madani’s update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah...

12
MADANI’S UPDATE JANUARI - MARET 2019 PERKEMBANGAN NDC INDONESIA DI SEKTOR KEHUTANAN

Upload: phunghuong

Post on 09-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

1Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

Madani’s Update

jANUARI - MARet 2019

peRkeMbANgAN NDC INDoNesIADI sektoR kehUtANAN

Page 2: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

1Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

ISI ISI

Ringkasan................................................................................................................................2 Update pelaksanaan NDC .......................................................................................................2Update pelaksanaan REDD+ ..................................................................................................4Progress pelaksanaan kebijakan mitigasi di sektor kehutanan ............................................... 7

Moratorium ...........................................................................................................................7Moratorium sawit..................................................................................................................7Restorasi gambut .................................................................................................................8Perhutanan sosial ................................................................................................................9

Page 3: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

2Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

Update perkeMbangan ndC indonesiadi sektor kehUtanan

JanUari - Maret 2019

ringkasan

• Update pelaksanaan ndC mengulas emisi GRK nasional terkini, capaian target penurunan emisi terkini, potensi peningkatan ambisi NDC, kebijakan dan langkah mitigasi yang dilakukan, dan update terkait pelaksanaan strategi implementasi NDC. Beberapa sorotan adalah capaian target NDC 2017 yang mencapai 24,5 persen dari target 29 persen (pencapaian tertinggi sejak 2020) dan pemerintah yang sedang berproses menyusun Peraturan Menteri untuk mewajibkan RIL-C (reduced impact logging carbon) kepada pemilik konsesi hutan alam dan hutan tanaman.

• Dalam update pelaksanaan redd+, dibahas mengenai proses Indonesia untuk mengklaim pembayaran berbasis kinerja dalam skema REDD+ dan alokasi FREL deforestasi dan degradasi hutan di tingkat provinsi yang baru-baru ini diterapkan, di mana FREL subnasional tertinggi adalah di Papua, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

• Dalam update pelaksanaan kebijakan mitigasi sektor kehutanan, dibahas perkembangan terkini terkait implementasi kebijakan moratorium, moratorium sawit, restorasi gambut, dan perhutanan sosial.

UPDaTE PELaKSaNaaN NDC

• emisi grk nasional terkini. Dalam Biennial Update Report Kedua Desember 2018, emisi GRK nasional Indonesia pada tahun 2016 masih didominasi oleh aFOLU (Agriculture, Forest and Land Use / Pertanian, Hutan dan Pemanfaatan Lahan) yakni 51,59 persen dari total emisi sebesar 1,457,774 Gg CO2e (termasuk kebakaran lahan gambut). Emisi aFOLU meningkat sebesar 25 persen selama kurun waktu 2000-2016. akan tetapi, proporsi emisi dari aFOLU mengalami penurunan sebesar 7 persen dari total emisi nasional yang terus meningkat dan tren ini kemungkinan akan terus berlanjut. Dalam presentasi Direktur IGRK-MRV Ditjen PPI pada 4 april 2019, kontribusi emisi GRK nasional dari sektor energi pada tahun 2017 bahkan lebih tinggi daripada aFOLU, yakni 49 persen sedangkan aFOLU dan kebakaran gambut hanya berkontribusi sebanyak 25 persen.

• Capaian target penurunan emisi tahun 2017. Berdasarkan presentasi Direktur IGRK-MRV Ditjen PPI pada 4 april 2019, capaian penurunan emisi Indonesia dari target NDC 29 persen tahun 2017 adalah 24,5 persen, capaian tertinggi sejak tahun 2010. akan tetapi, capaian ini masih di bawah target mutlak penurunan emisi Indonesia, yakni 29 persen dari BaU pada 2030.

Madani’s Update

Page 4: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

3Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

• potensi peningkatan ambisi ndC.

o Dirjen PPI dalam Pekan REDD+ pada 26 Maret 2019 menyatakan bahwa ada potensi peningkatan ambisi NDC di sektor energi karena proyeksi emisi dari energi diperkirakan akan terus meningkat sedangkan target penurunan emisi di sektor kehutanan dipandang sudah sangat ambisius sehingga sulit untuk lebih tinggi lagi.

• kebijakan dan langkah mitigasi dalam bUr ii

o Di dalam BUR kedua, kebijakan mitigasi sektor aFOLU yang dirujuk adalah PP Gambut, moratorium, pengendalian kebakaran, perhutanan sosial, rehabilitasi hutan dan lahan, sertifikasi kayu, dan manajemen perkebunan tanpa bakar. Saat ini, PP gambut adalah kebijakan mitigasi dengan landasan hukum terkuat sementara kebijakan lainnya kebanyakan merupakan peraturan menteri. Kebijakan dengan landasan hukum paling lemah adalah moratorium (ditambah moratorium sawit) dan pengendalian kebakaran kebakaran yang bentuknya hanya Instruksi Presiden yang memiliki batas waktu berlaku.

o Langkah mitigasi yang dikutip dalam BUR kedua adalah sebagai berikut, namun belum ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut.

Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi• Memanfaatkan jasa ekosistem

NDC harus lebih ambisius. Komitmen NDC di sektor kehutanan sudah cukup ambisius. Yang bisa didorong

adalah peningkatan penurunan emisi dari sektor energi karena baseline emisinya lebih tinggi dari kehutanan

sedangkan persentase penurunan emisinya lebih rendah.

Page 5: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

4Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

Meningkatkan implementasi pengelolaan hutan lestari di hutan alam dan hutan tanaman untuk mengurangi degradasi

• Meningkatkan produksi kayu dari HTI • Manajemen konsesi restorasi ekosistem dan menyediakan rancangan

insentif • Menerapkan RIL-C (Pembalakan Berdampak Rendah –

Carbon). pemerintah sedang menyiapkan peraturan menteri untuk implementasi mandatory riL-C beserta mekanisme pemantauannya. Pemerintah sangat menekankan kebijakan ini karena konsesi hutan alam dan hutan tanaman industri mengontrol lahan hutan seluas 30 juta hektare.

o Rehabilitasi lahan yang terdegradasi

Rehabilitasi 1.1 juta hektare lahan yang terdegradasi (target NDC adalah 12 juta hektare hingga 2030 atau 800 ribu hektare per tahun). Saat ini, pemerintah hanya bisa membiayai RHL sebesar 200 ribu hektare per tahun sehingga diperlukan kontribusi dan pembiayaan pihak swasta dan donor.

o Restorasi lahan gambut Restorasi gambut Implementasi RIL-C di konsesi HTI yang berlokasi di lahan gambut

• strategi implementasi ndC. Untuk strategi pelaksanaan NDC yang mencakup sembilan program, capaian yang diklaim oleh pemerintah pusat meliputi sosialisasi NDC di tingkat provinsi, peningkatan kapasitas di berbagai lembaga pemerintahan, pengembangan teknis terkait inventarisasi data GRK nasional dan sistem registrasi nasional serta pengarusutamaan NDC dalam perencanaan, pengawasan dan kajian pembangunan.

• Forum komunikasi stakeholder ndC. Hingga saat ini, belum ada forum komunikasi terkait NDC yang mewadahi seluruh pemangku kepentingan. Menurut Direktur Mitigasi Perubahan Iklim pada 4 april 2019, dapat dibuat simpul komunikasi stakeholder NDC di pusat dan daerah namun tidak perlu dibuat formal.

UPDaTE PELaKSaNaaN REDD+

• klaim rbp redd+. Indonesia sedang bersiap untuk mengklaim pembayaran berbasis hasil (RBP) untuk REDD+ ke Pemerintah Norwegia sesuai dengan Letter of Intent (LoI) dan Green Climate Fund (GCF). Beberapa sorotan mengenai hal ini adalah:

o perbedaan FreL deforestasi – Klaim RBP REDD+ Indonesia ke Pemerintah Norwegia dan GCF didasarkan ada FREL deforestasi yang berbeda karena periode referensi yang digunakan berbeda. FREL deforestasi yang diajukan ke pemerintah Norwegia lebih ambisius (lebih rendah) karena periode referensi yang digunakan sebagai baseline deforestasi hanya 10 tahun, yakni 2006-2016 sedangkan untuk GCF, periode referensi deforestasi yang digunakan adalah 22 tahun, yakni 1990-2012.1

o potensi peningkatan ambisi melalui perbaikan FreL. Saat ini, pemerintah Indonesia sedang menyusun FREL 2 untuk digunakan setelah 2020. Berdasarkan diskusi informal dengan Direktorat IGRK-MRV Ditjen PPI pada 28 Maret 2019, salah satu kemungkinan yang dipertimbangkan pemerintah adalah menggunakan periode referensi yang lebih pendek (2000-2018) atau 18 tahun

1 Informasi dari diskusi dengan Dirjen IGRK-MRV, KLHK, 28 Maret 2019.

Page 6: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

5Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

o agar NDC lebih ambisius. alternatif lainnya adalah menggunakan dua baseline, satu untuk tahun-tahun normal dan satu lagi untuk tahun-tahun El-Nino.

Gambar 1 Baseline yang digunakan dalam klaim RBP REDD+ ke Norwegia

Gambar 2 Klaim RBP REDD+ ke Norwegia dan GCF

o safeguards. Informasi menyeluruh mengenai kepatuhan terhadap safeguards dalam klaim RBP REDD+ yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia dan Norwegia belum bisa didapatkan. Saat ini, informasi tentang safeguards dimuat dalam situs SIS-REDD+ namun dibutuhkan asesmen atau laporan yang berisi informasi koheren dan menyeluruh terkait ini sebelum Indonesia dapat mengklaim pembayaran REDD+ berbasis kinerja untuk memastikan tidak ada pelanggaran safeguards dalam periode pelaksanaan REDD+.

o pembagian manfaat. Informasi mengenai rancangan atau mekanisme pembagian manfaat yang diusulkan oleh pemerintah untuk RBP REDD+ belum didapatkan kecuali informasi bahwa RBP REDD+ akan ditempatkan di Badan Pengelolaan Dana Lingkungan (BPDLH) yang akan dibentuk oleh Kementerian Keuangan dan digunakan untuk membiayai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. instrumen pendanaan redd+. Menurut informasi dari Kemitraan, proses pembentukan BPDLH kini berada di tangan Kementerian Keuangan berkoordinasi dengan Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi.

• alokasi FreL untuk deforestasi dan degradasi hutan di tingkat provinsi.

o Pada tanggal 11 Maret 2019, Direktur Jenderal Perubahan Iklim mengeluarkan Surat Keputusan yang mengalokasikan FREL di tingkat provinsi sebagai referensi untuk: (i) melaksanakan kegiatan untuk mengurangi emisi GRK dan (ii) menilai kinerja pelaksanaan REDD+. FREL hanya digunakan sebagai acuan di tingkat subnasional (provinsi) untuk dua kegiatan saja: deforestasi dan degradasi hutan (restorasi gambut belum termasuk). Tingkat referensi ditetapkan berdasarkan pertimbangan emisi historis dari Deforestasi dan Degradasi hutan serta emisi potensial yang mungkin terjadi di masa depan sesuai dengan tutupan hutan alam yang ada. FREL provinsi hanya berlaku hingga 31 Desember 2020.

Page 7: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

6Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

o Lima provinsi (dari 34 provinsi) dengan alokasi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan terbesar adalah: (i) Papua, (ii) Kalimantan Tengah, (iii) Sulawesi Tengah, (iv) Kalimantan Timur, dan (v) Kalimantan Utara.

o FREL bukanlah rencana untuk mendeforestasi, namun FREL yang lebih rendah selalu lebih baik karena berarti penurunan emisi yang lebih ambisius dan target deforestasi dan degradasi hutan yang lebih rendah.

Gambar 3 5 Lima provinsi dengan FREL deforestasi dan degradasi hutan tertinggi

• Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara (dengan tambahan Kalimantan Barat) adalah provinsi dengan laju deforestasi tertinggi pada 2013-2016 dan, berdasarkan pada tingginya laju deforestasi historis tersebut, FREL yang tinggi bukanlah hal yang mengejutkan. Sementara itu, Papua dan Sulawesi Tengah ‘hanya’ menempati urutan ke-7 dan 8 dari 10 provinsi dengan laju deforestasi tertinggi di 2013-2016, tetapi FREL yang tinggi untuk DD di kedua provinsi tersebut mengindikasikan tingkat deforestasi dan degradasi hutan yang diizinkan di kedua provinsi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih luasnya hutan yang di provinsi-provinsi tersebut (terutama Papua) yang telah diberikan kepada konsesi tetapi belum ditebangi. Berdasarkan analisis Madani terhadap dataset Greenpeace, pada tahun 2017, di Papua saja diperkirakan masih terdapat 1,37 juta hektare hutan alam di dalam konsesi kelapa sawit (lihat gambar 5 di bawah). Oleh karena itu, evaluasi izin kelapa sawit dalam moratorium sawit sangat mendesak untuk Papua, Kalimantan Timur dan Papua Barat.

Gambar 4 10 provinsi dengan tingkat deforestasi tertinggi selama 2013-2016

Page 8: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

7Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

PROGRESS PELaKSaNaaN KEBIJaKaN MITIGaSI DI SEKTOR KEHUTaNaNMoratorium

• Kebijakan moratorium izin baru di hutan primer dan lahan gambut berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2017 (perpanjangan keempat), akan berakhir pada tanggal 17 Juli 2019 mendatang jika kebijakan ini tidak lagi diperpanjang selama dua tahun atau ditingkatkan menjadi perlindungan permanen. Menurut analisis WRI (Wijaya, 2017), moratorium adalah kebijakan mitigasi dengan dampak penurunan emisi terbesar di sektor kehutanan sehingga penting untuk dipertahankan dan diperkuat hingga mencakup pula hutan sekunder yang saat ini belum terlindungi.

• Kebijakan ini menunda penerbitan izin baru di hutan primer dan lahan gambut dalam peta moratorium (PIPPIB) yang direvisi setiap 6 bulan (saat ini revisi XV). Izin baru yang ditangguhkan adalah: (i) izin usaha untuk pemanfaatan produk kayu hutan (penebangan di hutan alam, hutan tanaman, hutan tanaman rakyat, perhutanan sosial), (ii) izin pemungutan hasil hutan kayu, (iii) izin penggunaan kawasan hutan, dan (iv) perubahan peruntukan kawasan hutan (kecuali perubahan peruntukan sebagai bagian dari Revisi Rencana Tata Ruang). Klausul terakhir berarti bahwa pemerintah daerah dapat meminta hutan primer dan lahan gambut untuk dilepaskan dari kawasan hutan menjadi area non-hutan sebagai bagian dari revisi tata ruang.

• Kebijakan ini, meskipun baik, masih penuh dengan pengecualian yang bahkan lebih banyak daripada periode sebelumnya, yakni: (i) izin-izin yang telah mendapatkan persetujuan prinsip sebelum Mei 2011, (ii) pembangunan nasional vital: panas bumi, minyak dan gas, listrik, program ketahanan pangan nasional (padi, tebu, jagung, sagu, kedelai), (iii) perpanjangan izin yang ada, dan (iv) restorasi ekosistem.

• Revisi terakhir dari PIPPIB dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018 (Revisi XV) namun tidak ada luasan dalam SK tersebut.

• perpanjangan moratorium? Dalam pertemuan masyarakat sipil yang digagas NICFI pada 22 Januari 2019, Dirjen PPI menyatakan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan perpanjangan moratorium dan masih mendiskusikan dan melakukan analisis mengenai apakah moratorium dapat diberlakukan juga untuk hutan sekunder. Dari analisis Madani tentang statistik kehutanan terkini dalam publikasi Status Hutan Indonesia 2018, terdapat 3,8 juta hektar hutan sekunder yang diklasifikasikan sebagai hutan produksi untuk konversi (HPK) yang merupakan hutan yang paling terancam karena tidak terlindungi moratorium dan diperuntukkan untuk konversi. Perluasan moratorium untuk mencakup setidaknya hutan sekunder di HPK akan membantu melindungi hutan ini.

Moratorium sawit• Moratorium sawit (Instruksi Presiden No. 8/2018) memiliki masa berlaku yang singkat

(hanya 3 tahun) dan tidak memiliki klausa perpanjangan seperti halnya moratorium hutan primer dan lahan gambut. Dari September 2018 hingga Maret 2019, pemerintah (dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian) belum membentuk Tim Kerja sebagaimana diamanatkan oleh Instruksi Presiden. Koalisi masyarakat sipil telah mengajukan permintaan kepada Kemenko Perekonomian untuk terlibat dalam Tim Kerja, namun belum mendapatkan tanggapan positif. Saat ini, Kemenko Perekonomian dikabarkan tengah menyusun prosedur untuk implementasi moratorium sawit, terutama aspek evaluasi perizinan.

• Moratorium sawit berpotensi menyelamatkan tutupan hutan dalam jumlah luas jika dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan analisis Madani terhadap dataset Greenpeace, ada sekitar 3,3 juta hektare hutan alam di dalam konsesi kelapa sawit dengan jumlah terbesar terletak di Papua, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Papua Barat (lihat gambar di bawah). Tantangan saat ini adalah bahwa evaluasi izin kelapa sawit yang menjadi tanggung jawab tiga kementerian, KLHK, Kementerian agraria dan Tata Ruang,

Page 9: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

8Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

dan Departemen Pertanian, masih dilakukan secara tertutup.

Gambar 5 10 provinsi dengan hutan alam terbesar yang terletak di dalam konsesi kelapa sawit

• pelanggaran moratorium sawit?

o kabupaten buol, sulawesi tengah. Pada bulan Februari 2019, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepaskan kawasan hutan seluas 9964 hektare untuk Perkebunan PT Hardaya Inti Plantation di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Greenomics merilis data bahwa wilayah yang dilepaskan tersebut terdiri dari hutan sekunder. adanya celah dalam redaksi Instruksi Presiden Nomor 8/2018 menjadikan pelepasan tersebut mungkin dapat dibenarkan secara prosedural karena perusahaan telah memperoleh persetujuan prinsip dan melakukan tata batas untuk pelepasan kawasan hutan sebelum Inpres diterbitkan. Namun, pelepasan tersebut bisa jadi bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi jika dapat dibuktikan bahwa area yang dilepaskan adalah hutan produktif. Hingga saat ini, permintaan Koalisi masyarakat sipil untuk dilakukan audiensi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait hal ini belum dikabulkan dan Menteri LHK bersikukuh bahwa pelepasan tersebut telah sesuai prosedur.

o kabupaten Manokwari selatan, papua barat. Menurut data dari Panah Papua, di Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, Bupati telah memperpanjang izin lokasi milik PT Mitra Silva Lestari pada Februari 2019 untuk kelapa sawit di area seluas 11.214 hektare di Distrik Tahota dan Distrik Isim. Dengan perpanjangan ini berarti terdapat potensi deforestasi seluas 11.214 hektare di Papua Barat. agar dapat beroperasi, perusahaan memerlukan Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan Hak Guna Usaha (HGU) dari pemerintah daerah serta izin prosedural lainnya seperti izin lingkungan. Moratorium sawit menunda diterbitkannya izin-izin ini. Panah Papua telah mengeluarkan rilis dan petisi mendesak Gubernur untuk mematuhi moratorium sawit dan tidak melanjutkan proses perizinan. akan tetapi, menurut PT MSL, lokasi perpanjangan izin lokasi berada di aPL sehingga bukan merupakan objek moratorium sawit.2 PT MSL berencana untuk membangun pabrik kelapa sawit di Manokwari Selatan sehingga berpotensi mendorong ekspansi perkebunan kelapa sawit di kabupaten tersebut.3

restorasi gambut• target vs capaian. Dari target restorasi seluas 2 juta hektare lahan gambut yang terbakar

pada tahun 2015, setengahnya terletak di area konsesi. Progres restorasi lahan gambut yang dilakukan oleh BRG dan mitra pada 2016-2018 baru mencapai 679.901 hektar dan semuanya berada di luar area konsesi.4 Restorasi di area konsesi harus dilakukan oleh perusahaan sendiri dan KLHK memegang peran pengawasan dalam hal ini. Oleh

2 https://mnukwar.com/2019/02/pt-msl-kantongi-izin-lokasi-12-000-hektar-untuk-perkebunan-kelapa-sawit-di-mansel/3 Ibid.4 https://brg.go.id/capaian-restorasi-gambut-2016-2018/

Page 10: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

9Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

• karena itu, BRG hanya berfokus pada lahan gambut milik negara dan masyarakat yang terbakar pada 2015.

• restorasi di area konsesi. ada 99 konsesi hutan tanaman industri di ekosistem gambut dengan luas total 2,59 juta hektare, yang terluas berada di Riau, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat. Sekitar 1,43 hektare area konsesi 99 perusahaan tersebut terletak di ekosistem gambut dengan fungsi lindung dan harus dizonasi ulang serta dipulihkan jika terbakar/rusak. Dari keseluruhan 99 perusahaan, 83 diantaranya telah melakukan revisi Rencana Kerja Usaha (RKU) dan 45 perusahaan telah menyerahkan rencana restorasi mereka kepada KLHK (dokumen RKU dan rencana pemulihan tidak dibuka). Terlepas dari sanksi ketat yang diberlakukan oleh KLHK, beberapa perusahaan masih lolos meskipun melakukan pembakaran lahan gambut untuk kelapa sawit seperti terbukti dalam kasus PT Pundi Lahan Khatulistiwa, Saraswanti, dan Mulia agro Sawit Lestari di Kalimantan Barat.5

perhutanan sosial• Capaian. Capaian distribusi perhutanan sosial per 4 Maret 2019 adalah 2,56 juta

hektare. Dalam hal luasan, yang terbanyak adalah hutan desa (50 persen), disusul hutan kemasyarakatan (25 persen), hutan tanaman rakyat (13 persen, dan kemitraan kehutanan (11 persen). Capaian hutan adat hanya 1 persen dari luas perhutanan sosial keseluruhan.6 Dalam sembilan (9) bulan yang tersisa hingga Desember 2019, target distribusi yang harus dicapai KLHK adalah 1,82 juta hektare.

• Usulan PS. Data mengenai usulan perhutanan sosial yang masih diproses belum bisa diakses dari satu pintu.

o HKm: 513 usulan (507.444 hektare)7

o Hutan desa, HTR, KK: tidak diketahui

o Hutan adat: 46 usulan8 (terdaftar, luasan tidak diketahui)

Pada Februari 2019 KLHK menetapkan 7-unit hutan adat seluas 2.182 hektare9dan dinyatakan bahwa selanjutnya akan menetapkan hutan adat

5 http://www.foresthints.news/peat-drainage-ongoing-amid-protests-against-eu-delegated-act6 http://dishut.jabarprov.go.id/index3.php?mod=detilBerita2&idMenuKiri=&idBerita=6134, diakses 20 Maret 2019.7 https://new-dot-sinav-perhutanan-sosial.appspot.com/usulan, diakses 20 Maret 2019. Pada saat laporan ini ditulis, tercatat 513 usulan perhutanan sosial beserta data lokasi, nama lembaga yang mengusulkan, luas, jumlah KK, pendam- ping, progress, dan keterangan mengapa usulan belum dapat diproses. Namun, data yang tercatat hanya untuk hutan kemasyarakatan.8 http://pskl.menlhk.go.id/pktha/, diakses 20 Maret 2019. Tidak ada jumlah luasan/rincian.9 https://ekonomi.bisnis.com/read/20190305/99/896299/klhk-targetkan-verifikasi-30.000-ha-hutan-adat, 5 Maret 2019, diakses 20 Maret 2019.

Page 11: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

10Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

di 6 lokasi (Jambi) seluas 1.518 hektare.10

Target verifikasi hutan adat tahun 2019 = 30.000 hektare.11

Terkait hutan adat, Dirjen PSKL masih belum menetapkan Peta Indikatif Lokasi Hutan adat (PILHa) yang didorong masyarakat sipil dan luasnya mencapai 369.861 hektare.

• Pendampingan PS. Ditjen PSKL menargetkan 1 SK memiliki 1 pendamping. Di tahun 2019, jumlah pendamping yang ditargetkan mencapai 1215 orang. Pokja Percepatan Perhutanan Sosial di tingkat nasional akan melakukan pemetaan CSO yang melakukan pendampingan dan untuk menjadi pendamping resmi, CSO/individu termasuk masyarakat harus menjalani seleksi dan ditetapkan oleh Kepala BPSKL di region masing-masing sebagai Pendamping Masyarakat Perhutanan Sosial dan akan dapat mengakses Sistem Informasi Pendamping (SIMPING) dan mendapat pelatihan dan pembinaan.

***

10 Ibid.11 Ibid.

Page 12: Madani’s Update ada data mengenai penurunan emisi yang dihasilkan dari masing-masing langkah tersebut. Mengurangi deforestasi: • Melindungi kawasan konservasi • Memanfaatkan

11Update perkembangan NDC Indonesia di sektor kehutanan

Yayasan Madani Berkelanjutan adalah lembaga nirlaba yang berupaya menjembatani hubungan antar pemangku kepentingan (pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil) untuk mencapai solusi inovatif terkait tata kelola hutan dan lahan.

[email protected]@yayasanmadani Madani Berkelanjutan

Unduh update reportnya di www.madaniberkelanjutan.id