longcase df

23
BAB I STATUS PASIEN A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.P Usia : 34 tahun Alamat : Tuntang, Semarang Pekerjaan : Buruh Masuk RS : 16 Januari 2015 Jam : 16.00 B. ANAMNESIS Keluhan Utama : Demam ± 3 hari SMRS Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan demam ± 3 hari SMRS. Menggigil (-) Demam muncul mendadak setelah bekerja seharian dan tidak naik turun. Pasien mengatakan kemarin muncul bintik merah disekitar tangan dan kaki tidak banyak. Bintik merah tidak menghitam. Pasien merasa pusing, mual (+), muntah (+) 2x sedikit setelah makan ± ½ gelas kecil. Nafsu makan dan minum berkurang. Batuk (-), pilek (-) , mimisan (-), gusi berdarah (-) nyeri saat menelan (-). Pasien merasa pegal – pegal di persendian. Sesak (-), nyeri ulu hati (-). Pasien tidak mengalami diare. BAK (+) warna kuning. Nyeri saat BAK

Upload: zulhida-yuni

Post on 03-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tt

TRANSCRIPT

BAB ISTATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIENNama: Tn.PUsia: 34 tahunAlamat : Tuntang, SemarangPekerjaan : Buruh Masuk RS : 16 Januari 2015 Jam : 16.00

B. ANAMNESIS Keluhan Utama : Demam 3 hari SMRS Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan demam 3 hari SMRS. Menggigil (-) Demam muncul mendadak setelah bekerja seharian dan tidak naik turun. Pasien mengatakan kemarin muncul bintik merah disekitar tangan dan kaki tidak banyak. Bintik merah tidak menghitam. Pasien merasa pusing, mual (+), muntah (+) 2x sedikit setelah makan gelas kecil. Nafsu makan dan minum berkurang. Batuk (-), pilek (-) , mimisan (-), gusi berdarah (-) nyeri saat menelan (-). Pasien merasa pegal pegal di persendian. Sesak (-), nyeri ulu hati (-). Pasien tidak mengalami diare. BAK (+) warna kuning. Nyeri saat BAK (-). Riwayat berpergian jauh/ keluar daerah (-), Pasien suka makan makanan diluar rumah. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya Riwayat penyakit jantung disangkal Riwayat penyakit ginjal disangkal Riwayat penyakit kencing manis disangkal. Riwayat penyakit hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama Riwayat Alergi disangkal Riwayat hipertensi disangkal Riwayat penyakit gula disangkal Riwayat stroke disangkal Riwayat penyakit jantung disangkal Riwayat penyakit ginjal disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : SedangKesadaran : ComposmentisTanda vitalTD: 110/70 mmHgNadi : 96 x/menitRespirasi : 20 x/menit Suhu : 38,3 C

Pemeriksaan KepalaMata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), Hidung: Discharge (-/-), napas cuping hidung(-/-),Mulut: Bibir sianosis (-)

Pemeriksaan LeherJugularis vena pressure meningkat (-), kelenjar thyroid membesar (-)Pembesaran nodus limfonodi (-)

Pemeriksaan Thorax - Pulmo- Inspeksi: Dada simetris, tidak ada retraksi.- Palpasi: Vokal fremitus kanan=kiri, tidak ada ketinggalan gerak- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru.- Auskultasi: Suara dasar vesicularSuara tambahan : wheezing(-), ronkhi(-)

Pemeriksaan Thorax CorS1S2, reguler, bising (-), gallop (-)

Pemeriksaan Abdomen s.d. Ekstrimitas

Pemeriksaan Abdomen-Inspeksi= perut datar, jaringan parut (-)-Palpasi= supel, hepatomegaly (+)-Auskultasi= peristaltik usus (+) normal.

Pemeriksaan EkstremitasSuperior = Oedem (-/-), petekie (+/+)Inferior= Oedem (-/-), petekie (+/+)Akral tidak dingin

D. PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah Lengkap Leukosit : 3,98 x 10^3/uL (4,5 11 10^3/ L) Eritrosit : 5.37 x 10^6/uL(4,50 5,50 10^3/L) Hemoglobin : 14,8 g/dl(14 18 g/dL) Hematokrit : 41,3(40 54 %) Trombosit : 60 x 10^3/uL (150 450 10^3/L)Fungsi Hati SGOT : 152 U/L (< 37 U/L) SGPT : 122 U/L (< 42 U/L)

Imuno/ SerologiHbsAg: negative(negative)Dengue IgG : positive(negative)Dengue IgM : negative(negative)

E. A (Assessment)Obs. Febris H-3Differential diagnosis : Dengue Fever Thypoid Fever Malaria CikungunyaF. Terapi Infus RL 20 tpm Inj. Ceftriaxone 2x1gr Inj. Ranitidin 2x1A Inj. Ondansetron 3x1APer oral : Paracetamol 3x 500mg Flunarizine 3x 5mg Curcuma 3x1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DENGUE FEVERPenyakit Demam Dengue ( Dengue Fever) dan Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok umur terutama pada anak-anak. 1.Demam DengueDemam dengue adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari dengan dua atau lebih manifestasi gejala, seperti : nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, ruam pada kulit, manifestasi perdarahan, dan leukopenia serta di tunjang dengan pemeriksaan laboratorium serologis IgM dan IgG.2.Demam Berdarah DengueGejala yang di timbulkan antara lain demam yang tinggi (380C 400C), manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan ( sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian. Trombositopenia dengan hemokonsetrasi secara bersamaan adalah temuan laboratorium klinis khusus dari DBD.3.Dengue Shock SyndromeDengue shock syndrom merupakan suatu keadaan yang sangat buruk, penderita DBD dalam keadaan apapun perlu mendapatkan perawatan dan pemantauan yang serius, terutama jika demam mendadak turun. Selain menjadi indikasi kesembuhan, penurunan suhu tubuh sering menjadi gejala awal penderita memasuki gejala Dengue Shock Syndrome. Tanda khas dari dengue shock syndrome antara lain kulit menjadi dingin, kongesti, sianosis, nadi cepat, letargi kemudian menjadi gelisah dan dengan cepat memasuki tahap kritis dari shock. Gejala yang sering sebelum shock adalah nyeri perut akut. Pasien yang shock dalam bahaya kematian bila pengobatan yang tepat tidak segera diberikan. Penderita akan sembuh dengan cepat setelah terapi penggantian volume yang tepat.4.EtiologiAgent Infeksius DBD adalah virus Dengue yang merupakan bagian dari famili flaviviridae. Keempat serotipe virus Dengue (DEN-1, DEN-2,DEN-3, DEN-4) dapat dibedakan dengan metode serologi. Infeksi pada manusia oleh salah satu serotipe menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap infeksi ulang oleh serotipe yang sama, tetapi hanya menjadi perlindungan sementara terhadap serotipe yang lain.3 Seseorang akan kebal seumur hidup terhadap serotip yang menyerang pertama kali, namun hanya akan kebal dalam waktu 6 bulan - 5 tahun terhadap serotipe virus Dengue lain.26 Virus Dengue tipe 3 merupakan serotipe yang terbanyak berhasil diisolasi, disusul berturut-turut virus dengue tipe 1, virus dengue tipe 2 dan virus dengue tipe 4. Virus dengue tipe 2 dan tipe 3 secara bergantian merupakan serotipe yang dominan, namun virus dengue tipe 3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat (DBD derajat IV, DBD disertai ensefalopati, DBD disertai hematemesis dan melena,dan DBD yang meninggal)

5.Klasifikasi derajat penyakit Infeksi Virus DengueDemam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari. Gejala DBD sangat bervariasi, WHO 1997 membagi 4 derajat:-Derajat I : Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.-Derajat II : Gejala gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.-Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulitdingin dan lembab, gelisah,-Derajat IV: Shock berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

B. THYPOID FEVER/ DEMAM TIFOIDDemam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid fever. Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatip, tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 600C) selama 15 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi. Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu : a. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.b. Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alcohol. c. Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat melindungi kuman terhadap fagositosis. Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh penderita akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibodi yang lazim disebut aglutinin.Patogenesis Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala dan sakit perut.Gejala KlinisGejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan penderita dewasa. Masainkubasi rata-rata 10 20 hari. Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu : DemamPada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsurangsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh beraangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

Ganguan pada saluran pencernaanPada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah (ragaden) . Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare. Gangguan kesadaranUmumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.Diagnosis Demam Tifoid Cardinal Sign Demam intermitten (suhu dapat mencapai normal) Bradikardi Relatif Toksemia Splenomegali Roseola Spot Pemeriksaan Penunjang Hasil Laboratorium Anemia normokromik Leukopenia, normal, atau leukositosis Aneosinofilia dan limfopenia Trombositopenia Peningkatan SGOT dan SGPT, Billirubin Peningkatan LED Widal testBertujuan untuk mendeteksi antibody kuman S. typhi. Terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. thypi dengan antibody (agglutinin). Pembentukan agglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama demam, kemudian meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada minggu keempat. Diagnosi didasarkan atas kenaikan titer sebanyak 4 x pada 2 pengambilan berselang beberapa hari atau bila klini disertai hasil pemeriksaan titer widal di atas rata-rata titer orang sehat setempat. Kultur darah Adalah gold standard diagnosis tifoid. Hasil positif memastikan demam tifoid, namun hasil negative tidak menyingkirkan adanya demam tifoid. Tubex TF Merupakan uji semi-kuantitatif kolometrik yang mndeteksi antibody S.typhi 09 pada serum pasien. Tes ini mendeteksi antibody Ig M.Interpretasi : 6: positif ( indikasi kuat infeksi tifoid)Komplikasi Pada demam tifoid dapat terjadi komplikasi baik itu intestinal maupun ekstraintestinal yang meliputi :a. Komplikasi intestinal : Perdarahan usus Perforasi usus Ileus paralitikb. Komplikasi ekstraintestinal Komplikasi kardiovaskular (kegagalan sirkulasi perifer, miokarditis,dll) Komplikasi hematologi (anemia hemolitik, trombositopenia, sindrom uremia hemolitik,peningkatan partial thromboplastin time, peningkatan fibrin degradation products, sampai KID (Koagulasi Intravaskular Diseminata) Komplikasi paru (pneumonia,pleuritis,dll) Komplikasi hepar dan kandung kemih (hepatitis, kolelitiasis,dll) Komplikasi renal (glomerulonefritis, pielonefritis,dll) Komplikasi tulang (osteomielitis, periostitis,dll) Komplikasi neuropsikiatrik (delirium, meningitis,dll)

C. MALARIA1.Definisi MalariaPenyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. 2.Agen Penyakit MalariaAgen penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan ordo Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:a.Plasmodium falciparumMenyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.b.P. vivaxMenyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak).c.P. malariaeMenyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.d.P. ovaleJenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale..Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P. falciparum dengan P. vivax atau P. malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis parasit sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya.Masa inkubasi malaria atau waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P. falciparum, 8-14 hari untukP. vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae. Masa inkubasi ini dapat memanjang antara 8-10 bulan terutama pada beberapa strain P. vivax di daerah tropis. Pada infeksi melalui transfusi darah, masa inkubasi tergantung pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya singkat tetapi mungkin sampai 2 bulan. Dosis pengobatan yang tidak adekuat seperti pemberian profilaksis yang tidak tepat dapat menyebabkan memanjangnya masa inkubasi. P. falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia, yaitu P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Saat ini, P. falciparum merupakan salah satu spesies penyebab malaria yang paling banyak diteliti. Hal tersebut karena spesies ini banyak menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada manusia.3.Manifestasi Umum Malaria Malaria mempunyai gambaran karakteristik berupa demam periodic, anemia, dan splenomegali. Gejala klasik terjadinya malaria Trias Malaria secara berurutan:1.Periode dingin : 15-60 mnt: mulai menggigil. Penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh tubuh bergetar dan gigi saling terantuk, dikuti dengan meningkatnya temperature.2.Periode panas : penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat.3.Periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, dan penderita merasa sehat.Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi P. vivax, P. falciparum, menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada P. falciparum, 36 jam pada P. vivax dan P. Ovale, dan 60 jam pada P. malariae. Anemia sering djumpai pada infeksi malaria. Hal ini dikarenakan pengerusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropoesi sementara, hemolisis oleh karena prose komplemen mediated immune complex. Splenomegali terjadi 3 hari setelah serangan infeksi akut. 4.Diagnosis Malaria-Anamnesis : bertempat tinggal di endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah endemic malaria-Pemeriksaan darah tepi untuk menemukan parasit malaria, diambil saat panas-Tetesan preparat darah tebal-Tetesan preparat darah tipis-Identifikasi jenis plasmodium-Test antigen : P-F test, mendeteksi antigen P. falciparum-Tes serologi : deteksi antibody spesifik malaria-Polymerase Chain Reaction (PCR)

D. CHIKUNGUNYA1. DefinisiDemam Chikungunya adalah suatu penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk dan dikenal pasti pertama kali di Tanzania pada tahun 1952. Nama chikungunya ini berasal dari kata kerja dasar bahasa Makonde yang bermaksud membungkuk, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).2. EtiologiPenyakit Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang termasuk keluarga Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. CHIKV sebagai penyebab Chikungunya masih belum diketahui pola masuknya ke Indonesia. Sekitar 200-300 tahun lalu CHIKV merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp), Cercopithecus sp. Siklus di hutan diantara satwa primata dilakukan oleh nyamuk Aedes.

3. Tanda dan GejalaRata-rata masa inkubasi bagi Chikungunya adalah sekitar 2-12 hari tetapi umumnya 3-7 hari (Centers for Disease Control and Prevention, 2010). Gejala yang sering ditimbulkan infeksi virus ini berupa demam mendadak disertai menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara tiba-tiba dengan derajat tinggi ( >40C). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya. Demam juga sentiasa berhubungan dengan gejala-gejala lainnya seperti sakit kepala, mual dan nyeri abdomen. Nyeri sendi (arthralgia) dan otot(myalgia) bisa muncul pada penderita chikungunya. Keluhan arthralgia ini ditemukan sekitar 80% pada penderita chikungunya dan biasanya sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut,siku, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan. Gejala ini dapat bertahan selama beberapa minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai Rheumatoid Artritis. Nyeri otot pula bisa terjadi pada seluruh otot terutama pada otot penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu dan anggota gerak.Pada kebanyakan penderita , gejala peradangan sendi biasanya diikuti dengan adanya bercak kemerahan makulopapuler yang bersifat non-pruritic. Bercak kemerahan ini sering ditemukan pada bagian tubuh dan anggota gerak tangan dan kaki. Bercak ini akan menghilang setelah 7-10 hari dan kemudiannya diikuti dengan deskuamasi . Gejala-gejala lain yang bisa ditemukan termasuk sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening di leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.4. Pemeriksaan Laboratorium. Deteksi dini dan diagnosis yang teratur memainkan peran penting dalam mengontrol infeksi virus ini secara efektif. Pemeriksaan melihat perkembangan IgM melalui enzyme linked immunosorbent asssay (MAC-ELISA) telah menjadi pemeriksaan serologi yang major karena teknik pemeriksaan ini sangat cepat dan reliabel. Teknik pemeriksaaan lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dan mengindentifikasi antigen virus adalah teknik immunofluorescent antibodi secara tidak langsung. Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) juga telah dikenal sangat berguna dalam mendiagnosa virus chikungunya (CHIKV) dengan cepat. Malah RT-PCR juga merupakan teknik mendeteksi m-RNA yang paling sensitif. Dibandingkan dengan 2 teknik lain yang sering digunakan untuk menkuantifikasi m-RNA level yaitu Northen blot analysis dan RNase protection assay, RT-PCR dapat digunakan untuk menkuantifikasi m-RNA level dari jumlah sampel yang kecil. Malah kombinasi RT- PCR dan nested PCR terbukti efisien untuk deteksi spesifik dan mengenotip CHIKV5. Pengobatan.Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, antiinflamasi. Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena dikuatiri efek aspirin terhadap platelet. Pemberian chloroquine phosphate sangat efektif untuk arthritis chikungunya kronis. Penularan wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat mengembangkan agen antivirus baru, RNAi. Ianya bertindak mencegah infeksi yang ditimbulkan virus dengan mengganggu post transcriptional expression mRNA.6. Komplikasi. Penyebab morbiditas yang tertinggi adalah dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit dan hipoglikemia. Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi meskipun jarang berupa gangguan perdarahan, komplikasi neurologis, pneumonia dan gagal nafas 7. Prognosis. Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan adanya kematian sedangkan keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Penelitian sebelumnya pada 107 kasus infeksi Chikungunya menunjukkan 87,9% sembuh sempurna, 3,7% mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort, 2,8% mempunyai persistent residual joint stiffness tapi tidak nyeri dan 5,6% mempunyai keluhan sendi yang persistent, kaku dan sering mengalami efusi sendi.BAB IIIPEMBAHASAN

Keluhan utama pasien tersebut adalah demam yang telah berlangsung kurang lebih 3 hari. Demam disertai keluhan pusing, mual, muntah dan munculnya bintik merah di tangan dan kaki . Pemeriksaan fisik didapatkan terabanya hepar 2 jari di bawah arcus costae dan terdapat petekie di tangan dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya leukopeni , trombositopenia, kenaikan SGOT dan SGPT serta IgG dengue positifDari penemuan klinis tersebut, kecurigaa pasien adalah dengue fever karena durasi demam 3 hari dan adanya keluhan muncul bintik merah di tangan dan kaki, hasil lab pasien terjadi penurunan angka leukosit dan penurunan angka trombosit. Ditemukan juga bahwa IGg dengue positif. Berdasarkan penemuan klinis yang telah dipaparkan di atas, kita dapat menegakkan diagnosis untuk pasien ini yaitu Dengue Fever dengan Perdarahan. Diberikan terapi Infus RL 20 tpm, Inj. Ceftriaxone 2x1gr, Inj. Ranitidin 2x1A, Inj. Ondansetron 3x1A, Per oral diberikan Paracetamol 3x 500mg, Flunarizine 3x 5mg dan Curcuma 3x1.