luka bakar

16
Pendahuluan Luka bakar atau combustio adalah kerusakan kulit yang dapat disertai kerusakan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh perubahan suhu dimana terjadi kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi. Luka bakar adalah luka biasa dan pada mulanya merupakan luka yang steril. Patofisiologi Terdapat beberapa efek yang ditimbulkan luka berupa : efek panas pada kulit, efek panas pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dan efek panas terhadap metabolisme secara umum. 1. Gangguan fungsi kulit Kulit yang normal berfungsi sebagai barier terhadap mikroorganisme dan mengatur penguapan air dan pengeluaran panas. Akibat luka bakar mikroorganisme dengan mudah masuk kedalam tubuh. Pengaturan penguapan air dan pengeluaran panas juga rusak sehingga mudah terjadi dehidrasi. Makin luas luka bakar, makin banyak cairan yang keluar. 2. Kerusakan pembuluh dan limfe Akibat luka terjadi vasodilatasi sehingga permeabilitas kapiler meningkat dan cairan bersama elektrolit dan protein lebih mudah keluar. Hal ini dapat menyebabkan edema jaringan sekitarnya dan permukaan luka menjadi basah. Jika isi pembuluh darah rusak, dapat terjadi trombosis, sel eritrosit rusak sehingga dapat terjadi hemoglobinemia dan hemoglobinuria bahkan kadang-kadang timbul ikterus. Akibat 1

Upload: rianda-afrilia

Post on 28-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

luka

TRANSCRIPT

Page 1: Luka Bakar

Pendahuluan

Luka bakar atau combustio adalah kerusakan kulit yang dapat disertai kerusakan jaringan

dibawahnya yang disebabkan oleh perubahan suhu dimana terjadi kontak dengan sumber panas

seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi. Luka bakar adalah luka biasa dan pada

mulanya merupakan luka yang steril.

Patofisiologi

Terdapat beberapa efek yang ditimbulkan luka berupa : efek panas pada kulit, efek panas

pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dan efek panas terhadap metabolisme secara umum.

1. Gangguan fungsi kulit

Kulit yang normal berfungsi sebagai barier terhadap mikroorganisme dan mengatur

penguapan air dan pengeluaran panas. Akibat luka bakar mikroorganisme dengan mudah

masuk kedalam tubuh. Pengaturan penguapan air dan pengeluaran panas juga rusak

sehingga mudah terjadi dehidrasi. Makin luas luka bakar, makin banyak cairan yang

keluar.

2. Kerusakan pembuluh dan limfe

Akibat luka terjadi vasodilatasi sehingga permeabilitas kapiler meningkat dan cairan

bersama elektrolit dan protein lebih mudah keluar. Hal ini dapat menyebabkan edema

jaringan sekitarnya dan permukaan luka menjadi basah. Jika isi pembuluh darah rusak,

dapat terjadi trombosis, sel eritrosit rusak sehingga dapat terjadi hemoglobinemia dan

hemoglobinuria bahkan kadang-kadang timbul ikterus. Akibat perembesan cairan terjadi

hemokonsentrasi intravaskular dan lama-kelamaan terjadi shok hipovolemik.

3. Gangguan metabolisme

Setiap terjadi trauma, tubuh meningkatkan sekresi katekolamin dan kortikosteroid

akibatnya terjadi balance N yang negatif dan cadangan lemak digunakan untuk

memenuhi kebutuhan kalori. Gangguan metabolisme menimbulkan manifestasi klinis

berupa anoreksia, muntah-muntah.

1

Page 2: Luka Bakar

Klasifikasi Luka Bakar

1. Berdasarkan penyebab:

- Luka bakar karena api

- Luka bakar karena air panas

- Luka bakar karena bahan kimia (asam kuat dan basa kuat)

- Luka bakar karena radiasi

- Luka bakar karena listrik dan petir

2. Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan:

- Luka bakar derajat I (first degree)

- Luka bakar derajat II(second degree), yang dibagi:

-superfisial dan profunda

- Luka bakar derajat III (third degree)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat-ringannya Luka Bakar

1. Luas Luka Bakar

Penentuan luas luka bakar sangat penting untuk menentukan terapi cairan,

perawatan dan prognosis. Ada beberapa cara untuk menilai luas luka bakar:

a. Cara telapak tangan

Cara ini menggunakan luas telapak tangan penderita, prinsipnya luas

telapak tangan = 1%. Cara ini merupakan cara cepat dapat digunakan pada

keadaan darurat.

b. Rule of nine

Digunakan pada orang dewasa karena luas permukaan bagian tubuh orang

dewasa relatif sama. Cara ini mudah, praktis, dan cepat dikerjakan tetapi kurang

teliti.

Bagian Tubuh Nilai

Kepala dan lahir 9%

Dada 9%

Perut 9%

Punggung 9%

Pinggang dan bokong 9%

Ekstrimitas atas kanan 9%

2

Page 3: Luka Bakar

Ekstrimitas atas kiri 9%

Ekstrimitas bawah kanan 18%

Ekstrimitas bawah kiri 18%

Perineum dan genitalia

eksterna

1%

c. Rule of five

Digunakan pada bayi dan anak-anak karena luas permukaan bagian tubuh

anak berbeda dimana luas relatif permukaan kepala anak lebih besar dan luas

relatif permukaan kaki lebih kecil

Bagian tubuh Bayi Anak

Kepala 4 x 5% 3 x

5%

Lengan kanan dan kiri 2 x 5% 2 x

5%

Badan depan dan belakang 4 x 5% 3 x

5%

Kaki kanandan kiri 2 x 5% 3 x

5%

d. Lund and Browder Charts

Cara ini lebih sulit tetapi lebih tepat dan dapat digunakan pada anak maupun

dewasa

Alat tubuh Usia (tahun)

0-1 1-4 4-9 10-15 Dewasa

Kepala 19 17 13 10 7

Leher 2 2 2 2 2

Dada sampai perut 13 13 13 13 13

3

Page 4: Luka Bakar

Punggung smp

bokong

13 13 13 13 13

Genitalia 1 1 1 1 1

Lengan atas kanan 4 4 4 4 4

Lengan atas kiri 4 4 4 4 4

Lengan bawah

kanan

3 3 3 3 3

Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3

Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Paha kanan 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5

Paha kiri 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5

Tungkai kanan 5 5 5,5 6 7

Tungkai kiri 5 5 5,5 6 7

Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

2. Dalamnya luka bakar

a. Luka bakar derajat I (pain, eritema, lake of blisters)

Luka bakar hanya mengenai epidermis

Terlihat eritema, edema minimum, kering, dan sangat sensitif

Jika ada blister / bullae (gelembung) hanya kecil-kecil disebut minute blister

(tidak terlihat oleh mata)

Keluhan berupa rasa nyeri yang membaik dalam 2-3 hari

Luka bakar derajat ini sembuh dalam 5-10 hari, tak ada scar

Contoh: terkena sengatan matahari.

b. Luka bakar derajat II

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis

Kemerahan makin jelas, blister/bulae dapat dilihat mata

Kulit masih sensitif sehingga dijumpai rasa nyeri

4

Page 5: Luka Bakar

Dibagi menjadi:

i. Superfisial:

- Luka bakar kena seluruh epidermis (papilar dermis and pain of sensitive

nerve ending)

- Timbul kemerahan dan lepuh (blister) (pink or moist)

- Folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh

- Penyembuhan dalam waktu 10-14 hari, bisa ada scar atau tidak

ii. Profunda: Luka bakar sudah kena stratum germinativum dan korium (papillary

reticular dermis)

- Kulit tampak merah atau merah muda (white or mottled pink)

- Folikel rambut, klj. keringat dan sebasea sebagian mengalami kerusakan

(dapat tak sakit)

- Penyembuhan dalam 25-35 hari, significant scar keloid

c. Luka bakar derajat III

Seluruh lapisan kulit mati, kulit menjadi kering (epidermis, dermis,

subcutaneus)

Kulit berwarna coklat, putih, merah, atau hitam (charred seperti arang)

Terjadi anestesi dimana kulit tidak bisa merasakan nyeri karena sudah terjadi

kerusakan reseptor rasa nyeri. Pin prick test: jarum steril dimasukkan ke

daerah luka bakar. Bila tidak terasa nyeri, test dikatakan (+)

Eritorisit banyak yang rusak, terjadi edema hebat dan kerusakan permanen

Penyembuhan berlangsung lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan

3. Umur penderita

Pada anak kecil dan orang tua luka bakar lebih berbahaya sebab daya tahan tubuh

kurang.

4. Lokasi luka bakar

Luka bakar yang terjadi di daerah leher / muka dan di tempat yang tertutup relatif

lebih berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan pernapasan yang menyebabkan

laringoedema. Pada tempat-tempat yang sering bergerak, luka bakar lebih lama sembuh.

5

Page 6: Luka Bakar

5. Keadaan umum sebelum mendapat luka bakar

6. Ada / tidaknya trauma lain selain luka bakar

Penggolongan berat ringan luka bakar

1. Luka bakar ringan

Luka bakar derajat I dan II dengan luas < 15% pada orang dewasa

Luka bakar derajat I dan II dengan luas < 10% pada anak-anak

Luka bakar derajat II dengan luas < 2%

Penderita cukup berobat jalan.

2. Luka bakar sedang

Luka bakar derajat II dengan luas 15-25% pada orang dewasa

Luka bakar derajat II dengan luas 10-20% pada anak-anak

Luka bakar derajat III dengan luas < 10%

Penderita sebaiknya dirawat.

3. Luka bakar berat

Luka bakar derajat II dengan luas > 25% pada orang dewasa

Luka bakar derajat II dengan luas > 20% pada anak-anak

Luka bakar derajat III dengan luas > 10%

Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki, dan genitalia,

persendian sekitar ketiak

Semua penderita dengan inhalasi, luka bakar dengankomplikasi trauma berat, luka

bakar resiko tinggi

Penderita harus dirawat

Penatalaksanaan

Tujuan utama:

1. Menghindarkan si korban dari kematian

2. Mengusahakan agar luka sembuh per primum

3. Jika timbul cacat, usahakan seminimal mungkin

6

Page 7: Luka Bakar

Penatalaksanaan awal luka bakar mengikuti prinsip umum penderita trauma:

Menghentikan proses luka bakar dengan menjauhi penderita dari sumber panas.

Misalnya jika sumber panasnya api, siram dengan air atau bahan yang tak mudah

terbakar, jika berasal dari sumber listrik, segera putuskan aliran listrik.

Cegah kerusakan lebih lanjut. Dapat dilakukan kompres dingin atau air yang mengalir

selama 15-20 menit, jangan terlalu lama sebab perawatan dengan air dingin yang

lama dapat menimbulkan hipotermia teruatam pada pasien dengan luka bakar yang

luas.

Atasi syok jika terjadi syok. Pertolongan pertama Airway, Breathing, Circulation

(ABC)

Perawatan luka bakar meliputi:

A. Perawatan umum, terdiri:

1. Terapi cairan

Tujuan: mempeerbaiki dan mempertahankan sirkulasi

Indikasi: - luka bakar derajat II dan III dengan luas luka bakar > 25%

- penderita yang tak bisa minum

Resusitasi cairan metode EVANS (1952)

Dalam 24 jam I NaCl 0,9% : 1 ml x BB x % luka bakar

Koloid : 1 ml x BB x % luka bakar

Dekstrose 5% : 2000 ml (pengganti IWL)

Dalam 24 jam II NaCl 0,9% : 0,5 ml x BB x % luka bakar

Koloid : 0,5 ml x BB x % luka bakar

Dekstrose 5 % : 2000 ml (pengganti IWL)

Resusitasi tepat jika urine > 50cc/jam

7

Page 8: Luka Bakar

Resusitasi cairan metode BROOKE

Dalam 24 jam I Koloid: 0,25 ml x BB x % luka bakar

Ringer laktat: 0,75 ml x BB x % luka bakar

Dekstrose 5% : 2000 ml (pengganti IWL)

Dalam 24 jam II Koloid: 0,25 ml x BB x % luka bakar

Ringer laktat : 0,75 ml x BB x % luka

bakar

Dekstrose 5 % : 2000 ml (pengganti IWL)

Resusitasi cairan metode EVANS (1952)

Dalam 24 jam I Ringer laktat : 4 x BB x % luka bakar

Dalam 24 jam II Ringer laktat : 4 x BB x % luka bakar

Pemberian cairan:

Jumlah volume cairan merupakan perkiraan

Pemberian disesuaikan dengan monitoring

½ volume diberikan 8 jam pertama sejak trauma, ½ volume sisanya dalam 16 jam

berikutnya

Cairan tubuh yan gdiperlukan untuk mengatasi syok tidak termasuk dalam perkiraan

volume cairan

Monitoring sirkulasi: Observasi tensi, nadi, kesadaran

Diuresis, bila : < 1 cc / kgBB 2 jam berturut-turut, tetesan percepat 50%

< 2 cc / kgBB 2 jam berturut-turut, tetesan perlambat 50%

Pemasangan CVP

Cek Hb, Ht, elektrolit, ureum, creatinin tiap jam

2. Analgetik kuat

Diberikan petidin secara intravena. (0,1 mg / kgBB IV) {hindari efek samping

depresi pernapasan}

3. Toksoid dan ATS

ATS harus diberikan jika penderita belum mendapat imunisasi dasar. Bila sudah

mendapat imunisasi dasar dapat diberikan toksoid 1 cc tiap 2 minggu selama 3 kali.

8

Page 9: Luka Bakar

4. Antibiotika

Berikan antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil kultur

5. Terapi posisi tubuh (Body positioning)

Menempatkan bagian yang luka sedemikian rupa sehingga tidak terjadi banyak

komplikasi, misalnya:

- Luka bakar dibagian atas ditempatkan lebih tinggi agar edema berkurang

-Luka bakar pada sendi siku, bagian bawah lengan difleksikan untuk mencegah

kontraktur

- Luka bakar di tangan diusahakan agar jari-jari tidak saling melekat

6. Fisioterapi

Dimulai segera setelah edema berkurang, terutama pada luka bakar anggota gerak

7. Psikoterapi

Penting terutama pada luka bakar luas daerah wajah

8. Nutrisi

Pemberian nutrisi diutamakan pada jumlah kalori dan protein. Kalori yang masuk

diusahakan > 60% dari perhitungan. Roborantiia perlu diberikan (vitamin A, B kompleks,

C)

B. Perawatan Lokal

1. Perawatan luka bakar tertutup

Biasa digunakan antibiotik topikal yang langsung dibubuhkan pada luka bakar

kemudian tutup dengan kasa steril. Atau menggunakan kasa khusus yang sudah

ada antibiotiknya (sufratulle, daryantulle, dll)

Kasa pembalut harus ada daya serap dan diganti tiap 8-24 jam, bila basah, berbau

dan bila timbul nyeri

Keuntungan : imobilisasi luka lebih sempurna

2. Perawatan luka bakar terbuka

Luka dibiarkan terbuka dan diharapkan sembuh sendiri

Perawatan harus benar-benar steril

Bila terdapat pus, kompres dengan NaCl 0,9%

9

Page 10: Luka Bakar

Keuntungan: luka mudah kering, bakteri sukar berkembang biak, pengawasan

luka lebih mudah, tidak perlu ganti verban.

Komplikasi luka bakar

Infeksi: Merupakan masalah utama, jika infeksi berat dapat terjadi sepsis. Jika terjadi

infeksi beri antibiotik spektrum luas adatu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid

jangan diberikan karena bersifat imunosupresif kecuali pada keadaan tertentu misalnya

edema laring berat

Curling’s Ulcer (tukak Curling): Merupakan komplikasi serius, biasa muncul pada hari ke

– 5 – 10. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang disertai

hematemesis. Antasida perlu diberikan pada penderita luka bakar sedang hingga berat.

Gangguan jalan napas: Komplikasi yang biasanya sudah muncul pada hari ke-1. Terjadi

akibat inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penangannya dengan membersihkan

jalan napas, memberikan oksigen trakeostomi, kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotik

Konvulsi: Komplikasi paling unik terjadi pada anak-anak disebabkan ketidakseimbangan

elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan, sisasnya tidak diketahui

Lain-lain: Kontraktur, gangguan kosmetis

10

Page 11: Luka Bakar

DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC. Jakarta, 1997.

2. Karakat S, Bachsinar B. Bedah minor. Hipokrates. Jakarta, 1996.

3. Sabiston. Buku Ajar Bedah. Bagian I. EGC. Jakarta, 1997.

11