liver function test

36
LIVER FUNCTION TEST Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1500 gram atau 2% berat badan orang dewasa normal. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Setiap lobus hati terbagi menjadi lobules yaitu unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobules merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus. Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus. Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kalpiler yang disebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatica. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel gafositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik. Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu mengangkut empedu, sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan. Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu, fosfolipid, kolesterol, garam organic, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Hati juga mensintesis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis). Serum protein plasma (kecuali gama globulin) disintesis oleh hati . Protein tersebut antara lain albumin, protrombin, fibrinogen, dan faktor pembekuan lain. Sebagian besar degradasi asam amino dimulai dalam hati melalui proses deaminasi atau pembuangan gugus amino. Amonia yang dilepaskan kemudian disintesis menjadi urea dan di ekskresi oleh ginjal dan usus. Amonia yang terbentuk dalam usus akibat kerja bakteri pada protein juga diubah menjadi urea dalam hati. By: Ira, Daniel, Bagas :)

Upload: lusy-febriyanty

Post on 28-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laboratory notes about LFT

TRANSCRIPT

Page 1: Liver Function Test

LIVER FUNCTION TEST

Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1500 gram atau 2% berat

badan orang dewasa normal. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Setiap lobus hati

terbagi menjadi lobules yaitu unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobules merupakan

badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus. Hati manusia

memiliki maksimal 100.000 lobulus. Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kalpiler yang

disebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatica. Tidak seperti

kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel gafositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan monosit-

makrofag, dan fungsi utamanya adalah pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik.

Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu

mengangkut empedu, sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam

usus halus sesuai kebutuhan. Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu,

fosfolipid, kolesterol, garam organic, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi).

Hati juga mensintesis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis). Serum protein

plasma (kecuali gama globulin) disintesis oleh hati . Protein tersebut antara lain albumin,

protrombin, fibrinogen, dan faktor pembekuan lain.

Sebagian besar degradasi asam amino dimulai dalam hati melalui proses deaminasi atau

pembuangan gugus amino. Amonia yang dilepaskan kemudian disintesis menjadi urea dan di

ekskresi oleh ginjal dan usus. Amonia yang terbentuk dalam usus akibat kerja bakteri pada protein

juga diubah menjadi urea dalam hati.

Secara keseluruhan, fungsi hati terbagi atas 3:

1. Sistem biokimia sel hati

Sistem ini bertanggung jawab terhadap hampir seluruh aktifitas metabolik dalam tubuh. Aktifitas

metabolik itu antara lain :

- Sintesa protein

- Metabolism glukosa dan gula lainnya secara aerob maupun an-aerob

- Sintesis dan perombakan glikogen

- Metabolism asam amino dan nukleat

- Interkonversi antara Asam amino dan sama dikarboksilik melalui transaminase (aminotransferase)

- Sintesis lipoprpotein dan metabolismenya

- Metabolism xenobiotik (seperti metabolism obat)

- Biasanya juga melibatkan sistem oksidasi P450 sitokrom

- Penyimapanan vitamin dan besi seperti A, D, dan B12

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 2: Liver Function Test

- Sintesis hormone seperti : angiotensinogen, insulin-seperti factor pertumbuhan I, dan

triiodothyronine.

Hati juga berfungsi sebagai klirens dari berbagai hormone seperti insulin, hormone

parathyroid, estrogen, dan kortisol. hati juga merupakan tempat dimetabolismenya ammonia

menjadi urea. Albumin dalam tubuh juga disintesis di hati sebagai factor koagulasi protein, dengan

pengecualian untuk factor von Willebrand, yang mana disintesis di sel endhotelian dan

megakaryosit. Pasien dengan penyakit liver memiliki beberapa tanda atau gejala yang berhubungan

dengan gangguan dari fungsi albumin ini.

2. sistem hepatobiliary

Berhubungan dengan metabolism billirubin, sebuah proses yang meliputi transport billirubin

ke sel hati dan konjugasinya ke asam glukoronic, dan sekresinya ke saluran empedu dan sistem

enterohepatik. Billirubin merupakan matabolit utama dari heme. Ikatan besi dalam cincin tetrapirol

ditemukan dalam haemoglobin, myoglobin, dan sitokrom. Lebih kurang 250-350 mg billirubin

diproduksi setiap harinya pada orang dewasa sehat. Delapan puluh lima persen (85 %) di antaranya

berasal dari pergantian sel darah merah yang sudah tua. Heme oleh makrofag di lien dan sumsum

tulang akan diubah menjadi bilirubin indirek (unconjugated). Bilirubin indirek akan diikat oleh

albumin dalam sirkulasi darah dan akan masuk ke hati. Di hati oleh enzim glukoronic acid, diubah

menjadi bilirubin dirk (conjugated) yang larut dalam air. Bilirubin dalam keadaan normal tidak

ditemukan dalam urine. Bilirubin direk disimpan di empedu dan dikeluarkan secara teratur ke usus

halus. Di dalam usus halus, oleh bakteri usus, bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang dibuang

melalui tinja dan urine, serta sebagian lagi diserap lagi untuk kemudian memasuki hati lagi (siklus

enterohepatik).

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 3: Liver Function Test

3. sistem retikoloendotelial yaitu sel Kupffer.

Berkaitan dengan makrofag meliputi : (a) dengan sistem imun, termasuk tempat yag paling

utama dalam perlindungan melawan bakteri saluran cerna, dan meurupakan lokasi pertama untuk

perpindahan komplek antigen-antibody dari sirkulasi. (b) dengan perombakan hemoglobin dari

eritrosit yang telah mati, memberikan peningkatan terhadap billirubin, bersamaan dengan billirubin

dari limfa memasuki sel hati.

Untuk mengetahui fungsi hati dapat dilakukan pemeriksaan lab sebagai berikut:

ALT (alanin aminotransferase)

ALP (alkali phosphatase)

AST (aspartate aminotransferase)

Bilirubin à total bilirubin, direct bilirubin

Albumin

Total protein à albumin dan protein lain termasuk antibodi

Gamma Glutamil Transferase (Gamma GT)

Lactic acid Dehidrogenase (LDH)

Tentang Bilirubin

Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam

proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal

dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin

yang disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati.

Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat

sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin direk atau glukoroniltransferase, dapat juga

dalam bentuk bilirubin terkonjugasi. Proses konjugasi melibatkan enzim glukoroniltransferase,

selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk monoglukoronida atau ikatan dengan

glukosa, xylosa dan sulfat. Bilirubin terkonjugasi dikeluarkan melalui proses energi kedalam sistem

bilier.

Sewaktu zat ini beredar melalui hati, hepatosit melakukan fungsi sebagai berikut :

1.    Penyerapan bilirubin dan sirkulasi

2.    Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronida

3.    Pengangkutan dan ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu untuk dikeluarkan dari

tubuh

Konjugasi intrasel asam glukoronat ke dua tempat di molekul bilirubin menyebabkan bilirubin

bermuatan negatif, sehingga bilirubin terkonjugasi ini larut dalam fase air. Apabila terjadi obstruksi

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 4: Liver Function Test

atau kegagalan lain untuk mengekskresikan bilirubin terkonjugasi ini zat ini akan masuk kembali ke

dan tertimbun dalam sirkulasi.

Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon mengubah bilirubin menjadi urobilinogen

yaitu beberapa senyawa tidak berwarna yang kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat

urobilin. Urobilin diekskresikan dalam feses tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui usus,

dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam empedu. Karena larut air,

urobilinogen juga dapat keluar melalui urin apabila mencapai ginjal.

Pembentukan bilirubin

Dalam keadaan fisiologis, masa hidup eritrosit manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami

lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan

hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan

dihancurkan oleh limpa. Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam-asam

aminonya. Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel

retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks yaitu heme oksigenase yang merupakan enzim

dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan

jembatan α metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami beberapa kali

reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi

dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon

jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh

biliverdin reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen

antara cincin pirol III – IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan

warna pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini.

Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air dibandingkan dengan biliverdin. Dalam setiap 1

gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin dan tiap hari dibentuk sekitar 250–350

mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin, proses erytropoetik yang tidak efekif

dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang

sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin

ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada

albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi

ke jaringan. Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan

sinusoid hepatosit oleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini

mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada

kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya. Bilirubin nonpolar akan menetap dalam

sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut

yang dapat diekskresikan dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 5: Liver Function Test

melibatkan asam glukoronat yang dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim bilirubin

glukoronosiltransferase. Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym glukoronosiltransferase

yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap,

memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat. Tahap pertama akan membentuk

bilirubin monoglukoronida sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi menjadi bilirubin

diglukoronida yang larut pada tahap kedua.

Macam dan sifat bilirubin

a.    Bilirubin terkonjugasi /direk

Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut dalam air sehingga

dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau

hepatobilirubin ) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus

akan mengubahnya menjadi urobilinogen.

  Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk

azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan

oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor,

Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu.

Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil

negatif.

b.    Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas yang terikat

albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk memudahkan bereaksi dalam

pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat

bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek

mempunyai arti dalam diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan

dari delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda

payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal kembali dan

harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia.

Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis atau eritropoesis yang

tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik yaitu gambaran apusan darah tepi yang

abnormal,umur eritrosit yang pendek.

Pengambilan Bilirubin oleh Hati

Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan terikat dengan protein, terutama albumin.

Beberapa senyawa seperti antibiotika dan obat-obatan bersaing dengan bilirubin untuk mengadakan

ikatan dengan albumin. Sehingga, dapat mempunyai pengaruh klinis. Dalam hati, bilirubin

dilepaskan dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui suatu sistem

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 6: Liver Function Test

transport berfasilitas (carrier-mediated saturable system) yang saturasinya sangat besar. Sehingga,

dalam keadaan patologis pun transport tersebut tidak dipengaruhi.

Konjugasi Bilirubin

Dalam hati, bilirubin mengalami konjugsi menjadi bentuk yang lebih polar sehingga lebih

mudah diekskresi ke dalam empedu dengan penambahan 2 molekul asam glukoronat. Proses ini

dikatalisis oleh enzim diglukoronil transferase dan menghasilkan bilirubin diglukoronida. Enzim

tersebut terutama terletak dalam retikulum endoplasma halus dan menggunakan UDP-asam

glukoronat sebagai donor glukoronil. Aktivitas UDP-glukoronil transferase dapat diinduksi oleh

sejumlah obat misalnya fenobarbital.

Ekskresi bilirubin kedalam empedu

Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan disekresi kedalam empedu melalui mekanisme

pangangkutan yang aktif dan mungkin bertindak sebagai rate limiting enzyme metabolisme

bilirubin. Sekeresi bilirubin juga dapat diinduksi dengan obat-obatan yang dapat menginduksi

konjugasi bilirubin. Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang

terkoordinasi.

Metabolisme Bilirubin di Usus

Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan dilepaskan

glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-glukoronidase). Dengan bantuan flora usus

bilirubin selanjutnya dirubah menjadi urobilinogen.

Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan diabsorpsi dan diekskresikan kembali

lewat hati, mengalami siklus urobilinogen enterohepatik. Sebagian besar urobilinogen dirubah oleh

flora normal colon menjadi urobilin atau sterkobilin yang berwarna kuning dan diekskresikan

melalui feces. Warna feces yang berubah menjaadi lebih gelap ketika dibiarkan udara disebabkan

oksidasi urobilinogen yang tersisa menjadi urobilin.

PRAKTIKUM

Bilirubin total

Pengertian

Pemeriksaan bilirubin total merupakan pengukuran jumlah total bilirubin dalam darah, meliputi

bilirubin tak terkonjugasi dan terkonjugasi. Bilirubin dibentuk dari pemecahan heme pada sistem

retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat dengan albumin dan bersikulasi di dalam darah,

kemudian dikonjugasi dan disekresi oleh hati. Bilirubin terkonjugasi bersifat larut dalam air,

sehingga dapat ditemukan di dalam urin. Sementara, bilirubin tak terkonjugasi tidak dapat larut

di dalam air.

Prosedur

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 7: Liver Function Test

o Metode: Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA)

o Prinsip :Total bilirubin direaksikan dengan dichloroanilin terdiazotisasi membentuk

senyawa azo yang berwarna merah dalam larutan asam, campuran khusus (detergen enables)

sangat sesuai untuk menentukan bilirubin total. Reaksi : Bilirubin + ion diazonium

membentuk Azobilirubin dalam suasana asam (Dialine Diagnostik).

o Dibaca di gelombang 546nm (540-560nm)

blanko Sample/calibrator

Sample/calibrator - 25μl

Dist. Water 25μl -

Reagent1 1000μl 1000μl

Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25/ 5 menit pada suhu 37, baca absorbansi 1

Reagent2 250μl 250μl

Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25/ 5 menit pada suhu37, baca absorbansi 2

o faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas kadar bilirubin total dalam serum diantaranya

yaitu

Sinar 

Suhu Penyimpanan

Kesalahan-kasalahan Dalam Pemeriksaan Laboratorium

o Kesalahan Kasar

Merupakan kesalahan yang dapat timbul akibat kekeliruan pada penanganan sampel,

pipetasasi, reagensia, panjang gelombang dan lain lain. Hasil yang diukur biasanya

tidak sesuai yang diharapkan maka kesalahan yang demikian dapat segera diketahui

o Kesalahan Acak

Pengukuran suatu zat pada kondisi yang sama untuk beberapa kali pada suatu

sampel, kita mendapatkan hasil yang tidak sama, hasil-hasil yang didapat pasti

berdeviasi satu sama lain. Hasil nilai yang didapat pada kesalahan acak tidak dapat

dihindari tapi bisa diatasi dengan melakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti serta

reagensia dan peralalatan yang baik

o Kesalahan Sistemik atau Sistematik

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 8: Liver Function Test

Biasanya disebabkan oleh pipet yang kurang akurat, penyimpanan serum yang

kurang baik, suhu yang tidak sesuai waktu pemeriksaan, reagensia yang rusak dan

photometer yang tidak terkalibrasi.

Kegunaan tes

Deteksi berbagai kondisi seperti : 1) penyakit hepatobilier, hepatitis, sirosis, dan penyakit hati

lainnya; 2) malnutrisi dan anoreksia; 3) anemia pernisiosa, anemia hemolitik, neonatal jaundice,

hematoma, dan fetal aritoblastosis; 4) pulmonary embolism; 5) congestive heart failure (CHF).

Kaitan dengan pemeriksaan lain

Pertimbangkan untuk mengecek kadar Hb dan fungsi hati pasien. Kadar Hb digunakan untuk

mengecek apakah terjadi retikulosis atau tidak. Fungsi hati pasien yang berkaitan adalh enzim

hati. (terlampir di klinis)

Nilai normal dan abnormal

Acuan 1: lihat buku praktikum adeknya

Acuan 2:

Laki-laki > 10 tahun : < 1,3 mg/dL

Perempuan > 10 tahun : < 1,1 mg/dL

Usia < 10 tahun : < 0,9 mg/dL

Usia < 2 minggu : < 11,7 mg/dL

Acuan 3:

DEWASA : total : 0.1 – 1.2 mg/dl

ANAK : total : 0.2 – 0.8 mg/dl

BAYI BARU LAHIR : total : 1 – 12 mg/dl

Bilirubin direct

Pengertian

Pemeriksaan bilirubin direk merupakan pengukuran kadar bilirubin terkonjugasi dalam darah.

Bilirubin dibentuk dari pemecahan haem pada sistem retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat

dengan albumin dan bersikulasi di dalam darah, kemudian dikonjugasi dan disekresi oleh hati.

Bilirubin terkonjugasi bersifat larut dalam air, sehingga dapat ditemukan di dalam urin.

Prosedur

Prinsip mirip bilirubin total, Cuma beda prosedur:

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 9: Liver Function Test

blanko Sample/calibrator

Sample/calibrator - 100μl

Dist. Water 100μl -

Reagent1 1000μl 1000μl

Campur, inkubasi 3-5 menit pada suhu 20-25/37, baca absorbansi 1

Reagent2 250μl 250μl

Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25/ 5menit pada suhu37, baca absorbansi 2

Kegunaan tes

Deteksi berbagai kondisi seperti : 1) lesi intrahepatik dan ekstrahepatik; 2) sindrom Dubin-

Johnson dan sindrom Rotor; 3) infeksi bakteri, sepsis, hepatitis B, sifilis, dan TORCH; 4)

kelainan genetik dan metabolik seperti galaktosemia, tirosinemia dan trisomy 18.

Kaitan dengan pemeriksaan lain

Pertimbangkan untuk mengecek kadar Hb dan fungsi hati pasien. Kadar Hb digunakan untuk

mengecek apakah terjadi retikulosis atau tidak. Fungsi hati pasien yang berkaitan adalah enzim

hati. (terlampir di klinis)

Nilai normal dan abnormal

Acuan 1:

Usia < 2 minggu : < 1,2 mg/dL

Usia > 2 minggu : < 0,3 mg/dL

Acuan 2:

DEWASA : direk : 0.1 – 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl

ANAK : indirek : sama dengan dewasa.

BAYI BARU LAHIR : indirek : sama dengan dewasa.

Bilirubin in urine

Pengertian

Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin

dan ditranspor ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu.

Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika

terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut

dalam lemak, sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin. Bilirubin yang dapat dijumpai

dalam urine adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 10: Liver Function Test

mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darah

meningkat.

Prosedur

harrison spot test (fouchet’s test)

Ke dalam 12 ml urin, tambahkan 3 ml barium klorida dan 3 tetes ammonium sulfat jenuh.

Centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Buang supernatant, tambahkan 2 tetes

larutan Fouchet pada endapan. Amati perubahan warna yang terjadi. Reaksi negatif jika tidak

tampak perubahan warna. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna : hijau atau biru.

Pengujian harus dilakukan dalam waktu 1 jam, dan urin harus dihindarkan dari pajanan sinar

matahari (sinar ultraviolet) langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.

Kegunaan tes

Diagnosa dini viral hepatitis ( meningkat lebih dini dari pada di darah )

Indeks penyembuhan viral hepatitis

Diagnosa anemia hemolitik

Kaitan dengan pemeriksaan lain

Cek enzim hati untuk mengecek tingkat kerusakan hati.

Nilai normal dan abnormal

Normal : negatif (kurang dari 0.5mg/dl); di buku praktikum 0,02mg/dl masih dianggap normal.

KLINIS

Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl.

Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau

jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata

menjadi kuning akibat deposisi bilirubin yang berdiffusi dari konsentrasinya yang tinggi didalam

darah.

Berdasarkan penyebabnya yaitu hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi

yang berlebih dan hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin kedalam darah

karena adanya obstruksi bilier. Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis

berat dan gangguan konjugasi. Hati mempunyai kapasitas mengkonjugasikan dan mengekskresikan

lebih dari 3000 mg bilirubin perharinya sedangkan produksi normal bilirubin hanya 300 mg perhari.

Hal ini menunjukkan kapasitas hati yang sangat besar dimana bila pemecahan heme meningkat, hati

masih akan mampu meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin larut. Akan tetapi lisisnya

eritrosit secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan

produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan hati mengkonjugasinya sehingga akan terdapat

peningkatan bilirubin tak larut didalam darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 11: Liver Function Test

tidak terdeteksi didalam urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria. Pada neonatus

terutama yang lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi biasanya fisiologis dan

sementara, dikarenakan haemolisis cepat dalam proses penggantian hemoglobin fetal ke

hemoglobin dewasa dan juga oleh karena hepar belum matur, dimana aktivitas

glukoronosiltransferase masih rendah.

Apabila peningkatan bilirubin tak larut ini melampaui kemampuan albumin mengikat kuat,

bilirubin akan berdiffusi ke basal ganglia pada otak dan menyebabkan ensephalopathy toksik yang

disebut sebagai kern ikterus. Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia retensi diantaranya

seperti Syndroma Crigler Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi karena glukoronil

transferase tidak aktif, diturunkan secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, dimana

didapati konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari 20 mg/dl. Syndroma Crigler Najjar II, merupakan

kasus yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan pada isoform glukoronil transferase II,

didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam getah empedu. Syndroma Gilbert, terjadi karena

haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan aktivitas

enzym konjugasi dan diturunkan secara autosomal dominan. Hiperbilirubinemia regurgitasi paling

sering terjadi karena terdapatnya obstruksi pada saluran empedu, misalnya karena tumor, batu,

proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada duktus hepatikus dan duktus koledokus akan

menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian konsentrasinya pada hati menyebabkan

refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan pembuluh limfe.

Bilirubin Total, Direk

PENINGKATAN KADAR : ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis

hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat :

antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin,

tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid),

alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium),

barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,

metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat

(aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

Bilirubin indirek

PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse,

malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 12: Liver Function Test

terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total,

direk)

PENURUNAN KADAR : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk)

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi

kadar bilirubin.

Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.

Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen

empedunya akan menurun.

Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.

Bilirubin di urin

Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam urine dan disebut

sebagai ikterik choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada saluran empedu disebut juga

sebagai ikterus kolestatik. Bilirubin terkonjugasi dapat terikat secara kovalen pada albumin dan

membentuk θ bilirubin yang memiliki waktu paruh (T1/2) yang panjang mengakibatkan gejala

ikterik dapat berlangsung lebih lama dan masih dijumpai pada masa pemulihan

Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,

seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker

hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang mengadung bilirubin yang tinggi tampak berwarna

kuning pekat, dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa.

Obat-obatan yang dapat menyebabkan bilirubinuria : Fenotiazin – klorpromazin (Thorazine),

asetofenazin (Tindal), klorprotiksen (Taractan), fenazopiridin (Pyridium), klorzoksazon (Paraflex).

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 13: Liver Function Test

ALAT (GPT) serum

Pengertian

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT) atau Alanine Aminotransferase (ALT) merupakan

suatu enzim yang banyak ditemukan dalam organ hati. Selain itu, dalam jumlah yang kecil juga

ditemukan pada organ ginjal, jantung, dan sel otot. Pada kondisi normal, konsentrasi serum ALT

dalam darah rendah. Namun, ketika terjadi kerusakan pada organ hati, ALT akan dilepaskan ke

dalam aliran darah sebelum gejala kerusakan hati nampak seperti jaundice (mata dan kulit

berwarna kuning). ALT lebih spesifik dari AST dalam mendeteksi adanya kerusakan hati.

Jumlah sel hati yang mati tidak berkaitan dengan peningkatan konsentrasi serum ALT sehingga

pada kerusakan hati yang parah, konsentrasi serum ALT bisa saja normal atau menurun.

Prosedur

Optimized UV-test according to IFCC ( bingung baca buku praktikumnya T___T, maaf )

Kegunaan tes

Konsentrasi serum GPT meningkat pada kondisi hepatitis B dan C kronik, steatosis dan NASH,

hepatik fibrosis, sirosis, autoimun hepatitis, hemochromatosis, Wilson disease, defisiensi alpha-

trypsin 1, serta penyalahgunaan alkohol dan obat. Pemeriksaan serum GPT dan GOT digunakan

untuk skrining hepatitis A, B, dan C yang harus dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan serologis

hepatitis A,B, dan C.

Nilai normal dan abnormal

Laki-laki dewasa : < 50 U/L

Perempuan dewasa : < 35 U/L

Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

Peningkatan SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau

kimia)

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan

empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan

kadar

Hemolisis sampel

Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin,

gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 14: Liver Function Test

(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat

digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol

(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

Sebenarnya ada tes fungsi hati lain untuk mengetahui enzim2 selain GPT:

Pada hepatitis A dan B, kadar AST lebih tinggi daripada ALT pada 24 jam pertama, karena

aktivitas aktivitas AST yang lebih tinggi (7000 kali) di hepatosit, namun 24 jam berikutnya

kadar ALT lebih tinggi daripada AST berdasarkan waktu paruhnya.

Pada hepatitis kronis, terjadi pengrusakan sel hati dan peradangan berkelanjutan, yang dapat

terlihat dari hasil biopsi. Kondisi ini terutama disebabkan oleh hepatitis B kronis atau infeksi

HCV, HBsAg terdeteksi, dan merupakan faktor predisposisi utama pada sirosis dan karsinoma

hepatoseluler. Hepatitis kronis memiliki asimtomatik atau gejala ringan. Peningkatan ringan

AST dan ALT umunya terlihat pada hepatitis C.

Sirosis hati adalah suatu kondisi yang menyebabkan fibrosis parenkim dan

regenerasi nodular hepatocytic dan dapat disebabkan oleh alkoholisme (macronodular

atau Laennec yang sirosis), hepatitis panhepatic, aktif kronis dan sirosis bilier sekunder dan

predisposisi sirosis. Pada hemochromatosis, misalnya, kelebihan zat besi disimpan di berbagai

jaringan, termasuk hati, dan menjadi beracun untuk sel hati yang merupakan predisposisi

sirosis. Penyakit ini disebabkan oleh substitusi asam amino tunggal, (paling sering) tirosin

untuk sistein 282 (C282Y), dalam produk protein dari gen HFE pada kromosom 6. Protein ini

diduga terlibat dalam interaksi transferin dengan reseptor transferin, dan substitusi asam amino

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 15: Liver Function Test

seperti C282Y, yang menginduksi kerusakan protein, yang kemudian mengakibatkan deposisi

besi abnormal dalam jaringan, termasuk hati.

Tes lain untuk kondisi ini mencakup penetapan besi dari sampel biopsi hati dan analisis

genetik. Dalam perkembangan sirosis, sebgian besar (> 80%) melibatkan parenkim hati, yang

menyebabkan fungsi hati menjadi terganggu. Penekanan pada ductus empedu menyebabkan

hiperbilirubinemia dan peningkatan fosfatase alkali, GGT, dan 5′-nucleotidase. Konsentrasi

serum enzim hepatosit seperti AST, ALT, dan LD mungkin normal atau berkurang.

SKDI

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 16: Liver Function Test

Antibody to Hepatitis B Surface Antigen (Anti-HBs)

Pengertian dan Fisiologi

Anti HBs merupakan antibodi spesifik untuk HBsAg, muncul di darah 1 sampai 4 bulan setelah

terinfeksi virus hepatitis B. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kekebalan atau dalam masa

penyembuhan penyakit hepatitis B. Antibodi ini memberikan perlindungan terhadap penyakit

hepatitis B.

Antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs) merupakan antibody pokok untuk menetralkan antigen

hepatitis B (HBs Ag), yang biasanya bertahan seumur hidup dan melindungi terhadap reinfeksi.

Tingkat anti-HBs, oleh karena itu, berfungsi sebagai Indikator untuk menilai pemulihan dari infeksi

HBV, atau keberhasilan vaksinasi menggunakan partikel HBsAg. Antibodi konsentrasi ≥ 10 IU / L

menunjukkan kekebalan terhadap HBV.

Fisiologi

Beberapa orang yang terinfeksi oleh HBV tidak menujukkan gejala spesifik namun mereka

menularkan infeksi kepada orang lain. Dalam bentuk yang kronis, infeksi HBV dapat merusak hati

melalui proses jaringan parut, yang disebut sirosis, atau dapat menyebabkan kanker hati.

Ketika seseorang terinfeksi oleh HBV, virus memasuki aliran darah dan cairan tubuh, dan mampu

melewati istirahat kecil di kulit, mulut, atau daerah kelamin laki-laki atau perempuan. Ada beberapa

cara untuk mendapatkan infeksi:

Selama kelahiran, seorang ibu dengan hepatitis B dapat menularkan HBV ke bayinya.

Kontak dengan darah yang terinfeksi adalah sarana umum transmisi hepatitis B. Salah satu

cara ini mungkin terjadi adalah dengan terjebak dengan jarum. Kedua pekerja kesehatan dan

mereka yang menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah mereka beresiko dengan cara ini.

Berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi oleh HBV merupakan faktor risiko yang

penting (khususnya seks anal).

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 17: Liver Function Test

Tak lama setelah munculnya HBsAg, antigen lain yang disebut antigen e hepatitis B (HBeAg) akan

muncul. Secara tradisional, kehadiran HBeAg dalam serum host dikaitkan dengan tingkat replikasi

virus dan infektivitasnya yang jauh lebih tinggi, namun beberapa varian dari virus hepatitis B tidak

memproduksi antigen 'e', jadi aturan ini tidak selalu berlaku. Selama infeksi, HBeAg mungkin

dibersihkan, dan antibodi terhadap antigen 'e' (anti-HBe) akan muncul segera setelah itu. Konversi

ini biasanya dikaitkan dengan penurunan dramatis dalam replikasi virus.

Jika host mampu membersihkan infeksi, akhirnya HBsAg akan menjadi tidak terdeteksi dan akan

diikuti oleh antibodi IgG terhadap antigen permukaan hepatitis B dan antigen inti, (anti-HBs dan

anti HBc IgG) . Waktu antara penghapusan HBsAg dan munculnya anti-HBs disebut windows

period. Seseorang negatif untuk HBsAg positif tetapi untuk anti-HBs menunjukkan bahwa ia

mungkin telah bebas infeksi atau telah divaksinasi sebelumnya.

Individu yang tetap HBsAg positif selama setidaknya enam bulan dianggap hepatitis B pembawa .

Pembawa virus mungkin memiliki hepatitis B kronik, yang akan tercermin dari peningkatan serum

alanine aminotransferase (ALT) dan peradangan hati, seperti yang diungkapkan oleh biopsi.

Carriers yang telah serokonversi menjadi HBeAg negatif, terutama mereka yang memperoleh

infeksi pada saat dewasa, memiliki multiplikasi virus sangat sedikit dan karenanya mungkin

berisiko kecil komplikasi jangka panjang atau penularan infeksi kepada orang lain.

Prinsip percobaan

Hbs Ab one step test merupakan chromatographic immunoassay (CIA) untuk penentuan kualitatif

cepat dari human anti Hbs Ag pada serum. Membran terlebih dahulu dilapisi antigen HBs Ag pada

regio pita test dan mouse anti HBs Ag pada region pita kontrol. Selama test, serum spesimen

dibiarkan bereaksi dengan partikel colloidal gold yang telah dilapisi oleh purified HBs Ag.

Campurannya kemudian bergerak secara lateral pada membrane melalui aksi kapilaritas.

Kegunaan tes dilakukan

Digunakan untuk mendeteksi paparan sebelumnya HBV, juga dapat diperoleh dari vaksinasi yang

sukses. Tes ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan vaksinasi (jika anti-HBs tidak ada) atau

untuk menentukan apakah seseorang telah pulih dari infeksi dan kekebalan tubuh (tidak bisa

mendapatkan infeksi lagi).

Penentuan anti-HBs dapat digunakan sebagai:

a. Monitor prognosis pasien yang baru pulih dari infeksi virus hepatitis B

b. Mengindikasikan pasien yang pernah terpapar terhadap Hepatitis B Surface Antigen

c. Mempelajari faktor-faktor epidemiologi yang terasosiasi dengan transmisi HBsAg

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 18: Liver Function Test

Kaitan dengan pemeriksaan lain

Tes ini dapat dilakukan bersama dengan pemeriksaan lain yang tergabung dalam panel uji HBV,

yang dijabarkandalam tabel berikut ini:

Test Description UseHepatitis B surface antigen (HBsAG)

Protein that is present on the surface of the virus; will be present in the blood with acute and chronic HBV infections

Often used to screen for and detect HBV infections; earliest indicator of acute hepatitis B and frequently identifies infected people before symptoms appear; undetectable in the blood during the recovery period; it is the primary way of identifying those with chronic infections.

Hepatitis B surface antibody (anti-HBs)

Antibody produced in response to HBV surface antigen; levels in the blood rise during the recovery phase.

Used to detect previous exposure to HBV; can also be acquired from successful vaccination. This test is done to determine the need for vaccination (if anti-HBs is absent) or to determine if a person has recovered from an infections and is immune (cannot get the infection again).

Anti-hepatitis B core (anti-HBc), IgM

IgM antibody to the hepatitis B core antigen (The hepatitis B core antigen is present only in infected liver cells; it cannot be detected in the blood.)

First antibody produced after infection with HBV; used to detect acute infection

Anti-hepatitis B core (anti-HBc), Total

Both IgM and IgG antibodies to hepatitis B core antigen

Can be used to help detect acute and chronic HBV infections; it is produced in response to the core antigen and usually persists for life.

Hepatitis B e-antigen (HBeAG)

Protein produced and released into the blood by actively replicating hepatitis B virus

Unlike the surface antigen, the e-antigen is found in the blood only when the HBV virus is actively replicating. HBeAg is often used as a marker of ability to spread the virus to other people (infectivity). It may also be used to monitor the effectiveness of treatment. However, there are some types (strains) of HBV that do not make e-antigen; these are especially common in the Middle East and Asia. In areas where these strains of HBV are common, testing for HBeAg is not very useful.

Anti-hepatitis Be antibody (Anti-HBe)

Antibody produced in response to the hepatitis Be antigen

In those who have recovered from acute hepatitis B infection, anti-HBe will be present along with anti-HBc and anti-HBs. In those with chronic hepatitis B, anti-HBe can be used to monitor the infection and treatment.

Hepatitis B DNA (HBV DNA)

Detects hepatitis B viral genetic material

Can detect an active HBV infection; its primary use is to monitor antiviral therapy in patients with chronic HBV infections.

Sedangkan tes yang dijelaskan di atas adalah khusus untuk HBV, tes-tes hepar lainnya seperti AST,

ALT, dan gamma-glutamil transferase (GGT) dapat digunakan untuk memantau perkembangan

penyakit. Dalam beberapa kasus, biopsi hati mungkin dilakukan untuk konfirmasi.

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 19: Liver Function Test

Indikasi diperiksa dan kontraindikasi

Pada pasien yang baru pulih dari infeksi virus hepatitis B untuk memonitor prognosis. memastikan

efektivitas pasca imunisasi Hep B, dilakukan pula bersamaan dengan pemeriksaan lain yang

berhubungan dengan panel Hep B untuk mengetahui pada fase manakah infeksi yang sedang

dialami.

Kontraindikasi belum ditemukan.

How do I interpret hepatitis B panel results?

Interpretation of the hepatitis B panel

Tests Results Interpretation

HBsAganti-HBcanti-HBs

negativenegativenegative

susceptible

HBsAganti-HBcanti-HBs

negativenegativepositive with >10mIU/mL*

immune due to vaccination

HBsAganti-HBcanti-HBs

negativepositivepositive

immune due to natural infection

HBsAganti-HBcIgM anti-HBcanti-HBs

positivepositivepositivenegative

acutely infected

HBsAganti-HBcIgM anti-HBcanti-HBs

positivepositivenegativenegative

chronically infected

HBsAganti-HBcanti-HBs

negativepositivenegative

four interpretations possible†

* Postvaccination testing, when it is recommended, should be performed 1–2

months following dose #3.

†1

.May be recovering from acute HBV infection.

 2. May be distantly immune and the test is not sensitive enough to detect a

very low level of anti-HBs in serum.

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 20: Liver Function Test

 3. May be susceptible with a false positive anti-HBc.

 4. May be chronically infected and have an undetectable level of HBsAg

present in the serum.

Penyakit yang dapat dideteksi

Tes anti-Hbs positif juga dapat berarti seseorang pernah mendapat vaksin hepatitis B atau

immunoglobulin. Hal ini juga dapat terjadi pada bayi yang mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-

Hbs posistif pada individu yang tidak pernah mendapat imunisasi hepatatitis B menunjukkan bahwa

individu tersebut pernah terinfeksi virus hepatitis B. Dalam bentuk yang kronis, infeksi HBV dapat

merusak hati melalui proses jaringan parut, yang disebut sirosis, atau dapat menyebabkan kanker

hati.

Dulu, diperkirakan HBsAg dan anti HBs tidak mungkin dijumpai bersama-sama, namun ternyata

sepertiga carrier HBsAg juga memiliki anti-HBs. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi simultan

dengan sub-tipe yang berbeda.

Prognosis

Setiap tahun diperkirakan 150.000 orang di Amerika Serikat mendapatkan hepatitis B. Lebih dari

10.000 memerlukan perawatan rumah sakit, dan sebanyak 5.000 akan meninggal akibat komplikasi

dari infeksi. Sekitar 90% dari semua orang yang terinfeksi akan memiliki penyakit akut saja.

Sebagian besar pasien akan sembuh dalam waktu tiga bulan. Ini adalah 10% sisanya, dengan infeksi

kronis, yang menjelaskan komplikasi yang paling serius dan kematian akibat infeksi HBV. Di

Amerika Serikat, mungkin hanya 2% dari semua orang yang terinfeksi akan menjadi sakit kronis.

Perjalanan infeksi HBV kronis dalam setiap pasien tertentu tidak dapat diprediksi. Beberapa pasien

yang melakukannya dengan baik pada awalnya kemudian dapat mengembangkan komplikasi serius.

Bahkan ketika tidak ada gejala penyakit hati berkembang, pembawa kronis tetap menjadi ancaman

bagi orang lain dengan melayani sebagai sumber infeksi

SKDI penyakit

Uncomplicated Hepatitis B: 4

Cirrhosis hepatis: 2

Liver failure: 2

Liver – Hepatoma (Liver cell adenoma, Hepatocellular carcinoma): 2

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 21: Liver Function Test

HBSAg

Antigen: Suatu zat asing dalam tubuh, seperti virus hepatitis B.

Permukaan antigen: Lapisan luar virus terdiri dari surface antigen yang mengelilingi inti dari virus.

Antibodi: Sebuah protein yang membuat sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap zat

asing. Antibodi dapat diproduksi dalam menanggapi vaksin atau infeksi alami. Antibodi biasanya

melindungi Pasien terhadap infeksi di masa yg akan datang.

Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) yakni surface antigen infeksi hepatitis B yang

dimiliki pasien. Hal ini dapat berarti infeksi akut atau kronis . Sederhananya, jika Pasien memiliki

surface antigen, Pasien menderita hepatitis B dan mampu menginfeksi orang lain.

Ketika HBV bereplikasi di hati, virus tersebut menghasilkan lebih banyak surface antigen

sehingga mengumpul dialiran darah dan dengan mudah diidentifikasi dalam tes laboratorium. Uji

laboratorium biasanya dapat mengidentifikasi surface antigen sekitar empat minggu setelah infeksi,

tetapi terkadang bisa teidentifikasi hingga 12 minggu setelah infeksi.

Dalam infeksi akut, sistem kekebalan tubuh mampu untuk memerangi "benda asing"/surface

antigen dan membuat antibodi permukaan (HbsAg atau anti-HBsAg) untuk menaklukkan infeksi

dalam waktu empat bulan dari saat gejala pertama muncul. Namun, dalam infeksi kronis, kekebalan

sistem tidak dapat melawan dan menyingkirkan surface antigen dan menciptakan cukup surface

antibodi. Hepatitis B kronis didiagnosis ketika surface antigen hadir dalam aliran darah selama

lebih dari enam bulan. Ketika surface antigen hilang dan antibodi permukaan muncul dalam sebuah

laporan laboratorium, maka orang tersebut dianggap memiliki kemampuan membersihkan infeksi.

HBV ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, melalui

hubungan seks tanpa kondom, jarum yang tidak steril, dan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya

selama proses kelahiran .

HBV tidak menular melalui udara, atau dari kontak sosial biasa (Memeluk, batuk, bersin).

Kelompok berikut ini terutama pada risiko tinggi untuk infeksi dan harus diuji:

• Petugas kesehatan dan petugas UGD

• Mitra atau individu yang tinggal di kontak serumah dekat dengan seseorang yang terinfeksi

• Individu yang memiliki banyak pasangan seks atau yang telah didiagnosis dengan PMS

• Pria yang berhubungan seks dengan laki-laki

• Individu yang memiliki tato atau tindik tubuh dan Pengguna narkoba suntik

• Individu yang melakukan perjalanan ke negara-negara di mana hepatitis B adalah umum (Asia,

Afrika, Amerika Selatan, Pasifik Kepulauan, Eropa Timur, dan Timur Tengah)

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 22: Liver Function Test

• Individu beremigrasi dari negara-negara di mana hepatitis B adalah umum, atau yang lahir dari

orang tua yang beremigrasi dari negara-negara (lihat di atas)

• SEMUA wanita hamil harus diuji untuk infeksi hepatitis B

Kabar baiknya adalah bahwa ada vaksin yang aman dan efektif untuk hepatitis B yang

berefek seumur hidup. Disarankan di AS dan negara-negara lain untuk semua bayi dan anak-anak

sampai usia 18 tahun dan orang dewasa yang berisiko tinggi terinfeksi.

Tambahan Diagnostik:

a.Tes Fungsi Hati (LFT)

b. Biopsi:Jaringan akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari peradangan atau kerusakan

hati.

c.Hepatitis B tes DNA: memeriksa keberadaan DNAvirus hepatitis B dalam aliran darah. Tes DNA

menunjukkan berapa banyak virus yang ada dalam darah.

d. HBe-antigen: Ini adalah protein yang dibuat oleh virus. Jika tes ini positif, ini menunjukkan

bahwa ada banyak virus di darah, yang berarti bahwa pasien dapat lebih mudah menyebarkan virus

ke orang lain.

e. HBe-antibodi: Seringkali sebagai virus berhenti mereplikasi dalam tubuh, dan e-antigen

menghilang dari darah, namun masih ada HBe-antibody yang muncul. Hal ini dapat terjadi secara

spontan atau setelah pengobatan.

Prinsip praktikum

SMI One Step HBsAg Uji Perangkat (Serum / Plasma) adalah uji kualitatif, aliran lateral

immunoassay untuk mendeteksi HBsAg dalam serum atau plasma. Membran telah dilapisi dengan

anti-HbsAg antibodi pada daerah jalur uji tes. Selama pengujian, serum atau plasma spesimen

bereaksi dengan partikel yang dilapisi dengan anti-HBsAg antibodi. Campuran bermigrasi ke atas

pada membran untuk bereaksi dengan anti-HBsAg antibodi pada membran dan menghasilkan warna

pada garis (chromatographically). Kehadiran ini garis berwarna di daerah uji menunjukkan hasil

positif, sementara ketiadaan menunjukkan hasil negatif. Diperlukan kontrol prosedural dalam uji

ini dan garis berwarna akan selalu muncul yang menunjukkan bahwa volume spesimen telah tepat

dan wicking membran telah terjadi.

Spesimen Koleksi & Persiapan

dapat dilakukan dengan menggunakan baik serum atau plasma. Pisahkan serum atau plasma dari

darah sesegera mungkin untuk menghindari hemolisis. Hanya spesiemen yang bebas dari hemolisis

By: Ira, Daniel, Bagas :)

Page 23: Liver Function Test

(non-hemolyzed spesimen ) yang dapat digunakan. Pengujian harus dilakukan segera setelah

spesimen diambil. Petugastidak boleh meninggalkan spesimen pada suhu kamar selama periode

yang lama. Spesimen dapat disimpan pada 2-8 ° C hingga 3 hari. Untuk jangka

panjang,penyimpanan spesimen harus disimpan di bawah -20 ° C.• Bawa spesimen ke suhu kamar

sebelum pengujian. spesimen beku harus benar-benar dicairkan dan dicampur dengan baik sebelum

pengujian. Spesimen tidak boleh dibekukan dan dicairkan berulang-ulang.

Interpretasi

POSITIF: Dua garis merah yang berbeda muncul. Satu baris

harus di daerah kontrol (C) dan garis lain

harus di wilayah uji (T).

* Catatan: Intensitas warna merah pada garis uji (T) akan bervariasi tergantung pada konsentrasi

HBsAg hadir dalam spesimen. Oleh karena itu, setiap warna merah di wilayah uji (T) harus

dianggap positif.

NEGATIF: Satu garis merah muncul di kontrol (C). Tidak ada garis merah atau pink terlihat

muncul di

wilayah uji (T)

INVALID: baris Kontrol gagal untuk muncul. Spesimen tidak cukup volume atau salah teknik

prosedural adalah alasan yang paling mungkin untuk kegagalan munculnya garis kontrol. Evaluasi

prosedur dan mengulang uji dengan perangkat pengujian baru adalah hal yang mutlak

By: Ira, Daniel, Bagas :)