikan di KPTT adalah pendidikan non-formal.

Sejak tanggal 1 Juni 2004, KPTT meyediakan Pelayanan Anjangsana Taman Tani , yang d i tu jukan kepada para s i s w a / m a h a s i s w a , karyawan/staf/pengusaha/politikus, dan turis asing. Tujuannya untuk memupuk pengenalan alam, meditasi alam, respek alam, kenal budaya dan juga rekreasi.

Penyadaran tentang pent ingnya pertanian sebagai penyangga ketahanan pangan masyarakat dan negara terus dilakukan KPTT dari kota kecil Salatiga. Kontribusi yang dihasilkan dari kota kecil ini tidak hanya berhenti di kota yang berpenduduk 176.000 orang ini melainkan menyebar sampai ke seluruh pelosok Indonesia dari Aceh sampai Papua, lewat alumni-alumninya.

K P T T s e n d i r i b e r h a r a p d a p a t meningkatkan kerjasama dengan pemerintah

Kota Salatiga lewat Dinas Pendidikan atau Dinas Pertanian yang selama ini jarang dilakukan. Menurut direkturnya, beberapa waktu lalu kerjasama yang dilakukan dengan melibatkan tenaga pengajar yang kebetulan bekerja juga pada Dinas Pertanian Pemkot Salatiga. Hanya saja sekarang sudah terhenti, dan keberadaan lembaga ini serasa tidak banyak diketahui masyarakat dan Pemkot Salatiga Sendiri.

Sebagai suatu lembaga pendidikan non formal di bidang pertanian , sudah barang tentu membutuhkan sarana/prasarana seperti buku-buku, komputer, alat dan teknologi pertanian, serta peluang yang menjawab tuntutan jaman. Dan bukan berlebihan kiranya Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian sesuai dengan Tupoksinya dapat meningkatkan kerjamanya dengan lembaga ini.

Lewat kerjasama yang dilakukan oleh KPTT, Masyarakat, dan Pemerintah Kota Salatiga, diharapkan setiap gerak langkah orang-orang yang berkehendak baik pada pertanian dapat didukung, demi tercapainya kemandir ian dan ketahanan pangan yang sesungguhnya. Dengan demikian Kota Salatiga juga dapat berbangga hati karena ikut mendukung pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan.(shk)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto:shkFoto:shk

20

ernah mendengar atau melihat nyamuk yang sangat besar? Jika pernah, mungkin Pitu jenis Toxorhynchites splendens (Tx.

Splendens). Jika belum, wajar, karena tak banyak orang yang mengenalnya.

Tak Hisap DarahPada kali pertama melihat nyamuk ini, kita

mungkin akan merasa takut. Maklum, ukuran tubuhnya yang tidak seperti nyamuk pada umumnya menimbulkan kesan berbahaya. Benarkah anggapan ini?

Tx. Splendens memang nyamuk yang berbeda. Selain ukurannya lebih besar, Tx. Splendens tidak menghisap darah seperti nyamuk pada umumnya. Artinya, jenis ini tidak berbahaya bagi manusia. Jika

Nyamuk Makan Nyamuk

Kesehatan

*Riyani Setiyaningsih, S.Si.

juga mempunyai kemampuanberadaptasi dengan

lingkungan.Terlihat ketika di lingkungan

tempat hidupnya tidak terdapat mangsa,

jentik Tx. Splendens mampu menggunakan sisa-sisa

bahan organik sebagai sumber nutrisi.

Menariknya lagi, jentik ini mempunyai

kemampuan bertahan hidup yang cukup lama

pada kondisi lingkungan tanpa nutrisi.

Jentik Tx. Splendens

Foto:IstFoto:Ist

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto:IstFoto:Ist

21

nyamuk lain menghisap darah sebagai sumber protein untuk pemasakan telurnya, Tx. Splendens hanya membutuhkan sari buah sebagai sumber energi untuk kelangsungan hidupnya. Ini berlaku bagi nyamuk jantan maupun betina. Kebutuhan protein untuk proses pemasakan telur dipenuhi pada stadium (masa) pradewasa (jentik). Pasalnya, jentik nyamuk ini mempunyai potensi kanibal (memakan sesama) terhadap jentik nyamuk jenis lain. Salah satu jentik yang disukai jentik Tx. Splendens adalah jentik Aedes aegypti (Ae. Aegypti).

Stad ium jent ik Tx . Sp lendens mempunyai empat tahap perkembangbiakan, yaitu instar 1, 2, 3, dan 4. Pada masing-masing perubahan instar akan mengalami pergantian kulit. Sama seperti ukuran nyamuk Tx. Splendens yang besar, ukuran jentiknya juga besar jika dibandingkan jentik nyamuk pada umumnya. Berdasarkan penelitian, jentik Tx. Splendens juga bisa memangsa berbagai jenis j e n t i k A n o p h e l e s s p p d a n C u l e x quinquefasciatus. Anopheles spp merupakan vektor (perantara penularan) malaria sedangkan Culex quinquefasciatus adalah vektor kaki gajah (filariasis).

Tetapi, jika dalam satu container (wadah) habitat jentik Tx. Splendens terdapat jentik Anopheles spp, Cx. Quinquefasciatus, dan Ae. Aegypti, jentik Tx. Splendens lebih memilih memangsa jentik Aedes aegypti. Ini karena jentik Ae. Aegypti lebih aktif bergerak sedangkan jentik Tx. Splendens cenderung bersifat pasif. Jentik Tx. Splendens akan bergerak mencari mangsa jika di sekitar habitatnya tidak terdapat mangsa. Pada kondisi-kondisi yang mendesak seperti tidak ada mangsa yang berbeda spesiesnya, jentik Tx. Splendens dapat memangsa sesama jenisnya.

Unik dan MenarikJentik Tx. Splendens juga mempunyai

kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Terlihat ketika di lingkungan tempat hidupnya tidak terdapat mangsa, jentik Tx. Splendens mampu menggunakan sisa-sisa bahan organik sebagai sumber nutrisi. Menariknya lagi, jentik ini mempunyai kemampuan bertahan hidup yang cukup lama pada kondisi lingkungan tanpa nutrisi. Jentik Tx. Splendens pada instar 1, 2, 3, dan 4 masing-masing mampu bertahan hidup hingga sekitar 7, 14, 19, dan 54 hari. Kemampuan inilah yang menjadi pertimbangan bahwa jentik Tx. Splendens dapat menjadi alternatif pengendalian vektor demam berdarah secara biologis.

Jentik Tx. Splendens mempunyai daya predasi (kemampuan memangsa) terhadap jentik Ae. Aegypti yang cukup besar. Dalam sehari, jentik Tx. Splendens instar 4 dapat memangsa sekitar 25 jentik Ae. Aegypti instar 4. Keunikan lain jentik Tx. Splendens adalah kemampuannya memangsa jentik nyamuk yang mempunyai ukuran 2 sampai 3 kali lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Sebagaimana nyamuk lainnya, Tx. Splendens

mempunyai siklus hidup yang sempurna. Yakni, mulai perkembangan telur, jentik, pupa, dan nyamuk dewasa. Bedanya, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidupnya lebih lama daripada nyamuk lain. Waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan dari instar 1 menjadi pupa sekitar 30 hari tergantung pada ketersediaan mangsa di sekitar habitatnya. Sedangkan nyamuk pada umumnya seperti Ae. Aegypti perkembangan dari jentik instar 1 menjadi pupa hanya membutuhkan waktu sekitar tujuh hari.

Habitat nyamuk ini biasanya berupa kebun. Pada stadium pradewasa (jentik) biasa ditemukan di bekas potongan bambu, bekas tempurung kelapa, dan ketiak daun yang terisi air.

Mengingat potensi Tx. Splendens sebagai pengendali hayati bagi vektor demam berdarah, pengetahuan tentang jenis serangga ini perlu disebarluaskan. Harapannya, potensi Tx. Splendens dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat dan tidak sebatas penelitian laboratorium.

Penulis adalah Peneliti pada Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyaki Salatiga.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Karikatur:IstKarikatur:Ist

22

ila kita amati bersama, dari pinggiran kota hingga pusat kota Salatiga telah dipenuhi Boleh atribut-atribut partai-partai peserta

pemilu 2009 seperti: bendera, balaiho, spanduk bahkan lengkap dengan foto para caleg, ya bebepa bulan lagi kita semua akan menghadapi pesta demokrasi, pemilu legeslatif dan presiden tahun 2009. Pemasangan artibut partai yang ditanggapi beragam oleh masyarakat menandai telah dimulainya masa kampanye pemilu 2009 sejak bulan Juli 2008 dan berakhir April 2009. Pemilu tahun 2009 diikuti oleh 38 partai politik baik partai lama maupun partai-partai baru.

Pemilu dengan multi partai tahun 2009 membawa dampak pada besarnya biaya pemilu. KPU mengajukan anggaran sebesar Rp 20.777.719.496.954 dari APBN untuk membiayai tahapan pemilu 2009 apabila dibandingkan dengan pemilu 2004 total biaya APBN yang dikeluarkan untuk membiayai tahapan pemilu 2004 sebesar Rp 6.988.696.852.000. Dengan jumlah pemilih 174.410.153 orang pada pemilu 2009 maka hitungan perpemilih terdaftar menjadi sebesar Rp 119.131,16.

Sebagian masyarakat selalu berharap bahwa pemilu dapat membawa perubahan. Pemilu dipandang sebagai tolok ukur demokrasi. Keyakinan kuat pada pemilu sebagai ukuran utama demokrasi didasarkan kepada beberapa pertimbangan. Pertama, pemilu

merupakan proses terbaik dibanding sistim penunjukan atau pengangkatan untuk menentukan pimpinan politik kedua, pemilu memungkinkan pergantian kekuasaan secara berkala dan membuka akses bagi actor-aktor baru masuk dalam arena kekuasaan ketiga, pemilu memungkinkan partisipasi masyarakat untuk menentukan pimpinan sesuai kehendak mereka.

Pemilu dengan multi partai pernah terjadi pada pemilu tahun 1955 yang diikuti oleh 172 partai politik. Pada pemilu pertama ini muncul empat partai besar yang memiliki perolehan suara di atas 10% untuk DPR yaitu PNI (22,32%), Masyumi (20,92%), NU (18,41%) dan PKI (16,36%). Sementara untuk pemilihan anggota konstituante, peringkat perolehan suara juga tidak jauh berbeda, yakni PNI (23,97%), Masyumi (20,59%), NU (18,47%), dan PKI (16,47%). Sementara itu pemilu tahun 1999 didikuti oleh 48 partai politik dan pada pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik. Ketika system politik dibuka seluas-luasnya oleh pemerintah pusat maka lahirlah patai-patai politik baru. Namun hidup dan matinya partai politik dalam system multi partai ditentukan oleh kemampuan partai politik tersebut mengembangkan jaringan dan kaderisasi politik.

Masa kampanye yang panjang membawa keuntungan tersendiri bagi partai-partai baru peserta pemilu 2009 ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengenalkan partainya kepada masyarakat luas baik idiologi, program-program partai serta para kader-kadernya yang menjadi caleg. Meskipun tidak mudah bagi partai-partai politik untuk berkampannye pada

PemiluDengan Sistem Multi Partai

Mimbar

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

*Elysabeth Dwi Kurniasih

Pemilu dengan system multi partai menuntut setiap partai politik

peserta pemilu menawarkan sesuatu yang berbeda antara satu partai politik

dengan partai politik peserta pemilu yang lain

sehingga masyarakat tidak dibingungkan dalam memilih.

Apabila ada kemiripan dalam idiologi antara satu partai dengan

partai politik yang lain perbedaanya dapat dicari

dari program-program yang ditawarkan partai-partai

peserta pemilu tersebut.

23

saat negara dalam keadaan krisis ekonomi dan krisis kepercayaan seperti sekarang, rendahnya kepercayaan politik public kepada politisi, meningkatnya golput adalah gejala kelelahan sosial yang dapat mengancam masadepan demokrasi di negara kita. Sebagian besar masyarakat tidak lagi mudah percaya dengan janji-janji kampanye dan tidak lagi tertarik dengan pidato pemimpin partai sebaik apapun isinya. Fenomena semacam ini, menjadi tantangan tersendiri bagi partai-partai politik untuk terus-menerus berbenah. Bagaimana partai politik dapat memberikan solusi atas berbagai persoalan bangsa peduli terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, tidak terjebak pada kepentingan-kepentingan jangka pendek dan tidak membohongi masyarakat. Sehingga kehadirannya tidak dianggap angin lalu oleh masyarakat.

Partai politik merupakan institusi yang penting dalam system demokrasi moderen. Partai politik memainkan peran sentral dalam menjaga pluralisme ekspresi politik dan menjamin adanya partisipasi politik. Sekarang ini masing-masing kelompok masyarkat

m e r a s a m e m i l i k i h a k u n t u k mendirikan partai politik tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana suatu partai politik dapat optimal dalam menjalankan fungsi dan peran politiknya. Fungsi partai politik menurut Miriam Budiardjo ada 4 yaitu, Pertama, partai sebagai sarana komunikasi politik hal ini nampak dari program partai yang merupakan perumusan aspirasi dari masyarakat dalam bentuk usulan kebijakan yang akan disampaikan partai kepada pemerintah. kedua, partai sebagai sarana sosialisasi politik ketiga partai politik sebagai sarana recruitment politik mencari dan mengajak orang untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. Dan yang keempat partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Dilihat dari fungsi-fungsi tersebut, maka partai politik seharusnya tidak hanya bekerja saat menjelang pemilu saja tetapi partai politik dituntut kerja kerasnya setelah pemilu usai bekerja untuk merea l i sas ikan kese jah te raan masyarakatnya.

Pemilu dengan system multi partai menuntut setiap partai politik peserta pemilu menawarkan sesuatu yang berbeda antara satu partai politik dengan partai politik peserta pemilu yang lain sehingga masyarakat tidak dibingungkan dalam memilih. Apabila ada kemiripan dalam idiologi antara satu partai dengan partai politik yang lain perbedaanya dapat dicari dari program-program yang ditawarkan partai-partai peserta pemilu tersebut.

Keaktifan kader-kader partai untuk mau blusuan ke masyarakat

guna melakukan pendidikan politik agar masyarakat mau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu nanti dirasa sangat penting meskipun golput bukanlah hal yang diharamkan. Karena satu suara dalam pemilihan umum sangatlah berharga dalam menentukan masadepan bangsa dan negara kita. Dibeberapa kota atau kabupaten kiranya dapat dijadikan contoh disaat masyarakat tidak salah memilih ternyata mampu membawa daerah tersebut menjadi lebih baik dalam hal pelayanan publik serta peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Fajar demokrasi telah merekah di negara kita, namun untuk menjadikan negara kita benar-benar demokratis butuh usaha bersama dan waktu yang tidak singkat. Semoga seluruh warga kota Salatiga, menyambut dengan antusias pemilu 2009 dan tidak kehilangan harapan.

*Penulis adalah Anggota DPRD Kota Salatiga

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:bdiFoto/HB:bdi

Ketua KPU dan Ketua Panwas Kota Salatiga dalam kegiatan rapat konsolidasi

e j a r a h p e r j a l a n a n b a h a s a J a w a menunjukkan ada beberapa aksara yang digunakan. Pertama, adanya bukti prasasti-S

prasasti berhuruf Dewanagari (berbahasa Sanskreta) dan Pallawa (berbahasa Sanskreta). Kedua, banyaknya naskah atau teks tulisan tangan dengan aksara Kawi, aksara Arab, aksara Jawi (atau bahasa Jawi : adalah nama kuno untuk bahasa Melayu, khususnya yang ditulis dengan huruf Arab (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 3; 1989:53), dan aksara Hanacaraka (aksara Jawa). Bahkan banyak teks yang menggunakan aksara Sanskrit berbahasa Jawa Kuno. Ketiga, penggunaan aksara Latin yang digunakan sampai sekarang. Dengan demikian bahasa Jawa merupakan bahasa yang unggul di bidang kekayaan pengunaan aksara.

Hampir semua aksara yang digunakan dalam bahasa Jawa bersifat silabis, kecuali aksara Latin. Misal aksara Jawi dan Jawa. Contoh, kata ”bata” (4 huruf abjad Latin) ditulis dengan 2 lambang (2 aksara Jawi : , 2 aksara Jawa : ).

Silabis adalah aksara atau sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata. Setiap lambang terdiri dari vokal dan konsonan (Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 1; 1988:186). Di dalam sistem penulisan kedua jenis aksara ini sama-sama mempunyai variasi aksara untuk mencukupi kebutuhan lafal bahasa Jawa, disebut aksara rekan (rekaan), seperti huruf nga (aksara Jawi) dan qa (aksara Jawa). KBBI (2000:21) mengartikan aksara Jawa adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah 20 huruf, bermula dengan ha dan berakhir dengan nga. Betulkah?

Kalau dicermati, aksara Jawa mempunyai 2 golongan. Pertama, huruf. Kedua, penanda. Huruf Jawa 57 jumlah bentuknya (legena, pasangan, murda, rekan, angka, aksara swara). Penanda dalam aksara Jawa terdapat 28 bentuk (sandhangan, mandaswara, wyanjana, pada). Jadi, ada 85 bentuk dalam sistem penulisan aksara Jawa.

Aksara Hanacaraka atau yang lebih dikenal dengan nama aksara Jawa mempunyai keistimewaan lebih. Dalam barisan aksaranya pun terkandung sebuah kisah. Kisah itu mempunyai beberapa filosofi hidup masyarakat Jawa.

Kandungan filosofi dalam aksara Jawa sangat mencengangkan sebagian besar ahli bahasa di dunia. Contohnya, dari tata aturan tulisan yang menggantung garis yang menunjukkan orang Jawa akan mendapat

KebijakanSebagai Buah Pikir Pemimpin

gelar njawani atau wis Jawa. Pangkon yang membuat aksara yang 'dipangku' menjadi konsonan, mati (tidak berbunyi) menunjukkan adanya budaya ewuh pakewuh, saling menghormati, dan saling berbalas budi. Tehnik menulis yang diawali dengan goresan tipis ke atas dan tekanan kuat ke bawah yang melambangkan hubungan antara yang tua dan muda, yang besar dan kecil, dsb.

Banyaknya filsafat budaya orang Jawa dalam aksara Jawa meliputi unsur-unsur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Filosofi dalam aksara Jawa yang menonjol adalah kepemimpinan, kebersamaan, keteraturan, dan ketertiban. Semua kandungan filsafat dalam aksara Jawa mengarah kebaikan. Pada kesempatan ini, akan dibahas khusus mengenai filosofi kepemimpinan sebagai atasan dan pengabdian sebagai bawahan.

Pada masa menghadapi pemilihan umum sekarang ini, filosofi atasan (pemimpin) yang ada dalam aksara Jawa dapat menjadi salah satu alternatif dalam memilih pemimpin untuk memperbaiki kondisi negara. Selain itu, juga perlu dikemukakan filosofi bawahan dalam aksara Jawa sebagai dasar berprilaku sebagai bagian masyarakat dalam bernegara.

Dari bedah filsafat aksara Jawa ini diharapkan negara menjadi sejahtera dan damai. Pemimpin yang ideal diimbangi oleh warga negara yang santun dalam bernegara. Kebersamaan kedua unsur inilah merupakan hal pokok dalam menciptakan negara yang dicita-citakan bersama.

Kisah AjisakaSutjipto Adi (1983:112) menuliskan kisah yang ada

dalam Aksara Hanacaraka atau Aksara Jawa. Baris pertama (ha, na, ca, ra, ka) diungkapkan ”ana caraka /

Sapto Sunarso, S.Pd.*

24

Artikel

Kisah Ajisaka membuat huruf Hanacaraka untuk mengabadikan kedua abdinya sangat menyantuh hati.Jarang kita temui, pemimpin yang sangat memperhatikan bawahannya sedemikian rupa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

25

duta” (ada utusan). Baris kedua (da, ta, sa, wa, la) dijabarkan ”data / duta sawala / suwala / sulaya” (utusan berbeda pendapat atau berperang). Baris ketiga (pa, dha, ja, ya, nya) ditelaah ”padha jayanya / jayane” (sama-sama menang atau sakti). Baris keempat (ma, ga, ba, tha, nga) diungkapkan ”maga bathanga” (sama-sama menjadi mayat).

Kisah lengkapnya terjadi pada masa Raja Dewatacengkar memerintah pulau Jawa dengan sewenang-wenang. Karena kekuatan dan kesaktiannya, Raja hanya mementingkan diri sendiri, kerabat, dan pembesar-pembesar negara. Karena itu, salah seorang ksatria bernama Ajisaka berniat ingin menunmpas Dewatacengkar.

Ketika akan berangkat, Ajisaka mempunyai dua orang abdi setia, Dora dan sembada. Ajisaka memerintah seorang abdinya untuk menjaga keris pusakanya di suatu tempat dan memerintahkan abdinya yang lain, untuk mengikutinya.

Di hadapan Dewatacengkar, Ajisaka akan mengabdi kepada Dewatacengkar, dengan syarat Dewatcengkar memberi tanah seluas ikat kepalanya. Dewatacengkar menyetujui syarat itu. Namun, tanpa disangkanya, kain ikat kepala Ajisaka itu melebar hingga menutupi pulau Jawa. Akhirnya Dewatacengkar masuk samudra dan mati.

Ajisaka kemudian memerintah pulau Jawa penuh keadilan sehingga menjadikan tanah Jawa makmur. Pada saat seperti itu, Ajisaka teringat keris pusakanya, kemudian memerintahkan abdi yang mengikutinya untuk mengambil pusakanya.

Sang abdi melaksanakan perintah. Abdi yang menjaga keris tidak mau memberikan, karena Ajisaka pernah berpesan, selain Ajisaka sendiri yang mengambil, tidak boleh diberikan kepada orang lain. Kedua abdi itu berselisih pendapat. Mereka bertengkar. Akhirnya berkelahi, perang tanding adu kesaktian.

Kesaktian kedua abdi itu setingkat, sehingga tidak ada yang kalah. Kedua-duanya menang. Tetapi kemenangan keduanya mengakibatkan keduanya mati. Dora berhasil membunuh Sembada. Demikian pula sebaliknya, sembada menang dengan membunuh Dora. Keduanya sama-sama mati.

Ajisaka sangat terpukul dengan kejadian itu. Kedua abdi yang setia padanya gugur dalam menjalankan perintahnya. Lalu Ajisaka mengabadikan kejadian itu dengan membuat aksara Jawa menggunakan baris seperti dijabarkan di muka.

Filosofi AtasanKisah Ajisaka membuat huruf Hanacaraka untuk

mengabadikan kedua abdinya sangat menyantuh hati. Jarang kita temui, pemimpin yang sangat memperhatikan bawahannya sedemikian rupa. Siapa sebenarnya Ajisaka?

Secara etimologi, ajisaka berasal dari dua kata, ”aji” dan ”saka”. Keduanya mempunyai arti berbeda. Dalam Baoesastra Djawa (Poerwadarminta;1939:3) kata aji artinya ”mantra yang menyebabkan dapat mengeluarkan keunggulan; harga, penghargaan; ratu, raja, pemimpin; haji; bulan haji atau bulan Besar”. Berdasarkan akar katanya, kata aji berasal dari ”-ji” (siji artinya satu, yang nomor satu, pemimpin, orang pandai,

ulama, cendekiawan, raja, yang dihargai sangat tinggi). Saka berarti ”dari; pilar penyangga; nama hitungan tahun Hindu yang dimulai dari Prabu Saka (Ajisaka); ranting, teman atau kawan” (ibid; 1939:539).

Menurut penulis, tokoh Ajisaka merupakan pralambang hidup orang Jawa. Orang Jawa mengenal istilah ”njawani, wis Jawa, durung Jawa, dudu Jawa” (berpola hidup Jawa, sudah Jawa, belum Jawa, bukan Jawa). Artinya, orang yang dihargai adalah orang yang memegang pilar atau pokok yaitu aturan yang berlaku dalam budaya Jawa.

Telaah lainnya adalah orang akan dihargai (diaji-aji, diajeni) bila berpola hidup sesuai dengan aturan yang sesuai dengan budaya Jawa. Sering terdengar kalau ada orang yang melanggar norma-norma di masyarakat Jawa disebut ”durung Jawa, dudu Jawa”. Terkadang ada sesebutan ”ora Jawa” bila ada orang yang terlalu melanggar norma. Sedangkan orang yang memegang teguh norma-norma dalam pola hidupnya disebut ”wis Jawa, njawani” atau ”priyayi”.

Filosofi kedua, ikat kepala adalah sebuah lambang buah pikir. Untuk mengalahkan keangkaramurkaan, dibutuhkan pikiran atau wawasan yang luas. ”Okol kalah karo akal”. Maksudnya, yang mengandalkan kekuatan (okol) akan kalah oleh yang mengandalkan kepandaian (akal). Akal pikiran dapat mengalahkan kekuatan fisik.

Etimologi kata dewatacengkar adalah berasal dari kata ”dewata” dan ”cengkar”. Dewata artinya ”dewa, roh leluhur yang dianggap menguasai salah satu kodrat” (ibid; 1939:66). KBBI (2002:260) mengartikan ”dewa, sifat dewa, kedewaan”.

Cengkar artinya ”luas antaranya, luas; tempat yang luas yang bisa digunakan untuk mencari makan yang tersebar; tidak subur, tidak subur dan banyak batu padasnya” (ibid; 1939:634). Arti lain ”agak tandus” (ibid;2002:207).

Dewatacengkar dapat diartikan yang bersifat dewa dan menguasai daerah yang luas tetapi (membuat / menjadikan) daerah itu menjadi tidak subur. Dapat juga dimaknai membuat daerah atau negara tidak aman dan tidak tentram, membuat sengsara rakyatnya. Dewatacengkar melambangkan kekuasaan yang luas namun membuat sengsara pada yang dikuasainya.

Cerita dalam aksara Jawa bahwa Dewatacengkar kalah oleh Ajisaka mempunyai makna bahwa siapapun yang berkuasa namun tidak membuat makmur rakyatnya akan kalah oleh orang yang lurus sesuai hukum. Filsafatnya yang sewenang-wenang bakal kalah oleh yang taat hukum. Identik dengan yang pertama, bahwa ”okol kalah karo akal”.

Filsafat hidup orang Jawa yang lain dapat dijumpai dari kandungan cerita kedua abdi Ajisaka. Arti abdi adalah pembantu (ibid; 1939:1); orang bawahan, pelayan, hamba; budak tebusan (ibid;2002:2). Perluasan makna abdi adalah totalitas diri yang loyal, patuh, dan taat pada atasan.

Perluasan lain abdi dalem 'pegawai keraton', abdi masyarakat 'pegawai pemerintah yang berkewajiban melayani masyarakat, abdi negara 'pegawai negeri'. Bila sudah yakin akan kepada yang 'diabdi', maka akan total taat dan patuh sampai mengorbankan nyawa. Dora dan Sembada orang yang taat hingga mati.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

26

Sangat tidak pantas apabila ada atasan bekerja menata meja, upamanya, sementara bawahannya duduk-duduk santai, atau malah pergi pura-pura tidak tahu kesibukan atasan. Filsafat ini menimbulkan efek ewuh pakewuh dalam arti pengabdian bawahan kepada atasannya. Walaupun penat, semangat kerja bawahan diharapkan mempu mengurangi beban atasan agar tercapainya program kerja. Oleh karena itu, bawahan diharapkan tidak memantaskan diri dalam menipu, tetapi menipu untuk kepantasan.

Filosofi Jawa yang sangat dijunjung tinggi dalam kandungan aksara Jawa adalah etos kerja Dora dan Sembada. Kejenuhan dalam menunggu keris Ajisaka dan kepenatan karena perjalanan jauh untuk mengambil keris tetap dilaksanakan penuh tanggung jawab. Demi menjalankan perintah pun didasari loyalitas tinggi. Nyawa sebagai taruhannya.

Perbedaan pendapat, pertikaian, bahkan peperangan yang mengakibatkan kehilangan nyawa dipertaruhkan demi menjalankan perintah atasan. Masing-masing bawahan bertanggung jawab pada atasan sesuai perintah dan tugasnya. Idealisme inilah yang sangat diperlukan dalam rangka membangun negara.

Perintah atasan adalah harga mati bagi bawahan. Baik dan buruk atau benar dan salah itu adalah tanggung jawab atasan, karena atasanlah yang mempunyai ikat kepala. Kebijakan sebagai buah pikir para pemimpin merupakan salah satu pilar dalam memajukan negara. Kuncinya pada kata bijak (bagi pemimpin) dan taat (bagi bawahan).

Buah Pikir PemimpinMenelaah kandungan filsafat dalam aksara Jawa

memberikan refleksi pada kita semua. Kemakmuran dan kejayaan negara akan dapat tercapai dari idealisme yang ada di dalam lambang pralambang aksara Jawa. Ajisaka berjaya menyingkirkan Dewatacengkar. Dalam kejayaannya, Dora dan Sembada menjadi korban kebijakan Sang Ajisaka.

Pemilu sudah dekat. Rakyat Indonesia akan berpesta demokrasi. Sepercik tulisan ini semoga bermanfaat sebagai bekal dalam menyongsong pesta pemilu. Sebagai Dora dan Sembada yang baik, perlulah mentaati Ajisaka, dus perlu juga untuk memilih Ajisaka yang benar, yang membawa negara menjadi jaya.

Bentuk cakra dalam aksara Jawa, melambangkan lingkaran dunia. Huruf legena disambung cakra ditulis dengan melingkarkan cakra pada huruf legenanya. Taling tarung sebagai penanda vokal sama besar tulisannya dengan huruf yang disandhangi. Bentuk-bentuk tulisan dalam aksara Jawa mempunyai peran lambang sendiri-sendiri.

Oleh karena itu, sangatlah bijak bila kaum cerdik pandai yang menciptakan aksara Jawa digital atau font komputer tidak mengubah bentuk. Semoga akan memberikan manfaat pada generasi penerus.

*)Penulis adalah Pengampu Muatan Lokal Bahasa Jawa pada SMAN 1 Salatiga

Filosofi BawahanKisah Ajisaka menyiratkan adanya dua orang abdi,

Dora dan Sembada, yang setia kepada pemimpin, Ajisaka. Totalitas pengabdian inilah yang sangat diperlukan oleh pemimpin dalam menjalankan semua program kerjanya.

Pemimpin yang bagus dengan program kerja yang sempurna, tidak akan berjalan baik bila bawahan tidak total dalam pekerjaannya. Apalagi bila ternyata ada bawahan yang cenderung menentang atau menyimpang dari garis program kerja pemimpinnya.

Kandungan kisah Dora dan Sembada merupakan idealisme dalam menjalankan program kerja sang pemimpin. Filsafat hidup orang Jawa dapat dibedah dari nama bawahan Ajisaka itu. Selain itu, tindakan Dora dan Sembada termaktub pula filsafat kerja dalam budaya Jawa.

Sinonim kata dora itu goroh. Arti dora dan goroh adalah berkata yang tidak nyata, tidak benar, tidak jelas; menipu; berbohong (ibid;1939:74,160). Sembada atau sambada atrinya serba kecukupan, sentausa, kuat; cocok, patut, pantas; agak kaya, berkecukupan (ibid;1939:554). Klausa dora sembada mempunyai makna menipu untuk kebaikan. Contohnya tidak memberi permen kepada anaknya dengan dalih yang tidak tepat demi kebaikan sang anak sendiri.

Nama Dora dan Sembada melambangkan agar bawahan memberikan pelengkap agar program atasannya menjadi pantas, patut, dan cukup (terlaksana). Walaupun sang bawahan merasa lelah, namun karena jadwal yang mepet, misalnya, sang bawahan seyogyanya menyelesaikan program yang digariskan. Para bawahan diidealkan memberikan yang patut dan pantas dalam memberikan layanan kepada atasan, karena beban atasan lebih berat (berpikir dan bertanggung jawab) daripada bawahan (pelaksana).

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Doc:HBDoc:HB

27

dilakukan ditempat-tempat da taran tinggi, di puncak gunung, bukit atau tempat-tempat lain, sampai kini masih dilakukan. Karena s e m e n t a r a a d a kepercayaan dari masyarakat Jawa bahwa, di tempat yang semakin tinggi berart i semakin dekat dengan Yang Kuasa.

P a d a perkembangannya proses sakralitas memperingati tahun baru Jawa denga m e l a k u k a n d i

tempat-tempat yang dianggap suci dan sakral. Mendaki puncak gunung keramat untuk melakukan laku prihatin. Laku kungkum di sendang tertentu atau ziarah di makam-makam keramat. Sementara ada yang mengadakan pementasan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon tertentu yang dianggap keramat.

Selain laku tirakat, masyarakat Jawa juga mempercayai kekeramatan bulan Sura dalam pengetrapan di kehidupannya. Melaksanakan perkawinan atau keperluan lain diangap ora ilok, tidak pantas. Karena bulan Sura adalah bulan keramat yang hanya cocok untuk laku prihatin, lebih mendekatkan diri kepada Yang Kuasa. Bulan keramat yang tidak pantas untuk melakukan pesta. Bahkan ada sementara pendapat, setiap hari kelahirannya tidak pernah diperingati tapi pada bulan Sura wajib diperingati dengan kelengkapan sesaji.

Berbagai macam dan tata cara kegiatan dalam menyambut bulan Sura bagi masyarakat Jawa adalah bagian dari kegiatan religius. Semua itu dilakukan hanya dalam proses pendekatan kepada Yang Kuasa. Sedangkan tata cara termasuk sesaji yang diperlukan hanyalah sebuah sarana berdasarkan kepercayaan dari naluri budaya yang berlaku.

*)Budayawan di Kota Salatiga

Budaya

SURANSURANTradisi Jawa Berdasarkan Tarikh IslamTradisi Jawa Berdasarkan Tarikh Islam

Djisnozero45*

etiap tanggal 1 Sura masyarakat Jawa dan n o n J a w a y a n g p e r c a y a , s e l a l u melaksanakan kegiatan sakral dalam S

menyambut pergantian tahun Jawa.Tahun atau tarikh Jawa dibuat oleh Sultan Agung,

raja Mataram (Islam). Waktu itu yang digunakan adalah tarikh Saka dan

Masehi, yang berdasarkan perhitungan putaran matahari, serta tarikh Hijriah yang berdasarkan perhitungan putaran bulan. Kemudian Sultan Agung membuat tarikh Jawa (Islam) yang berdasarkan putaran bulan, melanjutkan umurnya tarikh Saka, 1555.

Tahun Jawa mulai diberlakukan sejak 1 Sura, Alip 1555 ( 1 Asvina 1555 Saka =

1 Januari 1633 Masehi = 1 Muharam 512 Hijriah )Tarikh Jawa yang dibuat oleh Sultan Agung

dilengkapi unsus-unsur seperti; 7 hari ( Ahad, Senen, Slasa, Rebo, Kemis, Jumuah

dan Setu ), 5 pasaran ( Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon ), 12 bulan (

Sura, Sapar, Mulud, dst.), 8 tahun ( Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu,

dan Jimakir ), 4 windu ( Adi, Kunthara, Sangsara dan Sancaya ), 30 wuku ( Sinta, Landep, Wukir, dst.),

12 mangsa ( Kasa, Karo, Katelu, dst.) serta 5 Kurup ( Jamngiyah, Kamsiyah, Arbangiyah/Aboge, Salasiyah/Asapon dan Isneniyah ).

Kelengkapan dari unsur-unsur itu kemudian digunakan sebagai Pawukon, sebagai dasar perhitungan perbintangan Jawa.

Sultan Agung membuat tarikh Jawa itu tidak sekedar untuk mendamping tarikh Hijriah tapi yang lebih mendasar adalah untuk menghormati ( secara historis dan naluri ) hijrahnya Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

Sakralitas naluri budaya Jawa yang dilakukan waktu itu adalah laku prihatin. Laku prihatin sebagai kontemplasi atas peristiwa hinjrah Nabi Muhammad SAW ( dalam situasi perang ) dan itu masih dilakukan sampai sekarang. Berbagai macam media dan ekspresi menurut kepercayaan masing-masing dilakukan oleh masyarakat Jawa, pada dasarnya tujuannya sama yaitu memanjatkan doa kepada Yang Kuasa agar senantiasa diberi keselamatan dan kesejahteraan ( pribadi, kelompok maupun negara )

SAKRALITAS SURAMewarisi naluri budaya Jawa berarti mempercayai

laku tirakat. Seperti halnya ketika menyambut pergantian tahun Jawa atau suran. ( melakukan laku tirakat dibulan Sura) .Laku tirakat Suran yang dahulu

Foto/HB:IstFoto/HB:Ist

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

28

HIV/AIDS

Kiprah

Tegar Dampingi

enomena ini mengundang b e r d i r i n y a b e b e r a p a Fl e m b a g a s w a d a y a

masyarakat (LSM) di Salatiga. Berbagai LSM ini bergerak di bidang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Salah satu LSM yang berpartisipasi aktif d a l a m p e n c e g a h a n d a n penanggulangan HIV/AIDS adalah LSM Tegar.

LSM ini didirikan tiga tahun lalu sebagai bentuk kepedulian para p e n d i r i n y a t e r h a d a p k o n d i s i masyarakat berka i tan dengan perkembangan HIV/AIDS. “Kami berupaya memberikan pendampingan dan kontrol kepada masyarakat,” kata Alfred Lehurliana. Koordinator Lapangan LSM Tegar ini menjelaskan, pendampingan bertujuan mengurangi laju epidemi HIV/AIDS di Kota Salatiga.

Caranya? LSM aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang rawan tertular HIV/AIDS. Karena itulah, LSM ini didirikan di kawasan yang paling rawan penularan HIV/AIDS. Dengan strategi ini, pendampingan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Dalam memberikan penyuluhan, LSM Tegar menjalin kerja sama dan koordinasi dengan pihak Pemerintah

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Hingga saat ini, HIV/AIDS masih menjadi momok bagi masyarakat. Tak jarang, penderita terkucil dari lingkungan masyarakatnya. Kualitas hidup pun menurun.

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

29

Kota Salatiga. “Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota dan Komisi Penanggulangan AIDS,” tambahnya. Khusus pelayanan kesehatan, LSM Tegar menjalin kerja sama dengan Puskesmas Sidorejo Lor. Pelayanan kesehatan mencakup tes darah yang dilakukan dua kali dalam seminggu.

“Untuk pelayanan kesehatan, klien kami langsung datang ke Puskesmas,” ungkap putra Merauke yang merantau di Salatiga sejak 1986 ini. Hingga saat ini, biaya pelayanan kesehatan masih bersifat swadaya, artinya, ditanggung setiap klien.

Alfred menyatakan, klien tidak keberatan untuk menanggung biaya kesehatan. “Mereka juga menyadari, manfaat pemeriksaan itu untuk mereka sendiri,” tuturnya.

Hingga saat ini, klien LSM yang menjadi bekerja sama dengan Family Health International ini sudah mencapai 229 orang. Tetapi dari jumlah itu, tidak

semuanya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. “Terkadang ada sesuatu hal yang membuat mereka tidak sempat periksa,” kata pria yang lahir pada 28 April 1964 di Merauke ini.

Bagi klien yang dinyatakan positif HIV/AIDS, LSM Tegar juga menyediakan konselor. “Kami memiliki konselor dan manajer kasus yang menangani penderita HIV/AIDS atau IMS (infeksi menular seksual, Red) lain,” jelasnya. Bagi penderita dengan kasus berat dirujuk ke RSUP dr. Karyadi, Semarang.

Untuk sementara, klien LSM Tegar memang masih berasal dari sekitar kawasan Sarirejo, Kota Salatiga. Ini karena sasaran jangka panjang LSM Tegar adalah mengentaskan para klien dari profesinya sebagai PSK.

Tetapi, ini tak berarti LSM Tegar membatasi asal klien mereka. Jika ada masyarakat dari luar kawasan Sarirejo yang memerlukan pendampingan, LSM Tegar juga melayaninya.(kok/bty)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH menandatangani spanduk pada acara hari AIDS sedunia di lapangan Pancasila Salatiga

SosialisasiKandungan Gizi Ikan

emerintah Kota Salatiga melalui Dinas Pertanian menggalakkan gemar makan Pikan. Himbauan ini ditujukan pada

masyarakat Salatiga utamanya anak sekolah. Sebagai wujud keseriusan diadakan sosialisasi kandungan gizi ikan pada siswa Sekolah Dasar, sebagaimana dilaksanakan pada 27 November 2008 di SDN 2 Randuacir Kecamatan Argomulyo.

Siswa SDN 2 Randuacir yang berjumlah 128 anak dijamu makan dengan menu lauk ikan lele. Kali ini dipilih menu lele karena durinya relatif sedikit dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Selain itu siswa juga diberi tas sekolah dengan berslogan gemar makan ikan oleh ibu Rosa Darwanti, SH.M.Si Ketua Tim Penggerak PKK. Hadir dalam acara tersebut Staf Dinas Pertanian dan Tim Penggerak PKK Kota Salatiga.

Acara dibuka oleh ibu Rosa Darwanti, SH.M.Si. “Pengaturan konsumsi ikan yang baik dan rutin, disertai olahraga dan istirahat yang cukup, diharapkan akan

meningkatkan kualitas hidup seseorang, kerena dalam tubuh ikan terkandung gizi yang cukup lengkap. Oleh karena itu Kampanye Gemar Makan Ikan(GEMARIKAN) yang diselenggarakan dalam kesempatan ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi bapak/ibu guru dan anak untuk membiasakan makan ikan sebagai menu masakan keluarga” sambut Rosa.

“Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memasyarakatkan makan ikan bagi anak-anak sekolah agar menjadi generasi yang sehat, cerdas dan kuat serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan anak sekolah tentang kandungan gizi ikan serta manfaatnya” terang panitia.(lux)

30

Lintas Kota

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

nformasi tentang Bahaya HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba kiranya perlu terus Idiberikan kepada masyarakat khususnya

pelajar untuk pengetahuan, pencegahan dan penanggulangan masalah tersebut.

Untuk itu Departemen Komunikasi dan Informatika RI dan Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga pada tanggal 20 November 2008 menyelenggarakan Kegiatan Operasional Penyebaran Informasi Publik Tahun Anggaran 2008 dengan tema “Penanggulangan HIV/AIDS dan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba”.

Kegiatan ini mengambil tempat di Rumah Makan Banyu Bening, dan diikuti oleh 50-an orang peserta yang berasal dari siswa/siswi SMA/SMK/MA se-Kota Salatiga. Narasumber kegiatan ini berasal dari Dinas Kesehatan (Komisi Penanggulangan AIDS)dan Polres Kota Salatiga (Badan Narkotika Kota Salatiga). Hadir juga dalam kegiatan tersebut beberapa LSM yang memiliki keprihatinan yang sama, serta seorang yang positif terinveksi virus HIV yang melakukan testimony dihadapan peserta.

Peserta yang hadir terlihat sangat antusias bertukar pikiran dan mengharapkan akan ada kegiatan yang sama di hari selanjutnya, bahkan ada usulan untuk membakukannya dalam kurikulum sekolah. Mereka juga mengharapkan copy materi untuk digunakan dalam sosialisasi di lingkungan masing-masing.(shk)

HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba

Himbauan bagi anak-anak sekolah untuk gemar makan ikan.

Penanggulangan HIV/AIDS dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di R.M. Banyu Bening.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6,Desember 2008

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

31

apat Gelar Pengawasan Daerah (Larwasda) Kota Salatiga Tahun 2008 kembali digelar. RTempat rapat di Ruang Sidang II Pemerintah

Kota Salatiga pada tanggal 20 November 2008.Hadir dalam pembukaan John M Manoppo, SH

yang sekaligus membuka acara secara resmi. Peserta rapat gelar kali ini adalah: para Kepala SKPD di lingkungan Pemkot, Direktur Perusahaan Daerah, para Camat, Kepala Puekesmas se Salatiga, Kepala SMP,SMA/SMK Negeri, Kepala Kelurahan dan Kepala Cabang Dinas pendidikan.

Dasar rapat ini adalahKeputusan Walikota Salatiga Nomor 700-05/119/2008 tanggal 28 April 2008 tentang Panitia Penyelenggaraa Gelar Pengawasan Daerah (LARWASDA) Kota Salatiga Tahun 2008.

Materi Larwasda adalah Hasil Pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Hasil Pemeriksaan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dan Hasil Pemerikasaan Badan Pengawas Daerah Kota Salatiga Oleh Titik Indarti SH. Selain itu disosialisasikan pula Sistem Pengendalian Intern Pemerintah oleh Perwakilan BPKP Privinsi.

Ketua Panitia Retno Dwi Hartuti menjelaskan, maksud dari rapat gelar ini adalah, menyampaikan informasi hasil pengawasan oleh Aparat Pengawasan

Fungsional Internal, yitu BPKP, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dan Bawasda Kota Salatiga. “Sedang tujuannya adalah mempercepat penanganan dan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan dan mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik atau good governance.(lux)

Lintas Kota

memohon doa restu dan dukungan dana untuk kepergiannya ke Jakarta. Datang beserta rombongan, ketua Oik Centre, Mbak Santi, yang tak lelah menggalang dukungan dari berbagai kalangan. Saat ini selebaran dukungan sudah dibagikan pada SD dan TK di Kota Salatiga.

Bapak John M. Manoppo menyambut gembira atas keberhasilan anak Salatiga mengikuti Idola Cilik sampai Jakarta. Beliau akan memberikan bantuan dana dan berjanji menjemput Oik dari Jakarta, bila nanti menang pada pentas itu.

Ibu Dyah Puryati, juga ikut berbagi pengalaman bagaimana strategi beliau dalam mendukung Widi AFI.(shk)

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH bersama idola cilik

LARWASDA Tahun 2008

Rapat Gelar Pengawasan Daerah Kota Salatiga Tahun 2008

anggal 1 Desember lalu, Walikota Salatiga menerima tamu seorang anak perempuan kecil dari kampung Butuh untuk mengikuti T

babak penyisihan menuju 12 besar pentas Idola Cilik di layar RCTI. Nama anak perempuan itu Oik Cahya Ramadani. Dengan kepolosan anak kecil, Oik

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Doa Walikota Untuk Idola Cilik Salatiga

Doa Walikota Untuk Idola Cilik Salatiga

Posyandu Lansia

etiap hari Selasa minggu ke 4 warga lansia Perumda Karangalit beramai-ramai mendatangi Posyandu Lansia. Pos kesehatan S

usia lanjut ini berada di rumah bapak Ir Widodo Gondowerdoko RW VII.

Ketua Paguyuban Lansia Taryono Pitoyo menjelaskan, jumlah peserta paguyuban lansia RW VII sebanyak 118. “Namun dari jumlah 118 peserta tersebut rata-rata sekali periksa 50-60 lansia memeriksakan diri.

Hal tersebut karena rata-rata dari mereka sudah sehat atau ada keperluan keluarga” jelas Pitoyo.

Untuk tenaga medis didatangkan dari Puskesmas Kalicacing. Sedangkan tenaga administrasi dan pendaftaran dikelola oleh ibu-ibu PKK yang sudah lansia. Setiap datang peserta harus mendaftar dan mengukur berat dan tinggi badan. Setelah diukur anggka dibubuhkan pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Selain menjalankan posyandu paguyuban ini juga mengadakan kegiatan rutin terkait kesehatan, yaitu: senam sehat tiap hari Rabu pagi, jalan sehat setiap hari Minggu pagi . Para peserta juga mengadakan pendalaman budaya Jawa setiap malam Selasa Pahing denga pengampu KRAT. Sudaryo Hadinegoro.

“Saya cukup merasakan manfaat kegiatan tersebut, dua tahun yang lalu saya periksa tekanan darah tinggi 170/110 sekarang sekitar 120/90. Kegiatan keagamaan juga rutin digelar paguyuban ini. Tiap kegiatan diserahkan pada agama masing-masing seperti Islam dan Kristiani digelar pada hari Sabtu” tambah Pitoyo.(lux)

32

omisi penanggulangan AIDS Kota Salatiga melakukan pertemuan dengan Walikota KSalatiga, pada tanggal 1 Desember 2008

bertepatan dengan Peringatan Hari AIDS se-Dunia. Bersama beberapa LSM yang menjadi mitra KPA dalam memerangi Virus HIV/AIDS, seperti LSM Tegar, Trukajaya, WCTU, Gessang, Mitra Alam, dan Untitle, mereka menyampaikan pemikiran dan evaluasi kegiatan mereka.

Untuk lebih mengefektifkan langkah masyarakat dalam memerangi virus ini, mereka sepakat agar Pemkot Salatiga juga memberikan dukungan yang maksimal baik dalam kehadiran dalam berbagai acara sosialisasi dan dukungan dana, serta merespon kebutuhan masyarakat untuk menerbitkan sebuah perda mengenai AIDS.Walikota Salatiga siap mendukung setiap upaya

masyarakat bersama Pemkot Salatiga agar supaya peringkat Kota Salatiga dalam jumlah penderita AIDS, menjadi menurun. Semua berharap tidak ada lagi penderita AIDS di Kota Salatiga, karena masyarakat sudah sadar akan bahayanya.(shk)

Lansia Karangalit ramai-ramai datangi Posyandu Lansia

Pertemuan Komisi penanggulangan AIDS Kota Salatiga

Lintas Kota

KPA Siap Memerangi

Virus HIV/AIDS

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

33

alam rangka mendalami mata pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan, siswa kelas D4 SD Alazhar 22 Salatiga mengadakan

kunjungan ke Pemkot Salatiga. Kunjungan pendidikan tersebut berlangsung pada tanggal 10 Desember 2008.

Jumlah siswa yang mengadakan kunjungan adalah 63 siswa dan didampingi oleh 7 guru pendamping. Istilah yang digunakan dalam kunjungan ini adalah field trip (belajar di luar kelas). “Kami mengadakan field trip ini adalah untuk memperdalam mata pelajaran PKN. Siswa diajarkan dengan metode field trip, dengan begitu anak-anak akan tahu dan paham tentang Pemerintah Kota Salatiga secara langsung” terang Mukmin SpdI selaku koordinator siswa.

Sebelum berkunjung ke Kantor dan Instansi, anak-anak disambut oleh Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga Ign. Suroso Kuncoro, SH MH di kantor INKOM. Dalam dialog anak-anak bertanya seputar Pemerintahan.

Chantika salah satu siswi bertanya tentang gedung-gedung tertua (bersejarah) di Salatiga.

Ditanyakan pula jumlah radio yang ada di Kota ini, jumlah penduduk sekarang. Ada pula yang bertanya berapa umur menjadi walikota. Pak Ucok, demikian panggilan Kepala Kantor INKOM, menjawab secara gamblang semua pertanyaan.

Masih menurut Mukmin, hasil dari field trip ini nantinya akan dijadikan bahan diskusi anak-anak. Selain itu mereka juga diwajibkan membuat laporan proses kunjungan dan hasil yang didapatkan.

Setelah selesai berdialog anak-anak berniat mengunjungi Kantor DPRD Kota Salatiga. Sebelum ke gedung dewan, rombongan menyempatkan diri berfoto bersama di depan pendopo Pemkot.(lux)

emerintah Kota Salatiga melalui Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) meluncurkan Pbantuan rehab rumah. Bantuan ini

ditujukan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM). Penyerahan dilaksanakan di Balai Kelurahan Kutowinangun Tingkir Salatiga pada tanggal 29 November 2008.

Secara simbolis penyerahan dilakukan dari Kepala Bapeda Drs. Cholil As'ad kepada Kepala Kelurahan Kutowingangun Baedhowi SH MM. Besaran dana yang

dicairkan pada bantuan rehab rumah ini sebesar Rp 930 juta.

Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan dan Sosial Ekonomi Bapeda, Drs. Sulistiyono menyebutkan 365 RTM yang diberi bantuan tersebar di empat kecamatan di Salatiga. Kemudian pada pertengahan bulan Desember Bapeda juga akan menyerahkan kembali bantuan serupa sebanyak 135 RTM.

“Total RTM penerima dana rehab rumah pada tahun 2008 sebenarnya ditetapkan sebanyak 500 Kepala Keluarga(KK). Tapi penyaluran sekarang baru bias 365 KK. Sisanya akan dijadwalkan pada pertengangan bulan Desember” terang Sulistiyono.

Setelah acara serah terima selesai kemudian dilanjutkan ke lokasi rumah warga yang menerima. Lokasi yang dipilih adalah dusun Ngentak Kutowinangun. Drs. Baedhowi menerangkan bantuan tersebut tidak mutlak sebagai biaya rehab rumah. “dana bantuan tersebut dapat didimanfaatkan warga untuk rehab rumah atau pemasangan instalasi listrik dan air bersih dari PDAM.(lux)

365 RTMDapat Bantuan Rehab

Bapeda meluncurkan bantuan rehab rumah

Lintas Kota

Siswa Al-Azhar Kunjungi Pemkot

Lintas Kota

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Kunjungan Siswa Al-Azhar di Pemerintah Kota Salatiga

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Sri Sejati K MM Sekretaris Daerah Kota Salatiga.Kegiatan ini diprakarsai oleh Badan Kepegawaian

(BKD) Kota Salatiga. Daryadi SH Kepala BKD menerangkan peserta adalah para Kepala kantor, kepala Bagian, Kepala Bidang, Camat, Lurah dan Kepala seksi. “Mereka yang ikut tes juga disyaratkan pendidikan minimal D3 dan bagi pejabat yang 3 tahun menjelang pension tidak diikutkan. Namun mereka yang sudah menduduki jabatan ke depan tidak akan dilepas jabatannya, ini adalah sebagai bentuk keringanan bagi kedua criteria tersebut” terang Daryadi.

“Harapannya adalah kedepan penempatan pejabat dalam SOTK baru sesuai dengan kemampuan, sehingga penempatannya tidak akan salah. Program ini adalah yang pertama, nantinya jika hasilnya positif akan kita adakan tiap tahun bagi mereka yang promosi ke eselon 4 dan 3. Test fit and properties ini akan dilaksanakan selama 5, setelah 3 jam pertama ada istirahat selama 15 menit.” papar Daryadi.(lux)

Sidak CukaiRokok Ilegal

ebanyak 315 pejabat dari esolen 4 dan 3 mengikuti test fit and propertest. Uji kelayakan ini dilasanakan pada tanggal 8 S

(lupa)November 2008 di GPD Salatiga, dengan dipandu oleh tim yang berasal dari mahasiswa psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

Tes tersebut digelar untuk acuan penempatan jabatan pada Struktur Organisasi dan tata Kerja (SOTK) tahun 2009 mendatang. Hadir dan membuka acara Dra.

34

ntuk menekan penggunaan cukai rokok ilegal dan tak terdaftar di wilayah kerja UPemerintah Kota salatiga, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Polres, Kantor Satpol PP dan Kantor Inkom secara serentak menggelar Sidak Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal pada tanggal 4 Desember 2008. Sidak ini dilakukan pada ratusan toko dan pedagang kaki lima penjual rokok. Sebelum Sidak dilakukan, tim dipecah menjadi dua. Tim tersebut menyisir seluruh Pasar Raya I, Jalan Kalinyamat, dilanjutkan ke Jalan Taman Makam Pahlawan, Pasar Blauran, Kompleks terminal Taman Sari dan Shopping Centre.

Pedagang yang didatangi oleh tim Sidak sempat bertanya-tanya. Dengan mendengar penjelasan dari petugas, akhirnya mereka paham bahwa rokok tanpa cukai legal dari Bea Cukai, tidak layak untuk

diperdagangkan. Karena Negara dirugikan oleh produsennya yang tidak membayar cukai secara semestinya. Pada beberapa toko dan warung kecil d i temukan beberapa bungkus rokok yang menggunakan pita cukai palsu, bahkan ada juga yang tanpa disertai dengan pita cukai. Semua pedagang juga berharap agar produsen rokok yang nakal, dengan tidak menyertakan pita cukai dan tidak membayar pajak. (shk)

TES Fit and Properties

Kepala BKD, Daryadi, SH meninjau test fit propertest

Tim Sidak Pemkot Salatiga mendatangi penjual rokok.

Lintas Kota

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

35

asil pemeriksaan wanita binaan (wabin) Sarirejo Kecamatan Sidorejo dilaporkan. HPelaporan dilaksanakan oleh Komisi

Penanggulangan Aids (KPA) Salatiga bekerjasama dengan LSM Tegar.

Acara dilaksanakan di Aula RW IX Sarirejo atau sekretarian LSM Tegar pada tanggal 10 Oktober 2008. hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Ign. Suroso Kuncoro, SH. MH, Camat Sidorejo Muthoin, sekretaris KPA Sahli Suwidi beserta tim dan anggota LSM Tegar. Sedangkan peserta adalah ibu-bapak asuh dan pengelola karaoke.

“Hampir semua terlibat dalam penggulangan HIV, 3 domain yang terkait dengan penanggulangan tersebut adalah; pertama, para ibu Pembina, kedua, anak-anak binaandan ketiga KPA. Ibu Pembina harus ikut mengawasi dan membina dalam penanggulangan HIV. Sedangkan anak didik harus mengendalikan diri dan KPA juga harus memberi dukungan kuat dalam upaya penanggulangan ini” sambut Sahli.

Sedangkan bapak Camat menyarankan agar menyepakati langkah bersama dan mentaatinya. “Seperti kesepakatan rutin memeriksakan diri sesuai

jadwal dan jangan jualan barang rusak” jelas Muthoin.Sementara laporan KPA oleh dr. Zuraida M.Kes

menjelaskan bahwa kesadaran wabin untuk memerikasakan diri menurun. “Prosentase yang dating bulan maret 100% dan pada September 2008 ini menurun menjadi 85%. Sehingga hasil pemeriksaan infeksi menular seksual juga naik dari 80% menjadi 82%” lapor Zuraida.

Setelah laporan hasil pemeriksaan dan monitoring selesai dilanjutkan diskusi. Acara dipandu oleh Kepala Kantor Inkom. Usulan yang muncul adalah agar laporan hasil pemeriksaan agar dilaporkan kepada ibu asuh secara detail. “Kami tidak dilapori jadi kita tidak tahu apakah anak kami memeriksakan diri dan apa hasilnya. Saya usul agar hasil diberikan pada ibu asuh sehingga kami tahu dan kalau perlu menegur” usul ibu Diyem.(lux)

r Diah Sunarsasi akhirnya terpilih sebagai wakil walikota Salatiga. Pemungutan suara Idilaksanakan oleh DPRD Kota Salatiga pada

rapat paripurna penetapan Wakil Walikota Salatiga. Acara dilaksanakan di Ruang Sidang DPRD pada tanggal 18 Desember 2008.

Hadir dalam sidang Walikota Salatiga John M

Manoppo, SH beserta staf, Muspida, 23 Anggota DPRD, serta tamu undangan. Pimpinan sidang pemilihan orang nomor dua Salatiga ini dipimpin Wakil Ketua DPRD Drs. Kasmun Saparaus MSi.

Satu calon lain yang maju dalam penetapan tersebut adalah H Nugroho Budi Santoso SE. Dari 23 suara dewan yang diperebutkan masing-masing mengantongi 17 untuk Diah Sunarsasi dan 6 untuk Nugroho.

Dalam sambutannya Walikota Salatiga menyampaikan ucapan selamat kepada Wakil Walikota terpilih. Selanjutnya Walikota juga langsung menugaskan Wawali untuk hadir menyaksikan pelantikan pejabat pemerintah Kota Salatiga eselon III dan IV sehari setelah pemilihan.

Pemeilihan berlangsung aman tertib dan lancar. Prosesi pemilihan mirip aturan pemilihan umum yang baru, masing-masing dewan mencontreng salah satu calon kemudian memasukkan surat suara ke kotak suara.(lux)

Ir. Diah SunarsasiWawali Salatiga

Ir. Diah Sunarsasi terpilih sebagai Wawali Salatiga

Pertemuan Pengurus KPA di Sarirejo Salatiga

Lintas Kota

KPA Salatiga

Laporkan Hasil

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

36

Lintas Kota

mengambil tempat di kompleks Sarirejo RW 9 Kelurahan Sidorejolor tersebut merupakan salah satu bentuk penyebarluasan informasi dalam kemasan pertunjukkan seni. Informasi yang hendak disampaikan dalam kesempatan tersebut mengenai bahaya narkoba dan penyakit HIV/Aids.

Kompleks Sarirejo dijadikan tempat penyebaran informasi ini karena lokasi ini dinilai sebagai tempat yang sangat rentan terhadap penggunaan narkoba dan penyebaran penyakit kelamin menular khususnya penyakit HIV/Aids.

Walaupun dalam suasana hujan acara yang diselenggarakan pada senin, 16 Nopember 2008 tersebut tetap diminati oleh masyarakat. Hadir dalam kesempatan

tersebut Lurah Sidorejolor beserta jajarannya dan beberapa perwakilan dari SKPD. Informasi mengenai bahaya narkoba dan HIV/Aids dikemas dalam bentuk pementasan punakawan Bagong dan Gareng. Harapannya penyebarluasan informasi yang dikemas dengan pertunjukkan seni rakyat tersebut akan lebih dapat diterima oleh masyarakat.(pnj)

epkominfo bekerja sama dengan pemerintah Kota Salatiga dalam hal ini Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga menyelenggarakan Pentas D

Seni Pertunjukkan Rakyat dengan menampilkan seni kuda lumping dari sanggar seni Turangga Digdo Kauman Kidul. Pentas seni yang

enurunnya minat orang jawa terhadap budaya Jawa merupakan suatu hal yang Msangat disayangkan namun merupakan

sebuah realita. Tidak bisa dipungkiri memang pelan-pelan orang Jawa mulai meninggalkan budaya yang sangat adiluhung. Menyadari akan kondisi tersebut Dinas Pariwisata Seni Budaya dan Olahraga Kota Salatiga menyelenggarakan Lomba Macapat Tingkat SMP/MTs dan Pidato Bahasa Jawa Tingkat SMA/SMK Kota Salatiga .

Acara tersebut diselenggarakan pada Senin dan Selasa, 17 dan 18 Nopember 2008 bertempat di Ruang Sidang II dan Sidang III Pemkot Salatiga. Drs. Sukadi Kabid Kebudayaan selaku Ketua Panitia Lomba menyampaikan rasa gembiranya karena tingginya partisipasi dari sekolah – sekolahan di Kota Salatiga, hal ini terlihat dari antusias dan banyaknya jumlah peserta yang mengikuti lomba. Menurut Sukadi dari 22 SMP/MTs di Kota Salatiga tercatat 35 peserta mengikuti

Lomba MacapatDiikuti 35 Peserta

Pertunjukan rakyat seni Kuda Lumping di Komplek Sarirejo

Pemenang lomba macapat tingkat SMP/MTs

lomba tersebut. Dalam kesempatan tersebut setiap peserta

diharuskan melantunkan satu tembang wajib yaitu Dhandhang Gula Buminatan laras slendro dan satu tembang pilihan dari dua pilihan yaitu Maskumambang laras pelog dan Mijil laras pelog.(pnj)

Foto/HB:pnjFoto/HB:pnj

Foto/HB:pnjFoto/HB:pnj

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Kuda Lumpingdi Komplek Sarirejo

Kuda Lumpingdi Komplek Sarirejo

37

orupsi sebagai suatu tindakan yang merugikan masyarakat Kmerupakan jenis penyakit

masyarakat yang mendunia. Namanya penyakit, korupsi termasuk jenis penyakit yang menular, sehingga memungkinkan terjadinya penularan dari satu oknum ke oknum yang lain. Sebagai penyakit yang berbahaya maka seyogyanya untuk diwaspadai oleh setiap orang.

Dalam rangka mewaspadai bahaya korupsi, pada Selasa, 9 Desember 2008 Pemerintah Kota Salatiga beserta jajaran terkait melaksanakan Upacara peringatan Hari Anti Korupsi di Halaman Pemkot Salatiga. Seusai upacara, peringatan Hari Anti Korupsi tersebut dilanjutkan dengan penempelan dan pembagian stiker pada masyarakat yang melintas di lapangan Pancasila.

Walikota Salatiga dan segenap muspida secara bersama – sama menempelkan stiker anti korupsi pada

papan pengumuman pemkot Salatiga yang terletak di sisi sebelah timur lapangan Pancasila. Harapannya aksi ini dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian dari semua pihak untuk bersama – sama memberantas dan mengantisipasi segala keadaan yang dapat mendorong terjadinya korupsi.(pnj)

ewi Fortuna sedang ingin bersanding dengan Dewi Arum. Dalam penarikan Dundian Tamades yang digelar Badan

Kredit Kecamatan (BKK) Sidorejo, Jumat, (19/12) di Ruang Sidang III Pemkot, Dewi Arum dinyatakan sebagai pemenang hadiah utama yang disediakan oleh panitia. Dengan demikian, nasabah yang beralamat di Jalan Mayangsari, Salatiga tersebut berhak membawa pulang sepeda motor Yamaha Mio.

Kepada HB, Agus Samodro selaku ketua panitia penarikan undian, menyatakan bahwa Penyaringan Hadiah Tamades diselenggarakan rutin tiap tahun dengan maksu7d untuk memasyarakatkan produk Tamades BKK Sidorejo, sekaligus sebagai bentuk perhatian dan penghargaan BKK terhadap nasabah.

Sementara itu, jumlah kupon yang diundi pada penarikan yang dihadiri sekita seratusan nasabah tersebut sebanyak 55.305 lembar.

Sampai dengan pelaksanaan penyaringan hadiah, nasabah BKK Sidorejo tercatat berjumlah 1.246 orang. Dana yang berhasil dihimpun dari nasabah dalam bentuk tabungan sebesar 4.935.500 rupiah.

Di samping Dewi arum yang berhasil membawa pulang Yamaha Mio, 25 orang lain nasabah BKK juga berhasil mendapat keberuntungan memperoleh hadiah. Selain sepeda motor yang merupakan hadiah utama, juga disediakan hadiah hiburan berupa mesin cuci, televisi, lemari es, kompor gas dan sejumlah alat elektronik. Sementara pajak undian ditanggung oleh pemenang. (pnj)

Undian TamadesBKK Sidorejo Salatiga

Lintas Kota

Hari Anti Korupsi

diperingati di salatiga

Hari Anti Korupsi

diperingati di salatiga

Penempelan poster anti korupsi di Pemkot Salatiga

Foto/HB:pnjFoto/HB:pnj

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan Program Salatiga clean and green. Lebih dari itu pembenahan taman ini dapat dijadikan sebagai contoh pengelolaan taman kantor oleh instansi lain dilingkungan pemkot Salatiga(pnj)

38

Lintas Kota

ertempat di Ruang Sidang II, Selasa 2 Desember 2008. Pemerintah Kota Salatiga Bmenerima tamu peserta Diklatpim II

Angkatan 24 kelas B. Sejumlah 32 peserta yang terdiri dari calon pejabat eselon II dan pejabat eselon II dari berbagai wilayah di Sumatra bermaksud untuk melaksanakan studi lapangan sebagai salah satu programa dalam pelaksanaan Diklat tersebut.

Diklat yang diselenggarakan oleh LAN RI bidang Spimnas tersebut melaksanakan studi lapangan selama enam hari hingga tanggal 6 Desember 2008. Kapusdiklat spimnas dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Salatiga yang telah bersedia menerima kedatangannya bersama rombongan dan mengharapkan kerjasama yang baik demi kelancarana pendidikan para peserta Diklat.

W a l i k o t a S a l a t i g a J o h n M M a n o p p o menyampaikan perkembangan Kota Salatiga dari tahun ke tahun termasuk kondisi budaya dan penduduk Salatiga yang sangat beragam semisal Indonesia dalam miniatur.

Di akhir acara perwakilan rombongan peserta Diklatpim menyerahkan kenang – kenangan berupa kain ulos kepada Walikota Salatiga.(pnj)

Studi LapanganPeserta Diklatpim II Sumatra

uasana indah,asri sedap dipandang lagi bersih merupakan kondisi yang diharapkan oleh setiap orang. Karena kondisi tersebut S

dapat menciptakan rasa kerasan, dapat meningkatkan semangat kerja dan mencegah timbulnya rasa jenuh. Untuk itulah Pemerintah Kota Salatiga berbenah diri mempercantik penampilan, dengan memperindah taman – taman yang telah ada. Dana sejumlah Rp. 291 juta telah disiapkan dari APBD Kota Salatiga tahun 2008 untuk keperluan tersebut. Menurut Kepala Bagian Umum Setda Kota Salatiga Drs. Tedjo Supriyanto, MM dana sebesar itu tidak hanya diperuntukkan pembenahan taman di halaman pemkot saja namun juga taman di tepi Jl. Letjend Sukowati. Lebih lanjut Tedjo menjelaskan proyek pertamanan tersebut diharapkan dapat selesai pada 15 Desember 2008 . Selain memperindah Balaikota Salatiga proyek

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH mendapat cidera mata

Wajah baru Pemkot Salatiga

Foto/HB:pnjFoto/HB:pnj

Foto/HB:pnjiFoto/HB:pnji

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Pemkot SalatigaPercantik Diri

39

ari Raya Qurban atau cukup dikenal dengan Iedul Adha 1429 H telah diperingati Holeh umat islam seluruh dunia pada Senin,

8 Desember 2008 yang lalu. Dalam kesempatan tersebut PHBI (Panitia

Peringatan Hari Besar Islam) bersama Kandepag Kota Salatiga menggelar sholat ied di lapangan Pancasila, dengan imam sholat Syeh Abdurrahman Kamil Isa Dosen STAIN Salatiga yang berasal dari Mesir dan khatib Kapolres Salatiga AKBP Agus Rohmat SIK, SH, M.Hum. Kapolres dalam khutbahnya menyampaikan sebuah tema yaitu Kurban sebagai wujud ketaatan dan kecintaan kepada Alloh SWT serta wujud kepedulian sosial.

Dalam memeriahkan peringatan Hari Raya Iedul Adha tersebut PHBI menyelenggarakan lomba takbiran tingkat Kota Salatiga yang diikuti oleh masjid dan Mushola di Kota Salatiga. Tampil sebagai pemenang dalam lomba takbiran tersebut adalah Kecamatan

alatiga Peringati Hari Korpri dan HIV/AidsS

Pada hari Senin, 1 Desember 2008 yang lalu Pemkot Ko ta Sa la t i ga memperingati hari Korpri dan Hari HIV/Aids secara b e r s a m a a n . D e n g a n mengusung tema Netralitas Korpri dalam Pemilu adalah a m a n a h y a n g h a r u s ditegakkan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo melalui W a l i k o t a S a l a t i g a mengingatkan agar PNS tetap ne t ra l men j e l ang dan sesudah pelaksanaan pemilu mendatang. Sesuai salah satu butir dalam Panca Prasetya Korpri yaitu Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan, maka sudah

seharusnya dalam pemilu 2009 nanti PNS harus m e n j a d i c o n t o h b a g i m a s y a r a k a t u n t u k berperilaku yang positif sehingga dapat menjadi panutan bagi masyarakat pada umumnya dalam mendukung pemuli 2009. Dalam kesempatan tersebut j u g a d i s e r a h k a n penghargaan dan hadiah bagi pegawai dan siswa berprestasi di Kota Salatiga. P a d a a k h i r a c a r a , d i l a k s a n a k a n penandatanganan spanduk

panjang oleh Walikota Salatiga, segenap muspida dan masyarakat Salatiga sebagai suatu wujud komitmen terhadap penanggulangan penyakit HIV/Aids di Kota Salatiga.(pnj)

Netralitas KorpriDalam Pemilihan Umum

PHBI Gelar Sholat Idul Adha

Lintas Kota

Sholat Idul Adha di Lapangan Pancasila Salatiga

Anggota Korpri menandatangani Spanduk HIV/AIDS

Foto/HB:pnjFoto/HB:pnj

Sidorejo dimenangkan oleh Masjid Al Hasan Banyuputih Sidorejolor; Kecamatan Sidomukti dimenangkan oleh Masjid Hasan Ma'arif Kecandran; Kecamatan Argomulyo dimenangkan oleh Masjid Sufi Tegalrejo dan Kecamatan Tingkir dimenangkan oleh Masjid Bismillah Abu Bakar Asy Syidiq Gendongan.(pnj)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:pnjFoto/HB:pnj

40

EMASANGAN atribut partai politik yang bakal berlaga dalam kompetisi perebutan Psuara pemilihan umum 2009 sudah terlihat

di mana-mana. Bagaimanakah seharusnya Kota Salatiga mengatur pemasangan atribut parpol dimaksud? Pengaturan mengenai hal itu terdapat Peraturan Walikota (Perwali) Kota Salatiga Nomor 41 Tahun 2008. Aturan dimaksud diberi nama Peraturan Walikota tentang Penggunaan Fasilitas-fasilitas Milik atau yang Dikuasai Pemerintah Daerah dan Ketentuan Pemasangan Alat Peraga Kampanye Dalam Rangka Pemilihan Umum di Kota Salatiga.

Menurut Perwali, penggunaan fasilitas-fasilitas milik (ownership) atau yang dikuasai (possesion) Pemerintah Daerah dan pemasangan alat peraga kampanye yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Walikota ini wajib menyesuaikan dengannya.

Adapun berapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan Perwali itu. Antara lain, untuk mendukung ketertiban dan kelancaran penyelenggaraan Pemilihan Umum di Kota Salatiga.

Dijelaskan dalam Perwali, fasilitas milik atau yang dikuasai Pemerintah Daerah adalah sarana dan pra sarana yang berupa aset, bantuan atau hibah maupun bantuan dari pihak lain yang bergerak maupun tidak bergerak yang dapat dimanfaatkan kegunaannya oleh perseorangan maupun badan hukum, yang karena fungsi dan peraturan yang ditetapkan menjadi wewenang dan kekuasaan Pemerintah Daerah.

Atribut Parpol dalam Perwali adalah benda atau alat yang menurut bentuk dan susunannya dipergunakan untuk memperkenalkan, mengajukan dan memujikan seseorang atau badan yang ditempatkan atau dapat dilihat dan dibaca dari suatu tempat oleh masyarakat umum yang dikenal dengan konsep alat peraga.

Dengan demikian secara konseptual atribut Parpol berbeda dengan reklame yang didefinisikan sebagai benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk, susunan dan atau corak ragamnya bertujuan tertentu, dipergunakan untuk memperkenalkan, mengajukan dan menyajikan suatu barang atau jasa seseorang atau badan yang diselenggarakan atau ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum.

Pengertian KawasanPerwali juga memberikan gambaran tentang

pengertian kawasan yang meliputi: kawasan bebas. Kawasan ini sama sekali tidak diperbolehkan

Hukum

PeraturanPemasangan Atribut Parpol

diselenggarakan kegiatan reklame/pemasangan atribut, alat peraga dan/atau sejenisnya. Kawasan bebas meliputi: rumah atau tempat ibadah; rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan kesehatan;gedung milik pemerintah, kecuali GPD; komplek militer; lembaga pendidikan; Kawasan sejauh 50 meter dihitung dari pagar pembatas luar gedung milik pemerintah dan komplek militer; tempat milik perseorangan atau badan swasta tanpa seizin yang punya. Sejumlah jalan tertentu, tiang listrik, rambu-rambu lalu lintas, tiang telepon, dan pohon-pohon pelindung juga dikategorikan sebagai kawasan bebas.

Disamping kawasan bebas, ada pula kawasan khusus. Kawasan dengan karakter ciri tertentu yang memiliki kualitas lingkungan dan arsitektur bangunan yang baik, diperbolehkan diselenggarakan kegiatan reklame/atribut, alat peraga dan/atau sejenisnya dengan menempel di bagian depan bangunan. Kawasan khusus meliputi: Sekretariat Partai Politik; dan Posko Tim Kampanye.

Kawasan berikutnya adalah kawasan selektif. Dalam kawasan selektif, diperbolehkan diselenggarakan kegiatan dan titik reklame/atribut, alat Peraga dan/atau sejenisnya terpilih. Kawasan selektif meliputi beberapa jalan penting. Menurut Perwali, pemasangan alat peraga kampanye berupa baliho dan banner atau sejenisnya dalam kawasan selektif dianggap sebagai alat reklame.

Kawasan terakhir yang didefinisikan oleh Perwali adalah kawasan umum. Dalam kawasan ini diperbolehkan diselenggarakan kegiatan dan titik reklame/atribut, alat peraga dan/atau sejenisnya. Kata Perwali, mengingat kawasan selain kawasan bebas, kawasan khusus, dan kawasan selektif merupakan kawasan umum, maka pemasangan alat peraga kampanye diperbolehkan dan tidak dikenakan pajak reklame.

Kesempatan SamaAsas penting dalam Perwali mendikte supaya

Pemerintah Daerah memberikan kesempatan yang sama kepada Tim Kampanye dalam penggunaan fasilitas-fasilitas milik atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang diperbolehkan untuk penyampaian materi kampanye selama masa kampanye. Sifat dari kesempatan dimaksud adalah bersyarat (conditional). Antara lain, Tim Kampanye wajib mematuhi ketentuan–ketentuan yang telah ditetapkan KPUD dan memperhatikan faktor keamanan, etika, kebersihan, keindahan serta kepatutan. Tambahan, apabila terjadi kerusakan, kehilangan ataupun kekurangan dalam

Jeferson Kameo, SH., LLM., PhD*

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:istFoto/HB:ist

41

penggunaannya, maka Tim Kampanye wajib mengganti dan memperbaiki.

Dalam kaitan itu, Perwali membuat kategori jenis barang yang dikuasai atau dimiliki pemda yakni barang-barang bergerak dan tidak bergerak. Untuk jenis barang bergerak, termasuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat atau lebih berupa mobil dinas, mobil operasional dan bus serta benda/barang yang beroda seperti gerobak dorong, gerobak mobil dan sejenisnya termasuk di dalamnya adalah Radio Siaran milik Pemerintah Daerah. Sedangkan untuk barang tidak bergerak termasuk barang/benda tidak bergerak antara lain: jalan, lapangan, bangunan, gedung, tempat pemasangan reklame dan sejenisnya.

Kecuali radio siaran mil ik Pemerintah Daerah.Barang/benda bergerak, dilarang dipergunakan untuk segala kegiatan Pemilu, kampanye dan kegiatan lain yang mendukung kegiatan Pemilu semua barang dalam kategori benda atau barang bergerak. Penggunaan radio siaran milik Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud di atas diberikan alokasi waktu yang sama dan perlakuan secara berimbang bagi peserta Pemilu untuk menyampaikan materi kampanye. Disamping itu perwali juga mengatur bahwa penggunaan radio siaran milik Pemerintah Daerah dapat dilakukan setelah menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Inkom dengan melampirkan jadwal kampanye yang dikeluarkan oleh KPUD dan menyelesaikan segala persyaratan yang ditentukan.

Penggunaan barang/benda tidak bergerak berupa lapangan dapat dilakukan setelah menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Walikota dengan tembusan kepada Dinas/Instansi terkait, Camat dan Lurah setempat. Penggunaan barang/benda tidak bergerak yang dapat dilaksanakan dalam bentuk sewa menyewa berupa:Gedung Pertemuan Daerah (GPD), dan Lapangan Stadion Kridanggo. Permohonan tertulis atas penggunaan barang/benda tidak bergerak diajukan kepada Kepala Dinas Parsenibud dan OR dengan melampirkan jadwal kampanye yang dikeluarkan oleh KPUD.

Jenis AtributJenis atribut atau alat peraga kampanye dalam

pelaksanaan kegiatan Pemilu dan sejenisnya juga dimasukan spanduk, baliho, banner, bendera, pamflet, leaflet, brosur, stiker dan souvenir serta pernak-pernik lainnya. Alat peraga kampanye sebagaimana dimaksud memuat salah satu dari unsur–unsur seperti terdapat ajakan atau pernyataan kampanye partai politik dan pasangan calon; memuat visi dan misi dalam rangka menyakinkan pemilih untuk memperoleh dukungan; nama atau singkatan nama pasangan calon; dan foto pasangan calon. Pemasangan terhadap semua hal itu oleh Tim Kampanye wajib memperhatikan hal–hal seperti jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPUD; faktor keamanan, etika, kebersihan, keindahan kota serta kepatutan dalam ukuran dan jumlah. Apabila tempat yang digunakan untuk pemasangan alat peraga kampanye milik perseorangan atau badan swasta harus mendapatkan izin dari pemilik yang bersangkutan. Patut diperhatikan pula untuk tidak memasang alat peraga kampanye secara melintang di atas jalan.

Patut pula diperhat ikan, sebagaimana dikemukakan di dalam perwali yakni bahwa pemasangan alat peraga kampanye dan identitas partai politik di lingkungan sekretariat partai politik, baik diluar masa kampanye maupun dalam masa kampanye, tidak melebihi 10 (sepuluh) meter dari pagar pembatas luar. Pemasangan alat peraga kampanye di sekitar posko Tim Kampanye diperbolehkan sepanjang masih dalam masa kampanye dan posko tersebut sudah didaftarkan dan mendapatkan rekomendasi dari KPUD.

Tambahan pula, pemasangan alat peraga kampanye pada saat pelaksanaan kegiatan internal partai politik dalam masa kampanye diperbolehkan sepanjang kegiatan tersebut sesuai dengan jadwal kampanye. Sedangkan pemasangan alat peraga kampanye pada saat pelaksanaan kegiatan internal partai politik diluar masa kampanye diperbolehkan sepanjang kegiatan tersebut telah diberitahukan secara tertulis kepada Walikota cq. Kepala Kantor Kesbang dan Linmas paling lambat 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan.Dalam kaitannya dengan etika dan estetika kota, perwali memerinci bahwa tempat-tempat pemasangan bersama alat peraga kampanye berupa bendera ditetapkan dapat dilakukan di Bunderan Taman Sari; Pertigaan ABC; dan Tugu PKK. Tempat pemasangan alat peraga bersama berupa baliho akan ditentukan dalam koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan KPUD.

Penyebaran Alat Peraga Kampanye. Penyebaran alat peraga kampanye berupa pamflet, leaflet, brosur, stiker dan souvenir serta pernak-pernik partai politik dalam masa kampanye yang dilakukan di pasar diperbolehkan sepanjang dalam pelaksanaannya tidak disertai dengan kegiatan orasi atau kegiatan lain yang dapat mengganggu aktivitas para pedagang. Sebelum pelaksanaan kegiatan ada memberitahukan secara tertulis kepada Walikota cq. Kepala Dinas Pasar dan PKL dengan tembusan kepada Kepala Kantor Kesbang dan Linmas.

Menarik, tersirat Perwali juga mengenal konsep decommisdioning atau pembersihan Alat Peraga Kampanye beserta mekanisme pelaksanaannya. Menurut Perwali, artibut Parpol wajib dibersihkan oleh Tim Kampanye paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari/tanggal pemungutan suara. Apabila dalam pembersihan alat peraga kampanye tidak dilaksanakan, akan diberikan surat teguran oleh Panwaslu Kota. Apabila surat teguran tidak diindahkan maka alat peraga kampanye akan dibersihkan di bawah koordinasi KPUD. Pembersihan alat peraga demikian dapat melibatkan Tim Pemerintah Daerah yang dibentuk dengan Keputusan Walikota. Tim dimaksud terdiri dari unsur Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor Kesbang dan Linmas, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, Bagian Hukum Setda, Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPT PT SP), Camat, dan Lurah setempat. Kesuksesan penggunaan atribut Parpol untuk tujuan-tujuan Parpol serta Pemilu 2009 digantungkan kepada kepatuhan (obedience) terhadap Perwali ini.

*Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum UKSW Salatiga

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

42

Bahan: 5 buah pisang kepok atau tanduk yang masak pohon dan minyak goring. Adonan Pelapis: 3 sdm tepung terigu; 2 sdm tepung beras; 1 sdmkeju cheddar parut; 150 ml air; 1 sdt gula pasir; 1/2 sdt garam; 100 g tepung panir kasar.

Cara membuat: Kupas pisang, potong 6-10 cm dan belah membujur menjadi 3 bagian. Adonan Pelapis: Aduk tepung terigu, keju, tepung beras, gula dan garam serta air hingga licin dan cukup kental; Celupkan tiap potongan pisang dalam Adonan Pelapis; Gulingkan dalam tepung panir hingga kedua sisinya terlapisi tepung panir; Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga kuning keokelatan dan kering; Angkat dan tiriskan.

T i p s

Pisang GorengKrispi dan Puding CoklatPisang GorengKrispi dan Puding Coklat

Bahan : 100 gr Coklat bubuk; 1 1/2 ltr Susu segar; 200 gr Gula pasir; 2 bungkus Agar - agar bubuk putih; 4 btr Kuning telur (kocok).

Cara Membuat : Larutkan coklat bubuk dengan sedikit susu; Masak sisa susu bersama dengan gula pasir dan agar - agar bubuk; Tambahkan larutan coklat kedalamnya, masak hingga mendidih; Ambil sedikit adonan susu tersebut dan tuang kedalam kocokan telur, aduk rata; Tuangkan kembali kedalam adonan susu, rebus hingga mendidih; Angkat dan aduk - aduk hingga uapnya hilang; Tuangkan kedalam cetakan yang sudah dibasahi air; Biarkan hingga mengeras, simpan dalam lemari pendingin; Sajikan puding dalam keadaan dingin.

Tips HB.(ind)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Pisang Goreng Krispi

Foto/HB:istFoto/HB:ist

emberi perhatian dan kasih sayang untuk Keluarga menje lang Mperayaan Natal dan Tahun Baru

2009, ternyata sangat sederhana. Kita dapat menyajikan makanan yang

praktis dan lezat untuk dinikmati bersama, sehingga dapat menambah keakraban dan kemeriahan. Camilan ringan ini gampang dibuat dan dijamin pasti semua suka.

Puding Coklat

Foto/HB:istFoto/HB:ist

sambari menambah penghasilan keluarga. Proses produksinya sangat sederhana , hanya memerlukan k e t e l a t e n a n d a n kesabaran, karena produksi makanan ini, berhubungan dengan k u a l i t a s p r o d u k makanan sehingga harus cermat dan tepat, dalam pengorengan tidak boleh terlalu lama, dan merebusnya juga harus sesuai dengan takaran agar mendapat hasil yang layak jual, keluwesan Samiun ini juga dilatar belakangi dengan pengalaman pernah mengikuti kursus pertanian,, sehingga dia mampu memilih bahan baku pertanian yang berkualitas dan layak produksi, “Biasanya jagung kami peroleh dari petani sekitar, namun bila stoknya terbatas baru saya mengambil dari petani di kabupaten Semarang, “ Ujarnya.

Jagung yang akan diolah merupakan produk pilihan, biasanya para pemasok sudah memahami jenis jagung yang memenuhi standar. Dalam sekali produksi membutuhkan 75 kg jagung, adapun bahan dasar produksinya adalah, minyak goreng nabati dari kelapa sawit kualitas nomor 1 supaya tidak cepat apek dan tetap renyah dan garam dapur halus, sedangkan bahan bakar berupa serbuk grajen dan kayu karet, kedua komponen ini tepat untuk tungku pemanas, selain api dengan kalori yang tepat juga dapat menekan biaya bahan bakar.

Dalam proses produksinya Jagung yang siap diolah dimasukkan ke dalam tong pemasak yang berisi air, direndam dan dipanaskan selama 2,5 jam diatas tungku panas kemudian diberi gamping untuk melunakkan dan menghilangkan kulit ari jagung, setelah itu diangkat dibersihkan dicuci dan dimasak kembali untuk kedua kalinya selama 2,5 jam, akhirnya ditiriskan selama 12 jam kemudian digoreng melalui 2 tahap, di wajan kecil kemudian diulangi lagi pada wajan yang besar secara berurutan agar jagung bener- benar renyah, kemudian setelah matang ditiriskan dan diberi garam secukupnya, dan akhirnya dikemas dan diberi label, selanjutnya siap untuk dipasarkan.

Samiun menyadari bahwa dunia usaha seperti produksi rumah tangga yang tekun dijalaninya ini juga tidak luput dari tantangan dan rintangan, seperti misalnya ketika terjadi kelangkaan bahan baku jagung, ketidak stabilan harga bahan baku produksi seperti kenaikan minyak goreng dan bahan kemasan plasti, tentu saja akan berimbas pada biaya produksinya sehingga perlu adanya strategi untuk bisa menekan biaya tanpa harus menaikkan harga jual, sebab saat ini konsumen sudah jeli dengan harga-harga, bila dinaikkan sedikit saja imbasnya akan kurang laku.(ind)

asanya gurih, asinnya pas, renyah dan tidak keras bila dimakan, istimewanya lagi, Rpanganan yang berasal dari Jagung ini tidak

memiliki komposisi yang neko-neko, alami sekali, tidak perlu dengan vetsin, pewarna dan pengharum makanan, cukup dengan garam dapur saja, Itulah produksi Rumah tangga dari dusun Cabean Salatiga yang dikenal dengan nama Marneng cap “ Ibu Suminah” yang tentu saja sangat disukai mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, bahkan disetiap sudut warung di seputar Salatiga pun menjajakannya.

Menyelusuri proses produksinya, seperti yang tampak pada aktivitas pengorengan dan pengepakan makanan di sebuah rumah yang terletak di tengah hamparan ladang, tepatnya di dusun Cabean Mangunsari Salatiga, Samiun yang adalah pria asal desa setempat telah tekun mengeluti produksi rumah tangga marneng jagung sejak tahun 1982. Berawal dari usaha yang dirintis oleh ibunya, Ny. Suminah, dia mulai tertarik untuk meneruskan usaha ini. Akhirnya di tahun 2003 dia memutuskan untuk mandiri, namun tetap masih mengunakan merk nama ibu yaitu jagung goreng “Ibu Suminah”, yang sudah terdaftar dalam merk dagang atau NIPIK ( Nomor Induk Pengusaha Industri Kecil) dari Dinas perindustrian.

Dari cara produksi sampai penjualan yang saat itu masih serba tradisional, lambat laun seiring dengan semakin meningkatnya penjualan, dia mulai menerapkan strategi produksi dan pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Dengan berbekal dari ketekunan , ketrampilan serta resep yang telah ada, Bapak satu anak ini, menjelaskan bahwa seluruh proses produksi dikerjakan sendiri dan dibantu oleh satu orang tenaga produksi serta empat pekerja untuk mengemas /packaging, para pekerja ini sengaja diperbantukan dari warga sekitar saja, terutama para ibu-ibu rumah tangga yang kebetulan bersedia untuk bekerja paruh waktu

43

Potensi

RenyahnyaMarning Cabean

RenyahnyaMarning Cabean

Suasana pembuatan Marning cap “Ibu Suminah”

Foto/HB:indFoto/HB:ind

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Pembuatan Marning

Foto/HB:indFoto/HB:ind

ebuah sumur tua dinaungi rimbunnya pohon Beringin dan dikelilingi teduhnya rumpun-rumpun bambu, sudah sejak S

dahulu menjadi sumber penghidupan Kampung Tegalsari untuk memenuhi kebutuhan akan air. Dari jalan beraspal kampung, kita masih harus menyusuri jalan beton swadaya masyarakat yang sedikit berlubang sepanjang sekitar 50m, dengan kanan kiri tegalan dan kebun penduduk. Sebuah sungai kecil (jw=kalèn) membatasi langsung wilayah Kampung Tegalsari yang berada di wilayah Kelurahan Mangunsari dengan Kelurahan Tegalrejo (daerah Perumahan Sub Inti) dan Kelurahan Kumpulrejo (daerah Kenteng). Di tepi kalèn itulah sumur tua itu berada. Masyarakat sekitar menyebut sember air itu dengan sebutan Sumur Wali.

Mbah Basri (84th), Modin sekaligus sesepuh Kampung Tegalsari menuturkan bahwa keberadaan Sumur Wali sudah ada sejak dahulu kala. Bahkan ketika dia masih kecil keberadaan sumur itu sudah ada. Memang dulu tidak berbentuk sumur seperti keadaan sumur modern dengan bibir yang dibeton, melainkan sebentuk Mbelik (mata air) yang tak henti diambil airnya oleh penduduk sekitar. “Ketika musim kemarau tiba, penduduk dari waktu ke waktu mengambil air dari Sumur Wali. Mereka baru berhenti sebentar untuk menunaikan Sholat Maghrib,” kata Mbah Basri. “Bahkan antrean warga yang mengambil air masih ada sampai jam 1 malam, dan masih tak terputus dengan disusul orang yang datang di waktu Subuh,” tambahnya.

Oleh warga sekitar, sumur dengan kedalaman 8 meter ini mendapatkan tempat tersendiri. Hal ini tercermin pada kebiasaan warga setempat untuk membersihkan, mendoakan dan melakukan semacam sesaji dalam sebuah adat Nyadran dan Saparan. Acara Nyadran dan Saparan dilakukan setahun sekali setiap bulan Jawa atau bulan Sapar.

Keg iatan i tu biasanya mengambil waktu 2 hari. Pada h a r i p e r t a m a dilakukan kenduri ( s l a m e t a n )

dilanjutkan dengan Nyadran (bersih-bersih) Kali dan Nyadran Kuburan. Warga membersihkan Kuburan Gede dan Kuburan Cilik yang ada di Kampung Tegalsari, dan lokasi di sekitar Sumur Wali. Sesaji atau Ambengan bersama dengan nasi tumpeng dan berbagai makanan serta jajanan pasar komplit, yang dipersiapkan warga secara bersama didoakan di suatu tempat untuk kemudian dimakan bersama dan dibagikan kepada warga. Sesaji yang disusun dalam Ancak kemudian dikirim oleh beberapa orang untuk ditaruh di bawah pohon beringin, sebelah kali atau sumur, dan pada sebuah batu Tlompak di sisi timur sumur.

Pada hari kedua dilakukan pentas kesenian wayang kulit sebagai rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkah keselamatan yang diberikan kepada Kampung Tegalsari. Sekarang acara Nyadran dan Saparan direncanakan bersama oleh warga dalam Forum RW. Masyarakat yang terlibat dalam acara tersebut juga berangkat dari berbagai latar belakang, dan sering dihadiri oleh Muspika dan Muspida Kota Salatiga. Kesungguhan masyarakat Tegalsari untuk melestarikan naluri budaya nenek moyangnya juga telihat dalam keterlibatan warga dalam penggalangan dana.

Ada sebuah cerita turun temurun tentang pantangan-pantangan berkaitan dengan keberadaan Sumur Wali Tegalsari. “Bagi orang yang yang selesai melahirkan, tidak diperbolehkan untuk mengunjungi sumur itu dan mencuci pakaian kotornya di tempat itu. Juga buat pasangan pengantin baru yang belum usia perkawinannya belum sepasar (lima hari) adalah sebuah pantangan untuk berkunjung ke sumur itu. Kalau pantangan ini dilanggar akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”, kata seorang warga.(shk)

44

Legenda

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Sumur WaliSumur Walidi Kampung Tegalsaridi Kampung Tegalsari

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

Foto/HB:shkFoto/HB:shk

Mbah Basri, Sesepuh Kampung Tegalsari

45

osok paruh baya satu ini penampilannya kalem, bicaranya lemah lembut, sesekali memperlihatkan giginya ketika tertawa. S

Sangat mudah akrab dan enak diajak bicara. Style pakaiannya sederhana rapi, rambutnya pendek tersisir dan terlihat sang uban mulai menghiasi sela-sela rambut hitam.

Laki-laki ini lahir pada tanggal 13 Juli 1955 dan diberi nama Suryanto oleh kedua orang tuannya. Seperti anak-anak lain, sampai remaja dihabiskan waktunya untuk sekolah dan akhirnya mengantongi ijazah Sarjana 1 dengan gelar Spd.

Karir pertama dimulai sejak tahun 1981 dengan status PNS guru di Bengkulu Sumatera. Di daerah tersebutlah Suryanto menimba b a n y a k pengalaman, karena bersinggungan dengan orang banyak y a n g berbeda perangai. Kemudian p a d a t a h u n

1 9 8 6 Suryanto be rkesempatan u n t u k kembali k e tanah Jawa.

Sejak kepulangan dari tanah Sumatera, Suryanto mengabdikan diri di SMP I Tuntang Ngajaran Kabupaten Semarang sampai tahun 2008 ini. Kegiatan sehari-hari adalah mengurus rumah tangga bersama isterinya, Siti Aminah. Selain itu Suryanto juga aktif di berbagai organisasi sosial diantaranya: P2KP, MGMP, Forum Komite, Komite Sekolah SD Dukuh 4 dan banyak lagi.

Suryanto menikmati hidup bersama ketiga anak dan istri tercinta di Jl. Sumantri VI/ 8 Perum Dukuh Asri Sidomukti Kota Salatiga. Suryanto merupakan potret ayah yang sukses dalam mendidik anak. Saat ini Kiki anak pertama telah lulus Sarjana, Riva duduk di kelas 12 SMA N I Salatiga dan Krishna menuntut ilmu di SMA N 3 Kelas 10.

Setelah sekian lama berkecimpung di dunia pendidikan akhirnya hati Suryanto terketuk untuk turut mensukseskan pemilu 2009. Keinginan itu muncul karena berbagai pengalamannya menjadi Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) Sidomukti. Kesibukan sebagai PPK merupakan peristiwa yang paling dikenangnya.

Ketika menduduki profesi tersebut pagi, siang bahkan malam selalu memantau kepnitian di TPS. Ini dilakukan untuk suksesnya pelaksanaan pemungutan suara. Akhirnya sekarang ini Suryanto terpilih menjadi anggota KPUD Kota Salatiga dengan jabatan ketua.

Proses panjang dilalui mulai dari pendaftaran, seleksi, tanggapan publik dan akhirnya penetapan. Sejak awal pendaftar KPUD sebanyak 43 kemudian diseleksi menjadi 33 diseleksi lagi menjadi 20, menjadi 10 dan akhirnya 5 orang yang dipilih.

Setelah itu kemudian ada musyawarah yang dilaksanakan 5 anggota KPUD untuk pengangkatan ketua. Karena mendapatkan 3 dukungan suara

Suryanto pun menjadi ketua.Suryanto menegaskan bahwa untuk mengahadapi

pemilu mendatang, KPUD Salatiga telah siap, baik personil maupun administratifnya.

KPUD juga optimis pemilu mendatang akan berjalan lancar dan. “Kami

berharap semua pihak mendukung keberlangsungan pemilu tahun

2009 depan, karena jika p e m i l u s u k s e s

dampaknya positifnya a k a n k e m b a l i

k e p a d a m a s y a r a k a t ” p e s a n Suryanto.(ano)

Dari Dunia PendidikanIngin Menyukseskan Pemilu

Profil

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 6, Desember 2008

Foto/HB:luxFoto/HB:lux

Total Hadiah Rp. 300.000,-untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,-

P N T B

KU O TS H 40

P N T B

KU O TS H 40

KETENTUAN MENEBAK :1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar

tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 40 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap.

2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 18 Maret 2009

3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 3. No. 1, Tahun 2009

4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masing-masing Rp. 50.000,00 dari sponsor.

5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.

PEMENANG TTS HB 39

1. Mila Susanti, Jl. Nyai Denok 109 Kalioso - Salatiga

2. Rudi Maryanto, Jl. Kumpul Rejo RT 02/06 Dendongan Salatiga

3. W. Handayani, SMA Tunas Harapan Kls. III.MM Salatiga

4. Ani Dariyanti, SMPN 8 Kls. IA Salatiga 5. Rumiyati, RT. 02/13 Kutowinangun

Salatiga6. Sri Mulyantini, SMEA Kristen Jl. Tentara

Pelajar No. 6 Salatiga

KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751

FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA

Mitra Usaha SejatiMitra Usaha SejatiJl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001

PD. BPR KOTA SALATIGAKOTA SALATIGABank Perkreditan RakyatBank Perkreditan Rakyat

Rilek’s

MENDATAR :

1.Suara terbanyak dalam Pilkada Salatiga (singkt), 5. Peserta

AFI asal Salatiga, 9. Angakatan Udara, 10.Perte-muan

membahas sesuatu, 12. Bagan tubuh, 13.Republik

Indonesia, 14.Nahdlatul Ulama, 15.Lokasi, 16.Tahun Jawa,

18.Penyubur tanaman, 23.Berjalan di rel, 24.Kantong baju,

25.Habis tergesek, 27. Pekerja Sosial Masyarakat, 28. Kata

tunjuk, 29.Buih, 30. Raden Ajeng, 31….muasal, 32. Pidato,

35.Dua huruf kembar, 36.Di idolakan, 38.Racun/bisa,

41.Agen Rahasia, 42.Los Angeles, 44.Alat komunikasi verbal,

48. Seni berpidato, 50.Tambah huruf a = satu, 51.Gelar

sarjana muda, 52.Ikut, 53.Tulis SA, 54. Surat

pemberitahuan, 57. Tambah P = atap rumah, 58. (dibalik)

Tidak untung, 59. Sebab.

MENURUN :

1.Peternakan milik keluarga Cendana, 2.Sungai di

Kalimantan, 3.Pemenang, 4.Asa, 5.Ilham, 6.Indeks Prestasi,

7.Uang, 8.Kata tunjuk,17.Huruf, 19.Pahat, 20.Pekerjaan

Umum, 21.Baju olah raga, 22. Kepala Staf Angkatan Laut,

24.Perapi rambut, 26.Upaya, 27.Tokoh, 29 Angin (sankrt),

33. Audio Visual Aids, 34.Sinar searah, 37. Dua huruf

kembar, 39. Sebelum, 40.Perlindungan, 43.Sisa

pemabakaran, 44.Arif, 45.Tulis AKANI, 46.Beriringan dengan

kewajiban, 47.Menyimpang, 49.Badan/tubuh, 51.Hotel

prodeo, 55. Daftar ulang, 56. Tulis AR, 57. Kereta Api.

1 2 3 4 5 6 7

12 13

15

16 17 18 19 21 22

23 24

27 28 29

30

36

31

32 33 34

39

10

20

35

37 38 40

48

53

54

41

42 45 46 47

49

51 52

50

55

58

9

25 26

59

57

8

56

43 44

14

LensaFoto atas : Sekda Kota Salatiga, Hj. Dra. Sri Sejati K. MM menyerahkan hewan kurban kepada panitia.Foto bawah: Kutbah Hari Raya Idul Adha di Lapangan Pancasila Salatiga (Foto/HB:Panji)

9 7 7 1 9 7 8 5 7 9 8 0 5

IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN

Majalah Berita Warga Kota Salatiga

IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEHREDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN

Majalah Berita Warga Kota Salatiga

Keberhasilan adalah proses yang memerlukan pentahapan, waktu,

tenaga, kerja keras, dan semangat

Keberhasilan adalah proses yang memerlukan pentahapan, waktu,

tenaga, kerja keras, dan semangat