link and match lembaga pendidikan tinggi tenaga kependidikan agama islam menuju pencarian paradigma...

Upload: el-tarbawi-jurnal-pendidikan-islam

Post on 15-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Artikel dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Januari 1996 oleh Mastuhu

TRANSCRIPT

  • tinkAnd Match Iembaga Pendidikan TinggiT enagaKependidikan Agama Islam di Indonesia

    Menuju Pencarian Paradigna Baru Pendidikan Agama IslamOleh Mastuhu

    alam pengertian yang seder-hana, link and ntatch sebagai-

    mana 'libahas dalam ttrlisanini, dapatditinjau dalam arti luas dan arti

    sempit. Dalam arti sempit, link andmatch adalah kese-suaian antara produkpendidikan untttk me-nangani masalah-ma-salah yang sifatnyapraktis-teknis dan ber-jangka pendek. tni da-pat dicontohkan seper-ti program-programpoliteknik, cliploma,kursus-kursus atau pe-latihan-pelatihan yangsifatnya profesional.

    Seclang clalam arti luas, adalah dipandang sebagai langkah kreatifkesesuaianantaraprodukpentliclikan yang sangat perludan tirlak ter-dengan tantangan zamannya dalam elakkan. Hal ini terutama karenadataran filosofis, makro, umttm, dan manusia clalam sejarah kehidupannyamendasar yang sifatnya akademik. pernah mengalami masa kegelapan,

    JPI, Fakultas 'tarbiyoh UII, lilig6

    Rekonstruksi

    RekonstruksiPendidikan lslam

    Dalam tulisan ini, yang dianut adalahlink and match yang memusatkanperhatian pacla pengertian arti luas,karena akan lebih mudah mencaripendekatan teoritis cialam Pem-

    bahasannya-

    Lahirnya pemikir-an-pemikiran baruyang berkesinambung-an bermaksud untukterus menyempurna-kan dan mengembang-kan Pendidikan Agu-ma cli Islam cli Lrdone-sia agar lebih mampumerespon tantanganzamar., dan clapat

    17

  • tpencerahan, moderen, dan kinimenuju pasca modern atau Posmo,sehingga perlti secara terus menerusmencari kesesuaian baru sejalandengan perkembangan zaman- Tun-

    . tutan tersebut mengacu pada zamanyang mempunyai karakter dan kebu-tuhan masingmasing Yang sPesifik,dan seiring dengan itu ia membu-tuhkan paradigma atau model pendi-

    Rekonsln*si

    Tuntutan tersebutmengacu pada zantan

    yflng mempunYaikarakter dan

    kebutuhan musing-masing yang sPesiJik,dan seiring denganitu ia membuttthkan

    paradigma utaumodel pendi-

    tlikannyn senrliri

    dabannya sendiri, lengkaP denganalat, tata nilai, dan aturannya untukmenciptakan kehiduPan yang aman/nyaman dan maju.

    Tetapi manusia juga makhluk ob'jektif, yang berarti ia berhadaPansecara objektif dengan dunia ciptaan-nya sendiri, alat-alat atau ilmu Penge-tahuan dan teknologi (iPtek). APayang telah diciptakannya ittt, temyata

    tidak hanya membawadampak positiP Yangmenyebabkan kehi-dupan manusia sema-kin aman, nyaman, danmaju, tetapi ia jtrga se-kaligus menghadirkandampak negatif Yangdapat menghancurkankehidupan manusiasendiri. Kerusakanlingkungan dan sema-kin cliperbudaknYa

    dikarurya sendiri.Di bagian lain, ma-

    nusia sendiri meru-pakan makhluk yangunik, kompleks, mis-terius, dan sekaligusgaib. Ia tidak pernahterjangkau oleh kon-sep pemikiran yar.gselesai; dan karena-nya sejak dulu pula iajuga selalu memPer-tanyakan sendiri, sia-pakah manusia. PersoalannYa jugaakan melaju sejauh itu, tidak Pemahselesai, dan konsep jawabannya tidakpemah ditemukan.

    Salah satu gambaran mengenaimanusia dalam kaitannYa denganpembahasan ini adalah, bahwa iamakhluk ekstemal. Artinya, manusiamerupakan makhluk yang mamPumenciptakan dunia kehidupan Pera-

    18

    manttsia oleh hasil ciptaannya atauoleh IPTEK dan semakin melebamYakesenjangan sosial adalah merupakanbukti dari dampak negatif tersebut,yang tidak dapat rJiPungkiri.

    Namun demikian, manusia jugamerupakan makhluk in terna I. Ia tidakpemah berhenti memperb aiki kesalah-an-kesalahannya dan sekaligLls me-ngembangkan hasil-hasil positif cipta-

    JPI, Fakulras Tarbryah tlil, liI/96

  • annya agar kehidupan ini menjadisemakin baik. Dalam kenyataan lain,manusia juga selalu berkompetisiclalam berkehidupan ini. Bagaikanminum air laut, bertambah banyakdiminum maka ia akan bertambahhaus.

    Artinya, semakin canggih IPTEKatau alat kehiclupan yang telah di-hasilkannya, sekaligus memuncttlkankebutuhan dan kewa-jiban baru yang harusia lakukan. Seiringdengan itu, bttdayakehidupanpun men-jadi semakin kom-pleks, rumit, yangberjalan sesuai de-ngan interval waktuyang semakin pen-clek dan cepat, sertatidak menentu. Seba-gaimana telah clike-

    Rekonstruksi

    Posnut, digambarkunsebagai sualu budayupanik, budaya sente-rntuut, tetupi kreutif

    Berbugui hal yang pilril-doks, kontroversial, dan

    musykil, dapat huclirdalant wukttt dan tempatyang bersamaan, yang

    kadangkala justrumembingungkun

    man ini dapat terjadi penjajaran yangsemena-mena. Misalnya pada peris-tiwa perang teluk. Sebagian umat Is-lam mengutuk Sidclam Husein, tetapisebagian yang lain menokohkannyasebagai pahlawan Islam, yang meru-pakan kebangkitan kembali Nebu-ch a dnez z ardari Babylonia.

    Sementara negara yang berlabel Is-lam seperti Saucli Arabia, justru mene-

    rima kehadiran militerAmerika Serikat yangbergaya Rambo ataupolisi dunia, dalammaksud "melindungi"negara-negara Arabdari serangan SaddamHusein. Demikian pulahalnya clalam kasus pe-rang Palestina-Israel;sebagian umat Islamingin membunuh YaserArafat, sebagian yang

    mukakan, bahwa perjalanan manusiadewasa ini sudah memasuki zamanIffino.

    Posmo, digarnbarkan sebagai sua-tu buclaya panik, budaya semerawut,tetapi kreatif. Berbagai hal yang pa-radoks, kontroversial, dan musykil,tlapat hadir dalam waktu rJan tempatyang bersamaan, yang kadangkalajustru membingungkan. Dalam za-

    JPI, Fahiltas Tarbiyah UIL I/1196

    lain lagi menokohkannya sebagaipahlawan Islam. Masih dalam rangka"memotret" zaman postrTot kese-jajaran yang sewenang-wenang terjadipula antara Patts dan Macionna,antara Khomaini dan Salman Rusdhie,antara Masjid dan Mall. Atau antarayang dikumandangkan tlalam kaset-kaset yang berisi fatwa-fatwa keaga-maan dengan kaset-kaset nyanyian

    19

  • dengan segala macam lagu, mulai dariyang paling lembut sampai yang pa-ling keras, atau dari yang etis sampaike yang paling seronok.

    Keseluruhan ini mencerminkansikap yang fnendua, ticlak jelas, dan

    'sering terasa tidak konsisten dan tidakkonsekwen, juga menghinggapi umatIslam. Di satu sisi memandang Baratsebagai tidak bermoral dan bebastanpa kendali, tetapi disisi lain mereka ber-usaha mengirimkananak-anaknya untuksekolah di Barat dan si-buk mencari dan mene-rima bantuan dari Ba-rat dengan berbagaialasan untuk membe-narkannya.

    Demikian pula hal-nya dengan berbagaiistilah-istilah yang se-mestinya sakral danbernilai tinggi, menjadi

    Rekonslruksi

    Di satu sisi memandungBarol sebogai tidakhermorul dun bebas

    tanpa kendali, tetopi tlisisi lain mereka herusuha

    mengirimkun annk-anaknya untuk sekolah

    di Barat dun sihuknrcncari dan menerimu

    bantuan duri Burutdengan berbugai ulasununtuk membenorkznn),il

    demikian pula dengan watak "kreatif-nya" yang semakin menjacli tajam. kritidak bisa dipisahkan dari semakin be-sarnya pengartrh globalisasi, yang di-lengkapi dengan semakin majunya ip-tek, informasi dan komunikasi yangmemasuki setiap aspek kehiclupan,tanpa mempedulikan apakah indivi-du, keluarga, masyarakat, bangsa, dannegara yang bersangkutan, sudah

    mamPu menenmanyaatau belum.

    Secara geografismasih banyak kelom-pok masyarakat, bang-sa atau negara yangmasih berada padatingkat yang belummoderen atau berkem-bang. Tetapi sekali lagi,pengaruh globalisasilengkap clengan iptek-nya, seperti kemajuaninforrnasi cian komu-nikasi, ticlak mau tahu

    profan dan clisalahtafsirkan. /ihadmisalnya disejajarkan dengan ekstre-rnrs dan atau teroris,sedangkan muna -fi q disarnakan clengan taktis dan keb i-jaksanaan, serta perang "sama" de-ngan damai, danlain sebagainya.

    Watak "semerawut" dari budayaposmo ini, semakin menjadi-jacli dan

    20

    tentang hal itu. Oleh karena itu konsepposmo lebih tepat kalau dikaitkandengan konsep politis atau kulturalketimbang 0""U11 konsep geografis.

    Sejak runtuhnya negara komunisseperti Uni Soviet (USSR) dan Yugos-lavia maupun Cekoslovakia, Barat

    JPI. Fakultas Tarbiyah UII, l,/I/96

  • menjadi "konsep penenang" dan ASmenjadi "polisi dunia". Tetapi hada-pan Barat seakan-akan berubah clarimenghadapi Komunis menjadi meng-haclapi Islam. Sejak terjatli perubahanini, kerapkali terjadi salah paham an-tara keduanya. Masing-masing lebihsuka menonjolkan segi negatifnyaketimbang segi positifnya.

    Islam memandang Barat serba be-bas, materialistis, ke-ras dan kejam, seba-gaimana digambar-kan dalam film-filmseperti yang clitayang-kan cli TV dan bios-kop serta media-me-clia elektronika lain-nya, atatt asumsi per-gaulan bebas, AIDS,dan sebagainya. Seba-liknya, Barat meman-dang lslam serba ka-

    Rekonstruksi

    kalungan Islam me-nxang terpuksa harusmengulami "kejatuban" psikologis, dnn

    hahkun nroral, karenudalum berbugui lrulBarat memang lebilt

    maju dai hundingdengan duniu Islantpnda umuntnya- Ini

    udolah reulita

    memang terpaksa harus mengalami"kejatuhan" psikologis, dan bahkanmoral, karena cialam berbagai hal Ba-rat memang lebih maju clai banclingdengan clunia Islam pacla umumnya.Ini adalah realita, dan bahkan sampaike persoalan prinsipil sekalipun, se-perti sektor pendiclikan, clunia Islamjuga banyak berkiblat kepaela Barat.Oleh karena itu, jangan kaget jika ke-

    banyakan umat Islam,termasuk dalam mend-kaji upaya pendidi-kannya, seclikit banyakjuga akan menyentuhacuan-acuan dari wila-yah yang c{inyatakan"dibenci" itu.

    Dalam kaitannyadengan upaya mencariformat penciidikan bartrsebagaimana diharap-

    ku, jumud, ekstremis, teroris, kotor,miskin, rendah, dan sebagainya.Namun ironisnya, keduanya justrtrsering menampilkan perilaku-peri-laku, yang seakan-akan membenar-kan tudingan masing-masing fihakterhadap dirinya dalam menanggapiberbagai persoalan yang ciitujukankepadanya.

    Namun begittr, kalangan Islam

    kan, dengan dan tanpa inginmenghinclari format hegemorti Barat,penulis ingin memusatkan perhatianpacla dtra hal yang menjacli kan-dungan penting clalam setiap prosespen,Jiclikan,.lan pengajaran. Yaitu,[1) Sistent penalaran, yang tampaksangat diperlukan dalam merespontantangan zamannya, dan l2l, Kiatuntuk "menduniakan" ajaran agama

    Fakultas Tarbiyah (Lil. liI/96 27

  • Rekonstruksi

    agar mampu mendasari dan menjadi pada yang Maha Pencipta. Hal yangpedoman perilaku bagi outputnya, terakhir ini titlak masuk hitunganbaikdalamkapasitasnya sebagai war- kaum sekuler yarrg memandangga masyarakat biasa, maupun sebagai dunia adalah segalanya.ilmuwan. Muhammad Arkoun dalam karya-

    Sistem penalaran yang secara posi- nya mengenai Nalar Islanr dan Nalartif clapat diambil atau tlipelajari clari Moderen, menyebutkan sifat-sifatdunia Barat adalahkeunggulan metodo-logi dalam berpikir,dengan kebebasan danobjektivitas akademikyang sangat dihormatidan diutamakan dalammencari kebenaran.Sebaliknya, keunggu-lan dari dunia Timur,khususnya dari Islam,adalah dalam haldisertakannya sema-ngat keagamaan dalampengembangan ilmupengetahuan clan peri-laku budaya keseha-rian. Bagi Islam, se-

    dari clunia Barat adulultkeunggulun metodologidalom berpikir, clengun

    kehebusan dan ob.iektivitusakademik yung sangut

    dihormati dan diitnnutkutrdalant ntencuri keben aru n.

    S e buli knya, ke un g g u I undari dunia Timur,

    klrususnya clari Islum,adaluh dulum hul

    dis ertukannyu sentangutkeuganmun dulunt

    pengemhungnn ilmupengetahuu n dun perilaku

    hudaya kesehurion

    nalar Islam tradisionalperlu ditinggalkan,karena sr.rdah ticlaksesr,rai lagi clengankebtrtuhan zaman.Bagi Arkoun, gurubesar di UniversitasSorbone Prancis, me-nyebutkan bahwa an-tara nalar moderen,antara nalar Baratdengan nalar Islam,tidak clapat clibedakansecara jelas dan pastidalam masalah per-kembangannya.

    Hal ini clapat rJi-lihat pada nalar mo-

    tinggi-tinggi kebenaran yang ciapat,Jiperoleh melalui kerja ilmu atatrakademik, adalah kebenaran dengantaraf ainul yakind,an ilmul yakin lslamtidak mengajarkan penganutnyalmtuk menjarah sampai pada tingkathaqqul yakin, karna dipahami bahwakebenaran yang haq itu hanya ada

    22

    deren yang kini terus berkembang,yang sesungguhnya rnasih lneru-pakan cara berpikir yang telah ber-kembang sejak zaman renaissance,pencerahan, dan seternsnya sampaimasa kini. Demikian pula seyog-yanya bagi nalar Islam, sejak awalseharusnya juga terus berkembang

    JPI, I;akultas Thrbiltah ULI, liI/96

  • dan tidak berhenti. Narnun potretnalar Islam dewasa ini, cenderungbersifat nir historrs dan kurangmengkaitkannya dengan perkem-bangan ilmur bahasa.

    Hal ini seringkali menimbulkan ke-rancuan antara kalamdan feksdenganpemikiran atau hasil penafsiran ma-nusia mengenai ajaran agama, sehing-ga keduanya tidak terbedakan denganbaik, mana ajaranagama dan mana"ajaran" manusia. Disisi lain, hasil pemi-kiran manusia jugaselalu berada dalamkonteks kesejarahandan kebahasaan ter-tentu, sehingga jugaticlak terbedakan an-tara mitos dan sejarah.Nalar, seharusnyaciipergunakan sebagaialat untuk menemu-

    Re konstntksi

    Nular, seharusnyudipergunukun sebuguinlut untuk ntenemukun

    kebenurun duri upa yungterkandung dulnm dognur

    dan kepercuyuun yangdiunut, hukun lurnl,guntuk menyusun dun

    menegaskan atuumenjelaskun dogmn dnn

    kepercuyttrut ))utrgcenderung apologistik

    tersebut, sangat bersifat tautologis,yaitu mengulang-ulang teks yangkebenaran iclealistiknya suelah ticlakperlu ciiulang-ulang kembali. Setiapkegiatan berpikir ciikuasai oleh gam-baran dogmatis dan dorongan tttamadari setiap renringan ti

  • Pendek kata, menurut hasil penelitianM. Arkoun, model nalar Islam sampaisekarang masih dikuasai oleh modelpemikiran Abad pertengahan, yangsudah perlu ditinggalkan.

    Implementasi hal tersebut dalam'Pendidikan Agama (Islam), utamanyayang melalui sekolah-sekolah formal,anak didik sejak awalnya perlu di-tradisikan dan ditumbuhkembang-kan kebiasaan berpikirrasional yang mampumernahami fenomena-fenomena kehidupansecara kontparatid konti-n ui ta s, kon tra dik ti f ataup ara doksal, p rob a bil i tas,dan prediksi, serta anti-sipasi. Sebab tugas uta-ma sekolah sesungguh-nya adalah menum-buhkembangkan 3 hal,pengembangan nalarra sional, pange ntb angatl

    Rekonstruksi

    tugns utnnto sekolcrhsesungguhnyu udalult

    ntenu ntbulrkembnngkutr 3hal, pen gentbungan nu lurras io nal, p engem b u ngun

    bntli pekerti sesuuidengan nilai lufur rgu,1tlr

    dan budoyanyu, dunpengembangun

    proJbsionalisme sesu uidengnn bakut

    kecenderunguruxya

    bisa terhindarkan. Sedangkan tugaspenanaman dogma yang utamaadalah melalui lembaga pendidikankeluarga dan lembaga-lembagakeagamaan. Namun, harus selaludalam per-timbangan bahwa hal ituhendaknya ciilakukan dengan jalana rif, atatclengan jalan tidak memaksa.Sebab, yang dittrju acialah penerimaanclogma yang genuineatau yang fitroh,

    yang menggarisba-wahi bahwa padaakhirnya anak itu sen-diri yang merasa men-emukan kebenarandogma atau keperca-yaan yang cliikuti ataspetunjukNya.

    Hal ini berbedadengan apabila pena-naman dogma tersebutmelalui jalan memaksaatau menakut-nakuti.Anak akan menerima

    budi pekerti sesuai dengan nilai luhuragama dan buday artya, dan pengent-b angan profesi ona ] isnte sesuai denganbakat kecenderungannya.

    Artinya, sekolah bukan semata-mata untuk menanamkan dogmakepercayaan yang harus diikuti oiehanak didik, sekalipun hal yangterakhir ini secara "tipis" tetap ticlak

    24

    secara terpaksa, karena ada rasa takut,termasuk kepada orangtuanya atatttakut kepada lembaga agamanya,sehingga menjacli tidak valicl dalampenerimaannya. Sebagai akibatnya,apa yang telah didapatkannya itu,sewaktu-waktu

    'Japat saja hilang ataubahkan bukan titlak rnungkin justruberganti dengan dogma atau

    JPI, Fakultas Tarbiyah UII, l/l/96

  • kepercayaan baru yang dapat ,Jite-muinya kemu,lian.

    Seiring dengan tugas dan fungsiutama sekolah seperti disebutkan diatas, clan kaitannya dengan ,Jogmaatau kepercayaan agama yang diikttti,perlu disadari bahwa dalam kehi-clupan bersama atau dalam mengaturkepentingan Lrmum. Disini ada nilai-nilai yang menjadi kepentinganbersama, dan tidakmelihat karena pengi-kut agarna tertentu,bahkan seringkali jugamenjadi kepentinganmereka yang tirlakberagama sekalipun.

    Dalam konteks ter-sebut, terlihat bahwabanyak amalan-ama-lan dan perilaku baiksesuai dengan nilai-nilai agama tertentu,

    Rekonstruksi

    Nunutn hegittr,kehudiran nilai

    aguntu di tengah-tenguh urusan unutnr

    tetup mutlak diperlukun,korena tunpu

    kehudirunnyo, urusunumum tidttkukun manrpu

    ntenentukun uraltyang benor

    mutlak diperlukan, karena tanpakehadirannya/ urusan umum atattkepentingan bersama tidak akanmampu menemukan arah yang benaryang dalam banyak hal telah terbuktimelampaui kapasitas kebenaranmanusia dalam clataran tluniawiyahini.

    Dalam kehidupan kini, dan lebih-lebih dalam kehidupan Posmo, tidak

    terelakkan lagi antaramereka yang "berjil-bab" clurlttk semejadengan mereka yang"berkalung salib". Bah-kan, antara keduanyae{engan mereka yangmemakai atribut-atri-brtt keagamaan lain,untuk bersama-samamembahas masalah-masalah akaclemik clanberbagai problema

    dicontohkan oleh mereka yangberbeda agama. Seiring dengan itu,juga banyak nalar atau pemikiran-pemikiran yang benar, etis, dan estetisdalam kehidupan dtnia wiyahini, yangdilakukan oleh mereka yang berbedaagama, bahkan oleh mereka yangmengaku tidak beragama. Namttnbegitu, kehadiran nilai agama ditengah-tengah urusan umum tetap

    JPI, Fakultas Tarbiyah UII, l,'1,/96

    kehidupan bersama.Mereka tidak "risih" dengan atri-

    bttt-atribut keagamaan yang dipakaioleh .teman dan lawan clialognya,bahkan sebaliknya, mereka justrttdapat saling menghargai identitas,atribut pasing-masing. Mereka jugamenjadi mudah menempatkan rliridan juga memahami bahwa masing-masing pihak tidak boleh memak-

    25

  • sakan dogma agamanya untuk diikr,rtioleh partner clialognya. Biarkanpilihan dogma diputuskan sendirioleh yang bersangkutan, dan dengandemikian masing-masing akanmengembangkan dakwah masadepan dalam format profesional, yangsangat tergantung pada prestasi danrePutasi'

    +,r+

    Dalam menanggapiberbagai perkembang-an yang sama sekaliberbeda dengan masa-masa sebelumnya,maka tidak bisaclihindarkan lagi bah-wa semuanya hartrsdilakukan dengan kiattertentu, terutamarialam upaya mendu-n.iawikan ajaran agamamelalui pendidikandan pengajaran di

    Rekonstruksi

    untuk menglilangkan" ga4ialan dikltoto mis "

    (antara ilntu ugumndengan ilntu umunt),

    maka kurikulum pendi-dikun yung berluku di

    sekolah-sekolah umunruntuk jeniang Dusar dun

    menengnh, sehuiknyajuga berlaku di sekolub

    sekoluh agunxa Islunr

    sampai dengan tingkat tinggi. Pendi-dikan tinggi adalah sebagai yangdiutamakan.

    Berkeahlian ilniu aganza adalah citrapenguasaan disiplin ilmu-ilmu yanglahir tlari objek formal, ilmu-ilmuqawliyah, seperti'uluntul qLtr'an','uluntul hadits, ushul fiqh, ilntu kalam,sejarah Nabi dan sebagainya. Bukanhanya ilmu-ilmu yang lahir dalam

    kandungan ayat qaw-niyah, seperti fisika,kini a, b otani, as tronomi,geologi, nta tenta tika, drrsebagainy a (M.A.Fa ttal z Sa n toso, 7992:7 6-17).

    Mengingat bahwaPenrlitlikan Islam In-donesia merupakanstrbsistem PendidikanNasiona I, dan sekaligusuntuk menghilangkan"ganjalan dikhotomis"

    sekolah-sekolah agama. Sekolah-sekolah agama yang dimaksud di siniadalah, sekolah-sekoiah yang sengajadiaclakan untuk menghasilkan out putyang tidak hanya mampu secara lugasberperilaku agama, dalam hal iniagama Islam. Tetapi juga sebagai output yang berilmu atau berkeahlianilmu agama, mulai tingkat dasar

    26

    (antara ilmu agama dengan ilmuumum), maka kurikulum pendidikanyang berlaku rli sekolah-sekolahumum untuk jenjang Dasar danmenengah, sebaiknya juga berlaku rlisekolah-sekolah agama Islam. Namunharus dibedakan untuk tingkatpendidikan tinggi dan untuk jenjangtersebut harus didisain berbeda antara

    JPI. Fakulras 'lLrrbi,vah UII. I'l/96

  • pendidikan tinggi umum denganpendidikan tinggi agama Islam. Sebab,khusus untuk tingkat ini out putnyadiharapkan bersifat spesialisasi dalamdisiplin ilmu tertenttt.

    Tetapi be

  • melalui mata pelajaran-mata pela-jaran umum. Namun demikian, seti-dak-tidaknya dengan strategi terse-but, yaitu dengan cara memandangmata pelajaran-mata pelajaran umttmsebagai instrurnen untuk mempelajariagama, diharapkan semakin menja-dikan Pendidikan Agama denganPendidikan LJmum sebagai satukesatuan.

    Pada saat anak ke-lak memasuki cluniaPerguruanTinggi Aga-ma Islam, sekurang-kurangnya mereka su-dah dibekali landasannalar yang kuat, disamping ldndasan mo-ral, kebangsaan danprofesional. Demikianpula sebaliknya, guru-guru sekolah LrmLlmju.ga terdiri dari mereka

    Rekonstn&si

    Untuk itulult, tttukulenfiogu-lemhagupendidikan ugflmu

    perlu segeru bongkitdalum rekayuss 7r1n

    konstntksi yuttgdiperburui securfi

    tuntss dan tidak hunrtusekadar tumhal sulunt

    Betapapun kita ingin mendesakdan mengembangkan pendekatanatau metoclologi rasional atau ilmiahdalam perguruan agama, termasukperguruan tingginya, karena watakatau sifat ajaran agama yang mem-punyai dimensi transendental yangsangat kuat, rnelarnpaui batasanke,Juniawian, maka jelas tetapdiperlukan pendekatan lain di sam-

    ping pendekatan aka-demik atau rasional.Dalam kaitan ini tam-paknya pendekatantradisional-emosional,utamanva r-rntr.rk pen-diclikan nonformal se-perti Majelis-majelisTaklirn, dan sebagai-nya, masih tampaksangat efektif clan efi-sienn sesuai dengantingkat butlaya yang

    yang menguasai benar agarnanya,sehingga dalam upaya menyiapkananak menjadi spesialis atau mengua-sai clisiplin ilmu tertentu, dapatsekaligus menyelipkan landasan nilai-nilai moral agama (bukan dogmaagama tertentu) pada anak didik, disamping didasari oleh nilai-nilailuhur sosial b udayanya.

    28

    mengitarinya.Meskipun dernikian, pendekatan

    rasional tetap perlu dikernbangkansesuai dengan tuntutan kebutr,rhanzaman yang semakin maju. Tanpaada upaya tersebut, kita boleh kha-watir bahwa kelak apa yang dikeloladan ciitekuni untuk memperbaikiumat selama ini, akan ketinggalanatau ditinggalkan di masa datang.

    JJ'/, [;ahiltas Thrbiyh l]il. l,Ii96

  • Rekonstruksi

    Sebab, pada saat ittt telah lahir ins-trumen yang clapat mengayomi cita-cita mereka sebagai generasi baruyanghiclup di zaman posmo.

    Untuk itulah, maka lembaga-lembaga pendidikan agama perlusegera bangkit dalam rekayasa dankons-truksi yang diperbarui secaratuntas dan tidak hanya sekadartambal sulam. Nilai esensial pacla

    keharrrsan ini adalah untukmejangkau daya saing yang telahditunjtrkkan lembaga-lembagapendidikan model lain yang hidup disekitar perjalanan pen,Jiclikan yangberlabel Islam.

    ProJ. Dr'. H. i\'Iastuhu, I,I. Etl. aclaloh DosenFakultas'[arbiyah ,9 Pasca Sarjana IAII{ Syar('H i d ava I u I lalt J ctkar ta.

    JPI. Fakultas Tarbiyah UII, I/l/96 29

    IMGIMG_0001