lul

7
Definisi Dari sisi patologis, gagal jantung dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang mengakibatkan terganggunya transport oksigen ke organ-organ di seluruh tubuh dan kebutuhan metabolik tubuh tidak terpenuhi. Sedangkan secara klinis, gagal jantung berarti disfungsi kontraktil yang menjadi penyebab dari gejala-gejala seperti sesak napas, kelelahan, dan retensi cairan. 1 Gagal jantung terjadi 1-2% pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun, dan 10% pada usia lebih dari 75 tahun. Prognosisnya cukup buruk dan lebih dari setengah penderitanya meninggal dunia dalam kurun waktu 3 tahun. 2 Kelainan Mekanis Kelainan Miokardial Gangguan Irama Jantung 1. Peningkatan beban tekanan o Dari sentral (stenosis aorta) o Dari perifer (hipertensi sistemis) 2. Peningkatan beban volum o Regurgitasi katup-pirau o Meningkatnya beban awal 3. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel o Stenosis mitral atau trikuspid 4. Tamponade pericardium 5. Restriksi endokardium dan miokardium 6. Aneurisma ventricular 7. Dis-sinergi ventrikel Primer o Kardiomiopati o Gangguan neuromuskular miokarditis o Metabolik(diabe tes melitus) o Keracunan (alkohol, kobalt, dll) 1. Henti jantung 2. Fibrilasi ventricul ar 3. Takikardi a atau bradikard ia yang ekstrem 4. Asinkroni listrik dan gangguan konduksi Sekunder o Iskemia (penyakit jantung koroner) o Gangguan metabolik o Inflamasi o Penyakit infiltratif (restrictive cardiomiopathy) o Penyakit paru obstruktif kronis o Penyakit sistemis o Obat-obatan yang mendepresi miokardium

Upload: alisha-soebroto

Post on 18-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pyk

TRANSCRIPT

DefinisiDari sisi patologis, gagal jantung dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang mengakibatkan terganggunya transport oksigen ke organ-organ di seluruh tubuh dan kebutuhan metabolik tubuh tidak terpenuhi. Sedangkan secara klinis, gagal jantung berarti disfungsi kontraktil yang menjadi penyebab dari gejala-gejala seperti sesak napas, kelelahan, dan retensi cairan.1 Gagal jantung terjadi 1-2% pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun, dan 10% pada usia lebih dari 75 tahun. Prognosisnya cukup buruk dan lebih dari setengah penderitanya meninggal dunia dalam kurun waktu 3 tahun.2Kelainan MekanisKelainan MiokardialGangguan Irama Jantung

1. Peningkatan beban tekanan Dari sentral (stenosis aorta) Dari perifer (hipertensi sistemis)2. Peningkatan beban volum Regurgitasi katup-pirau Meningkatnya beban awal3. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel Stenosis mitral atau trikuspid4. Tamponade pericardium5. Restriksi endokardium dan miokardium6. Aneurisma ventricular7. Dis-sinergi ventrikel

Primer Kardiomiopati Gangguan neuromuskular miokarditis Metabolik(diabetes melitus) Keracunan (alkohol, kobalt, dll)1. Henti jantung2. Fibrilasi ventricular3. Takikardia atau bradikardia yang ekstrem4. Asinkroni listrik dan gangguan konduksi

Sekunder Iskemia (penyakit jantung koroner) Gangguan metabolik Inflamasi Penyakit infiltratif (restrictive cardiomiopathy) Penyakit paru obstruktif kronis Penyakit sistemis Obat-obatan yang mendepresi miokardium

ETIOLOGI

Hudak dan Gallo (1994) memaparkan bahwa gagal jantung disebabkan oleh:3a. Disritmia, ritme jantung yang abnormal dan tidak teratur, seperti bradikardi, takikardi, dan kontraksi premature yang dapat menurunkan curah jantung4b. Malfungsi katup, umumnya menimbulkan kegagalan pompa jantung, baik oleh obstruksi aliran keluar jantung seperti stenosis katup aortik atau stenosis pulmonal, ataupun kelebihan beban volume yang dapat diindikasikan dengan peningkatan volume darah ke ventrikel kiri.c. Abnormalitas otot jantung, menyebabkan gangguan ventrikel meliputi infark miokard, aneurisme ventrikel, fibrosis miokard luas (biasanya disebabkan oleh aterosklerosis koroner jantung atau hipertensi lama), fibrosis endokardium, penyakit miokard primer (kardiomiopati), atau hipertrofi luas yang disebabkan oleh hipertensi pulmonal, stenosis aorta, atau hipertensi sistemik.d. Ruptur miokard, membahayakan kegagalan pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi selama 8 hari pertama setelah infark.3

DiagnosaDiagnosis gagal jantung didasarkan pada: Gejala (anamnesis)Gejala merupakan salah satu kunci yang penting untuk mengenali ada tidaknya gagal jantung. Berdasarkan rentang waktu berkembangnya gejala, gagal jantung dapat dibagi menjadi gagal jantung kronis (dimana gejala berkembang secara bertahap dan dalam jangka waktu yang lama) dan akut (dimana gejala berkembang secara cepat). Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh pasien gagal jantung meliputi sesak napas, lelah, pusing atau pingsan, sering batuk dengan dahak berbusa dan mengandung darah karena edema di paru-paru, pembentukan cairan divena sehingga terjaid pembengkakan perut, kaki, lutut, dan telapak kaki. Gagal jantung kiri: sesak napas, terutama ketika berbaring (ortopnea) atau saat tengah malam (dispnea nokturnal paroksismal). Gejala lain yang muncul ialah takipnea, takikardia, adadnya bunyi jantung yang ketiga, ronki paru bibasilar saat inspirasi, naiknya tekanan vena jugularis, dan tidak adanya edema perifer.5 Gagal jantung kanan: retensi cairan pada tungkai (pada kasus berat, dapat terjadi asites), aiknya tekanan vena jugularis, dan edema perifer.5 Gagal jantung kronis: terjadi pembesaran jantung atau kardiomegali dan regurgitasi mitral/trikuspid sekunder apabila terjadi dalam kurun waktu yang lama, menurunnya otot skeletal atau kaheksia jantung, kelelahan, dan kelemahan

Sejarah medis Pemeriksaan fisikSelama pemeriksaan fisik, dokter mendengarkan jantung dan paru-paru dengan stetoskop untuk memberitahu tanda gagal jantung seperti suara jantung tidak teratur, gallop, detak jantung tinggi, dan murmur katup jantung. Jika ada cairan di paru-paru, suara keritik mungkin terdengar. Napas cepat atau perubahan lainnya dalam pernapasan mungkin juga ada. Pasien dengan gagal jantung juga mungkin bernadi cepat. Radiografis jantungRadiografis dada menunjukkan jika terjadi pembesaran jantung, kongesti paru (garis Kerley B), atau edema paru. Ketidaknormalan katup jantung dan struktur lainnya juga tampak pada radiografis dada.

Elektrokardiogram(EKG)Pencatatan EKG dilakukan selama 24 jam untuk mengetahui apakah terdapat aritmia atau tidak. Pada umumnya, gambar EKG dari pasien gagal jantung tergolong abnormal karena adanya aritmia yang disebabkan fibrilasi atrium. Elektrokardiogram dapat memberikan informasi irama jantung dan ukuran jantung, serta mendeteksi adanya infark miokard ataupun hipertrofi ventrikel kiri (yang diakibatkan oleh hipertensi ataupun stenosis aorta). EkokardiografiEkokardiografi teknik esensial yang sederhana dan non-invasif dalam menegakkan diagnosis etiologi, keparahan, dan mengatasi penyakit katup jantung. Melalui metode ini, dapat dilihat jika ada dinding jantung atau ruang jantung membesar dan jika ada ketidaknormalan katup jantung. Ekokardiogram dapat digunakan untuk mencari berapa banyak darah yang dipompa jantung.

Scan isotop nuklirScan isotop nuklir bermanfaat untuk pengukuran fraksi ejeksi yang akurat (seperti ventrikulografi isotop atau multiple-gated acquisition scans) atau miokardium tidak berfungsi dengan baik (otot jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik akibat stenosis koroner yang hebat pada arteri, umumnya diatasi dengan angioplasty transluminal perkutan atau cangkok bypass arteri koroner). Pengukuran tersebut dilakukan berdasarkan gambar yang dihasilkan dengan injeksi substansi radioaktif dosis sangat rendah ketika bergerak ke ??? melalui jantung.

Kateterisasi jantungKateterisasi jantung digunakan untuk mengukur tekanan jantung dan jumlah darah dipompa di jantung. Tes ini dapat membantu menemukan ketidaknormalan arteri jantung, katup jantung, otot jantung, dan pembuluh darah lainnya. Kombinasi dengan ekokardiografi dan tes lainnya, kateterisasi jantung dapat membantu menemukan penyebab gagal jantung. Sederhananya, kateterisasi jantung bertujuan untuk mengatasi penyakit jantung koroner kritis, menilai keparahan penyakit, dan juga memilih pengobatan yang tepat pada mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung iskemikFramingham telah mengkategorikan kriteria-kriteria yang diperlukan untuk diagnosis gagal jantung. Apabila seseorang memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor, maka orang tersebut dapat didiagnosis sebagai penderita gagal jantung. Kriteria-kriteria tersebut ialah sebagai berikut:Kriteria mayor: Dispnea nokturnal paroksismal atau orthopnea Distensi vena leher Bunyi paru-paru abnormal (rales) Kardiomegali pada foto toraks Edema paru-paru akut Adanya bunyi jantung ketiga Peningkatan tekanan vena pusat (>16 cm H2O di atrium dekste) Refkuls hepatojugularKriteria minor: Edema lutut bilateral Batuk nokturnal Dispnea atau sesak saat beraktivitas Hepatomegali Efusi pleura Takikardia

DiagnosisMenurut The Task Force on Heart Failure dari European Society of Cardiology, ada tiga kriteria terjadinya gagal jantung dan dua diantaranya harus terpenuhi untuk memastikan apakah seseorang mengalami gagal jantung atau tidak. Ketiga kriteria tersebut ialah:1. Munculnya gejala-gejala gagal jantung (ketika beristirahat maupun dalam keadaan stress)2. Adanya disfungsi jantung yang jelas3. Adanya respon terhadap terapi gagal jantung4NYHA (New York Heart Association)[sunting|sunting sumber]New York Heart Association merupakan organisasi yang pertama kali membuat klasifikasi gagal jantung berdasarkan derajat keterbatasan fungsional. Sistem ini membagi pasien 4 kelas fungsional menurut gejala yang muncul, yakni asimptomatis (kelas I), gejala muncul pada aktivitas berat (kelas II), gejala muncul saat melakukan aktivitas ringan (kelas III), dan gejala muncul pada saat istirahat (kelas IV). tingkat keparahan gagal jantung seseorang diklasifikasikan berdasarkan kelasnya, sebagai berikut yaitu:6KelasGejala

ITidak ada keterbatasan dari aktivitas fisik dan aktivitas biasa tidak menimbulkan lelah, sesak napas, ataupun jantung berdebar.

IITerdapat sedikit keterbatasan dari aktivitas fisik, terutama ketika menaiki tangga, menyebabkan lelah, sesak napas, ataupun jantung berdebar.

IIITerdapat ketebatasan dari aktivitas fisik secara signifikan, bahkan aktivitas fisik yang ringan pun dapat menyebabkan lelah, sesak napas, ataupun jantung berdebar.

IVTidak dapat melakukan aktivitas fisik dengan nyaman, timbul gejala gangguan jantung pada saat istirahat, dan keluhan akan semakin berat bila beraktivitas.

Gejala nonspesifik lainnya termasuk nokturia, anoreksia, perut kembung, konstipasi, dan gejala serebral seperti kebingungan, pusing, dan pelemahan memori.

1. Erdmann R, Riecker G. Chronic Heart Failure. Heidelberg: Springer-Verlag Berlin; 1998.2. Soeharto I. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Edisi kedua. Davey P. Medicine at a Glance. 2nd Edition. New Jersey: Wiley-Blackwell; 2006.3. Hudak C, Gallo B. Critical Care Nursing: A Holistic Approach. 6th edition. Philadelphia: JB Lippincott Company; 1994.4. Pollak AN. Advanced Emergency Care and Transportation of the Sick and Injured. United Kingdom: Jones and Barlett Learning; 2012.5. Smeltzer SC. Handbook for Brunner and Suddarths Textbook of Medical-Surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott Wiliams & Wilkins; 2010.6. Criteria Committee, New York Heart Association.Diseases of the heart and blood vessels. Nomenclature and criteria for diagnosis. 6th ed. Boston: Little, Brown; 1964.