lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_ivan...

98
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: others

Post on 06-Mar-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

DESAIN ENVIRONMENT UNTUK ANIMASI 2D “VANRA”

Laporan Tugas Akhir

Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain (S.Ds)

Nama : Ivan Valentino

NIM : 13120210114

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Fakultas : Seni & Desain

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2017

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

ii

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ivan Valentino

NIM : 13120210114

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Fakultas : Seni & Desain

Universitas Multimedia Nusantara

Judul Tugas Akhir:

DESAIN ENVIRONMENT UNTUK ANIMASI 2D “VANRA”

dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya Tugas Akhir ini adalah asli dan

belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana, baik di Universitas

Multimedia Nusantara maupun di perguruan tinggi lainnya.

Karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan

pelaksanan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali

arahan pembimbing akademik dan nara sumber.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya

penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul

“Desain Environment untuk Animasi 2D Vanra”.

Topik ini dipilih oleh penulis karena environment merupakan salah satu

aspek penting selain animasi karakter. Karena merupakan aspek penting tersebut,

pengerjaannya juga membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, dengan

topik ini penulis ingin membagikan kepada pembaca bagaimana metode

perancangan desain environment dalam animasi.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa atas

bantuan-bantuan dari berbagai pihak laporan ini dapat dikerjakan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Yusup S. Martyastiadi, S.T., M.Inf.Tech. selaku Ketua Program

Studi Desain Komunikasi Visual, UMN.

2. Bapak Hendrico Firzandy, S.T., M.Ars dan Bapak Christian Aditya,

S.Sn., M.Anim selaku dosen pembimbing atas saran dan bimbingan

yang diberikan.

3. Pihak-pihak yang langsung terkait dengan proses penulisan Tugas

Akhir/Skripsi

4. Keluarga dekat dan tim animasi dalam memotivasi dan menjaga

semangat dalam mendesain.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

vii

ABSTRAKSI

Pada laporan tugas akhir ini, penulis membahas topik tentang desain

environment untuk sebuah animasi 2D dengan tema kerajaan. Laporan ini berisi

apa saja yang diperlukan untuk merancang environment dan bagaimana metode

perancangannya.

Penulis memilih topik ini karena dalam sebuah animasi, karakter

membutuhkan wilayah atau panggung untuk dia berperan. Panggung itu adalah

environment. Hal ini membuat environment menjadi salah satu aspek penting

dalam animasi. Tidak hanya sebagai panggung tempat karakter bergerak, namun

juga environment dapat menunjukan secara singkat latar belakang karakter, kultur,

dan situasi dalam cerita tersebut. untuk mencapai semua ini, membutuhkan

banyak pemahaman. Oleh karena itu, penulis mengangkat topik ini untuk

menjelaskan apa yang dibutuhkan untuk mendesain sebuah environment di mulai

dari mencari teori literatur, menentukan konsep desainnya, sampai metode

perancangannya. Penulis berharap topik ini dapat digunakan sebagai bahan

referensi mahasiswa animasi lainnya.

Kata Kunci: environment, animasi, Indonesia.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

viii

ABSTRACT

In this final report, the author discusses the topic of environmental design

for a kingdom-themed 2D animation. It contains about what is needed for

designing an environment and what the design methodology is.

The author chose this topic because in animation, the character needs a

place or a stage for it to act. The stage is environment. It makes the environment

as one of the most important aspect in animation. Not only as a stage for

character to act, the environment can show instantly the backstory of the

character, culture, and situation of the story. To achieve all of this require a lot of

knowledge. Therefore, the author chose this topic to explain what is needed for

environment design from the theory and literature, define the design concept, until

design methodology. The author hopes that this topic can be used as a reference

for other animation student.

Keyword: environment, animation, Indonesia

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

ix

DAFTAR ISI

DESAIN ENVIRONMENT UNTUK ANIMASI 2D “VANRA” ....................... I

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT .................... II

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR................................................ IV

KATA PENGANTAR ......................................................................................... IV

ABSTRAKSI ...................................................................................................... VII

ABSTRACT ...................................................................................................... VIII

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IX

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XII

DAFTAR TABEL............................................................................................... XV

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... XVI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah...................................................................................... 3

1.4. Tujuan Tugas Akhir ................................................................................ 3

1.5. Manfaat Tugas Akhir .............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1. Definisi Animasi ..................................................................................... 5

2.2. Sejarah Animasi 2D ................................................................................ 5

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

x

2.3. Definisi Environment ............................................................................ 10

2.4. Jenis Environment dalam Animasi........................................................ 11

2.5. Menata Environment ............................................................................. 11

2.6. Arsitektur............................................................................................... 21

2.6.1. Arsitektur sebagai Komunikasi ................................................. 21

2.6.2. Arsitektur Indonesia .................................................................. 21

2.6.3. Rumah Adat Suku Karo ............................................................ 22

BAB III METODOLOGI .................................................................................. 25

3.1. Gambaran Umum .................................................................................. 25

3.1.1. Sinopsis ..................................................................................... 27

3.1.2. Desain Karakter Hamarung ....................................................... 27

3.1.3. Desain Karakter Raja Banggai .................................................. 29

3.1.4. Posisi Penulis ............................................................................ 30

3.2. Desain Environment .............................................................................. 30

3.2.1. Konsep Visual Rumah Hamarung ............................................. 31

3.2.2. Konsep Visual Istana Raja Banggai .......................................... 33

3.2.3. Objek Penelitian ........................................................................ 35

3.3. Penerapan Konsep ................................................................................. 43

1. Perancangan Environment Raja Banggai .......................................... 43

2. Perancangan Interior Ruang Penyimpanan Buku Pusaka ................. 47

3. Perancangan Environment Rumah Hamarung .................................. 49

4. Perancangan Interior Rumah Hamarung ........................................... 54

BAB IV ANALISIS ............................................................................................. 57

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xi

4.1. Analisa Environment Berdasarkan Konsep Visual ............................... 57

1. Environment Istana Raja Banggai ..................................................... 57

2. Interior Ruang Penyimpanan Buku Pusaka....................................... 60

3. Environment Rumah Hamarung ....................................................... 63

4. Interior Rumah Hamarung ................................................................ 67

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 70

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 70

5.2. Saran ...................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... XIV

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lukisan Binatang................................................................................ 6

Gambar 2.2. Simulasi Lukisan Dewi Isis ................................................................ 6

Gambar 2.3. The Flipper Book ............................................................................... 7

Gambar 2.4. Steamboat Willie ................................................................................ 8

Gambar 2.5. Flower and Trees ................................................................................ 9

Gambar 2.6. Snow White and the Seven Dwarfs .................................................. 10

Gambar 2.7. One-point Perspective ...................................................................... 12

Gambar 2.8. Two-point perspective ...................................................................... 13

Gambar 2.9. Three-point perspective .................................................................... 14

Gambar 2.10. Space Mengarahkan Penonton ....................................................... 15

Gambar 2.11. Space dalam Animasi Kiki’s Delivery Service .............................. 15

Gambar 2.12. Props pada Animasi Kiki’s Delivery Service ................................. 17

Gambar 2.13. Lighting pada Animasi Kiki’s Delivery Service ............................ 18

Gambar 2.14. Tekstur pada Animasi Kiki’s Delivery Service.............................. 19

Gambar 2.15. Elemen Desain pada Animasi Princess Mononoke ........................ 20

Gambar 2.16. Rumah adat Si Waluh Jabu ............................................................ 23

Gambar 2.17. Ornamen Rumah Adat Si Waluh Jabu ........................................... 24

Gambar 3.1. Skematika Perancangan Environment 2D “Vanra” ......................... 26

Gambar 3.2. Denah Rumah Hamarung ................................................................. 31

Gambar 3.3. Denah Interior Rumah Hamarung .................................................... 33

Gambar 3.4. Denah Istana Raja Banggai .............................................................. 34

Gambar 3.5. Denah Interior Ruang Penyimpanan Buku Pusaka .......................... 35

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xiii

Gambar 3.6. Avatar The Last Airbender ............................................................... 36

Gambar 3.7. Bangunan Negara Api ...................................................................... 37

Gambar 3.8. Desa Pulau Kyoshi ........................................................................... 38

Gambar 3.9. Rumah adat Si Waluh Jabu .............................................................. 40

Gambar 3.10. Bentuk Lain Atap Rumah Si Waluh Jabu ...................................... 41

Gambar 3.11. Ornamen Rumah Adat Si Waluh Jabu ........................................... 42

Gambar 3.12. Sketsa Awal Istana Raja Banggai................................................... 43

Gambar 3.13. Revisi Sketsa Istana Raja Banggai ................................................. 44

Gambar 3.14. Sketsa Final Istana Raja Banggai ................................................... 44

Gambar 3.15. Desain Final Istana Raja Banggai .................................................. 45

Gambar 3.16. Space pada Environment Istana Raja Banggai ............................... 46

Gambar 3.17. Design Elements pada Environment Istana Raja Banggai ............. 47

Gambar 3.18. Space pada Desain Ruang Penyimpanan Buku .............................. 48

Gambar 3.19. Objek Utama pada Desain Ruang Penyimpanan Buku .................. 48

Gambar 3.20. Desain Final Ruang Penyimpanan Buku ........................................ 49

Gambar 3.21. Sketsa Awal Rumah Hamarung ..................................................... 50

Gambar 3.22. Desain Visual Rumah Hamarung ................................................... 50

Gambar 3.23. Sketsa Desain Rumah Hamarung ................................................... 51

Gambar 3.24. Design Elements pada Rumah Hamarung ...................................... 52

Gambar 3.25. Texture Desain Rumah Hamarung ................................................. 52

Gambar 3.26. Props pada Desain Rumah Hamarung ............................................ 53

Gambar 3.27. Hasil Visual Desain Rumah Hamarung ......................................... 53

Gambar 3.28. Perancangan Interior Rumah Hamarung ........................................ 54

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xiv

Gambar 3.29. Props pada Interior Rumah Hamarung ........................................... 55

Gambar 3.30. Perancangan Interior Rumah Hamarung ........................................ 56

Gambar 4.1. Desain Final Istana Raja Banggai .................................................... 57

Gambar 4.2. Space pada Environment Istana Raja Banggai ................................. 58

Gambar 4.3. Design Elements pada Environment Istana Raja Banggai ............... 59

Gambar 4.4. Rumah Si Waluh Jabu ...................................................................... 60

Gambar 4.5. Space pada Desain Ruang Penyimpanan Buku ................................ 61

Gambar 4.6. Objek Utama pada Desain Ruang Penyimpanan Buku .................... 61

Gambar 4.7. Proses Desain Ruang Penyimpanan Buku ....................................... 62

Gambar 4.8. Hasil Visual Desain Rumah Hamarung ........................................... 63

Gambar 4.9. Rumah Batak Toba ........................................................................... 64

Gambar 4.10. Design Elements pada Rumah Hamarung ...................................... 65

Gambar 4.11. Texture Desain Rumah Hamarung ................................................. 65

Gambar 4.12. Props pada Desain Rumah Hamarung ............................................ 66

Gambar 4.13. Hasil Visual Desain Rumah Hamarung ......................................... 66

Gambar 4.14. Perancangan Interior Rumah Hamarung ........................................ 67

Gambar 4.15. Props pada Interior Rumah Hamarung ........................................... 68

Gambar 4.16. Perancangan Interior Rumah Hamarung ........................................ 69

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pengamatan Arsitektur Animasi “Avatar The Legend of Aang”……..38

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: STORY ............................................................................... XVIII

LAMPIRAN B: VISUAL REFERENCES ..................................................... XIX

LAMPIRAN C: TIMELINE ........................................................................ XXIII

LAMPIRAN D: KARTU ASISTENSI ........................................................ XXIV

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era teknologi sekarang ini, animasi berkembang pesat di seluruh dunia.

Animasi yang awalnya dapat kita lihat di dinding gua lebih dari 35.000 tahun

yang lalu (Wiliams, 2001, hal. 11) berkembang menjadi animasi seperti sekarang.

Animasi pada masa ini menarik karena tidak hanya didukung oleh faktor karakter

saja, namun juga ada faktor dari environment. Pendapat ini didukung oleh

Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) dimana environment merupakan faktor

penting karena dapat berfungsi mendorong storytelling dalam animasi sehingga

kualitas sebuah animasi menjadi meningkat (hal. 111). Karena peran environment

tidak kalah penting dengan karakter dalam sebuah animasi membuat environment

tersebut harus didesain dengan matang agar fungsinya dapat tersampaikan dengan

baik kepada penonton.

Salah satu animasi 2D yang memiliki kriteria di atas yaitu film animasi

Princess Mononoke (1997). Film ini merupakan film buatan Jepang yang cukup

terkenal di dunia. Film ini berfokus pada hubungan manusia dengan alam dan

pengaruhnya satu sama lain. Menurut Herskovitz (1998), di negaranya sendiri

film ini mendapat keuntungan mencapai 18,25 miliar yen atau 134 juta dolar

Amerika. Kesuksesan ini tidak hanya dipengaruhi dari animasi karakternya yang

memukau, namun juga desain environment yang eksotis sehingga meningkatkan

storytelling dan kualitas animasi tersebut. Animasi ini penuh dengan pesan moral

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

2

yang tidak cukup disajikan melalui karakter animasi saja namun juga melalui

desain environment. Environment dalam animasi ini sangat dipengaruhi oleh

kultur dan budaya Jepang.

Di Indonesia juga mulai muncul animasi yang ingin mengikuti jejak

Princess Mononoke (1997) dimana mengangkat budaya atau cerita negaranya

sendiri. Animasi tersebut adalah Battle of Surabaya (2014). Film animasi ini

menceritakan seorang remaja yang ikut dalam perang di Surabaya. Karena

merupakan animasi mengenai perang yang terjadi di Surabaya, environment

dalam film ini juga sangat dipengaruhi dari budaya dan bangunan yang ada di

Surabaya.

Dari fakta di atas dapat dilihat bahwa environment sangat penting dalam

sebuah animasi dan peran seorang desainer environment sangat diperlukan dalam

meningkatkan kualitas animasi. Potensi desain environment dengan menggunakan

pengaruh dari Indonesia masih dapat ditingkatkan dan dengan perancangan

environment ini diharapkan dapat meningkatkan storytelling dan juga memberikan

kualitas yang berbeda khususnya pada animasi 2D “Vanra”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas berdasarkan latar belakang di atas adalah

bagaimana merancang environment untuk animasi pendek “Vanra”?

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

3

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Environment yang dirancang dibatasi atas exterior dan interior rumah

Hamarung, serta exterior kerajaan dan interior ruang penyimpanan buku Raja

Banggai dalam animasi 2D “Vanra”.

2. Perancangan dilakukan menggunakan referensi utama dari arsitektur

tradisional Batak Karo.

3. Pembahasan dalam laporan tugas akhir ini meliputi space, props,

pencahayaan, dan design elements pada komponen bangunan.

1.4. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan Tugas Akhir adalah untuk merancang environment rumah Hamarung dan

kerajaan raja Banggai yang akan digunakan sebagai acuan Background untuk

animasi 2D “Vanra”.

1.5. Manfaat Tugas Akhir

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Menambah kreativitas, wawasan, dan pemahaman dalam bidang keilmuan desain

environment untuk animasi.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

4

2. Bagi Orang Lain

Sebagai acuan referensi laporan pada bidang keilmuan desain environment untuk

animasi.

3. Bagi Universitas

Sebagai acuan referensi bagi mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara dalam

melakukan penelitian atau perancangan pada bidang keilmuan yang serupa.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Animasi

Menurut (Beal, n.d) animasi adalah simulasi gerak yang ditampilkan melalui ilusi

suatu gambar yang ditunjukan secara berurutan. Pendapat ini didukung oleh

Withrow (2009) yang menjelaskan bahwa animasi merupakan ilusi optik dari

gambar-gambar berurutan yang bergerak secara cepat. Ini sesuai dengan teori

persistence of vision dimana persepsi visual dari suatu objek tidak berhenti untuk

sementara setelah terkena cahaya. Karena persepsi visual tersebut tidak berhenti

dan gambar diperlihatkan secara berurutan membuat gambar yang dilihat tersebut

seakan bergerak (hal.10).

2.2. Sejarah Animasi 2D

Dalam buku The Animator’s Survival Kit (Williams, 2001, hal. 11 – 20) animasi

sendiri sudah dikenal oleh manusia sejak 35.000 tahun yang lalu. Manusia

melukis binatang pada dinding-dinding gua dan terkadang memberi empat pasang

kaki untuk menunjukkan pergerakkan.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

6

Gambar 2.1. Lukisan Binatang

(Richard Williams, 2001)

Di Mesir, Pharaoh Rameses II membuat kuil untuk dewi Isis pada tahun

1600 SM yang dimana kuil tersebut memiliki 110 kolom dan di setiap kolom

terdapat figur lukisan dewi tersebut secara berurutan berubah posisi. Gambar ini

membuat penunggang kuda dan kereta kuda yang melewati kuil tersebut melihat

seakan-akan dewi tersebut bergerak.

Gambar 2.2. Simulasi Lukisan Dewi Isis

(Richard Williams, 2001)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

7

Pada masa awal modern, orang-orang berlomba-lomba untuk membuat

alat yang dapat menampilkan ilusi pergerakkan. Hingga pada tahun 1830-an

fotografi ditemukan, alat terbaru untuk menampilkan ilusi pergerakkan masih

dibuat lewat gambar tangan dan bukan foto. Tahun 1824, Peter Mark Roget

menemukan kembali pengetahuan di masa klasik tentang “persistence of vision”.

Prinsip ini bertumpu pada fakta dimana mata manusia dalam waktu singkat

menyimpan gambar apapun yang mereka baru saja lihat. Prinsip inilah yang

menyebabkan ilusi pergerakkan apabila gambar diproyeksikan secara berurutan

dan cepat. Karena prinsip ini juga Roget melahirkan beberapa alat yang

menghasilkan ilusi pergerakkan salah satunya adalah The Flipper Book. The

Flipper Book ditemukan pada tahun 1868 dan merupakan alat paling sederhana

dan sangat populer di seluruh dunia. Ini hanya terdiri dari setumpuk gambar

berurutan yang menyatu seperti buku. Pegang salah satu sisinya dengan satu

tangan dan balikkan tumpukan gambar tersebut secara cepat sehingga muncul

ilusi pergerakan tersebut.

Gambar 2.3. The Flipper Book

(Richard Williams, 2001)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

8

The Flipper Book sangat terkenal bahkan perusahaan animasi terkenal

seperti Walt Disney juga menggunakan metode ini dengan kualitas yang

ditingkatkan. Pada tahun 1928 Mickey Mouse tampil dalam animasi Steamboat

Willie (1928) dan merupakan cartoon atau animasi pertama dengan suara yang

sinkron dengan adegannya.

Gambar 2.4. Steamboat Willie

(Richard Williams, 2001)

Kemudian Walt Disney membuat karya selanjutnya yaitu The Skeleton

Dance (1929) dalam Silly Symphony. Namun, pada tahun 1932 Walt Disney

membuat salah satu animasi yang fenomenal dan merupakan salah satu animasi

yang membuat terobosan baru pada masanya. Animasi fenomenal tersebut adalah

Flower and Trees (1932). Animasi ini merupakan animasi pertama dari Walt

Disney yang menggunakan warna.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

9

Gambar 2.5. Flower and Trees

(Richard Williams, 2001)

Satu tahun kemudian diikuti dengan Three Little Pigs (1933). Animasi ini

juga memberikan dampak besar pada dunia animasi karena karakter dalam

animasi ini diberi kepribadian yang berbeda satu sama lain. Hal ini membuat

karakter lebih nyata dan dapat dihubungkan dengan manusia. Walt Disney

kembali membuat terobosan dimana dalam empat tahun Walt Disney merilis Snow

White and the Seven Dwarfs (1937), film berdurasi panjang pertama di dunia.

Animasi ini tidak hanya merupakan film berdurasi panjang pertama di dunia,

namun juga kualitas gambar baik karakter maupun environment dari animasi

tersebut yang menuju ke arah seni memikat penonton selama 83 menit.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

10

Gambar 2.6. Snow White and the Seven Dwarfs

(Richard Williams, 2001)

Kesuksesan Snow White and the Seven Dwarfs (1937) menjadi fondasi

masa keemasan animasi Pinocchio (1940), Fantasia (1940), Dumbo (1941),

Bambi (1942), serta animasi pendek yang terdiri dari Donald Duck dan Mickey

Mouse. Setelah perang dunia ke dua, situasi di dunia animasi berubah. Sejak

kedatangan televisi pada tahun 1950-an, memunculkan gaya animasi yang

bermacam-macam. Salah satu yang terkenal yaitu dari UPA Studio yang membuat

Mr. Magoo (1949), Gerald Mcboing Boing (1950). Animasi semakin bermacam-

macam hingga pada awal era 2000-an mulai muncul animasi tiga dimensi yang

akhirnya berkembang menjadi animasi seperti sekarang.

2.3. Definisi Environment

Dalam sebuah film animasi salah satu aspek penting selain karakter adalah

environment. Menurut White (2009), environment adalah semua objek yang tidak

bergerak dalam sebuah animasi (hal. 304). Fungsi dari environment menurut

Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) yaitu sebagai panggung tempat karakter

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

11

untuk bergerak, menentukan suasana dalam cerita, dan juga membantu

storytelling dalam animasi (hal. 111).

2.4. Jenis Environment dalam Animasi

Menurut Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) environment dikelompokkan

menjadi dua jenis, yakni exterior dan interior. Exterior adalah environment yang

menggambarkan keadaan luar ruangan seperti alam, perkotaan, perbukitan, dan

lain-lain. Interior adalah environment yang menggambarkan keadaan di dalam

ruangan seperti ruang kerja, kamar, dapur, dan sejenisnya (hal. 114).

2.5. Menata Environment

Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) menjelaskan bahwa terdapat beberapa

komponen yang harus diperhatikan seorang designer dalam merancang atau

menata sebuah environment dalam animasi. Komponen-komponen tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Space

Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) menjelaskan bahwa space adalah ruang

kosong dalam sebuah environment yang cukup luas bagi karakter melakukan

adegannya. Baik interior yang menyesakkan maupun exterior yang sangat luas,

space harus dapat mengarahkan penonton pada aksi penting dalam animasi (hal.

114). Namun terdapat pertanyaan yang muncul mengenai bagaimana menerapkan

space pada media yang datar seperti layar televisi atau sejenisnya. Block (2008)

menjelaskan salah satu cara untuk menerapkan space dalam animasi adalah

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

12

dengan Deep space. Deep space adalah ilusi 3 Dimensi pada media 2 Dimensi

seperti layar. Ini dapat dihasilkan dengan menggunakan perspektif pada desain

environment. Perspektif pada dasarnya terdiri dari one-point, two-point, dan three-

point perspective. Pada perspektif satu titik hilang atau one-point perspective,

garis bagian atas dan bawah suatu bidang kelihatan bertemu pada satu titik yang

disebut titik hilang atau TH. Dengan titik hilang ini membuat bidang terlihat

memiliki space walaupun ditampilkan pada media layar.

Gambar 2.7. One-point Perspective

(Sumber dokumentasi pribadi)

Perspektif dua titik hilang atau two-point perspective sedikit lebih

kompleks. Pada two-point perspective terdapat dua TH pada satu horizon yang

sama. Two-point perspective akan menghasilkan bidang seperti berikut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

13

Gambar 2.8. Two-point perspective

(Sumber dokumentasi pribadi)

Kemudian perspektif tiga titik hilang atau three-point perspective juga

lebih kompleks karena menggunakan tiga TH, dua pada satu horizon yang sama

dan satu lagi berada di bagian atas. Three-point perspective biasanya digunakan

bila menunjukkan suatu bidang yang lebih tinggi atau rendah, juga berada di atas

atau di bawah. Perspektif ini jika diterapkan dalam suatu bidang akan

menghasilkan hasil sebagai berikut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

14

Gambar 2.9. Three-point perspective

(Sumber dokumentasi pribadi)

Perspektif, titik hilang, dan bidang datar bila digabungkan menghasilkan

space yang dapat membantu mengarahkan pandangan penonton dalam animasi.

Pada gambar di bawah ini dapat dilihat bagaimana perspektif, titik hilang, dan

bidang datar dapat membantu mengarahkan pandangan penonton (hal.14-25).

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

15

Gambar 2.10. Space Mengarahkan Penonton

(Sumber dokumentasi pribadi)

Contoh space yang diterapkan dalam sebuah animasi adalah sebagai

berikut.

Gambar 2.11. Space dalam Animasi Kiki’s Delivery Service

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

16

Pada contoh di atas, dapat kita lihat bahwa karakter utama sedang berjalan

di jalan atau gang sempit di sebuah kota. Dalam animasi ini dapat kita lihat

penerapan space pada bidang datar tembok dan jalanannya yang semakin kecil ke

arah titik hilang. Arah pandangan pada shot animasi ini dimulai dari tokoh utama

kemudian mengikuti jalur jalan yang dia lalui. Ini terjadi karena arah pandangan

diatur oleh perspektif, titik hilang, dan bidang datar.

2. Props

Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008, hal.111) menjelaskan bahwa dalam

sebuah animasi sebuah environment tidak akan lengkap tanpa adanya props. props

adalah objek-objek yang di susun dalam sebuah environment untuk mendorong

cerita selain melalui arsitektur atau bangunan. Lokasi, bangunan, dan objek-objek

yang ada di environment tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri. Komponen-

komponen tersebut bersinergi sedemikian rupa untuk memberikan informasi

instan kepada penonton tentang latar belakang karakter dan situasi di lokasi

tersebut. Contoh yang diterapkan dalam animasi adalah sebagai berikut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

17

Gambar 2.12. Props pada Animasi Kiki’s Delivery Service

(Sumber dokumentasi pribadi)

Dari contoh animasi di atas dapat dilihat terdapat pros keranjang dan rak-

rak yang didominasi oleh roti dengan berbagai bentuk pada environment tersebut.

Dari desain props di atas dapat kita ketahui bahwa karakter di atas sedang berada

dalam sebuah toko roti. Dari informasi itu juga kita bisa berasumsi bahwa

karakter tersebut sedang bekerja di tempat itu. Informasi di atas tidak akan

tersampaikan penonton tanpa bantuan props yang ada pada environment tersebut.

3. Lighting

Elemen penting dalam sebuah animasi yang dikemukakan Sullivan, Schumer, dan

Alexander (2008) untuk meningkatkan suasana dalam suatu scene adalah elemen

lighting. Lighting dapat menunjukkan atau menyembunyikan detail, menunjukan

sebuah bentuk, dan juga mengatur arah fokus (hal. 118). Pendapat ini juga

didukung oleh Katatikarn dan Tanzillo (2017) dimana tujuan lighting yaitu

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

18

pertama mengarahkan fokus penonton. Scene atau shot dalam sebuah animasi

dapat menjadi sangat kompleks dan peran lighting adalah meyakinkan arah fokus

penonton pada area layar yang sangat penting dalam shot animasi tersebut. ke dua

memberikan estetika visual dalam sebuah scene animasi dengan menunjukkan

bentuk di semua objek. Bentuk visual environment dalam animasi memiliki

kemiripan nilai dengan lukisan jika seorang desainer environment menerapkan

lighting pada environment tersebut. Lighting dapat memberikan volume pada

objek di environment tersebut sehingga memberi kesan 3 dimensi pada media 2

dimensi. dan membantu menjelaskan cerita. Seperti pada setiap elemen dalam

sebuah environment, lighting juga bertugas untuk membantu menjelaskan cerita

yang tidak dapat disampaikan lewat karakter atau elemen environment lainnya

(hal. 14). Elemen ini akan bersinergi dengan environment sehingga membuat

sebuah value dalam animasi. Contoh lighting yang di terapkan dalam animasi

adalah sebagai berikut.

Gambar 2.13. Lighting pada Animasi Kiki’s Delivery Service

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

19

Pada shot dalam animasi di atas, terdapat rumah yang berada di tengah

hutan dan cahaya masuk ke hutan tersebut. Dari lighting yang masuk dapat dilihat

bahwa rumah tersebut menjadi fokus utama pada shot animasi tersebut. selain itu,

dengan lighting memberikan estetika visual pada rumah dalam shot ini.

4. Texture

Menurut Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) setiap environment memiliki

tekstur, baik permukaan kasar seperti batu bata, permukaan keras dari meja,

maupun kehalusan dari permukaan mahkota bunga. Tekstur adalah serat, material,

pola, fleksibilitas, atau kekakuan yang memberikan kualitas pada objek di dunia.

Jumlah tekstur menentukan tingkatan detail dan realistis objek dalam environment

(hal. 115). Pendapat ini didukung oleh Hernandez (2013) dimana tekstur dapat

membantu memberi kesan nyata pada objek yang ada pada environment. Tekstur

tersebut merupakan penggunaan garis atau shading yang memberikan ilusi

pengalaman taktil (peraba) dalam ilustrasi pada bidang 2 dimensi (hal. 79).

Contoh tekstur dalam animasi adalah sebagai berikut.

Gambar 2.14. Tekstur pada Animasi Kiki’s Delivery Service

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

20

Pada contoh animasi di atas, dapat dilihat bahwa animasi ini sangat kaya

akan tekstur. Ini terlihat dari tekstur kayu yang terdapat pada bagian rumah dan

pepohonan, tekstur rumput dan batu, serta refleksi kaca pada jendela rumah.

Dengan tekstur yang detail seperti di atas membuat animasi terlihat realistis.

5. Design Elements

Menurut Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008) garis, bentuk, dan skala pada

unsur-unsur dalam sebuah environment menyampaikan maksud dan membuat

style pada environment tersebut. sebuah environment yang dikomposisikan dari

bentuk atau shape organik memiliki emosi yang berbeda dengan yang dibuat

dengan bentuk-bentuk geometri. Bentuk melengkung dan horizontal

mengorientasikan emosi tenang dan stabil. Sedangkan bentuk diagonal dengan

ujung tajam dan bentuk pengulangan pada posisi vertikal menghasilkan energi dan

ketegangan (hal. 121). Contoh elemen desain yang diterapkan dalam animasi

adalah sebagai berikut.

Gambar 2.15. Elemen Desain pada Animasi Princess Mononoke

(Sumber Dokumentasi Pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

21

Dari environment di atas dapat dilihat terdapat banyak sudut tajam baik

pada tembok benteng maupun kayu yang ditancapkan di sekeliling benteng

tersebut. dari desain tersebut dapat diketahui terdapat intensitas ketegangan pada

environment ini. Namun, tidak hanya itu. Terdapat bentuk vertikal pada atap

bangunan dalam benteng tersebut yang memberi kesan stabil. Dari informasi itu

dapat kita ambil asumsi bahwa environment dalam benteng tersebut merupakan

environment yang baik. Namun, yang membuat intensitas ketegangan adalah

sesuatu dari luar benteng.

2.6. Arsitektur

Setiap manusia membutuhkan tempat berteduh. Karena kebutuhan ini membuat

manusia menemukan cara membangun bangunan menggunakan arsitektur. Di

masa sekarang ini arsitektur tidak hanya sebagai tempat berlindung, namun juga

sebagai salah satu bentuk seni. Vituvius menjelaskan bahwa merancang sebuah

bangunan membutuhkan fungsi, struktur, dan estetik (O’Gorman, 1998, hal. 10).

2.6.1. Arsitektur sebagai Komunikasi

Menurut O’Gorman (1998), Arsitektur tidak hanya sebuah bangunan namun

sebagai media komunikasi. Komunikasi ini dapat disampaikan melalui desain dan

juga tempatnya di masyarakat.

2.6.2. Arsitektur Indonesia

Menurut Tjahjono (1998), Indonesia memiliki kemiripan warisan budaya antara

satu daerah dengan daerah lainnya. Tidak hanya dalam kelompok atau grup

bahasa, namun juga dalam warisan desain arsitekturnya. Salah satu karakteristik

umum desain arsitektur Indonesia yaitu atap tinggi berventilasi untuk mengatasi

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

22

masalah lingkungan yang hanya memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim

hujan.

Selain itu, karakteristik lain dari rumah adat Indonesia dapat dilihat dari

susunan dan coraknya yang homogen, akrab dengan alam, dan juga dipengaruhi

dengan kepercayaan mistis. Karakteristik tersebut didasari oleh faktor iklim dan

alam, kebiasaan atau cara hidup masyarakat sehari-hari, sumber daya alam,

peralatan yang digunakan, dan juga ilmu pengetahuan manusia.

2.6.3. Rumah Adat Suku Karo

1. Sejarah Rumah Adat Suku Karo

Rumah adat Si Waluh Jabu merupakan rumah adat yang berasal dari kabupaten

Karo, Sumatera Utara. Rumah tersebut dapat ditemukan di desa Lingga yang

merupakan bekas dari kerajaan Lingga Tanah Karo. Desa atau kampung ini

berada di bawah kaki gunung Sinabung. Gunung ini merupakan salah satu puncak

tertinggi di Sumatera Utara. Desa ini dikenal karena memiliki bangunan

tradisional yang berusia mencapai ratusan tahun. Bangunan utamanya yaitu rumah

Si Waluh Jabu bahkan berusia 250 tahun (Nasution, 2014). Arsitektur rumah adat

suku Karo dapat dibilang sangat maju untuk masanya. Ini dapat dilihat dari

fondasi bangunan yang dibuat sedemikian rupa untuk menghadapi adanya gempa

sehingga tetap kokoh.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

23

Gambar 2.16. Rumah adat Si Waluh Jabu

(https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/1e/77/3b/1e773b4ef25e024076ce96536ea1016f.jpg)

2. Karakteristik Rumah Adat Suku Karo

Karakteristik rumah adat suku Karo adalah sebagai berikut. Dalam segi bangunan,

rumah adat suku Karo yang adalah Si Waluh Jabu dibuat dengan ketinggian lebih

dari 10 meter dari permukaan tanah untuk menghindari ancaman binatang buas.

Selain itu, dengan dibuat lebih tinggi pemilik rumah juga dapat menggunakannya

sebagai tempat ternak dan tempat menyimpan kayu bakar.

Bentuk atap ada yang satu tingkat. Namun ada juga yang bertingkat tiga

dan berbentuk segitiga. Konon pembagian serba tiga ini melambangkan adanya

ikatan “sangkap sitelu” yaitu ikatan tiga kelompok keluarga Kalimbutu, Senina

dan Sembunyak. Sebagaimana pengertian “dalihan na tolu” (tungku nan tiga)

pada masyarakat Batak. Kedua ujung atap rumah adat Si Waluh Jabu terbuat dari

ijuk dan terdapat anyaman bambu berbentuk segitiga yang disebut “ayo-ayo”. Di

atas anyaman tersebut terdapat tanduk atau kepala kerbau. Kepala kerbau dengan

posisi menunduk dipercaya penduduk suku Karo sebagai penolak bala.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

24

Gambar 2.17. Ornamen Rumah Adat Si Waluh Jabu

(https://1.bp.blogspot.com/-

bTJqVZaZVJs/VtMcoZnCqAI/AAAAAAAAHdM/ZHRVJ4hg5jM/s1600/IMG_97761.jpg)

Selain bangunan, karakteristik ornamen yang dimiliki juga khas. terdapat 5

warna dalam ornamen atau ukiran di dinding rumah. Makna dari warna tersebut

sayangnya tidak diketahui secara pasti. Hanya tinggal penduduk yang lanjut usia

yang mengetahui makna dari warna tersebut. Menurut salah satu warga suku

Karo, 5 warna dalam ornamen tersebut melambangkan hubungan antara 5 marga

besar dalam suku Karo. Warna tersebut terdiri dari warna merah, hitam, putih,

biru, dan kuning keemasan. Ornamen-ornamen mengandung arti mistik, ini

berkaitan dengan kepercayaan pada masa itu. Secara umum menggambarkan jati

diri, kebersatuan keluarga dan permohonan keselamatan. Selain itu mereka selalu

menggambarkan cicak di dinding rumah mereka, baik nampak seperti cicak

sebenarnya ata upun bentuk yang menyerupainya artinya, orang Batak dapat

beradaptasi dengan lingkungannya seperti hidup cicak. Bahan pewarna untuk

membuat ornamen tersebut dibuat dari alam (Nasution, 2014).

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 42: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

25

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan metode perancangan environment untuk

animasi 2D “Vanra”. Bab ini dimulai dengan menjelaskan sinopsis cerita animasi

kemudian dilanjutkan ke posisi penulis. Pada subbab ini penulis menjelaskan

perannya dalam proyek animasi ini.

Setelah itu, menjelaskan 3 dimensional karakter dari Hamarung dan Raja

Banggai. Ini akan membantu menetapkan konsep visual dalam merancang

environment pada animasi 2D “Vanra”. Metode dilanjutkan pada proses desain.

Proses ini terdiri dari beberapa subbab. Dimulai dari konsep visual. Subbab ini

menjelaskan apa konsep yang ingin dicapai dalam perancangan environment

tersebut berdasarkan 3 dimensional karakter.

Setelah itu proses berlanjut pada objek penelitian. Penelitian dilakukan

penulis adalah dengan mengobservasi objek yang menjadi referensi acuan penting

pada animasinya. Objek yang diobservasi yaitu animasi “Avatar the Legend of

Aang” dan juga arsitektur Si Waluh Jabu dari Batak Karo. Penulis memilih

animasi tersebut sebagai objek penelitian karena memiliki kemiripan setting

waktu dimana dimasa kerajaan.

Untuk arsitektur penulis memilih Si Waluh Jabu sebagai acuan arsitektur

untuk animasi “Vanra” karena bentuk arsitekturnya yang unik, tidak biasa, dan

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 43: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

26

menarik untuk penulis. Kemudian akhirnya penulis menerapkan konsep dan

informasi yang didapat ke dalam bentuk visual dengan proses yang dapat dilihat

pada bagan berikut.

Gambar 3.1. Skematika Perancangan Environment 2D “Vanra”

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 44: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

27

3.1.1. Sinopsis

Aro Zamati, seorang anak pesilat tangguh telah melihat ayahnya mati di tangan

Raja Banggai dalam pertarungan memperebutan kitab yang sengit. Aro yang

hampir di bunuh Raja Banggai di selamatkan Hamarung, namun kitabnya jatuh

dan di ambil Raja Banggai. Aro yang selamat dididik hingga besar oleh

Hamarung. Saat Aro sudah besar dan Hamarung meninggal karena tua, Aro

memutuskan menyelinap ke istana raja untuk mencuri kembali Kitab ayahnya,

namun saat mengambil kitab itu, Aro harus berhadapan dengan Raja Banggai

yang berakhir dengan pertarungan sengit. Aro yang lebih mengungguli raja itu

memilliki kesempatan membunuhnya namun tidak dilakukan. Dia lebih memilih

membakar kitab itu di depan raja kemudian pergi meninggalkan kerajaan itu.

Setting tempat cerita dalam animasi ini adalah di Batak dan setting waktu masa

kerajaan. Ini merupakan karya fiksi dengan menggunakan pengaruh dari Batak

Karo.

3.1.2. Desain Karakter Hamarung

1. Fisiologi

Hamarung merupakan seorang laki-laki berumur 30 tahun dengan tinggi sekitar

170 cm. Dia memiliki fisik yang cukup prima karena merupakan murid dari ayah

tokoh utama Sernas, seorang pendekar silat. Fisik Hamarung tidak hanya prima

karena berlatih bela diri, namun juga karena mata pencahariannya seorang nelayan

membuat fisiknya tetap terjaga. Dia memiliki rambut yang panjang terikat dengan

pakaian yang sederhana.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 45: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

28

Semenjak Sernas meninggal, Hamarung membawa Aro ke tempat

tinggalnya. Dia merawat dan melatih Aro. Fokus Hamarung yang hanya pada

merawat dan melatih Aro membuat kondisi fisiknya menurun. Hamarung

meninggal pada saat Aro berusia 19 tahun.

2. Psikologi

Hamarung memiliki kepribadian yang bijaksana, peduli pada orang lain,

sederhana, dan introver. Hal itu membuatnya jarang berkomunikasi dengan orang

lain. Karena dia murid Sernas, membuatnya hanya sering berkomunikasi dengan

gurunya tersebut. Dari situ Hamarung ditanamkan sifat yang bijaksana oleh

Sernas. Hamarung memiliki mata pencaharian seorang nelayan.

Hal itu membuatnya memiliki kepribadian yang sederhana. Kepeduliannya

muncul setelah Hamarung menyelamatkan Aro dari Raja Banggai. Hal itu

membuatnya hanya fokus merawat dan melatih Aro dalam persiapan melawan

Raja Banggai.

3. Sosiologi

Hamarung adalah seorang laki-laki yang memiliki mata pencaharian sebagai

nelayan. Rumahnya berada di pinggiran pantai namun tidak ada tetangga atau

orang lain yang tinggal di area tersebut. Dia menyambung hidupnya melalui

pekerjaan sebagai nelayan, namun terkadang dia akan pergi ke desa yang tidak

jauh dari rumahnya untuk berlatih bela diri dengan Sernas.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 46: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

29

Walaupun terkadang dia datang ke desa, namun dia kurang berkomunikasi

dengan penduduk di desa tersebut. Dia hanya sering berkomunikasi dengan

gurunya saja. Setelah desa tersebut diserang Raja Banggai dan hanya Aro saja

yang dapat diselamatkan, dia mengisolasikan dirinya untuk menyembunyikan

Aro, merawatnya, dan melatihnya semua yang diajarkan gurunya pada Aro.

3.1.3. Desain Karakter Raja Banggai

1. Fisiologi

Raja Banggai adalah seorang pria dengan tinggi 178 cm. Sebagai seorang raja dia

menunjukkan kekuasaannya melalui pakaian yang digunakannya. Pakaiannya

mewah dengan beberapa motif. Fisiknya prima dan kekar karena dia juga melatih

kemampuan beladirinya. Dia memiliki wajah yang tegas dengan perawakan yang

kasar. Hal ini membuatnya semakin ditakuti oleh rakyatnya.

2. Psikologi

Raja Banggai memiliki kepribadian yang rakus kekuasaan, ambisius, dan egois.

Hal itu membuatnya menjadi sangat ditakuti karena bila dia menginginkan

sesuatu, dia akan menggunakan cara apa saja untuk mendapat apa yang

diinginkannya. Setelah dia mendapatkan sesuatu yang berharga, dia akan

menyimpannya seakan-akan sebagai sebuah koleksi untuk kepuasannya sendiri.

3. Sosiologi

Raja Banggai adalah raja yang ditakuti oleh rakyatnya. Karena dia seorang yang

rakus dan egois, dia dapat melakukan apa saja bahkan sampai menyerang

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 47: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

30

rakyatnya sendiri untuk mendapatkan apa yang dia mau seperti ketika dia

menyerang desa tempat tinggal Aro dan membunuh Sernas untuk mengambil kita

pusaka.

3.1.4. Posisi Penulis

Penulis merupakan bagian dari kelompok yang terdiri dari empat orang.

Kelompok ini terdiri dari Aloysius Gonzaga Sindhu yang mengambil bagian

sebagai animator, Theodora Calista sebagai sound designer, Steffi Diannira

Kusuma berperan di character costume designer, sementara penulis berperan

sebagai environment designer dalam animasi pendek “Vanra”.

Cerita dari animasi pendek ini merupakan cerita yang dikembangkan

bersama menjadi sebuah animasi 2D dengan genre action fiksi. Pada tahap

selanjutnya kelompok melakukan diskusi mengenai konsep visual yang

dinginkan. Penulis bekerja sama dengan animator dalam merancang environment

agar sesuai dengan storyboard. Selanjutnya penulis mulai merancang bentuk

visual dari konsep yang telah disepakati kelompok.

3.2. Desain Environment

Pada subbab ini, penulis menjelaskan metodologi desainnya mulai dari konsep

visual berdasarkan 3 dimensional karakter, objek penelitian, hingga penerapan

konsep visual environment pada animasi 2D “Vanra”. Konsep visual dibuat

berdasarkan 3 dimensional karakter yang telah dijelaskan sebelumnya.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 48: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

31

3.2.1. Konsep Visual Rumah Hamarung

Hamarung adalah murid dari ayah Aro. Dia adalah orang sederhana yang

memiliki kepribadian bijaksana dan setia dengan gurunya. Karena ia dapat

dibilang seorang pendekar, umumnya ia memiliki alat untuk melatih

kemampuannya tersebut. Namun, karena situasi dimana dia harus

menyembunyikan Aro mempengaruhi objek-objek sekitar rumahnya. Konsep

visual untuk rumah Hamarung yaitu rumah sederhana yang sepi dan jauh dari

penduduk. Karena Hamarung bekerja sebagai nelayan, membuat rumahnya berada

di pinggir pantai. Hal ini menguntungkannya dalam menyembunyikan Aro dari

Raja Banggai dimana istananya berada di wilayah dataran tinggi yang jauh dari

pantai. Selain itu, lokasi pinggir pantai bagus agar Hamarung dapat melatih Aro

seni bela diri tanpa ada siapapun yang mengganggu. Berikut denah rumah

Hamarung.

Gambar 3.2. Denah Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 49: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

32

Dalam segi desain arsitektur masih memiliki kemiripan dengan arsitektur

istana Raja Banggai yaitu dipengaruhi gaya arsitektur dari Batak Karo. Namun,

karena rumah Hamarung berada di daerah pantai, fungsi rumah tersebut dibuat

lebih tinggi agar tidak terendam oleh pasang air laut. Selain itu terdapat satu

bangunan kecil sebagai tempat penyimpanan makanan mereka. Ornamen yang

terdapat pada bangunan-bangunan ini dibuat tidak serumit atau lebih kompleks

dari ornamen pada istana Raja Banggai untuk menunjukkan perbedaan kasta.

Karena lokasi mereka tinggal di pinggir pantai, sumber makanan

Hamarung adalah dari laut. Oleh karena itu, di sana terdapat properti seperti

perahu, tiang-tiang untuk menjemur ikan tangkapannya, dan lain-lain. Namun,

properti itu tidak hanya digunakan sebagai alat untuk nelayan saja. Properti

tersebut juga digunakan Hamarung untuk melatih Aro seni bela diri. Hamarung

menggunakan properti tersebut sebagai alat latihan supaya apabila orang-orang

dari kerajaan Raja Banggai melewati rumahnya, mereka tidak sadar sehingga Aro

masih tetap aman. Interior dalam rumah Hamarung juga dibuat sederhana tanpa

ada objek yang kompleks atau mewah. Denah interior rumah Hamarung adalah

sebagai berikut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 50: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

33

Gambar 3.3. Denah Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

3.2.2. Konsep Visual Istana Raja Banggai

Kemudian, konsep visual untuk istana kerajaan Raja Banggai yaitu wilayah istana

yang luas dengan bentuk atap dan ukiran-ukiran yang memiliki bentuk sudut yang

tajam. Hal ini untuk melambangkan bahwa wilayah tersebut dikuasai oleh seorang

raja yang jahat.

Susunan denah pada istana ini adalah sebagai berikut. Dalam wilayah

istana terdapat beberapa bangunan yang menyebar rata. Bangunan ini disatukan

menjadi satu wilayah dengan dikelilingi benteng. Kemudian, terdapat bangunan

utama yang disusun ditengah. Orang-orang yang ingin bertemu dengan raja harus

melewati bangunan ini. Namun, hanya orang-orang kelas tertentu yang dapat

bertemu dengan raja tersebut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 51: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

34

Gambar 3.4. Denah Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Bangunan utama yang berada di barisan tengah memiliki ukuran lebih

besar dari pada bangunan yang menyebar di sekeliling istana. Bangunan yang ada

di sekeliling istana memiliki bentuk yang serupa satu sama lain. Kemudian, salah

satu dari bangunan tersebut merupakan tempat Raja Banggai menyembunyikan

kitab yang dicurinya.

Penulis ingin menunjukkan interior tempat penyimpanan tersebut terlihat

istimewa karena kitab itu untuk Raja Banggai merupakan salah satu koleksinya

yang berharga. Karena hal tersebut, penulis ingin mendesain interior tersebut

dengan memiliki tempat dudukan buku yang terlihat megah dengan terdapat 2

obor api di kiri dan kanan dudukan tersebut. Selain itu karena istimewa, tidak ada

benda-benda yang disimpan lainnya dalam ruangan itu. Hanya buku itu saja yang

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 52: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

35

disimpan di ruangan tersebut. Denah ruang penyimpanan buku pusaka adalah

sebagai berikut.

Gambar 3.5. Denah Interior Ruang Penyimpanan Buku Pusaka

(Sumber dokumentasi pribadi)

3.2.3. Objek Penelitian

1. Observasi Animasi

Penulis melakukan observasi untuk membuat rancangan environment yang sesuai

dengan karakter untuk film animasi 2D berjudul “Vanra”. Salah satu observasi

yang dilakukan adalah mengamati environment yang ada dalam animasi 2D.

Animasi yang menjadi objek acuan penulis untuk diobservasi yaitu “Avatar The

Last Airbender”.

Animasi 2D “Avatar The Last Airbender” bercerita tentang seorang anak

bernama Aang bersama temannya berusaha untuk menyelamatkan dunia dengan

mengalahkan raja api Ozai dengan menguasai 4 elemen alam. Animasi ini

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 53: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

36

merupakan cerita fiksi yang inspirasi dari kultur, seni, dan arsitektur dari asia

terutama dari Thailand. Environment dari animasi ini menarik dalam

menggambari kepribadian ke empat negaranya. Hal tersebut membuat penulis

menggunakan animasi ini sebagai dasar objek penelitian.

Gambar 3.6. Avatar The Last Airbender

(https://img1.etsystatic.com/060/0/10064703/il_570xN.742183743_syvm.jpg)

Observasi yang dilakukan penulis mengenai environment dari objek

penelitian di atas adalah sebagai berikut. Dalam segi desain arsitektur dan

daerahnya, environment dapat menggambarkan fungsi dari bangunan tersebut.

Tidak hanya itu, dari segi estetik juga dapat menjelaskan latar belakang dan juga

keindahan dari desain tersebut. Contoh desain environment yang di observasi

dalam animasi ini yaitu bangunan negara api dan bangunan desa di pulau Kyoshi.

Dalam animasi 2D “Avatar The Last Airbender”, Negara api merupakan

negara dimana rajanya berusaha menguasai dunia. Negara ini mengutamakan

elemen api sebagai alat dalam kegiatan mereka terutama di bidang industri dan

militer. Elemen api tersebut diterapkan dalam desain bangunannya. Desain

bangunannya diambil dari bentuk arsitektur Thailand, namun dikombinasikan

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 54: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

37

dengan elemen api. Hal ini dapat dilihat melalui bentuk atap yang dekoratif dan

terlihat seperti kobaran api. Tidak hanya itu, karena bentuknya yang memiliki

banyak sudut tajam membuat bangunan tersebut terlihat dimiliki atau dikuasai

oleh orang yang jahat. Dari material yang digunakan juga dapat dilihat bahwa

negara api merupakan negara yang maju. Ini dapat dilihat dari bahan batu yang

digunakan sebagai jalan menuju bangunan.

Gambar 3.7. Bangunan Negara Api

(https://aeb85937.files.wordpress.com/2015/09/img_7068.png)

Observasi juga dilakukan penulis pada bangunan desa di pulau Kyoshi

dalam animasi “Avatar The last Airbender”. Bangunan ini berada di daerah

dataran tinggi yang bersalju dan memiliki permukaan yang tidak datar. Karena itu

fondasi rumah-rumah di desa tersebut dibuat untuk menyeimbangkan permukaan

rumah tersebut. dalam segi desain arsitekturnya sangat berbeda dengan arsitektur

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 55: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

38

negara api. Desain rumah sangat sederhana tanpa memiliki banyak ornamen dan

motif yang mewah. Ini menunjukkan bahwa desa ini sederhana. Sangat jauh

berbeda dengan arsitektur negara api yang memiliki ornamen yang mewah dan

juga ramai dengan motif. Dari desain arsitektur desa tersebut dapat dilihat bahwa

desa ini merupakan desa yang penduduknya orang-orang yang baik.

Gambar 3.8. Desa Pulau Kyoshi

(https://catalyst.uw.edu/gopost/conversation/swelland/334861)

Hasil pengamatan penulis dari dua environment diatas adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.1. Pengamatan Arsitektur Animasi “Avatar The Legend of Aang”

Bentuk Arsitektur

Negara Api Desa Kyoshi

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 56: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

39

Banyak pengulangan sudut tajam

menunjukkan ketegangan, material

utama batu menunjukkan bangunan

mewah..

Tidak ada pengulangan bentuk tajam

terlihat stabil, warna dari kayu

menunjukkan kesederhanaan,

material utama kayu.

Ornamen

Banyak pengulangan sudut tajam

menunjukkan ketegangan.

Tidak ada ornament terlihat

sederhana.

Dari hasil pengamatan di atas, sesuai dengan Sullivan, Schumer, dan

Alexander (2008) dapat disimpulkan bahwa dalam segi elemen desain semakin

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 57: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

40

banyak bentuk pengulangan sudut tajam, dapat menunjukkan unsur ketegangan

pada environment tersebut. sebaliknya, semakin sedikit menunjukkan kestabilan

dan keseimbangan pada environment baik bentuk arsitektur maupun ornamen (hal.

121).

2. Observasi Arsitektur

Selain melakukan observasi dari animasi, penulis juga melakukan observasi dari

arsitektur yang menjadi acuan environment untuk animasi 2D “Vanra”. Arsitektur

yang menjadi referensi utama dalam merancang environment yaitu arsitektur

Batak Karo Si Waluh Jabu.

Gambar 3.9. Rumah adat Si Waluh Jabu

(https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/1e/77/3b/1e773b4ef25e024076ce96536ea1016f.jpg)

Karakteristik rumah adat suku Karo adalah sebagai berikut. Dalam segi

bangunan, rumah adat suku Karo yang adalah Si Waluh Jabu dibuat dengan

ketinggian lebih dari 10 meter dari permukaan tanah untuk menghindari ancaman

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 58: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

41

binatang buas. Selain itu, dengan dibuat lebih tinggi pemilik rumah juga dapat

menggunakannya sebagai tempat ternak dan tempat menyimpan kayu bakar.

Bentuk atap arsitektur ini bermacam-macam. Ada yang satu tingkat,

namun ada juga yang bertingkat tiga dan berbentuk segitiga. Konon pembagian

serba tiga ini melambangkan adanya ikatan “sangkap sitelu” yaitu ikatan tiga

kelompok keluarga Kalimbutu, Senina dan Sembunyak. Kedua ujung atap rumah

adat Si Waluh Jabu terbuat dari ijuk dan terdapat anyaman bambu berbentuk

segitiga yang disebut “ayo-ayo”. Di atas anyaman tersebut terdapat tanduk atau

kepala kerbau. Kepala kerbau dengan posisi menunduk dipercaya penduduk suku

Karo sebagai penolak bala.

Gambar 3.10. Bentuk Lain Atap Rumah Si Waluh Jabu

(http://www.pixoto.com/images-photography/buildings-and-architecture/homes/siwaluh-jabu-

6291450849918976.jpg)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 59: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

42

karakteristik ornamen yang dimiliki juga khas. terdapat 5 warna dalam

ornamen atau ukiran di dinding rumah. Warna tersebut terdiri dari warna merah,

hitam, putih, biru, dan kuning keemasan. Ornamen-ornamen mengandung arti

mistik, ini berkaitan dengan kepercayaan pada masa itu. Secara umum

menggambarkan jati diri, kebersatuan keluarga dan permohonan keselamatan.

Selain itu mereka selalu menggambarkan cicak di dinding rumah mereka, baik

nampak seperti cicak sebenarnya ata upun bentuk yang menyerupainya artinya,

orang Batak dapat beradaptasi dengan lingkungannya seperti hidup cicak. Bahan

pewarna untuk membuat ornamen tersebut dibuat dari alam.

Gambar 3.11. Ornamen Rumah Adat Si Waluh Jabu

(https://1.bp.blogspot.com/-

bTJqVZaZVJs/VtMcoZnCqAI/AAAAAAAAHdM/ZHRVJ4hg5jM/s1600/IMG_97761.jpg)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 60: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

43

3.3. Penerapan Konsep

1. Perancangan Environment Raja Banggai

Penulis merancang environment istana raja Banggai. Desain disesuaikan dengan

konsep visual dan objek penelitian yang telah ditentukan. Proses perancangan

dimulai dengan membuat sketsa sebagai berikut:

Gambar 3.12. Sketsa Awal Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Penulis membuat sketsa bangunan istana yang akan menjadi gedung utama

dalam environment ini. diganti karena tidak sesuai dengan konsep visual yang

diinginkan yaitu istana yang dihuni raja yang jahat. Karena itu, bentuk bangunan

dibuat kembali dari awal pada tahap sketsa.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 61: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

44

Gambar 3.13. Revisi Sketsa Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

kemudian sketsa dibuat kembali namun disesuaikan dengan aspek design

elements dimana banyak memiliki sudut tajam untuk memberi kesan bahwa istana

ini dikuasai oleh orang jahat. Arsitektur tradisional Batak Karo sendiri sudah

memiliki design elements tersebut dan kemudian dikembangkan. Bangunan utama

itu kemudian digunakan pada environment kerajaan. Environment kerajaan

tersebut disesuaikan dengan denah yang telah dibuat sebelumnya. Dengan sketsa

sebagai berikut.

Gambar 3.14. Sketsa Final Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Sketsa ini kemudian masuk ke tahap akhir dengan hasil visual sebagai

berikut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 62: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

45

Gambar 3.15. Desain Final Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Dalam gambar di atas dapat dilihat terdapat lighting dari api yang ada pada

benteng istana. Lighting dalam environment ini juga juga membantu dalam

mengarahkan penonton pada objek istana tersebut. Selain lighting dari api, cahaya

bulan juga membantu menunjukkan bentuk dari istana tersebut.

Space environment ini dibuat paralel dengan horizon dan berada di tengah.

Hal ini karena dari segi denah bangunan yang simetris dan juga yang menjadi

aspek utama pada environment ini adalah istana tersebut. Jadi, dalam segi space

agar membantu mengarahkan pandangan ke arah istana dan juga memberikan

informasi bahwa di tempat tersebut pasti akan terjadi sesuatu.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 63: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

46

Gambar 3.16. Space pada Environment Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Texture pada istana Raja Banggai tidak dapat dilihat pada visual ini.

Dengan ini kita bisa menyimpulkan bahwa istana tersebut berada pada jarak yang

cukup jauh dari pandangan sehingga detail texture tidak dapat dilihat. Namun

terdapat texture daunan dari pohon sehingga kita mendapatkan informasi bahwa

istana tersebut berada di dekat hutan.

Design elements dari istana ini dapat dilihat didominasi dengan bentuk

yang tajam terutama pada gedung utama. Dengan ini dapat menunjukkan bahwa

terdapat ketegangan pada environment tersebut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 64: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

47

Gambar 3.17. Design Elements pada Environment Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

2. Perancangan Interior Ruang Penyimpanan Buku Pusaka

Pada interior ruang penyimpanan dimana Raja Banggai melawan Aro, penulis

memulai dengan sketsa. Penulis membuat garis perspektif terlebih dahulu. Setelah

itu, penulis membuat sketsa bentuk dasar dari interior tersebut tanpa

memfokuskan diri pada detail. Sketsa dibuat sesuai dengan denah yang

diperlihatkan sebelumnya.

Perspektif yang digunakan penulis adalah one-point perspective. Pertama

karena environment ini adalah di dalam sebuah ruangan dan juga ingin

mengarahkan penonton pada objek yang berada di arah titik hilang. Objek tersebut

adalah tempat pajangan buku pusaka.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 65: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

48

Gambar 3.18. Space pada Desain Ruang Penyimpanan Buku

(Sumber dokumentasi pribadi)

Bentuk tempat pajangan buku pusaka tetap dibuat dengan referensi

bangunan tradisional Batak Karo. Dengan terdapat aspek lighting dari api yang

ada di samping tempat pajangan buku pusaka juga membantu mengarahkan

penonton pada tempat tersebut sebagai fokus utama.

Gambar 3.19. Objek Utama pada Desain Ruang Penyimpanan Buku

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 66: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

49

Dari objek utama di atas, terdapat props buku. Buku tersebut merupakan

props satu-satunya dalam environment ini karena untuk menunjukkan bahwa buku

itu merupakan buku yang sangat berharga dan apapun yang terjadi pada

environment ini pasti berhubungan dengan buku tersebut.

Texture pada interior ini didominasi oleh kayu. Ini dapat dilihat dari atap

pajangan, dinding, dan lantai dari ruang ini. Dari texture ini kita mendapatkan

informasi dengan tegas bahwa bangunan ini bukan bangunan modern melainkan

tradisional. Aspek-aspek di atas dirancang menjadi environment sebagai berikut.

Gambar 3.20. Desain Final Ruang Penyimpanan Buku

(Sumber dokumentasi pribadi)

3. Perancangan Environment Rumah Hamarung

Pada perancangan environment rumah Hamarung, desain dimulai dengan

membuat sketsa bentuk luar dan fondasi bangunan. Penggambaran yang ingin di

capai adalah rumah tersebut merupakan tempat yang aman dan tidak terlihat

menyeramkan.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 67: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

50

Gambar 3.21. Sketsa Awal Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Kemudian penulis mencoba untuk merancang dimana lokasi bangunan itu

dibangun. setelah melalui proses sketsa mulai masuk ke desain visual dari

environment itu. Hasil visual dari environment tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 3.22. Desain Visual Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 68: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

51

Desain ini diganti karena tidak sesuai dengan konsep visual yang

diinginkan, denah, dan referensi utama dimana referensi tersebut adalah dari

bangunan tradisional Batak Karo. Penulis memulai kembali proses desain dari

awal dengan visual yang sesuai dengan konsep visual, denah, dan objek penelitian

yang telah ditentukan.

Pertama penulis memulai kembali dengan membuat sebuah sketsa

bagaimana bentuk environment rumah Hamarung. Sketsa dibuat dengan

menggunakan two-point perspective. Sketsa dibuat dengan perspektif demikian

agar semua bangunan dan props yang terdapat di denah dapat ditampilkan dalam

desain visual ini.

Gambar 3.23. Sketsa Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Design elements dari komponen bangunan ini mengikuti dengan bangunan

tradisional Batak Karo. Namun, berbeda dengan bangunan istana Raja Banggai,

rumah Hamarung memiliki lebih sedikit design element yang bersudut tajam.

Karena design element bersudut tajam sedikit membuat rumah tersebut sederhana.

Ini dapat menunjukkan kasta antara Hamarung dan Raja Banggai.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 69: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

52

Gambar 3.24. Design Elements pada Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Selain dari aspek diatas, aspek texture juga dapat menunjukkan kasta

antara Hamarung dengan Raja Banggai. Pada rumah Hamarung, atapnya didesain

dengan menggunakan daun kelapa. Dengan ini memberikan informasi bahwa

Hamarung memiliki kasta yang lebih rendah dari Raja Banggai. Selain itu juga

menunjukkan kesederhanaan Hamarung sendiri.

Gambar 3.25. Texture Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 70: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

53

Untuk menunjukkan bahwa Hamarung memiliki mata pencaharian sebagai

nelayan, props yang ada pada environment ini juga harus didesain demikian. Oleh

karena itu, terdapat tiang jemuran ikan dan perahu. Ini dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 3.26. Props pada Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Aspek-aspek diatas saling menyatu bersama dengan lighting dari sinar

matahari sehingga menghasilkan desain visual rumah Hamarung sebagai berikut.

Gambar 3.27. Hasil Visual Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Hasil visual di atas disesuaikan pada konsep visual, referensi utama, dan 3

dimensional karakter dari Hamarung. Hal ini membuat kita mendapat informasi

mengenai kepribadiannya melalui environment rumahnya.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 71: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

54

4. Perancangan Interior Rumah Hamarung

Seperti metode yang dilakukan pada environment sebelumnya, dimulai dengan

sketsa terlebih dahulu. Sketsa interior ini sudah disesuaikan dengan denah yang

telah ditampilkan sebelumnya. Perspektif yang digunakan sama dengan interior

ruang penyimpanan buku pusaka yaitu one-point perspective.

Gambar 3.28. Perancangan Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Dari sketsa di atas dapat dilihat rumah ini memiliki space yang sempit dan

didominasi oleh banyak props. Props tersebut adalah tempat tidur, kain hias, alat

pancing, dan perapian yang didesain demikian. Aspek tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut. Dengan props kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan

Hamarung tersebut dan juga memberi informasi bahwa Hamarung hidup seorang

diri.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 72: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

55

Gambar 3.29. Props pada Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Selain itu, dari gambar di atas dapat dilihat bahwa interior ini juga

didominasi dengan texture kayu. Ini berguna untuk menekankan bahwa rumah ini

adalah rumah tradisional dan bukan modern.

Design elements pada interior rumah ini didesain tidak memiliki

pengulangan sudut tajam. Interior didesain demikian untuk menunjukkan bahwa

rumah ini memiliki keseimbangan dan ketenangan serta memberi informasi

bahwa rumah ini dihuni oleh orang yang baik.

Lighting pada interior ini berasal dari cahaya matahari yang masuk ke

bagian depan. Ini berguna untuk membantu mengarahkan pandangan penonton

dalam melihat interior ini. Cahaya matahari membimbing pandangan penonton

dari fore-ground yaitu bagian perapian dan tempat duduk hingga ke arah back-

ground yaitu bagian alat pancing, kain hias, dan tempat tidur.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 73: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

56

Gambar 3.30. Perancangan Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 74: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

57

BAB IV

ANALISIS

4.1. Analisa Environment Berdasarkan Konsep Visual

Dalam sub bab ini penulis menjelaskan dan menyampaikan hasil analisa visual

yang didapat dari perancangan environment. Visual yang akan dijelaskan dan di

analisis merupakan hasil akhir rancangan environment. Analisa yang dilakukan

berdasarkan konsep visual yang dijelaskan sebelumnya.

1. Environment Istana Raja Banggai

Berdasarkan konsep visual dan denah istana Raja Banggai yang dijelaskan

sebelumnya, menghasilkan hasil visual berikut. Pada gambar di bawah ini, jika

dihubungkan dengan denah, ini merupakan environment istana Raja Banggai dari

sisi depan.

Gambar 4.1. Desain Final Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 75: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

58

Dalam gambar di atas dapat dilihat terdapat lighting dari api yang ada pada

benteng istana. Lighting dalam environment ini juga membantu dalam

mengarahkan penonton pada objek istana tersebut seperti pada teori yang

dikemukakan Katatikarn dan Tanzillo (2017) sebelumnya. Selain lighting dari api,

cahaya bulan juga membantu menunjukkan bentuk dari istana tersebut.

Space environment ini dibuat paralel dengan horizon dan berada di tengah.

Hal ini karena dari segi denah bangunan yang simetris dan juga yang menjadi

aspek utama pada environment ini adalah istana tersebut. Jadi, dalam segi space

sesuai dengan Block (2008) membantu mengarahkan pandangan ke arah istana

dan juga memberikan informasi bahwa di tempat tersebut pasti akan terjadi

sesuatu.

Gambar 4.2. Space pada Environment Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 76: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

59

Texture pada istana Raja Banggai tidak dapat dilihat pada visual ini.

Dengan ini kita bisa menyimpulkan bahwa istana tersebut berada pada jarak yang

cukup jauh dari pandangan sehingga detail texture tidak dapat dilihat. Namun

terdapat texture shading daunan dari pohon dan juga shading dari awan sehingga

seperti yang dijelaskan Hernandez (2013) memberi kesan nyata dan dapat

diterima penonton.

Design elements dari istana ini dapat dilihat didominasi dengan bentuk

yang tajam terutama pada gedung utama. Desain atap dari istana terutama bagian

gedung utama dibuat berdasarkan bangunan Batak Karo Si Waluh Jabu.

Karakteristik dari bangunan tradisional Si Waluh Jabu sendiri sudah memiliki

design elements dengan sudut tajam. Dengan ini dapat menunjukkan bahwa

terdapat ketegangan pada environment tersebut dan bila ditelusuri dari konsep

visualnya, environment ini menunjukkan bahwa istana tersebut dihuni atau

dikuasai oleh orang jahat.

Gambar 4.3. Design Elements pada Environment Istana Raja Banggai

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 77: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

60

Gambar 4.4. Rumah Si Waluh Jabu

(http://www.pixoto.com/images-photography/buildings-and-architecture/homes/siwaluh-jabu-

6291450849918976.jpg)

2. Interior Ruang Penyimpanan Buku Pusaka

Pada konsep visual yang dijelaskan sebelumnya, interior ruang penyimpanan buku

pusaka dalam animasi ini dibuat istimewa karena objek yang ada pada interior

tersebut sangat istimewa bagi Raja Banggai. Ini semua dapat dijelaskan melalui

aspek-aspek berikut.

Perspektif yang digunakan penulis adalah one-point perspective. Pertama

karena environment ini adalah di dalam sebuah ruangan dan juga ingin

mengarahkan penonton pada objek yang berada di arah titik hilang. Objek tersebut

adalah tempat pajangan buku pusaka dimana menurut konsep visual merupakan

tempat yang istimewa. Penggunaan perspective ini sesuai dengan penjelasan

Block (2008) mengenai space untuk mengarahkan pandangan penonton.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 78: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

61

Gambar 4.5. Space pada Desain Ruang Penyimpanan Buku

(Sumber dokumentasi pribadi)

Element design pada tempat pajangan buku pusaka tetap dibuat dengan

referensi bangunan tradisional Batak Karo Si Waluh Jabu dimana terdapat

ketegangan berdasarkan bentuk sudut tajam pada bagian atap pajangan. Dengan

terdapat aspek lighting dari api yang ada di samping tempat pajangan buku pusaka

juga membantu mengarahkan penonton pada objek tersebut sebagai fokus utama

seperti yang dijelaskan Katatikarn dan Tanzillo (2017).

Gambar 4.6. Objek Utama pada Desain Ruang Penyimpanan Buku

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 79: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

62

Dari objek utama di atas, terdapat props buku. Buku tersebut merupakan

props satu-satunya dalam environment ini karena untuk menunjukkan bahwa buku

itu merupakan buku yang sangat berharga dan apapun yang terjadi pada

environment ini pasti berhubungan dengan buku tersebut dan aspek ini sesuai

dengan penjelasan Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008). Bila ditelusuri dari

konsep visual, buku tersebut merupakan buku pusaka yang nantinya akan

diperebutkan oleh Aro dan Raja Banggai. Dengan ini props sangat dibutuhkan

pada interior ini untuk memperjelas cerita.

Texture pada interior ini didominasi oleh kayu. Ini dapat dilihat dari atap

pajangan, dinding, dan lantai dari ruang ini. Dari texture ini kita mendapatkan

informasi dengan tegas bahwa bangunan ini bukan bangunan modern melainkan

tradisional. Aspek-aspek di atas dirancang menjadi environment sebagai berikut.

Gambar 4.7. Proses Desain Ruang Penyimpanan Buku

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 80: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

63

3. Environment Rumah Hamarung

Berdasarkan konsep visual dan denah environment rumah Hamarung,

rumah tersebut harus dibuat sesuai dengan kepribadian Hamarung. Selain itu

fungsi environment ini juga harus dapat mendukung cerita dalam animasi 2D

“Vanra”. Desain environment ini dapat dianalisis melalui aspek-aspek berikut.

Dari hasil visual dibawah ini dapat diketahui bahwa bangunan ini dibuat

dengan menggunakan two-point perspective. Seperti yang dijelaskan Sullivan,

Schumer, dan Alexander (2008) environment harus cukup luas untuk karakter

melakukan aksinya. Desain dibuat dengan perspektif demikian agar semua

bangunan dan props yang terdapat di denah dapat ditampilkan dalam desain visual

ini.

Gambar 4.8. Hasil Visual Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Design elements dari komponen bangunan ini mengikuti dengan bangunan

tradisional Batak Karo Si Waluh Jabu. Namun, berbeda dengan bangunan istana

Raja Banggai, rumah Hamarung memiliki lebih sedikit design element yang

bersudut tajam. Karena design element bersudut tajam lebih sedikit, membuat

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 81: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

64

rumah tersebut sederhana. Referensi untuk desain rumah Hamarung yang sesuai

dengan konsep visual dan pandangan penulis adalah dari rumah adat Batak Toba.

Berikut contoh rumah adat tersebut. Penulis memilih referensi berikut karena

memiliki kemiripan dengan bangunan Batak Karo Si Waluh Jabu seperti yang

dikemukakan Menurut Tjahjono (1998).

Gambar 4.9. Rumah Batak Toba

(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/77/Batak_Toba_House.jpg)

Dari konsep visual yang dijelaskan sebelumnya ini dapat mencerminkan

kepribadian Hamarung yang sederhana dan tidak menunjukkan ketegangan seperti

yang dijelaskan Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008).

Dari segi fungsi, rumah Hamarung dibuat lebih tinggi dari permukaan

tanah karena faktor iklim dimana dia tinggal di pinggir pantai. Ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan Tjahjono (1998) dimana arsitektur dibuat demikian salah

satu faktornya adalah iklim.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 82: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

65

Gambar 4.10. Design Elements pada Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Selain dari aspek diatas, aspek texture juga dapat menunjukkan kasta

antara Hamarung dengan Raja Banggai. Pada rumah Hamarung, atapnya didesain

dengan menggunakan daun kelapa. Bila dihubungkan dengan pendapat O’Gorman

(1998), environment ini memberikan informasi bahwa peralatan yang digunakan

Hamarung lebih sederhana dari Raja Banggai terutama dalam membangun sebuah

bangunan. Selain itu juga menunjukkan kesederhanaan Hamarung sendiri.

Gambar 4.11. Texture Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 83: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

66

Pada Konsep visual sebelumnya dijelaskan bahwa Hamarung memiliki

mata pencaharian sebagai nelayan. Props yang ada pada environment ini juga

harus didesain demikian. Oleh karena itu, terdapat tiang jemuran ikan dan perahu

untuk menegaskan itu. Props ini nantinya juga akan digunakan untuk melatih

tokoh utama Aro. Ini sesuai dengan pendapat Sullivan, Schumer, dan Alexander

(2008) dimana props harus dapat menjelaskan cerita dalam animasi. Props

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.12. Props pada Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Aspek-aspek diatas saling menyatu bersama dengan lighting dari sinar

matahari sehingga menghasilkan desain visual rumah Hamarung sebagai berikut.

Gambar 4.13. Hasil Visual Desain Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 84: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

67

Hasil visual di atas disesuaikan pada konsep visual, referensi utama, dan 3

dimensional karakter dari Hamarung. Hal ini membuat kita mendapat informasi

mengenai kepribadiannya melalui environment rumahnya.

4. Interior Rumah Hamarung

Interior rumah Hamarung ini seperti pada analisa sebelumnya harus sesuai dengan

konsep visual dan denah yang telah ditetapkan sebelumnya. Desain interior rumah

ini harus mewakili kepribadian Hamarung yang baik dan bijaksana. Untuk

mengetahui ini kita dapat melakukan analisis lewat aspek-aspek berikut.

Gambar 4.14. Perancangan Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Perspektif yang digunakan sama dengan interior ruang penyimpanan buku

pusaka yaitu one-point perspective seperti pada teori yang dijelaskan Katatikarn

dan Tanzillo (2017). Dari sketsa di atas dapat dilihat rumah ini memiliki space

yang lebih sempit disbanding interior ruang penyimpanan buku pusaka milik Raja

Banggai. Selain itu, interior ini juga didominasi oleh banyak props. Props tersebut

adalah tempat tidur, kain hias, alat pancing, dan perapian yang didesain demikian.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 85: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

68

Aspek tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Sesuai dengan gagasan

Sullivan, Schumer, dan Alexander (2008), dari props ini kita dapat mengetahui

bagaimana kehidupan Hamarung tersebut dan juga memberi informasi bahwa

Hamarung hidup seorang diri sesuai dengan konsep visual sebelumnya.

Gambar 4.15. Props pada Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Selain itu, dari gambar di atas dapat dilihat bahwa interior ini juga

didominasi dengan texture kayu. Ini berguna untuk menekankan bahwa rumah ini

adalah rumah tradisional dan bukan modern. Selain itu menurut Tjahjono (1998)

dari texture ini, dapat kita ketahui bahwa sumber daya yang dimiliki oleh

Hamarung adalah dari laut dan pepohonan. Ini semakin menegaskan unsur

tradisional pada bangunan ini.

Design elements pada interior rumah ini didesain tidak memiliki

pengulangan sudut tajam. Jika dihubungkan dengan gagasan Sullivan, Schumer,

dan Alexander (2008), interior ini didesain demikian untuk menunjukkan bahwa

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 86: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

69

rumah ini memiliki keseimbangan dan ketenangan serta memberi informasi

bahwa rumah ini dihuni oleh orang yang baik. Ini sesuai dengan kepribadian

Hamarung yang tenang dan bijaksana.

Lighting pada interior ini berasal dari cahaya matahari yang masuk ke

bagian depan. Fungsi lighting ini menurut Katatikarn dan Tanzillo (2017) untuk

membantu mengarahkan pandangan penonton dalam melihat interior ini. Cahaya

matahari membimbing pandangan penonton dari fore-ground yaitu bagian

perapian dan tempat duduk hingga ke arah back-ground yaitu bagian alat pancing,

kain hias, dan tempat tidur.

Gambar 4.16. Perancangan Interior Rumah Hamarung

(Sumber dokumentasi pribadi)

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 87: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

70

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Environment dalam sebuah animasi merupakan salah satu elemen yang penting.

Karena itu, dalam perancangannya harus melewati proses yang matang mulai dari

konsep yang harus dihubungkan dengan 3 dimensional karakter dan keperluan

dalam cerita hingga eksekusinya. Dalam mengeksekusi desain ke dalam bentuk

visual harus memperhatikan 5 aspek yaitu space, props, lighting, texture, dan

design elements.

Selain itu pendalaman mengenai arsitekturnya sendiri juga diperlukan agar

secara fungsi bangunan dapat terlihat nyata dan memiliki karakter. Penulis sempat

mengalami kesulitan dalam mengeksekusi konsep environment-nya ke dalam

bentuk visual. Salah satu faktor adalah yaitu kurangnya pendalaman konsep dan

juga referensi yang digunakan. Ini dapat dilihat pada metodologi perancangan

environment istana Raja Banggai dan rumah Hamarung yang dijelaskan

sebelumnya.

Sebagai environment designer yang baik harus mengetahui setidaknya

sedikit sejarah arsitektur dari referensi yang digunakan, fungsi dari arsitektur itu

sendiri dan juga sewajibnya tahu mengapa menggunakan referensi tersebut. Selain

itu penggunaan 5 aspek yang dijelaskan sebelumnya juga harus diterapkan. Hal ini

akan dapat mempengaruhi bagaimana hasil eksekusi visual environment tersebut.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 88: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

71

Oleh karena itu, penulis menghimbau agar mempersiapkan konsep yang

matang dan sesuai 3 dimensional karakter serta pelajari terlebih dahulu referensi

arsitektur yang digunakan terutama arsitektur Indonesia. Hal ini karena Indonesia

memiliki bermacam-macam bentuk arsitektur sehingga akan sangat baik jika

dipelajari dengan matang agar tidak lepas dari konsep, 3 dimensional karakter,

dan keperluan dalam cerita. Juga tidak lupa untuk menerapkan aspek penting

dalam mengeksekusi konsep ke bentuk visual seperti 5 aspek yang dijelaskan

sebelumnya.

5.2. Saran

Sebelum melakukan desain environment, sebaiknya mempersiapkan konsep dan

referensi dengan matang dan jelas agar tidak berlainan dengan karakter dan

keperluan dalam cerita. Terutama menggunakan referensi arsitektur Indonesia.

Untuk referensi arsitektur dari Indonesia, pelajari dulu aspek-aspek terutama

design elements dari referensi tersebut. Ini dilakukan agar environment sesuai

dengan konsep visual yang diinginkan. Oleh karena itu pelajari aspek-aspek

tersebut agar secara visual environment dapat ditampilkan dengan baik.

Environment tidak hanya sebuah background yang ditampilkan dalam animasi

namun juga merupakan komponen penting dalam memperjelas cerita yang tidak

bisa disampaikan hanya melalui karakter.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 89: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Bacher, H. (2013). Dream Worlds: Production Design in Animation. Burlington:

Focal Press.

Beal, V. (n.d.). Di Webopedia. Diambil kembali dari

http://www.webopedia.com/TERM/A/animation.html

Block, B. (2008). The Visual Story Creating the Visual Structure of Film, TV and

Digital Media (2nd ed.). Burlington: Focal Press.

Hernandez, E, A. (2012). Set the Action! Creating Backgrounds for Compelling

Storytelling in Animation, Comics, and Games. United Kingdom: Taylor

& Francis.

Katatikarn, P. J., & Tanzillo, M. (2017). Lighting for Animation The Art of

Visual Storytelling. Boca Raton: CRC Press

Nasution, N, A. (2014). Rumah Adat Batak Karo (Tugas Besar, Universitas

Trisakti, Indonesia). Diambil kembali dari

http://documentslide.com/documents/sejarah-arsitektur-batak-karo.html.

O’Gorman, J, F. (1998). ABC of Architecture. Philadelphia: University of

Pennsylvania Press.

Sullivan, K., Schumer, G., & Alexander, K. (2008). Ideas for the Animated Short.

Oxford: Focal Press.

Tjahjono, G. (Ed.). (1998). Indonesian Heritage: Architecture. Jakarta: Buku

Antar Bangsa.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 90: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xvii

White, T. (2009). How to Make Animated Films. Burlington: Focal Press.

Wiliams, R. (2001). The Animator’s Survival Kit. London: Faber and Faber.

Withrow, S. (2009). Secrets of Digital Animation: A Master Class in Innovative

Tools and Techniques. Switzerland: RotoVision SA.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 91: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xviii

LAMPIRAN A: Story

Logline

seorang remaja perempuan berusaha merebut kembali kitab peninggalan

ayahnya namun, ternyata kitab tersebut berada di dalam istana raja.

Synopsis

Aro Zamati, seorang anak pesilat tangguh telah melihat ayahnya mati di

tangan raja Banggai dalam pertarungan memperebutan kitab yang sengit. Aro

yang hampir di bunuh raja Banggai telah di selamatkan Hamarung, namun

kitabnya jatuh dan di ambil raja Banggai. Aro yang selamat dididik hingga besar

oleh Hamarung. Saat Aro sudah besar dan Hamarung meninggal karena tua, Aro

memutuskan menyelinap ke istana raja untuk mencuri kembali Kitab ayahnya,

namun saat mengambil kitab itu, Aro harus berhadapan dengan raja Banggai yang

berakhir dengan pertarungan sengit. Aro yang lebih mengungguli raja itu

memilliki kesempatan membunuhnya namun tidak dilakukan. Dia lebih memilih

membakar kitab itu di depan raja kemudian pergi meninggalkan kerajaan itu.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 92: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xix

LAMPIRAN B: Visual References

Sumber : (http://4.bp.blogspot.com/-

Yc3yQqysBGs/T2ejDbuSqyI/AAAAAAAAAXY/ixIIBJ14j9A/s1600/brastagi-

Batak+house%252C+Lingga07.jpg)

Lampiran 1 : Referensi untuk Arsitektur Istana Raja

Sumber : (http://www.bennoneeleman.com/gallery/17_96as0g2s.jpg)

Lampiran 2 : Referensi Rumah Hamarung

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 93: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xx

Sumber :

(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/77/Batak_Toba_House.jpg)

Lampiran 3 : Tambahan Referensi untuk Arsitektur Rumah Hamarung

Sumber :

(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f6/Keraton_Kasepuhan3.jpg)

Lampiran 4 : Refensi untuk Tembok Istana Raja.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 94: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xxi

Sumber : (https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c7/Pagaruyung_palace.jpg)

Lampiran 5 : Referensi Arsitektur Istana Raja.

Sumber : (http://ih1.redbubble.net/image.3604870.6922/flat,1000x1000,075,f.jpg)

Lampiran 6 : Referensi Ke Dua Arsitektur Istana Raja.

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 96: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xxiii

LAMPIRAN C: Timeline

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 97: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xxiv

LAMPIRAN D: Kartu Asistensi

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017

Page 98: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/2885/1/13120210114_Ivan Valentino_Animasi...viii ABSTRACT In this final report, the author discusses the topic of environmental

xxv

Desain environment untuk..., Ivan Valentino, FSD UMN, 2017