lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32639/1/1102414027.pdf · v motto dan persembahan motto “barang...
TRANSCRIPT
i
i
IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PROGRAM
UNGGULAN TAHFIDZ, SAINS DAN BAHASA
DI SD DAARUL QUR’AN SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ana Marliana
NIM 1102414027
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka
haruslah memiliki banyak ilmu”(HR.Ibnu Asakir). “Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa
bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu
semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum”
(Mahatma Gandhi). “Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah
tersakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton” (Mark
Twain).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Bapak Komarudin yang telah
memberikan suri tauladan
Ibu Marwati yang telah membimbing
dan memberikan doa restu
Adek Niam Zulfikar Ardian dan
keluarga besar yang selalu mendukung
dan memberi semangat
Sahabat-sahabat yang selalu menasehati
dan selalu ada dalam suka maupun duka
Keluarga Rombel 1 jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan yang sedang
berjuang dengan impian kita masing-
masing
Almamaterku, Universitas Negeri
Semarang
vi
ABSTRAK
Marliana, Ana. 2018. “Implementasi Kurikulum pada Program Unggulan
Tahfidz, Sains dan Bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang”. Skripsi. Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing Drs.Suripto, M.Si.
Kata Kunci: bahasa, implementasi, kurikulum, program unggulan, sains, tahfidz.
Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum dari masa ke masa.
Berdasarkan pada Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014, kurikulum yang saat
ini berlaku di Indonesia adalah kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Sekolah
Dasar Daarul Qur’an Semarang merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di
Kota Semarang yang memiliki program unggulan yang membedakan dengan
sekolah lainnya. Program unggulan yang dimiliki SD Daarul Qur’an Semarang
meliputi program unggulan tahfidz, program unggulan sains dan program
unggulan bahasa. Kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang
yakni untuk kelas 3 dan 6 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) serta kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Fokus
dalam penelitian ini, yakni (1) petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di
SD Daarul Qur’an Semarang, (2) implementasi kurikulum pada program unggulan
tahfidz, sains dan bahasa yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,
serta (3) faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum pada
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang. Jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Informan
dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, waka kurikulum, koordinator program
unggulan serta guru pengampu program unggulan dan responden dalam penelitian
ini yaitu siswa-siswi SD Daarul Qur’an Semarang. Teknik pengambilan data yang
digunakan yakni metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD
Daarul Qur’an Semarang tertulis dalam Buku Kurikulum SD Daarul Qur’an
Semarang dijadikan pedoman oleh seluruh warga sekolah, (2) proses perencanaan
program unggulan tahfidz sains dan bahasa didasarkan pada visi dan misi yang
dimiliki oleh SD Daarul Qur’an Semarang, dalam pelaksanaannya didukung oleh
kegiatan pembelajaran, ekstrakurikuler serta pembiasaan Daqu Methode yang
hanya ada di SD Daarul Qur’an Semarang, pelaksanaan evaluasi program
unggulan yakni setiap koordinator program unggulan bertanggung jawab
melaksanakan evaluasi secara berkala guna mengetahui pelaksanaan program
unggulan di lapangan (3) setiap program unggulan masing-masing memiliki
faktor penghambat dan faktor pendukung yang beragam. Saran yang diajukan
untuk penelitian ini yakni pihak sekolah hendaknya meningkatkan pengadaan
peralatan di lab sains dan bahasa, media pembelajaran, pelatihan keterampilan
bahasa inggris serta pembuatan media pembelajaran bagi guru serta peningkatan
peran orangtua dalam mendampingi siswa belajar di lingkungan keluarga.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan ribuan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum pada
Program Unggulan Tahfidz, Sains dan Bahasa” dengan baik.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna meraih gelar
Sarjana Pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaikan skripsi ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran
kepada hamba-Nya dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian di
SD Daarul Qur’an Semarang.
3. Drs. Sugeng Purwanto, M. Pd, Ketua Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang selalu
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
4. Drs.Suripto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
dalam membimbing, mengarahkan, menasehati dan memberikan
semangat serta pelajaran berharga bagi penulis.
viii
5. Seluruh dosen dan staf karyawan di lingkungan Universitas Negeri
Semarang terkhusus Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah
berkenan mendidik, memberi banyak ilmu, pengalaman, dan inspirasi
selama penulis belajar di kampus ini.
6. Bapak Fathurrohman, S.Pd. I selaku kepala sekolah SD Daarul Qur’an
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Miss. Ririn Wijayanti selaku waka bidang kurikulum, Mr. Zaenal
Musta’in selaku koordinator bidang tahfidz & tahsin, Mr. Muhammad
Zuhri selaku koordinator lab & sains, Miss. Novia Irmawati selaku
koordinator bahasa & budaya, Miss. Dzawis dan Miss Naila selaku
guru tahsin tahfidz, Mr.Sutopo dan Miss. Sri Wardani selaku guru
sains, serta Miss. Dewi Puspitasari dan Mr. Manar selaku guru bahasa
inggris dan siswa siswi SD Daarul Qur’an yang telah berbaik hati
memberikan informasi dan bantuan kepada penulis dalam pelaksanaan
penelitian ini.
8. Kedua Orang tua (Bapak Komarudin dan Ibu Marwati) yang tiada
henti mendoakan agar selalu berhasil, mendidik agar penulis menjadi
pribadi yang bertanggungjawab, bermanfaat untuk sekitar, lebih peka
terhadap permasalahan serta dapat terus semangat dalam mengejar
semua cita-cita. Adekku tercinta (Niam Zulfikar Ardian) nenek (Mbah
Putri Sardiyem) dan kakek (Mbah Kakung Sarno Suparto) serta
keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril materiil dan
semangat kepada penulis.
ix
9. Sahabat-sahabatku tersayang Lina, Dea, Dian, Aizah, Indah, Novia,
Niken, Joko, Ilham dan sahabat lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan semuanya yang selalu memberikan semangat dan luangan
waktu kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan rombel 1 KTP angkatan 2014 yang selalu
memberikan semangat, kasih sayang kekeluargaan keceriaan selama
masa perkuliahaan.
11. Keluarga besar “KMK UNNES” yang sudah menjadi keluarga kedua
selama penulis berkuliah di Universitas Negeri Semarang.
12. Teman-teman KKN Girirejo Kab. Magelang, PPL SMP Kebon Dalem
Semarang, Keluarga kos wisma kinanthi 4 yang telah menjadi keluarga
dan teman berjuang bersama.
13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian
serta penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat.
Semarang, 23 Mei 2018
Penulis
Ana Marliana
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 8
1.3 Cakupan Masalah ..................................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 10
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
1.6.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 11
1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 11
1.7 Penegasan Istilah .................................................................................... 12
1.8 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................ 16
BAB II KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR .............. 18
2.1 Konsep Implementasi Kurikulum .......................................................... 18
2.1.1 Hakikat Kurikulum.......................................................................... 18
2.1.2 Pengertian Implementasi Kurikulum .............................................. 21
2.1.3 Pengembangan KTSP dan Kurikulum 2013 ................................... 23
2.1.4 Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 ............................ 26
2.1.5 Beban Belajar KTSP dan Kurikulum 2013 ..................................... 32
2.1.6 Standar Kompensi Lulusan KTSP dan Kurikulum 2013 ................ 35
2.1.7 Standar Proses KTSP dan Kurikulum 2013 .................................... 38
xi
2.1.8 Standar Penilaian KTSP dan Kurikulum 2013................................ 48
2.2 Tinjauan Tentang Program Unggulan .................................................... 53
2.2.1 Pengertian Program Unggulan ........................................................ 53
2.2.2 Tujuan Program Unggulan .............................................................. 55
2.2.3 Program Unggulan Tahfidz ............................................................. 57
2.2.4 Program Unggulan Sains ................................................................ 65
2.2.5 Program Unggulan Bahasa .............................................................. 72
2.3 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 81
2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 84
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 87
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 87
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 88
3.3 Fokus Penelitian ..................................................................................... 88
3.4 Sumber Data Penelitian .......................................................................... 89
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 90
3.6 Keabsahan Data ...................................................................................... 93
3.7 Metode Analisis Data ............................................................................. 93
BAB IV SETING (LATAR) PENELITIAN ..................................................... 97
4.1 Seting (Latar) Penelitian ......................................................................... 97
4.1.1 Sejarah SD Daarul Qur’an Semarang ............................................. 97
4.1.2 Letak Geografis SD Daarul Qur’an Semarang................................ 99
4.1.3 Visi dan Misi SD Daarul Qur’an Semarang .................................. 100
4.1.4 Keadaan Guru/Pegawai SD Daarul Qur’an Semarang.................. 102
4.1.5 Keadaan Peserta Didik SD Daarul Qur’an Semarang ................... 102
4.1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Daarul Qur’an Semarang ...... 104
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 105
5.1 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 105
5.1.1 Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD Daarul
Qur’an Semarang ......................................................................................... 105
5.1.2 Implementasi Kurikulum pada Progam Unggulan Tahfidz Sains dan
Bahasa ....................................................................................................... 147
5.1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum pada
Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa ............................................ 179
xii
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 186
5.2.1 Analisis Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD
Daarul Qur’an Semarang ............................................................................. 186
5.2.2 Analisis Implementasi Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz
Sains dan Bahasa ......................................................................................... 189
5.2.3 Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi
Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa ................. 210
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 214
6.1 Simpulan ............................................................................................... 214
6.2 Saran ..................................................................................................... 216
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 217
LAMPIRAN ........................................................................................................ 224
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Daftar Mata Pelajaran di SD Daarul Qur’an Semarang ......................... 7
Tabel 2. 1 Struktur Kurikulum KTSP SD/MI ....................................................... 29
Tabel 2. 2 Struktur Kurikulum SD/MI .................................................................. 31
Tabel 2. 3 Beban Belajar kegiatan tatap muka untuk jenjang SD/MI/SDLB ....... 33
Tabel 4. 1 Data Guru/pegawai SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2018 ......... 102
Tabel 4. 2 Data Siswa SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2017/2018 ............. 103
Tabel 4. 3 Data Ruang SD Daarul Qur’an Semarang ......................................... 104
Tabel 5. 1 Tim Penyusun Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang................... 106
Tabel 5. 2 Struktur Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang ............................. 117
Tabel 5. 3 Cakupan kelompok mata pelajaran SD Daarul Qur’an Semarang ..... 118
Tabel 5. 4 KI KD SD Daarul Qur’an Semarang ................................................. 121
Tabel 5. 5 Beban Belajar SD Daarul Qur’an Semarang...................................... 134
Tabel 5. 6 Ketuntasan Belajar SD Daarul Qur’an Semarang .............................. 135
Tabel 5. 7 Kaldik SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2017/2018 .................... 145
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Alur Kerangka Berpikir .................................................................... 86
Gambar 3. 1 Komponen dan Analisis data (Interactive Model) ........................... 94
Gambar 5. 1 Fasilitas Sekolah ............................................................................. 151
Gambar 5. 2 Buku Kaidah Daqu ......................................................................... 156
Gambar 5. 3 Proses Pembelajaran Tahsin tahfidz ............................................... 157
Gambar 5. 4 Penghargaan Tahfidz Awards ........................................................ 160
Gambar 5. 5 Kegiatan bersama volunteer ........................................................... 175
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Pedoman Observasi ................................................................ 225
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ...................................................................... 228
Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi .................................................................... 236
Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara .............................................................. 237
Lampiran 5 Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang ........................................ 284
Lampiran 6 Contoh RPP Silabus Program Unggulan ......................................... 311
Lampiran 7 Struktur Kurikulum Tahun Pelajaran 2017/2018 ............................ 319
Lampiran 8 Contoh Jadwal Pelajaran Tahun Pelajaran 2017/2018 .................... 320
Lampiran 9 Prestasi Sekolah SD Daarul Qur’an Semarang................................ 323
Lampiran 10 Jadwal Penelitian dan Catatan Harian Observasi Partisipasif ....... 328
Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan .................................................................. 334
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian....................................................................... 336
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 337
1
1
BAB I
PANDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman akan terus berubah dan berkembang, demikian halnya dengan
pendidikan karena pendidikan menyesuaikan keadaan zaman, serta berbagai
persoalan yang dihadapi. Perubahan dan pergantian kurikulum di Indonesia
tidak terlepas dari persoalan perubahan zaman yang semakin hari mengalami
banyak tantangan. Pada hakikatnya, penyelenggaraan pendidikan adalah solusi
terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa dan negara. Melalui
pendidikan bangsa dan negara akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu,
pendidikan perlu diselenggarakan secara optimal agar menghasilkan lulusan-
lulusan berkualitas yang memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan sesuai
standar nasional yang sudah ditetapkan.
Menurut Mida Latifatul (2013:109) Pendidikan merupakan ujung tombak
kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan menjadi maju apabila memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas atau bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di
kemudian hari tergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak
sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
2
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya pengertian pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pengertian kurikulum juga dijelaskan di dalam UU No.20 Tahun 2003,
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahasan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum memiliki kedudukan penting di dalam Sisdiknas,
kurikulum digunakan sebagai alat untuk mencapai visi, misi dan tujuan
pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. Misi pendidikan nasional meliputi: (a) mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu
bagi seluruh rakyat Indonesia; (b) membantu dan memfasilitasi pengembangan
potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam
3
rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c) meningkatkan kesiapan masukan
dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
kepribadian yang bermoral; (d) meningkatkan keprofesionalan dan
akuntabilitas lembaga pendidikan sebfagai pusat pembudayaan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar
nasional dan global; dan (e) memberdayakan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bab II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Pasal 3 menjelaskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan nasional harus ada alat
yang disebut dengan kurikulum. Dengan demikian kurikulum merupakan salah
satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan
dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus
dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Program
tersebut harus dirancang secara sistemis, logis, terencana dan sesuai dengan
4
kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kedudukan ini
sekaligus menunjukkan peran strategis kurikulum dalam pendidikan baik
pendidikan formal, pendidikan nonformal maupun pendidikan informal, pada
setiap jenis dan jenjang pendidikan (Zainal Arifin, 2014:14). Menurut Mida
Latifatul (2013:110) dalam proses pendidikan kurikulum memainkan peran
yang sangat penting dalam mewujudkan generasi yang handal, kreatif, inovatif
dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu kurikulum harus
selalu disusun dan disempurnakan dengan perkembangan zaman.
Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum dari masa ke masa.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional
telah mengalami perubahan yaitu mulai dari Kurikulum 1947, Kurikulum 1952
(Rencana Pelajaran Terurai), Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum
1975 (Kurikulum Berbasis Pencapaian Tujuan), Kurikulum 1984 (Cara Belajar
Peserta didik Aktif), Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan
sampai sekarang masih menggunakan Kurikulum 2013 (Indra, 2016).
Perkembangan kurikulum ini selalu dilakukan untuk menyempurnakan
kurikulum sebelum-sebelumnya.
Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum
tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 menjelaskan bahwa satuan pendidikan
dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak
5
semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan
Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015
sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013
(Pasal 1). Sementara bagi sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013
selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013 (Pasal 2 ayat 1).
Atas dasar peraturan tersebut, kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini
yakni Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
Beberapa sekolah di Indonesia telah mengadopsi kurikulum internasional
untuk diterapkan dan dikombinasikan dengan kurikulum nasional. Salah satu
kurikulum yang diadopsi yaitu kurikulum dari negara maju seperti Kurikulum
Singapura. Selama beberapa tahun terakhir, Singapura teridentifikasi sebagai
salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Ismunandar
(2014:9) menjelaskan prestasi siswa-siswi sekolah Singapura menempati
peringkat atas pada berbagai kategori penilaian, termasuk matematika, sains,
dan bahasa.
Sekolah Dasar Daarul Qur’an Semarang merupakan salah satu sekolah
dasar yang ada di Kota Semarang yang memiliki visi melahirkan generasi
pemimpin bangsa dan dunia yang saleh dan berkarakter qur’ani serta berjiwa
enterpreneur dalam membangun paradaban islam di masa depan.
6
Atas dasar visi tersebut SD Daarul Qur’an memiliki program unggulan
yang membedakan dengan sekolah lainnya. Selanjutnya, Siti Qoyyimah dalam
Penelitiannya (2013:21) menjelaskan
Program unggulan merupakan program yang dikembangkan untuk
mencapai keunggulan dalam keluaran pendidikannya. Keunggulan
dalam keluaran yang dimaksud meliputi kualitas dasar (daya pikir,
daya kalbu, dan daya fisik) dan penguasaan ilmu pengetahuan, baik
yang lunak (ekonomi, politik, sosiologi dan sebagainya) termasuk
penerapannya yaitu teknologi (konstruksi, manufaktur, komunikasi
dan sebagainya).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, program
unggulan yang dimiliki SD Daarul Qur’an Semarang meliputi program
unggulan tahfidz, program unggulan sains dan program unggulan bahasa.
Program unggulan tahfidz yaitu program unggulan yang beriorientasi pada
hafalan Al Qur’an, program ini memiliki target lulusan SD Daarul Qur’an
Semarang dapat menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz. Untuk menunjang
program unggulan tahfidz, SD Daarul Qur’an menggunakan metode tahsin
“Kaidah Daqu” yang disusun oleh Dewan Tahfidz Yayasan Daarul Qur’an.
Selain itu SD Daarul Qur’an menerapkan program tahfidz camp dan tahsin
intensif dalam mendampingi siswa dalam pembelajaran tahfidz. Selanjutnya,
program unggulan sains yaitu program unggulan yang memiliki tujuan
menambah sikap rasa ingin tahu pada siswa serta kemampuan berpikir kritis
dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Mengenai program unggulan
bahasa, program unggulan ini berorientasi pada kemampuan siswa dalam
menguasai bahasa asing, yaitu bahasa inggris. SD Daarul Qur’an menggunakan
buku ajar dari kurikulum Cambridge yang berporos pada Kurikulum Singapura
7
pada mata pelajaran math, science dan english. Selain itu, SD Daarul Qur’an
juga menerapkan kurikulum dari Dinas Pendidikan. Kurikulum yang
diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang yakni untuk kelas 3 dan 6
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta kelas 1,2,4
dan 5 menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Daftar mata pelajaran di SD
Daarul Qur’an Semarang dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1. 1 Daftar Mata Pelajaran di SD Daarul Qur’an Semarang
No Subjek Kurikulum Buku
Teks
Bahasa
1 Tahfidz DaQu
School
Arab Arab
2 Arab DaQu
School
Arab Arab
3 English Singapura English English
4 Science Singapura English English
5 Math Singapura English English
6 Pengetahu
an Sosial
Diknas Indonesia Indonesia
7 Bahasa
Indonesia
Diknas Indonesia Indonesia
8 Agama Diknas Indonesia Indonesia
9 Seni/
Musik
Diknas Indonesia Indonesia
10 Olahraga Diknas Indonesia Indonesia
11 Komputer Diknas Indonesia Indonesia
Sumber data: Buku Pegangan Wali Murid Daqu School 2017-2018
8
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang masih
mengalami beberapa kendala. Secara keseluruhan kendala yang dihadapi dalam
implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang yakni penyesuaian
perubahan kurikulum, sehingga guru harus bisa mengikuti perkembangan dan
perubahan tersebut. Pada implementasi program unggulan yang masih menjadi
kendala yakni pada program unggulan bahasa, karena setiap anak memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam memahaminya. Dari segi fasilitas
pembelajaran seperti “teacher book” harganya terbilang mahal, sehingga guru
harus pandai mencari referensi lain dan membuat alat peraga secara mandiri.
Untuk menjawab dan mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi
kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang serta mengetahui apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhinya, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu,
peneliti menentukan judul penelitian “Implementasi Kurikulum pada
Program Unggulan Tahfidz, Sains dan Bahasa di SD Daarul Qur’an
Semarang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Perkembangan dan perubahan kebijakan kurikulum dari
Pemerintah.
9
1.2.2 Penerapan kurikulum dari Dinas Pendidikan, yakni kelas 3 dan 6
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan
kelas 1, 2 4 dan 5 menggunakan Kurikulum 2013 (K13).
1.2.3 Dalam implementasi kurikulum dibutuhkan petunjuk pelaksanaan
yang jelas.
1.2.4 Adanya 3 program unggulan yang dijalankan secara bersamaan
yaitu tahfidz, sains dan bahasa.
1.2.5 Kendala implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang.
1.2.6 Evaluasi implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang.
1.3 Cakupan Masalah
Cakupan masalah perlu disertakan agar peneliti dapat terarah dan tidak
menyimpang, oleh karena itu konteks permasalahan terdiri dari.
1.3.1 Petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul
Qur’an Semarang.
1.3.2 Implementasi program unggulan tahfidz, sains dan bahasa yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.3.3 Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum
pada program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang.
10
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan cakupan masalah
yang ada, maka dapat dirumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.4.1 Bagaimana petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD
Daarul Qur’an Semarang?
1.4.2 Bagaimana implementasi kurikulum pada program unggulan
tahfidz, sains dan bahasa yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi di SD Daarul Qur’an Semarang?
1.4.3 Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.5.1 Untuk mengetahui petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum
di SD Daarul Qur’an Semarang.
1.5.2 Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi di SD Daarul Qur’an Semarang.
1.5.3 Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
11
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam segi
manfaat teoritis maupun manfaat praktis adalah sebagai berikut.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan kajian
pendidikan mengenai implementasi kurikulum pada sekolah dasar yang
memiliki program unggulan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran bagi
sekolah dalam rangka pengoptimalan implementasi kurikulum.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi implementasi
kurikulum sehingga dapat menjadi bahan masukan yang membangun
guna mengoptimalkan implementasi kurikulum dan meningkatkan
kualitas sekolah.
1.6.2.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
meningkatkan profesionalitas diri, sehingga mampu mengembangkan
dan mengimplementasikan kurikukum yang ada di SD Daarul Qur’an
Semarang serta meningkatkan motivasi guru, khususnya guru
pengampu mata pelajaran program unggulan tahfidz, sains dan bahasa
dalam menyelenggarakan proses belajar belajar yang lebih inovatif.
12
1.6.2.3 Bagi Penulis
Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai implementasi
kurikulum di sekolah dasar. Diharapkan penulis sebagai calon
pengembang kurikulum dapat mengembangkan serta mengoptimalkan
implementasi kurikulum di Indonesia.
1.7 Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadi kesalahan pengertian dan penafsiran judul dalam
skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang mempelajari dan
mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu:
1.7.1 Implementasi
Implementasi adalah proses peletakan dan realisasi suatu ide, konsep,
kebijakan, inovasi yang tertulis ke dalam praktik kenyataan sehingga dapat
memberikan dampak. Dalam konteks ini implementasi berkaitan dengan
implementasi kurikulum, diharapkan adanya implementasi memberikan dampak
berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, nilai maupun sikap pada peserta
didik.
1.7.2 Kurikulum
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum
dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS) pasal 1
ayat (9) ialah “Seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Konsep kurikulum
menurut (Mida, 2013:16 ) meliputi: 1)Kurikulum sebagai subtansi yang
13
dipandang sebagai rencana pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang
ingin dicapai, 2) Kurikulum sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem
persekolahan, pendidikan, dan bahkan masyarakat, 3) Kurikulum sebagai bidang
studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
1.7.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
penyempurnaan dari kurikulum edisi 2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK). Dalam pasal 1 ayat (15) Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan didasarkan di masing-masing satuan pendidikan.
1.7.4 Kurikulum 2013 (K13)
Menurut Fadlilah (2014:16) Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum
yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam
konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang
tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh
peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.
1.7.5 Program Unggulan
Pengertian program menurut Arikunto (Angga Swasdita, 2015:12)
program adalah sederetan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Selanjutnya, Siti Qoyyimah (2013:21) menjelaskan Program unggulan
14
adalah program yang dikembangakan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran
pendidikannya. Keunggulan dalam keluaran yang dimaksud meliputi kualitas
dasar (daya pikir, daya kalbu, dan daya fisik) dan penguasaan ilmu pengetahuan,
baik yang lunak (ekonomi, politik, sosiologi dan sebagainya) termasuk
penerapannya yaitu teknologi (konstruksi, manufaktur, komunikasi dan
sebagainya).
1.7.6 Tahfidz
Menurut Zaki Zamzani (2009:20) Tahfidz berasal dari lafadz hafadha,
yahfadhu, hifdhan yang berarti “memelihara, menjaga dan menghafalkan”. Arti
menghafal dalam kenyataanya yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari
satu ayat ke ayat berikutnya, dari satu surat ke surat berikutnya dan begitu
seterusnya. Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf (2004) definisi
menghafal adalah “proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau
mendengar.” Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.
Menghafal merupakan aktivitas seseorang untuk menyimpan informasi di dalam
memori.
1.7.7 Sains
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program
Pendidikan (GBPP) kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan
serta gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada
disekitar, dimana hal ini dapat diperoleh dari pengalaman melalui dan serangkaian
proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
15
gagasan-gagasan. Hal ini sejalan diungkapkan Patta Bundu (2006: 10)
menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam
memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Dalam hal
ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah
sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari
kegiatan ilmiah.
1.7.8 Bahasa
Menurut Santrock dalam (Inayatul, 2013:10) Bahasa adalah suatu bentuk
komunikasi secara lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah
sistem simbol. Terjadinya suatu bahasa dalam masyarakat dikarenakan terdapat
sistem simbol yang di sepakati oleh anggota masyarakat dalam suatu daerah yang
digunakan secara turun menurun dan telah menjadi kebiasaan dari suatu daerah,
maka terbentuklah suatu bahasa. Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is
patterned system of arbitrary sound signals, characterized by structure
dependence, creativity, displacement, duality, and cultural transmission”, bahasa
adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati, yang
ditandai dengan struktur yang saling tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas
dan penyebaran budaya. Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk
berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif
sosial.
1.7.9 SD Daarul Qur’an Semarang
SD Daarul Qur’an yakni sekolah yang dijadikan sebagai tempat
dilaksanakannya penelitian yang berada di Jalan Pahlawan No.153 (Gergaji
16
Palem) Kelurahan Mugasasri Kec.Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa
Tengah. Sekolah ini memiliki tiga program unggulan, yakni program unggulan
tahfidz, sains dan bahasa.
1.8 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi dalam penelitian ini disusun sebagai berikut.
A. Bagian Pendahuluan/Muka
Bagian ini memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan, pernyataan keaslian, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
B. Bagian Isi
Bab I : pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah,
cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, penegasan
istilah, dan sistematika penelitian.
Bab II : kerangka teoritik yang berisi landasan teori, yaitu teori-teori yang
mendukung penelitian, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
Bab III : metode penelitian yang berisi tentang desain penelitian, fokus
penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik keabsahan data, dan teknik analisis data.
Bab IV : seting (latar penelitian) berisi sejarah, letak geografis, visi misi,
keadaan guru, keadaan peserta didik dan keadaan sarana prasarana.
Bab V : hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang hasil
penelitian dan pembahasan.
Bab VI: penutup berisi simpulan dan saran.
18
18
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Konsep Implementasi Kurikulum
2.1.1 Hakikat Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya “pelari” dan curure yang berarti “tempat berpacu”. Dalam
bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti (to run).
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis
start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.
Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah
dan semua orang terlibat di dalamnya. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Zainal Arifin, 2014: 1).
Pengertian kurikulum dikemukakan oleh Shao-Wen Su (2012:154) dalam
jurnalnya, yang menyatakan bahwa “Curriculum can be seen as a means of
achieving specific educational goals and objectives. In this sense, a curriculum
can be regarded as a checklist of desired outcomes. In the curriculum
development process, generally speaking, the objectives are clear and specific in
behavioral and observable term.” yang berarti bahwa Kurikulum dapat dilihat
sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini, kurikulum
19
dapat dianggap sebagai daftar dari hasil yang diinginkan. Dalam proses
pengembangan kurikulum, secara umum, tujuan yang jelas dan spesifik dalam hal
perilaku dan bisa diamati.
M.Fadlilah (2014:13) mengemukanan pendapatnya sebegai berikut.
Kurikulum merupakan wadah yang akan menentukan arah pendidikan.
Berhasil tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum
yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya
kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan dapat
berjalan baik, efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum
dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS) pasal 1
ayat (9) ialah “Seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Mida (2013:16) menjelaskan konsep kurikulum meliputi.
Pertama, kurikulum sebagai subtansi yang dipandang sebagai rencana
pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai.
Kedua, kurikulum sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem
persekolahan, pendidikan, dan bahkan masyarakat. Ketiga, kurikulum
sebagai bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang
bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum.
Loloek Endah & Sofan Amri (2013), menggolongan kurikulum sebagai
berikut. (a) Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya
para pengembangan kurikulum, biasanya dalam suatu panitia; (b) Kurikulum
dapat dipandang sebagai program yakni alat yang dipakai sekolah untuk mencapai
tujuannya; (c) Kurikulum dapat dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan.
20
Menurut Muh Yamin (2009: 31) kurikulum harus mencakup segala hal, baik
yang berhubungan langsung dengan kebutuhan anak didik di sekolah maupun
tidak. Hal ini membutuhkan cakupan holistik dan komprehensif. Dalam menyusun
dan membuat kurikulum harus didasarkan pada kebutuhan konkret anak didik,
baik jangka pendek, menengah dan panjang. Kurikulum memberikan pengaruh
besar terhadap dinamika pendidikan dan perkembangan kedewasaan anak
kedepannya. Ketelitian dalam penyusunan kurikulum harus diupayakan
perwujudan nyatanya supaya menghasilkan output pendidikan yang berkualitas.
Kurikulum senyatanya harus dibuat oleh kelompok dalam disiplin terkait.
Penulis menyimpulkan pengertian kurikulum adalah alat dan pedoman untuk
mencapai tujuan pendidikan yang menentukan arah pendidikan sekaligus ujung
tombak terlaksananya pendidikan, diwujudkan dalam program intrakulikuler,
ekstrakurikuler dan kokurikuler pada pelaksanaanya melibatkan seluruh
komponen sekolah. Dalam konsep dan pengertian kurikulum dapat dipandang dari
berbagai dimensi dan aspek diantaranya kurikulum sebagai subtansi, kurikulum
sebagai sistem, kurikulum sebagai bidang studi, kurikulum dapat dilihat sebagai
produk, kurikulum dapat dipandang sebagai program serta hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
kurikulum dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik baik dalam
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang serta kurikulum senyatanya
disusun oleh pihak-pihak yang berkompeten dalam pengembangan dan
perancangan kurikulum.
21
2.1.2 Pengertian Implementasi Kurikulum
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam Kamus Besar
Meriam-Webstre (2008), to implement (mengimplementasikan) berarti to provide
for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give
practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah penerapan. Menurut
Hanifah Harsono (2002:67) mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi
atau pelaksanaan sebagai berikut. Implementasi adalah suatu proses untuk
melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam
administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu
program. Selajutnya, menurut Guntur Setiawan (2004:39) Implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan
tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
efektif.
Menurut Nurdin Usman (2002:70) mengemukakan pendapatnya mengenai
implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut Implementasi adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi
bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan. Monica (2014:15) tahapan penting dalam siklus kebijakan
pendidikan adalah implementasi kurikulum. Implementasi merupakan tahap suatu
kebijakan dilaksanakan secara masksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu
sendiri. Implementasi juga dimaknai dengan penerapan suatu kebijakan yang telah
diputuskan sesuai ketentuan berlaku dan ditetapkan sebelumnya. Implementasi
22
terdiri dari cara-cara atau saran-saran tertentu yang dirancang atau didesain secara
khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
yang dikehendaki.
Rozali (2008;27) menyatakan implementasi kurikulum merupakan suatu
proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis
sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Terdapat tiga peranan implementasi
kurikulum yang sangat penting (Teguh & Yusuf, 2010) yakni peranan konservatif,
peranan kritis atau evaluative dan peranan kratif. Peranan konservatif kurikulum
adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda.
Selain itu, kurikulum turut berperan aktif dalam kontrol sosial dan memberi
penekanan pada unsur berpikir kritis. Peranan kreatif, yakni kurikulum berperan
dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian
menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang.
Rino (2010:30) mengemukakan pendapat mengenai implementasi
kurikulum sebagai berikut.
Pertama, implementasi sebagai aktualisasi rencana atau konsep kurikulum,
kedua implementasi kurikulum sebagai proses pembelajaran, ketiga
implementasi kurikulum sebagai realisasi ide, nilai dan konsep kurikulum,
keempat implementasi kurikulum sebagai proses perubahan perilaku
peserta didik. Dari empat konsep utama tentang implementasi kurikulum
ini pada hakikatnya dapat dipahami bahwa implementasi kurikulum akan
terlihat secara jelas dan nyata dalam proses belajar mengajar itu sendiri
sehingga secara langsung dapat juga dikatakan proses belajar mengajar
yang sedang dijalankan itulah sebagai implementasi kurikulum.
23
Disimpulkan bahwa pengertian implementasi kurikulum adalah proses
peletakan dan realisasi suatu ide, konsep, kebijakan, inovasi yang tertulis dalam
kurikulum ke dalam praktik kenyataan sehingga dapat memberikan dampak
berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, nilai maupun sikap pada peserta
didik.
2.1.3 Pengembangan KTSP dan Kurikulum 2013
A. Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari
kurikulum edisi 2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi
(KBK). Dalam pasal 1 ayat (15) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
didasarkan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus rencana pelaksanaan
pembelajaran.
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip divertifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
24
Dalam KTSP menurut Mulyasa (2010:21), pengembangan kurikulum
dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan
Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan
musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan dan dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah kepala sekolah,
tenaga kependidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.
Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan
ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya, komite
sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah dengan
berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan sekolah.
Mulyasa (2010:24) menjelaskan Kurikulum KTSP dilandasi oleh undang-
undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut. (1) Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; (3) Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; (4) Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; (5) Permendiknas Nomor 24 tentang
Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.
B. Pengembangan Kurikulum 2013
Menurut Fadlilah (2014:16) Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang
dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills
dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam konteks
ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin
25
pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta
didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.
Menurut Hidayat (2013: 29) Kurikulum 2013 bertujuan meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti
dan akhlak mulia peserta didik yang utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan
standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Dalam
implementasinya peserta didik tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tetapi
menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi. Peserta didik
dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegaiatan pembelajaran
serta pembentukan kompetensi dan karakter. Secara konseptual draft Kurikulum
2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas
komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi,
sosial dan spritualnya.
Dijelaskan oleh Mubasiroh (2017:35) dalam pelaksanaannya, Kurikulum
2013 mengalami pengembangan yang dilandasi oleh peraturan menteri.
Pengembangan ini dilakukan untuk menyempurnakan dokumen Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 dikembangkan pada tahun 2013 dan mengalami revisi selama
dua kali yang dilandasi dengan pembaruan Permendikbud tentang Kurikulum
2013 pada tahun 2014 dan 2016. Kurikulum 2013 dilandasi oleh undang-undang
dan peraturan pemerintah sebagai berikut. (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; (3) Permendikbud Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; (4) Permendikbud Nomor 64
26
Tahun 2013 tentang Standar Isi; (5) Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses; (6) Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan; (7) Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs; (8) Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013; (9) Permendikbud Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; (10) Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
(11) Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah; (12) Permendikbud Nomor 105
Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Menengah; (13) Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan; (14) Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi; (15) Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses; (16) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; (17)
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar.
2.1.4 Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Fadlilah (2014:40) struktur kurikulum adalah pengorganisasian Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada
setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Mulyasa (2010: 50)
menyatakan bahwa struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Pengertian diatas dapat dimaknai bahwa sebuah Struktur Kurikulum harus
27
berisikan sebuah komponen atau susunan mata pelajaran yang di dalamnya
memuat beban belajar per minggu yang harus ditempuh oleh peserta didik.
A. Struktur Kurikulum KTSP SD/MI
Berdasarkan salinan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas
VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
28
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA
Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
29
Adapun struktur kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang SD/MI dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2. 1 Struktur Kurikulum KTSP SD/MI
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV, V, dan
VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga
4
dan Kesehatan
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 26 27 28 32
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
B. Struktur Kurikulum 2013 SD/MI
Fadlilah (2014:41) menjelaskan struktur Kurikulum 2013 untuk tingkat
pendidikan dasar SD/MI terdiri dari 8 mata pelajaran yang terbagi menjadi 2
30
kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok mata pelajaran A
adalah kelompok mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih
kepada aspek kognitif dan aspek afektif. Mata pelajaran kelompok ini meliputi:
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Sementara kelompok B yakni kelompok mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor, Mata pelajaran dalam kelompok
ini meliputi: Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan, serta Muatan Lokal masing-masing daerah.
Adapun untuk beban belajar tingkat SD/MI dinyatakan dalam jam belajar
setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Dalam hal ini setiap
tingkat memiliki beban belajar yang berbeda-beda. Selain itu, antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lain juga memiliki jam pembelajaran yang
berbeda. Perbedaan ini didasarkan pada luasnya cakupan materi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
31
Beban belajar di SD/MI kelas I,II dan III masing-masing 20, 32, 34 jam setiap
minggu. Sementara untuk kelas IV, V dan VI masing-masing 36 jam setiap
minggu. Untuk satu jam pembelajaran pada tingkat SD/MI adalah 35 menit.
Untuk lebih jelasnya berikut tabel 2.2 tentang Struktur Kurikulum tingkat SD/MI.
Tabel 2. 2 Struktur Kurikulum SD/MI
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar
PerMinggu
Kelompok A I II III IV V VI
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 4 4 4
Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
Matematika 5 6 6 6 6 6
Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
Seni Budaya dan Prakarya (termasuk
muatan lokal)*
4 4 4 6 6 6
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (termasuk muatan lokal)*
4 4 4 3 3 3
32
2.1.5 Beban Belajar KTSP dan Kurikulum 2013
Mulyasa (2010: 83) mengemukakan bahwa beban belajar untuk pendidikan dasar
dan menengah menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester
dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan
karakteristik masing-masing. Sistem paket adalah sistem yang diwajibkan
mengikuti seluruh program yang telah ditetapkan berdasarkan struktur kurikulum
yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti pogram pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru. Pada
tingkat SD/MI beban belajar berlangsung selama 35 menit.
33
A. Beban Belajar KTSP SD/MI/SDLB
Tabel 2. 3 Beban Belajar kegiatan tatap muka untuk jenjang SD/MI/SDLB
Satuan
Pendidikan
Kelas Satu
jam
pemb
tatap
muka
(menit)
Jumlah
jam
pemb.
per
minggu
Minggu
Efektif
per
tahun
ajaran
Waktu
pembelaja
ran per
tahun
Jumlah
jam per
tahun
(@60
menit)
SD/MI/
SDLB
I s.d III 35 29-32 34-38 986-1216
jam
pembelajar
an (34510-
42560
menit)
575-709
IV s.d
VI
35 34 34-38 1156-1292
jam
pembelajar
an (40460-
45220
menit)
675-754
34
B. Beban Belajar Kurikulum 2013 SD/MI/SDLB
Berdasarkan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SD/MI, Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester dan satu tahun
pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyataan dalam jam
pembelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
c. Beban belajar satu minggu kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
d. Beban belajar satu minggu kelas IV,V dan VI adalah 36 jam
pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV dan V dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
35
2.1.6 Standar Kompensi Lulusan KTSP dan Kurikulum 2013
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP), dikemukakan bahwa “Standar kompetensi
lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan”. Mulyasa (2010:80) menjelaskan Standar kompetensi lulusan
pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan pendidikan lebih lanjut. SKL pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Mentri.
Menurut PP No.32 Tahun 2013 bahwa Standar Kompetensi Lulusan
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan luluan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. SKL diwujudkan dan dijabarkan melalui berbagai
kompetensi untuk setiap mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Hal ini
juga disebutkan dalam Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
36
A. Standar Kompetensi Lulusan KTSP SD/MI
Standar Kompetensi Lulusan KTSP pada jenjang SD/MI/SDLB*/Paket A
dijelaskan sebagai berikut.
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial
ekonomi di lingkungan sekitarnya.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis,
dan kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif dengan
bimbingan guru/pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan
tanah air Indonesia.
11. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
lokal.
37
12. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan
memanfaatkan waktu luang.
B. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 SD/MI
Dalam Kurikulum 2013, SKL diterjemahkan ke dalam Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar. Dalam konteks ini, SKL untuk masing-masing jenjang dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
1. Dimensi sikap
Untuk tingkat SD/MI, SKL menyangkut kemampuan sikap adalah memiliki
perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial
dan alam di sekitar rumah, sekolah dan tempat bermain.
2. Dimensi Keterampilan
Untuk tingkat SD/MI, SKL yang menyangkut kemampuan keterampilan adalah
memiliki kemampuan berpikir dan tindak yang efektif, serta kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai yang ditugaskan kepadanya.
3. Dimensi pengetahuan
Pada tingkat SD/MI, SKL yang berhubungan dengan kemampuan pengetahuan
adalah memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah,
sekolah dan tempat bermain.
38
2.1.7 Standar Proses KTSP dan Kurikulum 2013
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Standar proses, baik yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan pengawasan pembelajaran dikembangkan oleh BSNP,
dan ditetapkan dalam Peraturan Menteri (Mulyasa, 2009:25).
A. Perencanaan Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan RPP yang
mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan
rencana pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran (Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016).
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP ) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permendiknas Nomor
41 Tahun 2007).
B. Silabus
Menurut Mulyasa (2010:190) Silabus merupakan rencana pembelajaran pada
suatu mata pelajaran tertentu dengan tema tertentu. Dalam KTSP silabus
merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang dikembangkan
39
dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Pada hakikatnya pengembangan silabus KTSP harus mampu menjawab
pertanyaan sebagai berikut. 1) kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta
didik?; 2) bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut?; 3) bagaimana
mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu?.
Dalam Kurikulum 2013, silabus sudah disipakan oleh Pemerintah, baik
untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru
tinggal mengembangkan rencana pembelajaran, yang tidak terlalu rumit (Mulyasa,
2014: 181). Silabus Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan SKL dan Standar
Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran
pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan dalam pengembangan RPP
(Permendibud No 22 Tahun 2016).
Endah (2013: 150) pengembangan silabus dapat dilaksanakan oleh guru
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi
dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan dalam Standar isi dan dijabarkan dalam Silabus. RPP merupakan
40
komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang
pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas utama bagi guru
terkait dengan pengembangan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke
dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau
skenario dalam pembelajaran.
Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah,
memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta
dengan karakteristik peserta didik (Mulyasa, 2010:212). RPP disusun untuk setiap
Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih.
Guru merancang penggalan RPP yang disesuaikan dengan jadwal di satuan
Pendidikan (Endah, 2013: 150). Komponen RPP adalah: 1. Identitas mata
pelajaran, 2. Standar Kompetensi *), 3. Kompetensi Dasar, 4. Indikator, 5. Tujuan
Pembelajaran, 6. Materi Standar/Materi Ajar *), 7. Alokasi Waktu *), 8. Metode
Pembelajaran, 9. Kegiatan Pembelajaran, 10. Penilaian, 11. Sumber Belajar.
Keterangan *) hanya diterapkan pada Kurikulum 2013
D. Proses Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013
Menurut Mulyasa (2010:246) pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan
sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu
aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi
tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran berbasis KTSP
adalah hasil terjemahan guru terhadap KTSP tertulis. Pembelajaran berbasisi
KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor: a) Karakteristik KTSP; yang
41
mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan; b)
Strategi pembelajaran: yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti
diskusi, pengamatan dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong
pembentukan kompetensi peserta didik; c) Karakteristik pengguna kurikulum,
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadap KTSP,
serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.
Menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 Pelaksanaan pembelajaran merupakan
Implementasi dari RPP yang mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
1. Proses Pembelajaran KTSP
Pelaksanaan pembelajaran menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan guru: a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;c)
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;d)
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti.
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
42
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian seauai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan
metode yang disesuaikan dengan katakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru: 1) Melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber; 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar
peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya; 4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan 5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2)
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) Memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut; 4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif; 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
43
meningkatkan prestasi belajar; 6) Memfasilitasi peserta didik untuk membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok; 7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok; 8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.; 9) Memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.
c. Konfirmasi
Dalam konfirmasi guru: 1) Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik, 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) Memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan, 4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Kompetensi dasar yang ingin dicapai memiliki fungsi sebagai berikut. a)
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar; b) Membantu menyelesaikan masalah c) Memberikan acuan agar peserta
didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi d) Memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh; e) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
44
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. Melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram; c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
2. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib: a. Menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. Memberi motivasi
belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar
dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional, dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik; c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. d. Menjelaskan
45
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan; e.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik
terpadu dan/atau saintifik dan /atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan maslah (project
based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakukan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik
aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan
dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat
pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
46
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
47
d. Menginformasikan rencana kegaiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
E. Penilaian Hasil Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013
1. Penilaian Hasil Pembelajaran KTSP
Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 dikatakan bahwa: Penilaian
dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemjuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes
dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyekdan/atau produk, portofolio, dan
penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian
Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran (Sisdiknas).
2. Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud nomor 22 Tahun 2016 dituliskan bahwa Penilaian
proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assessment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara
utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak
pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
48
Hasil penilaian otentik digunakan untuk merencanakan program perbaikan
pembelajaran, pengayaan, atau pelayanan konseling. Selain itu, juga digunakan
untuk bahan memperbaiki proses pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan,
angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil
pembelajaran dilakukan saat proses dan di akhir satuan pelajaran dengan
menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tertulis. Hasil evaluasi
akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
2.1.8 Standar Penilaian KTSP dan Kurikulum 2013
Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian mengemukakan
bahwa Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
pasal 1 ayat (1) mengemukakan bahwa: Standar penilaian pendidikan merupakan
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2016 juga
disebutkan berbagai pengertian dalam standar penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
49
2. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Peseerta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
4. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
peyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
5. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri
atas: 1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik; 2) Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan; dan 3)Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
A. Mekanisme dan Standar Penilaian KTSP
Mekanisme dan prosedur penilaian berdasarkan Permendiknas Nomor 20 Tahun
2007 adalah sebagai berikut. 1) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah; 2) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP); 3) Ulangan tengah semester, ulangan akhir
50
semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah
koordinasi satuan pendidikan; 4) Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahaun dan teknologi yang
tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian
sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan;
5) Penilaian akhir ujian belajar oleh satuan pendidikan untuk mata
pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan
pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik; 6) Penilaian akhir hasil
belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadaian dilakukan oleh
satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh
pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah; 7) Kegiatan
ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-
kisi ujian. (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah
dan menentukan kelulusan peserta didik dan ujian sekolah/madrasah, dan (e)
melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian; 8) Penilaian akhlak mulia yang
merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik
51
mata pelajaran lain dan sumber lain; 9) Penilaian kepribadian yang merupakan
perwujudan kesadaran dan tanggungjawab sebagai warga masyarakat dan
warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan
kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidikan mata pelajaran
lain dan sumber lain yang relevan; 10) Penilaian mata pelajaran muatan lokal
mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan; 11) Keikutsertaan
dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang
ditandatangani oleh Pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah; 12) Hasil
ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedi; 13) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran,
disertai dengan deskripsi kemajuan belajar; 14) Kegiatan penilaian oleh
pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS) UN; 15) UN diselenggarakan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) bekerja sama dengan instansi terkait; 16) Hasil UN
disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi
masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; 17) Hasil analisis data UN disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau
52
satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
B. Mekanisme dan Standar Penilaian Kurikulum 2013
Penilaian hasil belajar menurut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah sebagai berikut.
1. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah
meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Penilaian sikap merupakan kegaiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
3. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang digunakan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik
4. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam
tindakan tugas tertentu.
5. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan/atau Pemerintah.
6. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan , penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
7. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk: a. Mengukur dan
mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik; b. Memperbaiki proses
pembelajaran; dan c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian,
tengah semester, akhir tahun, dan/atau kenaikan kelas
53
8. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
ujian sekolah/madrasah
9. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan digunakan untuk penentuan
kelulusan dari sataun pendidikan.
10. Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan
dan hasil penilaian pendidik untuk melakukan perbaikan dan/atau
penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
11. Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan satuan
pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau
kenaikan kelas peserta didik.
12. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalan bentuk Ujian
Nasional dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
13. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional
digunakan sebagai dasar untuk: a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikan; b. Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya; dan c. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2.2 Tinjauan Tentang Program Unggulan
2.2.1 Pengertian Program Unggulan
Pengertian program menurut Arikunto (Angga Swasdita, 2015:12) program
adalah sederetan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Arikunto (2014:9) menambahkan bahwa suatu program adalah sebuah sistem,
maka dapat dikatakan bahwa didalam program terdapat beragam komponen yang
54
saling berkaitan dan bekerja yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Komponen program ini adalah bagian-bagian atau
unsur-unsur yang membangun sebuah dari program. Selain pembangun sebuah
program, komponen ini merupakan faktor penentu keberhasilan program.
Kemudian Arikunto (2014:4) menambahkan bahwa program merupakan suatu
sistem, dimana rangkaian kegiatan dilaksanakan tidak hanya satu kali namun
berkesinambungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program merupakan
sederetan kegiatan yang dilaksanakan lebih dari satu kali namun
berkesinambungan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana, 2009: 28) ada tiga
pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu :
1. Pengorganisasian
Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program sehingga
tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan
berkualitas.
2. Interpretasi
Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis
dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
3. Penerapan atau Aplikasi
Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat
berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan
program lainnya.
55
Berdasarkan pada beberapa definisi yang sudah dijelaskan, penulis
menyimpulkan bahwa program merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan, program dapat berbentuk kegiatan yang sudah terorganisir.
Didalam program terdapat beberapa komponen yang meliputi tujuan yang hendak
dicapai, kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan, prosedur pelaksanaan,
perkiraan anggaran dan strategi pelaksanaan.
Selanjutnya, Siti Qoyyimah (2013:21) menjelaskan pengertian program
unggulan adalah sebagai berikut.
Program unggulan adalah program yang dikembangakan untuk mencapai
keunggulan dalam keluaran pendidikannya. Keunggulan dalam keluaran
yang dimaksud meliputi kualitas dasar (daya pikir, daya kalbu, dan daya
fisik) dan penguasaan ilmu pengetahuan, baik yang lunak (ekonomi,
politik, sosiologi dan sebagainya) termasuk penerapannya yaitu teknologi
(konstruksi, manufaktur, komunikasi dan sebagainya).
Program unggulan digunakan untuk mencirikan sesuatu agar mempunyai
nilai lebih seperti pada istilah “bibit unggul”, “nilai unggul”. Dalam dunia
pendidikan program unggulan pada suatu sekolah merupakan program khas yang
diunggulkan oleh suatu sekolah yang membedakan antara sekolah satu dengan
sekolah lainnya. Program unggulan yang dimiliki suatu sekolah, didasarkan pada
tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. Dalam mewujudkan suatu
program unggulan tersebut dibutuhkan strategi, prosedur dan kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan tujuan sekolah.
2.2.2 Tujuan Program Unggulan
Tujuan pendirian sekolah SD Daarul Qur’an Semarang meliputi 1) Memberikan
bekal kepada peserta didik kemampuan “Baca, Tulis dan Hitung”, pengetahuan,
dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi peserta didik. 2) Memberikan bekal
56
pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama Islam dan pengalamannya sesuai
dengan tingkat perkembangan anak untuk mengikuti jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. 3) Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang
seluas-luasnya demi lil’ail kalimatillah. 4) Menyiapkan generasi Qur’ani yang
Rabbani, generasi yang cakap dan luas serta tinggi kepemahamannya tentang
IPTEK, rajin beramal, dan berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk
menjadi anggota masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber
daya baldatun toyyibatun warabbun ghofur.
5) Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan siswa
agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi (dalam dan luar negeri) dan
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian, serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan
alam sekitarnya. 6) Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup.
Mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan
dalam arti luas, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya lingkungan.
7) Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta lapangan
kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat
serta mengembangkan sikap professional.
Mengacu pada tujuan pendirian sekolah, SD Daarul Qur’an membagi
beberapa tujuan yang dijabarkan kedalam program unggulan. Program unggulan
tahfidz bertujuan 1) Mengajarkan peserta didik agar mampu membaca Al Qur’an
57
secara baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam tajwid, 2) Mencetak
generasi qurani yang hafal dan paham Al Qur’an sesuai dengan kemampuannya.
Program Unggulan Sains bertujuan 1) Menunjang kemampuan bahasa
inggris siswa dalam mengenali ciptaan Allah dan lingkungannya, 2)
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3) Mengembangkan rasa
ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4)
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan serta meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam. Selanjtnya, Program Unggulan Bahasa memiliki tujuan 1) Mengenalkan
bahasa inggris sebagai bahasa internasional, 2) Membekali peserta didik untuk
menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong era globalisasi.
2.2.3 Program Unggulan Tahfidz
A. Pengertian Tahfidz Qur’an
Menurut Zaki Zamzani (2009:20) Tahfidz berasal dari lafadz hafadha, yahfadhu,
hifdhan yang berarti “memelihara, menjaga dan menghafalkan”. Arti menghafal
dalam kenyataanya yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari satu ayat
ke ayat berikutnya, dari satu surat ke surat berikutnya dan begitu seterusnya.
Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf (2004) definisi menghafal adalah
“proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.” Pekerjaan
58
apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. Menghafal merupakan aktivitas
seseorang untuk menyimpan informasi di dalam memori.
Aktivitas dalam menghafal membutuhkan beberapa peran indra manusia,
seperti penglihatan, pendengaran serta pengucapan. Seseorang dapat menghafal
apabila ada sejumlah materi yang terekam melalui aktivitas membaca atau
mendengarkan. Sedangkan lisan mempunyai peran untuk mengetahui
keberhasilan terhadap penguasan kemampuan menghafal yang dapat dilakukan
dengan pengucapan materi yang telah dihafal. Setelah mengetahui pengertian
menghafal, penulis akan menjelaskan pengertian Al Qur’an menurut (Syeikh
Muhammad Abu Syahbhah, 2002:40) secara etimologi Al Qur’an berasal dari kata
“qara’a” yang berarti membaca. Sedang Al Qur’an sendiri adalah bentuk masdar
yang berarti bacaan.
Qara’a juga berarti mengumpulkan atau menghimpun. Sesuai namanya, Al
Qur’an juga berarti himpunan huruf-huruf dan kata-kata dalam satu ucapan yang
rapi. Secara istilah Al Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, dan dinukilkan kepada kita dengan
jalan tawatur yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali dengan surat Al-
Fatihah dan diakhiri surat An-Naas.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tahfidz Al
Qur’an merupakan usaha seseorang untuk menghafal kitab suci Al Qur’an yang
terdiri dari 30 juz dan 114 surah. Kegiatan menghafal biasanya diawali dengan
membaca maupun mendengarkan lantuan ayat-ayat secara berulang-berulang
59
terlebih dahulu, kemudian mengucapkannya kembali. Sehingga akan teringat apa
yang sudah dibaca, didengar maupun yang diucapkan.
B. Pendekatan dalam Tahfidzul Al Qur’an
Menurut Nurhalimah (2012:24) terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan
untuk mempermudah dalam melaksanakan Tahfidzul Al Qur’an yaitu Pendekatan
Operasional, Pendekatan Intuitif dan Pendekatan Psikologis.
a. Pendekatan Operasional
Pendekatan ini adalah dengan menggunakan tindakan, yang biasanya digunakan
oleh pengurus dalam lembaga.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan melalui pendekatan ini.
1) Menanamkan nilai Al Qur’an pada peserta didik, sehingga dapat memberikan
pemahaman mengenai nilai Al Qur’an secara mendalam.
2) Memberikan wawasan mengenai keutamaan dari Al Qur’an baik dibaca,
dipelajari maupun dihafalkan.
3) Kondisi Lingkungan harus diciptakan sesuai dengan nuansa Ke –Al Qur’anan
4) Menciptakan suatu lembaga yang dapat menjaring masyarakat untuk ingin
menghafalkan Al Qur’an.
5) Mengadakan haflah mudarasatil Qur’an, atau dengan mengadakan musabaqah-
musabaqah hafalan Al Qur’an.
60
6) Melakukan studi banding dengan lembaga lain dengan tujuan dapat
memberikan masukan yang baru.
b.Pendekatan Intuitif
Pendekatan intuitif merupakan pendekatan dari batin atau yang biasa disebut
dengan penjernihan batin, pendekatan ini biasanya dilakukan oleh wali peserta
didik.Terdapat sedikitnya tiga cara yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini.
Yang pertama adalah dengan sholat malam, yang memiliki banyak manfaat karena
waktu yang digunakan sholat malam adalah tengah malam hingga waktu subuh
tiba. Sehingga pada waktu tersebut dapat khusyu’ dan tenang terlebih untuk
menghafalkan Al Qur’an.
Yang kedua adalah dengan puasa, kegitan ini adalah dengan menahan
hawa nafsu selama waktu subuh hingga magrib. Hal ini sangat bermanfaat bagi
penghafal Al Qur’an karena dapat mengontrol dari perbuatan yang menjerumus
kepada maksiat dan juga untuk melatih kesabaran. Kemudian yang terakhir yaitu
memperbanyak Zikir dan Doa, merupakan suatu kegiatan untuk memohon kepada
Allah agar dapat menganugrahkan nikmah hafal Al Qur’an, dan juga cari ini dapat
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
c. Pendekatan psikologis
Pendekatan yang terakhir adalah dengan pendekatan psikologi yaitu pendekatan
yang mengikuti dan memahami perkembangan dari psikologis anak yang biasa
dilakukan oleh pengurus lembaga. Terdapat beberapa upaya yang dapat
dilaksanakan yaitu : 1) Dengan memahami karakter siswa yang berbeda-beda,
61
diharapkan dapat mengajarkan rasa cinta Al Qur’an lebih mudah. 2) Membiarkan
siswa memiliki waktu bermain, namun waktu bermain dan hafalan harus
seimbang.
3) Dalam mengajarkan hafalan Al Qur’an suasana belajar harus dibuat yang lebih
menarik dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengingat lebih lama. 4)
Apresiasi perlu diberikan kepada siswa atau usahanya dalam menghafal Al
Qur’an. 5) Sebagai pendidikan haruslah menjadi contoh kepada peserta didiknya.
C. Metode Tahfidzul Al Qur’an
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menghafal Al Qur’an,
sedikitnya 6 metode yang dapat menjadi pedoman dalam kegiatan menghafal Al
Qur’an (Azim, 2016:41) :
a. Metode Wahdah, metode ini merupakan cara menghafal ayat dalam Al Qur’an
satu per satu butir ayat yang akan dihafalkan sebanyak sepuluh hingga dua puluh
kali, sehingga hafalan akan lebih mudah diingat.
b. Metode Kitabah, metode ini merupakan cara menghafal ayat dalam Al Qur’an
yang dengan cara menulis terlebih dahulu ayat yang akan dihafalkan didalam
kertas kemudian dibaca sampai lancar
c. Metode Sima’i, metode ini merupakaan cara menghafal dengan mendengarkan
ayat yang akan dihafalkan secara berulang-ulang dari guru langsung maupun dari
kaset. Metode ini cukup efektif bagi penyandang tuna netra dan siswa yan masih
belum lancar membaca Al Qur’an.
62
d. Metode jama’, metode ini merupakan cara menghafal dengan membaca ayat
yang akan dihafalkan secara bersama-sama dengan dipimpin oleh instruktur.
Instruktur membacakan ayat yang akan dihafal kemudian ditirukan oleh peserta.
e. Metode Talqin, metode ini merupakan cara menghafal dengan membacakan
satu persatu ayat yang akan dihafalkan oleh guru yang kemudian ditirukan oleh
siswa secara berulang-ulang.
f. Metode Mandiri, metode ini merupakan cara menghafal dengan membaca ayat
yang akan dihafal oleh siswa yang terlebih dahulu dikoreksi oleh guru kemudian
setiap siswa menghafal sendiri ayat yang telah ditentukan dan diakhiri dengan
menyetorkan hafalan tersebut kepada guru.
Menurut Sa’dulloh (dalam Umar 2017) macam-macam metode menghafal
adalah sebagai berikut :
a. Bi al-Nadzar, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al Qur’an yang akan
dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang.
b. Tahfidz, yaitu menghafal sedikit demi sedikit Al Qur’an yang telah dibaca
secara berulang-ulang tersebut.
c. Talaqqi, yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru dihafal
kepada seorang guru.
d. Takrir, yaitu mengulang hafalan atau menyima’kan hafalan yang pernah
dihafalkan/sudah disima’kan kepada guru.
63
e. Tasmi’, yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada
perseorangan maupun kepada jamaah
Selain metode yang disebutkan diatas, terdapat metode modern yang dapat
digunakan untuk menghafal Al Qur’an yaitu metode drill yaitu cara mengajar
siswa dengan mengulang-ulang pelajaran sehingga siswa akan lebih mudah untuk
mengingatnya (Sriyono, 2012:42). Metode ini cukup efektif dalam meningkatkan
hafalan karena dengan menekankan latihan yang terus menurus dan diulang-
ulang, seperti dalam (Sriyono, 2012) melalui penelitianya bahwa metode drill
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penulis menyimpulkan, metode yang dijabarkan memiliki persamaan satu
sama lain. Pada penerapannya metode diatas melibatkan semua panca indra baik
itu indra penglihat, pendengar, pengucap,maupun penggerak. Penggunaan metode
ini akan lebih efektif apabila sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik.
D. Strategi Pembelajaran Tahfidz
Menurut Nurul Hidayah (2016:9) beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh
lembaga pendidikan dalam mengelola program tahfidz Al Qur’an yakni
a. Memperbaiki dan menyempurnakan manajemen tahfidz Al Qur’an dengan
melakukan strategi sebagai berikut. sekolah harus menentukan waktu yang tepat
untuk menghafal Al Qur’an, memilih tempat dan lingkungan yang baik,
menentukan materi yang dihafal.
64
b. Mengaktifkan dan memperkuat para instruktur tahfidz dalam membimbing dan
memotivasi siswa penghafal Al Qur’an, hal ini dapat dilakukan dengan cara:
meningkatkan volume dan intensitas keterlibatan guru tahfidz secara langsung
dalam membimbing siswa penghafal yang dilakukan secara konsisten,
meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing dan memotivasi siswa,
melakukan perekuitmen guru tahfidz lebih banyak melalui seleksi yang
berstandar.
c. Menyempurnakan mekanisme dan metode yang diterapkan oleh guru tahfidz.
Salah satu faktor yang mendukung seseorang lebih mudah dan lebih cepat dalam
menghafal Al Qur’an adalah penggunaan metode yang tepat dan bervariasi.
d. Memperkuat dukungan orang tua. Peran orang tua berpengaruh besar bagi
kesuksesan siswa dalam menghafal Al Qur’an, siswa membutuhkan motivasi dan
bimbingan langsung dari orang tua, penciptaan lingkungan yang kondusif sangat
mendukung siswa dalam menghafal Al Qur’an.
e. Memperkuat kontrol dan motivasi atasan. Kontrol dan motivasi yang diberikan
menciptakan angin segar bagi para guru dan siswanya dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Sesekali penting juga kepala sekolah/madrasah dalam memotivasi
dengan memberikan reward bagi guru dan siswa yang berprestasi.
65
2.2.4 Program Unggulan Sains
A. Pengertian Sains
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program
Pendidikan (GBPP) kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan
serta gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada
disekitar, dimana hal ini dapat diperoleh dari pengalaman melalui dan serangkaian
proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
gagasan-gagasan.
Erikanto C (2018:106) dalam jurnalnya menjelaskan “Science or Natural
Science (IPA) is a complex science and it is closely related to everyday life.
Science is a field of study that not only applies formulas, concepts, or principles in
solving a problem, but also scientific activities in the learning process This
scientific activity aims to discover the natural phenomena associated with science
in a systematic way (Science atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang
kompleks dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Sains adalah bidang
studi yang tidak hanya berlaku rumus, konsep, atau prinsip-prinsip dalam
memecahkan masalah, tetapi juga kegiatan ilmiah dalam proses pembelajaran
kegiatan ilmiah ini bertujuan untuk menemukan fenomena alam yang terkait
dengan ilmu pengetahuan dengan cara yang sistematis).
Hal ini sejalan diungkapkan Patta Bundu (2006: 10) menyatakan bahwa IPA
adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh
66
pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Dalam hal ini, IPA
sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan
ilmiah.
Nina Rahayu (2014:12) menarik kesimpulan mengenai pengertian ilmu
pengetahuan alama adalah sebagai berikut.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan yang berupa
teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam raya dan
telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan,
studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Dapat
dijabarkan, IPA secara garis besarnya memiliki tiga komponen yaitu: a.
IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan
analitik yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan
memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya. b. IPA sebagai
proses, merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena
alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains
tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi,
inferensi, komunikasi dan proses sains lainnya. c. IPA sebagai sikap
ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukkan dalam mencari
dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta hati-hati,
kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk
dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap
dalam mempelajarinya.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang
peristiwa alam, yang didalamnya terdapat serangkaian proses kegiatan ilmiah
diwujudkan dalam sikap ilmiah, sehingga dapat menghasilkan produk baik berupa
fakta, konsep, prinsip dan teori guna menjelaskan dan memahami berbagai
fenomena alam.
67
B. Model- Model Pembelajaran Sains
Dijelakan oleh Anatri Desstya (2014:198), beberapa model pembelajaran IPA
yang dapat diterapkan sesuai dengan konsep sains, antara lain
a. Model Belajar Konstruktivis. Model belajar konstruktivis menekankan
pada pengetahuan awal siswa sebagai tolok ukur dalam belajar. Prinsip
yang paling esensial dari model ini adalah siswa memperoleh banyak
pengetahuan di luar sekolah, bukan di bangku sekolah. Menurut Piaget,
masuknya pengetahuan ke struktur kognitif siswa melalui dua cara yaitu
asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap pembelajaran konstruktivisme
yakni: 1) tahap pengetahuan awal, 2) tahap eksplorasi, 3) tahap diskusi dan
penjelasan konsep, dan 4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
b. Model Inquiri. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri suatu masalah yang
dipertanyakan (Wina Sanjaya, 2006:1994).
Model ini menjadikan siswa sebagai subjek belajar. Tahap
pembelajarannya, antara lain: perumusan masalah, pengumpulan data,
penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen, mencatat hasil percobaan,
penarikan kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
c. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Pendekatan keterampilan proses
sains merupakan keterampilan intelektual yang digunakan untuk meneliti
fenomena alam. Aspek keterampilan proses sains yang disyaratkan untuk
siswa SD adalah keterampilan mengamati, melakukan percobaan,
68
mengelompokkan, menafsirkan hasil percobaan, meramalkan,
menerapkan, mengomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan.
d. STM (Sains Teknologi Masyarakat). STM merupakan model pembelajaran
IPA/ teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Salah satu tujuan
model STM adalah mengantisipasi kemajuan sains dan teknologi beserta
dampaknya serta memasyarakatkan sains dan teknologi. Segi positif dari
pendekatan STS ini dapat digunakan untuk mengantisipasi hasil
pendidikan IPA di sekolah dari berbagai kejadian atau gejala dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Empat tahapan pembelajaran STM,
yakni 1) invitasi, 2) eksplorasi, 3) penjelasan dan solusi, dan 4) tahap
pengambilan tindakan.
e. Terpadu. Berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu
dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, antar
bidang, dan lintas siswa. Salah satu bagiannya adalah pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual, baik di dalam maupun antar
mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran efektif
dan bermakna.
f. Interaktif. Model interaktif menitikberatkan pada pertanyaan siswa, siswa
diberi kesempatan untuk mencari tahu objek yang akan dipelajari,
kemudian melakukan penyelidikan tentang pertanyaan mereka sendiri
sehingga dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya. Tahap
69
pembelajarannya: 1) persiapan, 2) pengetahuan awal, 3) eksplorasi, 4)
pertanyaan siswa, 5) penyelidikan, 6) pengetahuan akhir, dan 7) tahap
refleksi.
g. Siklus Belajar (Learning Cycle). Model siklus belajar berorientasi pada
peristiwa alami, saling berhubungan, atau prinsip-prinsip yang melibatkan
beberapa konsep. Model ini juga memberikan pengalaman nyata pada
siswa dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman konseptual. Tiga
tahap pembelajarannya adalah: 1) eksplorasi, 2) pengenalan konsep, dan 3)
penerapan konsep.
h. CLIS (Children Learning in Science). Model belajar CLIS menekankan
pada pengalaman belajar, mulai dari proses mengamati sampai melakukan
sendiri. Tahap pembelajarannya, yaitu 1) orientasi, 2) pemunculan
gagasan, 3) penyusunan ulang gagasan, 4) penerapan gagasan, dan 5)
pemantapan gagasan.
C. Strategi Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
Menurut Anatri Desstya (2014:197) Strategi pembelajaran sains di Sekolah Dasar
dapat diupayakan dengan mengoptimalkan tugas dan peran guru dalam
pembelajaran sains. Berdasarkan teori perkembangan Piaget, anak usia SD berada
pada tahap operasional konkret (usia 7–12 tahun). Sains jika diterapkan di sekolah
dasar mengacu pada hakikatnya yaitu sains sebagai produk ilmiah, sikap ilmiah,
dan proses ilmiah.
Sesuai dengan teori perkembangan Piaget tersebut yang dihubungkan
dengan karakteristik siswa SD dan hakikat sains, guru memiliki tugas penting
70
dalam pencapaian dan keefektifan pembelajaran. Tugas tersebut antara lain: a)
Memahami materi sains sebelum melakukan transfer ilmu kepada siswa
kompetensi paedagogik harus dimiliki oleh seorang guru karena pengetahuan
inilah yang akan ditanamkan pada kognitif siswa. b) Memahami tingkat
perkembangan siswa SD Guru harus memahami bahwa siswa SD berada pada
tahap perkembangan operasional konkret. Hal ini bisa menginspirasi dalam
pemilihan bahan pembelajaran/media yang akan dibawa, penentuan strategi,
pendekatan, dan metode pembelajaran yang digunakan dalam upaya mewujudkan
proses pembelajaran yang optimal. c) Melakukan penilaian secara autentik dari
serangkaian proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Adapaun startegi pembelajaran sains yang dapat diterapkan yakni
pembelajaran yang dilakukan di laboraturium yakni implementasi kegiatan praktik
dari ilmu pengetahuan alam yang dipelajari. Menurut Avi (2004:35) dalam
jurnalnya dijelaskan “The science laboratory is central in our attempt to vary the
learning environment in which students develop their understanding of scientific
concepts, science inquiry skills, and perceptions of science. The science
laboratory, a unique learning environment, is a setting in which students can
work cooperatively in small groups to investigate scientific phenomena
(Laboratorium sains adalah pusat dalam upaya kami untuk memvariasikan
lingkungan belajar di mana siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang
konsep ilmiah, keterampilan inkuiri ilmu pengetahuan, dan perbagian pelajaran
sains. Laboratorium sains dan lingkungan belajar yang unik adalah pengaturan
71
dimana siswa dapat bekerja secara kooperatif dalam kelompok kecil untuk
menyelidiki fenomena ilmiah).
Menurut Vinya A. Tiarani (2009:2) dalam penelitiannya dijelaskan,
strategi pembelajaran IPA meliputi:
a. Hands-on and minds-on approaches
Belajar efektif dengan melakukan ”aktivitas” (learning by doing). Meskipun
demikian, esensi ”aktivitas” dalam pembelajaran IPA adalah ”aktivitas belajar”
(Fleer, 2007). Dalam praktiknya tidak jarang bahwa ”aktivitas” (hands-on
science) itu sendiri tidak disertai dengan belajar (Bodrova and Leong, 2007).
Dalam artikelnya, Osborne (1997) bertanya secara provokatif: ”Is doing science
the best way to learn science?” Oleh karena itu, guru perlu memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menginterpretasi konsep (minds-on approach)
(Keogh and Naylor, 1996).
b. Menempatkan siswa pada pusat proses pembelajaran
Metode mengajar tradisional dengan pendekatan ekspositori sebaiknya mulai
dikurangi. Guru yang hanya mentransmisi pengetahuan kurang menstimulasi
siswa untuk belajar secara aktif. Hal ini bukan berarti bahwa metode ceramah
tidak baik, atau siswa tidak mengalami proses belajar. Variasi proses
pembelajaran lebih memicu siswa untuk aktif belajar (Rodriguez, 2001).
Menempatkan siswa pada pusat poses pembelajaran berarti memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengonstruksi hal yang dipelajarinya berdasarkan
72
pengetahuan yang diketahuinya dan menginterpretasi konsep, bukan memberikan
informasi melalui buku teks (Dickinson, 1997).
c. Identifikasi pengetahuan awal dan kesalahpahaman siswa.
Hal ini sama sekali tidak mudah karena beberapa faktor menyebabkan siswa SD
tidak dapat mengartikulasi dengan baik apa yang diketahuinya. Meskipun
demikian, berangkat dari apa yang siswa ketahui bermanfaat untuk menentukan
rencana pembelajaran yang efektif (Harlen, 1996).
2.2.5 Program Unggulan Bahasa
A. Pengertian Bahasa
Menurut Santrock dalam (Inayatul, 2013:10) Bahasa adalah suatu bentuk
komunikasi secara lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah
sistem simbol. Terjadinya suatu bahasa dalam masyarakat dikarenakan terdapat
sistem simbol yang di sepakati oleh anggota masyarakat dalam suatu daerah yang
digunakan secara turun menurun dan telah menjadi kebiasaan dari suatu daerah,
maka terbentuklah suatu bahasa. Hal ini yang menyebabkan setiap daerah, setiap
bangsa, dan setiap negara memiliki bahasa masing-masing. Rangkaian dari
simbol-simbol bahasa membentuk suatu kata, dari kata membentuk suatu kalimat
yang mengandung suatu makna tertentu. Kumpulan dari kalimat membentuk suatu
paragraf yang mempunyai makna secara berkesinambugan.
Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of arbitrary
sound signals, characterized by structure dependence, creativity, displacement,
duality, and cultural transmission”, bahasa adalah sistem yang terbentuk dari
73
isyarat suara yang telah disepakati, yang ditandai dengan struktur yang saling
tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran budaya. Suwarna
(2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan
manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial.
Menurut Hidayat dalam Richard (2013:63) Bahasa Inggris adalah sebuah
bahasa yang berasal dari Inggris. Bahasa ini menjadi bahasa utama di daerah
Britania Raya (Irlandia, Wales, serta Inggris), Amerika Serikat dan banyak negara
yang menggunakannya. Fahrawati (2013:2) Keputusan pemerintah menetapkan
bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran di berbagai jenjang pendidikan
sangat beralasan demi mempersiapkan generasi Indonesia untuk bersaing secara
global.
Penulis menyimpulkan bahasa merupakan alat utama yang digunakan
manusia dalam berkomunikasi baik secara individu maupun secara kolektif.
Bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud kepada orang lain sekaligus
berfungsi sebagai alat komunikasi sosial. Dengan berbahasa, manusia dapat
berinteraski dengan siapapun termasuk semua orang diseluruh belahan dunia.
B. Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Hartin (2017:3) ada beberapa model yang dapat diterapkan oleh guru dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris, adalah sebagai berikut.
1. Running Dictation
Running Dictation adalah strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
inggris dengan mengintegrasikan empat kemampuan berbahasa sekaligus, dan
74
menggunakan gerakan tubuh. Strategi ini mendorong kerja sama tim / pasangan,
pemecahan masalah dan strategi menghafal. Strategi ini meningkatkan
kemampuan siswa untuk belajar dengan kelompok bukan individual.
Manfaat dari strategi running dictation adalah sebagai berikut. 1. Saling
ketergantungan positif. 2. Hal ini dapat menjadi pelajaran yang sangat memotivasi
dan menyenangkan bagi siswa. 3. Running dictation juga dapat digunakan untuk
memperkenalkan keterampilan menyimpulkan dari konteks. 4. Running dictation
membuat pembelajaran bahasa inggris lebih menyenangkan dan menarik. 5.
Partisipasi yang sama. Setiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang
sama untuk berbagi
2. Media Gambar
Menurut Hernawan media gambar cukup praktis, simpel, dan mudah digunakan
dalam pembelajaran karena tidak harus memakai proyeksi untuk penggunaannya,
hanya dengan gambar di kertas cukup membuat siswa terstimulus dan termotivasi
untuk megikuti pembelajaran di dalam kelas. Dengan begitu pembelajaran akan
jauh lebih menarik dan menyenangkan terhadap peserta didik, karena peserta
didik terstimulus untuk mengikuti pembelajaran.
3. Total Physical Response (TPR)
Merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi
perintah (command), ucapan (speech), gerak (action), dan berusaha untuk
mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor) Physical Response (TPR).
75
Tujuan dalam pembelajaran metode TPR adalah mengajarkan kemahiran
berbicara pada tahap awal, menggunakan pemahaman sebagai jalan atau cara
untuk berbicara, menggunakan drill (latihan) berdasarkan tindakan dalam bentuk
perintah. Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan
bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat
menghilangkan stress pada peserta didik karena masalah-masalah yang dihadapi
dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat
menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam
pelajaran tersebut.
4. Pembelajaran Berbasis Multimedia
Multimedia adalah kombinasi dari penggunaan beberapa media seperti film, slide,
musik, penerangan dengan text, image, khususnya untuk tujuan pendidikan, dan
hiburan. Unsur-unsur seperti teks, audio (narasi, dialog, sound effect), musik, film,
video, fotografi, animasi dan grafik merupakan media pendukung yang tergantung
dan terintegrasi menjadi satu kesatuan karya multimedia. Teks merupakan salah
satu elemen terpenting dalam multimedia, karena elemen ini menjadi dasar dalam
penyampaian informasi, teks merupakan jenis data yang paling sederhana dan
memerlukan tempat penyimpanan yang paling kecil.
Dengan penggunaan teks penyampaian informasi akan lebih mudah
dimengerti oleh pamakai. Adapun gambar dapat berupa hasil dari foto, gambar
yang telah diedit dan scanning. Berdasarkan cara pembuatannya, format file
76
gambar dapat dibagi menjadi dua, yaitu bitmap dan vector. Sedangkan suara yang
dihasilkan dalam multimedia berisikan informasi suara yang kompleks. Suara
terdiri dari berbagai format file, antara lain WAV (Waveform) dan MIDI (Music
Instrument Digital Interface). Animasi merupakan gambar yang bergerak dan
dihasilkan dari pemasangan frame-frame gambar secara tepat yang untuk
menghasilkan efek pergerakan, sehingga tampil seperti hidup.
C. Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Dijelaskan oleh Idham Syahputra (2014:142) strategi pembelajaran bahasa
inggris di sekolah dasar adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan Mendengarkan
Dalam pembelajaran bahasa terdapat beberapa model strategi pembelajaran yang
mengacu pada keterampilan mendengarkan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan
strategi pembelajaran mendengarkan yang disarankan oleh Rost (1991) berikut
tidak tertutup kemungkinan melibatkan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup
keterampilan berbicara dan menulis seperti. 1) Demonstrasi 2) Cerita Pribadi 3)
Wawancara 4) Bertelepon . 5) Bagan Cerita (Story Maps) 6) Survei Kelompok 7)
Pidato Singkat.
b. Keterampilan Membaca
Dalam kegiatan membaca, selain mendapatkan informasi faktual dan inferensial
yang ingin diperoleh butir lain yang tidak kalah pentingnya adalah merangkum
atau meringkas wacana yang dibaca. Hal itu dapat ditempuh melalui pemetaan
pikiran.
77
Ada tujuh langkah strategi dalam pemetaan pikiran yang dikemukakan oleh
Hernowo (2003:23-25), yaitu sebagai berikut. 1. Pusat masalah atau ide utama
yang akan dipetakan diletakkan di tengah halaman. 2. Ide utama terdiri atas
gagasan-gagasan dinyatakan dengan menggunakan kata-kata kunci. 3. Gagasan-
gagasan berupa kata-kata kunci itu dihubungkan ke ide utama yang berada di
tengah dengan garisgaris. 4. Apabila gagasan-gagasan tersebut memiliki sub-sub
gagasan diletakkan berdekatan dengan gagasan yang berkaitan dengan
menggunakan spidol atau pensil berwarna yang sama untuk menunjukkan
hubungan. 5. Setiap gagasan dikembangkan secara teratur.
c. Keterampilan Berbicara
Dalam pembelajaran keterampilan berbicara banyak alternatif yang dapat
dipergunakan seperti penggunaan media gambar. Cara lain dapat pula
dipergunakan, seperti pemberian skema. Skema dimaksudkan adalah pokok-
pokok yang akan dibicarakan itu diskemakan atau dipetakan, seperti yang
diterangkan dalam prinsip penggunaan pemetaan konsep dalam pembelajaran
membaca.
Cara lain yang dapat dipergunakan guru adalah dengan menggunakan
sebuah strategi yang disebut dengan “lihat dan katakan” (Bailey dan Savage,
1994: 124-125). Langkah-langkah strategi lihat dan ucap yang dapat dilakukan
melalui cara sebagai berikut. 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri atas 3-4 orang. 2. Guru membagikan cerita singkat yang dapat dibaca
dalam waktu paling lama 5 menit. 3. Siswa mengutarakan cerita di dalam
78
kelompok secara bergantian. Semua siswa harus mendapat giliran berbicara dan
lainnya menyimak cerita temannya. Masing-masing siswa mendapat giliran
berbicara sebanyak 2 kali. 4. Wakil dari masing-masing kelompok mengutarakan
cerita di depan kelas. 5. Guru dan siswa mendiskusikan cerita yang didengar dan
mendiskusikan bahasa yang digunakan dalam menyampaikan cerita.
d. Keterampilan Menulis
Berikut adalah sejumlah strategi alternatif yang ditawarkan Hudge (1992). White
dan V.Arudt (1994) dan Byme (1998) yang dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan keterampilan menulis pada siswa: 1) Mengisi gelombang-
gelombang ujaran 2) Membuat salinan jalinan 3) Membuat daftar 4) Menyusun
informasi 5) Menulis cacatan 6) Menulis laporan buku 7) Menulis pesan 8) Pesan
dikartu ultah 9) Kerja proyek 10) Menulis kreatif 11) Write from start 12) Menulis
laporan suatu peristiwa, dll. Akhirnya guru dan peserta didik akan menyimpulkan
hasil kegiatan serta overview untuk memberikan justifikasi hasil kegiatan yang
telah dilakukan.
Penggunaan buku pelajaran yang bergambar dapat meningkatkan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu strategi guru
dalam meningkatkan minat siswa, menurut Al Tyb (2014:92) dalam jurnalnya
dijelaskan “Picture books evokes images of brightly colored, beautifully
illustrated books that beg to be read. No matter what our age, most of us still
enjoy reading them because of their vibrant pictures, rich and evocative
language, and poignant and meaningful themes. Picture books speak to us in the
79
same way photographs do. They touch our emotions, delight our senses, appeal to
our whimsy, and bring back memories of our childhood. Picture books invite us to
curl up and read them. Therefore, these features could help readers remember
and retain information. (Buku gambar membangkitkan gambar berwarna, buku
tersebut diilustrasikan cerah yang menarik untuk dibaca. Tidak peduli berapa usia
kita, kebanyakan dari kita masih menikmati membaca mereka karena gambar
menarik dan menggungah, bahasa yang kaya dan tema yang bermakna. Buku
gambar berbicara kepada kita dengan cara yang sama dengan gambar tersebut
lakukan. Mereka menyentuh emosi kita, menyenangkan indra kita, menarik
imajinasi kita, dan membawa kembali kenangan masa kecil kita. Buku gambar
mengundang kita untuk meringkuk dan membacanya. Oleh karena itu, fitur ini
bisa membantu pembaca mengingat dan menyimpan informasi)
Dijelaskan kembali oleh Al Tyb (2014:93) “the following criteria were
considered: picture books that are to be used to explicitly teach comprehension
strategies should fulfill the following: (1) meet the needs of the learners, (2) meet
the learners’ teaching objectives, (3) meet the learners’ cultural needs, (4)
comprehensible, (5) easy-to-read, (6) well-illustrated, (7) interesting, (8) short
and not time consuming, and (9) authentic; relevant to the learners’ world and
real life (Buku gambar yang akan digunakan untuk secara eksplisit mengajarkan
strategi pemahaman harus memenuhi berikut. (1) memenuhi kebutuhan peserta
didik, (2) memenuhi tujuan pengajaran, (3) memenuhi peserta didik peserta didik
kebutuhan budaya, (4) dipahami, (5) mudah dibaca, (6) baik diilustrasikan, (7)
menarik, (8 ) pendek dan tidak.memakan, dan waktu (9) otentik; relevan dengan
80
dunia dan kehidupan nyata peserta didik). Dalam hal ini penggunaan buku
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
81
2.3 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian dalam bentuk skripsi oleh Erlinawati mahasiswi jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Implementasi Kurikulum
2013 Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP N 6 Magelang” tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi Kurikulum
2013 mata pelajaran IPS kelas VII di SMP N 6 Magelang dilihat dari
proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hasil belajar siswa, dan kendala
yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran
IPS kelas VII di SMP N 6 Magelang. Jenis penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi, selanjutnya data dianalisis
meliputi tiga prosedur yaitu: (1) reduksi, (2) penyajian data; (3) penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama sama
meneliti tentang proses implementasi kurikulum yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta menggunakan metode
deskriptif/dengan pendekatan kualitatif.
2. Penelitian dalam bentuk skripsi oleh Eka Rahmawati Mahasiswi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul “Implementasi Kurikulum dalam Pembelajaran Bahasa Arab di
Kelas X MAN Godean Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini
82
bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran bahasa Arab serta untuk mengetahui faktor penghambat dan
pendukungnya di MAN Godean Sleman Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dan mengambil objek MAN Godean
Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah wakil kepala
urusan kurikulum, guru pendidikaan bahasa arab dan siswa kelas X.
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
sama-sama penelitian kualiatatif dengan metode deskriptif kualitatif,
memiliki tujuan mendeskripsikan implementasi kurikulum dan
menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Subjek
penelitian yang digunakan yakni wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
guru pengampu mata pelajaran terkait dan siswa.
3. Penelitian dalam bentuk Skripsi oleh Denok Lelyana Cahyani Mahasiswi
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim yang berjudul
“Implementasi Kurikulum Berbasis Akidah Islam pada Homeschooling
Group (HSG) Sekolah Dasar Khoiru Ummah 20 Malang”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Berbasis Akidah
Islam yang ada pada Homeschooling Group (HSG) Sekolah Dasar Khoiru
Ummah 20 Malang. Untuk mengetahui permasalahan tersebut, digunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis Deskriptif. Pengumpulan data
83
dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk
menganalisi data, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu
mengolah data dan mendeskripsikan keadaan sesuai dengan hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kurikulum Berbasis Akidah
Islam yaitu adanya pengintegrasian seetiap mata pelajaran dengan Akidah
Islam. Tujuan akan kurikulum berbasis Akidah Islam tidak hanya
menekankan pada keagamaan saja melainkan ilmu umum juga diharapkan
dapat dikuasai siswa dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai keislaman.
Sedangkan pada implementasi kurikulum pada Homeschooling Group
(HSG) Sekolah Dasar Khoiru Ummah 20 Malang meliputi kegiatan
persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap persiapan meliputi desain
kurikulum, penyusunan program dan strategi dalam pelaksanaan.
Sedangkan dalam pelaksanaannya yaitu ada dua kegiatan yakni
pelaksanaan tingkat sekolah dan pelaksanaan tingkat kelas. Untuk
evaluasinya dilakukan secara makro yang meliputi keseluruhan kurikulum
dan secara mikro yang meliputi kegiatan pembelajaran.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
sama-sama penelitian kualiatatif dengan metode deskriptif kualitatif,
memiliki tujuan mendeskripsikan implementasi kurikulum yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengumpulan data yang dilakukan
sama yakni melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
84
2.4 Kerangka Berpikir
Dalam penulisan ini kerangka berpikir bertujuan sebagai arahan dalam
pelaksanaan penelitian terutama memahami alur pemikiran, sehingga dalam
proses analisis akan lebih sistematis serta sesuai dengan tujuan penelitian.
Sekolah Dasar Daarul Qur’an Semarang merupakan sekolah yang berada
di bawah naungan Yayasan Daarul Qur’an yang bertempat di Kota Semarang. SD
Daarul Qur’an Semarang memiliki 3 program unggulan yaitu tahfidz, sains dan
bahasa. Program unggulan tahfidz yaitu program unggulan yang beriorientasi
pada hafalan Al Qur’an, program ini memiliki target lulusan SD Daarul Qur’an
Semarang dapat menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz.
Untuk menunjang program unggulan tahfidz, SD Daarul Qur’an
menggunakan metode tahsin “Kaidah Daqu” yang disusun oleh Dewan Tahfidz
Yayasan Daarul Qur’an. Selain itu SD Daarul Qur’an menerapkan program
tahfidz camp dan tahsin intensif dalam mendampingi siswa dalam pembelajaran
tahfidz. Selanjutnya, program unggulan sains yaitu program unggulan yang
memiliki tujuan menambah sikap rasa ingin tahu pada siswa serta kemampuan
berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
Mengenai program unggulan bahasa, program unggulan ini berorientasi
pada kemampuan siswa dalam menguasai bahasa asing, yaitu bahasa inggris. SD
Daarul Qur’an menggunakan buku ajar dari kurikulum Singapura pada mata
pelajaran math, science dan english. Selain itu, SD Daarul Qur’an juga
menerapkan kurikulum dari Dinas Pendidikan. Kurikulum yang diterapkan di SD
85
Daarul Qur’an Semarang yakni untuk kelas 3 dan 6 menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan
Kurikulum 2013 (K13). Adanya, implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an
Semarang diharapkan dapat melahirkan generasi pemimpin bangsa dan dunia
yang saleh dan berkarakter Qur’ani serta berjiwa enterpreneur dalam membangun
peradaban islam di masa depan.
Implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang masih mengalami
beberapa kendala. Secara keseluruhan kendala yang dihadapi dalam implementasi
kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang yakni penyesuaian perubahan
kurikulum, sehingga guru harus bisa mengikuti perkembangan dan perubahan
tersebut. Pada implementasi program unggulan yang masih menjadi kendala yakni
pada program unggulan bahasa, karena setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam memahaminya. Dari segi fasilitas pembelajaran seperti
“teacher book” harganya terbilang mahal, sehingga guru harus pandai mencari
referensi lain dan membuat alat peraga secara mandiri. Senada dengan uraian
kerangka berpikir yang telah dijelaskan diatas, Mulyasa (2010:179)
mengemukakan pendapatnya mengenai faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum, yakni sebagai berikut.
a. Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu
kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.
b. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi,
seperti profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum,
86
dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di
lapangan.
c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk
merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.
Dengan demikian, implementasi kurikulum pada satuan pendidikan dapat
berjalan optimal apabila diketahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat implementasi kurikulum pada satuan pendidikan tersebut.
Berdasarkan uraian kerangka berpikir secara singkat, maka dapat dilihat pada
gambar alur dibawah ini. Kerangka berpikir pada penelitian ini akan dijelaskan
pada gambar 2.4 sebagai berikut.
SD DAARUL QURAN SEMARANG
PROGRAM UNGGULAN TAHFIDZ, SAINS DAN BAHASA
Petunjuk pelaksanaan
implementasi
kurikulum
IMPLEMENTASI KURIKULUM
Implementasi kurikulum
pada program unggulan
yang meliputi
perencanaan,
pelaksanaan dan
evaluasi
Faktor pendukung dan
faktor penghambat
implementasi
kurikulum pada
program unggulan
Melahirkan generasi pemimpin bangsa dan dunia yang saleh dan berkarakter
Qur’ani serta berjiwa Enterpreneur dalam membangun peradaban islam di masa
depan
Gambar 2. 1 Alur Kerangka Berpikir
87
87
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif. Menurut Suryana (2010:17) metode deskriptif yaitu metode
yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu
fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis
data dan menginterprestasikannya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsi secara sistemis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah
tertentu. Metode pendekatan yang digunakan yaitu metode kualitatif.
Sugiyono (2012:15) menjelaskan pendekatan penelitian kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan menekankan pada
data yang mengandung makna. Alasan menggunakan pendekatan
penelitian ini yaitu agar bisa memahami situasi mendalam mengenai
implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang dilihat dari
proses pengembangan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta faktor-
faktor pendukung dan penghambat.
88
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan penelitian ini adalah SD Daarul Qur’an
Semarang yang beralamat di Jalan Pahlawan No. 153, Gg. Gergaji Pelem,
Mugahsari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Alasan
peneliti memilih lokasi ini yakni SD Daarul Qur’an Semarang merupakan
salah satu sekolah dasar yang ada di Kota Semarang yang memiliki
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa. Hal ini membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian agar mendapatkan infornasi yang valid
dan mendalam.
3.3 Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2010), masalah dalam penelitian bertumpu pada suatu
fokus. Sugiyono (2012: 285-286) menjelaskan agar masalah yang akan
diteliti tidak meluas, maka setiap penelitian ada batasannya. Dalam
penelitian kuantitatif batasan itu disebut dengan batasan masalah,
sedangkan dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus penelitian.
Merujuk pada pengertian fokus penelitian maka fokus penelitian
dalam penelitian ini mencakup 3 hal yaitu
1. Bentuk petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul
Qur’an Semarang.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program unggulan tahfidz, sains
dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
89
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum
pada program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an
Semarang.
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian
Data penelitian dalam penelitian ini dasarnya diperoleh dari data
informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung. Data meliputi
berbagai macam hal yang dicatat atau direkam oleh peneliti, baik melalui
catatan lapangan atau transkrip wawancara. Data tersebut berhubungan
dengan implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz sains dan
bahasa yakni petunjuk pelaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
serta faktor pendukung dan penghambat yang berkaitan dengan
implementasi kurikulum pada program unggulan di SD Daarul Qur’an
Semarang.
Sedangkan untuk sumber data pengumpulanya menggunakan sumber
data primer. Sumber data primer adalah sumber yang berlangsung
memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Lofland dan Lofland
(dalam Moleong 2012: 157) sumber data utama penelitian kualitatif ialah
kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.
Informan dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, waka kurikulum,
koordinator pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa, guru
pengampu program unggulan tahfidz sains dan bahasa serta responden
dalam penelitian ini yakni siswa-siswi SD Daarul Qur’an Semarang.
90
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, kerena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono,
2012: 308). Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber dan berbagai cara. Pada penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi:
a. Observasi
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 203) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan lingkungan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model observasi non
partisipan dalam arti peneliti tidak berperan secara langsung di dalam
proses pembelajaran, tetapi hanya mengamati. Hal yang di observasi
meliputi keberlangsungan proses pembelajaran yang ada di SD Daarul
Qur’an Semarang baik dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir, hingga
budaya sekolah dalam menunjang program unggulan tahfidz, sains dan
bahasa serta keadaan lingkungan sekitar SD Daarul Qur’an Semarang.
Peneliti membuat pedoman observasi untuk mencari data mengenai
pelaksanaan program unggulan dimulai dari kegiatan selama berlangsung
proses pembelajaran hingga evaluasinya, baik kegiatan di dalam maupun
91
kegiatan di luar kegiatan pembelajaran, serta kegiatan di dalam kelas,
maupun di luar kelas. Pedoman observasi yang dibuat berisi tentang
pokok-pokok rincian hal yang selanjutnya akan diteliti. Selain
mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan, pedoman
observasi ini mampu memberikan konteks dalam keseluruhan situasi
sosial, sehingga diperoleh pendangan yang lebih menyeluruh.
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2012:194) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara digunakan untuk
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam penelitian kualitatif, sering
menggabungkan teknik observasi partisipasif dengan wawancara
mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan
interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya.
Teknik wawancara yang dipilih peneliti dalam penelitian ini yakni
bentuk wawancara secara mendalam dengan teknik wawancara semi
terstruktur. Teknik wawancara ini tergolong dalam kategori in-depth
interview, yang di dalam proses pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara secara terstruktur. Teknik ini berfungsi sebagai proses
penemuan masalah secara lebih terbuka, selanjutnya pihak yang diajak
92
wawancara diminta berpendapat melalui ide-idenya, sehingga peneliti
harus mendengarkan secara teliti serta mencatat berbagai informasi yang
dikemukakan.
Wawancara ini ditujukan kepada kepala sekolah, waka kurikulum,
koordinator program unggulan tahfdz, sains dan bahasa, guru pengampu
program unggulan, serta siswa siswi SD Daarul Qur’an Semarang.
Kegiatan wawancara dilakukan guna mencari informasi mengenai
optimalisasi sekolah dalam implementasi kurikulum pada program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang. Dalam
penelitian ini, peneliti membuat pedoman wawancara yang berisi butir-
butir pertanyaan yang akan diajukan kepada informan dimana butir-butir
tersebut mencakup pertanyaan mengenai implementasi kurikulum pada
program unggulan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
program unggulan, serta faktor pendukung dan faktor penghambat
implementasi. Adanya pedoman wawancara ini diharapkan mampu
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam
menginterpretasi terkait pelaksanaan program unggulan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang (Sugiyonno, 2012: 329). Metode dokumentasi digunakan
peneliti untuk memperoleh data terkait petunjuk pelaksanaan implementasi
kurikulum, pelaksanaan program unggulan, dan kegiatan lain yang relevan
93
yang dilaksanakan di SD Daarul Qur’an Semarang. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari penggunaan
metode observasi dan wawancara, agar hasil penelitian lebih kredibel dan
dapat dipercaya serta untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya
dari proses belajar mengajar.
3.6 Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas). Kriteria keabsahan data
diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil lapangan dengan
yang diteliti. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012:273). Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik yang meliputi
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi yang kedua adalah
triangulasi sumber. Pengecekan data dilakukan dengan melakukan
observasi maupun wawancara pada beberapa sumber yang dirasa memiliki
keterkaitan dengan objek penelitian.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
94
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
2012 : 335)
Dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan analisis data
model Miles dan Hubermen. Pada saat peneliti mengumpulkan data,
peneliti melakukan pengumpulan data secara berlangsung dan setelah
pengumpulan data selesai dalam periode tertentu. Kegiatan analisis data
ini akan dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya yang diperoleh dirasa lengkap dan data
jenuh artinya tidak ditemukan lagi data yang berbeda dari data
sebelumnya. Aktivitas dalam analisis data, yakni data reduction (reduksi
data), data display (penyajian data), dan conclusions drawing/verification
(penarikan kesimpulan dan verifikasi). Model interaktif dalam analisis data
ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut .
Gambar 3. 1 Komponen dan Analisis data (Interactive Model)
(Sugiyono, 2012: 338)
95
Berikut merupakan penjelasan dari analisis data yang digunakan adalah:
a. Pengumpulan Data
Sebelum melakukan reduksi data, terlebih dahulu peneliti melakukan
pengumpulan data. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan sekunder,
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Dalam
mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan
(Sugiyono, 2012: 339).
Setelah melakukan pengumpulan data, kemudian peneliti melakukan
antisipatory atau antisipasi barulah bisa melakukan reduksi data dalam
penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan
oleh guru pengampu program unggulan tahfidz, sains dan bahasa.
Mereduksi data berarti merangkum, dalam penelitian ini data yang
sudah terkumpul akan dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok,
maksudnya sebelum data akan dianalisis, data yang sudah di kumpulkan
akan dirangkum, diringkas dan diambil data yang sekiranya berfokus pada
hal-hal penting yang sesuai dengan tema yang peneliti teliti. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
96
jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencari data bila diperlukan.
c. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data
atau menyajikan data. Melalui penyajian data tersebut, maka
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami. Dalam penelitian ini, peneliti akan penyajian data dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, draf dan
sejenisnya. Peneliti melakukan display data dengan tujuan untuk
memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan
kegiatan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
d. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan dalam peneliti ini menemukan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau
interaktif, hipotesis atau teori.
97
BAB IV
SETING (LATAR) PENELITIAN
4.1 Seting (Latar) Penelitian
4.1.1 Sejarah SD Daarul Qur’an Semarang
SD Daarul Qur’an Semarang berdiri pada tahun 2008 satu tahun setelah berdirinya
TK Daarul Qur’an Kids. SD Daarul Qur’an Semarang didirikan oleh Ustad Yusuf
Mansur, beliau sekaligus merupakan tokoh sentral yang mencetuskan ide
pendirian sekolah yang berbasis agama. Kota Semarang merupakan kota yang
dipilih sebagai cikal bakal beridirnya DaQu yang ada di Ketapang dan Kalibata.
Pada awalnya DaQu hanya memiliki 4 guru 1 muslim (Lukman Wahid) dan 4
(Sundari, Dewi, Septi, Muslimah). Pada awal beridirinya SD Daarul Qur’an
belum by design dalam artian bagian dari pengembangan belum direncanakan
secara matang dalam Grand Designed Pengembangan Yayasan Daarul Qur'an.
Namun demikian karena berbagai macam hal pendiriannya dapat berjalan
meskipun belum dipersiapan secara maksimal. Baru kesiapan konsep dan
kurikulum yang sudah ada cukup lama dan baik. SDM sudah ada menjelang
proses penerimaan siswa baru. Sementara sarana prasarana hanya memanfaatkan
rumah bambu 8 x 4 meter bekas Sentra TK.
Untuk awal pendidikan DaQu menempati 1 ruang bekas Sentra TK
dengan jumlah siswa 8 anak. SDM 1 Kepala Sekolah merangkap guru Bahasa
Inggris, Penjasorkes, dan Seni Budaya dan Keterampilan, 1 guru Matematika dan
98
IPA, 1 guru Bahasa dan Sosial, dan 1 guru PAI, dibantu 1 administrasi yang
membach-up KB dan TK I. Tentunya konsep dan kurikulum belum teraplikasikan
secara baik. Pada tahun kedua jumlah siswa baru menurun hanya dapat 6 siswa.
Karena ruang yang dipakai untuk ruang kelas dan kantor bersama tidak cukup
maka kami meminta 1 sentra lagi dari TK 2 Ruang kelas tersebut digunakan ruang
kelas untuk. Sementara untuk perkantoran gabung ruang kelas DaQu, walaupun
kondisinya tidak representatif.
Tahun ketiga perkembangan DaQu School Semarang semakin baik.
Adapun Perkembangan yang telah dicapai adalah sebagai berikut. Pertama,
peserta didik yang semakin banyak. Tertampung dalam 5 kelas. 1 kelas III, 2 kelas
II, dan 2 kelas I. Kedua, peserta didik mulai dapat berprestasi dalam berbagai
perlombaan. Ketiga, adanya respon baik Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Semarang Selatan. Mulai menjaga kualitas pembelajaran dan peningkatan
kompetensi guru. Keempat, sarana prasarana yang semakin lengkap, walaupun
masih sederhanan meamnfaatkan barang-barang bekas, menjadi tempat bermain
dan bermain aman yang mengasyikan. Kelima, pengembangan pembelajaran
dengan pendekatan tematik dan sistem moving class.
Pada tahun keempat dan tahun-tahun berikutnya, DaQu School mengalami
perkembangan yang pelan tapi pasti. Meskipun kondisi sarana prasarananya masih
sangat sederhana. Baik dari segi prestasi, pengembangan pembelajaran menjadi
Tematik, kualitas guru dan lain-lain. Di tahun ke tujuh setelah meluluskan 2
angkatan , Akreditasi pertama terlaksana dengan nilai A. DaQu School Semarang
menjadi salah satu SD swasta yang diperhitungkan di Semarang Selatan. Adapun
99
hal-hal penting, selama kepemimpinan ABDUL WAHID BASYIR, S.HI: Jumlah
kelas menjadi 12 kelas (Kelas 1 pararel 3). Prestasi akademik stabil. Respon
masyarakat tetap baik, sehingga calon siswa baru sudah ada yang indent. Sudah
maksimal dalam berkomunikasi dan membangun kemitraan dengan Cabang Dinas
Pendidikan. Program tahunan sekolah dapat direalisasikan dengan baik. Beberapa
guru dapat berprestasi di tingkat UPTD.
Prestasi siswa dan guru, dalam berbagai macam lomba. Di tingkat UPTD,
Kota Semarang, DaQu Pusat. Semakin lengkapnya sarana prasarana. Walaupun
secara keseluruhan masih sangat sederhana. Respon Positif masyarakat, untuk
menyekolahkan putra-putrinya di DaQu School Semarang. Dibandingkan dengan
banyaknya penurunan di sekolah yang lain. Penambahan jumlah kelas. Kelas I dan
II pararel 3. Baiknya hubungan kemitraan dengan UPTD Pendidikan Kec.
Semarang Selatan. Baiknya hubungan kemitraan dengan berbagai pihak. Realisasi
progarm dan kegiatan tahunan berjalan dengan baik. 5 Tahun Kedua sesuai
dengan Grand Designed Biro Fullday DaQu School adalah tahap ekspansif. Pada
tahap ekspansif yang menjadi fokus adalah mendistribusikan semua kebaikan
yang telah dilakukan dan dicapai kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Baik
mencakup konsep, kurikulum beserta aplikasinya, pengembangan SDM,
managerial, pengelolaan keuangan, dan lain-lain.
4.1.2 Letak Geografis SD Daarul Qur’an Semarang
SD Daarul Qur’an Semarang berlokasi di Jalan Pahlawan Gang Gergaji Palem
Raya nomor 153, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota
100
Semarang dengan luas pekarangan sekolah 1200 m². Batas-batas wilayah SD
Daarul Qur’an Semarang berdasarkan letak geografisnya yakni, sebelah utara
berbatasan dengan Perum Bulog Jawa Tengah serta Dinas Kominfo dan
Informatika Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Perum Perhutani Jawa
Tengah dan sebelah timur berbatasan dengan Perumahan warga.
4.1.3 Visi dan Misi SD Daarul Qur’an Semarang
Visi dari SD Daarul Qur’an Semarang adalah “Melahirkan Generasi Pemimpin
Bangsa dan Dunia yang Saleh dan berkarakter Qur’ani serta berjiwa Enterpreneur
dalam membangun peradaban islam di masa depan”.
Misi SD Daarul Qur’an Semarang
Untuk mencapai visi tersebut, SD Daarul Qur’an Semarang mengembangkan misi
sebagai berikut.
Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Al-Hadist yang
unggul, kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.
Mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al-Qur’an 30 juz yang
mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner dan berwawasan
luas serta menjadikan Daqu Methode (Iqomatul Wajib wa ihyaussunnah)
sebagai pakaian sehari-hari.
Mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah.
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka tujuan pendidikan SD
Daarul Qur’an Semarang adalah:
101
Memberikan bekal kepada peserta didik kemampuan dasar “Baca, Tulis
dan Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi
peserta didik.
Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama Islam
dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak untuk
mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang seluas-
luasnya demi li I’lai kalimatillah
Menyiapkan generasi Qur’ani yang Robbani, generasi yang cakap dan luas
serta tinggi kepahamannya tentang IPTEK, rajin beramal, dan berbakti
kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi anggota masyarakat
yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber daya baldatun
toyyibatun warabbun ghofuur.
Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan siswa
agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (dalam
dan luar negeri) dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta meningkatkan
kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitarnya.
Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup. Mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan dalam arti
luas, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya lingkungan.
102
Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta lapangan
kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai dengan minat dan
bakat serta mengembangkan sikap profesional.
4.1.4 Keadaan Guru/Pegawai SD Daarul Qur’an Semarang
SD Daarul Qur’an Semarang dikepalai oleh Bapak Fathurrohman, S.Pd.I dari
seluruh tenaga pengajar di SD Daarul Qur’an Semarang ada 28 guru yang menjadi
tim pengambang kurikulum. Keadaan guru dan pegawai yang dimiliki SD Daarul
Qur’an Semarang jika dijelaskan dengan tabel 4.1 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Guru/pegawai SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2018
Staf Pendidik/Kependidikan Jumlah
Guru 24 orang
Administrasi 5 orang
Penjaga Sekolah 2 orang
Tata Graha 3 orang
Driver Sekolah 1 orang
4.1.5 Keadaan Peserta Didik SD Daarul Qur’an Semarang
Jumlah keseluruhan peserta didik SD Daarul Qur’an Semarang untuk ajaran
2017/2018 dari kelas I-VI adalah 203 siswa dengan rincian laki-laki berjumlah
122 orang, perempuan berjumlah 81 orang. Terdiri dari kelas I sebanyak 51 siswa,
kelas II sebanyak 39 siswa, kelas III sebanyak 39 siswa, kelas IV sebanyak 30
siswa, kelas V sebanyak 20 siswa, kelas VI sebanyak 24 siswa. Keadaan peserta
103
didik di SD Daarul Qur’an Semarang jika dijelaskan dalam tabel 4.2 adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.2 Data Siswa SD Daarul Qur’an Semarang Tahun Ajaran 2017/2018
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 A (Al-Yasin) 10 7 17
I B (Ar-Rahman) 8 8 16
I C (Al-Waqi’ah) 9 9 18
II A (Al-Mulk) 6 6 12
II B (An-Nahl) 6 6 12
II C (Al-Qalam) 9 6 15
III A (Ad-Duha) 9 4 13
III B (An-Nabiya) 8 5 13
III C (As-Saf) 9 4 13
IV A (An-Nasr) 11 3 14
IV B (Al-Kahfi) 11 5 16
V (Al-Furqon) 13 7 20
VI A (Al-A’raf) 7 5 12
VI B (An-Nur) 6 6 12
TOTAL 122 81 203
104
4.1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Daarul Qur’an Semarang
Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an Semarang
antara lain: 14 ruang kelas, 2 ruang guru, 2 ruang perkantoran, 1 perpustakaan
sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang koperasi sekolah, 1 ruang lab.komputer, 1 ruang
lab.IPA dan 12 ruang kamar mandi sekolah. Keadaan sarana dan prasarana di SD
Daarul Qur’an Semarang jika dijelaskan dalam tabel 4.3 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Data Ruang SD Daarul Qur’an Semarang
Jenis Ruang Jumlah Jenis Ruang Jumlah
1. Unit sekolah 1 Unit 6. Ruang UKS 1 ruang
2. Ruang
Kelas/Belajar
14 ruang 7.Ruang
Koperasi Sekolah
1 ruang
3. Ruang
Guru/Pegawai
2 ruang 8.Ruang
Lab.Komputer
1 ruang
4. Ruang
Perkantoran
2 ruang 9. Lab. IPA 1 ruang
5. Perpustakaan
Sekolah
1 ruang 10. WC Sekolah 12 ruang
105
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Hasil Penelitian
5.1.1 Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD Daarul
Qur’an Semarang
Petunujuk pelaksanaan memiliki peran penting dalam implementasi kurikulum
pada satuan pendidikan. Petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum dijadikan
pedoman oleh semua warga sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum,
karena di dalamnya memberikan informasi mengenai konsep dasar kurikulum
yang diterapkan, berbagai komponen isi kurikulum serta teknis implementasi di
lapangan. Kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang yakni
KTSP untuk kelas 3 dan 6 serta Kurikulum 2013 untuk kelas 1,2 4 dan 5.
Berdasarkan metode dokumentasi yang telah dilakukan peneliti, petunjuk
pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang tertulis
dalam Buku Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang. Buku tersebut disusun oleh
Tim Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Daarul Qur’an
Semarang yang akan dijelaskan pada tabel 5.1 sebagai berikut.
106
Tabel 5.1Tim Penyusun Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang
KETUA
NAMA JABATAN
Fathurrohman, S.Pd.I Kepala Sekolah
ANGGOTA 1. Ririn
Wijayanti,
S.Pt., M.Si
Waka I Bid Kurikulum / Guru Mapel IPA
2. Sutopo, S.Pd Waka II Bid Kesiswaan /
Guru Mapel B. Inggris
3. Zaenal
Musta’in, Al
Hafidz
Korbid. Tahfidz & Tahsin
4. Nur Wahyu
Hidayat, A.Md
Korbid. Sarana & Prasarana /
Guru Mapel PAI &
PKn/ Walas Kelas VI
5. Dewi
Puspitasari, S.S
Korbid. Kerumahtanggan/Guru B
Inggris/
Walas Kelas IV
6. Lailatul
Mardliyah
Guru Tahsin tahfidz / Walas Kelas III
7. Nurul Fuad Guru Arabic / Walas kelas III
8. Wiwik Sumanti Walas Kelas VI
9. Muhammad
Zuhri, S.Pd
Koordinator Laboratorium /Walas Kelas V
10. M. Yudi Guru Penjasorkes / Walas Kelas III
107
Sapyiudin,
S.Pd
11. Sri Wardani,
S.Pd
Walas Kelas II
12. Riyadus
Sholikhin
Walas Kelas II
13. Dzawis
Saadah, Al
Hafidzoh
Guru TahsinTahfidz
14. Nur Wahidah,
S.Pd
Walas kelas IV
15. Ahmad Najib,
S.Pd.I
Guru B. Arab & PAI
16. Nailatul Yusro Guru Matematika / Walas kelas II
17. Ulfa Muth
Mainah
Guru B. Arab / Walas kelas I
18. Riris
Sulistyowati
Guru B. Jawa / Walas kelas I
19. Novia Irmawati Kor.bid Bahasa dan Budaya/
Guru Science dan B. Inggris
20. Manar
Abdurra’uf
Fatin, S.Pd.
Guru Math & B. Inggris
21. Sabrina
Prakasiwi, S.Pd
Walas kelas 1
22. Moh. Wahib Guru Tahsin Tahfizh
108
23. Noor Laili
Nafisah, S.Pd.I
Guru Tahsin Tahfidz
24. Esa Dewi
Amalasari
Korbid. Keuangan
25. Tri Widayanti Customer Cervice
26. Nunuk
Paramida
Bagian Umum
27. Annisah
Sholihuddin
Administrasi
28. Nisa
Mustikayani
PJ Perpustakaan
Buku pedoman kurikulum terdiri dari 4 bagian yakni pendahuluan, tujuan,
struktur dan muatan kurikulum serta kalender pendidikan. Pada bab 1 pendahuluan
terdiri atas latar belakang kurikulum SD Daarul Qur’an, tujuan pengembangan
kurikulum SD Daarul Qur’an dan prinsip pengembangan kurikulum SD Daarul Qur’an.
Penjelasan mengenai isi bab 1 adalah sebagai berikut.
a. Latar Belakang Kurikulum SD Daarul Qur’an
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi
mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada beberapa aspek pendidikan,
termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar pun menjadi perhatian
dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
109
kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-
Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (2)
ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum SD Daarul Qur’an).
Kurikulum SD Daarul Qur’an adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum
Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada
standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari BSNP. Di dalam
dokumen Kurikulum SD Daarul Qur’an ini, dibahas sebagaimana dimaksud oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup :
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan Kurikulum SD Daarul Qur’an.
2. Beban belajar bagi peserta didik SD Daarul Qur’an.
3. Kalender pendidikan sebagai acuan pelaksanaan program
4. Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
b. Tujuan Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an
Tujuan Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an yang mengacu pada standar
nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi, standar proses, standar
110
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
prasarana, standar pengolahan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Kurikulum SD Daarul Qur’an disusun agar dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk:
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk memahami dan menghayati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermanfaat.
Tujuan pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an adalah untuk membuat
langkah-langkah strategis tentang pelaksanaan kurikulum yang diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai visi SD Daarul Qur’an yaitu “Mendidik
Generasi Insan Robbani, yang berjiwa Qur’ani, berwawasan internasional dan berdaya
saing Global.” Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an ini sudah melalui tahap
evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum SD Daarul Qur’an tahun ajaran 2015/2016.
c. Prinsip Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an
Kurikulum SD Daarul Qur’an dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan
atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah. Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an mengacu
pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun
111
oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan
Kurikulum SD Daarul Qur’an untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum SD Daarul Qur’an
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai
dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
112
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
113
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada bab 2 dalam dokumen kurikulum dijelaskan tentang tujuan yang
berisi visi, misi sekolah dan tujuan pendirian sekolah. Penjelasan mengenai
bab2 adalah sebagai berikut.
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar meletakkan dasar
kecerdasan pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam proses
pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif, afektif dan
psikomotorik.
a. Visi
Melahirkan Generasi Pemimpin Bangsa dan Dunia yang Saleh dan
Berkarakter Qur’ani serta Berjiwa Entrepreneur dalam Membangun
Peradaban Islam Masa Depan
114
b. Misi
1. Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al Qur’an dan Al-Hadist
yang unggul, kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.
2. Mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al Qur’an 30 juz
yang mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner dan
berwawasan luas serta menjadikan Daqu Method (Iqomatul Wajib wa
ihyaussunnah) sebagai pakaian sehari-hari.
3. Mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah
c. Tujuan Pendirian Sekolah
1. Memberikan bekal kepada peserta didik kemampuan dasar “Baca,
Tulis dan Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi peserta didik.
2. Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama
Islam dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan
anak untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang
seluas-luasnya demi li I’lai kalimatillah
4. Menyiapkan generasi Qur’ani yang Robbani, generasi yang cakap
dan luas serta tinggi kepahamannya tentang IPTEK, rajin beramal,
dan berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi
anggota masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai
sumber daya baldatun toyyibatun warabbun ghofuur.
115
5. Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan
siswa agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi (dalam dan luar negeri) dan mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian,
serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitarnya.
6. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup.
Mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan
prinsip pendidikan dalam arti luas, dengan mengoptimalkan
pemanfaatan, sumber daya lingkungan.
7. Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta
lapangan kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai
dengan minat dan bakat serta mengembangkan sikap profesional.
Pada bab 3 dokumen kurikulum berisi Struktur, Muatan Kurikulum
dan Standar Kompetensi Lulusan pada Struktur Kurikulum mencakup
Kelompok Mata Pelajaran, Cakupan Mata Pelajaran serta Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar. Muatan Kurikulum berisi muatan tiap-tiap
mata pelajaran yang terbagi dalam muatan nasional, muatan lokal,
pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar,
kenaikan kelas, kelulusan, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global, Daqu Methode, serta mutasi. Penjelasan mengenai bab 3 adalah
sebagai berikut.
116
a. Struktur kurikulum
1. Kelompok mata pelajaran
Struktur kurikulum SD Daarul Qur’an memuat kelompok mata
pelajaran sebagai berikut :
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (Daqu
Methode)
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan
Kelompok mata pelajaran bahasa
Kelompok mata pelajaran estetika
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran pengembangan diri
Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut diimplementasikan
dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara
menyeluruh dengan menggunakan Kurikulum 13 untuk kelas 1, 2, 4
dan 5 serta KTSP untuk kelas 3 dan 6. Cakupan dari masing-masing
kelompok itu dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan.
Struktur kurikulum yang digunakan oleh SD Daarul Qur’an akan
dijelaskan pada tabel 5.2 sebagai berikut.
117
Tabel 5.2 Struktur Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang
NO
KOMPONEN
KELAS DAN ALOKASI
WAKTU
1 2 3 4 5 6
A. MUATAN NASIONAL
1 PAI 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika 4 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 6
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2
7 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2
8 Pend. Jasmani, OR dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2
9 Tematik 14 14 16 16
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Arab 2 2 2 2 2
2 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
3 KPDL - - - 2 2 2
4 Komputer 1 1 1 1 1 1
5 Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3
C. PENGEMBANGAN DIRI
a. Tahsin 7 2 2 2 2 2
b. Tahfidz 2 7 7 7 7 7
c. Pramuka - 2 2 2 2 -
JUMLAH 37 41 41 46 46 46
118
2. Cakupan kelompok mata pelajaran
Tabel 5.3 Cakupan kelompok mata pelajaran SD Daarul Qur’an Semarang
N
o
KELOMPOK
MATA
PELAJARAN
CAKUPAN
1 Agama dan Akhlak
Mulia/
(Daqu Method)
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia serta mampu mengaplikasikan
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaannya dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar
kefahaman dan kemampuannya.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dan pendidikan
agama.
2 Kewarganegaraan dan
Kepribadian
Kelompok kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran akan wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, pengharapan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak dan sikap serta
perilaku anti KKN.
119
3 Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu
pengetahuan dimaksudkan untuk memberikan
dasar bagi penguasaan logik dan ilmu
pengetahuan serta membudayakan berpikir
ilmiah secara ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri untuk menumbuhkan sikap ilmiah yang
merupakan dasar bagi penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4 Bahasa Kelompok mata pelajaran bahasa di maksudkan
untuk memberikan bekal ilmu alat kepada
peserta didik, sehingga harapannya dapat
digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan
dan teknologi, keyakinan beragamanya,
berkomunikasi dengan masyarakat luas di era
globalisasi dan mengekspresikan
pengalamannya.
5 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasikan
keindahan. Sehingga diharapkan mampu
menikmati dan mensyukuri hidup dalam
kehidupan bermasyarakat sehingga mampu
menciptakan kehidupan yang harmonis.
6 Jasmani, Olah Raga
dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran, olah raga dan
kesehatan dimaksudkan unutk mengembangkan
dan meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama dan hidup sehat
120
7 Pengembangan Diri Kelompok mata pelajaran Pengembangan Diri
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi dan
bakat-bakat khusus dalam bidang teknologi,
kepramukaan, olah raga, seni, dan keterampilan
yang bermanfaat dalam menghadapi tantangan
kehidupan secara mandiri
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi
(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,
Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi
Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi
prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah
121
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi
acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan
dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di
SD Daarul Qur’an Semarang dijelaskan pada tabel 5.4 sebagai berikut.
Tabel 5. 4 KI KD SD Daarul Qur’an Semarang
KOMPETENSI INTI
KELAS I DAN KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
1. Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya
1. Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur,
disiplin,tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan guru
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman,
tetangga,dan guru.
122
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah dan di sekolah
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang
estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya.
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, tetangga,
dan guru.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, dan cinta tanah air
dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, tetangga, dan
guru.
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
3. Memahami pengetahuan faktual
dan konseptual dengan cara
123
[mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
mengamati dan mencoba
[mendengar, melihat, membaca]
serta menanya berdasarkan rasa
ingin tahu secara kritis tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, logis, dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi
Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten
untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya
pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat
dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin
124
ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang
dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian
landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7 untuk
kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah
filosofi esensialisme dan perenialisme.
b. Muatan kurikulum
1. Muatan nasional
a. Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran Agama Islam di sekolah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
125
3. Menumbuhkan pribadi yang bersemangat mengaplikasikan
keyakinan dan kesadaran agamanya atas dasar kefahaman, sehingga
melahirkan pribadi yang konsisten (istiqomah) dalam menegakkan
kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
4. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-
orang mukmin, melalui penanaman aqidah secara benar,
menumbuhkan harapan (roja’) akan perjumpaan dengan Allah,
membiasakan untuk menyebut nama Allah dengan istighfar, tasbih,
tahlil dan takbir.
5. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul,
melalui penumbuhan gemar membaca Al Qur’an dan Sunnah Rasul
serta menghafal dan mengaplikasikan dalam kehidupannya.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah bertujuan
agara peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa – bangsa lain.
126
4. Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
c. Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti, seta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
d. Matematika
Mata pelajaran matematika di sekolah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
127
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
e. IPA
Mata pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
128
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
f. IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
129
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional dan global.
g. Seni Budaya dan Keterampilan
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
keterampilan.
3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan.
4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan
dalam tingkat lokal, regional maupun global.
h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengembangka keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
lebih baik.
130
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan
yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik
yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta
memiliki sikap yang positif.
2. Muatan Lokal
a. Bahasa Jawa
Mulok bahasa jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
peserta didik dengan menggunakan bahasa daerahnya. Meningkatkan
kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra daerahnya.
2. Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya
daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional.
3. Mengenalkan seni suara daerah dalam rangka melestarikan budaya
lokal.
131
4. Membekali peserta didik untuk memiliki jiwa seni dan kehalusan
budi.
5. Berkomunikasi secara benar dan sopan.
6. Menerapkan nilai-nilai kultural jawa dalam aspek kehidupan sehari-
hari.
b. Kepedulian Pada Diri dan Lingkungan
Tujuan :
1. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.
2. Memiliki budi pekerti yang luhur.
3. Mampu menaati aturan yang berlaku.
4. Mampu menerapkan etika pergaulan yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menyadari sebagai makhluk sosial sehingga perlu dikembangkan
sikap bekerja sama dengan orang lain.
6. Mengembangkan sikap sosial sebagai dasar untuk berinteraksi
terhadap sesama.
c. Bahasa Inggris
Mulok bahasa inggris bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi
internasional.
2. Membekali peserta didik untuk menghadapi tuntutan dalam rangka
menyongsong era globalisasi.
132
d. Bahasa Arab
Mulok bahasa Arab bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi
internasional dikalangan umat Islam.
2. Membekali peserta didik untuk dapat belajar agama Islam melalui
kitab-kitab atau buku-buku tentang Islam dengan bahasa ibunya.
3. Menanamkan perasaan lebih cinta kepada Islam dan budaya yang
melingkupinya.
e. Komputer
Mulok komputer bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Menguasai teknologi modern yang bermanfaat bagi kehidupannya
di masa depan.
2. Mengoperasikan komputer program Ms Word dan Ms Excel.
3. Menjadikan komputer sebagai sumber dan media pembelajaran.
f. Math
Mulok Math bertujuan agar peserta didik memiliki kemapuan sebagai
berikut.
1. Mampu memahami konsep matematika, mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain, dan mampu
mengaplikasikan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menunjang kemapuan berbahasa inggris siswa
133
3. Mampu mengaplikasikan bahasa asing dalam pemecahan masalah
yang berkaitan dengan matematika.
g. Science
Mulok Science bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Menunjang kemampuan berbahasa inggris siswa dalam mengenali
ciptaan Allah dan lingkungannya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Sains
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan serta
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
3. Pengembangan diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat minat dan potensi
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
134
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Adapun kegiatan pengembangan diri di SD Daarul Qur’an meliputi :
a. Kewiraan terdiri atas ( Pramuka-SIT,PASKIBRA/Tim Upacara
Bendera)
b. Olahraga (Futsal, Taekwondo, Panahan)
c. Seni (Marching Band, Rebana, Tari,Tilawah)
d. Life Skill (TIK, Kelompok Bahasa Inggris/English Club)
e. BTQ Baca, Tulis Qur’an (tahsinuttilawah dengan metode Yanbu’a)
f. Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al Qur’an sesuai dengan kemampuan dan
target sekolah).
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera
dalam kurikulum dan dapat digambarkan pada tabel 5.5 sebagai berikut.
Tabel 5. 5 Beban Belajar SD Daarul Qur’an Semarang
KELAS
SATU JAM
PEMBELAJAR
AN
TATAP MUKA
PER-MENIT
JUMLAH JAM
PEMBELAJAR
AN
PER-MINGGU
MINGGU
EFEKTIF
PER-
TAHUN
PELAJARA
N
WAKTU
PEMBELA
JARAN/JA
M PER-
TAHUN
I 35 37 40 1480
II 35 41 40 1640
III 35 41 40 1640
IV 35 46 40 1840
V 35 46 40 1840
VI 35 46 35 1840
135
5. Ketuntasan Belajar
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI
SD DAARUL QUR’AN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SEMESTER : (1 SATU)
Tabel 5. 6 Ketuntasan Belajar SD Daarul Qur’an Semarang
N0 Mapel
Kelas
1 2 3 4 5 6
A MUATAN NASIONAL
1 PAI 76 75 75 75 75 77
2 PKN 75 76 75 75 70 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75
4 Matematika 75 75 - 75 70 70
5 Math 70 73 73 70 73 -
6 IPS - - 75 75 70 70
7 IPA - - - 75 70 71
8 Science 79 72 70 73 72 -
9 SBK 75 78 78 75 70 78
10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77
B MUATAN LOKAL
1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72
2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70
3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75
4. KPDL - - - - - 75
C. PENGEMBANGAN
DIRI
Tahsin B B B B B B
Tahfidz B B B B B B
Pramuka B B B B B B
Komputer B B B B B B
136
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI
SD DAARUL QUR’AN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SEMESTER : 2 (DUA)
N0 Mapel
Kelas
1 2 3 4 5 6
A MUATAN NASIONAL
1 PAI 76 75 75 75 75 77
2 PKN 75 76 75 75 70 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75
4 Matematika 75 75 - 75 70 70
5 Math 70 73 73 70 73 -
6 IPS - - 75 75 70 70
7 IPA - - - 75 70 71
8 Science 79 72 70 73 72 -
9 SBK 75 78 78 75 70 78
10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77
B MUATAN LOKAL
1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72
2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70
3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75
4. KPDL - - - - - 75
C. PENGEMBANGAN
DIRI
Tahsin B B B B B B
Tahfidz B B B B B B
Pramuka B B B B B B
Komputer B B B B B B
137
6.Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan
penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut.
a. Kriteria kenaikan kelas
1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai
tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk
mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SD Daarul Qur’an
Semarang.
2) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.
b. Penentuan kenaikan kelas
1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi
pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan.
2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas .....
3) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.
7.Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
138
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. Lulus Ujian Nasional
c. Kriteria dan Penentuan kelulusan
a. Kriteria kelulusan
Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Memiliki rapor kelas VI.
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00
b.Penentuan kelulusan
1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/
budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2
kelas VI Sekolah Dasar.
139
3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas
terakhir.
c. Strategi penanganan bagi siswa yang tidak naik kelas :
1. Komunikasi aktif dengan orang tua
2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa: tambahan pelajaran,
bimbingan konseling personal.
3. Pemantauan efektif tiga bulanan
d. Strategi penanganan bagi siswa tidak lulus :
1. Komunikasi aktif dengan orang tua
2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa: tambahan pelajaran,
imbingan konseling personal, pemantauan efektif tiap bulanan.
4. Menyertakan siswa dalam kejar paket A
8.Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SD Daarul Qur’an Semarang
sudah terintegrasi dalam semua mata pelajaran yang ada.
9. Daqu Methode
Daqu Methode merupakan program pembiasaan khas SD Daarul Qur’an yang
membedakan sekolah Daqu dengan sekolah-sekolah lain dalam rangka
pembentukan karakter yang meliputi :
a. Pembiasaan Sholat wajib berjama’ah tepat watu diawal waktu
140
b. Pembiasaan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah
c. Pembiasaan sholat sunnah dhuha sebelum KBM
d. Pembiasaan membaca asmaul khusna, tahfidz, dan Murojaa’h (mengulang-
ulang hafalan Al Qur’an)
e. Pembiasaan Hafalan surat-surat al-Ma’sturat (yaasin, al-waQi’ah, al-Mulk,
dan ar-Rahman)
f. Pembiasaan puasa senin dan kamis
g. Mabit dan Qiyamullail (tahajud for kids)
h. Pembentukan Karakter melalui pembiasaan:
1. Membudayakan senyum, salam, sapa, sopan dan santun
2. Membudayakan hidup bersih, sehat dengan membiasakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
3. Membiasakan menggosok gigi setelah makan siang
4. Membudayakan berpakaian rapi dan berseragam lengkap
5. Mentaati tata tertib yang berlaku
6. Keteladanan mengikuti kegiatan bakti sosial di masyarakat
7. Mengumpulkan dana bantuan sosial dan bencana alam
8. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
9. Membiasakan budaya antri, dan tertib (dalam berwudhu, ditempat makan,
berbaris sebelum masuk kelas)
10. Membiasakan siswa memimpin pembacaan ikrar dan asmaul khusna
11. Membisakan memimpin untuk membuka dan menutup pelajaran
12. Membiasakan menyiapkan kebutuhan sekolah sendiri.
141
i. Sertifikasi Al Qur’an (haflah Hifdzil Qur’an)
Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan rasa cinta
terhadap Al Qur’an dan menanamkan nilai-nilai Al Qur’an serta memberikan
apresiasi dan pengakuan/pengesahan atas hafalan siswa, dan membangkitkan
semangat hafalan para siswa.
10. Mutasi Siswa
1. Siswa melapor kepada kepala sekolah asal untuk mendapatkan surat ijin mutasi
dengan membawa syarat-syarat kelengkapan untuk melakukan mutasi
2. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan dokumen
syarat lain kepada operator sekolah
3. Siswa melapor ke dinas pendidikan dengan membawa tanda bukti mutasi yang
telah ditandatangani oleh kepala sekolah
4. Dinas Pendidikan mengesahkan mutasi siswa (Kepala Dinas/Pejabat yang
berwenang mengesahkan tanda bukti mutasi siswa)
5. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan dokumen
syarat lain (surat pengantar dari dinas pendidikan setempat) sesuai dengan
ketentuan dinas pedidikan setempat kepada operator sekolah.
6. Menyerahkan 3 (tiga) lembar surat kepada siswa yang bersangkutan untuk 1
(satu) lembar diberikan kepada dinas pendidikan tujuan, 1 (satu) lembar untuk
sekolah tujuan, dan 1 (satu) lembar disimpan sebagai arsip siswa, dan 2 (dua)
lembar lainnya disimpan sebagai arsip dinas pendidikan dan arsip sekolah asal..
142
c. Standart kompetensi lulusan
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara nasional, kegiatan pembelajaran di SD Daarul Qur’an mengacu pada
standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut :
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku ras dan golongan sosial
ekonomi di lingkungan sekitarnya.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis dan
kreatif.
6. Mewujudkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik.
7. Mewujudkan rasa keingintahuan yang tinggi dalam menyadari potensinya.
8. Mewujudkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Mewujudkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitarnya.
10. Mewujudkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungannya.
11. Mewujudkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, negara dan tanah air
Indonesia.
12. Mewujudkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
143
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dengan kelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri
dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Mewujudkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan
berhitung.
Standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP tersebut, selanjutnya
di SD Daarul Qur’an dikelompokkan menjadi empat kemampuan yaitu:
1. Kemampuan Religiusitas
Kemampuan religiusitas adalah kemampuan untuk memiliki aqidah yang
bersih, ibadah yang benar dan orientasi hidup yang lurus semata-mata karena
Allah yang nantinya mengantarkan seorang mukmin pada keberhasilan hidup di
dunia dan di akherat sebagai kehidupan yang sebenarnya.
2. Kematangan Emosional
Kematangan emosional adalah kemampuan seorang untuk melihat
potensinya, kelebihan dan kekurangannya, keberadaan orang lain di sekelilingnya,
membangun komunikasi dan bekerja sama, menaruh empati kepada sesama dan
semua makhluk menuju kepada ketinggian dan keluhuran akhlak.
3. Kecerdasan Intelektual
144
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan berpikir sistematis yang
dimulai dari identifikasi masalah, hipotesa, analisa, merancang dan melakukan
penelitian serta mengambil kesimpulan, yang harapannya anak akan mampu
membuka pintu-pintu dunia untuk kebaikan kehidupan manusia.
4. Keterampilan Hidup
Keterampilan hidup adalah kemampuan untuk menyelesaikan urusan-
urusan pribadi terkait dengan kehidupan sehari-hari serta keterampilan yang
terkait dengan pekerjaan, sehingga harapannya anak mampu menjadi pribadi-
pribadi mandiri dan profesional.
145
Dalam bab 4 dokumen kurikulum terdapat kelender pendidikan, satu tahun terbagi
atas dua semester yakni semester 1 dan semester 2. Gambaran kalender kurikulum
SD Daarul Qur’an dijelaskan pada tabel 5.6 sebagai berikut.
Tabel 5. 7 Kalender Pendidikan SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2017/2018
146
SMT
DUA Mg Sn Sl R K J Sb
1 2 3 4 5 6 6-Jan Libur Semester 1
7 8 9 10 11 12 13 8 Awal masuk semester 2
14 15 16 17 18 19 20 13 OKUB gelombang 1
21 22 23 24 25 26 27 18 Field Trip Kelas 1-3
28 29 30 31
1 2 3 16 Tahun Baru Imlek
4 5 6 7 8 9 10 17 Outbond dan daqu expo
11 12 13 14 15 16 17 24 OKUB gelombang 2
18 19 20 21 22 23 24 Swimming activity
25 26 27 28
1 2 3 16-Aug UTS Semester Genap
4 5 6 7 8 9 10 17 Fiedtrip Kelas 1-5
11 12 13 14 15 16 17 18 Hari Raya Nyepi
18 19 20 21 22 23 24 23 Persiapan proges report
25 26 27 28 29 30 31 24 Penerimaan Proges Report
1 2 3 4 5 6 7 13-Dec Mabit Kelas 1, 3, dan 5
8 9 10 11 12 13 14 13 Isra Mi'raj
15 16 17 18 19 20 21 14 OKUB gelombang 3
22 23 24 25 26 27 28 27 Gersena
29 30 Swimming activity
1 2 3 4 5 1 Hari Buruh Nasional
6 7 8 9 10 11 12 12-Jul Perkiraan US
13 14 15 16 17 18 19 10 Kenaikan Isa Almasih
20 21 22 23 24 25 26 14-15 Libur awal Ramadhan
27 28 29 30 31 16-25 UAS Semester Genap
29 Hari Raya Waisak
1 2 1 Hari Lahir Pancasila
3 4 5 6 7 8 9 2 Akhirussanah
10 11 12 13 14 15 16 5-Apr Sanlat Ramadhan
17 18 19 20 21 22 23 7-Jun Persiapan progess report
24 25 26 27 28 29 30 8 Penerimaan progess report
31 15-16 Hari Raya Idul Fitri
Sep-31 Libur lebaran & semester genap
JUNI 2018
JANUARI 2018 KETERANGAN
FEBRUARI 2018
MARET 2018
Apr-18
MEI 2018
147
5.1.2 Implementasi Kurikulum pada Progam Unggulan Tahfidz
Sains dan Bahasa
Setiap satuan pendidikan memiliki konsep penyelenggaraan yang membedakan
antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain, konsep penyelenggaraan
pendidikan pada satuan pendidikan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh satuan
pendidikan tersebut. Dalam hal ini konsep penyelenggaraan yang ada di SD
Daarul Qur’an Semarang secara umum terbagi dalam 5 hal yakni pendidikan
terintegrasi dan bersinergi, pendidikan berkarakter serta adanya penerapan sistem
kelas kecil, fullday school serta moving class.
Konsep penyelenggaraan sekolah yang terintegrasi, sistem kelas kecil, full
day school dan moving class sesuai dengan kutipan Bapak Fathurrohman selaku
kepala sekolah yang menyatakan bahwa,
Konsep kami itu yang pertama bahwa pendidikan harus terintegrasi,artinya
sekolah memiliki tanggung jawab, orang tua, dan juga peserta didik itu sendiri,
jangan sampai ada orang tua yang memiliki pemikiran bahwa ketika
menyekolahkan anaknya di SD Daarul Qur’an anak hanya menjadi tanggung
jawab sekolah 100% jadi kami sangat memerlukan keterlibatan orang tua
sehingga terintegrasinya keseluruhan. Selanjutnya, konsep yang ada disini yaitu
konsep kelas kecil dalam satu kelas maksimal hanya ada 15-18 siswa, kemudian
karena sudah menerapkan full day school (sehari penuh berada di sekolah) maka
kita membuat movingclass pendekatan yang kami lakukan yakni kami
memposisikan diri sewaktu waktu guru bisa menjadi teman, menjadi orang tua
kedua setelah dirumah, jadi hubungan antara guru dan siswa sangat dekat supaya
mereka nyaman untuk belajar. Ketika orang tua memasukkan anaknya di sekolah
DaQu kita dari awal sudah ada komitmen bahwa apabila ada hal-hal yang menjadi
kendala di tengah jalan akan kita selesaikan bersama, support dan dukungan orang
tua diwujudkan dalam kerjasama komite sekolah dan koordinator wali murid di
setiap kelas, hal ini merupakan komponen yang sangat membantu bahwa ketika
ada hal-hal apapun yang akan kita laksanakan bisa lebih baik jadi kami tidak
bergerak sendiri. Alhamdulillah, komite juga sudah bagus, kita ada program-
program pengembangan untuk komite terutama ada kajian (perenting) untuk
148
orang tua kemudian biasanya support untuk kegiatan-kegiatan besar kita libatkan
orang tua dalam kepanitiannya misalkan kita ada penyembelihan hewan qurban,
open house. Peran wali kelas sangat membantu siswa yang mengalami masalah
dalam belajar, hal ini terbantu oleh adanya penerapan kelas kecil sehingga
perhatian kepada anak yang bermasalah menjadi penuh, dalam penerapan
kurikulum juga terbantu adanya program pengayaan dan remedial (Fathurrohman,
2018/3/7).
Pendapat yang sama mengenai konsep pendidikan SD Daarul Qur’an
Semarang yang bersinergi, sistem moving class, dan kelas kecil juga disampaikan
kembali oleh Ibu Novia selaku koordinator program unggulan bahasa dan budaya
yang menyatakan bahwa,
Bentuk penyelenggaraan pendidikan disini adalah bersinergi, semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah akan didukung. Disini memang
menggunakan kelas kecil dan moving class sehingga lebih enak karena memang
ruangan kita juga kecil juga, jadi 15 anak perkelas sudah terasa banyak. Biar
mereka tidak bosan kita ada sistem moving class, jadi anak-anak bisa belajar
dimana saja. Sistem moving class nya tidak terjadwal, namun hanya pelajaran IT
saja kita yang terjadwal. Untuk penggunaan moving class diluar kalau misalnya
tidak dipakai kita bisa menggunakan. Penggunaan kelas di luar pun disesuaikan
dengan materi yang dipelajari. Untuk tempat duduk anak juga bisa berubah setiap
saat kadang berbentuk letter-U kadang berbentuk perkelompok/grouping, kalau
grouping kita juga lebih enak karena dalam grouping kemampuan anak berbeda-
beda ada peer teaching, maksutnya anak yang pinter bisa memberi tahu anak yang
kurang pinter, tujuan penerapan model seperti ini supaya kedepannya pandangan
mereka enak, merekapun juga berkomunikasi dengan temannya juga enak, karena
kadang ada anak-anak yang malu kalau bertanya kepada gurunya jadi
penerapannya kaya think pare share ketika merek berpikir satu baru mereka share
ketemennya dan baru mereka mengungkapkan. (Novia, 2018/3/9).
Bentuk penyelanggaraan pendidikan di SD Daarul Qur’an Semarang
adalah pendidikan berkarakter, hal ini senada dengan pernyataan yang
disampaikan oleh Ibu Ririn selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang
menjelaskan bahwa,
Konsep pendidikan yang diterapkan disini adalah Pendidikan Berkarakter,
konsep yang telah direncanakan dari Dinas sebenarnya sudah kita terapkan sejak
149
dahulu. Jadi kalau dulu ada PAI dan dipecah-pecah ada aqidah, akhlak dan fiqih
selanjutnya kita gabung dan kita lebih mengarahkan ke implementasi sehari-
harinya, sehingga anak-anak tidak lagi belajar teori tetapi langsung praktik,
diwujudkan dalam program DaQu Method (Ririn, 2018/3/16).
Karakter yang dimaksud yakni karakter yang sesuai dengan karakter pendidikan
Al Qur’an seperti yang disampaikan oleh Bapak Zainal selaku kordinator program
unggulan tahfidz yang menyatakan bahwa,
Secara garis besar konsep yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang
kembali ke visinya yakni kembali ke Al Qur’an, dimana semua pembelajaran
yang ada disini berlandaskan Al Qur’an. Visi utamanya melahirkan pemimpin
dunia yang berlandaskan Al Qur’an. Intinya di semua pembelajaran ditekankan
karakter anak bisa terbangun dengan karakter Al Qur’an (Zainal, 2018/4/10).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa konsep penyelenggaraan
pendidikan di SD Daarul Qur’an Semarang terdiri atas 5 hal yaitu:
a. Konsep pendidikan terintegrasi dan bersinergi
Integrasi yang dimaksud yakni kerjasama antara guru, siswa dan wali murid
dalam menjalankan program-program sekolah yang telah direncanakan. Wali
murid memiliki peran dalam mendidik siswa ketika dirumah, sehingga akan
membantu guru dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh sekolah.
b. Konsep pendidikan karakter
Pendidikan karakter diwujudkan dalam pembiasaan-pembiasaan yang ada di
dalam program DaQu Methode dan sesuai dengan karakter Al Qur’an serta visi
misi yang hendak dicapai SD Daarul Qur’an.
150
c. Konsep Kelas Kecil
Dalam satu kelas terdapat 15-18 siswa, hal ini dikarenakan kondisi gedung
sekolah namun konsep ini menjadikan perhatian guru kepada siswa menjadi lebih
terfokus.
d. Konsep Full Day School
Pembelajaran dimulai pukul 07.00-13.55 untuk kelas 1, pukul 07.00-14.30 untuk
kelas 2 dan 3 serta pukul 07.00-15.05 untuk kelas 4,5 dan 6.
e. Konsep Moving Class
Siswa dapat belajar di luar kelas sesuai dengan materi pada mata pelajaran yang
diajarkan sehingga siswa dapat belajar di ruang kelas, mushola, saung, kolam
renang, aula.
151
5.1.2.1 Implementasi Program Unggulan Tahfidz
a. Perencanaan
Mengacu pada visi dan misi yang dimiliki oleh masing-masing satuan pendidikan,
maka setiap satuan pendidikan memiliki program yang digunakan untuk mencapai
visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti, SD Daarul Qur’an memiliki tiga program unggulan. Latar
belakang adanya program unggulan yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang,
mengacu pada tiap tujuan yang ingin dicapai pada program unggulan tersebut
serta merupakan bagian dari proses perencanaan implementasi kurikulum. Adanya
Gambar 5. 1 Kolam renang, saung dan ruang kelas yang digunakan untuk
pembelajaran
152
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa tidak lepas dari cita-cita yang dimiliki
oleh pendiri sekolah Ustadz Yusuf Mansyur yang akan dijabarkan sebagai berikut.
Secara umum latar belakang adanya program unggulan tahfidz yakni ingin
mencetak generasi pengahafal Al Qur’an yang mampu menjadi pemimpin dunia.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan kepala sekolah yang menyatakan
bahwa,
Latar belakang adanya program unggulan tahfidz yakni berawal dari
impian Ustadz Yusuf Mansyur selaku pemiliki dan pendiri SD Daarul Qur’an,
beliau memiliki visi 20 sampai 30 tahun yang akan datang yaitu orang-orang
islam yang hafal Al Qur’an mampu menjadi pemimpin baik di Indonesia maupun
di dunia, artinya bisa dia menjadi seorang pilot tetapi dia dapat menghafal Al
Qur’an, misalnya dia menjadi seorang presiden dia menjadi presiden yang hafal
Al Qur’an, dia menjadi insinyur tapi juga hafal Al Qur’an. Berawal dari santri
yang ada di Pondok yang dimiliki Ustadz Yusuf Mansyur beliau mempunyai
gagasan kalau bisa tidak hanya pesantren saja yang bisa menghasilkan lulusan
penghafal Al Qur’an namun ada pendidikan formal yang fokus ke tahfidznya atau
hafalan Al Qur’an (Fathurrohman, 2018/3/7).
Hal senada diungkapkan kembali oleh koordinator program unggulan
tahfidz yang menjelaskan bahwa,
Berawal dari keinginan/cita-cita Ustadz Yusuf Mansyur selaku
pendiri/pionir dari Daarul Qur’an, beliau memiliki cita-cita agar masyarakat
gemar menghafal Al Qur’an diwujudkan dengan adanya program tahfidz qur’an.
Beliau bercita-cita suatu saat nanti salah satu pemimpin negara di Republik
Indonesia adalah seorang hafizh quran sehingga negera RI menjadi yang lebih
maju. Keinginan ini diwujudkan dalam bentuk pendirian pendidikan non formal
yaitu pondok pesantren, dan pada pendidikan formal yaitu SD Daarul Qur’an
(Zainal, 2018/4/10).
Adanya, program unggulan tahfidz ingin mengajarkan anak agar dapat
menghafal dan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, hal ini seperti yang
disampaikan oleh Ibu Laili selaku guru program unggulan tahfidz yang
menyatakan bahwa,
153
Kita ingin mengajarkan cara menghafal dan membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar pada anak-anak. Harapannya, siswa dapat pandai secara akademis
maupun spiritulanya (Laili, 2013/3/20).
Konsep penyelanggaran program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an
Semarang adalah siswa dapat menghafal Al Qur’an sesuai dengan
kemampuannya. Hal ini senada dengan pertanyataan yang disampaikan oleh Ibu
Dzawis selaku guru tahsin-tahfidz yang menyatakan bahwa,
Anak-anak kita suruh menghafal Al Qur’an dari juz 30,29,20 sampai juz
1,2,3 disesuaikan dengan kemampuan siswa (Dzawis, 2018/4/3).
Pada tahun ajaran 2017/2018 siswa lulusan SD Daarul Qur’an Semarang memiliki
target dapat menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz, pada tahun-tahun sebelumnya
target hafalan yang dimiliki sekolah sebanyak 4 juz. Hal ini sama dengan
pernyataan yang disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
Program unggulan tahfidz ditargetkan anak dapat menghafal sebanyak 8
juz, target ini diperuntukkan untuk anak kelas 1 yang baru masuk pada tahun ini
dan mulai berlaku pada tahun ini. Untuk kelas atas target hafalan masih 4 juz
karena adanya program Wisuda Tahfidz Nasional/WTN yang mentargetkan anak
dapat menghafal rata-rata sebanyak 4 juz. Alhamdulillah anak disini ada yang
hafalanya sudah sampai 5 sampai 6 juz. Sehingga tahun-tahun sebelumnya target
hanya 4 juz. Guru pengampu tahfidz hanya mengampu program unggulan tahfidz
tidak mengampu pelajaran lain (Ririn, 2018/3/16).
Berdasarkan konsep penyelenggaraan program unggulan tahfidz, tujuan
dari program unggulan tahfidz yaitu agar anak-anak dapat mempelajari Al Qur’an
dan memahaminya serta bisa menghafal dengan baik dan benar, sesuai dengan
makhroj dan bacaannya.
Proses perencanaan program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an
Semarang dirumuskan dalam rapat kerja dan rapat koordinator yang dilaksanakan
154
pada setiap satu semester dan pertengahan semester. Hal ini senada dengan
pernyataan yang disampaikan oleh koordinator tahfidz yang menyatakan bahwa,
Proses perencanaan di rumuskan dalam rapat kerja yang dilaksanakan
dalam satu semester dan rapat koodinator yang dilaksanakan setiap pertengahan
semester. Bagaimana evaluasi dan program satu tahun kedepan. Setiap tahunnya
dilaksnakan, jadi benar-benar ada ruang perencanaan untuk program unggulan
tahfidz (Zainal, 2018/4/10).
Kepala sekolah menambahkan semua warga sekolah terlibat dalam proses
perencaan, termasuk dalam perencanaan pengembangan program unggulan yang
ada di SD Daarul Qur’an.
Kita semua terlibat dalam perencanaan artinya seluruh stakeholder yang
ada di sekolah, baik itu guru, karyawan bahkan perwakilan dari orang tua. Kita
biasanya setiap semester ada rapat kerja yang dimulai dari evaluasi dulu dilanjut
rapat kerja yang membahas apa yang kita laksanakan, program-program apa saja,
kemudian pembiayaan-pembiayaannya, sampai dengan kapan waktunya siapa
penanggung jawabnya. Untuk pelaksanaan rapat perencanaan ada perencaaan
dalam satu semester yang di akhir tahun juga ada jadi rutin. Nanti disitu kita juga
membagi antar komisi khusus membahas tentang kesiswaan tentang kurikulum
nanti juga ada yang membahas mengenai perlombaan-perlombaan (Fathurrohman,
2018/3/7).
Rencana kepala sekolah dalam pengembangan program unggulan tahfidz
yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang yaitu adanya persyaratan khusus bagi
siswa baru seperti mampu membaca Al Qur’an sehingga hal ini dapat
mempercepat proses hafalan. Kemampuan membaca Al Qur’an merupakan salah
satu syarat atau pondasi utama agar bisa menghafal Al Qur’an. Apabila
kemampuan membaca Al Qur’an yang dimiliki siswa tinggi maka semakin tinggi
dan cepat dalam menghafal, sebaliknya apabila kemampuan membaca Al Qur’an
rendah maka semakin lama proses menghafal Al Qur’an.
155
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program unggulan tahfidz dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar, berdasarkan hasil pengamatan total guru tahfidz yang ada di SD Daarul
Qur’an Semarang berjumlah 6 orang. Terdiri atas Zainal Musta’in Al Hafidz
selaku koordinator program unggulan, Dzawis Sa’adah, Tutik Hirzizah,
Moh.Wahib, Nor Laili Nafisah, Lailatul Mardiyah selaku guru tahfidz dan tahsin.
Pembelajaran tahfidz di SD Daarul Qur’an terbagi menjadi 2 yakni:
1 Pembelajaran Tahfidz yaitu pembelajaran yang mengajarkan bagaimana
cara menghafal Al Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan makhroj dan
hurufnya.
2 Pembelajaran Tahsin yaitu pembelajaran yang mengajarkan bagaimana
cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan makhroj dan
hurufnya.
Dalam pelaksanaannya program unggulan tahsin tahfidz dilaksanakan 7 jam
dan 2 jam setiap minggunya. Dalam pembelajaran tahfidz anak-anak diajarkan
terlebih dahulu bagaimana cara membaca Al Qur’an, selajutnya menghafal Al
Qur’an. Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh koodinator
tahfidz yang menyatakan bahwa,
Tahfidz dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, ada setoran ada
murojaah. Kita mengikuti bahasa dari Dinas sehingga mata pelajaran tahfidz
masuk dalam kegiatan penunjang/ekstrakurikuler walaupun pelaksanaannya
menggunakan jam pelajaran (Zaenal, 2018/4/10).
156
Metode pembelajaran tahsin yang digunakan yakni dengan Kaidah Daqu.
Kaidah Daqu merupakan metode cara membaca Al Qur’an yang dibuat oleh tim
yang berisi lima assatidz Daarul Qur’an yakni ustadz Muhaimin, ustadz Halimi,
ustadz Bisyri, ustadz Musta’in dan ustadz Rosyidun. Metode ini dikembangkan
dam diterapkan secara khusus pada seluruh lembaga pendidikan di Yayasan
Daarul Qur’an. Ciri khas dari Kaidah Daqu yaitu penyusunan materi yang
sistematis, pelajaran tajwid yang teoritis dan singkat dengan menonjolkan warna
berbeda pada objek yang dipelajari agar siswa menjadi fokus. Tujuan yang ingin
dicapai oleh Kaidah Daqu yakni agar siswa/santri mendapatkan materi pengajaran
yang singkat dan praktis hingga siswa bisa membaca Al Qur’an dengan baik,
metode ini mulai diterapkan pada bulan Juli 2017.
Penggunaan metode Kaidah Daqu dalam pembelajaran tahfidz sesuai dengan
pernyataan yang disampaikan oleh guru pengampu tahsin tahfidz yang
menyatakan bahwa,
Kelas 1 menggunakan metode tahsin Kaidah DaQu, kelas 2 menggunakan
metode tahsin Yanbu’a dari Kudus. Penggunaan atau penerapan metode ini sesuai
himbauan dari pusat (Laila, 2018/3/20).
Gambar 5. 2 Buku Kaidah Daqu
157
Selain menggunakan Kaidah Daqu dalam pembelajaran tahfidz, SD Daarul
Qur’an menggunakan metode talqin dan halaqoh. Metode talqin adalah metode
pembelajaran Al Qur’an yakni dengan mencontohkan bacaan dengan sistematika
dan pengulangan tertentu, lalu siswa mengulanginya sampai menghasilkan bacaan
atau hafalan sebagaimana yang dicontohkan. Sedangkan metode halaqoh
digunakan untuk mengorganisir siswa sesuai dengan kemampuan membaca Al
Qur’an dan hafalannya. Setiap halaqoh terdiri atas 10-15 anak sesuai grade
kemampuannya. Pengorganisasian halaqoh ditentukan oleh koordinator program
unggulan tahfidz.
Dalam pelaksanaan halaqoh dalam pembelajaran guru tahfidz dan siswa
duduk melingkar, kemudian siswa yang sudah siap dengan hafalannya maju
kedepan dengan hafalannya. Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Selasa, 20
Maret 2018 pembelajaran tahfidz tidak dilaksanakan di dalam kelas seperti
pelajaran lainnya, namun dilaksanakan di luar kelas seperti mushola atau aula.
Gambar 5. 3 Proses Pembelajaran Tahfidz Tahsin
158
Upaya yang dilakukan guru dalam mewujudkan tujuan program unggulan tahfidz
dengan memberi motivasi dan bimbingan kepada siswa selama pembelajaran
tahfidz di sekolah serta berusaha bekerjasama dengan orang tua dalam
membimbing siswa di rumah guna mencapai target hafalan. Selanjutnya, guru
pengampu program unggulan tahsin tahfidz menambahkan pendapatnya yang
menyatakan bahwa,
Untuk kelas 1 kita masih mengajarnya perkelas, kelas 2 3 4 5 6
mengajarnya per halaqoh dibuat perkelompok sesuai dengan kemampuan hafalan
yang dimiliki kelompok tersebut. Dalam satu halaqoh terdiri dari 10-12 siswa.
Pembelajarannya tidak dikelas melainkan di luar kelas agar lebih leluasa (Dzawis,
2018/4/3).
Metode atau strategi penyampaian dalam program unggulan tahfidz terdiri atas 3
hal yaitu:
1. Talaqi (bagaimana guru meneliti bacaan siswa)
2. Tasmi’ah (bagaimana guru mendengar/menerima setoran hafalan siswa)
3. Muroja’ah (pengulangan hafalan)
Upaya yang dilakukan sekolah dalam menunjang program unggulan tahfidz
dilaksanakan dalam 2 kegiatan yakni:
a. Tahfidz camp
Tahfidz camp merupakan program penunjang program unggulan tahfidz yang
berfokus pada penambahan target hafalan siswa, yang dilaksanakan 3 hari
dalam satu bulan. Pada hari tersebut hanya ada pembelajaran tahfidz dan tidak
ada pelajaran lainnya. Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan
oleh koordinator tahfidz yang menyatakan bahwa,
159
Tahfidz camp yaitu penambahan waktu mengaji dilaksanakan dalam satu
hari, tahfidz cap dilaksanakan 3 hari dalam satu bulan. Dulu 3 hari berturut-
turut kita ambil, kalau sekarang kita ambil 1 hari setiap minggunya (Zainal,
2018/4/10).
b. Tahsin intensif.
Tahsin intensif merupakan program penunjang program unggulan tahfidz yang
berfokus pada peningkatan kemampuan cara membaca Al Qur’an pada siswa
dilaksanakan diluar jam pelajaran/sepulang sekolah.
c. Tahfidz Award
Tahfidz award merupakan program penghargaan yang diberikan oleh sekolah
bagi siswa yang memiliki skor tertinggi dalam pembelajaran tahfidz dan
mendapat beasiswa pendidikan berupa bebas biaya SPP selama 1 bulan.
Pelaksanaan tahfidz award sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh
guru tahsin tahfidz yang menyatakan bahwa,
Mulai bulan Januari 2018 dari biro tahfidz kita memeberikan beasiswa
bagi santriwan/santriwati terbaik “tahfidz awards” yakni bebas biaya SPP 1
bulan, penentuan santriwan/santriwati terbaik dilihat dari rekapan nilai daily
tahfidz siswa tersebut. Pada setiap akhir bulan guru tahfidz merekap siswa
terbaik di setiap halaqoh dari kelas 2 sampai kelas 6, jadi ketika kita
memberikan nilai harus sesuai dengan kemampuan anaknya, guna menentukan
siapa siswa terbaik yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Jadi siswa
terbaik bulan Januari, akan mendapat gratis SPP pada bulan Februari (Laila,
2018/3/20).
160
Indikator yang digunakan untuk mengetahui siswa yang telah berhasil dalam
pembelajaran tahfidz dapat dilihat dari 2 sumber buku penilaian yang terdiri
atas:
Penilaian pada buku prestasi tahsin
Penilaian ini mencakup “lancar” atau “kurang lancar” bacaan siswa.
Penilaian pada buku daily tahfidz
Penilaian ini mencakup 3 hal yakni penambahan hafalan dengan skor maksimal
2, muroja’ah (batas hafalan) dengan skor maksimal 2 dan akhlak/sikap dengan
skor maksimal 1.
Bentuk penilaian dan indikator untuk mengetahui siswa yang telah berhasil dalam
pembelajaran tahfidz senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru
pengampu program unggulan tahsin tahfidz yang menyatakan bahwa,
Gambar 5. 4 Penghargaan Tahfidz Awards
161
Untuk tahsin kita ada buku prestasi tahsin, untuk tahfidz kita ada daily
tahfidz. Untuk penilaian tahsin yakni “lancar dan kurang lancar”, untuk tahfidz
dibagi menjadi 3 yakni penambahan hafalan ia mendapatkan point 2 kalau dia
lancar, murojaah (batas hafalan) point maksimal 2 dan akhlak (tentang sikap
keterlambatan/sikap hafalan) pointnya 1. Total maksimal point yakni 5. Indikator
lainnya yakni siswa dapat mencapai target hafalan yang ada di sekolah atau
bahkan bisa melebihi target tersebut (Laila, 2018/3/20).
Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi peserta siswa memiliki
kemampuan rendah dalam pembelajaran tahfidz yaitu dengan melakukan
pendampingan, sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing siswa dan berkomunikasi dengan orang tua siswa agar dibimbing ketika
dirumah. Pernyataan ini sesuai dengan hal yang disampaikan oleh guru tahfidz
yang menyatakan bahwa,
Kita mentalqin (misalnya saya membaca anak-anak menirukan) anak yang
belum bisa, mentalqin juga berbeda dengan anak yang kemampuannya lebih
tinggi kita harus mengulang beberapa kali. Misalnya ketika saya mengajarkan ayat
yang panjang, saya memberi tahu berhentinya dimana, mengulanginya lagi
dimana. Untuk anak-anak kelas 1 kita bantu dengan terjemahan bahasa Indonesia
yang tertulis dibawah ayat pada buku Juz’ama, namun kita tetap membantu karena
ejaan arab dan tulisan berbeda (Laila, 2018/3/20).
Pernyataan tambahan juga disampaikan oleh guru tahfidz yang menyatakan
bahwa,
Pendampingan ke anak-anak dan komunikasi ke orang tua agar dibimbing
dirumah (Dzawis, 2018/4/3).
Selain itu koordinator tahfidz juga menambahkan bagi siswa yang memiliki
kemampuan rendah dapat diatasi dengan pemberian tekanan pada siswa agar
meningkatkan kemampuan hafalannya secara mandiri. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang disampaikan bahwa,
162
Memberi tekanan ke anak agar meningkatkan kemampuan hafalannya,
bagaimana siswa bisa lebih mandiri walaupun tanpa pengawasan orang tua
dirumah (Zainal, 2018/4/10).
Dengan adanya berbagai upaya tersebut yang telah dilaksanakan oleh guru tahfidz
harapannya siswa dapat mencapai target hafalan sesuai dengan target sekolah.
c. Evaluasi
Proses evaluasi pada program uggulan tahfidz dilakukan secara rutin oleh semua
guru tahfidz pada sertiap minggunya. Selanjutnya koordinator tahfidz
menyampaikan hasil evaluasi pada evaluasi akhir semester dan evaluasi akhir
tahun. Proses pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Tahfidz yakni
dengan mengumpulkan semua guru tahfidz kemudian mereka menyampaikan
evaluasi di lapangan dan dipimpin oleh Koordinator Tahfidz. Seperti yang
diungkapkan oleh koordinator tahfidz yang menyatakan bahwa,
Biasanya semua guru tahfidz kita kumpulkan, mereka bersuara jadi tidak
saya pribadi yang mengevaluasi tetapi semua mengevaluasi bersama apa yang
masih menjadi kekurangan/kendala kita bahas bersama. Kita sama-sama bersuara
bukan sebagai atasan dan bawahan tetapi sebagai tim, jadi kita yang mengajar
tahfidz disini bisa disebut dengan Tim Tahfidz (Zainal, 2018/4/10).
Pendapat yang sama disampaikan oleh kepala sekolah mengenai proses evaluasi
program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang yang menyatakan bahwa,
Dalam setiap minggunya semua koordinator melakukan evaluasi,
kemudian di akhir semester kita juga ada evaluasi dan ada evaluasi akhir tahunan.
Disitu nanti hal-hal untuk program-program yang masih ada kekurangan dan perlu
perbaikan bisa kita tindak lanjuti. Selain evaluasi kita juga ada tentunya kita
supervisi pada kegiatan KBM guru-guru mengajarnya seperti apa, kita lihat
bagaimana mengajarnya. Dalam kegiatan supervisi sudah terjadwal, minimal 1
semester ada dua kali supervisi. Selain ada supervisi dari kepala sekolah ada juga
supervisi adminitrasi dari yayasan biasanya satu semester satu kali. Selain
evaluasi internal yang kita laksanakan di cabang, hasil evaluasi kita bawa ke rapat
Biro Full Day School. Pelaksanaan evaluasi biasanya di lingkungan sekolah,
biasanya kita bentuknya tiga hari jadi ada evaluasi, ada pemantapan program,
untuk agenda kegiatan pada hari ketiga sebagai bentuk penghargaan semua
163
peserta evaluasi kita ajak keluar, tapi diluar maksutnya bukan rekreasi namun
kegiatan pembangunan tim penguatan kerjasama kita biasanya ada kegiatan
rafting, kemudian ada kegiatan outbond. Prosedur evaluasinya setiap koordinator
memaparkan hasil evaluasi mingguannya, ini hlo evaluasi kita selama satu
semester program-program yang sudah jalan bagaimana dan yang belum bisa
berjalan bagaimana. Setelah semua koordinator memaparkan semua, nanti dibagi
masing-masing komisi juga artinya ada tim lagi yang bertugas untuk mengolah
dan memperbaiki hasil evaluasi tahun mendatang. Setelah dicarikan solusinya
dalam tim kemudian dipaparkan kembali, gunanya mencari masukan dari
komisi/tim lainnya kemudian setelah disetujui itu menjadi bahan hasil rapat kerja.
Semua yang terlibat dalam evaluasi saling bersinergi (Fathurrohman, 2018/3/7).
Proses evaluasi yang dilaksanakan oleh tim tahfidz ditujukan untuk
mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tahfidz di lapangan guna menganalisis
kendala yang terjadi serta mencari solusi untuk mengatasi. Proses evaluasi
dilakukan secara berkala sehingga akan mudah dalam mengindenfikasi maupun
memperbaiki pelaksanaan program unggulan tahfidz.
5.1.2.2 Implementasi Program Unggulan Sains
a. Perencanaan
Latar belakang adanya program unggulan sains yakni menumbuhkan rasa
ingin tahu yang tinggi serta kemandirian dalam memecahkan masalah secara
mandiri. Pendapat mengenai latar belakang sains disampaikan oleh kepala sekolah
yang menyatakan bahwa,
Kalau program unggulan sains, sebenarnya beberapa orang berpendapat
bahwa sains hanya melulu tentang IPA atau hal-hal yang beraitan dengan IPA tapi
sebenarnya Sains ini untuk menjadikan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang
besar, dan kemudian bagaimana dia bisa menciptakan sesuatu artinya dengan
sains orang-orang yang hafal Al Qur’an bisa menjadi ilmuwan yang bisa
menemukan sesuatu. Dan mengarah ke kreativitas pemikiran, critical thinking jadi
dia berpikir kritis diimbangi rasa ingin tahu yang besar (Fathurrohman, 2018/3/7).
Pendapat ini diperkuat lagi oleh guru sains yang menyatakan bahwa,
164
Kita memiliki visi misi salah satu pointnya adalah mencetak atau
menghasilkan generasi yang qurani. Disitu ada point juga disiapkan untuk
menjadi pemimpin dunia, salah satu stimulus untuk mencapainya yakni dengan
adanya mata pelajaran sains yang notabennya sains memakai bahasa inggris
sehingga anak-anak bukan hanya menghafalkan juga, tetapi anak-anak juga
mengetahui ilmu pengetahuan alam yang berbahasa inggris. Dengan itu tadi, visi
misinya sudah tercapai dan global/mendunia sudah didapatkan. Jadi semua
kurikulum yang dikembangkan disini terutama sains, math dan english mengacu
pada visi dan misi (Sutopo, 2018/3/22).
Hal senada juga disampaikan oleh guru program unggulan sains yang
menyatakan bahwa,
Kita kan memang dari pusat konsepnya seperti itu, jadi memadukan antara
kurikulum Cambridge singapura dengan sistem pendidikan nasional. Sementara
dalam kurikulum Cambridge Singapura kita mengambil 3 mata pelajarannya
yakni english, math dan sains menggunakan buku-buku yang berbahasa inggris
juga.Jadi ketika anak-anak dewasa ia bisa menguasai berbagai ilmu, karena
memang bahasa inggris dan sains sangat penting (Sriwardani, 2018/3/20).
Konsep program unggulan sains SD Daarul Qur’an Semarang yakni
menyelenggarakan pembelajaran sains yang menggunakan buku dari kurikulum
Cambridge Singapura, di dalamnya menggunakan bahasa pengantar bahasa
inggris. Dalam pembelajaran menerapkan kombinasi antara praktik dan teori,
sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi pada anak. Pernyataan
ini disampaikan oleh guru pengampu sains yang menyatakan bahwa,
Konsepnya sesuai dengan pembelajaran pada kurikulum Cambridge yang
berporos kurikulum Singapura, sehingga konsep pembelajaran disamakan dengan
yang disana. Sebelum guru mengajar kita beri pelatihan terlebih dahulu sehingga
pembelajaran yang kita siapkan dengan buku-buku yang ada sebisa mungkin
mendekati dengan penerapan pembelajaran sains itu sendiri. Penerbit mentari tahu
bahwa buku yang kita gunakan harus kita jelaskan di awal, sehingga guru-guru
yang mengajarkan tidak malpraktik tetapi sebisa mungkin sesuai dengan tujuan
yang ada pada buku tersebut. Kita ada training intensif setiap tahun, kita bisa
mengikuti training yang ada di Semarang atau di Jakarta. 2 tahun berturut-turut
pihak penerbit sains lengsung datang ke Semarang sehingga dapat lebih optimal
terkait bagaimana cara menggunakan buku in, bagaimana cara mengaplikasikan
sampai ke pelajaran KBM di dalam kelas. Pelatihan tersebut bertujuan merefresh
pembaruan ilmu pengetahuan (Sutopo, 2018/3/22).
165
Sementara itu, pendapat yang sama juga disampaikan oleh koordinator program
unggulan sains beliau mengatakan bahwa,
Khusus dibidang Sains, implementasi pada pendidikan di sains karena kita
menggunakan buku mypouls dan kurikulumnya dari Cambridge Singapura dan
baru kita mulai 3 tepatnya tahun 2016 jadi sampai 2018 kebetulan sudah 3 tahun,
ada beberapa kelas yang belum menerima sains dari tahap bawah jadi ketika
kurikulum itu masuk otomatis yang kelas 4 5 6 tidak dapat sains dari yang paling
basic dapatnya langsung di buku pada grade 4 sesuai kelas mereka, yang jadi
kendala atas penyesuaian untuk grade 4 karena materi sains harusnya dari tingkat
basic, intermediad, dan advance harus berurutan dan bertahap. Praktik lebih
didominasi untuk kelas atas 4,5untuk kelas 1, 2 baru materi pengenalan untuk
kelas 3 ada praktiknya namun seimbang antara praktik dan teori (Zuhri,
2018/3/16).
Tujuan yang ingin dicapai dari program unggulan sains yakni sebagai berikut.
a. Menstimulus rasa ingin tahu pada siswa agar mempunyai keinginan untuk
mau mempelajari dan menganalisis apa yang ingin ia ketahui.
b. Mengajarkan kosakata bahasa inggris dalam pelajaran sains.
c. Menumbuhkan kemandirian dalam memecahkan masalah sehari-hari.
Kepala sekolah memiliki rencana pengembangan pada program unggulan sains
yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang beliau mengatakan bahwa,
Untuk program unggulan sains baiknya kita akan membuat club jadi club
sains disitu anak-anak yang memang benar-benar memiliki bakat dan potensi
benar-benar didampingi supaya bisa ikut lomba-lomba, alhamdullilah kemarin
juga sudah ada yang ikut dalam olimpiade kota tapi memang dukungan orang tua
juga sangat berpengaruh dan juga bakat dan potensi anak (Fathurrohman,
2018/3/7).
Koordinator program unggulan sains menambahkan penjelasannya mengenai
proses perencanaan program unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang
beliau menjelaskan bahwa,
166
Guru sains merencanakan pembelajaran sains sesuai dengan gradenya atau
tingkat kelasnya lebih tepatnya hal yang ingin dicapai dari pembelajaran di kelas
tersebut. Contohnya dulu ketika saya mengajar sains kelas 1 kalau sesuai materi
seperti pengenalan materi Living Things maka kita upayakan tidak hanya belajar
di dalam kelas saja, tetapi kita ajak moving class juga dan disitu kita kenalkan
materi tersebut. Kita belajar menggunakan media hidup di lingkungan sekitar,
kelas 4 lebih ke praktiknya saya meminta mereka misalnya ada buku yang masih
terkait dengan materi ini diperbolehkan untuk dibawa dan dipelajari. 1 bulan 2
kali praktikumnya karena satu minggu hanya 2 jam saja, karena pada kelas atas
ada IPA dan Sains. Tujuan dari sains mengenalkan kosakata bahasa inggris
tentang sains pada anak-anak, kalau saya bandingkan dengan buku IPA
sebenarnya pemahaman lebih mudah yang ada di sains. Kendalanya sains ini
memang harus diajarkan pada tahap awal agar anak-anak lebih paham mengerti
(Zuhri, 2018/3/16).
Proses perencanaan dalam program unggulan sains tidak hanya dilakukan oleh
kepala sekolah namun juga guru pengampu. Dalam implementasi KBM pelajaran
sains guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat kelas dan materi
yang akan diajarkan, sekaligus media maupun model pembelajaran yang akan
diterapkan sesuai dengan buku pegangan yang digunakan. Perencanaan
pengembangan program unggulan sains masih terus diupayakan oleh pihak
sekolah, agar tujuan yang diharapkan pada program unggulan cepat tercapai.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada
hari Jumat, 16 Maret 2018 mata pelajaran sains dilaksanakan 2 jam pelajaran
setiap minggunya ditujukan untuk kelas 1 sampai kelas 5. Beberapa guru sains
juga mengapu mata pelajaran math, maupun english karena sains yang diajarkan
menggunakan bahasa pengantar bahasa inggris. Dalam pelaksanaan program
unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang yakni bergantung pada tingkat
grade materi yang diajarkan. Pada kelas 1 dan 2 berfokus pada pengenalan kelas,
untuk kelas 3 kombinasi antara praktik dan teori yang seimbang dan untuk kelas 4
167
dan 5 didominasi praktik yang lebih banyak. Selain itu upaya yang dilakukan guru
dalam mencapai tujuan program unggulan sains yakni dengan mendesain model
pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, hal ini senada dengan pernyataan
yang disampaikan oleh guru sains yang menyatakan bahwa,
Mempersiapkan apa saja yang akan diajarkan ke siswa, kita sendiri juga
belajar serta menggunakan metode-metode yang sesuai dengan anak didiknya
ketika dia suka yang aktif, berarti kita buat pembelajaran yang membuat mereka
aktif kita campur pembelajaran dengan permainan, serta praktik-praktik sains (Sri
Wardani, 2018/3/20).
Guru pengampu program unggulan sains menambahkan pendapatnya mengenai
upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan yakni dengan mengoptimalkan
pembelajaran sesuai dengan buku pegangan yang digunakan beliau mengatakan
bahwa,
Stimulus pertanyaan yang sudah lengkap dalam buku pegangan sains,
sudah terkoneksi dengan teori dan aktivitas siswa yang ada di buku tersebut
seperti lembar observasi, praktik dan sebagainya. Apabila guru dapat
mengamalkan buku tersebut secara optimal maka tujuan tersebut akan tercapai
(Sutopo, 2018/3/22).
Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sains berusaha
meminimalisir metode ceramah. Guru berusaha menciptakan pembelajaran yang
aktif bagi siswa, sehingga bisa membuat mereka tidak mudah bosan. Metode
pembelajaran yang digunakan seperti kolaborasi, partnership, project based
learning maupun problem based learning. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
disampaikan oleh guru sains yang menyatakan bahwa,
Metode yang kami gunakan antara lain partnership, kolaborasi,
meminimalisir metode ceramah sehingga anak bisa lebih terkesan dengan materi.
Mereka bisa berekplorasi dan kita hanya menjadi fasilitator saja. Kendala dari
metode ini karena memakai bahasa inggris, maka kita kasih panduan pokoknya
saja. Esensinya yang pertama kita mengenalkan term-term yang global pada anak-
168
anak dan visi misi dari pembelajaran sains tersebut sehingga tujuan keduanya
akan tercapai (Sutopo, 2018/3/22).
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sains meliputi gambar,
video, film atau bahan-bahan langsung yang bisa digunakan untuk praktik. Semua
media yang digunakan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Guru sains
lebih sering menggunakan media secara langsung agar siswa dapat berinteraksi
langsung dengan media tersebut sekaligus bisa mamahaminya. Pernyataan ini
disampaikan oleh guru sains yang mengatakan bahwa,
Media bergantung materinya, apabila materi membutuhkan gambar kita
akan siapkan gambar. Kalau misalnya yang dibutuhkan praktik macam-macam
rasa, berarti membawa gula kopi dan sejenisnya (Sri Wardani, 2018/3/20).
Pernyataan ini senada dengan pernyataan yang disampaikan guru sains lainnya
yang menyatakan bahwa,
Media pembelajaran langsung praktik dengan materi tersebut misal
tentang anatomi tubuh ataupun bahan makanan. Langsung observasi ketika
mereka dekat dengan objeknya maka anak akan lebih ekplorasi (Sutopo,
2018/3/22).
Dalam pembelajaran sains setiap guru memiliki cara yang berbeda untuk
mengetahui indikator bahwa siswa tersebut telah menguasai program unggulan
sains. Bapak Zuhri memilih menggunakan tes/quiz untuk mengatahui ketercapaian
pemahaman materi pada siswa. Beliau mengatakan bahwa,
Saya pribadi setiap pertemuan saya adakan Quiz, 10 menit sebelum
pelajaran dimulai. Sebenarnya tujuan Quiz untuk mereview materi terdahulu,
namun kita menyebutkan Quiz. Siapa yang bisa menjawab kita akan kasih hadiah
atau reward. Kemudian, tentang pengetahuan bahasanya. Setiap 1 semester kita
memiliki target jumlah suku kata sains yang dapat dipahami siswa. Apabila siswa
sudah memahami kosakata pada materi ini tanpa kita mengulangnya berarti target
kita telah tercapai (Zuhri, 2018/3/16).
169
Indikator lain yang digunakan yakni keaktifan siswa di kelas ketika
menjawab pertanyaan maupun manjawab soal dan menyelesaikan masalah. Selain
itu semua indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran sains sudah ada di
buku pegangan masing-masing chapter atau materi. Sehingga kegiatan belajar
mengajar mengacu pada standar yang ada pada masing-masing unit.
Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang memiliki
kemampuan rendah dalam program unggulan sains yaitu dengan cara melakukan
pendekatan, dan menganalisis masalah belajar serta faktor penyebab masalah
belajar yang di alami oleh siswa. Selanjutnya mencari solusi guna mengatasi
masalah tersebut. Bagi siswa yang masih belum bisa memahami pelajaran guru
sains berusaha membentuk partnership yakni dengan memadukan antara siswa
yang berkampuan rendah dengan yang berkamampuan tinggi, bagi siswa yang
sudah berkemampuan tinggi diminta untuk membimbing siswa yang
berkemampuan rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh
guru sains yang menyatakan bahwa,
Pertama, bisa partnership dengan hight level sehingga anak-anak yang
high level bisa membimbing karena biasanya cara menyampaikan materi dengan
bahasa mereka lebih di mengerti, secara emosional dan kompleksitas bahasa juga
dapet.Kedua, pendekatan personal (Sutopo, 2018/3/22).
Dalam pelaksanaan program unggulan sains, semua guru pengampu
berusaha melaksanakan pembelajaran yang membuat siswa tidak mudah bosan
dan merasa senang dengan materi yang diajarkan. Guru sains berusaha
mendekatkan materi dengan siswa dengan berbagai media yang ada di sekitar
siswa. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan dalam pelajaran sains, harapannya
170
dapat membuat siswa lebih paham dengan materi sains dan mengerti kosakata
sains dalam bahasa inggris.
c. Evaluasi
Proses evaluasi program unggulan sains yakni dengan mengevaluasi buku
pegangan yang digunakan dalam pembelajaran sains. Tim guru sains berusaha
mengolah materi agar lebih mudah disampaikan kepada siswa, tujuannya agar
siswa dapat lebih mudah memahami materi tersebut dengan bahasa yang lebih
sederhana.
Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh koordinator sains yang
menyatakan bahwa,
Mengevaluasi buku pegangan yang kita gunakan, dengan melihat atau
membenahi materi yang ada di dalam buku agar lebih mudah disampaikan kepada
siswa. Kita akan memilih bahasa yang lebih mudah digunakan untuk disampaikan
kepada siswa. Karena materi sains sangat mengacu pada buku pegangan (Zuhri,
2018/3/16).
Prosedur evaluasi yang digunakan adalah sebelum menyampaikan materi
kepada siswa, tim guru sains mengevaluasi terlebih dahulu isi dari buku pegangan
yang digunakan. Kemudian tim guru sains mencari solusi bersama untuk
membenahi materi tersebut. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara evaluasi
ketersediaan sarana dan prasarana pada program unggulan sains yakni belum
menunjang, hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan oleh guru sains
yang menjelaskan,
Belum begitu menunjang karena gambar-gambar, kemudian CD CD nya
juga masih terbatas hanya dengan buku-buku saja untuk pengembangannya masih
belum. Ketersediaan LCD dan speaker juga masih terbatas (Sutopo, 2018/3/22).
171
Ibu Sriwardani menambahkan pendapatnya mengenai ketersediaan sarana dan
prasarana program unggulan sains,
Peralatan sains untuk kelas 1 dan 2 masih dapat memadai karena masih
sederhana, untuk kelas 3 4 5 masih terbilang kurang. Kita biasanya melibatkan
anak-anak untuk media praktik, mereka disuruh membawa, mereka disuruh
membuat atau kita sendiri yang membuat (Sri Wardani, 2018/3/20).
Pelaksanaan evaluasi pada program unggulan sains lebih mengarah pada
evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi yang diajarkan
pada siswa. Guru secara berkala melakukan evaluasi buku pegangan yang
digunakan dalam pembelajaran. Selain pembelajaran, evaluasi yang dilakukan
yakni program penunjang dan sarana prasarana penunjang program unggulan
sains agar pembelajaran lebih optimal.
5.1.2.3 Implementasi Program Unggulan Bahasa
a. Perencanaan
Latar belakang adanya program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang
secara umum yakni ingin membekali peserta didik menguasai bahasa internasional
agar lebih mahir dalam berkomunikasi. Pendapat mengenai latar belakang
program unggulan bahasa disampaikan oleh kepala sekolah yang menyatakan
bahwa,
Karena ingin bersifat global dan tidak hanya di Indonesia tapi dunia yang
menjadi hal utama adalah bahasa disini diajarkan bahasa inggris dan bahasa arab,
karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional, anak-anak harus dibekali
bahasa inggris, ketika tidak dibekali maka anak-anak akan kerepotan apabila
memiliki mimpi untuk menjadi pemimpin-pemimpin dunia (Fathurrohman,
2018/3/7).
172
Ibu Novia selaku koordinator bahasa dan budaya menambahkan pendapatnya
mengenai latar belakang program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an
Semarang, beliau berpendapat bahwa,
SD Daarul Qur’an menginginkan agar peserta didik mampu menguasai
bahasa asing terutama bahasa internasional yakni bahasa inggris. Seperti kita tahu
ada peribahasa “Apabila kita ingin menguasai dunia, maka kita harus menguasai
bahasa”. Sebagai seorang muslimpun kita harus bisa berbahasa inggris untuk
berkomunikasi terlebih berkomunikasi dengan bangsa barat yang lebih
mendominasi (Novia, 2018/3/9).
Konsep pembelajaran pada program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an yakni
pembelajaran bahasa yang menyenangkan sehingga siswa akan merasa nyaman
dalam pembelajaran. Ibu Dewi juga berpendapat mengenai konsep pembelajaran
bahasa di SD Daarul Qur’an yakni,
Konsepnya lebih disesuaikan dengan kemampuan anak-anak, jadi
misalnya kita tetap ke drilling vocab karena memang bahasa Inggris harus ke
drilling. Setelah kita drilling kita kembalikan ke kemampuan anaknya sampai
mana, ketika ada yang bisa berarti dia harus membantu yang belum bisa. Misalnya
bagi siswa yang sudah lancar berbicara, dia mengajak siswa lain yang kurang
lancar dalam berbicara, tujuannya agar siswa yang belum lancar bisa berkembang
(Dewi, 2018/3/20).
Tujuan yang hendak dicapai dari program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an
yakni membekali siswa agar dapat berkomunikasi aktif dengan bahasa inggris.
Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru bahasa inggris
yang menyatakan bahwa,
Mampu membekali anak-anak untuk dapat berkomunikasi secara aktif
dengan bahasa inggris terutama untuk menyongsong era globalisai, masa dimana
semua orang yang ingin maju dituntut untuk mampu menguasai bahasa ingris.
Entah mereka suatu hari menjadi apa, yang penting mereka dapat berbahasa
inggris dengan baik (Manar, 2018/3/19).
Sementara itu pendapat yang sama diungkapkan kembali oleh guru bahasa inggris
yang menyatakan bahwa,
173
Lebih ke pemahaman bahasa inggris, mereka lancar berbahasa inggris
istilahnya cas cis cus dan berani untuk berbicara menggunakan bahasa inggris
(Dewi, 2018/3/20).
Proses perencanaan program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang
dijelaskan oleh koordinator bidang bahasa dan budaya mengatakan bahwa,
Karena kita memiliki siswa-siswa yang memang basic bahasa inggris
bawaannya sudah bagus jadi kita kembangkan dalam bentuk english club untuk
anak yaiu kelas 3 sampai kelas 6 tapi kita juga ada program unggulan english
intensif dan ini masih belum berjalan masih dalam proses perencanaan ditujukan
untuk kelas 1 yang Alhamdulillah bahasa inggrisnya sudah bagus jadi kita tinggal
membekali dia untuk memperkuat convertation jadi kita bisa membuka level yang
lainnya, jadi kita akan pisahkan anak yang basicnya sudah bagus dan anak yang
baru memulai, karena ternyata ketika kita waktu itu mengadakan puppetshow
terlihat ada anak yang antusias untuk mengikutinya, tetapi karena level bahasa
inggrisnya kurang dia tidak bisa ikut sehingga kita akan membedakan menurut
level kemampuannya, dan rencananya akan diadakan sepulang sekolah atau hari
Sabtu. Sangat disayangkan kalau misalnya kemampuanya tidak di expose atau di
explore padahal itu merupakan modal, ini ada 7 orang yang speaking bahasa
inggrisnya bagus di kelas 1, sekalipun writingnya masih meraba-raba atau belum
mahir karena mereka youtuber semua (Novia, 2018/3/9).
Rencana kepala sekolah dalam upaya pengembangan program unggulan bahasa
yakni,
Untuk program unggulan bahasa, yang pertama kita pengen adanya pelatihan
guru sementara memang satu tahun dua kali, planningnya saya ada pelatihan
intensif minimal ada guru-guru khusus yang dilatih. Yang kedua, adanya
penerapan program harian bahasa artinya beberapa waktu yang lalu kita sudah
menerapkan setiap hari senin selasa rabu kita pakai bahasa inggris baik di
kegiatan sehari-hari maupun di ruang guru, ini mau kita jalankan lagi sehingga
anak-anakpun bisa lebih semangat dalam berbicara (Fathurrohman, 2018/3/7).
Proses perencanaan yang sedang direncanakan oleh kepala sekolah dan
koordinator bahasa dan budaya terbagi menjadi 2 yakni,
a. Program pengembangan kemampuan bagi guru direncanakan dengan penerapan
program pelatihan intensif dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
174
bahasa inggris pada guru dan menerapkan kembali program harian penggunaan
bahasa inggris dalam percakapan sehari-hari dan hari-hari tertentu.
b.Program pengembangan kemampuan bagi siswa direncanakan dengan
penerapan program english intensif ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
bahasa inggris bagi siswa kelas 1 yang sudah memiliki kemampuan bahasa inggris
sejak dini. Program lainnya yakni penggolongan siswa menurut kemampuan
bahasa inggris yang dimiliki, serta penerapan berbagai kegiatan guna
meningkatkan kemampuan komunikasi pada siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an
Semarang yaitu 3 jam pelajaran setiap minggunya untuk siswa kelas 1 sampai
dengan kelas 6. Dalam pelaksanaannya pembelajaran program unggulan bahasa
di dukung adanya program ekstrakurikuler english club, koordinator program
unggulan bahasa dan budaya menjelaskan bahwa proses pelaksanaan program
unggulan bahasa dijelaskan bahwa,
English club sudah berjalan setiap hari kamis bagi anak-anak kelas 3 dan
6, tapi itu belum intensif karena speaking mereka gak sebagus anak-anak yang
kelas 1 ini maksutnya 7 orang yang sudah ceritakan tadi. Kita berusaha
menggunakan bermain sambil belajar, kita pakai games tapi sebenarnya mereka
belajar seperti kita main kartu tapi sebenarnya kita ada pembelajaran disitu.
Adanya english club digunakan untuk mensuport pelajaran math sama sainsnya.
Kita biasanya juga ada volunteer nanti juga ada mahasiswa Unnes yang
mahasiswa asing dari Darmasiswa, kadang-kadang mereka datang kesini
walaupun mereka bukan native speaker cuma kita usahakan supaya paling tidak
anak-anak mengenal budayanya dulu, paling ngga anak-anak bisa berbicara dan
berani berbicara (Novia, 2018/3/9).
175
Selain ada english club program penunjang lainnya yakni adanya volunteer dari
luar yang kita upayakan ada setiap kelas, dan penerapannya bermain sambil
belajar kita sesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan program unggulan bahasa
meliputi memberi stimulus siswa seperti memberi pertanyaan yang memancing
pertanyaan ke siswa dengan bahsa inggris. Guru-guru juga belajar berkomunikasi
dengan bahasa inggris. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa inggris adalah drilling vocabulary, active communication dan roleplay.
Bapak Manar selaku guru bahasa inggris juga menambahkan pendapatnya
mengenai strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris yang
menyatakan bahwa,
Drill vocabulary dengan matode yang menyenangkan, saya biasanya juga
menyuruh anak untuk menulis vocab dan artinya. Selanjutnya saya biasa
memberikan pertanyaan anak dengan gambar dan menyuruh anak untuk mencari
gambar tersebut, kemudian di tulis di buku tulis dan ada beberapa soal yang saya
berikan untuk anak (Manar, 2018/3/19).
Gambar 5. 5 Kegiatan bersama volunteer
176
Media pembelajaran yang digunakan seperti gambar, lagu, flashcard dan
beberapa materi yang diambil dari internet. Buku-buku yang digunakan yakni
buku paket inggris yang berhubungan dengan materi bahasa inggris seperti buku
paket start with english, move with english.
Bentuk penilaian program ugggulan bahasa meliputi ulangan harian, tugas-
tugas, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Indikator dalam
mengetahui peserta didik yang telah berhasil yakni 4 keterampilan bahasa
meliputi aspek menulis, membaca, mendengar dan berbicara sesuai dengan yang
ada dalam buku pegangan. Hal ini senada dengan pendapat koordinator program
unggulan bahasa yang menyatakan bahwa,
Karena basic anak-anak disini belum bagus, jadi kita bener-bener
mendidik dari awal karena disini kita ingin anak tidak hanya tahu ini dengan ini
jawabannya ini, tapi kenapa bisa begitu, cara berbicara yang benar bagaimana.
Anak-anak sekarang Alhamdulillah sudah mulai “miss ajarin ini, ajarin itu.
Seperti ajarin ini bacanya gimana, kalau kaya gitu ngerjainnya kaya gimana”. Jadi
mereka sudah ada rasa ingin tahupun , kita udah senang paling tidak ada motivasi
anak-anak untuk belajar. Karena faktanya ada beberapa anak kurang menyukai
pelajaran bahasa inggris, dan ketika mereka termotivasi untuk belajar dan rasa
ingin tahunya sudah mulai tumbuh bagi kita sudah subhanallah, progress
sedikitpun benar-benar kita hargai itu untuk kelas atas seperti kelas 3 4 pelajaran
sudah mulai sulit, tetapi untuk kelas bawah 1 2 motivasi belajarnya masih bisa
kita bentuk (Novia, 2018/3/9).
Berbagai uapaya yang dilakukan oleh guru bahasa inggris dalam
meningkatkan 4 keterampilan berbahasa pada siswa yakni sebagai berikut:
a. Keterampilan Menulis
Dilatih dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis vocab baru
yang ditemukan dalam kegiatan sehari-hari atau selama kegiatan
177
pembelajaran, seperti ketika menemukan satu kata yang belum dimengerti
pada buku paket, kemudian ditulis di buku tugas masing-masing.
b. Keterampilan Membaca
Dilatih dengan membaca teks bacaan yang ada pada buku paket, atau
membaca tugas sekolah yang dijadikan pekerjaan rumah. Seperti mencari
contoh puisi bahasa inggris maupun teks dongeng yang nanti akan dibacakan
oleh masing-masing siswa di depan kelas.
c. Keterampilan Mendengar
Dilatih dengan memberikan stimulus membiasakan siswa mendengarkan
lagu-lagu barat berbahasa inggris, menyanyi bersama ataupun memutarkan
CD listening yang menjadi satu paket dengan panduan.
d. Keterampilan Berbicara
Dilatih dengan mendatangkan beberapa volunteer untuk memancing siswa
agar mau berbicara dengan bahasa inggris, dan mendesain permainan
partnership agar siswa yang mahir berbahasa inggris dapat mengajak atau
mengajarkan temannya yang masih pasif berbicara dengan bahasa inggris.
Guru-guru berusaha mengajak berkomunikasi menggunakan bahasa inggris
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaannya peran guru dalam mengatasi peran peserta didik yang
memiliki kemampuan rendah dalam program unggulan bahasa yakni mengajar
sampai benar-benar bisa, seperti pendapat yang disampaikan guru pengampu
bahasa inggris yang menyatakan bahwa,
178
Sebisa mungkin saya akan mengajar anak tersebut sampai dia benar-benar
bisa, apabila dia masih menjawab dengan salah saya akan terus menyuruh
menjawab sampai ia mendapatkan jawaban yang benar. Selanjutnya saya memberi
tahu dimana letak kesalahannya dan saya akan membimbingnya (Manar,
2018/3/19).
Hal senada juga disampaikan oleh guru bahasa inggris tentang pendapatnya
menganai peran guru dalam mengatasi peserta didik yang memiliki kemampuan
rendah yakni,
Biasanya tetap saya drilling vocabulary terlebih dahulu, kalau vocabullary
nya tidak ada otomatis dia akan kesulitan. Pendampingan dari orang tua dirumah
juga sangat berpengaruh, karena bahasa kalau misalnya hanya belajar di sekolah
saja juga kurang optimal (Dewi, 2018/3/20).
Pelaksanaan pembelajaran pada program unggulan bahasa ditunjang
dengan adanya program ektrakurikuler English club yang telah dilaksanakan pada
hari kamis diikuti oleh siswa kelas 3 sampai kelas 6 semester 1. Dalam
pembelajaran yang ditekankan adalah penguasaan vocab pada siswa dengan
drilling vocabulary yang didesain dalam berbagai model pembelajaran kreatif
guna meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris.
c. Evaluasi
Proses evaluasi dalam program unggulan bahasa yakni dengan adanya kegiatan
pagelaran, yang melibatkan siwa dan guru dengan kegiatan Puppet show. Hal ini
disampaikan oleh koordinator bahasa dan budaya yang menyatakan bahwa,
Kalau disini banyak evaluasinya, karena disini kita punya tim setiap
kegiatan kita evaluasi. Seperti kemarin ketika kita ada puppetshow kita ada
beberapa show nah ada evaluasi dari kita kendalanya seperti apa, kita juga
evaluasi dengan anak-anak jadi kita berusaha berdiskusi dengan anak-anak tadi
performance nya seperti ini, kenapa bisa begini, kendalanya bisa begini dan
seperti apa. Jadi berbicara dengan mereka kita seperti berbicara dengan orang
dewasa, jadi kendalanya apa lalu kita akan mencarikan solusinya bareng-bareng,
jadi dalam evaluasi anak-anak juga dilibatkan (Novia, 2018/3/9).
179
Prosedur evaluasinya secara langsung dengan metode diskusi dengan siswa. Jadi
setiap ada kegiatan kita diskusikan lebih dahulu termasuk orang tua, setiap latihan
kita ada evaluasi. Selanjutnya, evaluasi ketersediaan sarana dan prasarana dalam
program unggulan bahasa yakni masih kurang, hal ini disampaikan oleh Bapak
Manar selaku guru bahasa inggris yang menjelaskan,
Masih kurang, ketersediaan LCD masih kurang jadi guru harus bergantian
apabila ingin memakai. Speaker yang disediakan di sekolah kebanyakan mudah
rusak, sehingga guru harus mandiri apabila ingin membutuhkan speaker dalam
pembelajaran (Manar, 2018/3/19).
Guru pengampu bahasa inggris lainnya juga menambahkan,
Belum begitu menunjang karena gambar-gambar, kemudian CD CD nya
juga masih terbatas hanya dengan buku-buku saja untuk pengembangannya masih
belum. Ketersediaan LCD dan speaker juga masih terbatas (Dewi, 2018/3/20).
Pelaksanaan evaluasi pada program bahasa dilaksanakan dengan
mengadakan pagelaran yang melibatkan siswa dan guru. Adanya pagelaran ini
dapat digunakan sebagai sarana untuk mengukur sejauh mana keberhasilan
program ungggulan bahasa. Hasil evaluasi dapat dijadikan bahan evaluasi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris.
5.1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum pada
Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa
Implementasi kurkulum pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa di
SD Daarul Qur’an semarang tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan
penghambat. Adanya faktor pendukung dapat membantu terlaksananya tujuan dari
program tersebut, sedangkan faktor penghambat memberikan dampak
memperlambat pencapaian tujuan pada program. Berdasarkan hasil wawancara
180
dengan kepala sekolah, secara garis besar faktor pendukung dan penghambat yang
muncul dalam implementasi program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang
yakni “Faktor pendukungnya itu artinya sarana prasaranya, jadi disini anak-anak
sudah kita petakan anak-anak punya potensi apa dan bakat apa kemudian, support
dari guru-guru artinya selain kegiatan belajar mengajar anak-anak juga
didampingi guru dalam kegiatan lainnya. Untuk faktor penghambat biasanya dari
anak-anak itu sendiri, mood anak-anak bisa berubah sewaktu-waktu. Dari orang
tua sendiri ada yang menjadi faktor penghambat dalam artian kurang mendukung
dengan program-program yang sudah kita jalankan. Untuk sarana dan prasarana
pendukung pembelajaran kami menyadari masih kurang, dan sifatnya bertahap.
Karena tahun ajaran baru kita juga pindah ke gedung baru dan pindah, dan sarana
prasaran belum menjadi skala prioritas mudah-mudahan setelah kita pindah di
Jl.Dr.Cipto pemenuhan yang hubunganannya dengan sarana prasaran akan kita
upayakan agar lebih mendukung dan lebih lengkap “(Fathurrohman, 2018/3/7).
Berdasarkan hasil paparan yang disampaikan oleh kepala sekolah, faktor
pendukung yang mendominasi yakni pendampingan guru kepada siswa, sesuai
potensi dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya faktor penghambatnya
meliputi kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, kurangnya
dukungan orang tua terhadap program yang dilaksanakan oleh sekolah dan mood
atau semangat belajar siswa yang berubah-ubah. Upaya untuk mengatasi
hambatan tersebut, juga disampaikan oleh kepala sekolah yakni,
Untuk mengatasi hambatan dari orang tua biasanya kita mengajak
komunikasi intensif, kami mengundang orang tua kemudian kita sampaikan apa
tujuan kita, mengapa ada program ini seperti itu. Dan untuk mengatasi anak-anak
181
yang jenuh dan bosan kita dalam melakukan pendekatan materi kita akan
membuat pembelajaran yang semenyenangkan. Misalnya ada sarana prasarana
yang kurang mendukung kita upayakan untuk pengadaan sehingga anak-anak
akan lebih terfasilitasi (Fathurrohman, 2018/3/7).
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga menyampaikan pendapatnya
mengenai faktor penghambat dan faktor pendukung implementasi kurikulum di
SD Daarul Qur’an Semarang beliau mengatakan bahwa,
Faktor pendukung semua guru disini sudah berkompeten dibidangnya.
Faktor penghambat seperti kurangnya media konkret untuk pembelajaran dan
pengaturan jam pelajaran yang masing kurang. Misalnya untuk tahfidz dalam satu
minggu ada 9 jam itu sudah cukup, namun untuk sains dan english jam
pelajarannya kurang karena kita mengikuti kurikulum 2013 harusnya dalam satu
minggu ada 24 jam tetapi karena ada mata pelajaran lain dan harus dibagi-bagi
akhirnya kita dapat jam pelajaran sedikit maka dari itu bagaimana caranya guru
dapat memberikan secara optimal semua materi pada jam yang masih terbatas
tersebut. Dulu sebelum ada tematik math satu minggu ada 4 jam, sekarang
menjadi 2 jam. Itu yang masih menjadi kendala, materinya banyak dan pakai
bahasa inggris bagaimana caranya tahu, itu yang menjadi tantangan untuk kita.
Dan kita juga membutuhkan media yang banyak dalam pembelajaran (Ririn,
2018/3/16).
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut disampaikan kembali
oleh waka kurikulum yang menjelaskan,
Upaya yang kita lakukan misalnya: kalau dalam bahasa inggris ada materi-
materi yang mungkin jauh dari Dinas Pendidikan, untuk menyingkat waktu materi
tersebut kita lewati. Jadi yang tidak berkaitan dengan kurikulum dinas, tidak kita
ajarkan ke anak. Misalnya pada pelajaran math karena memakai mata uang dolar,
dan kita menggunakan rupiah kita maka tidak ajarkan ke siswa. Sedangkan materi
rupiah di tematik juga sudah ada, jadi kita lebih fokus ke hal-hal yang memang
berkesinambungan dengan tematik biar tidak begitu jauh materinya. Kendala
media yang dituntut adalah kreativitas dari guru itu sendiri, bagaimana
memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukan untuk membuat sesuatu yang kreatif
yang bisa digunakan sebagai media konkret dalam pembelajaran (Ririn,
2018/3/16).
182
Kepala sekolah dan waka kurikulum SD Daarul Qur’an berusaha
mengoptimalkan berbagai faktor pendukung dalam penerapan program unggulan
di SD Daarul Qur’an, sekaligus berupaya mencarikan solusi dalam mengatasi
berbagai faktor penghambat yang muncul dalam pelaksanaan program unggulan
di lapangan sesuai dengan kewenangan dan tugas masing-masing.
a. Program unggulan tahfidz
Dalam pelaksanaan program unggulan tahfidz, koordinator program unggulan
tahfidz menyampaikan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi
program unggulan tahfidz meliputi,
Faktor pendukungnya yang pasti sekolah ini adalah Sekolah Daarul
Qur’an, ruhnya sudah Al Qur’an bagaimana semua orang tua yang memasukkan
anaknya disini sadar bahwa disini adalah sekolah penghafal Al Qur’an. Faktor
penghambatnya tidak semua orang tua memahami bahwa menghafal Al Qur’an itu
tidak hanya di sekolah saja namun juga dirumah. Sehingga anaknya hanya ngaji di
sekolah, hasil nya kurang sesuai target (Zaenal, 2018/4/10).
Upaya untuk mengatasi hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Zaenal beliau
menjelaskan,
Upaya yang dilakukan yakni dengan memberi tekanan ke anak agar
meningkatkan kemampuan hafalannya, bagaimana siswa bisa lebih mandiri
walaupun tanpa pengawasan orang tua dirumah (Zaenal, 2018/4/10).
Hambatan dan tindak lanjut lain yang muncul dalam program unggulan
tahfidz disampaikan oleh guru pengampu program unggulan tahfidz yang
menjelaskan bahwa,
Anak-anak yang belum bisa yang disebabkan kurangnya
ajaran/pendampingan dari orang tua, jadi seperti tidak ada timbal balik dari orang
tua akhirnya kita disini mengajar sesuai dengan kemampuan anak saja.
Permasalahannya terkadang kemampuan anak yang kurang lancar, namun
menurut orang tua sudah lacar karena beberapa orang tua kemampuan mengajinya
lebih rendah dibandingkan dengan anaknya. Tindak lanjut yakni adanya
183
pendekatan dengan kegiatan parenting menjelang pengambilan raport, kita juga
berusaha memberi pengetahuan bagamana mendidik dan mendampingi anak
selama dirumah. Tetapi tidak semua orang tua bisa datang ke parenting, dan yang
terjadi tidak semua orang tua mau menandatangani buku daily tahfidz (Laila,
2018/3/20).
Guru pengampu program unggulan tahfidz yang lain menyampaikan
pendapatnya mengenai hambatan dan tindak lanjut dalam pelaksanaan program
unggulan tahfidz yakni,
Masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca Al Qur’an, khususnya
untuk kelas 1 karena masih pengenalan kita harus mentalqin dan untuk
mempermudah kita menggunakan literasi bahasa Indonesia namun kendalanya
lagi mereka masih belum bisa panjang pendeknya (Dzawis,2018/4/3).
Dapat diketahui faktor pendukung dalam program unggulan tahfidz meliputi:
ruh dari sekolah sendiri adalah Daarul Qur’an, faktor penghambat yang muncul
seperti: kurangnya pendampingan orang tua dalam mengajarkan tahfidz dan tahsin
kepada siswa ketika di rumah, serta masih rendahnya kemampuan siswa dalam
membaca Al Qur’an.
b. Program Unggulan Sains
Pada program unggulan sains, koordinator program unggulan sains
menyampaikan pendapatnya mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat
implementasi program unggulan sains yakni,
Faktor pendukung, semua tim guru insyaallah sudah kompak, sharing
materi dan koordinasi juga sering dilakukan. Faktor penghambat bahan-bahan
yang ada di lab sains belum lengkap, sehingga kita lebih merepotkan ke siswanya
(Zuhri, 2018/3/16).
Upaya untuk mengatasi hambatan tersebut disampaikan oleh koordinator
sains yang menjelaskan,
184
Kita lebih melibatkan orang tua dalam bekerjasama, apabila ada project
tertentu kita meminta bantuan orang tua untuk membawakan bahan tersebut ke
sekolah. Dari pihak orang tua selama ini tidak merasa keberatan. Kita berusaha
mengoptimalkan kretaifitas guru agar mampu memanfaatkan barang bekas untuk
membuat media pembelajaran (Zuhri, 2018/3/16).
Hambatan dan upaya dalam pelaksanaan program unggulan sains juga
disampaikan oleh guru pengampu sains yang menjelaskan bahwa,
Kurangnya kosakata yang dipahami oleh siswa, terutama pada kelas
bawah 1 dan 2 mereka baru mengenal sains yang berbahasa inggris. Kita ajarkan
kosakata sedikit demi sedikit, sains dalam seminggu ada 2 jam dan terbilang
kurang, maka biasanya sebelum pulang sekolah anak-anak kita berikan daftar
suku kata yang harus dipelajari, minggu depannya kita suruh anak untuk maju ke
depan kelas mengulang review kosakata uang sudah diajarkan pada minggu
sebelumnya, kita memberi pertanyaan dan diulang-ulang (Sri Wardani,
2018/3/20).
Bapak Sutopo selaku guru sains menambahkan pendapatnya mengenai
hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan program
unggulan sains yaitu,
Masih minimnya media-media untuk lebih bereksplorasi untuk praktik,
minimnya media pembelajaran pada second equipment misalnya contoh yang
sudah ada baru 1 buah, tapi contoh selanjutnya yang belum ada. Karena memang
ada 2 misi yang ingin dicapai, untuk fokus ke example ke yang lain lagi masih
lemah. Untuk hambatan pada siswa, biasanya pindahan dari luar maka dia
mengalami cut informasi. Atau bagi siswa yang mengalami perubahan kurikulum
dan sudah berada di tingkat atas mereka belum mandapatkan sains pada tingkat
bawah, inilah yang menjadi tantangan kita untuk memahamkan pada siswa. Guru
bisa menurunkan level ketika mengajarkan, kita bungkus pembelajaran yang
menyenangkan. Memperbanyak vocab ke anak dan mengaplikasiannya, tidak
hanya melekatkan tapi bisa teraplikasikan. Untuk minimnya media, bisa bertukar
media dengan guru lainnya atau meminta kolaborasi dengan guru yang lain
sehingga bisa memperkaya tingkat kretaivitas. (Sutopo, 2018/3/22).
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan faktor pendukung
dalam pembelajaran sains meliputi: tim guru sains yang kompak, selanjutnya
faktor penghambat yang muncul seperti: bahan-bahan di lab sains yang masih
185
kurang, kurangnya kosakata yang dipahami oleh siswa, serta masih minimnya
media untuk bereksplorasi untuk praktik, dan beberapa siswa yang mengalami cut
informasi.
c. Program Unggulan Bahasa
Pelaksanaan program unggulan bahasa di lapangan dipengaruhi oleh adanya
faktor pendukung dan penghambat yang muncul, berdasarkan hasil wawancara
dengan koordinator bidang bahasa dan budaya faktor-faktor tersebut yakni,
Faktor pendukung adanya kerjasama dengan pihak luar seperti
DEJAVATO sama Darmasiswa Unnes dalam mendatangkan relawan atau native
speaker diharapkan adanya pendatangan tersebut siswa terpancinng lebih tinggi
untuk berbicara menggunakan bahasa inggris. Untuk pelatihan guru-guru kita juga
ada training kerjasama bagi guru dari Mentari. Faktor penghambatnya terkait
dengan sistem sekolah DaQu, karena pada awal penerimaan siswa tidak ada
placement test atau sistem penjarigan sehingga guru harus bisa mengajarkan
bahasa inggris dari awal dan mendampingi sesuai kemampuan yang dimiliki
peserta didik (Novia, 2018/3/9).
Bu Novia menambahkan kembali, upaya yang dilakukan untuk menangani
hambatan tersebut yakni,
Kita belajar menumbuhkan minat pada anak-anak agar anak-anak suka dan
gemar belajar bahasa inggris. Karena ketika mereka udah suka dan enjoy anak-
anak akan lebih mudah belajar.Tentu juga kita akan memberi semangat belajar
dengan memberi reward, misalnya nanti kalau bisa ngerjain ini nanti kita akan
pilih yang terbaik. Kita memberi jajan atau permen mereka motivasinya sudah
kuat dibandingkan dengan kita tidak memberi apa-apa. Kalau memberi pujian itu
pasti dilakukan, dengan kita kasih reward yang mungkin bagi kita itu hal yang
sedikit namun bagi mereka luar biasa. Jadi reward dan konsekuensi itu pasti ada.
Disini beberapa guru banyak yang menerapkan seperti itu walaupun terkadang
tidak berwujud pemberian barang, misal juga dalam bentuk sertifikat atau yang
lain (Novia, 2018/3/9).
Guru pengampu program unggulan bahasa menambahkan pendapatnya
mengenai hambatan dan upaya dalam implementasi program unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an meliputi,
186
Anak-anak dimoninasi anak yang over aktif mereka lebih senang bermain
daripada belajar agak sulit untuk mengaturnya. Memang harus pandai
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Tindak lanjut untuk
mengatasinya yakni dengan kreatif menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa (Manar, 2018/3/19).
Ibu Dewi selaku guru program unggulan bahasa juga menjelaskan hambatan lain
yang muncul serta upaya lain yang dilakukan yakni,
Biasanya siswanya yang kurang greget dalam belajar, dia sendiri tidak
mau belajar. Kurangnya pendampingan orang tua dirumah, disekolah ada bahasa
inggris tetapi dirumah tidak ada praktik sama sekali. Upaya yang kami lakukan
yaitu Tetap kita pancing terus kita perbanyak komunikasi dengan dia, bukan kita
biarkan (Dewi, 2018/3/20).
Berdasarkan hasil paparan penelitian dapat disimpulkan, faktor pendukung
dalam program unggulan bahasa yakni adanya pihak kerjasama yang telah di jalin
oleh SD Daarul Qur’an seperti pengadaan relawan atau native speaker dan
pelatihan bagi guru secara berkala, faktor penghambatnya seperti: tidak adanya
placement test di awal penerimaan peserta didik baru, siswa yang over aktif (lebih
senang bermain daripada belajar), serta kurangnya semangat belajar pada siswa.
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD
Daarul Qur’an Semarang
Penyusunan petunjuk pelaksanaan di SD Daarul Qur’an Semarang belum relevan
dengan landasan penyusunan kurikulum, berdasarkan hasil temuan SD Daarul
Qur’an masih berlandaskan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 yang seharusnya terbarui dengan landasan terbaru. Dalam hal ini
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar
187
nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana diubah lagi dengan Peraturan Pemerintah No
Nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam menyusun petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum, satuan
pendidikan mempunyai kewajiban untuk memperbarui setiap perubahan peraturan
yang terjadi, hal ini senada dengan konsep dari pengembangan kurikulum yang
dijelaskan oleh Zainal Arifin (2014:32) bahwa pengembangan kurikulum harus
bersifat relevan, relevan yang dimaksud adalah relevansi eksternal dan internal.
Relevansi eksternal menunjukkan relevansi antara kurikulum dengan lingkungan
hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan masa sekarang dan masa yang
akan datang. Sedangkan relevansi internal yakni relevansi di antara komponen
kurikulum itu sendiri.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan juklak juknis SD Daarul Qur’an
sudah sesuai dengan PP nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa komponen kurikulum tingkat satuan
pendidikan terdiri atas visi misi dan tujuan satuan pendidikan, muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.
Dokumen kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang telah mencakup semua
komponen yang tertulis dalam peraturan tersebut.
Struktur kurikulum SD Daarul Qur’an sudah sesuai dengan struktur
kurikulum KTSP yang termuat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
188
tentang standar isi, yang menjelaskan bahwa Kurikulum SD/MI memuat 8 mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri, dalam hal ini KTSP berlaku bagi
kelas 3 dan 6. 8 mapel tersebut meliputi PAI, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pend Jasmani OR dan Kesehatan. Muatan
Lokal meliputi Bahasa Arab, Bahasa Jawa, KPDL, Komputer dan Bahas inggris.
Pengembangan diri meliputi tahsin, tahfidz dan pramuka. Selain itu struktur
kurikulum K13 bagi kelas 1, 2 4 dan 5 juga sudah sesuai dengan sktruktur
kurikulum K13. Terbagi dalam Kelompok A dan B diwujudkan dengan adanya
mata pelajaran tematik.
Struktur kurikulum SD Daarul Qur’an berbeda dengan sekolah lain, karena
mengombinasikan kurikulum nasional, program internasional dalam pelajaran
(math, science dan english), mauatan lokal serta pengembangan diri yang
merupakan ciri khas dari SD Daarul Qur’an yang memiliki 3 porgram unggulan
tahfidz, sains dan bahasa.
Dalam pengaturan beban belajar di dokumen kurikulum, beban belajar di
SD Daarul Qur’an melebihi peraturan beban belajar yang dibuat oleh pemerintah.
Hal ini disebabkan karena adanya sistem full day school, serta kombinasi
kurikulum nasional dan program unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an.
Standar Kompetensi Lulusan SD Daarul Qur’an sudah sesuai dengan
standar nasional pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP yang tertulis dalam PP
No.32 Tahun 2013 tentang penjelasan standar kompetensi lulusan yang mencakup
189
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini SD Daarul Qur’an
merumuskan standar kompetensi lulusan yang disesuaikan dengan mutu
pendidikan Indonesia.
4.2.2 Analisis Implementasi Kurikulum pada Program Unggulan
Tahfidz Sains dan Bahasa
Dalam implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa
di SD Daarul Qur’an Semarang, konsep yang menjadi dasar pelaksanaan
pendidikan adalah pendidikan yang berlandaskan pada Al Qur’an. Hal ini senada
dengan M.akmansyah (2015:128) dalam penelitiannya yang menjelaskan, agar
pendidikan dapat melaksanakan fungsinya pendidikan memerlukan acuan pokok
yang mendasarinya. Al Qur’an menduduki tempat paling depan dalam
pengambilan sumber-sumber pendidikan lainnya. Segala kegiatan dan proses
pendidikan Islam haruslah senantiasa berorientasi kepada prinsip dan nilai-nilai Al
Qur’an. Di dalam Al Qur’an terdapat beberapa hal yang sangat positif guna
pengembangan pendidikan. Hal-hal itu, antara lain penghormatan kepada akal
manusia, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta memelihara
kebutuhan sosial.
Pendidikan karakter yang dijalankan di SD Daarul Qur’an Semarang juga
memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam proses
pembelajaran yang mencakup 18 nilai karakter, menurut Kemendiknas nilai-nilai
tersebut antara lain (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras;
(6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat
190
kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13)
bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli
lingkungan; (17) peduli sosial; dan (18) tanggung jawab. 18 nilai karakter tersebut
dikombinasikan dengan pendidikan karakter yang berlandaskan Al Qur’an di SD
Daarul Qur’an disusun ke dalam program DaQu Methode yang merupakan
program pembiasaan yang khas serta membedakan antara sekolah DaQu dengan
sekolah lain.
Selain pendidikan karakter yang berlandasakan Al Qur’an, SD Daarul
Qur’an menerapkan program full day school. Konsep full day school yang
diterapkan oleh SD Daarul Qur’an yakni pembelajaran yang dimulai pada pukul
07.00 dan berakhir pukul 13.55 untuk siswa kelas 1, pembelajaran yang berakhir
pada pukul 14.30 diperuntukkan bagi siswa kelas 2 dan 3 serta pembelajaran yang
berakhir pada pukul 15.05 untuk kelas 4,5 dan 6. Implementasi full day school di
SD Daarul Qur’an Semarang sesuai dengan konsep full day school yang
dijelaskan oleh Suharsimi (dalam Lis Yulianti 2017:310) Konsep dasar dari full
day school adalah integrated curiculum dan integrated activity yang merupakan
bentuk pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk seorang anak (siswa)
yang berintelektual tinggi yang dapat memadukan aspek keterampilan dan
pengetahuan dengan sikap yang baik.
Penerapan program full day school merupakan integrasi dari landasan
pendidikan yang digunakan oleh SD Daarul Qur’an, yakni pendidikan yang
berlandaskan Al Qur’an dalam hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Lis
Yulianti (2017:317) dijelaskan bahwa Full day school selain bertujuan
191
mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school
bertujuan sebagai salah satu upaya pembentukan akidah dan akhlak siswa dan
menanamkan nilai-nilai positif. Full day school merupakan manifestasi belajar
tanpa batas. Hal ini sangat relevan dengan Pendidikan Islam yang berlandaskan Al
Qur’an dan Hadist.
Konsep lain yang dilaksanakan oleh SD Daarul Qur’an Semarang yakni
pembelajaran dengan kelas bergerak (moving class), tujuan penerapan moving
class di SD Daarul Qur’an senada dengan pendapat Nugroho 2009 (dalam
Ekwanis 2017:127) mengatakan tujuan penerapan sistem moving class adalah: 1)
Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual,
auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya, 2)
Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan
karakter mata pelajaran, 3) Merangsang seluruh aspek perkembangan dan
kecerdasan siswa, 4) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran, 5)
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran, 6) Meningkatkan
disiplin siswa dan guru (pendidik), 7) Meningkatkan keterampilan guru dalam
memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam
kehidupan siswa sehari-hari, 8) Meningkatkan motivasi, hasil dan kepuasan
belajar siswa, dan 9) Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran.
Dalam hal ini, sistem pembelajaran moving class yang telah diterapkan
oleh SD Daarul Qur’an bertujuan agar siswa tidak mudah bosan dalam
pembelajaran, tempat yang bisa digunakan untuk pembelajaran yakni kolam
renang, aula, saung dan mushola. Pemilihan tempat untuk pembelajaran
192
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan pada siswa. Adanya penerapan
moving class merupakan pendukung adanya sistem full day school, apabila sistem
moving class tidak diterapkan maka siswa akan cepat bosan karena siswa lebih
banyak menghabiskan waktu di lingkungan sekolah.
Konsep pembelajaran yang direncanakan oleh SD Daarul Qur’an
Semarang memiliki keterpaduan antara konsep yang satu dengan yang lain.
Konsep yang sudah diterapkan berlandaskan pada visi dan misi yang telah disusun
oleh SD Daarul Qur’an Semarang. Secara keseluruhan, konsep yang dibangun
yakni pendidikan yang berlandaskan Al Qur’an selanjutnya diwujudkan dalam
program-program yang mendukung seperti adanya full day school, maupun
moving class sehingga program yang sudah dijalankan sudah sesuai dengan
konsep pendidikan Al Qur’an yang ingin melahirkan generasi qur’ani.
a. Analisis Pelaksanaan Program Unggulan Tahfidz
Adanya pelaksanaan program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an, berusaha
membentuk karakter siswa sesuai dengan visi misi yang dimiliki oleh SD Daarul
Qur’an yakni menjadi generasi qur’ani. Tujuan yang hendak dicapai oleh SD
Daarul Qur’an dalam menerapkan pendidikan tahfidz sesuai dengan Zulfitria
(2016:51) dalam jurnalnya, dijelaskan bahwa adanya pendidikan tahfidz Al
Qur’an berfungsi sebagai pengenalan, pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai
karakter mulia kepada peserta didik dalam rangka membangun manusia beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT. Pembentukan karakter peserta didik sangat
penting dan tidak boleh diabaikan oleh siapapun untuk masa depan bangsa dan
terpeliharanya agama. Pembentukan karakter peserta didik adalah tanggung jawab
193
setiap orang, keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Lulusan dari SD
Daarul Qur’an ditargetkan untuk dapat menjadi pemimpin yang berkarakter
qur’ani mampu menghafal Al Qur’an dengan baik dan benar menurut makhroj dan
hurufnya, serta dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Zulfitria (2016:52) menambahkan para pendidik harus lebih bijaksana
dalam menjabarkan nilai-nilai Al Qur’an kedalam program-program untuk
dituangkan dalam rencana-rencana pembangunan manusia seutuhnya melalui
proses pembelajaran. Hal itu harus dibarengi dengan pembiasaan dan keteladanan,
melakukan pembinaan disiplin, memberi hadiah dan hukuman, pembelajaran
kontekstual, bemain peran, dan pembelajaran partisipatif. Inilah sebuah ikhtiar
yang diharapkan dapat membangun generasi Islam yang berkarakter mulia dan
berbasis pendidikan Al Qur’an.
Upaya tersebut telah diwujudkan oleh SD Daarul Qur’an dengan adanya
program DaQu Methode sebagai kegiatan pembiasan karakter islami pada siswa,
serta bentuk hukuman dan hadiah yang diterapkan dalam pembelajaran tahfidz
yakni pelatihan kedisiplinan dan adanya tahfidz award bagi siswa yang beprestrasi
pada program unggulan tahfidz sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh
sekolah.
Pelaksanaan program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an Semarang,
menggunakan sistem halaqoh. Sistem halaqoh dipilih menjadi sistem dalam
pembelajaran tahfidz karena dengan sistem ini guru lebih mudah memperhatikan
siswa dalam melakukan hafalan, pada sistem ini setiap halaqoh hanya terdiri dari
10-15 siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Achmad Muslimin
194
(2015:59) dijelaskan bahwa dalam penerapannya guru sangat terbantu dengan
metode halaqah. Disamping kemampuan menghafal mereka yang seragam, juga
jumlah peserta didik yang jumlahnya relatif sedikit (10-15 peserta didik)
dibandingan pada setiap rombongan belajar
Penerapan sistem halaqoh dalam pembelajaran tahfidz di SD Daarul
Qur’an, membantu guru dalam mendampingi siswa melakukan hafalan Al Qur’an.
Hal ini dikarenakan koordinator tahfidz telah membagi halaqoh dengan beberapa
kategori menurut kemampuan hafalan siswa, sehingga akan mempermudah guru
menyesuaikan kemampuan hafalan pada halaqoh tersebut. Sistem ini membuat
siswa tidak merasa bosan, karena pelaksanaan pembelajaran tahfidz dilaksanakan
di luar kelas. Siswa bisa memilih tempat ternyaman untuk melaksanakan
pembelajaran tahfidz.
Berdasar hasil penelitian dalam mengoptimalkan pelaksanaan
pembelajaran tahfidz agar sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh sekolah,
ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan kembali dalam mengoptimalkan
pelaksanaan pembelajaran tahfidz. Berdasar pada penelitian terdahulu oleh Nurul
Hidayah (2016:71) dalam jurnalnya, beberapa hal tersebut meliputi:
1. Perbaikan dan penyempurnaan manajemen tahfidz Al Qur’an, yakni dengan
melakukan strategi sebagai berikut. (1) sekolah/madrasah harus menentukan
waktu yang tepat. Waktu yang baik untuk menghafal Al Qur’an adalah di
pagi hari sebelum kegiatan yang lain dimulai, misalnya jam 06.00 sampai jam
07.00.
195
Dalam hal ini pembagian jam tahsin tahfidz di SD Daarul Qur’an
dikombinasikan dengan pembagian jam pelajaran pada mata pelajaran lain,
selanjutnya diwujudkan dengan adanya program tahfidz camp yakni program
hafalan Al Qur’an secara penuh dalam satu hari dilaksanakan dalam 3 hari
selama satu bulan (2) memilih tempat dan lingkungan yang baik dan suci
seperti masjid atau mushalla. Pembelajaran tahsin tahfidz di SD Daarul
Qur’an sudah dilaksanakan di luar kelas yakni mencari tempat ternyaman
siswa dalam melakukan hafalan. Siswa telah melaksanakan pembelajaran
tahsin tahfidz di aula, maupun mushola.
Selain itu, bisa juga disediakan tempat menghafal di laboratorium khusus
untuk menghafal Al Qur’anan yang dirancang sedemikian rupa supaya
nyaman, sejuk, dan hening. Akan sangat baik pula jika ditunjang dengan
fasilitas dan alat-alat seperti MP3, CD Al Qur’an dan papan tulis untuk
memudahkan instruktur dan peserta didik dalam proses pembelajaran hafalan
Al Qur’an; strategi ini dapat diadopsi oleh SD Daarul Qur’an dalam
meningkatkan sarana prasarana dalam pembelajaran tahfidz baik dari segi
adanya laboraturium khusus maupun media pembelajaran tahfidz yang
mendukung adanya pembelajaran tahsin tahfidz (3) menentukan materi yang
dihafal. Ayat-ayat Al Qur’an yang akan dihafal hendaknya disusun secara
berkala. Misalnya ada ayat-ayat yang harus dihafal dan disetorkan setiap hari
secara bertahap. Proses hafalan ayat Al Qur’an di SD Daarul Qur’an dimulai
dari juz 30 berlanjut juz 29 dan 28 selanjutnya juz 1, 2 dan 3 pemilihan
196
hafalan ini karena surah-surah dalam juz 30 lebih pendek dan mudah dihafal
dibandingkan dengan juz 1.
2. Mengaktifkan dan memperkuat peran instruktur tahfidz dalam
membimbing dan memotivasi siswa penghafal Al Qur’an. Hal ini bisa
dilakukan cara-cara sebagai berikut. (1) meningkatkan volume dan intensitas
keterlibatan guru tahfidz secara langsung dalam membimbing siswa
penghafal
yang harus dilakukan secara istiqamah. Besarnya perhatian dan kasih sayang
guru akan mendorong motivasi siswa yang lebih tinggi; hal ini terbantu
dengan adanya konsep kelas kecil dan sistem halaqoh dalam pembelajaran
tahfidz sehingga perhatian guru ke siswa menjadi lebih besar (2)
meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing dan memotivasi siswa.
Dengan demikian, seorang instruktur tahfidz hendaknya memiliki
kemampuan yang baik mengenai cara yang tepat dalam membimbing peserta
didiknya serta selalu memberikan motivasi. Motivasi bisa dilakukan dengan
memberikan semangat yang menggugah, memberikan pujian dan
penghargaan, memberikan cerita para hafidz/hafidzah yang sukses setelah
melakukan perjuangan, cerita pengalaman pribadi guru dan orang-orang
saleh, juga sangat baik jika diadakan kompetisi antar peserta didik; motivasi
kompetisi sudah diwujudkan oleh SD Daarul Qur’an melalui program tahfidz
award sehingga setiap siswa memiliki motivasi untuk bisa menjadi siswa
penghafal terbaik setiap bulannya serta mendapatkan beasiswa bebas biaya
SPP selama 1 bulan (3) melakukan rekrutmen guru tahfidz lebih banyak
197
melalui seleksi yang berstandar. Guru tahfidz yang mengajar harus
profesional dalam mengajar dan membimbing dengan baik. Proses
recruitment guru tahfidz dikelola langsung oleh Yayasan Daarul Qur’an
Indonesia.
3. Menyempurnakan mekanisme dan metode yang diterapkan oleh guru tahfidz.
Salah satu faktor yang mendukung seseorang lebih mudah dan lebih cepat
dalam menghafal Al Qur’an adalah penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi. Hasil hafalannya pun tidak mudah lupa. Supaya mudah dan cepat
menghafal Al Qur’an, dan Al Qur’an yang dihafalkan tidak mudah lupa perlu
dilakukan strategi berikut :(1) guru tahfidz hendaknya menguasai seluruh
metode pembelajaran tahfidz Al Qur’an dan menerapkannya secara
bergantian. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan,
sehingga penggunaan metode yang bervariasi bisa saling melengkapi dan
menghilangkan kebosanan. Selain itu, penggunaan beberapa metode
berpeluang memperkuat hafalan. Beberapa metode yang bisa digunakan
seperti metode Talaqqi/Musyafahah (tatap muka/face to face), metode Sima’i
(memperdengarkan Al Qur’an), metode Resitasi (pemberian tugas
menghafal), metode Muraja’ah/Takrir (mengulang hafalan secara terencana),
metode Tafhim (menghafal dengan cara memahami makna ayat), metode
menghafal sendiri, metode lima ayat lima ayat, metode Mudarasah (metode
menghafal secara bergantian/saling menyimak antar siswa); (2) dalam
penggunaan metode secara bergantian, sebaiknya dilakukan secara berurutan
dan terencana dengan baik.
198
Misalnya untuk materi harian sebelum siswa menyetorkan hafalan ayat
yang baru kepada guru secara face to face, terlebih harus mengulang (takrir)
yang disimak secara langsung oleh guru. Hal ini harus dilakukan secara
istiqamah, terencana dan terjadwal. Kemudian untuk program mingguan di
akhir pekan bisa digunakan juga untuk takrir/muraja’ah dari hari pertama
sampai hari keenam. Untuk program semester, guru bisa mengajak para
siswanya untuk menghatamkan
Al Qur’an secara bersama-sama. Sedangkan untuk program tahunan bisa
diadakan haflah penghafal Al Qur’an. Selain itu, guru menghimbau dan
memotivasi siswa untuk saling menyimak hafalan secara bergantian;
Pembelajaran tahsin di SD Daarul Qur’an menggunakan Kaidah Daqu yang
disusun secara intern oleh Dewan Tahfidz Yayasan Daarul Qur’an, guru
tahfidz juga menggunakan sistem talqin dalam menuntun hafalan pada siswa
yang disesuaikan dengan kemampuan setiap siswa (3) menggunakan tartil
dalam menghafal Al Qur’an, yakni membaca dan menghafal Al Qur’an pelan-
pelan disertai dengan hukum-hukum tajwid, membaca kalimat dan kata
dengan jelas dan tidak tergesa-gesa. Membaca dan menghafal alQur’an
dengan tartil lebih menenangkan hati dan mentadabburi maknanya.
Disamping itu, hafalannya menjadi lebih kuat.
4. Memperkuat dukungan orang tua. Peran orang tua berpengaruh besar bagi
kesuksesan anak dalam menghafal Al Qur’an, karena orang tua adalah
pembimbing dan pengontrol utama di rumah. Anak-anak sangat
membutuhkan motivasi dan bimbingan langsung dari orang tua mereka yang
199
memiliki hubungan batin. Disamping itu, lingkungan yang kondusif bagi
anak-anak di rumah sangat mendukung mereka dalam menghafal Al Qur’an.
Oleh karena itu, dalam mengatasi lemahnya dukungan orang tua perlu
dilakukan strategi sebagai berikut : (1) pihak sekolah/madrasah perlu
memberikan pemahaman tentang pentingnya menghafal Al Qur’an dan visi,
misi dan tujuan program tahfidz Al Qur’an di sekolah/madrasahnya; (2) pihak
sekolah/madrasah menanamkan kesadaran dan motivasi kepada orang tua
tentang tugas-tugas orang tua di rumah bagi anak-anaknya.
Upaya ini telah diwujudkan oleh SD Daarul Qur’an dalam program
parenting yang dilakukan berkala oleh pihak sekolah dalam meningkatkan
peran orang tua dalam membimbing siswa melakukan hafalan di rumah. (3)
pihak sekolah/madrasah perlu membuat buku monitoring siswa selama berada
di rumah yang harus ditandatangani oleh orang tua. Buku mentoring dibuat
dalam bentuk buku tahsin berprestasi dan dailiy tahfidz yang wajib ditanda
tangani oleh orang tua sehingga adanya buku ini dapat digunakan orang tua
dalam memantau perkembangan hafalan pada siswa di sekolah.
5. Memperkuat kontrol dan motivasi atasan. Kepala sekolah/madrasah adalah
pemimpin pendidikan yang merupakan penanggungjawab pertama dalam
aktivitas yang dilaksanakan. Jika seoarang pemimpin tidak menjalankan
tugasnya dengan optimal yakni mengarahkan, memotivasi, dan mengontrol
maka program yang telah direncanakan tidak bisa berhasil dengan optimal.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka perlu dilakukan beberapa strategi
berikut : (1) kepala sekolah/madrasah harus memahami tugas dan perannya
200
dengan baik sebagai pemimpin sekaligus manajer; (2) kepala sekolah/
madrasah harus menjalankan tugas dan perannya dengan baik dan optimal
yakni memberikan pengarahan, memotivasi, menggerakkan dan melakukan
kontrol baik secara langsung maupun tidak langsung kepada guru tahfidz
maupun siswa-siswanya. Kepala sekolah SD Daarul Qur’an telah berusaha
memahami peran dan fungsinya sekaligus berupaya mewujudkan inovasi
program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tahfidz yakni
seperti pengoptimalan program-program pendampingan tahfidz yang
disesuaikan dengan kemampuan siswa serta peningkatan peran koordinator
program unggulan tahfidz dalam mengeanalisis pelaksanaan pembelajaran
tahfidz di SD Daarul Qur’an Semarang.
b. Analisis Pelaksanaan Program Unggulan Sains
Pelaksanaan program unggulan sains di SD Daarul Qur’an bertujuan untuk
menumbuhkan sikap rasa ingin tahu pada siswa. Konsep rasa ingin tahu yang
ingin dicapai oleh SD Daarul Qur’an sesuai dengan konsep rasa ingin tahu yang
dijelaskan oleh Fransiskus (2011:232) yaitu rasa ingin tahu, ingin mengerti yang
merupakan kodrat manusia membuat manusia selalu bertanya-tanya. Manusia
harus memiliki hasrat ingin tahu. Rasa ingin tahu membuat manusia dapat
memecahkan setiap permasalahan dan pemikiran yang ada di dalam pikirannya.
Apabila rasa ingin tahu ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan membawa
manusia semakin mengerti dirinya sendiri. Lewat rasa ingin tahu membuat
manusia mengetahui kebenaran.
201
Dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Daarul Qur’an, guru berusaha
menstimulus semua kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin
tahu pada siswa. Beberapa hal yang biasa dilakukan guru yakni dengan mendesain
pembelajaran yang aktif dan menarik bagi siswa seperti kolaborasi, partnership,
maupun problem based learning dan project based learning. Dengan penerapan
model pembelajaran ini siswa dapat bereksplorasi dan guru hanya berperan
sebagai fasilitator. Selanjutnya dalam hal praktik guru berusaha mendekatkan
siswa dengan media konkret, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang
diajarkan.
Konsep pelaksanaan pembelajaran sains di SD Daarul Qur’an senada
dengan pendapat Winda Oktavioni (2017:6) dalam penelitiannya, yang
menjelaskan pada pembelajaran sains, nilai karakter rasa ingin tahu merupakan
salah satu kompetensi dari sikap ilmiah yang harus dikembangkan dan dimiliki
oleh peserta didik. Sikap ilmiah ini terdiri dari rasa ingin tahu, jujur, logis, kritis,
dan disiplin melalui pembelajaran sains.
Beberapa guru menerapkan pemberian motivasi berupa reward sebagai
bentuk penghargaan kepada siswa, dalam pembelajaran sains guru memberikan
hadiah berupa makanan/minuman bagi siswa yang mampu mengerjakan soal atau
menjawab pertanyaan serta bagi siswa yang mendapat nilai bagus. Hal ini senada
dengan penelitian terdahulu oleh Rizky (2016:3066) dijelaskan bahwa dalam
proses pembelajaran motivasi sangat besar peranannya terhadap tercapainya
tujuan pembelajaran. Dengan adanya motivasi, dapat menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Kurangnya guru dalam memberikan reward pada siswa akan
202
menimbulkan kejenuhan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan kegiatan
belajar di lingkungan belajar siswa. Apabila siswa merasa jenuh dan kurang
bersemangat, keaktifan siswa dalam pembelajaran akan kurang. Pengamatan dan
perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan guru akan hilang. Siswa akan
mengamati dan memerhatikan hal atau kegiatan lain yang lebih menarik
perhatiannya, memberi rasa senang atau kepuasan seperti melamun, menggambar
di buku catatan, berbicara dengan teman sebangku, atau memerhatikan benda di
luar kelas. Sebagai akibatnya, siswa kurang memahami materi pelajaran yang
diajarkan guru. Sebaliknya, pemberian reward yang tepat dan bervariasi dapat
menciptakan semangat, ketertarikan dan rasa senang siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Penerapan pemberian reward dalam pembelajaran sains di SD Daarul
Qur’an dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga akan lebih
bersemangat dalam pembelajaran. Reward yang diberikan dapat berbentuk pujian,
ucapan, hadiah sederhana yang disukai atau yang bermanfaat bagi siswa. Adanya
reward ini dapat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang
mengesankan bagi siswa. Selain itu, guru SD Daarul Qur’an berusaha
mendekatkan siswa dengan media konkret dalam pembelajaran yakni dengan alat
peraga maupun gambar yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
Berdasar pada hasil penelitian, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
guru dalam pembelajaran sains sesuai dengan pendapat Irjan (2008:5) dalam
jurnalnya yang menjelaskan bahwa, upaya yang dapat dilakukan guna mencapai
proses dan hasil pembelajaran sains di sekolah dasar dapat ditempuh melalui
203
beberapa langkah sebagai berikut. 1) Motivasi Belajar sains, bertujuan untuk
membangun kekuatan mental penggerak belajar sepert keinginan, perhatian,
kemauan atau cita-cita yang menjadi tujuan pembelajaran. Sebagai ilustrasi,
apabila siswa merasa bahwa ia belum memahami cara-cara menjaga dan
memelihara sel, jaringan dan organ tubuhnya, maka memotivasi siswa dapat
dilakukan dengan pertanyaan berikut. “Bagaimana cara menjaga dan merawat
sel, jaringan dan organ pada tubuh kita?”. Dari pertanyaan ini diharapkan akan
tumbuh motivasi rasa ingin tahu yang muncul dari dalam siswa yang dikenal
dengan motivasi internal yang bersifat intrinsik dan karena itu siswa senang
melakukannya. Selain itu, motivasi eksternal juga tak luput dari perhatian guru
seperti pujian, hadiah dan lain sebagainya yang diharapkan dapat membangkitkan
semangat siswa dalam belajar sains.
2) Strategi Pembelajaran Sains, salah satu upaya mengoptimalkan
perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah pada diri siswa dalah
menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), yakni pembelajaran
mengarah pada pengoptimalisasi pelibatan intelektual dan emosional siswa
terhadap materi pelajaran. Siswa diharapkan lebih mampu mengenal dan
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh,
menyadari dan dapat menggunakan sumber belajar yang terdapat disekitarnya.
Selain itu siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara
teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sains sehari-hari serta
lebih tampil menggali, menjelaskan, mencari dan mengembangkan informasi
secara bermakna. Selain pendekatan CBSA, upaya lain untuk mengembangkan
204
kemampuan-kemampuan siswa dapat dilakukan melalui pendekatan keterampilan
proses. Hal ini berdasar pada pertimbangan: a) Pendekatan keterampilan proses
memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat sains. Dengan
keterampilan proses siswa dapat lebih baik mengenai fakta, prinsip dan konsep-
konsep sains. b) Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberikan
kesempatan kepada siswa bekerja dengan sains, sebab mereka aktif dan tidak
menjadi pelajar yang pasif. c) Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar
sains, membuat siswa belajar proses dan prosedural sains sekaligus.
3) Pemilihan Metode dalam Pembelajaran Sains, hal ini dimaksudkan
untuk menunjang proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan instruksional pembelajaran. Selain penggunaan
metode yang tepat, pemilihan media sebagai alat bantu, mempunyai fungsi
mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran sains. Guna mendukung tujuan
intruksional pembelajaran sains, maka dasar pemilihan media pembelajaran
adalah untuk menampilkan visualisasi obyek baik secara makro (dapat diamati
dengan mata telanjang) maupun secara mikro (yang sulit diamati oleh mata
telanjang misalnya sel yang merupakan bagian dari jaringan dan organ hasil
pengamatan mikroskop).
4) Penggunaan Analogi Sebagai Media Pembelajaran Sains, sebagai
pengajar yang berprofesional guru dituntut agar memiliki prakarsa yang bersifat
inovatif dalam hal penyampaian materi sains di kelas. Sebagai ilustrasi, langkah-
langkah penyajian materi sains dapat dilakukan dengan analogi-analogi sebagai
berikut. a) Menganalogikan tubuh manusia, sama dengan sebuah bangunan
205
gedung, b) Jika bangunan dibentuk oleh bilik/ruang, dan letaknya sudah tertentu,
maka sama halnya dengan tubuh manusia, juga dibentuk oleh organ, dan letaknya
juga sudah tertentu pula, c) Setiap bilik/ruang pada bangunan gedung dibentuk
oleh dinding yang dikuatkan oleh tulang besi, maka organ manusia dibentuk oleh
jaringan yang dikuatkan oleh tulang-tulang penyangga (tulang keras dan tulang
rawan), d) Dinding bangunan tersusun dari jutaan campuran butiran material pasir
dan semen yang sangat halus (berukuran sangat kecil), maka jaringan tubuh
manusia tersusun oleh jutaan sel yang berukuran sangat kecil dan hanya mampu
dilihat dengan bantuan mikroskop.
5) Evaluasi Pembelajaran Sains, langkah evaluasi yang diberikan kepada
siswa dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana dan sejauh mana hasil
pembelajaran yang telah dilakukan (evaluasi proses/hasil pembelajaran) dan
sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang telah diberikan dalam
rentang waktu tertentu. Berkaitan dengan evaluasi proses dan produk ini, maka
akan dilakukan tes dengan mengacu kepada rumusan tujuan intruksional khusus
sebagaimana diilustrasikan sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan misalnya:
a. Sebutkan definisi dari sel, jaringan dan orgam pada tubuh manusia (aspek
kognitif),
b. Ceritakanlah langkah-langkah pengamatan sel bagian dari organ tubuh manusia
dengan menggunakan mikroskop (aspek psikomotorik)
c. Melalui media gambar, tunjukkan tata letak organ tubuh manusia bagian dalam
(aspek afektif).
206
d. Sebutkan urutan komponen-komponen penyusunan tubuh manusia dari ukuran
yang paling kecil sampai kepada ukuran yang paling besar (aspek kognitif).
e. Sebutkan cara menjaga dan merawat sel, jaringan dan organ pada tubuh
manusia (aspek kognitif).
Optimalisasi pembelajaran sains, di SD Daarul Qur’an dapat diwujudkan
dengan penggunaan buku pegangan sains sesuai dengan petunjuk penggunaan
buku. Buku pegangan yang digunakan merupakan salah satu buku pegangan sains
terbaik yang mengacu pada kurikulum Cambridge negara Singapura, di dalamnya
sudah berisi materi-materi dan berbagai kegiatan sains yang mampu menstimulus
kemampuan berpikir kritis siswa. Buku pegangan menggunakan bahasa inggris
sebagai bahasa pengantar, sehingga adanya program unggulan sains juga
bertujuan memahamkan kosakata bahasa inggris dalam dunia sains. Apabila guru
dapat menerapkan buku tersebut secara optimal, maka tujuan tersebut akan
tercapai.
c. Analisis Pelaksanaan Program Unggulan Bahasa
Pelaksanaan pembelajaran pada program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an,
mengarah pada pemahaman kosakata bahasa inggris pada siswa. Konsep kosakata
yang hendak dicapai oleh SD Daarul Qur’an Semarang senada dengan pendapat
Hasan Basri (2014:431) dalam penelitiannya yang menjelaskann bahwa, kosakata
adalah elemen yang penting dalam penguasaan bahasa asing. Koleksi jumlah
kosakata yang terbatas akan menghambat siswa untuk berkomunikasi dalam
bahasa target, yakni bahasa Inggris. Untuk itu siswa harus memiliki strategi untuk
mengusai kosakata. Jenis kosakata yang seringkali menjadi kesulitan siswa adalah
207
phrasal verb, idiom, slang, dan colloquial hal ini berdampak pada adanya
penerapan strategi penguasaan kosakata berbeda dari masing-masing siswa.
Strategi yang dipakai seperti memory strategies, cognitive strategies,
metacognitive strategies dan compensation strategies. Strategi yang paling
membantu untuk diterapkan adalah strategi gabungan dari berbagai jenis strategi
tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru di SD Daarul Qur’an dalam
meningkatkan penguasaan vocabulary yakni menggunakan metode drill
vocabulary. Penggunaan metode drill vocabulary senada dengan penelitian
terdahulu oleh (Desti, 2017:59) dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa,
menurut Sudjana Metode drill adalah suatu cara mengajar dengan memberikan
latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari anak sehingga memperoleh suatu
keterampilan tertentu. Kata drill mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu
diulang-ulang. Drill vocabulary yang diterapkan di SD Daarul Qur’an didesain
menjadi pembelajaran drill vocabulary dengan metode yang menyenangkan,
dalam penerapannya guru menyuruh siswa untuk menulis vocab dan artinya.
Selanjutnya guru memberikan umpan pertanyaan dengan media gambar atau
media lainnya, kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal guna mereview
vocab yang telah dikuasai.
Dalam menunjang program unggulan bahasa, SD Daarul Qur’an
mengadakan kegiatan ekstrakuikuler english club untuk meningkatkan
keterampilan bahasa inggris pada siswa. Tujuan yang hendak dicapai dari adanya
ekstrakurikuler english club disuatu sekolah sesuai dengan pendapat Andri Donal
208
(2017:1) dalam jurnalnya dijelaskan, ekstrakurikuler english club bisa menjadi
wadah untuk setiap siswa agar dapat berkomunikasi secara bebas dengan Bahasa
Inggris dan menambah wawasan serta kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris.
Pelaksanaan program unggulan english club dilaksanakan setiap hari kamis,
ditujukan bagi siswa kelas 3 sampai kelas 6.
Guru-guru SD Daarul Qur’an berusaha menciptakan metode pembelajaran
yang bervariasi yakni seperti active commonicatin, roleplay dengan menggunakan
media gambar maupun lagu. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh guru-guru
di SD Daarul Qur’an dalam pembelajaran bahasa senada dengan penelitian
terdahulu oleh Sri Kusuma (2013:4) mengenai penciptaan pembelajaran
menggunakan education games. Dalam pembelajaran dengan metode education
games, siswa akan diajak untuk bermain sekaligus belajar. Siswa tidak lagi merasa
kalau bahasa inggris merupakan pelajaran yang sulit, menakutkan dan
membosankan siswa tidak diperlakukan sebagai objek pembelajaran semata
sehingga proses belajar dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Dijelaskan
kembali oleh Biloon (2017:85) dalam jurnalnya, Games can be used as a teaching
method to reinforce grammar and vocabulary in the language learning process
while simultaneously using various English language skills. Games can be
created for every aspect of language learning and these types of tasks work to
support language skills (Permainan dapat digunakan sebagai metode pengajaran
untuk memperkuat tata bahasa dan kosakata dalam proses pembelajaran bahasa
sekaligus menggunakan berbagai keterampilan bahasa Inggris. Permainan dapat
209
dibuat untuk setiap aspek pembelajaran bahasa dan jenis tugas bekerja untuk
mendukung kemampuan bahasa).
Dalam penerapannya guru SD Daarul Qur’an memanfaatkan media
flashcard atau gambar dalam menunjang education game , hal ini dilakukan guna
menumbuhkan semangat belajar pada siswa. Pemenfaatan flashcard dalam
pembelajaran bahasa, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suyanto
(dalam M.Sa’idul Muzakki 2012:83) dijelaskan bahwa penggunaan flash cards
dalam kegiatan kelas bahasa Ingggris dapat membantu guru untuk: (a)
memperkenalkan dan memantapkan konsep singular dan plural; (b)
memperkenalkan dan memantapkan number; (c) memperkenalkan dan
memantapkan konsep a few dan a lot of; (d) menarik perhatian siswa dengan
gambar yang menarik (pemantapan kosakata dan warna); (e) memberikan variasi
dalam proses belajar mengajar. Penggunaan flash cards dalam pembelajaran
bahasa inggris di SD Daarul Qur’an merupakan salah satu inovasi pemanfaatan
media pembelajaran, ditujukan agar siswa tidak bosan dalam pembelajaran bahasa
inggris sekaligus meningkatkan pemahaman kosakata pada siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan, penerapan desain pembelajaran “belajar
sambil bermain” merupakan salah satu upaya dalam menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa. Siswa-siswi di SD Daarul Qur’an yang hiperaktif
dapat dialihkan pada desain pembelajaran tersebut. Bagi siswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah dalam pembelajaran bahasa, dapat tergugah
semangatnya karena desain pembelajaran ini dapat meminimilisir tingkat
210
kebosanan pada siswa. Inovasi ini merupakan salah satu upaya yang tepat dalam
implementasi pembelajaran bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
4.2.3 Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi
Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dalam implementasi kurikulum pada program tahfidz sains
dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang terdapat beberapa faktor yang menjadi
faktor pendukung dan penghambat. Salah satu faktor penghambat yang muncul
adalah kondisi mood peserta didik yang berubah-ubah dan rendahnya motivasi
belajar pada siswa. Apabila mood anak sedang dalam keadaan baik, maka anak
pun akan mampu ditangani untuk mengikuti proses pembelajaran secara kondusif,
namun apabila mood anak sedang dalam keadaan yang kurang baik, maka guru
pun harus mampu melakukan pembinaan dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan.
Dalam hal ini mood pada siswa berkaitan dengan motivasi belajar dari
siswa itu sendiri. Konsep tentang motivasi belajar dijelaskan oleh Sumadi 2014
dalam (Rarastiti, 2015:3) dalam jurnalnya dijelaskan, motivasi belajar terbagi
menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
mood belajar siswa di SD Daarul Qur’an Semarang yakni dengan menerapkan
reward maupun punishment. Hal ini senada dengan penelitian terdahulu oleh
Yusvinda (2017:786) adanya reward maupun punishment dapat memberikan
211
dampak pada motivasi belajar siswa. Dalam penerapannya tujuan yang harus
dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan motivasi
yang bersifat intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam artian peserta didik
melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran peserta
didik itu sendiri. Dengan reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu
hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, karena reward itu adalah
bagian dari pada penjelmaan rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada peserta
didik.
Yusvinda (2017:787) melanjutkan pendapatnya, punishment diberikan
sebagai usaha mengembalikan peserta didik ke arah yang baik dan memotivasinya
menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif dan produktif. Dengan adanya punishment
itu diharapkan supaya peserta didik dapat menyadari kesalahan yang
diperbuatnya, sehingga peserta didik jadi berhati-hati dalam mengambil tindakan.
Punishment bisa dikatakan berhasil apabila dapat menimbulkan perasaan
penyesalan akan perbuatan yang telah dilakukannya.
Adanya reward dan punishment yang diterapkan oleh di SD Daarul Qur’an
Semarang dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa. Namun dalam pelaksanaannya guru harus mengetahui porsi masing-masing
penerapakan reward dan punishment dalam pembelajaran. Dalam penerapannya
juga harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Selain itu faktor penghambat yang muncul yakni kurangnya peran orang
tua dalam membimbing siswa ketika belajar dirumah, beberapa orang tua
212
beranggapan bahwa belajar hanya dilaksanakan di lingkungan sekolah. Salah satu
upaya untuk mengatasi kendala ini yakni adanya peningkatan program parenting.
Implementasi program parenting di SD Daarul Qur’an Semarang memiliki
berbagai manfaat yang senada dengan Noni Ganevi (2013:2) dalam jurnalnya
dijelaskan bahwa manfaat kegiatatan parenting, yaitu dapat membangun
komunikasi yang baik antara lembaga dengan orangtua. Sehingga pola
pengasuhan yang dijalankan di lembaga dengan yang diterapkan orang tua di
rumah selaras, melalui kegiatan parenting juga orangtua dapat mengetahui
capaian perkembangan anak, hak-hak dasar apa saja yang harus dipenuhi orangtua
dalam kelangsungan hidup anak, dan memberikan pengetahuan kepada orangtua.
Adanya program parenting dalam suatu lembaga pendidikan dapat membawa
dampak positif terhadap pencapaian tujuan sekolah.
Program parenting dapat diwujudkan dengan adanya penerapan
pendidikan dan pelatihan program parenting skill di lembaga pendidikan,
penjelasan mengenai konsep parenting skill didasarkan pada penelitian terdahulu,
menurut Bailey dalam (Mukni’ah, 2016:2) pendidikan dan pelatihan tentang
parenting skill perlu diberikan pada orang tua, pendidikan parenting skill adalah
sebuah tindakan atau usaha untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan,
serta meningkatkan keterampilan pengasuhan yang dimiliki orang tua. Pendidikan
dan Pelatihan ini didesain untuk mengisi gap pendidikan dengan memberikan
dasar dalam format pembelajaran yang sesuai untuk semua tingkatan. Selain itu
juga untuk menyediakan pendidikan dengan pedoman keterampilan yang lengkap
bagi orang tua dan pengasuhan filosofi yang digunakan dalam pelatihan tersebut.
213
Inovasi pendidikan dan pelatihan parenting skill di SD Daarul Qur’an dapat
menjadi salah satu upaya dalam mengatasi faktor penghambat implementasi
kurikulum pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa.
214
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan implementasi kurikulum pada
program unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an
Semarang tertulis dalam buku kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang
tahun 2017-2018 dijadikan pedoman oleh seluruh warga sekolah dalam
melaksanakan kurikulum guna mencapai visi misi yang telah dirumuskan
oleh SD Daarul Qur’an. Kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an
yakni KTSP untuk kelas 3 dan 6, K13 untuk kelas 1, 2, 4 dan 5. SD
Daarul Qur’an mengombinasikan kurikulum nasional dengan program
unggulan yang dimiliki sekolah, diwujudkan dengan adanya mata
pelajaran math, sains dan english serta pengembangan diri yang meliputi
program tahsin dan tahfidz.
2. Dalam perencanaan program unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD
Daarul Qur’an, konsep yang dimiliki SD Daarul Qur’an yakni pendidikan
karakter berbasis qur’ani dengan visi melahirkan generasi pemimpim
dunia yang saleh dan berkarakter qur’ani serta berjiwa entrepreneur dalam
membangun peradaban islam di masa depan. Untuk mencapai visi tersebut
dalam pelaksanaannya siswa tidak hanya diajarkan bagaimana membaca
215
dan menghafal Al Qur’an yang baik dan benar namun juga diajarkan ilmu
pengetahuan seperti adanya mata pelajaran sains guna meningkatkan rasa
ingin tahu dan kemandirian dalam menyelasaikan masalah, selain itu
siswa dibekali kemampuan berbahasa inggris agar lancar berkomunikasi.
Pengoptimalan program unggulan tahfidz diwujudkan dengan adanya
program tahfidz camp, tahsin intensif dan tahfidz award serta
pendampingan siswa dengan adanya buku tahsin berprestasi dan daily
tahfidz. Program unggulan sains dioptimalkan dengan penggunaan buku
sains dari penerbit Mantari dan merupakan salah satu buku paket terbaik
yang berporos pada kurikulum Cambridge yang berporos kurikulum
Singapura, serta penerapan model pembelajaran yang membuat siswa
menjadi lebih aktif dan berpikir ilmiah. Kemudian, program unggulan
bahasa dioptimalkan dengan adanya program ekstrakurikuler english club,
dan beberapa desain pembelajaran bahasa guna meningkatkan
keterampilan berbicara pada siswa salah satunya dengan adanya program
pendatangan volunteer dari luar negri. Dalam evaluasinya setiap
koordinator program unggulan bertanggung jawab melaksanakan evaluasi
secara berkala guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program unggulan
di lapangan.
3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum pada program
unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang terlihat
dari peran peserta didik, koordinator program unggulan dan guru
pengampu program unggulan. Faktor pendukung tersebut yakni adanya
216
ruh pendidikan Qur’ani yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an, mitra
kerjasama yang dalam mendatangkan volunteer dari negara lain, tim guru
tahfidz sains dan bahasa yang kompak dan solid dalam kegiatan belajar
mengajar. Faktor penghambatnya meliputi mood siswa yang beubah-ubah,
ketersediaan sarana dan prasarana yang masih kurang terutama
laboraturium pada program unggulan sains dan bahasa serta kurangnya
media konkret yang digunakan dalam pembelajaran, kurangnya
pendampingan orangtua dalam melakukan pendampingan siswa di rumah.
6.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran
yang meliputi:
1. Peningkatan sarana dan prasarana seperti penambahan peralatan
laboraturium sains, laboraturium bahasa, pengadaan media pembelajaran
serta kebutuhan lain terkait pembelajaran perlu ditambahkan.
2. Pelatihan kemampuan guru dalam meningkatan keterampilan bahasa
inggris, pelatihan pembuatan media pembelajaran perlu ditingkatkan untuk
menambah kualitas mengajar program unggulan bahasa serta
meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan media pembelajaran.
3. Pihak sekolah hendaknya lebih mengupayakan peningkatan peran orang
tua dalam mendampingi siswa ketika dirumah sehingga ketercapaian
tujuan dalam program unggulan dapat lebih optimal seperti peningkatan
kemampuan hafalan maupun keterampilan dalam berbahasa inggris.
217
DAFTAR PUSTAKA
Aitchison, Jeans. 2008. Linguistics. London: Hooder Headline.
Akmansyah, M. 2015. Al Qur’an dan Al-Sunnah sebagai dasar ideal
pendidikan islam. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. 8 (2) :
127-142.
Al Khaiyali, Al Tiyb S. 2014. ESL Elementary Teachers’ Use of
Children’s Picture Books to Initiate Explicit Instruction of Reading
Comprehension Strategies. English Language Teaching. 7 (2): 90-
102.
Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azim, Ahamd Ali. 2016. Metode Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an bagi
Mahasiswa di Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shofa Karangbesuki
Sukun Malang. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim.
Basri, Hasan. 2014. Strategi Belajar Kosakata Bahasa Inggris (English
Vocabulary) Mahasiswa TBI STAIN Pamekasan. Jurnal Nuansa.
11(2): 431-444.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah
dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.
Depdikbud. 2003. Undang Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdikbud. 2012. Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Jakarta.
Depdikbud. 2013. Permendikbud No 54 Tahun 2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Depdikbud. 2013. Permendikbud No 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI. Jakarta.
Depdikbud. 2014. Permendikbud No.160 Tahun 2014 Tenntang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Jakarta
218
Depdikbud. 2016. Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Depdikbud. 2016. Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Depdiknas, 2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
Depdiknas, 2006. Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Jakarta.
Depdiknas, 2013. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta.
Depdiknas. 2007. Permendiknas No 20 Tahun 2007 Tentang Standar
Penilaian. Jakarta.
Depdiknas. 2007. Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Desstya, Anatri. 2014. Kedudukan dan Aplkasi Pendidikan Sains di
Sekolah Dasar. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. 1 (2): 193-200.
Donal, Andri. 2017. Pendampingan Pengembangan Ekstrakurikuer
English Club pada SLTA di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan
Hulu. Jurnal Pengabdian Kita. 1 (2):1-9.
Elisabeth, Monica. 2014. Implementasi Kurikulum Internasional
Cambridge dan Dampaknya terhadap Pengelolaan Pembelajaran
Biologi: Studi Kasus di Saint John’s Catholic School Semarang.
Skripsi. Semarang:Unnes.
Endah, Loloek & Sofyan A. 2013. Penduan Memahami Kurikulum 2013
Sebuah Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Masa Depan.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
Erikanto, C. 2018. Comparison of Mathematical Representation Skill and
Science Learning Result in Classes With Problem-Based and
Discovery Learning Model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 7 (1):
106-113.
Fadlilah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran
SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
219
Fajriyah, Inayatul. 2013. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Penggunaan Media Kartu Gambar pada Siswa Kelas
II SD Muhammadiyah Purwodiningratan 2 Yogykarta. Skripsi: UNY.
Fahrawati. 2013. Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional dan
Pengaruhnya Terhadap Kurikulum Pembelajaran Bahasa Inggris di
Indonesia. Makalah. Makasar: Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi
Selatan.
Fridantara, Angga Swasdita. 2015. Implementasi Program Adiwiyata di
SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Ganevi, Noni. 2013. Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orangtua
Dalam Menumbuhkan Perilaku Keluarga Ramah Anak (Studi
Deskriptif di Pendidikan Anak Usia Dini Al-Ikhlas Kota Bandung).
Skripsi. Bandung: UPI.
Harsono, Hanifah. 2002. Implementasi Kebijakan dan Politik. Jakarta:
Grafindo Jaya.
Hartin, 2017. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Jurnal
Shatut Tarbiyah. 36 (22): 1-8.
Hidayah, Nurul. 2016. Strategi Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an di
Lembaga Pendidikan. Ta’allum. 4 (1). 63-81.
Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hofstein, Avi. Lunetta, Vincent N. 2004. The Laboratory in Science
Education: Foundations for the Twenty-First Century. Inc. Sci Ed
88:28–54.
Indra, H. 2016. Perkembangan Kurikulum 1947 sampai Kurikulum 20913.
(Perjalanan Kurikulum Indonesia).
http://www.gurungapak.com/2016/03/perkembangankurikulum-
1947-sampai.html. (diunduh 20 Maret 2018).
Irjan, 2008. Optimalisasi Proses dan Hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal
Madrasah. 1 (1): 1-10.
Ismunandar, dkk. 2014. Mengenal Sistem Pendidikan Singapura.
Bandung: Nuansa Cendekia.
220
Julia Sevy, Biloon. 2017. Different Reasons to Play Games in an English
Language Class. Journal of Education dan Training Studies. 5 (1) :
84-93.
Lak, Richard Lung Ping. 2013. Sistem pendeteksi kesalahan pada kalimat
bahasa inggris. Jurnal Script. 1(1): 61-68.
Mabruri, Rizky Ardi. 2016. Pengaruh Reward Terhadap Motivasi Belajar
IPA Siswa Kelas IV Sd Muhammadiyah Piyaman. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Edisi 32 tahun ke-5. 3064-3072.
Meriam & Webster. 2008. Webster’s Advanced Learner’s English
Dictionary. United States of America: Merriam-Webster.
Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mubasiroh, 2017. Implementasi Kurikulum Ganda di SMP N 11
Semarang. Skripsi. Semarang: Unnes.
Mukni’ah, 2016. Parenting Skills sebagai Upaya Meningkatkan Akhlak
Mulia bagi Anak pada Masa Pendidikan Dasar. Skripsi. Jember: IAIN
JEMBER.
Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kesiapan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013
Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan
persoalan penting dan genting. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslimin, Achmad. 2015. Implementasi Metode Halaqah Dan Resitasi
Dalam Tahfidz Alquran di SDIT El – Haq Banjarsari Buduran
Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Islam. 1(1):55-61.
Muzakki, M.Sa’idul. 2012. Keefektifan Pembelajaran Bahasa Inggris
Berbantuan Media Flashcards Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Innovative Journal of Curriculum and Educational
Technology. 1(2):82-86.
Muzamiroh, Mida Latifah. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta:
Kata Pena.
221
Ni Wayan, Sri Kusuma D. 2013. Pengaruh Penggunaan Educatioan Games
dan Asesmen Portofolio terhadap Pemerolehan Kosakata Bahasa
Inggris Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Gianyar. Jurnal
Program Pascasarjana Undiksha. 1 (3):1-12.
Nugraheni, Rarastiti Kusuma. 2015. Pengaruh Peran Orangtua Motivasi
Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas
3 SD Se-Gugus Sinduharjo Sleman Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal
Pendidikan. 1(1):1-6.
Nurhalimah, Siti. 2012. Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul
Qur’an. Skripsi. STAIN Salatiga.
Oktavioni, Winda. 2017. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Siswa Pada
Pembelajaran Ipa Melalui Model Discovery Learning Di Kelas V SD
Negeri 186/1 Sridadi. Skripsi. Jambi: Universitas Jambi.
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Bahasa.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Putrielis, Ekwanis. 2017. Keterkaitan Penggunaan Moving Class Dengan
Motivasi Belajar Dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Belajar
Ekonomi Siswa Man 2 Model Pekanbaru. Pekbis Jurnal. 9(2) : 125-
139.
Qoyyimah, Siti. 2013. Pengaruh Program Unggulan Terhadap Kualitas
Baca Tulis Al Qur’an Siswa Kelas 8 International Class Progame di
Madrasah Tsanawiyah Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif 1
Wonoayu Sidoarjo. Skripsi. Suabaya: UIN Sunan Ampel.
Rahayu, Nina. 2014. Implementasi Keterampilan Proses pada
Pembelajaran IPA di Kelas IV C SD Muhammadiyah Condongcatur
Sleman. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Rino. 2010. Strategi Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sebuah Kajian Pengembangan KTSP Berbasis Keunggulan Daerah
Menuju Kemandirian Sekolah. Padang. Makalah. Padang.
Rozali. 2008. Implementasi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Studi Kasus
di MAN Padusunan Kota Pariaman. Tesis. PPS UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan.
222
Santosa, Fransiskus Gatot. 2011. Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif
dan Rasa Ingin Tahu Melalui Pembelajaran Matematika dengan
Berbasis Masalah (Suatu Kajian Teoritis). Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta 3 Desember
2011.
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Siregar, Lis Yulianti Syafrida. 2017. Full Day School Sebagai Penguatan
Pendidikan Karakter dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Islam.
Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam. 5 (2) : 306-319.
Sriyono. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Alqur’an Melalui
Metode Drill Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang
Kajen Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun 2012. Skripsi.
Salatiga: STAIN Salatiga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suprapti, Desti Yuni. 2017. Implementasi Kemampuan Vocabulary
Bahasa Inggris Melalui metode Drill Berbasis Lingkungan. Jurnal
Potensia. 2(1):57-62.
Suryana, 2010. Metodologi Penelitian Model Praktis Peneliitian
Kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: UPI.
Suryana, Siti Erna Latifi. 2009. Implementasi Kebijakan Tentang
Pengujuan Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang. Tesis.
Lampung: Unila.
Syahputra, Idham. 2014. Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai
Bahasa Asing Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa.
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. 17 (1): 127-145.
Teguh T, Sobari AY. 2010. Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf
Internasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tiarani, Vinta A. 2009. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Online).
Tersedia
http://staff.uny.ac.id/sites/default/tmp/PEMBELAJARAN%20IPA%2
0di%20SEKOLAHDASAR.pdf diakses pada 6 Februari 2018.
Umar. 2017. Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an di SMP
Luqman Al-Hakim. Jurnal Pendidikan Islam. 6 (1): 1-21.
223
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Wen Su-Shao, 2012. The Various Concepts of Curriculum and the Factors
Involved in Curricula-making. Journal of Language Teaching and
Research. 3 (1):153-158.
Yamin, Moh. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.
Yogyakarta: Diva Press.
Yayasan Daqu. 2017. Buku Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang
Tahun Pelajaran 2017.2018. Semarang: SD Daarul Qur’an.
Yayasan Daqu. 2017. Buku Pegangan Wali Murid 2017-2018. PPPA
Daarul Qur’an.
Yusvinda, Ernata. 2017. Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui
Pemberian Reward Dan Punishment di SDN Ngaringan 05
Kec.Gandusari Kab.Blitar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD.
2 (5):781-790.
Zamzani, Zaki dan M.Syukron Maksum. 2009. Menghafal Al-Qur’an itu
Gampang. Yogyakarta: Mutiara Media.
Zulfitria. 2016. Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an Dalam Pendidikan
Karakter Anak Usia Dini (Paud). Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam
Anak Usia Dini. 1 (2): 35-55.
225
Lampiran 1 Hasil Pedoman Observasi
Tujuan:
Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik
maupun non fisik dalam implementasi kurikulum pada program unggulan
di SD Daarul Qur’an Semarang.
Aspek yang diamati:
No Aspek Indikator Ket Ceklist
Ya Tidak
1 Sekolah
Dasar Daarul
Qur’an
Semarang
a. Sumber Data Menemukan siapa saja
yang dapat dijadikam
sumber data penelitian
√
b. Visi dan Misi Meninjau visi misi
sekolah apakah
mencerminkan nilai-nilai
yang dimiliki SD Daarul
Qur’an Semarang
√
c. Kurikulum
dan
pembelajaran
pada program
unggulan
Meninjau kurikulum
program unggulan dan
pembelajaran yang
berlangung di SD Daarul
Qur’an Semarang
√
2 Keadaan
Geografis
SD Daarul
Qur’an
Semarang
a. Kondisi
Geografis
b. Lingkungan
Sekolah
c. Jumlah Siswa
dan Kelas
d. Sarana
Prasarana
Sekolah
Meninjau kondisi,
keadaan lingkungan, dan
sarana prasarana sekolah,
apakah ketiga aspek
tersebut telah
mendukung
pengembangan program
unggulan di sekolah
√
3 Implementasi
kurikulum
pada
program
unggulan
tahfidz, sains
dan bahasa di
SD Daarul
a. Perencanaan
Pembelajaran
- Penyusunan
kurikulum
program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa
- Penyusunan RPP
dan silabus
- Penyusunan
√
√
226
Qur’an
Semarang
penunjang
program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa
√
b. Pelaksanaan
Pembelajaran
- Kegiatan Awal
a. Program
unggulan
tahfidz
b. Program
unggulan
sains
c. Program
unggulan
bahasa
√
√
√
- Kegiatan Inti
a. Program
unggulan
tahfidz
b. Program
unggulan
sains
c. Program
unggulan
bahasa
√
√
√
- Kegiatan Akhir
a. Program
unggulan
tahfidz
b. Program
unggulan
sains
c. Program
unggulan
bahasa
√
√
√
c. Strategi
Penyampaian
Strategi penyampaian
pembelajaran di kelas
√
d. Evaluasi Evaluasi proses √
Evaluasi produk √
e. Faktor
pendukung
Faktor pendukung bagi
guru dan siswa
√
228
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Indikator dan Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Kisi-kisi dan indikator dalam pedoman wawancara pada penelitian “Implementasi
Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz, Sains dan Bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang” mencakup:
No Indikator Wawancara Kisi-kisi Wawancara
1 Perencanaan a. Latar belakang program unggulan
b. Tujuan program unggulan
c. Konsep program unggulan
2 Pelaksanaan a. Pelaksanaan program unggulan
b. Hasil program unggulan
3. Evaluasi a. Faktor pendukung dan penghambat
program unggulan
b. Upaya mengatasi hambatan pada program
unggulan
229
a. Pedoman wawancara untuk kepala sekolah SD Daarul Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains
dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Jabatan:
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana konsep penyelenggaran pendidikan di SD Daarul Qur’an
Semarang?
2 Apa saja tujuan penyelanggaraan pendidikan di SD Daarul Qur’an
Semarang?
3 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan serta bentuk program
unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an Semarang?
4 Bagaimana perkembangan program unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul
Qur’an Semarang?
5 Apa yang menjadi rencana SD Daarul Qur’an Semarang dalam upaya
mengembangkan program unggulan tahfidz, sains dan bahasa?
6 Siapa saja yang terlibat dalam merencanakan upaya pengembangan program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa dalam kegiatan pembelajaran maupun
diluar pembelajaran? Bagaimana prosesnya?
7 Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan upaya pengembangan program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa dalam kegiatan pembelajaran maupun
diluar pembelajaran?
8 Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pengembangan
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa?
9 Kapan dan dimana upaya pelaksanaan pengembangan program unggulan
tahfidz, sains dan bahasa?
10 Apa saja prestasi yang diraih setelah adanya program unggulan tahfidz,
sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
11 Siapa sajakah yang terlibat dalam pengembangan program unggulan tahfidz,
sains dan bahasa baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar
pembelajaran? Bagaimana proses pengembangannya?
12 Bagaimana peran Bapak/Ibu selaku kepala sekolah dalam upaya
pengembangan program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?
13 Bagaimana kegiatan evaluasi dalam upaya pengembangan program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang? Kapan
dan dimana evaluasi pengembangan dilaksanakan? Bagaimana prosedurnya?
14 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an
230
Semarang?
15 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang muncul
dalam pengembangan program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD
Daarul Qur’an Semarang?
b. Pedoman wawancara untuk wakil kepala sekolah bidang kurikulum SD Daarul
Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains
dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Jabatan:
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana konsep penyelenggaraan pendidikan di SD Daarul Qur’an
Semarang?
2 Bagaimana bentuk program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?
3 Bagaimana penerapan program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?
4 Bagaimana kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang?
5 Bagaimana peran implementasi kurikulum dalam upaya pengembangan
program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?
6 Bagaimana strategi implementasi kurikulum dalam upaya pengembangan
program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?
7 Bagaimana proses pembelajaran di SD Daarul Qur’an Semarang?
8 Apa saja bentuk penilaian pendidik terhadap peserta didik pada program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa?
9 Bagaimana perkembangan mutu pendidik dan peserta didik di SD Daarul
Qur’an Semarang?
10 Bagaimana peran Bapak/Ibu selaku waka kurikulum dalam upaya
pengembangan program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?
11 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidik dan
peserta didik di SD Daarul Qur’an Semarang?
12 Bagaimana kegiatan evaluasi dalam upaya pengembangan program
unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
13 Bagaimana instrumen dan metode yang digunakan dalam mengevaluasi
pengembangan program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
14
Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an
231
Semarang?
15 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang
muncul dalam pengembangan program unggulan tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
c. Pedoman wawancara untuk koordinator program unggulan tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains
dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Jabatan:
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana konsep penyelenggaran pendidikan di SD Daarul Qur’an
Semarang?
2 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan (tahfidz/sains dan
bahasa) serta bentuk program unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul
Qur’an Semarang?
3 Bagaimana proses perencanaan program unggulan (tahfidz/sains/bahasa)
di SD Daarul Qur’an Semarang?
4 Bagaimana proses pelaksanaan program unggulan unggulan
(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?
5 Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pengembangan
unggulan (tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?
6 Kapan saja upaya pelaksanaan pengembangan pogram unggulan
(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang baik dalam
kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran?
8 Dimanakah upaya pelaksanaan pengembangan program unggulan
(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang baik dalam
kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran?
9 Bagaimana metode atau strategi penyampaian dalam upaya
pengembangan pogram unggulan (tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul
Qur’an Semarang?
10 Bagaimana peran Bapak/Ibu selaku koordinator program unggulan dalam
upaya pengembangan pogram unggulan (tahfidz/sains/bahasa) di SD
Daarul Qur’an Semarang?
11 Bagaimana proses evaluasi pengembangan program unggulan
(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?
12 Bagaimana metode atau prosedur dalam mengevaluasi program unggulan
232
(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?
13 Bagaimana indikator dalam mengetahui bahwa peserta didik telah mampu
menguasai program unggulan (tahfidz, sains dan bahasa) di SD Daarul
Qur’an Semarang?
14 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan
program unggulan (tahfidz, sains dan bahasa) di SD Daarul Qur’an
Semarang?
15 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang
muncul dalam pengembangan program unggulan (tahfidz, sains dan
bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?
d. Pedoman wawancara untuk guru pengampu program unggulan tahfidz di SD
Daarul Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz di SD
Daarul Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Jabatan:
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
2 Bagaimana konsep program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an
Semarang?
3 Apa saja tujuan yang ingin dicapai pada program unggulan tahfidz di SD
Daarul Qur’an Semarang?
4 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan program
unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an Semarang?
5 Bagaimana pendekatan yang dilakukan dalam program unggulan tahfidz?
6 Apa saja yang dipersiapakan guru ketika akan mengajar program
unggulan tahfidz?
7 Bagaimana pengorganisasian pembelajaran (pengelolaan tahfidz dan
tahsin) pada program unggulan tahfidz?
8 Apa saja metode pembelajaran tahsin tahfidz yang digunakan?
9 Apa saja media dan buku pegangan yang digunakan dalam pembelajaran
tahsin tahfidz?
10 Apa saja kaidah dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran tahsin tahfidz?
11 Bagaimana bentuk penilaian tahfidz yang diterapkan?
233
12 Bagaimana indikator dalam mengetahui peserta didik telah berhasil
pembelajaran program unggulan tahfidz?
13 Bagaimana bentuk apresiasi bagi peserta didik yang telah berhasil dalam
program unggulan tahfidz?
14 Bagaimana upaya guru dalam pendampingan peningkatan kemampuan
tahfidz pada siswa serta bagaimana peran guru dalam mengatasi peserta
didik yang memiliki kemampuan rendah?
15 Apa saja hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran tahfidz? Bagaimana tindak lanjut dalam mengatasi
hambatan tersebut?
16 Program penunjang apa saja yang digunakan dalam meningkatkan
kemampuan tahfidz pada siswa?
e. Pedoman wawancara untuk guru pengampu program unggulan sains di SD
Daarul Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan sains di SD
Daarul Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Jabatan:
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
2 Bagaimana konsep pembelajaran pada program unggulan sains di SD
Daarul Qur’an Semarang?
3 Apa saja tujuan yang ingin dicapai dalam program unggulan sains di SD
Daarul Qur’an Semarang?
4 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan pada
program unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang?
5 Bagaimana persiapan guru dalam pembelajan pada program unggulan
sains di SD Daarul Qur’an Semarang?
6 Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam program unggulan
sains di SD Daarul Qur’an Semarang?
7 Apa saja media dan buku pegangan yang digunakan dalam program
unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang?
8 Apa saja strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
sains?
9 Bagaimana bentuk penilaian sains yang diterapkan?
234
10 Bagaimana peran guru dalam mengatasi peserta didik yang memiliki
kemampuan rendah dalam pembelajaran sains?
11 Bagaimana indikator dalam mengetahui peserta didik telah berhasil dalam
pembelajaran program unggulan sains?
12 Apa saja hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran sains?
13 Bagaimana tindak lanjut dalam mengatasi hambatan tersebut?
14 Program penunjang apa saja yang digunakan dalam meningkatkan
keterampilan sains pada siswa?
15 Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan
praktikum program unggulan sains?
f. Pedoman wawancara untuk guru pengampu program unggulan bahasa di SD
Daarul Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Jabatan:
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
2 Bagaimana konsep pembelajaran pada program unggulan bahasa di SD
Daarul Qur’an Semarang?
3 Apa saja tujuan yang hendak dicapai dalam program unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an Semarang?
4 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan pada
program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
5 Bagaimana persiapan guru dalam pembelajaran pada program unggulan
bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
6 Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam program unggulan
bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
7 Apa saja media dan buku pegangan yang digunakan dalam program
unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?
8 Apa saja strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa?
9 Bagaimana bentuk penilaian bahasa yang diterapkan?
10 Bagaimana indikator dalam mengetahui peserta didik telah berhasil
235
pembelajaran program unggulan bahasa?
11 Bagaimana peran guru dalam mengatasi peserta didik yang memiliki
kemampuan rendah dalam pembelajaran bahasa?
12 Apa saja hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa?
13 Bagaimana tindak lanjut dalam mengatasi hambatan tersebut?
14 Program penunjang apa saja yang digunakan dalam meningkatkan
keterampilan berbahasa pada siswa?
15 Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang
keterampilan bahasa pada siswa?
g. Pedoman wawancara untuk siswa di SD Daarul Qur’an Semarang
1. Tujuan
Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains
dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.
2. Identitas Diri
Nama :
Kelas :
No Butir Pertanyaan
1 Bagaimana cara belajar di SD Daarul Qur’an Semarang?
2 Bagaimana cara pembelajaran tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
3 Bagaimana bentuk reward atau penghargaan guru dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan bahasa?
4 Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam pengoptimalan
pembelajaran tahfidz, sains dan bahasa?
5 Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pembelajaran tahfidz, sains
dan bahasa?
6 Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran tahfidz, sains
dan bahasa?
7 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
8 Apakah kegiatan penunjang program unggulan tahfidz, sains dan bahasa
sudah membantu?
9 Apakah sarana dan prasarana sudah memadai?
10 Apa saja saran yang diberikan dalam pengoptimalan program unggulan di
SD Daarul Qur’an Semarang?
236
Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian mengenai Implementasi Kurikulum pada
program unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an
Semarang mencakup :
No Dokumentasi
1. Sejarah SD Daarul Qur’an Semarang
2. Visi Misi SD Daarul Qur’an Semarang
3. Ruang Belajar SD Daarul Qur’an Semarang
4. Dokumen Kurikulum
5. Dokumen RPP dan Silabus Pembelajaran
6. Fasilitas Pendukung Pembelajaran
a. Lapangan / Taman
b. Mushola / Masjid
c. UKS
d. Ruang Seni
e. Perpustakaan
f. Media Pembelajaran
g. Buku / Modul
7. Lingkungan Sekolah
8. Kegiatan pembelajaran
9. Media dan metode pembelajaran
10. Program-program Unggulan SD Daarul Qur’an Semarang
11. Prestasi Akademik maupun non akademik di SD Daarul Qur’an
Semarang
12. Data Pendidik dan Peserta Didik
237
Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara
Transkip Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Informan : Bapak Fathurrohman
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari, Tanggal : Rabu, 7 Maret 2018
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana konsep
penyelenggaran
pendidikan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Konsep kami itu yang pertama bahwa pendidikan
harus terintegrasi,artinya sekolah memiliki tanggung
jawab, orang tua, dan juga peserta didik itu sendiri,
jangan sampai ada orang tua yang memiliki pemikiran
bahwa ketika menyekolahkan anaknya di SD DaQu
anak hanya menjadi tanggung jawab sekolah 100%
jadi kami sangat memerlukan keterlibatan orangtua
sehingga terintegrasinya keseluruhan. Selanjutnya,
konsep yang ada disini yaitu konsep kelas kecil dalam
satu kelas maksimal hanya ada 15-18 siswa, kemudian
karena sudah menerapkan full day school (sehari
penuh berada di sekolah) maka kita membuat
movingclass pendekatan yang kami lakukan yakni
kami memposisikan diri sewaktu waktu guru bisa
menjadi teman, menjadi orang tua kedua setelah
dirumah, jadi hubungan antara guru dan siswa sangat
dekat supaya mereka nyaman untuk belajar. Ketika
orangtua memasukkan anaknya di sekolah DaQu kita
dari awal sudah ada komitmen bahwa apabila ada hal-
hal yang menjadi kendala di tengah jalan akan kita
selesaikan bersama, support dan dukungan orang tua
diwujudkan dalam kerjasama komite sekolah dan
koordinator wali murid di setiap kelas, hal ini
merupakan komponen yang sangat membantu bahwa
ketika ada hal-hal apapun yang akan kita laksanakan
bisa lebih baik jadi kami tidak bergerak sendiri.
Alhamdulillah, komite juga sudah bagus, kita ada
program-program pengembangan untuk komite
terutama ada kajian (perenting) untuk orang tua
kemudian biasanya support untuk kegiatan-kegiatan
besar kita libatkan orang tua dalam kepanitiannya
238
misalkan kita ada penyembelihan hewan qurban, open
house.
Peran wali kelas sangat membantu siswa yang
mengalami masalah dalam belajar, hal ini terbantu
oleh adanya penerapan kelas kecil sehingga perhatian
kepada anak yang bermasalah menjadi penuh, dalam
penerapan kurikulum juga terbantu adanya program
pengayaan dan remedial.
2 Apa saja tujuan
penyelanggaraan
pendidikan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Secara umum tujuan penyelenggaraan pendidikan di
SD DaQu sesuai dengan tujuan yang ada di dokumen
kurikulum. Meliputi membekali bekal kepada peserta
didik kemampuan dasar baca tulis dan hitung,
pengetahuan dan keterampilan dasar. Selain itu
membekali peserta didik tentang pengetahuan dasar
agama islam, menyiapkan generasi qur’ani serta
mempersiapkan peserta didik menjadi generasi
mandiri. Untuk lebih lengkapnya nanti bisa dilihat di
dokumen kurikulum.
3 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
serta bentuk
program unggulan
yang dimiliki oleh
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Latar belakang adanya program unggulan tahfidz
yakni berawal dari impian Ustadz Yusuf Mansyur
selaku pemiliki dan pendiri SD DaQu, beliau memiliki
visi 20 sampai 30 tahun yang akan datang yaitu orang-
orang islam yang hafal Al Qur’an mampu menjadi
pemimpin baik di Indonesia maupun di dunia, artinya
bisa dia menjadi seorang pilot tetapi dia dapat
menghafal Al Qur’an, misalnya dia menjadi seorang
presiden dia menjadi presiden yang hafal Al Qur’an,
dia menjadi insinyur tapi juga hafal Al Qur’an.
Berawal dari santri yang ada di Pondok yang dimiliki
Ustadz Yusuf Mansyur beliau mempunyai gagasan
kalau bisa tidak hanya pesantren saja yang bisa
menghasilkan lulusan penghafal Al Qur’an namun
ada pendidikan formal yang fokus ke tahfidznya
(hafalan Al-Qur’an).
Karena ingin bersifat global dan tidak hanya di
Indonesia tapi dunia yang menjadi hal utama adalah
bahasa disini diajarkan bahasa inggris dan bahasa
arab, karena bahasa inggris merupakan bahasa
internasional, anak-anak harus dibekali bahasa inggris,
ketika tidak dibekali maka anak-anak akan kerepotan
239
apabila memiliki mimpi untuk menjadi pemimpin-
pemimpin dunia.
Kalau program unggulan sains, sebenarnya beberapa
orang berpendapat bahwa sains hanya melulu tentang
IPA atau hal-hal yang beraitan dengan IPA tapi
sebenarnya Sains ini untuk menjadikan anak yang
memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan kemudian
bagaimana dia bisa menciptakan sesuatu artinya
dengan sains orang-orang yang hafal Al Qur’an bisa
menjadi ilmuwan yang bisa menemukan sesuatu. Dan
mengarah ke kreativitas pemikiran, critical thinking
jadi dia berfikir kritis diimbangi rasa ingin tahu yang
besar.
4 Bagaimana
perkembangan
program unggulan
yang dimiliki oleh
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Perkembangan tahfidz yang pertama dukungan dari
orangtua memang sangat mendukung, dia
menyekolahkan anaknya karena program tahfidznya
bagus dari awal kita berdiri Alhamdulillah sudah
menghasilkan 4 angkatan ini, jadi sudah ada yang
lulus 3 juz, 4 juz maupun 5 juz bahkan kemarin ada
yang 7 juz artinya itu merupakan kebanggan. Tetapi
selain sudah ada anak yang memiliki kemampuan
seperti target, ada beberapa anak yang mungkin
“tingkat hafalannya tidak bisa berlari” hanya dapat
menghafal 2 juz. Hal ini masih menjadi bahan
evaluasi, kami sebenarnya ingin anak-anak yang lulus
di kelas VI minimal hafal 4 juz.
Untuk sains dan bahasa Alhamdulillah untuk yang
bahasa anak-anak sudah berani ngobrol dengan bahasa
inggris, kita datangkan native speaker, kemudian
adanya program kunjungan ke singapura sehingga
anak-anak bisa belajar dan berani untuk berbicara.
Dan untuk sains baru beberapa anak yang sudah ikut
dalam olimpiade namun baru tingkat nasional dan
belum sampai ke luar negri sementara mungkin di
beberapa sekolah lain sudah berani ke luar negri.
5 Apa yang menjadi
rencana SD Daarul
Qur’an Semarang
dalam upaya
mengembangkan
Ke depan planningnya dan ini wacananya ketika
memasukkan anak ke Sekolah DaQu minimal sudah
bisa membaca Al Qur’an jadi bisa lebih mempercepat,
untuk sementara yang diterapkan disini anak-anak
yang belum bisa membaca Al Qur’an bisa kita terima,
240
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa?
jadi anak kita ajarkan belajar membaca dan menghafal
Al Qur’an namun itu memperlambat proses hafalan.
Untuk program unggulan bahasa, yang pertama kita
pengen adanya pelatihan guru sementara memang satu
tahun dua kali, planningnya saya ada pelatihan
intensif minimal ada guru-guru khusus yang dilatih.
Yang kedua, adanya penerapan program harian bahasa
artinya beberapa waktu yang lalu kita sudah
menerapkan setiap hari senin selasa rabu kita pakai
bahasa inggris baik di kegiatan sehari-hari maupun di
ruang guru, ini mau kita jalankan lagi sehingga anak-
anakpun bisa lebih semangat dalam berbicara.
Untuk program unggulan sains baiknya kita akan
membuat club jadi club sains disitu anak-anak yang
memang benar-benar memiliki bakat dan potensi
benar-benar didampingi supaya bisa ikut lomba-
lomba, alhamdullilah kemarin juga sudah ada yang
ikut dalam olimpiade kota tapi memang dukungan
orang tua juga sangat berpengaruh dan juga bakat dan
potensi anak.
6 Siapa saja yang
terlibat dalam
merencanakan
upaya
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa dalam
kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
Bagaimana
prosesnya?
Kita semua terlibat dalam perencanaan artinya seluruh
stakeholder yang ada di sekolah, baik itu guru,
karyawan bahkan perwakilan dari orang tua. Kita
biasanya setiap semester ada rapat kerja yang dimulai
dari evaluasi dulu dilanjut rapat kerja yang membahas
apa yang kita laksanakan, program-program apa saja,
kemudian pembiayaan-pembiayaannya, sampai
dengan kapan waktunya siapa penanggung
jawabnya.Untuk pelaksanaan rapat perencanaan ada
perencaaan dalam satu semester yang di akhir tahun
juga ada jadi rutin. Nanti disitu kita juga membagi
antar komisi khusus membahas tentang kesiswaan
tentang kurikulum nanti juga ada yang membahas
mengenai perlombaan-perlombaan
7 Siapa saja yang
terlibat dalam
pelaksanaan upaya
pengembangan
program unggulan
Semua komponen sekolah terlibat dalam pelaksanaan
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
241
tahfidz, sains dan
bahasa dalam
kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
8 Apa saja kegiatan-
kegiatan yang
dilakukan dalam
upaya
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa?
Artinya memang inovasi-inovasi kegiatan itu penting
yang dilakukan dalam program unggulan tahfidz
yakni adanya program tahfidz camp dalam sehari anak
fokus menghafal Al Qur’an, kita ada pemilihan santri
terbaik di setiap bulan untuk santri terbaik akan
diberikan hadiah free pembayaran uang SPP pada
bulan berikutnya sehingga anak akan lebih
termotivasi, kemudian di akhir tahun ada dua agenda
besar yakni wisuda tahfidz nasional yang
diselenggarakan oleh Dewan Tahfidz Pusat dan
wisuda internal. Anak-anak yan sudah hafal 4 juz kita
berangkatkan ke Jakarta dimana yang mewisuda
adalah Ustadz Yusuf Mansyur, Alhamdulillah tahun
ini ada sekitar 7 anak yang akan kita berangkatkan. Di
akhir tahun kita juga ada wisuda tahfidz untuk
mengapresiasi, dimulai dari 1 juz 2 juz 3 juz jadi
wisuda internal nanti kita kasih sertifikat dan medali
tahfidz sebagai penghargaan.
Selain itu ada intensif pelatihan untuk guru-guru
tahfidznya ada pertemuan rutin, ada evaluasi.
Untuk upaya pengembangan sains training untuk
guru-guru lebih rutin, volumenya ditambah, kemudian
juga mengikutsertakan anak-anak yang punya bakat
dan potensi di ajang-ajang lomba.
Untuk bahasa kita rutin mendatangkan native speaker,
kemudian pelatihan untuk guru-guru serta hari-hari
bahasa tertentu artinya di hari-hari tertentu
menggunakan bahasa tertentu.
9 Kapan dan dimana
upaya pelaksanaan
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa?
Pelaksanaan pengembangan program unggulan tahfidz
kita menggunakan sistem setor harian, sistem dalam
pembelajaran tahfidz yakni bukan dibagi perkelas tapi
halaqoh-halaqoh artinya kelompok-kelompok kecil
sesuai dengan kesamaan hafalannya jadi bisa untuk
mempercepat. Jadi bisa jadi dalam satu kelas ada dua
242
halaqoh, ada yang halaqohnya tinggi dan ada yang
rendah jadi percepatan bisa optimal.
10 Apa saja prestasi
yang diraih setelah
adanya program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Untuk tahfidz alhmadulillah DaQu merupakan sekolah
terbaik dalam 3 cabang yakni Kalibata dan Ketapang.
Artinya setiap ada kegiatan MHQ atau Olimpiade Al
Qur’an antar sekolah DaQu kita masih menjadi
sekolah yang terbaik, kemudian beberapa lomba yang
kaitanya dengan tahfidz kita juga sudah berkarya
banyak. Memang yang masih lemah pada lomba
tilawah Al Qur’an, jadi jumlah hafalan kita masih
banyak tapi untuk melagukan Al Qur’an basic suara
dari anak-anak kita masih kurang.
Kalau perlombaan bahasa inggris misal ada lomba-
lomba di tingkat UPTD di Dinas sudah bisa berkarya
banyak, untuk sains juga sudah lumayan banyak.
11 Siapa sajakah yang
terlibat dalam
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa baik di
dalam kegiatan
pembelajaran
maupun di luar
pembelajaran?
Bagaimana proses
pengembangannya?
Dalam pengembangannya secara struktural memang
ada dua wakil kesiswaan dan kurikulum, dalam
kesiswaan nanti dibawahnya ada koordinator yang
fokus ke koordinator tahfidz, bahasa budaya maupun
sarana prasaran. Secara awal dalam perencanaan kita
merencanakan bersama-sama namun dalam
pengembangannya yang menjadi punggawa kita ada
structural sendiri-diri kita ada orang yang kita
percaya. Untuk mempermudah pengembangan jadi
yang kita pegang adalah para koordinator-
koordinatornya yang mempunyai tugas dan
tanggungjawab yang lebih besar.
12 Bagaimana peran
Bapak/Ibu selaku
kepala sekolah
dalam upaya
pengembangan
program unggulan
di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Saya selaku kepala sekolah mempunyai jabatan yang
sangat strategis artinya dia bisa menetukan arah mau
dibawa kemana sekolah ini, yang pertama kebijakan-
kebijakan ada ditangan kepala sekolah, yang kedua
untuk kebijakan anggaran-anggaran artinya apabila
kebiajakan anggaran dari kepala sekolah bisa
mensuport kegiatan tersebut akan menjadi lebih baik,
jadi baik buruk, maju mundur suatu lembaga sangat
bergantung dengan pemimpinnya artinya disini saya
punya pengaruh terhadap maju mundurnya lembaga.
13 Bagaimana
kegiatan evaluasi
Dalam setiap minggunya semua koordinator
melakukan evaluasi, kemudian di akhir semester kita
243
dalam upaya
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa di SD
Daarul Qur’an
Semarang? Kapan
dan dimana
evaluasi
pengembangan
dilaksanakan?
Bagaimana
prosedurnya?
juga ada evaluasi dan ada evaluasi akhir tahunan.
Disitu nanti hal-hal untuk program-program yang
masih ada kekurangan dan perlu perbaikan bisa kita
tindak lanjuti. Selain evaluasi kita juga ada tentunya
kita supervisi pada kegiatan KBM guru-guru
mengajarnya seperti apa, kita lihat bagaimana
mengajarnya. Dalam kegiatan supervise sudah
terjadwal, minimal 1 semester ada dua kali supervisi.
Selain ada supervise dari kepala sekolah ada juga
supervise adminitrasi dari yayasan biasanya satu
semester satu kali. Selain evaluasi internal yang kita
laksanakan di cabang, hasil evaluasi kita bawa ke
rapat Biro Full Day School. Pelaksanaan evaluasi
biasanya di lingkungan sekolah, biasanya kita
bentuknya tiga hari jadi ada evaluasi, ada pemantapan
program, untuk agenda kegiatan pada hari ketiga
sebagai bentuk penghargaan semua peserta evaluasi
kita ajak keluar, tapi diluar maksutnya bukan rekreasi
namun kegiatan pembangunan tim penguatan
kerjasama kita biasanya ada kegiatan rafting,
kemudian ada kegiatan outbond.
Prosedur evaluasinya setiap koordinator memaparkan
hasil evaluasi mingguannya, ini hlo evaluasi kita
selama satu semester program-program yang sudah
jalan bagaimana dan yang belum bisa berjalan
bagaimana. Setelah semua koordinator memaparkan
semua, nanti dibagi masing-masing komisi juga
artinya ada tim lagi yang bertugas untuk mengolah
dan memperbaiki hasil evaluasi tahun mendatang.
Setelah dicarikan solusinya dalam tim kemudian
dipaparkan kembali, gunanya mencari masukan dari
komisi/tim lainnya kemudian setelah disetujui itu
menjadi bahan hasil rapat kerja. Semua yang terlibat
dalam evaluasi saling bersinergi.
14 Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat dalam
upaya
pengembangan
program unggulan
Faktor pendukungnya itu artinya sarana prasaranya,
jadi disini anak-anak sudah kita petakan anak-anak
punya potensi apa dan bakat apa kemudian, support
dari guru-guru artinya selain kegiatan belajar
mengajar anak-anak juga didampingi guru dalam
kegiatan lainnya. Untuk faktor penghambat biasanya
244
tahfidz, sains dan
bahasa di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
dari anak-anak itu sendiri, mood anak-anak bisa
berubah sewaktu-waktu. Dari orangtua sendiri ada
yang menjadi faktor penghambat dalam artian kurang
mendukung dengan program-program yang sudah kita
jalankan. Untuk saran dan prasaran pendukung
pembelajaran kami menyadari masih kurang, dan
sifatnya bertahap. Karena tahun ajaran baru kita juga
pindah ke gedung baru dan pindah, dan sarana
prasaran belum menjadi skala prioritas mudah-
mudahan setelah kita pindah di Jl.Dr.Cipto
pemenuhan yang hubunganannya dengan sarana
prasaran akan kita upayakan agar lebih mendukung
dan lebih lengkap.
15 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mengatasi
hambatan yang
muncul dalam
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Untuk mengatasi hambatan dari orangtua biasanya
kita mengajak komunikasi intensif, kami mengundang
orangtua kemudian kita sampaikan apa tujuan kita,
mengapa ada program ini seperti itu.
Dan untuk mengatasi anak-anak yang jenuh dan bosan
kita dalam melakukan pendekatan materi kita akan
membuat pembelajaran yang semenyenangkan.
Misalnya ada sarana prasarana yang kurang
mendukung kita upayakan untuk pengadaan sehingga
anak-anak akan lebih terfasilitasi.
Transkip Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
Informan : Ibu Ririn Wijayanti
Jabatan : Wakil Kapala Sekolah bidang Kurikulum
Hari, Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Tempat : Ruang Perpustakaan
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana konsep
penyelenggaraan
pendidikan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Konsep pendidikan yang diterapkan disini adalah
Pendidikan Berkarakter, konsep yang telah
direncanakan dari Dinas sebenarnya sudah kita
terapkan sejak dahulu. Jadi kalau dulu ada PAI dan
dipecah-pecah ada aqidah, akhlak dan fiqih
selanjutnya kita gabung dan kita lebih mengarahkan
ke implementasi sehari-harinya, sehingga anak-anak
245
tidak lagi belajar teori tetapi langsung praktik,
diwujudkan dalam program DaQu Method.
2 Bagaimana bentuk
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Dulu awal berdiri DaQu inginya internasional school
namun karena membutuhkan persayaratan yang
sangat banyak dan harus kompeten di bidang bahasa
inggris dan ternyata tujuan orang tua kesini bukan
orientasi ke internasionalnya tetapi ke tahfidznya,
akhirnya ketika mengurus ke Dinas internasionalnya
dihapus sehingga SD DaQu sekolah nasional namun
program-program internasional masih kita terapkan
seperti adanya mata pelajaran math, sains, english.
Sehingga 3 program unggulan disini meliputi
program unggulan tahfidz, sains dan bahasa.
3 Bagaimana
penerapan program
unggulan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Program unggulan tahfidz ditargetkan anak dapat
menghafal sebanyak 8 juz, target ini diperuntukkan
untuk anak kelas 1 yang baru masuk pada tahun ini
dan mulai berlaku pada tahun ini. Untuk kelas atas
target hafalan masih 4 juz karena adanya program
Wisuda Tahfidz Nasional/WTN yang mentargetkan
anak dapat menghafal rata-rata sebanyak 4 juz.
Alhamdulillah anak disini ada yang hafalanya sudah
sampai 5 sampai 6 juz. Sehingga tahun-tahun
sebelumnya target hanya 4 juz. Guru pengampu
tahfidz hanya mengampu program unggulan tahfidz
tidak mengampu pelajaran lain.
Program unggulan bahasa berfokus pada
pembelajaran bahasa inggris, bahasa inggris masuk
ke dalam 3 mapel yakni math, sains dan english.
Program unggulan sains ditujukan agar anak
memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi,
pembelajaran yang dilakukan kombinasi antara
praktik dan teori anak-anak tidak hanya belajar di
kelas namun juga belajar di luar kelas, diharapkan
anak dapat memecahkan masalah secara mandiri.
4 Bagaimana
kurikulum yang
diterapkan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas
3 dan 6, kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan Kurikulum
2013.
5 Bagaimana peran Peran implementasi kurikulum yaitu mendukung
246
implementasi
kurikulum dalam
upaya
pengembangan
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
program unggulan diwujudkan melalui berbagai
kegiatan seperti ekstrakurikuler guna meningkatkan
kualitas anak.
6 Bagaimana strategi
implementasi
kurikulum dalam
upaya
pengembangan
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Strategi meliputi pengaturan jam pelajaran, adanya
tahfidz intensif dan tahsin intensif serta
ekstrakurikuler english club. Adanya ekstrakurikuler
sebenarnya diperuntukan bagi anak-anak yang ingin
fokus memperbaiki bahasa inggris atau fokus
kelebihan kemampuan bahasa inggrisnya, maka dari
itu beberapa anak ada yang mengikuti english club.
Kalau tahfidz intensif diperuntukan untuk mengejar
target hafalan 8 juz, sedangkan tahsin intensif
diperuntukan bagi anak-anak yang belum bisa
membaca Al Qur’an. Tahfidz intensif pelaksanaan
masuk ke dalam mata pelajaran, jadi setiap bulan
dalam 3 hari diambilkan untuk menghafal Al Qur’an
dalam satu hari full. Sedangkan, tahsin intensif
diberikan setelah pulang sekolah jadi seperti
tambahan jam pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran
tahfidz dilaksanakan di luar kelas karena sistemnya
halaqoh sesuai kemampuan hafalan yang sudah
dimiliki.
7 Bagaimana proses
pembelajaran di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Proses pembelajaran sama dengan sekolah pada
umumnya, yang membedakan jam pelajarannya
karena sistem yang kita gunakan adalah Fullday
School sampai jam 3 sore.
8 Apa saja bentuk
penilaian pendidik
terhadap peserta
didik pada program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa?
Penialain harian, Ulangan per bulan atau per bab,
Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir
Semester.
9 Bagaimana
perkembangan mutu
pendidik dan peserta
didik di SD Daarul
Jumlah peserta didik setiap tahun selalu meningkat,
dari hasil lulusan Alhamdulillah masih sesuai
dengan target kelulusan yang kita miliki, prestasi
lomba POPDA juga meningkat. Pendidik memang
247
Qur’an Semarang? jarang ikut perlombaaan, namun kegiatan pelatihan
juga sering dilakukan. Seperti: Pelatihan dari
penerbit Mentari terkait prosedur pembelaharan
bagaimana penggunaan buku pegangan terutama
pada mata pelajaran math, sains dan english,
pelatihan dari luar juga ada sering kita datangkan
disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan saat itu
bersifat kondisional. Pelatihan yang diadakan lebih
mengarah ke pelatihan softskill bagi guru, karena
pelatihan yang berkaitan dengan pembelajaran
biasanya diselenggarakan oleh Dinas.
10 Bagaimana peran
Bapak/Ibu selaku
waka kurikulum
dalam upaya
pengembangan
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Saya tugasnya menyusun program untuk anak-anak,
untuk masalah pelaksanaan adalah peran semuanya.
Tugas saya disini sama seperti dengan tugas waka
kurikulum layaknya sekolah lainya.
11 Bagaimana upaya
yang dilakukan
untuk meningkatkan
mutu pendidik dan
peserta didik di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Diwujudkan dengan pelatihan bagi guru, untuk
peserta didik diwujudkan dengan pendampingan.
Pendampingan tidak hanya bagi siswa yang
berprestasi namun juga bagi siswa yang belum
mampu dalam pembelajaran, biasanya wali kelasnya
menganalisis siapa saja yang masih belum bisa. Wali
kelas memberi pendampingan tambahan materi pada
saat jam istirahat, atau saat menunggu jemputan
orang tua ketika pulang sekolah. Dengan cara diberi
soal maupun diberi pertanyaan-pertanyaan. Untuk
yang berprestasi difokuskan bagi anak-anak yang
akan dilombakan, jauh-jauh sudah kita perkirakan
siapa saja yang akan ikut lonba pada tahun
berikutnya. Pada awal tahun, kita juga
berkomunikasi dengan orang tua bahwa anaknya
pada tahun depan akan diikutkan lomba jadi pihak
sekolah memohon agar orangtua juga melakukan
bimbingan selama dirumah. Misalnya: pada tahun ini
peserta lomba adalah kelas V, maka untuk kelas IV
kita sudah mulai mencari bibit unggul. Disini ada
tim khusus yang dibentuk oleh tim kurikulum dan
248
kesiswaan yang bertugas mencari bibit unggul,
mendampingi, dan membimbing siswa yang ikut
perlombaan sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
12 Bagaimana kegiatan
evaluasi dalam upaya
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Evaluasi biasnya dari hasil belajar dan prestasi
ketika mengikuti lomba, evaluasi juga dilakukan
oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan wakil
koordinator selama satu minggu sekali.
13 Bagaimana
instrumen dan
metode yang
digunakan dalam
mengevaluasi
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Tidak ada instrument khusus yang digunakan dalam
evaluasi, namun metode yang kami gunakan yakni
proses perencanaan sekaligus evaluasi, setelah
mengevaluasi kita melihat perencanaan satu minggu
ke depan dengan berpedoman pada kalender
pendidikan sekolah. Jadi kalander pendidikan satu
minggu apa, nanti kita bahas.
14
Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat dalam
upaya
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Faktor pendukung semua guru disini sudah
berkompeten dibidangnya.
Faktor penghambat seperti kurangnya media konkret
untuk pembelajaran dan pengaturan jam pelajaran
yang masing kurang. Misalnya untuk tahfidz dalam
satu minggu ada 9 jam itu sudah cukup, namun
untuk sains dan english jam pelajarannya kurang
karena kita mengikuti kurikulum 2013 harusnya
dalam satu minggu ada 24 jam tetapi karena ada
mata pelajaran lain dan harus dibagi-bagi akhirnya
kita dapat jam pelajaran sedikit maka dari itu
bagaimana caranya guru dapat memberikan secara
optimal semua materi pada jam yang masih terbatas
tersebut. Dulu sebelum ada tematik math satu
minggu ada 4 jam, sekarang menjadi 2 jam. Itu yang
masih menjadi kendala, materinya banyak dan pakai
bahasa inggris bagaimana caranya tahu, itu yang
menjadi tantangan untuk kita. Dan kita juga
membutuhkan media yang banyak dalam
249
pembelajaran.
15 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mengatasi
hambatan yang
muncul dalam
pengembangan
program unggulan
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Upaya yang kita lakukan misalnya: kalau dalam
bahasa inggris ada materi-materi yang mungkin jauh
dari Dinas Pendidikan, untuk menyingkat waktu
materi tersebut kita lewati. Jadi yang tidak berkaitan
dengan kurikulum dinas, tidak kita ajarkan ke anak.
Misalnya pada pelajaran math karena memakai mata
uang dolar, dan kita menggunakan rupiah kita maka
tidak ajarkan ke siswa. Sedangkan materi rupiah di
tematik juga sudah ada, jadi kita lebih fokus ke hal-
hal yang memang berkesinambungan dengan tematik
biar tidak begitu jauh materinya.
Kendala media yang dituntut adalah kretaivitas dari
guru itu sendiri, bagaimana memanfaatkan waktu di
sela-sela kesibukan untuk membuat sesuatu yang
kreatif yang bisa digunakan sebagai media konkret
dalam pembelajaran.
Transkip Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Unggulan Tahfidz
Informan : Bapak Zaenal Musta’in, Al Hafidz
Jabatan : Koordinator Bidang Tahsin tahfidz
Hari, Tanggal : Selasa, 10 April 2018
Tempat : Ruang Tamu SD Daarul Qur’an Semarang
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana konsep
penyelenggaran
pendidikan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Secara garis besar konsep yang ada di SD Daarul
Qur’an Semarang kembali ke visinya yakni kembali
ke Al Qur’an, dimana semua pembelajaran yang ada
disini berlandaskan Al Qur’an. Visi utamanya
melahirkan pemimpin dunia yang berlandaskan Al
Qur’an. Intinya di semua pembelajaran ditekankan
karakter anak bisa terbangun dengan karakter Al
Qur’an.
2 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
tahfidz serta bentuk
program unggulan
yang dimiliki oleh
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Berawal dari keinginan/cita-cita Ustadz Yusuf
Mansyur selaku pendiri/pionir dari Daarul Qur’an,
beliau memiliki cita-cita agar masyarakat gemar
menghafal Al Qur’an diwujudkan dengan adanya
program tahfidz qur’an. Beliau bercota-cita suatu saat
nanti salah satu pemimpin negara di Republik
Indonesia adalah seorang hafizh quran sehingga
negera RI menjadi yang lebih maju. Keinginan ini
250
diwujudkan dalam bentuk pendirian pendidikan non
formal yaitu pondok pesantren, dan pada pendidikan
formal yaitu SD Daarul Qur’an.
3 Bagaimana proses
perencanaan
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Proses perencanaan di rumuskan dalam rapat kerja
yang dilaksanakan dalam satu semester dan rapat
koodinator yang dilaksanakan setiap pertengahan
semester. Bagaimana evaluasi dan program satu
tahun kedepan. Setiap tahunnya dilaksnakan, jadi
benar-benar ada ruang perencanaan untuk program
unggulan tahfidz.
4 Bagaimana proses
pelaksanaan
program unggulan
unggulan tahfidz di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, ada
setoran ada murojaah. Kita mengikuti bahasa dari
Dinas sehingga mata pelajaran tahfidz masuk dalam
kegiatan penunjang/ ekstrakurikuler walaupun
pelaksanaannya menggunakan jam pelajaran.
5 Apa saja kegiatan-
kegiatan yang
dilakukan dalam
upaya
pengembangan
unggulan tahfidz di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Tahfidz camp dan tahsin intensif.
6 Kapan saja upaya
pelaksanaan
pengembangan
pogram unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang
baik dalam kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
Tahfidz camp yaitu penambahan waktu mengaji
dilaksanakan dalam satu hari, tahfidz cap
dilaksanakan 3 hari dalam satu bulan. Dulu 3 hari
berturut-turut kita ambil, kalau sekarang kita ambil 1
hari setiap minggunya. Sedangkan tahsin intensif
yakni tambahan pendampingan/pembelajaran cara
membaca Al Qur’an bagi yang belum bisa/lancar di
luar jam pembelajaran/sepulang sekolah.
8 Dimanakah upaya
pelaksanaan
pengembangan
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang
Dilaksanakan di lingkungan sekolah.
251
baik dalam kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
9 Bagaimana metode
atau strategi
penyampaian dalam
upaya
pengembangan
pogram unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Dalam penyampaian pembelajaran ada namanya
yaitu talaqi (bagaimana guru meneliti bacaan anak-
anak), tasmi’ah (bagaimana guru
mendengar/menerima setoran bacaan anak-anak),
muroja’ah (pengulangan hafalan).
10 Bagaimana peran
Bapak/Ibu selaku
koordinator program
unggulan dalam
upaya
pengembangan
pogram unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Saya guru tahfidz biasa mengajar seperti yang lain,
tetapi saya bertanggungjawab semua pembelajaran
yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang.
Koordinator itu merencanakan, dan mengawasi
apakah semua program sudah terlaksana atau belum.
11 Bagaimana proses
evaluasi
pengembangan
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Biasanya semua guru tahfidz kita kumpulkan, mereka
bersuara jadi tidak saya pribadi yang mengevaluasi
tetapi semua mengevaluasi bersama apa yang masih
menjadi kekurangan/kendala kita bahas bersama.
Kita sama-sama bersuara bukan sebagai atasan dan
bawahan tetapi sebagai tim, jadi kita yang mengajar
tahfidz disini bisa disebut dengan Tim Tahfidz.
12 Bagaimana metode
atau prosedur dalam
mengevaluasi
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Prosedur evaluasinya seperti serap aspirasi, nanti
koordinator yang mengerucutkan semuanya disitu.
13 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
bahwa peserta didik
telah mampu
menguasai program
unggulan tahfidz di
Bisa dilihat dari raport hariannya atau dailiy tahfidz,
dilihat dari point yang diperoleh siswa. Daily tahfidz
ini sangat nyata sesuai dengan kemampuan siswa.
252
SD Daarul Qur’an
Semarang?
14 Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat dalam
upaya
pengembangan
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Faktor pendukungnya yang pasti sekolah ini adalah
Sekolah Daarul Qur’an, ruhnya sudah Al Qur’an
bagaimana semua orangtua yang memasukkan
anaknya disini sadar bahwa disini adalah sekolah
penghafal Al Qur’an.
Faktor penghambatnya tidak semua orangtua
memahami bahwa menghafal Al Qur’an itu tidak
hanya di sekolah saja namun juga dirumah. Sehingga
anaknya hanya ngaji di sekolah, hasil nya kurang
sesuai target.
15 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mengatasi
hambatan yang
muncul dalam
pengembangan
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Memberi tekanan ke anak agar meningkatkan
kemampuan hafalannya, bagaimana siswa bisa lebih
mandiri walaupun tanpa pengawasan orangtua
dirumah.
Transkip Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Unggulan Sains
Informan : Bapak Muhammad Zuhri
Jabatan : Koordinator Program Unggulan Sains
Hari, Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Tempat : Ruang Perpustakaan
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana konsep
penyelenggaran
pendidikan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Khusus di bidang Sains, implementasi pada
pendidikan di sains karena kita menggunakan buku
mypouls dan kurikulumnya dari Cambridge
Singapura dan baru kita mulai 3 tepatnya tahun 2016
jadi sampai 2018 kebetulan sudah 3 tahun, ada
beberapa kelas yang belum menerima sains dari
tahap bawah jadi ketika kurikulum itu masuk
otomatis yang kelas 4 5 6 tidak dapat sains dari yang
paling basic dapatnya langsung di buku pada grade 4
sesuai kelas mereka, yang jadi kendala atas
penyesuaian untuk grade 4 karena materi sains
253
harusnya dari tingkat basic, intermediad, dan
advance harus berurutan dan bertahap. Praktik lebih
didominasi untuk kelas atas 4,5 untuk kelas 1, 2 baru
materi pengenalan untuk kelas 3 ada praktiknya
namun seimbang antara praktik dan teori.
2 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
sains serta bentuk
program unggulan
yang dimiliki oleh
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Dari yayasan DaQu pusat menginginkan yang maju
tidak hanya pada bidang tahfidznya saja, namun juga
pada bidang bahasa. Buku yang kita gunakan
menempati buku nomor 1 terbaik di dunia, maka kita
ingin implementasikan. Anak-anak bisa belajar
bahasa inggris melalui buku ini. Kalau di buku sains
biasa, pengantarnya masih menggunakan bahasa
Indonesia, kalau kita sains pakai english, math juga
english, englishnya juga inggris.
3 Bagaimana proses
perencanaan
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Guru sains merencanakan pembelajaran sains sesuai
dengan gradenya atau tingkat kelasnya lebih
tepatmya hal yang ingin dicapai dari pembelajaran di
kelas tersebut, Contohnya dulu ketika saya mengajar
sains kelas 1 kalau sesuai materi seperti pengenalan
materi Living Things maka kita upayakan tidak
hanya belajar di dalam kelas saja, tetapi kita ajak
moving class juga dan disitu kita kenalkan materi
tersebut. Kita belajar menggunakan media hidup di
lingkungan sekitar, kelas 4 lebih ke praktiknya saya
meminta mereka misalnya ada buku yang masih
terkait dengan materi ini diperbolehkan untuk
dibawa dan dipelajari. 1 bulan 2 kali praktikumnya
karena satu minggu hanya 2 jam saja, karena pada
kelas atas ada IPA dan Sains.
Tujuan dari sains mengenalkan kosakata bahasa
inggris tentang sains pada anak-anak, kalau saya
bandingkan dengan buku IPA sebenarnya
pemahaman lebih mudah yang ada di sains.
Kendalanya sains ini memang harus diajarkan pada
tahap awal agar anak-anak lebih paham mengerti.
4 Bagaimana proses
pelaksanaan program
unggulan unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Pelaksanaan program sains bergantung pada tingkat
grade materi yang diajarkan. Kelas 1 2 pengenalan,
kelas 3 kombinasi praktik dan teori yang seimbang,
kelas 4 5 di dominasi lebih banyak praktiknya.
254
5 Apa saja kegiatan-
kegiatan yang
dilakukan dalam
upaya
pengembangan
unggulan sains di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Mengupayakan kegiatan praktik dengan bekerja
sama dengan siswa dan orangtua siswa.
6 Kapan saja upaya
pelaksanaan
pengembangan
pogram unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang
baik dalam kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
Pelaksanaan masuk dalam jam pembelajaran karena
sains belum ada ekstrakurikulernya.
8 Dimanakah upaya
pelaksanaan
pengembangan
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang
baik dalam kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
Masih di lingkungan sekolah baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
9 Bagaimana metode
atau strategi
penyampaian dalam
upaya
pengembangan
pogram unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Strategi pengembangan sains setiap grade dan kelas
berbeda, setiap kelas memiliki pemahaman bahasa
inggris yang berbeda. Khusus untuk kelas yang
pemahamnnya sudah bagus, kita full pakai
menggunakan bahasa inggris selama mengajar sains.
Untuk yang masih kurang, kita menggunakan
maxing. Istilah khusus dalam sains tetap kita
sampaikan dalam bahasa inggris, namun untuk
pengenalannya kita menggunakan bahasa Indoensia
agar anak-anak lebih paham.
10 Bagaimana peran
Bapak/Ibu selaku
Pertama, saya bertugas mengadakan pelatihan bagi
guru-guru bahasa, yaitu untuk guru bahasa inggris,
255
koordinator program
unggulan dalam
upaya
pengembangan
pogram unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
sains dan math. Sebelum ada tahun ajaran baru selalu
ada pelatihan bagi guru lama maupun guru baru.Kita
mendatangkan pelatihan dari pusat dan penerbit
mentari. Kedua, kita sering mengadakan
perkumpulan bagi tim guru bahasa berkoordinasi
dengan tim bahasa dan budaya. Misalnya, pada guru
sains kelas atas kita perlu koordinasi dengan guru
IPA, kita berusaha menyikronkan materi pada mata
pelajaran IPA dan sains.
11 Bagaimana proses
evaluasi
pengembangan
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Mengevaluasi buku pegangan yang kita gunakan,
dengan melihat atau membenahi materi yang ada di
dalam buku agar lebih mudah disampaikan kepada
siswa. Kita akan memilih bahasa yang lebih mudah
digunakan untuk disampaikan kepada siswa. Karena
materi sains sangat mengacu pada buku pegangan.
12 Bagaimana metode
atau prosedur dalam
mengevaluasi
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Sebelum disampaikan ke siswa, kita mempelajari
dahulu isi dari buku pegangan tersebut, apabila ada
hal yang perlu dibenahi maka kita akan mencarikan
solusi bersama-sama.
13 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
bahwa peserta didik
telah mampu
menguasai program
unggulan sains di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Saya pribadi setiap pertemuan saya adakan Quiz, 10
menit sebelum pelajaran dimulai. Sebenarnya tujuan
Quiz untuk mereview materi terdahulu, namun kita
menyebutkan Quiz. Siapa yang bisa menjawab kita
akan kasih hadiah atau reward.
Kemudian, tentang pengetahuan bahasanya. Setiap 1
semester kita memiliki target jumlah suku kata sains
yang dapat dipahami siswa. Apabila siswa sudah
memahami kosa kata pada materi ini tanpa kita
mengulangnya berarti target kita telah tercapai.
14 Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat dalam
upaya
pengembangan
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Faktor pendukung, semua tim guru insyaallah sudah
kompak, sharing materi dan koordinasi juga sering
dilakukan.
Faktor penghambat bahan-bahan yang ada di lab
sains belum lengkap, sehingga kita lebih merepotkan
ke siswanya.
15 Bagaimana upaya Kita lebih melibatkan orangtua dalam bekerjasama,
256
yang dilakukan
dalam mengatasi
hambatan yang
muncul dalam
pengembangan
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
apabila ada project tertentu kita meminta bantuan
orangtua untuk membawakan bahan tersebut ke
sekolah. Dari pihak orangtua selama ini tidak merasa
keberatan. Kita berusaha mengoptimalkan kretaifitas
guru agar mampu memanfaatkan barang bekas untuk
membuat media pembelajaran.
Transkip Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Unggulan Bahasa
Informan : Ibu Novia Irmawati
Jabatan : Koordinator Bidang Bahasa dan Budaya
Hari, Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Tempat : Ruang Administrasi
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana konsep
penyelenggaran
pendidikan di SD
Daarul Qur’an
Semarang?
Bentuk penyelenggaraan pendidikan disini adalah bersinergi,
semua kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah akan
didukung. Disini memang menggunakan kelas kecil dan
moving clas sehingga lebih enak karena memang ruangan
kita juga kecil juga, jadi 15 anak perkelas sudah terasa
banyak. Biar mereka tidak bosan kita ada sistem moving
class, jadi anak-anak bisa belajar dimana saja. Sistem moving
class nya tidak terjadwal, namun hanya pelajaran IT saja kita
yang terjadwal. Untuk penggunaan moving class diluar kalau
misalnya tidak dipaiak kita bisa menggunakan. Penggunaan
kelas diluat pun disesuaikan dengan materi yang dipelajari.
Untuk tempat duduk anak juga bisa berubah setiap saat
kadang berbentuk letter-U kadang berbentuk
perkelompok/grouping, kalau gruping kita juga lebih enak
karena dlam gruping kemampuan anak berbeda-beda ada peer
teaching, maksutnya anak yang pinter bisa memberi tahu
anak yang kurang pinter, tujuan penerapan model seperti ini
supaya kedepannya pandangan mereka enak, merekapun juga
berkomunikasi dengan temannya juga enak, karena kadang
ada anak-anak yang malu kalau bertanya kepada gurunya jadi
penerapannya kaya think pare share ketika merek berpikir
satu baru mereka share ketemennya dan baru mereka
mengungkapkan.
2 Bagaimana latar
belakang adanya
SD DaQu menginginkan agar peserta didik mampu
menguasai bahasa asing terutama bahasa internasional yakni
257
program unggulan
bahasa serta bentuk
program unggulan
yang dimiliki oleh
SD Daarul Qur’an
Semarang?
bahasa inggris. Seperti kita tahu ada peribahasa “Apabila kita
ingin menguasai dunia, maka kita harus menguasai bahasa”.
Sebagai seorang muslimpun kita harus bisa berbahasa inggris
untuk berkomunikasi terlebih berkomunikasi dengan bangsa
barat yang lebih mendominasi.
3 Bagaimana proses
perencanaan
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Karena kita memiliki siswa-siswa yang memang basic bahasa
inggris bawaannya sudah bagus jadi kita kembangkan dalam
bentuk english club untuk anak yaiu kelas 3 sampai kelas 6
tapi kita juga ada program unggulan english intensif dan ini
masih belum berjalan masih dalam proses perencanaan
ditujukan untuk kelas 1 yang Alhamdulillah bahasa
inggrisnya sudah bagus jadi kita tinggal membekali dia untuk
memperkuat convertation jadi kita bisa membuka level yang
lainnya, jadi kita akan pisahkan anak yang basicnya sudah
bagus dan anak yang baru memulai, karena ternyata ketika
kita waktu itu mengadakan puppetshow terlihat ada anak
yang antusias untuk mengikutinya, tetapi karena level bahasa
inggrisnya kurang dia tidak bisa ikut sehingga kita akan
membedakan menurut level kemampuannya, dan rencananya
akan diadakan sepulang sekolah atau hari Sabtu. Sangat
disayangkan kalau misalnya kemampuanya tidak di expose
atau di explore padahal itu merupakan modal, ini ada 7 orang
yang speaking bahasa inggrisnya bagus di kelas 1, sekalipun
writingnya masih meraba-raba atau belum mahir karena
mereka youtuber semua.
4 Bagaimana proses
pelaksanaan program
unggulan unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
English club sudah berjalan setiap hari kamis bagi anak-anak
kelas 3 dan 6, tapi itu belum intensif karena speaking mereka
gak sebagus anak-anak yang kelas 1 ini maksutnya 7 orang
yang sudah ceritakan tadi. Kita berusaha menggunakan
bermain sambil belajar, kita pakai games tapi sebenarnya
mereka belajar seperti kita main kartu tapi sebenarnya kita
ada pembelajaran disitu. Adanya english club digunakan
untuk mensuport pelajaran math sama sainsnya. Kita
biasanya juga ada volunteer nanti juga ada mahasiswa Unnes
yang mahasiswa asing dari Darmasiswa, kadang-kadang
mereka datang kesini walaupun mereka bukan native speaker
cuma kita usahakan supaya paling tidak anak-anak mengenal
budayanya dulu, paling ngga anak-anak bisa berbicara dan
berani berbicara.
258
5 Apa saja kegiatan-
kegiatan yang
dilakukan dalam
upaya
pengembangan
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Kegiatan yang dilakukan disini yakni adanya english club,
adanya volunteer dari luar dan penerapan pembelajaran
bermain sambil belajar.
6 Kapan saja upaya
pelaksanaan
pengembangan
pogram unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang
baik dalam kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
Pelaksanaananya untuk english club dilaksanakan setiap hari
kamis, adanya volunteer dari luar kita upayakan untuk setiap
kelas, dan penerapan bermain sambil belajar kita sesuaikan
dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Jadi media
kartu atau yang lain kita sesuaikan dengan materi, sehingga
bersifat kondisional.
8 Dimanakah upaya
pelaksanaan
pengembangan
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang
baik dalam kegiatan
pembelajaran
maupun diluar
pembelajaran?
Untuk pengembangan kita lakukan di lingkungan sekolah.
9 Bagaimana metode
atau strategi
penyampaian dalam
upaya
pengembangan
pogram unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Strategi yang kita gunakan yakni bermain sambil belajar, bisa
menggunakan kartu atau media lain. Kita upayakan anak-
anak bermain .
10 Bagaimana peran
Bapak/Ibu selaku
koordinator program
unggulan dalam
Peran saya disini berdiskusi dengan tim bahasa dan budaya
disitu kita akan membuat program buat siswa, nah program
yang untuk siswa sudah berjalan namun program untuk guru
belum berjalan. Jadi kita disini punya program yang bukan
259
upaya
pengembangan
pogram unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
hanya untuk muridnya saja tetapi juga untuk guru-gurunya,
insyaAllah kita mengambil trainer dari luar itu juga sudah
masuk dalam perencanaan.
11 Bagaimana proses
evaluasi
pengembangan
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Kalau disini banyak evaluasinya, karena disini kita punya tim
setiap kegiatan kita evaluasi. Seperti kemarin ketika kita ada
puppetshow kita ada beberapa show nah ada evaluasi dari kita
kendalanya seperti apa, kita juga evaluasi dengan anak-anak
jadi kita berusaha berdiskusi dengan anak-anak tadi
performance nya seperti ini, kenapa bisa begini, kendalanya
bisa begini dan seperti apa. Jadi berbicara dengan mereka kita
sperti berbicara dengan orang dewasa, jadi kendalanya apa
lalu kita akan mencarikan solusinya bareng-bareng, jadi
dalam evalusi anak-anak juga dilibatkan.
12 Bagaimana metode
atau prosedur dalam
mengevaluasi
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Prosedur evaluasinya secara langsung dengan metode diskusi
dengan siswa. Jadi setiap ada kegiatan kita diskusikan lebih
dahulu termasuk dengan orangtua, setiap latihan kita ada
evaluasi.
13 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
bahwa peserta didik
telah mampu
menguasai program
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Karena basic anak-anak disini belum bagus, jadi kita bener-
bener mendidik dari awal karena disini kita ingin anak tidak
hanya tahu ini dengan ini jawabannya ini, tapi kenapa bisa
begitu, cara berbicara yang benar bagaimana. Anak-anak
sekarang Alhamdulillah sudah mulai miss ajarin ini, ajarin
itu. Seperti ajarin ini bacanya gimana, kalau kaya gitu
ngerjainnya kaya gimana. Jadi mereka sudah ada rasa ingin
tahupun , kita udah senang paling tidak ada motivasi anak-
anak untuk belajar. Karena faktanya ada beberapa anak
kurang menyukai pelajaran bahasa inggris, dan ketia mereka
termotivasi untuk belajar dan rasa ingin tahunya sudah mulai
tumbuh bagi kita sudah subhanallah, progress sedikitpun
benar-benar kita hargai itu untuk kelas atas seperti kelas 3 4
pelajaran sudah mulai sulit, tetapi untuk kelas bawah 1 2
motivasi belajarnya masih bisa kita bentuk.
14 Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat dalam
Faktor pendukung adanya kerjasama dengan pihak luar
seperti DEJAVATO sama Darmasiswa Unnes dalam
mendatangkan relawan atau native speaker diharapkan
260
upaya
pengembangan
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
adanya pendatangan tersebut siswa terpancinng lebih tinggi
untuk berbicara menggunakan bahasa inggris. Untuk
pelatihan guru-guru kita juga ada training kerjasama bagi
guru dari Mentari.
Faktor penghambatnya terakait dengan sistem sekolah DaQu,
karena pada awal penerimaan siswa tidak ada plasment tes
atau sistem penjarigan sehingga guru harus bisa mengajarkan
bahasa inggris dari awal dan mendampingi sesuai
kemampuan yang dimiliki peserta didik.
15 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mengatasi
hambatan yang
muncul dalam
pengembangan
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Kita belajar menumbuhkan minat pada anak-anak agar anak-
aanak suka dan gemar belajar bahasa inggris. Karena ketika
mereka udah suka dan enjoy anak-anak akan lebih mudah
belajar.
Tentu juga kita akan memberi semangat belajar dengan
memberi reward, misalnya nanti kalau bisa ngerjain ini nanti
kita akan pilih yang terbaik. Kita memberi jajan atau permen
mereka motivasinya sudah kuat dibandingkan dengan kita
tidak memberi apa-apa. Kalau memberi pujian itu pasti
dilakukan, dengan kita kasih reward yang mungkin bagi kita
itu hal yang sedikit namun bagi mereka luar biasa. Jadi
reward dan konsekuensi itu pasti ada.
Disini beberapa guru banyak yang menerapkan seperti itu
walaupun terkadang tidak berwujud pemberian barang, missal
juga dalam betuk sertifikat atau yang lain.
Transkip Hasil Wawancara dengan Guru Pengampu Program Unggulan
Tahfidz
Informan : Ibu Lailatul Mardiyah
Jabatan : Guru Tahsin Tahfidz/ Wali Kelas III
Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Kita ingin mengajarkan cara menghafal dan
membaca Al Qur’an dengan baik dan benar pada
anak-anak. Harapannya, siswa dapat pandai secara
akademis maupun spiritulanya.
2 Bagaimana konsep Anak-anak diajarkan cara menghafal Al Qur’an
261
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
disesuaikan dengan kemampuan yang dimilki oleh
masing-masing anak.
3 Apa saja tujuan yang
ingin dicapai pada
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Anak-anak bisa membaca dan menghafal Al Qur’an
dengan baik dan benar. Target hafalan siswa 8 juz
bagi siswa kelas 1 yang baru masuk, untuk siswa
kelas atas target hafalan sebanyak 4 juz. Namun
kembali lagi pada kemampuan anak-anak.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan
untuk mencapai
tujuan program
unggulan tahfidz di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Memotivasi anak agar dapat menghafal Al Qur’an,
melakukan bimbingan dengan anak didik selama
pembelajaran tahfidz di sekolah serta berusaha
bekerjasama dengan orangtua agar membimbing
anak-anak di rumah guna mencapai target hafalan
tersebut.
5 Bagaimana
pendekatan yang
dilakukan dalam
program unggulan
tahfidz?
Pendekatan dengan pembiasaan dalam DaQu method
yang diterapkan disini.
6 Apa saja yang
dipersiapakan guru
ketika akan mengajar
program unggulan
tahfidz?
Mempersiapkan buku Kaidah Daqu yang digunakan
untuk mengajar tahsin kelas 1, untuk kelas 2 sampai
6 kita memakai Yanbu’a.
7 Bagaimana
pengorganisasian
pembelajaran
(pengelolaan tahfidz
dan tahsin) pada
program unggulan
tahfidz?
Untuk pengorganisasisan halaqoh yang membagi
adalah koordinator tahfidz, kita selaku pengampu
tahfidz hanya terima jadi saja. Jadi yang membagi-
bagi atau klasifikasi kemampuan anak adalah
koordinator, dan yang mengajar yakni guru
pengampu.
Dalam 1 halaqoh berbeda-beda jilid dan hafalannya,
dalam 1 halaqoh ada heterogen.
8 Apa saja metode
pembelajaran tahsin
tahfidz yang
digunakan?
Kelas 1 menggunakan metode tahsin Kaidah Daqu,
kelas 2 menggunakan metode tahsin Yanbu’a dari
Kudus. Penggunaan atau penerapan metode ini
sesuai himbauan dari pusat.
9 Apa saja media dan
buku pegangan yang
Media pembelaaran tahfidz yakni buku cara
membaca Al Qur’an yang kita buat sendiri diberi
262
digunakan dalam
pembelajaran tahsin
tahfidz?
nama “Kaidah Daqu” disusun internal oleh tim
Yayasan DaQu.
Buku pegangan yakni adanya buku pegangan bagi
siswa guna mengecek perkembangan hafalan siswa.
10 Apa saja kaidah dan
strategi pembelajaran
yang digunakan
dalam pembelajaran
tahsin tahfidz?
Kaidahnya yakni Kaidah Daqu dan Yanbu’a, strategi
pembelajaran yakni mengajar sesuai tingkat
kemampuan siswa yang ada pada halaqoh tersebut.
11 Bagaimana bentuk
penilaian tahfidz
yang diterapkan?
Untuk tahsin kita ada buku pretasi tahsin, untuk
tahfidz kita ada daily tahfidz. Untuk penilaian tahsin
yakni “lancar dan kurang lancar”, untuk tahfidz
dibagi menjadi 3 yakni penambahan hafalan ia
mendapatkan point 2 kalau dia lancar, murojaah
(batas hafalan) point maksimal 2 dan akhlak (tentang
sikap keterlambatan/sikap hafalan) pointnya 1. Total
maksimal point yakni 5.
12 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
peserta didik telah
berhasil
pembelajaran
program unggulan
tahfidz?
Mendapatkan total maksimal 5 yakni
penambahannya hafalan bagus dengan skor 2,
murojaah skor 2 dan sikap 1.
Indikator lainnya yakni siswa dapat mencapai target
hafalan yang ada di sekolah atau bahkan bisa
melebihi target tersebut.
13 Bagaimana bentuk
apresiasi bagi peserta
didik yang telah
berhasil dalam
program unggulan
tahfidz?
Mulai bulan Januari 2018 dari biro tahfidz kita
memeberikan beasiswa bagi santriwan/santriwati
terbaik “tahfidz awards” yakni bebas biaya SPP 1
bulan, penentuan santriwan/santiwati terbaik dilihat
dari rekapan nilai daily tahfidz siswa tersebut. Pada
setiap akhir bulan guru tahfidz merekap siswa
terbaik di setiap halaqoh dari kelas 2 sampai kelas 6,
jadi ketika kita memberikan nilai harus sesuai
dengan kemampuan anaknya, guna menentukan
siapa siswa terbaik yang berhak mendapatkan
beasiswa tersebut. Jadi siswa terbaik bulan Januari,
akan mendapat gratis SPP pada bulan Februari.
14 Bagaimana upaya
guru dalam
pendampingan
peningkatan
Kita mentalqin (misalnya saya membaca anak-anak
menirukan) anak yang belum bisa, mentalqin juga
berbeda dengan anak yang kemapuannya lebih tinggi
kita harus mengulang beberapa kali. Misalnya ketika
263
kemampuan tahfidz
pada siswa serta
bagaimana peran
guru dalam
mengatasi peserta
didik yang memiliki
kemampuan rendah?
saya mengajarkan ayat yang panjang, saya memberi
tahu berhentinya dimana, mengulanginya lagi
dimana. Untuk anak-anak kelas 1 kita bantu dengan
terjemahan bahasa Indonesia yang tertulis dibawah
ayat pada buku Juz’ama, namun kita tetap membantu
karena ejaan arab dan tulisan berbeda.
15 Apa saja hambatan-
hambatan yang
muncul dalam
pelaksanaan
pembelajaran
tahfidz? Bagaimana
tindak lanjut dalam
mengatasi hambatan
tersebut?
Anak-anak yang belum bisa yang disebabkan
kurangnya ajaran/pendampingan dari orangtua, jadi
seperti tidak ada timbal balik dari orangtua akhirnya
kita disini mengajar sesuai dengan kemampuan anak
saja. Permasalahannya terkadang kemampuan anak
yang kurang lancar, namun menurut orang tua sudah
lacar karena beberapa orang tua kemampuan
mengajinya lebih rendah dibandingkan dengan
anaknya.
Tindak lanjut yakni adanya pendekatan dengan
kegiatan parenting menjelang pengambilan raport,
kita juga berusaha memberi pengetahuan bagamana
mendidik dan mendampingi anak selama dirumah.
Tetapi tidak semua orangtua bisa datang ke
parenting, dan yang terjadi tidak semua orangtua
mau menandatangani buku daily tahfidz.
16 Program penunjang
apa saja yang
digunakan dalam
meningkatkan
kemampuan tahfidz
pada siswa?
Tahfidz camp memang dari pusat, dari ustads Yusuf
Mansyur ingin percepatan hafalan. Tetapi kalau
menurut saya pribadi kurang efektif, karena ketika
kita ingin anak-anak meningkatkan hafalan ada
beberapa anak yang mengajinya belum lancar dan
akhirnya kembali mengajar cara mengajinya lagi.
Awalnya 3 hari berturut-turut selama satu bulan,
kalau sekarang 3 kali dalam sebulan namun berganti
hari. Misalnya minggu pertama kita laksanakan hari
senin, minggu kedua hari selasa, minggu berikutnya
haru rabu, kita memberi jeda hari.
Tahsin intensif tambahan khusus untuk anak-anak
yang masih dibawah jilid 4, sementara baru kelas 3
dilaksanakan setelah pulang sekolah hanya 1 jam
pelajaran dimulai setengan 3 sampai Ashar. Guru
tahfidz memilih anak yang kemampuan tahsinnya
masih rendah. Untuk anak yang kita rekomendasikan
264
ikut, tetapi tidak pernah berangkat dan
kemampuannya masih stag disitu saja berarti bukan
salah kita, karena kita sudah berusaha mengadakan
tambahan. Sejauh ini Alhamdulillah anak yang ikut
tambahan tahsin kemampuannya juga meningkat.
Informan : Ibu Dzawis Sa’adah
Jabatan : Guru Tahsin Tahfidz
Hari, Tanggal : Rabu, 3 April 2018
Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Sesuai visi misi yang dimiliki oleh SD Daarul
Qur’an, dari segi namanya juga sudah jelas tentang
Daarul Qur’an maka kita menerapkan pembelajaran
tahfidz.
2 Bagaimana konsep
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Anak-anak suruh menghafal Al Qur’an dari juz
30,29,28 sampai 1,2,3 disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
3 Apa saja tujuan yang
ingin dicapai pada
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Agar anak-anak dapat mempelajari Al Qur’an dan
memahaminya serta bisa menghafal dengan baik dan
benar. Makhroj dan bacaannya juga harus benar.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan untuk
mencapai tujuan
program unggulan
tahfidz di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Untuk kelas 1 kita masih mengajarnya perkelas,
kelas 2 3 4 5 6 mengajarnya per halaqoh dibuat
perkelompok sesuai dengan kemampuan hafalan
yang dimiliki kelompok tersebut. Dalam satu
halaqoh terdiri dari 10-12 siswa. Pembelajarannya
tidak dikelas melainkan di luar kelas agar lebih
leluasa.
5 Bagaimana
pendekatan yang
dilakukan dalam
program unggulan
tahfidz?
Kita mentalqin anak kemudian diulang-ulang, terkait
pendekatan personal yakni target hafalan
disesuaikan dengan kemampuan anak.
6 Apa saja yang
dipersiapakan guru
ketika akan mengajar
Saya mempersiapkan buku penilaian tahfidz yang
setiap hari diisi, seperti buku prestasi tahsin di
dalamnya guna mengukur tingkat hafalan siswa
265
program unggulan
tahfidz?
yakni penambahan hafalan, murojaah dan sikap.
Persiapan yang saya lakukan lebih terkait persiapan
teknis lapangan ketika mengajar.
7 Bagaimana
pengorganisasian
pembelajaran
(pengelolaan tahfidz
dan tahsin) pada
program unggulan
tahfidz?
Dalam pengelolaan kita mengajinya satu per satu
setiap anak, kita membuat lingkaran terus mereka
yang sudah siap maju satu persatu, misalnya ada
yang tidak tertib konsekuensinya berdiri.
8 Apa saja metode
pembelajaran tahsin
tahfidz yang
digunakan?
Metode yang digunakan halaqoh dan talqin
9 Apa saja media dan
buku pegangan yang
digunakan dalam
pembelajaran tahsin
tahfidz?
Buku pegangan yang digunakan yakni juz ama dan
alquran
10 Apa saja kaidah dan
strategi pembelajaran
yang digunakan
dalam pembelajaran
tahsin tahfidz?
Kelas 1 menggunakan kaidah daqu kelas 2 3 4 5 6
menggunakan kaidah yanbu’a. Strategi yang
digunakan yakni pendampingan pembelajaran tahsin
untuk kelas bawah yang masih belum bisa membaca
Al Qur’an maupun hafalan secara mandiri.
11 Bagaimana bentuk
penilaian tahfidz
yang diterapkan?
Sikap, murojaah dan penambahan hafalan yang
masing-masing memiliki point
12 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
peserta didik telah
berhasil
pembelajaran
program unggulan
tahfidz?
Dalam indicator sebenarnya kita belum ada
indokator resmi seperti RPP dan silabus, karena
disini tahsin tahfidz dimaksukkan dalam penilaian
ekstrakurikuler walaupun pelaksanaan dalam
kegiatan belajar mengajar dan diajarkan setiap hari
di jam pelajaran. Pengelolaan disini masih seperti
itu. Indikator siswa yang sudah bisa dilihat dari
rekapan nilai yang didapat kemudian kita laporkan
ke yayasan.
13 Bagaimana bentuk
apresiasi bagi peserta
didik yang telah
berhasil dalam
Kita ada program beasiswa setiap bulan, nialianya
paling tinggi setiap bulan mendapat gratis SPP satu
bulan.
266
program unggulan
tahfidz?
14 Bagaimana upaya
guru dalam
pendampingan
peningkatan
kemampuan tahfidz
pada siswa serta
bagaimana peran
guru dalam
mengatasi peserta
didik yang memiliki
kemampuan rendah?
Pendampingan ke anak-anak dan komunikasi ke
orangtua agar dibimbing dirumah.
15 Apa saja hambatan-
hambatan yang
muncul dalam
pelaksanaan
pembelajaran
tahfidz? Bagaimana
tindak lanjut dalam
mengatasi hambatan
tersebut?
Masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca
Al Qur’an, khususnya untuk kelas 1 karena masih
pengenalan kita harus mentalqin dan untuk
mempermudah kita menggunakan literasi bahasa
Indonesia namun kendalanya lagi mereka masih
belum bisa panjang pendeknya.
16 Program penunjang
apa saja yang
digunakan dalam
meningkatkan
kemampuan tahfidz
pada siswa?
Ada tahsin intensif , tahfidz intensif atau tahfidz
camp.
Transkip Hasil Wawancara dengan Guru Pengampu Program Unggulan
Sains
Informan : Ibu Sri Wardani
Jabatan : Guru Sains kelas II dan IV
Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
sains di SD Daarul
Kita kan memang dari pusat konsepnya seperti itu,
jadi memadukan antara kurikulum Cambridge
singapura dengan sistem pendidikan nasional.
Sementara dalam kurikulum Cambridge Singapura
267
Qur’an Semarang? kita mengambil 3 mata pelajarannya yakni english,
math dan sains menggunakan buku-buku yang
berbahasa inggris juga.
Jadi ketika anak-anak dewasa ia bisa menguasai
berbagai ilmu, karena memang bahasa inggris dan
sains sangat penting.
2 Bagaimana konsep
pembelajaran pada
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Konsepnya sama dengan pembelajaran bahasa
inggris
3 Apa saja tujuan yang
ingin dicapai dalam
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Supaya siswa lebih terbiasa dengan berbahasa inggris
baik dalam mata pelajaran sains, untuk mamahami
ilmu pengetahuan alam sejak dini, termasuk sikap
rasa ingin tahu yang tinggi, sikap mandiri dalam
memecahkan masalah.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mewujudkan
tujuan pada program
unggulan sains di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Mempersiapkan apa saja yang akan diajarkan ke
siswa, kita sendiri juga belajar serta menggunakan
metode-metode yang sesuai dengan anak didiknya
ketika dia suka yang aktif, berarti kita buat
pembelajaran yang membuat mereka aktif kita
campur pembelajaran dengan permainan, serta
praktik-praktik sains.
5 Bagaimana
persiapan guru
dalam pembelajaran
pada program
unggulan sains di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Mempersiapkan materi, apabila ada praktik saya
menyiapkan peralatan praktik.
6 Apa saja metode
pembelajaran yang
digunakan dalam
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Gabungan antara beberapa metode, dan bergantung
materi yang disampaikan. Seperti: Problem based
learning ataupun Project based learning.
7 Apa saja media dan
buku pegangan yang
digunakan dalam
program unggulan
Media bergantung materinya, apabila materi
membutuhkan gambar kita sakan siapkan gambar.
Kalau misalnya yang dibutuhkan praktik macam-
macam rasa, berarti membawa gula kopi dan
268
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
sejenisnya.
Buku pegangan dari my pals penerbit mentari, buku
tersebut ada 2 yakni buku aktivitas dan buku
teks/materi. Untuk kelas bawah memang banyak
gambarnya, keterangannya hanya sedikit-sedikit
namun contohnya jelas dengan gambarnya. Ketika
anak melihat langsung dapat mengingat.
8 Apa saja strategi
pembelajaran yang
digunakan dalam
pembelajaran sains?
Pembelajaran yang menyenangkan agar siswa
nyaman dan semangat untuk belajar. Apabila siswa
tertekan juga kasian, makanya dibuat games atau
pengulangan kosakata.
9 Bagaimana bentuk
penilaian sains yang
diterapkan?
Praktik dan keterampilan sains
10 Bagaimana peran
guru dalam
mengatasi peserta
didik yang memiliki
kemampuan rendah
dalam pembelajaran
sains?
Pertama pendekeatan, selanjutnya kita cari tahu apa
masalahnya bisa jadi dirumah tidak diajari oleh orang
tua, ia belum paham materi, bisa jadi metode yang
digunakan tidak pas, karena disini muridnya dalam
satu kelas hanya sedikit jadi kita lebih mudah dalam
menganalisis. Setelah kita tahu masalahnya baru kita
atasi masalah tersebut.
11 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
peserta didik telah
berhasil dalam
pembelajaran
program unggulan
sains?
Keaktifan di kelas, cara dia menjawab pertanyaan,
menjawab soal dan menyelesaikan permasalahan.
12 Apa saja hambatan-
hambatan yang
muncul dalam
pelaksanaan
pembelajaran sains?
Kurangnya kosakata yang dipahami oleh siswa,
terutama pada kelas bawah 1 dan 2 mereka baru
mengenal sains yang berbahasa inggris.
13 Bagaimana tindak
lanjut dalam
mengatasi hambatan
tersebut?
Kita ajarkan kosakata sedikit demi sedikit, sains
dalam seminggu ada 2 jam dan terbilang kurang,
maka biasanya sebelum pulang sekolah anak-anak
kita berikan daftar suku kata yang harus dipelajari,
minggu depannya kita suruh anak untuk maju ke
depan kelas mengulang review kosakata uang sudah
diajarkan pada minggu sebelumnya, kita memberi
269
pertanyaan dan diulang-ulang.
14 Program penunjang
apa saja yang
digunakan dalam
meningkatkan
keterampilan sains
pada siswa?
Sains hanya dalam pembelajaran sains saja belum
ada program penunjang yang lain.
15 Bagaimana
ketersediaan sarana
dan prasarana dalam
menunjang kegiatan
praktikum program
unggulan sains?
Peralatan sains untuk kelas 1 dan 2 masih dapat
memadai karena masih sederhana, untuk kelas 3 4 5
masih terbilang kurang. Kita biasanya melibatkan
anak-anak untuk media praktik, mereka disuruh
membawa, mereke disuruh membuat atau kita sendiri
yang membuat.
Informan : Bapak Sutopo
Jabatan : Guru Sains kelas III dan English kelas V
Hari, Tanggal : Kamis, 22 Maret 2018
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Kita memiliki visi misi alah satu pointnya adalah
mencetak atau menghasilkan generasi yang qurani.
Disitu ada point juga disiapkan untuk menjadi
pemimpin dunia, salah satu stimulus untuk
mencapainya yakni dengan adanya mata pelajaran
sains yang notabennya sains memakai bahasa inggris
sehingga anak-anak bukan hanya menghafalkan juga,
tetapi anak-anak juga mengetahui ilmu pengetahuan
alam yang berbahasa inggris. Dengan itu tadi, visi
misinya sudah tercapai dan global/mendunia sudah
didapatkan. Jadi semua kurikulum yang
dikembangkan disini terutama sains, math dan
english mengacu pada visi dan misi.
2 Bagaimana konsep
pembelajaran pada
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Konsepnya sesuai dengan pembelajaran pada
kurikulum Cambridge yang berporos kurikulum
Singapura, sehingga konsep pembelajaran disamakan
dengan yang disana. Sebelum guru mengajar kita beri
pelatihan terlebih dahulu sehingga pembelajaran
yang kita siapkan dengan buku-buku yang ada sebisa
mungkin mendekati dengan penerapan pembelajaran
sains itu sendiri. Penerbit mentari tahu bahwa buku
270
yang kita gunakan harus kita jelaskan di awal,
sehingga guru-guru yang mengajarkan tidak
malpraktik tetapi sebisa mungkin sesuai dengan
tujuan yang ada pada buku tersebut. Kita ada
training intensif setiap tahun, kita bisa mengikuti
training yang ada di Semarang atau di Jakarta. 2
tahun berturut-turut pihak penerbit sains lengsung
datang ke Semarang sehingga dapat lebih optimal
terkait bagaimana cara menggunakan buku in,
bagaimana cara mengaplikasikan sampai ke pelajaran
KBM di dalam kelas. Pelatihan tersebut bertujuan
merefresh pembaruan ilmu pengetahuan.
3 Apa saja tujuan
yang ingin dicapai
dalam program
unggulan sains di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Tingkat rasa ingn tahunya lebih besar dengan apa
saja yang dilihat, dia punya keinginan untuk
menganalisis maupun mempelajari. Intinya
pembelajaran sains untuk mengstimulus rasa ingin
tahu anak, kalau bahasa kerennya kepo misal tambah
kepo berarti berhasil. Jadi kita tidak stagnan atau
berhenti pada titik itu saja, tapi esensi sains adalah
membuat anak lebih penasaran lagi, buka berhenti
dalam knowledge atau praktik saja. Kita juga ingin
anak-anak menjadi problem solver mereka bisa
memecahkan masalah sehari-hari dan bisa
berinteraksi dengan alam sekitar.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mewujudkan
tujuan pada program
unggulan sains di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Stimulus pertanyaan yang sudah lengkap dalam buku
pegangan sains, sudah terkoneksi dengan teori dan
aktivitas siswa yang ada di buku tersebut seperti
lembar observasi, praktik dan sebagainya. Apabila
guru dapat mengamalkan buku tersebut secara
optimal maka tujuan tersebut akan tercapai.
5 Bagaimana
persiapan guru
dalam pembelajaran
pada program
unggulan sains di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Persiapan bergantung tema yang akan diajarkan
biasanya, kalau terkait praktik dan sebagainya sudah
dirancang, bahan-bahan apa yang akan kita
simulasikan. Anak-anak bisa mempersiapkan
berbagai bahan praktik yang akan digunakan.
Awalnya saya buat stimulus ke anak agar ia bertanya-
tanya apa saja hal yang akan dilakukan atau dibuat
dengan bahan-bahan tersebut. Harapannya ketika
mereka sudah SMP atau SMA ia bisa mengingat
271
pengalaman praktik sains saat SD.
6 Apa saja metode
pembelajaran yang
digunakan dalam
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Partnership, kolaborasi, meminimalisir metode
ceramah sehingga anak bisa lebih terkesan dengan
materi. Mereka bisa berexplorasi dan kita hanya
menjadi fasilitator saja. Kendala dari metode ini
karena memakai bahasa inggris, maka kita kasih
panduan pokoknya saja. Esensinya yang pertama kita
mengenalkan term-term yang global pada anak-anak
dan visi misi dari pembelajaran sains tersebut
sehingga tujuan keduanya akan tercapai.
7 Apa saja media dan
buku pegangan yang
digunakan dalam
program unggulan
sains di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Media pembelajaran langsung praktik dengan materi
tersebut missal tentang anatomi tubuh ataupun bahan
makanan. Langsung observasi ketika mereka dekat
dengan objeknya maka anak akan lebih ekplorasi.
Buku pegangan yakni buku paket dari penerbit
mentari dan referensi internet ataupun buku-buku
yang direfensikan oleh penerbit menuju ketingkat
pengetahuan anak agar lebih tinggi lagi. Berusaha
mensinkronkan IPA bahasa Indonesia dan Sains
bahasa inggris agar tidak bertolak belakang.
8 Apa saja strategi
pembelajaran yang
digunakan dalam
pembelajaran sains?
Sebisa mungkin teori bahasa inggris dipahamkan
keywords-keywordsanya pada siswa, sebisa mungkin
contoh-contoh yang diberikan yakni benda-benda
yang sangat dekat dengan siswa yakni contoh yang
konkret dan sederhana. Misal tantang organ ya
langsung praktik ke tubuh, tentang lingkungan
langsung ke contoh lingkungan alam sekitar. Dari
contoh tersebut mereka bisa paham, ketika kita
memberikan pertanyaan-pertanyaan keingintahuan
mereka bisa lebih tinggi lagi. Kita beri pondasi yang
mudah dan simple sampai mereka benar-benar
paham, setelah paham kita naikkan ke hal-hal yang
lebih kompleks untuk menstimulus.
9 Bagaimana bentuk
penilaian sains yang
diterapkan?
Praktik, secara tulis/wawancara, atau quising yang
sering kita ulang dengan materi yang baru kita
ajarkan secara berulang-ulang sehingga mereka bisa
mengingat keywords-keywords materi sebelumnya.
10 Bagaimana peran
guru dalam
Pertama, bisa partnership dengan high level sehingga
anak-anak yang high level bisa membimbing karena
272
mengatasi peserta
didik yang memiliki
kemampuan rendah
dalam pembelajaran
sains?
biasanya cara menyampaikan materi dengan bahasa
mereka lebih di mengerti, secara emosional dan
kompleksitas bahasa juga dapet.
Kedua, pendekatan personal.
11 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
peserta didik telah
berhasil dalam
pembelajaran
program unggulan
sains?
Indikator di masing-masing chapter sudah ada,
tujuannya juga sudah ada. KBM mengacu ke tujuan
standar yang sudah ada pada masing-masing unit.
12 Apa saja hambatan-
hambatan yang
muncul dalam
pelaksanaan
pembelajaran sains?
Masih minimnya media-media untuk lebih
bereksplorasi untuk praktik, minimnya media
pembelajaran pada second equipment misalnya
contoh yang sudah ada baru 1 buah, tapi contoh
selanjutnya yang belum ada. Karena memang ada 2
misi yang ingin dicapai, untuk fokus ke example ke
yang lain lagi masih lemah.
Untuk hambatan pada siswa, biasanya pindahan dari
luar maka dia mengalami cut informasi. Atau bagi
siswa yang mengalami perubahan kurikulum dan
sudah berada di tingkat atas mereka belum
mandapatkan sains pada tingkat bawah, inilah yang
menjadi tantangan kita untuk memahamkan pada
siswa.
13 Bagaimana tindak
lanjut dalam
mengatasi hambatan
tersebut?
Guru bisa mnurunkan level ketika mengajarkan, kita
bungkus pembelajaran yang menyenangkan.
Memperbanyak vocab ke anak dan
mengaplikasiannya, tidak hanya melekatkan tapi bisa
teraplikasikan.
Untuk minimnya media, bisa bertukar media dengan
guru lainnya atau meminta kolaborasi dengan guru
yang lain sehingga bisa memperkaya tingkat
kretaivitas.
14 Program penunjang
apa saja yang
digunakan dalam
meningkatkan
keterampilan sains
Sebenarnya ada lab tetapi kita masih ada kendala di
keterbatasan ruangan sehingga penggunaan lab
belum optimal. Semoga tahun ajaran baru setelah kita
pindah ke Jl Dr Cipto labnya bisa dapat dioptimalkan
dan diguanakan lagi sehingga anak-anak bisa belajar
273
pada siswa? sains dan berkplorasinya lebih tinggi.
15 Bagaimana
ketersediaan sarana
dan prasarana dalam
menunjang kegiatan
praktikum program
unggulan sains?
Masih minim dan belum maksimal, makanya yang
dekat dengan anak-anak apa saja yang bisa kita
gunakan praktik.
Transkip Hasil Wawancara dengan Guru Pengampu Program Unggulan
Bahasa
Informan : Bapak Manar Abdurra’uf Fatin
Jabatan : Guru mata pelajaran math & bahasa inggris (kelas 1)
Hari, Tanggal : Senin, 19 Maret 2018
Tempat : Ruang Kelas VI A (Al A’raf)
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Mempersiapkan generasi kelas bawah 1,2 dan 3
supaya mereka menguasai beberapa vocabulary
bahasa inggris terkait dengan pembelajaran sehari-
hari sehingga anak-anak bisa mengikuti
pembelajaran bahasa inggris di tingkat berikutnya
dengan lebih bagus.
2 Bagaimana konsep
pembelajaran pada
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Kalau saya sendiri lebih suka menerapkan
pembelajaran yang menyenangkan pada anak-anak
3 Apa saja tujuan yang
hendak dicapai
dalam program
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Mampu membekali anak-anak untuk dapat
berkomunikasi secara aktif dengan bahasa inggris
terutama untuk menyongsong era globalisai, masa
dimana semua orang yang ingin maju dituntut untuk
mampu menguasai bahasa ingris. Entah mereka suatu
hari menjadi apa, yang penting mereka dapat
berbahasa inggris dengan baik.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mewujudkan
tujuan pada program
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Selama ini upaya yang sudah dilakukan sekolah
adanya ekstrakurikuler english club yang
dilaksanakan setiap hari kamis sore setelah pulang
sekolah.
274
Semarang?
5 Bagaimana
persiapan guru
dalam pembelajaran
pada program
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Mempersiapkan materi yang akan diajarkan pada
siswa, selanjutnya kita mencari materi yang levelnya
sama dengan siswa. Karena materi yang ada di
teksbook didominasi dengan bahasa inggris dan
menurut saya terlalu tinggi bagi mereka maka, saya
berupaya mencari materi yang sesuai dan pas dengan
anak-anak. Selanjutnya, saya kembangkan materinya
dan mencarinya di internet. Untuk persiapan metode
mengajar, saya sesuaikan dengan materi. Biasanya
saya awali dengan cerita dan dilanjutkan dengan
pertanyaan yang membuat siswa membayangkan dan
menangkap materi yang akan saya ajarkan.
6 Apa saja metode
pembelajaran yang
digunakan dalam
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Saya sendiri tidak suka yang teoritis yang penting
anak-anak suka dan nyaman, karena apabila mereka
sudah suka mereka akan cepat memahami.
7 Apa saja media dan
buku pegangan yang
digunakan dalam
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Flashcard, media-media yang kita ambil dari internet
yang sudah kita edit sesuai dengan kebutuhan, film.
Buku pegangannya hanya satu dari My poulls
8 Apa saja strategi
pembelajaran yang
digunakan dalam
pembelajaran
bahasa?
Drill vocabulary dengan matode yang
menyenangkan, saya biasanya juga menyuruh anak
untuk menulis vocab dan artinya. Selanjutnya saya
biasa memberikan pertanyaan anak dengan gambar
dan menyuruh anak untuk mencari gambar tersebut,
kemudian di tulis di buku tulis dan ada beberapa soal
yang saya berikan untuk anak.
9 Bagaimana bentuk
penilaian bahasa
yang diterapkan?
Ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester.
10 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
peserta didik telah
berhasil
pembelajaran
Indikator sesuai 4 keterampilan bahasa sesuai dengan
buku pegangan, karena listening tidak ada CDnya
jadi yang saya nilai keterampilan menulis dan
berbicara.
275
program unggulan
bahasa?
11 Bagaimana peran
guru dalam
mengatasi peserta
didik yang memiliki
kemampuan rendah
dalam pembelajaran
bahasa?
Sebisa mungkin saya akan mengajar anak tersebut
sampai dia benar-benar bisa, apabila dia masih
menjawab dengan salah saya akan terus menyuruh
menjawab sampai ia mendpaatkan jawaban yang
benar. Selanjutnya saya memberi tahu dimana letak
kesalahannya dan saya akan membimbingnya.
12 Apa saja hambatan-
hambatan yang
muncul dalam
pelaksanaan
pembelajaran
bahasa?
Anak-anak dimoninasi anak yang over aktif mereka
lebih senang bermain daripada belajar agak sulit
untuk mengaturnya. Memang harus pandai
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
13 Bagaimana tindak
lanjut dalam
mengatasi hambatan
tersebut?
Kreatif menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
14 Program penunjang
apa saja yang
digunakan dalam
meningkatkan
keterampilan
berbahasa pada
siswa?
Program penunjang selain english club belum ada,
namun faktor penunjang bahasa inggris untuk
meningkatkan keterampilan siswa dapat diupayakan
oleh orangtua dirumah.
15 Bagaimana
ketersediaan sarana
dan prasarana dalam
menunjang
keterampilan bahasa
pada siswa?
Masih kurang, ketersediaan LCD masih kurang jadi
guru harus bergantian apabila ingin memakai. Speker
yang disediakan di sekolah kebanyakan mudah rusak,
sehingga guru harus mandiri apabila ingin
membutuhkan speaker dalam pembelajaran.
276
Informan : Ibu Dewi Puspitasari
Jabatan : Guru mata pelajaran Math (kelas V) dan bahasa
inggris (kelas VI)
Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana latar
belakang adanya
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Karena memang konsep awal SD Daarul Qur’an
pertama kali adalah internasional, dan target dari
Ustadz Yusuf Mansyur sendiri yakni murid-muridnya
tidak hanya bisa sekolah di dalam negri, harapannya
mereka bisa go international jadinya bahasa
inggrisnya diutamakan.
2 Bagaimana konsep
pembelajaran pada
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Konsepnya lebih disesuaikan dengan kemampuan
anak-anak, jadi misalnya kita tetap ke drilling vocab
karena memang bahasa Inggris harus ke drilling.
Setelah kita drilling kita kembalikan ke kemampuan
anaknya sampai mana, ketika ada yang bisa berarti
dia harus membantu yang belum bisa. Misalnya bagi
siswa yang sudah lancar berbicara, dia mengajak
siswa lain yang kurang lancar dalam berbicara,
tujuannya agar siswa yang belum lancar bisa
berkembang.
3 Apa saja tujuan yang
hendak dicapai
dalam program
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Lebih ke pemahaman bahasa inggris, mereka lancar
berbahasa inggris istilahnya cas cis cus dan berani
untuk berbicara menggunakan bahasa inggris.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan
dalam mewujudkan
tujuan pada program
unggulan bahasa di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Selalu memancing anak-anak untuk berbicar dengan
bahasa inggris, misalnya dengan cara guru
memberikan pertanyaan ke anak dengan bahasa
inggris. Guru-gurunya juga berkomunikasi dengan
bahasa ingrris.
5 Bagaimana
persiapan guru
dalam pembelajaran
pada program
unggulan bahasa di
Media pembelajaran dan materi, saya lebih
menyiapkan medianya.
277
SD Daarul Qur’an
Semarang?
6 Apa saja metode
pembelajaran yang
digunakan dalam
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Pertama memakai drilling, keduanya active
communication, roleplay.
7 Apa saja media dan
buku pegangan yang
digunakan dalam
program unggulan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Media biasanya gambar, lagu.
Buku-bukunya buku paket inggris start with english,
move with english, intinya buku-buku dari mentari.
8 Apa saja strategi
pembelajaran yang
digunakan dalam
pembelajaran
bahasa?
Strategi pembelajaran sama dengan metode
pembelajaran
9 Bagaimana bentuk
penilaian bahasa
yang diterapkan?
4 kemampuan bahasa yakni listening, speaing,
reading dan writing.
10 Bagaimana indikator
dalam mengetahui
peserta didik telah
berhasil
pembelajaran
program unggulan
bahasa?
Kalau peserta didik yang benar-benar berhasil, 4 skill
itu sudah bisa dengan lancar. Listening dia bagus,
speakingnya bagus dia bisa komunikatif, writingnya
bagus dan readingnya mampu memahami bacaan
dengan cepat.
11 Bagaimana peran
guru dalam
mengatasi peserta
didik yang memiliki
kemampuan rendah
dalam pembelajaran
bahasa?
Biasanya tetap saya drilling vocabulary terlebih
dahulu, kalau vocabullry nya tidak ada otomatis dia
akan kesulitan. Pendampingan dari orangtua dirumah
juga sangat berpengaruh, karena bahasa kalau
misalnya hanya belajar di sekolah saja juga kurang
optimal.
12 Apa saja hambatan-
hambatan yang
muncul dalam
pelaksanaan
Biasanya siswanya yang kurang greget dalam belajar,
dia sendiri tidak mau belajar. Kurangnya
pendampingan orangtua dirumah, disekolah ada
bahasa inggris tetapi dirumah tidak ada praktik sama
278
pembelajaran
bahasa?
sekali.
13 Bagaimana tindak
lanjut dalam
mengatasi hambatan
tersebut?
Tetap kita pancing terus kita perbanyak komunikasi
dengan dia, bukan kita biarkan.
14 Program penunjang
apa saja yang
digunakan dalam
meningkatkan
keterampilan
berbahasa pada
siswa?
Ekstrakurikuler english club
15 Bagaimana
ketersediaan sarana
dan prasarana dalam
menunjang
keterampilan bahasa
pada siswa?
Belum begitu menunjang karena gambar-gambar,
kemudian CD CD nya juga masih terbatas hanya
dengan buku-buku saja untuk pengembangannya
masih belum. Ketersediaan LCD dan speaker juga
masih terbatas.
Transkip Hasil Wawancara dengan Siswa
Nama : Rahmi, Nayra, Aisyah
Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Kelas : Kelas IV B (Al-Kahfi)
Tempat : Mushola SD Daarul Qur’an Semarang
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana cara
belajar di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Pembelajarannya menyenangkan, temannya banyak,
seru dan enak. Saya suka belajar disini tapi kadang
gurunya marah-marah kalau misalnya tidak
mengerjakan PR.
2 Bagaimana cara
pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Tahfidznya enak dan sedikit susah dalam hafalannya
kadang gampang kadang susah, ketika pembelajaran
tahfidz biasanya kalau disuruh hafalan saya bolak
balik sendiri. Sainsnya tidak terlalu susah dan bahasa
inggrisnya sedikit susah.
3 Bagaimana bentuk
reward atau
penghargaan guru
dalam pembelajaran
Tahfidz biasanya yang paling bagus dapet gratis
biaya SPP 1 bulan, terus tahfidz biasanya kalau udah
bisa hafal hadiahnya disuruh menghafal lagi. Miss
Ovi biasanya ngasih juz kalau misalnya ada yang
279
tahfidz, sains dan
bahasa?
dapat nilai bagus. Kalau ngerjain PR dapat hadiah,
kalau ngga ngerjain PR disuruh istigfar.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan guru
dalam
pengoptimalan
pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Diajari sampai bisa
5 Apa yang menjadi
faktor pendukung
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Gurunya enak, temannya banyak dan seru. Kadang
waktu pelajaran main tebak-tebakan, dibuat
kelompok-kelompokan.
6 Apa yang menjadi
faktor penghambat
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Pelajarannya kadang ada yang susah dipahami
apalagi sainnsnya
7 Bagaimana upaya
yang dilakukan
untuk mengatasi
hambatan tersebut?
Belajar sama tanya-tanya temen, dirumah diajari
bunda dirumah.
8 Apakah kegiatan
penunjang program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa
sudah membantu?
Ada english club, tahfidz nya ada tahsin intensif buat
yang belum bisa baca Al Qur’an.
9 Apakah sarana dan
prasarana sudah
memadai?
Sudah lumayan lengkap, tapi kadang kalau praktik
kita disuruh bawa alat praktik dari rumah.
Kadang-kadang LCDnya eror tapi nggak sering
10 Apa saja saran yang
diberikan dalam
pengoptimalan
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Semoga siswa-siswa yang diajar tambah rajin
belajar, semoga gurunya semakin enak ngajarnya.
280
Nama : Javan, Bima, Gravrila
Hari, Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Kelas : Kelas V (Al-Furqon)
Tempat : Ruang Kelas V (Al-Furqon)
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana cara
belajar di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Cara ngajarnya enak, asyik, mudah untuk ditangkap.
Kalau babnya sudah selesai dikasih Quiz kadang ada
permaninannya permainan tradisional. Tapi kadang
ngajarnya pakai LCD nyanyi dan video buat
pelajaran sains. Kadang kalau ngasih hukuman
terlalu berat, kalau telat suruh baca Ar-Rahman sama
Al-Kahfi, kadang pernah disuruh berdiri di lapangan.
Kadang bekal makan kelas V pernah disita, karena
kelas V wajib puasa yang buat peraturan Mr Zi
sendiri.
2 Bagaimana cara
pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Tahfidz setoran hafalan, sains diajar pakai LCD,
bahasa kadang ada permainannya.
3 Bagaimana bentuk
reward atau
penghargaan guru
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Kalau nilai 100 dikasih juz sama Mr.Zi, seringnya
dikasih juz karena disini dekat dengan penjual juz.
Juznya terserah kita mau juz apa.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan guru
dalam
pengoptimalan
pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Kadang-kadang praktik sama nyanyi-nyanyi biar kita
senang belajarnya. Praktiknya kita langsung sesuai
materi misalnya suruh wawancara kita disuruh
wawancara.
5 Apa yang menjadi
faktor pendukung
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Guru punya banyak media pembelajaran apalagi Mr
Zi punya banyak video tentang sains.
6 Apa yang menjadi
faktor penghambat
Ngajarnya kadang cepet kita jadi ndak paham.
281
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
7 Bagaimana upaya
yang dilakukan
untuk mengatasi
hambatan tersebut?
Harus memperhatikan gurunya atau tanya ke temen
langsung. Seringnya nggak ada pengulangan, jadi
missal bingung dan ngga memperhatikan bisa tanya
temen.
8 Apakah kegiatan
penunjang program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa
sudah membantu?
Ada tambahan tahfidz sepulang sekolah, sains
biasanya yang pintar diikutkan lomba, bahasa ada
english club setiap kamis.
9 Apakah sarana dan
prasarana sudah
memadai?
Sudah lumayan memadai, ada perpusnya ada
musholanya. Kadang perpusnya buat rapat atau buat
tidur guru-gurunya. Ruang kelas V panas ngga ada
AC nya jadi disini panas cuma ada kipas anginnya.
Disini juga ada kolam renangnya tetapi nggak ada
airnya. Terus kadang kita belajar di Saung buat
pelajaran, tetapi saungnya rusak karena buat lompat-
lompat, ada aula untuk menonton video atau film
bareng-bareng.
10 Apa saja saran yang
diberikan dalam
pengoptimalan
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Semoga segera dipindah ke gedung baru dengan
fasilitas yang lengkap. Peraturan yang dibuat guru,
lebih diringankan lagi.
282
Nama : Rasya, Aldy, Devina
Hari, Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Kelas : Kelas VI B (An-Nur)
Tempat : Ruang Kelas VI B (An-Nur)
No Butir Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana cara
belajar di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Lumayan menyenangkan dan tidak membosankan,
gurunya baik suka bercanda kadang tegas. Belajar
disini seru, gurunya juga asyik tapi kalau gurunya
marah kita diam semua. Guru masuk langsung duduk
di kursi guru terus berdoa, nulis, dikasih PR kadang
begitu. Sejauh ini juga nyaman sekolah disini.
2 Bagaimana cara
pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa di SD Daarul
Qur’an Semarang?
Tahfidznya sudah optimal cara mengajarnya,
sainsnya bahasanya agak rumit, didandingkan
dengan bahasa inggris lebih enak bahasa inggrisnya.
3 Bagaimana bentuk
reward atau
penghargaan guru
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Kalau nilainya bagus kita dikasih reward, pas
ulangan kita dapet nilai diatas 9 kita dapet jajan.
Tahfidznya yang paling bagu dapet beasiswa satu
bulan tidak bayar. Untuk kelas biasaya Miss Ovi
guru sains ngasih juz, kalau buat kelas VI dikasih
soal.
4 Bagaimana upaya
yang dilakukan guru
dalam
pengoptimalan
pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Guru mengajar sesuai karakteristik siswa di kelas
tersebut, misalnya banyak yang aktif di kelas guru
mmebuat permainan dalam pelajaran.
5 Apa yang menjadi
faktor pendukung
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Target yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuan
masing-masing, jadi enak.
6 Apa yang menjadi
faktor penghambat
dalam pembelajaran
tahfidz, sains dan
bahasa?
Di kelas ada biang keroknya, dia rame terus nggak
bisa diem suka teriak-teriak gangguin temen dan cari
perhatian jadi kita sulit konsentrasi dalam pelajaran.
7 Bagaimana upaya Kita saling negur temen yang kaya gitu, guru juga
283
yang dilakukan
untuk mengatasi
hambatan tersebut?
negur. Misalnya ngga bisa konsentrasi di kelas kita
belajar lagi dirumah atau tanya ke temen yang sudah
bisa.
8 Apakah kegiatan
penunjang program
unggulan tahfidz,
sains dan bahasa
sudah membantu?
Tahfidznya ada tahfidz sama tahsin intensif buat
penambahan target hafalan sama membantu yang
belum bisa membaca Al Qur’an, english club bantu
kok soalnya misalnya ada kosa kata yang belum
paham di pelajaran nanti disana kita diajari. Sains
biasaya diikutkan lomba.
9 Apakah sarana dan
prasarana sudah
memadai?
Kurang memadai, ruangan kelas tidak kedap suara,
jadi saat ada pembangunan dalam pembelajaran
terganggu. Ruangan kelas kadang bocor kalau hujan
jadi kita was was. Selain itu lampu yang ada di kelas
kurang terang bikin kita ngantuk. Fasilitas
pembelajaran cukup, tetapi kadang komputernya
sering eror.
10 Apa saja saran yang
diberikan dalam
pengoptimalan
program unggulan di
SD Daarul Qur’an
Semarang?
Fasilitas sekolah harus dinaikkan, kaya ada lab IPA
nya. Fasilitas yang sudah rusak mohon segera diganti
dan diperbaiki.
Untuk guru yang belum tegas, mohon lebih tegas
lagi. Tegas boleh tapi ada sabar-sabarnya dikit.
284
Lampiran 5 Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang
BUKU KURIKULUM
SD DAARUL QUR’AN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
Jalan Pahlawan No.153 (Gergaji Pelem)
Kec. Semarang Selatan, Kota Semrang
Provinsi Jawa Tengah
285
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada
beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum
sekolah dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga
mengalami perubahan-perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional pasal 26 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar
pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum Daqu School).
Kurikulum Daqu School adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 bahwa
Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
mengacu pada standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari
BSNP.
Di dalam dokumen Kurikulum Daqu School ini, dibahas sebagaimana
dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara
keseluruhan mencakup :
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman
dalam penyusunan Kurikulum Daqu School.
2. Beban belajar bagi peserta didik Daqu School.
3. Kalender pendidikan sebagai acuan pelaksanaan program
4. Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005.
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum Daqu School
Tujuan Pengembangan Kurikulum Daqu School yang mengacu pada
standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengolahan, standar
286
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar
nasional pendidikan tersebut yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Kurikulum Daqu School disusun agar dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk :
0. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Belajar untuk memahami dan menghayati
2. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
3. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
4. Belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermanfaat.
Tujuan pengembangan Kurikulum Daqu School adalah untuk membuat
langkah-langkah strategis tentang pelaksanaan kurikulum yang diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai visi Daqu School yaitu
“Mendidik Generasi Insan Robbani, yang berjiwa Qur’ani, berwawasan
internasional dan berdaya saing Global.” Pengembangan Kurikulum Daqu
School ini sudah melalui tahap evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Daqu
School tahun ajaran 2015/2016.
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Daqu School
Kurikulum Daqu School dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi
Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan
Kurikulum Daqu School mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan
Kurikulum Daqu School untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum Daqu
School dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
287
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
288
BAB II
T U J U A N
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar meletakkan dasar
kecerdasan pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikutpendidikan lebih lanjut.Untuk mencapai tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam proses
pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif, afektif dan
psikomotorik.
A. VISI
Melahirkan Generasi Pemimpin Bangsa Dan Dunia Yang Saleh Dan
Berkarakter Qur’ani SertaBerjiwa Entrepreneur Dalam Membangun
Peradaban Islam Masa Depan
B. MISI SEKOLAH
1. Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Al-Hadist
yang unggul, kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.
2. Mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al-Qur’an 30 juz yang
mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner dan
berwawasan luas serta menjadikan Daqu Method (Iqomatul Wajib wa
ihyaussunnah) sebagai pakaian sehari-hari.
3. Mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah
C. TUJUAN PENDIRIAN SEKOLAH
1. Memberikan bekal kepada peserta didik kemampuan dasar “Baca, Tulis
dan Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi
peserta didik.
2. Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama Islam
dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak untuk
mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang seluas-
luasnya demi li I’lai kalimatillah
4. Menyiapkan generasi Qur’ani yang Robbani, generasi yang cakap dan
luas serta tinggi kepahamannya tentang IPTEK, rajin beramal, dan
berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi anggota
masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber daya
baldatun toyyibatun warabbun ghofuur.
5. Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan siswa
agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (dalam
dan luar negeri) dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta meningkatkan
289
kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbale balik dengan lingkungan social, budaya dan alam
sekitarnya.
6. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup. Mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan dalam arti
luas, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya lingkungan.
7. Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta
lapangan kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai dengan
minat dan bakat serta mengembangkan sikap profesional.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
1. KELOMPOK MATA PELAJARAN
Struktur kurikulum SD Daqu School memuat kelompok mata pelajaran
sebagai berikut :
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (Daqu
Methode)
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan
Kelompok mata pelajaran bahasa
Kelompok mata pelajaran estetika
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran pengembangan diri
Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut diimplementasikan
dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara
menyeluruh dengan menggunakan Kurikulum 13 untuk kelas 1, 2, 4
dan dan KTSP untuk kelas 3 dan 6. Cakupan dari masing-masing
kelompok itu dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan.
Berikut adalah struktur kurikulum yang digunakan oleh SD Daqu
School:
290
NO
KOMPONEN
KELAS DAN ALOKASI
WAKTU
1 2 3 4 5 6
A. MUATAN NASIONAL
1 PAI 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika 4 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 6
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2
7 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2
8 Pend. Jasmani, OR dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2
9 Tematik 14 14 16 16
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Arab 2 2 2 2 2
2 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
3 KPDL - - - 2 2 2
4 Komputer 1 1 1 1 1 1
5 Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3
C. PENGEMBANGAN DIRI
c. Tahsin 7 2 2 2 2 2
d. Tahfidz 2 7 7 7 7 7
c. Pramuka - 2 2 2 2 -
JUMLAH 37 41 41 46 46 46
2. CAKUPAN KELOMPOK MATA PELAJARAN
N
o
KELOMPOK
MATA
PELAJARAN
CAKUPAN
1 Agama dan Akhlak
Mulia/
(Daqu Method)
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia serta mampu mengaplikasikan
nilai-nilai keimanan dan ketqwaannya dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar
kefahaman dan kemampuannya.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau
291
moral sebagai perwujudan dan pendidikan
agama.
2 Kewarganegaraan dan
Kepribadian
Kelompok kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran akan wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, pengharapan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak dan sikap serta
perilaku anti KKN.
3 Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu
pengetahuan dimaksudkan untuk memberikan
dasar bagi penguasaan logik dan ilmu
pengetahuan serta membudayakan berfikir
ilmiah secara ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri untuk menumbuhkan sikap ilmiah yang
merupakan dasar bagi penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4 Bahasa Kelompok mata pelajaran bahasa di maksudkan
untuk memberikan bekal ilmu alat kepada
peserta didik, sehingga harapannya dapat
digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan
dan teknologi, keyakinan beragamanya,
berkomunikasi dengan masyarakat luas di era
globalisasi dan mengekspresikan
pengalamannya.
5 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasikan
keindahan. Sehingga diharapkan mampu
menikmati dan mensyukuri hidup dalam
kehidupan bermasyarakat sehingga mampu
menciptakan kehidupan yang harmonis.
6 Jasmani, Olah Raga
dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran, olah raga dan
kesehatan dimaksudkan unutk mengembangkan
dan meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama dan hidup sehat
292
7 Pengembangan Diri Kelompok mata pelajaran Pengembangan Diri
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi dan
bakat-bakat khusus dalam bidang teknologi,
kepramukaan, olah raga, seni, dan keterampilan
yang bermanfaat dalam menghadapi tantangan
kehidupan secara mandiri
3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi
(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,
Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi
Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi
prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi
acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan
dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4).
293
KOMPETENSI INTI
KELAS I DAN KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
1. Menerima dan menjalankan
ajaran
agama yang dianutnya
1. Menerima dan menjalankan
ajaran
agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan
keluarga, teman, dan guru
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, tetangga,
dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
[mendengar,
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan
kegiatannya, dan benda-benda
yang
dijumpainya di rumah dan di
sekolah
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
[mendengar,
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan
kegiatannya, dan benda-benda
yang
dijumpainya di rumah, sekolah,
dan
tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman
dan berakhlak mulia.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang
estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan
yang
mencerminkan perilaku anak
beriman
dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya .
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, tetangga,
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, dan cinta tanah air
dalam berinteraksi dengan
keluarga,
294
dan guru. teman, tetangga, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
[mendengar,
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan
kegiatannya, dan benda-benda
yang
dijumpainya di rumah, sekolah,
dan
tempat bermain.
3. Memahami pengetahuan faktual
dan konseptual dengan cara
mengamati dan mencoba
[mendengar, melihat, membaca]
serta
menanya berdasarkan rasa ingin
tahu
secara kritis tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda
yang
dijumpainya di rumah, sekolah,
dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan
yang
mencerminkan perilaku anak
beriman
dan berakhlak mulia.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, logis, dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat,
dan
dalam tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi
Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten
untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya
pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat
dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin
ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang
dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian
landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7 untuk
295
kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah
filosofi esensialisme dan perenialisme.
B. MUATAN KURIKULUM
1. MUATAN NASIONAL
b. Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran Agama Islam di sekolah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
3. Menumbuhkan pribadi yang bersemangat mengaplikasikan
keyakinan dan kesadaran agamanya atas dasar kefahaman,
sehingga melahirkan pribadi yang konsisten (istiqomah) dalam
menegakkan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
4. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-
orang mukmin, melalui penanaman aqidah secara benar,
menumbuhkan harapan (roja’) akan perjumpaan dengan Allah,
membiasakan untuk menyebut nama Allah dengan istighfar,
tasbih, tahlil dan takbir.
5. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Al Qur’an dan Sunnah
Rasul, melalui penumbuhan gemar membaca Al Qur’an dan
Sunnah Rasul serta menghafal dan mengaplikasikan dalam
kehidupannya.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah bertujuan
agara peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta anti korupsi.
296
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa – bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
c. Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
7. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
8. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
9. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
10. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
11. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti, seta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
12. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
d. Matematika
Mata pelajaran matematika di sekolah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
6. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
7. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
8. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
9. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
10. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
297
e. IPA
Mata pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep
Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari – hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
f. IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional dan global.
g. Seni Budaya dan Keterampilan
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
keterampilan.
298
3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan.
4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan
dalam tingkat lokal, regional maupun global.
h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengembangka keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan
yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik
yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta
memiliki sikap yang positif.
2. MUATAN LOKAL
b. Bahasa Jawa
Mulok bahasa jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan
berkomunikasipeserta didik dengan menggunakan bahasa daerahnya.
2. Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya
sastradaerahnya.
3. Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya
daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional.
4. Mengenalkan seni suara daerah dalam rangka melestarikan budaya
lokal.
5. Membekali peserta didik untuk memiliki jiwa seni dan kehalusan
budi.
6. Berkomunikasi secara benar dan sopan.
299
7. Menerapkan nilai-nilai kultural jawa dalam aspek kehidupan sehari-
hari.
c. Kepedulian Pada Diri dan Lingkungan
Tujuan :
1. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.
2. Memiliki budi pekerti yang luhur.
3. Mampu menaati aturan yang berlaku.
4. Mampu menerapkan etika pergaulan yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menyadari sebagai makhluk sosial sehingga perlu dikembangkan
sikap bekerja sama dengan orang lain.
6. Mengembangkan sikap sosial sebagai dasar untuk berinteraksi
terhadap sesama.
d. Bahasa Inggris
Mulok bahasa inggris bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
3. Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi
internasional.
4. Membekali peserta didik untuk menghadapi tuntutan
dalam rangka
menyongsong era globalisasi.
e. Bahasa Arab
Mulok bahasa Arab bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1.Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi internasional
dikalangan ummat Islam.
2.Membekali peserta didik untuk dapat belajar agama Islam melalui
kitab-kitab atau buku-buku tentang Islam dengan bahasa ibunya.
3.Menanamkan perasaan lebih cinta kepada Islam dan budaya yang
melingkupinya.
f. Komputer
Mulok komputer bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
4. Menguasai teknologi modern yang bermanfaat bagi kehidupannya
di masa depan.
5. Mengoperasikan komputer program Ms Word dan Ms Excel.
6. Menjadikan komputer sebagai sumber dan media pembelajaran.
g. Math
Mulok Math bertujuan agar peserta didik memiliki kemapuan sebagai
berikut.
300
4. Mampu memahami konsep matematika, mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain, dan mampu
mengaplikasikan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menunjang kemapuan berbahasa inggris siswa
6. Mampu mengaplikasikan bahasa asing dalam pemecahan masalah
yang berkaitan dengan matematika.
h. Science
Mulok Science bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
5. Menunjang kemapuan berbahasa inggris siswa dalam mengenali
ciptaan Allah dan lingkungannya
6. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep
Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari
– hari.
7. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
8. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan serta
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
3. PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat minat dan potensi
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Adapun kegiatan pengembangan diri di Daqu School meliputi :
a. Kewiraan (Pramuka – SIT, PASKIBRA/Tim Upacara Bendera)
b. Olahraga (Futsall, Taekwondo, Panahan)
c. Seni (Marching Band, Rebana, Tari, Tilawah)
d. Life Skill (TIK, Kelompok Bahasa Inggris/ English Club)
e. BTQ Baca, Tulis Qur’an (tahsinuttilawah dgn metode Yanbu’a)
i. Tahfidzul Qur’an Menghafal al-Qur’an sesuai dengan kemampuan dan
target sekolah
301
4. PENGATURAN BEBAN BELAJAR
Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera
dalam kurikulum dan dapat digambarkan sebagai berikut :
KELAS
SATU JAM
PEMBELAJAR
AN
TATAP MUKA
PER-MENIT
JUMLAH JAM
PEMBELAJAR
AN
PER-MINGGU
MINGGU
EFEKTIF
PER-
TAHUN
PELAJARA
N
WAKTU
PEMBELA
JARAN/JA
M PER-
TAHUN
I 35 37 40 1480
II 35 41 40 1640
III 35 41 40 1640
IV 35 46 40 1840
V 35 46 40 1840
VI 35 46 35 1840
302
6. KETUNTASAN BELAJAR
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI
SD DAQU SCHOOL
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SEMESTER : 1 (SATU)
N0 Mapel
Kelas
1 2 3 4 5 6
A MUATAN NASIONAL
1 PAI 76 75 75 75 75 77
2 PKN 75 76 75 75 70 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75
4 Matematika 75 75 - 75 70 70
5 Math 70 73 73 70 73 -
6 IPS - - 75 75 70 70
7 IPA - - - 75 70 71
8 Science 79 72 70 73 72 -
9 SBK 75 78 78 75 70 78
10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77
B MUATAN LOKAL
1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72
2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70
3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75
4. KPDL - - - - - 75
C. PENGEMBANGAN
DIRI
Tahsin B B B B B B
Tahfidz B B B B B B
Pramuka B B B B B B
Komputer B B B B B B
303
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI
SD DAQU SCHOOL
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SEMESTER : 2 (DUA)
N0 Mapel
Kelas
1 2 3 4 5 6
A MUATAN NASIONAL
1 PAI 76 75 75 75 75 77
2 PKN 75 76 75 75 70 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75
4 Matematika 75 75 - 75 70 70
5 Math 70 73 73 70 73 -
6 IPS - - 75 75 70 70
7 IPA - - - 75 70 71
8 Science 79 72 70 73 72 -
9 SBK 75 78 78 75 70 78
10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77
B MUATAN LOKAL
1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72
2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70
3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75
4. KPDL - - - - - 75
C. PENGEMBANGAN
DIRI
Tahsin B B B B B B
Tahfidz B B B B B B
Pramuka B B B B B B
Komputer B B B B B B
6.Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan
penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut.
a. Kriteria kenaikan kelas
1. Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai
tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari
304
nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) di Daqu School Semarang.
2. Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.
b. Penentuan kenaikan kelas
1. Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi pekerti
dan kehadiran siswa yang bersangkutan.
2. Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas .....
3. Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.
7.Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. Lulus Ujian Nasional
Kriteria dan Penentuan kelulusan
a. Kriteria kelulusan
Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Memiliki rapor kelas VI.
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00
b. Penentuan kelulusan
1. Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/
budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2. Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2
kelas VI Sekolah Dasar.
3. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas
terakhir.
305
c. Strategi penanganan bagi siswa yang tidak naik kelas :
1. Komunikasi aktif dengan orang tua
2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa : Tambahan pelajaran
dan Bimbingan konseling personal
3. Pemantauan efektif tiga bulanan
d. Strategi penanganan bagi siswa tidak lulus :
1. Komunikasi aktif dengan orang tua
2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa :Tambahan pelajaran,
Bimbingan konseling personal
3. Pemantauan efektif tiap bulanan
4. Menyertakan siswa dalam kejar paket A
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di Daqu School Semarang sudah
terintegrasi dalam semua mata pelajaran yang ada.
9. Daqu Methode
Daqu Methode merupakan program pembiasaan khas Daqu School yang
membedakan sekolah Daqu dengan sekolah-sekolah lain dalam rangka
pembentukan karakter yang meliputi :
a. Pembiasaan Sholat wajib berjama’ah tepat watu diawal waktu
b. Pembiasaan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah
c. Pembiasaan sholat sunnah dhuha sebelum KBM
d. Pembiasaan membaca asmaul khusna, tahfidz, dan Murojaa’h (mengulang-
ulang hafalan al-Qur’an)
e. Pembiasaan Hafalan surat-surat al-Ma’sturat (yaasin, al-waQi’ah, al-Mulk,
dan ar-Rahman)
f. Pembiasaan puasa senin dan kamis
g. Mabit dan Qiyamullail (tahajud for kids)
h. Pembentukan Karakter melalui pembiasaan:
Membudayakan senyum, salam, sapa, sopan dan santun
Membudayakan hidup bersih, sehat dengan membiasakan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
Membiasakan menggosok gigi setelah makan siang
Membudayakan berpakaian rapi dan berseragam lengkap
Mentaati tata tertib yang berlaku
Keteladanan mengikuti kegiatan bhakti sosial di masyarakat
Mengumpulkan dana bantuan sosial dan bencana alam
306
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan budaya antri, dan tertib(dalam berwudhu, ditempat
makan, berbaris sebelum masuk kelas)
Membiasakan siswa memimpin pembacaan ikrar dan asmaul khusna
Membisakan memimpin untuk membuka dan menutup pelajaran
Membiasakan menyiapkan kebutuhan sekolah sendiri.
i. Sertifikasi al-Qur’an (haflah Hifdzil Qur’an)
Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan rasa
cinta terhadap Al Qur’an dan menanamkan nilai-nilai al-Qur’an serta
memberikan apresiasi dan pengakuan/pengesahan atas hafalan siswa, dan
membangkitkan semangat hafalan para siswa.
10. Mutasi Siswa
1. Siswa melapor kepada kepala sekolah asal untuk mendapatkan surat
ijin mutasi dengan membawa syarat-syarat kelengkapan untuk
melakukan mutasi
2. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan
dokumen syarat lain kepada operator sekolah
3. Siswa melapor ke dinas pendidikan dengan membawa tanda bukti
mutasi yang telah ditandatangani oleh kepala sekolah
4. Dinas Pendidikan mengesahkan mutasi siswa. (Kepala Dinas/Pejabat
yang berwenang mengesahkan tanda bukti mutasi siswa)
5. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan
dokumen syarat lain (surat pengantar dari dinas pendidikan
setempat) sesuai dengan ketentuan dinas pedidikan setempat kepada
operator sekolah.
6. Menyerahkan 3 (tiga) lembar surat kepada siswa yang bersangkutan
untuk 1 (satu) lembar diberikan kepada dinas pendidikan tujuan, 1
(satu) lembar untuk sekolah tujuan, dan 1 (satu) lembar disimpan
sebagai arsip siswa, dan 2 (dua) lembar lainnya disimpan sebagai
arsip dinas pendidikan dan arsip sekolah asal..
C. STANDART KOMPETENSI LULUSAN
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di SD
Daqu School mengacu pada standar kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut :
1) Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
2) Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
307
3) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku ras dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
5) Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis,
kritis dan kreatif.
6) Mewujudkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif dengan
bimbingan guru/pendidik.
7) Mewujudkan rasa keingintahuan yang tinggi dalam menyadari
potensinya.
8) Mewujudkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
9) Mewujudkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di
lingkungan sekitarnya.
10) Mewujudkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungannya.
11) Mewujudkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, negara dan
tanah air Indonesia.
12) Mewujudkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan
budaya lokal.
13) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan
memanfaatkan waktu luang.
14) Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15) Bekerjasama dengan kelompok, tolong menolong dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16) Mewujudkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis
dan berhitung.
Standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP
tersebut, selanjutnya di Daqu School dikelompokkan menjadi empat
kemampuan yaitu:
1. Kemampuan Religiusitas
Kemampuan religiusitas adalah kemampuan untuk memiliki aqidah yang
bersih, ibadah yang benar dan orientasi hidup yang lurus semata-mata
karena Allah yang nantinya mengantarkan seorang mukmin pada
keberhasilan hidup di dunia dan di akherat sebagai kehidupan yang
sebenarnya.
2. Kematangan Emosional
Kematangan emosional adalah kemampuan seorang untuk melihat
potensinya, kelebihan dan kekurangannya, keberadaan orang lain di
sekelilingnya, membangun komunikasi dan bekerja sama, menaruh empati
kepada sesama dan semua makhluk menuju kepada ketinggian dan
keluhuran akhlak.
308
3. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan berpikir sistematis yang
dimulai dari identifikasi masalah,hipotesa,analisa, merancang dan
melakukan penelitian serta mengambil kesimpulan, yang harapannya anak
akan mampu membuka pintu-pintu dunia untuk kebaikan kehidupan
manusia.
4. Keterampilan Hidup
Keterampilan hidup adalah kemampuan untuk menyelesaikan urusan-
urusan pribadi terkait dengan kehidupan sehari-hari serta keterampilan
yang terkait dengan pekerjaan, sehingga harapannya anak mampu menjadi
pribadi-pribadi mandiri dan profesional.
310
SMT
DUA Mg Sn Sl R K J Sb
1 2 3 4 5 6 6-Jan Libur Semester 1
7 8 9 10 11 12 13 8 Awal masuk semester 2
14 15 16 17 18 19 20 13 OKUB gelombang 1
21 22 23 24 25 26 27 18 Field Trip Kelas 1-3
28 29 30 31
1 2 3 16 Tahun Baru Imlek
4 5 6 7 8 9 10 17 Outbond dan daqu expo
11 12 13 14 15 16 17 24 OKUB gelombang 2
18 19 20 21 22 23 24 Swimming activity
25 26 27 28
1 2 3 16-Aug UTS Semester Genap
4 5 6 7 8 9 10 17 Fiedtrip Kelas 1-5
11 12 13 14 15 16 17 18 Hari Raya Nyepi
18 19 20 21 22 23 24 23 Persiapan proges report
25 26 27 28 29 30 31 24 Penerimaan Proges Report
1 2 3 4 5 6 7 13-Dec Mabit Kelas 1, 3, dan 5
8 9 10 11 12 13 14 13 Isra Mi'raj
15 16 17 18 19 20 21 14 OKUB gelombang 3
22 23 24 25 26 27 28 27 Gersena
29 30 Swimming activity
1 2 3 4 5 1 Hari Buruh Nasional
6 7 8 9 10 11 12 12-Jul Perkiraan US
13 14 15 16 17 18 19 10 Kenaikan Isa Almasih
20 21 22 23 24 25 26 14-15 Libur awal Ramadhan
27 28 29 30 31 16-25 UAS Semester Genap
29 Hari Raya Waisak
1 2 1 Hari Lahir Pancasila
3 4 5 6 7 8 9 2 Akhirussanah
10 11 12 13 14 15 16 5-Apr Sanlat Ramadhan
17 18 19 20 21 22 23 7-Jun Persiapan progess report
24 25 26 27 28 29 30 8 Penerimaan progess report
31 15-16 Hari Raya Idul Fitri
Sep-31 Libur lebaran & semester genap
JUNI 2018
JANUARI 2018 KETERANGAN
FEBRUARI 2018
MARET 2018
Apr-18
MEI 2018
311
Lampiran 6 Contoh RPP Silabus Program Unggulan
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SD DAARUL QUR’AN
Kelas : I (Satu)
Mata Pelajaran : BAHASA INGGRIS
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : Mendengarkan
1. Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
KewirauSahaan/
Ekonomi
Kreatif
Gagasan
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
1.1 Merespon
dengan
mengulang
kosakata
baru
dengan
ucapan
lantang
Contoh:
Guru: chalk
Siswa: chalk
Guru: book
o Rasa ingin
tahu ,
o Mandiri,
o Kreatif,
o Kerja keras
o Disiplin,
o Demokratis
o Tanggung-
jawab ,
o Menghargai
Prestasi
o Gemar
membaca
o Berorientasi
tugas dan
hasil
o Percaya diri
o Berani
mengambil
resiko
Keorisinilan
Berorientasi
ke masa
depan
A. Siswa
bersama-
sama
mengulang
dengan
suara
lantang
kosakata-
kosakata
baru yang
diucapkan
guru atau
didengar
dari
kaset/CD
Masing-
masing
siswa
mengulang
dengan
suara
Merespon
dengan
mengulang
apa yang
diucapkan
guru atau
didengar dari
kaset/CD
dengan suara
lantang
Merespon
dengan
mengulang
apa yang
diucapkan
guru atau
didengar dari
kaset/CD
dengan
pengucapan
bahasa
Tes lisan
Merespon
dengan
mengulang
secara lisan
Listen to the
words and
repeat.
Guru:
crayon
Murid:
(mengulang
dengan
ucapan
lantang)
2 x 35
menit
Gambar-
gambar/
benda
terkait
Rekaman
kaset/CD
Buku teks
312
lantang
kosakata-
kosakata
baru yang
diucapkan
guru atau
didengar
dari
kaset/CD
Inggris yang
benar
1.2 Merespon
dengan
melakukan
tindakan
sesuai
instruksi
secara
berterima
Contoh:
Guru: Stand up.
Siswa: (berdiri)
Guru: Sit down.
Siswa: (duduk)
Guru: Make a
line.
Siswa:
(berbaris)
o Rasa ingin
tahu ,
o Mandiri,
o Kreatif,
o Kerja keras
o Disiplin,
o Demokratis
o Tanggung-
jawab ,
o Menghargai
Prestasi
o Gemar
membaca
o Berorientasi
tugas dan
hasil
o Percaya diri
o Berani
mengambil
resiko
Keorisinilan
Berorientasi
ke masa
depan
Siswa
memperaga
kan
instruksi-
instruksi
yang
diberikan
oleh guru
atau yang
didengar
dari
kaset/CD
Merespon
dengan
memperagaka
n instruksi-
instruksi yang
didengar
Unjuk
kerja
Responding
Listen to the
instructions
and follow
them.
Guru: Jump.
Siswa:
(melompat)
2 x 35
menit
Rekaman
kaset/CD
Buku teks
Mengetahui,
Kepala SD DAARUL QUR’AN
(Fatkhurrohman, S.Pd.I)
NIP/NIK: .........................................
Semarang, 30 Agustus 2016
Guru Bahasa Inggris
(Muhammad Zuhri, S.Pd)
NIP/NIK: .........................................
313
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
SD : SD DAARUL QUR’AN SEMARANG
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : I/1
Standar Kompetensi : Memahami instruksi sangat sederhana dengan
tindakan dalam konteks kelas
Kompetensi Dasar : Merespon dengan mengulang kosakata baru
dengan ucapan lantang
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Tujuan Pembelajaran** : - Siswa dapat mengulang apa yang didengarnya
dengan suara lantang
- Siswa dapat mengulang apa yang didengarnya
dengan pengucapan bahasa Inggris yang benar
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
Metode Pembelajaran : - Siswa bersama-sama mengulang dengan suara
lantang kosakata-kosakata baru yang diucapkan atau didengar dari kaset/CD
- Masing-masing siswa mengulang dengan
suara lantang kosakata-kosakata baru yang
diucapkan guru atau didengar dari kaset/CD
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
Guru memperlihatkan gambar besar yang mengilustrasikan topik bab
yang dibahas.
Guru bertanya pada siswa apakah mereka mengetahui nama-nama benda
yang ada dalam gambar.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa diminta mendengar apa yang diucapkan guru atau didengar
dari kaset/CD dan mengulang apa yang mereka dengar secara
klasikal.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mengulang apa yang diucapkan guru atau didengar dari
kaset/CD secara kelompok dan individu.
314
Guru memperhatikan pengucapan bahasa Inggris siswa dan
membetulkan jika ada pengucapan yang salah.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru menunjuk setiap siswa secara acak untuk menyebutkan apa
yang diucapkan guru dengan lantang (kegiatan ini dilakukan dengan
cepat).
Guru meminta siswa untuk mengulang kembali di rumah pelajaran
yang telah diberikan di kelas.
Alat/Sumber Belajar:
1. Buku teks Let’s Make Friends with English, Siti Eryda Lubis Pulungan,
jilid 1, Esis
2. Gambar-gambar atau benda-benda yang berkaitan dengan materi ajar
3. Rekaman kaset/CD
4. Buku-buku lain yang relevan
Penilaian:
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Merespon dengan
mengulang apa yang
diucapkan guru atau
didengar dari kaset/CD
dengan suara lantang
Merespon dengan
mengulang apa yang
diucapkan guru atau
didengar dari kaset/CD
dengan pengucapan bahasa
Inggris yang benar
Tes lisan
Merespon
dengan
mengulang
secara lisan
Listen to the words and repeat.
Guru: crayon
Murid: (mengulang dengan
ucapan lantang)
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
4
3
315
* sebagian kecil benar
* semua salah
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktik
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktik
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktik Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Mengetahui,
Kepala SD DAARUL
QUR’AN
(Fatkhurrohman, S.Pd.I)
NIP/NIK:
.........................................
Semarang, 30 Agustus 2016
Guru Bahasa Inggris
(Muhammad Zuhri, S.Pd)
NIP/NIK:
.........................................
316
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD : SD DAARUL QUR’AN SEMARANG
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : I/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami instruksi sangat sederhana
dengan tindakan dalam konteks kelas
Kompetensi Dasar : 1.2 Merespon dengan melakukan tindakan
sesuai instruksi secara berterima
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Tujuan Pembelajaran** : Siswa dapat memperagakan instruksi-instruksi
yang didengar dengan benar
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
Metode Pembelajaran : Siswa memperagakan instruksi-instruksi yang
diberikan oleh guru atau yang didengar dari kaset/CD bersama-sama
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
Guru memperlihatkan gambar besar yang mengilustrasikan topik bab
yang dibahas.
Guru bertanya pada siswa kegiatan apa saja yang ada dalam gambar.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa diminta memperagakan instruksi-instruksi yang diberikan
oleh guru atau didengar dari kaset/CD secara bersama-sama (sebagai
permulaan, guru dapat memberi contoh dalam memperagakan
instruksi yang diberikan) secara tekun.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru membagi siswa dalam kelompok dan secara bergantian
masing-masing kelompok memperagakan instruksi yang diberikan
oleh guru atau didengar dari kaset/CD, secara tanggung jawab dan
berani serta dapat dipercaya.
317
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan secara
hormat dan perhatian.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru menunjuk siswa secara acak untuk memperagakan instruksi
yang diberikan.
Guru memberikan komentar dengan mengucapkan well done, good
job, atau very good pada siswa agar mereka termotivasi.
Alat/Sumber Belajar:
1. Buku teks Let’s Make Friends with English, Siti Eryda Lubis Pulungan,
jilid 1, Esis
2. Rekaman kaset/CD
3. Buku-buku lain yang relevan
Penilaian:
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Merespon dengan
memperagakan instruksi-
instruksi yang didengar
Unjuk kerja
Responding
Listen to the instructions and
follow them.
Guru: Jump.
Siswa: (melompat)
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Pengetahuan
Praktik
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktik
4
2
1
4
318
3.
Sikap
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktik Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Mengetahui,
Kepala SD DAARUL QUR’AN
(Fatkhurrohman, S.Pd.I)
NIP/NIK:
.........................................
Semarang, 30 Agustus 2016
Guru Bahasa Inggris
(Muhammad Zuhri, S.Pd)
NIP/NIK:
.........................................
319
V
A B C A B C A B C A B A B
KURIKULUM NASIONAL
1. Pendidikan Agama Islam ( PAI ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2. P K N 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4
4. Matematika 3 4 4
5. I P A 4 4
6. I P S 2 2 2 2 2
7. Seni Budaya dan Ketrampilan 2 2 2 2 2
8. Pend. Jasmani dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9. Tematik 14 14 14 14 14 14 16 16 13
10. KPDL 2 2
INTERNATIONAL PROGRAMME
1. Math 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2
2. Science 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2
3. English 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
B. MUATAN LOKAL
1. Bahasa Arab '- '- '- 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2. Komputer 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3. Bahasa Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
28 28 28 30 30 30 30 30 30 32 32 32 32 32
PROSENTASE C. DAQU METHOD ( KUR KHAS DAQU)
1. Tahfiz Qur'an 2 2 2 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
2. Tahsin Qur'an 7 7 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Shalat Dhuha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 Shalat Zuhur 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 Shalat Ashar 4 4 4 4 4
19 19 19 19 19 19 19 19 19 23 23 23 23 23
PROSENTASE
KEGIATAN PEMBIASAAN
1. Upacara / Talent 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2. Pramuka - - - 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3. Ekstrakurikuler 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4. Pendalaman Materi 6 6
5 5 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
PROSENTASE
52 52 52 56 56 56 56 56 56 62 62 62 62 62
I II III IV VI
A.
D.
TOTAL
NO MATA PELAJARAN
Lampiran 7 Struktur Kurikulum Tahun Pelajaran 2017/2018
320
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 07.00 - 07.30
2 07.30 - 08.05 Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Arabic PJOK Senam
3 08.05 - 08.40 Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Arabic PJOK PAI
4 08.40 - 09.15
5 09.15 - 09.45 Tematik Tematik Tematik Science Tahsin Tafizh
6 09.45 - 10.20 Tematik Tematik Tematik Science Tematik
7 10.20 - 10.55 English B. Jawa Math Tahsin Tafizh Pramuka
8 10.55 - 11.30 English English Math Tahsin Tafizh Pramuka
9 11.30 -12.45
10 12.45 - 13.20 PAI Tematik Tahsin Tafizh Tematik
11 13.20 - 13.55 PAI Tematik Tahsin Tafizh Tematik
12 13.55 - 14.30 Tematik Tematik TIK Tematik
JADWAL PELAJARAN KELAS 2 AL MULK
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
UPACARA/DHUHA
ISTIRAHAT
ISOMA/PULANG
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 07.00 - 07.30
2 07.30 - 08.05 PJOK PAI Tematik Tahsin Tafizh Senam
3 08.05 - 08.40 PJOK PAI Tematik Tahsin Tafizh Tematik
4 08.40 - 09.15
5 09.15 - 09.45 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik
6 09.45 - 10.20 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik
7 10.20 - 10.55 Tahsin Tafizh Math Tahsin Tafizh TIK Tematik
8 10.55 - 11.30 Tahsin Tafizh Math Tahsin Tafizh PAI Tahsin Tafizh
9 11.30 -12.45
10 12.45 - 13.20 English Tahsin Tafizh Science English
11 13.20 - 13.55 English Tahsin Tafizh Science B. Jawa
JADWAL PELAJARAN KELAS 1 YAASIN
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
UPACARA/DHUHA
ISTIRAHAT
ISOMA/PULANG
Lampiran 8 Contoh Jadwal Pelajaran Tahun Pelajaran 2017/2018
321
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 07.00 - 07.30
2 07.30 - 08.05 PJOK Math PKn SBK Senam
3 08.05 - 08.40 PJOK Math PKn SBK Tahsin Tafizh
4 08.40 - 09.15
5 09.15 - 09.45 B. Indonesia Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Math English
6 09.45 - 10.20 B. Indonesia Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Math English
7 10.20 - 10.55 Science Science PAI B. Indonesia Pramuka
8 10.55 - 11.30 Science Science PAI B. Indonesia Pramuka
9 11.30 -12.45
10 12.45 - 13.20 Tahsin Tafizh Arabic IPS PAI
11 13.20 - 13.55 Tahsin Tafizh Arabic IPS Tahsin Tafizh
12 13.55 - 14.30 TIK English B. Jawa Tahsin Tafizh
JADWAL PELAJARAN KELAS 3 AD DHUHA
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
UPACARA/DHUHA
ISTIRAHAT
ISOMA/PULANG
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 07.00 - 07.30
2 07.30 - 08.05 Math PJOK Tematik Tematik Senam
3 08.05 - 08.40 Math PJOK Tematik Tematik Tahsin Tafizh
4 08.40 - 09.15
5 09.15 - 09.45 Arabic Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh English TIK
6 09.45 - 10.20 Arabic Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh English Tematik
7 10.20 - 10.55 Tematik Science B. Jawa Tematik Pramuka
8 10.55 - 11.30 Tematik Science Tematik Tematik Pramuka
9 11.30 -12.45
10 12.45 - 13.20 Tahsin Tafizh Tematik Tematik Tematik
11 13.20 - 13.55 Tahsin Tafizh Tematik Tematik Tahsin Tafizh
12 13.55 - 14.30 PAI Tematik PAI Tahsin Tafizh
13 14.30 - 15.05 Pulang English PAI Pulang
JADWAL PELAJARAN KELAS 4 AN NASR
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
UPACARA/DHUHA
ISTIRAHAT
ISOMA/PULANG
322
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 07.00 - 07.30
2 07.30 - 08.05 English Arabic Tahsin Tafizh Matematika Senam
3 08.05 - 08.40 English Arabic Tahsin Tafizh Matematika KPDL
4 08.40 - 09.15
5 09.15 - 09.45 Tahsin Tafizh IPA PJOK Tahsin Tafizh KPDL
6 09.45 - 10.20 Tahsin Tafizh IPA PJOK Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh
7 10.20 - 10.55 IPS B. Jawa B. Indonesia Tambahan Mat English
8 10.55 - 11.30 IPS B. Jawa B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia
9 11.30 -12.45
10 12.45 - 13.20 PKn Matematika IPA SBK
11 13.20 - 13.55 PKn Matematika IPA SBK
12 13.55 - 14.30 Tambahan IPA Tahsin Tafizh PAI TIK
13 14.30 - 15.05 Pulang Tahsin Tafizh PAI Pulang
JADWAL PELAJARAN KELAS 6 AN NUR
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
UPACARA/DHUHA
ISTIRAHAT
ISOMA/PULANG
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 07.00 - 07.30
2 07.30 - 08.05 Tematik Matematika Tahsin Tafizh Tematik Senam
3 08.05 - 08.40 Tematik Matematika Tahsin Tafizh Tematik PJOK
4 08.40 - 09.15
5 09.15 - 09.45 Tahsin Tafizh Math Tematik Tahsin Tafizh PJOK
6 09.45 - 10.20 Tahsin Tafizh Math Tematik Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh
7 10.20 - 10.55 Tematik Tematik English Arabic Pramuka
8 10.55 - 11.30 Matematika Tematik English Arabic Pramuka
9 11.30 -12.45
10 12.45 - 13.20 English Tematik Tematik B. Jawa
11 13.20 - 13.55 Science PAI Tematik PAI
12 13.55 - 14.30 Science Tahsin Tafizh Tematik PAI
13 14.30 - 15.05 Pulang Tahsin Tafizh TIK Pulang
JADWAL PELAJARAN KELAS 5 AL FURQON
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
UPACARA/DHUHA
ISTIRAHAT
ISOMA/PULANG
323
Lampiran 9 Prestasi Sekolah SD Daarul Qur’an Semarang
1. PRESTASI SISWA DALAM BIDANG AKADEMIK YANG DILIHAT DARI
PRESTASI YANG DIRAIH SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA-LOMBA
BIDANG STUDI
NO
NAMA LOMBA YANG
DIIKUTI
NAMA SISWA YANG MENGIKUTI
TAHUN PRESTASI
YANG DIRAIH
BUKTI FISIK
1 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an
Thoriq Ibrahim Farras
2016 Juara II Juz 28,29,30
Sertifikat
2 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an
Alvano Gaizka Nusa
2016 Juara II Juz 30
Sertifikat
3 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an
Najma Maritza Zahirah Taslim
2016 Juara I Juz 30 Sertifikat
4 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an
M. ‘Ilmi Zidan Nawwaf
2016 Juara III Juz 28,29,30
Sertifikat
5 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an
Najma Maritza Zahirah Taslim
2015 Juara I Juz 30 Piagam
6 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014
Iva Laily Fitria 2014 Juara I Musabaqah Qira’atil Qur’an Surat-Surat Pendek
Sertifkat
7 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014
Berliana Nabila Ayundra Z.
2014 Juara II Musabaqah Qira’atil Qur’an Surat-Surat Pendek
Sertifkat
8 Festival Al Qur’an dan Bahasa
M. Firza Yan Hermanto
2014 Juara III Musabaqah Qira’atil
Sertifkat
324
NO
NAMA LOMBA YANG
DIIKUTI
NAMA SISWA YANG MENGIKUTI
TAHUN PRESTASI
YANG DIRAIH
BUKTI FISIK
daQu 2014 Qur’an Surat-Surat Pendek
9 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014
M. Ilmi Zidan Nawwaf
2014 Juara I Musabaqah Hifdzil Qur’an Surat-Surat Pendek
Sertifkat
10 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014
Najwa 2014 Juara II Musabaqah Hifdzil Qur’an Surat-Surat Pendek
Sertifkat
11 Pesta Siaga Tahun 2017
Barung Biru 2017 Juara I Putra Piagam
12 Pesta Siaga Tahun 2017
Barung Merah 2017 Juara I Putri Piagam
13 Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (MAPSI) SD
Iva Laily Fitria 2015 Juara I Lomba Seni Tilawatil Qur’an Putri
Piagam Penghargaan
14 Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (MAPSI) SD
M. Ilmi Zidan Nawwaf
2015 Juara I Lomba Keterampilan Adzan
Piagam Penghargaan
15 Lomba Cepat Tepat Pramuka Tahun 2015
M. Firza Yan Hermanto
2015 Juara Harapan III
Piagam
16 Lomba Cepat
M. Wildan Akmal
2015 Juara Harapan III
Piagam
325
NO
NAMA LOMBA YANG
DIIKUTI
NAMA SISWA YANG MENGIKUTI
TAHUN PRESTASI
YANG DIRAIH
BUKTI FISIK
Tepat Pramuka Tahun 2015
Setiawan
2. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG OLAHRAGA
N
O
CABANG
OLAHRAGA
YANG
DIIKUTI
NAMA
SISWA
NAMA LOMBA /
PERTANDINGAN YANG
DIIKUTI
TAHUN PRESTASI
YANG DIRAIH
BUKTI
FISIK
1 Tae Kwon Do
Danil Qubro Kurniawan
Tae Kwon Do Tri Dharma Championship VII 2017
2017 Juara II Kyorugi Under 40 kg Putra
Piagam
2 Tae Kwon Do
Danil Qubro Kurniawan
Magelang Open Tae Kwon Do Championship Walikota Cup V
2017 Juara II Kyorugi Under 40 kg Putra
Piagam
3 Tae Kwon Do
Danil Qubro Kurniawan
Tae Kwon Do UPGRIS Championship
2016 Juara I Pelajar Under 35 Putra
Piagam
4 Tae Kwon Do
Danil Qubro Kurniawan
Indonesian Youth and Sport Festival IV
2016 Juara I Piagam
5 Tae Kwon Do
Danil Qubro Kurniawan
Bupati Pati Cup Tae Kwon Do Championship
2016 Juara I Under 34 kg Putra
Piagam
6 Tae Kwon Do
Danil Qubro Kurniawan
Tae Kwon Do Tri Dharma Championship VI 2016
2016 Juara I Kyorugi Under 36 kg
Piagam
7 Tae Kwon Do
Rasya Islami Putra
POPDA Tingkat Kecamatan Semarang Selatan
2015 Juara I Tae Kwon Do Under 37 kg
Piagam
8 Tae Kwon Do
Berliana Nabila Ayundra
POPDA Tingkat Kota Semarang
2015 Juara III Putri Tae Kwon Do
Piagam
326
N
O
CABANG
OLAHRAGA
YANG
DIIKUTI
NAMA
SISWA
NAMA LOMBA /
PERTANDINGAN YANG
DIIKUTI
TAHUN PRESTASI
YANG DIRAIH
BUKTI
FISIK
Z. Under 29 kg
3. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG KESENIAN
NO KESENIAN YANG
DIIKUTI
NAMA LOMBA YANG
DIIKUTI
TAHUN PRESTASI YANG
DIRAIH
BUKTI FISIK
1 Lomba Tari Wonderia 2016 Juara Harapan 3
Piagam
2 Band Lomba Band Se – DIY&Jateng Peringatan HUT SMKN 2 Kasihan
2017 Juara I Sertifikat
3 Band Lomba Band Peringatan Hari Pahlawan Ke-71
2016 Juara I Piagam
4 Band Lomba Band Peringatan Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara 2016
2016 Juara I Piagam
5 Band Parade Band Pelajar (Peringatan Hari Jadi Ke – 469 Kota Semarang)
2016 Juara II Piagam
6 Almira Nazala Nurussyifa T.A.
Fashion Show Kat. 9-12 Th
2016 Juara II Piagam
7 Almira Nazala Nurussyifa T.A.
Lomba Fashion Show Kat. SD Kelas 3-6
2015 Juara II Sertifikat
8 Almira Nazala Nurussyifa T.A.
Lomba Fashion Show Kategori II (3-6 SD)
2015 Juara Harapan II
Sertifikat
6 Lomba Band Anak
Pekan Budaya Nasional
2015 Juara Harapan I
Piagam
7 Lomba Menyanyi
Pekan Budaya Nasional
2015 Juara II Piagam
8 Almira Nazala Peragaan 2014 Juara III Piagam
327
Nurussyifa T.A.
Busana Batik
8 Foto Model Contest Modeling Busana Batik
2013 Juara I Piagam
4. PRESTASI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN SEKOLAH
NO PENGHARGAAN YANG DIPEROLEH
TAHUN INSTANSI PEMBERI PENGHARGAAN
BUKTI FISIK
1 Sekolah Dengan Manajemen Administrasi Terbaik
2015 Biro Full Day Yayasan Daarul Qur’an
Piagam
2 Sekolah Dengan Manajemen Administrasi Terbaik
2016 Biro Full Day Yayasan Daarul Qur’an
Piagam
328
Lampiran 10 Jadwal Penelitian dan Catatan Harian Observasi Partisipasif
JADWAL PENELITIAN
No Hari, Tanggal Agenda Penelitian Tempat
1 Selasa, 6 Maret
2018
Penyerahan surat ijin penelitian,
koordinasi sumber data penelitian
pada metode dokumentasi
Kantor SD Daarul
Qur’an Semarang
2 Rabu, 7 Maret
2018
Wawancara dengan kepala
sekolah, observasi lingkungan
sekolah dan meminta data pada
bagian tata usaha
Ruang Kepala
Sekolah
3 Jum’at, 9 Maret
2018
Wawancara dengan koordinator
program unggulan bahasa
Ruang
Administrasi
4 Jum’at, 16 Maret
2018
Wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum dan
kordinator program unggulan
sains
Ruang
Perpustakaan
5 Senin, 19 Maret
2018
Wawancara dengan guru mata
pelajaran math dan bahasa inggris
Ruang kelas VI
6 Selasa, 20 Maret
2018
Wawancara dengan guru bahasa
inggris, guru sains, guru tahfidz
dan beberapa siswa
Kantor SD Daarul
Qur’an Semarang,
dan mushola SD
Daarul Qur’an
Semarang
7 Rabu, 21 Maret
2018
Wawancara dengan siswa-siswi
di jam istirahat
Ruang Kelas V dan
VI
8 Kamis, 22 Maret
2018
Wawancara dengan guru sains Ruang Wakil
Kepala Sekolah
9 Rabu, 4 April
2018
Wawancara dengan guru tahfidz Ruang guru SD
Daarul Qur’an
Semarang
10 Selasa, 10 April
2018
Wawancara dengan koordinator
tahfidz
Ruang tamu SD
Daarul Qur’an
Semarang
11 Kamis, 19 April
2018
Kelengkapan dokumen penelitian
dan pengambilan surat keterangan
telah melakukan penelitian
Ruang
Perpustakaan
329
CATATAN HARIAN
OBSERVASI PARTISIPASIF
Hari, tanggal : Selasa, 6 Maret 2018
Agenda : Penyerahan surat izin penelitian
Tempat : Kantor SD Daarul Qur’an Semarang
Hari ini sekitar pukul 9.30 WIB peneliti sampai di tempat penelitian, SD Daarul
Qur’an Semarang. Siswa/siswi dan Bapak/Ibu guru sedang melaksanakan proses
belajar mengajar, pada minggu tersebut siswa sedang melaksanakan Ulangan
Tengah Semester (UTS). Peneliti bertemu dengan Bp.Sutopo selaku wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, untuk menyerahkan surat ijin penelitian skripsi. Dalam
pertemuan tersebut terdapat beberapa hal yang telah disepakati bersama:
1. Sekolah telah menyetujui dan memberikan ijin bagi peneliti untuk
melakukan penelitian yang meliputi observasi, wawancara dan
dokumentasi.
2. Telah disetujui bersama waktu pelaksanaan penlitian yakni bisa dimulai
bulan Maret sampai bulan April 2018.
3. Kegiatan penelitian bagi siswa bisa dilaksanakan setelah hari Selasa, 20
Maret 2018 dikarenakan siswa sedang melaksanakan Ujian Tengah
Semester (UTS).
4. Pelaksanaan jadwal wawancara dapat dilaksanakan dengan berkoordinasi
terlebih dahulu dengan informan yang bersangkutan.
Hari, tanggal : Rabu, 7 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan kepala sekolah SD Daarul Qur’an Semarang
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Hari ini, setelah sebelumnya sudah melakukan perijinan dan perjanjian dengan
kepala sekolah, akhirnya dapat bertemu dengan kepala sekolah untuk melakukan
wawancara. Sekitar pukul 08.00 WIB sampai di SD DaQu selanjutnya langsung
memasuki ruangan kepala sekolah. Peneliti mendapatkan beberapa informasi
dalam kegiatan wawancara tersebut, mengenai data tambahan terkait dengan
instrumen wawancara peneliti diarahkan untuk bertemu dengan bagian
perpustakaan (Mbak Tika) guna melengkapi data mengenai prestasi sekolah. Pada
saat peneliti datang ke perpustakaan peneliti juga bertemu dengan siswa-siswi
yang sedang membaca di Perpustakaan, peneliti juga mengamati koleksi buku
yang ada di Perpustakaan di SD DaQu, karena sekolah DaQu merupakan sekolah
formal yang berbasis agama islam maka koleksi buku didominasi dengan dunia
islam seperti cerita nabi. Setelah selesai meminta file, peneliti bertemu dengan
330
Bapak Sutopo (kesiswaan) untuk mengamati keadaan lingkungan sekolah yang
ada di SD Daarul Qur’an Semarang. Karena bertepatan dengan jam istirahat maka
ada beberapa anak yang seang bermain sepak bola, makan bekal yang dibawa, dan
bermain di aula maupun di dalam kelas. Peneliti mendapatkan beberapa infomasi
dalam pengamatan pagi itu, antara lain:
1. Lingkungan sekolah SD Daarul Qur’an sangat asri, di dalam SD DaQu
terdapat kolam renang, saung, taman sehingga anak-anak dapat belajar
dimana saja sesuai dengan materi yang dipelajari.
2. Ruang kelas tidak terlalu luas karena sistem yang digunakan adalah sistem
kelas kecil sehingga dalam satu kelas maksimal 20 siswa.
3. Ada beberapa kelas yang didesain berbeda dengan kelas lainnya, seperti
dinding kelas yang terbuat dari bambu. Hal ini akan menambah semangat
belajar anak karena ruangan dibuat nyaman dan berbeda.
4. Terdapat beberapa halaman yang sering digunakan anak untuk bermain
sepak bola yakni halaman depan sekolah, belakang sekolah, dan halaman
kecil dekat dengan taman sekolah.
5. Pemberian nama kelas sesuai dengan nama surah dalam Al Qur’an seperti
kelas I A diberi nama Kelas Al-Yasin , Kelas I B diberi nama Ar-Rahman.
Hari, tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan koordinator program unggulan bahasa
(koordinator bidang bahasa dan budaya)
Tempat : Ruang Administrasi
Agenda pada hari ini yakni peneliti melakukan wawancara denga koordinator
program unggulan bahasa (Ibu Novia). Peneliti sampai di sekolah SD DaQu pukul
13.00 WIB, pada waktu itu pembelajaran telah selesai dan siswa-siswi bersiap
untuk kembali pulang kerumah masing-masing. Beberapa guru dan karyawan
tetap tinggal di sekolah menyelesaikan pekerjaan yang masih belum terselesaikan.
Setelah melaksanakan wawancara, peneliti mendapatkan brosur mengenai
pendaftaran sekolah. Brosur tersebut dapat digunakan peneliti untuk menambah
informasi dan data penelitian yang dibutuhkan.
Hari, tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan
koordinator program unggulan sains
Tempat : Ruang Perpustakaan
Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan kepala sekolah bidang
kurikulum (Ibu Ririn), peneliti sampai di tempat penelitian pukul 10.00.
Wawancara dimulai pukul 10.15, pada saat peneliti datang ke sekolah kelas 2,3,4
331
dan 5 para siswa akan mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Setelah melakukan
wawancara dengan kurikulum peneliti mendapatkan data mengenai softfile
kurikulum di SD Daarul Qur’an dan RPP Silabus. Setelah selesai wawancara
dengan waka kurikulum, peneliti melanjutkan wawancara dengan koordinator
program unggulan sains (Bapak Zuhri).
Hari, tanggal : Senin, 19 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan guru mata english kelas 1
Tempat : Ruang kelas VI
Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
inggris (Bapak Manar), peneliti samapai di tempat penelitian pukul 14.00. Pada
saat peneliti datang ke sekolah, siswa siswi sudah dijemput orang tua dan bersiap
untuk berpulang. Waka kesiswaan (Bapak Sutopo) memanggil satu persatu siswa
yang telah dijemput orangtuanya. Guru dan karyawan masih tetap di sekolah
sampai pukul 16.00. Setelah selesai wawancara peneliti melanjutkan koordinasi
dengan beberapa informan yang belum diwawancari. Peneliti berkoordinasi
dengan guru pengampu mata pelajaran tahfidz, sains dan bahasa inggris guna
menentukan jadwal wawancara.
Hari, tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan guru bahasa inggris, sains, tahfidz dan
beberapa siswa
Tempat : Kantor SD Daarul Qur’an Semarang dan Mushola SD Daarul
Qur’an Semarang
Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan guru bahasa inggris (Ibu
Dewi), guru sains (Ibu Dani), guru tahfidz (Ibu Laila), dan beberapa siswa SD
Daarul Qur’an Semarang. Peneliti sampai di sekolah pukul 08.15, peneliti
langsung wawancara dengan guru bahasa inggris. Selanjutnya paneliti melakukan
wawancara dengan guru sains. Setelah selesai wawancara yakni pukul 08.50,
peneliti melanjutkan wawancara dengan beberapa siswa yang sedang istirahat di
mushola SD Daarul Qur’an Semarang. Peneliti melanjutkan wawancara dengan
guru tahfidz pada pukul 10.30 sampai pukul 11.00. Dalam kegiatan penelitian
pada hari ini peneliti mendapatkan informasi buku prestasi siswa khususnya
dalam pelajaran tahfidz. Buku tersebut digunakan untuk memantau perkembangan
hafalan Al Qur’an pada siswa.
Hari, tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan beberapa siswa
332
Tempat : Ruang kelas V dan VI
Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan siswa-siswi SD Daarul
Qur’an Semarang, peneliti sampai di lokasi yakni pukul 08.40, peneliti memilih
jam tersebut karena bersamaan dengan jam istirahat sehingga akan mempermudah
peneliti dalam melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Selain wawancara
peneliti juga mengamati keadaaan sarana dan prasarana yang ada di SD DaQu,
termasuk proses pembelajaran yang ada disana. Pada jam tersebut, ada kelas yang
sedang bernyanyi bersama menyanyikan lagu dari daerah Aceh, beberapa siswa
ada yang sedang belajar di aula, beberapa ada yang sedang olahraga bola kasti dan
lari kecil. Guru-guru SD DaQu memanfaatkan ruangan dengan sebaik mungkin,
sekalipun halaman SD DaQu sempit guru-guru berupaya mencari space ruang
untuk kegiatan pembelajaran termasuk pada pelajaran olahraga.
Hari, tanggal : Kamis, 22 Maret 2018
Agenda : Wawancara dengan guru sains
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah
Agenda hari ini yakni wawancara dengan guru sains (Bapak Sutopo), peneliti
sampai di sekolah pada pukul 08.00. Pada jam tersebut siswa-siswi sedang tadarus
bersama di sekolah. Pada hari Kamis 22 Maret 2018, tidak ada kegiatan belajar
mengajar karena pada hari Jumat siswa akan diliburkan, selanjutnya pada hari
Sabtu, 24 Maret ada kegiatan penerimaan progress raport. Beberapa guru yang
tidak terlibat dalam pengolahan nilai raport, dapat mengikuti kegiatan tadarus
bersama siswa dan di koordinasi oleh guru tahfidz.
Hari, tanggal : Rabu, 4 April 2018
Agenda : Wawancara dengan guru tahfidz
Tempat : Kantor Guru SD Daarul Qur’an Semarang
Agenda hari ini yakni wawancara dengan guru tahfidz (Ibu Dzawis), peneliti
sampai di sekolah pada pukul 12.30. Pada jam tersebut para siswa sedang istirahat
beberapa siswa ada yang bermain bola di halaman sekolah, bapak-ibu guru juga
sedang istirahat dan makan siang di kantor guru. Peneliti mendapatkan informasi
bahwa koordinatir tahfidz sedang ijin cuti (umroh) sehingga wawancara dengan
beliau, dapat dilakukan minggu depan.
Hari, tanggal : Selasa, 10 April 2018
Agenda : Wawancara dengan koordinator tahfidz
Tempat : Kantor Guru SD Daarul Qur’an Semarang
333
Agenda hari ini yakni wawancara dengan koordinator tahfidz (Bp.Zainal), peneliti
sampai di sekolah pada pukul 13.15. Pada jam tersebut sedang berlangsung
kegiatan belajar mengajar, kemudian ada kegiatan latihan persiapan lomba pesta
siaga dengan SD dari Kab. Demak. Peneliti mendapatkan informasi yang belum
tergali dengan koordinator tahfidz.
Hari, tanggal : Kamis, 19 April 2018
Agenda : Kelengkapan dokumen penelitian dan pengambilan surat
keteranga telah melakukan penelitian
Tempat : Ruang Perpustakaan
Agenda hari ini yakni melengkapi berbagai dokumen guna melengkapi lampiran
penelitian. Peneliti sampai di sekolah pada pukul 12.10 pada jam tersebut semua
warga sekolah sedang selesai melaksanakan solad dzuhur berjama’ah, selanjutnya
peneliti bertemu dengan pegawai bagian tata usaha untuk mengambil surat
keterangan telah melakukan penelitian di ruang perpustakaan. Kemudian, peneliti
bertemu dengan guru pengampu program unggulan untuk meminta file
kelengkapan pembelajaran (RPP Silabus program unggulan).
334
Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran Tahfidz, Sains dan Bahasa
Kondisi Lingkungan Sekolah