majalah balipost edisi 60

52
Perbup Tak Berdaya ’’Pararem’’ Solusinya 60 | 20 - 26 Oktober 2014 RP 20.000

Upload: e-paper-kmb

Post on 06-Apr-2016

335 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah balipost edisi 60

PerbupTak Berdaya ’’Pararem’’ Solusinya

60 | 20 - 26 Oktober 2014

RP 20.000

Page 2: Majalah balipost edisi 60
Page 3: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKANlJalan Kaki Berkilo-kilo Meter Demi Pendidikan 18MANCANEGARAlKim Jong-Un Menghilang 20

DAERAHlKisruh Mutasi Guru di Klungkung Jauhkan dari Kepentingan Politik 22KESEHATANlPelaku Vegetarian Perlu Atensi Gizi Seimbang 24

LENSAlMengenal Budaya 26

OLAHRAGAl Mimpi yang Tertunda 28LINGKUNGANl Sawah Terbengkalai Siapa Peduli? 36

PARIWISATAlKeberlangsungan Pariwisata Bali Terancam 38TRADISIl Tradisi Unik di Pura Dalem Umbalan Dilarang Bicara, Sembahyang Pakai Bahasa Isyarat 44PROPERTIlBeralih ke Tropis Corak Bali 46HIBURANl 3G Angels Goyang ”Nyongcong” 48BUDAYAlMemohon Kelancaran ASI di Pancoran Ten Kelod Ole 46

BALI SEPEKANl 2015, Sedimentasi Danau Batur Dikeruk 6

lPerbup Tak Berdaya ’’Pararem’’ Solusinya 8

LAPORAN UTAMA

lSistem Politik Pengaruhi Sektor Pertanian 10lWakil Rakyat Mesti jadi Inisiator 11OPINIlBerawal Manis di Akhir Pahit 12JAJAK PENDAPATlStaf Ahli dari Kolega 13PEMERINTAHANl”Integrity EXPO” di Yogjakarta KPK Minta Badung Ambil Bagian 14 POLITIKlPolitikus Banteng Terjegal di Klungkung 16lKIH Tersungkur, Independensi DPD Diragukan 17

Page 4: Majalah balipost edisi 60

4

20 - 26 Oktober 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

”Monster” Menjamur di Mana-mana

Nilai-nilai Pancasila DirusakPada era reformasi, pelaksanaan demokasi Pancasila telah banyak memberi

ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa lainnya termasuk MPR/DPR mengawasi dan mengontrol pemerintah. Namun, di era reformasi ini juga, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Elite politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila seperti sebuah wacana saja di tengah kehidupan bangsa yang semakin ramai oleh isu politik. Reformasi juga melahirkan sistem yang terlalu longgar dan liberal bagi masuknya ideologi yang merusak nilai-nilai Pancasila. Sampai kapan pun, kita merasa bahwa Pancasila masih tetap relevan. Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita kembali memahami nilai-nilai Pancasila yang sudah lama kita “tinggalkan”. Untuk memahami kembali nilai-nilai itu haruslah diawali dengan membangun kesadaran dan kesediaan untuk menerima kembali Pancasila dengan sepenuh hati.

Teddy SanjayaJl. Lapangan II/140, Batu Ampar

Jakarta Timur

Praktik kapling sawah jadi “monster” pertanian Bali (BP, 4/10). Kini “monster-monster” sudah menjamur di mana-mana, di samping pengalaman pahit dalam

musim kering berkepanjangan ini menjadi pertimbangan para petani untuk mengambil jalan pintas melego sawahnya. Investasi di sektor pariwisata telah banyak dilakukan, baik suprastruktur maupun infrastruktur. Tetapi pemerintah jangan hanya memanjakan investor, hanya membangun akomodasi pariwisata saja. Keunggulan lain ditinggalkan sehingga akan terjadi kepincangan di dalam kehidupan masyarakat. Ingat, Bali jangan hanya bertumpu pada pariwisata. Jika pertanian Bali tergerus, sawah-sawah habis, Bali mau dibawa ke mana? Karena Bali tidak memiliki sumberdaya alam seperti tambang migas, tambang emas dan sebagainya.

I Made Jara AtmajaJl. Nusa Indah Gang II/3 Denpasar

Page 5: Majalah balipost edisi 60

5

20 - 26 Oktober 2014 5

Perjuangan reformasi berdarah 1998 sebagai upaya memperjuangkan demokrasi yang seutuhnya dari rakyat untuk rakyat, terampas sudah. Pemilihan kepala daerah lewat DPRD menjadi sim-bul perampasan hak suara rakyat. Ini akan menjadi pe-er serius pemerintahan Jokowi-JK. Sementara itu masih banyak tinggalan-tinggalan masalah SBY-Boediono yang tidak bisa dihadapi secara sambil lalu. Sebut misalnya kerusakan lingkungan akibat lemahnya penegakan hukum, pen-caplokan lahan yang semakin merajalela, semata-mata karena orientasi keuntungan. Masyarakat menyelesaikan sendiri prob-lem yang dihadapinya, tanpa kehadiran pemerintah. Bahkan dalam beberapa kasus pemerintah berdiri di belakang investor pencaplok lahan, dan berseberangan dengan aspirasi serta kehendak rakyat, sehingga menyakiti hati rakyat.

Pemerintahan Jokowi harus memperbaiki hal-hal yang sifatnya mengecewakan rakyat. Salah satunya dengan memperbaiki kinerja aparatur pemerintahan dari pusat hingga daerah yang bertugas melayani masyarakat. Pelayanan publik yang digerakkan individu-individu berkualitas dan mau melayani akan menjadi poin penting pemerintahan berkuasa. Inilah saatnya mengimplemen-tasikan secara sungguh-sungguh revolusi mental di dalam birokrasi. Selama ini kinerja birokrasi banyak mendapat cibi-ran, baik oleh masyarakat sendiri maupun pihak-pihak luar yang berhubungan dengan birokrasi. Laporan The World Competitiv-ness Yearbook Tahun 1999 menyatakan bahwa birokrasi Indonesia berada pada kel-ompok negara-negara yang memiliki indeks competitiveness paling rendah di antara 100 negara yang diteliti. Hasil penelitian PSKK UGM di 3 provinsi menyimpulkan bahwa

kinerja birokrasi dalam pelayanan publik masih amat buruk disebabkan oleh kuatnya pengaruh paternalisme. Sementara menurut kajian Political And Economic Risk Consul-tancy (2001) di 14 negara juga menyatakan adanya indikasi kinerja birokrasi di Indone-sia yang makin buruk dan korup.

Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2013 ini sebesar 32 (TI, 2014). Indo-nesia menempati urutan 114 dari 177 negara yang diukur. Temuan Global Corruption Barometer 2013 (GCB 2013) menyebutkan 1 dari 3 orang yang berinteraksi dengan penyedia layanan publik di Indonesia masih melakukan praktik suap dengan berbagai alasan.

Tantangan pemerintah Jokowi-JK lima tahun ke depan adalah membuat kalangan birokrat mengabdi pada pelayanan publik. Dan tentu saja personel-personelnya bersih, jujur dan tidak korup.

Mengabdi pada Rakyat

Page 6: Majalah balipost edisi 60

6

B A L I S E P E K A N

20 - 26 Oktober 20146

RENCANA pembangunan sentral parkir bawah tanah (basement) di Lapangan Pupu-tan Badung, sempat mengemuka tahun 2013 lalu. Pada awalnya, pembangunan sentral parkir bawah tanah itu rencananya bersamaan dengan pembangunan Museum Puputan Badung di atasnya. Namun, belakangan ini rencana tersebut tak jelas kelanjutannya bahkan terancam gagal total akibat minimnya pendanaan yang ada.

Anggota DPRD Kota Denpasar I Wayan Suadi Putra dan I Ketut Suteja Kumara, Min-ggu (5/10) meminta Pemkot Denpasar kem-bali melakukan penjajakan terutama terkait masalah anggaran yang selama ini menjadi kendala. ‘’Kami sangat mendukung rencana pembangunan sentral parkir di bawah Lapan-gan Puputan Badung itu.

Selain akan mengurangi volume parkir di badan jalan, keberadaan sentral parkir itu akan menghidupkan potensi ekonomi di seki-tar Jalan Gajah Mada,’’ kata Suteja Kumara, politisi PDI-P Denpasar Utara ini.

l Asmara Putra

UPAYA penormalisasian Danau Batur dengan cara melakukan pengerukan terh-adap endapan lumpur di dasar danau akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Sesuai rencana pemerintah, pengerukan sedimentasi Danau Batur akan dilaksana-kan mulai tahun 2015 mendatang.

Sementara itu, berdasarkan perhitun-gan luas danau dan pendangkalan yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, lumpur yang akan diangkat nanti-nya diperkirakan mencapai 208 ribu kubik atau sekitar 3 ribu truk. Adanya rencana pengerukan Danau Batur tersebut dis-ampaikan Kabid Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup BLH Kabupaten Ban-gli Gusti Laksana, Minggu (5/10).

Dikatakannya, sebagaimana hasil pertemuan yang dihadiri BLH Bangli di Jakarta belum lama ini, terungkap fakta

bahwa Danau Batur saat ini menjadi da-nau prioritas yang akan segera mendapat penanganan Kementerian Lingkungan Hidup. Hal itu mengingat Danau Batur masuk sebagai salah satu dari 10 danau di Indonesia yang mengalami kerusakan yang cukup parah.

l Swasrina

PERMASALAHAN pengerukan pasir laut di Yehembang nampaknya terus bergejolak. Upaya desa adat memasang portal jalan ke pantai mendapat reaksi keras. Portal tersebut dibongkar dan hilang sehari setelah dipasang. Belum diketahui pasti pelaku pembongkaran portal di tepi pantai itu.

Kejadian ini membuat warga Banjar Adat Cita Nirmala Sari, Desa Yehembang yang menjadi lokasi portal itu gusar. Portal itu sengaja dipasang dengan tujuan pelaku pengerukan pasir laut tidak leluasa menurunkan kendaraan untuk mengambil pasir laut. Dipasangnya portal yang digembok itu dengan biaya swadaya adat Rp 600 ribu lebih.

Dari informasi warga Minggu (5/10), portal itu dibangun setelah paruman banjar adat men-genai awig-awig pelarangan pengambilan pasir. Sehari setelah paruman, dibangun portal dari besi disertai gembok. Bendesa Yehembang, Ngurah Gede Aryana dikonfirmasi wartawan mengaku telah melakukan penelusuran siapa pelaku pengerusakan itu.

l Surya Dharma

PERMASALAHAN pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Gianyar tidak hanya pada kekurangan buku wajib, tetapi juga jumlah pengajar. Bahkan, hingga saat ini Gianyar masih kekurangan sekitar 590 orang guru terhitung dari masa pensiun 1 Januari lalu.

Dari angka tersebut lebih dominan dibutuhkan untuk guru SD. Menang-gapi hal ini, 55 CPNS untuk guru kali ini dipersiapkan bagi PGSD.

Kadisdik Gianyar Dewa Alit Muliartha, Minggu (5/10), mengatakan tahun ini pihaknya akan mendapatkan tambahan 55 CPNS untuk guru, jumlah ini akan digu-nakan untuk pemenuhan kekurangan guru secara bertahap. “Kalau masalah jumlah formasi untuk guru, itu domainnya BKD dan pemerintah pusat. Bagi kami jumlah tersebut tidak masalah. Mungkin untuk pemenuhannya itu bertahap,” ujarnya.

l Manik Astajaya

KETERSEDIAAN pupuk bersubsidi di Buleleng, mulai menjadi keluhan para petani. Pupuk yang biasa digunakan petani itu kini semakin sulit didapatkan. “Soal pupuk di Buleleng, kami ada dua model pengadaan pupuk. Di antaranya pupuk subsidi dan pupuk nonsubsidi. Untuk jenis subsidi jumlahnya terbatas hanya 70 ribu ton, sedangkan pupuk non-subdisi rata-rata masih dapat terpenuhi,” kata Kepala Distanak Buleleng Nyoman Swatantra, Minggu (5/10).

Dia menegaskan, mengenai terbatasnya pupuk bersubsidi akan diberikan pemaha-man kepada kelompok-kelompok petani di

Buleleng, termasuk proses verifikasi dan validasi data kebutuhan pupuk bersubsidi. “Terdapat bantuan pupuk organik dari pemerintah provinsi, sekitar 12 ribu ton, untuk Kabupaten Buleleng.

Sementara ini, kami akan terus berupaya memberikan pemahaman kepada petani mengenai pemanfaatan pupuk subsidi atas keterbatasan pupuk bersubsidi tadi. Maka itu, Distanak Buleleng melakukan upaya verifikasi dan validasi data tentang kebutu-han pupuk bersubsidi. Tujuannya agar petani yang benar-benar membutuhkan mendapat-kan pupuk bersubsidi itu,” tegasnya.

l Dewa Kusuma

Parkir ’’Basement’’ Terancam Gagal

Gianyar Kekurangan Guru SD

2015, Sedimentasi Danau Batur Dikeruk

Pupuk Bersubsidi Terbatas

Dibongkar Orang Tak Dikenal

Page 7: Majalah balipost edisi 60

7

20 - 26 Oktober 2014 7

KEMARAU panjang tahun ini me-nyebabkan debit air sungai besar yang menjadi sumber air irigasi mengecil. Ak-ibatnya, hampir seluruh lahan pertanian kekeringan. Bahkan, lahan pertanian di wilayah Kabupaten Tabanan seperti di daerah Selemadeg terlihat retak-retak. Kondisi ini membuat petani khawatir karena berpotensi menyebabkan ga-gal panen. Petani pun megaku pasrah menghadapi musim kemarau tahun ini. Tanaman padi kering dan mati.

“Saluran irigasi memang masih bagus tapi airnya tidak ada. Kondisi ini mem-buat kami khawatir,’’ ujar Wayan Mandra alias Pan Sukeni (71) petani asal Banjar Delod Sema, Serampingan, Selemadeg. Kondisi lahan sawah yang retak-retak terlihat hampir di sepanjang lahan garapan

petani di wilayah Selemadeg. Meski ada juga yang memanfaatkan teriknya matahari untuk menjemur gabah hasil panen mereka, namun jumlahnya tidak banyak.

Tak hanya lahan pertanian di wilayah Selemadeg, kondisi serupa juga terjadi di daerah Selemadeg Timur tepatnya di areal pertanian subak Aseman yang berlokasi di Desa Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur.

l Puspa Dewi

SEBUAH kapal layar pribadi, Sealing Yacht Cempaka Putri GT 10 mengalami kebocoran. Kapal itu akhirnya tenggelam di laut Kubu, sekitar 1 mil dari desa Sukadana, Minggu (5/10). Kasat Polairud Polres Karan-gasem AKP Made Wartama seizin Kapolres Karangasem AKBP Gde Adi Mulyawarman, via telepon membenarkan kasus itu.

“Ya memang ada kapal pesiar pribadi tenggelam. Namun semua penumpang dan anak buah kapal kami sudah evakuasi den-gan selamat. Semua penumpangnya sudah

kami kirim ke Denpasar,” paparnya.Wartama mengatakan selain empat

personil Polairud Karangasem, juga diback up tiga personil dari Polairud Polda Bali. Penyebab kapal rute Seran-gan mengelilingi laut Bali itu tenggelam akibat lambung kiri kapal bocor. Lubang cukup besar di buritan lambung kiri men-nyebabkan ABK tak mampu mengeluar-kan air laut yang masuk. Sementara air laut cepat masuk ke dalam kapal.

l Budana

KLIAN subak di Desa Sudaji Keca-matan Sawan mendatangi kantor camat setempat, Senin (6/10). Para klian subak ini kecewa karena gaji atau insentif dari pemerintah daerah belum dibayarkan. Tak tanggung-tanggung, mereka belum mener-ima insentif bulanan hingga setahun penuh. Kondisi ini pun memaksa mereka datang ke Kantor Camat Sawan untuk menuntut hak mereka.

Kedatangan para klian subak se-Desa Sudaji ini diterima oleh Kepala Seksi (Kasi) Linmas dan Trantib Kecamatan Sawan, Ketut Puguh Yasa. Hadir juga Sekretaris Desa (Sekdes) Sudaji, Gede Suardana, dan Ketua Majelis Subak Sawah dan Subak Abian Kecamatan Sawan, Ketut Astawa.

Dalam pertemuan itu terungkap bahwa di Desa Sudaji terbentuk 17 subak sawah dan satu kelompok subak abian. Koordina-tor Klian Subak Sawah Ketut Ardipa yang didampingi Klain Subak Munduk Kangin Nyoman Ardana usai pertemuan menga-takan, persoalan ini membuat kekecewaan rekan-rekannya, karena hak mereka tidak diterima tepat waktu.

Menanggapi tuntutan klian subak dan klian desa pakraman itu, Sekdes Sudaji, Ke-camatan Sawan, Gede Suardana, mengakui jika pihak desa terlambat merealisasikan pembayaran insentif mereka. Situasi ini ter-jadi karena ada miskomunikasi antara pihak klian subak dan pihak desa.

l Mudiartha

SETELAH beberapa kali mengalami gagal tender, proyek pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) Badung kembali ditenderkan. Di-nas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Badung berdalih, gagal tender bukan diakibatkan kesalahan internal, melainkan kesalahan eksternal dari pihak rekanan.

‘’Penyebab kegagalan karena faktor dari reka-nan yang mengajukan penawaran. Rekanan tidak mengajukan syarat administrasi dengan lengkap. Misalnya, mereka tidak memiliki Sertifikat Ba-dan Usaha (SBU),’’ kata Kepala Dishubkominfo Badung Wayan Weda Dharmaja saat dimintai konfirmasi, Senin (6/10).

Dijelaskannya, meskipun mengalami beberapa kali gagal tender, namun pihaknya mengaku tetap optimis proyek tersebut tetap bisa dilaksanakan tahun ini.

l Dedy Sumartana

ATCS Ditender UlangSawah Retak-retak

Tak Terima Insentif, Klian Subak Datangi Kantor Camat

BALAI Patung Warak, Objek Wisata Ta-man Soekasada Oejoeng saat ini diduga men-jadi tempat mesum. Pasalnya, kondom bekas ditemukan berserakan di tempat yang menjadi favorit para remaja berduaan. Di balai sekitar Patung Warak tersebut ditemukan kondom yang diduga bekas dipakai berhubungan intim.

Hal ini sangat disayangkan mengingat kawasan tersebut menjadi tempat bersejarah karena pernah diadakan upacara besar Maligia di Taman Oejoeng. Seorang pedagang yang berjualan di sekitar Patung Warak, Anak Agung Kartini (45), mengungkapkan baik pada siang hari hingga malam hari selalu ban-yak pengunjung yang datang ke tempat ini.

Kabag Humas Protokol Setda Kabupaten Karangasem, I Putu Arnawa, menyayangkan tindakan sejumlah oknum yang mengguna-kan tempat tersebut sebagai tempat mesum.

l Budana

Kondom Berserakan di Taman Oejoeng

Kapal Tenggelam di Kubu

Page 8: Majalah balipost edisi 60

8

8 20 - 26 Oktober 2014

L A P O R A N U T A M A

Upaya pemerintah untuk men-gerem alih fungsi lahan di Tabanan, belum maksimal. Peraturan Bupati (Perbup)

rupanya tak mempunyai taring. Bupati Tabanan pun geram. Dia menyebut ada upaya dari intern untuk menjadikan Tabanan tak lagi berpredikat lumbung beras. Namun, di tengah kegalauan akan alih fungsi lahan, ternyata solusinya datang dari desa adat, bukan DPRD. Walaupun tidak menjamin men-nol-kan alih fungsi lahan, namun setidaknya memperlambat laju para pengembang mencaplok kawasan pertanian.

Realitas masifnya alih fungsi lahan pertanian, rupanya menjadi kekhawati-ran warga adat di daerah lumbung beras itu. Mereka pun akhirnya bergerak untuk membuat pararem untuk membendung serbuan investor.

Salah satunya Desa Adat Subamia di Kecamatan Tabanan. Desa yang jaraknya tidak lebih dari lima kilometer dari pusat Kota Tabanan ini, memiliki kesepakatan untuk menjaga sektor pertanian. Dalam kesepakatan desa adat yang memiliki empat banjar tersebut, diatur bahwa se-tiap pendatang yang membeli lahan dan membuat rumah di desa tersebut dikena-kan biaya penanjung batu. Nominalnya berbeda-beda di masing-masing banjar.

Khusus untuk Banjar Subamia Kel-ong, bila pendatang tersebut warga lokal Bali dikenakan penanjung batu Rp 2,5 juta. Namun bila ada orang luar Bali membuat rumah di wilayah desa tersebut dikenakan biaya Rp 75 juta.

“Sebenarnya pararem ini sudah ada sejak lama, kalau tidak salah sekitar tahun 2006 dan masih berlaku sampai sekarang. Pararem ini awalnya dilaku-kan oleh Banjar Subamia Kelong dan diikuti banjar lainnya dengan nilai nomi-nal yang berbeda,” ujar Perbekel Desa Subamia Wayan Sudiana yang dibenar-kan oleh Bendesa Adat Subamia I Gusti Made Puri Widiana, pekan lalu.

Upaya mengerem laju alih fungsi lahan dengan pararem ini, kata Sudiana, sangat efektif. Terbukti dari sejumlah

pengembang yang datang, ketika diberi informasi tentang aturan desa dan pararem tersebut, mereka pun mengu-rungkan niatnya untuk membebaskan lahan. “Efektif memang, karena banyak pengembang setelah kita sosialisasikan aturan Perdes dan pararem banjar banyak yang tidak datang kembali,” jelasnya.

Sementara itu, Bendesa Adat Subamia Gusti Made Puri Widiana mengatakan langkah ini sebenarnya untuk mencegah alih fungsi lahan di Desa Subamia serta menjaga predikat Tabanan sebagai lum-bung beras Bali. Apalagi Banjar Subamia Kelong merupakan lokasi yang paling dekat dengan Kota Tabanan — dua kilo-meter sebelah utara Terminal Pesiapan.

Ia mengatakan, pararem ini bukan melarang orang untuk datang. Tetapi ada kewajiban yang harus ditanggung oleh mereka. Sebab, warga Subamia juga ada kewajiban adat yang mereka pikul. Baik itu menyangkut biaya pembangunan, ketertiban maupun upacara-upacara yang menyangkut pemeliharaan alam semesta. Maka sudah sewajarnya juga hal itu di-tanggung oleh mereka yang datang dan menjadi warga baru di Desa Subamia.

Puri mengakui, walaupun tidak banyak, namun masih ada pengembang yang membeli lahan di desa tersebut. Alasannya untuk investasi. ‘’Dampaknya masyarakat terkadang mengeluh saluran air ke lahan mereka mulai terganggu,” bebernya.

Lalu apa kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti? Bagaimana pula tang-gapannya terkait peraturan bupati yang mengatur alih fungsi lahan tak berjalan maksimal?

Tingginya alih fungsi lahan di Ta-banan yang seakan melabrak aturan yang sudah ada seperti Perbup, membuat Bupati Tabanan geram. Pasalnya, banyak ‘’tikus berdasi’’ yang justru ditengarai ikut bermain sehingga alih fungsi la-han tidak terkendali hingga di sejumlah wilayah produktif.

Sementara itu, adanya sejumlah desa adat yang membuat aturan dalam bentuk pararem dengan tujuan mengerem laju

alih fungsi lahan di wilayah desa menda-pat dukungan penuh Eka Wiryastuti. Bahkan, ia menyarankan agar seluruh desa di Tabanan membuat pararem se-rupa. “Harus ada komitmen semua pihak, pemerintah hanyalah sebagai fasilitator yang telah melahirkan kebijakan untuk mengerem masuknya investor dengan cepat. Salah satunya melalui Perbup,” ujarnya, pekan lalu.

Kata Bupati Eka, meski kebijakan un-tuk meminimalisir tingginya alih fungsi lahan di daerah lumbung beras Bali ini gencar dilakukan, namun ia tak memung-kiri adanya tantangan berat yang masih dihadapi sampai saat ini. “Tantangan dari dalam juga sangat berat sekali, tidak gampang mempertahankan lahan pertanian, jika tidak ada satu-kesatuan dalam pemikiran. Justru yang-

Perbup Tak Berdaya

’’Pararem’’ Solusinya

Page 9: Majalah balipost edisi 60

9

Tabanan memiliki panorama persawahan yang memukau. Salah satunya di Jati Luwih, Penebel. Kawasan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tersebut kini mulai terusik dengan ha-dirnya sejumlah investor. Sampai kapankah Jati Luwih bisa dipertahan-kan sebagai objek wisata yang menyuguhkan bentangan sawah dengan terasering yang indah dipandang?

Bupati Eka Wiryastuti

ada banyak bermunculan orientasi yang berbeda. Mirisnya lagi masih ada yang mencari keuntungan di tengah upaya kita menjaga supaya Tabanan tetap den-gan predikat sebagai lumbung berasnya Bali,” pungkasnya.

Tak hanya itu, tantangan berat lain yang dihadapi yakni pintarnya pihak investor dalam membujuk masyarakat petani untuk menjual lahannya. Pada-hal, Pemkab Tabanan telah membuat kebijakan yang bertujuan menguntung-kan petani seperti program gerbang pangan serasi dan menyerap sekaligus membeli hasil pertanian melalui bum-des dan BUMD.

Ia pun berharap tidak hanya pemer-intah yang memiliki andil untuk mem-pertahankan predikat lumbung beras Bali, peran pemilik lahan juga sangat penting dalam mempertahankan lahan

pertaniannya.“Bagaimana pun kebijakan yang

dikeluarkan pemerintah, jika tidak ada dukungan dan peran serta dari petani pemilik lahan, tidak ada artinya kebijakan tersebut. Apal-agi investor sangat pintar merayu, agar petani mau melepas lahannya,” ujarnya.

l Puspa Dewi

Page 10: Majalah balipost edisi 60

10

20 - 26 Oktober 201410

L A P O R A N U T A M A

Secara teoritik banyak pemimpin yang enggan membangun sektor pertanian dengan baik. Mereka lebih senang melakukan pemban-

gunan fisik di sektor industri, pariwisata, in-frastruktur, dan lainnya. Alasannya, karena sangat cepat diketahui hasil bukti fisiknya oleh masyarakat pemilihnya. Dibandingkan membangun sektor pertanian, hasilnya akan kelihatan sangat lama. Jadi sistem politik juga sangat memengaruhi syahwat pembangunan sektor pertanian.

Ketidakberdayaan pemerintah untuk ‘’menjaga’’ lahan pertanian di Bali mesti disikapi dengan serius. Sebab, longgarnya ketahanan Bali itu menjadi ancaman bagi ketahanan pangan di Bali. Bali akan makin tergantung dengan daerah luar untuk me-menuhi kebutuhan pangan terutama beras.

Guru Besar Universitas Udayana Prof. Wayan Windia berpendapat, kondisi terse-but tidak terlepas dari lemahnya proteksi pemerintah terhadap lahan pertanian di Bali. Padahal, membangun sektor pertanian memerlukan komitmen politik, siap tidak populis, dan harus berwatak egalitarian. Sayangnya, jiwa ini hampir tidak ada da-lam watak pemimpin-pemimpin saat ini, termasuk pemimpin di Bali.

Kata dia, kini sudah saatnya desa adat maupun subak turun tangan dengan meng-atur alih fungsi lahan pertanian dalam awig-awig, sehingga tidak merajalela. ‘’Sebab, kita tidak bisa berharap banyak dengan pemerintah dalam mengatasi permasalah itu. Saya setuju jika ada desa adat yang menghar-uskan pengembang maupun warga luar yang masuk ke wilayahnya ikut medesa adat dan dikenakan pungutan,” ungkapnya.

Menurutnya, kebijakan yang mengatur pembeli lahan atau pengembang yang dalam aturan desa atau pararem telah diterapkan di Subak Lotunduh, Gianyar. Subak ini mem-buat pararem dengan tidak memperbolehkan alih fungsi sawah menjadi nonsawah.

“Saya mendukung jika ada desa adat yang mau meniru apa yang dilakukan di Subak Lotunduh dengan membuat aturan untuk menekan alih fungsi lahan. Jangan sampai lahan di Bali habis hanya untuk me-

menuhi kepentingan investor,” katanya.Dikatakannya, secara teoretik banyak

pemimpin yang enggan membangun sek-tor pertanian dengan baik. Mereka lebih senang melakukan pembangunan fisik di sektor industri, pariwisata, infrastruktur, dan lainnya. Alasannya logis, karena sangat cepat diketahui hasil bukti fisiknya oleh masyarakat pemilihnya. Dibandingkan membangun sektor pertanian, hasilnya akan kelihatan sangat lama, sangat susah melak-sanakannya, dan harus berhadapan dengan orang banyak dengan berbagai karakter dan status. Sementara jangka waktu masa tugasnya hanya lima tahun. Jadi, sistem politik juga sangat memengaruhi syahwat pembangunan sektor pertanian.

“Bukti empirik yang paling nyata adalah terjadinya alih fungsi lahan sawah di Bali, yang rata-rata lebih dari 1.000 ha/tahun (BPS, 2010). Saya meyakini bahwa kehan-curan Bali dimulai dari kehancuran sektor pertanian,” ujarnya.

Guru Besar Undiknas University Prof. Dr. IB Raka Suardana, S.E., M.M. juga me-nilai tingginya alih fungsi lahan di kawasan hulu merupakan kelemahan pemerintah se-tempat dalam melakukan kontrol terhadap investasi. Tingginya alih fungsi lahan tidak hanya mengancam ketahanan pangan, juga memperparah kerusakan lingkungan. “Me-mang ketika kawasan hulu memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka pemilik lahan pasti melepas kepemilikannya. Sementara aturan untuk melarang hal itu belum ada. Diperparah lagi dengan izin membangun yang tidak begitu sulit, karena asal ada rekomendasi dari stakeholder sekitarnya, pasti izin keluar. Untuk itu, diperlukan peran desa adat untuk turut mengatur dan mengawasi,” ucapnya.

Upaya mempertahankan Kabupaten Tabanan dengan predikat lumbung pangan Bali juga mengemuka dalam diskusi alih fungsi lahan yang digelar Bali Post. Dalam diskusi yang dihadiri para pejabat teras di Pemkab Tabanan, Ketua HKTI Kabupaten Tabanan Nyoman Sukania mengatakan, jika memang ada aturan untuk menekan alih fungsi lahan logikanya para inves-

tor semestinya tidak leluasa melakukan pengembangan di kawasan strategis. ‘’Ini tentu saja menjadi dilema, karena di satu sisi pemerintah daerah memiliki komitmen meminimalisir tingginya alih fungsi lahan, satu sisi ada kekhawatiran subak-subak saat ini tidak hanya digerogoti tikus melainkan ‘’tikus’’ berdasi, sehingga aturan tersebut bisa jadi dilanggar,’’ ujarnya.

Menurutnya, jika pemerintah memang serius dalam upaya menekan alih fungsi lahan khususnya menjaga predikat sebagai lumbung pangan Bali, desa pakraman dan pengurus subak semestinya juga ikut dili-batkan dalam membuat sebuah aturan atau kebijakan. ‘’Karena ketika di pertengahan jalan terjadi suatu masalah pasti ujung-ujungnya ke desa pakraman,’’ ujarnya.

Ia juga mengatakan kurang sependapat jika selama ini ada pemikiran bahwa petani tidak bisa hidup dari pertanian saja. Semes-tinya, jika memang ingin membangkitkan sektor pertanian yang lambat laun mulai ditinggalkan para generasi muda ini, ada perubahan cara berpikir.

Senada dengan Nyoman Sukania, pen-gurus HKTI Tabanan Gusti Subagia juga mengatakan, meski sejumlah kalangan menilai petani tidak lagi termarginalkan karena telah diberikan subsidi, namun menurutnya petani hingga saat ini masih dipandang sebelah mata. Jika memang pe-merintah serius memperhatikan pertanian, paling tidak mereka memiliki data jelas yang mencakup berapa jumlah petani yang masih aktif bergelut di pertanian, bukan hanya menyandang status petani.

‘’Setiap ada kesempatan kami selalu menanyakan data ini kepada instansi terkait. Karena dengan acuan data tersebut kalau saja kita punya 10 persen dari petani yang memang 100 persen hidupnya bertani itu bisa dimanfaatkan sebagai penyuluh swa-daya. Tidak seperti sekarang di lapangan terkadang banyak terjadi pertanian tanaman basah mendapatkan PPL tanaman kering. Mungkin PPL ini pintar, tetapi pintar mem-buat laporan,’’ katanya.

l Parwata

Sistem Politik Pengaruhi Sektor Pertanian

Page 11: Majalah balipost edisi 60

Pertanian Bali kini mati suri. Ban-yak petani sudah beralih profesi. Alasannya, menggeluti sektor pertanian tak mampu menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Ini sangat beralasan. Sebab pemerintah belum bisa memberikan kepastian harga produk pertanian dan holtikultura yang dihasilkan. Sering terjadi, ketika musim panen, harga produk pertanian anjlok, sehingga petani harus menunggung kerugian.

Sehingga tidak salah petani merabas tanamannya karena dianggap tak menjan-jikan lagi. Mereka menggantinya dengan tanaman baru. Seperti petani salak di Karan-gasem. Mereka merabas tanaman salaknya, karena harga salak anjlok. Pemerintah yang diharapkan hadir untuk mengatasi hal terse-but hanya berwacana tanpa memberi solusi untuk mengatasinya.

Untuk itu pemerintah daerah bersama-sama legislatif harus mencari jalan un-tuk itu. Harus ada pemetakan kembali sector-sektor yang harus diperkuat selain pariwisata. Sehingga terjadi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di Bali. Sebab hasil pembangunan serta pemer-ataannya belum dirasakan. ‘’Karenanya pemerintah daerah harus memiliki grand design yang strategis dan terarah serta komprehensif. Jangan bersifat sporadis dan berdasarkan selera pemimpinnya. Ini tidak boleh,’’ jelas Nengah Tamba, anggota DPRD Bali periode 2014-2019.

Tamba menegaskan, dewan harus mampu menjadi inisiator dan berada di garda terdepan mengajak pihak eksekutif serta elemen masyarakat khususnya para tokoh dan akademisi untuk bersama-sama menyatukan gagasan dan visi misi untuk membangun Bali 30 hingga 50 tahun ke de-pan. ‘’DPRD Bali harus menjadi inisiator untuk merancang grand design pemban-gunan Bali untuk beberapa puluh tahun ke depan. Ini mutlak harus kita lakukan jika ingin pembangunan Bali lebih terarah,’’ kata Tamba, pekan lalu.

Anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali ini menegaskan lembaga dewan harus mampu

menjadi fasilitator dan jembatan untuk merancang grand design pembangunan Bali dengan melibatkan semua elemen untuk memberi masukan, ide, gagasan untuk Bali. Lalu semua itu harus dirumuskan dalam sebuah master plan pembangunan Bali se-cara utuh dan menyeluruh kemudian harus mampu diaplikasikan atau dijalankan.

‘’Undang semua ahli, akademisi di bidangnya masing-masing minta apa masukannya untuk pembangunan Bali. Libatkan bupati/wali kota, DPRD se-Bali serta tokoh masyarakat. Buat tim kelompok kerja dan kami harapkan pemprov juga memfasilitasi melalui Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) se-bagai garda terdepan. Masukan pendapat, ide, gagasan yang ada kita satukan ba-gaimana membangun Bali ke depan lalu diaplikasikan. Jangan hasil diskusi atas seminar nanti hanya jadi tumpukan paper, tumpukan kertas dan masuk tong sampah,’’ kata politisi Demokrat asal Jembrana itu. Ia juga berharap anggota dewan punya pemikiran yang visioner, strategis, dan bernas untuk mempercepat pemerataan pembangunan Bali.

Tiap komisi sesuai bidang tugasnya masing-masing di dewan juga diharapkan menelurkan gagasan strategisnya tentang grand design pembangunan Bali. ‘’Teman-teman di dewan mari secara profesional me-lihat masalah Bali. Kolaborasi pemikiran majemuk kita menjadi satu visi misi mem-bangun Bali ke depan, apa episentrumnya. Setiap komisi buat pemikiran, rancangan grand design pembangunan Bali. Mari bawa pola kerja sesungguhnya dan mari

berpikir Bali ke depan, jangan berpikir Bali hari ini,’’ tandas Tamba yang dua periode duduk di DPRD Bali itu.

Sebelumnya, anggota dewan A.A. Adhi Ardhana menilai selama ini pembangunan Bali terlihat sporadis hanya berdasar ke-pentingan sesaat dan tidak terlihat benang merah antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya sehingga upaya pemerataan pem-bangunan tidak mencapai sasaran.

‘’Hingga saat ini, saya belum menge-tahui adanya grand design pemerataan pembangunan, walaupun tercantum bahwa pemerataan adalah prinsip perencanaan da-lam RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Pemda Bali ataupun Perda No. 2/2012 bahwa pembangunan pariwisata Bali bertujuan untuk mendorong pemer-ataan kesempatan berusaha dan lain-lain namun tidak tercermin dalam pelaksanaan-nya secara konsepsual dan sustainable,’’ kata Adhi Ardhana.

Politisi PDI-P asal Denpasar ini men-gaku bisa memaklumi demikian peliknya permasalahan yang dihadapi pemerintah sehubungan pembangunan Bali. Namun dengan meningkatkan keikutsertaan masyarakat, tokoh masyarakat dan para ahli, wakil rakyat, pemerintah daerah/ pusat dalam menyumbangkan pemikiran, diharapkan kesinambungan pemerataan pembangunan dapat dipetakan sejak awal. DPRD Bali juga wajib mengingatkan dan mendorong pemerintah agar dapat memetakan, merencanakan, melaksanakan pemerataan pembangunan.

l Widana

20 - 26 Oktober 2014 11

Bali Post/dok

Kini sebagian sawah di Bali khususnya Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan sudah didesak perumahan. Selain mengancam ketahanan pangan Bali, pariwisata budaya yang

menjadi ikon Bali juga akan terancam.

Page 12: Majalah balipost edisi 60

Perjalanan pergantian pemerin-tahan (transisi) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Presiden ter-

pilih Joko Widodo pada awalnya memberikan angin segar bagi rakyat Indonesia. Baru pertama kali per-gantian pemimpin tidak diwarnai ‘permusuhan’. Presiden dalam pidato kenegaraannya menjelang Perayaan 17 Agustus tepatnya pada 15 Agustus 2014 lalu di Depan DPR Pusat men-egaskan bahwa ia memiliki kewajiban moral untuk membantu presiden ter-pilih nantinya. Hal ini ditindaklanjuti dengan pertemuan empat mata antara SBY dan Jokowi.

Tidak sedikit masyarakat yang berdecak kagum dan bangga melihat sikap kenegarawanan SBY. Dia me-mulai sebuah tradisi yang baik. Sebab dalam perjalanan sejarah pergantian Presiden Republik Indonesia bisa dikatakan kurang “enak” didengar seakan ada “ruang gelap” yang ter-simpan. Pergantian Presiden Pertama Soekarno kepada Soeharto diiringi insiden-insiden yang tidak enak da-lam sejarah. Demikian juga pergeseran Soeharto ke BJ. Habibie diawali dengan gerakan mahasiswa dan menelan korban. Pergantian Habibie ke Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di bawah tekanan dan imbas politik gerakan reformasi. Gus Dur kemudian dimakzulkan oleh MPR lalu digantikan oleh Megawati. Transisi Megawati kepada SBY dibarengi dengan kurang harmonisnya hubungan kedua pemimpin tersebut.

Pergantian pemerintahan SBY kepada Jokowi sebagai Presiden terpilih ke–7 Republik Indonesia, berawal manis na-mun berakhir pahit.

Awalnya memang manis dan menim-bulkan harapan besar bahwa presiden ter-pilih nantinya tidak mengalami sejumlah masalah dalam memulai program- pro-gram baru. Kerja sama antara presiden lama dan presiden terpilih memang san-gat dibutuhkan mengingat presiden baru nantinya berhadapan dengan sejumlah program presiden lama termasuk dalam hal politik anggaran serta program- pro-gram yang layak untuk diteruskan.

Namun, masyarakat kemudian mem-baca, bahwa SBY hanya lips service. Sikap politik dan kebijakan negara yang diambilnya di akhir pemerintahannya banyak menuai kontroversi.

Hal ini bisa dilihat dari ketidakte-gasannya mengendalikan anggota par-tainya data voting UU Pilkada. Sangat bertentangan dengan ucapan SBY bahwa dirinya berkewajiban moral dalam mem-bantu Jokowi- JK. Jika SBY memegang teguh ucapannya tersebut sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintah tentunya dia akan secara bijak mengarahkan parpol “miliknya” untuk mempermudah Jokowi- JK di Parlemen sehingga me-mudahkan Jokowi dalam membangun bangsa Indonesia.

Yang ironis sebelum pilpres berlang-sung tetap PD mendukung pilkada secara langsung namun ternyata di DPR itu tidak diperjuangkan secara serius, sehingga suara dikuasai KMP, dan disahkanlah UU Pilkada yang baru, di mana pilkada kembali lewat perwakilan (DPRD). Se-lain berpretensi ingin mengkoalisikan pemerintah-pemerintah daerah termasuk

dalam urusan “dampak” hasil Pilpres hal ini juga sangat mencederai se-mangat reformasi 1998 dimana rakyat Indonesia berdarah- darah dalam memperjuangkannya. UU Pilkada yang disaklah telah memotong dan memba-jak hak politik langsung rakyat dalam demokrasi.

Hal selanjutnya ialah gagasan pembelian mobil Mercy oleh pemer-intah yang dianggarkan sebesar 91,9 miliar untuk kabinet Jokowi. Jokowi telah menolaknya lewat Mensesneg. Sekalipun akhirnya dibatalkan namun sempat memantik “ api” ketidak per-cayaan, kegeraman kepada akal- aka-lan pemerintahan SBY yang terkesan mengepung Jokowi – JK dari berbagai arah dengan jebakan-jebakan.

Satu hal yang lagi yang mungkin banyak menyita perhatian masyarakat di akhir pemerintahan SBY ketika munculnya wacana pembelian rumah untuk pensiunan Presiden beberapa bulan lalu. Wacana ini bergulir di tengah maraknya perumahan kumuh rakyat di pinggir-pinggir sungai, masih banyaknya rakyat miskin tidur di ko-

long jembatan, menjadikan keinginan ini terkesan hedonis.

Sekalipun harus kita akui bahwa di era Presiden SBY banyak program pemerintah yang di berbagai sector kehidupan. Sehingga, memberikan citra positif kepada pemerintahannya baik di dalam negeri maupun luar negeri. yang tidak diinginkan atau yang sangat disayangkan ialah sikap-sikap SBY ber-sama partai politiknya yang menguras, melunturkan dan menguburkan citranya sendiri di akhir masa jabatanya. Segala intrik dan manuver- manuver politik yang menguras kepercayaan rakyat jus-tru sangat bertentangan dengan cita- cita SBY dan rakyat Indonesia yaitu SBY turun secara terhormat dan dihargai sebagai negarawan bukan tetap menjadi politikus pragmatis, ambisius dan yang mengedepankan kepentingan kolektif dan kolegial di atas kepentingan dan suara rakyat.

Penulis, mahasiswa PPKn FIS Uni-versitas Negeri Medan

20 - 26 Oktober 201412

O P I N I

Oleh Toba Sastrawan Manik

Berawal Manis di Akhir Pahit

Page 13: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 13

J A J A K P E N D A PAT

Legislator Bali mendesak ekse-kutif agar memberikan tamba-han staf ahli dalam mendukung kinerja DPRD. Usulan ini pun

nyaris satu paket dengan tuntutannya di awal masa tugas. Tuntutan para legislator ini pun direaksi publik. Penambahan staf ahli bagi legislator pun hanya dituding sebagai akal-akalan mencarikan kolega posisi. Kuat kecenderungan staf ahli yang direkomendasikan adalah orang-orang dekat di internal partai politik bukan kalangan akademisi dan juga bukan profesional. Untuk menjaring persepsi masyarakat atas berbagai tuntutan DPRD Bali ini, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon.

Terkait dengan penambahan staf ahli, 57,91 persen responden menya-takan tidak setuju meng-ingat tidak akan efektif. Rakyat memilih mereka untuk melayani langsung konstituennya mulai dari menyerap hingga mengo-lah dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Ka-lau mereka merasa ragu dengan kemampuan per-sonalnya, mereka bisa melakukan konsultasi dengan akademisi dan ka-langan profesional dalam bentuk dengar pendapat. Penolakan responden juga didasari fakta bahwa pili-han staf ahli cenderung di-dasari pada kedekatan se-cara partai, kelompok dan kepentingan penguasa, bukan berdasarkan keahl-ian akademik dan profe-sionalisme. Penambahan staf hali juga cenderung memboroskan anggaran mengingat legislator su-dah memiliki mitra kerja profesional yakni ekse-kutif. Sedangkan, 38,40 responden mendukung jika staf ahli DPRD dita-

mbah. Dengan cara ini, rekomendasi dan produk-produk legislasi DPRD Bali akan lebih efektif. Namun, kinerja staf ahli harus dipublikasikan secara berkala. Ini penting dilakukan agar rekomendasi staf ahli juga bisa dikoreksi masyarakat. Sedangkan 3,68 persen responden tidak memberikan komentar setuju atau tidak setuju. Mereka hanya mengatakan penam-bahan staf ahli tak akan meningkatkan kinerja para wakil rakyat dalam mengako-dasi dan mengelola aspirasi publik.

Sedangkan terkait tuntutan kenaikan gaji, 62,28 persen responden menya-takan tidak setuju. Responden menilai tuntutan kenaikan gaji ini mencer-minkan ketidakpekaan politisi terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan. Mereka hanya berorientasi pada kepent-ingan personal selaku anggota DPRD. Semestinya mereka menunjukkan kinerja

lebih dulu, baru bicara soal nafkah. Jika mereka mengaku sebagai wakil rakyat, hal pertama yang diperjuangkan adalah kesejahteraan rakyat bukan pendapatan pribadi. Kalaupun saat pileg mereka menghabiskan banyak dana, tidak etis jika mereka menuntut kompensasi dari gaji dan fasilitas berlebihan. Sedangkan 32,41 persen responden menyatakan setuju gaji DPRD Bali ditinjau atau disesuaikan. Pe-nyesuaian gaji jangan dilakukan di awal masa tugas, melainkan jika mereka telah membuktikan diri bekerja untuk rakyat. Kalau kinerjanya hanya jalan-jalan dan tidak peka dengan aspirasi masyarakat Bali, kenaikan gaji tak perlu dilakukan. Sedangkan 2,30 persen responden tidak memberikan respons terkait tuntutan ke-naikan gaji anggota DPRD Bali.

l Dira Arsana

Staf Ahli dari Kolega

Page 14: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201414

P E M E R I N T A H A N

BADUNG tahun ini mendapat ke-sempatan baik dalam upaya menekan kasus korupsi. Apalagi pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nam-paknya tertarik dengan Badung. Pemkab Badung yang mengelola dana penda-patan asli daerah (PAD) terbesar di Bali, ditunjuk KPK untuk ambil bagian berpartisipasi pada kegiatan Integrity Expo di Pekan Antikorupsi 2014 di Yogyakarta 9-11 Desember mendatang. Ikut ambil bagian di dalam kegiatan itu sebagai langkah persiapan penan-datanganan pencegahan terintegrasi, bimbingan teknis aturan pengendalian gratifikasi dan TOT pembentukan tunas integritas.

Terkait itu, Bupati Badung A.A. Gde Agung pun tak mau buang-buang

waktu. Ia langsung memimpin rapat persiapan dengan melibatkan seluruh pimpinan SKPD di lingkungan pemkab setempat.

Gde Agung menjelaskan, sesuai surat dari KPK RI terkait peringatan Hari Anti Korupsi sedunia, Pemkab Badung telah bersurat resmi untuk memastikan Badung turut berpartisipasi pada acara Integrity Expo yang akan dilaksanakan di Yogyakarta pada 9 hingga 11 Desem-ber mendatang.

Menurutnya, Pemkab Badung memi-liki komitmen memperkuat integritas. Hal ini dimaksudkan dalam upaya membangun semangat kolektif untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik bersih dan berwibawa.

Oleh karenanya pada Pekan Anti-

korupsi yang digelar KPK, Pemkab Badung akan menampilkan berbagai langkah serta kegiatan yang telah di-lakukan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan be-bas korupsi melalui upaya pencegahan dengan memperkuat integritas.

Lebih lanjut Gde Agung juga mene-kankan, menyadari demikian pentingnya penguatan integritas ini maka pihaknya memberikan arahan secara detail, agar acara penandatanganan Pencegahan Terintegrasi serta bimtek dan TOT yang akan digelar KPK pada tanggal 13 Ok-tober mendatang dapat diikuti secara tuntas oleh seluruh pimpinan SKPD dengan tanpa mewakilkan.

l Dedy Sumartana

MBP/ded

Bupati Badung A.A. Gde Agung saat memimpin rapat persiapan mengikuti kegiatan KPK.

”Integrity EXPO” di Yogjakarta

KPK Minta Badung Ambil Bagian

Page 15: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 15

A K T I V I TA S

UTSAWA BALI SANI - Serangka-

ian acara Dies Natalis ke-51,

Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengge-lar acara Utsawa

Bali Sani ke-5. Acara yang digelar

dari 3 sampai 11 Oktober 2014 ini

dibuka oleh Wakil Bupati Badung

di area Tukad Bangkung Plaga

Badung Utara yang dihadiri oleh 1.500 orang civitas akademika UNHI.

Acara ini ditutup oleh Rektor UNHI

Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A.,

Sabtu (11/10), yang dirangkaikan

dengan penye-rahan hadiah ke

juara-juara lomba dan pementasan

Calonarang.MBP/Sos

MBP/nik

SOSIALISASI BPJS - Suasana sosialisasl BPJS Kesehatan cabang Klungkung diikuti 150 badan usaha se-Kabupaten

Gianyar, Kamis (9/10). Guna memberikan pemahaman ten-tang JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) kepada seluruh

elemen masyarakat. BPJS (Badan penyelenggara Jami-nan Sosial) Kesehatan cabang Klungkung melaksanakan

sosialisasi JKN-BPJS Kesehatan kepada 150 badan usaha se-Kabupaten Gianyar.

“Mimih dewa ratu.. kenken ne”. Itulah ungkapan spontan seorang ibu di Tabanan setelah membaca koran menyebutkan adanya oknum pelajar SMP nyambi jadi gigolo. Ibu yang PNS itu nampak gusar. Raut wajahnya sedih. Apalagi setelah melanjutkan membaca, ternyata pelajar tersebut berbuat tidak sendirian. Mereka menyasar turis-turis wanita mabuk di wilayah Kuta dengan bayaran seadanya.

Apa yang diungkapkan akademisi bidang Andrology dan Sexology Fakul-tas Kedokteran Unud dr. Oka Negara, FIAS, minggu lalu tersebut, sebuah kenyataan yang mengkhawatirkan. Kekhawatiran itu tentu saja sangat be-ralasan, karena berisiko pada penyakit kelamin dan lebih mengerikan lagi HIV/AIDS. Tidak hanya itu, pergaulan remaja seperti itu rentan memakai narkoba dan perbuatan negatif lainnya.

Dapat dipastikan pula mereka meng-abaikan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar di bangku sekolah. Apalagi mendapatkan uang dengan mudah dan bersenang-senang. Tentu saja akan mengundang keprihatinan lagi bila teman-teman mereka ikut-ikutan men-coba dan dampaknya banyak pelajar terlibat nyambi jadi gigolo.

Kondisi ini sudah tidak bisa didiam-kan lagi. Semua pihak, aparat keaman-an, pemda, pengusaha, tokoh agama, tokoh adat, LSM dan masyarakat luas, mesti peduli. Kondisi ini jangan sampai berlarut. Mereka para generasi penerus ini harus diselamatkan. Gerakan pe-nyuluhan, pencerahan, penerapan di-siplin sekolah, sidak-sidak ke lokasi-lokasi hiburan malam perlu digalakkan. Ruang-ruang aktivitas remaja seperti kompetisi olahraga, pordes, kegiatan seni dan sebagainya mesti diperban-

yak. Ciptakan agar tidak banyak waktu kosong tanpa kegiatan yang membuat remaja mengambil jalan pintas melaku-kan perbuatan tak terpuji.

l Purnata

S O R O T

Prihatin Pelajar Jadi Gigolo

MBP/ist

dr. Oka Negara

Page 16: Majalah balipost edisi 60

16

20 - 26 Oktober 201416

P O L I T I K

Hiruk pikuk politik di Jakarta merembet ke Bali. Saling je-gal antarkekuatan politik da-lam bingkai koalisi menguat.

Politisi dari berbagai Parpol bersatu dan bermufakat hanya untuk menduduki jabatan politik. Mereka terkesan tak lagi mengedepankan koordinasi untuk merealisasikan aspirasi publik.

Konsfirasi berkedok koalisi ini juga terjadi di Klungkung. Politikus Banteng yang duduk di DPRD Klung-kung tak berdaya menghadapi Koalisi Klungkung Mahotama (sebutan KMP di DPRD Klungkung). Dalam perebutan alat kelengkapan dewan, kader banteng tersisih. Mereka gagal mendudukan kadernya di salah satu komisi. Seluruh pucuk pimpinan dari alat kelengkapan dewan direbut legislator dari Koalisi Klungkung Mahotama. Fakta ini, se-makin mempertegas dominasi Koalisi Merah Putih (KMP) dari tingkat pusat hingga ke tingkat daerah.

Ketua fraksi Gerindra A.A. Sayang

Saputra mengatakan seluruh pimpi-nan alat kelengkapan dewan terpilih melalui musyawarah mufakat. Fakta ini tergolong aneh, seolah-olah tidak ada perlawanan dari kubu PDI-P dan koalisinya (Nasdem dan PKPI).

Legislator dapil Dawan ini, men-jelaskan, sesuai dengan hasil rapat tersebut, untuk Komisi I tampil sebagai Ketua adalah politisi Gerindra Komang Suantara, Wakil Ketua dari Hanura Luh Andriani dan Ni Luh Ayu Ari Ninggrum dari Golkar sebagai Sekretaris. Untuk Komisi II, sebagai Ketua Gede Gita Gu-nawan, Wakil Ketua Wayan Joni Arsa dan Sekretaris Wayan Buda Parwata. Sementara untuk Komisi III, sebagai Ketua Made Jana, Wakil Ketua Putu Sri Handayani dan Sekretaris Nyoman Sukanada. Dua alat kelengkapan dewan lainnya, antara lain Badan Kehormatan (BK) dan Badan Legislasi (Baleg), juga direbut oleh Koalisi Klungkung Ma-hotama. Antara lain untuk BK politisi Hanura Komang Gde Ludra sebagai

Ketua, Wayan Mardana dari Golkar sebagai Wakil Ketua dan A.A Sayang Saputra sebagai anggota BK.

Untuk Baleg, sebagai Ketua Nyoman Sukanada dan Wakil Ketua Gede Arti-son Andarawata. Menyimak susunan ini, kubu PDI-P terpaksa harus gigit jari. Pasalnya, tidak ada satupun alat kelengkapan dewan berhasil direbut. Keputusan ini juga sudah disahkan dalam rapat paripurna penentuan alat kelengkapan dewan kemarin.

Anggota Dewan dari PDI-P Wayan Misna, mengakui hasil penentuan rapat paripurna alat kelengkapan de-wan ini. Ia mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak, lantaran Koalisi Indonesia Hebat di DPRD Klungkung tidak utuh lagi, setelah tinggal Partai Hanura yang memutuskan merapat ke Koalisi Klungkung Mahotama di detik-detik terakhir. PDI-P Klungung tidak mendapatkan jatah kursi apapun selain jabatan Wakil Ketua DPRD yang memang hak dari PDI-P. Ketua Fraksi PDI-P Sang Nyoman Putrayasa juga menyatakan legowo. Menurutnya, PDI-P tidak mesti merebut posisi alat kelengkapan dewan.

Menyikapi pertarungan Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR RI dengan Koalisi Indonesia Hebat merembet ke daerah sudah diprediksi sejak awal. Untuk itu, Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali me-minta spirit pertarungan Koalisi Merah Putih di Jakarta jangan sampai dibawa ke DPRD Bali. Sebab, jika spirit tersebut merembet dalam penentuan pimpinan komisi dan alat kelengkapan DPRD Bali, maka proses di Dewan akan sangat pan-jang, alot dan akan sangat melelahkan, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi deadlock. “Kalau ingin komposisi di DPRD Bali ingin baik, jangan spirit Koalisi Merah Putih di pusat dibawa ke Bali,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali, Nyoman Parta.

l Bagiarta/Widana

Politisi BantengTerjegal di Klungkung

Page 17: Majalah balipost edisi 60

17

20 - 26 Oktober 2014 17

Menggandeng Dewan Perwaki-lan Daerah (DPD) tidak menjamin paket Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang dia-jukan merebut pimpinan MPR menang. Paket yang diusung KIH tersungkur sehingga dominasi Koalisi Merah Putih (KMP) makin kuat di parlemen. Tidak solidnya suara DPD mendukung paket KIH karena banyak anggota DPD meru-pakan representasi orang parpol.

Kekalahan KIH oleh KMP dalam mere-but pimpin MPR ditengarai karena suara DPD yang terbelah. Padahal, saat rapat pleno DPD telah terjadi kesepakatan di internal DPD untuk mengusung paket A, karena paket yang diusung KIH itu menga-jukan Oesman Sapta sebagai calon ketua, sedangkan KMP hanya memosisikan Oes-man Sapta sebagai wakil ketua. Anggota DPD dari Bali Shri IGN Arya Wedakarna mengaku kecewa dengan membelotnya sebagian anggota DPD yang menyalahi kesepakatan di internal DPD.

Dia menilai semangat anggota DPD untuk mengambil peran dalam mem-bangun sistem ketatanegaraan justru dihancurkan oleh sebagian anggotanya sendiri, sehingga DPD yang diharapkan menjadi penyeimbang akhirnya menjadi lemah seperti dulu. “Dengan kalahnya paket yang diusung KIH di paket A, saya menilai ada pengingkaran di tubuh DPD. Saya kira DPD sudah kehilangan momentum untuk mencitrakan dirinya sebagai penyeimbang,” katanya.

Dari kalkulasi komposisi dukungan, di-akui KIH di atas kertas bisa memenangkan pertarungan, apabila dukungan DPD solid. Sebab jika dihitung dari persentase maka total kekuatan KIH jauh lebih besar. Yaitu PDI-P 106 anggota hadir dari total 106 ang-gota, PKB 47 dari 47 anggota, PPP 39 dari 39 anggota, NasDem 36 dari 36, Hanura 16 dari 16 anggota, ditambah 129 anggota DPD yang hadir dari 132 anggota yang ada, maka jumlahnya mencapai 373 suara.

Sedangkan paket B yang diajukan KMP yaitu Golkar 88 dari 90 anggota, Gerindra 73 dari 83 anggota, Demokrat 58 dari 61 anggota, PAN 48 dari 48 anggota dan PKS 40 dari 40 anggota, maka total jumlahnya mencapai 307 suara. Namun,

berdasarkan penghitungan, paket B yang diusung KMP memperoleh 347 suara. Sedangkan, paket A yang diusung KIH hanya memperoleh 330 suara, satu suara lainnya abstain. Dengan demikian, selisih kalah suaranya mencapai 17 suara.

Ketua DPD Irman Gusman memban-tah dukungan DPD tidak solid untuk memenangkan paket A. Oleh karena itu, dia menengarai bocornya dukungan bukan dari DPD tetapi fraksi-fraksi yang ada di KIH. “Kita tidak bisa menafikan, partai pendukung paket A pimpinan MPR ada yang ‘merembes’ juga. Saya mendapatkan informasi dari dalam, tapi kan tidak etis menyebut partainya apa,” kata Irman Gusman.

Pendapat berbeda disampaikan ang-gota Fraksi PKB, Abdul Kadir Kard-ing. Menurutnya, banyak faktor yang membuat dukungan DPD tidak bulat. “Begini, DPD itu banyak juga orang partai. PKS saja ada 17, belum PAN,

belum yang lain. Kedua, mungkin kita juga tidak mengawal suara mereka den-gan detil. Ketiga memang ada faktor X,” kata Karding usai pemilihan. Dari pengamatan Bali Post diakui sejumlah anggota DPD merupakan mantan politisi partai yang ada di KMP seperti AM Fatwa (mantan politisi PAN), Bambang Sadono (Golkar), serta anggota yang berafiliasi dengan KMP seperti Farouk Muhammad (mantan tim kampanye Prabowo-Hatta), Hana Hasanah Shahab, isteri dari Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad, lalu ada Asmawati, isteri dari Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie. Kendati demikian, ter-dapat juga anggota DPD yang condong pada KIH seperti Ahmad Muqowwam (mantan politisi PPP). Namun, jumlahnya jauh lebih kecil dibanding mereka yang berafiliasi ke KMP.

l Hardianto

KIH Tersungkur,Independensi DPD Diragukan

MBP/dok

Suasana pemungutan suara pemilihan calon pimpinan MPR perwakilan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Suara DPD ditengarai pecah saat pemilihan pimpinan MPR.

Hal ini membuat paket yang diusung KIH dan DPD tersungkur.

Page 18: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201418

P E N D I D I K A N

Ni Ketut Ngarsi (11), siswa kelas VI SDN Subaya, Kintamani, menghapus butiran-butiran keringat yang membasahi dahi-

nya dengan punggung tangan. Meskipun tampak kelelahan, gadis kecil itu tetap mengayun langkahnya dengan seman-gat tanpa pernah mengeluh. Tujuannya hanya satu, secepatnya tiba di sekolah dan bergabung dengan teman-temannya

untuk menimba ilmu pengetahuan dari para guru. “Ritual” jalan kaki berkilo-kilo meter dari rumah menuju sekolah inilah yang mesti dilakoni Ngarsi setiap pagi demi sebuah pendidikan. Dia tidak punya pilihan lain karena itulah satu-satunya sekolah yang ada di di desanya untuk melanjutkan pendidikan.

Minimnya sarana pendidikan dan transportasi di Desa Subaya memaksa

anak-anak di desa itu harus berjuang lebih keras agar bisa bersekolah. Untuk menca-pai sekolah terdekat, dalam kesehariannya anak-anak di Subaya harus melewati me-dan yang terjal dan sulit dijangkau. Tidak sedikit dari mereka juga harus naik turun jurang termasuk melalui jalan setapak, seperti yang selama ini dijalani Ngarsi dan kawan-kawan. Selain menempuh jarak yang jauh, dalam perjalanannya itu

dirinya juga harus melalui jalan setapak yang bagian kanan dan kirinya diapit jurang.

Tak hanya berjuang untuk bisa menca-pai sekolah, sepulang dari sekolah Ngarsi dan anak-anak lainnya di Desa Subaya juga harus banting tulang membantu orang tuanya. Faktor ekonomi menjadi salah satu alasan mendasar yang memaksa anak-anak ini belum bisa merasakan kemerdekaan

sebagaimana anak seusianya yang lain. Meski mengambil pekerjaan yang cukup berat, namun mereka mengaku telah ter-biasa melakukan pekerjaan itu, seperti menyabit rumput dan mencari kayu bakar. Ngarsi mengaku belum bisa memastikan apakah selepas dirinya menamatkan pen-didikan di jenjang SD bisa melanjutkan SMP. Sejauh ini, Narsi menyerahkan keputusan itu kepada orang tuanya. ”Saya belum tahu, apakah nanti melanjutkan ke SMP atau tidak. Terserah orang tua saja,” katanya dengan nada pasrah.

Ditemui terpisah, Kepala Desa Suba-ya Nyoman Diantara menuturkan bahwa jarak sekolah yang jauh membuat angka putus sekolah di desa ini sangat tinggi. Bahkan, program Wajib Belajar Sembilan Tahun yang selama ini diprogramkan pe-merintah tidak dapat berjalan maksimal. Selama ini, dari sekitar 20 siswa yang lulus sekolah dasar, yang melanjutkan pendidikan ke bangku SMP bisa dihitung dengan jari. Tingginya angka putus seko-lah di desanya terjadi karena jarak untuk mencapai sekolah menengah yang ter-dekat sangat jauh. ”Jaraknya kurang lebih sekitar 10 kilometer. Banyak sekali anak lulusan SD di sini yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP,” katanya terus terang.

Selain medannya yang relatif sulit dijangkau dan minim angkutan umum, kata Diantara, ruas jalan di Subaya juga sangat kecil. Kondisi ini kerap kali me-nyulitkan mobil untuk melintas. Bahkan jika ada kendaraan yang berpapasan, salah satu kendaraan tersebut harus mengalah. Mengingat kondisi tersebut, dia berharap pemerinth dapat membuatkan sekolah SMP Satu Atap di desanya. “Kami ber-harap, di desa ini minimal ada SMP Satu Atap. Dengan begitu, lebih banyak lagi anak-anak kami yang bisa melanjutkan pendidikan ke SMP,” katanya penuh harap.

l Dayu Swasrina

Jalan Kaki Berkilo-kilo Meter Demi Pendidikan

MBP/ina

Anak-anak di Desa Subaya, Kintamani harus rela berjalan kaki berkilo-kilo meter demi mendapatkan pendidikan yang layak.

Page 19: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 19

SEJAK moratorium pengangkatan CPNS diberlakukan tahun 2010 lalu, jum-lah guru dan kepala sekolah di Kabupaten Bangli yang pensiun cukup banyak yakni mencapai 200 ratus orang lebih. Kondisi ini membuat Bangli terancam kekurangan guru terlebih jumlah pengangkatan CPNS khususnya tenaga guru pada tahun ini hanya sebanyak 66 orang.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Bangli Nyoman Sumantra saat memberikan penjelasan dalam rapat kerja bersama DPRD Bangli yang digelar belum lama ini mengatakan, sebagaimana data yang dimilikinya saat ini tercatat ada sebanyak 178 guru dan 59 kepala sekolah (kasek) pensiun. Data tersebut terhitung sejak Bangli member-lakukan moratorium pengangkatan CPNS pada 2010 lalu hingga 2014 ini.

Sumantra juga mengungkapkan, se-bagaimana perhitungan yang dilakukan-

nya terhadap jumlah guru dan kasek yang pensiun hingga 2019 mendatang, pihaknya memperoleh data bahwa jumlah guru yang akan memasuki masa pensiun sebanyak 354 orang. Sedangkan jumlah kepala sekolah yang akan memasuki masa pensiun sebanyak 98 orang.

Menurut Sumantra, untuk mening-katkan kualitas pendidikan di Bangli idealnya kebutuhan guru kelas di masing-masing sekolah adalah sejumlah rombon-gan belajar. Di mana jika tiap tingkatan kelas hanya terdiri dari satu rombongan belajar, maka guru kelas yang dibutuhkan sebanyak enam orang. Tak hanya itu, di masing-masing sekolah juga idealnya dilengkapi dengan satu guru Agama, satu guru Bahasa Bali dan satu orang guru Penjaskes. Kadis asal Desa Siakin Kintamani ini mengatakan, selama ini guru Bahasa Bali di sekolah-sekolah yang ada masih dirangkap dan dipercayakan

kepada guru Agama. “Ya, banyak sekali guru Bahasa Bali masih dirangkap guru Agama,” katanya.

Kendati jumlah guru aAama di Bangli selama ini kelebihan, kata dia, namun se-cara komulatif jumlahnya masih kurang. Sehingga dalam formasi CPNS tahun ini, Bangli mengusulkan pengangkatan satu guru Agama. Dijelaskan, sebelumnya di Bangli terdapat kebelihan guru Agama 147 orang. Tapi, guru-guru bersangkutan kemudian diberdayakan sebagai guru kelas sehingga sekarang kelebihan itu tinggal 63 orang. ”Untuk mengantisipasi CPNS yang lolos ujian agar tidak mem-inta pindah ke daerah lain, saya secara pribadi menyarankan adanya fakta integ-ritas. Dengan begitu, ada yang mengikat mereka untuk tetap bertahan mengabdi di Bangli,” tegasnya.

l Dayu Swasrina

Moratorium Diberlakukan, Bangli Terancam Kekurangan Guru

Page 20: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201420

M A N C A N E G A R A

Hampir sebulan Kim Jong-un menghilang. Dia tak lagi tampil di depan publik seperti biasanya. Hal ini menyebabkan berbagai

spekulasi muncul. Ada yang menduga ku-deta pecah di Korea Utara, lalu militer me-nahannya. Isu lain menyebut, ia menderita stroke tiba-tiba seperti ayahnya, Kim Jong-il yang meninggal dunia pada 2008.

Isu-isu soal Kim Jong-un, terutama bahwa ia digulingkan dari kekuasaan mere-bak dengan cepat di situs serupa Twitter di Cina, Weibo. Benarkah demikian? Terkait itu, Amerika Serikat mengaku belum bisa mengonfirmasi soal isu kudeta di Korut.

“Saya hanya bisa mengatakan bahwa belum ada konfirmasi soal laporan tersebut. Kami sudah mencari tahu namun belum mendapatkan konfirmasi,” kata juru bicara Deplu AS, Jen Psaki Spekulasi juga me-nyebar luas bahwa pemimpin muda Korut, yang usianya baru awal 30-an, memiliki masalah kesehatan. Rekaman video terbaru sekaligus yang terakhir dirilis menunjukkan dia berjalan pincang.

Hal ini diperkuat oleh berita yang dikelu-arkan oleh Pemerintah Korut. Lewat media pemerintah, pihak Pyongyang mengakui pemimpinnya sakit. Namun tak disebut-kan apa penyakitnya. Kim Jong-un diduga kegemukan, sehingga mengalami masalah di pergelangan kakinya yang tak kuasa me-

nahan berat badannya. Ia dikabarkan harus menjalani operasi di rumah sakit. Pengoba-tan yang harus dijalani juga membuatnya tak bisa menghadiri acara Majelis Agung Rakyat Korea Utara atau parlemen yang dihadiri para pejabat partai, petinggi militer, dan sejumlah organisasi nasional.

Menurut sebuah sumber, Jong-un men-galami kegemukan akibat pola makannya yang tak sehat. Berat badannya diduga men-capai 127 kilogram, gara-gara kebiasaannya menenggak alkohol dan makan keju impor dari Swiss. Cedera pergelangan kakinya dilaporkan akibat Kim Jong-un melaku-kan tur panjang ke pangkalan militer dan

pabrik sambil mengenakan sepatu bertumit ala Kuba yang membuat tubuhnya lebih menjulang. Awalnya sang pemimpin hanya keseleo, namun karena memaksakan diri tetap berjalan, cederanya makin parah men-garah ke patah tulang. Pengawal diterjunkan ke sekitar bangsal sebuah rumah sakit di Pyongyang di mana Kim Jong-un dirawat. “Ada peningkatan signifikan jumlah pejabat elite yang mengunjungi ruang perawatan,” kata sumber itu. Jika benar sang pemimpin besar dirawat maka dia akan absen dalam jangka waktu yang cukup lama.

l Gugiek Savindra

KoleKSi seni milik mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos disita pemerintah. Langkah itu dilakukan karena benda-benda tersebut dianggap dibeli dengan mengguna-kan dana curian dari negara alias hasil ko-rupsi. Sejumlah karya seni tersebut diambil dari rumah yang dimiliki wanita berumur 85 tahun itu dengan menggunakan surat perintah pengadilan Filipina.

“Sejumlah karya seni telah diambil dari rumah Marcos, tetapi tak disebutkan yang mana dan seberapa banyak,” ujar juru bicara Pemerintah Nick Suarez. Karya Picasso, Gauguin dan adikarya seniman ternama lain yang dimiliki kelu-arga mantan diktator negara tersebut juga di antara barang-barang yang disita.

Karya-karya lain dalam daftar pengadi-lan adalah potret Francisco de Goya dari Marquesa de Santa Cruz, Pierre Bonnard La baignade Au Grand Temps, Vas Red Krisan buatan Bernard Buffet, Joan Miro L’Aube, dan salah satu dari seri Jardin de Kew Camille Pissarro.

Dilaporkan ada sekitar 150 karya seni milik Imelda yang akan diselidiki oleh pihak berwenang. Imelda hidup mewah saat suaminya berkuasa di negeri itu se-lama 21 tahun. Dia dikenal juga memiliki koleksi ribuan sepatu dari para perancang mode terkenal. Tetapi Imelda tidak pernah dipenjara, meskipun dituduh melakukan berbagai kejahatan.

Pemerintah mengatakan koleksi

lukisan tersebut didapat secara gelap den-gan menggunakan dana masyarakat di era kekuasaan suaminya Marcos. Imelda yang terpilih menjadi anggota Kongres Filipina pada tahun 2010, selalu menyangkal ber-bagai tuduhan penggelapan.

Sementara sang suami, Ferdinand Marcos berkuasa dari tahun 1965 sampai saat penggulingannya di tahun 1986. Dia meninggal dalam pengasingan tiga tahun kemudian. Keluarga dan pendukungnya diperkirakan mengumpulkan lebih dari US$10 miliar atau sekitar Rp 121 triliun dalam bentuk properti, uang tunai dan kekayaan lainnya saat berkuasa.

l Gugiek Savindra

Kim Jong-Un Menghilang

Harta Imelda Marcos Disita

Page 21: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 21

A K T I V I TA S

PENDAFTARAN - Kader senior PDI-P asal Ungasan yang juga anggota DPRD Bali I Wayan Disel Astawa mengambil formulir pendaftaran bakal calon (balon)

Bupati Badung di Sekretariat DPC PDI-P Badung, Sem-pidi, Kamis (9/10) diiringi ratusan massa pendukungnya. Sebagai salah satu kandidat kuat, Disel Astawa mengaku

siap all out. “Modal” Disel Astawa untuk maju dalam pilkada, cukup besar. Dia adalah peraih 32.250 suara, atau terbanyak pada Pileg 2014 untuk DPRD Provinsi

Bali dari Dapil Kabupaten Badung. Dalam penjaringan di tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC), nama Disel Astawa

juga muncul di empat PAC.

MBP/ist

PERSEMBAHYANGAN - Universitas Hindu Indonesia melaksanakan persembahyangan Saraswati, Saniscara

Umanis Watugunung, Sabtu (4/10), di Pura Maha Widya Mandira, UNHI. Persembahyangan ini diikuti sekitar 350 orang. Piodalan di-puput Ida Pedanda Wayahan Keniten

dari Gria Tengah Bendul, Klungkung. Acara ini merupakan persembahyangan rutin yang dilaksanakan enam bulan

sekali, setiap hari Saraswati.

MBP/ist

PENGUKUHAN - Ida Dalem Smara Putra meresmikan Niasa atau lambang Paiketan Pasemetonan Ksatria Dalem

Sri Aji Kresna Kepakisan Dalem Segening-Ida I Dewa Sum-rettah pada Sabtu (4/10) Umanis wuku Watugunung berte-

patan peringatan hari suci Saraswati di Utamaning Mandala Merajan Agung Sukahet Klungkung. Pada momen turun-nya ilmu pengetahuan tersebut Ida I Dewa Gede Ngurah

Swastha, S.H. dinobatkan sebagai Ida I Dewa Pangelingsir Agung Putra Sukahet I (Pertama).

MBP/ist

DILANTIK - Ketua Yayasan PR Saraswati Tabanan Dr. Ir. I Gusti Ngurah Raka Haryana, M.S. (kiri) usai melantik

Rektor Dr. Drs. Dewa Nyoman Oka, M.Pd., (dua dari kiri). Bertepatan perayaan Saraswati, Sabtu (4/10), Ketua Yayasan

Perguruan Rakyat (PR) Saraswati Tabanan Dr. Ir. I Gusti Ngurah Raka Haryana, M.S., melantik dan mengambil sum-pah Rektor dan Pembantu Rektor IKIP Saraswati Tabanan di aula kampus setempat. Dr. Drs. Dewa Nyoman Oka, M.Pd., kedua kalinya menjabat Rektor IKIP Saraswati Tabanan.

Page 22: Majalah balipost edisi 60

Salah satu siswa SMAN 1 Semarapura yang menangis sambil protes, setelah guru favorit

mereka dimutasi. Ada 28 guru dan kepala sekolah yang dimutasi dari sekolah setempat.

20 - 26 Oktober 201422

D A E R A H

Kisruh mutasi 349 guru dan kepala sekolah di Kabupaten Klung-kung, cukup mengejutkan dunia pendidikan. Di tengah kegiatan

belajar mengajar, para guru harus rela meninggalkan tempat men-gajar lamanya, menuju tem-pat yang baru. Hasil yang bikin heboh, kebijakan ini cukup kontroversial setelah mendapat re-spons beragam dari ber-bagai kalangan. Tidak terkecuali, dari Dewan Pendidikan Kabupaten Klungkung.

Setelah mengetahui kisruh mutasi berdampak cukup serius bagi masa depan sejumlah guru, Dewan Pendidikan akhirnya meng-gelar rapat terbatas untuk me-nyikapi kisruh mutasi guru ini dan menelorkan dua lembar surat rekomendasi untuk Bupati Klungkung. Sesuai dengan peran dan fungsi Dewan Pendidikan, yakni pemberi pertimbangan, dukungan, dan kontrol terhadap kebijakan pemerintah dalam pendidikan, sesuai den-gan hasil rapat tersebut, akhirnya Dewan Pendidikan mengeluarkan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan. Ketua De-wan Pendidikan, Ketut Sukma Sucita,

belum lama ini, mengatakan rekomendasi ini, sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan lebih lanjut.

Dari pengamatan Dewan Pendidikan, terdapat berbagai macam persoalan

antara lain, ada sejumlah guru yang dimutasi tidak mendapat

jam mengajar sesuai kom-petensinya. Ada sekolah yang kekurangan guru studi tertentu, karena gurunya dimutasi ke tempat lain tanpa ada pengganti. Kesalahan paling fatal, terjadi pada draf mutasi itu sendiri. Dimana, ada guru sudah

meninggal bahkan sudah diaben masih tercantum

dalam draf mutasi yang ditan-datangani Bupati Klungkung Nyoman Suwirta serta ada nama guru dan NIP-nya yang tidak

sesuai di dalam draf mutasi. Tidak hanya itu, guru agama yang notabene be-rada di bawah Kementerian Agama, juga ikut masuk dalam draf mutasi oleh pemer-intah daerah tanpa seizin dari Kementerian Agama.

Akibat terbesar dari mutasi akbar ini, guru yang dimutasi, khususnya yang berser-tifikasi, belum bisa memenuhi jam mengajar yang dipersyaratkan sesuai kompetensinya.

Sehingga bisa menghambat, bahkan bisa menghilangkan tunjangan profesi guru yang bersangkutan. Dewan Pendidikan juga menilai, jika satu sekolah tidak ada guru yang relevan dalam mengajar bidang studi tertentu, maka akan berdampak terh-adap kurang profesionalnya guru tersebut. Sehingga, akan menurunkan mutu pendidi-kan itu sendiri. Melihat ragam persoalan tersebut, Dewan Pendidikan meminta pe-merintah daerah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, untuk mengadakan peninjauan kembali atau perbaikan terh-adap kebijakan mutasi tenaga pendidik dan kependidikan ini oleh Bupati Klungkung. “Dalam peninjauan dan perbaikan tersebut, hendaknya memenuhi unsur proprosional dan profesionalisme, kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan pada satuan pendidikan,” kata Sukma Sucita.

Dewan Pendidikan dengan surat Nomor 10/DP. KLK/X/2014 tertanggal 5 Oktober 2014, dalam rekomendasinya kepada Bupati Klungkung c/q Kadisdikpora menyarankan selanjutnya dalam pengambilan keputusan atau kebijakan mutasi, mesti dilakukan den-gan hati-hati, kajian secara intensif dengan prinsip demokratis, transparan dan akunta-bel. Selain itu, yang terpenting adalah den-gan memperhatikan kebutuhan, relevansi dan pemerataan di sekitar sekolah di seluruh kecamatan. Sehingga menghasilkan mutu pendidikan yang diharapkan bersama.

Kisruh Mutasi Guru di Klungkung

Jauhkan dari Kepentingan Politik

Page 23: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 23

Polemik mutasi guru disikapi Ketua PGRI Klungkung Dewa Gde Darmawan. Ditemui di ruang ker-janya baru-baru ini, ia berjanji akan memperjuangkan nasib sertifikasi guru yang terancam, akibat ketele-doran kebijakan mutasi 349 guru itu. Pihaknya menegaskan, secepatnya akan berkoordinasi dengan pihak Disdikpora Klungkung, kemudian mengumpulkan para guru anggota PGRI. Ia mengatakan, guru berser-tifikasi yang belum bisa memenuhi jam mengajarnya pascamutasi, bisa mengajar di sekolah lain.

Mantan Kepala SMPN 1 Semara-pura ini menegaskan, organisasi PGRI memang punya kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak para guru, seperti para guru yang sudah menda-patkan tunjangan sertifikasi guru. Ia mengaku sudah mendengar banyak keluhan dari pihak guru pascamutasi ini. Darmawan mengatakan sudah berkoordinasi dengan Bagian Pen-ingkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Disdik-pora. Pihak PGRI meminta bagian teknis yang mengurus draf mutasi ini, melakukan evaluasi dan mengin-ventarisir persoalan yang terjadi pas-cakeputusan mutasi tersebut. Selain itu, pihaknya di PGRI Klungkung juga bersikap. Secepatnya, PGRI akan segera berkoordinasi dengan para kepala sekolah, untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi di-lapangan terhadap para guru yang menjadi korban mutasi.

Setelah itu, pihaknya men-gagendakan akan mengumpul-kan para kepala sekolah dan guru anggota PGRI. Sehingga, apa yang menjadi persoalan bagi anggota PGRI, dapat segera di-atasi. Seperti ancaman hilang-nya tunjangan sertifikasi bagi para guru yang berprestasi, lan-taran jam men-

gajarnya berkurang, atau tidak bisa memenuhi jam mengajar sebanyak 24 jam per minggu. “Nanti kami akan cek, berapa rombel (rombongan bela-jar) yang tersedia, kemudian berapa banyak guru yang bersertifikasi,” tegasnya. Pihak PGRI kata dia tidak punya kewenangan menganulir Kepu-tusan Bupati soal mutasi ini. Ia juga mengaku tidak mau terus-menerus berpolemik perihal masalah mutasi. Saat ini yang terpenting, bagaimana menemukan solusi agar masalah ini cepat selesai.

Meski belum melakukan rapat den-gan anggota PGRI, Darmawan yang juga Sekretaris Disdikpora ini, men-gatakan salah satu cara agar para guru tidak kehilangan hak sertifikasinya, adalah mengatur jam mengajarnya. Jika setelah mutasi ini, ada guru yang kekurangan jam mengajar di tempat barunya, bisa mengajar di sekolah lain yang membutuhkan tenaganya, agar bisa memenuhi 24 jam mengajar dalam seminggu. Asalkan di sekolah tempat bertugas pertama, sudah me-menuhi kewajiban minimal mengajar enam jam. Disinggung mutasi guru apakah ada unsur politis, Darmawan enggan menanggapinya. Ia men-gaku tidak mau terlalu jauh masuk

ke dalam masalah ini. Ia menegaskan,

masalah pen-didikan harus dipisahkan antara uru-san politik dan kebutu-han tenaga pendidikan serta mu-tasi ini.

l Bagiarta

Setiap pengambilan keputusan men-genai kebijakan pendidikan, hendaknya tidak sarat dengan muatan politik dan atau suka tidak suka). Sehingga tidak akan mengganggu kinerja tenaga pen-didik dan kependidikan dan setiap satuan pendidikan.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, setelah kisruh mutasi ini , mengakui kekurangan dalam keputusannya. Ia pun berjanji akan memperbaiki kembali draf mutasi yang sudah terlanjur ditandatan-gani. Bupati juga sudah sempat memang-gil Kadisdikpora Klungkung Nyoman Mudarta. Agar kesalahan seperti ini tidak terulang kembali dalam pengambilan ke-bijakan berikutnya.

Namun, Bupati Suwirta menegaskan, pada dasarnya mutasi guru ini memiliki tujuan mulia, untuk memberikan pemerataan dan keadilan terhadap pendidikan di Kabupaten Klungkung. Tentu sasarannya adalah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan disemua jenjang dan sekolah. Sehingga, setiap sekolah mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan terjadi pemerataan prestasi sekolah. “Kita lihat hasilnya nanti. Mutasi itu perlu agar ada penyegaran di setiap sekolah. Saya komitmen untuk memajukan pendidikan. Itu sudah menjadi salah satu agenda besar saya,” tegasnya.

l Bagiarta

Mengajar di Sekolah Lain

Dewa Gde Darmawan

Page 24: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201424

K E S E H ATA N

Vegetarian Bali, sudah kian popu-lar saja belakangan ini. Di mana-mana gampang mencari masakan non-daging itu. Berbagai alasan

orang memilih kehidupan vegetarian. Ada disebabkan lantaran sakit tertentu. Juga tidak sedikit karena kesadarannya sendiri. Misalnya, dia mengikuti pola kehidupan spiritualitas. Dalam desain pemikirannya, mereka berusaha meminimalisasi akibat karma buruk dengan berusaha mengkon-sumsi makanan yang jauh dari vibrasi unsur pembunuhan. Vegetarian, dipercaya dan diyakini sebagai solusi efektif bagi penekun kehidupan spiritualitas terlepas dari vibrasi buruk itu. Bagaimanakan vegetarian itu jika dibedah dari kaca mata kedokteran.

Sebenarnya menentukan pilihan pada vegetarian ada hal positif dan negatif-nya. Dampak positifnya, kemungkinan terkena penyakit kolesterol menjadi rendah, demikian juga penyakit degen-eratif lainnya turun. Alasannya, karena telah mengomsumsi bahan nabati. Hal-hal yang mendorong pada penyakit kolesterol menjadi tidak signifikan. Dr. Wayan Weta, M.S. Sp. GK mengatakan, makanan vegetarian adalah bahan yang

bebas kolesterol. Karena itu, seseorang yang vegetarian, ada kecedrungan koles-terolnya tidak tinggi. Tetapi, vegetarian juga memiliki sisi negatif. Salah satunya, kebutuhan gizi untuk tubuh, tidak dapat terpenuhi dengan sempurna.

Masalahnya, material nabati dan bahan hewani berbeda dalam komposisi maupun kualitas gizinya. Bahan nabati zat-zat gizinya ada yang tidak komplit. Jika kualitas bahan nabati kurang bagus, tentu memiliki implikasi bagi tubuh. “Protein nabati, asam aminonya tidak komplit, sehingga kualitasnya menjadi kurang bagus,” ungkapnya.

Maka dari itu seorang vegetarian harus memenuhi kebutuhan gizinya den-gan mengkonsumsi bermacam varian makanan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan gizi akan protein tidak cukup mengkonsumsi satu jenis kacang saja. Mereka harus memakan berbagai jenis kacang. Seperti kacang merah saja tidak cukup. Agar mengangkat gizi, mereka harus menambahkan dengan mengkon-sumsi kacang kedelai atau kacang lainnya. Sedangkan untuk orang non-vegetarian. Mereka cukup mengkonsumsi satu jenis

protein hewani. Misalnya, daging merah, sudah mencukupi kebutuhan gizinya.

Sumber gizi lainnya misalnya zat besi. Zat besi ini untuk pembentukan darah. Zat besi pada bahan nabati, seperti kangkung, bayam kurang baik kandungan gizinya karena tidak mudah terserap dan dicerna. Untuk mendapatkan sumber zat besi yang baik, hati merupakan sumber zat besi hewani yang kualitasnya bagus. Dokter Weta menyarankan bagi vegetar-ian, untuk meningkatkan penyerapan dan pencernaan terhadap zat besi dari bahan nabati. Caranya bisa mengkonsumsi Vi-tamin C dan vitamin lainnya. Sedangkan, vitamin B12 yang lebih spesifik, hanya ada di hewani. Vitamin ini tidak terdapat pada bahan makanan nabati.

“Vit B12, zat besi, asam folat berfungsi untuk pembentukan darah. Jika kekuran-gan salah satu zat tersebut maka seseorang berpeluang menderita kekurangan darah (anemia). Orang yang vegetarian ke-mungkinan lebih besar terkena anemia,” ungkapnya. Karena itu, pelaku vegetarian harus hati-hati. Mereka harus memperha-tikan alias memberi atensi serius, untuk mengomsumsi gizi yang seimbang.

l Cittamaya

Pelaku Vegetarian Perlu Atensi Gizi Seimbang

Page 25: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 25

Bagi penekun vegetarian, mereka harus bijaksana. Artinya, agar keperluan gizi tubuh bisa terpenuhi secara memadai, idealnya mereka harus memvariasikan sumber gizinya dengan komsumsi gizi kompleks. Jangan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan. Dengan beraneka ragam makanan, itu dimakan maka zat gizi nabati yang dimakan akan menjadi lebih berkualitas. Variasi makanan itu penting, gunanya untuk meningkatkan kualitas, karena dengan beragam maka-nan itu, ada saling melengkapi zat-zat gizi satu dengan lainnya.

Dari pengamatan Dokter Weta, orang yang melakukan pola makan vegetarian, biasanya melaksanakan kewajiban agama alias kepercayaanya secara lebih intensif. Pihaknya mempersilahkan saja memilih pola makan tersebut. Alasannya, hal itu berkaitan dengan kepercayaan, jadi ada dalam domain pribadi. Tidak masalah.

Dengan catatan harus dilakukan antisi-pasi efek samping dari pola makan yang dipilih itu. Bidang kedokteran dalam kaitan ini, tidak menganjurkan juga tidak melarang vegetarian itu.

Manfaat langsung memilih pola makan vegetarian, kemungkinan hiperkolesterol kecil, Selain itu, penyakit degeneratif seperti kanker juga kecil. Tetapi orang vegetarian tidak menjamin tidak adanya penyakit kolesterol atau degeneratif. Pasalnya, penyakit itu bersifat multifakto-rial. Disebutkan nasi putih adalah sumber karbohidrat. Jika dikonsumsi melebihi kecukupan gizi, maka akan disimpan menjadi lemak dalam bentuk trigliserid. Trigliserid inilah memicu terbentuknya kolesterol.

Khususnya anak-anak atau bayi baru lahir, tidak dianjurkan dia menganut pola vegetarian. Pertimbangannya, bayi itu sedang masa pertumbuhan yang memer-

lukan zat gizi kompleks.Pratiwi Kusuma Putri (24) mengata-

kan setelah menjalani vegetarian, bukan saja badannya merasa lebih ringan. Dia mengaku memiliki semangat dan vitalitas tinggi, walaupun beraktivitas seharian.

“Dulu waktu masih memilih kehidu-pan vegetarian walaupun makan banyak, berat badan saya tidak bertambah. Malah badan rasanya ringan,” ungkapnya. Namun sejak berhenti melakukan veg-etarian, walaupun makan sedikit tapi berat badan ini terus meningkat. Dia, berhenti melakukan vegetarian juga di-dorong pertimbangan sedang menyusui anak. Menyusui memerlukan kebutuhan gizi kompleks untuk anaknya. Demi anak, itu Pratiwi, menyatakan rela melepas sementara, kehidupan vegannya.

l Cittamaya

Setiap daerah di Pulau Bali memi-liki beberapa keunikan kuliner dengan cita rasa khasnya masing-masing. Bi-asanya kuliner khas itu merupakan resep asli yang dilestarikan turun-temurun. Namun, ada juga yang merupakan akulturasi dua atau lebih daerah berbeda, sehingga menciptakan suatu cita rasa baru.

Salah satunya Siobak. Masakan ini merupakan gabungan kuliner Bali dengan budaya Cina. Siobak merupakan makanan khas Kabupaten Buleleng, menggunakan daging babi. Seluruh bagian tubuh babi dapat dio-lah jadi siobak, mulai kulit, daging, tulang rawan, sampai jeroannya.

Bagaimana dengan Siobak Veg-etarian? Material yang digunakan, tentu dari bahan-bahan nabati. Ni Luh Muliasih pemilik restoran Sai Krisna Vegetarian menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan siobak vegetarian. Daging yang dipergunakan dari haisom rumput laut berwarna putih. Itu diblender supaya hancur, ditambah-kan tepung untuk merekatkan. Adonan itu lalu dikukus. Hasilnya, secara kasat

mata seperti jeroan babi. Padahal ‘daging-dagingan’ tersebut terbuat dari bahan nabati. Tampak, seperti daging babi padahal terbuat dari kaki jamur sitake. Jamur itu, direbus, diblender kemudian ditambah kacang kedelai atau

kacang hijau. Selain itu, penyedap rasa dari jamur dibaluri tepung jagung. Lalu, dibentuk menyerupai daging, dikukus, kemudian digoreng.

Saosnya, tomat yang diblender ha-lus. Bumbu lainnya, gula pasir, garam,

merica,tekak (biji buah-buahan), pe-nyedap jamur dikentalkan dengan tepung maizena. “Kami tidak pakai bawang merah dan bawang putih serta msg,” tegasnya Rabu (8/10) kemarin.

Untuk menarik perhatian, ditambahkan toping cabai di atasnya, seledri, dan pelengkap siobak mentimun serta kerupuk. Satu hal lagi yang unik, kerupuk yang digunakan dari kem-bang tahu. ‘’Semuanya benar-benar terbuat dari bahan-bahan nabati,’’ ujar istri dari I Putu Eka Antoni Sukmajaya, itu. Dikatakan, maka-nan yang dibuat tak semata-mata tujuannya untuk mereguh keuntun-gan semata. Tapi juga memberikan pencerahan kepada pelanggan/customer tentang manfaat bervegan. “Sebenarnya bervegan itu murah dan menyehatkan,” tutur I Putu Eka Antoni Sukmajaya. Selain siobak

banyak makanan vegetarian lainnya, dio-lah sedemikian rupa menyerupai daging seperti bakso rumput laut, udang goreng, lawar, be urutan, dendeng, lindung.

l Cittamaya

Variasikan Sumber Gizi

Sehat, Siobak Vegetarian

Page 26: Majalah balipost edisi 60

L E N S A L E N S A

Bali memang dikenal dengan kebudayaannya yang adi luhung. Masyarakat internasional pun tertarik mengenal budaya Bali, terutama seni

musiknya. Nampak dalam foto, grup musik tra-disional yang mayoritas terdiri dari orang asing

memperlihatkan kebolehannya dalam memainkan alat musik tradisional Bali.

MENGENAL BUDAYA

Page 27: Majalah balipost edisi 60

MBP/PUTU ARI WIJANA DIPA

Page 28: Majalah balipost edisi 60

O L A H R A G A

20 - 26 Oktober 201428

Mimpi pembalap Formula 1 Fernando Alonso mem-punyai tim balap sepeda yang tergabung dalam UCI ProTeam, tertunda sejenak. Pembalap Spanyol itu tidak menemukan nama tim rancangannya berada diantara

daftar tim keluaran UCI yang akan berkompetisi musim depan.Federasi balap sepeda internasional (UCI) telah merilis

daftar tim-tim yang berhak berlomba di event resmi WorldTour 2015 baik untuk Divisi 1 maupun II. Sayangnya tim yang dia-jukan Alonso tak lolos padahal dalam beberapa pekan terakhir pembalap yang dua kali merebut gelar juara dunia F1, intensif mengajukan pendaftaran.

“Pada bulan lalu terdapat pembicaran yang prospektif dan produktif antara UCI dan Fernando Alonso serta perwakilannya tentang kemungkinan adanyanya sebuah tim (baru) pada 2015,” jelas UCI dalam pernyataannya seperti dikutip Associated Press.

UCI mengucapkan terimakasih atas ketertarikan pembalap tim Ferrari itu pada dunia balap sepeda dan berharap niat Alonso membuat investasi di olahraga ini akan berlanjut di masa depan.

Bulan lalu, Alonso mengumumkan ketertarikannya untuk membentuk tim balap sepeda. Ia kemudian bekerjasama menejer investasi bidang olahraga NOVO dan mengajukan proposal yang didalamnya termasuk daftar 10 pembalap tim tersebut, sehari sebelum batas akhir pendaftaran pada 1 Oktober lalu.

Alonso mulai melebarkan sayapnya di cabang lain olahraga. Kariernya di tim Ferrari seperti mencapai titik kejenuhan setelah empat musim membela tim Ferrari tidak menghasilkan gelar juara dunia. Alonso yang bersama Renault menjadi juara pada 2005 dan 2006, dikabarkan akan meninggalkan Ferrari pada akhir musim ini. Rumor yang berkembang menyebutkan dia akan kembali ke McLaren yang musim depan akan bekerja sama dengan produsen mesin Honda.

l Yudi Winanto

Barangkali balapan Formula 1 di musim-musim men-datang akan menghadirkan mobil-mobil lebih revolusioner atau mungkin malah kembali ke masa lalu. Ini terkait dengan sistem pengamanan mobil tersebut pada pembalapnya bila menghadapi benturan yang teramat keras.

Ini berkaitan dengan kecelakaan yang menimpa pembalap tim Marussia Jules Bianchi di Grand Prix Formula 1 Jepang lalu. Kecelakaan di sirkuit Suzuka itu terjadi cukup fatal sehingga me-munculkan isu untuk mengubah konstruksi mobil Formula 1 itu.

Bila selama ini, kokpit mobil F1 dibiarkan terbuka, maka isu yang berkembang adalah menutup ruang kemudi itu. Ini akan memberikan proteksi lebih baik lagi pada pembalap terutama bila terjadi benturan yang mengarah pada bagian kepala.

“Ini hal yang perlu kami pertimbangkan,” jelas Claire Williams, deputi team principal tim Williams kepada Agence France-Presse. “Jika hal itu memang bisa meningkatkan pengamanan jelas itu akan akan menjadi agen pembicaraan kami selanjutnya. Namun diakui hal itu tidak mudah. Karena secara teknis itu berakitan dengan keseluruhan bentuk mobil F1. Yang lebih utama lagi adalah ini akan mengubah kultur F1 dan penampilan mobil itu sendiri.

“Estetika mobil F1, ya itu penting sekali namun keselamatan tetap menjadi yang utama,” tambah Williams saat menghadiri pertemuan ‘the Leaders’ Sport Business” di London. “Apapun sepanjang itu menyangkut keselamatan pembalap, kami akan melakukan sebaik mungkin,” ujarnya. Sejauh ini, revolusi aturan di F1 menghasilkan bentuk mobil F1 berubah dari waktu ke waktu dari konstruksi sayap depan dan belakang, sirip pada bagian hingga saluran gas buang.

Mulai 2014, mobil F1 tak lagi menggunakan mesin V8 yang diber-lakukan sejak 2006 melainkan V6. Sedangkan sebelum 2005 balapan ini menggunakan mesin V10 dengan menghasilkan kebisingan luar biasa. Dan yang paling unik musim ini adalah pada bagian hidung mobil. Berbagai variasi diberlakukan mulai yang bermodelkan pinokio (Catreham, McLaren), patah (Ferrari) hingga belah (Lotus).

l Yudi Winanto

MBP/ap

Pembalap Formula 1 Fernando Alonso

Mimpi yang Tertunda

Estetika atau Keselamatan

MBP/ap

Pembalap tim Marussia Jules Bianchi

Page 29: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 29

Dinominasikan sebagai yang terbaik, merupakan sebuah penghargaan yang diharapkan bagi kebanyakan atlet. Namun itu tak berlaku bagi atlet tolak peluru Jerman Robert Harting.

Harting meminta federasi atletik internasional (IAAF) untuk mencoret namanya dari dalam daftar nominasi peraih penghargaan atlet terbaik 2014. “Ya saya meminta IAAF untuk mencoret nama saya dari dalam daftar itu,” kata atlet berusia 29 tahun itu.

Itu dilakukan bukan tanpa alasan. Ini tepatnya protes karena dalam daftar tersebut terdapat sprinter AS Justin Gatlin yang sebelumnya dijatuhi hukuman 6 tahun kemudian dipotong dua tahun karena menggunakan obat terlarang (doping).

Gatlin yang dilarang berlomba dari 2006 hingga 2010, me-mang mencatat kemajuan pesat setelah kembali berlomba lagi. Atlet berusia 32 tahun itu mampu membukukan waktu 9,77 detik pada nomor lari 100m di Brussel bulan lalu. Ini merupakan catatan waktu terbaik sepanjang tahun ini.

Kendati demikian Harting, juara Eropa dan peraih medali emas Olimpiade 2012 London, tidak suka jika disandingkan dengan Gatlin. “Tapi berdampingan dengan mantan atlet yang terkenal pernah melanggar aturan obat terlarang, atas dasar itu, saya meminta nama saya dicoret saja,” jelas Harting.

Harting mengatakan bahwa nominasinya bersama Gatlin merupakan penghinaan tidak hanya pada dirinya sendiri namun juga pada penggemarnya. “IAAF seharusnya dengan jujur mem-buat evaluasi,” ujarnya seperti dikutip Agence France-Presse.

“Kalau pun IAAF tidak sepenuhnya memahami perbedaan ini, selanjutnya lebih baik mereka melupakan saja acara ini,” kata Harting yang kini menjalani masa pemulihan dari cedera otot lutut.

Keprihatian serupa juga dilontarkan mantan atlet terbaik Inggris Sebastien Coe. Pria yang sukses menggelar Olimpiade London itu juga meminta IAAF mengevaluasi lagi nominasi Gatlin sebagai atlet terbaik musim ini.

Coe mempercayai hasil penelitian terakhir yang dilakukan tim dari Universitas Oslo yang menemukan fakta bahwa efek dari mengkonsumsi steroid dan obat pemacu (doping) lainnya akan terus berlangsung selama beberapa dekade. “Satu hal yang bisa katakan bahwa dia (Gatlin) akan terus berkompetisi,” ungkap Coe yang meraih medali emas nomor lari 1.500m pada Olimpiade 1980 dan 1984.

Awal bulan ini IAAF mengumkan daftar nominasi atlet terbaik 2014 yang didalamnya terdapat Nigel Amos (Botswana),Mutaz Essa Barshim (Qatar), Jairus Kipchoge Birech (Kenya), Bogdan Bondarenko (Ukraina), Yohann Diniz (Prancis), Justin Gatlin (AS), Robert Harting (Jerman), Dennis Kipruto Kimetto (Kenya)

Renaud Lavillenie (Prancis) dan LaShawn Merritt (AS) untuk katagori putra. Jumlah serupa juga terdapat di katagori putri termasuk Valerie Adams (Selandia Baru). IAAF akan mengu-mumkan pemenangnya pada sebuah acara gala di Monaco pada 21 November mendatang.

l Yudi Winanto

MBP/iaaf.org

Atlet tolak peluru Jerman Robert Harting

Tak LayakTak Layak

Page 30: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201430

O L A H R A G A

SUKSES merebut medali emas nomor lompat jauh pada Asian Games (AG) 2014 di Incheon, Korea Selatan, 19 September hingga 4 Oktober lalu, bukan berarti Maria Natalia Londa bisa berleha-leha. Atlet Bali yang membela Badung ini harus bersiap menghadapi ajang-ajang besar lainnya.

Dara kelahiran, Denpasar, 29 Oktober 1990 ini kini ditunggu dua kejuaraan internasional pada akhir tahun, yakni Asian Beach Games (ABG) di Phuket, Thailand, yang berlangsung November, dan Pe-kan Olahraga Mahasiswa (POM) ASEAN di Palembang, Desember mendatang. Setelah itu, ia mesti bersiap terjun pada SEA Games 2015 di Singapura.

Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi mengharapkan Maria tidak cepat puas atas prestasi yang sudah diraihnya. Hasil yang telah dicapai hendaknya dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan lagi ke depannya. “Ini adalah keberhasilan bagi masyarakat Indonesia. Saya tekankan Maria agar mampu menjaga penampilannya di Incheon pada ABG dan POM ASEAN nanti,’’ ujarnya.

Maria sangat bersyukur kepada Tuhan yang sudah memberkatinya sehingga mampu mengibarkan bendera Merah Putih pada tiang tert-inggi di Korsel. ”Puji syukur kepada Tuhan atas raihan emas ini. Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelatih dan masyarakat yang sudah mendukung sejak awal. Tak kalah pentingnya saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada almarhum ayah tercinta Kamilus Kasi. Karena berkat doa beliau saya bisa menjadi seperti sekarang ini,’’ kata PNS di Disdikpora Provinsi Bali ini didampingi pelatihnya I Ketut Pageh di Denpasar pekan lalu.

Atas sumbangan medali emasnya di Asian Games, Maria dan Pageh masing-masing mendapat apresiasi Rp 50 juta dan Rp 25 juta dari Bupati Badung AA Gde Agung. Sementara KONI Bali memberikan bonus Rp 75 juta untuk Maria. IKIP PGRI Bali, tempat Maria menun-tut ilmu, tampaknya tidak akan menutup mata atas keberhasilan salah satu mahasiswinya itu.

Sebelum menjadi ratu lompat jauh Asia dengan lompatan sejauh 6,55 meter, Maria merebut medali perunggu lompat jauh dan lompat jangkit SEA Games XXV/2009, medali perak lompat jauh dan lompat jangkit SEA Games XXVI/2011 di Indonesia, medali emas lompat jauh dan lompat jangkit PON 2012, medali emas lompat jauh dan lompat jangkit Kejurnas 2013, medali emas lompat jauh dan lompat jangkit SEA Games 2013 di Myanmar. Pencapaiannya di Myanmar sekaligus memecahkan rekor SEA Games yang sebelumnya dibuat Thitima Muangjan dari Thailand pada SEA Games 2009.

l Eka Parananda

Maria Natalia Londa

Ditunggu Ajang Besar Lainnya

MBP/nan

Maria Natalia Londa

Page 31: Majalah balipost edisi 60

MARIA Natalia Londa dan tujuh atlet Bali lainnya telah pulang dari tugas membela negara dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Kini, giliran atlet muda Pulau Dewata bersiap mengikuti PON Remaja I di Surabaya, Jawa Timur, yang akan berlangsung 6-12 Desember 2014.

Atlet remaja Bali dari 13 cabang olahraga (cabor) menjalani training center (TC) di Hotel Batukaru, Den-pasar, mulai 20 Oktober. Jumlah anggota pemusatan latihan daerah (pelatda) ini bisa bertambah jika sepak bola dan bola voli pantai juga lolos ke PON Remaja. Kedua cabor ini masih harus berjuang dalam babak kualifikasi untuk bisa mengikuti TC sekaligus tampil di Surabaya.

Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi berharap sepak bola dan bola voli mampu menembus PON Remaja, sehingga bersama 13 cabor lainnya dapat menghuni pelatda. TC sangat penting dalam meningkatkan kualitas atlet dari segala segi seperti teknik, fisik, mental, dan memban-gun semangat kebersamaan. KONI Bali akan memantau tingkat kedi-siplinan atlet secara ketat hingga TC tersebut berakhir, karena faktor ini sangat menentukan sukses atau tidaknya di medan laga nanti.

Cabor yang sudah merebut tiket ke PON Remaja adalah bulu tang-kis, tenis meja, bola basket, tembak, pencak silat, judo, renang, atle-tik, tenis lapangan, panahan, dan anggar. Renang meloloskan atlet terbanyak, yaitu 16 orang, disusul atletik (6), judo (6), silat (5), pana-han (4), anggar (3), tenis lapangan (2), dan bulu tangkis (2). Atlet dari cabor lainnya masih ditunggu kepastian jumlahnya.

Lima pesilat yang akan mewakili Bali di PON Remaja tercatat Nga-kan Ketut Riki Rikardo (kelas D putra) dari Gianyar, I Wayan Wira-guna (tunggal putra, Bangli), Made Ana Sintyasih (B putri, Tabanan), Ni Ketut Eni Praja (F putri, Bangli), dan Ketut Adi Wirawan (D putra, Denpasar). IPSI Bali lewat Sekre-taris Umum Nyoman Yamadhiputra

menargetkan asuhannya merebut dua medali emas di PON Remaja.

Bulu tangkis diwakili Made Deya Surya Saraswati dan Agus Aldi. Menu-rut Sekretaris Umum Pengprov PBSI Bali Made Darmiyasa, dipercayakannya kedua pebulu tangkis tersebut tampil di PON karena merupakan pemain terbaik di kategori remaja saat ini. Aldi kini

ditempa di PB Exist Jakarta, sedangkan Deya yang menempati ranking 347 World Batminton Federation (WBF), berlatih di PB Pelita Bakrie dan Pelatnas Cipayung. Oleh karena itu, PBSI Bali mematok Deya meraih emas di tunggal putri.

l Mawa

Atlet Bali Bersiap ke PON Remaja

Page 32: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201432

A K T I V I TA S K E A G A M A A N

MBP/ist

PAWINTENAN - BPLE Tiara Course merayakan pioda-lan Saraswati di parahyangan kampus setempat, Sabtu

(4/10). Perayaan Saraswati di BPLE Tiara Course, dirang-kai dengan kegiatan pawintenan mahasiswa baru yang beragama Hindu yang kali ini diikuti sekitar 100 orang mahasiswa. Upacara tersebut dipuput Ida Pandita Nabe

Rsi Agung Dwija Bharadwaja dari Griya Taman Tunjung Mekar, Br. Sema, Desa Petemon, Seririt, Buleleng.

MBP/ist

KARYA - Kepala SMP Negeri 3 Tegallalang, Dewa Rai Bawantara, S.PD., sedang menyiapkan piranti pendeman

serangkaian karya yang digelar di padmasana sekolah. Keluarga besar SMP Negeri 3 Tegallalang, bertepatan

dengan hari raya Saraswati, Sabtu (4/10) lalu, menggelar puncak karya Rsi Gana, Ngenteg Linggih, lan Padudusan

Alit di Padmasana sekolah setempat. Karya yang digelar ini merupakan yang pertama kali di sekolah sejak berdirinya

pada tahun 2001.

MBP/ist

MAWINTEN - Ketua YKKPB Wisnumurti bersama Rektor Made Sukarsa dan Nyoman Yasa saat menjalani upacara

pawintenan pada persembahyangan Saraswati. Memaknai Saraswati, Ketua YKKPB , Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnu-

murti, M.Si., menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah sumber kehidupan yang pada akhirnya untuk mencapai

kesejahteraan yakni Mokshartam Jagaditha ya Caiti Darma.

MBP/Eka

PENYEMATAN - Bupati Badung AA Gede Agung menye-matkan insinyi pada Ida Pedanda Made Oka Pasuruan di

Griya Oka Ayunan, Abiansemal, Rabu (8/10) lalu. Upacara madiksa Drs. Ida Bagus Sedana Manuaba, M.M., dan istri

Ida Ayu Adriani, S.Pd., bertempat di Griya Oka Ayunan, Abiansemal. Setelah madiksa, keduanya kini telah menjadi sulinggih dengan gelar Ida Pedanda Made Oka Pasuruan

dan Ida Pedanda Istri Rai Patni.

Page 33: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 33

A K T I V I TA S K E A G A M A A N

MBP/ist

NGENTEG LINGGIH - Kepala SMK Kharisma Mengwi Nyoman Widana didampingi Ketua Panitia Karya AA Suyo-

gayadnya menjelaskan seputar Karya Ngenteg Linggih di sekolah setempat. Kepala SMK Kharisma Nyoman Widana

berharap setelah upacara ngenteg linggih ini siswa setempat dapat menuntut ilmu dengan baik tanpa adanya gangguan,

baik sekala maupun niskala.

MBP/ist

PIODALAN – Rektor Unhi memberikan sambutan dalam

piodalan di Pura Maha Widya Mandira kampus setempat

pada Purnama Kapat, Buda Kliwon Sinta yang bertepatan

dengan hari raya Pagerwesi, Rabu (8/10). Piodalan ini

diharapkan memunculkan komunikasi, kecintaan kampus,

sehingga meningkatkan rasa solidaritas bersama.

MBP/ist

KURBAN - Majelis Taqlim Alkautsar Perumahan Wahyu

Bernasi Permai memotong sejumlah hewan kurban dalam

perayaan Idul Adha di Banjar Bernasi, Buduk, Minggu

(5/10). Usai menunaikan shalat Id, puluhan warga muslim

berkumpul di rumah Ketua Majelis Taqlim Alkautsar Dian

Purnawarman, Perumahan Wahyu Bernasi Permai Jalan

Rahayu III nomor 34, Buduk. Warga non-muslim juga ikut

berpartipasi dalam kegiatan itu.

MBP/ist

SARASWATI - Ketua Yayasan Dwijendra Pusat M.S. Chandra Jaya saat memimpin persembahyangan Saras-

wati. Puja Saraswati di-puput Ida Pedanda Gede Pasuruan Manuaba dari Griya Magelung Sangeh dipusatkan di Pura Maha Dwija Dwijendra. Upacara dihadiri Ketua

Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar M.S. Chandra Jaya, Sekretaris Ir. I Wayan Abdi Negara, M.Si., Ketua Pembina

dr. Ketut Karlota dan Rektor Undwi Dr. Putu Dyatmika-wati, S.H., M.Hum.

Page 34: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201434

A K T I V I TA S

MBP/istPELURUSAN RAMBUT - Pemilik Ayix’s Salon, Ayix

sedang melakukan keratin rambut terhadap seorang pe-langgannya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, di dunia salon, dulunya pelurusan rambut

memakai rebonding, dan smoothing, kini beralih meng-gunakan hair fashion keratin, yang banyak digandrungi

masyarakat Korea dan Hongkong.

MBP/ist

HADIAH - Pemimpin Cabang Denpasar PT Bank Anda (Antar Daerah) I Gst. Putu Oka Gunarta menyerahkan

hadiah pada pemenang undian tabungan Anda berhadiah periode ke-33 di Denpasar, Senin (6/10). Selain menyer-

ahkan hadiah utama, Bank Anda juga menyerahkan lima hadiah berupa sepeda motor Honda Absoute Revo kepada lima pemenang. Begitu juga menyerahkan hadiah kepada 15 nasabah yang meraih masing-masing sebuah LED TV

32 inci.

MBP/ist

FORMULIR - Anom Gumanti menerima formulir dari Sek-

retaris Tim Penjaringan dan Penyaringan DPC PDI P Ba-

dung I Nyoman Satria. Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI

Perjuangan Kuta memutuskan mengusung I Gusti Anom

Gumanti sebagai bakal calon (balon) Bupati Badung, dan I

G.N. Sudiarsa sebagai bakal calon wakil bupati Badung.

MBP/ist

DAFTAR - Kader PDI-P Ir. Putu Gde Rasjmawan (dua dari kiri) bersama istri berjabat tangan dengan Tim Penjaringan

dan Penyaringan DPC PDI- P Badung seusai mengambil formulir dan mendaftar sebagai bakal calon Bupati Badung,

Rabu (8/10). Rasjmawan secara resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Bupati Badung periode 2015-2020. Kader

PDI-P asal Sempidi Badung ini mengambil formulir dan mendaftar sebagai bakal calon bupati di DPC PDI-P Badung.

Page 35: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 35

A K T I V I TA S

MBP/ist

SUKARNOIS – Sukmawati Sukarno Putri (Ketua Umum DPP PNI Marhaenisme) bersama Guruh Sukarno Putra

(Fraksi PDIP DPR/MPR RI) di Istana Merdeka dalam resepsi kenegaraan. Kandidat kuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI di Kabinet Trisakti Jokowi – JK, Suk-

mawati Sukarno Putri menegaskan dukungannya terhadap sikap Presiden RI Terpilih Jokowi melalui program Nawa Cita yang digagas sebagai wujud dari revolusi yang belum

selesai.

MBP/ist

BKGN - Rektor Unmas Made Sukamerta didampingi P.A. Mahendri, Putra Darmawan dan Ratu Mirah saat mem-buka BKGN di FKG Unmas. Untuk kelima kalinya FKG

Unmas bekerjasama dengan Pepsodent berkolaborasi den-gan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) menye-lenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di RSGM Unmas. BKGN dibuka Rektor Unmas, Dr. Drs. I Made Sukamerta,M.Pd., Kamis (8/10) dan berlangsung

selama tiga hari hingga 11 Oktober mendatang.

MBP/ist

AKREDITASI - Craig Beveridge, Executive Chairman BIMC Siloam Hospitals Group Bali menerima tanda

akreditasi dari Desmond Yen, Executive Director Interna-tional Business ACHSI. Rumah Sakit BIMC (Bali Indonesia Medika Citra) Nusa Dua telah menjadi rumah sakit pertama

di Indonesia yang meraih akreditasi Internasional oleh Australian Council on Healthcare Standards International

(ACHSI), Australia. Acara penyerahan akreditasi ini ber-tempat di rumah sakit BIMC Nusa Dua pada Kamis (9/10).

MBP/ist

SEMINAR IKORTI - Ikatan Ortodontis Indonesia (IKO-RTI) menggelar seminar “9th Indonesian Association

Of Orthodontists (IAO) Annual Meeting & 9th Indone-sian Association Of Orthodontists National Congress”

dari 9-11 Oktober 2014 di The Stones Hotel by Marriott, Kuta-Bali. Acara dibuka oleh Ketua IKORTI drg. Jusuf Sjamsudin, Sp. Ort (K) dan Ketua Pelaksana drg. Adityo

Widodo, SP.Ort.

Page 36: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201436

L I N G K U N G A N

Ribuan hektar lahan sawah saat ini menjadi lahan tidur. Musim kemarau panjang, udara pengap dan panas. Lahan sawah ker-

ing dan pecah-pecah. Petani tak berdaya menghadapi cobaan hidup yang begitu berat. Mereka hanya meratapi sawahnya yang mengeras. Semua ini karena kemarau panjang. Debit air sungai turun. Akhirnya sawah kering. Kondisi ini merata menimpa petani di seluruh Bali.

Sejumlah petani di Subak Toye, Banjar Calo, Desa Pupuan Tegalalang tak berdaya menghadapi paceklik ini. Tak hanya debit air yang turun, saluran irigasi rusak dan tak ada yang peduli. Sempurnalah penderitaan mereka. Kekhawatiran padi gagal panen juga dialami petani Banjar Delod Sema, Serampingan Selemadeg Tabanan. Debit air yang mengecil membuat sawah mereka retak-retak. Terpaksa mereka mengatur pola tanam. Mengganti tanaman padi dengan jagung dan kacang-kacang sebagaimana dicetuskan Pekaseh Subak Aseman Budiar-sa. Dengan pergantian tersebut, diharapkan tanaman palawija bisa tumbuh baik.

Setali tiga uang. Sawah petani di Jem-brana juga terbengkalai. Ratusan hektar sawah kering. Kondisi ini terjadi di Subak

Lanyah dan Subak Babakan Desa Mendoyo Dauh Tukad Jembrana. Salah satu anggota subaknya IB Purnawirawan menyebut, hampir 80 persen lahan subak gagal panen karena tak ada air. Akhirnya lahan mereka terbengkalai. ‘’Daripada merugi lebih baik tak ditanami,’’ katanya. Di Karangasem, ribuan hektar lahan kekeringan. Debit air berkurang, sejumlah subak seperti Jasri, Abang, Karangasem kekeringan. Kini yang tampak sungai-sungai kering. Kalaupun ada air, paling banter Tukad Janga yang membelah Kota Amlapura.

Dari realita ini tampak petani tak bisa berbuat banyak. Mereka pasrah pada kehendak alam. Bderharap hujan segera turun. Para penyuluh pertanian yang dulu kerap menyambangi dan mendengar ke-luhan mereka, nyaris tak terdengar lagi. Generasi penerus mereka juga semakin tak peduli dengan kelanjutan nasib lahan mer-eka. Hanya generasi tua yang masih peduli pertanian. Kalaupun ada tokoh yang peduli, sebatas berwacana. Tak ada agenda aksi yang jelas menyelamatkan para petani dan lahan mereka. Walaupun pemerintah memberikan bantuan subak setiap tahunnnya, apakah petani sudah kecipratan. Jangan-jangan bantuan subak itu lebih banyak disunat? Seh-

ingga di musim kering nasib petani semakin ‘’kering’’. Ditengah himpitan dan belitan masalah yang dihadapi petani, adakah yang peduli?. Jangankan memberikan bimbingan, menengok mereka pun nyaris tak ada. Petani dibiarkan sendiri meratapi nasibnya. Dalam kegetiran hidup mereka, hanya pertolongan dan kepedulian yang bisa membantu mereka mengurangi risiko kerugian tersebut.

Asuransi PadiKegagalan petani tersebut rupanya tak

segera direspon? Dinas pertanian tanaman pangan yang paling bertanggung jawab baru menyikapi tahun depan dengan program asuransi padi yang gagal panen. Mulai 2015, Dinas Pertanian Provinsi Bali akan melun-curkan program asuransi pertanian bagi petani padi yang mengalami gagal panen. Baik karena kemarau panjang, serangan hama dan penyakit, banjir dan sebagainya.

‘’Kami masih mematangkan program asuransi pertanian ini. Semoga mulai 2015 bisa berjalan. Program ini akan akan me-ringankan beban dan mengurangi potensi kerugian petani padi akibat gagal panen,’’ kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnu Ardhana, beberapa waktu lalu.

Sawah TerbengkalaiSiapa Peduli?

MBP/dok

Tampak petani menyiram tanaman padi yang kekeringan.

Page 37: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 37

Dampak musim kemarau panjang belakangan ini mulai dirasakan petani di Buleleng. Pasokan air irigasi mengecil. Sawah yang sudah ditanami padi mengalami kekeringan.

Lahan sawah yang mengalami kekeringan paling luas di Kecamatan Buleleng. Di daerah ini lahan sawah yang kekeringan 130 hektar. Dari lahan sel-uas itu, sekitar 70 hektar areal padi mengalami fuso alias gagal panen. Rinciannya, 25 hektar dengan tingkat kekeringan ringan, 14 hektar kekeringan sedang, kekeringan skala berat 23 hektar, dan padi fuso 70 hektar. Di Kecamatan Sukasada sawah yang kekeringan 49 hektar. Tingkat kerusakannya ringan 35 hektar, 11 hektar kekeringan sedang, 3 hektar kekeringan berat, dan belum ditemukan padi puso.

Sementara sawah di Kecamatan Sawan yang kek-eringan 34 hektar. Dari luas tersebut 2 hektar padi puso. Di Kecamatan Banjar sawah yang kekeringan mencapai 15 hektar. Rinciannya kekeringan ringan 5 hektar, kekeringan sedang 6 hektar, kekeringan berat 4 hektar, dan belum ada padi puso. Dari data yang dihimpun di Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Buleleng, total lahan sawah yang menga-lami kekeringan mencapai 299 hektar. Kekeringan kategori ringan 74 hektar, kekeringan sedang 38 hektar, kekeringan berat 45 hektar, dan padi puso tercatat 72 hektar.

Melihat musim kemarau yang terus berkepanjan-gan, tampaknya areal sawah yang mengalai kekerin-gan akan terus bertambah. Begitu pula ancaman padi puso juga akan bertambah luas mengingat besarnya potensi kegagalan panen karena kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Kadistanak) Buleleng Nyoman Suwatantra di-dampingi Kepala Seksi (Kasi) Produksi Padi dan Palawija I Made Danu tak membantah kenyataan itu. Bahkan, dari pantauannya di lapangan saluran irigasi persawahan sudah banyak yang mati total. Selain itu, karena desakan perut, petani cenderung memaksakan diri tetap menanam padi di musim kering. Padahal, mengacu pola tanam tahun ini adalah menanam palawija. Akibatnya, padi yang sudah ditanam pertumbuhannya terganggu dan besar kemungkinan puso. ‘’Kami masih terus memantau sambil melakukan pembinaan dan jika memang tidak dapat pasokan air cukup, padi yang mengalami kekeringan skala berat itu akan berubah menjadi puso dan pasti akan gagal panen. Mudah-mudahan saja, bisa turun hujan sehingga bisa memperkecil padi yang gagal panen,’’ im-buhnya.

l mudiarta

Asuransi pertanian ini akan menjadi program bersama pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian dengan Pemprov Bali melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan. Dengan pola ini pemerintah pusat akan membayar 80 persen sedangkan pemerintah provinsi membayar 20 persen. ‘’Nantinya ka-lau ada padi rusak maka petani dapat klaim asuransi Rp 6 juta per hektar. Sementara kami membayar asuransi paling cuma Rp 300 ribu per hektar,’’ katanya.

Pilot project Kementerian Per-tanian terkait asuransi pertanian ini sudah dijalankan di sejumlah provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan. Asuransi Usaha Tani Padi ini menggandeng PT Jas-indo dan PT Pupuk Indonesia dengan luas lahan mencapai 300 ribu hektar. Program asuransi pertanian ini meru-pakan salah satu implementasi amanat UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Sementara asuransi pertanian di Bali, kata Wisnu Ardhana masih di-

lakukan kajian dan perencanaan men-dalam dengan pihak yang akan diajak berkerjasama termasuk besarannya premi yang harus dibayar. Selain itu, luas lahan sawah yang akan diasur-ansikan serta aspek teknis lainnnya termasuk kemampuan pendanaan pemprov di APBD Induk 2015 yang akan segera dirancang. ‘’Dari hitung-hitungan sementara, paling banyak biaya pembayaran asuransi yang harus kami siapkan Rp 3 miliar.

Di Bali tiap tahun rata-rata 300-400 hektar tanaman padi rusak dengan kategori rusak berat karena kekerin-gan, kebanjiran, serangan hama dan lainnya,’’ katanya. Dengan adanya asuransi kepada petani, tentu dia ber-harap akan membantu meringankan beban mereka. Dia juga berancang-ancang ada 81.000 hektar lahan sawah se-Bali akan diasuransikan dalam satu kali musim tanam yakni musim tanam kedua periode Oktober 2015 hingga Maret 2016.

l Suana

MBP/mud

Petani sawah di Buleleng tampak memandangi

tanaman padi mereka yang kekeringan.

Kemarau PanjangPuluhan Hektar Padi Puso

Page 38: Majalah balipost edisi 60

P A R I W I S A T A

20 - 26 Oktober 201438

Jumlah penduduk di Bali sudah melampaui daya tampungnya. Be-tapa tidak, wilayah Bali yang sangat kecil, dengan carrying capacity

hanya 1,5 juta orang, kini menanggung lebih dari 6 juta manusia yang berasal dari Penduduk Bali lebih dari 4 juta orang, dan sekitar dua juta orang adalah wisatawan yang datang berkunjung atau menetap di Pulau Dewata. Bali yang over capac-ity atau melampaui daya tampung, juga menimbulkan sejumlah permasalahan. Seperti, banyaknya alih fungsi lahan, pembangunan akomodasi hotel yang tidak terkendalai, sehingga menjadi ancaman bagi sustainable tourism atau keberlang-sungan pariwisata Bali.

Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Bali Putu Anom ber-pendapat, jumlah akomodasi hotel di Bali telah mengalami over capasity sejak 2000-2010. Bedasarkan hasil kajian kami, kelebihan jumlah kamar hotel yang men-imbulkan perang tarif sudah terjadi sejak 2010 lalu. Kami hanya mekomendasi pembangun homestay di kawasan Desa Wisata. Namun hal itu banyak dilang-gar,” ujarnya.

Dikatakan, selama ini penambahan kamar hotel yang dilakukan pemerin-tah kabupaten/kota selalu berpatokan pada jumlah wisatawan yang datang ke Bali, sehingga kualitas wisatawan yang berkunjung cenderung mengalami penu-runan. Padahal, menghitung carrying capacity bukan berpatokan pada kuantitas wisatawan yang datang ke Bali.

“Ini yang terjadi sekarang, banyak yang melihat kedatangan wisatawan melebihi dari jumlah kamar, sehingga diperlukan penambahan kamar. Apalagi, sekarang ada rencana reklamasi yang akan menambah pertumbuhan akomo-dasi,” katanya.

Disebutkan, konsep menghitung carrying capacity pariwisata Bali harus mendahulukan kebutuhan masyarakat lokal seperti kebutuhan akan air dan lahan. “Selebihnya baru dimanfaatkan untuk pariwisata. Berapa kira-kira bisa memanfaatkan lahan dan air untuk kebu-

tuhan wisatawan,” katanya.Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata

Bali, Gusti Kade Sutawa juga berpenda-pat, Bali tidak akan mampu menciptakan pariwisata berkelanjutan, jika investasi yang masuk ke Pulau Dewata tidak terk-endali. Sekarang saja pertumbuhan ako-modasi sudah lebih tinggi dibandingkan jumlah kunjungan.

“Sekarang memang belum over capa-sity, tetapi kekhawatiran itu akan benar-benar terjadi jika reklamasi Teluk Benoa dipaksakan. Apalagi ditambah rencana reklamasi yang akan dibangun ratusan akomodasi. Bukan over capasity lagi, tapi Bali akan over load,” ungkap Sekjen PHRI Badung ini.

Menurutnya, konsep pariwisata yang ditujukan untuk mensejahterakan masyarakatnya telah melenceng. Kini pariwisata Bali justru lebih mengun-tungkan investor ketimbang masyarakat. “Meski saya orang pariwisata, tetapi saya menolak reklamasi, karena tidak akan menguntungkan masyarakat. Kita lihat saja yang katanya nanti akan me-

nyerap ratusan ribu tenaga kerja itu, berapa persentase masyarakat Bali yang terserap dan berapa orang luar. Saya yakin dominan orang luar yang akan terserap,” katanya.

Menurutnya, pemerintah daerah tidak lagi mengiring investor ke Bali Selatan, namum memeratakan distribusi mer-eka ke utara, timur dan barat. Sehingga, konsep distribusi dari kue pariwisata bisa dinikmati merata masyarakat Bali. “Investor jangan dibawa ke Selatan lagi, bawa mereka ke daerah utara, timur agar tercipta pemerataan dengan menyediakan infrastruktur ke sana. Investor jelas ping-innya ke Selatan supaya tidak sibuk-sibuk promosi lagi,” sebutnya.

Dia mendukung jika pemerintah membuat infrastruktur yang akan men-ghubungan Bali Utara, Timur, Barat, dan Selatan untuk menciptakan pemerataan. “Kalau tidak begitu ya... Bali jelas akan kelebihan beban terutama Bali Selatan,” pungkasnya.

l Parwata

Keberlangsungan Pariwisata Bali Terancam

MBP/

Pertumbuhan akomodasi pariwisata yang tidak terkendali menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pariwisata Bali.

Page 39: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 39

Pulau Bali yang kecil dengan ± 5.632,86 km2 memiliki daya dukung terbatas kini mulai menampakkan permasala-han di berbagai sektor, terutama tata ruang dan wilayah. Salah satunya pembangunan fisik fasilitas pariwisata yang kontraproduktif dengan pola pertanian. Kondisi itu yang kini terjadi di Kabupaten Gianyar yang semakin dipadati dengan beton.

Terlihat dari kepungan investor yang membangun segala jenis fasilitas pariwisata, mulai hotel, vila, hingga restoran. Aksi tidak berkelik dari dampak adanya akses Jalan By Pas Ida Bagus Mantra yang membentang di sisi pesisir Gianyar selatan.

Wayan Wandra (65) seorang petani tembakau yang memiliki lahan 15 are di pinggir Jalan By-Pass Ida Bagus Mantra inj, mengaku sempat ditawari untuk menjual lahan-nya seharga Rp 900 juta / are. “Pernah ditawari 900 juta, tapi saya menolak, bahkan juga sempat ditawari untuk menukar lahan yang lokasinya agak didalam luasnya tiga hektar tapi itu juga saya tolak,” katanya.

Kadis Pariwisata Gianyar AA Bagus Ari Brahmanta tidak memungkiri fenomena tersebut. ia mengungkapkan perkembangan investasi sektor pariwisata di wilayah Gian-yar Selatan sangat dipengaruhi oleh akses Jalan IB Mantra. Mengingat sejauh ini, akses jalan tersebut memudahkan investor untuk mengembangkan usahanya di wilayah pesisir Gianyar.

“Makanya tiga tahun terakhir, pembangunan fasilitas pariwisata sangat pesat. Terutama pembangunan vila-vila milik wisatawan nusantara. Terutama untuk kawasan sep-erti Pantai Keramas, Lebih, Rangkan, Saba dan Cucukan,” ucapnya.

Untuk itulah, dia sangat yakin investasi fasilitas pari-wisata di selatan Jalan By Pass IB Mantra memiliki prospek yang sangat besar. Bahkan menurutnya, tidak hanya ivestasi sektor akomodasi pariwisata yang terus tumbuh, investasi pendukung pariwisata juga terus berkembang, seperti rumah makan maupun restoran. Sebab dengan akses jalan yang menghubungkan wilayah Bali selatan, investasi restoran dan rumah makan bagi wisatawan pun cukup menjanjikan. “Pertimbangannya memang aksesibilitas, selain lokasinya yang strategis. Misalkan mau ke Sanur cukup dekat, dan pastinya jalanan tidak macet. Untuk itulah saya yakin per-tumbuhannya akan semakin pesat ke depan,” tambahnya.

Terlebih untuk beberapa kawasan pesisir di Gianyar saat ini sudah mengalami penataan, termasuk membangun jog-ging track di sepanjang pantai, dan areal parkir yang luas. Kondisi ini juga didukung dengan kegiatan budaya dan adat masyarakat setempat di beberapa pantai yang masih kental dan rutin dilakukan. “Kegiatan adat dan keagamaan ini juga berpengaruh pada kunjungan wisatawan, seperti kegiatan melasti atau lainnya,” terangnya.

Meski demikian Brahmanta mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah melego tanah milik mereka yang ada di kawasan tersebut. Walau pun dia mengetahui, perkembangan tanah di wilayah itu yang tiap tahun harganya terus meroket. “Sudah banyak yang berganti kepemilikan, makanya kami

berharap masyarakat juga tidak mudah menjual tanah. Walau pun iming-iming harga mahal. Kalau bisa diupayakan, lebih baik dengan sistem kontrak saja,” tandasnya.

l Manik

Gianyar Dikepung Hotel dan Vila

MBP/dok

Kabupaten Gianyar kini menjadi sasaran para investor, terutama di sektor pariwisata. Akomodasi seperti hotel, vila dan restoran kini

menyerbu daerah seni tersebut.

Page 40: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201440

A K T I V I T A S E K O N O M I

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

UNDIAN - Bali Zoo sukses mengadakan program undian “Ber-buru Sepeda Motor di Bali Zoo” periode pertama pada hari Ming-

gu (5/10). Program undian berhadiah periode pertama sudah berlangsung selama empat bulan mulai dari 1 Juni 2014 dan

berakhir 31 September 2014. Melalui undian berhadiah “Berburu Sepeda Motor” ini Bali Zoo ingin memberikan kejutan kepada

para guide (emandu Wisata) yang selama ini telah bekerjasama secara kooperatif dengan Bali Zoo.

MBP/ist

RENEGADE - AJS Spyder dibekali mesin 350 cc dengan twin cylinder dengan banderol di bawah Rp 50 juta. Banyak

penggemar motor sport maupun off road kini kepincut dengan duo andalan AJS Raptor, yaitu AJS Daytona dan AJS Spyder.

Kedua-duanya dibekali mesin yang terbilang besar, 350 cc twin cylinder dipadu twin knalpot, rem cakram, berikut shock

up side down.

MBP/ist

MOU - Penandatanganan MoU oleh Kepala Regional VIII Denpasar 80004 PT Pos Indonesia (Persero) Wayan Santra

dengan Dirut PDAM Gianyar I Made Sastra Kencana. Kepala Regional VIII Denpasar 80004 PT Pos Indonesia (Persero)

Wayan Santra mengatakan kemitraan antara PT Pos Indone-sia dengan PDAM sudah dilaksanakan di tiga kabupaten/kota

yaitu Badung, Buleleng dan Denpasar.

MBP/ist

KERJA SAMA - Direktur Wholesale & Retail Banking Madi Lazuardi, Owner Khrisna Group Anak Agung Ngurah Mahendra,

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib. Bank Mega bekerja sama dengan Khrisna Bali International Cargo mengadakan perjan-jian pembiayaan kredit untuk pengembangan bisnisnya senilai Rp 50

miliar. Kerja sama yang diselenggarakan di Nusa Dua ini, sebagai bentuk kepedulian Bank Mega terhadap perkembangan usaha di Bali.

Page 41: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 41

A K T I V I T A SRAPAT - (KI-KA) Ketua Pengda INI Jembrana, I Gusti Putu Dharma Atmaja, Penasehat Dewan Pengawas Daerah (MPD) Kota Denpasar, Ngurah Buana, Anggota DKW Bali, I Wayan Sugita, Ketua Pengwil INI Bali, IGNA Diatmika, Ketua Pengwil IPPAT Bali, I Made Pria Dharsana, Notaris Ni Wayan Mudayu Ratnadi, dan Ketua I Pengwil INI Bali, Gde Semester Winarno) saat rapat bersama Dewan Kehormatan Notaris Bali di Sekretariat Bersama INI-IPPAT Bali, Jumat (3/10).

BAKSOS - Indo Pajero Commu-nity (IPC) Bali menggelar baksos di SD No. 5 Pempatan, Rendang, Karangasem, Minggu (28/9) lalu. Ketua IPC Bali I Ketut Alit Anom didampingi Humas IPC Bali Nyo-man Astina, Jumat (3/10) kemarin

menyampaikan, baksos ini salah satu program kerja IPC Bali yang visi dan misinya memang concern dalam bidang sosial kemasyaraka-

tan. Dalam baksos tersebut, IPC Bali menyumbang 115 pcs pakaian

olahraga berikut sejumlah sepatu kepada siswa di SD tersebut.

MBP/istBOOK FAIR - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka Denpasar Book Fair. Denpasar Book Fair

2014 dengan tema “Spirit Saraswati Cipta Kreasi Anak Indonesia” berlangsung Jumat (3/10) pukul 17.00 di kawasan pedestrian Jalan Kamboja Denpasar. Acara yang berlangsung dari 3-5 Oktober 2014 dimeriahkan launching Tari Puja Saraswati yang dibawakan sang-

gar Cahaya Art pimpinan I Ketut Lanus.

MBP/ist

MBP/ist

MBP/istOPERASI KATARAK - Pengurus dan Panitia HUT ke-16 Gereja Kristus Yesus (GKY) Kuta berfoto bersama seorang

pasien operasi katarak. Kegiatan sosial ini serangkaian per-ayaan ulang tahun ke-16 tempat ibadah yang berada di Jalan

Dewi Sri III Kuta itu. Pada bulan sebelumnya telah dilak-sanakan donor darah, bakti sosial, dan membagikan sembako

kepada pemulung dan tukang sampah.

Page 42: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201442

A K T I V I T A S P E N D I D I K A N

MBP/ist

LPIR - Pengurus Yayasan Bagus Ketut Lodji, Putu Gede Dirgha dan Dewa Sukanada bersama kasek dan guru pembina bergambar dengan siswa SLUB Saraswati yang lolos ke LPIR

nasional. Selama ini siswa SLUB Saraswati sudah tiga kali masuk final LPIR. Tahun lalu sukses meraih medali emas di

bidang teknik. Dua tahun juga meraih emas di IPA.

MBP/ist

HUT - Program Pascasarjana (PPs) Unud merayakan HUT ke-22 tahun, Senin (6/10). HUT kali ini mengangkat tema ‘’Bersinergi

untuk Meningkatkan Mutu Berkelanjutan’’. Berbagai acara untuk memperingati acara HUT digelar. Pada Jumat (22/8) sampai Minggu

(24/8) diadakan The 2nd Asia Future Conference 2014 (AFC 2014) Kerja Sama Program Pascasarjana Unud dan PS Magister Ilmu Lingkungan (PSMIL) dengan Atsumi Internasional Foundation.

MBP/Ken

DIES NATALIS- Puncak perayaan Dies Natalis ke-27 Poli-teknik Negeri Bali (PNB) ditandai pemotongan tumpeng oleh

Direktur PNB Ir. Made Mudhina, M.T. Memperingati hari jadi Politeknik milik pemerintah terbesar di wilayah Indone-sia Timur ini, disemarakkan berbagai kegiatan diantaranya lomba Putra Putri Kampus, Culture Festival, lomba lawar,

dan PNB Fair.

MBP/ist

PPS - Direktur PPS Unwar Prof. Suranaya Pandit menyerahkan mahasiswa baru kepada kaprodi disaksikan Rektor Prof. I Made

Sukarsa dan Wisnumurti. Sebanyak 69 mahasiswa baru Program Pascasarjana (PPS) Unwar, Kamis (2/10) malam mengikuti pe-

ngenalan institusi. Program pengenalan institusi diberikan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali Dr. Drs. A.A. Gede Oka

Wisnumurti, M.Si., Rektor Unwar Prof. Dr. I Made Sukarsa, M.S. dan Direktur PPS Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, M.P.

Page 43: Majalah balipost edisi 60

43

A K T I V I T A S P E N D I D I K A N

MBP/ist

BUKA - Suasana pembukaan Utsawa Bali Sani ke-5 di areal Jem-batan Tukad Bangkung. Utsawa Bali Sani ke-5 dibuka secara resmi,

Jumat (3/10), di Jembatan Tukad Bangkung, Plaga, Kecamatan Petang. Pembukaan dilakukan oleh Bupati Badung yang diwakili

Wakil Bupati Badung I Made Sudiana. Utsawa Bali Sani pelaksan-aannya akan dilakukan di kampus Unhi Denpasar dari 6 - 11 Oktober diisi berbagai kegiatan seperti lomba dharma wacana, kendang tung-

gal, lomba gender dan lomba karya tulis ilmiah.

MBP/ist

NGELAWAR - Kasek Nyoman Mudhita bersama tim juri dan panitia saat mencicipi adonan lawar siswa SMAN 6 Denpasar.

Anak-anak SMAN 6 Denpasar di bawah koordinator OSIS Sixsma, secara rutin menggelar lomba ngelawar dan membuat gebogan nyanggra Hari Suci Saraswati. Sehabis lomba ngelawar, Jumat

(3/10), mereka menggelar pesta magibung.

MBP/ist

SERAHKAN SEPEDA - Kabid PNF Tabanan (paling kanan) menyerahkan hadiah kepada siswa peraih juara I Kompetisi UST Akbar se-Tabanan, yang didampingi orang tua dan KaRayon GO

Tabanan (paling kiri). Pada kompetisi ini tampil sebagai juara untuk tingkat SD dari ranking 1-3 berturut-turut Ni Putu Lidya Pramesty (SD Saraswati Tabanan), I D G Krishna K C (SDN 2

Dajan Peken), Desak Made Adnya Pramesti (SDN 1 Kediri).

MBP/ist

UTSAWA BALI SANI - Lomba bapang barong dan kendang tunggal memeriahkan acara Utsawa Bali Sani V Unhi, Senin

(6/10). Acara yang berlangsung dari pukul 19.00 wita ini diikuti 16 pasang peserta, baik dari tingkat SD, sanggar dan perseorangan. Masing-masing mengikuti lomba bapang bar-

ong dan kendang tunggal.

20 - 26 Oktober 2014

Page 44: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201444

T R A D I S I

PURA Dalem Umbalan yang terletak di Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli bisa disebut sebagai salah satu pura terunik di Bali. Warga yang me-masuki areal jeroan pura ini sangat pan-tang berbicara. Pantangan ini tidak hanya berlaku saat hari-hari biasa, namun juga saat piodalan berlangsung. Bahkan pe-mangku yang pada umumnya melakukan puja dengan membunyikan genta, hanya akan nganteb di dalam hati.

Tokoh masyarakat Desa Yangapi yang juga mantan perbekel desa setempat, Nyoman Sutami menuturkan, adanya pantangan untuk berbicara di dalam Pura Dalem Umbalan, khususnya di areal je-roan pura, memang sudah menjadi tradisi masyarakat di Banjar Umbalan sejak da-hulu kala. Tradisi ini diperkirakan sudah diwariskan sejak pura tersebut mulai

dibangun.Menurut Sutami, adanya pantangan

warga berbicara di dalam areal jeroan pura didasari karena adanya kepercayaan yang menyebutkan bahwa Ida Batara yang berstana di Pura Dalem Umbalan tidak senang dengan adanya suara yang berisik. Sehingga siapapun yang masuk ke dalam areal jeroan pura dilarang berbisik, apalagi berbicara. “Khusus di jeroan pura, warga sangat pantang bersuara. Semua komunikasi hanya dilakukan dengan menggunakan kode atau bahasa isyarat,” terangnya. Warga hanya boleh berbicara jika telah berada luar jeroan, seperti di jaba tengah maupun jaba sisi pura.

Pantangan berbicara di dalam Pura Dalem Umbalan, diakuinya tidak hanya berlaku saat hari-hari biasa, namun juga saat upacara piodalan berlangsung. Jika biasanya upacara

piodalan di pura-pura lainnya selalu diiringi dengan gamelan, kidung maupun suara genta, namun di Pura Dalem Umbalan ini upacara piodalan dilangsungkan dengan suasana yang sangat hening. Tidak ada suara gamelan, tak terdengar kidung suci, termasuk suara genta. Pemangku yang memimpin jalannya piodalan hanya akan nganteb bebantenan dengan puja yang dilontarkan dalam hati. Begitu juga saat menginstruk-sikan warganya untuk melakukan panca kramaning sembah, pamangku hanya akan memberikan arahan dengan menggunakan kode atau bahasa isyarat yang sebelumnya sudah dipahami warganya.

Sutami yang pernah mengangkat Pura Dalem Umbalan sebagai bahan skripsinya mengatakan, upacara piodalan di pura ini biasanya digelar pada tengah malam, sekitar pukul 24.00 wita.

Tradisi Unik di Pura Dalem Umbalan

Dilarang Bicara, Sembahyang Pakai Bahasa Isyarat

Page 45: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 45

SELAIN pantang berbicara, di Pura Dalem Umbalan, Desa Yangapi ini juga ber-laku kepercayaan yang unik. Misalnya, jika ada warga yang tanpa sengaja meninggalkan suatu barangnya di jeroan pura tersebut, maka barang itu tidak boleh diambil saat hari itu juga. Barang yang tertinggal hanya boleh diambil saat piodalan kembali digelar enam bulan kemudian.

Sutami menuturkan, adanya pantangan itu sempat dibuktikan oleh beberapa warganya. Saat upacara piodalan selesai dilangsungkan, sempat ada salah satu warga yang saab-nya (tudung saji) secara tidak sengaja tertinggal di dalam pura. Ketika si pemilik berusaha mengambilnya kem-bali ke dalam areal pura, si pemilik saab dibuat sangat terkejut. Saab yang ter-buat dari anyaman ental itu dilihatnya berubah menjadi seekor ular yang menggulung. Sontak hal itu membuat si pemilik saab menjadi sangat ket-akutan dan tidak berani mengambilnya.

Tak hanya itu, pernah juga ada warga yang hen-dak mengambil benda yang

tertinggal di jeroan pura keesokan harinya. Akan tetapi saat hendak diambil benda yang dimaksud justru tidak kelihatan. “Padahal dia ingat betul di mana posisi benda miliknya tertinggal,” ujar tokoh masyarakat Desa Yangapi Nyoman Sutami. Pada saat upacara piodalan kembali berlangsung enam bulan kemudian, barulah benda yang sempat diting-galkan itu bisa kembali ditemukan.

Sutami mengatakan, dengan adanya be-berapa kejadian itu, warga Umbalan sangat mempercayai bahwa apapun benda yang tertinggal di dalam jeroan pura hanya boleh diambil ketika upacara piodalan digelar kem-

bali enam bulan kemudian. Meski bagi sebagian orang hal tersebut di luar

logika, namun kepercayaan yang sudah mentradisi tersebut sangat dipatuhi dan ditaati oleh warga setempat hingga saat ini.

l Ida Ayu Swasrina“Piodalan akan mulai dilaksanakan setelah terdengar suara duen Ida Bha-tara Dalem berupa gadagan,” ujarnya. Selama ini, warga setempat sangat mempercayai jika ada yang berani melanggar pantangan itu, maka petaka akan segera menimpa mereka. Sebab hal ini sudah dibuktikan dengan beberapa kejadian yang sempat menimpa warga Umbalan. Sebagaimana yang dituturkan Sutami, sekitar setahun yang lalu sem-pat ada warga yang meninggal ketika sedang melaksanakan gotong royong di jeroan pura. Ketika itu warga tersebut melanggar pantangan yang berlaku di pura. Meski sudah mengetahui pantan-gan tersebut, namun ia tetap berbicara. “Setelah warga itu berbicara, tak lama kemudian dia langsung meninggal di dalam pura. Padahal ketika itu yang dia bicarakan bukan soal yang jelek-jelek. Dia hanya bicara kangin-kauh,” tuturnya. Kejadian yang menimpa warganya seperti itu, kata Sutami tidak hanya terjadi saat itu saja. Setidaknya kejadian itu sudah terjadi sekitar dua kali. Adanya hal tersebut, diakui Sutami semakin membuat warga setempat patuh terhadap pantangan yang berlaku di Pura Dalem setempat.

l Ida Ayu Swasrina

Barang Tertinggal Mesti Diambil Enam Bulan Kemudian

MBP/ina

Pura Dalem Umbalan, Desa Yangapi, Tembuku, Bangli

Page 46: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 201446

T R A D I S I p R O p E R T I

Desain rumah minimalis di-akui sampai saat ini masih popular dan menjadi pili-han di tengah keterbatasan

lahan yang tersedia. Namun sejalan dengan perkembangan desain interior, selera dan keinginan konsumen pun mulai mengalami pergeseran. Mereka tak lagi mau hanya terpaku dan kaku pada desain minimalis, namun telah bergeser ke model hunian tropis. Tak hanya itu, dalam model hunian tropis ini pun masih dipadukan dengan style atau sentuhan arsitektur Bali.

Hunian tropis Bali ini banyak meng-adopsi gaya hidup orang bule yang tinggal di daerah tropis, mengesankan tempat tinggal yang nyaman yang kini banyak diminati masyarakat Indonesia. Kecenderungan ini haruslah ditangkap

para pengembang perumahan maupun para penggiat arsitektur atau desain inte-rior dan eksterior. Menurut salah seorang arsitek, I.B. Gede Sasra Bhanutama, S.T., stil hunian tropis Bali tidak bisa dilepas-kan dari pemilihan furnitur yang memiliki unsur-unsur kayu, baik yang sintetis mau-pun yang alami. Pilihan warnanya pun yang natural seperti cokelat (warna kayu), krem dan putih. “Tak perlu terlalu banyak dekoratif untuk furniturnya,” jelasnya.

Hunian stil ini, diakui juga sedikit menggunakan sekat pembatas ruangan. Kalau pun menginginkan sekat, digu-nakan partisi yang tembus pandang berupa kayu-kayu yang dijejerkan dengan spasi atau jarak tertentu hingga seperti tembok. Dengan adanya sekat ini, ruangan jadi terkesan terbuka, tapi masih ada batasannya. Untuk menam-

Beralih ke Tropis Corak Bali

MBP/ist

banh kesan mewah sekaligus klasik, bisa dimasukkan ornamen ukiran Bali. Ukiran yang dulunya ditempatkan di luar ruangan, kini bisa ditempatkan di dalam ruangan berupa artwork atau ukiran di dinding. Biasanya ini ditem-patkan di area living (di belakang TV) untuk membuat volak poin.

Area dapur yang dulunya tertutup, kini didesain terbuka. Jika mengingink-an dapur yang tidak terekpos terlalu terang, dapat ditutup dengan mini bar atau meja terbuka. Jendela yang ber-fungsi mengatur sirkulasi udara diali-hfungsikan dengan penggunaan pintu sliding atau pintu lipat atau pintu slim-bar agar sirkulasi udara terbuka lebar-lebar. Material furniture atau interior kebanyakan unsure kayunya yang ter-buat dari bahan ringan. Misalnya meja makan, dibuat dari perpaduan kaca yang mengesankan dan kayu natural. Warnya juga dipilihwarna cerah. Sementara untuk pencahayaannya, menggunakan lampu downlight dan di beberapa tempat dipasang lampu selang untuk member kesan intimdan hangat.

l Cittamaya

Page 47: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 47

SEIRING semakin terbatasnya lahan khususnya di kota-kota besar, membuat pengembang perumahan lebih fokus menggarap rumah minimalis. Desain rumah model ini memang lagi tren 2014, dan tetap eksis tahun 2015. Model rumah tersebut lebih menekankan pendekatan estetika dan fungsional, ditandai adanya ruang dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi dan baik.

Prinsip tipe rumah ini, mengutamakan kesederhanaan dan ketepatan fungsinya. Oleh karena itu, ke depan rumah mini-malis masih jadi primadona, baik bagi pengembang maupun konsumen. Tak itu saja, tahun depan diprediksi permintaan rumah dengan desain minimalis tetap tinggi. “Tahun depan masih tren (rumah minimalis). Minimalis itu merupakan pemanfaatan ruang sehingga bisa dimak-simalkan. Yang jelas, rumah minimalis itu efisien dan pemanfaatan lahan bisa lebih efektif,” kata Ketua DPD REI Bali I Gusti Agung Aryawan.

Mengingat harga lahan khususnya di

wilayah Denpasar dan Badung semakin sulit dijangkau masyarakat berpenghasi-lan rendah (MBR), lanjutnya, rumah minimalis jadi pilihan. Oleh karenanya, kebutuhan rumah tipe ini semakin melejit. “Memang rumah ini diperuntukan bagi keluarga kecil. Meskipun lahan sempit, kan bisa dikembangkan ke atas. Banyak rumah minimalis lantai 2,” ujar Komisaris Bali Cipta Graha ini.

Meski konsepnya minimalis, unsur alam tetap diserap ke dalam desainnya. Hal ini agar lebih kelihatan natural dan alami. Faktor lain pendukung tren desain minimalis tetap eksis, karena hunian dengan desain ini tidak membutuhkan lahan yang luas. “Dari segi harga, lebih terjangkau. Cocok untuk keluarga kecil menengah ke bawah. Kalau tipenya bervariasi, dari 45 hingga 36. Dengan penambahan ornamen, rumah minimalis akan terkesan indah dan mewah,” kata Aryawan.

Hal senada disampaikan akademisi Ir. Made Mudhina, M.T. Tahun depan,

menurut Direktur Politeknik Negeri Bali itu, rumah minimalis tetap jadi tren. Selain harganya terjangkau, juga sangat tepat pengembangan atau penyerapan tenaga kerjanya. Semakin banyak diban-gun rumah minimalis, semakin besar peluang menyerap pekerja. “Ini kan juga pemerataan lapangan kerja dan distribusi pembangunan juga merata. SDM tidak lari kemana-mana dan bisa membangun daerahnya masing-masing,” tegasnya.

Apalagi, imbuhnya, sektor pariwisata berkembang merata ke daerah-daerah. Selain membangkitkan perekonomian daerah, kebutuhan rumah minimalis pasti mengikuti. “Ketika menimba ilmu boleh terpusat di Denpasar dan Badung. Setelah lulus, bisa bekerja di daerahnya masing-masing. Jadi, tenaga kerja tidak terus menumpuk di satu daerah atau wilayah saja,” ujar Mudhina.

l Kerta Negara

MBP/ist

Rumah Minimalis Tetap Primadona

Page 48: Majalah balipost edisi 60

H I B U R A N

20 - 26 Oktober 201448

Festival Keluarga Tokoh 2014 Sejuk Bersama Coolant yang dilangsung-kan Minggu (28/9) di Lapangan Bajra Sandi, Renon Denpasar,

menyedot perhatian khalayak umum. 15 ribu orang memenuhi lapangan. Suasana makin heboh ketika 3G Angels goyang “nyongcong”.

Tiga lagu berjudul ”Mik Pok Neh”, “Pokoe Joged”, dan “Kereta Malam” disu-guhkan Gek Diah (32), Gek Yuri (32), dan Gek Ria (22). Mereka mampu menarik para peserta Festival Keluarga 2014 mendekati bibir panggung. Penonton bergoyang dan siang yang panas kian memanas.

Nama 3G Angels merupakan transfor-masi dari nama sebelumnya, yakni 3G. “Tahun lalu 3G sempat diundang Pelangi Enterprise ke Jakarta. Bahkan, kami sempat manggung di Jakarta dan Bandung. Ternyata nama 3G sudah ada yang pakai. Karena itu, pihak manajemen kami menambahkan nama ‘Angels’ di belakangnya,” ujar Tjok Istri Diah Darmayanti, yang kerap disapa Gek Diah ini.

Saat itu, 3G Angels diminta menyiapkan single Indonesia dengan sentuhan aransemen Bali. Sebenarnya mereka su-dah mencoba membawakan lagunya Cozy Republic, namun karena kesibukan masing-masing personel dan mungkin belum ada hoki, projek itu tertunda lama.

Grup 3G, yang sejak 14 Februari 2013 ber-transformasi menjadi 3G Angels, terbentuk 14 Februari 2006, dan mengambil jalur rock dan-gdut. Tak h a n y a bermodal-kan cantik, seksi, dengan goyang mautnya, masing-masing pers-onel memang memi-liki basic bahkan jam terbang tinggi dalam

urusan tarik suara. Gek Diah yang mengaku basic-nya bukan penyanyi dangdut, sudah memiliki grup band sejak SMP. Tahun 2014 ia dan agensinya sempat “ngamen” di Kauh-shiung, Taiwan. “Sepulangnya ke Bali tahun 2005, saya dirangkul Punkwala Band diajak ‘ngamen keliling’, terjun ke musik Bali. Di sinilah saya ketemu Gek Yuri,” kisahnya.

Gek Yuri yang memiliki nama lengkap I Dewa Ayu Sri Damayanti ini basic-nya memang penyanyi dangdut. Ia pernah mengikuti berbagai lomba di tahun 2001. Pertama kali ikut lomba karaoke lagu pop Bali di RRI, ia masuk lima besar. Dari sana ia terus memburu berbagai ajang lomba tarik suara dan terjun menyanyi ke banjar-banjar bersama teman-temannya tanpa meminta imbalan. “Tiba-tiba saja kami dibayar Rp 20 ribu. Senang sekali rasanya karena biasanya kami tidak pernah dibayar, hanya menjalani hobi,” ujarnya.

Tahun 2003 penyanyi dangdut fenomenal Inul Daratista naik daun. Lagu beraliran dan-gdut mulai digemari masyarakat. Gek Yuri pun menjajal kemampuan olah vokalnya dengan mengikuti lomba nyanyi dangdut di salah satu stasiun radio. Juara I dan Juara

favorit berha- sil diraihnya. P r e s t a - s i n y a berlanjut d e n -gan ke- ber-has i - lan-

nya menggondol Juara I dalam lomba ratu joget dan ratu dangdut di RRI Denpasar. Jadilah namanya makin berkibar dan dilirik para musisi untuk tampil di beberapa pam-eran. “Dari sering manggung ini saya sering digandeng diajak menyanyi ke mana-mana,” kisah putri dari I Dewa Ketut Oka dan Mekel Tunjung Asih.

Menyanyi dari panggung satu ke pang-gung lain inilah yang akhirnya memper-temukan Gek Diah dan Gek Yuri, dan bahkan mereka sempat duet beberapa kali. Saat itu, sedang “demam Trio Macan”, pedangdut nasional yang digawangi tiga cewek cantik dan seksi dengan goyangnya yang heboh. Gek Diah dan Gek Yuri terinspirasi oleh grup ini dan kemudian terbersit keinginan untuk membuat trio dengan lagu dangdut berbahasa Bali. “Kebetulan adik Gek Yuri yakni Gek Ria juga penyanyi, yang akh-irnya kami ajak bergabung dalam formasi 3G,” ujar Gek Diah yang mengaku formasi 3G sempat berganti-ganti sebelum formasi seperti sekarang ini.

I Dewa Ayu Tri Astuti Ningrum yang akrab disapa Gek Ria bergabung di 3G tahun 2007.

Ia mengaku banyak belajar menyanyi dan bergoyang dangdut dari sang kakak. Awalnya ia pesi-mis banting stir dari jalur pop ke jalur dangdut. Bahkan, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Warmadewa ini sampai menangis karena diledeki teman-temannya,

menyanyi dangdut. Na-mun, berkat dukun-gan kakak, orangtua

dan kerabatnya, Gek Ria bisa

t a m p i l seperti s e k a -rang ini

m e m -p e r k u a t

formasi 3G Angels.

3G Angels

Goyang ”Nyongcong”

Page 49: Majalah balipost edisi 60

20 - 26 Oktober 2014 49

A K T I V I T A S P E N D I D I K A N

MBP/ist

SERAHKAN BENDERA - Dirjen Bimas Hindu Ida Bagus Gde Yudha Triguna (kiri) menyerahkan bendera kepada Ketua

Tim Studi Banding ke India sebagai tanda pelepasan secara resmi di Kampus STAH Negeri Gde Pudja Mataram, Senin (6/10) malam. Studi banding melalui Program Art Mission

and Interfaith Dialogue to India itu akan berlangsung 12-17 Oktober 2014 mendatang.

MBP/ist

SEMINAR - Undhira menggelar seminar internasional e-money, belum lama ini di kampus Undhira. Mendukung perkembangan e-

money sekaligus sebagai sosialisasi kepada para civitas akademika, Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali bekerja sama dengan

iCamp@Undhira dan NuKash menyelenggarakan seminar inter-nasional dengan tema e-money, Sabtu (27/9) lalu di aula Kampus

Hijau Undhira.

MBP/ist

WISUDA - Akademi Kebidanan Bali Wisnu Dharma Denpasar meng-gelar wisuda ke-5, Jumat (3/10). Wisuda dihadiri oleh Wakil Ketua

APTISI Bali, Kopertis Wilayah VIII, RSUD Wangaya, PD IBI Provinsi Bali, BKD Kabupaten Badung, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Stikes

Bali, Direktur Akademi Kebidanan Kartini Bali, dan lain-lain. Sebanyak 75 orang lulusan diwisuda pada acara wisuda V itu. IPK tertinggi diraih

IGA Candra Apriyanti dengan IPK 3,68, Ni Putu Putri Pertami IPK 3,57, dan Ni Made Witia Adhi Putri dengan IPK 3,49.

WISUDA - Suasana wisuda ke-26 Politeknik Negeri Bali (PNB), Senin (6/10) di Bali International Convention Centre The Westin Resort Nusa Dua, Bali. Kegiatan yang diseleng-

garakan cukup meriah itu, BNP mewisuda 707 wisudawan terdiri atas Jurusan Teknik Sipil, Manajemen Proyek Kon-

struksi, Teknik Mesin, Refrigerasi, Teknik Listrik, Teknik PLN, Manajemen Informatika (MI), MI Kelas Pemprov, Akuntansi, Akuntansi Manajerial, Administrasi Niaga, Usaha Perjalanan

Wisata, Perhotelan, dan Manajemen Bisnis Pariwisata.

Page 50: Majalah balipost edisi 60

Ilmu kedokteran boleh canggih dan he-bat, tetapi masih ada ibu-ibu yang nunas yeh nyonyo atau air susu ibu (ASI) di pancoran Ten Kelod, Desa Pakraman

Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Pancoran yang terletak di ujung desa itu dipercaya memiliki kekuatan bagi ibu-ibu yang setelah melahir-kan belum juga bisa menghasilkan ASI.

Dengan membawa sesajen yang dituntun oleh Jero Mangku, para wanita itu nunas yeh nyonyo di pancoran tersebut. Tentu saja ada batas waktunya. Biasanya ibu-ibu yang belum juga menghasilkan ASI sampai dua belas hari, mereka langsung mohon di pancoran tersebut. “Ada juga ibu-ibu yang lima hari hingga tujuh hari belum keluar ASI memohon di pancoran ini,” kata Jero Mangku Mundra Istri yang biasa menuntun para ibu-ibu itu.

Jero Mangku Istri mengatakan, banten yang disajikan sangat beda. Yakni berupa pejati tipat kelanan, jaja laklak dan kelapa parut. Sesajen itu kemudian dipersembahkan kepada sesuwunan di palinggih tersebut. Laklak itu kemudian dipotong-potong men-jadi bagian yang lebih kecil lalu diperciki air pancoran tersebut. Kelapa parut itu juga diisi air lalu diremas-remas hingga keluar airnya.

Jajan laklak dan santan itu dicampur lalu

diaduk-duk hingga rata. Dimasukan ke da-lam wadah kemudian dimohonkan kekuatan pada sesuwunan di sana. Setelah itu, jajan laklak itu kemudian dimakan oleh ibu yang memohon ASI itu. Sebelum menuju pan-coran, ibu-ibu menghaturkan sesajen juga di Pura Ratu Bajang yang terletak di awal jalan menuju pancoran tersebut. “Setelah itu yeh nyonyo sang ibu itu biasanya keluar sehingga bisa menyusui bayinya,” tutur Jero Mangku Istri. Menurut Jero Mangku Mundra Istri, ibu-ibu yang mohon ASI tak hanya orang yang ekonominya rendah, ada juga ibu-ibu yang kaya dan tidak sedikit yang merupakan istri para pejabat. Uniknya, di antara ibu-ibu itu ada yang sudah melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke dokter namun tidak juga bisa keluar. “Setelah mereka mohon di pancaron ini ibu itu bisa mengeluarkan ASI dengan lancar,” tegasnya.

Jero Mangku Mundra mengatakan, pan-coran Ten Kelod memang memiliki keuni-kan untuk bisa menyembuhkan ibu-ibu yang tak kunjung keluar air susunya. Karena itu, pancoran itu diberi nama Pancoran Air Susu. “Pancoran ini dulunya merupakan beji Pura Puseh Desa Pakraman Ole. Sekarang pun masih berlaku, sehingga kawasan pancoran itu sangat tenget, keramat,” ucapnya.

Khusus bagi wanita yang melahirkan sebelum 12 hari, tidak boleh ke sana karena

dianggap cuntaka. Begitu juga membuang air ataupun hasil cucian bayi di telabah (sungai) Mole yang melintas di atas pan-coran tersebut. “Biasanya, wanita yang baru melahirkan dibuatkan pancoran khusus yang lokasinya ada di seberang Telabah Mole. Mandi ataupun mencuci pakaiannya dilakukan di pancoran tersebut,” papar Jero Mangku. Masyarakat di sana juga percaya kalau lokasi pancoran itu sangat tenget. Jika mandi, mereka tidak boleh melakukan pada ngedas lemah (sebelum matahari terbit) tengai tepet (matahari tepat di atas kita) dan sandikala, sore menjelang malam. Waktu itu dipercaya “penghuni” pancoran sedang melakukan aktivitasnya.

Salah satu warga Ketut Klenting menam-bahkan, jika tidak mengindahkan hal itu, masyarakat sering menyaksikan kejadian aneh yang tak masuk akal. Misalnya, melihat jalan bagus yang membentang hingga jauh padahal itu adalah batas sungai, ada anak-anak yang bermain riang, terlihat orang besar dan terkadang hanya terdengar suara-suara orang-orang saja.

l Budarsana

www.bali-travelnews.com

20 - 26 Oktober 201450

Memohon Kelancaran ASI di Pancoran Ten Kelod Ole

MBP/bud

Pancoran Ten Kelod yang kini bernama pancoran air susu tempat para ibu-ibu “nunas yeh nyonyo”.

B U D A Y A

Page 51: Majalah balipost edisi 60
Page 52: Majalah balipost edisi 60

PerbupTak Berdaya ’’Pararem’’ Solusinya

60 | 20 - 26 Oktober 2014

RP 20.000