luka bakar

2
REGENERASI LUKA BAKAR Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman lukanya. Luka bakar derajat satu. Luka bakar derajat satu hanya mengenai lapisan luar kulit yang menimbulkan peradangan lokal pada daerah tersebut. Sunburn sering dimasukan dalam klasifikasi luka bakar ini. Peradangan yang terjadi ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan ringan. Kulit terasa sangat perih atau nyeri saat disentuh. Luka bakar derajat dua. Luka bakar mengenai kulit yang lebih dalam dan menimbulkan rasa sakit, kemerahan dan inflamasi yang lebih parah. Kulit juga tampak melepuh. Luka bakar derajat tiga. Luka bakar yang sangat dalam dan mengenai ketiga lapisan kulit. Kulit pada daerah luka bakar juga akan mati. Karena saraf dan pembuluh darah juga rusak maka luka bakar derajat tiga akan tampak keputihan, keras dan relatif tidak sakit. Uniknya, luka bakar mengalami suatu proses yang dinamis artinya bisa saja saat ini luka bakar derajat satu tapi besoknya sudah berkembang menjadi derajat dua. Hal yang sama juga dapat terjadi pada luka bakar derajat dua yang dapat berkembang menjadi derajat tiga. Pada semua derajat luka bakar, proses peradangan atau inflamasi dan akumulasi cairan akan terjadi semenjak awal terjadinya luka bakar. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu fungsi kulit adalah sebagai dinding pelindung terhadap infeksi maka saat luka bakar, rusaknya kulit akan menyebabkan tubuh rentan kemasukan kuman. Hanya lapisan epidermis kulit yang mampu mengalami proses regenerasi yang baik sementara bila luka bakar mengenai lapisan kulit yg lebih dalam maka akan menyebabkan kecacatan permanen dan jaringan parut yg pasti menganggu fungsi kulit. Jaringan parut dapat dibedakan menjadi parut normal dan parut abnormal. Dan umumnya yang menjadi komplikasi ialah parut abnormal. Teori yang dianut secara umum parut abnormal terjadi karena gangguan keseimbangan antara sintesis dan degradasi kolagen. Ketidakseimbangan sintesis dan degradasi kolagen terjadi karena 3 kemungkinan; pertama: sintesis kolagen meningkat namun tidak disertai dengan peningkatan degradasi kolagen. Kedua, sintesis dan degradasi kolagen keduanya sama-sama meningkat, hanya peningkatan sintesis kolagennya lebih tinggi daripada degradasinya. Ketiga, sintesis kolagen normal, namun dengan degradasi yang menurun. Tiga kemungkinan tesebut dapat menyebabkan terjadinya akumulasi kolagen yang kemudian timbul keloid. Jaringan parut merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya jaringan parut ini, mulai dari kedalaman, luas dan lokasi luka. Umur, keturunan dan kelamin juga mempengaruhi bagaimana reaksi kulit dalam

Upload: bayu-fs

Post on 24-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

derajat luka bakar

TRANSCRIPT

REGENERASI LUKA BAKARLuka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman lukanya.Luka bakar derajat satu.Luka bakar derajat satu hanya mengenai lapisan luar kulit yang menimbulkan peradangan lokal pada daerah tersebut.Sunburnsering dimasukan dalam klasifikasi luka bakar ini. Peradangan yang terjadi ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan ringan. Kulit terasa sangat perih atau nyeri saat disentuh.Luka bakar derajat dua.Luka bakar mengenai kulit yang lebih dalam dan menimbulkan rasa sakit, kemerahan dan inflamasi yang lebih parah. Kulit juga tampak melepuh.Luka bakar derajat tiga.Luka bakar yang sangat dalam dan mengenai ketiga lapisan kulit. Kulit pada daerah luka bakar juga akan mati. Karena saraf dan pembuluh darah juga rusak maka luka bakar derajat tiga akan tampak keputihan, keras dan relatif tidak sakit.Uniknya, luka bakar mengalami suatu proses yang dinamis artinya bisa saja saat ini luka bakar derajat satu tapi besoknya sudah berkembang menjadi derajat dua. Hal yang sama juga dapat terjadi pada luka bakar derajat dua yang dapat berkembang menjadi derajat tiga.Pada semua derajat luka bakar, proses peradangan atau inflamasi dan akumulasi cairan akan terjadi semenjak awal terjadinya luka bakar. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu fungsi kulit adalah sebagai dinding pelindung terhadap infeksi maka saat luka bakar, rusaknya kulit akan menyebabkan tubuh rentan kemasukan kuman.Hanya lapisan epidermis kulit yang mampu mengalami proses regenerasi yang baik sementara bila luka bakar mengenai lapisan kulit yg lebih dalam maka akan menyebabkan kecacatan permanen dan jaringan parut yg pasti menganggu fungsi kulit. Jaringan parut dapat dibedakan menjadi parut normal dan parut abnormal. Dan umumnya yang menjadi komplikasi ialah parut abnormal.Teori yang dianut secara umum parut abnormal terjadi karena gangguan keseimbangan antara sintesis dan degradasi kolagen. Ketidakseimbangan sintesis dan degradasi kolagen terjadi karena 3 kemungkinan; pertama: sintesis kolagen meningkat namun tidak disertai dengan peningkatan degradasi kolagen. Kedua, sintesis dan degradasi kolagen keduanya sama-sama meningkat, hanya peningkatan sintesis kolagennya lebih tinggi daripada degradasinya. Ketiga, sintesis kolagen normal, namun dengan degradasi yang menurun. Tiga kemungkinan tesebut dapat menyebabkan terjadinya akumulasi kolagen yang kemudian timbul keloid.Jaringan parut merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya jaringan parut ini, mulai dari kedalaman, luas dan lokasi luka. Umur, keturunan dan kelamin juga mempengaruhi bagaimana reaksi kulit dalam menghadapi luka. Pada luka bakar, jaringan parut yang biasa terbentuk adalah kontraktur. Kontraktur umumnya terjadi pada luka bakar derajat 3. Kontraktur terjadi pada proses penyembuhan luka bakar yang menyebabkan kulit menegang dan menganggu pergerakan anggota gerak. Hal ini terjadi akibat jaringan parut sudah mengenai otot dan saraf.