web viewlaporan praktikum biologi dasar i. ... pendidikan ipa. ... simbiosis parasitisme terdapat...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I
INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN
LINGKUNGAN
OLEH:
KELOMPOK I
1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001
2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002
3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003
4. LINA SAFITRI 11312241004
5. RATIH DWI UTAMI 11312241041
PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum biologi yang berjudul Interaksi Antara Organisme dengan Linkungan
disusun oleh Kelompok I pada :
Hari/tanggal : Kamis, 20 Oktober 2011
Berdasarkan hasil bimbingan oleh dosen pembimbing sejak tanggal 13 – 20 Oktober
2011.
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,
Ekosari R, M.P.
A. TUJUAN
1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.
2. Memerikan sifat fisik klimatik (suhu dan kelembaban tanah, suhu dan kelembaban
udara.
3. Memerikan sifat khemis (pH dsb.) tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.
4. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi
pengamatan.
5. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi
pengamatan.
6. Menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan.
7. Mengaitkan sifat spesifik organism dengan spesifikasi lingkungan.
B. KAJIAN PUSTAKA
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Haeckel,
seorang ahli Biologi, pada pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi berasal dari bahasa
Yunani, oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu., sehingga secara harfiah
ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup (tumbuhan,
hewan, manusia) dengan lingkungannya (cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban, dll),
demikian juga proses kelahiran, kehidupan, pergantian generasi, dan kematian yang
semuanya menjadi sebagian dari pengetahuan manusia, proses yang berlangsung terus
tersebut dinamakan dengan “Hukum Alam”
Ekosistem adalah suatu hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya baik lingkungan biotik ataupun abiotik yang merupakan hubungan
timbal balik yang sangat rumit dan kompleks. Sebuah ekosistem mempunyai dua
komponen yaitu biotik dan abiotik.
1. Komponen Biotik
a. Produsen : makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanan sendiri karena
dapat “mengolah” bahan-bahan non makanan (air, sinar matahari,
karbondioksida) menjadi bahan makanan (glukosa) atau dikenal dengan istilah
fotosintesis. Artinya semua tanaman mulai dari algae yang mikroskopis sampai
dengan tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki klorofil dapat berperan sebagai
produsen dalam suatu ekosistem
b. Konsumen : terdiri dari berbagai tingkat, konsumen I, konsumen II, dst.
Dimana semakin tinggi tingkat konsumen maka semakin banyak pilihan
makanannya karena dia bisa memakan konsumen yang lebih rendah.
Konsumen I lebih dikenal sebagai herbivora karena memakan tumbuhan
(produsen), konsumen II akan memakan konsumen I, dst.
c. Dekomposer : bakteri pengurai yang bertugas menguraikan semua makhluk
hidup yang tak bernyawa (telah mati) untuk dihancurkan menjadi lebih kecil
sehingga menghasilkan unsur hara.
2. Komponen Abiotik
Mencakup unsur-unsur litosfer (lithosphere atau lapisan kerak bumi termasuk tanah)
yang mencakup tipe tanah, bahan induk, serta parameter-parameternya seperti
struktur, tekstur, sifat-sifat fisik, kimia dan kesuburan, hidrosfer (hydrosphere) yang
meliputi lautan dan perairan lainnya dengan parameter-parameter keasaman (pH) ,
suhu, arus, dll. Serta atmosfer (atmosphere) yang meliputi kelembaban udara,
intensitas cahaya, angin, suhu, dll.
a. Tekstur tanah
Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas, dan jasad hidup. Bahan
padat itu terdiri atas organik, dan anorganik, yang anorganik terdapat dalam
bermacam-macam bentuk dan ukuran, berdasarkan besar ukurannya dibagi
dalam beberapa fraksi atau golongan. Fraksi batu > 10 mm, kerikil 2-10 mm,
pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir, debu dan liat
merupakan fraksi utama. Makin tinggi kandungan liat makin tinggi
kesuburannya. (Kartasapoetra, 1985:10)
b. Struktur tanah
Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang
dimaksudkan dengan struktur makro/ struktur lapisan bawah tanah yaitu
penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya. Sedang struktur
mikro ialah penyusunan butir-butir primer tanah ke dalam butir-butir
majemuk/ agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami. (Kartasapoetra, 1985:13)
c. pH tanah
pH tanah yaitu suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah dan
dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. pH tanah ini mempunyai
pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap tanaman. Pengaruh
langsung pada akar tanaman pada ph < 4,0 , > 10,0 kerusakan pada akar
tanaman. Pengaruh tidak langsung antara lain, tersedianya unsur hara,
kemungkinan timbulnya keracunan tanaman pada pH rendah oleh unsur kimia,
seperti Al, Mn, dimana unsur-unsur ini banyak terdapat pada pH tanah rendah.
pH Reaksi
< 4,5 Sangat asam sekali
4,6 – 5,0 Asam sekali
5,1 – 5,5 Agak asam
5,6 – 6,0 Sedikit asam
6,1 – 6,5 Kurang asam
6,6 – 7,5 Netral
7,6 – 8,0 Sedikit alkalis (basa)
8,1 – 9,0 Agak alkalis (basa)
>9,0 Sangat alkalis
(Kartasapoetra, 1985:15)
d. Temperatur tanah
Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang dapat diukur
berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan berbagai termometer. Faktor
pengaruh suhu tanah, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud
dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin,
kelembaban udara. Sedang yang dimaksud dengan faktor dalam yaitu tekstur
tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah.
Pengaruh suhu terhadap tanaman adalah sangat besar, terutama terhadap
pertumbuhan tanaman juga pengaruhnya pada proses pematangan buah.
(Kartasapoetra, 1985:21)
e. Kelembaban
Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada diudara. Keadaan
kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-beda, besarnya kelembaban suatu
daerah merupakan faktor yang dapat menstimulir curah hujan. Besarnya
kelembaban di suatu tempat pada suatu musim erat hubungannya dengan
perkembangan-perkembangan dari organisme terutama jamur dari penyakit
tumbuh-tumbuhan. Di daerah tropis yang artinya besar mengakibatkan masalah
bagi tanaman terutama untuk hasil-hasil sayuran, lekas membusuk yang
disebabkan oleh kelembaban tadi. (Kartasapoetra, 1985:22)
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian
banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang
erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut
netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan
ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator
juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan
mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium
dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda
spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah
satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek
dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup
pada bintil akar kacang-kacangan.
C. METODELOGI PRAKTIKUM
1. Tempat dan waktu
Tempat : Kebun Biologi FMIPA UNY
Waktu : Kamis, 20 Oktober 2011
2. Alat dan Bahan
a. Objek pengamatan : Komponen biotik dan abiotik pada lokasi pengamatan
di Kebun Biologi Laboratorium FMIPA UNY
b. Alat :
Termometer ruang
Hygrometer
Ph meter
Luxmeter
Roll meter
Cetok
Rafia
Gelas beker
c. Bahan
A. Air
3. Prosedur :
D. HASIL PENGAMATAN
Lokasi pengamatan : Kebun Biologi FMIPA UNY
Hari, tanggal pengamatan : Kamis, 20 Oktober 2011
Jam Pengamatan : 07.25 - 08.35 WIB
1. Komponen Abiotik
Aspek yang Diukur/Diamati Plot
Struktur Tanah
Membuat plot 1 x 1 m2 untuk membatasi lokasi pengamatan
Dengan menggunakan cetok, mengambil sampel tanah di beberapa sudut lokasi bagiantop sil kedalaman 15 cm, kemudian tentukantekstur dan struktur tanah (presentase masing – masing komponen liat, berpasir,
berhumus)
Mengukur pH, suhu dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi pengamatan.
Mengukur suhub dan kelembaban udara, kecepatan angin, dan intensitas cahaya pada lokasi pengamatan
Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan, menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menetukan bentuk interksi
antar komponem biotik dan abiotik.
Mencatat hasil pengamatan dalam tabel
Debu
Liat
Pasir
16,67%
33,33%
50%
(lempung berpasir)
Kelembaban udara 68 %
Suhu Udara 32 ºC
Kelembaban tanah 10%
Suhu tanah 28 ºC
Ph tanah 6,9
Intensitas cahaya 773 x 10 Lux
2. Komponen Biotik
No Jenis komponen
biotik
Jumlah Kepadatan Cara hidup Bentuk
interaksi
1 Pohon srikaya 2 2/m2 Di atas tanah Menjadi
produsen utama
dalam plot
2 Tanaman klitoria 5 5/m2 Merambat
pada
tumbuhan
lain
Merambat pada
2 pohon srikaya
3 Tanaman “X”
yang berwarna
ungu
4 4/m2 Merambat
pada
tumbuhan
lain
Merambat pada
2 pohon srikaya
4 Rumput kecil +++ +++/m2 Bebas Tumbuh
menyebar diatas
tanah
5 Tanaman yang
warna pinggirnya
putih
11 11/m2 Bebas Di atas tanah
mengelilingi
pohon srikaya
6 Rumput hijau ++ ++/m2 Bebas Tumbuh
menyebar di atas
tanah
7 Tanaman kamboja 1 1/m2 Bebas Tumbuh di pot
8 Tanaman ephorbia 1 1/m2 Bebas Tumbuh di pot
9 Semut merah kecil ++ ++/m2 Berkelompok
di atas tanah
Merambati
pohon srikaya
10 Semut merah
besar
+++ +++/m2 Berkelompok
di atas tanah
Merambati
pohon srikaya
11 Semut hitam +++ +++/m2 Berkelompok
di atas tanah
Mengerubuti
buah srikaya
12 Kupu-kupu 1 1/m2 Terbang
bebas
Terbang bebas
mengitari pohon
srikaya
13 Nyamuk 5 5/m2 Terbang
bebas
Terbang bebas
mengitari pohon
srikaya
14 Ulat bulu 1 1/m2 Di atas tanah Memakan
rumput
Keterangan :
(+++) = banyak sekali
(++) = banyak
(+) = sedikit
3. Jenis asosiasi atau interaksi
Gejala asosiasi Nama organisme yang
terlibat dalam asosiasi
Jenis asosiasi
Ulat bulu memakan rumput Ulat bulu dan rumput Simbiosis
parasitisme/predasi
Kupu-kupu menghinggap
pada bunga
Kupu-kupu dan bunga Simbiosis mutualisme
Semut hitam mengerubungi
buah srikaya
Semut hitam dan buah
srikaya
Simbiosis
parasitisme/predasi
Klitoria dan tanaman “X”
merambat pada tumbuhan
lain
Pohon srikaya, klitoria dan
tanaman “X”
Simbiosis
komensalisme
Semut hitam berkompetisi
memperebutkan buah
srikaya
Semut hitam Kompetisi
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di lingkungan Kebun Biologi
FMIPA UNY, mengenai Interaksi antara Organisme dengan Lingkungannya bertujuan antara
lain untuk memerikan sifat fisik klimatik atau (suhu dan kelembaban udara, suhu dan
kelembaban tanah, intensitas cahaya) tanah atau p[ermukaan lahan lokasi pengamatan,
menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam di lokasi pengamatan,
menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan, serta mengaitkan sifat
spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungan.
Dari pengamatan dapat dioeroleh hasil berupa data pengamatan sehingga dapat
dibahas beberapa hal sebagai berikut :
1. Komponen abiotik
a) Jenis tanah (struktur tanah)
Struktur berhubungan dengan agregasi partikel utama tanah (pasir,
debu dan tanah liat ) menjadi partikel senyawa atau kelompok partikel utama
yang dipisahkan dari agregat yang berdekatan dengan permukaan yang lemah.
Liat Debu
Pasir
Struktur memodifikasi pengaruh tekstur dalam hal hubungan kelembababan
udara, tersedianya hara tanaman, kegiatan jasad renik dan pertumbuhan akar.
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif anatara fraksin pasir
(sand) berdiameter 2,00 sampai 0,2 mm, debu (silt ) berdiameter 0,20 – 0,002
mm dan liat (elay) < 2 µm.
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwea presentasi tekstur tanah
adalah sebagai berikut : Debu : 16,67%
Tanah liat : 33,33%
Pasir : 50%
Dengan menggunakan ketiga data ini dapat diketahui jenis tanah atau
permukan lahan lokasi pengamatan dengann cara menganalisis atau mengolah
data pada segitiga tekstur tanah.
Berdasarkan skema segitiga tekstur tanah diatas dikertahui bahwa
perpotongan dari ketiga garis tekstur tanah yang berdasarkan presentasi
struktur tanah diperoleh bahwa jenis tanah atau permukaan lahan lokasi
pengamatan termasuk ke dalam jenis tanah lempung berpasir atau sandy clay
loam.
Berdasarkan kelas teksturenya maka, jenis lempung berpasir
digolongan menjadi tanah berteksture sedang atau tanah berlempung yang
terdiri dari tanah berteksture sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang
berteksture lempung berpasir.
Tanah berteksture lempung akan mempunyai partikel-partikel yang
mempunyai kandungan secara proporsional (debu, tanah liat dan tanah pasir).
Apabila yang terkandung lebih dominan adalah sifat pasir berarti tanah
berteksture lempung berpasir sesuai dengan hasil pengamatan ini. Teksture
tanah paling dominan dari ketiganya adalah: tanah pasir dan setelah diolah
pada segitiga teksture tanah ternyata terbukti dan sesuai dengan literatur bahwa
jenis tanah atau permukaan lokasi pengamatan term,ask ke dalam jenis tanah
lempung berpasir.
Tanah berteksture sedang atau tanah berlempung salah satunya terdiri
dari tanah berteksture sedang tetapi agak kasar yang meliputi tanah berteksture
lempung tanah berpasir (sandy loam) dan lempung berpasir halus. Teksture
tanah lempung berpasir (sandy loam) mengandung proporsi fraksi tanah
sebagai berikut:
Pasir : 40%-87,5%
Debu : <50%
Liat : <20%
(Kemas Ali Hanafiah, 2007:65)
Menurut hasil pengamatan pada percobaan ini diperoleh hasil :
Pasir:50%, Debu: 16,67%, Tanah liat:33,33%, maka terjadi ketidak sesuaian
dengan literatur yaitu pada presentasi tanah liat, namun perbedaan ini tidak
mempengaruhi teksture tanah pada percobaan kami yang termasuk ke dalam
jenis tanah lempung berpasir. Karena pada teksture tanah lempung berpasir
(sandy loam) mengandung tanah pasir yang lebih dominan yaitu 50%.
b) Sifat fisik klimatik
Kelembababan tanah
Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi.
Air di dalam tanah tergantung pada keadaan teksture dan struktur, semakin
halus liat tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat.
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan. Fungsi utama
dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun ke
bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting
untuk studi hipotesis air dan studi neraca air.
Dalam pengamatan kami, didapatkan hasil bahwa kelembaban tanah
sebesar 10% , termasuk kategori cukup rendah. Kelembaban tanah juga
mempengaruhi jumlah tumbuhan dan hewan yang hidup pada plot tersebut.
Pada tanah yang mempunyai kelembaban rendah banyak tumbuh rerumputan
di sekitar plot tersebut. pada pengamatan kami plot yang kami amati juga
terdapat banyak tumbuh rerumputan. Hal ini dikarenakan tumbuhan
mempunyai kelembaban yang optimal untuk tumbuh, jumlah hewan yang
hidup pada plot tersebut juga banyak karena hewan mudah untuk memperoleh
makanan. Pada pengamatan kami terdapat banyak semut hitam yang merambat
pada pohon srikaya dan di sekitar tanah juga terdapat banyak semut merah
yang berada pada tanah.
Kelembaban udara
Kelembaban udara juga merupakan salah satu sifat fisik klimaks yang
berperan penting dalam kehidupan organisme. Fungsi dari kelembaban udara
antara lain untuk respirasi, gutasi dan transpirasi tumbuhan yang berperan
mengatur dan mengkondidikan efektifitas dari penggunaan air dan mineral dari
dalam tanah.
Dalam pengamatan didapatkan hasil bahwa kelembaban udara sebesar
68% termasuk kategori cukup lembab. Tingkat kelembaban udara yang cukup
tinggi ini dikarenakan oleh jumlah vegetasi dan tingkat intensitas cahaya yang
berhasil menembus permukaan tanah. Suhu udara juga mempengaruhi tingkat
kelembaban yang terjadi.
Temperatur atau suhu tanah
Temperatur/suhu adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, secara
langsung memengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terdapat kelembaban,
struktur, aktivitas mikroba dan enzim, dekomposisi sisa tanaman dan
ketersediaan hara pada tanaman.Temperatur tanah merupakan salah satu faktor
tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara
(Kemas Ali Hanifiah,2007 : 88)
Berdsasarkan pada percobaan yang telah kami lakukan, untuk
mengetahui suhu tanah atau permukaan lokasi pengamatan menggunakan
termometer. Sehingga dalam percobaan ini diperoleh data bahwa suhu tanah
atau lahan lokasi pengamatan adalah 28°C.
Menurut literatur, temperatur tanah sangat mempengaruhi aktivitas
mikroba. Aktivitas ini sangat terbatas pada temperatur di bawah 10°C. Laju
optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada temperatur
18-30 °C, seperti bakteri pengikat N pada tanah berdrainase baik. Nitrifikasi
berlangsung optimum pada temperatur sekitar 30 °C. Pada temperatur di atas
30 °C, lebih banyak unsur K tertukar dibebaskan daripada temperatur yang
lebih rendah. Sehingga penyerapan oleh akar juga meningkat. Pada temperatur
diatas 40 °C mikrobia umumnya menjadi inaktif. (Kemas Ali
Haniofiah,2007:88)
Dari data pengamatan diketahui bahwa suhu atau temperatur tanah
adalah 28 °C dengan demikian suhu tersebut berada pada rentang antara
temperatur 18-30 °C yang merupakan suhu ideal bagi mikrobial tanah untuk
melakukan aktivitas kimianya. Seperti bakteri pengikat N2 yaitu nitobakter,
bakteri nitrosomonas dan nitrosococcus yang dapat mengikat N2 dari udara
karena temperatur tanah pada percobaan ini mendukung aktivitas mikrobial
maka aktivitas mengikat N2 dari udara dapat berjalan baik sehingga dapat
menyuburkan tanah pada lahan lokasi pengamatan ini.
Temperatur udara
Temperatur udara dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang dapat
diakses oleh daerah permukaan bumi. Kuat lemahnya intensitas cahaya
memengaruhi temperatur udara. Suhu yang tinggi atau (T > 37°C)
menyebabkan penguapan pada tanaman semakin tinggi. Apabila suhu terlalu
rendah (T < 10°C) menyebabkan aktivitas biologis tanaman seperti
fotosintesis, respirasi dan asimilasi terganggu.
Pada pengamatan ini diperoleh data bahwa temperatur udara pada
lokasi pengamatan sebesar 32°C. Data ini diperoleh dengan cara mengukur
suhu udara menggunakan termometer. Pada titik temperatur kamar yaitu antara
suhu 25 – 37 suatu tumbuhan dapat melakukan aktivitas secara potensial untuk
berfotosintesis. Sehingga suhu udara yang diperoleh dari hasil pengamatan ini
juga termasuk dalam rentang antara suhu 25-37 . Maka suhu ini juga
mendukung aktivitas tumbuhan. Pada suhu ini juga akan mendukung aktivitas-
aktivitas hewan dan seluruh organisme yang berada pada plot ini.
Intensitas cahaya
Intensitas cahaya tergantung pada sudut jatuhnya sinar. Apabila di
waktu pagi hari dan sore hari sudut jatuhnya sinar kecil maka intensitas cahaya
yang mengenai permukaan tanah akan kecil. Sedangkan semakin sian, sudut
jatuhnya sinar akan semakin besar sehingga intensitas cahaya yang mengenai
permukaan tanah juga akan semakin besar.
Kami melakukan pengamatan pada pukul 08.30 WIB saat cahaya
matahari cukup terang. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya pada
lokasi pengamatan digunakan alat yaitu luxmeter, sehingga diperoleh hasil
bahwa besarnya intensitas cahaya pada plot lokasi pengamatan adalah 773 x
10 lux.
Intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan penguapan pada
tumbuhan juga tinggi. Apabila penguapan yang tinggi tidak disertai dengan
penyerapan air dan unsur hara tanah maka tumbuhan bisa layu dan akhirnya
mati. Sedangkan pada hewan dapat mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan
cairan tubuh.
c) Sifat khemis
Ph tanah
Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam daerah iklim
basah mempunyai pH tanah yang rendah, semakin lanjut umurnya semakin
asam tanah. Sebaliknya tanah di daerah iklim kering, penguapan menyebabkan
tertimbunnya unsur-unsur basa di permukaan tanah karena besarnya evaporasi
dibandingkan dengan presiptasi, sehingga makin lanjut umur tanah makin
tinggi pHnya. Selain itu pertumbuhan tanaman banyak dipengaruhi pH tanah.
Pada lokasi yang kami amati, diperoleh pH tanah sebesar 6,9 yang berarti tanah
tersebut netral. Tanah asam banyak mengandung ion H yang dapat ditukar,
sedang tanah alkalis kaya akan unsur-unsur basa yang dapat ditukar. pH tanah
hanya merupakan ukuran intensitas keasaman tanah, bukan kapasitas jumlah
unsur hara. (Isa Darmawijaya, 1997: 175)
Ph tanah ini mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung
terhadap tanaman. Pengaruh langsung pada akar pada PH < 4,0 , > 10,0
menyebabkan kerusakan pada akar tanaman (Kartasapoetra dkk, 1985 :15)
2. Komponen Biotik
Telah diketahui sebelumnya bahwa komponen biotik merupakan komponen
yang menyusun kehidupan yang saling terintregasi (berhubungan). Komponen biotik
terdiri dari organisme yang mampu menjadi salah satu peranan di bawah ini yaitu
produsen, konsumen dan decomposer. Dari hasil pengamatan, diperoleh data untuk
komponen biotik sebagai berikut:
a) Jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi di dalam lokasi pengamatan
Vegetasi dapat dikatakan sebagai produsen, apabila organism tersebut
mampu mensintesis makanan sendiri dengan cara mengubah zat anorganik
menjadi zat organic. Vegetasi merupakan petunjuk kemampuan tanah atau
sifat-sifat tanah tertentu. Umumnya perbedaan vegetasi liar juga merupakan
indikasi perbedaan jenis tanah. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan
hasil jenis-jenis vegetasi sebagai berikut:
pohon srikaya = 2
klitoria = 5
tanaman “x” = 4
rumput kecil = +++
tanaman yang pinggirnya putih = 11
ephorbia = 1
kamboja = 1
rumput hijau = ++
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada lokasi yang kami amati
ditumbuhi beberapa jenis rumput dan jumlah atau kepadatannya cukup banyak.
Rerumputan dapat tumbuh subur pada lokasi tersebut karena kondisi tanah di
lokasi tersebut merupakan tanah lempung berpasir, selain itu disebabkan oleh
suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban yang cukup serta faktor-faktor abiotik
lainnya.
Setelah melakukan kegiatan observasi ini, selain dapat mengamati dan
menghitung jumlah kepadatannya, dari setiap individu dapat diketahui
bagaimana cara hidupnya. Untuk cara hidup tumbuhan yang kami amati adalah
bebas dan adapula yang merambat pada tumbuhan lain yaitu tanaman klitoria
dan tanaman “X” yang berwarna ungu.
b) Jenis-jenis spesifikasi hewan di dalam lokasi pengamatan
Hewan digolongkan dalam golongan konsumen, karena hewan tidak
mampu mensintesis makanan sendiri, akan tetapi mmperoleh makanan dengan
cara memakan produsen ataupun organism lain (konsumen yang berada
ditingkat bawahnya). Jenis-jenis hewan yang hidup di suatu lingkungan
tertentu, juga menunjukkan sifat-sifat tanah dari lingkungan tersebut. Karena
setiap hewan hidup dalam lingkungan yang berbeda-beda. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan, ditemukan beberapa jenis hewan yaitu:
Semut merah (besar) = ++
Semut merah (kecil) = +++
Ulat bulu = 1
Kupu-kupu = 1
Semut hitam = +++
Nyamuk = ++
Pada lokasi yang kami amati didominasi oleh jenis hewan semut.
Karena tanah pada lokasi ini sebagian besar atau 50 % berupa pasir sehingga
semut dapat dengan mudah menggali dan membuat sarang sebagai tempat
tinggal. Selain itu terdapat pohon srikaya sebagai sumber makanan semut.
Setelah melakukan kegiatan observasi ini, selain dapat mengamati dan
menghitung jumlah kepadatannya, dari setiap individu dapat diketahui
bagaimana cara hidupnya. Untuk hewan semut yang kami amati, semut hidup
diatas tanah dan membuat sarang sebagai tempat tinggalnya. Semut hidup
diatas tanah juga tidak terlepas dari aktivitas mereka untuk mencari makan dan
pemenuhan energi yang berasal dari matahari. Selain itu, semut juga
memperoleh makanan dari pohon srikaya.
Asosiasi merupakan hubungan atau interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan
makhluk hidup yang lain. Ini dapat terjadi dalam spesies yang sama (intraspesies) maupun
spesies yang berbeda (interspesies). Jenis asosiasi antar makhluk hidup dapat berupa
simbiosis komensalisme, simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan kompetisi. Berikut
adalah bentuk asosiasiasi yang kami temukan selama melakukan pengamatan :
Simbiosis komensalisme terdapat dalam interaksi antara klitoria dan tanaman “X”
terhadap pohon srikaya. Komensalisme sendiri berasal dari kata latin “ko” yang berarti
dengan bersama-sama dan “mensa” yang berarti meja, sehingga simbiosis komensalisme
adalah hubungan antara organisme dimana dalam interaksi ini organisme yang satu
mendapatkan keuntungan, sedangkan organisme yang lainnya sama sekali tidak dirugikan.
Dalam interaksi anatara klitoria dan tanaman “X” terhadap pohon srikaya organisme yang
diuntungkan adalah klitoria dan tanaman “X”. Sedangkan pohon srikaya tidak dirugikan
dengan adanya klitoria dan tanaman “X”
Simbiosis mutualisme terdapat dalam interaksi antara kupu-kupu terhadap bunga pada
pohon srikaya. Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah
pihak. Kupu-kupu mendapatkan sari madu yang ada pada bunga sedangkan bunga
memperoleh bantuan dari kupu-kupu yang menyebarkan serbuk sari bunga tersebut ke bunga
lain. Serbuk sari ini akan menempel pada tubuh kupu-kupu dan jatuh pada bunga lain pada
saat kupu-kupu terbang dan menempel pada bunga yang lain.
Simbiosis parasitisme terdapat dalam interaksi antara ulat bulu dengan rumput.
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara organisme yang hanya menguntungkan satu
pihak saja,dimana organisme satu diuntungkan akan tetapi organisme yang lain dirugikan.
Dalam interaksi ulat bulu dengan rumput, ulat bulu mendapatkan makanan dari rumput, akan
tetapi organisme rumput dirugikan karena kelangsungan hidupnya terancam oleh ulat bulu.
Kompetisi adalah bentuk interaksi yang disebabkan karena adanya kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diinginkan / dibutuhkan.
Kompetisi dapat terjadi dalam memperebutkan makanan atau tempat. Dalam pengamatan ini
terjadi kompetisi intraspesies yaitu antara sesama semut hitam dengan semut hitam yang lain
yang berkompetisi memperebutkan makanan yaitu buah srikaya. Dimana makanan tersebut
digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Begitu juga yang terjadi pada vegetasi-vegetasi
yang berada di plot lokasi pengamatan, terjadi kompetisi interspesies, yaitu antara rumput
kecil, rumput hijau, tanaman yang pinggirnya berwarna putih, dan juga pohon srikaya.
Diantara keempat vegetasi tersebut terjadi persaingan dalam memperebutkan unsure hara
serta air dan garam mineral yang ada dalam tanah. Unsure hara serta air dan garam mineral
tersebut sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan vegetasi-
vegetasi tersebut.
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1) Jenis tanah atau permukaan lahan pada lokasi pengamatan adalah lempung berpasir.
Dengan perincian pasir sebesar 50%, debu sebesar 16,67% dan tanah liat sebesar
33,33%. Kondisi lahan ini cukup baik bagi tumbuh dan berkembangnya makhluk
hidup yang ada.
2) Sifat fisik klimatik tanah dan udara
a. Suhu tanah : 28°C
b. Kelembaban tanah : 10 %
c. Suhu udara : 32°C
d. Kelembaban udara : 68%
e. Intensitas cahaya : 773 x 10 lux
3) Sifat khemis tanah
a. pH tanah : 6,9
b. Struktur tanah : lempung berpasir
4) Jenis dari vegetasi yang tumbuh dalam plot lokasi pengamatan adalah rerumputan
dengan spesifikasi sifat yang tumbuh menyebar dalam plot tersebut. Jenis-jenis
rerumputan adalah rumput kecil, rumput hijau (agak besar) dan rumput-rumput kecil
lainnya. Keberadaan berbagai jenis rumput yang tumbuh subur ini dikarenakan kondisi
lingkungan yang memang cocok bagi kehidupan rumput itu sendiri.
5) Jenis dan spesifikasi hewan yang ada dan hidup di dalam plot lokasi pengamatan
adalah hewan jenis serangga yang didominasi oleh semut. Semut yang teramati adalah
semut merah besar, semut merah kecil, dan semut hitam.
6) Jenis-jenis asosiasi yang terjadi dalam plot llokasi pengamatan:
a. Simbiosis komenalisme: klitoria dan tanaman “X” merambat pada pohon
srikaya
b. Simbiosis mutulisme: kupu-kupu menghinggap pada bunga
c. Simbiosis parasitisme: semut hitam mengerubungi buah srikaya serta ulat bulu
memakan rumput
d. Kompetisi intraspesies: sesama semut hitam yang memperebutkan makanan
yaitu buah srikaya
e. Kompetisi interspesies: rumput kecil, rumput hijau, tanaman yang pinggirnya
berwarna putih, dan juga pohon srikaya yang memperebutkan unsure hara, air
dan garram mineral yang terdapat dalam tanah
7) Sifat spesifik dari organism memiliki keterkaitan dengan spesifikasi lingkungan
dimana organism hidup. Karena suatu organism hidup pada suatu tempat dengan
spesifikasi lingkungan tertentu dimana ia nantinya dapat hidup, tumbuh dan
berkembang. Dalam pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan memunculkan
sifat spesifik organism.`
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, Isa. 1997. Klasifikasi tanah. Yogyakarta : UGM Press
Dwijoseputro, 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta: Erlangga
Hanifah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Haryanto. 2004. Komponen-Komponen Ekosistem. Jakarta: Erlangga
Kartasapoetra, G dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Bina
Aksara
Suwarno, dkk. 2006. Kehidupan Makhluk Hidup. Surakarta: Intan Pariwara
Irshadi Bagas. 2008. http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/05/interaksi-antar-
organisme.html. Diambil pada tanggal 11 Desember 2011.
LAMPIRAN
Gambar komponen biotik dan abiotik pada lokasi pengamatan di lingkungan terrestrial.