maintenance and repair "genset and transformers"

91
LAPORAN PENGAMATAN GTT DAN GENSET 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang- barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Sebagai penyalur energy listrik dari jaringan distribusi primer 20 kV, maka dibutuhkan GTT sebagai penyalur energy listrik kepada konsumen. Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi tenaga listrik yang terpasang di Jaringan Distribusi berfungsi sebagai trafo daya penurun tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan rendah tersebut disalurkan ke konsumen. Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut cukup mahal bila dibandingkan dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang dilakukan secara intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen GTT dan ditangani oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif. Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan GTT ini sangat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam memahami kodisi GTT di lapangan. 1.2 Ruang Lingkup Dalam pelaksanaan praktek pengamatan GTT ini tidak mencakup pada seluruh GTT yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan GTT yang kami lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.

Upload: alfia-estitika

Post on 14-Jul-2015

2.301 views

Category:

Engineering


12 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang-barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Sebagai penyalur energy listrik dari jaringan distribusi primer 20 kV, maka dibutuhkan GTT sebagai penyalur energy listrik kepada konsumen.Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi tenaga listrik yang terpasang di Jaringan Distribusi berfungsi sebagai trafo daya penurun tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan rendah tersebut disalurkan ke konsumen. Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut cukup mahal bila dibandingkan dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang dilakukan secara intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen GTT dan ditangani oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif.Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan GTT ini sangat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam memahami kodisi GTT di lapangan.

1.2 Ruang LingkupDalam pelaksanaan praktek pengamatan GTT ini tidak mencakup pada seluruh GTT yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan GTT yang kami lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.1.3 TujuanTujuan dalam praktek instalasi penerangan in plaster ini, diantaranya adalah : Mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas serta disiplin bagi mahasiswa Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang, yang berguna saat memasuki lapangan kerja nantinya. Lebih mengenal peralatan-peralatan untuk inspeksi GTT dan agar dapat menggunakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya. Membantu memahami prinsip-prinsip kerja peralatan serta komponen GTT, karena ada kalanya teori berbeda dengan prakteknya. Membantu mahasiswa agar dapat merangkai dan memasang instalasi listrik sesuai petunjuk dan gambar yang sudah tersedia. Mampu melakukan pengujiaan/Comissiong pada GTT sesuai standar.

1.4 Batasan MasalahPerlu suatu landasan wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas pada laporan pengamatan ini, maka masalah yang akan dibahas pada tulisan ini dibatasi. Penulis akan lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi di lapangan dengan dukungan penguasaan teori.Oleh karena itu, penulis hanya memberi pembahasan yang meliputi :1. Pembahasan mengenai komponen pada GTT2. Pembahasan mengenai fungsi kerja beberapa alat dan komponen GTT3. Pembahasan mengenai prosedur inspeksi GTT

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Gardu Tiang Trafo(GTT)

Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya, GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi Jatim. Trafo daya step down berfungsi untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit GTT disalurkan empat jurusan. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke Gardu Tiang Trafo(GTT)2.2 Komponen-Komponen Utama GTT Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit TrafoBesar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.

single line GTT

Cut Out

Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut: Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena: SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT. Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit trafonya. Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik PLN. Lightning Arrester

Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan lebih surja petir, system pemasangan LA, sbb: LA dipasang antara SUTM dan COApabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan selanjutnya disalurkan ketanah. LA dipasang setelah COApabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA. PHB-TR

Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai berikut: Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan. Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis. Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal; Satu sakelar masuk sirkit masuk Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar (MCB atau MCCB). Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh. Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC. Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut: Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai. Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur minimal Volt meter dan Ampere meter. Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk. Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kanel harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian. Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain. Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah (20kV) menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.

NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang pada sisi tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.

Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan oleh tegangan lebih karena sambaran petir dan switching. Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban tidak seimbang. Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang mengalir pada LV Panel. Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak bertegangan. Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan tiang.2.3 Single Line GTT

2.4 SOP Pengoperasian GTTI. UMUMStandard Operation Prosedure (SOP) adalah suatu petunjuk pengoperasian/ pemeliharaan GTT 20 kV dengan baik dan benar.

II. TUJUANTujuan dibuat SOP adalah untuk dapat mengoptimalkan pekerjaan pemeliharaan sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan.

III. PERALATAN1. Peralatan Kerja Toolkit

AVO meter

Squencial

Puller

Tangga Peralatan K3 (helm, safety belt, sarung tangan, kacamata pengaman) Peralatan pembersih (kain lap, vaseline)

IV. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN1. Pemadaman / Pembebasan Tegangan1. Pelaksana telah siap dengan peralatan dan material pendukung2. Melakukan pengetesan / pengukuran Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral) Rotasi Meter Arus tiap phasa3. Lapor ke operator gangguan terkait dengan rencana pemadaman listrik.4. Jika sudah ada izin operator, maka dilakukan pelepasan beban pada sisi TR dengan cara : Melepas saklar utama bila LV panel dilengkapi dengan saklar utama. Melepas fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi dengan saklar utama.5. Melepas fuse masing-masing jurusan pada masing-masing phasa.6. Melepas fuse cut out (FCO) 20 kV.7. Tes LV panel dengan voltmeter atau alat tester lainnya, apakah tegangan trafo sudah benar-benar tidak ada.8. Periksa / tes ulang pada JTR, apakah tidak ada tegangan dari luar. 9. Beri pengaman tegangan (grounding) pada sisi JTR.

2. Pelaksanaan Pemeliharaan1. Periksa fisik trafo, apakah ada perubahan bentuk fisik trafo dan bila ada, sejauh mana dapat diperbaiki segera.2. Periksa paking dan baut penyikat.3. Periksa minyak trafo, ambil contoh minyak trafo untuk tes.4. Periksa kondisi bushing MV isolator .5. Periksa kondisi bushing LV isolator.6. Periksa semua terminal penghubung.7. Periksa terminal netral / ground netral.8. Periksa kran / saluran minyak trafo.9. Bersihkan dan cuci bushing trafo dari kerak.10. Bersihkan tabung trafo dari bekas minyak trafo yang merembes.11. Bersikan semua terminal penghubung.12. Tambah minyak trafo bila ada kekurangan.13. Kencangkan semua baut pengikat.14. Tes kondisi masing-masing phasa dengan netral menggunakan AVO meter.15. Tes kondisi masing-masing kabel incoming yang menuju LV panel.16. Periksa masing-masing terminal lug.17. Periksa dan bersihkan masing-masing terminal pada fuse base.18. Periksa dan bersihkan terminal pada main contactor.19. Kencangkan semua baut pengikat pada main contactor.20. Periksa dan bersihkan pisau / busur api pada main contactor.21. Tes pentanahan / grounding system.22. Bersihkan dan cuci LV panel dari debu dan kotoran lain yang melekat.

3. Pemasukan Tegangan Kembali1. Periksa ulang kondisi peralatan dan pastikan bahwa semua komponen telah sesuai dengan fungsinya.2. Lapor ke operator gangguan bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan siap untuk dioperasikan kembali.3. Jika telah mendapat izin operator, lepas grounding yang terpasang pada line SUTR.4. Masukkan FCO 20 kV, pastikan trafo sudah bertegangan.5. Masukkan tegangan pada sisi TR dengan cara : Masukkan saklar utama bila LV panel dilengkapi saklar utama. Masukkan fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi saklar utama.6. Masukkan fuse jurusan secara berurutan pada masing-masing phasa.7. Melakukan pengetesan / pengukuran Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral) Rotasi Meter Arus tiap phasa8. Jika semua pengukuran sudah baik dan normal, berarti pekerjaan selesai.

2.5 Pengoperasian GTT Melepas beban / tegangan :1. Melepas fuse jurusan bertahap 2. Melepas fuse utama bertahap 3. Melepas saklar utama 4. Melepas CO bertahap Memasukkan tegangan / beban :1. Masuk CO bertahap 2. Masukkan saklar utama 3. Masukkan fuse utama bertahap 4. Masukkan fuse jurusan bertahap\

2.6 Alat Pelindung Diri ( APD )Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian atau berhubungan dengan tempat kerja. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri. Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain: Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative tidak dapat dilakukan dengan baik. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.

APD sebagaimana dimaksud meliputi: a. Pelindung kepala; b. Pelindung mata dan muka; c. Pelindung telinga; d. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya; e. Pelindung tangan; dan/atau f. Pelindung kaki.

Selain APD sebagaimana yg, termasuk APD: a. Pakaian pelindung; b. Alat pelindung jatuh perorangan; c. Pelampung.

APD wajib digunakan di tempat kerja di mana: a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan; b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah; c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan persiapan; d. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan; e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi, atau mineral lainnya, baik di permukaan, di dalam bumi maupun di dasar perairan; f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara; g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, bandar udara dan gudang; h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air; i. Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan; j. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah; k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting; l. Dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki, sumur atau lubang; m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran; n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah; o. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan telekomunikasi radio, radar, televisi, atau telepon; p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang menggunakan alat teknis; q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air; dan r. Diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

Manajemen APD meliputi: a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD; b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh; c. Pelatihan; d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan; e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan; f. Pembinaan; g. Inspeksi; dan h. Evaluasi dan pelaporan

Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah:

Safety HelmetBerfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. Pemakaian safety helmet secara tepat dan benar dapat mengurangi konsekuensi yang mungkin timbul pada saat terjadinya hal-hal yang disebutkan di atas. Cara pemakaian safety helmet yang benar akan memberikan proteksi maksimal bagi kepala. Karena potensi hazard yang berasal dari atas kepala manusia banyak terdapat di lingkungan kerja seperti itu. Dalam menggunakan safety helmet, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya, Sebelum digunakan, yakinkan bahwa helmet tersebut dapat digunakan, pas dan nyaman di kepala anda (tidak longgar dan tidak terlalu sempit), tidak rusak dan cacat. Pasang dikepala dengan benar (tidak miring, terlalu mendongak, menunduk sehingga menutupi pandangan, atau terbalik. Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi berangin, chain strip harus digunakan untuk menghindari safety helmet yang dikenakan terbang karena tiupan angin kencang. Dalam penggunaannya, safety helmet sering terjadi insiden seperti benturan atau tertimpa benda yang jatuh. Setelah terjadi insiden, biasanya safety helmet mengalami kerusakan. Sekecil apapun kerusakan yang terjadi, safety helmet harus didiganti dengan yang baru. Jangan menggunakan safety helmet yang sudah mengalami cacat atau kerusakan. Contoh kerusakan pada helmet yang perlu segera diganti.Selain penggunaan helmet yang cacat yang tidak diperbolehkan, penggunaan helmet yang baikpun ada batasannya. Rata-rata umur pakai sebuah safety helmet adalah 5 tahun, namun ini sangat tergantung kepada bahan pembuatnya. Setiap manufacturer akan mencantumkan batas maksimum pemakaian safety helmet produksinya pada setiap helmet. Periksalah dengan teliti. Perlu juga menjadi perhatian kita adalah bersihkan safety helmet setelah digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya material akibat kotoran yang menempel. Karena bisa saja kotoran tersebut adalah bahan kimia, minyak atau solvent yang bisa memicu rusaknya bahan pembuat safety helmet tersebut.

Tali Pengaman (Safety Harness)Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter dan harus dapat menahan beban sebesar 80 kg.

Sepatu pelindung (safety shoes)Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja.

2.7 Perhitungan Arus GTT Arus Primer

keterangan : I = arus primer (Ampere) teganan (p-p) = tegangan antar phasa (KVa)contoh :

Arus Sekunder

keterangan : I = arus primer (Ampere) teganan (p-n) = tegangan phasa dengan netral (Va)contoh :

ARUS PERCABANGANmenggunakan hukum kircoff I

BAB IIIPENGAMATAN KONDISI GTT

3.1 Peralatan Yang Digunakan EARTH TESTER

Fitur:* Anti percikan air dan debu (di desain sesuai standar IEC 529 IP54).* Sebagai tambahan fasilitas untuk pengukuran yang presisi, test lead untuk penyederhanaan sistem pengukuran dua kabel juga disertakan sebagai asesoris standar (unit dapat digantung dari leher untuk pengukuran yang simple).* Didesain memenuhi standar keamanan IEC 61010-1.* Dapat mengukur tegangan tanah.* Peringatan otomatis ketika resistansi paku pancang berada diluar toleransi/berlebihan.* Kecil dan ringan. Material casing baru anti goncangan.* Pengukuran arus 2mA memungkinkan penge-tesan resistansi tanah tanpa harus men-tripping arus bocor tanah pada rangkaian yang sedang diukur.

Cara Pengukuran Pada switch pilih mode , tekan push button. Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter check kembali instalasi kabel. Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer 0 volt. Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter. Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.

INSULATION TESTERTest insulasi dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan. Insulasi yang memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit atau ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran.

Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/ phase dngan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.

Cara penggunaan dan pengukuran mengunakan insulation tester :Cara penggunaan meliputi alat ukur dan kesiapan objek yang diukur. Kesiapan objek yang iukur adalah merupakan kegiatan yang tujuannya membebaskan objek transformator dari tegangan sesuai Standar IEEE. Kesiapan objek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut :1. Test battery2. Pastikan battery dalam range good3. Pastikan peralatan yang diukur tidak dalam keadaan bertegangan dan berbeban4. Setting insulation tester pada settingan maksimal 2 x V nominal5. Pemasangan pentanahan local (Local Grounding) disisi terminal busbar dengan tujuan membuang Induksi Muatan ( Residuak Current) yang masih tersisa pada belitan.6. Pembersihan permukaan belitan, tempat belitan dengan memakai material cleaner dan lap kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator dengan tujuan agar pengukuran memperoleh nilai (hasil) yang akurat.7. Melakukan pengukuran tahanan isolasi antara : Terminal R terhadap cashing ( body ) / tanah. Terminal S terhadap cashing ( body ) / tanah. Terminal T terhadap cashing ( body ) / tanah.8. Mencatat hasil pengukuran tahanan isolasi .9. Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya

EXCEL INSPEKSI GTT

3.3 Dokumentasi Kegiatan

BAB IVKESIMPULAN

4.1 Kesimpulan Pada saat inspeksi GTT, pada saat pelaksanaannya harus sesuai dengan SOP Diwajibkan memakai APD ( Alat Pelindung Diri ) pada saat inspeksi GTT Menggunakan Earth Tester serta Insulation Tester pada saat inspeksi GTT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPada era modern seperti saat ini, kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia tidak bisa lepas dengan listrik. Hal ini dikarenakan munculnya bermacam-macam teknologi yang canggih menyebabkan manusia (termasuk masyarakat Indonesia) menggunakannya sebagai penunjang kehidupan sehari-seharinya. Dan teknologi yang bermunculan merupakan barang-barang elektronik yang membutuhkan listrik sebagai sumber energinya. Untuk menunjang keandalan penyaluran energy listrik dibutuhkan Genset guna untuk membackup ketersediaan energy listrik disaat terjadi pemadamanGenset (Generator set) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik (generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk menghasilkan tenaga listrik. Genset (generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika suplai pasokan daya listrik dari industri pembangkit listrik padam/off, atau keadaan dimana tidak ada pasokan jaringan listrik di daerah tersebut, atau juga biasa digunakan ketika diperlukan daya listrik tambahan.Hal inilah yang menjadi salah satu acuan Politeknik Negeri Malang untuk bisa mencetak para ahli teknik yang memiliki keahlian dalam bidang kelistrikan. Mahasiswa program studi teknik listrik Politeknik Negeri Malang dituntut untuk terus belajar dan memahami dari perkuliahan yang diberikan setiap harinya, mahasiswa juga dituntut untuk terampil, disiplin dan juga bekerjasama dalam segala kegiatan perkuliahan yang dilangsungkan. Sehingga laporan pengamatan Genset ini sangat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam memahami kodisi Genset di lapangan.

1.2 Ruang LingkupDalam pelaksanaan praktek pengamatan Genset ini tidak mencakup pada seluruh Genset yang ada pada rumah tinggal atau industri pada umumnya. Pengamatan Genset yang kami lakukan ini hanya dilakukan pada area kampus Politeknik Negeri Malang.

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumTujuan dalam praktek instalasi penerangan in plaster ini, diantaranya adalah : Mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas serta disiplin bagi mahasiswa Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang, yang berguna saat memasuki lapangan kerja nantinya. Membantu memahami prinsip-prinsip kerja peralatan serta komponen Genset, karena ada kalanya teori berbeda dengan prakteknya.

1.4 Batasan MasalahPerlu suatu landasan wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas pada laporan pengamatan ini, maka masalah yang akan dibahas pada tulisan ini dibatasi. Penulis akan lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi di lapangan dengan dukungan penguasaan teori.Oleh karena itu, penulis hanya memberi pembahasan yang meliputi : Pembahasan mengenai Jenis atau Tipe Genset Pembahasan mengenai fungsi kerja beberapa alat dan komponen Genset Pembahasan mengenai prosedur inspeksi Genset Pembahasan mengenai proteksi Genset Pembahasan mengenai maintenance Genset

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Generator Set

Prinsip-prinsip Diesel

Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan ggl (gaya gerak listrik). Mesin Diesel termasuk mesin kalor yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga gerak. Tenaga panas diperoleh dari proses pembakaran solar dengan bantuan oksigen dari udara. Gas hasil pembakaran itu dipergunakan untuk menggerakkan torak secara gerak translasi.Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar pada poros engkol.Demikian juga sebaliknya gerak rantai dari poros engkol dan rotor disambung secara kopling. Dengan adanya rotor yang diputra oleh mesin diesel, sedangkan kepada gulungan rotor diberikan arus listrik searahm, maka pada pihak stator terbangkit out put tegangan : bolak balik. Untuk mendapatkan putaran yang stabil diperlukan sistem Governor ( pengaturan putaran ) dan VR ( Voltage Regulator).

Diesel sebagai Pengerak MulaSyarat-syarat untuk mendapatkan diesel sebagai penggerak mula yang baik diperlukana. Bahannya dari logam yang berkualitas baikb. Sistem pengaturan bahan bakar dan bahan bakarnya sendiri (solar) harus baik dari tangki utama, tangki harian dalam pompa injeksi ( injection pump) sampai masuk dalam pembakaran silinder.c. Sistem pelumasan, jenis oli, seluruh sistem pelumasan silinder harus tepat dan baikd. Sistem pendinginan yang baik yaitu pendinginan dengan udara maupun dengan air.e. Sistem penyaluran udara yang baik, udara yang dipergunakan pembakaran bahan bakar dalam silinder harus dalam perbandingan yang tepatf. Generator dan perlengkapannya termasuk pengatur tegangan dan frekuensi harus baikg. Panel-panel yang berisi rangkaian kontrol, baik untuk kontrol diesel maupun Generator selalu bekerja normal.h. Sistem starter harus baik agar mesin selalu siap untuk beroperasi apabila hendak dioperasikani. Perawatan dan pemeliharaan yang baik dan teratur akan menjadikan tercapainya tujuan pemeliharaan tersebut.

Penyaluran Bahan Bakar

Keterangan Gambar1. Tangki bahan bakar utama2. Pompa pengisi bahan bakar3. Tangki bahan bakar harian4. Saringan permulaan ( precleaner-Filter )5. Pompa tekanan rendah pengatur bahan bakar6. Saringan bahan bakar7. Pompa bahan bakar tekanan tinggi ( fuel injection pump)8. Penyemprot bahan bakar ( injector )9. Pipa saluran kelebihan bahan bakar

Cara Kerja Sistem Penyaluran bahan bakarBahan bakar dari tangki utama (1) dialirkan oleh pompa (2) ketangki harian (3) dari tangki harian karena gaya berat bahan bakar sendiri ( isapan dari pompa), bahan bakar mengalir melalui filter permulaan (4) diteruskan kesaringan (6). Bahan bakar melalui asrinan (6) kemudian dialirkan kepompa tekanan tinggi (7) dan diteruskan ke penyemprot ( injector) bahan bakar (8). Bahan Bakar yang berlebihan dari penyemprot dikembalikan ke tangki harian melalui saluran (9).

Fungsi saringanSaringan bahan bakar diperlukan untuk menyaring kotoran kedalam pompa tekanan rendah. Pompa tekanan tinggi dan penyemprot bahan bakar. Kotoran ini dapat mengakibatkan kerusakan penyumbatan pada pompa, penyemprot dan saluran bahan bakar. Fungsi dari pompa tekanan rendah ( penyalur) diperlukan untuk mengalirkan mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi, agar bahan bakar selalu memenuhi pompa tekanan tinggi.

Pompa penyalur ini harus mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari tekanan Atmosfir supaya udara tidka masuk kedalam aliran bahan bakar, bila udara masuk maka akan terjadi ganguan pada mesin, yaitu terjadinya pembakaran yang tersendat-sendat dan mesin tidak dapat beroperasi secara sempurna. System PelumasanUntuk memahami bahwa kecepatan gerak dan panas mempunyai hubungan yang erat, maka gesekan antara permukaan benda yang saling bergerak akan mengakibatkan timbulnya panas. Begitu pula yang terjadi pada genset, dimana didalam genset terjadi pengubahan tenaga mekanis (gerak) menjadi energi listrik.Pelumasan adalah suatu system pemeliharaan/ perawatan terhadap perangkat mesin yang selalu menampilkan masalaha-masalah gerak, gesekan dan panas yang ketiga proses tersebut paling erat berhubungan dan memegang peranan penting dalam masalah kestabilan mesin. Bila ketiga hal tersebut tidak diperhatikan maka akan dapat mengakibatkan keausan dan suhu yang berlebihan menimbulkan pemuian pada bagian yang bergesekan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah pelumasan sangat bermanfaat bagi perawatan mesin. Minyak pelumas adalah suatu cairan yang dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, minyak pelumas adalah suatu cairan yang berfungsi sebagai media penghantar ( penyerap) panas, juga sebagai pelicin atau pelancar gerak.Minyak pelumas harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut :a. Tahan terhadap panasb. Bersih dari zat-zt kimi yang dapat mengakibatkan korosi pada bagian-bagian mesinc. Licind. Tidak mengakibatkan keausan ( yang disebabkan oleh pencemaran kimiawi sehingga menimbulkan koroasi yang berakibat keausane. Tidak banyak membebani mesinf. Untuk daerah tropis yang mempunyai suhu lebih dari 20 C keatas, pemakaian jenis minyak pelumas dengan kode SAE-30 merupakan suatu persyaratan teknis, minyak pelumas selaian kode tersebut diatas tidak dibenarkan.

Keterangan 1. Oli balik dari turbo2. Saringan oli3. Katub pelangsung ( By pass ) untuk saringan oli 4. Bak Oli5. Pompa Oli6. Katub pelangsung untuk pendingin oli ( Oli cooler )7. Salruan hisap8. Pendingin oli

Prinsip kerjaOli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel. Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

Memahami tentang fungsi dan bekerjanya pelumasan tersebut harus dijaga jangan sampai sistem pelumasan terganggu, gangguan gangguan dalam pelumasan dapat terjadi oleh penyebab-penyebab sebagai berikut :a. Oli dari jenis kualitas rendah ( di luar apec) oli palsu oli bekas dan sebagainyab. Banyak kotoran membebani oli ( tercampur air, lumpur-lumpur dan lain sebagainya ).c. Tersumbatnya saluran pelumasand. Rendahnya tekanan oli

Dengan memperhatikan penyebab-penyebab tersebut dapat diambil tindakan-tindakan pencegahan antara lain :a. Pemeriksaan oli dan pengawasan terhadap kualitas olib. Penggantian oli secara rutinec. Penggantian filter secara rutined. Pemeriksaan saluran pelumasane. Memperhatikan tekanan oli.

KeteranganSehubungan dengan fungsinya oli harus mempunyai spesifikasi persyaratan bagi mesin yang bersangkutan. Setelah dipakai oli akan mengalami pencemaran dan perubahan sifat semula, pada peristiwa pembakaran dalam silinder akan terjadi persenyawaan oksidasi belerang dalam SO2 dan SO3 yang seterusnya akan terjadi asam kuat ( H2SO4 = air accu ) dan H2SO4 ini bersifat korosif ( memakan logam ) maka pada saat keadaan belum berbahaya oli harus diganti.Begitu pula pada filter oli setelah sekian lama dipakai maka akan terjadi endapan sehingga filternya harus diganti dengan filter yang baru. Pemeriksaan yang kontinue menjadikan mesin mempunyai keandalan yang cukup tinggi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan pada saat over haul nanti perlu diadakan pemeriksaan yang teliti keadaan lubang jalan oli, pada dinding crang case atau blok mesin jangan sampai ada yang buntu.

Sistem PendinginanSistem pendinginan sangat penting artinya bagi keawetan suatu mesin, pada waktu berjalan mesin akan menjadi panas, karena proses pembakaran di dalam silinder, mesin yang terlalu panas, selain cepat rusak juga out put tenaganya kurang maksimal maka diperlukan pendinginan, umumnya sistem pendinginan dibagi menjadi dua macam, yaitu :a. Sistem pendinginan airb. Sistem pendinginan udara

Sistem Pendinginan AirAir memasuki blok silinder dari bagian bawah silinder, mengalir melalui saluran-saluran blok silinder terus ke atas menuju silinder head. Air menyerap panas dari mesin sehingga suhu air nai air yang panas ini cenderung mengalir karena perbedaan berat jenis. Air semakin menjadi panas sewaktu berada di sekitar kepala silinder, air yang telah panas harus didinginkan kembali. Apabila sampai mendidih hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam sistem pendinginan tersebut.Air mengalir ke bawah dari bagian atas radiator melalui pipa-pipa radiator, udara dihembuskan melintasi radiator ke arah depan genset, terjadilah proses pendinginan udara, udara ini menghembus keras karena adanya kipas yang berputar di belakang radiator. Pada saat air sampai di bagian bawah radiator, air menjadi dingin dan masuk kembali ke blok silinder dari bawah untuk mendinginkan mesin.Demikianlah proses pendinginan berulang dan terjadilah sirkulasi air pendinginan. Bagaimanapun juga ada sebagain air yang menguap.Maka setiap kali perlu diperiksa permukaan air pendinginan ini. Apabila perlu harus ditambah supaya alran air dapat berjalan lebih cepat, harus ada pompa air yang dipergunakan untuk mendorong air mengalir sehingga dengan demikian daya pendinginan dapat di percapat, sehingga sistem pendinginan tersebut merupakan suatu cara pendinginan yang baik

istem Pendinginan UdaraBerbeda dengan sistim pendinginan air, di sini silinder-silinder tidak ditempatkan dalam suatu blok silinder melainkan pada tiap silinder diberi semacam sirip, gunanya sirip ialah untuk menyerap panas dari silinder kepala dengan sirip-sirip ini berarti memperluas permukaan yang dapat menyerap panas tersebut dapat dilepaskan ke luar bersama udara yang dihembuskan dengan kuat oleh kipas atau blower.

Sistem Penyaluran UdaraUdara di dalam Diesel digunakan untuk pembakaran bahan bakar ( solar). Kabut solar dicampur dengan udara pada tekanan dan suhu tinggi sehingga akan terjadi pembakaran yang menghasilkan tenaga. Perbandingan antara kabut solar dan volume diatur sedemikian sehingga pada keadaan beban penuh, kabut solar habis terbakar oleh udara yang dimasukan ke dalam silinder. Bahan bakar dan udara harus dalam perbandingan yang tepat, kekurangan udara akan mengakibatkan merusak mesin, yaitu mengakibatkan pembakaran kurang sempurna dan terjadilah kerak ( arang) di dalam silinder. Hal-hal yang umumnya dapat merusak mesin antara lain :a. Penyetelan tekanan pengaturan nozzale yang terlalu tinggib. Mesin bekerja lama dengan beban rendahc. Mesin sering bekerja tanpa beband. Saluran pembuangan ( knalpot) yang kotor, akan menghambat keluarnya asap dan mempercepta kenaikan kadar arang dalam saluran dan akhirnya mempercepat terjadinya kerak

Dalam praktek kelebihan bahan bakar dibanding dengan jumlah udara ini ditandai dengan asap hitam ke luar dari knalpot. Untuk keperluan start mesin, orang membuat agar udara yang dimasukan kedalam mesin tidak dingin ( hangat), sebab udara dingin sukar bersenyawa dengan bahan bakar.

Agar Supaya proses pendinginan ini berlangsung efektif, maka perlu dijaga kebersihan dari sirip-sirip silinder.Udara yang dihembuskan kuat oleh blower disalurkan ke dalam tabung udara dan membawa panas ke luar sirip. Harus diusahakan agar udara panas ini tidak tertarik lagi oleh blower . Udara yang masuk haruslah udara luar yang masih segar dan dingin perlu juga untuk membersihkan jendela-jendeka kaca yang dipasang di ruang mesin.

Gb. 5 Sistem sirkulasi udara mesin dengan turbo chrager. Generator pada Gen SetGenerator dengan Sikat

Prinsip kerja :Sikat mendapat tegangan searah dari sumber searah ( voltage regulator) dimana tegangan yang diberikan kepada sikat tersebut oleh voltage regulator telah diatur sehingga tegangan yang diberikan pada sikat tersebut tetap konstan sesuai dengan keperluan. Sumber searah dari VR yang telah melalui sikat ini, mengalir lebih slip ring dan masuk ke bagian rotor yang diputra.

Pada bagian stator terbangkitlah medan magnet yaiut pada bagian ujung kutub utara dan selatan. Diantara kedua ujung kutubnya akan timbul garis gaya magnet ( fluksi) dan akibat adanya rotor yang berputar yaitu kumparan jangkar diantara kutub utara dan selatan ini, maka garis gaya magnet akan terpotong oleh kumparan jangkar. Dalam perpotongan garis gaya magnet oleh kumparan jangkar, keadaanya tidak selalu tetap, ada dalam keadaan netral artinya kumparan jangkar sejajar dengan arah garis gaya magnetnya, ada juga dalam keadaan emmotong garis gaya magnet sehingga dihasilkan tegangan bolak balik.

Bila stator dari generator dibuat untuk menghasilkan listrik AC tiga phasa maka out put generator juga dibuat dengan tiga phasa. Generator Tanpa Sikat Arang

Prinsip Kerja :Arus mengalir dari sumber arus searah voltage regulator. Alat ini telah mengatur agar tegangan yang diberikan tetap konstan sesuai dengan keperluan. Sumber arus DC dari VR ini mengalir kedalam stator gulungan Exiter (A), maka alam stator exiter ini mengalir akan timbullah medan magnet yang kemudian menginduksi gulungan rotor exiter (B) yang berputar. Maka garis gaya magnet ( fluksi rotor dari stator exiter (A) yang menginduksi rotor exiter (B) akan terpotong oleh kumparan jangkar dari rotor exiter (B). Karena dalam perpotongan oleh kumparan jangkar dari rotor exiter (B). Karena dalam perpotongan garis gaya magnet oleh kumparan jangkar diantara kutub utara dan selatan ini keadaannya tidak selalu tetap yaitu ada dalam keadaan netral artinya kumparan jangkar kedudukannya searah dengan garis gaya magnet ada juga dalam keadaan memotong garis gaya magnet ada juga dalam keadaan memotong garis gaya magnet sehingga timbullah beda potensial yang biasa disebut dengan arus bolak balik AC. Kemudian arus AC ini disearahkan oleh penyearah (C) yang kemudian mengalir ke gulungan stator (D) hingga timbullah kembali garis gaya magnet di kutub utara dan selatan stator tersebut. Kemudian garis gaya magnet ii akan terpotong oleh kumparan jangkar yang keadaannya tidak selalu tetap sehingga tiimbullah beda potensial yang biasa disebut dengan arus AC untuk selanjutnya digunakan untuk mencatu perangkat Telekomunikasi yang membutuhkan arus AC tersebut.

Bila pada bagian stator ini dibuat untuk menghasilkan energi listrik tiga phasa maka dibuatlah out put dari generator yang juga dengan tiga phasa.

Pengendalian Terhadap Sitem Kemagnetan

Untuk keperluan penguatan bagi kutub-kutub magnet selalu dibutuhkan sumber arus searah. Jika ditinjau dalam menghasilakannya, terhadap bermacam-macam cara yaitu :a. Secara KonvensionalMesin utama ( main machine), DC penguat utama ( main DC exiter) dan DC penguat pembantu ( Pilot exiter) berada dalam satu poros. Tegangan keluaran dari DC penguat pembantu dipergunakan untuk memperkuat kemagnetan pada penguat utama yang mana besar kecilnya arus yang mengalir pada mesin DC utama dapat diatur dengan menggunakan Rheostat utama ( main rheostat) yang diatur dengan menggunakan Rheostat utama ( main rheostoat) yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis ( automatic regulator), sedangkan tegangan keluaran dari mesin DC utama dipergunakan untuk memperkuat pada kemagnetan mesin utama

b. Sebagai pengembangan, dengan adanya kemajuan teknologi telah banyak suatu pembangkit yang mana sumber arus searah sebagai arus penguat magnet tidak diperoleh dari generator arus searah (DC), melainkan menggunakan rectifier ( penyearah).

Tegangan keluaran dari sumber AC penguat ( Ac exiter) disearhakan dengan menggunakan rectifier. Tegangan keluaran sumber AC penguat ini disamping disearahkan untuk kepentingan penguatan sendiri, juga disearhkan untuk memperkuat kemagnetan mesin utama.Tegangan keluaran dari sumber AC penguat yang digunakan untuk penguatan sendiri dikontrol dengan menggunakan regulator utama ( main regulator) yang mana regulator ini dapat dikerjakan dengan menggunakan seperangkat amplidin ( amplidyne set).Penguatan dengan sistem ini sangat baik untuk mesin-mesin yang sangat besar yang dapat mencapai ratusan MVA.Adapun cara yang ketiga adalah suatu cara yang sering disebut Brushlaless Exition.Untuk mengalirkan arus kemagnetan tidak diperlukan sikat-sikat ( cincin seret) seperti halnya cara yang lain.Tegangan keluaran dari mesin utama sebagian kecil disearahkan untuk penguatan pada sumber AC penguat ( AC exiter), yang mana pengontrolan arus kemagnetan dilakukan oleh regulator.Tegangan keluaran dari AC exiter langsung digunakan untuk memperkuat kemagnetan mesin utama ( tanpa menggunakan sikat dan cincin) dengan perantara penyearah utama main ( rectifier)c. Perlengkapan Diesel GensetGenset harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang menunjang, agar mempunyai :a. Kestabilan baik tegangan maupun putarannya bila sewaktu-waktu terjadi perubahan beban mesin harus tetap stabil.b. Indikator-indikator yang menunjukkan keadaan Genset setiap saat, Pemutus arus dan pelepas beban yang bekerja secara otomatis dan manual.c. Sistem pengontrol untuk diesel yang berfungsi untuk mematikan diesel sewaktu-waktu terjadi gangguan.d. Emergency stop ialah suatu alat/ tombol yang akan mematikan mesin kapan saja yang diinginkan

1. Voltage Regulator (VR)Voltage Regulator adalah suatu alat yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan out put dari generator tetap konstant sesuai yang diinginkan. VR secara langsung/ tidak langsung memberikan arus searah kepada kumparan rotor sehingga menimbulkan tegangan pada out put gulungan stator. Kalau terjadi tegangan out putnya diteruskan ke gulungan stator. Kalau terjadi penurunan tegangan karena kenaikan beban maka VR akan menaikan tegangan out putnya diteruskan ke gulungan rotor sehingga tegangan induksi stator akan naik sampai level semula. Begitupun jika ada kenaikan tegangan ( beban turun), oleh karena VR hanya berfungsi sebagai pengatur tegangan maka alat ini akan bekerja pada frekuensi atau mesin pada keadaan ratingnya ( putaran normal )Jika mesin berputar lebih rendah dari pada ratingnya akan berakibat tegangan out put regulator sedemikian tingginya dan arus akan sangat tinggi sehingga merusak peralatan VR. Maka untuk mengadakan testing mesin yang berhubungan dengan rpm, VR harus dimatikan / dilepas, untuk percobaan pada rpm normal VR boleh disambung.Biasanya VR pada batas-batas kemampuan tertentu ( dapat disetel) kalan ada kenaikan/ penurunan tegangan melebihi batas kemampuan ( 10 %) harus diusahakan agar beban terlepas dari beberapa saat kemudian mesin mati.

2. GovernorSeperti hanya VR, alat pengatur putaran ( Governor) berfungsi untuk mengatur atau mempertahankan putaran mesin agar dalam kecepatan yang tetap. Jika ada kenaikan beban, mesin bertendensi menurunkan putarannya dan Governor akan memberikan signal kepada katup pembuka bahan bakar. Sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam Injector bertambah banyak, sehingga mesin akan berputar normal kembali dan tidak terjadi penurunan putaran, sebaliknya kalau ada penuruanan beban mesin akan berputar melebihi ratingnya. Governor akan mengirim signal kepada katup bahan bakar agar mengurangi bahan bakar yang masuk sehingga mesin berputar normal.Governor sama halnya dengan VR mempunyai batas-batas tertentu itu tidak lebih dari 5%. Jika mesin berputar pada keadaan lebih kecil 75% atau lebih besar 105% dari putaran normalnya maka usahakanlah agar Genset melepaskan beban listriknya dan bebera saat mesin dimatikan.

3. Indikator-indikatorFungsinya :a. Penunjuk keadaan Mesinb. Membantu trouble shooting yaitu mencari suatu gangguanPemasangan indikator pada panel Genset.

Indikator dan peralatanya yaitu relay-relay, timer, switch semuanya dipasanag pada panel kontrol, antara lain : Volt meter untuk mengetahui tegangan dari tiap phasa Ampere meter untuk mengetahui arus dari tiap phasa Watt meter untuk mengetahui daya nyata Rpm untuk mengetahui putaran mesin Frekuensi meter untuk mengetahui put put frekuensi listrik Running Hour meter untuk mengetahui lamanya mesin bekerja Meter Tekanan oli, solar dall. Thermometer untuk suhu air dan lain-lain

Sebagai indikator untuk membuka maka dipasang lampu kontrol yaitu : Lampu indikator untuk Over Speed Lampu indikator untuk Under Speed Lampu Indikator untuk Low Water Level ( untuk level air radiator terlalu rendah ) Lampu indikator untuk temperatur air tinggi Lampu indikator untuk tekanan oli rendah Lampu Indikator untuk tegangan nenaik lebih normal ( Over Voltage atau tegangan lebih) Lampu Indikator untuk tegangan menurun kurang dari normal ( Under Voltage) Lampu Indikator untuk Power Balik, dan lain-lainSemua indikator bekerja pada batas-batas tertentu yang berhubungan erat dengan penyetelan yang dilakukan.4. Alat PengamanAlat pengaman berguna untuk : Mengamankan Generator Mengamankan Prime Mover ( Diesel)

Pengaman Generator bertugas mematikan seluruh Genset apabila ada hal-hal yang membahayakan Generator. Pengaman Diesel sama dengan pengaman Generator, hanya berbeda dari asal usul gangguan. Kalau Temperatur mesin diesel terlalu panas bekerja pengaman diesel itu akan bekerja. Kalau tegangan generator naik bekerjalah pengaan generator

Untuk pengaman ini sebaiknya dipasang pemutus beban dan pematikan mesin, baik yang bekerja secara otomatis maupun secara manual. Keduanya harus ada dan disambung seri.Untuk jenis otomatis dipergunakan apabila sewaktu-waktu ada gangguan yang dapat membahayakan Genset secara otomatis pengaman ini akan bekerja. Sedangkan untuk jenis manual dipakai bila harus mematikan mesin atau melepaskan beban setiap saat yang dikehendaki Misalnya :Untuk menjaga agar mesin selalu bekerja dalam keadaan yang diijinkan maka diusahakan mesin secara otomatis melakukan hal-hala sebagai berikut : Kalau mendapat temperatur air pendingin lebih dari 2000 F ( 94C) maka pemutus beban harus bekerja dan mesin jalan tanpa beban. Kalau terjadi Over Speed sampai mencapai 30 detik, mesin dibuat mati total.Keterangan :Sebenarnya untuk panel kontrol dapat dibuat otomatis penuh dan selengkap mungki. Tetapi diperlukan rangkaian-rangkaian listrik ( rangkaian kontrol) yang cukup rumit,. Tentu saja komponen-komponen yang dipakai harus dari jenis yang terbaik. Sebab pemakaian dari kualitas biasa-biasa saja sering mengalami gangguan yang berakibat mesin tidak dapat bekerja walaupun dalam kondisi yang baik.

5. Peralatan TambahanPeralatan tambahan yang dimaksudkan adalah hal-hal yang dipasang pada diesel untuk mengetahui kondisi dari seluruh sistemnya. Sistem-sitem yang ada di dalam diesel biasanya : Sistem bahan bakar- Sistem udara masuk Sistem pelumasan- Sistem starter, dan lain-lain Siswam pendinginana. Sistem Penyaluran Bahan BakarBila filter bahan bakar kotor sebaiknya ada tanda / indikator (alarm) Bila tekanan bahan bakar turun sebaiknya ada tanda atau indikator ( alarm). Bila bahan bakar dalam tangki harian menuju level jam operasi ada tanda daln lain sebagainyab. Sistem Pelumasan Bila Tekanan minyak pelumas turun sebaiknya timbul alarm Bila tekanan minyak pelumas tinggi sebaiknya timbul alarm Bila suhu minyak pelumas tinggi sebaiknya timbul alarm, dan lain sebagainya

c. Sistem Pendinginan Bila suhu air tinggi ( lebih 24C) sebaiknya timbul alarm Bila level air turun sebaiknya timbul alarm Bila tekanan air kurang sebaiknya timbhul alarm

Untuk mesin-mesin Pendinginan udara Bila alairan udara kurang lancar sebaiknya ada laarm Bila temperatur sirip silinder tinggi sebaiknya ada alarm

d. Sistem Starting Bila motor starter terlampau laa senempel pada Fly Wheel Timbul alarm Charger tidak dapat mengisi Battery sebaiknya timbul alarm

f. Lain-Lain- Bila mesin jalan dengan rpm yang rendah sebaiknya timbul alarm- Bila mesin jalan dengan rpm yang lebih dari normal ( 120%) timbul alarm.

Parallel Generator AC 3 PhasaSering terjadi bahwa sebuah pembangkit (generator) tidak mampu melayani beban yang terpasang, dengan arti bahwa kapasitas beban lebih besar daripada kapasitas generator.Dalam hal yang demikian, perlu kiranya memaralelkan dua generator atau lebih dengan maksud untuk memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan.Selain untuk tujuan diatas, kerja parallel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan jika ada generator yang harus dihentikan misalnya untuk istirahat atau reparasi.

Keuntungan dari kerja beberapa generator kapasitas yang kecil secara paralel untuk mencuplai beban yang sama dibanding dengan hanya satu generator yang besar adalah sebagai berikut :1. Beberapa unit yang kecil lebih handal dibanding satu unit yang besar. Apabila satu rusak kelangsungan suplai beban dapat dipertahankan oleh kerja unit yang lain.2. Jika terdapat beberapa unit station tenag perbaikan untuk unit-unit menjadi lebih mudah dan ekonomis.3. Biaya dari unit yang siap dipakai adalah lebih kecil4. Penambahan unit dapat dipasang saat diperlukan sesuai dengan pertambahan beban pada station tenaga.

Untuk maksud memaralelkan ini, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :a. Harga tegangan efektif pada terminal harus samab. Frekuensi yang dihasilkan masing-masing generator harus samac. Phasa dari kedua generator harus samaDengan arti lain, bahwa beda phasa tegangan harus sama dengan nol, jika dipandang dari rangkaian beban pada titik persambungan sntara kedua generator yang akan diparalelkan dengan generator yang akan dibantu mempunyai beda phasa 180

Gambar 54 melukiskan prinsip memaralelkan dua buah generator beserta vektor diagramnya.

Tegangan V1 merupakan harga tegangan generator G1 yang akan diparalelkan untuk memperbsar kapasitas daya, sedangkan V2 merupakan harga tegangan generator G2.Jika ketiga syarat diatas telah dipenuhi maka akan diperoleh vektor tegangan seperti gambar 54b. Jika terjadi perubahan pada salah satu generator misal G2 mempunyai putaran lebih cepat dari pada G1 maka akan mengalir suatu arus lokal antara G1 dan G2 dan antara tenagan V1 dan V2 mempunyai beda phasa lebih kecil dari 180. Hal ini dapat dilukiskan seperi gambar 54c. dimana Ec merupakan beda tegangan antara G1 dan G2 antara tegangan lokal Ec dan arus lokal Ic terdapat beda phasa sebesar :

s = tan -1 = ............................. (40)

Sedangkan besarnya arus lokal Ic :

Ic = .........................................( 41)

Dengan arti :Xs = Xs1 = Xs2 : reaktansi serempak kedua generatorRa = Ra1 = Ra2 : hambatan murni lilitan jangkar

Jika G1 berputar lebih cepat dari G2 maka arus lokal Ic tertinggal s dari tegangan lokal Ec seperti dapat dilukiskan pada gambar 54d.

Peralatan yang dapat digunakan dalam parallel Generator.Dengan adanya ketiga syarat pokok dalam memaralelkan generator dapat diperlukan peralatan-peralatan untuk dapat mengetahui apakah ketiga syarat tersebut telah terpenuhi.Adapun peralatan-peralatan tersebut antara lain :a. Frekwensi meter, yang berfungsi untuk mengetahui frekwensi masing-masing generator.b. Volt meter AC, untuk mengetahui besarnya tegangan masing-masing generator.c. Alat untuk mengetahui apakah tegangan kedua generator tersebut telah sephasa. Untuk inji dapat digunakan suatu alat.1) Lampu-lampu serempakLampu-lampu serempak ini dipasang sedemikian rupa sehingga berdasarkan keadaan lampu-lampu tersebut dapat diketahui apakah generator-generator tersebut telah sephasa.Untuk ini tentu saja penglihatan mata lebih banyak menentukan, karena harus diperhatikan terang atau tidaknya keadaan lampu dan sebagainya. Ditinjau dari cara penyambungan lampu-lampunya dikenal tiga macam cara :a) Sambungan gelap, jika kedua generator sudah sephasa maka semua lampu menyala.b) Sambungan terang, jika kedua generator suah sephasa maka semua lampu menyala sangat terang, sedangkan kedua generator belum sephasa maka semua lampu mati.c) Sambungan cahaya putarJika terlihat bahwa nyala lampu berputar baik kekiri atau kekanan, hal ini menunjukkan bahwa kedua generator belum spahasa, yang mana masalah kecepatan berputarnya nyala lampu tersebut disebabkan oleh frkwensi dari kedua generator yang juga belum sama. Sedangkan jika nyala lampu sudah tetap tidak berputar, ini berarti disamping frekwensi kedua generator sudah sama, pahasanya juga suda sama. Dalam keadaan yang demikian ini, dari ketiga lampu yang dipasang, satu lampu mati dan dua lampu yang lain menyala sama terang.Ketiga macam sambungan tersebut dapat dilukiskan seperti gambar 55.

Dalam praktek biasanya masing-masing cara diatas dilengkapi dengan Vo meter, yang mana setelah frekwensi sama tegangan sama dan phasa sama, saklar utama yang digunakan untuk memaralelkan ditutup (ON) saat Vo meter pada phasa yang sama antara generator yang satu dengan lainnya.

2) Synchronous cope.Synchronous cope merupakan peralatan yang khusus dimana alat ini pada dasarnya bekerja berdasarkan alat-alat ukur lainnya dengan dasar penunjukkan jarusm karena adanya sifat elektro magnetisme. Misalnya synchronous cope Lincoln yang dilukiskan seperti gambar 56.

Synchronous Lincoln merupakan sebuah motor kecil berkutub dua. Motor mempunyai dua lapisan kumparan yang masing-masing dihubungkan pada generator yang akan diparallelkan.

Sebuah kumparan F yang dihubungkan dengan jala-jala melalui hambatan RF yang berfungsi untuk menentukan arus kemagnetan yang tepat sephasa dengan tegangan yang dibangkitkan (V). Sedangkan kumparan kemagnetan kedua terletak pada jangkar yang mempunyai dua lilitan (kumparan) yang saling tegak lurus yakni R dan X yang memperoleh arus kemagnetan dari, generator yang akan dihubungkan paralel pada tegangan V.

Kedua kumparan R dan X dihubungkan secara paralel dengan adanya R maka arus yang mengalir padanya sephasa dnegan tegangannya, sedangkan arus yang mengalir melalui kumparan X yang merupakan induktor murni arus lebih mendekati 90 tertinggal terhadap tegangan.

Dengan adanya sifat-sifat diatas, maka diperoleh arus kemagnetan yang mengalir pada kumparan R murni sephasa dengan tegangan Vsedangkan arus kemagnetan yang mengalir pada F. Sebatang jarum yang dipasang pada jangkar akan menunjukkan bagaimana keadaan phasa antara tegangan-tegangan yang diserempakkan .

Dalam keadaan serentak yang mana tegangan V dan V dalam keadaan sephasa, maka jarum akan menunjukkan angka nol. Jika generator yang diparalelkan tidak dalam keadaan serenpakmaka jarum tersebut akan menunjukkan angka dibawah nol atau diatas nol, tergantung pada tegangan yang diparalelkan, apakah lebih cepat atau lebih lambat dari generator yang akan dibantu.Gambar 57 melukiskan atu contoh dalam proses memaralelkan dua buah generator AC 3 pahasa beserta perlengkapannya.

Prinsip Kerja.G1 sudah melayani beban dengan data : V1 dan F1 . Dalam hal ini Ss1 dan Sm2 dibuka G2 yang akan diserempakkan dimasukkan kedalam rel penyerempak dengan menutup Ss2 . Dengan mengatur G2 sedemikian rupa sehingga V1 = V2 dan F1 = F2. Setelah lampu cahaya putar berada pada kondisi tetap (satu lampu mati, dua lampu yang lain menyala sama terang) atau Vo meter menunjukkan harga nol, dengan secepat mungkin Sm2 ditutup.

Dalam pembangkit yang besar, untuk menutup saklar Sm2 biasanya digunakan kontaktor. Setelah kedua generator berada dalam kondidi paralel maka agar G2 dapat ikut memikul beban maka daya penggerak G1 dikurangi dan daya penggerak G2 ditambah.

Pengurangan dan penambahan daya penggerak tersebut diusahakan dikerjakan bersama-sama. Untuk mengetahui apakah beban G1 berkurang dan G2 sudah memikul beban hal ini dapat dilihat pada kilo watt mater atau ampere meter ( kilo ampere meter) yang terpasang pada panel kontrol.

BAB IIIPENGAMATAN GENSET

3.1Prosedur Pemeliharaan GensetGenset merupakan pembangkit tenaga listrik yang memiiliki tenaga penggeraknya di kopel atau dihubungkan dengan suatu engin (diesel) atau dengan air.Yang banyak digunakan di masyarakat adalah genset yang penggeraknya menggunakan diesel, dengan alasan mudah dibawa. Sedangkan yang penggeraknya menggunakan air biasanya ditempatkan pada pembangkit tenaga listrik. Agar genset dapat beroperasi dengan baik, perlu dilakukan atau dilaksanakan pemeliharaan dengan rekomendasi pabrik atau prosedur yang berlaku. Dalam pelaksanaan pemeliharaan, dilakukan pemeriksaan (inspection) pada mesin-mesin dan bagiannya baik pada penggeraknya (diesel) maupun pada pembangkitnya terhadap adanya kerusakan atau keausan.Pemeliharaan dapat dilakukan baik pada penggeraknya (diesel) maupun pada generatornya, dengan prosedur sebagai berikut:1. Pemeliharaan secara kontinyu2. Pemeliharaansecara berkala (Periodik)

Pemeliharaan pada penggeraknya (Diesel)1. Pemeliharaan secara berkala/KontinyuPemeliharaa kontinyu adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap hari sekalipun mesin tersebut jarang dioperasikan diantaranya: Membersihkan kotoran atau debu pada body genset Memeriksa level pelumas Memeriksa level bahan bakar Memeriksa levelair pendingin Memeriksa dan mencatat penunjukan Volt Meter Memeriksa dan mencatat penunjukan Ampere Meter Memeriksa dan mencatat penunjukan Cos Meter

2. Pemeliharaan secara berkala (Periodik)Jika ditinjau berdasarkan penggunaan jam, setelah beroperasi 125 jam kerja: Membersihkan saringan minyak pelumas Membersihkan saringan udara Periksa baut-baut dan mur-mur kerasi bila perlu Lager-lager dilumasi

Setelah beroperasi 250 jam kerja: Membersihkan saringan minyak pelumas Membersihkan saringan udara Periksa baut-baut dan mur-mur kerasi bila perlu Lager-lager dilumasi Mengganti saringan minyak pelumas Pelindung seng diperiksa Penggerak ban diperiksa dan pompa air diberipelumas Setelan katup dicek/disesuaikan Setelan putaran dan selenoid pemati dicek dan dilumasi Accu diperiksa.

Setelah beroperasi 2000 jam kerja: Lager-lager pompa pendingin dan rol-rol penunjang diperiksa atau diganti Kopling elastis dan dudukan elastis diperiksa Katup-katup penyemprotan diperiksa Saringan bahan bakar diganti Lubang napas rumah engkol dibersihkan Pipa-pipa udara diperiksa/dibersihkan Thermostat-thermostat diperiksa Pendingin air bersih mesin dengan pendingin tidak langsung dibersihkan Fungsi dan system pengaman dicek kembali Ruang-ruang air pendingin diperiksa Kompensator getaran diganti Tekanan kompresi diperiksa Oil cooler dibersihkan/diganti Kalborstel starter diperiksa/diganti.

Setelah mencapai 4000 sampai 5000 jam kerja perlu diadakan perawatan atau service tambahan (Top Overhoul)Setelah mencapai 9000 jam kerja supaya diadakan General Overhoul.

Bila ditinjau berdasarkan penggunaan waktu.Bahan Bakar Harus dijaga agar segala sesuatunya bersih Siapkan bahan bakar dan harus selalu menggunakan bahan bakar dengan mutu yang baik Buka tutup tangki bahan bakar Tuangkan minyak bahan bakar, saringan jangan diangkat (dilepas) Jika perlu bersihkan saringan bahan bakar Tutup kembali tangki bahan bakar.

Pengecekan Permukaan Minyak Pelumas Dalam Carter Hentikan mesin dan tunggu beberapa saat Cabut tangkai pengukur minyak lumas dan bersihkan dengan kain bersih Masukkan kembali tangkai pengukur tersebut ditempatnya sedalam mungkin Cabut kembali tangkai pengukur dan periksa permukaan minyak lumas Batas yang baik dari permukaan minyak lumas dalam carter adalah pada batas maximum, jangan lebih.Catatan: Disarankan tidak menjalankan mesin pada permukaan minyak lumas pada batas terendah (low oil level).

Pemeriksaan Air Pendingin1. Buka tutup radiator1. Periksa permukaan air pendingin didalam radiator kurang, diisi dengan air pendingin yang bersih sampai 3 cm, dibawah bibir lubang pengisian.1. Tutup lubang pengisian radiator.

Penggantian Minyak Lumas1. Hidupkan mesin beberapa saat kalau perlu dibebani kemudian dimatikan1. Dalam keadaan panas plug minyak lumas dibagian carter dibuka1. Biarkan minyak keluar dari dalam carter sampai habis.1. Pasang kembali plug dan kencangkan1. Isi minyak lumas kembali.

Cara Mengganti Saringan Minyak Lumas1. Lepaskan filter dengan memutar kekiri (berlawanan dengan arah jarum jam) dan ganti filter setiap 2x ganti minyak lumas1. Lumasi packing karet filter baru terlebih dahulu sebelum dipasang dan dikencangkan1. Periksa kemungkinan kebocoran minyak lumas pada waktu mesin dihidupkan kembali.

Pemeriksaan permukaan minyak pelumas yang ada di dalam pompa injeksi bahan bakar.1. Kendorkan oil check plug satu atau dua putaran dan cerat kelebihan minyak lumas1. Buka tutp filter lubang pengisian/ventilasi1. Tuangkan kedalam pompa injeksi melalui filter minyak lumas baru sampai minayk tersebut terlihat keluar melalui oil check plug1. Kencangkan kembali plug tersebut.Harus diperhatikan betul-betul agar permukaan minyak pelumas tidak lebih dari oil check plug.

Pemeriksaan semua mur, baut dan pipa-pipa karet1. Baut-baut pada kaki-kaki mesin,dynamo charger, pengabut bahan bakar, pipa-pipa gas buang dan udara masuk1. Pipa-pipa karet pada: pipa air pendingin,thermostat (pengatur suhu automatic), radiator, pompa air pendingin.

Periksa semua baut-baut, mur-mur dan pipa-pipa karet, jika kendor dikencangkan kembali sesuai dengan yang diijinkan oleh pabrik.Catatan: Pengencangan baut-baut cylinder hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang terlatih dengan menggunakan torque meter. Penyetelan Klep/Katup masuk dan buang1. Lepas katup kepala cylinder, hati-hati agar packingnya tidak rusak1. Penyetelan klep dilakukan pada posisi piston - putaran mesin setelah katup masuk tertutup (langkah kompressi)1. Cek setelan klep dengan filler 0,2 mm, jika perlu stel kembali klep tersebut sehingga jarak antara pelatuk dan batang katup adalah 0,2 mm1. Tutup kembali tutup kepala cylinder.Catatan: Agar kita tidak usah terlalu banyak memutar mesin yang sebetulnya tidak perlu, maka penyetelan klep harap dilaksanakan menurut urutan pembakaran (firing order).

Pemeriksaan tegangan tali kipas dan cara penyetelannyaTegangan tali kipas tidak boleh melebihi 10 - 15 mm bila ditekan dengan ibu jari, jika ternyata tegangan tali kipas terlalu kendor (< 15 mm) maka penyetelannya adalah sbb:1. Kendorkan baut-baut pengikat pemegang dynamo charger1. Tarik kearah luar dynamo charger tersebut dan kencangkan kembali baut-baut pemegang dynamo charger1. Periksa kembali tegangan tali kipas dengan menekan ibu jari kita.

Membersihkan saringan udara jenis Oil Bath Filter1. Lepas penjepit1. Buka filter element dan dicuci dengan minyak diesel (solar)1. Kosongkan dan bersihkan mangkok penampang minyak lumas1. Isi kembali mangkok tersebut diatas dengan minyak lumas mesin sampai batas yang diijinkan (ada tanda)1. Pasang kembali filter element dan penjepit dipasang kembali.Catatan: Bila minyak pelumas didalam saringan udara terlalu banyak mengakibatkan udara masuk tersekat dan mesin akan berasap.

Membersihkan saringan udara jenis kering (Dry Filter)1. Lepas filter cartridge dari rumahnya1. Semprot cartridge (saringan) dengan angin bertekanan 5 bar dengan arah menyudut dari luar kedalam1. Sebelum memasang kembali saringan diperiksa terlebih dahulu barangkali ada tanda-tanda rusak (retak-retak atau berlubang)1. Bila saringan rusak harus diganti yang baru1. Saringan tidak boleh dibersihkan lagi setelah 5x dibersihkan.

Membersihkan pipa Pernapasan Mesin

1. Lepas mur-mur, penjepit pipa karet, kepala pipa pernapasan1. Periksa packing karet1. Cuci lubang-lubang pernapasan pada kepala pipa pernapasan dengan minyak solar1. Pasang kembali kepala pipa pernapasan dan jika perlu ganti packing karetnya1. Kencangkan kembali mur-mur dan penjepit pipa karet.

Pemeriksaan Accu1. Dengan menggunakan hygrometer dapat dibaca kadar accu zuur bila pembacaan menunjukkan kurang dari 1,21 kg/l. (normal antara 1,23 kg/l sampai 1,25 kg/l), hal ini menunjukkan bahwa accu perlu di charge/di stroom lagi. Arus pengisian accu max. 6,5 Amp.1. Buka semua tutup accu waktu di charge1. Isi air accu sampai 15 mm diatas sel-sel accu. Pengisian hanya diperkenankan dengan air destilasi.1. Katode dan anode (terminals) diberi gemuk yang anti asam1. Periksa terminal apakah sudah cukup kencang1. Charger accu setiap 4 sampai 6 minggu sekali1. Dilarang keras menaruh barang-barang dari besi/metal diatas accu.

Penggantian Saringan Bahan Bakar1. Tutup kran bahan bakar1. Lepas saringan bahan bakara dengan jalan memutar kekiri (berlawanan dengan arah jarum jam)1. Packing karet saringan baru diolesi dengan minyak lumas sebelum dipasang kembali1. Kencangkan saringan kembali hanya dengan tangan/jari1. Buka kran bahan bakar1. Cerat udara dari sistim bahan bakar1. Periksa sistim bahan bakar dari bebocoran.

Pengecekan pengabut (Injector)1. Cabut injector dan pasang pada alat pengetesan.1. Tekan pengabutan (injeksi) harus 180 bar dan bahan bakar harus mengabut melalui tiap-tiap lubang pada nozzle.1. Jika ternyata pengabutan kurang baik, nozzle atau injector diganti atau diperbaiki terlebih dahulu.1. Pasang injector kembali dan yakinkan tidak ada kebocoran. Pasang kembali pipa-pipanya.

Penggantian minyak pelumas Pompa Injeksi1. Tempatkan dibawah pompa injeksi kaleng penampungan minyak lumas1. Lepas pompa pengisian bahan bakar, hati-hati agar packingnya tidak rusak1. Biarkan minyak menetes sampai habis1. Pasang kembali pompa pengisian bahan bakar1. Isi kembali minyak pelumas sampai dengan batas seperti yang disebut pada pemeriksaan permukaan minyak lumas yang ada di dalam pompa injeksi bahan bakar.

Pemeriksaan pompa Air Pendingin Mesin dan ThermostatPendinginan mesin yang baik dapat diperoleh apabila pompa air pendingin dan thermostat dapat bekerja dengan baik. Apabila terjadi kelainan kerja dari kedua alat tersebut, maka perlu diambil lngkah-langkah sebagai berikut:1. Lepas tali kipas1. Periksa gerakan kipas pompa (Impeller) apakah bebas dan apakah jarak antara impeller dan rumah pompa sesuai dengan yang diharuskan.1. Periksa seal pompa1. Cerat 2 liter air pendingin1. Lepas thermostat1. Siapkan air panas 80C1. Masukkan thermostat kedalam air panas tersebut dan periksa apakah katup utama terangkat/membuka. Kalau membuka berarti thermostat tersebut masih bekerja.

Pemeriksaan tekanan kompressi dalam CylinderPekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang terlatih dan mempunyai alat-alat pengukurnya. Secara global pengukuran tekanan kompressi adalah sebagai berikut:1. Tahan handle penyetop bahan bakar pada posisi stop (rack 0).1. Pasang alat pengukur tekanan kompressi1. Putar mesin dengan accu beberapa putaran1. Meteran akan menunjukkan/mencatat tekanan kompressi cylinder yang sedang diukur1. Jika tekanan kompressi rendah harap berkonsultasi dengan bengkel.

3.2Pemeliharaan pada pembangkitnya (Generator)Pemeliharaan atau pemeriksaan meliputi pula pada exiternya, mekanik dan elektriknya terutama bagian-bagian yang berputar dan bergesekan.Bagian-bagian mekanik meliputi:0. Bantalan (bearing)0. Pegas-pegas pemegang sikat arang0. Pemegang sikat arangBagian-bagian elektriknya meliputi:1. Lamel komutator1. Sikat-sikat arang1. Cincin seret (slip ring)1. Isolasi kumparan medan dan jangkar1. Kontak-kontak pada sambungan kabel di terminal1. Kapasitor dan arrester

Pemeliharaan atau pemeriksaan generator meliputi:0. Bersihkan alur-alur lamel komutator dan cincin seret dengan menggunakan kain lap yang halus dan bersih. Jangan sekali-kali alur lamel dan cincin seret tersebut dibersihkan dengan ampelas sebab akan menimbulkan serbuk besi yang dapat merusak alur lamel.0. Jika alur lamel tersumbat kotoran bersihkan dengan pena garis atau gergaji besi yang tipis sehingga kedalaman alurnya sama0. Periksa sikat-sikat arang, bila ternyata sudah pendek, harus diganti dan perhatikan kekerasannya sebab jika terlalukeras sering menimbulkan percikan bunga api dan akan merusakalur lamel0. Bersihkan kumparan-kumparan stator atau rotor dengan jalan membuka tutup generator dan menggosoknya dengan tutup ijuk yang halus atau koas; jangan menggunakan sikat yang keras karena akan merusak lapisan isolasi kumparan, kemudian semprot dengan kompresor agar debu dan kotorannya tertiup keluar0. Ukur harga tahanan isolasi terhadap tanah kumparan rotor dan stator dari generator dan exciter dengan menggunakan Megger yang mempunyai tegangan ukur maksimum 1500 Volt0. Periksa rangkaian arrester dan kapasitor yang dipasang dibawah generator. Baut dan mur klem rangkaian tersebut harus dalam keadaan kencang0. Bersihkan arrester dan kapasitor berikut ruangannya dari kotoran dan debu dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering. Ukur harga isolasinya terhadap tanah dengan menggunakan Megger dan dinyatakan baik bila mempunyai harga isolasi tak terhingga.

Identifikasi Susunan Konstruksi Susunan Konstruksi Penggerak (Diesel)Sistem Pelumasan

Gambar 1

91

3. Bak minyak3. Pompa pelumas3. Pompa minyak pendingin3. Pipa hisap3. Pendingin minyak pelumas3. Bypass-untuk pendingin3. Saringan minyak pelumas3. Katup by-pass untuk saringan3. Pipa pembagi3. Lager poros engkol (lager duduk)3. Lager ujung besar (lager putar)3. Lager poros-bubungan3. Spruyer penyemprot untuk pendinginan piston3. Piston3. Pengetuk tangkai 3. Tangkai penolak3. Ayunan3. Pemadat udara (sistem Turbine gas)3. Pipa ke pipa penyemprot3. Saluran pengembalia

Sistim Bahan Bakar

Gambar 20. Pompa penyemperot bahan bakar0. Pompa bahan bakar0. Pompa tangan untuk bahan bakar0. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan0. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir0. Penutup bahan bakar otomatis0. Injektor0. Tanki0. Pipa pengembalian bahan bakar0. Pipa bahan bakar tekanan tinggi0. Pipa peluap.

Sistim Pendinginan

Gambar 3Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)6. Pompa air untuk pendingin mesin6. Pompa air untuk pendinginan intercooler6. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)6. Radiator6. Thermostat6. Bypass (jalan potong)6. Saluran pengembalian lewat radiator6. Kipas.

Susunan Konstruksi Pada Pembangkitnya

Gambar 46. 6. Stator6. Rotor6. Exciter Rotor6. Exciter Stator6. N.D.E. Bracket6. Cover N.D.E6. Bearing O Ring N.D.E6. Bearing N.D.E6. Bearing Circlip N.D.E6. D.E.Bracket?Engine Adaptor6. D.E.Screen6. Coupling Disc6. Coupling Bolt6. Foot6. Frame Cover Bottom6. Frame Cover Top6. Air Inlert Cover6. Terminal Box Lid6. Endpanel D.E6. Endpanel N.D.E6. AVR6. Side Panel6. AVR Mounting Bracket6. Main Rectifier Assembly Forward6. Main Rectifier Assembly Reverse6. Varistor6. Dioda Forward Polarity6. Dioda Reverse Polarity6. Lifting Lug D.E6. Lifting Lug N.D.E6. Frame to Endbracket Adaptor Ring6. Main Terminal Panel6. Terminal Link6. Edging Strip6. Fan6. Foot Mounting Spacer6. Cap Screw6. AVR Access Cover6. AVR Anti Vibration Mounting Assembly6. Auxiliary Terminal Assembly

3.3PANEL KONTROL GENSET DAN FUNGSINYA PengertianPanel Kontrol Genset atau biasa disebut PKG, terdiri dari komponen- komponen pengontrol yang mendapatkan catu daya dari Genset, dan biasanya mendapat catuan daya dari PLN hanya untuk pengechargean battery.Panel merupakan pusat kontrol dari sebuah genset. Tergantung dari rangkaian, panel dapat memiliki beberapa komponen, beberapa di antara nya yaitu: kontrol, pengaman, auto dan meter. panel listrik yang fungsi utamanya untuk mengoperasikan generator yang meliputi starting , running, stoping, emergency stop dan dilengkapi dengan proteksi dan monitoring baik proteksi dan monitoring terhadap diesel engine maupun terhadap alternator (generator).Proteksi terhadap engine antara lain meliputi: Low oil pressure High water temperature High Oil Temperature Over / Under speed Low voltage batteryProteksi terhadap alternator antara lain meliputi: Over/under voltage Over/under Frekuensi Over current Overload Over temperature Reverse Power Unbalancing Voltage Unbalancing current Earth Fault

FungsiFungsi utama dari PKG adalah mengontrol kapan memerintah Genset untuk Start dan kapan untuk Off. Sesuai perintah yang diterima dari panel ATS, dan melaporkan kapan Genset siap untuk di gunakan kepada ATS.Kontrol berfungsi untuk mengkontrol output dari genset tersebut, biasanya dalam bentuk besar voltase, ampere dan frekuensi. Pengaman berfungsi sebagai pelindung dari genset yang otomatis mematikan genset apabila temperatur berlebih, tekanan oli kurang atau air radiator habis. Auto berfungsi untuk menyalakan atau mematikan genset secara otomatis. Biasanya dipasangkan dengan rangkaian lain yang disambungkan ke PLN. Meter berfungsi untuk membaca beberapa data penting seputar genset, seperti RPM, suhu, air, tekanan oli dan lain sebagainya. PengoperasianPengoperasian auto pada panel PKG berhubungan dengan pengoperasian auto pada panel LVMDP jadi:1. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama putus diproses di kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah otomatis beroperasi.2. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama (PLN) siap kembali di kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah Stop. Bagian-bagian Panel Kontrol Genset

Pada panel terdapat battery charge yang dipersiapkan untuk mengisi battery di dalam unit Genset pada saat power utama tersedia. Battery pada unit Genset berguna untuk membacup Start otomatis / manual pada saat unit Genset mendapat perintah beroperasi.Genset ataugenerator setdalam pengoperasiannya membutuhkan alat indikator untuk mengetahui apakah sebuah genset (generator set) beroperasi dalam keadaan baik. Untuk melihat indikator-indikator tersebut dibuatlah sebuah Panel Genset, dimana panel ini bisa memperlihatkan kondisi genset pada saat dalam keadaan tidak beroperasi, maupun pada saat beroperasi.Panel tersebut juga bisa memperlihatkan sebuahGenset (generator set)berada dalam keadaan berbeban dan tampa beban.Panel genset biasanya terbagi atas dua bagian:1. Panel MesinPanel mesin dibuat untuk memperlihatkan kondisi maupun bagian-bagian mesin seperti Indikator temperature mesin, tekanan oli mesin, kontrol bahan bakar, hour meter dan indikator pengisian Accu/Batere.2. Panel GeneratorPanel generator dibuat untuk memperlihatkankondisi keluaran Listrik generator,Panel ini dilengkapi beberapa alat ukur antara lain : Volt MeterVolt metergunanya untuk menampilkan tegangan keluaran dari generator sesuai yang tertera pada pelat nama generator. Frekuensi MeterFrekuensi meteruntuk meperlihat frekwensi keluaran generator. Ampere meterAmpere meteruntuk menampilkan berapa besar arus listrik yang disalurkan ke beban terpasang .Ada juga panel generator ditambahkan sebuah alat ukur daya Listrik (KWH). Selain dilengkapi beberapa alat ukur, panel generator dilengkapi juga Lampu Indikator , alat pengaman generator dan instalasi listrik seperti MCCB (Moulded case circuit breaker) atau MCB(Mini Circuit Breaker).Panel Kontrol Genset juga berhubungan dengan panel yang lain, antara lain :3. Panel AMF-ATSPanel AMF-ATS. AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama. Cara Kerja AMF dan ATS (Automatic Mains Failure & Automatic Transfer Switch)Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi. FungsiFungsi dari A.M.F (Automatic Main Failure) adalah untuk menghidupkan (Starting) genset secara automatic ketika suplay listrik dari PLN Gagal (Terjadi pemadaman listrik). Sedangkan fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) adalah untuk membuka suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN secara automatic dan juga membuka suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay Listrik dari genset secara automatic ketika suplay listrik dari PLN kembali.Panel ini disediakan dengan saling bertautan secara mekanis atau tiang listrik kontaktor atau MCCBs. Dipasang di dinding atau di luar ruangan yang berdiri bebas kabinet dengan kabel. Aliran keluar dan masuk terjadi melalui basis melalui aluminium gland plates.Sambungan dapat berupa kabel keras atau dengan cara tiang tunggal atau multi-pin konektor.Panel memiliki sirkuit, yang begitu dilantik sehingga mulai mengirim sinyal ke generator jika terjadi kegagalan suplai utama. Dilengkapi dengan urutan tahap relay yang membuatnya yakin bahwa pasokan generator memiliki fase akurat rotasi. Perubahan panel ini sumber arus hanya setelah waktu tunda. Ini memberikan waktu yang cukup untuk generator untuk mulai sebelum mengambil beban. Panel ini juga dilengkapi dengan manual over-ride kendali. Panel AMF dapat dioperasikan relay atau PLC dioperasikan dan pilihan fitur seperti auto mulai, auto changeover, tidak berhenti seiring dengan perubahan, dll. Komponen-komponen pada AMF-ATSKomponen Kontrol RelayRelay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. KontrolerDalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler. Kontroler merupakan otak dari dari suatu sistem kontrol. Programmable logic controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis - mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses.

Gambar 1 DSE (Deepsea 4420) PLC, Auto Start & Automains (Utility) Failure Control ModulesDalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai bentuk dan fungsi yang lebih modern dan mudah. Salah satu modul PLC yang diproduksi oleh Deep Sea Electronics seperti yang terlihat pada gambar diatas adalah Deepsea 4420. Modul PLC dengan antarmuka yang friendly dengan pengguna sudah PLC yang di khususkan untuk sistem transfer suplai daya seperti ATS-AMF.

Tombol TekanTombol tekan atau disebut sakelar ON/OFF banyak digunakan sebagai alat penghubung atau pemutus rangkaian kontrol. Memiliki dua kontak, yaitu NC dan NO. Artinya saat sakelar tidak digunakan satu kontak terhubung Normally Close, dan satu kontak lainnya Normally Open. Ketika kontak ditekan secara manual kondisinya berbalik posisi menjadi NO dan NC. Selector SwitchSelector Switch merupakan alat yang di gunakan untuk memilih. Kerja dari selector switch yaitu menyambung rangkaian sesuai dengan yang ditunjuk oleh tangkai selector. Banyak sekali type selector switch, tapi biasanya hanya dua type yang sering di gunakan, yaitu 2 posisi, (ON-OFF/Start-Stop/0-1, dll) dan 3 posisi (ON-OFF-ON/Auto-Off-Manual,dll)

Gambar 2 Bentuk fisik dan Simbol Selector Switch BuzzerBuzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suaraKomponen Daya KontaktorKontaktor adalah komponen elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya electromagnet.

Gambar 3 Simbol kontak-kontak KontaktorKontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E yang diam, jika koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan menarik inti magnet yang bergerak dan menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3 kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO. Sekering Dan MCBPengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker (MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat. MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban lebih. MCCBMCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan. Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut: Ue = 250 V dan 660 V Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:Ie = 40 A-2500 A Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut: Icn = 12 kA-200 kA

Gambar 4 Konstruksi MCCB Baterai dan Battery ChargerAlat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel listrik tersebut dihubungkan secara elektrik akan menjadi baterai. Battery charger ini biasanya sebagai charger yaitu alat ini mendapat suplai listrik dari sumber PLN atau dari generator itu sendiri. Battery charger untuk mengisi energi listrik ke accu. Accu ini biasanya berkapasitas 12/24 V, maka battery charger ini harus dapat mengisi accu sampai kapasitas tersebut. Current Transformer (CT)Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder).

Gambar 5 Low Voltage Current TransformerPada ATS-AMF yang dirancang, CT yang digunakan untuk memperoleh arus pengukuran dan pengaman adalah jenis Low Voltage Current Transformer, yaitu CT yang bekerja pada rating tegangan rendah. Alat UkurPada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan secara langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu ampermeter, voltmeter dan frekuensi meter. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik.Voltmeter merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam suatu rangkaian listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara paralel dengan komponen tersebut. Prinsip kerja dari frekuensi meter ini berdasarkan pada getaran mekanik sejumlah kepingan plat baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar. Masingmasing memiliki perbedaan frekuensi getar dan relatif tidak berjauhan satu sama lain. Jika kepingan mendapatkan arus medan magnet dari arus bolakbalik, maka salah satu lidah akan menimimbulkan getaran dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolakbalik tersebut.

3.4 Perakitan Panel ATS-AMF Bagian Bagian ATS - AMF dan Fungsinya

Gambar 6 Bagian Luar ATS-AMFKeterangan :1. Lampu Indikator Catudaya Utama (PLN) Tiap Fasa2. Lampu Indikator Catudaya Cadangan (Genset) Tiap Fasa3. Amperemeter Pengukur Arus Beban4. Voltmeter Pengukur Tegangan Beban5. Selector Switch untuk Voltmeter6. Frekuensi meter Pengukur frekuensi7. Amperemeter dan Voltmeter DC untuk Modul DSE (Deepsea 4420) PLC8. Modul DSE (Deepsea 4420) PLC pengntrol kerja ATS-AMF9. Buzzersebagai alrm10.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catudaya Utama (PLN)11.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catudaya Cadangan (Genset)12.Selector Switch untuk memilih Automatic atau Manual Mode13.Tombol Tekan Emergency Stop

Gambar 7 Bagian dalam ATS-AMFKeterangan :1. Fuse Pengaman untuk mengamankan komponen kontrol yang sensitif2. MCB Pengaman untuk mengamankan komponen kontrol3. Relay Kontrol sebagai pemberi logika 1 atau 0 pada rangkaian kontrol4. Trafo Arus / CT untuk mengkonversi arus5. Kontaktor sebagai penyambung dan pemutus sumber dan beban6. Battery Charger sebagai backup listrik untuk modul DSE 44207. MCCB pengaman rangkaian daya utama8. Terminal Kabel Kontrol sebagai tempat berkumpulnya ujung kabel rangkaian kontrol9. Terminak Kabel Daya sebagai tempat berkumpulnya ujung kabel rangkaian daya Prinsip Kerja dan Rancangan ATS-AMFKondisi yang harus diperhatikan dalam transfer dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) oleh ATS-AMF adalah dipastikannya beban tersambung hanya pada satu sumber. Sumber utama saja, atau sumber cadangan saja. Untuk memenuhi kondisi ini, pada ATS-AMF dibuat sistem interlock.1.Panel ACOS ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel pengendalian generator dan terdapat beberapa tombol yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Tombol pengontrol operasi Gen Set automatic, antara lain yaitu : Off, Automatic, Trial Service, Manual Service, Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Hor