lpks

Upload: muhammad-firdauz-kamil

Post on 06-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lpks

TRANSCRIPT

BAB IILAPORAN KASUS1. Identitas pasienNama: Ny. SyUmur: 43 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat : Kec. LhoksukonAgama: IslamStatus perkawinan: bercerai dan memiliki 2 orang anakPekerjaan: Berjualan kueTanggal Pemeriksaan: 20 Mei 2014

2. AnamnesisKeluhan utama:Batuk darahKeluhan tambahan :Batuk dahak, demam, Riwayat penyakit sekarang :Pasien mengeluhkan batuk darah 1 hari sebelum dibawa ke puskesmas. Batuk darah dialami 2 kali, volume darah setiap batuk kira-kira 2cc, batuk darah terjadi setelah batuk keras, darah bercampur dahak, darah tidak disertai makanan, darah bewarna merah segar. Sebelumnya pasien mengaku telah mengalami batuk berdahak sejak 2 minggu, dahak bewarna kuning, tidak berbau, dahak sulit dibatukkan, volume dahak setiap batuk kira-kira 5cc. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri dada sejak 1 minggu sebelumnya, nyeri dada dirasaan setelah batuk, nyeri dada tidak menyebar. Pasien juga mengaku mengalami demam sejak 2 minggu sebelumnya, demam disertai berkeringat malam, nyeri kepala, dan penurunan nafsu makan. Pasien tidak mengeluhkan sesak napas dan napas berbunyi. Riwayat sesak berulang disangkal. Riwayat trauma disangkal.Riwayat penyakit dahulu :TB (-), DM(-), Ht(-)

Riwayat penyakit keluarga :Disangkal.Riwayat pengobatan :Pasien mengkonsumsi obat batuk dan demam dari depot obat. Nama obat tidak jelas.3. Pemeriksaan fisikKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos MentisTekanan darah: 120/70 mmHgNadi : 80 x / menit, regulerPernafasan: 18 x / menitSuhu: 37o C4. Pemeriksaan Generalisataa. KulitWarna : sawo matangTurgor : BaikSianosis : (-)Ikterus : (-)Edema : (-)Anemis : (-)Eritema: (-)b. Kepala Rambut : Hitam, sukar dicabutMata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)pupil isokor dgn diameter (2/2) mm dan refleks cahaya (+/+)Telinga: Sekret (-/-)c. Leher: Pembesaran KGB (-)d. ThorakParu : Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri kanan. Retraksi intercostal (-), pergerakan otot bantu pernapasan (-) Palpasi: Stem fremitus simetris kiri dan kanan, pada seluruh lapangan paru Perkusi: Sonor di kedua lapangan paru Auskultasi: whezing (-/-), rhonki basah (+/-) bagian apek pulmo dextra.e. Jantung:Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihatPalpasi: Ictus cordis teraba di ICS V dua jari medial linea midclavilkula sinistraPerkusi: Batas atas : ICS III midclavilkula sinistra Batas kanan : ICS IV parasternal line dextra Batas kiri : ICS V dua jari medial midclavilkula sinistraAuskultasi: M1>M2, A2>A1, P2>P1, A2>P2, bising jantung (-)f. Abdomen : Inspeksi: bentuk simetris, venektasi (-), scars(-), Palpasi: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi: Timpani Auskultasi: Peristaltik usus normalg. Ekstremitas Udem (-), sianosis (-), ulkus (-).

5. Rencana Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Sputum BTA hasil (+1), Rontgen Thoraks (direncanakan)

6. Diagnosis Banding TB Paru Bronkitis Pneumoni

7. Diagnosis KerjaTB Paru Kasus Baru8. Penatalaksanaan :Medikamentosa : Pengobatan di Puskesmas : 4FDC, 3 tablet sehari. Paracetamol 3x1 tablet.

9. Prognosis Quo Ad Vitam : dubia ad bonam Quo Ad fungsionum : dubia ad bonam Quo Ad Sanationum : dubia ad bonam10. Faktor risiko lingkungan fisik dari penyakit Jendela dan Ventilasi rumah yang tertutup Sistem pembuangan air limbah rumah tangga tidak ada Penggunaan air bersih yang tidak memadai yaitu bersumberkan air sungai Sampah rumah tangga ditumpuk terlebih dahulu dan dibakar Kandang ternak tepat didepan rumah Kepadatan hunian didalam rumah

11. Faktor risiko biologis dari penyakit Status gizi Imunitas

12. Faktor risiko lingkungan sosial dari penyakit Sanitasi lingkungan tempat tinggal Kepadatan rumah antar penduduk sekitar Tingkat pendidikan rendah Sosioekonomi keluarga yang rendah

13. Penentuan masalah kesehatan

14. UPAYA PROMOTIF PADA TB PARUa. Edukasi terhadap pasien dan keluarga agar dapat memahami kondisi penyakit agar dapat memutus mata rantai penularan sehingga mencegah keluarga ataupun masyarakat sekitarnya tertular.b. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit TB Paru, agar dapat mendeteksi gejala TB Paru secara dini.c. Mengedukasi pasien cara batuk yang benar.d. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang prilaku hidup bersih dan sehat untuk menjaga kebersihan dirinya.e. Mengedukasi pasien tentang sirkulasi udara yang baik serta pentingnya cahaya matahari yang dapat membunuh kuman TB.f. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi agar imunitasnya meningkat.g. Menganjurkan untuk membuat kandang ternak, SPAL, dan pembuangan sampah yang memenuhi syarat.h. Menganjurkan pasien untuk membawa anaknya ke posyandu untuk diimunisasi BCG.15. UPAYA PREVENTIF PADA TB PARU Preventif primer: untuk mencegah timbulnya penyakit pada populasi yang sehat. Upaya yang dilakukan adalah pengadaan sistem ventilasi yang baik, pengendalian lingkungan yang sehat, pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus, peningkatan gizi. Preventif sekunder: upaya untuk menemukan penyakit TB sedini mungkin, mencegah meluasnya penyakit, mengurangi bertambah beratnya penyakit. Upaya yang dilakukan adalah pengawasan dan penyuluhan untuk mendorong pasien TB bertahan pada pengobatan yang diberikan (tingkat kepatuhan).16. UPAYA KURATIF PADA TB PARUUpaya kuratif pada pasien mencakup:1. Pengobatan dengan obat anti tuberculosis, yang diberikan dalam bentuk kombinasi, dalam jumlah yang cukup, dan dosis yang tepat selama 6-8 bulan.17. UPAYA REHABILITATIF PADA TB PARUa. Mengkonsumsi Obat Anti TB secara teraturb. Istirahat yang cukup selama dirawat di rumah.c. Memakan makanan bergizid. Konsultasi gizie. Perbaiki sanitasi, keadaan rumah, ventilasi serta tempat ternak..

18. UPAYA PSIKOSOSIAL PADA TB PARUa. Pemberian dukungan/motivasi pada pasien yang terdiagnosa TB Paru bahwa TB Paru adalah penyakit yang dapat disembuhkan.b. Anjuran untuk hidup bersih dan sehat terutama pada barang jualanya.

8