listrik dinamis

24
LISTRIK DINAMIS Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia yang Diampu oleh Atikah Anindyarini, S.S.M.Hum. Nama : Gilang Anindita NIM : K2310045 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Desember 2010

Upload: gilang-anindita

Post on 21-Oct-2015

647 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

qqq

TRANSCRIPT

LISTRIK DINAMIS

Makalah Disusun untuk Memenuhi TugasMatakuliah Bahasa Indonesia yang Diampu

oleh Atikah Anindyarini, S.S.M.Hum.

Nama : Gilang Anindita NIM : K2310045

Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas MaretSurakarta Desember

2010

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas berkah dan rahmat-Nya, saya telah mampu menyelesaikan Tugas

makalah Bahasa Indonesia tentang Listrik Dinamis.

Bersama dengan ini, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada dosen Ibu Atikah Anindyarini, S.S.M.Hum.

yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan makalah ini masih

banyak kekurangannya, sesuai pepatah, tak ada gading yang retak. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran sangat diharapkan agar pada penyusunan

berikutnya dapat lebih baik dan semoga dengan makalah ini dapat

menambah dan memperbaiki nilai saya yang kurang, amin.

Surakarta, 13 Desember 2010

Gilang Anindita

DAFTAR ISI MAKALAH

Judul........................................................................................................................1

Kata Pengantar........................................................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................................3

Daftar Gambar.........................................................................................................

A. PENDAHULUAN........................................................................................................................41. Latar Belakang Masalah

..................................................................................................................4

2. Perumusan Masalah..................................................................................................................5................................................................................................................

3. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................................................5

B. PEMBAHASAN........................................................................................................................6

C. SIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................................18

Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam kehidupannya. Banyak peralatan yang ada di sekeliling kita selalu menggunakan bantuan listrik. Berkat bantuan dari listrik-listrik inilah manusia dapat dengan mudah menyelesaikan pekerjaan mereka.

Dalam hal kelistrikan, memang banyak tokoh yang telah berpartisipasi. Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan Andre Marie Ampere. Mereka ini dianggap "jago-jago" terbaik di bidang listrik. Namun, dari semua itu, orang tak boleh melupakan satu nama yang sangat berjasa dan dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang listrik dan magnet. Dialah Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris. Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnet kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Dari temuan ini, Faraday berkesimpulan, jika magnet diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas di mana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnet sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat.

Sesungguhnya, dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan "nenek moyang" dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini. Sejak penemuannya yang pertama pada tahun 1821, Michael Faraday si ilmuwan autodidak ini namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang kelistrikan.

Listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu listrik dinamis dan listrik statis. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik, sedangkan listrik statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam. Disini saya akan menjelaskan tentang listrik dinamis.

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak, cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang atau paralel sama dengan kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar, sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh hukum Kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". Berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

B. PERUMUSAN MASALAHa. Apa yang dimaksud dengan listrik dinamis ?b. Hukum-hukum apa saja yang berlaku pada listrik dinamis ?c. Alat ukur apa saja yang digunakan dalam listrik dinamis ?d. Bagaimana penarapan listrik dinamis dalam kehidupan sehari-hari ?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAHa. Mengetahui maksud dari listrik dinamis.b. Mengetahui hukum-hukum yang berlaku dalam listrik dinamis.c. Dapat menggunakan alat ukur listrik. d. Mengetahui contoh-contoh penerapan listrik dinamis dalam kehidupan

sehari-hari.

BAB IIPEMBAHASAN

Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar, sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan, pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh Hukum Kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". Berdasarkan Hukum Ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus, tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

A. HUKUM OHM

Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm.

1. Kuat Arus Listrik (I)

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.

Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam

kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:

para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.

2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V)

Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.

Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

a. Hubungan antara kuat arus listrik (I) dan tegangan listrik (V)

Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:

Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.

Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm.

b. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis kawat dan ukuran kawat

Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.

Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:

Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus listrik disebut resistor (pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana, resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus. Namun, jika dipasang pada rangkaian yangrumit, seperti radio, televisi, dan komputer, resistor dapat berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian, komponen-komponen dalam rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom (campuran antara nikel, besi. krom, dan karbon). Selain itu, resistor juga dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai hambatan suatu resistor dapat diukur secara langsung dengan ohmmeter. Biasanya, ohmmeter dipasang bersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat diukur secara tidak langsung dengan metode amperemeter voltmeter.

c. Hambatan Kawat Penghantar

Berdasarkan keterangan di atas. dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu kawat penghantar:

1) Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar, makin besar hambatannya,

2) Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat), dan

3) Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya.

B. HUKUM KIRCHOFF

1. Hukum I Kirchoff

Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

Hukum I Kirchoff berbunyi:

Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.

Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik.

Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

Gambar 8. Skema diagram untuk Hukum I Kirchhoff Gambar 10. Rangkaian untuk menyelidiki kuat arusyang masuk dan

keluar dari suatu titik simpul

Rangkaian Hambatan

Rangkaian Seri

Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1

=IR1 dan pada hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2. Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama makaVAC=IR1+IR2

IR1=I(R1+R2)R1=R1+R2 ; R1 = hambatan total

Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs = R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu mati (putus), lampu yang lain padam.

Rangakaian Paralel

Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka

Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian, diperoleh persamaan

Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian,

diperoleh persamaan

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.

2. Hukum II Kirchoff

Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.

Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:

Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.

Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:

C. ENERGI LISTRIK

Gambar 14. Baterai membangkitkan

energi pada hambatan R

Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha

yang dilakukan adalah:

W = V . I . t

Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah

D. DAYA LISTRIK

Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.

E. ALAT-ALAT UKUR PADA LISTRIK DINAMIS

1. Ampermeter

Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus.

Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer.

Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter.

Bagaimana cara menggunakan Ampermeter?Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambarMisalkan R adalah lampu, maka:

(a) (b)Gambar 1. (a). gambar rangkaian sederhana dengan sumber arus dc(b). rangkaian sebenarnya

Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian cara menggunakan Ampermeter

Gambar 3. Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter

Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan:

h asil pengamatan= skala yangditunjukan jarumampermeterskala maksimal

x batas ukur ampermeter

Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas ukur alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur jika masih memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt secara paralel pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Ampermeter untuk memperbesar batas ukurnya.

Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah:

Rsh = 1

(n−1) RA

Dengan, Rsh = Hambatan shunt satuannya Ω (dibaca Ohm)

n =I A

I = Kelipatan batas ukur

I = Batas ukur sesudah dipasang hambatan shunt (A) IA = Batas ukur sebelum di pasang hambatan shunt (A) RA = Hambatan dalam Ampermeter ( Ω )

2. Voltmeter

Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensialantara dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter!Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai berikut:

a. Ampermeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatanshunt secara seri, Voltmeter secara paralel.

b. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil sedangkan pada Voltmeter sangat besar.

Bagaimana menggunakan Voltmeter?

Menggunakan Voltmeter berbeda dengan menggunakan Ampermeter, dalam menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda tegangannya. Misalkan Anda kan mengukur beda tegangan antara ujung-ujung lampu pada gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian dengan sumber arus dc.

Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel dari voltmeter ke ujung-ujung lampu seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Mengukur tegangan.

h asil pengamatan= skala yangditunjukan jarumvoltmeterskala maksimal

xbatas ukur

Seperti pada saat Anda menggunakan Ampermeter, jika jarum pada voltmeter melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang Anda ukur lebih besar dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus memperbesar batas ukur. Caranya dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada voltmeter. Seperti gambar 7.

Gambar 7. Rangkaian hambatan muka (Rm) pada Voltmeter untuk memperbesar batas ukurnya.

Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah:

Rm = (n – 1) Rv

Dengan, Rm = hambatan muka ( ) n = kelipatan batas ukur Voltmeter

Vv = batas ukur Voltmeter sebelum dipasang hambatan muka (Volt) V = batas ukur Voltmeter setelah dipasang hambatan muka (Volt) Rv = hambatan dalam Voltmeter ( Ω )

F. PENERAPAN LISTRIK DINAMIS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Coba perhatikan bola lampu di rumah! Bila bola lampu diberi tegangan (V), apa yang terjadi? Yang terjadi adalah arus mengalir melalui filamen, sehingga bola lampu menyala.

Tegangan yang diberikan pada suatu alat listrik seperti bola lampu harus disesuaikan dengan tegangan yang seharusnya diperuntukkan bagi alat tersebut. Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang lebih kecil dari yang seharusnya sehingga lampu 220 V tersebut, menyala redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan 220 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar.

Jadi Anda harus memahami, bila Anda mempunyai sesuatu alat listrik harus dengan tegangan yang ada di rumah dan tegangan yang tercantum di alat listriktersebut.

BAB IIISIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak, cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik.

2. Hukum-hukum yang berlaku dalam listrik dinamis adalah : 4) Hukum Ohm, berbunyi “Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar

berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap”.

5) Hukum I Kirchoff, berbunyi “Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut”.

6) Hukum II Kirchoff, berbunyi “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.

3. Alat ukur yang digunakan dalam listrik dinamis adalah ampermeter dan voltmeter.

4. Penerapan listrik dinamis dalam kehidupan sehari-hari salah saunya pada penggunaan bola lampu.

B. SARAN

1. Karya ini dapat saya gunakan sebagai penambah pengalaman dan pengembangan studi yang lebih lanjut.

2. Bagi pembaca dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran.3. Bagi semua pihak yang berkepentingan dapat mengembangkan karya ini

menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta : Erlangga

http://bl4ckind13.blogspot.com/2008/09/penemu-listrik-pertama.html

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/9826779/Handoutslistrikdinamis.docx.html

http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Fisika/LISTRIK%20DINAMIS%201.pdf

http://imacokladh.wordpress.com/2009/05/22/listrik-dinamis/

http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1