lp bumil risti candra

59
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA PUSKESMAS DINOYO DISUSUN OLEH : CANDRA WIDIA W 201410461011002 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

Upload: candra-widia-w

Post on 11-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BEDAH

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Bumil Risti Candra

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

KELUARGA

IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA

PUSKESMAS DINOYO

DISUSUN OLEH :

CANDRA WIDIA W

201410461011002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Page 2: Lp Bumil Risti Candra

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah disahkan

sebagai salah satu tugas praktik Departemen Keperawatan Keluarga

Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Malang di

Puskesmas Dinoyo Kota Malang dari tanggal 24 Agustus – 30 Agustus

2015.

Malang, Agustus 2015

Mahasiswa

(Candra Widia W,

S.Kep)

201410461011002

Mengetahui,

Pembimbing Klinik/Lahan

(………………………)

Pembimbing Akademik

(………………………)

Page 3: Lp Bumil Risti Candra

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala

keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 2010).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan

ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki

hbungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN, 2008).

2. Ciri-Ciri keluarga

Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai

berikut :

a) Diikat dalam satu perkawinan

b) Ada ikatan batin

c) Ada tanggung jawab masing-masing anggota

d) Ada pengambilan keputusan

e) Kerjasama di antara anggota keluarga

f) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

3. Tipe atau Bentuk Keluarga

Bentuk-bentuk keluarga antara lain (Ali, 2009) :

Page 4: Lp Bumil Risti Candra

a) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu Keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak-anak.

b) Keluarga Besar (Ekstended Family)

Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misal: nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

c) Single parent family

Adalah satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala keluarga dan

hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.

d) Nuclear dyed

Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,

tinggal dalam satu rumah yang sama.

e) Blended Family

Adalah suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan,

yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil

perkawinan terdahulu.

f) Three Generation Family

Adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,

bapak, ibu dan anak-anak dalam satu rumah.

g) Single adult living alone

Adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa

yang hidup dalam rumahnya.

h) Middle age atau Elderly Couple

Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.

4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi keluarga antara lain: (Zaidin Ali, 2009)

1) Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:

a) Sandang, Pangan dan papan

b) Hubungan seksual suami istri

c) Reproduksi atau pengembangan keturunan

2) Fungsi ekonomi

Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi 

keluarganya (istri dan anaknya)

Page 5: Lp Bumil Risti Candra

3) Fungsi pendidikan

Disini keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau

mediator sosial budaya bagi anak)

4) Fungsi sosialisasi

Keluarga merupakan penyamaan  bagi masyarakat masa depan dan

lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat

mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang

5) Fungsi perlindungan

Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari

gangguan, ancaman   atau  kondisi  yang  menimbulkan 

ketidaknyamanan   (fisik, psikologis) para anggotanya

6) Fungsi rekreasi

Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi

kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi

anggotanya      

  

7) Fungsi agama (religius)

Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak

agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar          

5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu :

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3) Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,

dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usianya yang terlalu muda.

4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan

lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan

baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

Page 6: Lp Bumil Risti Candra

6. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan  Tahap Perkembangan 

(Duval) (Sociological Perspective) 

a) Keluarga baru menikah

Membina hubungan Intim

Bina hubungan, dengan keluarga lain: teman dan kelompok

sosial mendiskusikan rencana punya anak

b) Keluarga dengan anak baru lahir

Persiapan menjadi orang tua

Adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan

seksual

c) Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Memenuhi kebutuhan anggota keluarga: rumah, rasa aman

Membantu anak untuk bersosialisasi

Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan

luar

Pembagian tanggung jawab

Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

d) Keluarga dengan anak usia sekolah

Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar

Mempertahankan keintiman pasangan

Memenuhi kebutuhan yang meningkat

e) Keluarga dengan anak remaja

Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab

Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga

Komunikasi  terbuka: hindari, debat,  permusuhan

Persiapan perubahan sistem peran

f) Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa

Perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended

pertahnakan keintiman pasangan

Page 7: Lp Bumil Risti Candra

Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

Penataan kembali peran orang tua

g) Keluarga dengan usia pertengahan

Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia

pertengahan

Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya

dan sebaya

Meningkatkan keakraban pasangan

h) Keluarga usia tua

Pertahankan suasana saling menyenangkan

Berdapatasi dengan perubahan: kehilangan pasangan,

kekuatan fisik, dan pengha-silan

Pertahankan keakraban pasangan

Melakukan life review masa lalu 

7. Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan

keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan

keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan

kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :

a) Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga

agar :

1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara

mandiri.

2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b)  Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan

komperhensif dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk

Page 8: Lp Bumil Risti Candra

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu

agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

c) Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d) Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visit yang

teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang

kesehatan keluarga.

e) Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada

perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,

kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang

disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.

f) Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan

anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga

yang optimal.

g) Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah

sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem

pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

h) Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat

sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.

i) Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun

masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

Page 9: Lp Bumil Risti Candra

B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian

a) Identitas kepala keluarga

b) Komposisi keluarga

Komposisi keluarga biasanya nama, jenis kelamin, hubungan

dengan kk, dan imunisasi bagi balita dan disertai genogram

keluarga tersebut

c) Tipe keluarga

Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan

jenis tipe keluarga tersebut

d) Suku bangsa (etnis)

Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, tempat

tinggala keluarga, dan kegiatan keagamaan.

e) Agama dan kepercayaan

Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan

beragama mereka.

f) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat

kesejahteraan keluarga.

g) Aktifitas rekreasi keluarga

Menonton tv bersama, kadang pergi sekeluarga untuk makan bakso

, dll

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga

berdasarkan tahap perkembangan keluarga berdasarkan duvall

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat

ini dan tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta

kendalanya

3. Riwayat kesehatan inti

Page 10: Lp Bumil Risti Candra

Yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Disini diuraikan riwayat kepala keluarga sebelum membentuk

keluarga sampai saat ini

5. Data lingkungan

a) Karakteristik rumah

b) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal yang lebih

luas

c) Mobilitas geografis keluarga

Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e) System pendukung keluarga

Yang termasuk system pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat.

6. Struktur Keluarga

a) Struktur peran

Peran masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun

informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga

b) Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan

c) Pola komunikasi keluarga

Cara komunikasi antar anggota keluarga, bahasa, frekuensi dan

kualitas komunikasi

d) Strukur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilakunya

7. Fungsi Keluarga

a) Fungsi ekonomi

b) Fungsi mendapatkan status sosial

c) Funsi pendidikan

Page 11: Lp Bumil Risti Candra

d) Fungsi sosialisasi

e) Fungsi perawatan kesehatan

o Mengenal masalah kesehatan

o Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

o Merawat anggota keluarga yang sakit

o Memelihara, memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat

o Menggunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan di

masyarakat

f) Fungsi religious

Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan

dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

Page 12: Lp Bumil Risti Candra

8. Kriteria Penilaian

No

.

Kriteria Skal

a

Bob

ot

Scori

ng

Pembenaran

1. Sifat masalah

ancaman

kesehatan

3 1 2/3 x 1

= 2/3

2. Kemungkina

n masalah

dapat

diubah:Muda

h

2 2 2/2 x 2

= 2

3. Potensial

masalah

untuk

diubah:cukup

3 1 2/3 x 1

= 2/3

4. Menonjolnya

masalah;

masalah

tidak

dirasakan

oleh keluarga

2 1 0/2 x 1

= 1

Total = 3 1/3

Page 13: Lp Bumil Risti Candra

DAFTAR PUSTAKA

Suharto, S.Kp. M.Kes. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan

Pendekatan Keperawatan Transkurtural. Jakarta : EGC

Suprajitno, S.Kp. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku

2. Jakarta : EGC

Page 14: Lp Bumil Risti Candra

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI

A. Definisi

Kehamilan resiko tinggi adalah salah satu kehamilan yang di

dalamnya kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat

gangguan dalam kehamilan yang kebetulan atau unik (Bobak, 2005).

Kehamilan dengan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko

meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi

komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal

umumnya (Nadia Yuniardo, 2010).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun

janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas

bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal. Ibu

hamil resiko tinggi/ komplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan

penyimpangan dari normal yang secara langsung meyebabkan kesakitan

dan kematian bagi ibu maupun bayinya (profil kesehata Jatim, 2011).

Resiko adalah suatu keadaan patologi yang dapat mempengaruhi

keadaan ibu dan janin (Syahrin, 2013).

Jadi, ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami

resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun

persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil yang normal.

B. Penyebab

Penyebab dari kejadian kehamilan resiko tinggi adalah kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, tingkat ekonomi yang

rendah dan minimnya pendidikan ibu.

Penyakit yang menyertai kehamilan

Page 15: Lp Bumil Risti Candra

a. Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal

misalnya darah tinggi, rendahnya kadar protein dalam darah dan

tingginya kadar protein dalam urin.

b. Inkompatibilitas darah atau ketidaksesuaian golongan darah

misalnya pada janin dan ibu yang dapat menyebabkan bahaya baik

bagi janin maupun ibu seperti ketidaksesuaian resus.

c. Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula

d. Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu yang tidak

memungkinkan atau membahayakan bagi ibu jika hamil dan

melahirkan.

e. Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan

pembekuan darah yang memungkinkan terjadinya perdarahan yang

lama yang dapat mengancam jiwa.

f. Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella,

Citomegalo virus dan Herpes simpleks), dapat membahayakan ibu

dan janin.

Penyulit kehamilan

a. Partus prematurus atau melahirkan sebelum waktunya yaitu

kurang dari 37 minggu usia kehamilan. Hal ini merupakan sebab

kematian neonatal yang terpenting.

b. Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil muda

yang disebabkan oleh abortus atau keguguran, kehamilan ektopik

atau kehamilan diluar kandungan dan hamil mola, maupun

perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan yang disebabkan

oleh plasenta previa atau plasenta (ari-ari) yang berimplantasi atau

melekat tidak normal dalam kandungan dan solutio plasenta atau

pelepasan plasenta sebelum waktunya.

c. Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan,

misalnya hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, gemelli

atau kehamilan kembar dan gangguan pertumbuhan janin dalam

kandungan.

d. Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan

lebih dari 42 minggu.

Page 16: Lp Bumil Risti Candra

e. Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea

dan lain-lain

Riwayat obstetris yang buruk

a. Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak lahir dengan

kelainan kongenital (cacat bawaan).

b. Satu atau beberapa kali mengalami partus prematurus atau

melahirkan belum pada waktunya.

c. Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi berulang kali dan

berturut-turut terjadi, sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.

d. Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun yaitu tidak

merencanakan untuk menunda kehamilan dengan cara apapun,

tapi selama 5 tahun tidak hamil.

Keadaan ibu secara umum

a) Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

b) Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang

sudah melahirkan lebih dari 4 orang anak.

c) Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu

gemuk.

d) Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.

e) Bentuk panggul ibu yang tidak normal.

f) Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang

dari 2 tahun.

g) Ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi psikologis

h) Keadaan sosio ekonomi yang rendah

i) Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.

j) Jumlah anak lebih dari 4 orang.

k) Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu

l) Sering terjadi keguguran sebelumnya.

m) LILA kurang dari 23,5 cm

Batasan Faktor Risiko / Masalah

1) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO ( Faktor Resiko I )

( Kehamilan yang perlu diwaspadai )

a. Primi muda

Page 17: Lp Bumil Risti Candra

Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun

Rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.

Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam

kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup dewasa.

Bahaya yang mungkin terjadi antara lain:

Bayi lahir belum cukup umur

Perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir

Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir. (Poedji Rochjati,

2003).

b. Primi tua

Lama perkawinan ≥ 4 tahun

Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan

kehidupan perkawinan biasa: Suami istri tinggal serumah, suami

atau istri tidak sering keluar kota, tidak memakai alat

kontrasepsi (KB)

Bahaya yang terjadi pada primi tua:

Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh

karena kehamilannya, misalnya pre-eklamsia.

Persalinan tidak lancar. (Poedji Rochjati, 2003).

Pada umur ibu ≥ 35 tahun

Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia

tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan

yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan

lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi

persalinan macet dan perdarahan.

Bahaya yang terjadi antara lain:

Hipertensi / tekanan darah tinggi

Pre-eklamsia

Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan

Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari

satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri

melalui jalan lahir biasa.

Page 18: Lp Bumil Risti Candra

Perdarahan setelah bayi lahir

Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500

gr. (Poedji Rochjati, 2003).

Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami

kelainan-kelainan antara lain:

Frekuensi mola hidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada

awal atau akhir usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling

berat dijumpai pada wanita berusia lebih dari 45 tahun.

Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat

26% pada mereka yang usianya lebih dari 45 tahun

Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima

kali lebih mungkin mengalami kehamilan ektopik daripada

wanita kulit putih berusia 15 sampai 24 tahun.

Risiko nondisjungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit

tertahan dalam midprofase dari miosis 1 sejak lahir sampai

ovulasi, penuaan diperkirakan merusak kiasma yang menjaga

agar pasangan kromosom tetap menyatu. Apabila miosis

dilanjutkan sampai selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi

menyebabkan salah satu gamet anak mendapat dua salinan dari

kromosom yang bersangkutan, sehingga terbentuk trisomi, anak

lahir dengan cacat bawaan sindrom down. (Mochtar, 2002)

c. Anak terkecil < 2 tahun

Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari

2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup

istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak

masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang

dapat terjadi:

Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah

Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu

Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr (Poedji

Rochjati, 2003).

d. Primi tua sekunder

Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu.

Page 19: Lp Bumil Risti Candra

Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi

persalinan yang pertama lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:

anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi,

anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.

Bahaya yang dapat terjadi:

Persalinan dapat berjalan tidak lancar

Perdarahan pasca persalinan

Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan

lain-lain (Poedji Rochjati, 2003).

e. Grande multi

Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih.

Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6

kali atau lebih hidup atau mati. Grandemultipara solusio

plasenta dan plasenta previa (Mochtar, 2002). Ibu yang sering

melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:

Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi

Kekendoran pada dinding perut

Tampak ibu dengan perut menggantung

Kekendoran dinding rahim

Bahaya yang dapat terjadi:

Kelainan letak, persalinan letak lintang

Robekan rahim pada kelainan letak lintang

Persalinan lama

Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).

f. Umur 35 tahun atau lebih

Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia

tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan

dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan

didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat

terjadi:

Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia

Ketuban pecah dini

Persalinan tidak lancar / macet

Page 20: Lp Bumil Risti Candra

Perdarahan setelah bayi lahir. (Poedji Rochjati, 2003).

g. Tinggi badan 145 cm atau kurang

Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:

Ibu hamil pertama

Sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu

dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal

ini ada dua kemungkinan yang terjadi:

- Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan

janin / kepala tidak besar.

- Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala

besar

Ibu hamil kedua

Dengan kehamilan, lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati

dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.

Ibu hamil

Kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup

bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya

yang dapat terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi

sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan medik :

persalinan operasi sesar. (Poedji Rochjati, 2003).

h. Riwayat obstetrik jelek (ROJ)

Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:

Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama

mengalami: Keguguran, lahir belum cukup bulan, lahir mati,

lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari

Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah

mengalami keguguran ≥ 2 kali

Bahaya yang dapat terjadi:

Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan

tanda-tanda pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya

keluar darah, perut kencang.

Page 21: Lp Bumil Risti Candra

Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan,

misalnya: Diabetes mellitus, radang saluran kencing, dll.

(Poedji Rochjati, 2003).

i. Persalinan yang lalu dengan tindakan

Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa

atau per-vaginam:

Tindakan dengan cunam / forcep / vakum.

Bahaya yang dapat terjadi: Robekan / perlukaan jalan lahir,

perdarahan pasca persalinan, Uri manual, yaitu: tindakan

pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan

menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan

bila:

1) Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri

2) Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan

banyak > 500 cc

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Radang, bila tangan penolong tidak steril

2) Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim

3) Perdarahan

Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu.

Persalinan yang lalu mengalami perdarahan pasca persalinan

yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga ibu menjadi syok dan

membutuhkan infus, serta transfusi darah. (Poedji Rochjati,

2003).

j. Bekas operasi sesar

Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar.

Oleh karena itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas

luka operasi. Bahaya pada robekan rahim : kematian janin dan

kematian ibu, perdarahan dan infeksi (Poedji Rochjati, 2003).

2) Ada Gawat Obstetri / AGO ( Faktor resiko II )

(tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)

a. Penyakit pada ibu hamil

Anemia (kurang darah)

Page 22: Lp Bumil Risti Candra

Keluhan yang dirasakan ibu hamil:

1) Lemah badan, lesu, lekas lelah

2) Mata berkunang-kunang

3) Jantung berdebar

4) Dari inspeksi didapatkan keadaan ibu hamil: Pucat pada

muka, Pucat pada kelopak mata, lidah dan telapak tangan.

Dari hasil Laboratorium:

1) Kadar Hb < 11 gr%

Pengaruh anemia pada kehamilan:

1) Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit

2) Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan

berat badan lahir rendah

3) Persalinan premature

Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr

%):

1) Kematian janin mati

2) Persalinan prematur, pada kehamilan < 37 minggu

3) Persalinan lama

4) Perdarahan pasca persalinan (Poedji Rochjati, 2003).

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar

Hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar

< 10,5 g% pada trimester 2. Hipoksia akibat anemia dapat

menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit,

walaupun tidak terjadi perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi,

anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik,

seperti:

1) Kematian mudigah

2) Kematian perinatal

3) Prematuritas

4) Dapat terjadi cacat bawaan

5) Cadangan besi kurang (Prawirohardjo, 2002).

Tuberculosa paru

Keluhan yang dirasakan:

Page 23: Lp Bumil Risti Candra

1) Batuk lama tak sembuh-sembuh

2) Tidak suka makan

3) Badan lemah dan semakin kurus

4) Batuk darah

Penyakit ini tidak secara langsung berpengaruh pada janin.

Janin baru tertular setelah dilahirkan. Jika TBC berat dapat

menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI ikut berkurang.

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Keguguran

2) Bayi lahir belum cukup umur

3) Janin mati dalam kandungan (Poedji Rochjati, 2003).

Payah jantung

Keluhan yang dirasakan:

1) Sesak napas

2) Jantung berdebar

3) Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri

4) Nadi cepat

5) Kaki bengkak

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Payah jantung bertambah berat

2) Kelahiran prematur

3) Dalam persalinan:

- BBLR

- Bayi dapat lahir mati (Poedji Rochjati, 2003).

- Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada

kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu

menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat

menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh

abortus (Rinandina, 2002)

Diabetes mellitus

Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:

1) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang

besar

Page 24: Lp Bumil Risti Candra

2) Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada

kehamilan minggu-minggu terakhir

3) Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Persalinan prematur

2) Hydramnion

3) Kelainan bawaan

4) Makrosomia

5) Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu

ke-36

6) Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7

hari) (Poedji Rochjati, 2003).

Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan

sebagai berikut:

1) Pre-eklamsia

2) Kelainan letak janin

3) Insufisiensi plasenta

Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam

persalinan ialah:

1) Inersia uteri dan atonia uteri

2) Distosia bahu karena anak besar

3) Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk

seksio sesarea

4) Lebih mudah terjadi infeksi

5) Angka kematian maternal lebih tinggi

Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis,

dan menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur

perinea maupun luka episiotomi  (Wiknjosastro, 2006)

HIV / AIDS

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu

hamil mudah terkena infeksi

Page 25: Lp Bumil Risti Candra

2) Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada

kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan

berat lahir rendah, serta peningkatan risiko premature

3) Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui

ASI (Poedji Rochjati, 2003).

Toksoplasmosis

Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau

kurang masak, yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus

2) Infeksi pada kehamilan lanjut menyebabkan kelainan

kongenital, hidrosefalus. (Poedji Rochjati, 2003).

b. Pre-Eklamsia ringan

Tanda-tanda:

1) Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan

disela-sela jaringan tubuh

2) Tekanan darah tinggi

3) Dalam urin terdapat Proteinuria

Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada

kehamilan 6 bulan ke atas mungkin masih normal karena

tungkai banyak di gantung atau kekurangan Vitamin B1.

tetapi bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya

tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-Eklamsia ringan.

Bahaya bagi janin dan ibu:

1) Menyebabkan gangguan pertumbuhan janin

2) Janin mati dalam kandungan (Poedji Rochjati, 2003).

c. Hamil kembar

Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet)

atau lebih dalam rahim. Rahim ibu membesar dan menekan

organ dalam dan menyebabkan keluhan-keluhan:

1) Sesak napas

2) Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai

3) Varises

Page 26: Lp Bumil Risti Candra

4) Hemorrhoid

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Keracunan kehamilan

2) Hidramnion

3) Anemia

4) Persalinan prematur

5) Kelainan letak

6) Persalinan sukar

7) Perdarahan saat persalinan (Poedji Rochjati, 2003).

d. Hidramnion / Hamil kembar air

Kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter, dan

biasanya nampak pada trimester III, dapat terjadi perlahan-

lahan atau sangat cepat.

Keluhan-keluhan yang dirasakan:

1) Sesak napas

2) Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan

amnion > 2 liter

3) Edema labia mayor, dan tungkai

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Keracunan kehamilan

2) Cacat bawaan pada bayi

3) Kelainan letak

4) Persalinan prematur

5) Perdarahan pasca persalinan (Poedji Rochjati, 2003).

Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban

jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2

liter. Walau etiologi belum jelas, namun ada faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi hidramnion, antara lain:

1) Penyakit jantung

2) Nefritis

3) Edema umum (anasarka)

Page 27: Lp Bumil Risti Candra

4) Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina

bifida, atresia atau striktur esophagus, hidrosefalus, dan

struma blocking oesophagus (Mochtar, 2002).

e. Janin mati dalam rahim

Keluhan-keluhan yang dirasakan:

1) Tidak terasa gerakan janin

2) Perut terasa mengecil

3) Payudara mengecil

Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada

umur kehamilan 4-5 bulan. Bila gerakan janin berkurang,

melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam,

kehidupan janin mungkin terancam.

Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam

rahim, yaitu:

1) Gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-

jaringan mati yang masuk ke dalam darah ibu (Poedji

Rochjati, 2003).

f. Hamil serotinus / Hamil lebih bulan

Ibu dengan umur kehamilan ≥ 42 minggu. Dalam keadaan ini,

fungsi dari jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampak

tidak baik bagi janin:

1) Janin mengecil

2) Kulit janin mengkerut

3) Lahir dengan berat badan rendah

4) Janin dalam rahim dapat mati mendadak (Poedji Rochjati,

2003).

g. Letak sungsang

Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak

janin dalam rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki

dibawah.

Bahaya yang dapat terjadi:

Page 28: Lp Bumil Risti Candra

1) Bayi lahir bebang putih yaitu gawat napas yang berat

2) Bayi dapat mati (Poedji Rochjati, 2003).

h. Letak lintang

Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan

tua (hamil 8-9 bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri

dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui

jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap

sumbu tubuh ibu.

Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi

dapat dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir biasa.

Sedangkan pada janin kecil dan sudah beberapa waktu mati

masih ada kemungkinan dapat lahir secara biasa. Bahaya yang

dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang

tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan

akibatnya:

Bahaya bagi ibu:

1) Perdarahan yang mengakibatkan anemia berat

2) Infeksi

3) Ibu syok dan dapat mati

Bahaya bagi janin

1) Janin mati (Poedji Rochjati, 2003).

3) Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO ( Faktor Resiko III )

(Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)

a. Perdarahan antepartum

(Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi sebelum

kelahiran bayi)

Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil

setelah 28 minggu, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan

antepartum harus dapat perhatian penuh, karena merupakan

tanda bahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau

janinnya, perdarahan dapat keluar:

1) Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita

anemia berat

Page 29: Lp Bumil Risti Candra

2) Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi

dan tekanan darah menurun.

Perdarahan dapat terjadi pada:

1) Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan

menutupi sebagian / seluruh mulut rahim.

2) Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas

dari tempatnya. Biasanya disebabkan karena trauma /

kecelakaan, tekanan darah tinggi atau pre-eklamsia, maka

terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta. Akibat

perdarahan, dapat menyebabkan adanya penumpukan darah

beku dibelakang plasenta.

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan

2) Dapat membahayakan ibu:

- Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok

- Ibu dapat meninggal

3) Dapat membahayakan janinnya yaitu mati dalam kandungan

(Poedji Rochjati, 2003).

b. Pre-Eklamsia berat / Eklamsia

Pre-eklamsi berat terjadi bila ibu dengan pre-eklamsia ringan

tidak dirawat, ditangani dengan benar. Pre-eklamsia berat bila

tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-kejang,

menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, sudip lidah dimasukkan

ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang, supaya lidah tidak

tergigit.

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal

2) Bahaya bagi janin:

- Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan

bayi lahir kecil

- Mati dalam kandungan (Poedji Rochjati, 2003).

Page 30: Lp Bumil Risti Candra

4) Sistem SKOR Poedji Rochjati

a. Kelompok faktor resiko I (APGO): masing-masing resiko

memiliki skor 4

b. Kelompok faktor resiko II (AGO): masing-masing resiko memiliki

skor 4, kecuali persalinan sesar, letak sungsang dan letak

lintang dengan skor 8

c. Kelompok Faktor resiko III (AGDO): masing-masing resiko

memiliki skor 8 (Rinandina, 2011 )

C. Klasifikasi

Menurut Poedji Rochyati dkk. (2003) mengemukakan kriteria KRT

sebagai berikut:

Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan

untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan

pada masa mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan,

ketidak nyamanan, atau ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi.

Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut SKOR.

Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8

pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko

menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi

tiga kelompok:

a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan

kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan

bayi hidup sehat.

b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu

maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan

baik bagi ibu maupun janinnya.

c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥

12

Kehamilan dengan faktor risiko:

Page 31: Lp Bumil Risti Candra

Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan

darurat bagi jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk

tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam

upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Ibu dengan faktor

risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya meningkat, yang

membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter

Spesialis (Poedji Rochjati, 2003).

SKOR POEDJI ROCHAYATI

I II III IVKel.F.R

NO

Masalah/ faktor resiko Skore

Tribulan I II III.

1III.2Skor awal ibu hamil

I 1 Tertalu muda, hamil ≤ 16 tahun 22 Terlalu tua hamil ≥ 35 4

Terlalu lambat hamil, kawin ≥ 4 tahun

4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥ 10 tahun

4

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun

4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 46 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 47 Terlalu pendek <145 cm 48 Pernah gagal kehamilan 49 Pernalh melahirkan dengan :

Tarikan tang / vakum Uri dirogah Diberi infus atau transfusi

4

10 Pernah operasi sesar 8II 11 Penyakit pada ibu hamil

Kurang darah Malaria Jantung Kencing manis TBC paru Penyakit menular seksual

4

12 Bengkak pada muka, tungkai dan tekanan darah tinggi

4

13 Hamil kembar 20 atau lebih 414 Hamil kembar air (hydramnion) 415 Bayi mati dalm kandungan 416 Kehamilan lebih bulan 417 Letak sunsang 818 Letak lintang 8

Page 32: Lp Bumil Risti Candra

19 Perdarahan dalam kehamilan 820 Preeklamsi berat/ kejang-kejang 8

D. ManifestasiKlinis

Muntah terus menerus

Tidak nafsu makan

Perdarahan/flek

Tekanan darah tinggi

Pusing

Bengkak pada wajah, tangan, kaki

BB tidak naik

Keluar cairan ketuban sebelum melahirkan

Demam tinggi

Letak sungsang

Mempunyai penyakit jantung, TBC, anemia, kencing manis

E. Patofisiologi

Kehamilan resiko tinggi dapat disebabkan karena beberapa factor

seperti pernah mengalami abortus, persalinan Caesar, umur 35 tahun,

mengalami tanda- tanda anemia, dan tinggi kurang dari 145 cm dan lain -

lain. Abortus dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kelainan

pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada

kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan

ini adalah kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X b

mengakibatkan fetus tidak terbentuk secara sempurna, lingkungan

sekitar tempat impaltasi kurang sempurna, pengaruh teratogen akibat

radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol faktor lain yaitu

kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena

hipertensi menahun. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia

berat, keracunan dan toksoplasmosis. Kelainan traktus genetalia, seperti

inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi

uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

Page 33: Lp Bumil Risti Candra

Pengaruh endokrin, kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh

hipertiroidisme, diabetes mellitus dan defisiensi progesterone. Defisiensi

progesterone karena kurangnya sekresi progesterone dari korpus luteum

atau plasenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus. Karena

progesterone berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormone

tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi

dan berperan dalam peristiwa kematian janin.Abortus biasanya disertai

dengan pendarahan didalam desidua basalis dan perubahan nekrotik di

dalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan.

Hal tersebut menyebabkan ovum dapat terlepas seluruhnya atau

sebagian dan mungkin menjadi benda asing dalam uterus, sehingga

meragsang kontraksi uterus dan mengakibatkan pengeluaran janin.

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2

tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan

lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum

pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat

berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko

terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena

alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Disamping itu infeksi kronis

juga dapat menimbulkan abortus janin seperti Listeria monocytogenes

dan Toxoplasa.

Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh

karena itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi.

Bahaya pada robekan rahim : dapat menimbulkan kematian janin dan

kematian ibu, perdarahan dan infeksi. Sebuah penelitian yang dilakukan

di Australia Selatan menyatakan bahwa wanita yang melahirkan anak

pertama melalui operasi sesar memiliki risiko yang lebih besar pada

persalinan selanjutnya dibandingkan wanita yang melahirkan secara

normal.

Anemia pada Kehamilan disebabkan meningkatnya kebutuhan zat besi

untuk pertumbuhan janin. Kurangnya asupan zat besi pada makanan

yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual

Page 34: Lp Bumil Risti Candra

selama kehamilan, adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi

(Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi dapat

mengakibatkan timbulnya anemia pada ibu hamil. Besi merupakan

bagian dari Haemoglobin yg berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari

paru – paru ke jaringan tubuh. Dengan berkurangnya Fe, sitesis

Haemoglobin berkurang dan akhirnya kadar haemoglobin akan menurun.

Kekurangan Zat besi Hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh

maupun sel otak,Kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah), Anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur,

Pendarahan, rentan infeksi.

Tinggi badan kurang dari 145 biasanya akan memiliki ukuran panggul

yang kecil sehingga dapat merupakan sebagai penghalang jalan

kaluarnya bayi sehingga bayi tidak bias dikeluarkan secara normal dan

harus di indikasikan untuk sesar. Semua riwayat dan gejala yang

disebutkan diatas akan menjadikan kehamilan yang berisiko tinggi pada

ibu. Kehamilan resiko tinggi akan berdampak: terjadinya kelahiran bayi

premature, perdarahan saat persalinan, proses persalinan yang lama dan

macet, abortus pada janin, kematian pada ibu.

PATWAY

Postur ibu (tinggi badan < 145cm )

Usia ibu > 30 tahun

Panggul sempit

Ketidakcukupan ruang untuk bayi melakukan

putar paksi

Trauma jalan lahir

Perdarahan

Kesuburan Alat reproduksi menurun

Bayi bereiko lahir cacat/ mati dalam

kandungan

Terjadi penyulit ketika persalinan

Page 35: Lp Bumil Risti Candra

F. Komplikasi

Menurut Prawirohardjo (2008) bahaya yang ditimbulkan akibat dari

kehamilan yang berisiko yaitu:

1) Bayi lahir belum cukup bulan.

Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari).

Hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang

diperlukan berkurang.

2) Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR).

Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500

gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil,

Proses kelahiran bayi ditolong dengan

Trauma bayi/ cacat bawaan

Kehamilan resiko tinggi

Keluarga dan ibu jarang terpapar inform tentang

kehamilan resiko

Resiko terjadi

penyulit saat

Kurang pengetahuan

keluarga tentang

Ketidakmampuan mengambil

Ketidakmampuan keluarga mengenal

permasalahan kehamilan dan

Resiko ketidakefektifan

menyususi

Ketidakfektifan koping keluarga.

Kecemasa

Page 36: Lp Bumil Risti Candra

umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. Dapat juga dipengaruhi

penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.

3) Keguguran (abortus).

Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran.

Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang

disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat. Persalinan

tidak lancar / macet.

4) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot

rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga

disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal

didalam rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan

juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.

5) Janin mati dalam kandungan.

Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau

kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500

gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran

kongenital serta lahir dengan asfiksia.

6) Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena

perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur

kandung juga cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga

non profesional (dukun).

7) Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

G. Peatalaksanaan

1) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke

Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa

kehamilan.

2) Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.

3) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering

dan lebih intensif.

4) Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

Page 37: Lp Bumil Risti Candra

5) Kelahiran dibantu oleh dokter atau bidan

6) Istirahat yang cukup

1. PENDIDIKAN KESEHATAN KRT ( HE )

a. KIE Untuk Mengantisipasi Kemungkinan Komplikasi KRT :

Informasi dan edukasi untuk memeriksakan kehamilan secara

teratur pada dokter/bidan untuk memantu kehamilan

Membantu perencanaan meahirkan pada bidan/puskesmas atau

rumah sakit mengingat ibu memiliki faktor risiko sangat tingi

pada kehamilan.

Berikan dukungan dan membantu kesiapan mental, biaya dan

tranportasi diman ibu ada riwayat sesar

KIE untuk melakukan persalinan di rumah sakit dan dokter

spesialis mengingat ibu dengan kehamilan risiko tinggi.

KIE setiap persalinan kemungkinan mengalami komplikasi

persalinan 5 K, yaitu Kematian, Kesakitan, kecacatan,

ketidakpuasaan, ketidaknyaman.

Berikan informasi ibu hamil dengan anemia dianjurkan untuk

mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan

makanan yang bergizi tinggi (susu, sayur, buah segra, ikan,

telor) jika tidak ada pantangan. Selama kehamilan, anda akan

memerlukan lebih banyak asam folat, kalsium, zat besi, protein

dan nutrisi penting lainnya.

Klien dianjurkan untuk hidup dengan cara yang sehat (hindari

rokok, alcohol, dll),serta makan makanan yang bergizi sesuai

kebutuhan selama kehamilan.

b. KIE Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil :

Mandi pakai sabun setiap pagi dan sore, gosok gigi dua kali

sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur mandi teratur

mencegah sakit kulit gosok gigi secara teratur mencegah sakit

gigi dan gusi serta mencegah kerusakan gigi yang berdampak

lubang pada gigi ( bisa mengakibatkan tetanus )

Istirahat berbaring sedikitnya 1 jam pada siang hari dan kurangi

kerja berat. Istirahat yang cukup akan memulihkan tenaga.

Page 38: Lp Bumil Risti Candra

Boleh melakukan hubungan suami istri, namun sebelumnya

harus berkonsultasi terebih dahulu dengan bidan atau dokter

tentang hubungan suami-istri yang aman selama kehamilan

Minum obat sesuai petunjuk dokter atau bidan. Hindari asap

rokok, merokok, minuman keras, narkoba, jamu dan obat –

obatan yang bisa menggangu pertumbuhan bayi dalam

kandungan. (Saifuddin, 2002)

c. KIE Makan Yang Baik Selama Kehamilan

Makan makanan yang bergizi sesuai dengan anjuran petugas

kesehatan

Makan 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil

Untuk menambah tenaga makan makanan selingan pagi dan sore hari

seperti kolak, bubur kacang hijau, kue –kue dan lain – lain. (Saifuddin,

2002)

2. PEMERIKSAAN ANTENATAL (ANTENATAL CARE)

ANC atau pemeriksaan pengawasan antenatal adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil

sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, pesiapan memberikan

ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Saifuddin,

2002).

Tujuan ANC:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosialibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan secara

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan nomal dengan

pemberian ASI eksklusif.

Page 39: Lp Bumil Risti Candra

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002).

Kunjungan ANC:

Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling

sedikitnya 4 kali kunjungan pada periode antenatal :

a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)

b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 - 28minggu)

c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah

minggu 36)

(Saifuddin, 2002)

Pelayanan asuhan standar minimal 10 T :

1. Timbang berat badan dan Tinggi Badan

2. Tentukan status gizi

3. Tekanan darah

4. Tinggi fundus uteri

5. TT (tatanus toxoid)

6. Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan

7. Tengok/ periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan ujung

kaki

8. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

9. Tata laporan kasus

10. Test laboratorium

(Saifuddin, 2002)

Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara katagori

kehamilan yang akan diberikan asuhan antenatal adalah :

KATEGORI GAMBARAN

Kehamilan normal

Kehamilan dengan

masalah khusus

Ibu sehat

Tidak ada riwayat obsterri

buruk, ukuran uterus

sama/sesuai usia kehamilan.

Pemeriksaan fisik dan

laboraturium lengkap.

Seperti masalah keluarga atau

Page 40: Lp Bumil Risti Candra

Kehamilan dengan

masalah kesehatan yang

membutuhkan rujukan

untuk konsultasi dan

atau kerjasama

penanganannya

Kehamilan dengan

kondisi

kegawatdaruratan yang

membutuhkan rujukan

segera.

psikososial, kekerasan dalam

rumah tangga dan kebutuhan

financial.

Seperti hipertensi, anemia

berat, preeklamsia,

pertumbuhan janin terhambat,

infeksi saluran kemih,

penyakit kelamin dan kondisi

lain-lain.

Seperti pendarahan ,

eklamsia, ketuban pecah dini

atau kondisi-kondisi

kegawatdaruratan lain pada

ibu dan bayi.

(Saifuddin, 2001)

Informasi periode antenatal:

a. Gizi

Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang

mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.

b. Kegiatan harian

Normal, istirahat jika lelah

c. Perubahan fisiologi (normal ) yang akan terjadi

Peningkatan berat badan

Breast change

Penurunan tenaga

Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I

Rasa panas

Varises

Oedema

d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda

bahaya, seperti:

Perdarahan pervaginam

Page 41: Lp Bumil Risti Candra

Sakit kepala luar biasa

Gangguan penglihatan

Pembengkakan pada wajah ataupun tangan

Nyeri abdomen

Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)

e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran

f. Menjaga kebersihan diri

g. Perawatan payudara

h. Memberikan zat besi untuk maturasi sel eritrosit

i. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.

Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan

sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Imunisasi TT

untuk ibu hamil diberikan minimal 2 kali dengan dosis 0,5 cc

diinjeksikan secara IM. Jarak pemberian atau interval imunisasi TT 1

dengan TT 2 adalah minimal 4 minggu.

H. Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN

Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan laboratorium

untuk memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan

sebagai dasar untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.

Pengkajian meliputi:

a. Biodata Klien

Nama, Umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Agama,

Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Alamat, Tgl pengkajian.

b. Status Kesehatan

c. Pemeriksaan Fisik

DS:

Umur kurang dari 20 tahun/lebih dari 35 tahun

Jumlah anak lebih dari 4 orang

Jarak kehamilan dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun

Page 42: Lp Bumil Risti Candra

Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan

terdahulu misalnya kejang-kejang, demam, operasi sectio

caesaria

Tidak nafsu makan

Perdarahan waktu hamil/flek-flek

Keluar cairan ketuban sebelum melahirkan.

Berat badan tidak naik

Mempunyai penyakit seperti : penyakit jantung, anemia, TBC,

kencing manis

Pusing-pusing

DO:

Muntah terus-menerus

Tekanan darah tinggi

Bengkak paad wajah, tangan, dan kaki.

Demam tinggi, keluar cairan dari rahim dan berbau

Letak lintang/sungsang

Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm

Tinggi badan kurang dari 145 cm

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Ketidakmampuan mempertahankan kesehatan b/d kurang

kemampuan mengambil keputusan

2. Ketidakmampuan dalam berperilaku sehat b/d kurangnya

kemampuan melakukan pertimbangan dan pengambilan

keputusan

3. Konflik/ketidakmampuan pengambilan keputusan

4. Rentan koping keluarga b/d ketidakmampuan berperilaku sehat

5. Ketidakmampuan dalam pemeliharaan rumah/modifikasi

lingkungan b/d kurang finansial

6. Perilaku mencari hidup sehat b/d adanya penyakit

Page 43: Lp Bumil Risti Candra
Page 44: Lp Bumil Risti Candra

POA ASKEP KELUARGA

NO DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI

UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR

1 Ketidakmampu

an

mempertahank

an kesehatan

b/d kurang

kemampuan

mengambil

keputusan

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

ketidak

mampuan

mempertahanka

n kesehatan

tidak terjadi

pada keluarga

Setelah dilakukan

kunjungan selama 1 x

45 menit, keluarga

dapat mengenal

masalah

ketidakmampuan

mempertahankan

kesehatan

R. verbal

dan Rumah

tampak

bersih

1. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang kehamilan

resti

2. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang penanganan

pada kehamilan resti

1. Menjelas

kan tentang

kehamilan

resti

2 Ketidakmampu

an dalam

berperilaku

sehat b/d

kurangnya

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

ketidakmampua

Setelah dilakukan

kunjungan selama 1 x

45 menit, keluarga

dapat mengenal

masalah

R. verbal

dan

perilaku

1. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang kehamilan

resti

2. Keluarga benar-

1. Menjelas

kan tentang

kehamilan

resti

Page 45: Lp Bumil Risti Candra

kemampuan

melakukan

pertimbangan

dan

pengambilan

keputusan

n berperilaku

sehat tidak

terjadi pada

keluarga

ketidakmampuan

dalam berperilaku

sehat

benar mengerti

tentang penanganan

pada kehamilan resti

3 Konflik/

ketidakmampu

an

pengambilan

keputusan

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

ketidakmampua

n pengambilan

keputusan tidak

terjadi pada

keluarga

Setelah dilakukan

kunjungan selama 1 x

45 menit, keluarga

dapat mengenal

masalah

ketidakmampuan

pengambilan

keputusan

R. verbal

dan

perilaku

1. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang kehamilan

resti

2. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang penanganan

pada kehamilan resti

1. Menjelas

kan tentang

kehamilan

resti

4 Rentan koping

keluarga b/d

ketidakmampu

an berperilaku

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

Setelah dilakukan

kunjungan selama 1 x

45 menit, keluarga

dapat mengenal

R. verbal

dan

perilaku

1. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang kehamilan

resti

1. Menjelas

kan tentang

kehamilan

resti

Page 46: Lp Bumil Risti Candra

sehat ketidak

mampuan dalam

perilaku sehat

tidak terjadi

pada keluarga

masalah

ketidakmampuan

dalam perilaku sehat

2. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang penanganan

pada kehamilan resti

5 Ketidakmampu

an dalam

pemeliharaan

rumah/modifik

asi lingkungan

b/d kurang

finansial

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

ketidakmampua

n dalam

pemeliharaan

rumah/modifikas

i lingkungan

tidak terjadi

pada keluarga

Setelah dilakukan

kunjungan selama 1 x

45 menit, keluarga

dapat mengenal

masalah

ketidakmampuan

dalam pemeliharaan

rumah/modifikasi

lingkungan

R. verbal

dan

perilaku

1. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang kehamilan

resti dan

penanganannya

1. Menjelas

kan tentang

kehamilan

resti

2. Anjurkan

keluarga

untuk dapat

memodifikasi

lingkungan

6 Perilaku

mencari hidup

sehat b/d

adanya

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

Setelah dilakukan

kunjungan selama 1 x

45 menit, keluarga

dapat hidup sehat

R. verbal

dan

perilaku

1. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang kehamilan

resti

1. Menjelas

kan tentang

kehamilan

resti

Page 47: Lp Bumil Risti Candra

penyakit keluarga mampu

hidup sehat

2. Keluarga benar-

benar mengerti

tentang penanganan

pada kehamilan resti

Page 48: Lp Bumil Risti Candra

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irene. 2005. Perawatan Maternitas dan Ginekologi Edisi 4.

Jakarta: EGC

Dochterman, Joanne McCloskey. 2004. Nursing Interventions

Classification (NIC). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier

Mochtar, Rustam. 2002. Synopsis Obstetric jilid II. Jakarta: EGC

Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis,

Missouri: Mosby Elsevier

NANDA Internasional 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Nasional Cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka

Pudji Rochjati dalam buku Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT

Bina Pustaka

Saifuddin, A.B. 2001. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan

Maternal/Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo

Wiknjosastro dkk. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo