majalah balipost edisi 72

52
RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 Modus Wayan Candra Pertama di Indonesia 72 | 12 - 18 Januari 2015

Upload: e-paper-kmb

Post on 07-Apr-2016

295 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah balipost edisi 72

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

Modus Wayan Candra

Pertamadi Indonesia

72 | 12 - 18 Januari 2015

Page 2: Majalah balipost edisi 72
Page 3: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN�Kembali ke Kurikulum 2006, Sekolah Belum Siap 18

MANCANEGARA�Alcatraz, Penjara Penuh Misteri 20DAERAH�Bangun Pariwisata Bangli Dapat Suntikan PHR Rp 22,8 Miliar 22

KESEHATAN�Donor Darah Rangsang Sumsum Tulang, Produksi Sel Darah Merah Baru 24LENSA�LESTARIKAN MANGROVE 26

OLAHRAGA� Atlet Berpotensi Tahun Ini 28LINGKUNGAN� Penghijauan Sia-sia di Daerah ”Batu Bertanah” 36PARIWISATA� Ironi Pariwisata Bali Okupansi Tak Sejalan dengan Kunjungan Wisatawan 38

TRADISI� “Masuryak” Bekali Leluhur ke Surga 44PROPERTI� Rangka Atap Baja Ringan Kian Populer 46KREATIVITAS� Bromelia yang Memesona 48PROFIL� dr. Luh Supadmi, M.M. Atur Waktu Secara Tepat 50

OPINI� Resolusi 2015 dan Agenda Mengawal Pancasila 6BALI SEPEKAN�Mediasi Gagal, Tiga KK Terancam Digusur 7LAPORAN UTAMA�Modus Wayan Candra Pertama di Indonesia 8 �Ciptakan Keadilan Sediri 9

�Jadi Bom Waktu 11

SARANA� Bale Banjar Bali Global Shankara Tempat Seniman Salurkan Kreativitas 12PEMERINTAHAN�Rumah Hijau 3R Desa Adat Mengwi Sulap Sampah Jadi Berkah 14POLITIK�Advokat Menentang Doktrinisasi 16�Ada KPK di Dermaga Gunaksa 17

Page 4: Majalah balipost edisi 72

4

12 - 18 Januari 20154

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Waspadai Terorisme

Warga Cucukan Cemaskan Masa Depan PantaiSetelah pembangunan bendungan di pantai Lebih dan pantai Masceti, ombak laut

semakin dashyat menerjang pantai Cucukan, yang letaknya tepat di antara Lebih dan Masceti hingga kini belum terlindungi oleh bendungan penahan ombak.

Dalam kurun waktu enam bulan setelah pembangunan bendungan di Lebih dan Masceti, abrasi pantai dan kerusakan-kerusakan pada bangunan-bangunan sepanjang pantai Cucukan semakin sulit teratasi. Misalnya, terdapat kerusakan parah pada dinding-dinding yang membatasi pekarangan vila dengan laut. Dapat diperkirakan bahwa dalam waktu dekat kerusakan tersebut akan men-imbulkan musibah tanah longsor/abrasi, jika tidak segera teratasi.

Walaupun telah dikeluarkan larangan untuk bermain atau berdagang di sekitar dinding vila tersebut, setiap sore dan pada hari Minggu tetap saja terdapat sejumlah besar warga dan pengunjung pantai di daerah rawan tersebut. Mohon pihak Pemkab Gianyar atau Dinas terkait memberi perhatian lebih serius mengenai masalah ini.

I Wayan Lasuardi T.

Gianyar

Terorisme akan selalu memanfaatkan momentum untuk melakukan pergerakan. Oleh karena itu, semua pihak, terutama aparat keamanan harus waspada adanya

ancaman terorisme. Mengingat aksi terorisme sulit diduga, namun kalau masyarakat waspada dan siaga, maka peluang aksi terorisme dapat diminimalisir.

Polisi juga kita harapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan di tempat-tempat keramaian atau berkumpulnya masyarakat. Terutama optimal-isasi pengawasan yang terkait dengan keresahan masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat juga agar selalu waspada dan siaga, serta mencurigai setiap orang yang tidak dikenal, sehingga aksi terorisme dapat diminimalisir.

Dini Kinanthi Putri

Jl. Raya Lenteng AgungGang 100, Jakarta Selatan

Page 5: Majalah balipost edisi 72

5

12 - 18 Januari 2015 5

Tahun 2014 menjadi perjuangan krama Bali menentang rencana reklamasi Teluk Benoa, Badung. Perjuangan pun dilakukan secara berantai bahkan ada yang sampai masuk sel polisi. Spanduk menolak reklamasi bertebaran dan aksi menentang reklamasi berulang kali digelar di lokasi. Sayangnya, penguasa dan legislator di Bali tak banyak bicara merespons perjuangan krama Bali.

Menyikapi rencana Reklamasi Teluk Benoa yang dibarengi dengan terbitnya Perpres 52/2014, Pusat Data Bali Post menggelar jajak penda-pat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, 66,76 persen krama Bali meyakini reklamasi Teluk Benoa akan mem-percepat kehancuran Bali. Kehancuran tak hanya terjadi pada bentangan tanah Bali, juga akan berimbas pada budaya dan tradisi Bali. Reklamasi diyakini akan mempercepat modernisasai atas Bali. Mordenisasi akan menggerus kearifan lokal, budaya Bali akan tergilas dan krama Bali makin terpinggirkan. Reklamasi juga akan membuat daya saing krama Bali makin lemah, akibat menguatnya penguasaan terhadap basis–basis ekonomi oleh pendatang dan pemilik modal.

Sedangkan 29,75 persen responden mengaku reklamasi tak akan membuat Bali kehilangan kearifan budaya. Reklamasi akan berdampak pada pertumbuhan infrastruktur di Bali yang pada gilirannya akan meng-gerakan pembangunan. Untuk itu, pengawasan terhadap ‘’pulau’’ hasil reklamasi ini harus tegas dan ketat. Sedangkan 3,49 persen responden tak memberikan respons atas hal ini. Responden menilai rencana reklamasi ini belum jelas detail dan konsepnya. Saat ini, pemilik modal baru sebatas mengurus izin, sehingga sulit dikomentari dampaknya bagi Bali.

� Dira Arsana

Menurut Anda, apakahreklamasi teluk Benoa

dan Perpres 51 Tahun 2014berpotensi mengancam Bali?

grafis/tomik cahya

N:716

PERPRES51 Tahun 2014

REKLAMASI

66,76%Ya

29,75%Tidak

3,49%Tidak tahu

Reklamasi PercepatModernisasi Bali

Page 6: Majalah balipost edisi 72

6

TAHUN 2014 menjadi momentum poli-tik bagi bangsa ini, pun bersamaan dengan peristiwa tersebut, kontestasi perpolitikan dalam negeri menjadi lebih dinamis dan hidup dimana setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi. Pertama, kembalinya politic identity publik atas partai politik yang berdasarkan data lembaga survei pada dua periode pemilu sebelumnya dikatakan mulai redup (menghilang). Kedua, kehadiran dua calon presiden yang sama-sama membawa semangat kebangsaan (Pancasila). Seman-gat mengusung kembali jargon-jargon Pancasila menjadi semakin kuat tatkala Joko Widodo, terpilih sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia. Konsistensinya mengusung konsep Trisakti yakni; berdaulat dalam politik, berdikari secara ekonomi, dan kepribadian yang berkebudayaan, diharapkan mampu direalisasikan dalam setiap kebijakan maupun program kerja kabinetnya.

Presiden Joko Widodo beserta jajaran Kabinetnya pada saat ini dihadapkan pada pelbagai persoalan kebangsaan yang sedikit banyak bersinggungan dengan persoalan kedaulatan bangsa, mulai dari persoalan pe-caplokan patok wilayah daerah perbatasan, pencurian hasil alam wilayah Indonesia, silang sengkarut mafia migas yang belum juga terselesaikan dengan maksimal, kasus korupsi-suap yang semakin menggurita dan persoalan-persoalan krusial lainnya. Pada titik inilah komitmen dan konsistensi untuk merealisasikan perspektif ‘Revolusi Bersih” menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Pemerintah sudah mengawalinya dengan langkah yang tepat yakni kembali meng-hadirkan Pancasila sebagai landasan (dasar) dalam berpikir.

Pancasila sedari awal penyusunannya memang dikonsep sebagai staatfundamen-talnorm (norma dasar bernegara) maupun philosophische grondslag (dasar filosofi). Pemahaman atas kedua hal inilah yang harus terus dipegang oleh setiap lembaga negara yang memberlangsungkan proses penyelenggaraan negara demi terwujudnya cita-cita Negara, yakni mencerdaskan ke-

hidupan bangsa dan memajukan kesejahter-aan umum. Dalam kurun waktu tiga bulan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, apresiasi patut diberikan atas beberapa kebijakan yang telah dibuat demi menyela-matkan harkat dan martabat bangsa.

Bangsa ini membutuhkan sosok pemimpin yang tegas, berwibawa, dan menjunjung kepentingan negara di atas kepentingan pribadinya. Pun seturut dengan hal tersebut, jalur-jalur diplomasi tetap men-jadi strategi dalam membangun komunikasi dan meraih dukungan internasional.

Mengawal PancasilaBelum lama ini Lembaga Pertahanan

Nasional RI (Lemhanas) telah melakukan road show ke berbagai daerah maupun Universitas guna mensosialisasikan agenda kajian strategik “Indonesia Scenario’s to 2045”. Agenda ini tidak lain menjadi salah satu master plan bagi arah permbangunan nasional bangsa Indonesia, dimana satu titik tekan yang ingin coba disampaikan ialah perlunya mengembalikan Pancasila sebagai

landasan dalam cara pandang berbangsa dan bernegara. Munculnya silang sengkarut per-soalan kedaulatan yang selama ini bangsa ini alami tidak lain dikarenakan kita belum sepenuhnya konsisten dan berupaya secara maksimal untuk merealisasikan Pancasila dalam ruang-ruang yang lebih empirik di masyarakat.

Pekerjaan mengawal agenda Pancasila menjadi PR yang berat bagi pemerintahan saat ini. Namun, hal tersebut menjadi satu-satunya entry point yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga dan mem-pertahankan kedaulatan bangsa. Tahun 2015 diharapkan menjadi momentum bagi pe-merintahan Joko Widodo untuk benar-benar membuktikan kinerjanya, yakni membawa seluruh rakyat Indonesia pada kesejahteraan dan kehidupan yang lebih cerdas. Dan se-mua itu niscaya akan terealisasi jika negara berkomitmen penuh atas penyelenggaraan pemerintah yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila.

Adapun untuk mensukseskan agenda kepancasila-n tersebut ada beberapa hal yang sekiranya bisa dilakukan. Pertama, membangun kesamaan visi, menjadi hal yang sangat penting dalam proses pemer-intahan terkait adanya kesamaan visi uta-manya para jajaran petinggi negara, dan visi di sini adalah Pancasila itu sendiri.

Kedua, menjadikan Pancasila sebagai landasan dan pandangan hidup, selama ini dalam konteks kehidupan bernegara baik secara konstitusi, ekomomi, maupun politik bisa dikatakan tidak berpijak pada akar nilai-filosofis Pancasila, alhasil akan menghasilkan sengkarut kebijakan yang tidak pro kepada rakyat

Ketiga, perkuat basis ideologi melalui pendidikan. Tidak bisa kita pungkiri pen-didikan merupakan basic (dasar) dan sarana strategis bagi pengenalan, penanaman, dan pemahaman ideologi suatu negara, maka memperkuat dan memperbaiki pendidikan adalah garansi bagi keberlangsungan suatu negara.

Penulis, peneliti sosial politik Pusat Studi Pancasila UGM

O P I N I

12 - 18 Januari 20156

Resolusi 2015 dan Agenda Mengawal Pancasila

Oleh Agung SS Widodo, M.A.

Page 7: Majalah balipost edisi 72

7

SENGKETA permohonan tanah negara (TN) di Desa Giri Mas, Kecamatan Sawan belum bisa diselesaikan dengan cara musyawarah. Upaya mediasi oleh Muspika Kecamatan Sawan, Senin (29/12), gagal menetapkan keputusan untuk menyele-saikan sengketa tersebut. Sementara tim sembilan dan pihak Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh Kecamatan Sawan tetap pada keputusannya untuk memohon tanah seluas 3,4 hektar tersebut. Keputusan desa adat pun tetap menuntut tiga kepala keluarga (KK) yang hingga kini menempati tanah itu agar segera meninggalkan tanah tersebut.

Camat Sawan Gst. Suradnyana menga-takan, mediasi muspika ini sengaja digelar

dengan maksud sengketa tanah tersebut bisa diselesaikan dengan cara musyawarah. Hanya, pihak yang diundang dalam mediasi kemarin, gagal menetapkan keputusan.

� Mudiartha

12 - 18 Januari 2015 7

B A L I S E P E K A N

SAAT sejumlah SMP dan SMU Neg-eri ramai-ramai menambah ruang kelas, ternyata masih banyak bangunan SD yang belum tersentuh perbaikan. Kondisi SD yang rusak ini dilihat langsung Komisi A DPRD Jembrana yang membidangi bidang pendidikan.

Komisi A DPRD Jembrana mengaku prihatin mendapati bangunan gedung SDN 4 Pohsanten, Kecamatan Mendoyo yang rusak padahal diketahui baru empat tahun lalu diperbaiki. Sidak yang dipimpin Ketua Komisi A DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutarmi, Senin (29/12) itu mendapati gedung sudah retak dan beberapa pintu tidak layak. Bahkan di sela-sela ruang kelas terlihat berlubang.

Kendati mendapati kondisi bangunan kelas yang sudah memprihatinkan itu, ratusan siswa tetap mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya. SDN 4 Pohsanten memiliki dua unit gedung untuk empat kelas yang bangun-annya sudah retak-retak dan nyaris roboh.

� Surya DharmaPARAHNYA infrastruktur di Kabupaten Tabanan utamanya jalan membuat warga Banjar Jadi, Desa Banjar Anyar, Kediri menolak program pemerintah seperti lomba desa. Tersiar kabar penolakan warga tersebut didasari alasan jalan menuju banjar rusak parah dan lama tidak tersentuh perbaikan.

Dari sejumlah informasi yang di-

himpun, awalnya permintaan agar desa mereka ikut dalam lomba desa terungkap dalam sebuah pertemuan yang digelar warga Banjar Jadi yang diikuti enam tempek, Minggu (28/12). Camat Kediri IGN Alit Adiatmika membenarkan adanya penolakan warga Jadi tersebut.

� Puspa Dewi

DAMPAK hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Gianyar membuat kondisi tanah di sejumlah tem-

pat labil. Hal itu menyebabkan banyak pohon bertumbangan.

Senin (29/12), ada tiga lokasi bencana di mana pohon tumbang di Kabupaten Gianyar. Ketiganya berada di wilayah Gi-anyar Utara. Di Klusa, Payanganan, pohon beringin tumbang. Pohon jaka (enau) di Pakudui, Tegallalang, dan pohon kelapa di jalan Gagah-Ceking, Desa Tegallalang juga tumbang. Akibat pohon tumbang tersebut tidak ada yang menuai kerugian material maupun jiwa. Hanya, pohon yang tumbang melintang di jalan, sehingga membuat akses lalu lintas tertutup.

Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Pen-anggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar telah diturunkan melakukan evakuasi.

� Agung Darmada

TIGA rumah dinas (rumdin) Pimpi-nan DPRD Karangasem tidak ditempati. Alasannya, kata Sekretaris DPRD Karan-gasem Drs. Wayan Ardika, Senin (29/12), rumdin itu tidak layak ditempati pimpinan dewan, padahal rumah dinas itu sudah dicat. Masalah lainnya, kata Ardika, WC mampet, ada atap atau plafonnya bocor. Sementara ada juga bangunan yang dind-ingnya sudah retak-retak. Mantan Camat Abang itu mengakui stafnya kurang op-timal mengecek kondisi rumah dinas itu sebelumnya, setelah ketiga rumah dinas itu ditinggalkan Ketua DPRD Karangasem terdahulu I Gede Dana, dan mantan Wakil Ketua Nyoman Celos serta Nyoman Karya Kartika. Padahal stafnya sudah langsung mengecet, begitu rumdin itu ditinggal-kan penghuni lama. Namun, setelah dua minggu, musim hujan turun rumdin itu kembali dicek, ternyata ada atap bocor, WC mampet, tembok dinding retak.

� Budana

Jalan Rusak,Tolak Ikut Lomba Desa

Mediasi Gagal, Tiga KK Terancam Digusur

SDN 4 Pohsanten Nyaris Ambruk

Tanah Labil, Pohon Bertumbangan

Rumdin Tak Ditempati

MBP/mud

MBP/dar

Page 8: Majalah balipost edisi 72

8

8 12 - 18 Januari 2015

L A P O R A N U T A M A

Kasus Dermaga Gunaksa jadi sorotan sejak awal dibangun tahun 2008. Bahkan, KPK sempat turun tahun 2010 set-

elah menerima banyak pengaduan dari masyarakat Bali atas maraknya kasus dugaan korupsi di Klungkung. Namun, penanganannya tersendat lantaran min-imnya alat bukti.

Kajari Klungkung Totok Bambang Sapto Dwijo, pekan lalu, mengata-kan pengungkapan kasus ini tidaklah mudah. Hambatan dan tantangannya sangat berat dan kompleks. Petunjuk awal didapat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), bahwa ada transaksi men-curigakan melalui cek dari seseorang yang masuk ke rekening mantan Bupati Candra sebesar Rp 200 juta. “Temuan ini menjadi awal kami bisa masuk lebih jauh menangani kasus ini,” terang Kajari.

Pihaknya membantah penyelidikan baru dilakukan setelah Candra lengser. Hanya kebetulan momentumnya tepat, celah itu didapat setelah Candra tidak lagi sebagai bupati. Kajari mengakui, kasus ini jelas cukup berat ditangani Kejari Klungkung. Sebab, setelah ditelisik ternyata kasus tidak hanya dugaan korupsi, juga terindikasi kasus gratifikasi dan tindak pidana pencu-cian uang (TPPU). Kasus ini menjadi semakin rumit, dengan keterlibatan orang-orang terdekatnya. Mulai dari pejabat, mantan pejabat, keluarga ter-masuk anak-anaknya hingga sopir dan ajudannya sewaktu menjabat.

Hal ini tidak terlepas dari bantuan KPK dan Kejati Bali yang mendukung

penuh Kejari Klungkung sejak awal me-nangani kasus ini. “Saya sempat datang ke KPK untuk ekspose. Saya sampaikan segala kesulitan dan kendala di lapan-gan. Sehingga, kami banyak dibantu tenaga ahli yang dibiayai langsung oleh KPK,” tegasnya. Selain itu, campur tan-gan KPK dalam penanganan kasus ini juga membuat Kejari Klungkung sulit diintervensi pihak manapun. Sehingga, penegakan hukum benar-benar berjalan seperti seharusnya.

Totok Bambang Sapto Dwijo, men-gatakan, tiga kasus yang menjerat Candra. Yakni; dugaan tindak pidana korupsi, gratifikasi dan TPPU yang diramu dalam satu berkas. Tindak pidana ini baru pertama kali terjadi di Bali. Bahkan, menurut pendapat ahli pidana Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo, kata Totok, penanganan kasus demikian baru per-tama kali terjadi di Indonesia. Dugaan korupsi yang dilakukan Candra sebagai mantan bupati juga dinilai cukup besar untuk sekup kabupaten.

Data hasil audit BPKP, kata Totok, dari tiga kasus tersebut, harta hasil du-gaan korupsi Candra mencapai hampir Rp 60 miliar. Diantaranya dari kasus dugaan korupsi pengadaan tanah proyek Dermaga Gunaksa sebesar Rp 9 miliar lebih dan kasus TPPU sebagai satu kesatuan dari kasus gratifikasi cukup pantastis, mencapai Rp 50 miliar.

Harta yang diduga ditimbun Candra melebihi target dan realisasi PAD se-lama sembilan tahun menjabat sebagai Bupati Klungkung. Sejak awal menjabat tahun 2003, PAD ditargetkan Rp 10,8 miliar, 2004 Rp 11,2 miliar, 2005 Rp

16,0 miliar, 2006 Rp 17,4 miliar, 2007 Rp 19,4 miliar, 2008 Rp 21,6 miliar, 2010 Rp 30,9 miliar, 2011 Rp 34,7 miliar, 2012 Rp 39,8 miliar dan 2013 target PAD 48,5 miliar.

Harta yang diduga diperoleh dari TPPU, mayoritas berubah menjadi berb-agai aset, baik tanah maupun bangunan. Seluruh aset yang diduga didapat dari hasil TPPU juga sudah disita penyidik. Terakhir, penyidik telah menyita dua unit apartemen Candra di Jakarta. Pe-nyitaan Apartemen di Agung Podomoro Land itu, kata Kasi Intel Suhadi, sempat mendapat penolakan dari pihak Agung Podomoro. Sehingga proses penyitaan itu berlangsung alot dan diwarnai adu argumen. Namun, setelah pihak peny-idik memperlihatkan surat persetujuan penyitaan dari Pengadilan Negeri Jakarta Barat, akhirnya pihak Agung Podomoro tidak bisa berbuat banyak. Kedua apartemen Candra senilai Rp 800 juta itu, akhirnya juga disegel oleh Subekhan, penyidik yang ditugaskan khusus.

Total dari aksi penyitaan aset-aset Candra termasuk rumah pribadinya Puri Cempaka, penyidik telah berhasil menyelamatkan uang negara sebesar Rp 1,6 miliar.

“Kedua apartemen di Jakarta dibeli dengan cara dicicil dan belum diba-yar lunas,” jelas Suhadi. Kini, nasib mantan pengacara itu sebentar lagi akan ditentukan di Pengadilan Negeri Tipikor Denpasar. Setelah pelimpahan tahap dua, kasus Candra Januari tahun depan akan dilimpahkan ke pengadilan. Pihaknya menegaskan akan tetap all out menyelesaikan penanganan kasus ini. Ada lebih dari 100 saksi sudah disiap-kan. Lima diantaranya saksi ahli dari KPK. Sementara JPU sudah disiapkan 12 orang.

� Bagiarta

Modus Wayan Candra

Pertamadi IndonesiaInformasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ‘’dewa penyelamat’’ bagi Kejari Klungkung. Berkat informasi PPATK, aparat Adyaksa itu bisa masuk untuk menjerat mantan Bupati Klungkung Wayan Candra. Informasi itu berawal ada transaksi mencurigakan melalui cek dari seseorang yang masuk ke rekening Candra sebesar Rp 200 juta. Bagaimana prosesnya?

Page 9: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 9

KETUA Bali Corruption Watch (BCW) Putu Wirata Dwikora menye-but masyarakat kini tengah dirundung kekecewaan melihat proses demokrasi secara keseluruhan yang dinodai praktik korupsi. Ironisnya, anggota dewan yang dulunya berjanji akan memberantas korupsi, justru ikut terjerumus di dalam-nya. “Kan secara keseluruhan mereka kecewa, melihat demokrasi, DPR yang korupsi banyak, padahal dulu mereka janji akan memberantas korupsi, jadi kekecewaan tidak semata-mata karena penegak hukum itu, tapi kecewa secara keseluruhan,” jelasnya.

Wirata juga mengharapkan Ke-jaksaan mau melibatkan partisipasi masyarakat khususnya akademisi dan LSM saat ekspose perkara. Terlebih, dulu, masyarakat memang pernah dili-batkan saat mengusut kasus pengadaan tanah di Pecatu. Namun kini, tidak lagi. Padahal, pelibatan masyarakat penting untuk menghindari adanya “pesanan” dalam satu kasus.

Wirata mengakui pada tahun 2014 ini penanganan perkara korupsi di Bali lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun diskriminasi dalam penanganannya masih kental. Seperti kasus art center. Tersangkanya yang pejabat aktif tidak ditahan. Namun tersangka perkara kelas teri langsung dilakukan penahanan.

Pakar Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. IGN Wairocana, S.H., M.H., mengatakan, tidak maksimalnya pemberi-an hukuman kepada koruptor menyebab-kan masyarakat kehilangan kepercayaan dengan aparat penegak hukum. Selain itu, tak maksimalnya pemberian huku-man kepada koruptor juga menyebabkan

m a s y a r a k a t k e h i l a n g a n kepercayaan dengan aparat penegak hukum. “Ketidakpuasan ini disebabkan integritas penegak hukum belum memuaskan,” katanya.

Dia berpendapat, munculnya tindak kekerasan di Bali, akibat masyarakat kurang puas terhadap penegakan hu-kum. Aparat yang dinilai tidak adil dan terkesan pilih kasih dalam mem-berikan keadilan yang diharapkan memicu sifat arogan. “Dengan ketidak puasan terhadap hukum, masyarakat cenderung mencari keadilan sendiri. Seperti main hakim sendiri dan me-nyelesaikan masalah dengan kekerasan tanpa mengindahkan aturan yang ada,” jelasnya.

Dekan Fakultas Hukum Unud, Prof. Dr. IGN Wairocana, S.H., M.H. berpendapat, proses peradilan kasus korupsi memer-lukan kecermatan ekstra sehingga tidak bisa diputuskan dengan cepat. Kendati, Wairocana tak memungkiri bila memang ada kemungkinan tebang pilih kasus yang dilakukan oknum penegak hukum.

“Mungkin ada oknum-oknum ter-tentu sehingga menyebabkan persoalan korupsi ini seakan-akan lambat. Tapi pembuktian masalah korupsi memang ekstra sulit karena modus-modus ope-randinya canggih,” terangnya.

Kasipenkum Humas Kejati Bali, Ashari Kurniawan, Selasa (30/12) me-nyatakan, secara umum penanganan perkara korupsi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan di tahun 2014 ini meningkat tajam. Dari data yang diterima dari Pidsus Kejati

Bali, penanganan perkara dalam tiga tahun terakhir, meningkat drastis. Rin-ciannya, penanganan korupsi di tahun 2012 ada 12 kasus yang masuk peny-idikan, dan enam perkara dalam proses lidik. Sedangkan ditahun 2013, terdapat 34 perkara dalam tahap pEnyelidikan dan 23 kasus masuk penyidikan. Dan hingga pertengahan Desember 2014, Kejati Bali mengirimkan 33 kasus dalam proses dik (kini dalam penun-tutan di Pengadilan Tipikor) dan 39 kasus dalam proses penyelidikan. Data itu, belum termasuk kasus Dermaga Klungkung yang menetapkan mantan Bupati Klungkung Wayan Candra seba-gai tersangka, bersama sejumlah pejabat Pemda Klungkung.

� Rindra/Miasa

Ciptakan Keadilan Sediri

Dengan ketidakpua-san terhadap hukum, masyarakat cenderung

mencari keadilan sendiri. Seperti main hakim sendiri dan menyelesaikan masalah dengan kekerasan tanpa mengindahkan aturan

yang ada.

Prof. Wairocana

Tidak maksimalnya pemberian hukuman kepada koruptor menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan dengan aparat penegak hukum. Demikian pula mereka mulai tidak percaya dan tidak puas dengan penegak hukum. Ketidakpuasan ini disebabkan integritas penegak hukum belum memuaskan.

9

Page 10: Majalah balipost edisi 72

10

Page 11: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 11

L A P O R A N U T A M A

Sepanjang 2014, penanganan kasus korupsi yang melibatkan pejabat dominan jalan di tem-pat. Contohnya kasus pipanisasi

Karangasem, CPNS Badung dan Provinsi Bali, dan Lapangan Plaga. Ketiga kasus itu menyisakan tanda tanya besar di penghujung tahun 2014. Sebagian besar kasus korupsi yang ditangani Polda Bali belum bisa dituntaskan, bahkan cenderung sebagian nyaris tak terdengar perkembangan penyidikannya.

Praktisi hukum Agus Saputra, S.H. berpendapat, penanganan korupsi di Bali masih setengah hati. Di samping itu, masih lebih banyak mengejar kuantitas dari pada kualitas korupsinya. “Sehingga yang dikejar hanya kasus kecil-kecil saja. Seharusya mengejar kasus korupsi tanpa tebang pilih, terutama yang besar-besar atau berkualitas sehingga menjadi peringatan pada pejabat yang berniat korupsi untuk tidak coba-coba korupsi,” tambah Agus.

Sementara praktisi hukum Rizal Ak-bar Maya Poetra, S.H. menytakan, kasus korupsi di Bali akan menjadi bom waktu. Untuk itu, ia berharap penegakkan hukum harus konsisten, tanpa pandang bulu. Selain itu, harus ada prosedur stan-dar yang sama dan jelas. “Kalau sudah didapat dua alat bukti harus dilakukan penahanan terhadap tersangkanya. Saya kira masih ada diskriminasi, hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Kapolda Bali Irjen Pol. Benny Mokalu berjanji menuntaskannya tahun 2015. Berbagai kendala dilontarkan orang no-mor satu di polda ini terkait nunggaknya penyelesaian kasus tersebut. “Saya sebe-narnya spesialis kasus korupsi dari dulu. Merujuk UU Nomor 31 Tahun 1999 yang diperbarui UU Nomor 20 tahun 2001, sebenarnya menangani kasus korupsi gampang,” tegas Irjen Benny Mokalu, pekan lalu.

Kendala yang sering dihadapi pe-nyidik, menurutnya, yakni kesulitan menghadirkan ahli sesui petunjuk jaksa. Pasalnya orientasi kejaksaan fokus pada ahli. Padahal tugas kepolisian untuk membuat terang perkara sehingga fakta yang ditampilkan.

“Karena kesulitan menghadirkan ahli, berkasnya jadi bolak-balik terus. Ke depan, saya sudah berkoordinasi dengan Kajati dalam hal memaksimalkan tugas anggota sehingga korupsi tidak terjadi di Bali. Contohnya paling rawan korupsi infrastruktur jalan atau jembatan,” ujar mantan Kapolda Bengkulu ini.

Dir. Reskrimsus Kombes Suryan-bodo Asmoro mengungkapkan, untuk laporkan kasus tindak pidana korupsi (tipikor) selama 2014, Polda menangani 6 perkara dan baru selesai 3 perkara. Namun ia tidak menjelaskan lebih renci kasus tersebut. “Penyelesaian 3 kasus itu sudah memenuhi kuota karena angga-ran untuk kasus korupsi dipotong. Sedangkan di jajaran Polda Bali ada 16 laporan perkara korupsi dan juga memenuhi kuota,” tegas Suryanbodo.

Terkait perkembangan kasus pipanisasi Karan-gasem, mantan Kapolresta Denpasar ini menegaskan, awalnya ada informasi bila Bupati Karangasem I Wayan Geredeg mempen-garuhi saat pelaksaaan t e n d e r . N a m u n p i h a k n y a sampai saat i n i b e l u m bisa membuk-tikannya kar-ena masih fokus kerugian mate-rialnya. “Apabila dalam proses sidang ditemkan bukti mengarah ke-pada yang bersangkutan, akan ditindaklanjuti. Beberapa berkas tersangka kasus tersebut masih bolak-balik karena masih me-nyamakan persepsi dengan jaksa,” ujarnya.

� Ngurah

Jadi Bom Waktu

Benny Mokalu

Page 12: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 201512

S A R A N A

Bale Banjar Bali Global Shankara di Sanur hadir guna mewadahi kreativitas para seniman dan bu-dayawan di Bali. Hadir dengan

konsep resto, bale banjar ini diharapkan mampu menggairahkan para seniman da-lam menampilkan sekaligus menciptakan karya-karyanya. Tempat ini diharapkan mampu menginspirasi dunia mewujudkan kehidupan asah, asih, asuh, wangi ber-dasarkan Tri Hita Karana, mengembang-kan usaha kecil dan menengah di Bali.

Harapan Menteri Koperasi dan UKM A.A. Ngurah Puspayoga itu ter-ungkap saat meresmikan bale banjar tersebut, Minggu, 28 Desember 2014 lalu bersama Ketua PHRI Bali sekali-gus Budayawan dan Penglingsir Puri Ubud, Cokorda Artha Ardana Suka-wati dan Pimpinan Kelompok Media Bali Post yang juga Ketua Yayasan Dharma Naradha, ABG Satria Nar-adha. Peresmian itu ditandai dengan memainkan kekayon oleh Puspayoga, Cok Ace, dan Satria Naradha serta potong tumpeng.

Ketua PHRI Bali Cok Ace mengapre-siasi konsep Bale Banjar Bali Global Shankara yang dinilai berbeda dengan restoran yang ada pada umumnya di Bali. Apalagi, restoran merupakan salah satu daya tarik wisatawan datang ke Pu-lau Dewata. Mantan Bupati Gianyar ini mencontohkan Ubud yang dua kali mem-peroleh penghargaan sebagai kota terbaik di Asia. Salah satunya lantaran memiliki daya tarik kuliner melalui restoran yang ada di Ubud.

“Kami harap Shankara Resto bisa me-nambah keberagaman restoran yang ada di Bali khususnya di Sanur dan menam-bah daya tarik Sanur sebagai salah satu objek wisata di Bali,” imbuhnya.

Sementara Menkop dan UKM Puspay-oga mengaku sering datang ke Shankara yang sejak dulu bergerak sebagai cre-

ative space di samping mengembangkan restoran.

“Saya sering di sini, tiap hari Minggu saya dating, karena kan ada kuliner rakyat. Saya mengikuti dari awal,” ujarnya.

Mantan Wakil Gubernur Bali ini ber-harap, Shankara dapat berfungsi untuk pelaku UKM di Bali. Utamanya untuk bisa membuat mereka menjadi seorang entrepreneur yang kreatif dan produktif. Dengan demikian, produk lokal Bali tidak kalah bersaing dalam MEA 2015.

Pembukaan Bale Banjar Bali Global Shankara di Jalan Danau Toba No.7 Sanur ini juga menampilkan kreativitas seni dan budaya bertajuk “Jaga Jagat”. Di antaran-ya tari pendet, fashion show pakaian dari

barang bekas oleh Owaste, suguhan musik dari Planet Bamboo Musik Ubud, tari kontemporer oleh Tebo, nyanyian mantra Bunda Dian, dan penampilan wayang cilik I Made Duwung Bandanagara dari Desa Tunjuk, Tabanan. Duwung yang baru berusia 10 tahun ini membawakan wayang dengan lakon Ekalawya.

Tak hanya seni dan budaya, Bale Ban-jar Bali Global Shankara turut menampil-kan kreativitas usaha kecil dan menengah dalam bentuk kerajinan daur ulang kerja sama Koperasi Krama Bali, serta pameran lukisan dari pelukis Antonius Kho dan I Made Somadita.

� Rindra

Bale Banjar Bali Global Shankara

Tempat Seniman Salurkan Kreativitas

MBP/dok

Menteri Koperasi dan UKM A.A. Ngurah Puspayog bersama Ketua PHRI Bali Cokorda Artha Ardana Sukawati dan Pimpinan Kelompok Media Bali Post ABG Satria Naradha

memainkan kekayon saat peresmian Bale Banjar Bali Global Shankara.

Page 13: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 2015 13

DENPASAR punya cara tersendiri untuk menggairahkan kreativitas anak muda. Pergantian tahun selalu dijadikan momen untuk mementaskan hasil karya dan kreativitas para anak-anak muda yang penuh semangat. Pada pengujung 2014 lalu misalnya, ajang kreativitas itu diawali dengan penyerahan topeng oleh Wali Kota Denpasar kepada salah satu seniman. Sejarahnya, topeng Kenyung Manis yang memiliki raut wajah sangat bersahaja dan selalu tersenyum mekar.

Adalah seniman Butu Antara yang merupakan anak kandung dari seniman topeng I Wayan Pugra (alm.) menyebut-kan, konon dulu ada sosok warga yang selalu muncul di Peken Badung (Pasar Badung), ketika disapa selalu tersenyum dan sedikit pemalu. Berawal dari situlah almarhum I Wayan Pugra mendapat in-spirasi untuk berupaya menuangkannya ke dalam bentuk topeng dan kini berkem-bang menjadi tari Topeng Kenyung Manis. Karakter inilah yang diharapkan selalu tercermin di hati masyarakat Kota

Denpasar dalam menghadapi berbagai tantangan dan persoalan pada tahun 2015 ini dengan selalu tersenyum.

Denpasar memang beda. Setelah peny-erahan “topeng” dilanjutkan dengan me-nampilkan aneka kreativitas seni budaya. Mereka tampil dalam acara “Melepas Matahari 2014” di kawasan titik nol kilo-meter Kota Denpasar, Rabu 31 Desember 2014 lalu. Tampilan para pelajar pun me-mukau penonton yang memadati kawasan Patung Catur Muka.

Sangat menarik, ribuan pelajar mulai SD, SMP, SMA/SMK begitu berseman-gat memainkan berbagai atraksi seni dan budaya. Seperti marching band, tari, opera, puisi, madding, sendratari, nyanyi dan lain-lainnya dengan penuh keceriaan. Semangat anak-anak itu tidak lepas dari perhatian langsung para pejabat setempat seperti Wali Kota Denpasar I.B. Rai D. Mantra, Wawali IGN Jaya Negara, Sekkot Rai Iswara, pimpinan DPRD, Muspida yang selalu memberi semangat.

Atraksi seni yang ditampilkan anak-

anak sekolah benar-benar melegakan. Ajang pembinaan seni rupanya sudah sesuai harapan guna mengarahkan anak-anak muda berlaku positif. Jenis atraksi ditampilkan yang mampu memukau penonton itu di antaranya baleganjur, sendratari, opera, puisi, marching band, madding, mode busana berbahan kertas dan berbagai jenis kegiatan kreatif yang ada di masing-masing sekolah. Seko-lah yang ikut berpartisipasi pada acara “Melepas Matahari 2014” tahun lalu itu seperti Perguruan Radyamuna, Yayasan Dwijendra, Santo Yosep, SMA Harapan Nusantara, Taman Rama, SMA Hara-pan, SMP Wisata Sanur, Cipta Dharma, Mahatma Gandhi dan Perguruan Rakyat Saraswati. Tidak itu saja, malam menje-lang pergantian tahun juga dipentaskan joged bumbung, janger kolaborasi dengan lawakan dari Salju Group, Dadong Rerod, Sanggar Sunari serta teater modern dan musik akhir tahun.

� Asmara

Gairahkan Kreativitas Lewat “Kenyung Manis”

Salah satu karya kerativitas anak sekolah yang tampil dalam kegia-

tan Melepas Matahari 2014. Bali Post/ara

Page 14: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201514

P E M E R I N TA H A N

MASALAH sampah memang menjadi masalah yang hampir tidak bisa diatasi. Namun bagi Kabupaten Badung, menangani sampah menjadi sebuah berkah tersendiri bagi masyarakat. Ba-gaimana tidak, dengan inovasi program Rumah Hijau 3R berbasis masyarakat dan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), mampu menyulap sampah menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat pedesaan. “Dulu sampah itu jadi bencana, kini kita ubah sampah itu menjadi berkah,” kata Bupati Badung A.A. Gde Agung saat meresmikan Rumah Hijau 3R (Reuse, Reduce, Recyle/menggu-nakan kembali, mengurangi, daur ulang) Desa Adat Mengwi, Senin (29/12) yang berlokasi di sebelah Barat Setra Desa Adat Mengwi. Selain meresmikan Rumah Hijau 3R, Bupati juga menyerahkan bantuan Hibah Pembangunan TPST 3R bagi 15 Kelompok Sosial Masyarakat (KSM) dan Hibah Alat Pengolah Sampah bagi 13 KSM dengan total nilai sebesar Rp 5 miliar lebih.

Labih lanjut, Bupati Gde Agung mengajak masyarakat un-tuk mengubah pola pikir terhadap sampah. “Budaya “buang sampah itu” nampaknya tidak perlu kita lakukan lagi, kini yang perlu kita budayakan yakni “ambilah sampah itu” yang sudah menjadi budaya orang-orang luar negeri,” terangnya. Bupati menambahkan, program inovatif dengan pembangunan Rumah Hijau 3R TPST ini sebagai salah satu jawaban dari wujud nyata penanganan sampah berkelanjutan di Badung. Program ini juga mengantisipasi membludaknya sampah di TPA Suwung. “Pembangunan TPST ini menjadi reposisi dalam penanganan sampah, yakni menyelesaikan penanganan sampah di sumbernya sehingga menghasilkan output yang bermanfaat bagi masyarakat. Dijelaskan, dengan program ini penanganan sampah akan dilakukan secara bertahap. Tahap awal dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, dan kedepan diharapkan dapat mengolah sampah an organik (plastik) menjadi barang yang bernilai jual tinggi bahkan mampu menghasilkan BBM. “Ke depannya kami harapkan TPST di Mengwi ini dan TPST-TPST lainnya dapat berkembang. Selain menjadi rumah hijau juga dapat dikembangkan bank sampah seperti program Gelatik (Gerakan Berkelanjutan Anti Sampah Plastik) Pemkab

Badung yang hingga saat ini telah mampu mengumpulkan hampir 200 ton sampah plastik,” tambahnya.

Di bagian lainnya Bupati meminta dengan terbangunnya TPST ini agar dikelola secara khusus. Perlu adanya Tim Pen-gelola yang dilengkapi manajemen, tenaga pengelola, tenaga pemilah sampah, serta tenaga pengolah sampah menjadi kom-pos. Dengan pengelolaan secara khusus, Bupati yakin TPST berbasis masyarakat mampu berkembang dengan baik. Selain itu, DKP Badung diminta selalu melakukan pendampingan seka-ligus mencarikan peluang pasar. “Untuk 2015 nanti kita akan memperluas ke desa-desa lainnya, untuk itu desa yang sudah siap agar segera mengajukan proposal. Yang pasti 3 TPST di 2015 siap dibangun ditambah bantuan 5 buah dum truk. “Inilah upaya kami di Badung menangani sampah dengan cara menangani sampah dari sumbernya,” pungkasnya. Kepada Prajuru Desa, Bupati mengajak untuk bisa menyadarkan dan mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah, untuk itu perlu dibuatkan sebuah aturan mengenai sampah maupun limbah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Khusus limbah hewan, Bupati juga mengimbau masyarakat pemelihara ayam, babi maupun sapi agar menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan mengelola limbah kotoran hewan dengan pembuatan safety tank dan tidak membuang ke got maupun sungai.

Sementara itu Kadis DPK Badung Putu Eka Merthawan menjelaskan, hibah Kabupaten Badung T.A. 2014 untuk pem-bangunan TPST 3R sebesar 4,4 M lebih dan alat pengolah sampah sebesar 594 juta lebih dengan total nilai hibah 5 M lebih. Peresmian Rumah Hijau 3R di Mengwi ini merupakan yang pertama kali di Badung dan pengelolaannya diserahkan secara penuh kepada Desa Adat Mengwi. “Rumah Hijau ini adalah solusi permanen untuk mengatasi permasalahan sampah di desa Mengwi terutamanya sampah hasil Pasar Tradisional Desa Adat Mengwi, Taman Ayun dan lainnya,” ungkapnya.

Usai meresmikan Rumah Hijau, Bupati yang didampingi Anggota DPRD Badung I Nyoman Satria, Kabag Humas dan Protokol A.A. Gede Raka Yuda serta para Bendesa Adat penerima hibah sempat menyaksikan uji coba perdana mesin pencacah organik yang dioperasikan langsung petugas Rumah Hijau 3R Desa Adat Mengwi.

� Dedy

Rumah Hijau 3R Desa Adat Mengwi

Sulap Sampah Jadi Berkah

Bupati Badung A.A. Gde Agung disaksikan Anggota DPRD Ba-dung I Nyoman Satria menyerahkan bantuan kepada Kelompok Sosial Masyarakat saat meresmikan Rumah Hijau 3R di sebelah

Barat Setra Desa Adat Mengwi, Senin (29/12).

Kadis DKP Putu Eka Merthawan memaparkan cara kerja mesin pencacah organik kepada Bupati Badung A.A. Gde Agung dan

Anggota DPRD Badung I Nyoman Satria saat meresmikan Rumah Hijau 3R di sebelah Barat Setra Desa Adat Mengwi, Senin (29/12).

Page 15: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 15

F A S H I O N

Sesekali arisan dengan dresscode endek menarik kali ya? Sep-erti yang terjadi pada “Kelompok Arisan 45” ini. Mereka tampil

ber-endek ria. Dari yang mengenakan endek motif tradis-ional hingga yang modern, termasuk tenun ikat polos y a n g t e r k e s a n unik.

Bicara soal fash-ion, peserta Ari-san 45 yang diko-mandani Ibu IGA Sartining Ngurah ini, tampil den-gan busana, gaya dan karakternya masing-masing. Apalagi kombi-nasi anggotanya yang terdiri dari dua generasi, di antaranya ada yang menggantikan ibu atau ibu mertua mereka. Hal ini

bukan hanya menjadikan suasana arisan semakin hangat juga keragaman pilihan busananya.

Keseruan dua generasi ini pun tergam-bar dari pili-han busana m e r e k a . Dari yang simpel, el-egan me-makai dress s a m p a i yang kasual sportif yang memadank-an blus den-gan celana p a n j a n g , semuanya trendi dan m o d i s . Yuk, k i ta intip kolek-si pribadi mereka di bawah ini.

� Sri Ardhini

Gaya Busana Arisan

k

A

Page 16: Majalah balipost edisi 72

16

Bali terjebak dalam dua pilihan. Kondisi inipun dimanfaat-kan politisi untuk melakukan manuver. Strategi pedagang

acung pun diterapkan. Aksi penggirin-gan dilakukan, namun suara penolakan tetap nyaring.

Suara penolakan terhadap keharusan Bali memilih desa dinas atau desa adat terkait implementasi UU Desa terus menge-muka. Para advokat yang tergabung dalam Forum Liga Advokat Bali yang mendesak Pansus UU Desa DPRD Bali jangan men-garahkan memilih salah satu.

Mereka berharap Bali tidak menentukan pilihan, melainkan kondisi yang terjadi saat ini agar dibiarkan. Desa dinas dan desa adat diharapkan dapat tetap eksis dan berdamp-ingan secara harmonis. Aspirasi ini disam-paikan Forum Liga Advokat Bali kepada Ketua Pansus UU Desa DPRD Bali.

Anggota Forum Liga Advokat Bali yang juga mantan anggota DPRD Bali Nyoman Supartha menegaskan, pihaknya ingin mem-beri masukan kepada Pansus agar melihat permasalahan UU Desa ini secara objektif, tidak ada kepentingan pribadi atau kelompok serta agar bebas dari kepentingan politik. Terlebih, tugas Pansus bukanlah menentukan atau menetapkan Bali harus memilih desa dinas atau desa adat melainkan hanya men-yaring dan menggali masukan dari berbagai komponen. Kemudian hasilnya diserahkan kepada kabupaten/kota yang mempunyai

kewenangan untuk menetapkan apakah desa adat atau desa dinas ataupun malah menetapkan keduanya.

Untuk itu, Forum Liga Advokat Bali me-minta Pansus tidak melakukan doktrinisasi agar memilih desa adat. Pansus jangan sep-erti pedagang acung yang menawarkan ini barang jelek ini barang bagus. “Pansus harus memahami konteks hukum dalam UU Desa ini. Pansus jangan berpolitik dan jangan melakukan doktrinisasi untuk memilih salah satu apalagi untuk mendaftarkan desa adat. Sebab banyak masalah yang akan muncul. Lebih baik Bali tidak memilih dan biarkan saja seperti sekarang,” tegas Supartha yang mantan anggota Komisi I DPRD Bali itu.

Dari aspek hukum, Supartha berpan-dangan UU Desa ini tidak mengharuskan untuk memilih antara desa dinas atau desa adat. Ia mengutip pasal 6 dalam UU Desa ini yang mana ayat satu berbunyi “Desa terdiri atas Desa dan Desa Adat”. Sementara ayat dua berbunyi “Penyebutan Desa atau Desa Adat sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat”. Bagi Bali, kata Supartha, pasal tersebut tidak ada masalah. Sebab, makna pasal ini mengatur status desa seperti keadaan sekarang, yaitu ada desa dinas dan desa adat atau desa pakra-man yang sama-sama mempunyai status hukum, tetapi berbeda kewenangan.

Namun, penjelasan Pasal 6 memang memicu perdebatan dan penafsiran bahwa

Bali harus memilih salah satu. Dimana disebutkan “Ketentuan ini untuk mence-gah terjadinya tumpang tindih wilayah, kewenangan, duplikasi kelembagaan antara Desa dan Desa Adat dalam satu wilayah, maka dalam satu wilayah hanya terdapat Desa atau Desa Adat. Untuk yang sudah terjadi tumpang tindih antara Desa dan Desa Adat dalam satu wilayah, maka harus dipilih salah satu jenis Desa sesuai keten-tuan Undang-Undang ini.

Koordinator Forum Liga Advokat Bali Gede Indria menambahkan, ketentuan Pasal 116 ayat 3 yang menentukan batas terakhir untuk menentukan pilihan tersebut adalah 15 Januari 2015 tidak mengandung konsekuensi sanksi hukum jika Bali tidak menentukan pilihan hingga batas waktu tersebut.

Ketua Pansus UU Desa DPRD Bali Nyoman Parta ternyata mengabaikan aspi-rasi ini. Ia tetap ngotot Bali harus memilih. Saat konsultasi Pansus ke Kemengdagri juga ditegaskan agar Bali memilih salah satu jenis desa guna mencegah tumpang tindih. “Kalau tidak memilih maka akan ter-jadi tumpang tindih,” tandasnya. Dari hasil konsultasi itu, ia memaparkan berapapun jumlah penetapan desa dinas atau desa adat untuk pertama kali sebelum 15 Januari akan diterima dan mendapat kode desa serta tidak harus mengikuti syarat mengenai desa misalnya menyangkut jumlah penduduk dan luas wilayah. Namun, jika pendaft-arannya melewati batas waktu maka akan berlaku syarat dalam UU Desa ini.

� Widana

12 - 18 Januari 201516

P O L I T I K

Pansus harus mema-hami konteks hukum dalam UU Desa ini.

Pansus jangan berpolitik dan jangan melakukan

doktrinisasi untuk memilih salah satu apalagi untuk mendaftarkan desa adat. Sebab banyak masalah

yang akan muncul. Lebih baik Bali tidak memilih, biarkan Bali seperti

sekarang

Advokat Menentang Doktrinisasi

Page 17: Majalah balipost edisi 72

17

12 - 18 Januari 2015 17

EPISODE korupsi di Dermaga Gunak-sa, Klungkung terus bergulir. Dalam kasus ini tidak ada yang berani mengintervensi pe-nyidik Kejari Klungkung. Pihak-pihak yang merasa punya kuasa harus berpikir berulang

kali untuk melakukan bargaining atau tawar-menawar kasus.

Risikonya fatal. Bisa-biasa berurusan dengan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).

Fakta ini pun ter-ungkap menjelang

akhir tahun 2014. Ka-jari Klungkung Totok

Bambang Sapto Dwijo secara

gamblang

mengungkap adanya peran KPK dalam membantu menangani kasus ini. ‘’Di balik keberhasilan Kejari Klungkung mengung-kap kasus dugaan korupsi pengadaan tanah Dermaga Gunaksa, tidak terlepas dari campur tangan Komisi Pemberantasan Korupsi,’’ ujarnya.

Kajari mengaku sering meminta petunjuk langsung ke kantor KPK. Bahkan, beberapa tenaga ahli diperbantukan khusus oleh KPK membantu menangani kasus Dermaga Gunaksa. Tenaga ahli KPK itu dibiayai langsung oleh KPK. “Saya sempat datang ke KPK untuk ekspose. Saya sampaikan segala kesulitan dan kendala di lapangan,” katanya. Selain itu, ia mengungkapkan cam-pur tangan KPK dalam penanganan kasus ini juga membuat Kejari Klungkung sulit diintervensi pihak manapun, sebagaimana yang biasa terjadi dalam penanganan kasus dugaan korupsi di daerah saat ini.

Campur tangan KPK, membuat pihak-pihak terkait harus berpikir berulang kali untuk melakukan bargaining atau tawar-menawar kasus. Sehingga, penegakan hu-kum kasus ini benar-benar berjalan seperti seharusnya. Selama proses di lapangan, pihaknya juga terus dipantau oleh pihak KPK dan selalu siap membantu jika men-

galami kesulitan.Kuantitas dan kualitas penanganan kasus

Dermaga Gunaksa dan kasus dugaan koru-psi lainnya dari Klungkung tahun lalu juga berkontribusi paling besar atas keberhasilan Bali menduduki peringkat tiga nasional dalam capaian pemberantasan korupsi di In-donesia tahun lalu. Namun, dengan capaian itu Totok menegaskan penanganan kasus Dermaga Gunaksa dari institusi kejaksaan belum usai. Sebab, masih tercium bau busuk dugaan korupsi pembangunan fisiknya yang belum tuntas.

Kasi Intel Suhadi menambahkan penan-ganan kasus Dermaga Gunaksa dan kasus-kasus lainnya di Klungkung diharapkan bisa memberikan efek jera.

Sebab pihaknya sangat menyadari virus korupsi khususnya di Bali, sudah terlanjur mengakar dan harus benar-benar diperangi dengan penanganan serius. Penanganan kasus Dermaga Gunaksa juga bisa menjadi contoh bagi kejaksaan dan institusi penegakan hukum lainnya di Bali, agar bermental baja. Berani mengungkap kasus-kasus besar yang meli-batkan pejabat, sebagai bagian dari semangat revolusi mental penegakan hukum. “Semoga tidak ada lagi Candra yang lain. Kami tentu berharap penanganan ini menjadi titik balik semangat pemberantasan korupsi di Bali, khususnya di Klungkung,” tegasnya.

� Bagiarta

atau tawar-menawar kasus. Risikonya fatal. Bisa-biasa berurusan denganKomisi Pemberantasa Korupsi (KPK).

Fakta ini pun ter-ungkap menjelang

akhir tahun 2014. Ka-jari Klungkung Totok

Bambang SaptoDwijo secara

gamblang

Ada KPK di Dermaga Gunaksa

MBP/bagiarta

Dermaga Gunaksa yang telah menelan dana ratusan miliar rupiah hanya melahirkan belasan koruptor. Sampai saat ini tak kunjung bisa dioperasikan.

Totok

Page 18: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 201518

P E N D I D I K A N

Mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 ini, se-jumlah sekolah harus meng-ganti Kurikulum 2013 yang

sudah diterapkan untuk kembali ke Kuri-kulum 2006. Perbedaan antara kedua kuri-kulum tersebut membuat sejumlah sekolah harus merombak materi pembelajaran termasuk jam pelajaran. Hal ini membuat banyak sekolah menjadi tidak siap untuk melaksanakan pembelajaran secara optimal pada awal semester genap tersebut.

Sejumlah sekolah yang harus kembali menerapkan Kurikulum 2006 mengaku belum siap untuk menerapkan kurikulum tersebut. Pihak sekolah harus berkemas kembali untuk pembelajaran meng-gunakan kurikulum awal tersebut. ”Se-harusnya awal semester genap ini sudah menggunakan Kurikulum 2006, tapi kami harus rapat dulu untuk berkemas dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006,” ujar sejumlah kepala sekolah yang ada

di Karangasem.Perubahan kurikulum membuat sekolah

harus merombak sistem pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karangasem I Gede Ariyasa mengungkapkan, hanya 15 sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 pada semester genap ini. Sedangkan sekolah lainnya harus kembali menerapkan Kuriku-lum 2006. ”Sekarang hanya 15 sekolah saja yang menerapkan Kurikulum 2013 sebagai pilot project. Sebelumnya, semua sekolah yang ada di Karangasem sudah menerapkan Kurikulum 2013,” kata Ariyasa.

Perbedaan tujuan, komponen dan proses pada kedua kurikulum tersebut membuat sejumlah sekolah tidak bisa langsung kembali ke Kurikulum 2006. Menurut Ariyasa, struktur sejumlah mata pelajaran mengalami perbedaan sehingga harus dipersiapkan matang sebelum diter-apkan. Kendati begitu, Ariyasa menegas-kan pengembalian ke Kurikulum 2006

hanya bersifat sementara. Sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang pelaksanaan Kurikulum 2013, seluruh sekolah harus kembali menerapkan Kurikulum 2013 paling lambat 2019/2020. ”Meski harus kembali ke Kurikulum 2006, sesuai den-gan surat edaran seluruh sekolah harus kembali menerapkan Kurikulum 2013 paling lambat 2019/2020,” ujarnya.

Di sisi lain, terkait dengan buku pegan-gan guru dan siswa Kurikulum 2013 edisi semester genap sudah terlanjur dibagikan ke seluruh sekolah yang ada di Karangasem. Menurut Ariyasa, buku tersebut hanya bisa digunakan pada sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013. Sedangkan sekolah yang tidak menerapkannya diharapkan dapat menyimpan buku tersebut sebagai referensi, nengingat pengembalian ke Kurikulum 2006 hanya bersifat sementara.

� Dedy Farendra

Kembali ke Kurikulum 2006, Sekolah Belum Siap

MBP/dok

Sejumlah sekolah harus mengganti Kuri-kulum 2013 yang su-dah diterapkan untuk kembali ke Kurikulum

2006.

Page 19: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 2015 19

UPAYA pencegahan budaya korupsi dengan cara membuat kurikulum pen-didikan antikorupsi dari jenjang sekolah dasar hingga tingkat menengah atas dituding tidak tepat dilakukan. Bahkan, kebijakan itu justru dikhawatirkan akan menambah banyak kurikulum yang telah ada. Bagi Ketua Dewan Pendidikan Ka-bupaten Tabanan Wayan Madra Suartana, upaya yang tepat adalah siswa sebaiknya lebih ditanamkan kepada pendidikan budi pekerti dan moral sejak dini. ”Pendidikan budi pekerti dan moral justru akan lebih bisa menanamkan sikap jujur para siswa, ketimbang harus membuat kurikulum pendidikan antikorupsi,” ujar Madra Suartana, belum lama ini.

Dengan adanya kurikulum pendidikan antikorupsi, kata dia, artinya sama saja menjadikan korupsi sebagai kejahatan tunggal. Padahal, korupsi bukan satu-satunya kejahatan yang ada melainkan masih ada kejahatan lainnya. Ditegaskan, fenomena yang terkadang masih kerap terlihat yakni masih ada saja orang tua

yang secara tidak langsung mengajarkan kepada anak mereka tentang praktik ko-rupsi seperti suap atau menyogok ketika memasukkan anaknya ke sekolah favorit. ”Tak dipungkiri, terkadang masih ada saja sogok menyogok, meski tidak semuanya. Dan ini terjadi di lembaga pendidikan. Bagaimana menerapkan kurikulum pen-didikan antikorupsi, jika praktik sogok menyogok masih kerap ada,” katanya mengkritisi.

Terkait perlu tidaknya pendidikan antikorupsi, Madra Suartana kembali menegaskan, dirinya lebih setuju jika yang lebih ditekankan kepada para siswa adalah pendidikan budi pekerti dan moral saja yang telah menyangkut seluruh as-pek kehidupan. ”Pendidikan antikorupsi tidak hanya lewat kurikulum melainkan bagaimana penyelenggara negara seperti pemerintah bisa memberi contoh pada para generasi muda saat ini yang baik untuk tidak melakukan korupsi. Kalau pemerintah saja masih doyan korupsi, pasti akan sulit menghapus budaya ini,”

tegasnya.Selama budaya korupsi masih melekat

dalam penyelenggaraan negara, kata dia, secara tidak langsung akan terus menumbuhkan generasi yang korup. ”Jika memang budaya korup ini benar-benar hilang, maka penyelenggara negara atau birokrasi harus mulai menghilangkan kultur itu terlebih dahulu,” ujarnya.

Hal berbeda justru disampaikan Ketua KNPI Tabanan Dewa Gede Ary Wirawan. Menurutnya, berbagai cara mencegah dan memerangi korupsi ini memang harus terus diupayakan, termasuk menggunakan institusi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Untuk itu, strategi yang umumnya dipilih dengan mengintervensi secara tidak langsung proses belajar-mengajar melalui penerapan kurikulum antikorupsi. Pasalnya, institusi pendidi-kan diyakini sebagai tempat terbaik untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai antikorupsi.

� Dewi puspa

Hapus Budaya Korupsi, Tanamkan Budi Pekerti

MBP/dok

Penanaman pendidikan budi pekerti dan moral sejak dini kepada siswa dinilai efektif untuk menghapus budaya korupsi.

Page 20: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 201520

M A N C A N E G A R A

Alcatraz adalah nama pulau yang menjadi lokasi oleh salah satu penjara paling terkenal di dunia. Terletak di San Francisco Bay,

AS, Alcatraz adalah salah satu dari tiga pulau yang ditemukan oleh penjelajah Spanyol, Juan Manuel de Ayala, pada ta-hun 1775.

Kata “alcatraz” berarti “pelican” dalam bahasa Spanyol. Sebelum digunakan seba-gai penjara, pulau itu digunakan sebagai instalasi militer. Pada tahun 1850-an, Alca-traz mulai difungsikan sebagai penjara bagi tahanan militer. Hal ini berlanjut sampai tahun 1933 ketika pengelolaan Alcatraz diserahkan kepada Departemen Kehaki-man AS.

Alcatraz merupakan penjara dengan keamanan maksimum dan dirancang untuk memenjarakan penjahat paling berbahaya dan penjahat kambuhan. Berbagai film telah dibuat menggunakan Alcatraz sebagai latar belakang, meskipun kebanyakan dari peng-gambaran film tidak benar-benar sesuai dengan realitas sebenarnya.

Alcatraz memiliki kapasitas menampung 336 tahanan, tetapi tidak pernah benar-benar terisi penuh. Penjara ini terkenal dengan sistem keamanan maksimum den-gan pelanggaran HAM yang sangat parah. Di penjara ini diberlakukan rule of silence, yaitu suatu peraturan yang melarang para napinya saling berbicara. Banyak yang mengalami gangguan jiwa akibat peraturan kejam ini. Salah satunya adalah seorang terpidana perampok bank terkenal bernama Rufe Persful yang memotong jarinya karena

depresi karena aturan mengerikan ini. Se-lain itu, penjara ini benar-benar sukses men-ciptakan dunianya sendiri. Hal ini terbukti dengan terputusnya kontak dengan orang luar dan pengunjung hanya diperbolehkan dua kali sebulan.

Para napi beristirahat di dalam sel yang hanya seluas bentangan tangan, yang bisa menyentuh sisi kanan dan kiri dinding dengan fasilitas tempat tidur, tempat cuci tangan, dan toilet. Untuk napi yang sering membuat keonaran, akan dimasukkan ke dalam lubang blok D. Blok D terdiri dari 4 sel kecil tanpa lampu dan jendela, hanya ada sebuah lubang tempat buang hajat. Banyak tahanan yang gila, sakit bahkan mati di sana. Bos mafia yang ternama tahun 1920-an, Al Capone, pernah mencoba kabur dan dimasukkan ke lubang tiga kali. Tahanan lainnya yaitu Rufus McCain dikurung di dalam lubang 14D selama tiga tahun dua

bulan karena mencoba kabur tahun 1939.Alcatraz dirancang dengan sistem

keamanan tingkat tinggi dengan kemungki-nan lolos sangat kecil sekali. Para napi yang mencoba kabur ada yang tertembak, teng-gelam atau ditangkap kembali dan disiksa di dalam lubang. Sedikit kemungkinan para napi berhasil lolos dari Alcatraz dengan berenang, mengingat suhu air yang dingin dan arus yang kuat, bahkan perenang handal sekalipun tidak akan berhasil.

Penjara Alcatraz telah ditutup untuk selamanya pada tahun 1963 karena biaya perawatan yang mahal dan polusi sampah. Kini, penjara tersebut diambil alih oleh Dinas Pertamanan Nasional dan merupakan tempat wisata angker favorit para turis. Ber-bagai penampakan terjadi setelah tempat ini ditutup. Dilaporkan dari mantan penjaga, mantan tahanan, pemandu wisata dan pengunjung bahwa sering terdengar suara

Alcatraz, Penjara Penuh Misteri

Page 21: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 2015 21

SIAPA yang tidak kenal dengan Mikhail Gorbachev? Pria ini lahir pada tanggal 2 Maret 1931 di Krai Stavropol. Dia berasal dari keluarga Ukraina-Rusia. Dia tinggal bersama keluarganya di sebuah desa kecil tempat ayahnya bekerja sebagai montir pertanian. Pada awal 14 tahun, ia mulai bekerja sebagai asisten dalam menggabungkan pekerja panen. Dia adalah seorang anak pekerja keras saat itu dan berhasil meme-nangkan beberapa penghargaan.

Pada tahun 1950, ia belajar di Moskow State University dan lulus dengan gelar di bidang hukum. Sejak sekolah, ia aktif bergabung Bagian Komunis Uni Soviet. Dia bertemu istrinya, Raisa Maximovna Titorenko di Universitas Moskow dan keduanya menikah pada tahun 1953. Pada tahun 1962, karir politik Gorbachev dimulai. Dia terpilih untuk memegang posisi di Stavropol Partai Komunis. Dia kemudian bertang-gung jawab untuk mengurus orang dalam pertanian dan industri. Setelah empat tahun menjadi Sekretaris Jenderal, ia diangkat sebagai Presiden Eksekutif Uni Soviet oleh parlemen.

Akibat terlibat perang dingin melawan Amerika dan sekutu-sekutunya di blok Ba-rat dalam perebutan pengaruh ideologi dan politik global yang berkepanjangan, Uni Soviet pun mengalami kekalahan dalam hal ekonomi serta politik di dalam dan luar negeri. Untuk mengejar ketertinggalan itu, Gorbachev mengusulkan restrukturisasi negara melalui kebijakan Perestroika dan Glasnost, pada 6 Maret 1986. Kebijakan itu memperoleh sambutan hangat dari rakyat, tetapi dikecam oleh golongan ortodoks yang menilai tindakannya terlalu ekstrim.

Perestroika adalah istilah Rusia untuk reformasi politik dan ekonomi. Perestroika berarti “restrukturisasi”, merujuk pada restrukturisasi ekonomi Soviet. Perestroika sering dianggap sebagai akibat jatuhnya komunis di Uni Soviet dan Eropa Timur,

dan mengakhiri Perang Dingin.Glasnost adalah keterbukaan dalam semua bidang di dalam institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan in-

formasi. Kata “glasnost” digunakan pertama kali di Rusia pada akhir 1850, juga menunjuk pada periode sejarah yang menggambarkan kebebasan berinformasi selama tahun 1980-an.

Cita-cita Gorbachev untuk membangun negaranya itu ternyata justru menjadi bumerang. Akibat adanya keterbukaan, partai komunis yang berkasa di Soviet kehilangan kontrol terhadap media. Kalangan pers pun kemudian leluasa menyingkap berbagai borok pemerintah, termasuk korupsi dan penyalahgunaan wewenang lainnya.

Kebebasan dan keterbukaan itu juga membuat rakyat Uni Soviet semakin berani menyu-

arakan ketidakpuasan terhadap bu-ruknya kondisi dalam negeri.

Keadaan itu semakin parah akibat kian maraknya pertikaian antar etnis. Pada akhirnya, upaya re-strukturisasi itu memicu perpecahan di Uni So-viet, dan menjadikannya bubar secara resmi pada tanggal 26 Desember 1991.

� Gugiek Savindra

Gorbachev, Pemimpin Terakhir Uni Soviet

pintu logam yang menutup sendiri pada malam hari, suara laki-laki, siulan, jeritan, suara kaki berlari di sepanjang koridor, bahkan suara musik banjo juga pernah dilaporkan terdengar dari ruang mandi, dimana Al Capone sering memainkannya saat menyendiri. Apakah Anda berminat untuk mencoba?

� Gugiek Savindra

Glasnost adalah keterbukaan dalam seminstitusi pemerintahan Uni Soviet, term

formasi. Kata “glasnost” digunakan ppada akhir 1850, juga menunjuk pyang menggambarkan kebebasan btahun 1980-an.

Cita-cita Gorbachev untuk memitu ternyata justru menjadi bumerketerbukaan, partai komunis yankehilangan kontrol terhadap mepun kemudian leluasa menyingkpemerintah, termasuk korupsi dwewenang lainnya.

Kebebasan dan keterbukarakyat Uni Soviet sem

arakan ketidakruknya k

KeadaakibpertPadstruperpvietbubtang199

intu logam yang menutup sendiri ada malam hari, suara laki-laki,ulan, jeritan, suara kaki berlarii sepanjang koridor, bahkan suara

musik banjo juga pernah dilaporkan rdengar dari ruang mandi, dimana

Al Capone sering memainkannyaaat menyendiri.

Apakah Andaerminat untuk

mencoba?

� Gugiek Savindra

Page 22: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 201522

D A E R A H

Bangli menjadi salah satu dari enam kabupaten yang rutin menerima bantuan penyisi-han pajak hotel dan restoran

(PHR) dari Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Tiap tahunnya, bantuan yang diterima Bangli melalui Pemerintah Provinsi Bali tersebut nilainya bervariasi dan terus mengalami peningkatan. Untuk tahun 2015 ini, Bangli kembali menerima penyisihan PHR dengan nilai mencapai Rp 22.828.806.000.

Berdasarkan data yang dimiliki bagian keuangan Setda Bangli, nilai penyisihan PHR yang diterima Bangli tiap tahunnya bervariasi. Pada tahun anggaran 2014 kemarin, bantuan penyisihan PHR dari Kabupaten Badung dan Kota Denpasar yang diterima Kabupaten Bangli nilainya mencapai Rp 20.826.151.500,00. Jumlah tersebut meningkat dari bantuan peny-isihan PHR yang diterima Bangli tahun 2013 sebelumnya, yakni sebanyak Rp 19.699.210.300,00. Sedangkan untuk tahun anggaran 2015 ini, bantuan peny-isihan PHR yang diterima Bangli kembali meningkat dengan nominal mencapai Rp 22.828.806.000,00.

Kepala Badan Perencanaan Pemban-

gunan Daerah (Bappeda) Bangli Ida Bagus Giri mengatakan bantuan berupa penyisihan PHR yang diterima Kabupaten Bangli selama ini sudah digunakan pemer-intah sebagaimana peruntukannya. Yakni membangun fasilitas dan infrastruktur pariwisata. Adapun infrastruktur yang dibangun dengan dana penyisihan PHR tersebut salah satunya berupa jalan menuju objek-objek wisata, seperti yang ada di Trunyan, Kehen dan di kawasan Penelokan yang kewenangannya ada di luar pemerintah provinsi. Bahkan dari sekian objek wisata yang ada, Penelokan, kata Ida Bagus Giri mendapat prioritas perbaikan dengan dana penyisihan PHR tersebut.

“Pada intinya dana yang diberikan tersebut harus digunakan untuk men-dukung kegiatan pariwisata. Tidak boleh digunakan untuk belanja kegiatan lainnya,” terangnya. Mantan Sekwan ini lebih lanjut menjelaskan, bantuan penyisihan PHR yang diterima dari Kabupaten Badung dan Kota Denpasar tersebut merupakan bagian dari mana-jemen pariwisata di Bali. Dimana ban-yaknya wisatawan yang datang ke kedua wilayah tersebut tidak terlepas dari

dukungan objek-objek wisata yang ada di kabupaten-kabupaten lainnya, salah satunya Bangli. Dengan dana penyisi-han PHR yang diberikan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar tersebut, enam kabupaten lainnya yakni Ban-gli, Klungkung, Jembrana, Buleleng, Karangasem dan Tabanan secara tidak langsung diarahkan untuk memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata yang ada, sehingga kunjungan wisatawan ke Bali dapat terus meningkat.

Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan itu secara tidak langsung nantinya akan berpengaruh juga terh-adap perolehan pendapatan asli daerah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Ida Bagus Giri menambahkan, mengingat bantuan tersebut selama ini diberikan melalui Pemerintah Provinsi Bali, maka pertanggungjawaban Pemkab Bangli langsung ke Pemerintah Provinsi. Bukan ke Kabupaten Badung maupun Kota Denpasar. “Mengenai pertanggungjawa-bannya, karena dana itu diberikan melalui Pemprov, maka kabupaten langsung ke Pemprov,” terangnya.

� Swasrina

Bangun Pariwisata

Bangli Dapat Suntikan

Page 23: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 2015 23

MESKI setiap tahunnya Bangli selalu mendapat bantuan penyisihan PHR hingga Rp 20 miliar lebih, namun tak serta merta membuat pariwisata Bangli bebas dari per-soalan. Penelokan, Kintamani sebagai ikon pariwisata di Bangli sejak beberapa tahun terakhir terus saja mendapat sorotan dari berbagai kalangan, baik pemerhati maupun para pelaku pariwisata. Bahkan banyak yang pesimis bahwa kejayaan pariwisata Kintamani akan kembali pulih sebagaimana yang pernah dirasakan saat era 90-an.

Contoh sederhana saja, saat tahun baru ini jumlah penyeberangan ke Trunyan menurun. Bahkan pelaku pariwisata set-empat mengatakan kunjungan ke Trunyan terus menurun dari tahun ke tahun. Seperti disampaikan ketua penyeberangan Derma-ga Kedisan, Kintamani-Trunyan, I Nengah Dester, Kamis (1/1).

Ia mengungkapkan, liburan tahun baru kali ini terasa sepi. Jumlah pengunjung turun hingga 20 persen. “Tiap tahun pen-gunjung yang menyeberang ke Trunyan mengalami penurunan hingga 20 persen,”

jelasnya. Adapun yang menjadi salah satu penyebab memudarnya citra pariwisata Penelokan-Kintamani adalah karena tump-ahnya pedagang-pedagang yang semula berjualan di areal parkir museum gunung api ke kawasan Penelokan. Selain itu adanya truk angkutan galian C di kawasan wisata Kintamani juga membawa masalah tersendiri bagi kemajuan pariwisata.

Terkait Penelokan, sebenarnya perso-alan yang membuat kawasan ini semrawut muncul sejak tahun 2013 silam. Meski sudah berlangsung cukup lama, namun pemerintah Kabupaten Bangli sampai saat ini masih belum bisa berbuat banyak. Bah-kan janji perubahan wajah Penelokan per awal Januari seiring dengan pemberlakuan kenaikan retribusi pariwisata sebesar 200 persen seperti yang dilontarkan Bupati pun nampaknya masih jauh dari harapan.

Mengingat hingga saat ini belum menun-jukkan adanya tanda-tanda perubahan, Wakil Ketua DPRD Bangli Nyoman Basma pun mengaku pesimis dengan janji pemerin-tah tersebut. Dirinya tidak yakin janji terse-

but bisa direalisasikan pemerintah mulai Januari ini. Hal itu mengingat sampai saat ini para pedagang yang sering disebut-sebut sebagai penyebab semrawutnya Kintamani tak kunjung disediakan tempat yang layak untuk berjualan. “Kalau itu memang janji pemerintah paling tidak para pedagang su-dah mulai disediakan tempat. Kalau tidak dibangunkan pasar, saya pesimis persoalan itu bisa diselesaikan,” terangnya.

Sementara itu terkait dengan penyisihan PHR yang selama ini diberikan melalui Pemerintah Provinsi Bali untuk Pemkab Bangli, Basma menilai jumlah tersebut masih belum cukup untuk membantu pembangunan fasilitas dan infrastuktur pariwisata Bangli. Basma pun berharap agar bantuan penyisihan PHR dari kabupaten lainnya tersebut bisa diberi lebih dari itu. “Merupakan suatu kewajiban bagi daerah-daerah penghasil pariwisata lainnya, agar memberi penyisihan lebih untuk Bangli. Terutama yang penghasilan sektor pariwisa-tanya lebih,” terangnya.

� Swasrina

PHR Rp 22,8 MiliarPariwisata Terancam

Page 24: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 201524

K E S E H ATA N

Berbahagialah, sesungguhnya ses-eorang yang dapat mendonorkan darahnya setiap tiga bulan sekali. Selain secara kemanusiaan mer-

upakan action mulia dalam kaitan kepedu-lian kepada sesame, keuntungan secara pribadi, implikasinya sangat baik untuk kesehatan diri. Paling tidak merangsang sumsum tulang lebih baik dalam hal mem-produksi sel darah merah yang baru.

Bisa jadi kegiatan donor darah di-pandang sebagai kegiatan sepele saja. Kebanyakan orang tidak tahu arti dan makna sumbangan darahnya yang sangat bermanfaat untuk kemanusiaan. Barang-kali masih banyak orang mendonorkan darahnya dengan terpaksa atau mungkin tidak tahu manfaat besar yang diperoleh sesorang ketika mendonorkan darahnya. Donor darah merupakan proses pengam-bilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah. Kemudian digunakan pada transfusi darah. Dari informasi yang dihimpun di UDD PMI Bali, dijelaskan ada banyak keuntungan yang didapat dari mendonorkan darah secara periodik tiga bulan sekali. Dari aktivitas itu, dapat merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah baru. Dengan demikian membuat organ pembentuk darah berfungsi lebih efektif dan sel-sel aktif. Selain itu mendapat pe-meriksaan secara gratis. Pasalnya, setiap kali hendak donor sudah pasti dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Keuntungan lainnya menurunkan risiko penyakit jantung. Alasannya jumlah zat besi dalam darah lebih stabil. Juga mendapatkan kesehatan psikologis, karena merasakan kepuasan telah membantu orang yang membutuhkan. Di samping itu men-deteksi penyakit serius, karena setiap kantong darah yang akan ditransfusikan harus melalui pemeriksaan Infeksi Menu-lar Lewat Transfusi Darah (IMLTD) dan apabila darah pendonor tidak lolos uji, ada pemberitahun kepada donor tersebut. Dari

beberapa sumber lain juga disebutkan lewat donor darah ini dapat membantu menurunkan berat badan, membantu membakar kalori, meningkatkan kapasitas paru-paru dan ginjal. Selain itu memban-tu sirkulasi darah, memaksimalkan darah dalam paru-paru, menurunkan zat seng dalam darah, mencegah penyakit langka, menghilangkan kaku di pundak.

Namun, tidak sembarang orang bisa mendonorkan darahnya kepada orang lain. Pasalnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seseorang pendo-nor. Ia harus dalam kondisi sehat, tidak minum obat atau jamu minimal tiga hari sebelum donor. Usia juga menjadi syarat penting dalam kaitan donor darah. Usia ideal antara 17 tahun – 60 tahun. Berat badan minimal 45 kg, kadar hemoglobin minimal 12,5 gr/dl, dan tekanan darah 110/70 – 160/100 mmHg. Seorang wanita yang sedang haid, hamil, menyusui tidak diperkenankan melakukan donor darah. Pasalnya, pada masa itu seorang wanita sedang banyak membutuhkan darah. Sebe-lum melakukan donor, pendonor juga har-us mengisi dan menandatangani informed consent serta bersedia diberitahukan hasil screening darahnya (bila reaktif), dan

jarak pengambilan darah minimal 75 hari setelah sebelumnya donor. Masalahnya, sel darah baru terbentuk kembali secara sempurna setelah 75 hari atau tiga bulan. Temperatur tubuh juga harus terjaga. Bai-knya saat melakukan donor temperatur tubuh antara 36,6-37,5 derajat celcius. Sesorang juga tidak mengalami gangguan pembekuan darah (hemofilia), denyut nadi antara 50-100 kali/menit. Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak pernah atau sedang menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti de-mam atau influenza. Selain itu seseorang yang baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari, pernah menerima transfusi kurang dari setahun. Begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupuntur. Kegiatan mendonorkan darah ini dapat dilakukan secara peroran-gan atau rombongan di suatu tempat yang disepakati oleh PMI. Bisa juga dilakukan di UDD PMI Provinsi Bali atau mobile unit UDD PMI, serta bus donor dari PMI.

� Cittamaya

Donor Darah

Rangsang Sumsum Tulang, Produksi Sel Darah Merah Baru

Page 25: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 2015 25

DARAH yang didapat dari pendonor darah di UDD Provinsi Bali harus melalui proses ketat sebelum diterima pasien. Darah yang didapat dari pendonor, 95% bisa terpakai. Kasubag Produksi UDD PMI Bali dr. Chandra Indriasari, men-jelaskan ada beberapa tahapan memas-tikan keamanan dan kualitas darah itu. Prosedurnya, darah yang didapat dari pendonor dilakukan pemisahan baik sel darah merah, sel darah putih, trombosit. Selanjutnya disimpan pada suhu masing-masing. Setelah itu dilakukan uji saring di laboratorium. Uji saring ini meng-gunakan metode ELISA. Sistem inilah dipergunakan pemeriksaan empat macam penyakit, yaitu Hepatitis B, Hepatitis C, Spilis, HIV. Pemeriksaan dilakukan sebanyak dua kali. Pada pemeriksaan kedua dilanjutkan pemeriksaan teknik NAT (Nucleic Acid Testing). Ini dilaku-kan untuk lebih mengamankan darah. Dengan uji NAT, dapat dideteksi penya-kit yang belum terdeteksi pada metode

ELISA. Pemeriksaan dengan teknik NAT merupakan pemeriksaan asam nukleat, “Yang diperiksa DNA, RNA virus terse-but,” ujarnya Senin (13/10) lalu. Metode NAT juga dapat mendeteksi penyakit pada window period . Artinya virus yang telah masuk ke tubuh, namun antigen/antibodinya belum terdeteksi. Nah, den-gan cara NTA ini, dapat dideteksi dengan efektif. Contohnya, HIV yang virusnya baru bisa terdeteksi setelah enam bulan hingga satu tahun setelah masuk ke dalam tubuh. Dengan pemeriksaan NAT ini, virus dalam darah sudah bisa dide-teksi lima hari setelah masuknya virus tersebut ke dalam tubuh seseorang. Dari pengalaman pemeriksaan darah di UDD PMI Provinai Bali, tercatat 95% darah pendonor bisa terpakai. Sedangkan 5% nya tidak lolos uji saring. ‘’Jika tidak lolos iya darah itu harus dimusnahkan,’’ ujar dr. Chandra.

Dikatakan, darah yang didapat dari pen-donor itu setelah diperiksa dengan proses

ekstra ketat sebelum diterima sang pasien. Setelah uji saring pun, darah dicrossmatch, dicocokkan kembali dengan darah pasien. Alasannya, bisa saja antigen tertentu pada darah pendonor atau antigen tertentu pada darah pasien tidak cocok. Selama ini ken-dala yang dihadapi pada UDD PMI misal-nya terjadinya penyakit-penyakit tertentu. Seperti anemia hemolitik. Dijamin, UDD PMI Bali dapat mengantisipasi dengan mengubah sistemnya seperti mengguna-kan sistem hangat, hingga mengurangi antigen tersebut. Dengan prosedur ekstra itu, barulah darah itu aman diberikan ke pasien. Persolannya, ketidakcocokan darah bisa membahayakan pasien. Karena itu, UDD PMI sangat ketat dalam makanisme atau proses penyaringan darah itu. “Darah yang tidak cocok, tidak mungkin dike-luarkan untuk pasien. Pasti kita carikan darah yang cocok,” pungkas dr. Candra Indriasari.

� Cittamaya

Darah ke Pasien Aman, Diuji dengan Makanisme Ketat grafis: wawan

Page 26: Majalah balipost edisi 72

L E N S A

Page 27: Majalah balipost edisi 72

MBP/I Made Adi Dharmawan

Foto ini merupakan salah satu pemenang Lomba Foto HUT ke-66 Bali Post. Foto yang

mengambil tema “Lestarikan Mangrove” ini berhasil meraih

Juara I.

LESTARIKAN MANGROVE

Page 28: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201528

O L A H R A G A

Atlet Berpotensi Tahun Ini

Amerika Serikat takkan per-nah kehabisan talenta muda di arena golf. Tiger Woods dipas-tikan punya penerus, di mana Jordan Spieth mampu memukau publik golf internasional pada debutnya di Ryder Cup. Pegolf berusia 21 tahun itu mencetak 2,5 poin dari nilai empat sebagai angka tertinggi.

Tirai kompetisi di sega-la olahraga telah ditu-tup seiring pergantian tahun. 2015 tentunya

akan kembali ramai sejumlah event besar di semua cabang. Para langganan juara masih

akan dominan, tapi jangan lupakan ambisi para atlet muda yang merasa sudah waktunya untuk menjulangkan prestasi dan karier setinggi langit.

Berikut enam atlet muda yang punya potensi besar

menghasilkan kejutan dan tak mustahil membawa dampak perubahan di olahraga masing-masing.

irai kla olatup setahun

akan kembali event besar diPara langgan

Rising star tenis asal Kanada ini sudah mu-lai memoles reputas-inya tahun ini dengan mencapai final grand slam pertamanya di Wimbledon. Sayang-

nya, capaian Genie tak sempurna lantaran dikalahkan Petra Kvi-tová. Namun hebatnya, petenis berusia 20 ta-hun itu sudah bisa me-nembus peringkat tu-

juh dunia. Gelar WTA pertamanya juga baru direngkuh tahun ini, te-

patnya di WTA Nürnberg.

Usianya kurang seta-hun lagi untuk mencapai 20, tapi Mikaela Shiffrin sudah “menghipnotis” para penggemar dan at-let ski lainnya. Mikaela mengukir rekor atlet ski termuda yang meraih medali emas di nomor sla-lom, pada Olimpiade Sochi, Februari lalu. Atlet asal Amerika Serikat itu juga punya modal bagus untuk menjelang 2015 di mana dia sudah mengoleksi 11 keme-nangan pada FIS World Cup sebelumnya.

Mikaela Shiffrin

Jordan Spieth

Eugenie “Genie” Bouchard

Page 29: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 29

IRB Player of the Year. Gelar yang setara dengan Ballon d’Or da-lam sepakbola ini sukses diraih Brodie Retallick, seiring tim All Black – Selandia Baru, menc-etak hattrick Rugby Championship tahun ini. Skill-nya dengan bola tak hanya efektif tapi juga memukau banyak pengamat. Atlet berusia 23 tahun itu pula yang punya peran kunci buat All Black mempertah-ankan trofi Piala Dunia rugbi di Inggris.

Usia Steven Smith yang sudah meng-injak 25 tahun dianggap matang untuk memimpin tim Australia pada Piala Dunia kriket 2015 mendatang. Smith sebagai

batsman di tim dipercaya mengganti-kan peran Michael Clarke yang cedera sebagai kapten.

121112122222222121222221212222122222212222222212122122222222 2112222222222122222222222222122222222222222222222222221212212222222211112222222221112122212222222211111212121222221111121212222111111222222122222222222221122222222 - 18 Januari 2015 29

pu ya pe a u c bbuatAll Black k mempererrtaah-ananankakan n trtrofio PPiaialala D DDDunniaia rur gbgbi didid IIngggrgrisi .

Bukan, nama di atas bukan putra dari legenda sepakbola Inggris, David Beckham. Odell Cornelious Beckham Jr. merupakan atlet NFL yang namanya mencuat dari sensasi YouTube. Meski baru bermain di 12 laga, wide receiver berusia 22 tahun itu sudah terbilang memberi dampak besar buat New York Giants, terlebih setelah berhasil menemukan “chemis-try” yang tepat dengan quarterback veteran, Eli Manning.

� Gugiek Savindra

Odell Beckham Jr.

Brodie Retallick

Steven Smith

Page 30: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201530

O L A H R A G A

MAMPU meraih medali emas cabang olahraga (cabor) judo bagi kontingen Bali pada PON Remaja I/2014, Surabaya, Jawa Timur, 9-15 Desember lalu, tidak bisa dilupakan oleh I Wayan Gede Bima Prasetya. Akan tetapi prestasi itu bukan akhir dari segalanya.

Hasil tersebut merupakan awal dari perjuangannya untuk menjadi yang lebih baik lagi ke depannya. Medali emas berikut yang diincar-nya adalah pada Porprov Bali 2015 di Buleleng. Ia bertekad mengulang keberhasilannya di Surabaya. ”Saya ingin menyumbang emas untuk Denpasar di Porprov. Saya berharap bisa mengulang kembali kesuk-sesan di PON Remaja,’’ ungkap Bima di Denpasar pekan lalu.

Untuk mengulang prestasi itu tidaklah mudah buat anak pertama pasangan I Ketut Agastya Suryana dan Ni Ketut Sudiarti ini. Ia harus berjuang lebih keras dan tampil lebih baik lagi karena lawannya adalah para pejudo senior. Berbeda dengan di PON Remaja di mana pesaingnya semuanya atlet berusia di bawah 17 tahun.

Siswa SMPN 2 Denpasar ini menilai pejudo yang berlaga di Por-prov semuanya tangguh. Namun, pesaing terberatnya bakal datang dari Kabupaten Bangli. ‘’Sebagian besar senior saya berasal dari Ban-gli dan semuanya ikut bertanding di Buleleng. Itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi setelah merebut emas di PON Remaja,” tegas Bima.

Selama menggeluti judo, Bima Prasetya sudah mendulang prestasi di ajang tingkat daerah dan na-sional. Dia menyabet medali perak pada kejuaraan Bali Open Judo Championsip 2014 di Denpasar dan Kejurnas KU-13 di Jakarta. Medali emas disumbangkan pe-muda kelahiran Denpasar, 8 Mei 2000 ini pada Pra-PON di Ciloto, Jawa Barat.

� Eka Parananda

I Wayan Gede Bima Prasetya

Berlanjut ke Porprov Bali

MBP/nan

Page 31: Majalah balipost edisi 72

KEHADIRAN Bali United Pusam (BUP) memberikan angin segar bagi perkembangan sepak bola di Pulau Dewata. Bermarkasnya klub asal Samarinda, Kali-mantan Timur, itu di Stadion Wayan Dipta, Gianyar, membuka peluang bertambahnya pemain lokal Bali yang akan berlaga di Indonesia Super League (ISL) 2015.

Musim lalu hanya I Made Wirawan (Persib Bandung), Gede Sukadana, Kadek Wardana (Arema Cronus Malang), AA Wahyu Trisnajaya alias Nanak (Persija Jakarta, kini Sriwijaya FC), dan Ngurah Arya (Persiba Balikpa-pan) yang berkiprah di kompetisi tertinggi di Tanah Air. Kini, dengan datangnya BUP, bakal semakin ban-yak lagi pesepak bola dari kota dan kabupaten-kabupaten se-Bali yang merasakan glamornya ISL.

Harapan itu menguak menyusul lolosnya delapan pemain Bali da-lam seleksi tahap awal pelatih BUP Indra Sjafri di Lapangan Banteng, Seminyak, Kuta, Badung, yang berakhir Minggu (28/12) lalu. Akan tetapi mereka masih harus menan-tikan hasil seleksi berikutnya di Yogyakarta, 2-9 Januari 2015. Para pemain tersebut adalah I Nengah Sulendra, Agus Setiawan, Asep Tri-wahono, Agus Kayun Dwipayana (mantan Perseden), Adi Parwa, I Nyoman Sukarja (PS Badung), Anggo Julian (Pelita Bandung Raya), dan Ketut Mahendara (PSM Makassar).

Mereka sangat berharap bisa melewati penjaringan tahap kedua. Obsesi Sulendra dan kawan-kawan sejalan dengan pencinta sepak bola di Bali yang ingin menyaksikan lebih banyak lagi pemain Bali yang merumput di ISL. ”Semoga pada seleksi lanjutan di Yogyakarta, ada pemain Perseden yang bisa ber-gabung bersama Bali United Pusam dalam mengarungi kompetisi tert-inggi di Indonesia,’’ kata mantan Bendahara Perseden Denpasar Nyoman Merta pekan lalu.

Dukungan juga diberikan pengu-rus Persatuan Sepak Bola (PS) Ba-dung di bawah Ketua Umum Dewa Putu Manik yang tidak melarang pemainnya mengikuti seleksi di BUP. Mereka mempersilakan kar-

ena merupakan hak setiap pemain untuk mengembangkan kariernya di klub dan kasta sepak bola lebih tinggi.

Padahal, PS Badung akan berjuang di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia mulai musim depan, sehingga juga mem-butuhkan pemain-pemain terbaik untuk memperkuat tim.

Kesempatan pemain Bali membela BUP cukup besar, karena memang dibutuhkan

oleh pelatih Indra Sjafri. Sebagai tim yang bermarkas di Gianyar, jelas BUP memerlu-kan pemain lokal untuk menarik dukungan penonton. Ingat, bagaimana fanatiknya pencinta sepak bola di Pulau Seribu Pura ini terhadap klub Caprina dan Gelora De-wata dulu. Itu karena kedua tim tersebut diperkuat sejumlah pemain lokal.

� Mawa

Pemain Bola Bali Menanti ISL

Page 32: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

NGATURANG SUKSMA – Pemucuk Prawartaka Karya I Made Sukarta (kiri) bersama Ketua Penggalian Dana I Ketut Alit Anom, S.E., (kanan) mengucapkan terima kasih kepada

atas dukungan dan partisipasi selama pembangunan dan Karya Agung di Pura Luhur Pucak Bukit Rangda. Ribuan

umat Hindu dan pemedek dari berbagai penjuru Bali dan luar Bali ikut ngaturang ayah saat Puncak Karya Agung di Pura

Kahyangan Luhur Pucak Bukit Rangda, Desa Langlangling-gah, Selemadeg Barat Tabanan. Upacara ini digelar sebagai

upaya mendorong partisipasi masyarakat dan umat Hindu di Bali maupun luar Bali untuk membantu pelaksanaan pemu-garan bangunan Pura yang dijadikan umat untuk memohon

keselamatan dan kesembuhan berbagai penyakit ini.

MBP/ist

STRATEGIS - Menutup tahun 2014, Grup Hardys Holdings telah mampu melakukan langkah-langkah strategis dalam

mendorong pertumbuhan bisnis melalui tranformasi baik di sektor permodalan maupun sumber daya manusia. Selain

mengambil langkah penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis di sektor properti residensial melalui HardysLand,

penguatan sistem dan alur kerja mengacu pada kepatuhan pada prosedur dilakukan di Holdings Company dengan mem-perkuat dan meningkatkan peran Internal Auditor. Demikian

dikemukakan Ir. Gede Agus Hardyawan, Presiden Direktur sekaligus founder Grup Hardys Holdings yang akrab disapa

Gede Hardy didampingi Ketut Rukmini Hardy, S.P., selaku Komisaris Utama seusai memimpin rapat koordinasi direksi

dan pimpinan perusahaan Grup Hardys Holding.

MBP/ist

PENGHARGAAN - The Blanco Renaissance Museum atau yang lebih dikenal dengan Don Antonio Blanco Museum,

mendapatkan penghargaan bergengsi. Antara lain Bali Best Brand and Bali International Customer Satisfaction Award

(BBB-BICSA) 2014 dan Traveler’s Choice Attraction Award 2014. The Blanco Renaissance Museum adalah salah satu objek wisata bersejarah dan unik di kawasan Campuhan,

Ubud, Bali. Museum ini dibangun oleh seorang pelukis leg-endaris keturunan Spanyol-Amerika, Don Antonio Blanco. Nampak dalam foto Mario Blanco menunjukkan penghar-

gaan yang diterima Blanco Museum.

DIANULIR - Pemecatan Dewa Made Widyasa Nida

sebagai Ketua DPD II Golkar Klungkung oleh

DPD I Golkar Provinsi Bali dianulir DPP Partai Golkar

hasil Munas IX Ancol Jakarta. DPP Partai Golkar

memerintahkan jabatan Dewa Nida sebagai Ketua

DPD II Golkar Klungkung supaya dikembalikan. DPP

Golkar juga me-warning Golkar Bali supaya tidak

main pecat karena itu tindakan memecah belah partai. DPP Golkar telah menyurati DPD I Golkar

Bali untuk mengembalikan jabatan Dewa Nida sebagai

Ketua DPD II Golkar Klungkung. Sebelumnya

Surat DPD Golkar Bali Nomor B-216/Golkarda/

XXII/2014 memberhentikan Dewa Nida sebagai Ketua

Golkar Klungkung melalui rapat di DPD I Golkar Bali

pada Minggu (8/12) lalu. MBP/ist

Page 33: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 33

MBP/ist

OPEN HOUSE - Sudah menjadi tradisi setiap HUT, Fakul-tas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unwar meng-

gelar open house. Serangkaian HUT ke-6 FKIK Unwar menggelar open house 2015 pada Sabtu (17/1). I Gede Catur

Wira Natanagara selaku Ketua Panitia Open House 2015, Minggu (29/12) mengungkapkan open house ini terbuka dan

gratis bagi siswa SLTA di Bali dan masyarakat umum yang ingin berkuliah di FKIK Unwar. Open house diselenggara-kan pada Sabtu, 17 Januari 2015 yang dimulai pukul 09.30

Wita hingga selesai. Saat itu juga diisi dengan berbagai acara seperti talk show, diskusi panel, tour keliling kampus.

MBP/ist

WORKSHOP - Dalam rangka menciptakan kinerja terukur dan terarah, seluruh karyawan dan karyawati PDAM Tirta

Mangutama Badung mengikuti workshop Key Perpormance Indicator (KPI) di Kantor Perwakilan BPKP Bali, Senin

(29/12) lalu. Acara ini dibuka Kepala BPKP Provinsi Bali Didik Krisdyanto didampingi Ketua Dewan Pengawas PDAM

Badung yang juga Sekkab Badung Kompyang R. Swandika serta Dirut PDAM Tirta Mangutama Made Subarga Yasa, S.E., M.M. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali Didik

Krisdyanto saat pembukaan mengatakan eksistensi KPI menjadi suatu yang harus diperhatikan dan harus dipenuhi

keberadaannya.

MBP/ist

PESTA RAKYAT - Setelah sukses dalam gelaran green opening POP!Hotel Hardys Singaraja Square dan aksi sosial

Beach Clean Up di pantai bekas Pelabuhan Buleleng dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Banyuning, pada Rabu

(31/12), Grup Hardys Holding mempersembahkan gelaran pesta rakyat kepada masyarakat Buleleng melalui event Har-dys Pesta Rakyat bertempat di Panggung terbuka Pantai Eks.

Pelabuhan Buleleng (Dekat POP! Hotels Hardys Singaraja Square). Acara ini merupakan Roadshow ke-3 penyeleng-

garaan Event Hardys Pesta Rakyat setelah di Kabupaten Jembrana dan Gianyar, sekaligus melaksanakan Pengundian

Poin Hardys Club Card (HCC) Periode VIII dan perayaan semarak tahun baru 2015 bekerja sama dengan Pemerintah

Kabupaten Buleleng.

MBP/ist

CSR - PLN Distribusi Bali selain berfokus pada peningkatan pelayanan dalam menyediakan dan menyalurkan energi listrik

yang berkualitas, juga berupaya membangun kesepahaman dengan seluruh stakeholder penunjang proses bisnisnya. Hal ini bisa dilihat dalam program Corporate Social Responsibil-

ity (CSR) yang dilakukan. Menurut Humas PLN Bali, Wayan Redika, Selasa (30/12), PLN berpartisi dalam pemberdayaan

masyarakat, sosial dan kebudayaan di Bali. Ia mengatakan pada 2014, PLN Bali telah menyerahkan CSR sejumlah Rp

814 juta melalui berbagai program antara lain, bedah rumah, bantuan renovasi tempat ibadah, taman bacaan masyarakat,

perpustakaan desa, dan kesehatan masyarakat. Nampak dalam foto penyerahan beasiswa di Manistutu, Jembrana, oleh

Manajer PLN Bali Utara, Ramaedi.

Page 34: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

SILATURAHMI - Puluhan lanjut usia (lansia-red) yang menghuni Panti Werdha Jara Mara Pati di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar tampak sumringah. Mereka berkumpul di aula panti setempat untuk mengikuti kunjungan silatur-

ahmi dari karyawan, karyawati PT Indonesia Power (IP) Unit PLTG Pemaron, Kecamatan Buleleng Selasa (30/12).

Rombongan manajemen PT Indonesia Power dipimpin langsung Manajer PT Indonesia Power PLTG Pemaron I Nyoman Purwakanta didampingi Supervisor Senior (SPS)

Umum Putu Suartha dan pengelola panti I Wayan Wijaksa. Nampak dalam foto Purwakanta bertatap muka dengan para

lansia yang menghuni Panti Werdha Jara Mara Pati, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar.

MBP/ist

PERINGATAN - Pada 31 Desember 2009 tepatnya Rahina Kapat Wraspati Pon Wuku Uye Tahun Isaka Warsa 1931, telah turun gelar Abhiseka Ratu Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX bertempat di Pura Agung Besakih

yang diupasaksi oleh Sulinggih Siwa Budha dari tanah Jawa yang disaksikan oleh ribuan umat Siwa Budha dari

seluruh Indonesia. Terkait dengan hal itu, telah dilak-sanakan rangkaian Upacara Peringatan Jumenengan

Raja (Ngadeg Ratu). Nampak dalam foto Ida Bhagawan Istri Wira Kerti Tegeh Kori saat upacara memerciki Tirta Suci kepada Abhiseka Raja Majapahit Bali XIX di Kereta

Kencana Kyai Dalem Basuki Amangkunegara di Istana Mancawarna Tampaksiring.

MBP/ist

PROPERTY EXPO - DPD REI Bali menggelar pameran property atau property expo 2014. Pameran yang dipusat-

kan di sebuah pusat perbelanjaan terkemuka di Kuta menampilkan beragam produk perumahan dari 20 perusa-

haan anggota REI Bali. Sebanyak 20 pengembang dan satu perbankan ikut ambil bagian dalam property expo 2014 yang digelar DPD REI Bali. Pameran yang dipusatkan di sebuah

pusat perbelanjaan terkemuka di daerah Kuta tersebut menurut keterangan Ketua Panitia Expo Made Sudana Yasa,

menampilkan beragam produk perumahan yang sangat variatif dengan harga kompetitif. Project perumahan yang

ditampilkan dalam expo tersebut tersebar hampir di seluruh kabupaten di Bali.

MBP/ist

REKTOR - Pemilihan calon rektor Unwar patut ditiru. Prof. Dewa Putu Widjana dipilih sebagai calon rektor secara musyawarah mufakat, pada rapat senat, Selasa (30/12). Dia

akan menggantikan Prof. I Made Sukarsa untuk masa jaba-tan lima tahun ke depan. Sebanyak 29 anggota senat secara

musyawarah menyetujui Dekan FKIK Unwar ini menjadi Rektor Unwar. Saat itu Dewa Widjana merupakan calon

tunggal. Namun sejumlah kalangan menilai karena kuatnya posisi Dewa Widjana tak ada guru besar di Unwar yang mau

mencalonkan diri. Nampak dalam foto Ketua Yayasan Kes-ejahteraan Korpri Prov. Bali, Dr. A.A. Gede Oka Wisnumurti

bersama Prof. Made Sukarsa saat Pilrek Unwar.

Page 35: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 35

MBP/ist

GCG - Sepanjang 2014, Bank Sinar terus berupaya menjaga dan memperkuat penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Penerapan GCG yang dilakukan melibatkan semua lapisan karyawan baik di lapangan, direksi hingga kalangan komisaris. Direktur

Utama Bank Sinar I Wayan Sukarta Dharmawan di Renon, Senin (29/12) mengatakan, bank terus menjaga GCG teru-tama di tengah pengetatan likuiditas saat ini. GCG penting dalam industri perbankan mengingat risiko dan tantangan

yang dihadapi industri perbankan semakin meningkat, khususnya 2015 mendatang. Nampak dalam foto Dirut Bank

Sinar I Wayan Sukarta (kanan), IA Kade Karuni (tengah) dan IGN Alit Asmara Jaya (kiri) foto bersama usai memberi-

kan konferensi pers.

MBP/ist

TEMU ALUMNI - Keluarga besar Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Saraswati Denpasar, Selasa (30/12) meng-

gelar temu alumni akbar dari angkatan I (2008) hingga 2014. Temu alumni berjalan semarak karena dirangkaikan

dengan literature night performance mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Inggris. Kedua agenda ini dibuka Ketua

STIBA Saraswati Denpasar, I Komang Sulatra, S.S., M.Hum. Saat itu Komang Sulatra juga melantik pengurus Ikatan

Alumni STIBA Saraswati (Ikaba) 2015-2019. Ketua Ikaba kini dijabat I Wayan Arya Kusuma Putra,S.S. menggantikan

Hendra Kusmana, S.S. Nampak dalam foto Ketua STIBA Saraswati Komang Sulatra memberi ucapan selamat kepada

Ketua Ikaba, Arya Kusuma Putra.

MBP/ist

PULANG KAMPUS - Inovasi terbaru dari Kampus STIKI Indonesia dalam menjaga sinergitas dengan alumni adalah

menyelenggarakan event “Alumni Pulang Kampus”. Melalui ajang ini, Alumni Kampus STIKI Indonesia akan sharing

pengalaman mereka sewaktu kuliah maupun di dunia kerja kepada adik tingkat mereka. Diharap event Alumni Pulang

Kampus ini dapat memberikan inspirasi serta motivasi kepa-da mahasiswa dan memberikan bayangan bagaimana dunia

kerja setelah lulus nanti. Demikian dikemukakan Ketua Ikatan Alumni STIKI Indonesia I Nyoman Widi Adnyana.

MBP/ist

AMAZING JOURNEY - Toyota Fortuner Club of Indone-sia (ID42NER) terbentuk sejak 5 Mei 2007. Memasuki usia ke-7 tahun sejak didirikan, ID42NER setiap tahunnya rutin

mengadakan kegiatan touring. Tahun 2014 mengadakan touring yang bertema ‘’Amazing Journey to Paradise’’ yang dimulai dari Jakarta, Solo, Jember, Denpasar, Malang, dan

Yogyakarta, diikuti kurang lebih 25 unit Toyota Fortuner yang tergabung dalam komunitas ID42NER. Nampak dalam foto Ketua ID42NER Saladin Bonaparta memberikan cend-

eramata kepada Regional Manager area Timur Agung Toyota Rosali Sinarta, Minggu (28/12).

Page 36: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 201536

L I N G K U N G A N

Menyulap wajah perbukitan Nusa Penida menjadi hijau dan memberikan dampak positif bagi masyarakat masih men-

jadi tantangan berat pemerintah daerah dan masyarakat. Nusa Penida dikenal sebagai wilayah “batu bertanah”.

Disebut batu bertanah karena lapisan ta-nahnya begitu minim. Bak pepatah kerakap tumbuh di atas batu. Mati tak hendak hidup pun segan. Betapa sulitnya menumbuhkan

tanaman atau tumbuhan di daerah batu ber-tanah ini karena minimnya lapisan tanah di daerah perbukitan kepulauan Nusa Penida ini. Tak heran saat musim kemarau, sebagian besar bukit nampak tandus dan berkapur. Berbagai upaya sudah pernah dilakukan untuk membuat perbukitan Nusa Penida menjadi hijau dan rimbun. Namun, hasilnya lingkungan perbukitan tetap terlihat gersang. Upaya penghijauan dinilai gagal. Kegagalan ini disebabkan minimnya sumber mata air. Hal ini diperparah dengan minimnya curah hujan dalam beberapa bulan terakhir.

Program penghijauan di Kecamatan Nusa

Penida selama ini dinilai sia-sia. Sebab, sejak puluhan tahun gerakan penghijauan digalakkan, sampai saat ini hasilnya nyaris nihil. Wilayah Nusa Penida tetap menjadi perbukitan tandus, nasib bibit penghijauan yang ditanam pun tidak jelas juntrungannya. Tokoh masyarakat Nusa Penida, Nengah Setar, belum lama ini, menjelaskan penghi-juan di Nusa Penida sudah dilakukan sejak era 1980-an. Namun, hasilnya perbukitan Nusa Penida dikatakan tak pernah jadi hijau. Sejak dicanangkan Nusa Penida sebagai kepulauan yang hijau, lebih dari 2 juta bibit pohon telah ditanam di Nusa Penida. “Nah, sekarang ke mana larinya pohon-pohon itu? Sudah sebanyak itu harusnya Nusa Penida sudah rimbun,” kritiknya.

Artinya, ia melihat program penghijauan di Nusa Penida hanya ramai diawal. Namun, setelah bibit pohon itu ditanam, ditinggal be-gitu saja tanpa dirawat lagi. Tak heran begitu banyak bibit pohon ditanam, hasilnya sangat minim. Selain itu, Setar menyampaikan pemilihan bibit juga tidak cocok. Seharus-nya, pembibitan dilakukan di Nusa Penida dengan pepohonan yang biasa hidup kuat di Nusa Penida. Sehingga, selain membuat hi-jau, nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat setempat untuk pakan ternak.

Ia mengaku selalu mengikuti setiap pro-gram penghijauan di Nusa Penida. Baik dari program dari pemerintah pusat, Pemprov Bali dan Pemkab Klungkung. Ia mencontoh-kan salah satu program yang gagal, adalah penghijauan dengan bibit pohon jarak. Lebih dari satu juta tanaman jarak ditanam di Nusa Penida saat itu. Namun setelah berbuah, jus-tru tidak laku. Sehingga tanaman itu kembali dirabas oleh pemilik lahan. Selain itu, ada penghijauan dengan berbagai jenis pohon yang bisanya dipakai ukiran. Namun, jenis pohon seperti itu juga tidak bisa tumbuh. Akhirnya, setelah kemarau berkepanjangan banyak yang mati sia-sia.

Sejauh ini, ada beberapa jenis pohon yang berkembang di Nusa Penida. Data perkebu-nan BPS Klungkung 2014 menunjukkan, dari beberapa jenis potensi perkembunan di

Klungkung, jenis pohon yang berkembang di Nusa Penida antara lain, kelapa seluas 1.119 hektar dengan jumlah produksi 299 ton per tahun. Jambu mete seluas 618 hektar dengan jumlah produksi 13 ton per tahun. Jenis perkebunan kapok berkembang di Nusa Penida seluas 8 hektar, kemiri 5,4 hektar dan kakao seluas 4,5 hektar, namun belum bisa menghasilkan. Sementara potensi perkebu-nan lain di tiga kecamatan lain seperti kopi, cengkeh dan panili, belum bisa berkembang di Nusa Penida yang memiliki luas 20.284 hektar ini.

“Namanya saja tanam sejuta pohon, fak-tanya yang ditanam tak lebih dari 100 bibit pohon. Itu pun mati semua,” kata Setar. Setar meminta pemerintah daerah serius mengurus Nusa Penida. Kegiatan penghijauan tidak sesedarhana yang dipikirkan. Selain menga-jak masyarakat mencintai lingkungan, juga harus mampu menumbuhkan rasa memiliki untuk merawatnya dan kemudian bisa me-manfaatkannya agar memiliki nilai ekonomis sebagai penunjang kehidupan sehari-hari.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Wayan Durma mengatakan terakhir penghijauan dilakukan dengan penanaman bibit pohon sebanyak 369.857 pohon di Desa Suana beberapa pekan lalu. Penghijauan menyasar lahan-lahan kritis dan lahan yang tidak produktif atau lahan kosong milik masyarakat. Saat itu ia me-minta penghijauan tidak berhenti setelah penanaman ini saja. Namun, juga diperlukan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pohon bagi kehidupannya dan makhluk hidup lainnya. Sehingga, Ia meminta warga setempat ikut merawatnya agar ke depannya bisa berguna.

Baru-baru ini, eksekutif kembali melaku-kan upaya penghijauan dengan penanaman pohon bunga kembang kertas wilayah per-bukitan Puncak Mundi. Namun, tujuannya hanya memperindah lingkungan. Dikhawat-irkan, nasib penghijauan ini juga akan sama dengan upaya penghijauan sebelumnya.

� Bagiarta

Penghijauan Sia-siadi Daerah ”Batu Bertanah”

MBP/gik

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta

Page 37: Majalah balipost edisi 72

12- 18 Januari 2015 37

BUPATI Klungkung Nyoman Suwirta sangat menyadari kondisi wilayah kepu-lauan Nusa Penida. Istilah wilayah “batu bertanah”, sesuai kondisi permukaan Nusa Penida saat ini, yang mayoritas tidak subur. Namun, ia meyakini, tentu tidak semua belahan wilayah Nusa Penida tak subur. Meski sebagian besar wilayah batu bertanah, masih ada tempat-tempat subur atau tanah berbatu, yang bisa dimanfaat-kan untuk menghijauan.

Suwirta pekan lalu mengaku terus menggodok ide-ide sederhana bersama Di-nas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, untuk membuat langkah riil mengubah per-mukaan Nusa Penida menjadi lebih baik dan bermanfaat. Salah satunya, rencana awal membuat pusat pembibitan besar di areal luas aset tanah milik pemerintah daerah. Dinas terkait sedang mendalami, pohon apa saja yang cocok ditanam di daerah Nusa Penida. Tentunya, syaratnya pohon yang tahan dengan cuaca kemarau

panjang dan memiliki nilai ekonomis ting-gi bagi masyarakat. Pihaknya, belum bisa menjelaskan pohon jenis apa saja itu dan kapan gerakan penghijauan akan dilakukan di Nusa Penida. Sebagai alternatif baru ada dua pohon yang dinilai cocok, seperti cendana dan kemiri. Namun, rencana itu sedang disusun bersama.

“Apapun yang terbaik untuk Nusa Penida, akan terus kami godok. Kami tentu belajar dari upaya-upaya sebelum-nya, kenapa bisa gagal. Selain penghi-jauan, kami juga ingin masyarakat dapat diberdayakan,” tegasnya. Suwirta juga mengakui, banyak hutan lindung yang sudah gundul. Oleh karena itu, perlu gerakan serentak untuk merangkul se-mua kalangan peduli dan memperbaiki lingkungan. Soal penghijauan, Bupati Suwirta mengaku sudah ada beberapa pihak ketiga yang ingin bekerja sama. Namun, pihaknya masih mengkaji, agar kerja sama itu tidak bernasib sama dengan

hal serupa saat warga diajak menanam pohon jarak, yang ujung-ujungnya tidak bisa dimanfaatkan.

Ada juga penawaran dari beberapa investor berupa penanaman pohon yang bisa menghasilkan minyak, seperti pohon zaitun. Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan yang buah mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya bisa diekstrak menjadi minyak zaitun yang da-pat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Namun, Bupati Suwirta men-gaku pemerintah harus pelan-pelan dan merencanakan, agar tidak seperti program penanaman pohon jarak, yang tidak ber-manfaat. Pihaknya berjanji, jika konsep gerakan serentak penghijauan yang ber-manfaat sudah rampung dan jelas, maka aksi secepatnya dapat dilakukan.

� Bagiarta

Menunggu Aksi Kongkret

MBP/gik

Memasuki musim hujan, pepohonan kecil mulai tumbuh di atas bukit. Namun, pohon-pohon ini tidak bisa dimanfaat-kan, karena tidak memiliki nilai ekonomi.

Page 38: Majalah balipost edisi 72

P A R I W I S A T A

12 - 18 Januari 201538

Dunia pariwisata Bali memang membawa kabar gembira lantaran kunjungan wisatawan diprediksi meningkat 10 persen dibanding

tahun lalu saat tutup tahun nanti. Namun, kabar gembira ini justru membawa pula kontradiksi yang cukup menyakitkan. Sebab, tingkat hunian hotel atau okupansi malah tak sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali pada bulan Novem-ber 2014 mencapai 296.876. Angka ini turun sebesar 3,38 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan bulan Oktober 2014 jum-lah wisman turun sebesar 13,11 persen.

“Kunjungan wisatawan saya yakin mening-kat karena dulu 3,2 juta lebih sedikit, sekarang sudah mendekati 3,6 juta, jadi pasti diatas 10 persen. Namun demikian, apa yang terjadi dari data BPS yang kami terima minggu lalu, bahwa hotel bintang di Bali mengalami ya..walaupun relatif datar namun sesungguhnya menurun dari 61 persen okupansi sepanjang 2013, sekarang menjadi 60 persen sepanjang

2014. Nah, hotel non bintang, ini yang sangat besar penurunannya dari 33 persen menjadi 30 persen,” ungkap Ketua PHRI Bali, Cokorda Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace.

Cok Ace mengaku khawatir dengan angka 30 persen yang sesungguhnya sudah dibawah Break Event Point (BEP). Pihaknya juga mempertanyakan ke mana 10 persen kelebihan kunjungan atau sekitar 400 ribu wisatawan itu berada. Mengingat, length of stay atau lama tinggal wisatawan tidak ada perubahan atau masih rata-rata 3,5 hari.

“Berarti ada hotel baru atau ada akomo-dasi baru yang menampung kelebihan atau peningkatan wisatawan ini. Sampai disana persoalan tidak menjadi masalah, karena dimanapun mereka tinggal pajak akan tetap dibayar sesuai dengan transaksi. Tapi yang menjadi kekhawatiran kita bersama adalah manakala hotel non bintang yang notabene dimiliki oleh masyarakat kita sebagai pelaku-pelaku budaya Bali, kalau ini sampai mereka tidak bisa melanjutkan usahanya maka mereka akan menjadi penonton, bukan sebagai subjek pembangunan pariwisata Bali. Andaikata itu

terjadi, maka lambat laun budaya Bali akan ditinggalkan,” paparnya.

Mantan Bupati Gianyar ini menambah-kan, masalah ini memerlukan campur tangan pemerintah untuk memecahkannya. Kendati PHRI Bali sudah mengimbau pelaku akomo-dasi yang bergerak di bidang hotel non bintang, khususnya homestay yang dikelola masyarakat atau keluarga. Mereka diharapkan bisa men-gumpulkan diri membuat suatu wadah atau asosiasi di bawah PHRI Bali, sehingga bisa berjuang bersama untuk mendapatkan kemu-dahan dari pemerintah.

“Baik kemudahan dalam hal perizinan dan lain sebagainya karena sekarang peraturan menteri yang baru, semua badan usaha, semua usaha akomodasi, itu peraturannya harus ber-badan hukum, berbentuk PT. Nah... kalau ini diterapkan tambah berat lagi saudara-saudara kita di bidang akomodasi yang hanya punya 5-10 kamar ini. Kita masih mohon pemerin-tah sekiranya bisa memberikan pembinaan, perlindungan, bagaimana caranya karena merekalah sesungguhnya yang mendukung budaya-budaya Bali ini,” tegasnya.

Ironi Pariwisata Bali

Okupansi Tak Sejalan dengan Kunjungan

Page 39: Majalah balipost edisi 72

Di sisi lain, Cok Ace juga meminta para pelaku akomodasi hotel non bin-tang atau homestay bisa melakukan terobosan-terobosan baru. Utamanya, akomodasi yang berada di luar Badung dan Denpasar. Para pelaku usaha ako-modasi diharapkan tidak menduplikasi konsep pariwisata di Bali Selatan, na-mun bisa menonjolkan karakteristik wilayah yang berbeda.

“Apa gunanya orang jauh-jauh pergi ke misalnya Lovina, jauh-jauh ke Can-didasa atau Ubud, kalau akhirnya cuma dilihat hotelnya sama-sama begitu saja. Ini perlu kecerdasan kita semua untuk melihat bagaimana kedepannya agar semua bisa merata memperoleh kue pariwisata ini,” katanya.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali IGN Rai Suryawijaya mengatakan, rendahnya okupansi memang tidak terlepas dari pembangunan akomodasi yang tidak terkendali dan banyaknya akomodasi bodong. Seperti vila-vila bodong, podok wisata yang tidak resmi dan sarana akomodasi lainnya, di mana melebihi pertumbuhan kunjungan wisatawan.

“Pertumbuhan kedatangan wisatawan ke Bali yang mencapai 10 persen jauh terlampaui oleh pertumbuhan kamar ho-tel yang mencapai 15 persen. Jelas saja okupansi rendah, karena pertumbuhan kamar yang melebihi tingkat kunjun-gan. Kondisi ini otomatis memicu perak tarif yang akan merugikan pemerintah. Sebab, pajak yang disetorkan akan kecil, karena laba yang dihasilkan juga hotel berkurang,” urainya.

Disebutkan, dengan jumlah kamar yang mencapai 80 ribu lebih, kedatan-gan wisatawan idealnya mencapai 4 juta untuk menutupi akupansi hingga rata-rata 70 persen.

� Rindra

12 - 18 Januari 2015 39

BALI merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi favorit wisatawan dari mancanegara. Keindahan alam dan kekayaan budaya dari Pulau Bali serta keramahan warganya menjadikan pulau ini sangat dikenal sebagai tempat tujuan wisata. Tingginya angka kunjungan wisata ke Bali menyebabkan Bali menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar dari sektor pariwisata, mengalahkan berbagai daerah tujuan wisata lain di Indonesia. Sayangnya, devisa yang disumbangkan Bali dari sektor pariwisata sangat besar mencapai lebih dari Rp 40 triliun per tahun. Namun, penghasilan tersebut semuanya ke pemerintah pusat dan Bali tidak dapat apa-apa dari devisa pariwisata.

Hal inilah yang mendorong Pemprov Bali mengusulkan revisi atas UU No. 13 Tahun 2004 tentang Perimbangan. Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan demikian Bali bisa menuntut 10 persen atau kurang lebih Rp 4 triliun per tahun dari devisi pariwisata tersebut agar dikembalikan ke Bali.

“Pemprov Bali sudah bersurat ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam rangka perubahan atau revisi atas UU No. 13 Tahun 2004 tentang Perimbangan. Keuangan Pemer-intah Pusat dan Daerah,” kata Kepada Dinas Pendapatan (Kadispenda) Pemprov Bali Wayan Suarjana. Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah saat ini hanya memberikan pembagian atau perimbangan keuangan dari sektor sumber daya alam (seperti tambang) dengan persentase 10 persen dari pendapatannya. Sedangkan Bali yang tidak mempunyai pendapatan dari sumber daya alam seperti tambang, melainkan dari pariwisata tidak mendapatkan perimbangan dari pendapatan di sektor pariwisata ini. Untuk itulah Bali meminta persentase dari pendapatan sektor jasa pariwisata yang dalam UU tersebut belum tercantum.

“Dalam UU itu hanya sektor sumber daya alam yang diberikan persentasi pembagian 10 persen dari pendapatannya. Jadi kami harapkan UU itu direvisi agar bisa juga diberikan persentase 10 persen dari pendapatan di sektor pariwisata per tahun,” tegas Suarjana seraya menambahkan Pemprov masih menunggu jawaban dari Kemendagri.

Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama menegaskan perjuangan merevisi UU Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah ini jangan hanya sebatas wacana. Sebab, hal itu sudah diwacanakan sejak lama dan hingga kini tidak ada tindak lanjut secara riil. “Kami harap revisi UU Perimbangan Keuangan ini benar-benar diperjuangkan dengan serius. Jangam hanya wacana,” tegasnya.

Menurutnya, Bali sangat dirugikan dengan UU Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang belaku saat ini. Sebab devisa Bali dari sektor pariwisata sangat besar mencapai Rp 42 triliun. Tapi dana itu semunya ke pusat dan Bali tidak dapat apa-apa.

Dengan kondisi ini, ia mengajak Gubernur Bali dan wakil rakyat di DPRD Bali serta DPR RI agar serius memperjuangkan revisi UU No. 13 Tahun 2004 tentang Perimbangan. Keuangan Daerah Pemerintah Pusat dan Daerah tersebut. Dengan demikian, Bali bisa lebih banyak mendapat dana perimbangan dari sektor pariwisata yang memang sejauh ini me-nyumbangkan devisa sangat besar bagi negara. “Kita mestinya bisa mendapat perimbangan keuangan sesuai dengan potensi daerah yang kita miliki yakni pariwisata budaya,” tegas Adi Wiryatama yang juga Sekretaris DPD PDI-P Bali itu.

Ia berharap wakil rakyat Bali di DPR RI juga mampu mengawal dan memperjuangkan usulan revisi UU tersebut. Sebab jika itu diakomodir maka Bali minimal bisa mendapat tambahan dana per tahun sebesar Rp 4 triliun lebih yang bisa digunakan untuk mempercepat pembangunan di Bali. “Anggota Dewan di provinsi dan di pusat harus bersama-sama men-gawal revisi UU ini. Jangan semua jago kandang. Kita harus mampu meyakinkan pemerintah pusat untuk meloloskan revisi UU,” ini tegas mantan Bupati Tabanan dua periode itu.

Ia juga mendorong agar Pemprov Bali dan wakil rakyat dari Bali di DPR RI untuk serius memperjuangkan revisi UU Pembentukan Provinsi Bali yang dirasakan tidak relevan lagi dengan kondisi dan kebutuhan Bali saat ini. Dalam UU tersebut pembentukan provinsi Bali masih digabung dengan NTT dan NTB.

� Widana

Devisa Pariwisata Bali Lari ke Pusat

Kehadiran wisatawan ke Bali tergilas pertumbuhan kamar yang kian tidak terkendali, sehingga merugikan pengu-saha akomodasi.

Wisatawan

Page 40: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201540

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

BANSOS - Dana hibah dan bansos (bantuan sosial) untuk masyarakat Bali dan desa pakraman yang dianggarkan dalam

APBD Induk Pemprov Bali tahun anggaran 2015 sempat teran-cam tidak bisa disalurkan ke masyarakat. Sebab, anggaran terse-

but dikoreksi saat verifikasi APBD Bali di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Namun, berkat perjuangan Badan Angga-ran (Banggar) DPRD Bali yang dipimpin langsung Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama bersama pihak eksekutif, akhirnya

Kemendagri berhasil diyakinkan untuk tetap meloloskan anggaran hibah bansos tersebut.

MBP/ist

DIES NATALIS - Akademi Farmasi Saraswati Denpasar kini sudah berusia enam tahun. Puncak dies natalis ke-6 Akademi

Farmasi Saraswati Denpasar jatuh pada Selasa (30/12) namun diperingati secara sederhana, Senin (29/12). Puncak dies ditandai

dengan pemotongan tumpeng oleh Direktur Akademi Farmasi Saraswati Denpasar Drs. Made Gede Saskara Edi, M.PSi., Apt.,

bersama Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar Ir. Bagus Ketut Lodji, M.S., Ketua Badan Pembina, IGB Yudhara dan Sek-

retaris Drs. Dewa Sukanada. Acara diakhiri dengan pentas seni kreativitas mahasiswa dan dosen. Nampak dalam foto Direktur

Akademi Farmasi Saraswati Denpasar Made Gede Saskara Edi me-motong tumpeng saat Dies Natalis ke-6 Akademi Farmasi Saraswati.

MBP/ist

BINA LINGKUNGAN - Menutup perjalanan tahun 2014, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kem-

bali menyalurkan dana Bina Lingkungan dalam bentuk bedah ru-mah, perbaikan sarana umum dan sarana ibadah. Bantuan senilai Rp 507 juta ini secara simbolis diserahkan oleh General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Herry A.Y Sikado

di kantor Angkasa Pura I, Selasa (30/12). Nampak dalam foto Jajaran Manajemen PT Angkasa Pura I Bandara Internasional

I Gusti Ngurah Rai bersama penerima bantuan Program Bina Lingkungan tahap kedua atau program lanjutan CSR tahun 2014.

MBP/ist

PURI – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (ten-gah) bersama Ida Cokorda Pemecutan XI (kiri) dan Ida Agung Bhagawan Hyang Anulup Pemecutan (kanan) di Griya Agung

Dwara Tanjung Sari Pemecutan Denpasar. Istana Mancawarna Tampaksiring mengucapkan selamat Hari Raya Galungan dan

Kuningan kepada seluruh umat Siwa Buddha di seluruh Nusan-tara. Hal ini disampaikan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna

Mahendradatta Wedastera Suyasa III di sela–sela Paruman Lan Jamuan Makan Malam Puri dengan purusa dan pradana

keluarga besar Puri Ageng Tegeh Kori Jembrana ring Badung belum lama ini.

Page 41: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 41

MBP/ist

BERKAH - Kado emas diraih Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali (YKKPB) dan Unwar pada penghujung 2014. YKKPB yang bekerja sama dengan PT Tirta Investama dalam pegelolaan

sampah meraih predikat golden pada Indonessian CSR Award 2014 dari Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Ke-budayaan RI. Keduanya bekerja sama dalam mengolah sampah

batok kelapa menjadi briket di objek wisata Tanah Lot. Makanya proyek ini disebut pemerintah mengolah sampah menjadi berkah.

Nampak dalam foto Ketua YKKPB Dr. A.A. Gede Oka Wisnumurti (pakai udeng) saat menerima Indonesia CSR Award dari Plant

Manager PT Tirta Investama-Mambal, Forcy Tjahyana Tjandra.

MBP/ist

BALIWOOD – Ajang 12th Royal Bali International Film Festival 2014 digelar oleh Swadheshi Bali Foundation bersama Royal

Baliwood Film Society selama 3 hari di sejumlah titik pariwisata di Bali. Puncaknya, adalah penganugerahan Saraswati Baliwood

Award yang diadakan di Ball Room The Harrads Hotel & Conven-tion Sanur kepada sejumlah nama dan artis terkenal di Jakarta

yang memiliki totalitas dalam berperan di dunia film. Nampak dalam foto Kelly Tandiono, pemeran utama Film Negeri Tanpa

Telinga (kanan) saat menghadiri 12th Royal BIFFest 2014 di The Harrads Sanur.

MBP/ist

HUT - Seiring dengan berakhirnya tahun 2014, Nirmala Group pun mengakhirinya dengan kegiatan Hari Ulang Tahun ke-

12 yang diperingati komisaris, direksi dan seluruh karyawan Nirmala Group, Minggu (28/12) malam di Hotel Nirmala, Jalan

Mahendradatta, Denpasar. Peringatan HUT kali ini dilakukan bersamaan dengan Ulang Tahun ke-48 Komisaris Utama Ni

Nyoman Sudiasih, yang juga istri Owner Nirmala Group I Made Sujana. Perayaan HUT ke-12 Nirmala Group tahun ini memang berbeda dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya, karena kali

ini hanya dikhususkan bagi karyawan dan anggota keluarganya.

MBP/ist

YADNYA – Serangkaian dengan hari jadi The Sukarno Center ke-6 tahun 2014, dengan restu dari Kanjeng Ibu Sukmawati

Sukarno Putri (Abhiseka Ratu Tribhuwana Uttungga Dewi), kelu-arga besar Istana Mancawarna Tampaksiring sukses menyeleng-

garakan upacara Atma Wedana Korban Revolusi ditanah Jawa yang dipusatkan dihalaman Istana Keraton Puro Mangkunegaran

Solo. Nampak dalam foto Sulinggih Ida Shri Bhagawan Nabe Wira Kerthi (Griya Tegeh Kori Buleleng) muput karya Atma

Wedana bersama Gusti Pangeran Paundrakarna dan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna di halaman Istana Keraton Mangkune-

garan Solo.

Page 42: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201542

K A L P A T A R U

Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton yang berkomitmen melestarikan l ingkungan hutan beserta isinya akhirnya

berbuah manis. DTW yang terletak di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Ta-banan itu menerima piagam penghar-gaan Kalpataru dari Kementerian Ling-kungan Hidup Republik Indonesia.

Penghargaan tersebut diterima oleh Bendesa Adat Kukuh I Gede Subawa dari Peranan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup Umi Rusianawati, Sabtu (20/12). Hadir juga anggota Badan Pengelola DTW Alas Kedaton serta Manager Operasional, I Gst. Ba-gus Suryawan.

Bendesa Adat Kukuh Gede Subawa mengatakan, penghargaan ini diberikan karena DTW Asalas Kedaton sebagai penyelamatan lingkunan hutan. Sebe-lumnya, telah dilakukan verifikasi,

sehingga DTW Alas Kedaton meraih 30 besar dari ratusan peserta. “Peng-hargaan ini suatu kebanggaan serta ke-hormatan bagi masyatakat Desa Kukuh karena pemerintah telah memperhati-kan keberadaan hutan Alas Kedaton, sehingga memberikan penghargaan Kalpataru,” katanya.

Penghargaan itu, lanjut Subawa seba-gai bentuk motivasi masyarakat Kukuh untuk mempertahankan hutan yang sudah ada, serta akan meningkatkan sesuai dengan ketentuan kreteria kal-pataru. Jika memungkinkan, pihaknya juga melakukan perluasan hutan dengan memanfaatkan lahan yang tak berguna. “Penghargaan ini juga sebagai bentuk promosi terhadap DTW Alas kedaton secara lebih luas,” harapnya.

Hal senada juga dikatakan I Gst. Bagus Suryawan. Menurutnya, penghar-gaan itu bukan merupakan tujuan, namun

lebih pada meningkatkan kesadaran untuk menjaga dan mengembangkan kawasan hutan lengkap dengan isinya. “Kami juga sudah melakukan pengelo-laan terhadap sampah. Bahkan, kami sudah menyediakan tong sampah sesuai dengan jenisnya,” ucapnya kalem.

I Gst. Bagus Suryawan mengatakan, semangat masyarakat Kukuh dalam menjaga lingkungannya juga menda-pat apresiasi dari pihak Kementerian. Dalam waktu dekat, Kementerian akan memberikan pelatihan-pelatihan dalam menjaga lingkungnnya. “Rencananya, pihak Kementerian Lingkungan Hidup akan memberikan pelatihan dan pemib-inaan kepada masyarakat Kukuh dalam usaha menjaga lingkungan utamanya mengelola sampah menjadi barang bernilai ekonomis,” paparnya.

� Budarsana

Alas Kedaton Terima Penghargaan Kalpataru

Bendesa Adat Kukuh I Gede Subawa menerima piagam penghargaan kalpataru dari Peranan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup Umi Rusianawati.

Page 43: Majalah balipost edisi 72

K E R A J I N A N

MBP/budarsana

12 - 18 Januari 2015 43

ANTIK, cantik, dan unik. Itulah kesan pertama ketika melihat driftwood, sebuah kerajinan lokal yang memanfaatkan sampah berupa hempasan kayu pantai. Sampah berupa ranting tak berguna itu disulap menjadi barang seni bernilai tinggi. Jenisnya pun beraneka ragam, seperti berbentuk binatang, meja, kursi, almari, tempat cermin, tempat lampu dan lainnya.

Jenis kerajinan yang menjadi trend di zaman ini dibuat oleh Gusti Putu Widia. Ia bersama istri juga dibantu dua orang karyawan membuat kerajinan di rumah-nya yang beralamat di Jl. Kebyar Duduk, Banjar Gunung, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Meski keberadaan-nya jauh dari pusat kota, namun hasil kerajinannya sudah merambah ke ber-bagai kota dari berbagai negara di dunia sejak 2008 silam.

Pada awalnya, lelaki kalahiran Badung tahun tahun 1975 yang hanya tamatan SMP ini hanya membuat bin-tang kuda, gajah dan jerapah. Namun,

dengan banyaknya pemesan ia kemu-dian terus berinovasi dengan membuat barang-barang unik lainnya. Lelaki kalem ini terus menciptakan ide-ide baru, sehingga mampu menjaga para pelanggannya. “Setiap saat, saya harus menciptakan desain-desain baru seba-gai upaya menjaga pelanggan,” ungkap Gusti Putu Widia.

Jika tidak baru, paling tidak ada ben-tuk yang lain. Misalnya, frame dan kopi table yang ukuran dan bentuknya dibuat berdasarkan pesanan. Artinya ukuran sudah dibawa pelanggan yang sudah disesuaikan dengan ruangannya. Dari sekian jenis barang unik itu, jenis lampu paling banyak dipilih wisatawan. Meja dan tempat duduk juga ramai peminat. “Saya sering mengirimnya ke Perancis, Australia, Jepang, Amereka dan Eropa,” akunya polos.

Menurut ayah tiga putra itu, bahan berupa sampah kayu mendatangkan se-cara khusus dari Bali Barat yaitu Kabu-paten Negara dan Tabanan. Masyarakat di

sana sudah tahu bahan yang bagus, karena sudah dilatih dalam memilih. “Sampah kayu itu dulunya dipakai masyarakat sebagai kayu bakar, tetapi sekarang bisa mendatangkan uang,” terangnya.

Jenis sampah kayu yang digunakan tentu saja tidak sembarangan, me-lainkan kayu pilihan yang masih terlihat teksturnya dan masih kuat. Sampah kayu itu mula-mula dibawa ke tengah laut pada musim hujan, kemudian di-hempaskan ke pinggir laut. “Jadi proses penguatan kayu itu terjadi di tengah laut. Karena kalau kayu jelek tidak akan bisa sampai ke pesisir pantai, dan kalau pun sampai pasti akan hancur digulung ombak,” ucapnya.

� Budarsana

Sulap Sampah Menjadi “Driftwood” UnikGusti Putu Widia, pengrajin driftwood yang melayani pembeli luar negeri.

www.bali-travelnews.com

Page 44: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 201544

T R A D I S I

Bali sebagai destinasi wisata dunia memiliki berbagai wari-san budaya leluhur yang hingga kini masih dilestarikan. Tak

hanya terkenal dengan budayanya, Bali dengan julukan seribu pura ini juga memiliki berbagai tradisi unik yang masih dipegang teguh masyarakatnya.

Budaya dan tradisi yang ada tersebut tentu saja memiliki ciri khas tersendiri di masing-masing daerah, desa maupun banjar. Salah satunya tradisi Masuryak, ritual turun-temurun yang digelar oleh warga Desa Bongan, Tabanan untuk merayakan hari raya Kuningan. Upacara ritual ini digelar bertepatan pada hari raya Kuningan atau 10 hari setelah hari raya Galungan yang jatuh setiap enam bulan sekali.

Tradisi Masuryak ini digelar bertujuan untuk memberikan bekal berupa beras dan uang kepada leluhur yang akan kembali ke suarga loka (surga). Selama ini warga Bali percaya bahwa leluhur mereka turun pada hari raya Galungan dan kembali ke Nirwana pada hari raya Kuningan. Ma-suryak sendiri berasal dari kata suryak yang artinya berteriak atau bersorak. Uniknya, upacara ini dilaksanakan mulai

pukul 09.00 wita hingga 12.00 wita kar-ena diyakini jika lewat pukul 12.00, para leluhur telah kembali ke surga. Biasanya sebelum upacara ini dimulai, warga setempat melakukan persembahyangan bersama di pura keluarga atau pura Kahyangan Tiga desa setempat.

Leluhur yang telah dilepas kepergian-nya dibekali banten pangadegan atau sesaji yang diletakkan di depan kori atau gerbang rumah. Sesajian terdiri atas be-ras, telur, pis bolong dan perlengkapan lainnya yang disiapkan sebagai bekal leluhur. Jika semuanya sudah lengkap, maka upacara Masuryak bisa dimulai. Dalam tradisi ini setiap anggota keluarga memberi bekal kepada leluhur sesuai dengan kemampuan, dari uang logam hingga uang kertas, dalam pecahan ru-piah. Uang dilempar dan warga saling berebut. Tradisi Masuryak juga diyakini sebagai kemakmuran. Sementara uang yang dilempar untuk leluhur disimbolkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi.

Klian Adat Banjar Bongan Gede I Ketut Nuraga mengatakan, tradisi Ma-suryak dengan menyebar sejumlah uang dilakukan setiap hari raya Kuningan.

Nilai uang yang disebar pun beragam, se-suai dengan kemampuan masing-masing warga. Uang dalam berbagai pecahan rupiah menjadi rebutan warga, mulai lembaran Rp 1.000 hingga Rp 100.000. Bahkan ada juga lembaran mata uang as-ing seperti dolar. Begitu uang dilempar, warga baik itu anak-anak, remaja bahkan orang dewasa yang sudah menunggu di halaman rumah keluarga berada langsung berebut. Tak jarang mereka saling sodok. “Tradisi ini dilakukan oleh semua anggota keluarga sesuai dengan kemampuan mer-eka masing-masing. Rata-rata mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Kalau dulu pakai uang kepeng, karena susah dicari sekarang diganti uang kertas dan logam,” jelasnya.

Lanjut dijelaskannya, Masuryak ini merupakan ritual untuk membekali le-luhur mereka dalam perjalanan menuju surga. Sebelumnya arwah para leluhur yang mendahului mereka diyakini pu-lang ke rumah keluarganya yang masih hidup pada hari raya Galungan atau 10 hari sebelum hari raya Kuningan. “Kami meyakini leluhur pulang saat hari raya Galungan, maka kami mengantarnya den-gan bersorak-sorai sambil melemparkan uang. Tradisi ini untuk mengantarkan roh leluhur kembali ke surga loka dengan ma-suryak atau bersuka cita,” imbuhnya.

Ia menambahkan, tradisi Masuryak ini juga memiliki makna kemakmuran. Tradisi Masuryak selalu ditunggu warga untuk mendapatkan rezeki tambahan. Banyaknya uang yang dilempar membuat warga yang mengikuti tradisi ini panen uang. Bagi yang beruntung bisa mendapat uang sebanyak Rp 100.000, namun ada juga yang hanya mendapatkan Rp 5.000. Namun, bukan itu tujuan utama dari tradisi Masuryak. Tujuan utamanya adalah rasa bahagia dan kegem-biraan yang ditimbulkan yang diyakini oleh masyarakat bahwa para leluhur pun akan kembali pulang dengan tenang dan damai lalu memberikan berkah kemak-muran. “Selama ini kita bersyukur sudah diberikan rezeki. Rezeki ini dikembalikan lagi kepada beliau,” ujarnya.

� Puspadewi

“Masuryak”

Bekali Leluhur ke Surga

MBP/puspadewi

Warga Bongan menggelar tradisi Masuryak bertepatan dengan hari raya Kuningan.

Page 45: Majalah balipost edisi 72

4512 - 18 Januari 2015

PERMAINAN gasing nampaknya tak bisa dipisahkan dengan di Desa Gesing, Kecamatan Banjar Buleleng. Bahkan permainan ini menjadi trade mark-nya desa ini. Artinya, di Desa Gesing pasti ada gasing--sebuah permainan tradisional yang memerlukan keahlian memainkannya dan keseimbangan prima pada gasingnya.

Pada pengujung tahun 2014 lalu, krama setempat larut dalam permainan ini dengan membuat lomba. Dijadwalkan setiap hari Minggu, warga ramai datang ke arena permainan menyaksikan pertandingan atau lomba gasing. Pertandingan ini merupakan tradisi turun-temurun digelar setelah musim panen kopi atau cengkeh.

Pertandingan ini diikuti oleh kelompok pemuda atau pecinta gasing yang merupakan krama Desa Catur Desa Adat Dalem Tam-blingan (Desa Gesing, Umajero, Gobleg, dan Desa Munduk).

Acara digelar sejak tiga bulan lalu dan dijadwalkan ditutup pada April 2015 mendatang. Lantaran kelompok pemuda atau pecinta gasing cukup banyak yang mendaftar, sehingga pertandingan digelar satu kali seminggu tepatnya setiap hari Minggu mulai dari pagi, hingga sore hari. Khusus perayaan Tahun Baru 2015, pertandingan digelar Kamis (1/1) sebagai langkah awal menapaki tahun 2015.

Seperti pertandingan tahun-tahun sebelumnya, panitia penye-lenggara menerapkan aturan yang sudah diciptakan oleh para pendahulu mereka. Setiap pertandingan, kelompok pertama akan memukul gasing ke tanah hingga berputar kencang. Kelompok lawan kemudian diberikan kesempatan memukul gasing yang sudah diputar sebelumnya. Jika pukulan tepat, maka pemenangnya adalah kelompok kedua. Namun, apabila pukulannya meleset, pemenangnya ditentukan dengan cara adu putaran gasing. Gasing yang paling lama berputar menjadi pemenangnya.

Setiap pertandingan arena di Desa Gesing ini pun selalu ramai

penonton. Tidak hanya warga di Desa Gesing, namun setiap kel-ompok pemain yang bertanding itu mengajak sejumlah seporter mereka.

Seorang warga Desa Gesing Ketut Maman menceritakan, pertandingan gasing ini sudah menjadi kebiasaan yang diwarisi oleh pendahulunya dan hingga kini tradisi tetap dilestarikan. Selain itu, pertandingan ini juga untuk memberikan hiburan kepada warga terutama para pecinta gasing bagi krama Catur Desa Adat Dalem Tamblingan. “Kalau jadwal tetap itu setiap hari Minggu dan ini sudah dari tiga bulan lalu,” paparnya.

� Mudiarta

Gasing di Gesing

Krama Gesing saat pertand-ingan gasing yang selalu

antusias menyaksikannya.

MBP/mud

Page 46: Majalah balipost edisi 72

P R O P E R T I

12 - 18 Januari 201546

Pemakaian kayu sebagai bahan bangunan, kini kian dikurangi. Berbagai contoh dapat kita temui, seperti penggunaan kayu sebagai

bahan dasar konstruksi rumah, furniture dan mebel serta aksesoris yang membutuhkan kayu-kayu yang bagus dan baik. Meng-ingat, kayu yang bagus tersebut ternyata berasal dari pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai paru-paru dunia karena dapat mendaur ulang polusi-polusi yang dihasilkan oleh manusia.

Bersyukur, beberapa teknologi baru da-pat membantu mengurangi penggundulan hutan yang merupakan paru-paru dunia ini. Salah satunya, rangka atap dengan bahan dasar baja ringan. Perkembangan pada bi-dang ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para ahli konstruksi, tetapi pada waktu sebelumnya masyarakat belum mengenal atau belum memperdalam pengetahuan akan konstruksi baja ringan yang ternyata mempunyai sifat lebih efisien daripada menggunakan bahan dasar rangka kayu sebagai penopang konstruksi atap rumah mereka. Kini, rangka atap baja ringan malah kian popular di dunia kontruksi.

Namun, setiap bahan konstruksi yang digunakan pada rumah Anda pasti mempu-nyai kelebihan dan kekurangannya baik dari kekuatan, estetika bentuk atau hal lainnya. Seperti halnya dalam penggunaan rangka atap baja pada rumah. Jika kita perband-ingkan dengan struktur atap konvensional, yaitu rangka atap dengan bahan

dasar kayu, maka penggunaan rangka atap baja ringan akan mempunyai perbandingan yang berbeda dari segi cara pandang setiap penggunanya, mungkin bisa dikatakan tergantung akan lokasi dan biaya produksi untuk mendatangkan material tersebut.

Kelemahan rangka baja ringan diband-ingkan dengan konstruksi atap kayu seperti dalam hal terhadap suhu yang cenderung menyerap panas lebih banyak dibandingkan dengan kayu. Namun hal itu juga bergan-tung pada lokasi rumah, yaitu pada daerah iklim tropis atau bukan tropis. Jika dilihat dari keawetan maka baja ringan akan lebih tahan lama jika digunakan pada bangunan yang jauh dari hal-hal yang dapat me-nyebabkan kerusakan pada baja. Misalnya, bangunan di dekat laut akan sering terkena angin yang membawa bahan penyebab karat pada besi. Dalam kondisi ini akan lebih baik jika menggunakan kayu sebagai rangka struktur bangunan.

Dari segi harga, kayu dan baja ringan tidak terlalu beda jauh. Namun kayu bisa jadi lebih mahal, mengingat kelangkaan kayu karena maraknya penebangan pohon tanpa diimbangi dengan upaya penana-man kembali. Pekerjaan rangka atap baja ringan dihitung dalam satuan kg atau meter, sedangkan kayu dihitung dalam satuan m3 atau meter. Karena itu, diperlukan data harga baja ringan per kg atau harga kayu per meter kubik u n t u k dapat menghitung r e n - cana angga-

ran biaya bangunan, khususnya pekerjaan rangka atap rumah. Dalam proses penger-jaan, diperlukan tukang bangunan yang ahli dalam baja ringan untuk memasangnya.

Karena bobot rangka atap baja yang ringan, maka dibandingkan kayu beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible). Konsumen tidak perlu khawatir baja ringan dimakan rayap. Pemasangannya relatif sangat cepat dibandingkan rangka kayu. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut. Dengan catatan tadi, harus dijauhkan dari penyebab karat seperti ban-gunan dekat laut.

Meski memiliki berbagai kelebihan, rangka baja ringan juga tak luput dari berba-gai kukurangan atau kelemahan. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu. Sistem rangkanya yang ber-bentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung, ia akan menyeret bagian lainnya. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil. Den-gan berbagai pertimbangan ini, sekarang bisa diputuskan mau memilih rangka atap kayu atau baja ringan.

� Sugiarta/dari berbagai sumber

Rangka Atap Baja Ringan Kian Populer

Page 47: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015 47

KAWASAN hutan di Indonesia semakin menipis akibat illegal logging, padahal kebutuhan kayu untuk perumahan terus meningkat. Selain kap rumah, kayu biasa di-pakai untuk kusen. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi masalah ini, di antaranya menggunakan kusen aluminium.

Kusen aluminium merupakan salah satu alternatif bahan pengganti kayu dan saat ini semakin familiar di kalangan masyarakat. Hal ini dibuk-tikan dengan semakin banyaknya perumahan, baik pribadi maupun komplek perumahan menggunakan kusen jenis ini.

Berbagai faktor pendukung yang menyebabkan kusen aluminium menjadi pilihan utama. Pasalnya bahan ini antikarat, antirayap, antiair, kuat, ringan, dan tahan cuaca. Desain dan pilihannya pun beragam.

“Kusen jenis ini dipilih karena lebih ekonomis, efisien, ramah ling-kungan dan dari estetika juga cantik serta keren,” ucap pengembang asal Petang, Mengwi, Badung I Wayan Sukarja.

Dari segi harga, ditambahkannya, lebih murah dari kusen kayu kelas 1, seperti kamper, jati, dan bingki-rai. Pengerjaannya juga cepat karena melalui sub kontraktraktor yang spesialis dan tidak membutuhkan pengecatan karena sudah tersedia beberapa jenis warna.

“Aluminium tahan dan bebas karat. Walau dipasang di area terkena air, juga bagus. Paling cocok untuk bangunan model minimalis yang minin atap. Kekurangannya juga ada, model profil atau bentuk yang bisa diciptakan sangat terbatas. Di samp-ing itu, kesannya kurang natural atau alami. Bahan bekas kusen ini harus didaur ulang melalui pabrik alias tidak ada pelapukan alami seperti kayu,” ujarnya.

Meski demikian, pengembang masih ada menggunakan kayu. Kayu biasanya lebih sering dipakai untuk bangunan kelas menengah ke

atas karena memiliki kesan alami, mewah, elegan dan prestisius. Untuk kusen almunium biasanya digunakan umumnya untuk rumah kelas menen-gah. “Rumah kelas atas juga kadang-kadang pakai pakai aluminium kualitas platinum,” jelas owner PT Global Persada Real Estate ini.

Kalau kusen kayu, pengembang lagi naik daun ini menegaskan, tahap pembuatan dan perakitan lumayan lama. Ditambah tahap finishing juga melalui beberapa tahapan seperti plamir kayu atau impra, selanjutnya di finishing cat atau politer. Apalagi kalau ada kebutuhan atau tuntutan spesifikasi arsitekturnya.

“Kusen aluminium juga ada uku-ran bisa dipilih disesuaikan kebutu-han. Juga ada pilihan warna yang tepat untuk dikombinasikan dengan warna tembok. Bahan memang me-mang kurang cocok jika diaplikasi-kan pada bangunan tradisional dan etnik,” ucapnya.

Bagaimana dengan karet ka-canya? “Kuat dan elastis untuk me-lindungi kaca jika terjadi goncangan seperti akibat benturan ringan serta goncangan gempa bumi. Karetnya juga bisa diganti sesuai kebutuhan,” ujar Sukarja.

Direktur PT Bumi Cempa-ka Asri (BCA), Gede Suardita, S.E. mengakui kusen jenis ini lebih tahan lama dan antirayap. Namun, untuk estetika rumah Bali, agak kurang. “Kalau ingin ikut melestarikan hu-tan, mending pakai kusen aluminium supaya pohon tidak ditebang untuk kusen,” tambahnya.

Kusen ini, lanjut Suardita, saat ini paling banyak dipakai bangunan hotel. Sementara untuk perumahan, dominan pakai kusen kayu. “Untuk di Bali kebanyakan pakai kusen kayu karena estetika seninya masih tinggi. Apalagi vila dan bungalow mayoritas pakai kayu karena lebih natural dan menyatu dengan alam,” tegasnya.

� Kerta Negara

Kusen Aluminium Jadi Pilihan Alternatif

Page 48: Majalah balipost edisi 72

K R E A T I V I T A S

12 - 18 Januari 201548

Jika melintasi persimpangan Jalan Raya Puputan-Jalan Letda Tantular, Renon, Denpasar, Anda akan mendapati taman yang in-

dah. Point of interest-nya berada pada beberapa tanaman pot yang disusun sedemikian rupa yang membentuk barong. Perpaduan yang klop antara go green and art.

Tahukah Anda tanaman apa yang membuat taman barong itu begitu in-dah, terutama saat malam hari, dengan penataan lampu yang berwarna-warni? Taman itu sebagian besar memakai tanaman bromelia.

Bromelia adalah spesies tanaman suku nanas-nanasan yang berasal dari Benua Amerika. Wardi, Pemilik Stan Bunga Rizky Garden, mengatakan, selain memiliki warna yang indah, tanaman ini juga kuat dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

Ada banyak jenis bromelia, dari yang harganya murah hingga mahal. Tanaman ini pun tak perlu ekstra pera-watan, karena bromelia tahan terhadap kekeringan dan juga tahan terhadap pengairan yang berlebihan yang bisa menyebabkan pembusukan akar pada tanaman jenis lain. Dengan kata lain, perawatan bromelia sangat mudah. “Namun, sebaiknya bromelia disiram empat hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi medianya. Jika media sudah terlihat kering, siram,” ujar pria asal Malang yang sudah 18 tahun menggeluti bisnis tanaman ini.

Bromelia bisa beradaptasi dalam ruangan yang minim sinar matahari. Wardi mengatakan, bromelia akan tumbuh bagus dan kuat jika ditanam langsung di tanah. Jika bromelia di-tanam dalam pot dengan media sekam, seperti yang dipakai taman barong itu, menurutnya paling hanya bertahan

enam bulan. Setelah itu, tanaman harus diganti yang baru atau ditambahkan sekam yang berfungsi sebagai sumber makanan tanaman.

Bromelia yang umumnya dikem-bangkan dengan biji atau anakan ini, pemupukannya juga tidak terlalu sulit. Cukup dilakukan tiga bulan sekali jika menggunakan pupuk slow release.

Banyak masyarakat yang tertarik dengan tanaman ini, karena bromelia memiliki beraneka warna dan corak daun yang memesona. Beberapa jenis bromelia memunculkan bunga dengan bentuk yang tak kalah cantiknya den-gan ukuran tanaman yang sangat ber-variasi, dari yang sangat kecil hingga yang paling besar.

� Inten Indrawati

Bromelia yang Memesona

LAPORAN

Page 49: Majalah balipost edisi 72

12 - 18 Januari 2015

SESIBUK-sibuknya seorang wanita yang sudah berkeluarga, pasti akan meluangkan waktu untuk mengurus rumah tangganya. Hal ini membuat wanita memiliki peran ganda, karena di satu sisi ia menjadi wanita karier dan di sisi lain, ia menjadi pendamping suami dan anak. Agar semua seimbang, perlu pengaturan waktu yang tepat. Ini merupakan kiat sederhana dr. Luh Supadmi, M.M., Kepala Puskesmas I Denpasar Barat.

“Saya biasa bangun pagi untuk menyiapkan semua keperluan keluarga. Kalau ada agenda pagi di kantor, bangunnya juga lebih pagi. Setelah beres di rumah, di kantor bisa konsentrasi untuk mengurus pekerjaan kantor,” ujar istri dr. I Made Suyasa Jaya, Sp.OG(K). ini.

Di Puskesmas yang berlokasi di Jalan Gunung Rinjani, Desa Tegal Kertha, Denpasar Barat ini, Supadmi memimpin 49 orang. Mayoritas merupakan tenaga medis dan para medis. Namun, bukan berarti semua pekerjaan hanya dilakukan tim medis ini. “Kalau ada kegiatan, kami bekerja sebagai satu tim. Daftar kegiatan sudah terpasang untuk memudahkan apa yang dilakukan dan siapa yang melakukan,” paparnya.

Ia menambahkan sesuai dengan tugas utama Puskesmas untuk melakukan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, pihaknya membuat agenda kerja yang terjadwal. Kini di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), promotif dan preventif mendapat perhatian maksimal.

Upaya promotif dilakukan dengan melakukan penyuluhan kesehatan ke wilayah binaan Puskesmas I Denpasar Barat yang terdiri dari Desa Tegal Harum, Desa Tegal Kerta, Desa Pa-dangsambian Kaja, Kelurahan Padangsambian, dan Kelurahan Pemecutan. “Kami mengusung konsep lebih baik mencegah daripada mengobati. Karena itulah penyuluhan yang dilakukan tim kami benar-benar harus dimaksimalkan. Kalau masyarakat sudah paham tentu angka kunjungan ke Puskesmas bisa ditekan. Kalau angka kunjungan ke Puskesmas tinggi berarti banyak warga yang sakit,” ungkap wanita asal Tejakula, Buleleng ini.

Untuk kegiatan preventif, pihaknya melakukan imunisasi. Salah satunya dengan mendukung Bulan Imunisasi Anak Seko-lah (BIAS). Ada 23 sekolah yang berada di wilayah Puskesmas I Denpasar Barat. Kegiatan ini juga sudah diagendakan agar sasaran yang dicapai jelas dan hasil yang diperoleh juga maksi-mal. “Kini saya sedang menyusun survey kepuasan masyarakat karena masyarakatlah yang akan menilai kinerja kami selain dari pimpinan,” ujarnya.

Ibu satu putri dr. Putu Daivi Prakriti, S.Ked. dan nenek dua cucu Putu Vidya Maharani Putri Pramartha dan Made Avana Devi Putri Pramartha ini memiliki kiat agar semua pekerjaan di kantor bisa terselesaikan. Ia membagi habis semua pekerjaan dengan timnya agar semua mendapat bagian dan cepat selesai. Semua ilmu manajemen ini ia peroleh setelah menyelesaikan pendidikan Magister Manajemen di Universitas Terbuka.

Di rumah, dr. Supadmi melakukan hal yang sama. Ia meng-atur waktunya untuk mengurus rumah tangga. Bermain dengan cucu merupakan hiburan baginya. “Kalau ada asisten rumah

tangga, saya memberikan arahan, apa yang harus dilakukan. Kalau tidak ada, saya kerjakan sendiri. Mengurus rumah su-dah menjadi kewajiban,” ujar wanita yang hobi membaca dan jalan-jalan ini.

Dalam mendidik anak, Supadmi memberikan saran. Ayah dan ibu harus “satu bahasa” dalam memberikan pendidikan. Jangan sampai “beda bahasa” karena kalau terjadi perbedaan, anak akan cenderung untuk memilih yang termudah dan membelanya. Se-lain itu, utamakan kualitas dalam melakukan kegiatan keluarga. Semua ini sudah dilakukan Supadmi sehingga ia bisa mendidik putri semata wayangnya. “Saya kadang dianggap otoriter oleh anak. Tetapi, sekarang dia sudah menyadari, apa yang saya terapkan itu bukan otoriter tetapi kedisiplinan. Orangtua harus menjadi panutan bagi anak,” tegasnya.

Setelah semua pekerjaan rumah tangga beres, barulah ia beristirahat. Sebagai dokter, Supadmi paham tubuh dan otak memerlukan waktu untuk istirahat. Namun, sebelum tidur, ia menyiapkan dulu apa yang akan dikerjakan keesokan harinya di kantor maupun di rumah.

� Ngurah Budi

dr. Luh Supadmi, M.M.

Atur Waktu Secara Tepat

P R O F I L

Page 50: Majalah balipost edisi 72

A K T I V I T A S

MBP/ist

GEBYAR PENGOBATAN - Program STUDI Kesehatan Ayurweda, Fakultas Kesehatan Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar

kembali menggelar gebyar pengobatan ayurweda. Pengobatan ayurweda gratis kali ini dilangsungkan di Banjar Mekar Manis

Desa Pemecutan Kaja, Denpasar, Senin (29/12). Dalam kegiatan itu Prodi Ayurweda Unhi menggunakan berbagai teknik pengobatan di antaranya akupuntur, acupressure, kompres ball dan sebagainya.

Dekan Fakultas Kesehatan Ayurweda Unhi Ir. Nyoman Prastika, M.Si. didampingi Ketua Panitia Pengobatan dr. IB Wiryanata, M.Si.

dan Kaprodi Ayurweda IB Putra Suta, S.Ag. mengatakan gebyar pengobatan ini rutin digelar sebagai implementasi tri dharma per-

guruan tinggi, khususnya pengabdian pada masyarakat.

MBP/ist

BLM - Saat simakrama menutup akhir tahun 2014 Anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraski PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si.,

menggelontorkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tahun 2014 untuk tiga Kabupaten, yakni Gianyar, Bangli dan Klungkung. Bantuan diserahkan secara simbolis di Stage Sidan Gianyar, Senin

(29/12) lalu. Penyerahan bantuan disaksikan Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, Ketua Komisi II DPRD Bali I Made Bu-

dastra bersama Kadis Pertanian Gianyar, Kadis Perternakan dan Perikanan Gianyar, Perwakilan Kadis P3 Bangli dan ratusan kaum

tani dan nelayan penerima bantuan. Nampak dalam foto anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip,

M.Si., (paling kiri) menyerahkan BLM Rp 5,958 miliar untuk Kabupaten Gianyar, Bangli dan Klungkung.

Page 51: Majalah balipost edisi 72
Page 52: Majalah balipost edisi 72