lk efusi pleura

46
EFUSI PLEURA Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura beru-pa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita. Terjadinya efusi pleura disebabkan oleh 2 faktor yaitu : 1. Infeksi : - Tuberkulosis - Pneumonitis - Abses paru - Abses subfrenik 2. Non infeksi : - Karsinoma paru - Karsinoma pleura : primer dan sekunder - Karsinoma mediastinum - Tumor ovarium - Bendungan jantung : gagal jantung, perikarditis konstruktiva - Gagal hati - Gagal ginjal - Hipotiroidisme - Kilotoraks - Emboli paru 1

Upload: yohan-maulana

Post on 22-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

sdhfkjdshfkjshjfhskjdfnhkjnfekwqnjqwnfmekqjhjqrnnwemqwmr eqwner nwqjehwjqgehwqhkjehnqkjenkwjqnjkjhqjheiqwo

TRANSCRIPT

Page 1: Lk Efusi Pleura

EFUSI PLEURA

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura beru-

pa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara

produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease

entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa

penderita. Terjadinya efusi pleura disebabkan oleh 2 faktor yaitu :

1. Infeksi :

- Tuberkulosis

- Pneumonitis

- Abses paru

- Abses subfrenik

2. Non infeksi :

- Karsinoma paru

- Karsinoma pleura : primer dan sekunder

- Karsinoma mediastinum

- Tumor ovarium

- Bendungan jantung : gagal jantung, perikarditis konstruktiva

- Gagal hati

- Gagal ginjal

- Hipotiroidisme

- Kilotoraks

- Emboli paru

I. PATOFISIOLOGIDi dalam rongga pleura terdapat kurang lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi

seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler

pleura parietalis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis.

Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil

lainnya (10-20 %) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan di sini

mencapai 1 liter seharinya.

Terkumpulnya cairan di rongga pleura (efusi pleura) terjadi bila keseimbangan antara

produksi dan absorpsi terganggu misalnya pada hiperemia akibat inflamasi, perubahan

1

Page 2: Lk Efusi Pleura

tekanan osmotik, (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung). Transudat

misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan

hidrostatik, dan sirosis hepatik tekanan osmotik koloid yang menurun. Eksudat dapat

disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler

sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak

sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga

berat jenisnya rendah.

Infeksi tuberkulosis pleura biasanya disebabkan oleh efek primer sehingga berkembang

pleuritis eksudativa tuberkulosa. Pergeseran antara kedua pleura yang meradang akan

menyebabkan nyeri. Suhu badan mungkin hanya sub febril, kadang ada demam. Diagnosis

pleuritis tuberkulosa eksudativa ditegakkan dengan pungsi untuk pemeriksaan kuman basil

tahan asam dan jika perlu torakskopi untuk biopsi pleura.

Pada penanganannya, selain diperlukan tuberkulostatik, diperlukan juga istrahat dan kalau

perlu pemberian analgesik. Pungsi dilakukan bila cairan demikian banyak dan

menimbulkan sesak napas dan pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat. Penanganan

yang baik akan memberikan prognosis yang baik, pada fungsi paru-paru maupun pada

penyakitnya.

II. PENGKAJIAN1. Anamnesis:

Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin cepat

dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak, disertai demam sub febril

pada kondisi tuberkulosis.

2. Kebutuhan istrahat dan aktifitas

- Klien mengeluh lemah, napas pendek dengan usaha sekuat-kuatnya, kesulitan

tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak.

- Ditemukan adanya tachicardia, tachypnea/dyspnea dengan usaha bernapas se-

kuat-kuatnya, perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot , nyeri

dan stiffness (kekakuan).

3. Kebutuhan integritas pribadi

a. Klien mengungkapkan faktor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan

2

Page 3: Lk Efusi Pleura

akan pertolongan dan harapan

b. Dapat ditemukan perilaku denial (terutama pada tahap awal) dan kecemasan

4. Kebutuhan Kenyamanan/ Nyeri

- Klien melaporkan adanya nyeri dada karena batuk

- Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan

kurang istrahat/kelelahan

5. Kebutuhan Respirasi

- Klien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, napas

pendek, nyeri dada

- Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan

fibrosis paru (parenkim) dan pleura, serta ekspansi dada yang asimetris,

fremitus vokal menurun, pekak pada perkusi suara nafas menurun atau tidak

terdengan pada sisi yang mengalami efusi pleura. Bunyi nafas tubular

disertai pectoriloguy yang lembut dapat ditemukan pada bagian paru yang

terjadi lesi. Crackles dapat ditemukan di apex paru pada ekspirasi pendek

setelah batuk.

- Karakteristik sputum : hijau/purulen, mucoid kuning atau bercak darah

- Dapat pula ditemukan deviasi trakea

6. Kebutuha Keamanan

- Klien mengungkapkan keadaaan imunosupresi misalnya kanker, AIDS ,

demam sub febris

- Dapat ditemukan keadaan demam akut sub febris

7. Kebutuhan Interaksi sosial

- Klien mengungkapkan perasaan terisolasi karena penyakit yang diderita,

perubahan pola peran

III. PEMERIKSAAN FISIK

3

Page 4: Lk Efusi Pleura

Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris

bahkan menghilang, bising napas juga menurun atau hilang. Gerakan pernapasan menurun

atau asimetris, lenih rendah terjadi pada sisi paru yang mengalami efusi pleura.

Pemeriksaan fisik sangat terbantu oleh pemeriksaan radiologi yang memperlihatkan jelas

frenikus kostalis yang menghilang dan gambaran batas cairan melengkung.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKKultur sputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis

Apusan darah asam Zehl-Neelsen : positif basil tahan asam

Skin test : positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi selama 48 – 72 jam

setelah injeksi.

Foto thorax : pada tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas paru, deposit

kalsium pada lesi primer, dan adanya batas sinus frenikus kostalis yang menghilang, serta

gambaran batas cairan yang melengkung.

Biakan kultur : positif Mycobacterium tuberculosis

Biopsi paru : adanya giant cells berindikasi nekrosi (tuberkulosis)

Elektrolit : tergantung lokasi dan derajat penyakit, hyponatremia disebabkan oleh retensi

air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang kronis

ABGs : Abnormal tergantung lokasi dan kerusakan residu paru-paru

Fungsi paru : Penurunan vital capacity, paningkatan dead space, peningkatan rasio residual

udara ke total lung capacity, dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronik tahap lanjut.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan

primer dan sekresi yang statis

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi sekret

jalan napas

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi

paru, kerusakan membran alveolar kapiler

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan

keinginan makan sekunder akibat dyspnea

5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat

mengenai proses penyakit dan pengobatan

4

Page 5: Lk Efusi Pleura

VI. PERENCANAAN DAN RASIONALISASI1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan

primer dan sekresi yang statis

Batasan karakteristik : diagnosis tuberkulosis paru +

Kriteria hasil : Klien akan dapat :

1. Mengidentifikasi cara pencegahan dan penurunan resiko penyebaran infeksi

2. Mendemonstrasikan teknik/gaya hidup yang berubah untuk meningkatkan

lingkungan yang aman terhadap penyebaran infeksi.

Intervensi Rasionalisasi1. Jelaskan tentang patologi penyakit secara sederhana dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet air borne

2. Ajarkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sputum dengan menggunakan tissue. Ajarkan membuang tissue yang sudah dipakai serta mencuci tangan dengan baik

3. Monitor suhu sesuai sesuai indikasi

4. Observasi perkembangan klien setiap hari dan kultur sputum selama terapi

5. Kolaborasi pemberian INH, etambutol,rifampicin.

1. Membantu klien menyadari/menerima prosedur pengobatan dan perawatan untuk mencegah penularan pada orang lain dan mencegah komplikasi

2. Membiasakan perilaku yang penting untuk mencegah penularan infeksi

3. Reaksi febris merupakan indikator berlanjutnya infeksi

4. Membantu memonitor efektif tidaknya pengonbatan dan respons klien

5. Inh merupakan drug of choice untuk klien beresiko terhadap perkembangan TB dan dikombinasikan dengan “primary drugs” lain jhususnya pada penyakit tahap lanjut.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan

napas

Batasan karakteristik :

- Suara napas abnormal, ritme, kedalaman napas abnormal.

- Perubahan respiratory rate, dyspnea, stridor.

5

Page 6: Lk Efusi Pleura

Kriteria hasil :

1. Klien akan dapat mempertahankan jalan napas yang paten

2. Memperlihatkan perilaku mempertahankan bersihan jalan napas

Intervensi Rasionalisasi1. Kaji fungsi paru, adanya bunyi napoas tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori

2. Atur posisi semi fowler

3. Pertahankan intake cairan 2500 ml/hari

4. Kolaborasi :- Pemberian oksigen lembab

- Mucolytic agent

- Bronchodilator

- Kortikosteroid

1. Penurunan bunyi napas mungkin menandakan atelektasis, ronchi, wheezing menunjukkan adanya akumulasi sekret, dan ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas menyebabkan penggunaan otot aksesori dan peningkatan usaha bernapas.

2. Memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal dapat membuka area atelektasis, mempermudah pengaliran sekret keluar

3. Intake cairan mengurangi penimbunan sekret, memudahkan pembersihan

- Mencegah mukosa membran kering, me- ngurangi sekret

- Menurunkan sekret pulmonal dan memfa- silitasi bersihan.

- Memperbesar ukuran lumen pada perca-bangan tracheobronchial dan menurunkan pada percabangan tracheobronchial dan menurunkan pertahanan aliran.

-Mengatasi respons inflamasi sehingga tidak terjadi hipoxemia.

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi

paru, kerusakan membran akveolar kapiler.

Batasan karakteristik :

- Penurunan ekspansi dada

- Perubahan RR, dyspnea, nyeri dada

- Penggunaan otot aksesori

- Penurunan fremitus vokal, bunyi napas menurun

Kriteria hasil :

6

Page 7: Lk Efusi Pleura

- Klien akan :

1.Melaporkan berkurangnya dyspnea

2.Memperluihatkan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat

3.ABGs dalam batas normal

Intervensi Rasionalisasi1. Kaji adanya dyspnea, penuruna

suara nafas, bunyi nafas tambahan, peningkatan usaha untuk bernafas, ekspansi dada yang terbatas , kelelahan

2. Evaluasi perubahan kesadaran . Perhatikan adanya cyanosis , dan perubahan warna kulit, membran mukosa dan clubbing finger

3. Dorong/ajarkan bernapas melalui mulut saat ekshalasi

4. Tingkatkan bedrest / pengurangi aktifitas

5. Monitor ABGs

6. . Kolaborasi suplemen oksigen

1. Tuberkulosis pulmonal dapat menyebabkan efek yang luas, termasuk penimbunan cairan di pleura sehingga menghasilkan gejala distress pernafasan.

2. Akumulasi sekret yang berlebihan dapat mengganggu oksigenasi organ dan jaringan vital

3. Menciptakan usaha untuk melawan outflow udara, mencegah kolaps karena jalan napas yang sempit, membantu doistribusi udara dan menurunkan napas yang pendek

4. Mengurangi konsumsi oksigen selama periode bernapas dan menurunkan gejala sesak napas

5. Penurunan tekanan gas oksigen (PaO2) dan saturasi atau peningkatan PaCO2 menunjukkan kebutuhan untuk perubahan terapetik

6. Mengoreksi hypoxemia yang meyebabkan terjadinya penurunan sekunder ventilasi dan berkurangnya permukaan alveolar.

A. DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta

7

Page 8: Lk Efusi Pleura

Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC,

Jakarta

Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition, FA Davis Company,

Philadelphia

Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan Padjadjaran, Bandung

Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB Saunders, Philadelphia

Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta

1.PENGKAJIAN DATA

Nama Mahasiswa : Simon Sani Kleden

Tempat Praktek : Ruang Paru Laki RSUD DR Soetomo

8

Page 9: Lk Efusi Pleura

Tanggal :

I Identitas diri klien

Nama : Tn. Chamdan Tanggal MRS : 29 April 2001

Umur : 51 tahun Sumber informasi : Klien & Istri

Jenis kelamin : Laki-laki Keluarga yang bisa dihubungi : Istri

Alamat : Gresik Pendidikan : SMA

Status perkawinan : Kawin Pekerjaan : PNS Depag

Agama : Islam Alamat : Idem

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Distributor

Lama bekerja : 12 tahun

II. Status Kesehatan Saat Ini

1. Alasan utama masuk ke rumah sakit : Sesak, dan batuk yang tidak sembuh

Keluhan utama saat ini : Batuk dan dahak yang sulit keluar

2. Faktor pencetus : udara lembab dan polusi udara

3. Lamanya keluhan : 2 bulan

4. Timbulnya keluhan : mendadak

5. Faktor yang memperberat : bekerja keras / lembur ke luar daerah

6. Upaya untuk mengatasi sendiri :berobat ke puskesmas

7. Diagnosa Medik : sebelumnya tidak pernah dirawat di RS

III. Riwayat Kesehatan yang lalu

1. Penyakit yang pernah dialami saat anak-anak tidak ada

2. Tidak alergi terhadap apapun

3. Klien sewajtu kecil tidak diimunisasi

4. Klien biasa merokok sekitar 1 bungkus sehari

5. Klien tidak tergantung pada obat-obatan

6. Pola nutrisi : Frekwensi 3 x sehari

TB = 158 cm BB= 38 kg

9

Page 10: Lk Efusi Pleura

- Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk, nuah

- Makanan yang disukai : Buah segar

- Makanan yang tidak disukai : tidak spesifik

- Makanan pantang : tidak ada

- Nafsu makan : sedang, alasan: nafsu makan kurang

- Perubahan BB dalam 6 bulan terakhir : turun drastis jadi kurus

7. Pola eliminasi :

- BAB : frekuensi 1 x sehari, tidak menggunakan pencahar, kebiasaan waktu

pagi, warna kecoklatan, konsistensi lunak

- BAK : Frekuensi 1 – 2 x sehari, jumlah kira-kira 750 – 1000 cc, warna

kuning , bau amoniak

8. Pola tidur dan istrahat: waktu tidur tidak tentu sesuai kondisi pekerjaan, lama tidur

kira-kira 5 – 6 jam, kebiasaan pengantar tidur tidak ada, kebiasaan saat tidur tidak

ada, sekarang mengalami kesulitan tidur karena merasa panas

9. Pola Aktifitas dan Latihan

- Kegiatan dalam pekerjaan : distributor dan teknikal perusahaan minyak

- Tidak pernah berolahraga

- Kegiatan di waktu luang : tidur

- Tidal mengalami kesulitan yang berartiuntuk kebutuhan seharihari kecuai

mudah merakan lelah bila beraktifitas berat.

10. Pola bekerja : Jenis pekerjaan berat karena harus mengantar dan menjemput minyak

ke daerah, jadwal kerja rata-rata di atas 10 jam tergantung kebutuhan, jadwal kerja

setiap hari.

IV. Riwayat Keluarga

Genogram :

10

Page 11: Lk Efusi Pleura

Istri klien menderita TB Paru sejak tahun 1997, anak nomor 2 juga sedang mengikuti

pengobatan tuberculosis.

V. Riwayat Lingkungan

Klien dan keluarga tinggal di lingkungan industri petrokimia Gresik sehingga memiliki

ancaman besar terhadap polusi debu, Kamar bagian belakang gelap, kebersihan terjaga.

VI.Aspek Psikososial

1. Pola pikir dan persepsi: klien menggunakan kacamata ukuran plus dan minus sejak

tahun 1994 (klien tidak tahu ukurannya)

Kesulitan yang dialami : Klien tidak mengeluh sering pusing, menurunnya sensi-

tifitas sakit dan sensitifitas terhadap panas dan dingin

2. Persepsi diri :

Hal yang amat dipikirkan saat ini : klien merasa penyakitnya adalah penyakit yang

sukar disembuhkan.

Harapan setelah menjalani perawatan : klien ingin cepat sembuh

Perubahan yang dirasakan setelah sakit : tidak mampu meneruskan pekerjaan

3. Suasana hati : cemas

Rentang perhatian : Klien memikirkan kehidupan keluarganya yang sudah terkena

TB Paru (Istrinya mengidap TB Paru sejak tahun 1997, kemudian menyusul put-

ranya yang nomor dua kemudian klien sendiri masuk dengan diagnosis yang sama )

4. Hubungan komunikasi

11

Page 12: Lk Efusi Pleura

- Klien berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan jelas,

relevan, mampu mengekspresikan perasaan dan mampu mengerti orang lain.

- Klien tinggal di rumah milik sendiri beserta istri, putra nomor 2 dan putri bungsu

(nomor 4 )

- Adat istiadat yang dianut adalah adat Jawa, klien sebagai kepala rumah tangga

membuat keputusan dalam keluarga, keuangan memadai.

- Tidak ada kesulitan dalam hubungan antar anggota keluarga. Klien mengalami

gangguan libido menurun, tetapi klien tidak menganggap hal tersebut suatu hal

yang serius karena menganggap dirinya sudah tua dan lebih mengutamakan

kesembuhan penyakitnya.

- Yang disukai dari dirinya sendiri adalah klien mampu mencari nafkah yang

cukupo memadai bagi keluarganya. Yang ingin dirubah dari kehidupan adalah

lingkaran penularan penyakit TB paru dalam keluarganya.

- Yang dilakukan jika klien stress adalah mencari penyelesaian masalah dengan

mendidkusikannya dengan istri.

- Agar perawatan klien nyaman, klien merubah posisi yang dianggap nyaman.

- Sumber kekuatan bagi klien adalah Tuhan, klien menganggp Tuhan, Agama

dan Kepercayaan penting bagi klien

- Kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah sakit adalah berdoa agar cepat

sembuh

VII. Pengkajian Fisik

1. Keadaan Umum

Baik, bisa memenuhi kebutuhan ADL sendiri tapi belum mampu beraktifitas yang

berat.

2. Tanda-tanda vital

S = 37 o C per axilla

N = 80 x/mnt teratur

T = 120/80 mmHg lengan kanan

RR = 20 x / mnt

HR = 80 x/mnt

12

Page 13: Lk Efusi Pleura

3. Body System

3.1 Pernapasan ( B1 : Breating )

- Pernapasan melalui hidung, tidak ada kelainan bentuk, epistaksis tidak ada, alergi

tidak ada, deviasi tidak ada. Trachea normal, tidak ada deviasi.

- Bentuk dada pectus excavatus (dingding dada gepeng dengan sternum depressi),

ekspansi dada menurun pada kedua paru terutama sebelah kiri. Retraksi interkostal

tidak ada, penggunaan otot bantu pernafasan tidak ada . Pelebaran pembuluh

kolateral tidak nampak, cyanosis tidak ada, warna kulit agak pucat. Irama pernapasan

reguler RR 20 x/mnt . Clubbing finger tidak ada, capillary refill 3 detik.

a. Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ekspansi paru menurun dan lebih rendah

pada dada sebelah kiri, fremitus vokal menurun pada daerah infra

klavikularis kanan dan kiri.

b. Perkusi : Pekak pada kedua lapang paru, redup pada area jantung

c. Auskultasi : ronchi positif pada kedua lapang paru, rales terutama pada paru

sebelah kiri

3.2 Cardiovaskular ( B2 : Bleeding )

-Nyeri dada tidak ada, nyeri saat beraktifitas ada, kadang-kadang pusing, palpitasi tidak

ada, ictus cordis tampak pada ics 5 mid sternal kiri, distensi vena jugularis tidak

tampak. Edema tidak ditemukan.

- Palpasi : teraba ictus cordis pada ics 5 mid sternal kiri

d. Perkusi : redup pada area jantung

e. Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, irama gallop

tidak ada

3.3 Persyarafan (B3 : Brain )

a. Kesadaran komposmentis, GCS 456 total nilai 15.

b. Kepala bentuk mesoceophal tidak ada pelebaran vena di temporal, tidak ada

bekas luka. Wajah simetris.

c. Bentuk mata simetris, sklera putih, conjunctiva pucat, pupil ukuran 2 mm

isokor, reflek pupil dan reflek kornea normal.

13

Page 14: Lk Efusi Pleura

d. Tidak ada pembesaran kelenjar di leher

e. Kaku kuduk tidak ada, kernig sign tidak ada

Persepsi sensori

- Tidak ada gangguan pendengaran, tidak menggunakan hearing aids

- Fungsi penciuman normal

- Fungsi pengecapan normal, dapat membedakan rasa manis, asin, pahit

- Fungsi penglihatan menurun, menggunakan kacamata +/- (klien tidak tahu

ukurannya) sejak tahun 1997

- Tidak ada gangguan fungsi perabaan, bisa membedakan panas, dingin dan

tekan,

3.4 Perkemihan-eliminasi uri ( B4 : Bladder )

Produksi urin per hari kirkira 1750 cc frekuensi berkemih 2– 3 x/hari warna

kuning bau amoniak, tidak ada gangguan perkemihan, nyeri saat berkemih tidak

ada

3.5 Pencernaan – Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )

a. Gigi taring dan pre molar kiri dan kanan bagian atas dan bawah tanggal

berjumlah 8 buah, tidak ada gangguan menelan

b. Abdomen simetris bilateral, datar dan warna sama dengan kulit sekitarnya,

tidak ada pembesaran vena, nyeri tekan tidak ada, suara hipersonor pada

epigastrium, redup pada kuadran kanan ats dan kuadran kiri atas, pekak

pada kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah, distensi abdomen tidak

ada, bowel sound menurun .

c. Ada riwayat hemorroid, tetapi berobat ke dokter ( tidak dioperasi)

d. BAB frekuensi 1 x/hari konsistensi padat dan keras, tidak menggunakan

pencahar

3.6 Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )

a. Kemampuan pergerakan sendi bebas tanpa ada tahanan dan kekakuan,

parese dan paralise tidak ada, kelemahan gerak ada

b. Ekstremitas atas tidak ada kelainan, ekstremitas bawah

14

Page 15: Lk Efusi Pleura

tidak ada kelainan

- Tulang belakang normal, tidak lordosis maupun skoliosis

Kulit :

- Warna kulit sawo matang, pucar, integritas intake, tidak ada bekas

perlukaan, peradangan maupun edema, turgor kulit baik, akral hangat

3.7 Sistem Endokrin

- Tidak tampak eksophtalmus, toleransi terhadap sensasi panas/dingin baik,

palpitasi tidak ada, rigiditas tidak ada

3.8 Sistem Hematopoietik

Tidak ada riwayat gangguan hematopietik, lebam dan peteki tidak ada

3.9 Psikososial

Konsep Diri:

- Citra diri/body image : Klien menganggap dirinya tidak sekuat dulu, ia

menyukai semua bagian tubuhnya. Yang kurang disukai adalah gigi yang

tidak lengkap lagi sehingga kesulitan untuk mengunyah

- Identitas : Status klien dalam keluarga adalah sebagai kepala rumah tanga,

klien puas terhadap status dan posisinya dalam keluarga

- Peran : Klien senang dengan perannya sebagai kepala keluarga, sanggup

melaksanakannya da puas terhadap perannya

- Ideal diri/harapan :

* Klien berharap semua anggota tubuhnya masih dapat berfungsi dengan baik,

posisi klien dalam keluarga sebagai pencari nafkah, status sebagai kepala

keluarga dan berharap ia segera dapat kembali ke rumah untuk meneruskan

usaha warungnya.

* Klien berharap anggota keluarga tidak ada yang tertular TB paru lagi, dan

berharap lingkungan tempat tinggalnya bisa berkurang atau bebas dari polusi

pabrik.

- Harga Diri : Tanggapan klien terhadap harga dirinya tinggi

Sosial / Interaksi

15

Page 16: Lk Efusi Pleura

- Hubungan klien dengan lingkungan sangat baik, dukungan keluarga aktif,

reaksi klien saat interaksi dengan perawat defensif terutama bila

menyinggung penyakit TB paru, konflik yang terjadiadalah terhadap nilai

yang dianut.

3.10 Spiritual

- Klien percaya bahwa penguasa kehidupan adalah Allah, sumber kekuatan

dan harapan di saat sakit adalah kehendak Allah, ritual ibadah yang

dilakukan saat ini adalah sholat

- Tidak ada upaya kesehatan yang bertentangan dengan agama, klien percaya

bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit dan klien

percaya penyakitnya dapat disembuhkan. Klien menganggap penyakitnya

sebagai cobaan/peringatan dari Tuhan.

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANGTgl 25-4-2001 Foto Roentgent : Efusi Pleura + KP Duplex

Tgl 29-4-2001 Hb : 12,0 g/dl

Leukosit : 7,5 x 10 g/l (N : 4,3 – 10,3 )

P C V : 0,35 (N : 0,40 – 0,47)

Glukosa : 108 mg/dl

Protein total : 5,21 g/dl

Sel : 1129 sel/cm

Mono : 93 %

Poli : 7 %

Tgl 30-4-2001 BTA negatif

Urinalisis : Protein, glukosa, bilirubin, urobilin negatif

Sedimen : darah merah + ( 0-1 )

darah putih + (1-2 )

sel epitel + (0-1 )

kristal negatif

Terapi :

Asam mefenamat 3 x 1

16

Page 17: Lk Efusi Pleura

Etambutol 3 x 1

Multivit 3 x 1

Thoracentesis :

I. Tgl 29-4-2001 750 cc

II. Tgl 30-4-2001 975 cc

III. Tgl 1-5-2001 750 cc

Tanda Tangan Mahasiswa:

( SRI WAHYUNI A )

2. ANALISA DATA

DATAANALISA MASALAH

17

Page 18: Lk Efusi Pleura

DS :- Klien mengatakan batuk

lebih kurang sebulan, tidak ada sputum, berobat di puskesmas tidak sembuh

DO :- Ronchi di paru kanan dan kiri- Rales terutama di kanan, di kiri menurun- Bentuk dada

simetris, pectus excavatus- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duplex

DS :- Klien mengatakan jika batuk susah mengeluarkan dahakDO :-Ronchi di paru kanan dan kiri-Rales terutama di kanan, di kiri menurun-Fremitus vokal menurun di daerah infra sklapularis kanan dan kiri-Foto Ro” : Efusi pleura kanan dan KP duplex

DS :-Klien mengatakan sesak jika duduk tegakDO :-Foto Ro” : Efusi pleura + KP duplexRonchi di paru kanan dan kiri- Rales terutama di kanan, menurun di kiriThoracentesis : I. Tgl 29/4 750 cc II. Tgl 30/4 975 cc III. Tgl 1/5 750 cc

Penurunan pertahanan primer dan sekresi yang statis

Akumulasi sekret di jalan napas

Penurunan kemampuan eks- pansi paru

Resiko tinggi penyebaran infeksi

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Gangguan Pertukaran Gas

18

Page 19: Lk Efusi Pleura

DS :- Klien mengatakan

hanya bisa menghabiskan sepa-ruh dari porsi yang di be- rikan

- Klien mengeluh sesak jika duduk tegak- Klien mengeluh batuk jika menelan sesuatu

DO :- TB 158 cm BB 38 kg- Konjungtiva pucat- Klien nampak kurus- Makanan yang dihabiskkan hanya separuh dari porsi

DS : - Klien mengemukakantidak tahu tentang penyakitnya-Klien mengemukakan pe- nyebab penyakitnya karena tidur tidak teratur dan kele-lahan

DO :-Klien meminta informasi tentang penyakitnya-Klien menanyakan tentang proses/tahapan pengobatan-nya

Penurunan keinginan makan sekunder akibat dyspnea

Informasi yang tidak adeku-at mengenai proses penyakit dan pengobatan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Pengetahuan kurang

a. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan

sekresi yang statis

19

Page 20: Lk Efusi Pleura

DS :

- Klien mengatakan batuk lebih kurang 1 bulan, sputum tidak ada, berobat ke

puskesmas tidak sembuh

- Klien mengemukakan sesak jika duduk tegak

DO :

- Ronchi di paru kanan dan kiri

- Rales terutama di kanan, menurun di kiri

- Bentuk dada simetris pectus excavatus

- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duplex

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan akumulasi

sekret di jalan napas

DS :

- Klien mengatakan jika batuk susah mengeluarkan dahak

DO :

- Ronchi di paru kanan dan kiri

- Rales terutama di kanan, menurun di kiri

- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duolex

- Fremitus Vokel menurun di daerah infra skapularis kanan- kiri

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi

paru

DS :

- Klien mengatakan sesak jika duduk tegak

DO :

- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duplex

- Ronchi di paru kanan dan kiri

- Rales terutama di kanan, di kiri menurun

-

- Thoracentesis : I. tgl 29/4 750 cc

II. tgl 30/4 975 cc

III. tgl 1/5 750 cc

20

Page 21: Lk Efusi Pleura

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan keinginan

makan sekunder akibat dyspnea

DS :

- Klien mengatakan hanya bisa menghabiskan separuh dari porsi yang

diberikan

- Klien mengeluh sesak jika duduk tegak

- Klien mengeluh sesak jika menelan sesuatu

DO :

- TB : 158 cm BB 38 kg

- Konjungtiva pucat

- Makanan yang dihabiskan hanya separuh porsi

5. Pengetahuan kurang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai

proses penyakit dan pengobatan

DS :

- Klien mengemukakan tidak tahu tentang penyakitnya

- Klien mengemukakan penyebab penyakit karena tidur tidak teratur dan

kelelahan

DO :

- Klien meminta informasi tentang penyakitnya

- Klien menanyakan tentang proses /tahapan pengobatannya

3.RENCANA TINDAKAN PERAWATAN

TGL DX Kep dan Hasilyang diharapkan

Rencana Tindakan Rasionalisasi

21

Page 22: Lk Efusi Pleura

1/5/2001

1/5/2001

Resiko tingggi penyebaran infeksi b.d penurunan pertahanan primer dan sekret yang statisTujuan :Dalam waktu 2 x pertemuan klien akan dapat

1.Mengidentifikasi cara pencegahan dan penurunan resiko penyebaran infeksi2.Memperlihatkan teknik/ gaya hidup berubah untuk meningkatkan lingkungan yang aman terhadap penyebaran infeksi

Kriteria hasil :1. Klien

menjelaskan cara pencegahan dan penurun-an resiko penyebaran in-feksi.

2. Menutup mulut dengan tissue/sapu tangan bila batuk

3. Memalingkan tubuh jika berhadapan dengan orang lain saat batuk.

4. Sputum ditampung diwa-dah tertutup.

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan napas

1. Jelaskan tentang pato-logi penyakit secara sederhana dan potensil penyebaran infeksi melalui droplet air borne

2Ajarkan klien untuk ba- tuk dan mengeluarkan sputum dengan tissue / sapu tangan dan mencuci tangan dengan baik

3.Monitor suhu sesuai indikasi

4.Observasi perkemba- ngan setiap hari dan kul tur sputum selama terapi

5.Kolaborasi pemberian INH,etambutol,rifampicin

1.Kaji fungsi paru, ada-nya bunyi nafas tamba-han , perubahan irama dan kedalaman, penggu-naan otot-otot aksesori

2. Atur posisi semi fowler

Membantu klien menyadari/menerima prosedur pengobatan dan perawatan untuk mencegah komplikasi

Membiasakan pe- rilaku yang penting untuk mencegah penularan infeksi

Reaksi febris merupakan indikator berlanjutnya infeksi

Membantu memo-nitor efektif tidak-nya pengobatan dan respons klien

INH adalah drug of choice untuk klien beresiko dan dikom-binasikan dengan “primary drugs” lain khusus nya pada penyakit tahap lanjut.

Penurunan bunyi nafas dapat menan-dakan atelektasis, ronchi menunjukkan adanya akumulasi sekret, dan adanya ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas menye-babkan penggunaan otot asesori dan peningkatan usaha bernapas

Memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan yang berlebihan. Ventilasi maksimal dapat membuka area atelektasis, mening-katkan perpindahan sekret keluar

Intake cairan me-ngurangi penimbu-nan sekret, memu-

22

Page 23: Lk Efusi Pleura

1/5/2001

Tujuan :Dalam jangka waktu 2x24 jam klien akan memperta-hankan jalan nafas yang e-fektifKriteria hasil :- Klien dpat

melakukan teknik napas dalam dan batuk yang efektif

- Klien melaporkan sesak yang berkurang

Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan penu-runan kemampuan ekspansi paruTujuan :Dalam jangka waktu 1 x 24 jam kebutuhan

3.Pertahankan cairan 2500 ml/hari bila tanpa KI

4. Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efek-tif

5. Kolaborasi :-Mucolytic agent

1.Kaji adanya dyspnea, penurunan suara nafas, bunyi nafas tambahan, peningkatan usaha untuk bernapas, ekspansi dada yang terbatas, kelelahan

2.Evaluasi perubahan kesadaran. Perhatikan adanya cyanotis dan perubahan warna kulit dan membran mukosa serta clubbing finger

3.Dorong/ajarkan berna-pas melalui mulut selama ekshalasi

4. Tingkatkan bedrest/

dahkan pembersihan

Memudahkan pengeluaran sekret jalan napas secara efektif

Menurunkan sek-ret pulmonal dan memfasilitasi bersi-han

TB Pulmonal dapat menyebabkan efek yang luas, termasuk penimbunan cairan di pleura sehingga menghasilkan gejala distres pernafasan

Akumulasi sekret yang berlebihan dapat mengganggu oksigenasi organ / jaringan vital

Menciptakan usa-ha untuk melawan outflow udara men-cegah kolaps karena jalan napas yang sempit, membantu distribusi udara dan menurunkan napas pendek.

Mengurangi kon-sumsi oksigen sela-ma periode bernapas dan mengurangi ge-jala sesak napas

Penurunan tekanan O2(PaO2) dan satu-rasi atau peningkatan PaCO2 munjukkan kebutuhan untuk pe-rubahan terapetik

Mengoreksi hipok-semia yang menye-babkan terjadinya penurunan sekunder ventilasi dan berku-rangnnya permukaan alveolar

23

Page 24: Lk Efusi Pleura

1/5/2001

pertukaran gas akan terpenuhiKriteria hasil :- Klien melaporkan berku-rangnya dyspnea- Klien memperlihatkan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat-ABGs dalam batas normal

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubu-ngan dengan penurunan keinginan

pengurangan aktifitas

5.Monitor ABGs bila per-lu

6.Kolaborasi suplemen oksigen bila perlu

1.Kaji status nutrisi saat MRS, turgor kulit dan derjat penurunan BB, kemampuan mengunyah, kelembaban mukosa membran, dan riwayat mual/muntah

2.Monitor intake dan out-put dan BB secara perio-dik

3.Perhatikan adanya keluhan anorexia, mual, muntah

4.Tingkatkan kebutuhan istrahat

5.Ajarkan pemeliharaan gigi dan mulut

Berguna untuk menentukan derajat masalah dan penen-tuan intervensi se-lanjutnya

Membantu meng-identifikasi kebutu-han nutrisi

Dapat disebabkan kerena perubahan diet, mengidentifika-si pemilihan nutrisi yang sesuai

Membantu penyim panan enrgi bila ke-butuhan metabolik meningkat terutama saat demam

Menurunkan rasa tidak nyaman karena sputum atau pengo-batan tertentu yang bisa merangsang mual

Pembelajaran ter- gantung pada status emosional dan kesia- pan fisik dalam pe-nerimaan belajar

Indikasi progresif atau reaktivasi pe-nyakit atau efek sam-ping pengobatan, serta untuk evaluasi lebih lanjut

Meningkatkan ke-sadaran kebutuhan nutrisi untuk memi-nimalkan kelemahan

Meningkatkan kerjasama /partisipa-si terapetik dan men-cegah putus obat

Dapat mengurangi rasa kurang nyaman dari pengobatan un-tuk

24

Page 25: Lk Efusi Pleura

1/5/2001

makan sekunder akibat dyspneaTujuan :Dalam jangka waktu 1 minggu klien akan menun-jukkan kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil :-BB meningkat-Konjungtiva tidak anemis-Wajah tidak pucat-Turgor kulit normal-Membran mukosa lembab

Pengetahuan kurang berhu-bungan dengan informasi yang tidak adekuat menenai proses penyakit dan pengo-batanTujuan :Dalam jangka waktu 2x30 menit klien akan memper-lihatkan kemampuan pema-haman yang adekuat ten-tang penyakit dan pengoba-tannya

1.Kaji kemampuan bela-jar, tingkat kecemasan, partisipasi, media yang sesuai untuk belajar

2.Identifikasi simptom yang harus dilaporkan ke dokter/perawat

3.Tingkatkan pengetahu-an tentang kebutuhan TKTP

4.Jelaskan instruksi dan informasi misalnya pen-jadwalan pengobatan

5.Kaji ulang potensial efek samping pengobatan

6.Dorong klien mengeks-presikan ketidaktahuan/ kecemasan dan beri infor-masi yang dibutuhkan

7.Evaluasi faktor resiko yang berhubungan deng-an pekerjaan

8.Tingkatkan motivasi untuk berhenti merokok

9.Review pengetahuan

perbaikan kondi-si klien

Memberikan kesempatan untuk mengoreksi misper-sepsi dan mengura - ngi kecemasan

Paparan yang ber-lebihan dari polusi udara meningkatkan resiko negatif fungsi pernapasan Merokok dapat menyebabkan dis-fungsi pernapasan

Pengetahuan dapat menurunkan resiko penularan TB

25

Page 26: Lk Efusi Pleura

Kriteria hasil :1.Klien menjelaskan secara sederhana penyebab penyakit dan pencegahan penularan2.Klien menjelaskantentang alasan pengobatan penya-kitnya

tentang tuberculosis paru

4.TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN NAMA PERAWAT

1/5/2001

1/5/2001

13.30

13.45

12.00

14.00

14.00

13.20

DX No.11.Menjelaskan secara sederhana tentang : - Patologi tuberkulosis paru - Cara penularan dan pencegahannya2.Mengajarkan penggunaan tissue/saputangan bila batuk dan mencuci tangan dengan baik 3.Memonitor TTV :- S : 37 o C- N : 80 x/mnt- P : 20 x/mnt- T : 110/70 mmHg4. Melakukan observasi :- Dyspnea disaat duduk tegak- Kelelahan tidak ada - Sputum BTA negatif ( lab tgl 30/4/2001)

5. Memberikan informasi tentang waktu minum obat :- INH - Multivit

DX No.21.Follow up suara nafas :- Ronchi di paru kanan dan kiri- Krepitasi diparu kanan, kiri tdak jelas- Penggunaan otot aksesoti tidak ada- RR : 20 x/mnt reguler- Ekspansi dada kurang

SRI W

SRI W

26

Page 27: Lk Efusi Pleura

1/5/2001

2/5/2001

2/5/2001

13.4013.5014.00

13.20

13.20

14.10

07.00

07.10

07.15

07.30

13.00s/d 14.00

2. Merubah posisi semi fowler3.Mengajarkan pentingnya kebutuhan cairan4.Mengajarkan teknik napas dalam dan batuk

DX No.31.Follow up suara napas:- Ronchi di paru kanan dan kiri- Krepitasi di paru kanan, kiri tidak jelas- RR 20 x/mnt reguler- Ekpansi dada kurang2.Follow up kesadaran :- Composmentis, GCS 456- Cyanosis tidak ada- Membran mukosa kering- Clibbing finger tidak ada3.Menganjurkan bed rest dan mengurangi aktifitas

DX No.41.Melakukan pengkajian status nutrisi- BB 38 kg TB : 158 cm-Membran mukosa kering-Konjungtiva anemis-Turgor kulit normal2.Memonitor intake dan output:-Intake pagi susu 1 gelas (200 cc) sarapan dihabiskan separuh-Output : BAK pagi kira-kira 200 cc BAB pagi konsistensi keras3.Mengobservasi keluhan gangguan nutrisi-Mual/muntah tidak ada4.Menganjurkan bedrest dan mengurangi aktifitas5.Menganjurkan melakukan oral hygiene

DX No. 51.Melakukan pengkajian terhadap kemampuan belajar : klien mampu menangkap materi yang diberikan dengan baik2.Mengajarkan hal-hal yang harus dilaporkan tentang :- Hemoptysis- Nyeri dada- Dyspnea- Gangguan pendengaran- Vertigo3.Mendorong dan menajarkan pengetahuan

SRI W

SRI W

SRI W

27

Page 28: Lk Efusi Pleura

tentang perlunya pengetahuan tentang perlunya kebutuhan konsumsi TKTP bagi penderita TB paru4.Menjelaskan fungsi obat :- Asam mefenamat- Etambutol- INH- Multivit5.Mengobservasi efek samping thoracentesis :- Nyeri terdapat di daerah bekas thoracentesis -Dyspnea pada saat duduk tegak6.Mendengarkan keluhan klien dan memberikan informasi tentang perlunya pengobatan lanjutan bila pulang ke rumah7.Mengkaji faktor resiko pekerjaan :- Klien tinggal di daerah berpolusi tinggi (dekat Pabrik Petrokimia)- Klien serumah dengan penderita TB Paru (istri dan anak no.2)8.Mendorong/motivasi untuk berhenti merolol9.Mereview pengetahuan tentang TB :

- Klien belum jelas tentang penyakit yang diderita tapi mengerti penyebaran TB paru

28

Page 29: Lk Efusi Pleura

1) EVALUASI

DX No.1 DX No.2 DX No.3Tgl 2/5/2001S:-Klien menjelaskan secara sederhana pencegahan penu-laranO:--Klien menutup mulut saat batuk dengan menggunakan sapu tangan-Klien memalingkan tubuh saat batukSputum tidak adaA: Masalah teratasi sebagianP: -Lanjutkan perencanaan no: 3,4,5-Beri reinforcement terhdap hasil yang dicapai

Tgl 3/5/2001S:-Klien menjelaskan penu-runan resiko penularan pe-nyakit, cara pencegahan O:--Klien menutup mulut saat batuk dengan menggunakan sapu tangan-Klien memalingkan tubuh saat batuk-Sputum tidak adaA: Masalah teratasiP:-Beri reinforcement terhadap hasil yang dicapai-Follow kepatuhan dan pe-rubahan perilaku sehat seti-ap sehat

Tgl 2/5/2001S:-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan dapat be-raktifitas ringanO:-Klien dapat beraktifitas ringan-Klien belum dapat mela-kukan teknik nafas dalam dan batuk efektif - Sputum tidak ada - Cairan yang

dihabiskan semalam kurang lebih 1250 cc

- Ronchi di dada kanan-kiri, krepitasi dominan di kanan

A: Masalah teratasi sebagianP: -Lanjutkan perencanaan

no: 1,3,4

Tgl 3/5/2001S:-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan dapat be-raktifitas ringanO:-Klien dapat beraktifitas ringan- Klien memperagakan

teknik napas dalam dan batuk efektif

- Sputum tidak ada- Cairan yang

dihabiskan semalam 1500 cc

- Ronchi di dada kanan-kiri, krepitasi dominan di kanan

A: Masalah teratasi sebagianP: -Lanjutkan perencanaan

no 1,3

Tgl 2/5/2001S:-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan dapat ber-aktifitas ringanO:-Klien dapat beraktifitas ringan-Ekspansi dada terbats-Ronchi di paru kanan-kiri-Rales dominan di kanan-Demam tidak ada, S:36,5C-Penggunaan otot aksesori tidak adaA: Masalah sebagian teratasiP:-Lanjutkan perencanaan no:1,2,3,4-Beri reinforcement terhadap kemajuan yang dicapai

Tgl 3/5/2001S:Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan dapat ber-aktifitas ringanO:-Klien dapat beraktifitas ringan-Ekspansi dada terbats-Ronchi di paru kanan-kiri-Rales dominan di kanan-Demam tidak ada, S:36,5C-Penggunaan otot aksesori tidak adaA: Masalah sebagian teratasiP:- Lanjutkan perencanaan no: 1,2,4-Beri reinforcement terhadap kemajuan yang dicapai

29

Page 30: Lk Efusi Pleura

Tgl.4/5/2001S:-Klien menjelaskan penu-runan resiko penularan pe-nyakit, cara pencegahan O:--Klien menutup mulut saat batuk dengan menggunakan sapu tangan-Klien memalingkan tubuh saat batuk-Sputum tidak adaA: Masalah teratasiP:-Beri reinforcement terhadap hasil yang dicapai-Follow kepatuhan dan pe-rubahan perilaku sehat seti-ap sehat

Tgl 4/5/2001S:Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan dapat be-raktifitas ringanO:-Klien dapat beraktifitas ringan- Klien memperagakan

teknik napas dalam dan batuk efektif

- Sputum tidak ada- Cairan yang

dihabiskan semalam2000 cc

- Ronchi di dada kanan-kiri, krepitasi dominan di kanan

A: Masalah teratasi P: - Beri reinforcement terha-dap hasil yang dicapai-Follow up tentang pemenu-han hidrasi untuk mengen-cerkan sputum

Tgl4/5/2001S:-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan dapat ber-aktifitas ringanO:-Klien dapat beraktifitas ringan-Ekspansi dada terbats-Ronchi di paru kanan-kiri-Rales dominan di kanan-Demam tidak ada, S:37C-Penggunaan otot aksesori tidak adaA: Masalah sebagian teratasiP:- Lanjutkan perencanaan no: 1,2,4-Beri reinforcement terhadap kemajuan yang dicapai

DX No. 4 DX No. 5Tgl2/2001S:-Klien mengeluh belum bisa menghabiskan porsi yang diberikanO:-Porsi yang diberikan dihabiskan 1/2 bagian -Mual/muntah tidak ada-Konjungtiva pucat-Turgor kulit normal-Klien dapat beraktifitas ringanA: Masalah teratasi sebagianP:

Tgl 2/5/2001S:-Klien mengemukakan pengertian dan penularan penyakit paru-Klien mengemukakan belum jelas tentang diagnosa penyakitnyaO:-Klien masih menanyakan informasi lanjut tentang proses pengobatan -Klien melakukan defek mechanism bila disinggung tentang penyakit TB paru yang ia deritaA: Masalah teratasi sebagian

30

Page 31: Lk Efusi Pleura

-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5

-Beri rennforcement terhadap kemajuan yang diperoleh

P:- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9- Kaji faktor-faktor kelebihan dan kekurangan yang bisa mendukung peningkatan pengetahuan dan kesadaran- Lakukan pendekatan lebih intensif

DX No. 4 DX No. 5Tgl 3/5/2001

S:-Klien mengeluh belum bisa menghabiskan porsi yang diberikanO:-Porsi yang diberikan dihabiskan 3/4 bagian -Mual/muntah tidak ada-Konjungtiva pucat-Turgor kulit normal-Klien dapat beraktifitas ringanA: Masalah teratasi sebagianP:-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5-Beri reninforcemen terhadap kemajuan yang diperoleh-Diskusikan tentang alternatif menu yang disukai oleh klien

Tgl 4/5/2001S:-Klien mengeluh belum bisa menghabiskan porsi yang diberikan-Klien mengatakan ia sudah bisa menghabiskan 1 gelas susu yang diberikanO:-Porsi yang diberikan dihabiskan 3/4 bagian -Mual/muntah tidak ada-Konjungtiva pucat-Turgor kulit normal-Klien dapat beraktifitas ringanA: Masalah teratasi sebagianP:-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5

Tgl3/5/2001

S:-Klien mengemukakan pengertian dan penularan penyakit paru-Klien mengemukakan belum jelas tentang diagnosa penyakitnyaO:-Klien masih menanyakan informasi lanjut tentang proses pengobatan -Klien mu;ai terbuka dengan perawat tapi masih melakukan defek mechanism bila disinggung tentang penyakit TB paru yang ia deritaA: Masalah teratasi sebagianP:- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9- Kaji faktor-faktor kelebihan dan kekurangan yang bisa mendukung peningkatan pengetahuan dan kesadaran- Lakukan pendekatan lebih intensif

Tgl 4/5/2001S:-Klien mengemukakan pengertian dan penularan penyakit paru-Klien mengungkapkan mengerti ten -tang penularan penyakit paruO:-Klien mulai terbuka dengan perawat tapi masih melakukan defek mechanism bila disinggung tentang penyakit TB paru yang ia deritaA: Masalah teratasi sebagianP:- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9- Kaji faktor-faktor kelebihan dan kekurangan yang bisa mendukung peningkatan pengetahuan dan kesadaran

31

Page 32: Lk Efusi Pleura

-Beri reninforcemen terhadap kemajuan yang diperoleh-Diskusikan tentang alternatif menu yang disukai oleh klien

- Lakukan pendekatan lebih intensif

32