lp ca mamma seruni 1jadgbjadbajdba

Upload: faiz

Post on 01-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ajdbjadbajdbajdbajdbajdbjadbajdbajdbjabdajdbajdbajbjadbjabjdbajdbajdbajdbjadb

TRANSCRIPT

Bottom of Form

LAPORAN PENDAHULUANCA MAMMAE

A.KONSEP MEDIS 1.DefenisiCa mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2013).Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2012)Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2012).Carsinoma mammaeatau kanker payudaraadalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo,2013).Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara.Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas.Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kankersudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan diIndonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer,Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara.Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m. rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra lateral.(Sjamsuhidajat, 2011)

2.EtiologiSebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:a. Mekanisme hormonal Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2010: 2012). 1.Virus Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi. 2.Genetik a Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic autosomal dominan (Reeder, Martin, 2007). b.Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 2011). c. mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 2009) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2011). 3.Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor.

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu : a.Tinggi melebihi 170 cm b.Masa reproduksi yang relatif panjang. c.Faktor Genetik d.Ca Payudara yang terdahulu e.Keluarga Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan terkena carsinoma mammae. f.Kelainan payudara ( benigna ) Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat. g.Makanan, berat badan dan faktor resiko lain h.Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun i.Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.5. Manifestasi klinis Gejala umum Ca mamae adalah : Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara a.Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan b.Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudarac.Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas d.Ada cairan yang keluar dari puting susu e.Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi f.Ada rasa sakit g.Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat h.Ada pembengkakan didaerah lengan i.Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara. j.Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar. k.Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.l.Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).m.Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah. n.Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

4. Patofisiologi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi: a.Fase Inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. b.Fase Promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu: 1.Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2012). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertrumbuhan sel mammae . Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. 2.Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\ 3.Genetik a.)Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic autosomal dominan. b.)Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan. c.)mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 2011) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2012). 4.Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut. Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul) Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker 8.Komplikasi Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu: a.metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.b.gangguan neuro varkuler c.Faktor patologi d.Fibrosis payudara e.kematian

7.Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostik a.Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis b.Test diagnostik lain: 1.)Non invasive:Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET 2.)Invasif:Biopsi,Aspirasi biopsy (FNAB),True cut / Care biopsy,Incisi biopsy,Eksisi biopsy Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :1.Pemeriksaan payudara sendiri 2.Pemeriksaan payudara secara klinis 3.Pemeriksaan manografi 4.Biopsi aspirasi 5.True cut 6.Biopsi terbuka 7.USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

9.Penatalaksanaan Medis 1.Pembedahan a.Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat. b.Mastectomy total Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat. c.Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut. d.Wide excision/mastektomy parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal. e.Ouadranectomy. Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor. 2.Radiotherapy Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan. 3.Chemotherapy Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.4.Manipulasi hormonal. Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

B.Konsep Keperawatan 1.Pengkajian 1.Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri. 2.Riwayat Kesehatan Dahulu Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.3.Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks. 4.Pemeriksaan Fisik a.Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior. b.Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak. c.Mata:biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.Mata anemis,tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan. d.Telinga:normalnya bentuk dan posisi simetris.Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran. e.Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan. f.Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa. g.Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB. h.Dada : adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar. j.Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas. 5.Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon a.Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa. b.Nutrisi Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG. c.Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi. d.Aktivitas dan Latihan Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri. e.Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik. f.Istirahat dan Tidur Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri. g.Persepsi dan Konsep Diri Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal. h.Peran dan Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social. i.Reproduksi dan Seksual Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan. j.Koping dan Toleransi Stress Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan. k.Nilai dan Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.

2.Diagnosa keperawatan 1.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia2.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan3.kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan 4.ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya . 5.kurang pengetahuan tentang kanker mammae berhubungan dengan kurang pemajanan informasi 6.gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh 7.potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam citra diri 3.Rencana KeperawatanDIAGNOSA KEP.NOCNIC

1.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksiaNOC :1. Nutritional Status : food and Fluid IntakeKriteria Hasil :a.Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuanb.Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badanc.Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisid.Tidak ada tanda tanda malnutrisie.Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNIC :Nutrition Managementa.Kaji adanya alergi makananb.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.c.Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fed. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin Ce. Berikan substansi gulaf. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasig. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalorij.Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisik. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoringa.BB pasien dalam batas normalbMonitor adanya penurunan berat badanc. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukand.Monitor interaksi anak atau orangtua selama makane.Monitor lingkungan selama makanj.Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makank.Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasil.Monitor turgor kulitm.Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patahn.Monitor mual dan muntaho. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Htp.Monitor makanan kesukaanq. Monitor pertumbuhan dan perkembanganj.Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtivak.Monitor kalori dan intake nuntrisil.Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.m.Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

2.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahanNOC :1. Pain Level,2. Pain control,3. Comfort levelKriteria Hasil :a.Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)b.Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeric.Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)d.Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurange.Tanda vital dalam rentang normalNIC :Pain Managementa.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasib.Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananc.Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasiend.Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyerie.Evaluasi pengalaman nyeri masa lampauf.Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampaug.Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganh.Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingani.Kurangi faktor presipitasi nyerij.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)k.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensil.Ajarkan tentang teknik non farmakologim.Berikan analgetik untuk mengurangi nyerin.Evaluasi keefektifan kontrol nyerio.Tingkatkan istirahatp.Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasilk.Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administrationa.Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obatb.Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensic.Cek riwayat alergid.Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satue.Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyerif.Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimalj.Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teraturk.Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kalil.Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebatm.Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

3.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringanNOC:Tissue Integrity : Skin and Mucous MembranesKriteria Hasil :a.Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)b.Tidak ada luka/lesi pada kulitc.Perfusi jaringan baikd.Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulange.Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alamiNIC:Pressure Managementa.Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgarb.Hindari kerutan padaa tempat tidurc.Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering d.Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekalieMonitor kulit akan adanya kemerahanf.Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan g.Monitor aktivitas dang.mobilisasi pasien h. Monitor status nutrisi pasien

4.Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .NOC :1.Anxiety control a. CopingKriteria Hasil :a.Klien mampu mengidentifikasi danb.mengungkapkan gejala cemasc.Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemasd.Vital sign dalam batas normale.Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasanNIC :Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)a.Gunakan pendekatan yang menenangkan b.Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien c.Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedurd.Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut e.Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosisf.Dorong keluarga untuk menemani anakj.Lakukan back / neck rubk.Dengarkan dengan penuh perhatianl.Identifikasi tingkat kecemasanm.Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasann.Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

5.Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan,pengobtankurang paparan terhadap informasiNOC :1.Kowlwdge : disease process2.Kowledge : health BehaviorKriteria Hasil :a.Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatanb.Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benarc.Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

Teaching:Dissease Process1.Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit 2.jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya3.jediakan informasi tentang kondisi klien4.berikan informasi tentang perkembangan klien5.diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit 6.jelaskan alasandilaksanakannya tindakan atau terapi 7.gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi 8.anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit 9.gali sumber-sumber atau dukungan yang ada 10.anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan

6.Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh1)Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.2) klien dapat menerima efek pembadahan. 1.Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah2.Tinjau ulang efek pembedahan Rasional:bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.3.Berikan dukungan emosi klien.Rasional;klien bisa menerima keadaan dirinya.4.Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2005.Keperawatan Medikal Bedah vol 2.Jakarta : EGCMansjoer, Arif. 2013.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : Media AesculapiusMarilyan, Doenges E. 2012.Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px)Jakarta :EGCCloskey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(2013).Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.Johnson,Marion, dkk. (2007).Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-BookJuall,Lynda,Carpenito Moyet. (2012).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGCPrice Sylvia, A (2011), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGCSjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 2008. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.Sjamsuhidajat. R (2010), Buku ajar IlmuBedah, EGC, JakartaWiley dan Blacwell. (2005).Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2011-2013, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd