lisa trina arlym, sst., m - · pdf fileketerampilan diagnostik dan keterampilan mengambil...
TRANSCRIPT
LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb
Penggunaan laboratorium utk sarana pembelajaran di
perguruan tinggi diperkenalkan pd pertengahan abad 19
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa praktikum di
laboratorium lebih efektif utk memperoleh kemampuan
pengamatan dan keterampilan
Laboratorium ialah tempat utk melatih mahasiswa dalam hal
keterampilan melakukan praktek, demonstrasi, percobaan,
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
1. Memberikan KELENGKAPAN bagi pelajaran teori yg telah
diterima shg antara teori dan praktek bukan merupakan
dua hal yang terpisah, melainkan suatu kesatuan
2. Memberikan KETERAMPILAN kerja ilmiah bagi mahasiswa
3. Memberikan dan memupuk KEBERANIAN utk melakukan
keterampilan pada phantoom
4. Menambah KETERAMPILAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT
5. Memupuk RASA INGIN TAHU mahasiswa
6. Memupuk dan membina RASA PERCAYA DIRI
Untuk menunjang pembelajaran, beberapa hal penting yg
harus dimiliki oleh suatu laboratorium yg terorganisir dg baik
adalah :
1. Efisien dan efektif ;
2. Sehat dan aman ;
3. Memenuhi kebutuhan psikologis mahasiswa yg
berpraktek ;
4. Dapat dikontrol dosen pengelola setiap saat ;
5. Menjamin keselamatan alat dan mahasiswa ;
6. Memberikan suasana pandangan yang menyenangkan ;
A. Demonstrasi
B. Simulasi
C. Roleplay
D. Bedside Teaching
E. Peer Learning ( Model Anatomi )
Peragaan (demonstrasi) adalah suatu metode yg populer
dan mendasar dalam memperagakan keterampilan.
Peragaan, bisa didefinisikan sebagai penjelasan-penjelasan
yang nyata (secara visual/dapat dilihat) mengenai fakta -
fakta, ide - ide atau proses - proses yang penting.
Dalam pengertian yang lebih luas :
Peragaan dianggap sebagai penjelasan audio visual
Umumnya metoda peragaan terdiri dari langkah-
langkah mendasar sebagai berikut :
a. Persiapan (Preparation)
b. Penyajian (Presentation)
c. Penerapan (Application)
d. Ujian atau tindak lanjut (Testing or Follow up)
Simulasi dpt mendorong berbagai hal dlm belajar
seperti kompetisi, kerja sama, empati, sistem sosial,
konsep keterampilan, efesiensi, pemberian
penalti/hukuman, kesempatan peran, dan
kemampuan utk berpikir kritis.
Teknik simulasi ini menggunakan simulator.
Simulator merupakan alat pelatihan yg menyerupai
aslinya akan tetapi kerumitan peristiwanya dpt
dikontrol.
Misalnya, simulasi mobil yaitu pengemudi dpt
melihat jalan, kemudi, rem, dan lain-lain.
Belajar menjadi lebih mudah dibandingkan dg aslinya, shg
mereka mempunyai kesempatan utk menguasai keterampilan
tersebut sedikit demi sedikit secara bertahap.
Mahasiswa dapat memperoleh umpan balik secara otomatis.
Dalam penggunaan teknik simulasi ini, pengajar
mempunyai tiga peran, yaitu :
1. Menjelaskan
2. Memotivasi
3. Melatih
4. Mendiskusikan
1. Orientasi
Pengajar menyampaikan topik, konsep yang terkait dg simulasi,dan menjelaskan mengenai simulasi itu sendiri.
2. Pelaksanaan simulasi
Mahasiswa melaksanakan simulasi dan pengajar dpt memberifeedback, mengevaluasi, menjelaskan hal-hal yg masihmembingungkan.
3. Debriefing
Pengajar dapat membantu mahasiswa memfokuskan padasimulasi, persepsi, dan reaksi mahasiswa, menganalisis proses,membandingkan simulasi dengan dunia kenyataan, mengkaitkansimulasi dengan materi pelajaran, dan merancang kembalisimulasi
Role-play merupakan teknik mengajar yg mempunyai
kecenderungan utk sering dihindari pengajar,
Teknik role-play cenderung mempunyai konotasi yg jelek di
mata pengajar dan bila digunakan ada kecenderungan
ditertawakan mahasiswa karena usaha acting menggelikan.
Role-play dapat digunakan utk berbagai tujuan. Pada
mulanya role-play dikembangkan sebagai teknik psikoterapi,
diagnosis masalah, dan evaluasi pelatihan.
Karakteristik role-play adalah keterlibatan peserta danpengamat dlm menghadapi masalah dan keinginan utkmemahami dan memecahkan masalah.
Proses role-play memberi kesempatan kpd mahasiswamelatih contoh perilaku manusia secara nyata, yg dapatdigunakan untuk :
a. Menggali perasaan;
b. Memahami sikap, nilai dan persepsi;
c. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalahdan sikap;
d. Mempelajari topic bahasan dengan cara yang bervariasi.
Keyakinan bahwa masalah pembelajaran bukan hanya
mengalihkan fakta atau pengetahuan, akan tetapi juga
membantu mahasiswa utk menterjemah pengetahuan tersebut
shg bermakna.
Role-play membantu mahasiswa agar terampil mendiagnosis
dan bertindak sesuai dg tuntutan situasinya.
Salah satu caranya adalah memberi kesempatan kepada
mahasiswa utk mengalami sendiri dan berperan dalam situasi
sebenarnya, role-play memberi kesempatan seperti ini.
Konsep kunci dalam role-play adalah spontanitas.
Respon harus diberikan pada situasi baru dan situasi
sebelumnya.
Jadi spontanitas merupakan kemampuan untuk merespon
kepada berbagai jenis situasi tanpa terpaku oleh pola
perilaku tertentu.
Role-play dapat bervariasi tergantung pada objek pengajar.
role-play dpt digunakan utk pengajaran mode dan
teknik.
Misalnya, role-play secara luas digunakan utk
mengajarkan teknik interview. Pengajaran tersebut
menekankan pada ilustrasi, latihan, dan kritik.
role-play dpt digunakan utk mengembangkan
keterampilan diagnostik dan keterampilan mengambil
tindakan.
Walaupun masalah khusus dibuat sebagai perantara,
tujuannya akhirnya adalah mengembangkan
sensitivitas diagnostik dan dapat bertindak secara
fleksibel dlm berbagai kondisi.
role-play dpt digunakan utk pengembangan wawasan
personal atau pengaruh diri.
Melalui partisipasi dlm tindakan, mahasiswa dpt
mengamati pengaruh perilakunya pd orang lain atau
perilaku orang lain terhadap dirinya.
Role-play merupakan teknik pengajaran yg sangat fleksibel
dan dpt digunakan untuk berbagai tujuan dlm berbagai
kondisi.
Berbagai modifikasinya dapat dibuat sehingga
memungkinkan pengajaran menjelajah berbagai masalah
atau situasi.
Pengajar mempunyai peranan yg penting dalam role-play.
o Cara pengajar mengadaptasi metode dg tujuan,
o Cara pengajar menyusun babak role-play,
o Cara memperkenalkan role-play pada mahasiswa dan
hal-hal yg ia perintahkan pada mahasiswa untuk melihat
tugas dapat menentukan keberhasilan role-play.
o Keterampilan memimpin diskusi merupakan hal yg
sangat menentukan efektivitas pengajaran.
Keuntungan teknik role-play ini tergantung pada kualitas
pemeranan dan pada analisisnya.
Keuntungan tergantung pada persepsi mahasiswa dan
kesamaannya dengan situasi yang sebenarnya.
Role-play tidak akan berhasil jika pengajar langsung
mengetengahkan persoalan.
Shaftel dikutip dari Joice dan Weill (1980, h.246)
menganjurkan bahwa sebaiknya role-play mengikuti 9
langkah, yaitu :
1. Pemanasan kelompok,
2. Pilih pemain,
3. Siapkan stage,
4. Siapkan pengamat,
5. Perankan,
6. Diskusi dan evaluasi,
7. Perankan kembali,
8. Diskusi dan evaluasi kembali,
9. Berbagai pengalaman dan membuat generaliasasi
Bedside Teaching sebagai suatu metode yg paling efektif dlm
melatih keterampilan klinis mahasiswa.
Bedside teaching adalah suatu metode pembelajaran klinis yg
melibatkan pasien, mahasiswa dan pembimbing klinis yg
dilakukan dlm konteks klinis.
Metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman klinis
pada konteks nyata (real setting) dan mahasiswa dpt belajar
dari pengalaman tersebut dan dari umpan balik dari
pembimbing klinik dan pasien
Paling efektif
Melatih keterampilan klinis mahasiswa, seperti
berkomunikasi dengan pasien (history taking), melakukan
pemeriksaan fisik, observasi dan menerapkan etika klinis,
profesionalisme dan mengembangkan kemampuan nalar
klinis (clinical reasoning).
Bedside teaching terdiri atas tiga tahap :
a. Tahap persiapan,
b. Tahap pengalaman (patient encounter) dan
c. Tahap refleksi.
1. Tahap persiapan :
Mhs dan pembimbing mendiskusikan tujuan
belajar yg ingin dicapai.
Pembimbing memastikan bahwa mahasiswa
paham atas apa yg akan dihadapi pd saat
interaksi dg pasien dan bagaimana
mengoptimalkan kesempatan itu utk mencapai
tujuan belajar.
2. Tahap pengalaman : Pasien hadir bersama mhs dan
pembimbing. Pasien mendapat penjelasan tentang
aktivitas pembelajaran dan memberikan persetujuan.
Tahap pengalaman dpt berupa demonstrasi atau
observasi
Demonstrasi : Pembimbing klinik mendemonstrasikan
suatu interaksi dg pasien (anamnesis, pemeriksaan
fisik, manajemen pasien dan aspek komunikasi lainnya)
Observasi : Pembimbing mengamati kinerja mahasiswa
dan memberikan umpan balik. Observasi
direkomendasikan pd saat fase belajar yg lebih lanjut.
Pembimbing klinik berperan sebagai fasilitator.
Diskusi antara pembimbing dan mhs pd tahap pengalaman
:
o Harus mempertimbangkan kepentingan dan
kenyamanan pasien.
o Umpan balik diberikan pada saat dibutuhkan, misalnya
pembimbing melakukan koreksi cara palpasi.
o Pasien juga dapat diminta untuk memberikan umpan
balik, misalnya pada aspek komunikasi.
3. Tahap refleksi :
Mhs dan pembimbing mendiskusikan pencapaian tujuan
belajar.
Mhs mendapatkan umpan balik, mendiskusikan hal-hal
yg belum dipahami, memperkuat pengetahuan klinis
dan clinical reasoning, serta merumuskan tujuan belajar
untuk bedside teaching atau aktivitas pembelajaran lain
selanjutnya.
Utk menjaga kenyamanan pasien sebaiknya tahap ini
dilakukan di tempat lain tanpa keberadaan pasien.
Model anatomi dipakai utk memperagakan prosedur klinik
tanpa membahayakan pasien (pendekatan humanistic).
Penggunaan model anatomi meningkatkan pengembangan
keterampilan dg memberikan kesempatan kepada mhs utk
mempraktekkan keterampilan berulangkali sampai mahir.
Keuntungan penggunaan model anatomi :
1. Klien tidak dirugikan atau dibuat tidak enak bila terjadi
kesalahan
2. Peragaan atau praktek dapat dihentikan setiap waktu
utk penjelasan atau koreksi lebih lanjut oleh pengajar
3. Beberapa mahasiswa dapat melakukan praktek secara
simultan, mengurangi waktu praktek
4. Pekerjaan yg sulit dapat dipraktekkan beberapa kali
pada model
5. Praktek tidak terbatas pada waktu
6. Mempraktekkan urutan langkah keterampilan dapat
diulangi setiap waktu dan sesering mungkin
Model anatomic dan situasi simulasi dibuat semirip
mungkun dengan pengalaman nyata.
Apabila terdapat perbedaan yang nyata antara bekerja
pada model dan klien, perbedaan ini harus ditunjukkan
kepada mahasiswa.
Buatlah rancangan Laboratorium Kebidanan yang lengkap dan
sesuai dengan standar, meliputi ;
o Proposal
o Pedoman laboratorium
o Tata tertib
o Manajemen laboratorium (pengelolaan, pendanaan, pemeliharaan dan
penyimpanan, pengadministrasian alat dan bahan, keamanan dan
keselamatan kerja)
o SOP
o Visi dan Misi
o Lay out/Tata ruang
o Peralatan dan perlengkapan
o Jenis : KDM, Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, Bayi dan Balita (Tumbuh
Kembang), KB dan Kesehatan Reproduksi, Komunitas