link and match

88
DAFTAR ISI PA-0301-76 Pemeriksaan Penetrasi Bahan-bahan Bitumen PA-0302-76 Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter PA-0303-76 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup PA-0304-76 Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal (Thick Film Test) PA-0306-76 Pemeriksaan Daktilitas Bahan-bahan Bitumen PA-0307-76 Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter PA-0201-76 Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar PA-0202-76 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar PA-0203-76 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus PA-0204-76 Pemeriksaan Berat Isi Agregat PA-0205-76 Pemeriksaan Kelekatan Agregat terhadap Aspal PA-0206-76 Pemeriksaan Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles PA-0207-76 Pemeriksaan Kotoran Organik PA-0208-76 Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200 PA-0209-76 Pemeriksaan Kadar Air Agregat PA-0201-76 Pemeriksaan Campuran Aspal dengan Alat Marshall

Upload: adji

Post on 27-Jun-2015

112 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Link and Match

DAFTAR ISI

PA-0301-76 Pemeriksaan Penetrasi Bahan-bahan Bitumen

PA-0302-76 Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter

PA-0303-76 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup

PA-0304-76 Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal(Thick Film Test)

PA-0306-76 Pemeriksaan Daktilitas Bahan-bahan Bitumen

PA-0307-76 Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter

PA-0201-76 Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar

PA-0202-76 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

PA-0203-76 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

PA-0204-76 Pemeriksaan Berat Isi Agregat

PA-0205-76 Pemeriksaan Kelekatan Agregat terhadap Aspal

PA-0206-76 Pemeriksaan Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles

PA-0207-76 Pemeriksaan Kotoran Organik

PA-0208-76 Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200

PA-0209-76 Pemeriksaan Kadar Air Agregat

PA-0201-76 Pemeriksaan Campuran Aspal dengan Alat Marshall

Page 2: Link and Match

Pemeriksaan

PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

PA – 0301 – 76(AASHTO T – 49 – 68*)

(ASTM D – 5 – 71)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam suhu tertentu.

2. PERALATAN

a. Alat Penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.

b. Pemegang jarum seberat (47,5 0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.

c. Pemberat dari (50 0,05) gr dan (100 0,05) gr masing-masing dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.

d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 440C, atau HRC 54 sampai 60 dengan ukuran dan bentuk menurut Gambar No. 2. Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.

e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut :

Penetrasi Diameter Dalam

Di bawah 200

200 sampai 300

53 mm

70 mm

35 mm

45 mm

f. Bak Perendam (Waterbath)Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat menahansuhu tertentu dengan ketelitian kurang dari 0,1C. Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.

Page 3: Link and Match

g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.

h. Pengukur waktu.Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per 60 detik.Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.

i. Termometer sesuai dengan Daftar No. 1, gambar No. 1.

3. BENDA UJI

Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak ebih dari 60C di atas titik lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90C di atas titik lembek.

Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh.

Setelah contoh cair merata tuangkan ke dalam tempat contoh dan diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji (duplo).Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1 sampai 1 jam untuk benda uji kecil dan 1 sampai 2 jam untuk yang besar.

4. CARA MELAKUKAN

a. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut antara 1 sampai 1 jam untuk benda uji kecil dan 1 sampai 2 jam untuk benda uji besar.

b. Priksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.

c. Letakkan pemberat 50 gram di atas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100 0,1) gr.

d. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.

e. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer, sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.

Page 4: Link and Match

f. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu (5 0,1) detik.

g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum penunjuk, Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.

h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan berikutnya.

i. Lakukan pekerjaan a sampai dengan g di atas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.

5. PERHITUNGAN

6. LAPORAN

Laporkan angka penetrasi rata-rata daam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari 3 pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan di bawah ini :

Hasil Penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 249 200Toleransi 2 4 6 8

Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan harus diulangi.

7. CATATAN

a. Termometer untuk bak perendam harus ditera teratur dan sesuai dengan daftar No. 1.

b. Bitumen dengan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat dan cara pemeriksaan ini, sedangkan bitumen dengan penetrasi antara 350 dan 500 perlu dilakukan dengan alat-alat lain.

c. Apabila pembacaan stopwatch lebih dari (5 0,1) detik, hasil tersebut tidak berlaku (diabaikan).

Page 5: Link and Match

Gambar No. 1 : Termometer

Daftar No. 1 : Spesifikasi Termometer

Termometer ASTM No. 17CDaerah PengukuranPemeriksaan Suhu

19C sampai 27C21,1 dan 25C

Skala terkecil 0,1CSkala terbesar 0,5CKesalahan karena pembacaan skala (maksimum) 0,1CPanjang seluruhnya B 275 mmDiameter batang C 6,0 mm sampai 7,0 mmDiameter bagian ujung E Tidak lebih kecil dari 5,0 mm, tidak

lebih besar dari diameter batangPanjang bagian tempat cairan D 25 mm sampai 35 mmJarak ujung bawah tempat cairan ke garis skalaJ a r ak F

19C139 sampai 151 mm

Jarak ujung bawah tempat cairan ke garis skalaJ a r a k G

26,7C217 sampai 236 mm

Jarak ujung tempat cairan sampai bagian teratas J 60 mm (m)x

Ruang penampung cairan Cincin gelasTanda Pengenal ASTM SAYVISKeterangan : (m)x bentuk kapilar sempit terisi air raksa pada 0C.

Gambar No. 2 : Jarum Penetrasi

Pemeriksaan

Page 6: Link and Match

TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

PA – 0302 – 76(AASHTO T – 53 – 74*)

(ASTM D – 36 – 70)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal dan ter yang berkisar antara 30°C sanpai dengan 200°C.

2. PERALATAN

a.Termometer sesuai Daftar no.1.b. Cincin kuningan, gambar no. 2a.c.Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 ssampai 3,55 gram.d. Alat pengarah bola, gambar no.2c.e.Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diam…………….

dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cmf. Dudukkan benda uji, gambar no. 2b.g. Penjepit.

3. BENDA UJI

a.Panaskan contoh perlahan-lahan sambil ……………………Pemanasan dan pengadukan dilakukan ………………………bung udara tidak masuk.

b. Setelah cair merata tuanglah contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu pemanasan tidak melebihi 56°C di atas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111°C di atas titik lembeknya.Waktu untuk pemanasan ter tidak melebihi 30 menit sedangkan untuk aspal tidak melebihi 2 jam.

c. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakkan kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan sabun.

d. Tuangkan contoh ke dalam 2 buah cincin. Diamkan pada suhu sekurang-kurangnya 8°C di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30 menit.

e. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah dipanaskan.

4. CARA MELAKUKAN

Page 7: Link and Match

a.Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas dudukannya dan letakkan pengarah bola di atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas.Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1)°C sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji (kurang lebih 12,7 mm dari tiap cincin).Periksa dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.

b. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5°C di atas dan di tengah permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5°C menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.

c.Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5°C per menit. Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini.Untuk 3 menit yang pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5°C.

5. PERHITUNGAN

6. PELAPORAN

Laporkan pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar. Laporkan suhu titik lembek bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan bulatkan sampai 0,5°C terdekat untuk tiap percobaan ganda (duplo).

7. CATATAN

a.Apabila kecepatan pemanasan melebihi ketentuan dalam 4.c, maka pekerjaan diulangi.

b. Apabila dari suatu pekerjaan duplo perbedaan suhu dalam 6 melebihi 1°C maka pekerjaan diulangi.

Page 8: Link and Match

Gambar No. 1 : Termometer

Daftar No. 1 : Spesifikasi TermometerNama ASTM Softening Pont ASTM High Softening

PointTermometer ASTM No. 15°C 15°F 16°C 16°FTerendam seluruh seluruh seluruh SeluruhDaerah Pengukuran 2°C sampai

80°C30°F sampai

180°F30°C sampai

200°C85°F sampai

392°FSkala Terkecil 0,2°C 0,5°F 0,5°C 1°FSkala Terbesar 1°C 1°F 5°C 10°FKesalahan karena pembacaan skala (maksimum)

0,2°C 0,4°F 0,3°C 0,5°F

Standarisasi Es dan setiap 20°C

Es dan setiap 40°F

Setiap 40°C Setiap 70°F

Panjang seluruhnya B 397 mm 397 mmDiameter batang C 6,0 sampai 7,0 mm 6,0 sampai 7,0 mmDiameter bagian Ujung E 4,5 sampai 5,5 mm 4,5 sampai 5,5 mmPanjang bagian cairan D 9,0 sampai 14 mm 9,0 sampai 14 mmJarak ujung bawah tempat cairan ke garis

0°C 32°F 30°C 86°F

F 75 sampai 90 mm 75 sampai 90 mmDerajat pada jarak 80°C 176°F 200°C 392°F

G 333 sampai 354 mm 333 sampai 354 mmRuang penampungan cairan Cincin gelas Cincin gelas Cincin gelas Cincin gelas

Page 9: Link and Match

…………………………………..(Nama Instansi / Jawatan)

Lampiran surat / laporan No. ………………………….Pekerjaan : Nama ………………………. Dikerjakan ……………………..

Nomor ………………………. Diperiksa ……………………..

PENGUJIAN TITIK LEMBEK (R & B)PA – 0302 – 76

No. Suhu yang diamati °C

Waktu (detik) Titik Lembek (°C)

I II I II1 52 103 154 205 256 307 358 409 4510 5011 55

Page 10: Link and Match

Gambar No. 2a. Gambar No. 2c.Cincin terbuat dari kuningan Alat pengarah bola

Gambar No. 2b. : Dudukan benda uji

Page 11: Link and Match

Pemeriksaan

TITIK NYALA DAN TITIK BAKARDENGAN CLEVELAND OPEN CUP

PA – 0303 – 76(AASHTO T – 48 – 74*)

(ASTM D – 92 – 52)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79°C.

Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan aspal.

Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.

2. PERALATAN

a.Termometer, sesuai Daftar No. 1, gambar No. 1.

b. Cleveland open cup adalah cawan kuningan dengan bentuk dan ukuran seperti gambar No. 2.

c. Pelat pemanas.Terdiri dari logam, untuk melekatkan cawan cleveland, gambar No. 3.Dan bagian atas dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm (¼”).

d. Sumber pemanasanPembakaran gas atau tungku listrik, atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan asap atau nyala di sekitar bagian atas cawan.

e.Penahan angin, alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai pemanasan.

f. Nyala pengujiYang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2 sampai 4,8 mm, dengan panjang tabung 7½ cm seperti gambar No. 4.

Page 12: Link and Match

3. BENDA UJI

a.Panaskan contoh aspal antara 148,9°C dan 176°C, sampai cukup cair.

b. Kemudian isilah cawan cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.

4. CARA MELAKUKAN

a.Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.

b. Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah cawan.

c.Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji.Kemudian aturlah sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi.

d. Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.

e.Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu (15 ± 1)°C per menit sampai benda uji mencapai suhu 56°C di bawah ttik nyala perkiraan.

f. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5°C sampai 6°C per menit pada suhu antara 56°C dan 28°C di bawah titik nyala perkiraan.

g. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3,2 sampai 4,8 mm.

h. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan), dalam waktu satu detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2°C.

i. Lanjutkan pekerjaan f dan h sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan benda uji.Bacalah suhu pada termometer dan catat.

j. Lanjutkan pekerjaan i sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji.Bacalah suhu pada termometer dan catat.

Page 13: Link and Match

5. PERHITUNGAN

6. PELAPORAN

Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji dengan toleransi berikut :

Titik nyala dan Titik bakar

Ulangan oleh satu orang dengan satu alat

Ulangan oleh beberapa orang dengan satu alat

Titik nyala :175°C sampai 550°C 5°F (2°C) 10°F (5,5°C)

Titik bakar :Lebih dari 10°F (5,5°C) 15°F (8°C)

7. CATATAN

Pemeriksaan yang tidak memenuhi syarat toleransi dianggap gagal dan harus diulangi.

Page 14: Link and Match

Gambar No. 1 : Termometer

Daftar No. 1 : Spesifikasi Termometer

Termometer ASTM No. 11CDaerah PengukuranPemeriksaan Suhu

-6C sampai +400C-

Skala terkecil 2CSkala terbesar 10CKesalahan karena pembacaan skala (maksimum) 2CPanjang seluruhnya B 308 mmDiameter batang C 6,0 mm sampai 7,0 mmDiameter bagian ujung E 4,5 sampai 6,0 mmPanjang bagian tempat cairan D 7,5 sampai 10 mmJarak ujung bawah tempat cairan ke garis skalaJ a r ak F

10C49 sampai 58 mm

Jarak ujung bawah tempat cairan ke garis skalaJ a r a k G

360C237 sampai 254 mm

Ruang penampungan cairan Cincin gelasTanda Pengenal ASTM SAYVIS

Page 15: Link and Match

Gambar No. 2 : Cleveland open cup

Gambar No. 3 : Pelat Pemanas

Page 16: Link and Match

Gambar No. 4 : Nyala Penguji

Page 17: Link and Match

Pemeriksaan

PENURUNAN BERAT MINYAK SAN ASPAL(THICK FILM TEST)

PA – 0304 – 76(AASHTO T – 47 – 74*)

(ASTM D – 6 – 69)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan penurunan berat minyak dan aspal dengan cara pemanasan dan tebal tertentu, yang dinyatakan dalam persen berat semula.

2. PERALATAN

a.Termometer, sesuai Daftar No. 1, gambar No. 1.

b. Oven yang dilengkapi dengan :i. pengatur suhu untuk memanasi sampai (180 ± 1)°C.ii. pinggan logam berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada poros

vertikal dan berputar dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran per menitGambar No. 2.

c.CawanLogam atau gelas berbentuk silinder, dengan dasar yang rata. Ukuran dalam diameter 55 mm dan tinggi mm.

d. Neraca analitik, dengan kapasitas (200 ± 0,001) gram

3. BENDA UJI

a.PersiapanAduklah contoh minyak atau aspal serta panaskan bila perlu untk mendapatkan campuran yang merata.

b. Tuangkan contoh kira-kira (50,0 ± 0,5) gram ke dalam cawan dan setelah dingin timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram (A).

c.Benda uji yang diperiksa harus bebas air.

d. Siapkan benda uji ganda (duplo)

Page 18: Link and Match

4. CARA MELAKUKAN

a.Letakkan benda uji di atas pinggan setelah oven mencapai suhu (163 ± 1)°C

b. Pasanglah termometer pada dudukannya sehingga terletak pada jarak 1,9 cm dari pinggan dengan ujung 6 mm di atas pinggan.

c.Ambillah benda uji dari oven setelah 5 jam sampai 5 jam 15 menit.

d. Dinginkan benda uji pad suhu ruang, kemudian timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram (B).

5. PERHITUNGAN

A - BHitunglah penurunan berat = ----------- x 100%

A

6. PELAPORAN

Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sampai 3 angka di belakang koma.

7. CATATAN

Pada pemeriksaan beberapa benda uji yang dilakukan bersama-sama dalam satu pinggan logam :

i. Apabila semua hasil pemeriksaan sama, maka tidak dilakukan pemeriksaan ulangii. Apabila hasil pemeriksaan tidak semuanya sama, maka benda uji dengan hasil

yang sama dikelompokkan untuk pemeriksaan ulang.

Page 19: Link and Match

Gambar No. 1 : Termometer

Daftar No. 1 : Spesifikasi TermometerNama ASTM LOSS ON HEAT

Termometer ASTM No. 13°CDaerah Pengukuran 155°C sampai 170°CSkala terkecilSkala terbesar

0,5°C 1°C

Kesalahan karena pembacaan skala tidak melebihi 0,5°CStandarisasi Pada tiga titik termasuk 163°CPanjang seluruhnya B 169 mmDiameter batang C 6,0 sampai 7,0 mmDiameter bagian ujungPanjang bagian cairan

DE

5,0 sampai 6,0 mm10 sampai 15 mm

Jarak ujung tempat cairan ke pembagian skala pada 0°C 155°CJarak F 33 sampai 38 mm 70 sampai 80 mmJarak ujung tempat cairan sampai ke garis 170°CJarak G 120 sampai 134 mmRuang penampungan cairan Cincin gelasTanda Pengenal ASTM Loss on Heat

Page 20: Link and Match

Potongan A – B

Gambar No. 2 : Pinggan berputar

Page 21: Link and Match

Pemeriksaan

DAKTALITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

PA – 0306 – 76(AASHTO T – 51 – 74*)

(ASTM D – 113 – 69)

1. MAKSUD

Maksud pemeriksaan ini adalah mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.

2. PERALATAN

a. Termometer, sesuai Daftar No. 1, gambar No. 1.

b. Cetakan daktalitas kuningan, Gambar No. 2.

c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian dengan ketelitian 0,1°C, dan benda uji dapat direndam sekurang-kurangnya 10 cm, di bawah permukaan air. Bak tersebut diperlengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.

d. Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut :i. Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.ii. Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran

selama pemeriksaan

e. Methyl alkohol teknik dan sodium klorida teknik.

3. BENDA UJI

a.Lapisi semua bagian dalam cetakan daktalitas dan bagian atas pelat dasar dengan campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talk atau glycerin dan kaolin atau amalgam.Kemudian pasanglah cetakan daktalitas di atas pelat besar.

b. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80°C sampai 100°C di atas titik lembek. Kemudian contoh disaring dengan saringan No. 50 dan setelah diaduk, dituang dalam cetakan.

c.Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan.

Page 22: Link and Match

d. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit, kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.

4. CARA MELAKUKAN

a.Benda uji didiamkan pada suhu 25°C dalam bak perendam selama 85 sampai 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya.

b. Pasanglah benda uji pada alat mesin uji dan tariklah benda uji secara teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan lebih kurang 5% masih diijinkan.

c.Bacalah jarak antara pemegang cetakan, pada saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung benda uji hars selalu terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu harus dipertahankan tetap (25 ± 0,5)°C.

5. PERHITUNGAN

6. PELAPORAN

Laporkan hasil rata-rata dari tiga benda uji normal sebagai harga daktalitas contoh tersebut.

7. CATATAN

Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air maka pengujian dianggap tidak normal. Untuk menghindari hal semacam ini maka B.J. air harus disesuaikan dengan B.J. benda uji dengan menambah methyl alkohol atau sodium klorida. Apabila pemeriksaan normal tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali maka dilaporkan bahwa pengujian daktalitas bitumen tersebut gagal.

Page 23: Link and Match

Gambar No. 1 : Termometer

Daftar No. 1 : spesifikasi Termometer

Termometer ASTM No. 63°C 63°FDaerah pengukuran -2°C ke 32°C 25°F ke 85°FSkala terkecil 0,1°C 0,2°FSkala terbesar 0,5°C 1°FKesalahan karena pembacaan skala padaBila distandarkan tidak akan melebihi

-0,1°C

-0,2°F

Standarisasi setiap 10°C setiap 20°FPanjang seluruhnya B 37,8 mm sampai

38,4 mm37,8 mmsampai

38,4 mmDiameter batang C 7,0 mm sampai

8,0 mm7,0 mm sampai

8,0 mmPanjang bagian cairan D 25 mm sampai

35 mm25 mm sampai

35 mmDiameter bagian ujung E 6,0 mm sampai

7,0 mm6,0 mm sampai

7,0 mmJarak ujung tempat cairan ke pembagian skala padaJ a r a k

F -2°C55 mm ke 71 mm

25°F55 mm ke 71 mm

Jarak ujung tempat cairan sampai garisJ a r a k

G +32 °C25 mm ke 53 mm

85°F25 mm ke 53 mm

Ruang penampungan cairan Cincin grlasTanda Pengenal ASTM PRECISION

Page 24: Link and Match

Gambar No. 2 : Cetakan daktalitas

Page 25: Link and Match

Pemeriksaan

BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER

PA – 0307 – 76(AASHTO T – 228 – 68*)

(ASTM D – 70 – 72)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bitumen keras dan ter dengan piknometer.Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen atau ter dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

2. PERALATAN

a. Termometer, sesuai Daftar No. 1, gambar No. 1.b. Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ± 0,1)°Cc. Piknometer, gambar No. 2.d. Air suling sebanyak 1000 cm3.e. Bejana gelas.

3. BENDA UJI

a. Panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 50 gr, sampai menjadi cair dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat.Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56°C di atas titik lembek

b. Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian

4. CARA MELAKUKAN

a.Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak terendam 40 mm. Kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm. Aturlah suhu bak perendam pada suhu 25°C.

b. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg. (A)

c.Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.

d. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat, kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam. Diamkan bejana

Page 26: Link and Match

tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit, kemudian angkatlah piknometer dan keringkan dengan lap. Timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg. (B)

e.Tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian.

f. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit dan timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg. (C)

g. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.

h. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat.Masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit. Angkat, keringkan dan timbanglah piknometer. (D)

5. PERHITUNGAN

Hitunglah berat jenis dengan rumus :

( C – A )B.J. = ------------------------

( B – A ) – ( D – C )

A = berat piknometer (dengan penutup) (gram)B = berat piknometer berisi air (gram)C = berat piknometer berisi aspal (gram)D = berat piknometer berisi aspal dan air (gram)

6. PELAPORAN

Laporkan berat jenis bitumen keras atau ter sampai tiga angka di belakang koma.

7. CATATAN

Page 27: Link and Match

Gambar No. 1 : Termometer

Daftar No. 1 : spesifikasi Termometer

Termometer ASTM No. 63°C 63°FDaerah pengukuran -8°C ke 32°C 18°F ke 89°FSkala terkecil 0,1°C 0,2°FSkala terbesar 0,5°C 1°FKesalahan karena pembacaan skala tidak melebihi 0,1°C 0,2°FStandarisasi setiap 10°C setiap 20°FPanjang seluruhnya B 379 mm 379 mmDiameter batang C 7,0 mm sampai

8,0 mm7,0 mm sampai

8,0 mmPanjang bagian cairan D 25 mm sampai

35 mm25 mm sampai

35 mmDiameter bagian ujung E 6,0 mm sampai

7,0 mm6,0 mm sampai

7,0 mmJarak ujung tempat cairan ke pembagian skala padaJ a r a k

F -35°C-77 mm ke 98 mm

-31°F-77 mm ke 98 mm

Jarak ujung tempat cairan sampai garisJ a r a k

G 0 °C307 ke 330 mm

32°F307 sampai 330

Ruang penampungan cairan Cincin grlasTanda Pengenal ASTM 63°C atau 63°F

Page 28: Link and Match

……………………………………….(Nama Instansi / Jawatan)

Lampiran Surat / Laporan No. ………………….. Dikerjakan : ………………..No. Contoh : ……………………………………. Dihitung : ………………..Pekerjaan : ……………………………………. Diperiksa : ………………..

PEMERIKSAAN BERAT JENIS BITUMEN KERASPA – 0307 – 76

Berat piknometer + air = …………………… g …………………….. gBerat piknometer = …………………… g …………………….. gBERAT AIR / ISI PIKNOMETER = …………………… g …………………….. g

= …………………….. cc

Berat piknometer + contoh = …………………… g …………………….. gBerat piknometer = …………………… g …………………….. gBERAT CONTOH = …………………… g …………………….. g

= …………………….. cc

Berat piknometer + air + contoh = …………………… g ……………………… gBerat piknometer + contoh = …………………… g ……………………… gBERAT AIR = …………………… g ……………………… g

= ……………………… cc

ISI BITUMEN = …………………… cc ……………………… cc

BERAT BITUMEN ………………………BERAT JENIS = ----------------------- = ---------------------------

ISI BITUMEN ………………………= ……………………… gr/cc

Page 29: Link and Match

Gambar No. 2 : Piknometer

Page 30: Link and Match

Pemeriksaan

ANALISA SARINGANAGREGAT HALUS DAN KASAR

PB – 0201 – 76(AASHTO T – 27 – 74)(ASTM C – 136 – 46)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.

2. PERALATAN

a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.b. Satu set saringan : 76,2 mm (3"); 63,5 mm (2½"); 50,8 mm (2"); 37,5 mm (1½");

25 mm (1"); 19,1 mm ( ¾"); 12,5 mm (½"); 9,5 mm (3/8"); no.4; no.8; no.16; no.30; n0.50; no.100; no.200 (Standar ASTM).

c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.

d. Alat pemisah contohe. Mesin pengguncang saringan.f. Talam-talam.g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.

3. BENDA UJI

a. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :

i. Agregat halus :Ukuran maksimum no. 4; berat minimum 500 gramUkuran maksimum no. 8; berat minimum 100 gram

ii. Agregat kasar :Ukuran maksimum 3,5" ; berat minimum 35 kgUkuran maksimum 3" ; berat minimum 30 kgUkuran maksimum 2,5" ; berat minimum 25 kgUkuran maksimum 2" ; berat minimum 20 kgUkuran maksimum 1,5" ; berat minimum 15 kgUkuran maksimum 1" ; berat minimum 10 kgUkuran maksimum ¾ " ; berat minimum 5 kgUkuran maksimum ½ " ; berat minimum 2,5 kgUkuran maksimum 3/8" ; berat minimum 1 kg

Page 31: Link and Match

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan no. 4. Selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.Benda uji disiapkan sesuai dengan PB - 0208 – 76 kecuali apabila butiran yang melalui saringan no.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.

4. CARA MELAKUKAN

a.Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C, sampai berat tetap.

b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.

5. PERHITUNGAN

Hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji.

6. PELAPORAN

Laporan meliputi :

a.Jumlah prosentase melalui masing-masing saringan, atau jumlah prosentase di atas masing-masing saringan dalam bilangan bulat.

b. Grafik akumulatif

7. CATATAN

Page 32: Link and Match

……………………………………….(Nama Instansi / Jawatan)

Lampiran Surat / Laporan No. ………………….. Dikerjakan : ………………..No. Contoh : ……………………………………. Dihitung : ………………..Pekerjaan : ……………………………………. Diperiksa : ………………..

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASARPB – 0201 - 76

A. FRAKSI KASAR Berat tanah kering : …………….. gramSARINGAN Tertahan

saringanJumlah tertahan Persen tertahan Persen lewat

76,2 (3")50,8 (2")38,1 (1½")25,4 (1")19,1 (¾")12,7 (½")9,52(3/8")

A. FRAKSI HALUS Berat tanah kering : …………….. gramSARINGAN Tertahan

saringanJumlah tertahan

Persen tertahan

Persen lewat Persen lewat thd seluruh

contohNo. 4No. 8No. 16No. 30No. 50No. 100No. 200

Page 33: Link and Match

Pemeriksaan

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

PB – 0202 – 76(AASHTO T – 85 – 74)(ASTM C – 127 – 68)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dari agregat kasar.

a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat kering-permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan adalah perentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.

2. PERALATAN

a. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg.

b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.

c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.

d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.

e. Alat pemiah contoh.f. Saringan No. 4.

3. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no. 4 diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak kira-kira 5 kg.

Page 34: Link and Match

4. CARA MELAKUKAN

a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan.

b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105°C sampai berat tetap.

c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 – 3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).

d. Rendam benda uji dalam air ada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.

e. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.

f. Timbang benda uji kering-permukaan jenuh (Bj).

g. Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba). Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25°C).

5. PERHITUNGAN

Bk

a. Berat jenis (bulk specific gravity) = --------------------- Bj – Ba

Bj

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh = --------------------- (saturated surface dry) Bj – Ba

Bk

c.Berat jenis semu (apparent specific = --------------------- gravity) Bk – Ba

Bj – Bk

d. Penyerapan = --------------------- x 100% Bk

Bk = berat benda uji kering oven, (gram)Bj = berat benda uji kering-permukaan jenuh, (gram)Ba = berat benda uji kering-permukaan jenuh di dalam air, (gram)

Page 35: Link and Match

6. PELAPORAN

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka di belakang koma.

7. CATATAN

Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton di mana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya maka tidak perlu dilakukan pengeringan oven.

Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan ringan. Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati. Dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.

Page 36: Link and Match

……………………………………….(Nama Instansi / Jawatan)

Lampiran Surat / Laporan No. ………………….. Dikerjakan : ………………..No. Contoh : ……………………………………. Dihitung : ………………..Pekerjaan : ……………………………………. Diperiksa : ………………..

PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT KASARPB – 0202 - 76

A B Rata-rata

Berat benda uji kering oven Bk

………..………… ………… …………

Berat benda uji kering permukaan jenuh Bj

…………………… ………… …………

Berat benda uji di dalam air Ba ………… ………… ………… …………

A B Rata-rata

Bk

Berat jenis (bulk specific gravity) -------------- Bj – Ba

……….. ………… ………… …………

Bk BjBerat jenis kering-permukaan jenuh ----------------------------------

Bj – Ba

………… ………… ………… …………

Bk BkBerat jenis semu (Apparent) ------------- Bk – Ba

…………………… ………… …………

Bj – Bk

Penyerapan ------------ x 100% Bk

………….…………. …………. ………….

Page 37: Link and Match

Pemeriksaan

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

PB – 0203 – 76(AASHTO T – 84 – 74)(ASTM C – 128 – 68)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dari agregat halus.

a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat kering-permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan adalah perentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.

2. PERALATAN

a. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.b. Piknometer dengan kapasitas 500 ml.c.Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian

bawah (90 ± 3 mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.

d. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm.

e.Saringan No. 4f. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110

± 5)°C.g. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan °Ch. Talami. Bejana tempat airj. Pompa hampa udara (Vacuum pump) atau tungkuk. Air sulingl. Desikator

Page 38: Link and Match

3. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no. 4 diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak 1000 gram.

4. CARA MELAKUKAN

a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C, sampai berat tetap. Yang dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3 kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar dari pada 0,1%. Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam selama (24 ± 4) jam.

b. Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat di atas talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikkan benda uji. Lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering-permukaan jenuh.

c. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, angkat kerucut terpancung. Keadaan kering-permukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.

d. Segera setelah tercapai keadaan kering-permukaan jenuh masukkan 500 gram benda uji ke dalam piknometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terisap, dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer.

e. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian hitungan kepada suhu standar 25°C.

f. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas.

g. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram (Bt).

h. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator.

i. Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk).

j. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu guna penyesuaian dengan suhu standar 25°C (B)

Page 39: Link and Match

5. PERHITUNGAN

Bk

a. Berat jenis (bulk specific gravity) = --------------------- (B + 500 – Bt)

500b. Berat jenis kering-permukaan jenuh = --------------------- (saturated surface dry) (B + 500 – Bt)

Bk

d. Berat jenis semu (apparent specific = --------------------- gravity) (B + Bk – Bt)

(500 – Bk)d. Penyerapan = --------------------- x 100%

Bk

Bk = berat benda uji kering oven, (gram)B = berat piknometer berisi air, (gram)Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air, (gram)500 = berat benda uji dalam keadaan kering-permukaan jenuh, (gram).

6. PELAPORAN

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka di belakang koma.

7. CATATAN

Page 40: Link and Match

……………………………………….(Nama Instansi / Jawatan)

Lampiran Surat / Laporan No. ………………….. Dikerjakan : ………………..No. Contoh : ……………………………………. Dihitung : ………………..Pekerjaan : ……………………………………. Diperiksa : ………………..

PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT HALUSPB – 0203 - 76

A B Rata-rata

Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) ------------------------------ 500

……….. ………… ………… …………

Berat benda uji kering oven ---------------- Bk

Berat piknometer diisi air (25°C) – B……………………

……………………

……………………

……………………

Berat piknometer + benda uji (SSD) + air (25°C) ----------------------------------- Bt

…………………… ………… …………

A B Rata-rata

Bk

Berat jenis (bulk specific gravity) ----------------- (B + 500 – Bt)

……….. ………… ………… …………

500 BjBerat jenis kering-permukaan jenuh ----------------

= --------------------- (B + 500 – Bt)

………… ………… ………… …………

Bk BkBerat jenis semu (Apparent) ----------------- (B + Bk – Bt)

………… ………… ………… …………

(500 – Bk)Penyerapan ------------ x 100% Bk

………….…………. …………. ………….

Page 41: Link and Match

Pemeriksaan

BERAT ISI AGREGAT

PB – 0204 – 76(AASHTO T – 10 – 74*)

(ASTM C – 29 – 71*)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran.Berat isi adalah perbandingan berat dan isi.

2. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.b. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.c. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaiknya

terbuat dari baja tahan karat.d. Mistar perata (straight edge).e. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang

berkapasitas seperti berikut :

Daftar No. 1 :

Kapasitas Diameter Tinggi Tebal wadah minimum Ukuran butir maksimum

(liter) (mm) (mm) dasar sisi (mm)

2,832 9,43514,15828,316

152,4 ± 2,5203,2 ± 2,5254,0 ± 2,5355,6 ± 2,5

154,9 ± 2,5292,1 ± 2,5279,4 ± 2,5284,4 ± 2,5

5,085,085,085,08

2,542,543,003,00

12,725,438,1101,6

3. BENDA UJI

Masukkan contoh agregat talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai Daftar No. 1; keringkan oven dengan suhu (110 ± 5)°C, sampai berat tetap dan gunakan sebagai benda uji.

Page 42: Link and Match

4. CARA MELAKUKAN

a. Berat isi lepas

i. Timbang dan catatlah beratnya (W1)ii. Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir,

dari ketinggian maksimum 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.

iii. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.iv. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)v. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)

b. Berat isi padat agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1½") dengan cara penusukan.

i. Timbanglah dan catatlah berat wadah (W1)ii. Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis

dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan.

iii. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.iv. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)v. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)

c. Berat isi padat agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1½") sampai 101,6 mm (4") dengan cara penggoyangan.

i. Timbang dan catatlah berat wadah (W1)ii. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebaliii. Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah sbb :

- Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.

- Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan setiap lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi.

iv. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.v. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)vi. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)

5. PERHITUNGAN

W3

Berat isi agregat = -------------- kg/dm3

V

V = isi wadah (dm3)

Page 43: Link and Match

6. PELAPORAN

Laporkan berat isi agregat dengan satuan dalam kg/dm3.

7. CATATAN

a. Isilah wadah dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga pada waktu ditutup dengan plat kaca tidak terlihat gelembung udara.

b. Timbang dan catatlah berat wadah beserta air.c. Hitunglah berat air.

Berat air sama dengan isi wadah.

Page 44: Link and Match

Pemeriksaan

KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL

PB – 0205 – 76(AASHTO T – 182*)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kelekatan agregat terhadap aspal. Kelekatan agregat terhadap aspal ialah prosentase luas permukaan batuan yang tertutup aspal terhadap keseluruhan luas permukaan.

2. PERALATAN

a.Wadah untuk mengaduk, kapasitas minimal 500 ml.b. Timbangan dengan kapasitas 200 gram, ketelitian 0,1 gram.c.Pisau pengaduk baja (spatula) lebar 1" panjang 4".d. Tabung gelas kimia (beker) kapasitas 600 ml.e.Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (150

± 1)°C.f. Saringan 6,3 mm ( ¼") dan 9,5 mm (3/8").g. Termometer logam ± 200°C dan ± 100°C.h. Air suling dengan pH 6,0 sampai 7,0.

3. BENDA UJI

a. Benda uji adalah agregat yang lewat saringan 9,5 mm (3/8") dan tertahan pada saringan 6,3 mm (¼") sebanyak kira-kira 100 gram.

b. Cucilah dengan air suling, keringkan pada suhu 135°C sampai 149°C hingga berat tetap. Simpan di dalam tempat yang tertutup rapat dan siap untuk diperiksa.

c. Untuk pelapisan agregat basah perlu ditentukan berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD) dan penyerapan dari agregat kasar PB – 0202 – 76.

4. CARA MELAKUKAN

a. Untuk pelapisan agregat kering dengan aspal dingin (cut-back) dan ter.

i. Ambil 100 gram benda uji, masukkan ke dalam wadah isilah aspal sebanyak 5,5 ± 0,2 gram yang telah dipanaskan sampai pada suhu yang diperlukan (Tabel 1). Aduklah aspal dan benda uji sampai merata dengan spatula selama 2 menit

Page 45: Link and Match

ii. Masukkan adukan besertawadahnya dalam oven pada suhu 60°C selama 2 jam, selama proses ini lobang angin pada oven harus dibuka. Setelah 2 jam keluarkan adukan beserta wadahnya dari oven dan diaduk lagi sampai dingin (suhu ruang).

iii. Pindahkan adukan tersebut ke dalam tabung gelas kimia, isilah air suling sebanyak 400 ml dan diamkan tabung berisi adukan pada suhu ruang selama 16 sampai 18 jam.

iv. Ambil selaput aspal yang mengambang di permukaan air dengan tidak mengganggu agregat di dalam tabung. Terangi benda uji dengan lampu (75 watt) yang pakai kap, atur tempat lampu sehingga tidak menyilaukan akibat pantulan cahaya dari permukaan air. Dengan melihat dari atas menembus air, perkirakan persentase luas permukaan yang masih terselaput aspal, lebih dari 95% atau kurang. Permukaan yang kecoklatan atau buram dianggap terselaputi penuh.

b. Untuk pelapisan agregat kering dengan aspal emulsi (RS, MS, SS)

i. Ambil 100 gram benda uji, masukkan ke dalam wadah dan isikan 80 ± 0,2 gram aspal emulsi pada suhu ruang tanpa diaduk. Kemudian masukkan ke dalam oven pada suhu 135°C selama 5 menit. Keluarkan dari oven, aduk sampai merata sehingga benda uji terlapis aspal.

ii. Kemudian lakukan seperti pada 4.a.ii, tetapi pada suhu 135°C

iii. Selanjutnya lakukan seperti pada 4.a.iii dan 4.a.iv.

c. Untuk pelapisan agregat basah dengan aspal dingin dan ter.

i. Ambil 100 gram benda uji, masukkan ke dalam wadah dan isilah 2 ml air suling. Aduk pada suhu ruang sampai benda uji menjadi basah secara merata. Tambahkan 5,5 ± 0,2 gram aspal yang telah dipanaskan sampai suhu yang diperlukan (Tabel 1).

ii. Kemudian lakukan seperti pada 4.a.iii dan 4.a.iv.

d. Untuk pelapisan agregat kering dengan aspal panas dan ter.(RT – 10, RT – 11 dan RT – 12)

i. Ambil 100 gram benda uji masukkan ke dalam wadah, jika digunakan aspal panas, panaskan wadah berisi benda uji selama 1 jam dalam oven pada suhu tetap antara 135°C - 149°C, sementara itu panaskan aspal secara terpisah pada suhu 135°C - 149°C. Jika digunakan ter, panaskan wadah berisi benda uji selama 1 jam dalam oven pada suhu tetap antara 79°C - 107°C dan ter pada suhu 93°C - 121°C secara terpisah.

Page 46: Link and Match

ii. Masukkan aspal yang sudah panas 5,5 ± 0,2 gram pada benda uji yang sudah panas pula. Aduk sampai merata dengan spatula yang sudah dipanasi selama 2 – 3 menit sampai benda uji terselaput aspal. Adukan didiamkan sampai mencapai suhu ruang.

iii. Pindahkan benda uji yang sudah terselaput aspal ke dalam tabung gelas kimia 600 ml. Segera tambahkan air suling sebanyak 400 ml dan biarkan pada suhu ruang selama 16 – 18 jam.

iv. Periksa luas permukaan benda uji yang masih terselaput aspal seperti pada 4.a.iv.

5. PERHITUNGAN

6. PELAPORAN

Laporkan perkiraan luas permukaan benda uji yang masih terselaput aspal dengan angka lebih dari 95% atau kurang dari 95%

7. CATATAN

a. Pada waktu menimbang agregat panas, gunakan lembaran kertas asbes atau bahan penyekat yang lain di atas piringan timbangan untuk menghambat penurunan panas.

b. Penyelaputan aspal terhadap agregat harus sempurna, tidak boleh ada gelembung-gelembung udara. Apabila keadaan ini tidak tercapai, panaskan adukan tersebut di atas pemanasan pengadukan sampai agregat diselaputi oleh aspal dengan sempurna.

c. Apabila aspal terlalu cair dan mengalir dari permukaan agregat, sehingga penyelaputan menjadi sangat tipis, pengadukan diteruskan sambil ditunggu sampai agak dingin hingga aspal melekat dengan sempurna.

d. Pemeriksaan yang menggunakan aspal panas dan ter (RT-10, RT-11 dan RT-12) hanya dilakukan dengan agregat kering dan tidak diperlukan waktu untuk pemantapan.

Page 47: Link and Match

Pemeriksaan

KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

PB – 0206 – 76(AASHTO T 96 – 182*)(ASTM C – 131 – 55*)(ASTM C – 535 – 9*)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahan agregat kasar terhadap keausan dengan mempergunakan mesin Los Angeles.Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan No. 12 terhadap berat semula, dalam persen.

2. PERALATAN

a.Mesin Los Angeles.Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm (28") panjang dalam 50 cm (20"). Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56").

b. Saringan no. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam Daftar no.1.

c.Timbangan, dengan ketelitian 5 gram

d. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17/8") dan berat masing-masing antara 390 gram sampai 445 gram.

e.Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100 ± 5)°C.

3. BENDA UJI

a.Berat dan gradasi benda uji sesuai daftar no.1.

b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.

Page 48: Link and Match

Daftar No. 1 :

Ukuran Saingan Berat dan gradasi benda uji (gram)Lewat(mm)

Tertahan(mm)

A B C D E F G

76,263,550,838,125,419,0512,79,516,354,75

63,550,838,125,419,0512,79,516,354,752,36

………………………1250125012501250

………………………

………………………………………12501250

………………………

………………………………………………………25002500

………

………………………………………………………………………5000

250025002500

………………………………………………………

………………50005000

………………………………………………

………………………50005000

………………………………………

JUMLAH BOLA 12 11 8 6 12 12 12BERAT BOLA (gram) 5000

± 254584± 25

3330± 25

2500± 25

5000± 25

5000± 25

5000± 25

4. CARA MELAKUKAN

a. Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles.b. Putar mesin dengankapasitas 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A, B,

C dan D; 1000 putaran untuk gradasi E, F, dan G.c. Setelah selesai pemutaran benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan

No. 12. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.

5. PERHITUNGAN

a - bKeausan = --------- x 100%

a

a = berat benda uji semula (gram)b = berat benda uji tertahan saringan no. 12 (gram)

6. PELAPORAN

Keausan dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen

7. CATATAN

Page 49: Link and Match

……………………………………….(Nama Instansi / Jawatan)

Lampiran Surat / Laporan No. ………………….. Dikerjakan : ………………..No. Contoh : ……………………………………. Dihitung : ………………..Pekerjaan : ……………………………………. Diperiksa : ………………..

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELESPB – 0206 - 76

Gradasi Pemeriksaan = ……………………………………….Saringan I II

Lewat Tertahan Berat sebelum(a)

Berat sesudah(b)

Berat sebelum(a)

Berat sesudah(b)

76,2 mm (3")63,5 mm (2½")50,8 mm (2")37,5 mm (1½")25,4 mm (1")19,0 mm (¾")12,5 mm (½") 9,5 mm (3/8") 6,3 mm (¼")4,75 mm (no. 4)

63,5 mm (2½")50,8 mm (2")37,5mm (1½")25,4 mm (1")19,0 mm (¾")12,5 mm (½") 9,5 mm (3/8") 6,3 mm (¼")4,75 mm (no.4)2,36 mm (no.8)

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

Jumlah Berat …………… …………… …………… ……………Berat tertahan saringan no. 12 …………… …………… …………… ……………

I. a = …………………. gram II. a = …………………. gramb = …………………. gram b = …………………. gram--------------------------------------- ---------------------------------------a – b = …………………. gram a – b = …………………. gram

a - bKeausan I = ------ x 100% = ………………………. %

a

a – bKeausan II = ------ x 100% = ……………………… %

a

Keausan rata-rata = ……………………… %

Page 50: Link and Match

Gambar No. 1 : Mesin test abrasi Los Angeles

Page 51: Link and Match

Pemeriksaan

KOTORAN ORGANIK

PB – 0207 – 76(AASHTO T 21 – 74)(ASTM C – 40 – 66T)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan adanya bahan organik dalam pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran mortar atau beton.Kotoran organik adalah bahan-bahan organik yang terdapat di dalam pasir dan menimbulkan efek merugikan terhadap mutu mortar atau beton.

2. PERALATAN

a. Botol gelas tidak berwarna mempunyai tutup dari karet, gabus atau lainnya yang tidak larut dalam larutan NaOH, dengan isi sekitar 350 ml.

b. Standar warna (organik plate)c. Larutan NaOH (3%).

3. BENDA UJIPasir 115 ml (kira-kira 1/3 isi botol)

4. CARA MELAKUKAN

a. Benda uji dimasukkan ke dalam botolb. Tambahkan larutan NaOH 3%, setelah dikocok isinya harus mencapai kira-kira

2/3 isi botol.c. Tutuplah botol, kocok lagi kuat-kuat dan biarkan selama 24 jam.d. Setelah 24 jam bandingkan warna cairan yang terlihat di atas benda uji dengan

warna standar no.3.

5. PERHITUNGAN

6. PELAPORAN

Laporkan kotoran organik : lebih muda, sama atau lebih tua dari warna standar no.3.

7. CATATAN

Larutan NaOH 3% dibuat dengan melarutkan 3 bagian berat NaOH dalam 97 bagian berat air suling.

Page 52: Link and Match

Pemeriksaan

BAHAN LEWAT SARINGAN NO. 200

PB – 0208 – 76(AASHTO T 11 – 74*)(ASTM C – 177 – 89*)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah bahan yang terdapat dalam agregat lewat saringan No. 200 dengan cara pencucian.

2. PERALATAN

a. Saringan no. 16 dan no. 200b. Wadah pencuci benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu

diguncang-guncangkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah.c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai

(110 ± 5)°Cd. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.e. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

3. BENDA UJI

a. Berat contoh agregat kering minimum tergantung pada ukuran agregat maksimum sesuai Daftar No.1

Daftar No.1 :Ukuran agregat maksimum Berat contoh agregat kering minimummm inci gram

2,361,189,519,138,1

No. 8No. 43/8¾1½

100500200025005000

b. Persiapan benda uji

i. Masukkan contoh agregat lebih kurang 1,25 kali berat benda uji ke dalam talam, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.

ii. Siapkan benda uji dengan berat (W1) sesuai Daftar No. 1.

Page 53: Link and Match

4. CARA MELAKUKAN

a. Masukkan benda uji ke dalam wadah, dan diberi air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam.

b. Guncang-guncangkan wadah dan tuangkan air cucian ke dalam susunan saringan no. 16 dan no. 200. Pada waktu menuang air cucian, usahakan agar bahan-bahan yang kasar tidak ikut tertuang.

c. Masukkan air pencuci baru, dan ulanglah pekerjaan (b) sampai air cucian menjadi jernih.

d. Semua bahan yang tertahan saringan no. 16 dan no. 200 kembalikan ke dalam wadah; kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven, dengan suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.

e. Setelah kering timbang dan catatlah beratnya ( W3)

f. Hitnglah berat bahan kering tersebut (W4 = W3 – W2).

5. PERHITUNGAN

W1 – W4

Jumlah bahan lewat saringan no. 200 = ------------------ x 100%W1

6. PELAPORAN

Laporkan jumlah bahan yang lewat saringan no. 200 dalam prosen.

7. CATATAN

Page 54: Link and Match

Pemeriksaan

KADAR AIR AGREGAT

PB – 0209 – 76 (ASTM C – 556 – 67*)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan.Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering.

2. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.

b. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.

c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uji.

3. BENDA UJI

Berat contoh agregat minimum tergantung pada ukuran butir maksimum sesuai Daftar No. 1.

Daftar No. 1

Uk. Butir maksimum Berat contoh agregat minimum

Uk. Butir maksimum Berat contoh agregat minimum

mm inci kg mm inci kg

6,39,512,719,125,438,1

¼3/8½¾1

0,51,52,03,04,06,0

50,863,576,288,9101,6152,4

22 ½3

3 ½46

81013162550

Page 55: Link and Match

4. CARA MELAKUKAN

a. Timbang dan catatlah berat talam (W1)b. Masukkan benda uji ke dalam talam kemudian timbang dan catatlah beratnya

(W2).c. Hitunglah berat benda uji ( W3 = W2 – W1)d. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai

beratnya tetap.e. Setelah kering, timbang dan catatlah berat benda uji beserta talam (W4).f. Hitunglah berat benda uji kering (W5 = W4 – W1).

5. PERHITUNGAN

(W3 – W5)Kadar air agregat = -------------- x 100%

W3

6. PELAPORAN

Laporkan kadar air dalam persen dua angka di belakang koma.

7. CATATAN

Page 56: Link and Match

Pemeriksaan

CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

PC – 0201 – 76(AASHTO T - 245 - 74)

(ASTM D– 1559 – 62T*)

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelehan plastis (flow) dari campuran aspal.Ketahanan (stabilitas) ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.Kelelehan plastis ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01".

2. PERALATAN

a. 3 buah cetakan benda uji yang berdiameter 10 cm (4") dan tinggi 7,5 cm (3") lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.

b. Alat pengeluar benda uji.Untuk benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah alat ejector.

c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder dengan berat 4,536 kg (10 pound), dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18").

d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis) berukuran kira-kira 20 x 20 x 45 cm (8" x 8" x 18") yang dilapis dengan pelat baja berukuran 30 x 30 x 2,5 cm (12" x 12" x 1") dan diikatkan pada lantai beton dengan 4 bagian siku.

e. Silinder cetakan benda uji.

f. Mesin tekan lengkap dengan :i. Kepala penekan berbentuk lengkung (Breaking Head).ii. Cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg (5000 pound) dengan ketelitian

12,5 kg (25 pound) dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm (0,0001").

iii. Arloji kelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,01") dengan perlengkapannya.

g. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (200 ± 3)°C.

h. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum (20°C).

Page 57: Link and Match

i. Perlengkapan lain :i. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.ii. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250° dan 100°C

dengan ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas.iii. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan

ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram.iv. Kompor.v. Sarung asbes dan karet.vi. Sendok pengaduk dan perlengkapan.

3. BENDA UJI

a. Persiapan benda uji.Keringkanlah agregat, sampai beratnya tetap pada suhu (105 ± 5)°C. Pisah-pisahkan agregat dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki atau seperi berikut ini :

1 sampai ¾"¾" sampai 3/8"¾" sampai no. 4 (4,76 mm)no. 4 (4.76 mm) sampai no. 8 (2,38 mm)lewat no. 8 (2,38 mm)

b. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan.Suhu pencampuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat yang dipakai menghasilkan viscositas seperti Daftar No.1.

Daftar No. 1 : Viscositas Penentu SuhuCampuran Pemadatan

Bahan Pengikat

Kinematik Saybolt Furol

Engler Kinematik SayboltFurol

Engler

C.St Det. S. F. C.St Det. S. F.

Aspal panas Aspal dingin

Tar

170 ± 20170 ± 20

-

85 ± 1085 ± 10

-

--

25 ± 3

280 ± 30280 ± 30

-

140 ± 15140 ± 15

-

--

40 ± 5

c. ……………………………………………………………………………………. aspal sampai suhu pencampuran. Tuangkan aspal sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut. Kemudian aduklah dengan cepat pada suhu sesuai 3.b. sampai agregat terlapis merata.

d. Pemadatan benda uji.Bersihkan perlengkapan cetakan benda serta bagian muka penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3°C dan 148,9°C.Letakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan, kemudian masukkanlah seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan

Page 58: Link and Match

spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen 15 kali keliling pinggirannya dan 10 kali di bagian dalamnya. Lepaskan lehernya, dan ratakanlah permukaan campuran dengan mempergunakan sendok semen menjadi bentuk yang sedikit cembung. Waktu akan dipadatkan suhu campuran harus dalam batas-batas suhu pemadatan seperti yang disebut pada 3.b.Letakkan cetakan di atas landasan pemadat, dalam pemegang cetakan. Lakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75, 50 atau 35 sesuai kebutuhan dengan tinggi jatuh 45 cm (18"), selama pemadatan tahanlah agar sumbu palu pemadat selalu egak lurus pada alas cetakan. Lepaskanlah keping alas dan lehernya balikkan alat cetak berisi benda uji dan pasanglah kembali perlengkapannya. Terhadap permukaan benda uji yang sudah dibalik ini tumbuklah dengan jumlah tumbukan yang sama. Sesudah pemadatan, lepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada permukaan ujung ini. Dengan hati-hati keluarkan dan letakkan benda uji di atas permukaan rata yang halus, biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang.

4. CARA MELAKUKAN

a. Bersihkan benda uji dari kotoran-kotoran yang menempel.b. Berilah tanda pengenal pada masing-masing benda uji.c. Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm.d. Timbang benda uji.e. Rendam dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruang.f. Timbang dalam air untuk mendapatkan isi.g. Timbang benda uji dalam kondisi kering-permukaan jenuh.

h. Rendamlah benda uji aspal panas atau benda uju tar dalam bak perendam selama 30 sampai 40 menit atau dipanaskan di dalam oven selama 2 jam dengan suhu tetap (60 ± 1)°C, untuk benda uji aspal panas dan (38 ± 1)°C untuk benda uji tar. Untuk benda uji aspal dingin masukkan benda uji ke dalam oven selama minimum 2 jam dengan suhu tetap (25 ± 1)°C. Sebelum melakukan pengujian bersihkan batang penuntun (guide rod) dan permukaan dalam dari kepala penekan (test heads). Lumasi batang penuntun sehingga kepala penekan yang atas dapat meluncur bebas, bila dikehendaki kepala penekan direndam bersama-sama benda uji pada suhu antara 21°C sampai 38°C. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven atau dari pemangas udara dan letakkan ke dalam segmen bawah kepala penekan. Pasang segmen atas di atas benda uji, dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji. Pasang arloji kelelehan (flow meter) pada kedudukannya di atas salah satu batang penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan (breaking head). Tekan selubung tangkai arloji kelelehan tersebut pada segmen atas dari kepala penekan selama pembebanan berlangsung.

i. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda ujinya dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji. Atur kedudukan jarum arloji tekan pada ngka nol. Berikan pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan

Page 59: Link and Match

menurun seperti ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum yang dicapai. Lepaskan selubung tangkai arloji kelelehan (sleeve) pada saat pembebanan mencapai maksimum dan catat nilai kelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji kelelehan.Waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari rendaman air sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.

5. PERHITUNGAN

6. PELAPORAN

Kadar aspal dilaporkan dalam bilangan desimal satu angka di belakang koma. Berat isi dilaporkan dalam ton/m3 dua angka di belakang koma.Persen rongga terhadap batuan dilaporkan dalam bilangan bulat. Persen terhadap campuran dilaporkan dalam bilangan desimal satu angka di belakang koma. Persen rongga terisi aspal dilaporkan dalam bilangan bulat. Stabilitas dilaporkan dalam bilangan bulat.

Untuk tiap benda uji yang diperiksa, laporan harus meliputi keterangan berikut :a. Tinggi maksimum dalam pound, bila perlu dikoreksi.b. Nilai kelelehan, dalam perseratusan inci.c. Suhu pencampurand. Suhu pemadatane. Suhu percobaan.

7. CATATAN

Untuk benda uji yang tebalnya tidak sebesar 2,5 inci, koreksilah bebannya dengan mempergunakan faktor perkalian yang bersangkutan dari Daftar No. 2.Umumnya benda uji harus didinginkan seperti yang ditentukan di atas. Bila diperlukan pendinginan yang lebih cepat dapat dipergunakn kipas angin meja. Campuran-campuran yang daya kohesinya kurang sehingga pada waktu dikeluarkan dari cetakan segera sesudah pemadatan tidak sapat menghasilkan bentuk silinder yang diperlukan, bisa didinginkan bersama-sama cetakannya di udara, sampai terjadi cukup kohesi untuk menghasilkan bentuk silinder yang semestinya.

Page 60: Link and Match

Daftar No. 2 : Angka Korelasi Stabilitas.

Isi Benda Uji Tebal Benda Uji Angka Korelasi(cm) (in) (mm)

200 – 213214 – 225226 – 237238 – 250251 – 264265 – 276277 – 289290 – 301302 – 316317 – 328329 – 340341 – 353354 – 367368 – 379380 – 392393 – 405406 – 420421 – 431432 – 443444 – 456457 – 470471 – 482483 – 495496 – 508509 – 522523 – 535536 – 546547 – 559560 – 573574 – 585586 – 598599 – 610611 – 625

11 1/16

1 1/8

1 3/16

1 1/4

1 5/16

1 3/8

1 7/16

1 1/2

1 9/16

1 5/8

1 11/16

1 3/4

1 13/16

1 7/8

1 15/16

22 1/16

2 1/8

2 3/16

2 1/4

2 5/16

2 3/8

2 7/16

2 1/2

2 9/16

2 5/8

2 11/16

2 3/4

2 13/16

2 7/8

2 15/16

3

25.427.028.630.231.833.334.936.538.139.741.342.944.446.047.649.250.852.454.055.657.258.760.361.963.564.065.166.768.371.473.074.676.2

5.565.004.554.173.853.573.333.032.782.502.272.081.921.791.674.561.471.391.321.251.191.141.091.041.000.960.930.890.860.830.810.780.76

a. Stabilitas benda uji yang diukur dikalikan angka perbandingan tebal sama dengan stabilitas setelah koreksi untuk benda uju tebal 63,5 mm.

b. Hubungan isi/tebal, didasarkan pada benda uji yang berdiameter 101,6 mm

Page 61: Link and Match