logam transisi memiliki sifat
DESCRIPTION
Logam Transisi Memiliki SifatTRANSCRIPT
Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas
dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi.Unsur-unsur golongan
transisi merupakan unsur logam yang memiliki orbital elektron d atau f yang
tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur golongan transisi
mempunyai 53 unsur dan terbagi atas 3 deret, yaitu deret pertama (transisi ringan,
unsur pada periode 4), deret kedua (transisi berat, unsur pada periode 5), dan deret
ketiga (golongan lantanida).
Unsur logam transisi memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu mempunyai biloks lebih dari satu, orbital d terisi sebagian atau penuh sebagai orbital valensi, ionnya
berwarna-warni, dapat membentuk senyawa kompleks dan organologam, banyak
digunakan sebagai katalis.. Kartika Trianita, REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA, 2012. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Unsur-unsur ini disebut sebagai unsur transisi dikarenakan letaknya berada
diantara unsur-unsur logam (golongan 1 dan 2) dan unsur-unsur non logam
(golongan 13-18). Kondigurasi elektron unsur transisi penting diketahui karena
tingkat oksidasi, sifat magnetik, ikatan kimia, dan kereaktifan zat didasarkan pada
konfigurasi elektronnya.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan
4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada
subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d
akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur
transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi
pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7).
Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+,
Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida,
seperti CrO42-, Cr2O7
2-, dan MnO4-.
Beberapa sifat atomik dan sifat fisis dari logam transisi :
1. Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik
intinya, Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi
sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat
dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi
pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron
pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung
ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini
berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai
energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena
ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih
dahulu terionisasi.
3. Konfigurasi elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai
elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s1.
Logam – logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam – logam
golongan utama. Salah satu yang paling menarik pada logam transisi adalah
kemampuannya untuk membentuk senyawa koordinasi. Senyawa- senyawa
koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan molekul dengan satu
atau lebih pasangan electron bebas yang disebut ligan. Ligan – ligan dapat
diklasifikasikan menurut jumlah pasangan atom donor yangt dimilikinya. Ligan
monodentat mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada logam atau ion
logam. Contoh ligan –ligan monodentat adalah NH3, H2O , NO2 dan CN- . Ligan
bidentat mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ion logam .
Contohnya ethylenediamine (NH2CH2CH2NH2)
Molekul netral (H2O,NH3) dan anion (F- ,Cl- ,Br- ,CN-) dapat bertindak sebagai
ligan .jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan ion
logam ,menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion
kompleks.misalnya,ion – ion logam transisi sebagian besar membentuk ion
kompleks dengan molekul- molekul air ketika di dalam larutan air.
Contohnya[Co(H2O)6 ] 3+ dan [Ni(H2O)6 ] 2+ . jika satu atau lebih anion
berkoordinasi dengan ion logam ,dihasilkan ion kompleks yang bermuatan
negatif,contohnya[Co(NO2)6]3- dan [Fe(CN)6]4-
Sebagian besar ion logam transisi membentuk ion kompleks dengan
molekul – molekul air ,bila dilarutkan dalam air. Senyawa- senyawa demikian ini
mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah berlebih . Namun air bukan ligan
yang kuat . Kompleks ini berlangsung dalam reaksi substitusi ,yaitu molekul air di
gantikan oleh ligan lain secara berurutan . Reaksi demikian ini sering disertai
perubahan warna larutan .Misalnya,jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air
akan terbentuk ion kompleks [Ni(H2O)6]2+ yang berwarna hiaju . Pada
penambahan NH3 pekat ,warna larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion
kompleks [ Ni(NH3)6]2+
Kompleks dapat di klasifikasikan sebagai inert atau labil ,bergantung pada
kecepatan reaksi substitusi yang terjadi .kompleks yang labil mengalami reaksi
substitusi secara cepat ,sedangkan kompleks inert mengalami reaksi substitusi
secara lambat.
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3),
siderite (FeCO3), dan limonit (FeO(OH) nH2O) dan magnetit (FeO-Fe2O3). Besi sangat
mudah di oksidasi pada kondisi yang bersifat basa. Oksigen di udara
mengoksidasi endapan besi(II) hidroksida menjadi besi(III) hidroksida.
Besi dapat berada dalam emapat bentuk alotrop, yaitu sebagai besi-α, besi-β, besi
γ dan besi-δ dengan titik transisi pada 770⁰C, 928⁰C, dan 1530⁰C. Bentuk α
bersifat magnet,tetapi bila berubah menjadi besi δ sifat magnet itu hilang. Logam
besi sangat reaktif dan mudah berkarat terutama dalam kondisi udara lembab atau
suhu tinggi. Pada pemanasan bereaksi dengan unsur bukan logam, dapat
membentuk senyawa besi (II) dan senyawa besi (III).
(Mulyono, 2005)
Banyak aplikasi dari unsur –unsur transisi. Misalnya logam transisi digunakan sebagai reduktor.
Selain itu, dapat pula digunakan sebagai bahan bangunan, contohnya alumunium. Logam Cu dan
Hg bernilai mata uang. Emas atau aurum banyak digunakan sebagai perhiasan.
Vogel’s. 1997. Qualitative Inorganic Analysis. 7th ed. Singapore: Longman Publisher. Hal. 234Housecroft, CE and Sharpe AG. 2008. Inorganic Chemistry. 3rd ed. Pearson Prentice Hall. Hal.
1060-1062
Darjito. -2005 . Unsur-unsur Transisi Periode Pertama (Ti, V, Cr, Mn, Fe,
Co, Ni, dan Cu). Malang: Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
Alberty, R.A.,1984,”Thermodinamic of Biochemical Reaction”, John Wiley and
Sons Inc, New Jersey.
Basri, S.,1996,”Kamus Kimia”,Rineka Cipta,Jakarta.
Biddle,H.C.,1949,”Chemistry Today”,Rand Mcalley and Company,USA
Daintith,J.,1990,”Kamus Lengkap Kimia”,Erlangga,Jakarta.
Fernando,Q.,1997,”Kimia Analitik Kualitatif”,Andi,Yogyakarta.
Heslop,R.B. and Robinson P.L.,1960,”Inorganic Chemistry:A Guide for Advance
Study”, Elsever,Amsfer.
Mulyono, M., 2002, ”Kamus Kimia”, PT Gresindo, Bandung.
Svehla, G. 1985. Analisa Anorganik Kualitatif II. Jakarta: Kalman Media Pustaka
Rivai, H., 1995, “Pemeriksaan Kimia”, UI press, jakarta
Kartika Trianita, REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA, 2012. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung