link and match

20
Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 1 Pendidikan Islam dan Tuntutan Link and Match dengan Dunia Kerja Susunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah kapita selekta semester VI Oleh : Rosita Umami Budi Oleh: Faizatus Sa’adah Nur Hidayati “Am” Dosen pengampu: Ibu Hj. Bashirotul Hidayah, M.Pd.I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEKOLAH TINGGI ISLAM BANI FATAH (STIBAFA) TAMBAKBERAS JOMBANG 2014

Upload: faizha-arrozy

Post on 14-Jul-2015

550 views

Category:

Data & Analytics


1 download

TRANSCRIPT

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 1

Pendidikan Islam dan Tuntutan Link and Match dengan

Dunia Kerja

Susunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah kapita selekta semester VI

Oleh :

Rosita Umami Budi

Oleh:

Faizatus Sa’adah

Nur Hidayati “Am”

Dosen pengampu:

Ibu Hj. Bashirotul Hidayah, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI ISLAM BANI FATAH (STIBAFA)

TAMBAKBERAS JOMBANG

2014

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 2

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

Maka untuk mensukseskan pembangunan Nasional di Negara ini tidak bisa lepas dari peran

dan campur tangan umat Islam. Dalam upaya itu maka mau tidak mau umat Islam harus

saling berupaya dan bekerja sama dalam berbagai lini, terutama di sektor pendidikan yang

akan mewarnai perkembangan dan arah pendidikan Nasional kedepan. Adapun Tujuan

Pendidikan Nasional seperti yang termaktub dalam alenia terakhir UUD 1945 yaitu

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia.

Pembangunan Nasional di Indonesia merupakan usaha peningkatan kualitas

manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan dengan berkelanjutan, berlandaskan

kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi nasi

memiliki visi yang jelas yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,

berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan Republik

Indonesia yang sehat, mandiri, beriman bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,

berkesadaran hukum dan lingkungan menguasai iptek memiliki etos kerja yang tinggi serta

disiplin. Dari hal itu jelas bahwa sektor pembangunan diarahkan pada orientasi peningkatan

sumber daya manusia.

Sekolah sebagai suatu system perekayasaan sumber daya manusia yang dapat

menghasilkan tenaga kerja memang dituntut untuk memasukkan kemampuan professional ke

dalam kurikulum. Manusia yang trampil, produktif, mandiri, dan professional hanya mungkin

diciptakan melalui proses pendidikan, pelatihan, dan pembangunan. Yang lazim menjadi

kenyataan adalah implementasi kurikulum di sekolah hanya mampu membelajarkan siswa

menangani suatu pekerjaan sampai selesai dengan baik, tetapi tidak membelajarkan siswa

bekerja dalam bidang produksi dan atau distribusi barang/ jasa mulai dari transaksi sampai

dengan merampungkan pekerjaan kemudian mendapatkan penghasilkan (income).

Sebagai usaha peningkatan sumber daya manusia yang cerdas, trampil, dan siap

pakai untuk masa depan, konsepsi Link and Match Pendidikan Islam dipandang baik untuk

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 4

peningkatan diberbagai bidang, yang diharapkan akan menghasilkan output pendidikan yang

berkualitas yaitu manusia yang matang, kreatif, cerdas dan beriman yang mampu

menghadapi tantangan zaman.

Di dalam relevansi pendidikan itu terdapat dua masalah. Pertama, adalah ketidak

harmonisan hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Dan kedua, adalah

ketidak sesuaian antara lulusan sekolah dengan tuntutan ketenagakerjaan.

Berdasarkan latarbelakang tersebut maka penulis akan memaparkan mengenai

pendidikan Islam tan tuntutan Link and Match dengan dunia kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian dan konsep dasar link and match dengan pendidikan Islam?

2. Bagaimanakah relevansi pendidikan dengan dunia kerja?

3. Apa sajakah penyebab terjadinya relevansi antara pendidikan dan adunia kerja?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep dasar link and match dengan pendidikan

Islam..

2. Untuk mengetahui relevansi pendidikan dengan dunia kerja

3. Untuk mengetahui beberapa penyebab terjadinya relevansi antara pendidikan dan

dunia kerja.

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Dasar Link and match dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa (orang

muslim) yang bertaqwa dengan secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan

serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar/ potensi) anak didik melalui ajaran Islam kea

rah titik optimal dari pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara jasmani maupun

rohani.1

Di Indonesia pendidikan Islam merupakan sub sistem pendidikan nasional.2 Kita

Sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa, patriotic (cinta tanah air)

menjadikan falsafah pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat. Sepakat

bahwa pendidikan agama (khususnya Islam) harus kita sukseskan dalam pelaksanaannya

pada semua jenis, jenjang, dan jalurnya. Sesuai dan sejalan dengan aspirasi bangsa seperti

telah digariskan dalam Tap-Tap MPR, terutama Tap MPR terbaru No.II/MPR/1988 dan

Undang-Undang No.2/1989 telah menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh

DPR dan disahkan oleh presiden. Sehingga menjadi dasar yuridis nasional kita yang

mengikat seluruh warga Negara Indonesia ke dalam satu system pendidikan nasional.3

Perlunya relevansi atau keterpaduan dan keserasian antara pendidikan dengan

berbagai sektor lainnya dimaksudkan agar proses dan hasil pendidikan dapat menjawab

tantangan dunia kerja, tantangan zaman, serta tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

dengan kata lain relevansi tersebut bermaksud mengarahkan kepada terwujudnya output

pendidikan sekaligus sebagai input bagi pembangunan yaitu berupa tenaga yang terdidik,

trampil dan siap kerja. Dalam rangka pencapaian hal ini maka pemerintah mengeluarkan

kebijakan yang lebih dikenal dengan konsep Link and Match. Melalui kebijakan ini

diharapkan dapat memperkuat upaya sinkronisasi dunia pendidikan dengan dunia industri

atau dunia usaha dalam hal perencanaan, penilaian, sertifikasi, pelatihan-pelatihan dan lain-

1 Moch. Ishom Achmadi, Kaifa Nurobbi Abna’ana, (Yogyakarta: SJ Press, 2009), hal.24 2 Ibid,hal.52-53 3 H.Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Askara, 2011), hal.204

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 6

lain. Adapun pendidikan Islam ialah bimbingan atau usaha sadar pendidikan terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama yang

berdasarkan ajaran Islam.

Abdurahman Al-Nahlawi (1989) merumuskan bahwa menurut pendapatnya pendidikan

(tarbiyah) terdiri dari tiga unsur penting yaitu :

1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa

2. Mengembangakan seluruh potensi

3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dilaksanakan

secara bertahap4

Menurut Oemar Hamalik Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua mengajar anaknya

bagaimana cara menanam dan memelihara padi, bagaimana cara melakukan pekerjaan

nelayan, bagaimana cara berdagang, bagaimana cara bertukang membuat rumah, menjahit

pakaian dan sebagainya. Anak-anak mereka dibawa ke dalam situasi sebenarnya sambil

menerima penjelasan-penjelasannya anak itu bekerja dan mengalami sendiri. Cara

menyampaikan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman itu mereka lakukan dengan cara

yang sama turun-temurun. Apa yang dilakukan oleh anaknya kemudian sama caranya

dengan apa yang dilakukan oleh ayah dan nenek moyangnya dahulu kala.5 Dilihat secara

demikian, maka pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang kongkret, spontan, dan

tidak direncanakan tetapi langsung berhubungan dengan keperluan hidup. Dengan kata lain,

dalam situasi yang belum mengenal sistem sekolah, sifat pendidikan pada dasarnya bersifat

linked and matched.

Link and Match dipopulerkan olehg Mendikbud Wardiman Joyonegoro pada tahun

1990-an. Pada era Wardiman ini, Link and Match betul-betul menjadi mantra di setiap

diskusi pendidikan. Tidak mengutip dua kata itu, berarti tak tahu dunia pendidikan,

meskipun Anda sudah bergelar profesor doktor di IKIP. Sehingga konsep link and match

terus menggerus inti dari dunia pendidikan. Problema pendidikan waktu itu dan hingga kini

adalah tak adanya keberkaitan dan keberpadanan dengan dunia kerja. Seakan-akan,

4 http://wwwqolbu.blogspot.com/2013/10/forum-studi-pendidikan-islam-studi.html

5 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara,2010), hal.4

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 7

pendidikan dan kerja adalah dua dunia yang berbeda dan tak pernah saling

menyapa. Pendidikan berjalan pada dunia sendiri yang tak jelas. Di sisi lainnya, dunia kerja

selalu berteriak bahwa ia harus bekerja keras menyiapkan kebutuhan akan tenaga kerja yang

diinginkannya.6

Dalam pengertian yang lebih luas link secara harfiyah berarti pertautan, keterkaitan

atau hubungan yang interaktif sedangkan match berarti kecocokan atau kesesuaian. Dengan

demikian jika dikaitkan dengan pendidikan Islam dapat terlihat didalamnya bahwa

sesungguhnya konsep Link and Match bukanlah sesuatu yang baru. Gagasan link and Match

yang menekankan agar dunia pendidikan memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan

pembangunan sesuai yang diajarkan oleh Islam, hal tersebut sudah diajarkan Islam sejak

dahulu. Dalam hal ini pembangunan yang dimaksud ialah mengandung arti menata hari esok

yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat

Al Hasyr ayat 18. Allah telah berfirman:

ير بماتعملوناتقوهللاا إّن هللاا خبيا أيها الذين آمنوا اتقوهللاا ولتنظر نفس ماقدّمت لغد و

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap

hari memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan

bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.7

Menjalankan Link and Match bukanlah hal yang sederhana. Karena itu, idealnya, ada

tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program Link and Match

yaitu perguruan tinggi, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah. Dari ketiga komponen

tersebut, peran perguruan tinggi merupakan keharusan dan syarat terpenting. Kreativitas dan

kecerdasan pengelola perguruan tinggi menjadi faktor penentu bagi sukses tidaknya program

tersebut.

6 http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/05/salah-pemahaman-terhadap-link-and-match-540180.html

7 Al-Qur’an dan terjemah bahasa Indonesia.hal.547

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 8

B. Dinamika Dunia Kerja

Sekarang ini, dunia kerja atau pasar kerja adalah suatu yang terus berubah dengan

cepat. Ini merupakan akibat dari perkembangan teknologi yang diikuti oleh perubahan-

perubahan ekonomi dan perubahan-perubahan social. Sekarang ini misalnya, permintaan

masyarakat akan parabola terus meningkat. Ini menimbulkan pekerjaan-pekerjaan baru

dalam pasar kerja, antara lain perakit parabola, teknisi di bidang receiver dan decoder, dan

pelayanan pemeliharaan alat-alat elektonik tadi. Maka timbullah pekerjaan-pekerjaan baru

atau profesi-profesi baru dalam masyarakat kita.8

Pekerjaan-pekerjaan baru ini tidak hanya timbul di bidang teknologi saja, tetapi juga

di bidang-bidang yang lain. Di bidang hukum, misalnya, timbul spesialisasi-spesialisasi baru

seperti hokum paten yang menuntut pengetahuan dari dua displin: hokum dan ekonomi.

Kemudian, kebutuhan-kebutuhan akan peraturan-peraturan untuk mengatur lalu lintas

elektronik melalui radio, televisi, dan satelit, melahirkan suatu spesialisasi baru: Hukum

Telekomunikasi. Di bidang lalu lintas udara timbul kebutuhan akan peraturan-peraturan

internasional untuk mengatur keselamatan lalu lintas di udara. Maka, timbul spesialisasi

hokum dirgantara.

Di bidang kedokteran juga timbulalat-alat baru yang menuntut ketrampilan baru.

Untuk dapat mempergunakan alat USG ( alat pemantauan hati, ginjal, empedu, dan usus

melalui teknologi ultrasonic) dan impedance cardiograph (alat pemantau jantung yang

bersifat nininvasif), misalnya, seorang dokter harus mendapatkan latihan khusus terlebih

dahulu. Di bidang keguruan juga timbul tegnologi baru. Misalnya, pengajaran dengan

mempergunakan computer secara interaktif menuntut guru-guru masa depan untuk mampu

bekerja dengan computer sebagai alat bantu pendidikan.9

Berdasarkan kenyataan ini, pemilihan perguruan tinggi dan jurusan studi perlu

dilakukan dengan saat hati-hati. Sekali lagi, jangan mencari jurusan studi yang mudah.

Carilah jurusan studi dengan basis akademik yang benar-benar kokoh.

8 Mochtar Buchori, Pendidikan Antisipatoris, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal.135 9 Ibid, hal.136

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 9

C. Relevansi Pendidikan dan Dunia Kerja

B.1. Sekolah dan ketenagakerjaan

Sebagaimana telah disebutkan di pendahuluan bahwasannya pendidikan pada

dasarnya merupakan sesuatu yang kongkrit, spontan, dan tidak direncanakan tetapi langsung

berhubungan dengan keperluan hidup. Dengan kata lain, dalam situasi yang belum mengenal

sistem sekolah, sifat pendidikan pada dasarnya sesalu bersifat linked and matched.

Berkenaan dengan masalah yang kedua, sampai sekarang masih ada kritikan bahwa

lulusan sekolah kurang/ tidak siap menangani pekerjaan yang tersedia. Sehingga mungkin

karena khawatir dicap tidak pecus kerja, maka lulusan sekolah terkadang menjadi tidak

berani memasuki lapangan kerja yang ada, meskipun dia benar-benar membutuhkannya. Bisa

jadi kejadian serupa disebabkan bahwa jenis pekerjaan itu tidak cocok dengan ijazah yang

disandang oleh lulusan sekolah tersebut, atau mungkin karena pihak yang membutuhkan

tenaga kerja memang tidak menerimanya dengan alas an bahwa jenis dan jenjang pendidikan

lulusan sekolah itu kurang sesuai dengan lapangan kerja yang dipasarkan.10

Terjadi missink link, yakni ketidaksesuaian antara persediaan sumber daya manusia

yang merupakan lulusan sekolah sebagai tenaga kerja dengan jumlah lowongan kerja. Atau

ada lowongan kerja yang tidak dapat dimasuki oleh lulusan sekolah, karena yang

bersangkutan tidak memiliki ketrampilan yang disyaratkan. Akibatnya banyak lulusan

sekolah menjadi pengangguran, baik menganggur twrbuka maupun menganggur tertutup.

Yang dimaksud dengan menganggur terbuka, adalah lulusan sekolah belum/ tidak memiliki

pekerjaan sama sekali. Sedang yang dimaksud dengan menganggur tertutup, adalah lulusan

sekolah sudah memiliki pekerjaan akan tetapi pekerjaannya tidak tetap, tidak penuh atau

bergaji rendah (under salaries).

Sekolah sebagai suatu sistem perekayasaan sumber daya manusia yang dapat

menghasilkan tenaga kerja memang dituntut untuk memasukkan kemampuan professional ke

dalam kurikulum. Manusia yang trampil, produktif, mandiri, dan professional hanya mungkin

diciptakan melalui proses pendidikan, pelatihan, dan pembangunan. Yang lazim menjadi

kenyataan adalah implementasi kurikulum di sekolah hanya mampu membelajarkan siswa

10 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,(Yogyakarta: Teras, 2009), hal.36

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 10

menangani suatu pekerjaan sampai selesai dengan baik, tetapi tidak membelajarkan siswa

bekerja dalam bidang produksi dan atau distribusi barang/ jasa mulai dari transaksi sampai

dengan merampungkan pekerjaan kemudian mendapatkan penghasilkan (income). Sementara

itu, St.Vembriato berpendapat, bahwa pendidikan di sekolah bagaimanapun baiknya tidak

akan mampu menghasilkan tenaga kerja yang siap untuk melaksanakan suatu jenis okupasi

atau pekerjaan tertentu tanpa masa penyesuaian atau training sedikit atau banyak. Selalu ada

jarak antara dunia pendidikan di sekolah dengan dunia kerja di masyarakat. Maka progam

ketrampilan yang dapat diselenggarakan oleh sekolah terbatas pada taraf menghasilkan

lulusan yang mudah dilatih (trainable).11

Mentri pendidikan dan kebudayaan, Fuad Hasan (kini mantan), tidak setuju apabila

lulusan sekolah dinilai tidak siap pakai. Menurut beliau, kalau ada masyarakat yang menilai

lulusan sekolah tidak siap pakai, itu berarti mereka tidak mengetahui apa arti sebenarnya

pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah memang bukan mencetak tenaga siap pakai.

Mencetak manusia siap pakai sama halnya dengan mencetak manusia yang hanya tergantung

pada pemakai. Pendidikan yang diselanggarakan di sekolah tidak diarahkan yang demikian,

namun untuk mendidik seseorang agar bias mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

B.2. Perguruan Tinggi dan Dunia Kerja di Indonesia

Kalau kita perhatikan kenyataan yang terdapat dalam masyarakat kita sekarang ini,

akan segera kita lihat bahwa antara perguruan tinggi dan dunia kerja adakalnya terdapat

perbedaan dalam pola dinamika mereka. Dunia perguruan tinggi kita tidak selalu mampu

mengikuti dinamika yang terdapat dalam dunia kerja. Beberapa bagian dari perguruan tinggi

kita kelihatan dapat mengikuti pola dinamika dalam dunia kerja, tetapi beberapa bagian yang

lain tampak tidak mampu mengikuti dinamika tadi. Akibatnya ialah bahwa bagian-bagian

tertentu dari perguruan tinggi kita menghasilkan lulusan-lulusan yang secara relative mudah

dapat menemukan tempat dalam pasar kerja yang ada, sedangkan pada bagian-bagian yang

lain dari perguruan tinggi para lulusannya mengalami kesukaran dalam mendapatkan tempat

di pasar kerja yang ada. Lalu kita lihat dalam masyarakat kita lulusan-lulusan perguruan

11 Ibid, hal. 37

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 11

tinggi yang cukup lama menganggur, atau yang terpaksa menerima pekerjaan di bawah taraf

pendidikan mereka (gejala under employment).12

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa

jumlah pengangguran pada tahun 2014 diprediksikan menurun menjadi 7, 24 juta orang

(6,03%). Jumlah ini lebih rendah dibanding jumlah pengangguran terbuka saat ini yang

berjumlah 7,39 juta orang (6,25%) (BPS, Sakernas Agustus 2013). Sedangkan Kesempatan

kerja yang tercipta tahun depan diperkirakan sebanyak 1,87 juta orang yang disediakan oleh

9 sektor lapangan usaha sehingga diharapkan penyerapan pengangguran semakin tinggi.

Melalui Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA), Institut

Pertanian Bogor berupaya turut serta mengatasi masalah pengangguran dengan cara

membina serta memfasilitasi mahasiswa dan alumni untuk menyiapkan diri memasuki dunia

kerja.13

Jumlah pengangguran dari kalangan perguruan tinggi pun relatif meningkat. Di lain

pihak, perusahaan mengeluhkan semakin sulit mendapatkan kandidat yang benar-benar

sesuai, mengingat bahwa ada banyak kandidat yang tersedia tetapi sangat sedikit yang

memiliki kualifikasi memadai. Berdasarkan pemikiran tersebut, Direktorat Pengembangan

Karir dan Hubungan Alumni Institut Pertanian Bogor berupaya menjadi fasilitator untuk

menyatukan kepentingan dunia usaha sebagai penyedia lapangan kerja dengan lulusan IPB

dan perguruan tinggi lainnya, dengan menyelenggarakan kegiatan “BURSA KERJA – IPB

JOB FAIR 2014”.

Kegiatan “BURSA KERJA – IPB JOB FAIR 2014” ini bertujuan untuk:

1. Membekali lulusan perguruan tinggi mengenai persiapan diri memasuki

dunia kerja

2. Memfasilitasi kalangan dunia usaha dalam mendapatkan SDM yang

diperlukan

3. Memfasilitasi alumni perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan

12 Mochtar Buchori, Pendidikan Antisipatoris, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal.131 13 http://cda.ipb.ac.id/lowongan-kerja-job-fair-2014/

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 12

4. Membangun hubungan yang sinergis dan saling menguntungkan antara IPB

dengan kalangan dunia usaha khususnya dalam penyediaan kebutuhan SDM

lulusan yang sesuai kebutuhan.

B.3. Relevansi pendidikan Islam dengan Link and Match

Konsep link and match pendidikan Islam dipandang sebagai sebuah konsep yang

yang fleksibel, artinya bahwa konsep ini tetap relevan dalam berbagai suasana dan keadaan.

Maka relevansi dari konsep tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:14

1. Relevasi terhadap perubahan zaman

Merujuk dari berbagai uraian tentang pengertian link and match pendidikan Islam

yang sudah diuraikan di depan, sebetulnya ialah berawal pada konsep nilai-nilai perubahan

diberbagai sektor. Yaitu dengan konsep ini diharapkan akan tercetak orang-orang (Output

pendidikan) yang terampil, siap terjun didunia kerja di era global sekaligus sebagai insan

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT yang bisa mengadopsi dan

mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam bidang apapun dan kondisi apapun.

Konsep Link and Match pendidikan Islam dalam hal ini dianggap penting, karena

dianggap mampu mengatasi persoalan yang sedang dialami bangsa ini. Persoalan yang

paling mendasar yang dialami pendidikan nasional ialah bahwa secara umum pendidikan

nasional sedang menghadapi dua tantangan yang amat berat yaitu tantangan internal dan

tantangan eksternal.

Secara internal, kita dihadapkan pada posisi juru kunci untuk pendidikan, dan

sebaliknya di ranking teratas untuk korupsi. Dua kondisi ini yang selalu disebutkan dan

diucapkan dimana-mana secara berulang-ulang, sehingga membentuk konsep diri

masyarakat kita bahwa pendidikan kita jelek, tidak bermutu, dan terbelakang.

Di sisi lain secara Eksternal, kita juga dihadapkan dengan tantangan yang berat,

yaitu perubahan yang sangat cepat dari lingkungan strategis diluar Negara kita. Pasar bebas

ASEAN (AFTA) yang sudah berlaku sejak 2003 yang lalu, beberapa saat ke depan

kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) diberlakukan mulai tahun 2010 untuk negara maju

14 http://wwwqolbu.blogspot.com/2013/10/forum-studi-pendidikan-islam-studi.html

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 13

dan 2020 untuk seluruh anggota termasuk Indonesia. Jadi kita berada dalam posisi untuk

tidak bisa mengelak dari tekanan eksternal tersebut. Jika saat ini Negara kita menghadapi

kompetisi tenaga kerja yang begitu kuat, maka pada masa depan kompetisi tersebut akan

lebih ketat lagi terutama di era global yang akan berhadapan dengan tenaga-tenaga kerja

asing yang ikut berebut dalam memasuki pasar kerja di Negara kita ini.

Dari sinilah kita kembalikan bahwa dengan konsep link and Match Pendidikan

Islam dipandang bisa mengatasi persoalan tersebut, jika dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh, peran berbagai pihak dan kata kuncinya ialah perubahan dan inovasi di berbagai

sektor, sebagai titik tolak dalam mengembangkan pendidikan nasional pada umumnya.

2. Relevansi terhadap perkembangan Tehnologi dan Industri

Seiring dengan perkembangan zaman maka tidak bisa dielakkan lagi bahwa

tehnologi dan industri juga berkembang pesat. Sejalan dengan hal itu pendidikan yang

dikehendaki pemerintah ialah menciptakan manusia pendidikan yang bisa memenuhi pasar

kerja.

Optimisme pengelola sistem pendidikan Islam, khususya sarjana agama dalam

melihat perkembangan kehidupan adalah menjadi suatu keharusan. Karena hakikat

pendidikan Islam ialah pendidikan yang berkesinambungan dan mempunyai dinamika

Kultural. Sesuai dengan Makna dasar kata Al-Islam sebagai kata kerja positif, dalam

perspektif pendidikan, mengislamkan berarti menjalankan pendidikan sesuai dengan

dinamika dan kebutuhan.

Berangkat dari titik tolak itulah sehingga konsep Link and Match pendidikan Islam

dipandang masih cukup relevan untuk dilaksanakan, demi tercapainya orientasi pendidikan

yang dikehendaki yaitu output pendidikan yang mampu bersaing di pasar kerja modern

sekaligus memiliki kredibilitas yang tinggi dan etos kerja yang maksimal sekaligus memiliki

benteng iman yang kokoh.

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 14

D. Seebab-Sebab Terjadinya Relevansi antara Pendidikan dan Dunia Kerja.

Diantara sebab-sebab yang dapat menimbulkan probema relevansi pendidikan

tersebut adalah : 15

1. Karena dalam setiap tahun jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak berimbang dengan

jumlah lulusan sekolah. Jumlah lulusan sekolah selalu lebih besar. Di samping itu, jenis

lapangan kerja sulit diketahui untuk disesuaikan dengan calon tenaga kerja yang

dipersiapkan melalui sekolah. Setiap tahun, lapangan kerja ada yang hilang dan ada yang

muncul sebagai lowongan kerja baru dengan laju yang cepat, sedangkan pendidikan

sekolah lamban dalam memacu dirinya menuju penyimpanan tenaga kerja yang

dibutuhkan.

2. Karena adanya sistem sogok/ suap antara pihak yang membutuhkan tenaga kerja dengan

pihak pencari pekerjaan, dan adanya system memo yakni seseorang bias bekerja pada

lowongan kerja yang dipasarkan kalau ada memo dari orang tertentu, sehingga bias

terjadi penempatan tenaga kerja yang bukan pada tempatnya, tidak sesuai dengan

keahlian yang dimiliki. Sedang tenaga kerja dengan keahlian yang sesuai tersingkirkan,

karena tidak memiliki uang sogok dan atau tidak memiliki memo dari orang tertentu.

Kejadian ini bukan menjadi rahasia umum. Masyarakat telah memiliki image negative,

bahwa biasa terjadi kasus korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) dalam penyeggelaan

rekruitmen calon tenaga kerja lebih-lebih dalam seleksi Calon Pegawai Negri Sipil dan

yang sederajat. Ini jelas merupakan persaingan sekaligus kerja sama yang jauh dari sehat.

3. Karena adanya kesenjangan hubungan antara kurikulum sekolah dengan perkembangan

masyarakat. Secara umum, kemampuan pengelola sekolah memperhatikan dan merespon

tuntutan perkembangan masyarakat adalah tidak signifikan.

4. Karena lulusan sekolah kurang/ tidak melengkapi dirinya dengan ketrampilan-

ketrampilan tambahan yang dapat membantu mencerahkan masa depannya dengan jalan

mengikuti kursus ketrampilan di luar jam sekolah supaya sesuai sekolah menjadi leluasa

geraknya di bidang ekonomi.

5. Karena lulusan sekolah kejurusan masih memerlukan pelatihan (training) apabila

diterjunkan dalam bidang pekerjaan tertentu, mengingat bahwa penyelenggaraan

pendidikan pada sekolah kejurusan itu tampak masih bersifat umum.

15 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,(Yogyakarta: Teras, 2009), hal.38

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 15

E. Rekomendasi

Untuk mengatasi problema relevansi di atas dapat ditempuh alternative seperti di

bawah ini:

1. Supaya sekolah dapat mengetahui dan merespon dengan baik akan perkembangan

tuntutan masyarakat, sebaiknya tetap dijalin hubungan kerja sama antara pihak pengelola

sekolah dengan para orang tua peserta didik, tokoh masyarakat, dan instansi terkait baik

di dalam maupun luar negri.

2. Supaya pelaksanaan pembangunan nasional yang membutuhkan banyak tenaga kerja

terdidik dapat dipenuhi, sebaiknya para pengelola sekolah terus menerus memperbarui

kurikulum pendidikannya dengan memasukkan bidang studi yang berkaitan dengan

ketrampilan.

3. Supaya lapangan kerja yang tersedia dapat segera diisi oleh tenaga kerja yang memenuhi

kualifikasi yang disyaratkan, sebaiknya terus dijalin hubungan kerja sama antara

pengelola sekolah yang menyiapkan tenaga kerja terdidik dengan dengan pihak

perencana pengembangan lapangan kerja.

4. Supaya lowongan kerja yang tersedia dapat ditempati oleh tenaga kerja yang sesuai, the

right man on the right job, sebaiknya terus diupayakan sistem penerimaan calon tenaga

kerja yang bersih dari system sogok dan system memo dengan memperkuat sikap anti

korupsi kolusi nepotisme di kalangan pelajar.

5. Supaya dapat menjadi orang yang sukses dalam meniti kehidupan di masa datang,

sebaiknya peserta didik menempuh kursus ketrampilan tertentu di luar jam sekolah.

F. Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Replibik Indonesia

Pada tanggal 29-30 April 2014 di kota Surakarta telah dilaksanakan workshop

Pembentukan dan Penguatan Industrial Board oleh Tim Penyelarasan Pendidikan dengan

Dunia Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Workshop yang bertempat

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 16

di Lorin Solo Hotel ini dilakukan untuk meningkatkan keselarasan antara Pendidikan dengan

Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di kota Surakarta.16

Workshop ini dihadiri oleh 42 peserta yang mencakup elemen pemerintahan, dunia

pendidikan, dan DUDI kota Surakarta seperti dosen, guru, perwakilan dari lembaga kursus

dan pelatihan, perwakilan penggiat seni, HIPMI, KADIN dan beberapa instansi terkait.

Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Bapak Dr. Ahmad Purnomo selaku Wakil Walikota

Surakarta. Beliau juga menyampaikan sambutan tertulis dari Walikota Surakarta, Bapak

F.X. Hadi Rudyatmo, yang berisi dukungan Walikota Surakarta terhadap program

penyelarasan di kota Surakarta. Dalam sambutan tertulisnya, Walikota Surakarta

menekankan pentingnya kerjasama semua pihak untuk mempercepat keselarasan antara

dunia pendidikan dan DUDI. Sambutan dan pengarahan juga diberikan oleh Direktur

Binsuslat, Bapak Muslikh, SH. Selanjutnya, para peserta diberikan materi pengarahan oleh

Tim Ahli Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan yang terdiri dari Dr. Sri Gunani Partiwi, Dr. Maria Anityasari, Dr. Bambang

Dwi Wahyudi dan Yudha Prasetyawan, ST, M.Eng.Sc..

Pada hari pertama, peserta diberikan pengarahan oleh Dr. Sri Gunani Partiwi yang

menyampaikan materi mengenai Perkembangan Program Penyelarasan Pendidikan dengan

Dunia Kerja dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Selain itu, peserta juga

mendapatkan pengarahan terkait urgensi penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja dalam

menghadapi AEC (ASEAN Economic Community) 2015 yang dipaparkan oleh Dr. Maria

Anityasari. Selanjutnya, pemaparan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) Industrial

Board dan sharing pengelolaan serta hasil kegiatan forum Industrial Board kota Surabaya

disampaikan oleh Bapak Yudha Prasetyawan, ST, M.Eng.Sc yang sekaligus merupakan

ketua Industrial Board kota Surabaya. Di akhir workshop hari pertama dilakukan diskusi

pembentukan Forum Industrial Board kota Surakarta yang dipandu oleh Dr. Bambang Dwi

Wahyudi. Diskusi ini berhasil merumuskan struktur Forum Industrial Board kota Surakarta.

16 http://www.penyelarasan.kemdiknas.go.id/content/detail/560.html

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 17

Pada hari ke dua, peserta diberikan pemaparan mengenai peluang pengajuan

proposal Pilot Project yang disampaikan oleh Bapak Yudha Prasetyawan, ST, M.Eng.Sc.

dan Bapak Heri Sutanto, M.Kes.. Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari hasil

penyusunan kepengurusan Industrial Board yang telah dilakukan pada hari pertama. Selama

dua hari pelaksanaan workshop, Peserta tampak sangat antusias dengan program

penyelarasan. Hal ini terlihat dari hidupnya diskusi dan tanya jawab baik pada hari pertama

maupun hari kedua.

Dengan terbentuknya forum Industrial Board di kota Surakarta diharapkan dapat

menjadi motor untuk meningkatkan penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja di kota

Surakarta. Workshop Pembentukan dan Penguatan Industrial Board kota Surakarta ini

ditutup dengan foto bersama antara peserta dengan Tim Ahli Penyelarasan Pendidikan

dengan Dunia Kerja sekaligus menandai terbentuknya forum Industrial Board kota Surakarta

yang bernama “Industrial Board kota Surakarta”.

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam situasi yang belum mengenal sistem sekolah, sifat pendidikan pada dasarnya

bersifat linked and matched. Link and Match dipopulerkan olehg Mendikbud Wardiman

Joyonegoro pada tahun 1990-an. Pada era Wardiman ini, Link and Match betul-betul menjadi

mantra di setiap diskusi pendidikan. Terjadi missink link, yakni ketidaksesuaian antara

persediaan sumber daya manusia yang merupakan lulusan sekolah sebagai tenaga kerja

dengan jumlah lowongan kerja. Atau ada lowongan kerja yang tidak dapat dimasuki oleh

lulusan sekolah, karena yang bersangkutan tidak memiliki ketrampilan yang disyaratkan.

Akibatnya banyak lulusan sekolah menjadi pengangguran, baik menganggur twrbuka maupun

menganggur tertutup.

Dalam pengertian yang lebih luas link secara harfiyah berarti pertautan, keterkaitan

atau hubungan yang interaktif sedangkan match berarti kecocokan atau kesesuaian. Dengan

demikian jika dikaitkan dengan pendidikan Islam dapat terlihat didalamnya bahwa

sesungguhnya konsep Link and Match bukanlah sesuatu yang baru. Gagasan link and Match

yang menekankan agar dunia pendidikan memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan

pembangunan sesuai yang diajarkan oleh Islam, hal tersebut sudah diajarkan Islam sejak

dahulu. Dalam hal ini pembangunan yang dimaksud ialah mengandung arti menata hari esok

yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Konsep link and match pendidikan Islam dipandang sebagai sebuah konsep yang

yang fleksibel, artinya bahwa konsep ini tetap relevan dalam berbagai suasana dan keadaan.

Maka relevansi dari konsep tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Relevasi terhadap perubahan zaman

Konsep Link and Match pendidikan Islam dalam hal ini dianggap penting, karena

dianggap mampu mengatasi persoalan yang sedang dialami bangsa ini. Persoalan yang

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 19

paling mendasar yang dialami pendidikan nasional ialah bahwa secara umum pendidikan

nasional sedang menghadapi dua tantangan yang amat berat yaitu tantangan internal dan

tantangan eksternal.

3. Relevansi terhadap perkembangan Tehnologi dan Industri

Seiring dengan perkembangan zaman maka tidak bisa dielakkan lagi bahwa

tehnologi dan industri juga berkembang pesat. Sejalan dengan hal itu pendidikan yang

dikehendaki pemerintah ialah menciptakan manusia pendidikan yang bisa memenuhi pasar

kerja.

Optimisme pengelola sistem pendidikan Islam, khususya sarjana agama dalam

melihat perkembangan kehidupan adalah menjadi suatu keharusan. Karena hakikat

pendidikan Islam ialah pendidikan yang berkesinambungan dan mempunyai dinamika

Kultural. Sesuai dengan Makna dasar kata Al-Islam sebagai kata kerja positif, dalam

perspektif pendidikan, mengislamkan berarti menjalankan pendidikan sesuai dengan

dinamika dan kebutuhan.

B. Saran

seyogyanya pemerintah secara serius menjaga iklim keterkaitan dan mekanisme

implementasi ilmu dari perguruan tinggi ke dunia kerja sehingga diharapkan program Link

and Match ini berjalan semakin baik dan semakin mampu membawa manfaat bagi semua

pihak. Demikian pula perguruan tinggi harus menjalin relasi dan menciptakan link dengan

banyak perusahaan/ sekolahan agar bersedia menjadi arena belajar kerja/ mengajar (magang)

bagi mahasiswa yang akan lulus. Dengan magang langsung (on the spot) seperti itu, lulusan

tidak hanya siap secara teori tetapi juga siap secara praktik.

Kapita Selekta Pendidikan Islam Page 20

DAFTAR PUSTAKA

Moch. Ishom Achmadi, Kaifa Nurobbi Abna’ana, SJ Press, Yogyakarta, 2009

H.Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bumi Askara, Jakarta, 2011

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Askara, Jakarta, 2010

Al-Qur’an dan terjemah bahasa Indonesia.hal.

Mochtar Buchori, Pendidikan Antisipatoris, Kanisius, Yogyakarta, 2001

Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, Teras,Yogyakarta, 2009

http://wwwqolbu.blogspot.com/2013/10/forum-studi-pendidikan-islam-studi.html

http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/05/salah-pemahaman-terhadap-link-and-match-

540180.html

http://cda.ipb.ac.id/lowongan-kerja-job-fair-2014/

http://www.penyelarasan.kemdiknas.go.id/content/detail/560.html