lp ca paru

43
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER BRONKOGENIK OLEH : WERI HERYANI 1541312030 PROGRAM PROFESI NERS

Upload: jay-sanjaya-ilham

Post on 08-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ca paru

TRANSCRIPT

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER BRONKOGENIK

OLEH :

WERI HERYANI

1541312030

PROGRAM PROFESI NERSFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2015

CA BRONKOGENIKA. PENGERTIAN.Kanker bronkogenik merupakan abnormalitas dari sel sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).Kanker bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia(Robbin & Kumar, 2007).Kanker bronkogenik adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok ( Suryo, 2010).B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PERNAFASAN

Alat Alat Pernapasan1. Hidunga. Nares AnteriorNares anterior adalah saluran saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.b. Rongga HidungRongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi : Lubang hidung Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior Sinus frontalis, diantara concha media dan superior Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.Saluran Pernapasan1. FaringAdalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)2. LaringLaring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran.Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid.Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan.3. TrakeaTrakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya.Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea.Trakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea.4. Kedua bronkusTerbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.Rongga ToraksBatas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks :

1. Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan,2. Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang.3. Iga-Iga beserta otot interkostal disamping4. Diafragma di bawah5. Dasar leher di atas,IsiSebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral pada mediastinum.

Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru.Isinya jantung dan pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.Paru ParuParu-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.1. Lobus paru-paru (belahan paru-paru ).Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons.Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya.2. Bronkus PulmonarisTrakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.3. Pembuluh Darah dalam Paru-ParuArteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuhsaluran-saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.

Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.

Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.4. Hiilus (Tampuk) Paru-ParuDibentuk oleh struktur berikut Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru paru ke jantung Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama. Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru paru. Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru paru ke vena kava superior. Pebuluh limfe, yang masuk keluar paru paru, sangat banyak, Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati. Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru paru dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru paru. Pleura. Setiap paru paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.Fisiologi PernapasanFungsi paru paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :

1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.2. Arus darah melalui paru paru3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi drpd oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2.Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.Perubahan perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.

Udara (atmosfer) yang di hirup:Nitrogen ..................................................................... 79 %Oksigen ...................................................................... 20 %Karbon dioksida ........................................................ 0-0,4 %Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosferUdara yang dihembuskan:nitrogen....................................................................... 79 %Oksigen....................................................................... 16 %Karbon dioksida ........................................................ 4-0,4 %Daya muat udara oleh paru-paru.Besar daya muat udara oleh paru paru ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakitparu-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot pernapasan.C. ETIOLOGIMeskipun etiologi sebenarnya belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker bronkogenik :

1. Merokok.

Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.2. Radiasi.

Insiden karsinoma yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.3. Kanker akibat kerja.

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru paru hematite) dan orang orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden. 4. Polusi udara.

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.

( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).5. Genetik.

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :

a. Proton oncogen.

b. Tumor suppressor gene.

c. Gene encoding enzyme.Teori Onkogenesis.

Terjadinya kanker ini didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.Predisposisi

Gen supresor tumor

Inisitor

Delesi/ insersi

Promotor

Tumor/ autonomi

Progresor

Ekspansi/ metastasis6. Diet.

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker.

(Ilmu Penyakit Dalam, 2001).D. KLASIFIKASI.

Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru paru (1977) :

1. Karsinoma Bronkogenik.

a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.

b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ organ distal.

c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

d. Karsinoma sel besar.

Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam macam. Sel sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat tempat yang jauh.

e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.f. Lain lain.

1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).

2). Tumor kelenjar bronchial.

3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.

4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma

5). Sarkoma

6). Tak terklasifikasi.

7). Mesotelioma.

8). Melanoma.

(Price, Patofisiologi, 1995).

E. MANIFESTASI KLINIS.

1. Gejala awal.

Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.

2. Gejala umum.

a. Batuk

Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.

b. Hemoptisis

Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.

c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.F. Faktor Risiko Kanker Parua. Laki-lakib. Usia lebih dari 40 tahunc. Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)d. Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)e. Radon dan asbesf. Lingkungan industri tertentug. Zat kimia, seperti arsenich. Beberapa zat kimia organici. Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkunganj. Polusi udarak. Kekurangan vitamin A dan CG. STADIUM.

Tabel Sistem Stadium TNM: 1986 American Joint Committee on Cancer.

Gambarn TNMDefenisi

Tumor primer (T)

T0

Tx

TIS

T1

T2

T3

T4

Kelenjar limfe regional (N)

N0

N1

N2

N3

Metastasis jauh (M)

M0

M1

Kelompok stadium

Karsinoma tersembunyi TxN0M0

Stadium 0 TISN0M0

Stadium I T1N0M0

T2N0M0

Stadium II T1N1M0

T2N1M0

Stadium IIIa T3N0M0

T3N0M0

Stadium IIIb Setiap T N3M0

T4 setiap NM0

Stadium IV Setiap T, setiap N,M1Tidak terbukti adanya tumor primer

Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus tetapi tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopi

Karsinoma in situ

Tumor dengan diameter 3 cm dikelilingi paru paru atau pleura viseralis yang normal.

Tumor dengan diameter 3 cm atau dalam setiap ukuran dimana sudah menyerang pleura viseralis atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke hilus; harus berjarak 2 cm distal dari karina.

Tumor dalam setiap ukuran dengan perluasan langsung pada dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, atau pericardium tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus vertebra; atau dalam jarak 2 cm dari karina tetapi tidak melibat karina.

Tumor dalam setiap ukuran yang sudah menyerang mediastinum atau mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, koepua vertebra, atau karina; atau adanya efusi pleura yang maligna.

Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar limfe regional.

Metastasis pada peribronkial dan/ atau kelenjar kelenjar hilus ipsilateral.

Metastasis pada mediastinal ipsi lateral atau kelenjar limfe subkarina.Metastasis pada mediastinal atau kelenjar kelenjar limfe hilus kontralateral; kelenjar kelenjar limfe skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral.

Tidak diketahui adanya metastasis jauh

Metastasis jauh terdapat pada tempat tertentu (seperti otak).

Sputum mengandung sel sel ganas tetapi tidak dapat dibuktikan adanya tumor primer atau metastasis.

Karsinoma in situ.

Tumor termasuk klasifikasi T1 atau T2 tanpa adanya bukti metastasis pada kelenjar limfe regional atau tempat yang jauh.

Tumor termasuk klasifikasi T1 atau T2 dan terdapat bukti adanya metastasis pada kelenjar limfe peribronkial atau hilus ipsilateral.

Tumor termasuk klasifikasi T3 dengan atau tanpa bukti metastasis pada kelenjar limfe peribronkial atau hilus ipsilateral; tidak ada metastasis jauh.

Setiap tumor dengan metastasis pada kelenjar limfe hilus tau mediastinal kontralateral, atau pada kelenjar limfe skalenus atau supraklavikular; atau setiap tumor yang termasuk klasifikasi T4 dengan atau tanpa metastasis kelenjar limfe regional; tidak ada metastasis jauh.

Setiap tumor dengan metastsis jauh.

Sumber: (Price, Patofisiologi, 1995).H. PATOFISIOLOGI.

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.

Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

1. Radiologi.

a. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.

Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.

b. Bronkhografi.

Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2. Laboratorium.

a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).

Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.

b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA

Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.

3. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.

Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).

4. Histopatologi.

a. Bronkoskopi.

Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).

b. Biopsi Trans Torakal (TTB).

Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.

c. Torakoskopi.

Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.

d. Mediastinosopi.

Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

e. Torakotomi.

Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

5. Pencitraan.

a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

J. PENATALAKSANAAN.

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :a. Kuratif

Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.

b. Paliatif.

Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.

Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

d. Supotif.

Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

(Ilmu Penyakit Dalam, 2001)1. Pembedahan.

Tujuan pada pembedahan kanker ini sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru paru yang tidak terkena kanker.

a. Toraktomi eksplorasi.

Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.

b. Pneumonektomi (pengangkatan paru).

Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.

c. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).

Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.

d. Resesi segmental.

Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.

e. Resesi baji.

Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru paru berbentuk baji (potongan es).

f. Dekortikasi.

Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris)

2. RadiasiPada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.3. Kemoterapi.Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. K. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER PARU.

1. Pengkajian.a. Identitas klienb. Riwayat kesehatan dahulu Penyakit yang pernah diderita Apakah ada alergi Pernahkah operasi sebelumnyac. Riwayat kesehatan sekarang Alasan masuk Keluhan utamad. Pemeriksaan fisike. Pengakajian 11 fungsional gordonNoPola Fungsi KesehatanData yang harus dikaji

1Persepsi Kesehatan dan Managemen KesehatanPenjelasan mengenai status kesehatannyaPersepsi pasien mengenai kesehatan secara umum (baik, sedang, jelek)Bagaimana kondisi kesehatanHal yang dianggap penting dalam perawatan kesehatan? Seberapa besar itu dapat membantu?Apa yang diketahui mengenai penyakitnya? Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi tanda dan gejala. Hasilnya bagaimana?Riwayat imunisasiPerokok dan menggunakan alkohol.Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan: diet, latihan dan olah raga, pengobatan.Berpartisipasi dalam perawatan kesehatanKecelakaan (dirumah, kerja dan berkendara)

2Nutrisi dan MetabolismeTipe makanan dan minuman sehari-hari (jelaskan)Frekuensi makan dan minumKebiasaan jumlah makan dan minuman ringan (snack).Suplemen yang digunakan (vitamin, tipe snack)Faktor pencernaan: Nafsu makan, rasa nyaman saat makan, kesulitan menelan, mual/muntah, alergi makanan.Masalah pada gigi.

3EliminasiKebiasaan pola BAK:Frekuensi, warna, jumlah, warna, bau, nyeri, nocturia, kemampuan mengontrol BAK dan perubahan lainnya.Penggunaan alat bantu urine catheter, ureterostomy.Kebiasaan pola BAB:Frekuensi, warna, jumlah, warna, jumlah, konsistensi, nyeri, obstipasi, konstipasi, kemampuan mengontrol BAB dan perubahan lainnya.Penggunaan laksatif/enemaPenggunaan alat bantu ekstrotory: drainage, suction, colcostomy dll.Kemampuan perawatan diri: kebersihan diri dan kamar mandi.

4Aktivitas dan LatihanAktivitas yang dilakukan setiap hari.Pola latihanLatihan pada saat waktu senggang? Tidak mempunyai tenaga untuk melakukan aktivitas?ROMRiwayat yang berhubungan dengan masalah fisik/psikologis: deformitas, amputasi.Kemampuan perawatan diri untuk:Makan, berpakaian, memasak, mandi, belanja, toileting, mobilisasi, bed mobility dan home maintenance.FunctionalLevel Codes:Level 0: mandiriLevel I: menggunakan alat bantuLevel II: menggunakan bantuan atau observasi dari orang lainLevel III: menggunakan bantuan atau observasi dari orang lain dan menggunakan alat bantuLevel IV: tergantung totalPenggunaan alat bantu: kruk, prostetik, kursi roda, tongkat dll.

5Tidur dan IstirahatKebiasaan tidur sehari-hari: Jumlah/lama waktu tidur Jam tidur dan bangun Kegiatan yang dilakukan sebelum tidur (membaca, nonton TV, mandi, mendengarkan musik dll) Lingkungan saat akan tidur (gelap, terang tenang, ramai dll) Tingkat kesegaran sebelum tidur.Menggunakan obat tidurMasalah saat tidur? Mimpi buruk, terbangun awaL

Persepsi terhadap kualitas dan kuantitas tidur.

6Kognitif dan PersepsiMenggambarkan penginderaan khusus: penglihatan, pendengaran, rasa, sentuh, bau.Penggunaan alat bantu: kaca mata, alat bantu dengar.Perubahan dalam penglihatan, pendengara, perasa, pembau.Tingkat kesadaranMood (subjektive), afek (objektive)Perubahan/penurunan fungsi dalam penginderaan.Tingkat orientasi: orang, waktu, tempat.Persepsi dan manajemen nyeri (tingkat, lokasi, waktu/durasi, karakteristik)Kapan nyeri yang dirasakan?Faktor pencetus nyeri?Faktor yang mengurangi nyeri?Fungsikognisidalam memori istilah, ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjangKomunikasi; bahasa utama, bahasa lain, tingkat pendidikan, kemampuan membaca dan menulisKemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.Mengidentifikasi kehilangan/perubahan yangbesar dalam hidup.

7Persepsi Diri dan Konsep DiriPenampilan/keadaaan.Tingkat kecemasan (subjektive skala 1-10), (objektive perubahan raut muka, perubahan suara,Identitas personal, menjelaskan tentang diri sendiri.Perubahan dalam tubuh yang tidak dapat diterima. Masalah pada pasien.Perubahan yang dirasakan pada diri sendiri semenjak sakit..Perasaan yang membuat marah, takut, bingun.Pernahkah merasa kehilangan harapan.Harga diri: penilaian diri sendiri.Ancaman terhadap konsep diri: sakit, perubahan peran.

8Peran dan HubunganTinggal bersama keluarga/sendiri.Status pekerjaan.Gambaran mengenai peran yang berkaitan dengan keluarga, teman-teman dan rekan.Kepuasan/ketidak puasan menjalankan peranEfek terhadap status kesehatanPentingnya keluargaInteraksi bersama keluargaStruktur dan dukungan keluargaProses pengambilan keputusan dalam keluargaBerpartisipasi dalam kegiatan socialApakah penyakit dapat menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap pola peran dan hubungan.Masalah dan/keprihatinan dalam keluargaHubungan dengan orang lainMerasa kecukupan akan kondisi sosial ekonomi (keuangan).Merasa (terisolasi) oleh tetangga sekitar.

9Seksualitas dan ReproduksiMasalah atau problem seksualKepuasan berhubungan seksual? Ada perubahan/masalah?Gambaran perilaku seksual: perilaku seksual yang aman.Dampak pada status kesehatanWanita Waktu punya anak, perimenstruasi, Riwayat menstruasi : umur menarche, durasi, frekwensi, keteraturan, masalah Riwayat reproduksi, hamil terakhir, Riwayat melahirkan kembar, kelaianan congenital atau kelainan genetic

10Koping dan Managemen StressPerubahan besar dalam hidup dalam 1-2 tahun ini.Penyebab stress belakangan iniGambaran umum dan spesifik responPerubahan, masalah saat ini, kejadian yang menyebabkan stress atau perhatianTingkat stress saat iniMetode/strategi koping yang biasa digunakan terhadap stress selain alcohol atau obatPengetahuan dan penggunaan tehnik managemen stress.Hubungan antara manajemen stres terhadap dinamika keluarga.Derajat kesuksesan dari strategi koping saat iniPersepsi dari tingkat toleransi stressKetika mendapatkan masalah yang besar dalam hidup, apakah dapat menanganinya?Persepsi tentang status keamanan di rumah (episode kekerasan fisik/emosional)

11Nilai dan KepercayaanAgamaLatar belakang budaya/etnikTujuan kehidupan, apa yang dianggap penting bagi klien dan keluarga.Keparcayaan spiritual yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan praktek kesehatanDerajat dari tujuan pencapaian hidupPersepsi tentang kepuasan dengan hidup, dan jalan hidupPentingnya agama/spiritualitasKepercayaan cultural yang berpengaruh dengan kesehatan dan nilaiSpiritualitas/agama yang berpengaruh terhadap status kesehatan.Kepercayaan cultural yang merefleksikan pilihan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan.NODiagnosa NANDATujuan & Kriteria Hasil (NOC)Intervensi (NIC)

1Gangguan pertukaran gas

Status pernafasan : ventilasi

volume tidal normal, kapasitas vital normal, tes fungsi paru membaik tidak ada penggunaan otot bantu tambahan, retraksi dada tidak ada, tidak ada lagi sesak nafas orthopnea berkurang/bisa dihilangkan gangguan ekpsirasi tidak ada

Status pernafasan: pertukaran gas

Tekanan parsial oksigen dalam arteri kembali normal Tekanan parsial karbondioksida dalam arteri kembali normal Ph arteri normal Saturasi oksigen normal Temuan gangguan dinding dada sudah tidak ada Perfusi ventilasi seimbang Sesak nafas saat istirahat tidak ada lagi Sesak nafas saat ekspirasi ringan tidak ada lagi Kelelahan tidak ada lagi Sianosis Tingkat kesadaran membaik

Manajemen jalan nafas

Buka jalan nafas dengan mencoba berbagai teknik Posisikan pasien pada posisi yang maksimal untuk ventilasi Idientifikasi kebutuhan alat bantu ventilasi Minta bantu ahli fisioterapi dada jika diperlukan Buang seksresi dengan batuk efektif

Pasang bronkodilator jika perlu Instruksikan batuk yang efektiv Ajarkan pasien menarik nafas yang baik Berikan pengobatan aerosol Posisikan untuk menghindari sesak nafas Monitor respirasi dan status oksigenasi

Monitor respirasi

Monitor ritme, jumlah, kedalaman dan usaha nafas, tentukan kebutuhan suksion dengan mendengarkan bunyi nafas crackles, ronchi, catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan otot dada, catat otot bantu nafas, retraksi supraklavikula dan intercosta, catat kebisingan bunyi nafas, catat pola nafas, palpasi ekspansi paru, anjurkan terapi nafas jika diperlukan catat peningkatan kelelahan dan kecemasan,

catat bunyi paru setelah pengobatan, catat monitor kemampuan pasien untuk batuk yang efektif monitor sekresi batuk pasien, monitor sesak nafas dan kapan semakin memburuk, Terapi oksigen Bersihkan mulut, hidung, dan seckret trakea Pertahankan jalan napas yang paten Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi klien Monitor TD, nadi, dan RRManajemen Asam Basa Dapatkan / pertahankan jalur intravena Pertahankan kepatenan jalan nafas Monitor AGD dan elektrolit Monitor status hemodinamik Beri posisi ventilasi adekuat Monitor tanda gagal nafas Monitor kepatenan respirasi

2Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Status nutrisi

Klien mendapatkan Asupan nutrisi cukup Klien mendapatkan asupan makanan yang cukup Klien mendapatkan asupan cairan yang cukup Klien memiliki Energi cukup Rasio berat badan klien diharapkan naik dan normal

Status Nutrisi: Intake Makanan Dan Cairan

Intake makanan cukup Asupan makanan melalui selang cukup Intake cairan mulut cukup dan sudah bisa dilakukan Intake cairan IV cukup Intake cairan infus cukup

Terapi nutrisi

Atur makanan dan cairan serta hitung berapa jumlah kalori yang seharusnya masuk Tentukan makanan yang seharusnya dimakan untuk mencukupi kebutuhan tubuh klien Tentukan apakah klien butuh alat bantu makan atau tidak terkait mual yang dirasakan Tingkatkan intake makanan tinggi kalsium, protein, yang seharusnya di perlukan Pilihkan klien makanan yang lembut, tidak asam dan lunak yang seharusnya dimakan agar tidak mual Sediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh klien Manajemen Nutrisi Kaji apakah pasien ada alergi makanan Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan tubuh Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi dan jumlah kalori Timbang berat badan secara teratur Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan vit C yang sesuai Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang berserat tinggi untuk mencegah sembelit Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan makanan bergizi yang sesuai Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

3Intoleransi aktifitasToleransi aktivitas

Denyut nadi klien dengan aktivitas diharapkan normal Pernafasan klien dengan aktivitas diharapkan normal Klien diharapkan mengalami kemudahan dalam bernafas Pemeriksaan elektrokardiogram klien diharapkan normal Klien bisa dengan mudah menjalankan aktivitas harian

Terapi Aktivitas

Memonitor program aktivitas klien Membantu klien untuk melakukan aktivitas yang biasa ia lakukan Menjadwalkan klien untuk latihan-latihan fisik secara rutin Membantu klien dengan aktivitas-aktivitas fisik Memonitor respon fisik, sosial dan spiritual klien terhadap aktivitasnya. Membantu klien untuk memonitor kemajuan dari pencapaian tujuanPengajaran: Penentuan Aktivitas dan LatihanMengajarkan klien tentang: Tujuan dan kegunaan aktivitas dan latihan Bagaimana cara melakukan suatu aktivitas Bagaimana cara memonitor toleransi aktivitas Bagaimana menjaga latihan. Memberikan informasi kepada klien bagaimana teknik-teknik untuk menyimpan energi

Memberikan informasi-informasi seputar kesehatan fisik klien.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.

Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Underwood, J.C.E, (1999), Patologi Umum dan Sistematik, Edisi 2, EGC, Jakarta.