macro interactions extended enterprises - share...

14
23/10/2011 1 Macro Interaction & their effects to Business Process (extended enterprises) Tujuan perkuliahan Mahasiswa mampu memahami berbagai tingkatan industri Mahasiwa mengenali konsep makro dalam telaah industry Mahasiswa mengenal pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam telaah macro enterprise

Upload: truongque

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

23/10/2011

1

Macro Interaction & their effects to Business Process (extended enterprises)

Tujuan perkuliahanMahasiswa mampu memahami berbagai tingkatan industri

Mahasiwa mengenali konsep makro dalam telaah industry

Mahasiswa mengenal pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam telaah macro enterprise

23/10/2011

2

Ruang lingkup SistemPerusahaan

CustomerInformation

and Contacts

CustomerOrders

Finished Goods

InventoryShipment

Customer Billing andPayment

Process Driven System

Sales and Internal Orders

Forecast IncludingOrders

Master ProductionSchedule

MaterialRequirements

Plan

Purchase Requisitions

Shop-FloorProduction

Orders

Order Fulfillment

Production Planning

CapacityRequirements

Rough-cutCapacity

Plan

Capacity Adjustments

CapacityRequirements

Plan

Capacity Adjustments

PurchaseRequisitions

SupplierSelection

Purchase Orders

Supply StatusChecking

Supply Received and

Verified

PayingSupplier

Capacity Planning

Purchasing

23/10/2011

3

BUSINESS PROCESSA procedure designed to add value in an organisationp g g

Consist of two function classes: The transformation of input DATA into output DATAThe transformation of input MATERIAL into output MATERIAL

The whole process include: flow of control, flow of materials flow of information WITHOUT any consideration materials, flow of information, WITHOUT any consideration of organizational boundaries

How It Used to Be

“Our sales guys can never make up their minds. They keep g y p y pchanging their product requirements on a daily basis. How can I

ever manage my production under such a situation?”

"Our manufacturing people are in a world of their own. They are more interested in reporting high capacity utilization, rather than meeting the delivery schedules committed to customers. We end

up facing the flak with our customers”up facing the flak with our customers

“I never seem to get the right information. Each department presents me their own picture. Which never matches another department's information. Am I supposed to spend all my time

reconciling data, or take decisions!”

23/10/2011

4

Ruang lingkup SistemIndustri

Enterprise Resource Planning (ERP) Integrated computer-based system

Enterprise-wide information systemp y

The term “ERP” does not reflect actual capabilities of the system

Enterprise – cross the enterprise boundaries

Resource – not only resources are considered

Planning – not only planning, other management functionsControllingInformation sharingOrganizationExecution

23/10/2011

5

CORE AND EXTENDED ERP COMPONENTS

THE EXTENDED ENTERPRISE

INFORMATION FLOW

suppliers CustomerManufacturer Manufacturer

IT links

IT linksIT links

Adv. IT links

Browne, 1998

Product flow

Manufacturer

23/10/2011

6

Pendekatan Business Process CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture)

S t Di ti S t St t Di t B i

Manage Process

Set Direction Set Strategy Direct Business

DevelopProduct/Service Get Order Fulfill Order Support Product

Core Business Process

Human ResourcesManagement

FinancialAccounting

InformationTechnology

MaintenanceManagement

Support Process

Perkembangan Disiplin Teknik Industri

Phase Perkembangan

Problematik, Kasus, Konsep, atau Pengembangan Teori

SkalaPandang

Revolusi Industri(1750-1900-an)

Scientific Management(1890 - 1930-an)

Industrial Engineering(1930-1950-an)

Mekanisasi Proses-2 Produksi, Interchange-abilityParts, Standardisasi Produk (awal Mass Production)

Time & Motion Studies, Organization (Functional) Design, Production Planning & Scheduling, Inventory

Model (EOQ), Statistical QC, Line Balancing, etc.

Tool Design, Engineering Economy, Human Engineering(Ergonomics), Facilities Location & Layout, Queuing

Theory, Analyzing Productivity, Management Controls, etc

MIKRO

OperationsResearch

(1945-1970-an)

Extended enterprise (1980an) Network theory,

Digital Computer, Mathematical Programming, ReliabilityAnalysis, Decision/Optimization Theory, System

Engineering, Automation, Mgmt Information System, etc.MESSO

&MAKRO

Industrial & System Engineering

Control Theory, Large-Scale System, Total SystemDesign, Social System, Cybernetics, Behavioral Theory

23/10/2011

7

Mikro Meso MakroLaboratorium SistemManufaktur *** * *

Laboratorium *** ** *Ergonomi & Perancangan Sistem

Laboratoriumperancangan sistem & manajemen industri

* ** ***

LaboratoriumKomputerisasi & Optimasi Industri

*** *** ***

Laboratorium Logistics and Supply Chain Management (LSCM)

* *** **

Produ

Lab based Area Penelitian Bentuk ScopeLaboratorium SistemManufaktur

• Reliability • Maintenance Management • Sustainable Manufacturing• Environment Management• Quality Engineering & Management• Productivity Engineering

Pe

Pe

nd

am

p

Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem

• Ergonomic (human factor engineering)• Methods study e

ne

litian

ma

nd

iria

tau

ke

Ko

nsu

ltasi/P

roje

ct

pin

ga

n, M

ag

an

g(d

ose

n

Mik

ro

Me

so

Ma

kro

• Macro-ergonomic• Product Design• Facilities Planning/Design• Industrial health & safety Engineering

Laboratorium perancangansistem& manajemenindustri

• Project Management• Financial Engineering & Management• Organisation and HR Development• Strategic Management• Performance Management• Risk Management, CSR, Knowledge Management

Industrial System Planning (Start from generating erja

sam

a

t n&

ma

ha

siswa

)

• Industrial System Planning (Start from generating idea, Feasibility study dst)

LaboratoriumKomputerisasi & OptimasiIndustri

• Aplikasi teknik optimasi• Pemodelan sistem• Sistem Dinamis• Data mining

Laboratorium Logistics and Supply Chain Management(LSCM)

• Logistic Management• Transportation problems• Supply Chain Engineering & Management

23/10/2011

8

ChallengesIT & Non IT based companies

CLUSTER give alternative for optimising the industrial system

Pendekatan klaster industri diyakini akan mampu secara efektif meningkatkan daya saing industri nasional

Mengapa pendekatan klaster industri?

Kompetensi industri secara individu menjadi kompetensi supply chain danpada masa mendatang akan bergeserpada kompetensi klaster

Pergeseran era (kualitas cost delivery inovasi/fleksibilitas )

Penataan struktur industri yang terintegrasi

de e y o as / e s b tas )

Diperlukan pendekatan operasionalindustri yang lebih efisien

23/10/2011

9

Konsep Klaster Industri

Kelompok dari beberapa sumber jaringan produsen yang terdiri dari perusahaan-perusahaan p y g p pyang independen dan kokoh (termasuk pemasok khusus) yang terhubung satu sama lain dalam rantai nilai tambah produksi (Roelandt and den Hertag, 1999) Porter (1998) : klaster industri sebagai sekumpulan perusahaan dan institusi yang terkait pada bidang p y g p gtertentu yang secara geografis berdekatan, bekerjasama karena kesamaan dan saling memerlukan”

Model Klaster PendekatanStakeholder

Lembagapemerinta

h KumpulanO iInteraksi

terkait KumpulanLembagaPembiaya

an

KumpulaKumpulann

lembagalembagarisetriset

Industri Industri IntiInti

Kumpulan

pemasokbahan

Organizerpameran

industri

risetriset

PerusahaPerusahaanan

EkspedisiEkspedisiKumpula

npemasok

mesin

Kumpulan

lembagatraining

bahan baku

23/10/2011

10

Key success factors :

Terciptanya Aglomerasip y g

Collective efficiency

Pertumbuhan industri

Sustainable competitive advantage

Model Pengembangan KlasterModel Pengembangan KlasterSpontaneous Clusters, inisiatif oleh business leaders, klaster berdiri tanpa dukungan yang signifikan dari pemerintah.

Private Sector Driven, business leaders menyadari kebutuhannya akan perlunya klaster, namun mereka tidak atau belum tahu bagaimana melakukannya, dalam proses pengembangannya didukung oleh pihak lain khususnya pemerintah.

Donor or Government-Driven, business leaders tidak mengetahui apa itu klaster dan bagaimana cara mengetahui apa itu klaster dan bagaimana cara mengembangkannya. Disini pemerintah merupakan tokoh kunci berkembangnya sebuah klaster, baik pada pemilihan basis industri maupun strategi pengembangannya.

(Hansen, 2003)

23/10/2011

11

Identifikasi Pelaku KlasterP l k i ti I d t i bil ik (GEAPelaku inti: Industri mobil mikro (GEA, Arina)Industri pendukung : Industri Komponen Otomotif, Industri Bahan Baku lainnya, Industri Mesin Peralatan Pabrik dll.)Institusi Pendukung : Pemerintah (Pusat g (dan Daerah, Lembaga Pendidikan (PT, Akademi dll), Lembaga Pelatihan, Lembaga Penelitian, Lembaga Keuangan dll

Collective efficiency dalamklaster peningkatan akses informasi dari institusi

dan lembaga/asosiasi publik dengan dan lembaga/asosiasi publik dengan menggunakan fasilitas dan program bersamamelakukan inovasi dengan mendifusikan kemampuan ilmu teknologi sehingga inovasi akan terjadi lebih cepatkebijakan memberikan insentif kepada j pkaryawan yang melakukan inovasimemungkinkan kolaborasimemperoleh manfaat skala ekonomi (economies of scale)

23/10/2011

12

Konsep rantai nilai dan nilaitambah

Firm InfrastructurHard infrastructure and soft infrastructure

H R D lund

er

Human Recource Development

Technology Development Profit Margin

und

stic tio

n

und

c ting

& es espr

imer

Akt

ivit

as s

eku

Inbo

ulo

gis

Ope

ra

Out

bou

logi

stic

Mar

ket

sale

Serv

ice

Nilai tambah

How tooptimize

Akt

ivit

as

Faktor Kunci KeberhasilanFaktor Kunci Keberhasilan

jumlah pelaku bisnis (perusahaan) yang mencapai critical mass dalam y g psuatu lokasi geografis,bidang aktivitas bisnis terdefinisikan dengan baik, hubungan kemitraan yang kuat antar stakeholder industri,k t di i t d kketersediaan sistem pendukung bagi perusahaan, budaya kewirausahaan.

23/10/2011

13

Penyebab Kegagalan Pengembangan Klaster Penyebab Kegagalan Pengembangan Klaster IndustriIndustri

1. Pengembangan klaster industri semata karena “keinginan pemerintah” bukan karena kebutuhan pasar dan dilakukan oleh pelaku bisnis yang bersangkutanoleh pelaku bisnis yang bersangkutan

2. kebijakan pemerintah dalam bentuk intervensi langsung 3. pemerintah terlalu mengendalikan dan tidak berperan sebagai

katalis dan “broker” yang membawa bersama seluruh para pelaku dalam klaster industri (termasuk pemasok) serta insentif untuk memfasilitasi proses inovasi dan klasterisasi

4. kebijakan klaster industri sebaiknya tidak mengabaikan klaster industri kecil dan yang sedang muncul (emerging) ataupun industri kecil dan yang sedang muncul (emerging) ataupun memfokuskan hanya pada klaster industri yang sudah ada (existing)

5. Kebijakan klaster industri tak hanya cukup dengan analisis atau studi, tetapi juga tindakan nyata melalui penciptaan forum dialog yang konstruktif antara peneliti, para pimpinan dunia usaha, pembuat kebijakan dan pakar atau akademisi.

Kelembagaan Klaster

Kelengkapan komponen (hulu-hilir)Peta industri dari hulu hilir- Peta industri dari hulu-hilir

- Inventarisasi pelaku Efektivitas Fungsional dari setiap stakeholder klaster - Forum Klaster (Koordinator)- National & Cluster Vocal PointNational & Cluster Vocal Point- Komitmen bersama antara pelaku- Visi & Misi- Rencana aksi bersama yang disepakati

23/10/2011

14

KINERJA Komprehensif KLASTER 1. Aspek Sosial (Ketenagakerjaan, kelembagaan,

acceptabilitas sosial)

2. Aspek Lingkungan (Acceptabilitas sosial dan teknik)

3. Aspek Proses Bisnis Internal (Pengadaan bahan baku penanganan bahan baku bahan baku, penanganan bahan baku, pengolahan/produksi, pendistribusian)

4. Aspek Ekonomi (finansial dan pertumbuhan industri)