lk2_hazard fisik.pptx
TRANSCRIPT
DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
FAKTOR FISIK BAHAYA KERJA(KEBISINGAN, GETARAN, TEKANAN
PANAS, DAN PENCAHAYAAN)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
ALIFIAN HARBIDIAH FITRIANI
LUBENAHM. FADLI SYADAD
NI MADE WIDYA ARISANDIREVY AGREETY PUTRI
TINGKAT II D3KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN KEBISINGAN
Menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa, dan sistem alam.
Menurut Kepmenkes RI No 1405/MENKES/SK/XI/2002, Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu
atau membahayakan kesehatan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,
kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
TUJUAN PENGUKURAN KEBISINGAN
1. Mengidentifikasi dan menemukan sumber-sumber
kebisingan dominan
2. Mengoptimalkan pemilihan perangkat kontrol
kebisingan, metode, dan bahan
3. Mengevaluasi dan membandingkan tindakan kontrol
kebisingan
4. Tentukan sesuai dengan kriteria kebisingan dan
peraturan
5. Menghitung kekuatan (power) dari sumber suara
SUMBER KEBISINGAN
Di industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin.2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan akibat getaran, gesekan, benturan, atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin yang erjadi pada roda gigi, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain – lain.
3. Pergerakan udara, gas, dan cairanKebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, dan lain – lain.
JENIS-JENIS KEBISINGAN
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi
atas:
• Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas.
• Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit.
• Bising ini tidak terjadi secara terus – menerus, melainkan ada
periode relatif tenang.
• Bising Impulsif
• Bising Impulsif Berulang
Resiko/Masalah Akibat
Kebisingan
Gangguan Komunkikasi
Gangguan Fisiologis
Gangguan Psikologis
Gangguan Pendengaran
TEKNIK PENGUKURAN KEBISINGAN
Bagian Dari Sound Level Metera. Power (on/off)b. Response Slow/Fast
• Slow : untuk bunyi yang continu seperti mesin• Fast : untuk bunyi yang terus menerus tetapi berubah-ubah
seperti di jalan raya• Max Hold/Impuls : untuk bunyi yang besar dan sesekali seperti
paku bumi dan bomc. Tombol A/Cd. Range
SOUND LEVEL METER adalah alat untuk mengukur intensitas kebisingan
Cara pengunaan Sound Level Meter:
1. Ukur luas ruangan dan Buatlah layout
ruangan/lokasi yang akan diukur
2. Tentukan titik-titik yang akan diukur pada lokasi
tersebut sesuai dengan luas ruangan
3. Catat angka yang keluar dengan ukuran
1menit/10detik atau 1menit/5detik
4. Lakukan interpretasi hasil
Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 agar kebisingan
tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu
diambil tindakan sebagai berikut :
a. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar
terhindar dari kebisingan.
b. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara:
meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan,
penanaman pohon, peninggian tembok, dan lain-lain.
c. Rekayasa peralatan (engineering control).
PENGENDALIAN KEBISINGAN
PENGENDALIAN KEBISINGAN
1. Pengendalian secara teknis• Mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan bising
menjadi berkurang suara yang menimbulkan bisingnya.• Menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang
kedap suara• Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber
kebisingan. • Subtitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang
bising.• Merawat mesin dan alat secara teratur dan periodik
sehingga dapat menggurangi suara bising.
2. Penggendalian secara administrative• Pengadaan ruang control pada bagian tertentu
(misalnya: bagian diesel). • Tenaga kerja di bagian tersebut hanya melihat dari
ruang berkaca yang kedap suara dan sesekali memasuki ruang berbising tinggi, dalam waktu yang telah ditentukan.
• Pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada.
3. Pengendalian secara medisPemeriksaan audiometri sebaiknya dilakukan pada saat awal masuk kerja, secara periodic, secara khusus dan pada akhir masa kerja.
4. Penggunaan alat pelindung diri (ear muff, earplug)
PENGERTIAN GETARAN
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI dalam
keputusan nomor 51/Menaker/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor-Faktor Fisik menjelaskan bahwa :
“Getaran adalah gerakan yang teratur dari suatu
benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya”.
TUJUAN MENGIDENTIFIKASI GETARAN
a. Mengidentifikasi dan menemukan sumber-sumber
getaran dominan
b. Mengoptimalkan pemilihan perangkat kontrol getaran
c. Mengurangi banyaknya getaran dengan meredam
resonansi yang timbul tanpa menimbulkan frekuensi
resonansi yang baru
d. Mencegah masalah yang timbul akibat getaran.
Mesin-mesin diesel, mesin produksi.
Alat-alat kerja tangan (hand tool) dengan
menggunakan mesin
Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank,
dll.
SUMBER GETARAN
STANDARD/NAB GETARAN
PERMENAKERTRANS Nomor PER.13/MEN/X/2011, Pasal 7: NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat (m/det2)
RESIKO/MASALAH AKIBAT GETARAN
1. Getaran seluruh badan dapat memicu terjadinya:a. Penglihatan kabur, sakit kepala, gemetaran (shakeness)b. Kerusakan organ pada bagian dalam.
2. Getaran pada lengan dan tangan dapat mengakibatkan:a. Sakit kepala, dan sakit pada persendian dan otot lengan.b. Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinya.c. Terbentuk noda putih pada punggung jari/telapak tangan (white finger syndrom).
kelainan pembuluh darah di tangan akibat terlalu sering terpapar getaran
sehingga pembuluh darah menjadi rusak dan mengurangi suplai darah ke saraf dan menyebabkan tangan kehilangan
sensoris (mati rasa).
TEKNIK PENGUKURAN GETARAN
• Periksa alat - sensor getaran - kabel sensor- tombol - baterai - power on/off - display/LCD
• Hidupkan alat dengan menekan tombol power on/off• Tempelkan sensor ke sumber getaran• Catat angka yang muncul di display• Pastikan tingkat getaran dengan cara :
- modus (nilai yang sering muncul)- median (kejadian atau nilai tengah)- Mean (rata-rata dari kejadian)
PENGENDALIAN GETARAN
1. Pengendalian secara teknis
a. Menggunakan peralatan kerja yang rendah
intensitasnya(dilengkapi dengan damping/peredam).
b. Menambah/menyisipkan damping diantara tangan
dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan
karet.
c. Memelihara/merawat peralatan dengan baik
d. Meletakkan peralatan dengan teratur.
e. Menggunakan remote control
2. Pengendalian secara administrativeYaitu dengan Cara mengatur waktu kerja, misalnya:
• Merotasi pekerjaan. • Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB
yang berlaku.
3. Pengendalian Secara MedisPada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali. Sedangakan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2-3 tahun sekali.
4. Pemakaian alat pelindung diri (APD)Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa).
PENGERTIAN TEKANAN PANAS
Tekanan panas diartikan sebagai jumlah
beban panas yang merupakan hasil dari
kegiatan (pelaksanan pekerjaan) tenaga kerja
dan kondisi lingkungan dimana tenaga kerja
tersebut bekerja.
TUJUAN MENGIDENTIFIKASI
Untuk mengetahui tingkat tekanan panas
yang diterima tenaga kerja yang terpapar,
agar segera dapat dilakukan langkah-
langkah pengendalian, dengan
teknologi pengendalian.
Standar (NAB) Tekanan Panas
Standar pajanan temperatur ditempat kerja mengacu pada Keputusan
Menteri Tenaga Kerja, Nomor KEP.51/MEN/1999, Tangga 16 April 1999.
PengaturanWaktukerjasetiap jam ISBB ( Beban Kerja
WaktuKerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat
Bekerja terus menerus (8 jam/hari)
- 30.0 26.7 25.0
75% Kerja 25% Istirahat 30.6 28.0 25.9
50% Kerja 50% Istirahat 31.4 29.4 27.9
25% Kerja 75% Istirahat 32.2 31.1 30.0
MASALAH/RESIKO AKIBAT TEKANAN PANAS
1) Heat CrampsMerupakan kejang-kejang otot
tubuh dan perut yang dapat menimbulkan rasa sakit, pingsan, lemah, neg dan muntahmuntah.
2) Heat ExhaustionBiasanya mengeluarkan
keringat sangat banyak, mulut kering, sangat haus, lemah dan sangat lemah. Dapat terjadi pada keadaan dehidrasi.
3) Heat StrokeSuhu badan naik, kulit kering dan panas, tremor. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah di bawa kepermukaan kulit yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.
4) MiliariaMiliaria adalah kelainan kulit sebagai akibat keluarnya keringat yang berlebihan. Tampak adanya bintik kemerahan pada kulit yang terasa nyeri bila kepanasan. Hal ini terjadi sebagai akibat sumbatan kelenjar keringat dan terjadi retensi keringat disertai reaksi peradangan.
TEKNIK PENGUKURAN
Alat ini dapat mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi.
cara penggunaannya:
• Tombol power ditekan.
• Tombol °C atau °F ditekan untuk menentukan suhu yang
digunakan.
• Tombol globe ditekan untuk menentukan suhu bola. Tombol dry
bulb ditekan untuk mendapatkan suhu bola kering.
• Pastikan sumbu bola adalah bersih, isi reservoir dengan air suling
• Tempatkan alat di area kerja yang harus dipantau
• Hidupkan unit ON. • Gunakan tombol panah dengan mengatur
tampilan ke yang diinginkan • Biarkan sepuluh menit untuk sensor
menstabilkan ke lingkungan sebelum mengambil bacaan.
PENGENDALIAN TEKANAN PANAS
1. Mengurangi faktor beban kerja.
2. Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas.
3. Menurunkan temperatur udara dari proses kerja yang
menghasilkan panas.
4. Penggunaan anti panas dan alat pelindung yang dapat
memantulkan panas.
5. Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses
kerja untuk pemulihan.
PENGERTIAN PENCAHAYAAN
Definisi pencahayaan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405
tahun 2002: “Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu
bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif”.
Cahaya merupakan gelombang-gelombang elektromagnetik yang terdiri
dari beberapa frekuensi yang dapat terlihat oleh mata manusia dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
TUJUAN PENCAHAYAAN
1. Untuk kepuasan pekerja,
2. Untuk kualitas kerja dan produktivitas.
3. Untuk menciptakan suasana ruang dimana cahaya
memberikan dampak terhadap mood pengguna ruang
4. Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam
melaksanakan pekerjaan,
5. Memberi lingkungan kerja yang aman.
Sumber Penerangan
Dapat Dibagi Menjadi
Dua, yaitu :
Sumber Penerangan Alami adalah
sumber dari penerangan yamg didapat
dari sinar alami pada waktu siang hari
untuk keadaan selama 12 jam dalam
sehari, untuk mendapatkan cahaya
matahari harus memperhatikan letak
jendela dan lebar jendela.
Sumber Penerangan Buatan adalah
sumber penerangan yang berasal dari
lampu buatan seperti listrik, gas, atau
minyak.
Ada 5 Sistem Pencahayaan Di Ruangan, Yaitu :
2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
1. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi.
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dinding.
5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan.
4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah.
STANDARD/NAB PENCAHAYAAN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, tercantum dalam tabel berikut ini
Jenis Pekerjaan Tingkat PencahayaanMinimal ( Lux )
Keterangan
Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus
100 Ruang penyimpanan dan ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu
Pekerjaan kasar danterus-menerus
200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
Pekerjaan agakHalus
500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus.
Pekerjaan amat halus 1500Tidak menimbulkan
Bayangan
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.
Pekerjaan terinci 3000Tidak menimbulkan
Bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitansangat halus.
RESIKO/MASALAH AKIBAT PENCAYAHAAN
• Kelelahan mata semakin cepat
sehingga berkurangnya daya dan
efisiensi kerja.
• Kelelahan mental.
• Resiko terjadinya kelainan pada
jaringan otot-otot syaraf mata
dalam jangka panjang.
• Keluhan pegal di daerah mata dan
sakit kepala di sekitar mata.
• Kerusakan indra mata dan lain-lain
• Berkurangnya kewaspadasan
pekerja, yang dapat beresiko
terhadap kecelakaan kerja
• Turunnya konsentrasi dan rasa
kantuk, terutama pada shift malam
• Berkurangnya ketelitian kerja dan
waktu kerja yang lebih lama
mengakibatkan penurunan
produktivitas.
METODE PENGUKURAN PENCAHAYAAN
1. Letakkan luxmeter di atas meja dimana ruangan atau lokasi akan diukur
2. Catat besarnya angka yang ditunjukkan oleh jarum pada luxmeter.3. Angka ini menunjukkan besarnya pencahayaan pada bidang kerja
tersebut.4. Untuk pengukuran pencahayaan ruang, diukur di beberapa titik yang
membentuk diagam diagonaldengan bagian tengah sebagai titik pusatnya.
5. Apabila keberadaan tenaga kerja dalam satu ruang tidak menyebar merata, titik-titik pengukuran yangmembentuk diagam diagonal imajiner, digunakan sebagai titik pusat adalah bagian ruang yang terbanyakatau paling sering ditempat oleh tenaga kerja selama melakukan pekerjaan.
PENGENDALIAN PENCAHYAAN
1. Memakai APD, misalnya memakai kaca mata kobalt biru bagi mereka yang bekerja menghadapi pancaran cahaya infra merah.
2. Mengatur kondisi lingkungan kerja seperti untuk masuknya cahaya alami.
3. Mengatur intensitas penerangan di lingkungan kerja, agar cahaya tak terlalu silau atupun terlalu redup.
4. Pengecekan, pembersihan, penggantian berkala alat-alat yang digunakan sebagai sumber cahaya.
5. Memperhatikan tempat untuk meletakan pencahayaan tersebut.6. Memilih sumber cahaya atau pencahayaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan aspek yang telah ada.7. Hindari penggunaan cat yang mengkilap yang dapat
memantulkan cahaya.
Pengendalian secara administrative
• Pemeriksaan kesehatan mata (baik pemeriksaan sebelum
bekerja, berkala, maupun khusus).
• Untuk pekerjaan malam atau yang membutuhkan ketelitian
tinggi, memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif
masih muda dan tidak menggunakan kacamata adalah lebih
baik.
• Menjaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan
perangkatnya. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan
minimal 2 kali dalam 1 tahun, karena kotoran atau debu yang
ada ternyata dapat mengurangi intensitas penerangan.