lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-muhammad arifin wibisono.pdf · ii ....

159
UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN PORTAL MAHKAMAH AGUNG RI UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK SKRIPSI MUHAMMAD ARIFIN WIBISONO 0706283790 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA DEPOK JANUARI 2012 Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Upload: doanbao

Post on 13-Jul-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

UNIVERSITAS INDONESIA

PENERAPAN PORTAL MAHKAMAH AGUNG RI

UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

INFORMASI PUBLIK

SKRIPSI

MUHAMMAD ARIFIN WIBISONO

0706283790

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

DEPOK

JANUARI 2012

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 2: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

PENERAPAN PORTAL MAHKAMAH AGUNG RI

UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

INFORMASI PUBLIK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Administrasi

MUHAMMAD ARIFIN WIBISONO

0706283790

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

KEKHUSUSAN SUMBER DAYA MANUSIA

DEPOK

JANUARI 2012

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 3: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 4: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 5: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

v

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Departemen Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

2. Dr. Roy V. Salomo, M.Soc. Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi

FISIP UI.

3. Prof. Dr. Irfan Ridwan M, M.Si., selaku Ketua Program Sarjana Reguler/Kelas

Paralel Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI dan pembimbing akademik

yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing

saya selama kuliah di Universitas Indonesia.

4. Achmad Lutfi, S.Sos, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP UI.

5. Teguh Kurniawan S.Sos, M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Pihak Mahkamah Agung RI, terutama Pak Edy S dari Biro Hukum dan Humas

dan Pak Joko Upoyo dari Bagian Pemeliharaan Sistem Informasi, tempat saya

melakukan penelitian.

7. Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, terutama Mbak Siti Maryam

Rodja SH, yang telah memberikan pandangan yang lebih luas mengenai

skripsi saya.

8. Para Narasumber, Kepala Lab E-Government Fasilkom UI, Bapak Ir.Dana

Indra Sensuse,M.LIS.Ph.D; Reporter Liputan 6,Bang Subqi Abdul Qadir;

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 6: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 7: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

vii

Ucapan Terima Kasih

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Lembar ini ditujukan

bagi semua pihak, mulai dari keluarga sampai sahabat, yang mendukung dan

membantu saya selama proses pembuatan skripsi saya ini.

1. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda saya, Bapak H.Samto dan Ibunda

saya, Hj.Musrifah Hariyati, sembah sujud saya haturkan kepada keduanya

setelah kepada Allah S.W.T, atas segala cinta, kasih sayang dan

kepercayaan yang selalu diberikannya kepada saya dalam tiap penjagaan

dan doa mereka. Kedua adik saya, Nurul Fahmi Rizkia dan Irfan yusuf

Mahendra, be good guys, I believe that both of you can do so much better

than me!

2. My Beloved ST*RS, Frida: Dody; Nurma; Gilang; Ilo dan Ayu. My

limitless gratitude for you guys, for never refuse to give me a hand

whenever I need!

3. The Red Team, I would like to say thank you very much for giving me

wider point of view and become the place to go when I can’t stand with all

those drama anymore. Kalian benar, this is my stage and the show must go

on, no matter what!!

4. Warga Negara (Ilmu Administrasi Negara) 2007, Rama (thanks for your

help me with all those detail) ; Anti; Nia; Icha; Ridwan; Tari; Putra;

Rohman dan rekan-rekan Negara 2007 lainnya. Terima Kasih untuk tahun-

tahun yang dinamis ini.

5. Tim Kantor Komunikasi Universitas Indonesia, Bapak Vishnu Juwono;

Mbak Riska Dewi; Mbak Finda; Mbak Ida dan Ibu Farida, adalah suatu

kebanggaan saya dapat berkesempatan bergabung dengan kalian. Divisi

Eksternal Kantor Komunikasi UI, Mbak Riska; Rama; Dicky; Nisa;

Yenny; Andre; Alfian; Roky; Egy dan Adam. There were unforgottable

and magical moment, working with you guys.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 8: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

viii

Akhir kata, saya berharap Allah S.W.T akan membalas semua kebaikan

kalian yang telah membantu dan mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi

ini. Terima kasih banyak dan mohon maaf apabila terdapat nama-nama yang

terlewat. Semoga kebahagiaan dan kesuksesan selau menyertai kita. Amin.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 9: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 10: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

x

ABSTRAK

Nama : Muhammad Arifin Wibisono

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Penerapan Portal Mahkamah Agung RI untuk

Mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik

Skripsi ini membahas mengenai penerapan portal Mahkamah Agung RI untuk

mewujudkan keterbukaan informasi publik. Penelitian ini berbentuk penelitian

deskriptif yang menggunakan paradigma positivis. Penelitian ini mencoba

menggambarkan bagaimana hasil penerapan portal www.mahkamahgung.go.id

dan kaitannya dengan pelaksanaan transparansi dan keterbukaan informasi publik

dari Mahkamah Agung RI kepada masyarakat sebagai publiknya. Hasil penelitian

ini menyebutkan bahwa penerapan portal Mahkamah Agung RI belum berjalan

dengan baik dari segi bentuk relasi e-government dan peningkatan transparansi

dan keterbukan informsi publik.

Kata kunci: transparansi, keterbukaan informasi publik, portal

ABSTRACT

Name : Muhammad Arifin WIbisono

Study Program : Public Administration

Title : the Implementation of Mahkamah Agung RI’s portal to

Establish Public Information Transparency

This thesis is about the Implementation of Mahkamah Agung RI’s portal to

Establish Public Information Transparency. This reearch formed in descriptive

analysis which uses positivist paradigm. It tries to describe how about the

implementation of portal www.mahkamahagung.go.id and the relation with Public

Information Transparency activites from Mahkamah Agung RI to its public. The

result of this research told that Implementation of Mahkamah Agung RI’s portal

doesn’t work good yet from the side of the e-government’s relation and the

increasing of Public Information Transparency.

Keywords: Public Information, Transparency, portal.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 11: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................vi

UCAPAN TERIMA KASIH ...............................................................................viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...........................ix

ABSTRAK ..........................................................................................................x

DAFTAR ISI .......................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................1

1.2 Pokok Permasalahan ............................................................................14

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................15

1.4 Signifikansi Penelitian .........................................................................15

1.5 Sistematika Penulisan ..........................................................................15

1.6 Batasan Penulisan ................................................................................16

BAB 2 KERANGKA TEORI ...........................................................................17

2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................17

2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................24

2.2.1 E-Government ............................................................................24

2.2.1.1 Tipe Relasi E-Government ..................................................26

2.2.2.2 Manfaat E-Government .......................................................30

2.2.2.3 Langkah-langkah Pengembangan E-Government ...............32

2.2.2 Good Governance ......................................................................36

2.2.3 Transparansi...............................................................................42

BAB 3 METODE PENELITIAN .....................................................................54 3.1 Pendekatan Penelitian ..........................................................................54

3.2 Jenis Penelitian ....................................................................................54

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..............................................55

3.4 Lokasi Penelitian .................................................................................57

3.5 Proses Penelitian ..................................................................................58

3.6 Keterbatasan Penelitian ......................................................................58

BAB 4 GAMBARAN UMUM ..........................................................................60

4.1 Visi dan Misi Mahkamah Agung .........................................................60

4.2 Nilai-nilai Utama Mahkamah Agung ..................................................61

4.3 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Mahkamah Agung .............................63

4.4 Struktur Organisasi Mahkamah Agung ...............................................67

4.5 Perkembangan E-Government di Mahkamah Agung ..........................67

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 12: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

xii

4.5.1 Periode I: Inisiatif Awal ............................................................67

4.5.2 Periode II: Akses 121 ................................................................69

4.5.3 Periode III SIMARI: Perintisan SIMARI ..................................71

4.5.4 Periode IV SIMARI: Pengembangan SIMARI .........................73

4.5.5 Periode V SIMARI: Era Baru Pengelolaan Teknologi

Informasi......................................................................................78

BAB 5 PENERAPAN PORTAL MAHKAMAH AGUNG RI UNTUK

MEWUJUDKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK ..........81

5.1 Bentuk Layanan Informasi Website www.mahkamahagung.go.id ......81

5.1.1 Berita .........................................................................................90

5.1.2 Putusan Mahkamah Agung ........................................................92

5.1.3 Informasi Perkembangan Perkara ..............................................94

5.1.4 Permohonan Informasi/Pengaduan ............................................95

5.1.5 Database Peraturan Nasional dan Peraturan Mahkamah

Agung ........................................................................................99

5.1.6 RKAK/L (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga) Online ..........................................................100

5.1.7 Perpustakaan Online ..................................................................101

5.2 Penerapan E-Government di Mahkamah Agung Republik Indonesia

Melalui Website www.mahkamahagung.go.id.....................................102

5.2.1 Government to Government ......................................................102

5.2.2 Government to Citizen ...............................................................105

5.2.3 Government to Bussiness ...........................................................108

5.3 Penerapan Portal Mahkamah Agung RI untuk Mewujudkan Keterbukaan

Informasi Publik ...................................................................................111

5.3.1 Mekanisme yang Menjamin Sistem Keterbukaan dan Standarisasi

dari Semua Proses-proses Pelayanan Publik .............................111

5.3.2 Mekanisme yang Memfasilitasi Pertanyaan-pertanyaan Publik

tentang Berbagai Kebijakan dan Pelayanan Publik, maupun

Proses-proses di dalam Sektor Publik .......................................120

5.3.3 Mekanisme yang Memfasilitasi Pelaporan maupun Penyebaran

Informasi mengenai Tindak Penyimpangan Aparat Publik di

dalam Kegiatan Melayani .........................................................123

5.4 Kendala ................................................................................................125

5.4.1 Masalah Kelembagaan dalam Operasionalisasi ........................125

5.4.2 Forum Website yang Belum User Friendly ...............................127

5.4.3 Akurasi Data dan Informasi .......................................................127

5.4.4 Keterbatasan Sumber Daya Manusia .........................................129

5.4.5 Perencanaan Anggaran yang Belum Maksimal .........................130

5.4.6 Kurangnya Pengetahuan dan Kepercayaan Masyarakat ............131

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................133

6.1 Simpulan ..............................................................................................133

6.2 Saran ....................................................................................................133

Daftar Pustaka .....................................................................................................135

Lampiran 1 ..........................................................................................................139

Lampiran II..........................................................................................................140

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 13: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

xiii

Lampiran III ........................................................................................................142

Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................143

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 14: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe Relasi E-Government ..............................................................27

Gambar 2.2 Nilai Informasi ................................................................................51

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Mahkamah Agung RI ......................................67

Gambar 5.1 Tampilan Website www.mahkamahagung.go.id ............................81

Gambar 5.2 Tampilan Fitur Indeks Berita ..........................................................91

Gambar 5.3 Tampilan MA on TV .......................................................................91

Gambar 5.4 Tampilan Fitur Putusan ...................................................................93

Gambar 5.5 Tampilan Fitur Informasi Perkembangan Perkara ..........................95

Gambar 5.6 Tampilan Fitur Permohonan Informasi dan Pengaduan ..................96

Gambar 5.7 Tampilan Kolom registrasi Layanan Informasi dan Pengaduan .....97

Gambar 5.8 Tampilan Fitur Database Legislasi ..................................................99

Gambar 5.9 Tampilan Sistem Perpustakaan Online Mahkamah Agung RI .......101

Gambar 5.10 Tampilan Layanan Informasi Mahkamah Agung RI ....................103

Gambar 5.11 Tampilan Info Perkara Mahkamah Agung RI ...............................106

Gambar 5.12 Tampilan Akses Infromasi Putusan...............................................107

Gambar 5.13 Tampilan Foto Lelang Pengadaan Barang dan Jasa Mahkamah

Agung RI ........................................................................................109

Gambar 5.14 Lampiran Pengumuman Pelelangan Sederhana ............................110

Gambar 5.15 Tampilan Informasi Kebijakan-Kebijakan Publik yang Dikeluarkan

Mahkamah Agung RI .....................................................................120

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 15: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waseda University E-Government 2009 Ranking ..............................4

Tabel 1.2 Peringkat E-Government Asia Tenggara Tahun 2005,

2008, dan 2010 ...................................................................................5

Tabel 1.3 Enam Belas Kementerian Prioritas Utama Reformasi Birokrasi ........6

Tabel 1.4 Data Pengunjung Desk Info Mahkamah Agung Tahun 2010 .............14

Tabel 2.1 Matriks Tinjauan Pustaka ...................................................................20

Tabel 2.2 Tujuan Reformasi Tata Pemerintahan.................................................31

Tabel 2.3 Indikator dan Alat Ukur Transparansi ................................................47

Tabel 4.1 Modul dan Pengguna Aplikasi Baru ...................................................74

Tabel 5.1 Informasi pada katalog Online Perpustakaan MA RI .........................102

Tabel 5.2 Jumlah Pengunjung Website Mahkamah Agung RI dari Berbagai

Negara .................................................................................................117

Tabel 5.3 Jumlah Pageviews Top Content Website Mahkamah Agung RI ........118

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 16: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Kepemilikan Website .......................................................................10

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 17: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengaruh era globaliasasi yang kian kuat dewasa ini menyentuh hampir

seluruh aspek dari kehidupan manusia, termasuk dalam bidang teknologi. Dalam

kesehariannya, perkembangan teknologi terutama dalam bidang komunikasi dan

informasi turut berkembang secara pesat, dan dengan disadari maupun tidak,

perkembangan tersebut membuat batasan akan jarak dan waktu tak lagi menjadi

suatu hambatan yang berarti. Seiring dengan hal tersebut, perkembangan ini juga

turut mempengaruhi masyarakat, terutama mengenai interaksinya dan pemerintah.

Adanya tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang bersih dan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik membuat teknologi menjadi salah satu

alternatif sarana yang baik untuk menghubungkan keduanya. Hal ini dikarenakan

dalam fungsinya, teknologi informasi juga merupakan salah satu sisi eksternal

yang berpengaruh terhadap pencarian alternatif-alternatif kebijakan dalam bidang

aparatur negara. Teknologi informasi sendiri dimaksudkan sebagai semua bentuk

aplikasi teknologi yang digunakan dalam kehidupan untuk memproses,

menyimpan, dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik (Lucas,

1997:7).

Dalam konteks ini, teknologi informasi pada era globalisasi merupakan

sebuah aplikasi teknologi yang juga memiliki pengaruh terhadap interaksi antara

masyarakat maupun negara dalam memproses, menyimpan, dan mengirimkan

informasi secara elektronik yang lebih efisien dan efektif dalam bentuk

mekanisme yang disebut e-government. Hal ini yang menyebabkan mekanisme e-

government dianggap salah satu instrumen pemerintahan yang sangat perlu

diperhatikan dan dikembangkan oleh pemeritah atau negara di berbagai belahan

dunia, termasuk Indonesia.

Perubahan periode di Indonesia dari Orde Baru ke era reformasi sedikit

banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama pola pikir masyarakat dan

pemerintah. Dengung tentang Good Government atau pemerintahan yang bersih

terdengar dimana-mana. Salah satu sarana yang dapat menjembatani antara

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 18: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

2

Universitas Indonesia

masyarakat dan juga pemerintah dalam rangka Good Government adalah dengan

pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas

mampu membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan

informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Selain itu

pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-

government) akan meningkatkan efisien, transparansi, dan akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan.

Penggunaan media elektronik pada kenyataannya merupakan faktor yang

sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi

perdagangan. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global

tersebut akan membawa bangsa Indonesia ke dalam jurang digital divide, yaitu

keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan

informasi. Perubahan-perubahan tersebut menuntut terbentuknya kepemerintahan

yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Pemerintah harus mampu memenuhi dua tuntutan masyarakat. Pertama,

masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat

luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah

dijangkau secara interaktif. Kedua, masyarakat menginginkan agar aspirasi

mereka didengar sehingga pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog

publik di dalam perumusan kebijakan negara (www.kompas.com).

Tuntutan masyarakat tersebut berbanding terbalik dengan kondisi

penyelenggara pemerintahan. Selama ini pemerintah menerapkan sistem dan

proses kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku. Sistem dan

proses kerja semacam itu tidak mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan

dinamis, serta perlu ditanggapi secara cepat. Selain itu, sistem manajemen

pemerintah selama ini merupakan sistem hirarki kewenangan dan komando

sektoral yang mengerucut ke atas dan panjang.

Dengan demikian, pemerintah harus melaksanakan proses transformasi

menuju e-government. Melalui proses transformasi tersebut, pemerintah dapat

mengoptimalisasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 19: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

3

Universitas Indonesia

mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem

manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah

bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan

layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, seluruh

lembaga-lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak

berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan

pemerintah secara optimal (www.deptan.go.id).

Kondisi itu pula yang kemudian dijadikan pertimbangan bagi pemerintah

untuk membuat kebijakan dalam rangka pengembangan e-government di

Indonesia. Agar dalam pelaksanaannya terdapat kesamaan pemahaman,

keserempakan tindak, dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan

pemerintah, maka pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan Instruksi

Presiden (Inpres) bagi pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan e-

government secara nasional. Melalui Inpres RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government, setiap lembaga

pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah diwajibkan untuk membuat

konsep, mengembangkan serta menerapkan mekanisme e-government bagi

lembaganya masing-masing, terutama dalam kaitannya pada penyediaan informasi

kepada publik. Sesuai dengan Inpres No. 3 Tahun 2003 tersebut mengenai

pengembangan e-government, diupayakan untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Pengembangan e-

government tersebut dilakukan dengan melakukan penataan sistem manajemen

dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan

pemanfaatan teknologi informasi (www.depkominfo.go.id).

Sejak dikeluarkannya Inpres Nomor 3 tahun 2003, banyak instansi

pemerintahan yang berlomba-lomba membuat website. Pada kenyataannya

website yang disediakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan tersebut belum

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berikut adalah

pemeringkatan kualitas pemanfaatan e-government pada beberapa negara di dunia

versi Waseda University:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 20: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

4

Universitas Indonesia

Tabel 1.1

Waseda University E-Government 2009 Ranking

Peringkat Negara Skor Peringkat Negara Skor

1 Singapura 92.89 18 Belanda 68.88

2 Amerika Serikat 89.31 19 Selandia Baru 68.58

3 Swedia 86.94 20 Meksiko 64.48

4 Inggris 85.45 21 Thailand 64.51

5 Jepang 82.30 22 Malaysia 63.38

6 Korea 82.30 23 Indonesia 62.02

7 Kanada 80 24 India 60.89

8 Taiwan 78.69 25 Afrika

Selatan 55.45

9 Finlandia 76.02 26 Cina 53.25

10 Jerman 75.30 27 Filipina 50.81

11 Italia 75.30 28 Cili 47.11

12 Norwegia 73.84 29 Rusia 41.66

13 Australia 73.60 30 Brazil 41.28

14 Hongkong 71.86 31 Vitenam 40.77

15 Belgia 71.26 32 Peru 38.26

16 Spanyol 70.77 33 Brunei 33.59

17 Perancis 70.61 34 Fiji 26.02

Sumber: diolah kembali dari http://www.giti.waseda.ac.jp

Peringkat ini berdasarkan pada enam indikator, yaitu (1) network

preparedness, (2) required interface-functioning applications, (3) management

optimization, (4) national portal, (5) CIO in government, dan (6) e-government

promotion. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa Indonesia berada pada

peringkat ke-23 dari 34 negara yang dinilai. Hal ini menunjukkan bahwa

pemanfaatan maupun penerapan e-government di Indonesia masih tertinggal

terutama apabila dibandingkan dengan sesama negara ASEAN lainnya seperti

Malaysia (peringkat ke-22), Thailand (Peringkat ke-21), dan Singapura (peringkat

pertama). Dibutuhkan usaha yang lebih keras dari pemerintah Indonesia untuk

meningkatkan kualitas pemanfaatan dan pengembangan e-government di

Indonesia guna mensejajarkan diri di tingkat internasional.

Selain WASEDA University, PBB juga mengadakan pemeringkatan

negara-negara di dunia dalam hal kesiapan menerapkan e-government pada tahun

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 21: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

5

Universitas Indonesia

2005, 2008, dan 2010. Dari 182 negara yang dinilai, posisi Indonesia semakin

turun, yaitu dari peringkat 96 pada tahun 2005, menjadi peringkat 106 pada tahun

2006, dan pada tahun 2010 ini kembali turun pada posisi 109. Di Asia Tenggara,

saat ini Indonesia berada pada urutan ke-7 dari 11 negara dan tepat berada di

bawah Vietnam seperti tercantum pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Peringkat E-Government Asia Tenggara Tahun 2005, 2008, dan 2010

Negara 2005

Ranking

2008

Ranking

2010

Ranking

Singapura 7 23 11

Malaysia 43 34 32

Brunei Darussalam 73 87 68

Thailand 46 64 76

Philipina 41 66 78

Vietnam 105 91 90

Indonesia 96 106 109

Kamboja 128 139 140

Myanmar 129 144 141

Laos 147 156 151

Timor Leste 144 155 162

Sumber: Diolah kembali dari United Nations, 2010

Penyelenggaraan e-government di lembaga pemerintahan yang

dilaksanakan secara serius dan konsisten akan sangat menunjang transparansi

pelayanan publik. Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.

Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat

diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus

memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. Adapun informasi tersebut berupa

hak dan kewajiban pelaku bisnis, informasi peraturan, informasi tarif pelayanan,

penyebarluasan informasi yang aktif, adanya media untuk menyebarluaskan

informasi, jaminan transparansi oleh pemerintah, kesesuaian antara informasi dan

fakta, pemerintah, kesesuaian antara informasi dan fakta.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 22: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

6

Universitas Indonesia

Transparansi menurut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat

Transparansi Indonesia adalah salah satu prisip dalam menciptakan pemerintahan

yang baik dan juga bersih. Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang

bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat

diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus

memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. Hal tersebut dapat tercapai salah

satunya dengan penggunaan pelayanan dan juga informasi yang berbasis pada

elektronik dan juga perkembangan teknologi.

Sebagai bentuk nyata usaha peningkatan e-government di Indonesia,

berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003, maka seluruh lembaga pemerintah

diwajibkan untuk menyelenggarakan e-government yang memadai terutama

dengan bidang informasi yang dibutuhkan oleh publik. Mahkamah Agung

Republik Indonesia sebagai lembaga peradilan tertinggi di negeri ini juga tak

luput dari penerapan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tersebut. Hal ini dikarenakan

sebagai lembaga penyelenggara peradilan tertinggi, Mahkamah Agung RI

memiliki publik yang berkepentingan terhadap operasional organisasi atau

lembaga tersebut, terutama mengenai informasi jalannya peradilan.

Berdasarkan hal tersebut, maka wajar apabila Mahkamah Agung menjadi

salah satu lembaga kementerian dan setingkat kementerian yang masuk ke dalam

daftar enam belas prioritas utama pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia.

Berikut adalah enam belas lembaga kementerian dan setingkat kementerian yang

menjadi prioritas utama pelaksanaan reformasi birokrasi:

Tabel 1.3

Enam Belas Kementerian Prioritas Utama Reformasi Birokrasi

No Kementerian/Lembaga Tahun Pelaksanaan

1 Mahkamah Agung 2008

2 Badan Pemeriksa

Keuangan

2008

3 Dep. Keuangan 2008

4 Sekretariat Negara 2009

5 Bappenas Siap 2010

6 Kemenko Bid.

Perekonomian

Siap 2011

7 BPKP Siap 2012

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 23: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

7

Universitas Indonesia

No Kementerian/Lembaga Tahun Pelaksanaan

8 Kemenko Bid. Kesra Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

9 Kejaksaan Agung Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

10 Kepolisian RI Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

11 Dep. Pertahanan Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

12 Dep. Hukum dan HAM Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

13 Kementerian Negara

PAN

Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

14 Kemenko Bid.

Polhukam

Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

15 Lembaga Administrasi

Negara

Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB

16 Badan Kepegawaian

Negara

Menunggu Rekomendasi TRBN dengan surat

dari Meneg PAN-RB Sumber: Data olahan Mahkamah Agung RI

Dalam pengelompokkan daftar tersebut, Mahkamah Agung menjadi salah

satu prioritas utama dikarenakan Mahkamah Agung memiliki fungsi peradilan,

yaitu sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Mahkamah Agung merupakan

pengadilan tingkat kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan

hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali serta menjaga agar semua

hukum dan undang-undang di seluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil,

tepat, dan benar. Selain itu, Mahkamah Agung juga memiliki fungsi pengawasan,

yaitu Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya

peradilan di seluruh lingkungan peradilan. Tujuannya agar peradilan yang

dilakukan pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar

dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan,

tanpa mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara.

Selain kedua fungsi tersebut, Mahkamah Agung juga memiliki fungsi mengatur,

fungsi nasehat, dan fungsi administratif (www.mahkamahagung.go.id).

Pada tahun 2010-2015, Mahkamah Agung memprioritaskan beberapa

prioritas implementasi Cetak Biru Pembaharuan dan Rencana Strategis dalam

jangka waktu 5 tahun kedepan antara lain (1) Pembatasan perkara kasasi di

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 24: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

8

Universitas Indonesia

Mahkamah Agung, (2) Pemberlakukan Kamar Perkara dan perubahan manajemen

perkara, (3) Restrukturisasi organisasi dan badan peradilan dibawahnya, (4)

Peningkatan kualitas sumber daya manusia peradilan melalui pembenahan sistem

dan manajemen sumber daya manusia, serta (5) Peningkatan akses masyarakat

atas keadilan.

Soebagyo, SH. MM, Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah

Agung RI menyampaikan bahwa salah satu agenda Pembaharuan Peradilan, yaitu

mengenai transparansi peradilan dan kinerja para Hakim serta PNS yang

mendapatkan tambahan masa kerja. Salah satu usaha menuju transparansi

peradilan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini, yaitu

peran serta teknologi informasi melalui fasilitas internet. Internet telah

memudahkan para pencari berita maupun pihak-pihak yang membutuhkan

informasi pembaharuan peradilan di lingkungan Mahkamah Agung RI serta di

empat Lingkungan Peradilan, yaitu Peradilan Umun, Peradilan Agama,

Pengadilan Militer, dan Pengadilan Tata Usaha Negara. Adapun salah satu

prioritas Biro Hukum dan Humas adalah memastikan bahwa Lembaga Peradilan

di Indonesia, khususnya bagi para Hakim, Panitera Sekretaris (Pansek), dan

Wapan Panitera (Wapan) tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengakses

literatur hukum secara elektronik. Hal ini diperkuat oleh Ketua Muda Perdata,

Atja Sondjaya, SH yang menekankan agar empat Lingkungan Peradilan lainnya

dapat segera menyediakan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan dalam

pembentukan meja informasi (desk info) di lingkungannya. Peran serta meja

informasi ini sangat membantu lembaga peradilan tersebut dalam

mengimplementasikan SK 144/SK/KMA/VIII/2007, agar keterbukaan informasi

yang dibutuhkan oleh publik dapat diakses dengan cepat dan mudah, lebih efisien,

serta lebih efektif (www.mahkamahagung.go.id).

Menindaklanjuti perkembangan pembentukan akses kepada masyarakat,

Mahkamah Agung berupaya untuk melakukan pemetaan situs web yang ada di

seluruh Indonesia. Berdasarkan data di Biro Hukum dan Humas, setidaknya 729

satuan kerja pengadilan telah memiliki situs web dan 680 situs web pengadilan

tercatat sebagai situs web yang aktif. Sepanjang tahun 2010, jumlah pengakses

situs Mahkamah Agung mencapain 463.431 kunjungan. Selain itu, juga terdapat

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 25: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

9

Universitas Indonesia

peningkatan jumlah pengembangan situs web di pengadilan tingkat pertama dan

banding di seluruh lingkungan peradilan. Saat ini tercatat 729 pengadilan di

seluruh Indonesia telah memiliki situs web (Laporan Tahunan 2010).

Pengembangan meja informasi bukan hanya di Mahkamah Agung RI,

tetapi juga di empat lingkungan peradilan. Berdasarkan data yang diperoleh pada

tahun 2010, telah terdapat 158 satuan kerja yang memiliki meja informasi.

Rinciannya, Peradilan Umum 59 satuan kerja, Peradilan Agama 69 satuan kerja,

Peradilan Militer 17 satuan kerja, dan Pengadilan Tata Usaha Negara 13 satuan

kerja. Penerapan teknologi informasi di Mahkamah Agung RI tumbuh

berdasarkan kebutuhan masing-masing pengguna tanpa mempertimbangkan ada

kebutuhan dengan pengguna di tempat yang lain pada sebuah satuan kerja atau

pada satuan kerja lainnya. Hal ini disebabkan arah pengembangan sistem

informasi Mahkamah Agung RI hingga saat ini belum diturunkan dalam sebuah

rencana strategis sistem informasi Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu,

dipandang perlu untuk menyusun master plan sistem informasi Mahkamah Agung

RI pada tahun anggaran 2010.

Berdasarkan hasil survei pengolahan dan pengumpulan data pada bagian

pengembangan sistem informatika, tampak bahwa lingkungan Peradilan Agama

paling banyak memiliki situs web, yaitu 372 unit dan 304 situs web diantaranya

dalam keadaan aktif. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2009. Apabila

dibandingkan dengan lingkungan peradilan lain seperti Badan Peradilan Umum,

tercatat 305 unit pengadilan yang sudah memiliki situs web sendiri di dunia maya.

Angka ini meningkat secara signifikan dibanding tahun 2009 yang hanya 141 unit

pengadilan. Peningkatan signifikan juga terjadi di lingkungan Peradilan Tata

Usaha Negara dimana sepanjang tahun 2010 sudah 30 unit pengadilan yang

memiliki situs web dan seluruhnya diaporkan aktif. Di lingkungan Peradilan

Militer, jumlah pengadilan yang memiliki situs web hanya sembilan web pada

tahun 2010. Kondisi situs web pengadilan di empat lingkungan peradilan bisa

dilihat pada grafik di bawah ini:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 26: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

10

Universitas Indonesia

0

50

100

150

200

250

300

350

400

PeradilanAgama

PeradilanUmum

PeradilanTUN

PerdilanMiliter

Pembangunan Situs Web Empat Peradilan

Sudah MemilikiWebsite

Belum MemilikiWebsite

Sumber: Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI

Grafik 1.1 Kepemilikan Website

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa Badan Peradilan Agama

merupakan badan peradilan yang memiliki jumlah website terbanyak diantara

peradilan lainnya. Dalam website terdapat beberapa aplikasi yang dapat digunakan

oleh masyarakat dalam rangka mendapatkan informasi. Transparansi keputusan

yang memuat berbagai putusan pengadilan tingkat pertama dan banding adalah

salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam rangka keterbukaan informasi

kepada masyarakat. Putusan pengadilan tersebut dapat dilihat dalam web

http://putusanmahkamahagung.go.id.

Selain itu, terdapat pula informasi persidangan yang penting untuk

diinformasikan terhadap masyarakat pencari keadilan yaitu informasi persidangan

termasuk jadwal pembacaan putusan. Berdasarkan data yang ada, dapat dilihat

bahwa sebagian satuan kerja di lingkungan peradilan agama telah

mengimplementasikan informasi persidangan di situs web masing-masing satuan

kerja. Disamping masalah peradilan, masalah transparansi keuangan juga tak luput

dari perhatian Direktorat Jenderal (Ditjen) Badan Peradilan Agama. Berdasarkan

Buku Pedoman Standarisasi Pengelolaan Situs Web di Lingkungan Peradilan

Agama, Ditjen Badan Peradilan Agama (Badilag) dan setiap satuan kerja di

lingkungannya diwajibkan untuk menginformasikan keuangannya, baik yang

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 27: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

11

Universitas Indonesia

berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ataupun non-DIPA

(Keuangan Perkara).

Oleh karena itu, maka seluruh satuan kerja berpendapat bahwa

pembangunan situs web peradilan tidak bisa dipisahkan dari komitmen untuk

membangun transparansi pengadilan. Melalui media situs web ini akses publik

terhadap informasi peradilan menjadi semakin mudah dan berdaya jangkau luas.

Sejak diterbitkannya SK KMA 144/2007 tentang Keterbukaan Informasi di

Pengadilan dan tersedianya alokasi anggaran pembangunan situs web pada DIPA

masing-masing satuan kerja pengadilan, terjadi pertumbuhan pembangunan situs

web dengan jumlah yang cukup signifikan. Misalnya, hingga saat ini tercatat 29

Pengadilan Tinggi Agama (PTA)/Msy. Aceh dan 343 Pengadilan Agama

(PA)/Msy telah memiliki domain situs web masing-masing.

Dengan banyaknya jumlah domain situs web pada masing-masing bidang

peradilan, maka di tingkat Mahkamah Agung dibuat situs website yang berfungsi

menjadi website utama dan official, yakni www.mahkamahagung.go.id. Secara

garis besar website ini juga berfungsi sebagai garda terdepan dalam penyediaan

sumber utama informasi resmi yang dikeluarkan oleh pihak Mahkamah Agung RI

yang dapat diakses secara langsung oleh masyarakat. Selain itu, website

Mahkamah Agung RI juga berfungsi sebagai jembatan penghubung (as a bridge)

yang menghubungkan website-website dari bidang-bidang peradilan lain ataupun

laman domain lain yang terkait. Melihat pada fungsi strategis tersebut, terlihat

betapa besarnya komitmen Mahkamah Agung RI dalam memandang pentingnya

transparansi dan keterbukaan informasi publik di tubuh Mahkamah Agung RI,

terutama pada pemenuhan kebutuhan informasi dari masyarakat.

Tahun 2011, Komisi Informasi Publik memberikan piagam kepada

Mahkamah Agung. Komisi Informasi Pusat (KIP) memberikan piagam

penghargaan bagi 10 badan publik terbaik dalam memberikan keterbukaan

informasi kepada publik melalui situs masing-masing. Kemenkominfo, Kemenkeu

dan DPR menduduki peringkat 3 teratas. Berikut adalah sepuluh badan publik

penerima piagam penghargaan KIP (1) Kementerian Komunikasi dan Informasi

(Kemenkominfo) dengan nilai 68,0; (2) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)

dengan nilai 62,9; (3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan nilai 57,2; (4)

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 28: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

12

Universitas Indonesia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan nilai 57,0; (5) Kementerian

Pekerjaan Umum (Kemen PU) dengan nilai 53,9; (6) Mahmakah Agung (MA)

dengan nilai 51,0; (7) Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nilai 51,0; (8)

Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan nilai 50,6; (9) Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) dengan nilai 50,2; (10) Kementerian Perhutanan (Kemenhut) dengan

nilai 49,4 (www.detik.com).

Penghargaan ini berdasarkan informasi tentang regulasi keuangan, kinerja

dan profil mereka yang terbuka kepada publik, yang semuanya ditampung dalam

website. Pemantauan dan penilaian dilakukan oleh KIP terhadap total 82 badan

publik negara selama jangka waktu 2010-2011.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan banyaknya laporan serta

keluhan atas akses informasi yang dibutuhkan masyarakat. Komitmen Mahkamah

Agung dalam memberikan informasi kepada masyarakat khususnya tentang

penyelenggaraan peradilan dirasakan masih kurang oleh beberapa kalangan.

Beberapa pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia

Coruption Watch (ICW) menyatakan Mahkamah Agung sebagai lembaga publik,

ternyata belum terbuka terhadap publik. Pernyataan ini dikemukakan oleh salah

satu peneliti Indonesia Coruption Watch, Donald Fariz. Donald mengatakan,

bahwa saat meminta dokumen-dokumen ke Mahkamah Agung, pihaknya diping-

pong oleh pihak Mahkamah Agung (www.suaramerdeka.com).

Selain itu, ternyata di Mahkamah Agung belum terbentuk Pejabat

Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Padahal berdasarkan Undang-

Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik (KIP), PPID itu harus terbentuk.

Dalam mengimplementasikan UU KIP itu, lembaga/instansi pemerintahan harus

menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi atau pejabat yang

bertanggungjawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan,

dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik. Badan Publik adalah lembaga

eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang tugas pokok dan fungsinya

berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang sebagian atau seluruh dananya

bersumber dari APBN dan/atau APBD. Badan Publik juga mencakup organisasi

non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN

dan/atau APBD, sumbangan masyarakat dan/atau luar negeri.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 29: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

13

Universitas Indonesia

Penyediaan website oleh Mahkamah Agung sebagai alat untuk

memberikan informasi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat pada

kenyataannya masih saja terdapat beberapa kasus yang menunjukkan adanya

ketidaktransparanan di Mahkamah Agung. Mahkamah Agung juga mendapatkan

tudingan dari Badan Pengawas Keuangan (BPK) mengenai penanganan biaya

peradilan yang tidak transparan. BPK menemukan sejumlah indikasi

penyimpangan antara lain: pelaksanaan kegiatan di lingkungan Mahkamah

Agung; proyek pengadaan barang dan jasa; pengelolaan biaya perkara; dan

dugaan penyimpangan anggaran untuk kepentingan pribadi pimpinan, hakim

agung, dan pejabat struktural di Mahkamah Agung. Dugaan penyimpangan ini

terjadi pada periode 2006 hingga 2007 selama Mahkamah Agung dipimpin oleh

Bagir Manan (www.pajak.go.id).

Dari dugaan penyimpangan tersebut terdapat beberapa hal yang menarik

untuk dicermati. Dugaan penyimpangan dalam pengelolaan biaya perkara di

Mahkamah Agung. Laporan Audit menyebutkan biaya perkara 2004 Semester I

2006 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari biaya perkara yang

nilainya Rp 10,2 miliar belum dipertanggungjawabkan. Pihak Mahkamah Agung

menolak audit yang dilakukan oleh BPK dengan alasan bukan Penerimaan Negara

Bukan Pajak. Namun pada sisi lain meskipun Mahkamah Agung membebankan

biaya yang terkait perkara kepada pihak yang berperkara, faktanya Mahkamah

Agung juga mengalokasikan anggaran terkait dengan biaya perkara dalam DIPA

Kesekretariatan. Selama Desember 2005 hingga Juni 2006, tercatat pengeluaran

sebesar Rp 5,6 miliar (www.vivanews.com).

Dugaan adanya biaya perkara yang diselewengkan membuat tidak

berfungsi website sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada publik dan

keterbukaan kepada masyarakat. Selain itu, adanya keluhan dari beberapa

wartawan mengenai sulitnya mendapatkan informasi menjadi alasan lain dalam

permasalahan ini. Fakta-fakta tersebut menjadikan latar belakang mengapa

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana penerapan e-

government dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik di Mahkamah

Agung RI.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 30: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

14

Universitas Indonesia

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu dari program reformasi birokrasi Mahkamah Agung adalah

pengembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, kehadiran teknologi di ranah

hukum diharapkan mampu membantu meringankan pekerjaan yang selama ini

dikerjakan secara manual. Berdasarkan hal tersebut, maka dikeluarkanlah Surat

Keputusan Mahkamah Agung No. 144 KMA/SK/VIII/2007 tentang keterbukaan

informasi publik di pengadilan. Sebagai bentuk keterbukaan informasi maka

Mahkamah Agung menyediakan website sebagai tempat masyarakat mengakses

informasi yang dibutuhkan.

Hal ini diperkuat oleh Kepala Bagian Pemeliharaan Sistem Infromasi

Mahkamah Agung RI, Bapak Joko Upoyo yang menyatakan bahwa pengadaan

website Mahkamah Agung juga dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat

dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan tanpa harus datang secara langsung

ke meja-meja informasi yang terdapat di Mahkamah Agung RI. Namun bila

dilihat pada praktiknya, website Mahkamah Agung RI tidak memberikan dampak

yang signifikan terhadap peningkatan kepuasan masyarakat akan penyediaan

informasi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pengunjung meja informasi yang

tidak mengalami penurunan secara signifikan dalam tabel berikut:

Tabel 1.4

Data Pengunjung Desk Info Mahkamah Agung Tahun 2010

No Bulan Pengunjung Jumlah Operasional

Hari Kerja

1 Januari 179 20 Hari

2 Februari 115 19 Hari

3 Maret 208 22 Hari

4 April 197 21 Hari

5 Mei 249 19 Hari

6 Juni 257 22 Hari

7 Juli 180 22 Hari

8 Agustus 147 21 Hari

9 September 134 19 Hari

10 Oktober 131 21 Hari

11 November 196 21 Hari

12 Desember 147 21 hari

Total 2140 248 Hari Sumber: Rekapitulasi Pengunjung Desk Info MA RI 2010: Lisa H.-Sonny F.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 31: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

15

Universitas Indonesia

Hasil rekapitulasi pengunjung meja informasi menunjukkan bahwa

sepanjang tahun 2010 kisaran jumlah pengunjung yang datang cenderung tetap

dan tidak mengalami perubahan berarti. Hal ini menggambarkan masih adanya

ketidakpuasan masyarakat terhadap penyediaan informasi yang mengakibatkan

masyarakat merasa harus mendatangi langsung meja informasi yang disediakan

oleh Mahkamah Agung. Berdasa rkan latar belakang dan permasalahan tersebut,

dalam skripsi ini, peneliti merumuskan pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana penerapan e-government dalam mewujudkan keterbukaan

informasi publik di Mahkamah Agung RI

1.3 Tujuan Penelitian

Berdarkan latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Menganalisis bagaimana penerapan portal Mahkamah Agung RI untuk

mewujudkan keterbukaan informasi publik.

1.4 Signifikansi Penelitian

Terdapat beragam sudut pandang yang selanjutnya menentukan

signifikansi penelitian ini dilakukan, yakni:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan pengetahuan dan memberikan informasi secara

umum mengenai kajian penerapan e-government dalam mewujudkan

keterbukaan informasi publik di Mahkamah Agung RI.

2. Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan bagi instansi

pemerintah, khususnya yang terkait dengan masalah penelitian

1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, pokok permasalahan,

tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 32: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

16

Universitas Indonesia

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini menguraikan tinjauan pustaka sebagai dasar teoritis dalam

membuat hipotesis kerja, kerangka pemikiran yang akan digunakan untuk

menggambarkan konsep yang akan diteliti.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan menguraikan metodologi penelitian yang akan

digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.

BAB 4 GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini akan menggambarkan secara umum mengenai lokasi

penelitian, yaitu Mahkamah Agung Republik Indonesia.

BAB 5 ANALISIS PENERAPAN PORTAL MAHKAMAH AGUNG RI

UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis penerapan portal

Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik.

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini akan menguraikan simpulan dari hasil penelitian dan juga

saran agar dapat meningkatkan penerapan portal Mahkamah Agung RI

untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik.

1.6 Batasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memberikan batasan yang difokuskan hanya

pada fungsi website institusi www.mahkamahagung.go.id sebagai bentuk

penerapan portal Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan keterbukaan informasi

publik.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 33: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

17

Universitas Indonesia

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian mengenai “Penerapan Portal Mahkamah

Agung RI untuk Mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik”, peneliti

melakukan peninjauan terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya. Peneliti mengambil tiga hasil penelitian yang terkait dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Lia Amalia

dengan judul “Peranan E-Government Dalam Mendukung Transparansi

BUMN (Studi Kasus: BUMN Online pada Kementerian Negara BUMN RI)”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peranan e-government

(dalam hal ini BUMN Online) dalam mendukung transparansi informasi BUMN

dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program BUMN online di

Kementerian Negara BUMN.

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mengadakan penelitian yang

bertujuan menggambarkan penerapan BUMN Online sebagai suatu sistem serta

Kementerian Negara BUMN sebagai suatu institusi dan menggunakan pendekatan

kualitatif, dimana data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa BUMN Online mampu memenuhi beberapa

kebutuhan yang dirasakan baik oleh Kementerian BUMN, BUMN, maupun oleh

publik terkait dengan transparansi informasi meskipun masih banyak perbaikan

yang perlu dilaksanakan. Sesuai dengan fungsi utamanya, pengembangan e-

government melalui BUMN Online beserta aplikasi-aplikasi pelayanan yang ada

didalamnya mampu memenuhi tuntutan kebutuhan terhadap sampainya informasi

Kementerian Negara BUMN maupun BUMN kepada publik. Selain itu,

ditemukan pula beberapa kendala seperti kurangnya dukungan dari pejabat teknis

Kementerian Negara BUMN dan manajemen BUMN atas keberadaaan BUMN

Online sehingga proses pemutakhiran informasi secara berlanjut belum dapat

dilaksanakan secara maksimal. Hal ini berkaitan juga dengan kurangnya

komitmen di kalangan pimpinan dalam mewujudkan keberhasilan praktik e-

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 34: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

18

Universitas Indonesia

government di Kementerian BUMN RI. Kendala lain yang dihadapi Kementerian

Negara BUMN adalah sumber daya manusia (SDM) yang belum mencukupi

dalam pelaksanaan BUMN Online sehingga mengganggu kelancaran proses

pengolahan dan penyajian data serta tidak adanya reward dan punishment yang

seimbang yang mengakibatkan BUMN yang ada kurang termotivasi untuk

berperan secara aktif dalam melakukan pengisisan data dan informasi.

Penelitian Lia Amalia Solihat memiliki kesamaan dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti, yaitu menggunakan teori e-government sebagai

landasan teori. Namun perbedaannya ada pada site penelitian, meskipun sama-

sama pada lembaga negara. Site penelitian yang diambil Lia Amalia Solihat

berada di Kementerian Negara BUMN sedangkan peneliti memilih Mahkamah

Agung RI.

Penelitian kedua yaitu skripsi yang berjudul “Evaluasi Implementasi

Kebijakan Keppres No. 80 Tahun 2003 Berdasarkan Prinsip Transparansi

dan Akuntabilitas Dalam Konsep Good Governance (Studi Kasus Pengadaan

Barang ATK di Kelurahan Sukabumi Utara Jakarta Barat)” oleh Rizky

Fitriany. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan

kebijakan Keppres No. 80 tahun 2003 dapat diterapkan dengan menggunakan

prinsip akuntabilitas dan transparansi sesuai dengan konsep good governance

pada proses pelaksanaan pengadaan barang di Kelurahan Sukabumi Utara Jakarta

Barat Tahun Anggaran 2007.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa proses pengadaan barang

ATK tidak berjalan secara transparan dan akuntabel. Pihak penyedia barang

selaku peserta lelang pengadaan tidak mendapatkan informasi yang memadai dan

secara akurat mengenai mekanisme lelang dan hasil lelang tersebut.

Penelitian Rizky Fitriany memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti, yaitu sama-sama menggunakan landasan teori mengenai

traansparansi. Perbedaan dengan penelitian Rizky Fitriany adalah penelitian

tersebut menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui transparansi

pelaksanaan pengadaan barang ATK di Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta

Barat. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 35: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

19

Universitas Indonesia

penelitian yang menggunakan metode kuantitaif dengan pengumpulan data

kualitatif untuk mendeskripsikan penerapan e-government di Mahkamah Agung

RI.

Penelitian ketiga yaitu tesis yang berjudul “Analisis Good Governance

Terhadap Kelembagaan Pengelolaan Informasi Publik di Pusat Administrasi

Universitas Indonesia dalam Era Keterbukaan Informasi” oleh Finda

Salsabila. Tujuan dari penelitian ini untuk ntuk mengatahui apakah kelembagaan

dalam pengelolaaan keterbukaan informasi publik di Pusat Administrasi

Universitas Indonesia telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip good

governance, serta sejauh mana Pusat Administrasi Universitas Indonesia

mempersiapkan diri dalam rangka implementasi Undang-Undang nomor 14 tahun

2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini menunjukkan pengaruh hambatan yang

berupa tidak tersedianya database yang terintegrasi, belum ditetapkannya batasan-

batasan mengenai transparansi di Universitas Indonesia, serta ketidakselarasan

antara komitmen pelakasanaan dengan teknis pelaksanaannya.

Penelitian Finda Salsabila memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti, yakni sama-sama meneliti transparansi dan keterbukaan

informasi publik dari sebuah institusi. Mengenai perbedaannya, penelitian Finda

Salsabila menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan data mengenai

kesiapan Universitas Indonesia dalam melakukan transparansi publik sedangkan

peneliti menggunaka metode kuantitatif untuk melihat penerapan e-government

sebagai bentuk keterbukaan informasi publik di Mahkamah Agung Republik

Indonesia.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 36: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

20

Universitas Indonesia

Tabel 2.1

Matriks Tinjauan Pustaka

Nama

Peneliti Lia Amalia Solihat Rizky Fitriany Finda Salsabila M. Arifin wibisono

Judul

Penelitian

Peranan E-Government

Dalam Mendukung

Transparansi BUMN (Studi

Kasus: BUMN Online

Pada Kementerian Negara

BUMN RI)

Evaluasi Implementasi

Kebijakan Keppres No. 80

Tahun 2003 Berdasarkan

Prinsip Transparansi dan

Akuntabilitas Dalam Konsep

Good Governance (Studi

Kasus Pengadaan Barang

ATK di Kelurahan Sukabumi

Utara Jakarta Barat)

Analisis Good Governance

Terhadap Kelembagaan

Pengelolaan Informasi

Publik di Pusat Administrasi

Universitas Indonesia dalam

Era Keterbukaan Informasi

Penerapan Portal

Mahkamah Agung RI

untuk Mewujudkan

Keterbukaan Informasi

Publik

Tujuan

Penelitian

Menggambarkan

peranan E-

Government (dalam hal

ini BUMN Online)

dalam mendukung

transparansi informasi

BUMN.

menggambarkan

berbagai kendala yang

dihadapi dalam

pelaksanaan program

Mengetahui sejauh mana

pelaksanaan kebijakan

Keppres No. 80 tahun 2003

dapat diterapkan dengan

menggunakan prinsip

akuntabilitas dan transparansi

sesuai dengan konsep good

govrnance pada proses

pelaksanaan pengadaan

barang di Kelurahan

Sukabumi Utara Jakarta Barat

Untuk mengatahui apakah

kelembagaan dalam

pengelolaaan keterbukaan

informasi publik di Pusat

Administrasi Universitas

Indonesia telah

dilaksanakan sesuai

dengan prinsip-prinsip

good governance.

Untuk mengetahui sejauh

mana Pusat Administrasi

Menganalisis

bagaimana Penerapan

Portal Mahkamah

Agung RI untuk

Mewujudkan

Keterbukaan Informasi

Publik

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 37: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

21

Universitas Indonesia

BUMN Online di

Kementerian Negara

BUMN RI

Tahun Anggaran 2007. Universitas Indonesia

mempersiapkan diri dalam

rangka implementasi

Undang-Undang nomor

14 tahun 2008 mengenai

Keterbukaan Informasi

Publik

Pendekatan

Penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Positivis

Hasil

Penelitian

BUMN Online mampu

memenuhi beberapa

kebutuhan dari Kemen

BUMN, BUMN dan

masyarakat terkait

ketersediaan informasi

Terdapat beberapa kendala

dalam pelaksanaan BUMN

Online seperti kurangnya

dukungan pejabat teknis

serta kurangnya SDM

Mekanisme pengadaan

barang ATK di Kelurahan

Sukabumi Utara Jakarta

Barat tidak berjalan dengan

transparan dan akuntabel.

Ketiadaan transparansi

dibuktikan dengan tidak

jelasnya pemberian

informasi mengenai

mekanisme dan hasil lelang

terhadap penyedia produk.

Praktik kelembagaan

pengelolaan keterbukaan

informasi publik di UI

belum berjalan secara

optimal karena beberapa

kendala seperti tidak

tersedianya database yang

terintegrasi, belum

ditetapkannya batasan-

batasan mengenai

transparansi di Universitas

Indonesia, serta

ketidakselarasan antara

komitmen pelakasanaan

dengan teknis

Penerapan Portal

Mahkamah Agung RI

untuk Mewujudkan

Keterbukaan Informasi

Publik segi bentuk praktik

relasi e-governmentnya

belum berjalan dengan

baik seperti pada hubungan

interaksi Government to

Citizen yang menunjukkan

adanya kesulitan

masyarakat terutama

wartawan dalam

mengakses informasi

putusan kasus tertentu serta

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 38: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

22

Universitas Indonesia

pelaksanaannya pada interaksi relasi

Government to Bussiness

yang masih menggunakan

cara manual untuk proses

pendaftaran pelelangan.

Sedangkan dari segi

peningkatan transparansi,

masih terdapat kekurangan

mengenai ketidakjelasan

tindak lanjut penanganan

keluhan dan pengaduan,

masalah keterkinian(tidak

up-to-datenya) berita atau

informasi serta sulitnya

mengakses beberapa

perkara tertentu. Serta

terdapat bebepara kendala

seperti masalah

kelembagaan dalam

operasionalisasi, format

website yang belum user

friendly, akurasi data dan

informasi, keterbatasan

sumber daya manusia,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 39: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

23

Universitas Indonesia

perencanaan anggaran

yang belum maksimal serta

kurangnya pengetahuan

dan kepercayaan

masyarakat

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2011

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 40: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

24

Universitas Indonesia

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 E-Government

Istilah e-government sendiri dalam praktiknya memiliki beragam teori

yang mendefinisikannya, tergantung pada konteks bentuk dan cakupan ruang

lingkupnya. Berikut beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli

mengenai e-government:

Yong (2003) mendefinisikan e-government sebagai berikut: ...e-

government as the government’s use of technology, in particular, webbased

Internet applications to enhance access and delivery of government services to

citizens, business partners, employees and other government entities (e-

government merupakan penggunaan teknologi oleh pemerintah khususnya

penggunaan aplikasi internet berbasis web untuk meningkatkan akses dan

pemberian layanan pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis, pegawai atau

karyawan, dan badan pemerintah lainnya).

Lee dan Hong, Grupta dan Jana, Evans, Basu, Gandhi dan Cross, Burn et

al., dan Stoltzfus mendefinisikan e-government sebagai: ....e-government is about

the transformation of internal and external processes of government using

information and communication technologies to provide effcient and user focused

services to citizens, businesses and other stakeholders (e-government merupakan

perubahan pada proses internal dan eksternal pemerintah dengan menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi untuk menyediakan pelayanan pada warga

negara, bisnis, dan pemegang kepentingan, yang efisien dan fokus pada

pelanggan) (Weerakkody and Dhillon, 2009:1).

Järveläinen et.al. (2009, p.107), yang mendefinisikan e-government

sebagai berikut: e-government is often perceived as a channel for government to

offer information intensive public services in electronic form (e-government

sering dipahami sebagai sebuah jalan bagi pemerintah untuk memberikan

informasi yang intensif atas pelayanan publik dalam bentuk elektronik).

The Government of New Zealand (Bovaird, 2005:19), mendefinisikan e-

government sebagai: ...a way for governments to use the new technologies to

provide people with more convenient access to government information and

services, to improve the quality of the services and to provide greater

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 41: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

25

Universitas Indonesia

opportunities to participate in our democratic institutions and processes (sebuah

cara bagi pemerintah untuk menggunakan teknologi baru untuk melayani

masyarakat akses terhadap informasi dan pelayanan pemerintah dengan nyaman,

untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk menyediakan kesempatan yang

lebih besar dalam berpartisipasi pada proses dan institusi demokratis).

Sedangkan menurut World Bank, “E-Government” refers to the use by

government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks,

the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations

with citizens, businesses, and other arms of government. These technologies can

serve a variety of different ends: better delivery of government services to citizens,

improved interactions with business and industry, citizen empowerment through

access to information, or more efficient government management. The resulting

benefits can be less corruption, increased transparency, greater convenience,

revenue growth, and/or cost reductions. Definisi tersebut dapat diartikan dan

disimpulkan sebagai penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah

(seperti Wide Area Networks (WAN), internet, mobile computing) yang dapat

digunakan untuk membangun hubungan dengan masyarakat, dunia usaha, serta

instansi pemerintah lainnya.

Selain sebagai penghubung antar berbagai pihak, e-government yang

memiliki beragam aplikasi dan pengembangan sistem, diharapkan dapat menjadi

solusi yang efektif dan efisien dalam menanggulangi permasalahan SDM dalam

hal pemberian layanan. Terkait masalah koordinasi, e-government turut pula

diharapkan menjadi solusi yang mampu menyediakan database yang terintegrasi

antar pihak guna menghindari konflik diantara masing-masing pihak: digital

government, e-government, and e-governance are all terms that have become

synonymous with the use of information and communication technologies in

government agencies. Inter-organizational information integration has become a

key enabler for e-government. Integrating and sharing information across

traditional government boundaries involves complex interactions among and with

technical and organizational processes. From a technical perspective, systems

designers and developers must regularly overcome problems related to the

existence of multiple platforms, diverse database designs and data structures,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 42: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

26

Universitas Indonesia

highly variable data quality, and incompatible network infrastructure. From an

organizational perspective, these technical processes often involve new work

processes, mobilization of limited resources, and evolving inter-organizational

relationships. These necessary changes are influenced by specific types of social

interaction, which take the form of group decision-making, learning,

understanding, trust building, and conflict resolution (Pardo & Tayi, 2007).

2.2.1.1 Tipe Relasi E-Government

E-government bertujuan untuk mengintegrasikan hubungan antara

masyarakat dengan pemerintah, pemerintah dengan sektor bisnis dan antar

instansi pemerintah. Dengan adanya tujuan ini maka akan terbentuk korelasi antar

ketiga elemen tersebut. Dalam konsep tipe relasi e-government dikenal tiga jenis

klasifikasi, yaitu Government to Government (G to G), Government to Citizens (G

to C), dan Government to Business (G to B) (Yong, 2003, 14):

1. Government to Government

Tipe ini merupakan bentuk interaksi antara satu pemerintah dengan

pemerintah yang setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal berbau

diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar

negara dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan,

proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya dan lain

sebagainya. Sebagai tambahan dalam tipe relasi ini, ada hubungan e-governance

internal organisasi publik, yaitu hubungan government to employees (G2E) dan

employees to government (E2G). Aplikasi hubungan tersebut dipergunakan untuk

meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai atau karyawan pemerintah.

2. Government to Citizens

Tipe G to C ini merupakan aplikasi e-government yang paling umum,

dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi

informasi dengan tujuan utama untk memperbaiki hubungan dan interaksi dengan

masyarakatnya. Dengan kata lain, tujuan utama dibangunnya aplikasi G to C ini

adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan masyarakatnya agar masyarakat

dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan kebutuhan

pelayanan publik.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 43: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

27

Universitas Indonesia

3. Government to Bussiness

Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk

lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian negara dapat berjalan

dengan sebagaimana mestinya. Dengan adanya e-government diharapkan adanya

hubungan antara pemerintah dengan dunia usaha. Dalam melakukan aktivitas

entiti bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan

informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Disamping itu, entiti bisnis juga harus

berinteraksi dengan berbagai lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak

dan kewajiban organisasinya yang berorientasikan pada pencapaian dan

peningkatan profit. Dengan adanya G to B ini, tidak hanya menguntungkan

kalangan bisnis tetapi juga dapat menguntungkan pemerintah jika terdapat relasi

interaksi yang baik antara keduanya.

Sumber: Indrajit, 2005, Electronic Government In Action: Ragam Kasus Implementasi Sukses di

Berbagai Belahan Dunia.

Gambar 2.1 Tipe Relasi E-Government

Sebagaimana layaknya suatu sistem berjalan, diperlukan adanya beberapa

faktor yang dapat mendukung kesiapan suatu instansi untuk melaksanakan e-

government. Berikut sejumlah faktor penentu yang harus diperhatikan bagi suatu

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 44: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

28

Universitas Indonesia

institusi atau suatu daerah yang hendak menerapkan e-government (Indrajit,

2005:8), yaitu:

a. Infrastruktur Telekomunikasi

Dalam level pelaksanaannya, perangkat keras seperti komputer, jaringan,

dan infrastruktur akan menjadi faktor teramat sangat penting dalam penerapan e-

government.

b. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan Teknologi Informasi (TI) oleh

Pemerintah

Sudah menjadi rahasia umum bahwa meskipun sudah banyak sekali

lembaga internasional yang telah memberikan bantuan dana pinjaman atau hibah

untuk membeli sejumlah teknologi perangkat keras bagi pemerintah, namun

instrumen tersebut tidak dipergunakan secara maksimal dan banyak yang tidak

dirawat sehingga kini sudah dalam kondisi rusak.

c. Kesiapan Sumber Daya Manusia di Pemerintah

―Pemain utama‖ atau subyek di dalam inisiatif e-government pada

dasarnya adalah manusia yang bekerja di lembaga pemerintahan, sehingga tingkat

kompetensi dan keahlian mereka akan sangat mempengaruhi performa penerapan

e-government. Semakin tinggi tingkat information technology literacy SDM di

pemerintah, semakin siap mereka untuk menerapkan konsep e-government.

d. Ketersediaan Dana dan Anggaran

Sangat jelas terlihat bahwa sekecil apapun inisiatif e-government yang

akan diterapkan, hal itu membutuhkan sejumlah sumber daya finansial untuk

membiayainya. Harap diperhatikan bahwa dana yang dibutuhkan tidak sekedar

untuk investasi belaka, namun perlu pula dianggarkan untuk biaya operasional,

pemeliharaan, dan pengembangan di kemudian hari.

e. Perangkat Hukum

Karena konsep e-government sangat terkait dengan usaha penciptaan dan

pendistribusian data/informasi dari satu pihak ke pihak lain, masalah keamanan

data/informasi dan hak cipta intelektual, misalnya, akan merupakan hal yang perlu

dilindungi oleh undang-undang atau peraturan hukum yang berlaku. Pemerintah

harus memiliki perangkat hukum yang dapat menjamin terciptanya mekanisme e-

government yang kondusif.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 45: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

29

Universitas Indonesia

f. Perubahan Paradigma

Pada hakikatnya penerapan e-government merupakan suatu proyek change

management yang membutuhkan adanya keinginan untuk mengubah paradigma

dan cara berfikir. Perubahan paradigma ini akan bermuara pada dibutuhkannya

kesadaran dan keinginan untuk mengubah cara kerja, bersikap, perilaku, dan

kebiasaan sehari-hari.

Indrajit juga mengemukakan mengenai target terakhir atau ultimate goal

dari sebuah evolusi e-government, yaitu perbaikan dan peningkatan terhadap

partisipasi publik dalam proses pemerintahan. Partisipasi di dalam e-government

bisa dituangkan dalam bentuk:

a. Memberikan penilaian terhadap kebijakan pemerintah yang akan

diberlakukan atau yang telah diinstitusionalisasi secara bebas dan aktif

melalui fasilitas email atau mailing list.

b. Mencari data atau informasi yang dibutuhkan untuk proses penunjang

aktifitas sehari-hari dari sejumlah website yang dimiliki oleh

pemerintah

c. Mengikuti beragam dialog atau public hearing yang dilakukan secara

online melalui internet; dan lain sebagainya

Sementara itu, terdapat pula beberapa panduan keberhasilan penerapan e-

government versi United Nation, yaitu:

1. Prioritas kebutuhan pembangunan yang memerlukan keterlibatan

pemerintah (priority development needs that require government

involvement).

2. Efisiensi dan efektivitas sebagai kriteria kunci sukses keterlibatan

pemerintah (efficiency and effectiveness as key success criteria of

government involvement).

3. Ketersediaan pendanaan (awal) (availability of (initial) funding).

4. Keterampilan dan budaya dari layanan sipil (skills and culture of the

civil service).

5. Koordinasi (co-ordination).

6. Kerangka umum (legal framework).

7. Infrastruktur ICT (ICT infrastructure).

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 46: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

30

Universitas Indonesia

8. Politik kepemimpinan dan komitmen politik jangka panjang (political

leadership and long-term political commitment).

9. Keterlibatan publik (public engagement).

10. Rencana pengembangan modal manusia dan infrastruktur teknis

(plans for development of human capital and technical infrastructure).

11. Kemitraan (partnerships).

12. Monitoring dan evaluasi (monitoring and evaluation).

13. Persepsi nilai tambah (perception of added value).

14. Akses dan keterampilan (access and skills).

15. Privasi dan keamanan (privacy and security).

2.2.1.2 Manfaat E-Government

E-government memiliki banyak manfaat guna menunjang efektivitias dan

efisiensi pelayanan publik. Misuraca (2007:57-58) menyebutkan bahwa terdapat

tiga dimensi dalam melihat manfaat dari penerapan e-government, yaitu dimensi,

ekonomi, sosial, dan pemerintahan.

Dimensi ekonomi

Dalam hal ekonomi, manfaat e-government diantaranya yaitu mengurangi

biaya transaksi untuk kapasitas yang lebih baik dengan target pelayanan,

peningkatan cakupan dan kualitas penyampaian pelayanan, meningkatkan

kapasitas respon dalam mengatasi permasalahan isu-isu kemiskinan dan

meningkatkan pendapatan.

Dimensi sosial

Dalam hal sosial, manfaat e-government cukup beragam mulai dari

penciptaan lapangan kerja di sektor ketiga, peningkatan sistem pendidikan dan

kesehatan, penargetan yang lebih baik atas pelayanan pemerintah, peningkatan

kapasitas dalam penyediaan keselamatan dan keamanan. Pada banyak kasus

manfaat-manfaat ini dapat dievaluasi dalam istilah-istilah politik dan dapat

dikuantifikasi dalam istilah keuangan.

Dimensi pemerintahan

Dalam hal pemerintahan, manfaat e-government dapat meningkatkan

tercapainya good governance dalam hal peningkatan keterbukaan, transparansi,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 47: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

31

Universitas Indonesia

akuntabel, atau demokratis dibandingkan pemerintahan yang konvensional. E-

government juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga dapat

mengokohkan sistem demokrasi yang ada.

Selain mendatangkan sejumlah manfaat, penerapan e-government juga

memiliki sejumlah tujuan atau bahkan e-government dijadikan sebagai instrumen

yang digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti yang

dikemukakan West (2004) bahwa e-government secara umum bertujuan untuk:

a. Memberikan akses yang lebih luas pada informasi-informasi

pemerintah.

b. Mempromosikan keterlibatan masyarakat dengan memudahkan

masyarakat untuk berinteraksi dengan pemerintah.

c. Membantu pemerintah semakin akuntabel melalui pemerintahan yang

lebih transparan sehingga dapat mengurangi kecenderungan untuk

melakukan korupsi.

d. Memudahkan pemerataan pembangunan dan akses layanan

pemerintah, khususnya pada masyarakat urban dan pedesaan.

Bhatnagar dalam bukunya Unlocking E-Government Potential (2009:50),

memberikan pemikiran lain yang membahas pencapaian transparansi dalam

bentuk pelaksanaan e-government yang dikaitkan dengan tujuan reformasi

kepemerintahan:

Tabel 2.2

Tujuan Reformasi Tata Pemerintahan

Tujuan reformasi tata pemerintahan Mengukur Pencapaian Sasaran

Meningkatkan Transparansi Warga dapat mengakses dan

memahami peraturan pemerintah dan

prosedur untuk memperoleh layanan

Pengungkapan aset publik, anggaran

pemerintah dan pengadaan informasi

Warga dapat mengakses keputusan

pegawai negeri sipil

Mengurangi korupsi administratif Proporsi transaksi yang memerlukan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 48: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

32

Universitas Indonesia

pembayaran suap

Jumlah suap yang dibayarkan langsung

ke pegawai negeri atau melalui agen-

agen

Meningkatkan pelayanan Mengurangi biaya mengakses layanan

Meningkatkan kualitas dan

kenyamanan

Meningkatkan cakupan geografik untuk

menjangkau segmen yang lebih besar

dari populasi

Pemberdayaan Memberikan saluran untuk umpan balik

dan konsultasi

Membuat pemerintah lebih akuntabel

Mengurangi kekuatan broker perantara

Sumber: Bhatnagar, 2009

Bhatnagar juga turut mengemukakan bahwa pelaksanaan e-government

dengan mekanisme yang benar dapat mendorong terciptanya transparansi yang

ideal. Hal ini tentu berdampak positif bagi keleluasaan akses publik dan

masyarakat, terutama dalam beragam aktifitas birokrasi yang berkenaan dengan

dengan masalah administratif dan keuangan (Bhatnagar, 2009:54).

2.2.1.3 Langkah-langkah Pengembangan E-Government

Berdasarkan perkembangan e-government di berbagai negara, khususnya

Indonesia, maka dapat diperoleh lesson learned dari good practices dan bad

practices yang masing-masing negara alami. Apabila lesson learned dipadukan

dengan teori yang ada, maka dapat diusulkan suatu metodologi (langkah-langkah)

pengembangan e-government yang bisa dijadikan panduan untuk lingkungan

pemerintah di Indonesia. Menurut Center for Democracy and Technology dan

InfoDev, proses implementasi e-government terbagi menjadi 3 tahapan. Tahapan

itu harus dilakukan secara berurutan dan masing-masing tahapan harus

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 49: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

33

Universitas Indonesia

menjelaskan tujuan dari e-government. Adapun ketiga tahapan tersebut, antara

lain, yaitu:

1. Publish

Tahapan yang menggunakan teknologi informasi untuk meluaskan akses

untuk informasi pemerintah, misalnya dengan cara pembuatan situs informasi di

setiap lembaga, penyiapan sumber daya manusia, sosialisasi situs informasi baik

untuk internal maupun untuk publik, serta penyiapan sarana akses yang mudah.

Beberapa contoh implementasi e-government yang termasuk tahap publish ini

seperti berikut:

Masyarakat dapat melihat profil pejabat serta wakil rakyat di daerahnya,

peraturan-peraturan daerah yang telah ditetapkan dan Rencana Anggaran

Belanja Daerah (RAPBD).

Seorang peneliti dapat melihat data statistik daerah tersebut untuk menjadi

bahan kajian dan penelitiannya.

Seorang investor dapat mengetahui prosedur dan persyaratan yang harus

dipenuhi untuk melakukan investasi di daerah tersebut.

Masyarakat dapat melihat pengumuman lowongan dan penerimaan calon

pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) di kabupatennya.

2. Interact

Tahap ini teknologi informasi digunakan untuk meluaskan partisipasi

masyarakat dalam pemerintahan, misalnya dengan cara pembuatan situs yang

interaktif dengan publik, serta adanya antar muka yang terhubung dengan lembaga

lain. Contoh aplikasi yang dapat digunakan adalah: situs portal, e-mail, mailing

list, Internet Relay Chatting, teleconference, web-TV, dan sebagainya. Berikut

adalah contoh dalam tahap interact:

Seorang pasien dapat melakukan pendaftaran ke puskesmas atau rumah

sakit yang diinginkan didalam pemeriksaan penyakitnya.

Suatu dinas pemerintahan yang membuka lowongan kerja dapat

melakukan tes penerimaan secara langsung dan online melalui internet.

Masyarakat dapat berdiskusi secara langsung melalui metode mailing list

dengan wakil rakyatnya.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 50: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

34

Universitas Indonesia

Suatu perusahaan swasta yang akan membuka cabang disuatu daerah dapat

berdiskusi dan tanya jawab dengan instansi terkait mengenai prosedur dan

persyaratan yang harus ditempuh.

Masyarakat dapat memilih atau memberikan pendapat tentang wakil rakyat

dan pejabat secara langsung menggunakan media elektronik (electronic

voting).

3. Transact

Tahapan dimana teknologi informasi menyediakan layanan pemerintah

secara online. Pada tahap transaction juga terjadi interaksi dua arah seperti halnya

pada tahapan interactivity. Hanya disini user dapat mencari dan membeli suatu

produk, atau membayar jasa layanan dan mengumpulkan suatu informasi yang

akan diolah. Aplikasi yang digunakan disini jauh lebih kompleks, serta melibatkan

sistem kemanan (security) yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan

dengan aman dan melindungi hak-hak privasi pihak yang bertransaksi. Contoh

implementasi e-government pada tahap ini adalah:

Masyarakat dapat mengurus permohonan baru atau memperpanjang KTP,

SIM, atau paspor secara langsung melalui internet.

Wajib pajak dapat langsung mengisi formulir-formulir pajak yang panjang

serta membayar kewajibanya secara online melalui internet.

Proses tender berbagai proyek pemerintah dapat dilangsungkan secara

online dan realtime melalui media internet (konsep e-procurement).

Sedangkan, berdasarkan hasil kajian yang dikemukakan oleh Goldschmidt

et al (2002) terlihat bahwa terdapat lima aspek penting yang harus benar-benar

diperhatikan dan dipertimbangkan pengembangannya oleh mereka yang ingin

membangun website e-government, yaitu:

a. Audience

Pada hakikatnya website merupakan sebuah alat berkomunikasi. Sebuah

komunikasi dapat terjadi secara efektif jika pemerintah dapat mendefinisikan

secara jelas siapa yang menjadi target atau audience atau lawan bicaranya

sehingga isi website benar-benar dapat diarahkan untuk melayani komunitas

tersebut. Website bukan merupakan sebuah medium broadcast seperti halnya

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 51: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

35

Universitas Indonesia

televisi dan radio, namun lebih merupakan sebagai suatu medium service atau

layanan.

b. Content

Pemerintah harus mampu membangun website dimana content yang

tersedia dapat:

Membantu audience dan stakeholders dalam memenuhi kebutuhannya

terkait dengan pelayanan prima yang ditawarkan melalui website.

Menunjang visi, misi, tujuan, dan obyektif dari pemerintah terkait.

Menggalang hubungan atau relasi yang kuat dengan para pengunjung

website.

Menarik perhatian para calon pengunjung agar berminat menjadi

audience yang setia mengakses website.

Menyediakan semua jawaban terhadap kebutuhan informasi audience.

Menghemat waktu dan biaya dari audience dalam berkomunikasi

dengan pemerintahnya.

Memperkuat keterlibatan publik dalam proses pemerintahan.

Memperkuat tingkat kepercayaan publik melalui proses keterbukaan

yang demokratis.

c. Interactivity

Mengingat bahwa setiap pihak yang terlibat pasti membutuhkan terjadinya

sebuah komunikasi yang bersifat dua arah, dalam arti terselenggaranya transaksi

pertukaran data dari dua belah pihak secara bergantian, maka para pembuat

website harus pula memperhatikan aspek interactivity ini. Banyak sekali teknologi

internet yang dapat membantu pemerintah dalam menjalin relasi yang ―intim‖

dengan konstituennya di dunia maya.

d. Usability

Ada beberapa elemen yang harus dimiliki oleh sebuah website e-

government agar tingkat usability-nya tinggi, yaitu:

Sistem pengorganisasian konten atau isi website haruslah memiliki

arsitektur yang jelas dan terstruktur secara logis.

Navigasi yang diterapkan dalam website haruslah mudah cara

pengoperasiannya.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 52: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

36

Universitas Indonesia

Content yang ada harus mudah dibaca dan enak di mata.

Isinya harus up-to-date.

Waktu untuk menampilkan satu halaman penuh website haruslah cepat.

Tampilan website harus menarik.

Website harus dapat dinikmati oleh semua orang.

Harus memperharikan unsur privacy, dalam hal ini pengguna website.

e. Innovation

Inovasi dalam kaitan ini bukanlah sekedar merupakan aspek tambahan

belaka mengingat banyak ide-ide kreatif dari para pembuat website yang secara

langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan konteks pengguna website

bagi pengunjungnya. Intinya, sejalan dengan kemajuan teknologi, pemerintah

harus secara kreatif dari hari kehari berinovasi mengembangkan website-nya agar

semakin menarik dan bermanfaat, sehingga masyarakat selalu setia mengakses

website yang dimiliki oleh pemerintahnya.

2.2.2 Good Governance

Keterbukaaan informasi merupakan salah satu indikator terwujudnya good

governance. Pada dasarnya konsep good governance memberikan rekomendasi

pada sistem pemerintahan yang menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga

negara baik di tingkat pusat maupun daerah, sektor swasta, dan masyarakat

madani (civil society). Good governance berdasar pandangan ini berarti suatu

kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh

pemerintah, masyarakat madani, dan sektor swasta. Kesepakatan tersebut

mencakup keseluruhan bentuk mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana

warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya, menggunakan

hak hukum, memenuhi kewajiban, dan menjembatani perbedaan diantara mereka.

Santosa menjelaskan bahwa governance sebagaimana didefinisikan UNDP adalah

pelaksanaan politik, ekonomi dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah

bangsa. Pelaksanaan kewenangan tersebut bisa dikatakan baik (good atau sound)

jika dilakukan dengan efektif dan efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat,

dalam suasana demokratis, akuntabel serta transparan (Santosa dalam Tim ICCE

UIN, 2005)

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 53: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

37

Universitas Indonesia

Selanjutnya good governance menurut UNDP (1997:3) adalah:

…good governance among other things, participatory, transparent and

accountable. It is also objective andequitable and it promotes the rule of law.

Good governance ensures that political, social and economic priorities are based

consensus able are heard in decicion-making over the allocation of development

resources.

Berdasarkan pengertian tersebut, good governance berorientasi pada:

pertama, orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional;

kedua, pemerintahan yang berfungsi secara ideal yaitu secara efektif dan efisien

dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Orientasi pertama mengacu

pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara dengan elemen-elemen

konstituennya seperti: legitimacy (apakah pemerintah dipilih dan mendapat

kepercayaan rakyatnya), accountability, securing of human rights autonomy,

devolution of power dan assurance of civilitation control. Sedangkan orientasi

kedua tergantung pada sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi dan

sejauh mana struktur dan mekanisme politik serta administratif berfungsi secara

efektif dan efisien.

Sementara itu, OECD dan Bank Dunia mensinonimkan good governance

dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung

jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah

alokasi dana investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik

maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran, serta penciptaan legal and

political framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.

Kendati diawali oleh tawaran badan-badan internasional, namun cita good

governance kini sudah menjadi bagian diskusi serius dalam wacana

pengembangan paradigma birokrasi dan pengembangan kedepan. Sementara

dalam bukunya, Tim ICCE UIN menyebutkan bahwa Lembaga Administrasi

Negara (LAN) telah menyimpulkan sembilan aspek fundamental dalam

perwujudan good governance, yaitu:

a. Partisipasi (participation)

Semua warga masyarakat berhak terlibat dalam pengambilan keputusan,

baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 54: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

38

Universitas Indonesia

kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan

kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk

berpartisipasi secara konstruktif. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam

seluruh aspek pembangunan, termasuk dalam sektor-sektor kehiidupan sosial

lainnya selain kegiatan politik, maka regulasi birokrasi harus diminimalisir.

Paradigma birokrasi sebagai center for public service harus diikuti dengan

deregulasi berbagai aturan, sehingga proses sebuah usaha dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien. Tidak cukup hanya dengan itu, aparatur pemerintah juga harus

mengubah paradigma dari penguasa birokrat menjadi pelayan masyarakat (public

server), dengan memberikan pelayanan yang baik, memiliki perhatian yang

humanis terhadap client-nya, memberikan pelayanan yang efisien, tepat waktu

serta dengan biaya murah, sehingga mereka memiliki legitimasi dari masyarakat.

Inilah berbagai persyaratan utama untuk mewujudkan cita good governance dalam

konteks memperbesar partisipasi masyarakat. Karena tidak mungkin sebuah

bangsa akan maju dengan cepat, tanpa partisipasi penuh dari warganya.

b. Penegakan hukum (rule of law)

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan

kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum. Tanpa diimbangi

oleh sebuah hukum dan penegakannya yang kuat, partisipasi akan berubah

menjadi proses politik yang anarkis. Ditambahkan pula bahwa pelaksana

kenegaraan dan pemerintahan juga harus ditata oleh sebuah sistem dan aturan

hukum yang kuat serta memiliki kepastian.

c. Transparansi (transparency)

Salah satu yang menjadi persoalan bangsa di akhir masa orde baru adalah

merebaknya kasus-kasus korupsi yang berkembang sejak awal masa rezim

kekuasaannya. Korupsi sebagai tindakan, baik dilakukan individu maupun

lembaga yang secara langsung merugikan negara, merupakan salah satu yang

harus dihindari dalam upaya menuju cita good governance, karena selain

merugikan negara, korupsi bisa menghambat efektifitas dan efisiensi proses

birokrasi dan pembangunan sebagai ciri utama good governance.

Salah satu yang dapat menghambat dan memberi ruang gerak kegiatan

korupsi adalah manajemen pemerintahan yang tidak transparan. Pihak IMF

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 55: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

39

Universitas Indonesia

memang sangat serius dalam mempertahankan kebijakan pemberantasan korupsi

untuk membantu proses recovery ekonomi, karena walaupun sudah menjadi

fenomena universal, tetapi di Indonesia, korupsi sudah menimbulkan efek

metastarik, yakni penyebaran ke seluruh elemen birokrasi pemerintahan, dari

puncak pimpinan sampai pada pegawai yang paling rendah sekalipun.

Gaffar mengemukakan delapan aspek mekanisme pengelolaan negara yang

harus dilakukan secara transparan, yaitu:

Penetapan posisi, jabatan atau kedudukan

Kekayaan pejabat publik

Pemberian penghargaan

Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan

Kesehatan

Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik

Keamanan dan ketertiban

Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat

d. Responsif (responsiveness)

Salah satu asas fundamental menuju cita good governance adalah

responsive, yakni pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan-

persoalan masyarakat. Gaffar menegaskan bahwa pemerintah harus memahami

kebutuhan masyarakatnya, jangan mengganggu mereka menyampaikan keinginan-

keinginannya itu, tapi mereka secara proaktif mempelajari dan menganalisa

kebutuhan-kebutuhan mereka, untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan

strategis guna memenuhi kepentingan umum tersebut. Sesuai dengan asas

responsif, maka setiap unsur pemerintah harus memiliki dua etik, yakni etik

individual dan etik sosial. Kualifikasi etik individual menuntut mereka agar

memiliki kriteria kapabilitas dan loyalitas profesional. Sedangkan etik sosial

menuntut mereka agar memiliki sensitifitas terhadap berbagai kebutuhan publik.

e. Konsensus (consensus orientation)

Asas fundamental lain yang juga harus menjadi perhatian pemerintah

dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahannya menuju cita good governance

adalah pengambilan keputusan secara konsensus, yakni pengambilan putusan

melalui putusan melalui proses musyawarah dan semaksimal mungkin berdasar

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 56: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

40

Universitas Indonesia

kesepakatan bersama. Cara pengambilan keputusan tersebut selain dapat

memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak juga dapat menarik komitmen

komponen masyarakat sehingga memiliki legitimasi untuk melahirkan coercive

power (kekuatan memaksa) dalam upaya mewujudkan efektifitas pelaksanaan

keputusan. Pelaksanaan prinsip pada praktiknya sangat terkait erat dengan

tingakat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemerintahan, kultur demokrasi,

serta tata aturan dalam pengambilan kebijakan yang berlaku dalam sebuah sistem.

f. Kesetaraan dan keadilan (equity)

Terkait dengan consensus, transparansi dan responsive, good governance

juga harus didukung dengan asas equity, yakni kesamaan dalam perlakuan

(treatment) dan pelayanan. Asas ini dikembangkan berdasarkan pada sebuah

kenyataan bahwa bangsa Indonesia ini tergolong bangsa yang plural, baik dilihat

dari segi etnik, agama dan budaya. Pluralisme ini tentu saja pada satu sisi dapat

memicu masalah apabila dimanfaatkan dalam konteks kepentingan sempit seperti

primordialisme, egoisme, dan sebagainya. Oleh karena itu, prinsip equity harus

diperhatikan agar tidak memunculkan ekses yang tidak diinginkan dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Sebagai sebuah bangsa yang beradab, dan terus berupaya menuju cita good

governance, proses pengelolaan pemerintahan itu harus memberikan peluang,

kesempatan, pelayanan, dan treatment yang sama dalam koridor kejujuran dan

keadilan. Tidak ada seorang atau sekelompok orang pun yang teraniaya dan tidak

memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintahan seperti ini

akan memperoleh legitimasi yang kuat dari publik dan akan memperoleh

dukungan serta partisipasi yang baik dari masyarakat.

g. Efektifitas dan efisiensi

Disamping harus memperhatikan beragam kepentingan dari berbagai

lapisan dan kelompok sosial sebagaimana ditekankan pada asa equity,

pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektifitas dan efisiensi,

yakni berdaya guna dan berhasil guna. Kriteria efektifitas biasanya diukur dengan

parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan

masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Sedangkan efisiensi

biasanya diukur dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 57: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

41

Universitas Indonesia

kebutuhan semua masyarakat. Semakin kecil biaya yang terpakai untuk

kepentingan yang terbesar, maka pemerintahan itu termasuk dalam kategori

pemerintahan yang efisien. Cita itulah yang menjadi tuntutan dalam upaya

mewujudkan cita good governance.

Agar pemerintahan itu efektif dan efisien, maka para pejabat perancang

dan pelaksana tugas-tugas pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan-

perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dari masyarakat, secara rasional

dan terukur. Dengan perencanaan yang rasional tersebut, maka harapan partisipasi

masyarakat akan dapat digerakkan dengan mudah, karena program-program itu

menjadi bagian dari kebutuhan mereka. Kemudian untuk memperoleh partisipasi

yang besar, para aparatur serta pejabat pemerintahan juga harus bersikap terbuka

dan memberikan kesempatan pelayanan kepada mereka dengan baik dan mudah.

Selain itu, pemerintahan juga harus mampu menekan ancaman-ancaman eksternal

yang dapat mengganggu stabilitas politik dan keamanan, karena tanpa rasa aman

yang tinggi, partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan sangat sulit

diharapkan secara optimal.

h. Akuntabilitas (accountability)

Asas akuntabilitas menjadi perhatian dan sorotan pada era reformasi ini,

karena kelemahan pemerintahan Indonesia justru dalam kualitas akuntabilitasnya.

Asas akuntabilitas berarti pertanggungjawaban pejabat publik terhadap

masyarakat yang memberinya delegasi dan kewenangan untuk mengurusi

berbagai urusan dan kepentingan mereka. Setiap pejabat publik dituntut untuk

mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas

sikapnya terhadap masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas akuntabilitas

dalam upaya mewujudkan cita good governance.

Pengembangan asas akuntabilitas dalam kerangka good governance tiada

lain agar para pejabat atau unsur-unsur yang diberi kewenangan mengelola urusan

publik itu senantiasa terkontrol dan tidak memiliki peluang melakukan

penyimpangan untuk melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dengan

asas ini mereka terus memacu produktifitas profesionalnya sehingga berperan

besar dalam memenuhi berbagai aspek kepentingan publiknya.

i. Visi strategis (strategic vision)

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 58: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

42

Universitas Indonesia

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi

masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka

perwujudan good governance, karena perubahan dunia dengan dengan kemajuan

teknologinya yang begitu cepat. Bangsa-bangsa yang tidak memiliki sensitifitas

terhadap perubahan serta prediksi perubahan ke depan, tidak saja akan tertinggal

oleh bangsa lain di dunia, tapi juga akan terperosok pada akumulasi kesulitan,

sehingga proses recovery-nya tidak mudah.

2.2.3 Transparansi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Buku Pedoman

Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional & Departemen Dalam Negeri, 2002, hal. 18,

mendefinisikan transparansi sebagai prinsip yang menjamin akses atau kebebasan

bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan

pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Dalam hal ini masyarakat sebagai

stakeholder pemerintah memilki hak yang dijamin untuk mengakses dan

mendapatkan keterangan dan informasi mengenai aktifitas pemerintahan.

Terutama mengenai pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang ditujukan bagi

masyarakat.

Selain itu, transparansi juga dapat didefinisikan sebagai adanya kebijakan

terbuka bagi suatu tindak ataupun mekanisme pengawasan. Pelaksananaan

transparansi erat kaitannya dengan penyediaan informasi. Dan informasi yang

dimaksud adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang

dapat dijangkau oleh publik. Keterbukaan informasi diharapkan akan

menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat

berdasarkan pada preferensi publik (Rochman, 2000:151). Dengan dibuat dan

dilaksanakannya suatu kebijakan yang berdasarkan pada preferensi publik,

diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kebijakan dan pelayanan

publik yang ditandai dengan kepuasan masyarakat.

Dalam hal pengawasan, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu

(1) adanya bentuk komunikasi publik yang dilakukan oleh pemerintah, dan (2)

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 59: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

43

Universitas Indonesia

pemenuhan hak masyarakat terhadap akses informasi (Buku Pedoman Penguatan

Pengamanan Program Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Departemen Dalam Negeri, 2002, hal. 60). Kedua hal tersebut akan

sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya.

Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi. Komunikasi

publik menuntut usaha afirmatif atau positif dari pemerintah untuk membuka dan

mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan.

Transparansi juga harus mampu menyeimbangkan kebutuhan akan

kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak

privasi individu. Hal ini dikarenakan pemerintahan menghasilkan data dalam

jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi profesional, bukan untuk

membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan

keputusan-keputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan

dari setiap kebijakan yang diambil tersebut.

Dalam hal transparansi pemerintahan, media massa juga memiliki peranan

yang sangat penting, baik sebagai sebuah kesempatan untuk berkomunikasi pada

publik maupun menjelaskan berbagai informasi yang relevan. Selain itu, media

massa juga berperan sebagai ―watchdog‖ atas berbagai aksi pemerintah dan

perilaku menyimpang dari para aparat birokrasi. Dan untuk merealisasikan

penerapan fungsi tersebut, media membutuhkan adanya kebebasan pers. Media

massa dapat terbebas dari intervensi yang berasal dari pemerintah maupun

kepentingan bisnis.

Keterbukaan membawa konsekuensi adanya kontrol yang berlebih-lebihan

dari masyarakat dan bahkan oleh media massa. Oleh karena itu, kewajiban akan

keterbukaan harus diimbangi dengan nilai pembatasan, yang mencakup kriteria

yang jelas dari para aparat publik tentang jenis informasi apa saja yang mereka

berikan dan pada siapa informasi tersebut diberikan.

Untuk mengukur prinsip transparasi, dapat menggunakan sejumlah indikator

seperti:

a. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari

semua proses-proses pelayanan publik.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 60: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

44

Universitas Indonesia

b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang

berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses di dalam

sektor publik.

c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi

maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani.

Keterbukaan pemerintah atas berbagai aspek pelayanan publik, pada

akhirnya akan membuat pemerintah menjadi pihak yang bertanggung jawab

terhadap semua stakeholders yang memiliki kepentingan dengan proses maupun

kegiatan dalam sektor publik. Holders of public office should be as open as

possible about all the decisions and actions that they take. They should give

reasons for their decisions and restrictinformation only when the wider public

interest clearly Demands (Minogue, 1998). Berdasarkan rumusan tersebut, maka

pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan keterbukaan informasi yang

mencakup:

a. Memberikan fakta dan analisis tentang keputusan-keputusan kebijakan.

b. Menjelaskan alasan-alasan dari keputusan-keputusan administratif.

c. Membuka informasi ―guidelines internal‖ tentang cara-cara bagian

tersebut berhubungan dengan publik.

d. Menyediakan informasi tentang biaya, target dan performa dari pelayanan

publik dan prosedur-prosedur untuk mengeluh dan mengadu.

e. Memenuhi permintaan informasi khusus.

Adanya mekanisme transparansi secara tidak langsung membuat suatu

lembaga beroperasi sesuai dengan peraturan yang ada dan berlaku.

Operasionalisasi aturan yang berlaku dari suatu lembaga, umumnya memiliki

dampak positif, yakni mencegah dan melawan terjadinya tindak kecurangan dan

penyelewengan berupa korupsi atapun penyuapan. One of the requirements of

corporate transparency is that a company disclose whether it has a code of

conduct containing specific rules designed to combat bribery what the contents of

that code are and evaluations of internal controls and its performance in

implementing the code. Doing so allows a company to be held to account if it does

not meet its self-imposed standards (Fletcher, 1999:33).

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 61: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

45

Universitas Indonesia

Selain itu, mekanisme praktik transparansi juga diperoleh melalui penataan

peratuan yang jelas seperti yang diharapkan dari kinerja birokrat dalam

menyelesaikan permasalahan atau “setting unambiguous rules on what is

expected of public employees in order to resolve this conflicting situation”.

Menempatkan standar dalam praktik dinyatakan dengan (Levy, 2001):

a. socialization: pelatihan komunikasi dan konseling.

b. enforcement: sistem pengungkapan mendeteksi dan menghukum mereka

yang tidak memenuhi standar yang dinyatakan.

Selain itu, transparansi juga merujuk pada ketersediaan informasi pada

masyarakat umum dan kejelasan (clarity) tentang peraturan, undang-undang, dan

keputusan pemerintah yang dibuat untuk masyarakat. Dan untuk menilainya dapat

menggunakan indikator seperti (Asian Development Bank, 1999:7-13):

1) Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu (accurate and

timely) tentang kebijakan ekonomi dan pemerintahan yang sangat

penting bagi pengambilan keputusan ekonomi oleh para pelaku

swasta. Data tersebut harus bebas didapat dan siap tersedia (freely and

readily available).

2) Aturan dan prosedur yang “simple, straightforward and easy to

apply” untuk mengurangi perbedaan dalam interpretasi.

Sedangkan menurut Transparency International, Undang-Undang

Freedom of Information (FOI) bukan hanya mengatur tentang hak publik untuk

mengakses informasi akan tetapi juga menekankan pada komitmen pemerintah

untuk memfasilitasi akses tersebut. Dalam undang- undang ini dimuat aturan yang

menunjukkan bahwa sebuah kantor pemerintahan diharuskan untuk

mempublikasikan informasi yang berhubungan dengan:

a. Struktur, fungsi dan operasi.

b. Kinerja yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.

c. Rancangan akses.

d. Prosedur internal yang digunakan oleh kantor tersebut dalam melakukan

pelayanan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 62: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

46

Universitas Indonesia

Data-data dan informasi yang disediakan oleh sebuah kantor pemerintahan

juga seharusnya meliputi informasi mengenai sebuah kebijakan yang diambil

pemerintah yang ditujukan bagi masyarakat. Dengan lingkup keterbukaan pada

tekanan kebutuhan masyarakat mengenai masalah yang harus diselesaikan oleh

kebijakan tersebut, tahap penyusunan hingga pada pelaksanaan kebijakan tersebut.

Openness about policy intentions, formulations and implementations.

(Organization for Economic Cooperation and Development).

Menurut Dey (2001), access to information is the ability citizens to obtain

information about the past, present, and future activities of the state. The phrase

“freedom of information” is also widely used when referring to the ability of

individuals to gain access to information in the possession of the state. Access to

information is fundamentally about the quality of information available from the

state, not the quantity. It has been argued that access to information is an

essential element of democratic government. That is, for democracy to flourish,

citizens must be adequately informed about the operations and policies of their

government. Atau yang diartikan dengan transparansi seharusnya dapat menjadi

kemampuan bagi masyarakat untuk dapat mendapatkan informasi mengenai apa

yang telah, sedang, dan akan dilakukan negara terkait kebijakan publik bagi

masyarakat. Hal ini menjadi penting dikarenakan kemampuan dan ketersediaan

sarana bagi masyarakat untuk mengakses informasi secara berkualitas merupakan

kebutuhan yang fundamental, terutama dalam menjalankan demokrasi..

Keterbukaan informasi selayaknya benar-benar dapat bersifat adil dan

tidak diskriminatif terhadap siapapun masyarakat yang hendak mengaksesnya.

Keterbukaan informasi yang berkenaan dengan perencanaan, penganggaran, dan

monitoring serta evaluasi program, yang mudah diakses oleh masyarakat pada

umumnya dan kalangan marjinal dan perempuan pada khususnya (Kemitraan bagi

Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia). Dengan demikian, transparansi pada

prinsipnya dapat menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk

memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi

tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang

dicapai (Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah,

Bappenas dan Depdagri 2002, hal. 18)

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 63: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

47

Universitas Indonesia

Lalolo dalam artikelnya yang berjudul Indikator dan Alat Ukur Prinsip

Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi menurunkan definisi-definisi di atas

dalam matriks indikator dan alat ukur dari transparansi. Seperti yang ditampilkan

dalam tabel berikut:

Tabel 2.3

Indikator dan Alat Ukur Transparansi

INDIKATOR ALAT UKUR

Penyediaan informasi yang jelas

tentang prosedur- prosedur, biaya-biaya

dan tanggung jawab

Publikasi kebijakan publik melalui

alat-alat komunikasi:

- annual reports

- brosur

- leaflet

- pusat informasi

- telepon bebas pulsa

- liputan media

- iklan layanan masyarakat

- website

- papan pengumuman

- koran lokal

Kemudahan akses informasi Informasi yang disajikan :

- acuan pelayanan

- perawatan data

- laporan kegiatan publik

- prosedur keluhan

Menyusun suatu mekanisme pengaduan

jika ada peraturan yang dilanggar atau

permintaan untuk membayar uang suap

Penanganan keluhan :

- berita-berita kota di media massa

dan lokal

- notice of response

- personil

- limit waktu respon

- opinion pools & survei tentang

isu-isu kebijakan publik

- komentar dan catatan untuk draft

kebijakan dan peraturan

- service users surveys

Meningkatkan arus informasi melalui

kerjasama dengan media massa dan

lembaga non pemerintahan

Institusi dan organisasi daerah:

- Bawasda

- Kantor PMD/BPM

- Kantor Humas

- Dinas Kominfo

- Forum Lintas Pelaku Pertemuan

Masyarakat

- Mimbar rakyat Sumber: www.bappenas.go.id

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 64: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

48

Universitas Indonesia

Transparansi dalam keterbukaan informasi merupakan

salah satu prinsip yang terkandung dalam tata kelola pemerintahan yang baik,

(good governance) dan sangat erat hubungannya dengan keterbukaan informasi

adalah prinsip transparansi. Keterbukaan informasi diharpakan dapat

menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan pemerintah

dibuat berdasarkan preferensi publik. Transparansi sendiri bermakna tersedianya

informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu tentang kebijakan publik dan

proses pembentukannya. Namun, Lembaga Administrasi Negara (2004:22)

mendefinisikan transparansi sebagai adanya upaya untuk menciptakan

kepercayaan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui penyediaan

informasi di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Selain itu,

transparansi menurut Solihin (2006:10) berarti akses atau kebebasan bagi setiap

orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan dan

berbagai kebijakan publik. Menurut Solihin (2006:11) indikator minimal suatu

lembaga dapat dikatakan transparan antara lain:

a. Tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan

dan implementasi kebijakan publik.

b. Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau, bebas

diperoleh, dan tepat waktu.

Solihin (2006:11) juga mengungkapkan perangkat pendukung indikator

minimal suatu lembaga dapat dikatakan transparan antara lain, peraturan yang

menjamin hak untuk mendapatkan informasi, pusat/balai informasi, website, (e-

government, e-procurment, dan sebagainya), iklan layanan masyarakat, media

cetak, dan pengumuman.

Konsep transparansi dalam pelayanan publik menunjukkan pada suatu

keadaan dimana segala aspek dari proses penyelenggaraan pelayanan bersifat

terbuka dan dapat diketahui dengan mudah oleh pengguna dan stakeholders yang

membutuhkan. Jika segala aspek proses penyelenggaraan pelayanan seperti

persyaratan, biaya, dan waktu yang diperlukan, cara pelayanan serta hak dan

kewajiban penyelenggara dan pengguna layanan dipublikasikan secara terbuka

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 65: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

49

Universitas Indonesia

sehingga mudah diakses dan dipahami oleh publik, maka praktik penyelenggaraan

pelayanan itu dapat dinilai memiliki transparansi yang tinggi.

Sementara Dwiyanto (2008:243) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga

indikator yang dapat digunakan untuk mengukur transparansi pelayanan publik,

yaitu: pertama, mengukur tingkat keterbukaan proses pelayanan publik, termasuk

persyaratan, biaya, dan waktu yang diperlukan serta cara pelayanan. Kedua,

menunjukkan pada seberapa mudah peraturan dan prosedur pelayanan dapat

dipahami oleh pengguna dan stakeholders yang lain. Ketiga, kemudahan untuk

memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan

publik.

Prinsip transparansi memliki dua aspek yaitu, komunikasi publik oleh

pemerintah dan hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sulit

dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen

kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi. Transparansi harus seimbang

dengan kebutuhan dan kerahasiaan lembaga maupun informasi yang

mempengaruhi hak-hak privasi individu. Pemerintahan menghasilkan data dalam

jumlah yang besar, maka dibutuhkan petugas informasi yang profesional untuk

menyebarluaskan keputusan-keputusan yang penting kepada masyarakat serta

menjelaskan alasan dari setiap kebijakan tersebut.

Solihin (2006:13) mengungkapkan isu strategis penerapan prinsip

tansparansi antara lain:

a. Lemahnya komitmen aparat untuk melakukan transparansi.

b. Belum semua peraturan yang memuat ketentuan mengenai transparansi

dilengkapi dengan ketentuan mengenai sanksinya.

c. Rendahnya pemahaman dan kemampuan sumber daya manusia dalam

menjalankan transparansi.

d. Belum jelasnya batasan-batasan transparansi.

e. Rendahnya kesadaran hak dan kewajiban masyarakat mengenai

penerapan transparansi.

Dalam praktiknya, transparansi sebagai suatu proses juga memiliki

beberapa instrumen, yaitu:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 66: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

50

Universitas Indonesia

Pemerintah perlu proaktif memberikan informasi lengkap tentang

kebijakan dan layanan yang disediakan kepada masyarakat.

Pemerintah perlu mendayagunakan berbagai jalur komunikasi seperti

melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui koran, radio serta televisi

lokal.

Pemerintah perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang tata cara

mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk

informasi yang dapat diakses masyarakat ataupun bentuk informasi

yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, lama

waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan apabila

informasi tidak sampai kepada masyarakat.

Peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan informasi.

Fasilitas database dan sarana informasi dan komunikasi.

Petunjuk penyebarluasan produk-produk dan informasi yang ada di

penyelenggara pemerintah.

Prosedur pengaduan

Berikut adalah beberapa indikator lain yang dimiliki oleh transparansi

(Teguh Kurniawan, Bahan Ajar):

Bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap

penyelenggara pemerintahan.

Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.

Meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam

pembangunan.

Berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan.

Keterbukaan informasi dikaitkan dengan pelaksanaaan melaksanakan

suatu proses dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi yang material dan

relevan, maka perlu diketahui apa definisi dari informasi itu sendiri. Information

is data that has been processed into a form that is meaningfull to the receipt and

is of real or perceived value in current or prospective decisions (Davies, 1993:27)

Definisi umum untuk ―informasi‖ dalam pelaksanaan sistem informasi

adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya yang bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 67: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

51

Universitas Indonesia

mendatang. Definisi tersebut menekankan kenyataan bahwa data harus diproses

dengan cara-cara tertentu untuk menjadi informasi dalam bentuk dan nilai yang

berguna bagi pemakai.

Dari sekian banyak informasi yang ada, tidak semua memiliki kualitas atau

nilai yang baik yang dapat dimanfaatkan bagi penggunanya. Nilai informasi

berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi

menjadi tidak diperlukan. Secara umum, menurut Amsyah (2000:315) informasi

memiliki nilai atau manfaat yaitu untuk membantu memberi penjelasan dari suatu

ketidakpastian atau untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, sehingga manusia

dapat membuat suatu keputusan dengan kepastian yang lebih baik dan

menguntungkan. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Amsyah, 2000

Gambar 2.2 Nilai Informasi

Dari gambar diatas, dapat dikatakan bahwa informasi adalah alat bantu

untuk mengurangi ketidakpastian. Maka makin besar bantuannya untuk

mengurangi ketidakpastian tersebut, makin tinggi nilai informasi itu (Moekijat,

1993:24). Gregory dan Van Horn dalam Stoner (1986:293) telah menyatakan

bahwa nilai informasi tergantung kepada empat faktor: mutu, ketepatan waktu,

kelengkapan, dan relevansinya dengan kemampuan manajemen untuk mengambil

tindakan.

- Mutu informasi. Manfaat informasi adalah untuk membantu memberi

kejelasan dari sesuatu ketidakpastian atau untuk mengurangi

Informasi keluaran

dari hasil pengolahan

Tindakan yang

menguntungkan Keputusan

Pembuatan keputusan

Teknik pembuatan

keputusan

Ketidakpastian

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 68: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

52

Universitas Indonesia

ketidakpastian tersebut, sehingga manusia dapat membuat suatu keputusan

dengan kepastian yang lebih baik dan menguntungkan. Akan tetapi, untuk

menilai mutu informasi, harus membandingkan fakta-fakta yang

dilaporkan dengan kenyataan yang sebenarnya. Semakin akurat informasi

itu, maka semakin tinggi pula mutunya dan semakin amanlah informasi

tersebut untuk diandalkan dalam mengambil keputusan. Namun pada

umumnya, biaya untuk memperoleh informasi akan meningkat kalau mutu

informasi yang diinginkan menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, informasi

bukanlah komoditi yang dapat diperoleh dan dikelola secara gratis.

Hendaknya diperhitungkan seefisien dan seefektif mungkin biaya yang

harus dikeluarkan untuk informasi dengan keuntungan yang diperoleh dari

penggunaannya.

- Ketepatan waktu informasi (timeless). Ketepatan waktu merupakan

karakteristik informasi lainnya yang penting. Bukan hanya bernilai baru

atau lama, tetapi ketepatan waktu setidaknya ada pada saat informasi

diperlukan. Walaupun informasi yang diberikan akurat, namun jika pada

saat diterima atau diketahui terlambat, sudah tidak berguna lagi. Jika

informasi diperlukan sewaktu-waktu maka diharapkan informasi tersebut

dapat disediakan secepat waktu yang diperlukan.

- Kelengkapan (complete). Kadang-kadang pihak yang membutuhkan

informasi menghadapi suatu keputusan yang harus dibuat dengan

informasi yang teliti, waktu yang tepat tetapi informasinya tidak lengkap.

Ketidaklengkapan informasi yang ada tersebut seringkali menyebabkan

kegiatan yang memerlukan pengambilan keputusan secara cepat menjadi

tertunda. Seseorang akan sulit mengambil keputusan yang akurat dan tepat

waktu tanpa informasi yang cukup. Oleh karena itu, kelengkapan

informasi juga merupakan faktor yang penting bagi suatu informasi.

- Kesesuaian (relevancy). Informasi yang bernilai tinggi tentu saja

mempersyaratkan pula unsur-unsur relevansi/kesesuaian. Informasi

hendaknya sesuai dengan keperluan pekerjaan atau keperluan manajemen.

Informasi yang diterima harus ada keterkaitan dengan tanggung jawab dan

tugas-tugas pihak yang bersangkutan atau sesuai dengan tujuan yang akan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 69: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

53

Universitas Indonesia

dicapai. Data yang sama seringkali perlu diolah secara berbeda untuk

memperoleh informasi yang sesuai dengan keperluan unit masing-masing.

Apabila keempat faktor tersebut dapat dipenuhi, maka suatu informasi

dapat dikategorikan memiliki nilai yang tinggi, sehingga kemudian semakin besar

pula pengorbanan yang harus dilakukan untuk memperoleh informasi yang

memiliki nilai tinggi tersebut.

Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh informasi dan perlu

adanya jaminan untuk mewujudkan hak tersebut dalam menciptakan

pemerintahan terbuka. Pemerintah terbuka adalah suatu kondisi dimana

penyelenggaraan pemerintah dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan

partisipatif.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 70: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

54

Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah strategi yang dipilih untuk mengamati,

mengumpulkan informasi, dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian

(Prasetyo dan Jannah, 2005:32). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan positivis. Pendekatan positivis mengutamakan validitas,

reliabilitas, dan objektivitas serta ahistoris dan nomotetik (Hidayat, 2006:136).

Pendekatan ini digunakan peneliti untuk mencapai pemahaman yang mendalam

dan komprehensif mengenai fakta-fakta sosial yang ada dengan menggunakan alur

berpikir deduktif dengan menurunkan teori awal yang ada. Dengan menggunakan

pendekatan positivis tersebut, peneliti mencoba menganalisis bagaimana

penerapan portal Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan keterbukaan informasi

publik. Selain itu, peneliti bersifat bebas nilai atau objektif dalam memandang

suatu gejala dan hanya melihat faktor-faktor yang krusial yang berkaitan dengan

teori yang peneliti gunakan.

3.2 Jenis Penelitian

Prasetyo dan Jannah (2008:38) mengkategorikan jenis penelitian

berdasarkan empat klasifikasi yaitu berdasarkan manfaat penelitian, berdasarkan

tujuan penelitian, berdasarkan dimensi waktu, dan berdasarkan teknik

pengumpulan data. Berdasarkan manfaat penelitian, maka penelitian ini tergolong

pada penelitian murni karena penelitian ini dalam konteks akademis dan memiliki

tingkat abstraksi yang tinggi. Selain itu, penelitian murni ditujukan untuk

pemenuhan kebutuhan peneliti sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk

menentukan permasalahan yang ingin diteliti. Hal ini seperti penuturan Patton

(2002:215) ―basic researchers work to generate new theories or test existing

theories‖. Borg and Gall (1988) juga menyatakan bahwa penelitian murni

bertujuan ―to discover new knowledge about fundemental phenomena‖ (Sugiyono,

2009:4).

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 71: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

55

Universitas Indonesia

Berdasarkan tujuan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena

peneliti mencoba menggambarkan fenomena atau gejala yang dalam hal ini

fenomena tersebut penerapan portal Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan

keterbukaan informasi publik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Prasetyo dan

Jannah (2008:38) ―penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang

lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena‖. Babbie (1998) juga

mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif ―is to describe situations and events.

The researcher observes and the describes what was observed‖.

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini termasuk penelitian cross-

sectional karena penelitian ini hanya dilakukan pada satu waktu tertentu dan tidak

melakukan perbandingan. Hal ini senada dengan pendapat Prasetyo dan Jannah

(2008:45), ―penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu

tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak

akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan‖.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Babbie (1998) ―many research projects are

designed to study some phenomenon by taking a cross section of it at one time and

analyzing that cross section carefully‖. Berdasarkan teknik pengumpulan data

maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif di mana peneliti

melakukan studi lapangan dan studi dokumen sebagai instrumen pengumpulan

data.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulsn Data

Teknik pengumpulan data penting untuk menentukan ketepatan hasil yang

diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

kualitatif yang terdiri dari studi lapangan dan studi dokumen, sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data primer mengenai

penggunaan website www.mahkamahagung.go.id sebagai penerapan e-

government dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik di Mahkamah

Agung. Data primer diperoleh secara langsung dari sejumlah informan melalui

teknik wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) atau lebih dikenal

dengan wawancara mendalam. Johnstone (2007) mendefiniskan wawancara

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 72: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

56

Universitas Indonesia

sebagai ―a series of questions by an interviewer and a series of responses from a

subject. Interviews can range from structured to semi-structured to unstructured;

the level of structure is an important design choice‖ (Neergaard and Ulhøi,

2007:109). Wawancara tidak berstruktur sendiri mirip dengan percakapan

informal. Wawancara ini bersifat luwes, susunan kata-kata dalam setiap

pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara (Mulyana, 2003). Dengan teknik

ini, peneliti mempersiapkan diri terlebih dahulu pedoman wawancara berupa poin-

poin pertanyaan yang akan diajukan untuk masing-masing informan yang terkait

dengan tema penelitian ini.

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang

terkait dengan penelitian ini, yaitu:

(a) Bapak Edy S (Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Urusan

Administrasi Mahkamah Agung RI). Narasumber merupakan pejabat

Mahkamah Agung yang bertugas dan memiiki kewenangan untuk

memberikan jawaban dan penjelasan terhadap permohonan informasi

mendalam mengenai Mahkamah Agung RI. Biro Hukum dan Humas

bertanggung jawab dalam mengelola informasi yang disediakan dalam

www.mahkamahgung.go.id.

(b) Bapak Joko Upoyo (Kepala Bagian Pemeliharaan Sistem Informasi

Mahkamah Agung RI). Narasumber merupakan pejabat Mahkamah

Agung yang bertugas dan berwenang dalam hal pemeliharaan sarana

dan prasarana serta sistem informasi di Mahkamah Agung RI. Beliau

juga termsuk dalam tim penyelenggara layanan e-government di

lingkungan Mahkamah Agung RI.

(c) Masyarakat pengakses layanan e-government Mahkamah Agung RI

yang terdiri dari Bapak Muhammad Heru Mahyudin Amd, SH, M.KN

(Pengacara dan Advokat O.C Kaligis & Associates) dan Kartika Putri

(Analis Media)

(d) Bapak Ir. Dana Indra Sensuse, M.LIS, Ph.D (akademisi dan Kepala

Laboratorium E-Government Fasilkom UI). Narasumber merupakan

salah satu anggota tim penyusun Pemeringkatan E-Government

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 73: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

57

Universitas Indonesia

Indonesia (PeGI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Informasi dan

Telekomunikasi (Kemenkominfo) RI.

(e) Ibu Siti Maryam Rodja, SH, Peneliti Lembaga Swadaya Masyarakat

(Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia). Narasumber

merupakan salah satu anggota dari tim peneliti PSHK Indonesia yang

pernah melakukan penelitian mengenai Pemetaan Implementasi

Teknologi Informasi di Mahkamah Agung RI yang dikeluarkan pada

tahun 2010.

(f) Muhammad Zaky (wartawan Kantor Berita Antara) dan Subqi Abdul

Qadir (Reporter dan News Gather Program Berita Liputan 6 SCTV).

Kedua narasumber merupakan wartawan dan news gather kategori

hardnews pada desk politik, penegakkan hukum dan pemerintahan.

2. Studi Dokumen

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi dokumen guna

mendapatkan data sekunder. Studi dokumen ini peneliti lakukan dengan membaca

literatur berupa buku-buku dan artikel dari internet terkait penrapan e-

government, laporan audit teknologi maupun data-data yang berasal dari

Mahkamah Agung RI berupa laporan tahunan MA RI tahun 2010, SK 1-

144/KMA/SK/1/2011 dan Google Analytical internal audit.

3.4 Lokasi Penelitian

Peneliti memilih lokasi penelitian di Mahkamah Agung RI karena

beberapa alasan sebagai berikut:

(a) Mahkamah Agung RI sebagai Lembaga Tinggi Negara yang menangani

peradilan tinggi. Hal ini dirasa strategis karena peradilan merupakan

bidang yang berkenaan dengan masyarakat;

(b) Mahkamah Agung telah lebih dulu memiliki peraturan mengenai

Keterbukaan Informasi Publik di kalangan Mahkamah Agung yakni

Surat Keputusan No. 144/KMA/SK/VII/2007 yang disahkan pada 28

Agustus 2007 (kemudian diperbaharui dengan terbitnya SK No. 1-

144/KMA/SK/I/2011 yang disahkan pada Januari 2011) dibandingkan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 74: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

58

Universitas Indonesia

dengan Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan

Informasi Publik yang disahkan pada tahun 2008.

(c) Mahkamah Agung RI merupakan prioritas pelaksanaan reformasi

birokrasi pada lembaga tinggi negara setingkat kementerian

(d) Mahkamah Agung RI menerapkan e-government yang bersentuhan

langsung dengan publiknya

3.5 Proses Penelitian

Proses penelitian menurut Neuman (2007:9-10) terdiri dari tujuh tahapan

yaitu select topic (menentukan topik), focus question (menentukan fokus

permasalahan), design study (menentukan bagaimana penelitian dilakukan),

collect data (mengumpulkan data di lapangan), analyze data (menganalisis data),

interpret data (menginterpretasikan data), dan inform others (menuliskan ke

dalam laporan). Setelah menentukan topik mengenai penerapan portal Mahkamah

Agung RI untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik, peneliti selanjutnya

menentukan permasalahan yang terkait yaitu bagaimana implementasinya

dikaitkan dengan teori yang relevan dan hambatannya. Peneliti kemudian

membuat rencana penelitian atau research design dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif dan metode kualitatif. Setelah rencana penelitian tersebut

disetujui maka peneliti mengumpulkan data di Mahkamah Agung RI, baik melalui

wawancara mendalam, observasi, maupun studi dokumen. Data yang telah

terkumpul tersebut selanjutnya peneliti analisis berdasarkan teori dari

Kaliontzoglou dan peneliti juga melakukan interpretasi data yang hasilnya peneliti

uraikan dalam bentuk laporan tertulis.

3.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian penerapan portal Mahkamah Agung RI

untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik ini, peneliti menghadapi

beberapa hambatan sebagai berikut:

1) Kelembagaan Mahkamah Agung RI yang sangat besar mengakibatkan

mekanisme birokrasi dan administrasi menjadi sangat lama dan tidak

jelas kewenangannya.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 75: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

59

Universitas Indonesia

2) Reformasi dan penggantian pejabat struktural di lingkungan

Mahkamah Agung per 1 Juni 2011 membuat proses wawancara

menjadi terhambat dikarenakan pelimpahan kewenangan yang tidak

jelas dan tumpang tindih.

3) Mahkamah Agung sedang menjadi sorotan utama kalangan media

terkait beberapa kasus kasasi yang sedang menjadi sorotan publik

yang mengakibatkan sikap internal yang agak tertutup dan sangat

berhati-hati pada pihak luar.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 76: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

60

Universitas Indonesia

BAB 4

GAMBARAN UMUM

4.1. Visi dan Misi Mahkamah Agung

Secara umum, relasi antara visi, misi, dan nilai-nilai utama Badan

Peradilan dapat dilihat di bawah ini. Pada prinsipnya, strategi yang digunakan

adalah usaha untuk mengelola institusi peradilan dengan lebih baik, dengan

harapan akan tumbuh kepercayaan masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan

pencari keadilan. Adapun visi Mahkamah Agung adalah:

“TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG”

Visi Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk pada

Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea keempat, sebagai tujuan

Negara Republik Indonesia. Badan Peradilan Indonesia yang Agung, secara ideal

dapat diwujudkan sebagai sebuah Badan Peradilan yang:

1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara independen, efektif, dan

berkeadilan.

2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang

dialokasikan secara proporsional dalam APBN.

3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas

dan terukur.

4. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang

sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan proporsional.

5. Mengelola sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang

aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.

6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan

kriteria obyektif, sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan

profesional.

7. Didukung pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi, dan

jalannya peradilan.

8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.

9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas,

dan transparansi.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 77: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

61

Universitas Indonesia

10. Modern dengan berbasis TI terpadu.

Mengingat pernyataan visi merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan

dalam jangkauan ke depan mengarah pada perspektif, maka dipandang perlu

untuk menjabarkan lebih lanjut dalam pernyataan misi agar dapat menjadi

pedoman penyelenggaraan program. Misi Mahkamah Agung dirumuskan dalam

rangka mencapai visinya, atau dengan kata lain, untuk mewujudkan pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi badan peradilan yang optimal. Seperti diuraikan di atas,

fokus dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan peradilan adalah

penyelenggaraan pengadilan, yaitu memutus suatu sengketa/menyelesaikan suatu

masalah hukum guna menegakkan hukum dan keadilan. Misi Mahkamah Agung

adalah:

1. Menjaga kemandirian badan peradilan;

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan;

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan;

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

Salah satu bentuk pelaksanaan misi Mahkamah Agung RI adalah melalui

opersionalisasi portal www.mahkamahagung.go.id. Melalui portal tersebut

disediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai pihak yang

berkepentingan, sekaligus publik dari Mahkamah Agung RI. Hal ini merupakan

bentuk nyata dari misi peningkatan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

melalui pelaksanaan mekanisme keterbukan informasi publik. Selain itu, melalui

mekanisme keterbukan informasi publik, misi Mahkamah Agung RI mengenai

pemberian pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan akan

dapat berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan, para pencari keadilan dapat

mendapatkan pelayanan hukum yang memadai apabila mendapatkan informasi

yang memadai mengenai hak dan kewajibannya di mata hukum serta mekanisme

pelayanan hukum dan peradilan yang dibutuhkannya.

4.2 Nilai-Nilai Utama Mahkamah Agung

Berdasarkan visi dan misi di atas, dikembangkanlah nilai-nilai utama

badan peradilan. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar perilaku seluruh warga

badan peradilan dalam upaya mencapai visinya. Pelaksanaan dari nilai-nilai ini

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 78: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

62

Universitas Indonesia

pada akhirnya akan membentuk budaya badan peradilan. Nilai-nilai yang

dimaksud, adalah:

1. Kemandirian Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 ayat (1) UUD 1945)

a. Kemandirian Institusional:

Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari intervensi

oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang

No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman).

b. Kemandirian Fungsional:

Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan tugas dan

fungsinya (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman). Artinya, seorang hakim dalam memutus perkara harus

didasarkan pada fakta dan dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari

pengaruh, tekanan, atau ancaman, baik langsung ataupun tak langsung, dari

manapun dan dengan alasan apapun juga.

2. Integritas dan Kejujuran (Pasal 24A ayat (2) UUD 1945; Pasal 5 ayat (2)

Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya. Perilaku

hakim yang jujur dan adil dalam menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan

kepercayaan masyarakat akan kredibilitas putusan yang kemudian dibuatnya.

Integritas dan kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.

3. Akuntabilitas (Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman)

Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan kekuasaan

kehakiman dengan profesional dan penuh tanggung jawab. Hal ini antara lain

diwujudkan dengan memperlakukan pihak-pihak yang berperkara secara

profesional, membuat putusan yang didasari dengan dasar alasan yang memadai,

serta usaha untuk selalu mengikuti perkembangan masalah-masalah hukum

aktual. Begitu pula halnya dengan aparatur peradilan, tugas-tugas yang diemban

juga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan profesional.

4. Responsibilitas (Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang No. 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 79: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

63

Universitas Indonesia

Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan, serta

berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat mencapai

peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Selain itu, hakim juga harus

menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang

hidup dalam masyarakat.

5. Keterbukaan (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 13 dan Pasal 52

Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin adanya perlakuan sama

di hadapan hukum, perlindungan hukum, serta kepastian hukum yang adil, adalah

dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi.

Informasi yang berkaitan dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan

mengenai hukum yang berlaku dan penerapannya di Indonesia.

6. Ketidakberpihakan (Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman)

Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya proses

peradilan yang jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu putusan yang

mempertimbangkan pendapat/kepentingan para pihak terkait. Untuk itu, aparatur

peradilan harus tidak berpihak dalam memperlakukan pihak-pihak yang

berperkara.

7. Perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945;

Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 52 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman)

Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak mendapat

perlakuan yang sama dari Badan Peradilan untuk mendapatkan pengakuan,

jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama

di hadapan hukum.

4.3 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Mahkamah Agung

Fungsi Peradilan

Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan

pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum

melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 80: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

64

Universitas Indonesia

undang-undang di seluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat, dan

benar.

Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung

berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir, semua

sengketa tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan kembali

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28,

29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985), dan

semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh

kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33

dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)

Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu

wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan di bawah

Undang-Undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya

(materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31

Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).

Fungsi Pengawasan

Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya

peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang

dilakukan pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar

dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan,

tanpa mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara

(Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-Undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14

Tahun 1970).

Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan terhadap pekerjaan

Pengadilan dan tingkah laku para hakim dan perbuatan pejabat pengadilan dalam

menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan

kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan

setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal

yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran,

dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan hakim (Pasal 32

Undang-Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985). Selain itu,

Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan terhadap penasehat hukum dan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 81: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

65

Universitas Indonesia

notaris sepanjang yang menyangkut peradilan (Pasal 36 Undang-Undang

Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985)

Fungsi Mengatur

Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan

bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum

cukup diatur dalam Undang-Undang tentang Mahkamah Agung sebagai

pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan

bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-Undang No.14

Tahun 1970, Pasal 79 Undang-Undang No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung

juga dapat membuat peraturan acara sendiri apabila dianggap perlu untuk

mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-Undang.

Fungsi Nasehat

Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-

pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37

Undang-Undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung

memberikan nasihat kepada presiden selaku kepala negara dalam rangka

pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-Undang Mahkamah Agung

No.14 Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar

Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan

kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada presiden selaku kepala

negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan

pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan

perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.

Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi

petunjuk kepada pengadilan disemua lingkungan peradilan dalam rangka

pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang No.14 Tahun 1970 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Pasal 38 Undang-Undang

No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).

Fungsi Administratif

Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan

Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 82: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

66

Universitas Indonesia

(1) Undang-Undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administratif, dan

finansial sampai saat ini masih berada di bawah departemen yang bersangkutan,

walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah

dialihkan di bawah kekuasaan Mahkamah Agung.

Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,

susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-Undang No.

35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).

Fungsi Lain-Lain

Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa, dan mengadili serta

menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-Undang Nomor 14

Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain

berdasarkan Undang-Undang.

Mahkamah Agung merupakan lembaga peradilan tertinggi di tingkat

pusat. Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2009 sebagai perubahan atas UU No. 4

Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 14 Tahun 1985 mengenai Mahkamah

Agung, maka kewenangan Mahkamah Agung adalah:

1. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat

terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah

Mahkamah Agung;

2. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap

undang-undang; dan pernyataan tidak berlakunya peraturan perundang-

undangan sebagai hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

b, dapat diambil baik dalam pemeriksaan tingkat kasasi maupun berdasarkan

permohonan langsung kepada Mahkamah Agung;

3. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan

pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada di bawahnya

berdasarkan ketentuan undang-undang.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 83: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

67

Universitas Indonesia

4.4 Struktur Organisasi Mahkamah Agung

Sumber: Laporan Tahunan 2010

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Mahkamah Agung

Menurut struktur organisasi yang ada di Mahkamah Agung RI,

kewenangan dan kewajiban dalam hal penyediaan dan pemberian informasi

terhadap publik berada dibawah naungan Sekretaris Mahkamah Agung RI yang

secara spesifik berada di bidang administrasi dan informasi yang ditangani oleh

Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI. Selanjutnya, alur penyediaan

dan penyebaran informasi secara khusus di jalankan oleh Biro Hukum dan Humas

Mahkamah Agung RI baik secara manual (penyebaran informasi melalui media

cetak internal dan eksternal) dan secara elektronik melalui website

www.mahkamahagung.go.id.

4.5 Perkembangan E-Government di Mahkamah Agung RI

4.5.1 Periode I: Inisiatif Awal

Inisiatif penggunaan teknologi informasi sebagai alat bantu untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di Mahkamah Agung memang telah

ada sejak pertengahan 1980-an. Hal itu berawal dari aplikasi yang menjadi core

business process Mahkamah Agung, yaitu registrasi perkara. Pada 1986, aplikasi

database dengan menggunakan program DBase IV untuk melakukan registrasi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 84: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

68

Universitas Indonesia

elektronik pada direktorat perdata pertama kali dikembangkan. Gunanya adalah

mencatat perkara kasasi dan peninjauan kembali perdata yang masuk.

Aplikasi Dbase IV terbukti cukup tepat guna dan mampu bertahan

menghadapi erosi waktu. Berdasarkan temuan lapangan, direktorat perdata

menyimpan data sejak 1986 yang relatif lengkap terisi sampai 2007. File database

itu tersimpan dengan baik dan masih dapat diakses. Aplikasi itu digunakan oleh

petugas pembuat relaas pemberitahuan registrasi dan format adviesblaad dengan

mengambil data dari buku bantu di Mahkamah Agung. Aplikasi itu berhenti

digunakan setelah data di dalamnya disalin dalam format microsoft excel oleh

pihak IALDF untuk diolah sebagai alat bantu pencatatan perkara berbasis

microsoft excel.

Kegunaan utama aplikasi Dbase IV adalah database perkara yang dapat

ditelusuri informasinya dan otomatisasi pencetakan dokumen yang meliputi

release pemberitahuan registrasi dan format adviesblaad. Sayangnya, aplikasi itu

dipasang pada standalone komputer sehingga penggunaan datanya juga terbatas

pada operator yang menggunakannya. Padahal, informasi itu sangat penting dan

bermanfaat apabila dapat dibagi kepada pengguna lain.

Selain itu, periode inisiatif awal tersebut mencatat adanya inisiatif

teknologi informasi yang didukung oleh negara donor, yaitu pemerintah Kerajaan

Belanda, melalui skema Intergovernmental Government Group for Indonesia

(IGGI). Pada periode itu, Kerajaan Belanda memberikan bantuan, termasuk satu

elemen terkait teknologi informasi, yaitu pengembangan sistem informasi untuk

penelusuran yurisprudensi. Ahli hukum dari Belanda, Mr. Franken, bekerja di

Mahkamah Agung selama beberapa bulan untuk merintis pembentukan database

penelusuran literatur. Fokus kerja mereka adalah merintis katalogisasi dan

klasifikasi perkara-perkara di peradilan Indonesia secara detail. Kemudian,

katalog dan klasifikasi itu dimasukkan dalam suatu aplikasi khusus penelusuran

literatur. Tercatat ratusan klasifikasi telah dikembangkan oleh para pakar itu.

Untuk menunjang implementasi di lapangan, Pemerintah Belanda juga

memberikan bantuan perangkat teknologi informasi dalam bentuk personal

computer (PC). Pada masa itu, PC masih merupakan barang mahal dan belum

banyak tersedia di pasaran. Nasib perangkat dan aplikasinya kurang jelas.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 85: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

69

Universitas Indonesia

Keberadaannya sudah tidak teridentifikasi sejak lama karena perawatan dan

infrastruktur sistem penelusuran literaturnya masih sulit.

Sayangnya, inisiatif yang didukung donor tersebut tidak berumur panjang.

Pada 1992, Menteri Luar Negeri Kerajaan Belanda, JP Pronk, mengeluarkan kritik

pedas terhadap insiden di Timor-timur (sekarang Timor Leste). Indonesia

merespons dengan reaksi diplomatis keras yang meliputi pembatalan semua kerja

sama bilateral yang sedang berjalan, termasuk di Mahkamah Agung. Sejak itu,

program kerja sama itu tidak jelas kelanjutannya. Hal-hal yang dapat menjadi

alasan terhentinya suatu program di Mahkamah Agung dikemukakan oleh Kabag

Pemeliharaan Sistem Informasi Mahkamah Agung,

“terkadang banyak hal dek yang bikin program e-gov kita yang berasal

dari kerjasama asing itu berhenti, biasanya sifatnya politis dari pusat..”

(Wawancara dengan Pak Joko Upoyo,10 Juni 2011)

Berdasarkan temuan tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan e-

government pada periode inisiatif awal ini tidak berakhir dengan baik. Hal ini

masih didominasi dengan masalah ketergantungan pihak internal Mahkamah

Agung terhadap hasil kerjasama dengan pihak asing dalam hal pengadaan sarana

dan prasarana serta perawatannya. Kerentanan Mahkamah Agung secara politis

ternyata juga berpotensi mengakibatkan terdapatnya pemberhentian

operasionalisasi program e-government yang telah direncanakan dan dijalankan

oleh Mahkamah Agung, seperti pemberhentian operasionalisasi program fase

inisiatif awal ini.

4.5.2 Periode II: Akses 121

Setelah berakhirnya periode IGGI pada 1992, inisiatif teknologi informasi

di Mahkamah Agung sempat vakum sampai Ketua Mahkamah Agung pada waktu

itu, Sarwata SH, merintis dibentuknya suatu moda sistem informasi baru yang

disebut sebagai Akses 121. Konsep awal Akses 121 adalah layanan informasi

perkara berbasis komputer. Informasi mengenai status perkembangan perkara

dimasukkan dalam suatu aplikasi database lokal yang dapat dipanggil kembali

apabila dimasukkan kata kunci tertentu. Angka 121 merujuk pada nomor telepon

khusus yang dapat dihubungi oleh publik untuk memperoleh informasi perkara di

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 86: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

70

Universitas Indonesia

Mahkamah Agung. Pada Sistem Akses 121 sederhana, seorang operator duduk di

suatu work station yang ter-install aplikasi database berbasis DBaseIII Plus.

Platform itu merupakan aplikasi yang cukup modern pada masa itu. Sistem

kerjanya cukup sederhana dan dapat dibagi menjadi dua bagian besar kerja, yaitu

fasilitas entry data dan fasilitas akses publik. Entry data dilakukan oleh operator

dari setiap direktorat (pada masa itu, ada lima direktorat, yaitu Pidana, Perdata,

Agama, Tata Usaha Negara (TUN), dan Militer). Data dimasukkan dalam aplikasi

itu yang dapat terhubung dengan jaringan yang dapat diakses secara terbatas di

meja pelayanan informasi di lobi depan Mahkamah Agung. Dari sisi infrastruktur,

keberadaan jaringan terbatas di wing C gedung Mahkamah Agung. Dulunya,

wilayah itu merupakan kompleks pejabat eselon dua di bawah wakil panitera dan

terkoneksi dengan fasilitas di lobi depan Mahkamah Agung. Kemajuan ini

disampaikan oleh Kabag Hukum dan Humas Mahkamah Agung,

“Kita pernah coba sistem ala operator otomatis untuk traffic data. Nah

121 itu awalnya memang otomatis namun belakangan jadi manual seperti

operator biasa”(Wawancara dengan Pak Edi S.,13 Juni 2011 )

Berdasarkan hasil wawancara tersebut memang awalnya akses nomor

telepon 121 terhubung dengan mesin penjawab otomatis interactive voice

recognition (IVR). Namun, keterbatasan dana berdampak pada implementasinya,

Akses 121 selanjutnya beroperasi hanya sebatas pada nomor telepon yang dijawab

langsung oleh operator yang duduk di meja lobi Mahkamah Agung, sekaligus

melayani tamu yang datang menanyakan informasi.

Saat itu, informasi yang dapat diakses melalui Akses 121 meliputi

beberapa hal, yaitu:

- Nomor putusan;

- Majelis Hakim yang memeriksa; dan

- Kelompok putusan yang bersangkutan (seperti pidana, perdata, adat,

militer, atau TUN).

Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap informasi tersebut menunjukkan

bahwa operasionalisasi akses 121 masih bersifat sederhana dan belum ditujukan

untuk memfasilitasi proses penanganaan perkara. Karena sistem akses 121 baru

digunakan untuk memfasilitasi mekanisme perekaman data yang telah

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 87: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

71

Universitas Indonesia

dikumpulkan dalam database data yang nantinya dapat dipanggil kembali

sewaktu-waktu.

4.5.3 Periode III SIMARI: Perintisan SIMARI

Dengan mempelajari kesalahan dan kekurangan yang ditemukan pada

akses 121, pada tahun 2001 Mahkamah Agung mulai menjajaki peluang untuk

memperluas pendekatan solusi teknologi informasi. Mahkamah Agung tidak lagi

hanya terfokus pada manajemen perkara. Untuk itu, diperkenalkanlah konsep

Sistem Informasi Mahkamah Agung RI (SIMARI) sebagai suatu solusi

terintegrasi untuk melakukan komputerisasi atas sebagian besar proses kerja yang

ada di Mahkamah Agung. Biro Perencanaan dan Organisasi—dalam dokumennya

yang dikeluarkan pada 2001—mengindikasikan bahwa salah satu tujuan utama

pengembangan aplikasi adalah pembangunan sistem dokumentasi informasi

perkara.

Dalam dokumen yang berjudul ‖Konsep Dasar Pengembangan Digitalisasi

Sistem Informasi Dokumentasi Mahkamah Agung Republik Indonesia‖ dapat

disimpulkan bahwa Mahkamah Agung menguraikan kekurangan sistem Akses

121, antara lain:

a. Informasi yang tersedia pada sistem hanya berupa informasi perkara secara

terbatas, sementara untuk mengetahui isi dari putusan dan pertimbangan

hukum yang digunakan para Hakim Agung, tetap harus mencari data hard

copy putusan karena Hakim Agung sangat membutuhkan data yang

dimaksud secara lengkap dalam melaksanakan tugasnya;

b. Pencarian data hard copy memakan waktu yang lama;

c. Data yang dimiliki Mahkamah Agung sangat banyak sehingga

menimbulkan kemungkinkan data yang dicari kurang lengkap karena

pencarian manual memungkinkan terjadinya human error; dan

d. Metode pendokumentasian cara lama yang masih terikat pada data hard

copy yang pasti membutuhkan banyak tempat dan keterbatasan usia kertas

sehingga data itu tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan biaya

perawatan yang dikeluarkan besar.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 88: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

72

Universitas Indonesia

Melihat pada evaluasi akses 121 yang ternyata memiliki beberapa

kekurangan yang cukup signifikan, Mahkamah Agung RI akhirnya mulai

mencoba melakukan perbaikan dan perubahan pada sistem tersebut. Hal ini

disampaikan oleh Kabag Pemeliharaan Sistem Informasi Mahkamah Agung,

“karna banyak kegagalan di program akses 121, kita memutuskan untuk

melakukan perbaikan sedikit demi sedikit, karna kita berfikir sistem ini

penting buat kita nantinya, jadi kita kembangkan....” (Wawancara dengan

Pak Joko Upoyo,10 Juni 2011)

Bentuk perbaikan yang dilakukan oleh Mahkmah Agung tidak hanya

mengevaluasi masalah-masalah yang mempengaruhi jalannya akses 121 tapi juga

pada usaha perintisan program SIMARI. Pada program SIMARI yang mulai

dirintis tersebut juga ditambahkan aplikasi dukungan bagi fungsi-fungsi, seperti

administrasi kepegawaian, administrasi hukum (database peraturan perundang-

undangan), administrasi perencanaan, administrasi aset dan logistik, serta

penyempurnaan data yang ada pada database Akses 121.13.

Pada masa tersebut, langkah pertama yang dilakukan oleh Mahkamah

Agung adalah mengembangkan aplikasi manajemen perkara dan melakukan

instalasi aplikasi tersebut di direktorat-direktorat perkara. Sementara itu, akses

publik melalui sistem Akses 121 di lobi Mahkamah Agung yang lama digantikan

dengan sistem touch screen yang menjadikannya mekanisme swalayan sehingga

tidak lagi memerlukan operator. Pengguna dapat langsung datang dan mencari

informasi sendiri. Pada saat itulah, sistem telepon 121 tidak lagi aktif. Kemudian,

nomor akses itu selanjutnya diambil alih oleh Jawatan Kereta Api sebagai call

center pemesanan tiket kereta bisnis dan eksekutif. Sementara itu, nomor kontak

Mahkamah Agung diganti menjadi 14133 dengan aplikasi IVR sehingga peran

operator jauh berkurang.

Pada periode ini dapat dikatakan bahwa periode ini merupakan titik awal

perintisan pengadaan website di lingkungan Mahkamah Agung. Hal ini

ditunjukkan dengan mulai melangkahnya Mahkamah Agung ke dunia maya

dengan mulai memiliki situs web. Tercatat ada dua situs web dibuat pada periode

itu, yaitu http://www.mari.go.id, situs yang pertama dirintis oleh Direktorat Pidana

Mahkamah Agung sebagai sarana mengantisipasi kewenangan baru Mahkamah

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 89: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

73

Universitas Indonesia

Agung dalam menangani sengketa pemilihan umum (pemilu) dan http://www.ma-

ri.go.id yang merupakan situs kedua yang dibangun beberapa saat setelah situs

pertama. Situs ini hanya terfokus pada profil Mahkamah Agung dan dikelola oleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung.

Namun secara umum, keberadaan kedua situs tersebut tidak terkait dengan

program SIMARI.

4.5.4 Periode IV SIMARI: Pengembangan SIMARI

Periode ini ditandai dengan terjadinya restrukturisasi organisasi besar-

besaran pada sistem peradilan Indonesia yang mulai efektif pada rentang

pertengahan tahun 2004. Pada saat itulah, aktivitas pemindahan pengelolaan

organisasi peradilan dari setiap departemen teknis ke Mahkamah Agung akhirnya

mulai dilakukan. Implikasi penyatuan atap itu dapat dikatakan berdampak

signifikan pada struktur organisasi Mahkamah Agung, desain struktur Mahkamah

Agung yang dikenal saat ini diatur oleh Perpres Nomor 13 Tahun 2005 tentang

Sekretariat Mahkamah Agung serta Perpres Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Kepaniteraan Mahkamah Agung.

Berdasarkan struktur yang baru, kebijakan pengelolaan teknologi

informasi dipusatkan di Biro Hukum Humas Mahkamah Agung di bawah Badan

Urusan Administrasi. Pengelolaan teknologi informasi memiliki dua bagian, yaitu

Bagian Pengembangan Teknologi Informasi dan Bagian Perawatan Teknologi

Informasi. Dengan demikian, manajemen teknologi informasi mulai mendapatkan

tempat di bangunan organisasi Mahkamah Agung secara resmi karena

sebelumnya berjalan secara ad hoc. Pada konsep awalnya, satuan kerja itu

memiliki kewenangan penuh terhadap pengembangan teknologi informasi sampai

tingkat unit pelaksana teknis dengan pendekatan tersentralisasi. Sehingga,

pengembangan aplikasi pada periode itu memang benar-benar diarahkan untuk

melingkupi hingga skala nasional.

Dengan adanya struktur satu atap, strategi pengelolaan teknologi informasi

Mahkamah Agung juga mulai bergerak ke arah solusi yang komprehensif dengan

memasukkan pengadilan di bawahnya sebagai bagian dari perencanaan sistem.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 90: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

74

Universitas Indonesia

Vendor baru yang ditunjuk telah bekerja dengan strategi komprehensif. Tercatat

setidaknya aplikasi-aplikasi berikut direncanakan untuk dikembangkan dan

diimplementasikan pada periode itu.

Tabel 4.1

Modul dan Pengguna Aplikasi Baru

No Modul Pengguna

1

Sistem Informasi Perkara (SIAP) Biro umum, Direktorat,

Tim dan Pimpinan

Mahkamah Agung

2

Sistem Informasi Kepegawaian Mahkmah

Agung (SIKMA)

Biro Kepegawaian dan

Pimpinan Mahkamah

Agung

3 Sistem Informasi Administrasi Hukum (SIAH) Para Hakim Agung

4 Sistem Perpustakaan (SIPustaka) Perpustakaan Mahkamah

Agung

5 Sistem Informasi Logistik (SILog) Biro Umum

6 Sistem Informasi Mahkamah Keuangan (SIKeu) Biro Keuangan

7 Sistem Informasi Perencanaan (SIRen) Biro Perencanaan

8 Sistem Informasi Pengawasan dan Pembinaan

(SIWasBin)

Pengawasan dan

Pembinan

9 Sistem Informasi Dokumentasi Berkas Perkara

(SIArsip)

Tata Usaha Direktorat

10 Sistem Informasi Administrasi Perkara Tipikor

(SIAP-Tipikor)

Pengadilan Tipikor

11

Portal Internet Mahkamah Agung Semua Unit di

Mahkamah Agung dan

Masyarakat Sumber: Pemetaan Implementasi TI di MARI, PSHK, 2010

Hal tersebut menunjukkan bahwa konsep yang mendasari pengembangan

SIMARI pada periode tersebut jauh lebih luas daripada konsep pengembangan

pada proyek perintisan SIMARI. Konsep pengembangan SIMARI pun nyaris

meliputi seluruh business process organisasi Mahkamah Agung. Hal itu

merefleksikan keefektifan pelaksanaan penyatuan atap pada periode itu. Misalnya,

Sistem Informasi Administrasi Perkara dirancang sangat jauh ke depan agar dapat

juga diintegrasikan dengan pengadilan tingkat pertama dan banding; begitu pula

halnya dengan SIKMA dan sistem lain. Pada periode itu, keinginan untuk

mengembangkan suatu aplikasi yang holistik memang merupakan kebijakan yang

ada di Mahkamah Agung.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 91: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

75

Universitas Indonesia

Aplikasi yang dikembangkan sama sekali baru. Artinya, semua dibentuk

dari nol, termasuk aplikasi-aplikasi yang sebelumnya telah beroperasi dalam

SIMARI tahap perintisan, seperti aplikasi sistem administrasi perkara. Tidak jelas

pertimbangan Mahkamah Agung untuk mengembangkan kembali seluruh aplikasi

itu. Namun, memang ada peningkatan yang signifikan dalam fitur yang disajikan

oleh SIMARI periode itu.

Sebagai contoh, aplikasi Sistem Informasi Administrasi yang

dikembangkan merupakan suatu sistem yang terintegrasi dengan portal internet

Mahkamah Agung baru yang memiliki url http://www.mahkamahagung.go.id,

fasilitas IVR melalui nomor telepon 021-384 9999, dan sekaligus sistem layanan

informasi perkara melalui SMS nomor 0856-9111 9999. Artinya, data yang

dimasukkan dalam aplikasi SIAP tidak hanya bisa diakses melalui layar SIAP,

tetapi juga dapat dilihat melalui situs web atau melalui call center maupun melalui

fasilitas SMS. Akhirnya, setelah beberapa waktu dikembangkan, secara resmi,

SIMARI periode pengembangan tersebut diresmikan oleh Mahkamah Agung pada

Januari 2007 yang turut dihadiri juga oleh Presiden Republik Indonesia.

Selain inisiatif SIMARI, periode tersebut juga mencatat mulai munculnya

inisiatif teknologi informasi pada level satuan kerja eselon satu Mahkamah

Agung. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan pemanfaatan teknologi

informasi. Tercatat bahwa Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen

Badilag) mulai merintis pengembangan dan implementasi beberapa aplikasi yang

dikostumisasi hanya untuk keperluan proses internal peradilan yang ada di bawah

mereka. Meskipun begitu, harus diakui bahwa implementasi teknologi informasi

di lingkungan peradilan agama memang sudah berumur lebih panjang. Seperti

yang dikemukakan oleh Staff Dokumentasi Informasi dan Statistik Badilag,

“pertama kali peradilan ada e-gov di kita (Badilag), kalau nggak salah itu

di PA Malang deh itu..”(Wawancara dengan Staf Badilag,20 Mei 2011)

Pernyataan tersebut disebutkan bahwa terdapat salah satu pengadilan

agama di daerah Jawa Timur, yakni pengadilan agama Malang, yang telah lebih

dahulu merintis implementasi teknologi informasi, khususnya proses penanganan

perkara. Dimana program tersebut merupakan warisan dari Departemen Agama

yang dahulu menaunginya. Penyatuan atap membuat inisiatif tersebut terelevasi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 92: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

76

Universitas Indonesia

hingga tingkat pusat dan disebarluaskan secara masif ke pengadilan tingkat

pertama dan banding di lingkungan peradilan agama lainnya.

Beberapa aplikasi yang dikembangkan pada lingkungan peradilan agama

tersebut adalah Sistem Informasi Administrasi Pengadilan Agama/SIADPA

(aplikasi yang digunakan di level satuan kerja pengadilan, tetapi pelaksanaannya

dikoordinasi dan didukung oleh Ditjen Badilag), website pengadilan agama, dan

aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Sejak 2005,

Ditjen Badan Peradilan Agama memiliki situs web sendiri dengan url

http://www.badilag.net. Seperti yang juga dikemukakan oleh Staf Dokumentasi

Informasi dan Statistik Badilag,

“kalau badilag sih mas, kita sudah mulai pakai e-gov itu sejak tahun 2005,

jauh lebih dulu sebelum MA-nya, nah baru deh semua ngikutin kita pakai

e-gov juga...” (Wawancara dengan Staf Badilag,20 Mei 2011)

Di kemudian hari, situs tersebut menjadi salah satu produk unggulan

Ditjen Badilag yang dibangun di atas platform open source berbasis joomla. Dan

hingga kini, situs web pengadilan agama merupakan salah satu website di

lingkungan Mahkamah Agung yang memiliki konten paling lengkap serta selalu

di-update secara reguler.

Selain inisiatif pengembangan yang digerakkan dari pihak internal, pada

periode ini Mahkamah Agung juga memulai memasukkan keterlibatan donor

dalam inisiatif pembaruan e-government. Hal itu ditandai dengan dibentuknya

Tim Pembaruan Peradilan Mahkamah Agung yang terdiri dari Pimpinan

Mahkamah Agung dan gabungan praktisi hukum serta masyarakat sipil yang

dalam parktiknya turut didukung pula oleh kantor Tim Asistensi Tim Pembaruan

Mahkamah Agung. Tim itu dibentuk oleh Mahkamah Agung dengan dukungan

donor yang digawangi oleh sejumlah aktivis masyarakat sipil yang bersinergi

dengan tim pembaruan Mahkamah Agung untuk mengkoordinasikan program-

program pembaruan.

Dalam skala kecil, donor mulai membantu implementasi teknologi

informasi di Mahkamah Agung. Pada 2004, The Asia Foundation dalam lingkup

proyek IDEAL yang didanai oleh United State Agency for International

Development (USAID) memberikan dukungan kepada Mahkamah Agung untuk

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 93: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

77

Universitas Indonesia

mulai melakukan digitalisasi putusan-putusan Mahkamah Agung. Inti dari

dukungan itu adalah memungkinkan Mahkamah Agung untuk mulai

mendigitalisasikan sendiri naskah putusan-putusan cetak yang disimpan dalam

arsip. Dengan demikian, putusan-putusan itu dapat dimanfaatkan sebagai sarana

akses publik, misalnya dengan membuka loket informasi sehingga masyarakat

dapat mencarinya dengan mudah. Dukungan itu meliputi empat komputer, dua

multifunction scanner (printer multifungsi yang memiliki kemampuan untuk

mencetak, scan, dan mengirim/menerima faksimile). Dukungan itu

memungkinkan petugas dari setiap direktorat perkara dapat melakukan scan dan

menyimpan putusan-putusan dari arsip mereka. Program itu sempat berjalan

sampai akhir 2005. Selama periode itu, tercatat 5000 naskah putusan berhasil

didigitalisasi.

Sementara itu, program Bantuan Teknis ADB 4251-TAR INO yang juga

dikelola TAF dimulai pada awal 2005. Dengan tajuk ―Peningkatan Manajemen

Perkara pada Mahkamah Agung‖, program itu memiliki lingkup terkait

implementasi teknologi informasi di Mahkamah Agung. Proyek itu memiliki dua

komponen, yaitu meningkatkan manajemen perkara di Mahkamah Agung dan

meningkatkan kemampuan personalia di Mahkamah Agung untuk mengelola

perkara melalui pelatihan.

Sesuai dengan tajuknya, salah satu output dari proyek tersebut adalah

dikembangkannya solusi manajemen perkara untuk diuji coba kelayakannya

dalam rangka meningkatkan manajemen perkara di Mahkamah Agung. Proyek itu

menawarkan sistem pelacakan perkara dengan menggunakan bar code. Dengan

sistem itu, pencatatan pergerakan perkara yang merupakan masalah terbesar

dalam pencatatan perkara diharapkan dapat disimplifikasi. Staf pengadilan cukup

melakukan scan pada bar code yang terletak di sampul berkas perkara bagi setiap

perkara yang masuk ke ruangannya. Kemudian, sistem langsung meng-update

status perkara ke dalam server. Sistem itu secara terbatas diujicobakan pada

Direktorat Tata Usaha Negara (TUN). Untuk operasinya, sistem itu direncanakan

diintegrasikan dalam aplikasi SIAP SIMARI.

Selain itu, proyek ADB-TA juga mengkontribusikan upaya untuk

meningkatkan database putusan elektronik yang telah tersedia sebagai hasil dari

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 94: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

78

Universitas Indonesia

dukungan yang diberikan oleh TAF sebelumnya. Suatu aplikasi berbasis web

disiapkan sebagai sarana untuk membantu penyimpanan dan penelusuran berkas

elektronik yang tersimpan pada database hasil digitalisasi putusan yang telah

berjalan. Idenya adalah aplikasi berbasis web itu dapat digunakan oleh Hakim

Agung dan stafnya untuk melakukan penelusuran literatur naskah yang tersimpan

dalam sistem dengan lebih mudah.

4.5.5 Periode V SIMARI: Era Baru Pengelolaan Teknologi Informasi

Periode ini dimulai sejak tahun 2007 dan masih berjalan hingga saat ini,

yang ditandai dengan beberapa hal yakni, pertama, dengan dimulainya era

kemandirian pengelolaan teknologi informasi. Kedua, terdapat peningkatan

signifikan dalam kapasitas dan kualitas infrastruktur teknologi informasi. Ketiga,

dengan terjadinya kemajuan signifikan yang diperoleh dari sinergi inisiatif

teknologi informasi Mahkamah Agung dengan dukungan donor yang makin

terfokus dan efektif.

Pada periode tersebut, pengelolaan teknologi informasi mulai dilaksanakan

secara lebih mandiri. Mahkamah Agung mulai meninggalkan mekanisme ad hoc

yang sejak lama dipakainya dalam mengelola teknologi informasi dan mulai

mengadopsi sistem yang lebih permanen. Fungsi pengelolaan teknologi informasi

mulai dimasukkan sebagai salah satu fungsi permanen di bawah Biro Hukum

Humas Badan Urusan Administrasi (BUA) Mahkamah Agung, yaitu Bagian

Pengembangan Teknologi Informasi dan Bagian Perawatan Teknologi Informasi.

Pejabat-pejabat struktural dan stafnya mulai efektif bekerja mengambil alih fungsi

yang sebelumnya dilaksanakan oleh vendor.

Hal itu merupakan bagian dari upaya pembelajaran dan penyiapan pengalihan

pengelolaan sistem teknologi informasi yang masih sepenuhnya dikelola oleh

vendor. Guna mengetahui sejauh mana perkembangan sistem informasi di

Mahkamah agung, maka dilakukanlah mekanisme audit yang diluncurkan pada

penghujung tahun 2007. Berdasarkan dokumen resmi yang diterbitkan disebutkan

bahwa audit tersebut mempunyai tujuan, yaitu:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 95: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

79

Universitas Indonesia

1. Menyediakan kompilasi seluruh informasi dan dokumentasi sistem

teknologi informasi sebagai bahan analisis serta informasi lengkap setiap

modul aplikasi teknologi informasi di Mahkamah Agung;

2. Menyediakan hasil evaluasi kinerja setiap modul aplikasi teknologi

informasi yang sedang berjalan atau yang telah ada di Mahkamah Agung

sesuai dengan sasaran dan spesifikasi yang ditetapkan Mahkamah Agung;

3. Menyediakan saran dan rekomendasi perbaikan dan pengembangan sistem

teknologi informasi yang ada saat ini serta kemungkinan pengembangan

berdasarkan tujuan di atas; dan

4. Menyediakan bahan awal yang memadai terkait kondisi sistem teknologi

informasi di Mahkamah Agung untuk keperluan pembaruan rencana

teknologi informasi di Mahkamah Agung sebelumnya.

Dimana cakupan dari penyelenggaraan audit tersebut meliputi seluruh

sistem yang diimplementasikan di satuan kerja eselon satu Mahkamah Agung dan

beberapa pengadilan terpilih di wilayah sebagai berikut:

1. Provinsi DKI Jakarta meliputi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Pengadilan TUN Jakarta, Pengadilan

Tinggi TUN Jakarta, Pengadilan Agama Jakarta Pusat, dan Pengadilan

Tinggi Agama Jakarta.

2. Provinsi Banten meliputi Pengadilan Negeri Serang dan Pengadilan

Negeri Banten.

3. Provinsi Jawa Barat meliputi Pengadilan Negeri Bandung dan

Pengadilan Tinggi Bandung.

4. Provinsi Jawa Tengah meliputi Pengadilan Negeri Semarang dan

Pengadilan Tinggi Jawa Tengah.

Dengan pelaksanaan audit tersebut, diharapkan pula dapat memberikan

gambaran konkret tentang status implementasi aplikasi yang ada. Dengan

demikian, bagian teknologi informasi yang baru memungkinkan dibentuk untuk

menentukan strategi terbaik bagi mereka untuk melaksanakan kerja dalam

menyambung inisiatif yang sudah separuh berjalan.

Hasil audit mengenai status implementasi aplikasi yang telah berjalan itu

menyebutkan bahwa 72% dari total 15 aplikasi yang ditemukan di Mahkamah

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 96: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

80

Universitas Indonesia

Agung (dikembangkan baik oleh internal maupun oleh donor) berada dalam status

―telah selesai dikembangkan, tetapi tidak operasional‖ karena berbagai alasan.

Beberapa alasan yang disinggung adalah belum adanya satuan kerja yang ditunjuk

untuk mengelola aplikasi itu, belum diselesaikannya User Acceptance Test (UAT)

aplikasi-aplikasi itu, serta belum rampungnya instalasi pada komputer-komputer

pengguna. Situasi itu merupakan fakta yang mengejutkan karena laporan itu

merupakan dasar penting bagi pengambilan keputusan terkait perencanaan

aktivitas sehubungan dengan implementasi teknologi informasi Mahkamah Agung

ke depannya.

Berdasarkan pemaparan dari kelima fase pengembangan teknologi sistem

informasi di Mahkamah Agung RI, terutama dalam hal penyediaan informasi

publik, dapat dilihat bahwa terdapat ketidaksinambungan pada proses

pengembangannya. Antara satu fase dengan fase lainnya yang dilakukan dalam

rentang waktu pengembangan tidak menunjukkan langkah perkembangan yang

bertahap secara jelas, terutama dalam hal penyempurnaan sistem-sistem yang

dibuat lebih dahulu. Dalam hal ini, Mahkamah Agung RI cenderung lebih

memilih untuk membuat sistem yang baru dari awal dibandingkan memperbarui

yang sudah ada ataupun dijalankan. Temuan ini diperkuat oleh pendapat yang

disampaikan oleh peneliti PSHK Indonesia:

“sempet ada SIMARI 1 jalan belum ada evaluasi sampai tuntas ada lagi

simari 2 jadi gak match antara yang 1 dan 2, itu emang ada kendala

sendiri di MA yang terkait dengan masalah pendanaan...”(Wawancara

dengan Ibi Siti Maryam, 17 Juni 2011 )

Dari hasil pemaparan dan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa

terjadinya ketidaksinambungan pengembangan teknologi sistem informasi di

lingkungan Mahkamah Agung RI dilatarbelakangi oleh masalah pendanaan yang

tidak mencukupi. Hal ini dikarenakan dalam proses pengembangan tersebut, sejak

awal telah melibatkan pihak eksternal dari Mahkamah Agung RI untuk

menyokong pendanaannya. Sehingga dalam pengembangan tersebut kerap

mengalami hambatan dan juga pemberhentian yang dikarenakan pembatalan

kerjasama antara pihak luar dan Mahkamah Agung RI. Seperti berhentinya

pengembangan pada fase Inisiatif Awal SIMARI 1 yang diakibatkan pembatalan

kerjasama dalam hal pengadaan sarana dan prasarana dengan Pemerintah Belanda.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 97: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

81

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 98: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

82

Universitas Indonesia

2005. Kemudian, inisiatif itu disusul berturut-turut oleh Ditjen Badilmiltun pada

2007 (www.ditjenmiltun.com dan www.dirjenmiltun. com), Ditjen Badilum pada

2008 (www.badilum.info), dan terakhir adalah Balitbangdiklat yang diluncurkan

pada akhir 2008.

Setiap situs tersebut berlomba menawarkan informasi penting bagi para

penggunanya. Informasi yang ditawarkan tidak terbatas hanya untuk warga

pengadilan, tetapi juga untuk publik sebagai salah satu pihak yang berkepentingan

untuk mengetahui informasi itu. Salah satu hal yang penting dari pengembangan

situs-situs itu adalah adanya koordinasi dan saling referensi antara situs-situs itu,

yaitu menggunakan sumber daya yang sama. Dengan demikian, tidak terjadi

pemborosan terhadap kebutuhan pengelolaan fitur-fitur tertentu. Oleh karena itu,

apabila melihat situs-situs direktorat jenderal itu merujuk pada aplikasi-aplikasi

yang tersedia di situs Mahkamah Agung, hal itu merupakan hal yang umum.

Misalnya, saling relay berita antara situs Mahkamah Agung dan Badilag

serta tampilan aplikasi-aplikasi pusat Mahkamah Agung pada situs-situs direktorat

jenderal, seperti pusat informasi peraturan, RKAK/L Online, dan SAI Online.

Dalam melaksanakan mekanisme keterbukaan informasi publik kepada

masyarakat, Mahkamah Agung RI berpedoman dan merujuk pada penerapan SK

1-144/KMA/SK/I/2011 mengenai jenis informasi apa saja yang harus disediakan

oleh Mahkamah Agung RI sekaligus berhak diakses oleh publik. Berikut adalah

klasifikasi informasi yang terbuka bagi publik sesuai SK 1-144/KMA/SK/I/2011:

1. Informasi yang wajib diumumkan secara berkala.

A.1. Informasi Profil dan Pelayanan Dasar Pengadilan

1. Profil Pengadilan, meliputi:

a. Fungsi, tugas dan yurisdiksi Pengadilan;

b. Struktur organisasi pengadilan; alamat, telepon, faksimili, dan situs

resmi Pengadilan

c. Daftar nama pejabat dan hakim di Pengadilan;

d. Profil singkat pejabat struktural;

e. Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di Pengadilan

tersebut yang telah diverifikasi dan dikirimkan oleh KPK.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 99: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

83

Universitas Indonesia

2. Prosedur beracara untuk setiap jenis perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan.

3. Biaya yang berhubungan dengan proses penyelesaian perkara serta

seluruh biaya hak-hak kepaniteraan lain sesuai dengan kewenangan,

tugas dan kewajiban Pengadilan.

4. Agenda sidang pada Pengadilan Tingkat Pertama.

A.2. Informasi Berkaitan dengan Hak Masyarakat

1. Hak-hak para pihak yang berhubungan dengan peradilan, antara lain

hak mendapat bantuan hukum, hak atas biaya perkara cuma-cuma,

serta hak-hak pokok dalam proses persidangan.

2. Tata cara pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan Hakim dan

Pegawai.

3. Hak-hak pelapor dugaan pelanggaran Hakim dan Pegawai.

4. Tata cara memperoleh pelayanan informasi, tata cara mengajukan

keberatan terhadap pelayanan informasi serta nama dan nomor kontak

pihak-pihak yang bertanggungjawab atas pelayanan informasi dan

penanganan keberatan terhadap pelayanan informasi.

5. Hak-hak pemohon informasi dalam pelayanan informasi.

6. Biaya untuk memperoleh salinan informasi.

A.3. Informasi Program Kerja, Kegiatan, Keuangan dan Kinerja

Pengadilan

1. Ringkasan informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang

dijalankan Pengadilan yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

a. Nama program dan kegiatan;

b. Penanggungjawab, pelaksana program dan kegiatan serta nomor

telepon dan/atau alamat yang dapat dihubungi;

c. Target dan/atau capaian program dan kegiatan;

d. Jadwal pelaksanaan program dan kegiatan;

e. Sumber dan jumlah anggaran yang digunakan, yang setidaknya

meliputi Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA), dokumen

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 100: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

84

Universitas Indonesia

anggaran lainnya seperti rincian DIPA, rencana kerja anggaran,

proposal, dan sebagainya.

2. Ringkasan Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP).

3. Ringkasan laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

a. Rencana dan laporan realisasi anggaran;

b. Neraca laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang

disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

4. Ringkasan daftar aset dan inventaris.

5. Informasi tentang pengumuman pengadaan barang dan jasa sesuai

dengan peraturan perundang-undangan terkait.

A.4. Informasi Laporan Akses Informasi

Ringkasan laporan akses informasi yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

a. Jumlah permohonan informasi yang diterima;

b. Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan

informasi;

c. Jumlah permohonan informasi yang dikabulkan baik sebagian atau

seluruhnya dan permohonan informasi yang ditolak;

d. Alasan penolakan permohonan informasi.

A.5. Informasi Lain

Informasi tentang prosedur peringatan dini dan prosedur evakuasi keadaan

darurat di setiap kantor Pengadilan Informasi yang wajib tersedia setiap saat dan

dapat diakses oleh publik.

2. Informasi Wajib Diumumkan Secara Berkala oleh Mahkamah Agung

Selain informasi di atas, Mahkamah Agung mengumumkan pula:

1. Informasi tentang penerimaan calon pegawai, calon hakim dan/atau

kebutuhan calon hakim agung, yang sekurang-kurangnya berisi:

a. Adanya penerimaan;

b. Tata cara pendaftaran;

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 101: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

85

Universitas Indonesia

c. Biaya yang dibutuhkan;

d. Daftar posisi yang disediakan, jumlah formasi yang dibutuhkan,

tahapan seleksi, serta persyaratan dan kualifikasinya;

e. Tahapan dan waktu proses rekrutmen;

f. Komponen dan standar nilai kelulusan;

g. Daftar calon yang telah lulus seleksi pada tahap tertentu dalam hal

seleksi lebih dari satu tahap dan daftar yang diterima.

2. Daftar rancangan dan tahap pembentukan Peraturan Mahkamah Agung;

3. Yurisprudensi Mahkamah Agung;

4. Putusan Mahkamah Agung;

5. Laporan Tahunan Mahkamah Agung;

6. Rencana Strategis Mahkamah Agung.

3. Informasi yang Wajib Tersedia setiap Saat dan Dapat Diakses oleh Publik

Pengadilan wajib mengelola dan memelihara jenis-jenis informasi di

bawah ini untuk memastikan bahwa informasi tersebut tersedia dan dapat diakses

oleh masyarakat setiap saat.

C.1. Umum

1. Seluruh informasi lengkap yang termasuk dalam kategori informasi yang

wajib diumumkan secara berkala oleh Pengadilan dan Mahkamah Agung

sebagaimana dimaksud bagian II.A dan II.B di atas.

2. Daftar Informasi Publik yang sekurang-kurangnya memuat:

a. Nomor;

b. Ringkasan isi informasi;

c. Pejabat atau unit/satuan kerja yang menyediakan informasi;

d. Penanggungjawab pembuatan atau penerbitan informasi;

e. Waktu dan tempat pembuatan informasi;

f. Bentuk informasi yang tersedia (cetak atau elektronik);

g. Jangka waktu penyimpanan atau retensi arsip.

3. Daftar sebagaimana dimaksud butir 2 tidak boleh memuat informasi yang

dikecualikan.

4. Format Daftar Informasi Publik dapat dilihat dalam Lampiran II.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 102: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

86

Universitas Indonesia

C.2. Informasi tentang Perkara dan Persidangan

a. Seluruh putusan dan penetapan Pengadilan, baik yang telah

berkekuatan hukum tetap maupun yang belum berkekuatan hukum

tetap (dalam bentuk fotokopi atau naskah elektronik, bukan salinan

resmi).

b. Informasi dalam Buku Register Perkara.

c. Data statistik perkara, antara lain; jumlah dan jenis perkara.

d. Tahapan suatu perkara dalam proses penanganan perkara.

e. Laporan penggunaan biaya perkara.

C.3. Informasi tentang Pengawasan dan Pendispilinan

1) Jumlah, jenis, dan gambaran umum pelanggaran yang ditemukan

pengawas atau yang dilaporkan oleh masyarakat serta

tindaklanjutnya.

2) Langkah yang tengah dilakukan Pengadilan dalam pemeriksaan

dugaan pelanggaran yang dilakukan Hakim atau Pegawai yang

telah diketahui publik (sudah dimuat dalam media cetak atau

elektronik).

3) Jumlah Hakim atau Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin

beserta jenis pelanggaran dan jenis hukuman disiplin yang

dijatuhkan.

4) Inisial nama dan unit/satuan kerja Hakim atau Pegawai yang

dijatuhi hukuman disiplin, jenis pelanggaran dan bentuk hukuman

disiplin yang dijatuhkan.

5) Putusan Majelis Kehormatan Hakim.

C.4. Informasi tentang Peraturan, Kebijakan dan Hasil Penelitian

1. Peraturan Mahkamah Agung, Keputusan Ketua dan Wakil Ketua

Mahkamah Agung, Surat Edaran Mahkamah Agung yang telah

disahkan atau ditetapkan.

2. Naskah seluruh Peraturan Mahkamah Agung, Keputusan Ketua dan

Wakil Ketua Mahkamah Agung dan Surat Edaran Mahkamah Agung

yang telah disahkan atau ditetapkan yang mengikat dan/atau

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 103: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

87

Universitas Indonesia

berdampak penting bagi publik, yang sekurang-kurangnya terdiri

atas:

a. Dokumen pendukung seperti naskah akademis, kajian atau

pertimbangan yang mendasari terbitnya peraturan, keputusan

atau kebijakan tersebut,dalam hal dokumen tersebut memang

dipersiapkan;

b. Masukan-masukan dari berbagai pihak atas usulan peraturan,

keputusan atau kebijakan tersebut, dalam hal tersedia;

c. Risalah rapat dari proses pembentukan peraturan, keputusan

atau kebijakantersebut dalam tahap setelah draft awal sudah siap

disikusikan secara lebih luas;

d. Rancangan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut;

e. Tahap perumusan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut.

3. Pertimbangan atau nasihat hukum yang diberikan Mahkamah Agung

sesuai dengan kewenangan dalam peraturan perundang-undangan.

4. Rencana strategis dan rencana kerja Pengadilan.

5. Daftar serta hasil-hasil penelitian yang dilakukan.

6. Informasi dan kebijakan yang disampaikan oleh pejabat Pengadilan

dalam pertemuan yang terbuka untuk umum.

C.5. Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Kepegawaian dan

Keuangan

1) Pedoman pengelolaan organisasi, administrasi, personel dan keuangan

Pengadilan.

2) Standar dan Maklumat Pelayanan Pengadilan.

3) Profil Hakim dan Pegawai yang meliputi:

a. Nama;

b. Riwayat pekerjaan;

c. Posisi;

d. Riwayat pendidikan;

e. Penghargaan yang diterima.

4) Data statistik kepegawaian, yang meliputi, antara lain, jumlah,

komposisi dan penyebaran Hakim dan pegawai.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 104: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

88

Universitas Indonesia

5) Anggaran pengadilan maupun unit pelaksana teknis serta laporan

keuangannya.

6) Surat-surat perjanjian yang dibuat Pengadilan dengan pihak ketiga

berikut dokumen pendukungnya.

7) Surat menyurat pimpinan atau pejabat Pengadilan dalam rangka

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, kecuali yang bersifat rahasia.

8) Agenda kerja pimpinan Pengadilan atau satuan kerja.

C.6. Informasi Lain

1. Termasuk dalam kategori informasi yang dapat diakses pemohon adalah

informasi selain yang disebutkkan dalam bagian II.A, II.B dan II.C

yang;

a. Tidak termasuk kategori informasi yang dikecualikan (bagian II.D),

yakni setelah dilakukan uji konsekuensi sebagaimana dimaksud

bagian II.D butir 1;

b. Telah dinyatakan sebagai informasi yang dapat diakses berdasarkan

keputusan Atasan PPID, PPID, putusan Komisi Informasi dan/atau

putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

2. Pemohon informasi yang merupakan calon Hakim atau calon pegawai

dapat meminta informasi mengenai hasil penilaian dari setiap tahapan

seleksi proses penerimaan Hakim dan/atau pegawai

3. Para pihak berperkara atau kuasanya dapat meminta informasi mengenai

Berita Acara Sidang dan surat-surat yang diajukan dalam persidangan.

4. Informasi yang Dikecualikan

1. Informasi yang dikecualikan adalah seluruh atau bagian tertentu dari

informasi yang tidak disebutkan secara tegas dalam kelompok informasi

pada bagian II.A, II.B dan II.C yang menurut Pejabat Pengelola Informasi

dan Dokumentasi (PPID) atau Atasan PPID, setelah melalui proses uji

konsekuensi, dianggap sebagai:

a. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon dapat

menghambat proses penegakan hukum;

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 105: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

89

Universitas Indonesia

b. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon dapat

mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual

dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

c. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon dapat

membahayakan pertahanan dan keamanan negara;

d. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon dapat

mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;

e. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon dapat

merugikan ketahanan ekonomi nasional;

f. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon dapat

merugikan kepentingan hubungan luar negeri;

g. Informasi yang apabila diberikan kepada Pemohon dapat

mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan

terakhir ataupun wasiat seseorang;

h. Informasi yang apabila diberikan kepada Pemohon dapat mengungkap

rahasia pribadi;

i. Memorandum atau surat-surat antara Pengadilan dengan Badan Publik

lain atau intra Pengadilan, yang menurut sifatnya dirahasiakan yang

apabila dibuka dapat secara serius merugikan proses penyusunan

kebijakan;

j. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang-undang

sesuai dengan perincian dan penjelasan sebagaimana dimaksud Pasal

17 dan Pasal 18 Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik.

2. Termasuk dalam kategori informasi sebagaimana dimaksud butir 1, antara

lain:

a. Informasi dalam proses musyawarah hakim, termasuk advisblaad;

b. Identitas lengkap hakim dan pegawai yang diberikan sanksi;

c. DP3 atau evaluasi kinerja individu hakim atau pegawai;

d. Identitas pelapor yang melaporkan dugaan pelanggaran hakim dan

pegawai;

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 106: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

90

Universitas Indonesia

e. Identitas hakim dan pegawai yang dilaporkan yang belum diketahui

publik;

f. Catatan dan dokumen yang diperoleh dalam proses mediasi di

pengadilan;

g. Informasi yang dapat mengungkap identitas pihak-pihak tertentu

dalam putusan atau penetapan hakim dalam perkara-perkara tertentu

sebagaimana dimaksud dalam bagian VI butir 1 Pedoman ini.

3. Pengecualian terhadap sebagian informasi dalam suatu salinan informasi

tidak dapat dijadikan alasan untuk mengecualikan akses publik terhadap

keseluruhan salinan informasi tersebut.

Berdasarkan ketentuan informasi yang diatur 1-144/KMA/SK/I/2011,

maka Mahkamah Agung RI berusaha untuk memfasilitasi penyampaian

informasi-informasi tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa fitur penting

pemenuhan kebutuhan informasi bagi publik atau masyarakat yang tersedia di

website www.mahkamahagung.go.id.

5.1.1 Berita

Pada fitur berita ini disediakan informasi berita yang dikeluarkan atau di-

release oleh pihak Mahkamah Agung Republik Indonesia. Berita tersebut di

upload oleh bagian humas Mahkamah Agung yang berisikan seputar kegiatan-

kegiatan pimpinan, hakim agung, pejabat eselon I dan II serta kegiatan

keorganisasian dari Mahkamah Agung. Bentuk berita yang tersusun dalam indeks

berita dapat berupa artikel, berita foto (news in photo’s caption), dan berita video

yang dapat diunduh oleh siapa saja yang mengunjungi web ini.

Untuk format berita artikel, pemberitaan menggunakan pakem penulisan

artikel yang didasari pada pemenuhan informasi primer yaitu apa (what), dimana

(where), siapa (who), kapan (when), mengapa (why), dan bagimana (how). Hal ini

dimaksudkan agar berita artikel ini dapat menjadi sumber primer yang resmi dan

terpercaya bagi para awak media yang mencari berita dan berkemungkinan untuk

menulis ulang (rewrite) pada media mereka masing-masing. Selain itu, fungsi dari

artikel berita resmi yang di-release oleh pihak hukum dan humas Mahkamah

Agung RI juga dimaksudkan untuk menjadi informasi primer bagi para jurnalis

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 107: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

91

Universitas Indonesia

saat membuat berita mengenai Mahkamah Agung dan memperkecil terjadinya

kesalahan persepsi ataupun pengalihan alur berita yang kerap kali terjadi.

Sumber: www.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.2 Tampilan Fitur Indeks Berita

Selain dalam bentuk artikel biasa, pada aplikasi yang terpisah namun masih

dalam satu fungsi, yakni MA on TV, yakni fitur penyampaian informasi berupa

tayangan video yang juga dapat diunduh oleh para pengunjung website

Sumber: www.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.3 Tampilan MA on TV

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 108: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

92

Universitas Indonesia

5.1.2 Putusan Mahkamah Agung

Fitur tersebut merupakan link ke aplikasi penerbitan putusan, http://

putusan.mahkamahagung.go.id sebagaimana disinggung pada bagian penerbitan

putusan. Situs ini pertama kali online di url http://www.putusan.net sebagai quick

wins dari program transparansi Mahkamah Agung. Situs itu diluncurkan pada

Agustus 2007 bersamaan dengan pengesahan SK Ketua Mahkamah Agung

Nomor 144 KMA/SK/VII/2007 tentang Keterbukaan Informasi Pengadilan.

Pengembangan situs itu didukung dengan kerja sama dari MCC-ICCP.

Pelaksanaan di lapangan dikembangkan oleh hukumonline.com, salah satu

penyedia jasa informasi hukum terbesar di Indonesia.

Pada prinsipnya, situs database putusan merupakan sarana untuk

menampilkan koleksi database putusan Mahkamah Agung. Sistem itu berdiri

sendiri dan sampai saat ini, tidak terkait dengan aplikasi lain. Suplai informasi

perkara diperoleh langsung dari softcopy yang dipakai oleh para operator

Mahkamah Agung dalam membuat putusan cetaknya. Berdasarkan Surat Edaran

Panitera Mahkamah Agung Nomor 73 PAN/INT/VI/2008 tentang Pengesahan

Prosedur Penanganan softcopy Putusan dan Upload ke Situs Mahkamah Agung.

Dalam hal operasional, sistem yang digunakan adalah sistem pooling

softcopy putusan dengan flash disk ke pusat data karena infrastruktur belum

menjangkau seluruh ruang kerja. Pada prinsipnya, setiap berkas yang dikirimkan

kembali kepada Panitera Muda—setelah minutasi diselesaikan—harus disertai

dengan softcopy yang disimpan dalam USB khusus. Prosedur menunjukkan

bahwa Asisten Koordinator wajib memastikan setiap putusan yang dikirim kepada

Panitera Muda disertakan pula softcopy-nya. Sistem pooling itu sempat

bermasalah karena penggunaan flash disk sempat mengakibatkan tersebarnya

berbagai jenis virus komputer yang merusak file word processor yang dikirimkan

Sementara itu, untuk meng-upload ke situs putusan.net, telah dibentuk tim

pusat data di ruang C 206 yang bekerja penuh untuk mengolah dan menaikkan

data itu ke internet. Sampai laporan ditulis, terdapat empat petugas, tetapi proses

berjalan tidak terlalu efektif. Maksudnya, belum semua asisten koordinator—

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 109: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

93

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 110: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

94

Universitas Indonesia

6. Tata Usaha Negara (TUN): a. TUN; b. Hak Uji Materiil; dan c. Peninjauan

Kembali (PK) Pajak.

7. Pidana Militer

5.1.3 Informasi Perkembangan Perkara

Fitur tersebut merupakan link ke aplikasi informasi status perkara berbasis

microsoft excel (http://sms.mahkamahagung.go.id/perkara) yang dikelola oleh

Kepaniteraan Mahkamah Agung. Pada aplikasi ini, disediakan informasi berupa

status perkara yang sedang ditangani oleh Kepaniteraan Mahkamah Agung,

meliputi nomor perkara, nama pihak, klasifikasi perkara, tim yudisial, nama

anggota majelis, nama Panitera Pengganti, status perkara, serta amar. Selain itu,

aplikasi ini membantu pencari informasi untuk dapat melihat daftar perkara

terbaru yang di-upload ke dalam sistem. Lalu, ia mencari informasi perkara yang

diinginkannya melalui pilihan kata kunci berdasarkan:

1. Nomor register;

2. Asal pengadilan;

3. Nama para pihak;

4. Jenis perkara (perdata, pidana, dan lain-lain); serta

5. Nomor surat pengantar

Aplikasi sistem informasi perkara ini padanya menggunakan mekanisme

dasback end yang sederhana, yaitu microsoft Excel, aplikasi tersebut setelah

diolah bisa menjadi suatu wahana informasi publik yang cukup baik dan

komprehensif. Kolom status perkara di-generate secara otomatis berdasarkan

entry pada kolom tanggal. Apabila tanggal putus telah terisi, otomatis status

berubah menjadi Putus. Apabila telah ada tanggal kirim ke pengadilan pengaju,

status berubah menjadi Telah Dikirim ke Pengadilan Pengaju.

Selain informasi perkara, aplikasi tersebut juga menawarkan aplikasi

statistik perkara yang dihasilkan secara otomatis dari perkara yang terdata pada

database perkara. Link ke modul statistik ada pada url http://sms.

mahkamahagung.go.id/perkara/statistik.php

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 111: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

95

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 112: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

96

Universitas Indonesia

Sumber : www.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.6 Tampilan Awal Aplikasi Informasi dan Pengaduan

Sistem permohonan informasi online ditempatkan dalam situs Mahkamah

Agung sebagai bagian dari skema pelayanan meja informasi. Sistem itu dapat

diakses melalui url http://www.mahkamahagung.go.id/di_web3/ index.asp. Sistem

itu dikelola oleh staf Biro Hukum dan Humas sebagai operator atau petugas meja

informasi di Mahkamah Agung. Selain itu, sistem juga digunakan oleh petugas

pada setiap satuan kerja yang menjadi titik kontak meja informasi. Dengan

demikian, apabila informasi yang hanya bisa dicari oleh petugas satuan kerja,

pengirimannya ke meja informasi dapat dilakukan melalui sistem ini.

Secara umum, aplikasi tersebut memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1)

Mencatat permohonan informasi yang masuk; 2) Melakukan komunikasi dalam

rangka pengumpulan informasi yang diminta, baik terhadap petugas dari satuan

kerja lain maupun dengan pemohon informasi; 3) Monitoring proses pengolahan

informasi; 4) Menjawab/mengirimkan hasil informasi yang dicari oleh pemohon;

dan 5) Menerima pengajuan keberatan terhadap pelayanan informasi yang tidak

sesuai.

Mengingat sistem tersebut melibatkan penggunaan lebih dari satu satuan

kerja, sistem memiliki kemampuan untuk mengelola daftar nama satuan kerja,

termasuk menambah, mengurangi, dan menghapus satuan kerja yang sudah ada.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 113: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

97

Universitas Indonesia

Selain itu, sistem juga memiliki kemampuan untuk mengontrol pengguna sistem,

termasuk menambah, mengubah, maupun menghapus pengguna yang terdaftar

dalam sistem. Untuk bisa mengajukan permohonan informasi, maka pemohon

diharuskan untuk mendaftar dengan mengisi beberapa kelengkapan data, seperti:

1. Nama lengkap;

2. Nama Login;

3. Password;

4. Jenis Kelamin;

5. Alamat;

6. Nomor Telepon;

7. Nomor Handphone;

8. Nomor Faksmile;

9. Email

Sumber: www.putusan.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.7 Tampilan Kolom Registrasi Layanan Informasi dan Pengaduan

Selain form pengisian informasi, dalam aplikasi ini terdapat pula fitur-fitur

lain yang dapat menunjang kinerja dari aplikasi ini, seperti:

a. Filter Spam

Aplikasi aplikasi ini memiliki fitur yang dapat digunakan oleh operator

untuk dapat menentukan, permohonan informasi mana yang layak untuk

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 114: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

98

Universitas Indonesia

diteruskan dan/atau dijawab. Hal itu penting karena pastinya sangat banyak

permohonan yang masuk ke pihak Mahkamah Agung yang belum tentu memiliki

dasar yang kuat untuk ditindaklajuti.

b. Pengajuan Keberatan

Keberatan dapat diajukan apabila permohonan yang semestinya diterima

(atau setidaknya dapat diperoleh dengan izin penanggung jawab) ditolak oleh

operator. Selain sebagai reaksi atas permohonan yang telah ditolak, keberatan juga

dapat diajukan atas permohonan yang tidak ditanggapi sesuai dengan periode

waktu yang telah ditentukan. Keberatan atas permohonan informasi sehubungan

dengan perkara dapat diajukan kepada Panitera dan keberatan atas permohonan

informasi selain itu dapat diajukan kepada Sekretaris. Pengajuan keberatan akan

dikirimkan langsung kepada penanggung jawab tanpa melalui proses pengelolaan

dan penyaringan oleh operator. Dalam proses ini pemohon cukup memilih fitur

pengajuan keberatan yang ada pada menu yang menginformasikan penanganan

permohonan.

c. Fungsi Pelaporan

Dalam sistem ini, nantinya akan menghasilkan beberapa jenis laporan

sebagai berikut,

1. Laporan Statistik Penanganan Perkara berdasarkan:

a) variabel waktu (bulanan, tahunan);

b) satuan kerja;

c) kategori permohonan informasi (administrasi, kepegawaian, keuangan,

organisasi, pengawasan, perkara, dan lain-lain).

2. Laporan Nama Individual Pemohon berikut jumlah permohonan yang pernah

diajukan.

3. Laporan Waktu yang diperlukan untuk Penanganan Perkara, termasuk waktu

tersingkat, waktu rata-rata, dan waktu terlama. Sistem juga mampu

memberikan laporan waktu respons untuk setiap permohonan yang masuk

melalui sistem.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 115: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

99

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 116: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

100

Universitas Indonesia

5.1.6 RKAK/L (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga) Online

Fitur tersebut merupakan aplikasi untuk mengkonsolidasikan file Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dari setiap unit pelaksana

teknis yang ada di Indonesia. Aplikasi itu dapat diakses melalui url

http://rkakl.mahkamahagung. go.id/. Saat ini, keperluan manajemen keuangan

praktis Mahkamah Agung bertumpu pada aplikasi RKAK/L dan paket aplikasi

keuangan yang telah disediakan oleh Depkeu sebagaimana juga lembaga negara

dan pemerintahan lain. Pada 2008, Program MCC-ICCP/USAID membantu

penyediaan aplikasi komunikasi data pelaporan keuangan RKAK/L. Aplikasi itu

pada dasarnya bertujuan untuk membantu Mahkamah Agung mengompilasi

usulan-usulan RKAK/L yang berasal dari berbagai satuan kerja di lingkungan

Mahkamah Agung, terutama dari pengadilan-pengadilan di seluruh Indonesia.

Sebelum adanya aplikasi tersebut, setiap satuan kerja menyusun rencana

kerja dan anggaran dengan menggunakan aplikasi yang disediakan oleh Depkeu.

Keluaran aplikasi itu—baik berupa cetakan maupun file data–dikirimkan ke

Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung untuk kemudian digabungkan

menjadi RKAK/L Mahkamah Agung.

Proses semi manual tersebut sangat melelahkan, memakan waktu,

sekaligus rawan kesalahan. Untuk memudahkan proses dan mempercepat

penyusunan anggaran di Mahkamah Agung, program MCC/ICCP membantu

menyediakan fasilitas komunikasi data RKAK/L. Dengan menggunakan fasilitas

aplikasi itu, satuan kerja cukup meng-upload data RKAK/L yang dihasilkan dari

aplikasi milik Depkeu ke dalam sistem Mahkamah Agung. Selanjutnya, aplikasi

itu akan menggabungkannya secara otomatis menjadi satu kesatuan database

rencana kerja dan anggaran Mahkamah Agung. Pada dasarnya, fungsi untuk

menggabungkan data RKAK/L sudah tersedia pada aplikasi Depkeu, hanya saja

prosesnya masih harus dilakukan secara manual.

Dengan adanya bantuan aplikasi tersebut, baik satuan kerja maupun Biro

Perencanaan Mahkamah Agung terbantu dari sisi kecepatan proses maupun

pengurangan risiko kesalahan. Namun, aplikasi itu diperkirakan akan menghadapi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 117: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

101

Universitas Indonesia

risiko yang sama pada kemudian hari apabila ada revisi terhadap aplikasi

RKAK/L oleh Depkeu.

5.1.7 Perpustakaan Online

Perpustakaan online dikelola oleh Bagian Perpustakaan Mahkamah

Agung. Link itu merujuk kepada url http://pustaka.mahkamahagung.go.id. Pada

2008, Bagian Perpustakaan Mahkamah Agung yang berada di bawah Biro Hukum

Humas mengadakan tender untuk mengembangkan suatu aplikasi katalog

perpustakaan online. Tender itu dimenangkan oleh Institut Pertanian Bogor yang

kemudian meng-install aplikasi Online Public Access (OPAC) versi 1.0. Aplikasi

itu pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan akses kepada anggota

perpustakaan untuk melakukan penelusuran secara online pada lebih dari 8500

judul koleksi yang diiliki oleh Perpustakaan Mahkamah Agung.

Sumber: http://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/perpusma

Gambar 5.9 Tampilan Sistem Perpustakan Online Mahkamah Agung RI

Selain aplikasi OPAC yang berfungsi sebagai aplikasi dasar penelusuran

informasi koleksi perpustakaan, terdapat pula aplikasi tambahan untuk foto pada

modul pengelolaan anggota perpustakaan yang dapat membantu dalam proses

pencatatan foto dan keanggotaan serta penyetakan kartu anggota perpustakaan.

Sebanyak tiga orang staf ditempatkan untuk mengelola aplikasi ini, terutama

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 118: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

102

Universitas Indonesia

membantu dalam mengoperasikan aplikasi foto yang hanya bisa dilakukan secara

offline. Aplikasi OPAC yang dimiliki oleh Mahkamah Agung ini adalah versi

ringan dari jenis aplikasi OPAC Full Version yang ada. Sehingga informasi yang

disediakan dalam direktori ini hanya terbatas pada katalog online dengan

penyimpanan informasi sebagai berikut:

Tabel 5.1

Informasi pada Katalog Online Perpustakaaan MARI

No Kolom No Kolom

1 Judul 11 Penerbit

2 Edisi 12 Tahun Terbit

3 Nomor Panggil 13 Kota Terbit

4 ISSB/ISSN 14 Kolasi/ Deskripsi Fisik

5 Pengarang 15 Catatan Umum

6 Topik/Subjek 16 Anotasi

7 Klasifikasi 17 Gambar Sampul

8 Judul Seri 18 Lampiran

9 Bentuk Koleksi 19 Ketersediaan

10 Bahasa Sumber: Form Aplikasi Perpustakaan MA RI

Sedangkan pada aplikasi pendaftaran disimpan informasi-informasi dasar

administratif yang meliputi: foto, nama anggota, Nomor Induk Pegawai, unit

kerja dan tanggal lahir. Data-data tersebut dikumpulkan dalam tabulasi data

keanggotaan ataupun pengunjung perpustakaan Mahkamh Agung RI.

5.2 Penerapan E-Government di Mahkamah Agung Republik Indonesia

Melalui Website www.mahkamahagung.go.id

Pada dasarnya e-government bertujuan untuk mengintegrasikan hubungan

antara masyarakat dengan pemerintah, pemerintah dengan dengan sektor bisnis

dan antar instansi pemerintah (Yong, 2003, 14). Dalam website

www.mahkamahagung.go.id, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai layanan

informasi yang telah disediakan Mahkamah Agung dalam website.

5.2.1 Government to Government

Tipe relasi ini mencoba menjelaskan bentuk interaksi yang terjadi antara

satu intansi pemerintahan dengan instansi pemerintahan lainnya. Bentuk interaksi

ini di dalam website Mahkamah Agung dapat terlihat dalam bentuk layanan

berikut:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 119: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

103

Universitas Indonesia

1. Website Pengadilan

Layanan informasi ini adalah salah satu bentuk adanya interaksi antara

suatu lembaga dengan lembaga pemerintahan yang lainnya. Pada layanan ini

terdapat interaksi antara Mahkamah Agung dengan empat lingkungan peradilan

yang berada di bawah Mahkamah Agung. Website Pengadilan berisi tentang

website resmi dari Peradilan Negeri dan Peradilan Tinggi di setiap daerah. Hal ini

memungkinkan terjadinya suatu interaksi antara kedua belah pihak dalam rangka

penyediaaan informasi mengenai hasil putusan atau berita-berita terkait lainnya.

Berikut adalah tampilan dari layanan informasi website pengadilan:

Sumber: www.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.10 Tampilan Layanan Informasi Mahkamah Agung RI

2. Link Instansi Lain

Bentuk layanan ini terdiri dari beberapa link dari instansi yang terkait

dengan Mahkamah Agung. Satuan Tugas Pemberantas Mafia Hukum adalah salah

satu instansi yang melakukan interaksi dengan Mahkamah Agung. Dalam layanan

ini, setiap masyarakat dapat melakukan akses kepada satgas dalam rangka

pengaduan untuk tindakan-tindakan mafia hukum. Jika mengklik link ini maka

akan terhubung langsung dengan situs http://www.satgas-pmh.go.id/. Interaksi ini

dimaksudkan untuk memberikan masyarakat kemudahan untuk melakukan

pengaduan terhadap tindakan mafia hukum yang mungkin dilakukan oleh pejabat

atau hakim di lingkungan Mahkamah Agung. Link ini juga dimaksudkan untuk

adanya interaksi antara satgas dan juga Mahkamah Agung dalam pemberian

informasi mengenai tindakan-tindakan mafia hukum. Ini juga dimaksudkan untuk

terciptanya suatu koordinasi antara kedua belah pihak dalam memberantas mafia

hukum. Hal ini seperti dicantumkan dalam Keputusan Presiden No. 37 Tahun

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 120: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

104

Universitas Indonesia

2009 yang mengenai Satuan Tugas Pemberantas Mafia Hukum yang menyatakan

dalam menjalankan tugasnya, Satgas PMH berwenang bekerjasama dengan

Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi

Yudisial, Ombudsman, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Komisi

Pemberantasan Korupsi, Komisi Kepolisian Nasional, Lembaga Perlindungan

Saksi dan Korban, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Organisasi

Profesi Advokat, Organisasi Profesi Notaris, Organisasi Profesi Pejabat Pembuat

Akta Tanah, dan lembaga negara lainnya dalam upaya pemberantasan mafia

hukum.

Selain interaksi yang dilakukan dengan satgas PMH, Mahkamah Agung

juga melakukan interaksi dengan lembaga lain seperti, International Anti-

Corruption Academy. Website ini merupakan sebuah interaksi yang dilakukan

oleh Mahkamah Agung dengan dunia internasional. Interaksi ini merupakan

sebuah layanan informasi yang diberikan oleh Mahkamah Agung kepada pihak

internal mengenai anti korupsi yang berjalan di dunia internasional.

Pada akhirnya, aplikasi e-government juga diperuntukkan untuk

meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan

pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.

Berbagai jenis aplikasi yang dapat dibangun dengan menggunakan format

goverment to employees atau sebaliknya. Bentuk relasi antara Mahkamah Agung

dengan karyawan juga dapat dilihat dari beberapa layanan di dalam website

Mahkamah Agung antara lain adalah dengan disediakannya perpustakaan online

oleh Mahkamah Agung. Perpustakaan Mahkamah Agung bertujuan untuk

membantu kelancaran pelaksanaan tugas bagi para Hakim maupun para pencari

informasi secara cepat, tepat, dan akurat dalam menemukan bahan referensi dan

informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang menjadi faktor

terlaksananya kecepatan dalam penyajian informasi hukum serta koleksi dari

berbagai disiplin ilmu, terutama dalam bidang hukum, ilmu sosial dan humaniora.

Pelayanan ini diberikan untuk memudahkan pencarian informasi mengenai

pengetahuan terutama di bidang hukum. Setiap karyawan diberikan akses untuk

meminjam buku serta mengunjungi perpustakaan secara langsung.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 121: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

105

Universitas Indonesia

Interaksi antara Mahkamah Agung dengan karyawan melalui e-

government masih sangat kurang. Beberapa layanan untuk meningkatkan

kesejahteraan masih belum bisa diakses melalui website yang telah ada.

5.2.2 Government to Citizen

Tipe relasi ini merupakan aplikasi e-government yang paling umum. Tipe

relasi ini digunakan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu

tipe ini juga memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan akses

terhadap aplikasi e-government. Penyediaan website di Mahkamah Agung

dilandasi pada adanya kepentingan masyarakat dalam informasi di Pengadilan

baik Negeri, Tinggi, Kasasi, atau Peninjauan Kembali. Oleh karena itu, tipe relasi

ini dapat terlihat secara jelas dalam website yang disediakan oleh Mahkamah

Agung. Berikut adalah beberapa bentuk layanan informasi yang menunjukan

adanya tipe relasi Government to Citizen.

1. Info Perkara

Layanan ini adalah salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh

Mahkamah Agung kepada masyarakat. Dengan layanan ini, setiap masyarakat

yang ingin mengetahui hasil putusan tingkat kasasi dan peninjauan kembali dapat

mengakses website Mahkamah Agung dan klik info perkara. Halaman ini akan

memberikan informasi mengenai perkara antara lain Nomor Register, Asal

Pengadilan, Nama Para Pihak, Jenis Perkara, Nomor Surat Pengantar, dan Jenis

Putusan. Berikut tampilan pada website untuk info perkara:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 122: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

106

Universitas Indonesia

Sumber: www.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.11 Tampilan Info Perkara Mahkamah Agung RI

Layanan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang sedang berperkara

dan membutuhkan informasi mengenai hasil putusan tingkat pengadilan negeri

dan pengadilan tinggi. Selain mempermudah masyarakat, layanan ini juga bisa

menghemat waktu dan juga biaya orang yang berperkara. Terutama bagi

masyarakat diluar wilayah Pulau Jawa atau daerah lainnya yang secara geografis

berjauhan dengan lokasi Mahkamah Agung. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

dari bapak Joko Upoyo, Kabag Pemeliharaan Sistem Informasi MA,

“dengan adanya e-gov dan website ini ya, maksudnya biar masyarakat

dari jauh itu bisa langsung akses perkara mereka di putusan.net dan SIAP

kita dari tempat mereka. Jadi gak perlu lah ada rombongan datang jauh-

jauh dari Palembang, Sulawesi apalagi dari Indonesia Timur, itu kan

mahal biaya datang kesininya,,,” (Wawancara dengan Pak Joko Upoyo,10

Juni 2011)

Pernyataan yang disampaikan tersebut memperkuat keberadaan website

Mahkamah Agung yang memang ditujukan untuk memfasilitasi masyarakat dalam

hal penyediaaan informasi. Terutama bagi masyarakat yang ingin mengakses

informasi perkara dari tempat atau daerah yang relatif jauh dari lokasi Mahkamah

Agung RI di Jakarta.

2. Putusan

Layanan informasi Putusan pada website Mahkamah Agung merupakan

bentuk lain dari adanya interaksi pemerintah yaitu Mahkamah Agung dengan

masyarakat. Berbeda denga Info Perkara, Putusan adalah layanan informasi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 123: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

107

Universitas Indonesia

mengenai hasil putusan di tingkat Kasasi dan Peninjauan Kembali di Mahkamah

Agung. Persamaan dengan info perkara adalah info yang terdapat dalam bagian

ini hampir sama dan memiliki manfaat yang sama. Berikut tampilan yang akan

muncul dalam akses informasi putusan:

Sumber: www.putusan.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.12 Tampilan Akses Informasi Putusan

Pada gambar di atas dapat dilihat pada bagian atas terdapat informasi

umum terkait dengan siapa orang yang berperkara, informasi nama hakim, dan

yang lainnya yang terkait dengan perkara. Pada bagian bawah disediakan hasil

dari putusan yang dapat diunduh oleh orang yang berperkara atau pihak-pihak

yang membutuhkan informasi tersebut. Ketersediaan fitur informasi putusan

disampaikan oleh pengacara yang mengakses fitur putusan dari website

Mahkamah Agung,

“untuk informasi dasar kasus saya, cukup lihat di web MA saja, nanti

kalau ada detail menyusul baru di clearance lagi...” (Wawancara dengan

Bapak Heru Mahyudin SH, 8 Desember 2011)

Berdasarkan tampilan putusan atas nama Maimanah binti Muin yang

diperkuat pernyataan Bapak Heru Mahyudin, bahwa informasi yang didapatkan

dari fitur tersebut merupakan informasi dasar penyelenggaraan penyelesaian

perkara. Informasi tersebut terdiri dari informasi pihak yang berpekara,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 124: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

108

Universitas Indonesia

kepaniteraan pengurus penyelesaian perkara, tanggal musyawarah dan pembacan

putusn serta kemungkinan yurisprudensi yang mungkin dapat dijadikan rujukan.

Namun hal yang bersebrangan mengenai kemudahan mengakses

infrormasi putusan disampaikan oleh wartawan Liptan 6 SCTV,

“Kadang untuk kasus tertentu, kita susah untuk cari data primernya di

MA, padahal kan akan lebih bagus kalau bisa dapet hasil monitoringnya

langsung dari MA.. (Wawancara dengan Subki Abdul Qadir, 18 Nopember

2011)

Pernyataan mengenai sulitnya mengakses informasi primer mengenai

penyelesaian perkara yang dialami awak media pernah terjadi saat kasus gugatan

pencemaran nama baik yang dilayangkan oleh pihak RS. Omni International

terhadap Prita Mulyasari kembali mencuat pada tingkat kasasi dan peninjauan

kembali. Kesulitan mengakses tidak hanya dialami saat mencoba mendapatkan

informasi mengenai perkembangan kasus Prita Mulyasari secara manual, akan

tetapi juga saat melalui website yang seharusnya dapat mempermudah mengakses

informasi tersebut.

Relasi yang terjadi antara Mahkamah Agung dengan masyarakat pada tipe

relasi ini dapat terlihat dari adanya beberapa bentuk layanan informasi yang

tersedia dalam website. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat termasuk orang

yang berperkara, pengacara, atau pun wartawan dapat dilihat pada kelengkapan

informasi di dalam website. Manfaat yang dirasakan antara lain adalah membantu

Mahkamah Agung untuk memberikan informasi atau akses layanan pemerintah

terutama untuk masyarakat Indonesia yang memiliki jarak yang jauh dari ibukota.

Interkasi antara Mahakamah Agung dan juga masyarakat dapat dilihat dari adanya

akses masyarakat untuk melakukan pengaduan melalui Badan Pengawas terkait

dengan penyelewengan yang terjadi di Mahkamah Agung.

5.2.3 Government to Bussiness

Disamping adanya interaksi dengan pemerintah dan masyarakat,

pemerintah yang bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga

kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya sebagai

sebuah entiti berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik antara pemerintah

dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 125: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

109

Universitas Indonesia

bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal

yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan

efektif dengan industri swasta. Relasi ini diperlukan akan memberikan dampak

yang positif terhadap beberapa kegiatan dalam pemerintahan atau dalam

pemberian pelayanan yang lebih prima kepada masyarakat.

Bentuk interaksi antara Mahkamah Agung dengan kalangan bisnis bisa

dilihat dari adanya bentuk pelayanan yang berisikan mengenai ―Lelang‖ terhadap

pengadaan barang di Mahkamah Agung. Dalam layanan ini, pihak swasta dapat

berpartisipasi dalam proses lelang barang ataupun jasa yang diperlukan oleh

Mahkamah Agung. Layanan ini berisi mengenai informasi pengumuman akan

diadakannya lelang dan juga pengumuman hasil pemenang lelang. Berikut adalah

tampilan dari info lelang untuk pengadaan barang dan jasa:

Sumber: www.mahkamahagung.go.id

Gambar 5.13 Tampilan Info Lelang Pengadaan Barang dan Jasa Mahkamah

Agung RI

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 126: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

110

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 127: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

111

Universitas Indonesia

Interaksi yang terjadi dalam bentuk ini hanya terbatas pada pengumuman

adanya lelang dan pemenang lelang. Pengurusan dokumen-dokumen untuk setiap

instansi swasta yang mendaftar masih menggunakan cara manual, yaitu dengan

melengkapi berkas dan mengantar langsung ke Mahkamah Agung. Proses lelang

juga dilakukan dengan tatap muka antara pihak swasta dengan Mahkamah Agung.

Interaksi yang terjalin masih jauh dikatakan sempurna, tetapi ada beberapa

manfaat yang dapat diberikan dengan adanya hal ini yaitu Mahkamah Agung bisa

mengadakan lelang secara fair dan membuka peluang kepada pihak swasta lain.

Kegiatan ini juga bisa meminimalisasi tindakan kecurangan atau perusahaan fiktif

dalam kegiatan lelang.

5.3 Penerapan Portal Mahkamah Agung RI untuk Mewujudkan

Keterbukaan Informasi Publik

5.3.1 Mekanisme yang Menjamin Sistem Keterbukaan dan Standardisasi

dari Semua Proses-Proses Pelayanan Publik

Indikator pertama untuk mengetahui apakah website yang ada di

Mahkamah Agung memiliki transparansi atau tidak dapat dilihat dari adanya

mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standardisasi dari semua

proses-proses pelayanan publik. Sebelum membahas semakin jauh perlu

ditekankan bahwa pelayanan publik yang diberikan oleh Mahkamah Agung

adalah pelayanan dalam bidang hukum. Pelayanan ini terdiri dari pelayanan

pengadilan terutama pada tingkat Kasasi dan Peninjauan Kembali. Pelayanan ini

banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia karena ini merupakan fungsi utama

dari Mahkamah Agung sebagai badan peradilan tertinggi di Indonesia.

Untuk mengetahui apakah mekanisme tersebut sudah dijalankan atau belum

maka bisa dilihat dari apakah Mahkamah Agung menyediakan informasi yang

jelas tentang prosedur, biaya, dan tanggung jawab. Dalam layanan yang terdapat

dalam website www.mahkamahagung.go.id terdapat suatu mekanisme yang

menjamin adanya suatu keterbukaan sistem dan standar layanan. Layanan tersebut

adalah layanan Putusan yang terhubung secara langsung ke website

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 128: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

112

Universitas Indonesia

www.putusan.mahkamahagung.go.id. Dalam layanan ini terdapat informasi yang

jelas tentang bagaimana penggunaan layanan ini dengan diberikannya petunjuk

penggunaan. Untuk mendapatkan informasi mengenai putusan, masyarakat dapat

mengikuti prosedur sebagai berikut:

Navigasi Hypertext

Penelusuran informasi putusan dengan metode navigasi hypertext yang

lazim disebut browsing adalah penelusuran data terstruktur. Melalui metode ini

pencarian putusan MA dalam situs ini dilakukan berdasarkan:

- Klasifikasi Perkara

Tahun Putus

Tahun Register/Perkara didaftarkan

Tahun Putusan di-upload

Pengadilan

Pencarian (Searching)

Penelusuran informasi putusan dengan metode pencarian (searching)

komputer akan mencari kata yang dipilih di katalog maupun dokumen putusan.

Mesin pencari sudah mendukung pencarian. Setelah anda memasukkan kata kunci

dan menekan tombol cari, maka mesin pencari Direktori Putusan akan mencari

kata-kata tersebut di katalog maupun dokumen putusan yang ada. Jika anda

memasukkan lebih dari satu kata, maka mesin pencari akan mencari dan

menampilkan katalog/dokumen yang memiliki semua kata-kata tersebut.

Pencarian canggih juga disediakan untuk pencarian putusan secara lebih spesifik

berdasarkan Anda akan mendapatkan hasil pencarian berupa daftar putusan.

Nomor Registrasi Perkara

Judul Putusan

Tahun Putus, Tahun Register Perkara, dan Tahun Upload Perkara

Klasifikasi dan Sub Klasifikasi

Pengadilan

Daftar Putusan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 129: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

113

Universitas Indonesia

Daftar putusan ditampilkan 20 per halaman. Anda dapat mengetahui

jumlah halaman dari kotak di sisi kiri bawah dan anda dapat memilih halaman

mana yang anda inginkan.

Katalog

Jika anda memilih salah satu putusan, akan muncul katalog untuk putusan

tersebut. Katalog menampilkan beberapa informasi penting secara singkat agar

anda dapat menilai apakah dokumen putusan yang terlampir pada katalog tersebut

sesuai dengan keperluan anda. Dokumen putusan dapat langsung anda unduh

(download) dengan mengklik judulnya di bagian bawah katalog. Sebaiknya anda

perhatikan ukuran file dokumen putusan yang tertera sebelum mengunduh

(download) untuk memastikan koneksi internet anda mencukupi.

Dokumen Putusan

Dokumen putusan yang ditampilkan di sini terdiri dari tiga jenis. Pertama,

dokumen putusan cetak yang dipindai (scan). Ukuran file jenis dokumen ini

cukup besar, tergantung tebal putusan, mulai 200 kilobyte, hingga lebih dari 10

megabyte karena dokumen jenis ini disimpan berupa image. Kedua, dokumen

putusan yang dari awalnya sudah berbentuk file elektronik, biasanya putusannya

relatif masih baru. File jenis dokumen ini relatif lebih kecil sehingga cepat

mengunduhnya. Karena berupa teks, maka anda dapat melakukan full text search

atas putusan jenis ini. Ketiga, setiap dokumen putusan juga disediakan dalam

format zip yang sudah dikompresi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses

unduh (download) dokumen putusan terutama bagi yang menggunakan akses

internet dengan kecepatan rendah.

Adanya petunjuk penggunaan yang telah disebutkan di atas menunjukan

bahwa adanya suatu keterbukaan dalam sistem yang telah disediakan oleh

Mahkamah Agung khususnya untuk mengakses hasil putusan yang berada di

tingkat kasasi dan Peninjauan Kembali serta pengadilan lainnnya. Layanan

informasi ini juga memberikan kemudahan bagi masyarakat. Hal ini senada

dengan pernyataan Bapak Joko Upoyo selaku Kepala Bagian Pemeliharaan

Sistem Informasi sebagai berikut:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 130: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

114

Universitas Indonesia

“dengan adanya e-gov dan website ini ya, maksudnya biar masyarakat

dari jauh bisa langsung akses perkara mereka di putusan.net dan SIAP

kita dari tempat jauh. Jadi gak perlu ada rombongan datang jauh-jauh

dari palembang, Sulawesi, apalagi indonesia Timur, itu kan mahal biaya

kesini..” (Wawancara dengan Pak Joko Upoyo,10 Juni 2011)

Salah satu prinsip pokok dalam sistem peradilan di dunia adalah

pengadilan yang terbuka atau transparan. Keterbukaan merupakan kunci dari

lahirnya akuntabilitas. Harapannya hakim dan pegawai pengadilan akan lebih

profesional dalam menjalankan tugas dan tangung jawabnya. Selain itu,

keterbukaan informasi, yang intinya hak bagi publik untuk mengakses informasi,

merupakan salah satu hak asasi manusia sebagaimana ditegaskan dalam UUD

1945. Atas pertimbangan itu, Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan Keputusan

Ketua Mahkamah Agung Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan

Informasi di Pengadilan.

Pengembangan 'Direktori Putusan' elektronik ini adalah salah satu

pelaksananaan Keputusan Ketua MA tersebut, dengan tujuan memastikan adanya

informasi yang lengkap bagi masyarakat secara cepat dan murah. Keputusan

KMA tersebut antara lain mengatur jenis informasi yang harus diumumkan oleh

pengadilan secara proaktif serta mekanisme pengumumannya. Informasi yang

dimaksud adalah yang dianggap penting untuk diketahui oleh para pencari

keadilan dan masyarakat, termasuk putusan dan penetapan pengadilan.

Putusan atau penetapan yang belum berkekuatan hukum tetap namun

menarik perhatian publik, misalnya perkara korupsi, narkoba, atau terorisme, juga

dapat diterbitkan oleh pengadilan. Untuk menjaga privasi serta martabat pihak-

pihak tertentu dalam perkara-perkara seperti kekerasan dalam rumah tangga,

tindak pidana kesusilaan, adopsi anak, tindak pidana anak atau perkara yang

berhubungan dengan perkawinan, sesuai Keputusan, MA wajib mengaburkan

identitas mereka. Mekanisme pengumuman informasi putusan dan penetapan

pengadilan disesuaikan dengan kondisi keuangan dan prasarana yang dimiliki

pengadilan. Karena MA telah memiliki situs (website), maka informasi putusan

dan penetapan dimuat di situs MA melalui 'Direktori Putusan' ini.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 131: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

115

Universitas Indonesia

Salah satu fungsi dari penerapan teknologi pada kegiatan kepemerintahan

atau e-government adalah mempermudah interaksi antara beragam pihak yang

berkepentingan tanpa harus bertatapan muka secara langsung. Sehingga hambatan

berupa jarak dan waktu dapat diatasi dengan pembiayaan yang ekonomis, seperti

yang dikemukakan oleh kepala Laboratorium E-Government Fasilkom UI:

“Nah, apa itu.. salah satu kelebihan dari e-government itu bisa membuat

penyelenggaraan pemerintah dilakukan dengan tata kelola yang lebih

efektif dan efisien begitu... jadi orang nggak perlu datang dari jauh untuk

mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah...”(Wawancara dengan

Bapak Dana Indra, 10 Juni 2011)

Selain tata kelola pemerintahan yang lebih efektif dan efisien bagi institusi

dan lembaga pemerintahan sebagai penyelenggara layanan publik, pelaksanaan e-

government di lingkungan Mahkamah Agung juga dimaksudkan untuk menekan

dari segi biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan dari bapak Joko Upoyo, Kabag Pemeliharaan Sistem Informasi MA:

“dengan adanya e-gov dan website ini ya, maksudnya biar masyarakat

dari jauh itu bisa langsung akses perkara mereka di putusan.net dan SIAP

kita dari tempat mereka. Jadi gak perlu lah ada rombongan datang jauh-

jauh dari Palembang, Sulawesi apalagi dari Indonesia Timur, itu kan

mahal biaya datang kesininya,,,”(Wawancara dengan Pak Joko Upoyo,10

Juni 2011)

Pernyataan tersebut menjadi penekanan bahwa sesungguhnya Mahkamah

Agung sudah melakukan upaya-upaya yang memfasilitasi masyarakat untuk dapat

mengakses informasi secara mudah dan hemat. Disamping tatakelola yang lebih

efektif dan efisien bagi internal Mahkamah Agung dan penekanan besaran biaya

serta kemudahan bagi masyarakat, penggunaan media website sebagai penerapan

e-government di Mahkamah Agung juga dimaksudkan untuk melindungi kedua

belah pihak dari kemungkinan terjadinya tindak penyelewengan. Dengan

penerapan e-government, diharapkan interaksi tatap muka secara langsung dapat

ditekan guna menjaga stabilitas kinerja para pengurus perkara secara profesional

dan objektif disamping menjaga dan melindungi pihak berperkara atau

masyarakat lain yang berkepentingan dari tekanan-tekanan serta menghindarkan

mereka dari tindak penyelewengan yang mungkin saja terjadi. Pandangan ini

sesuai dengan pernyataan Kabag Pemeliharaan Sistem Informasi MA,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 132: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

116

Universitas Indonesia

“Kita berharap dengan pelaksanaan e-gov ini dapat mengurangi tatap

muka langsung antara para hakim dan pihak-pihak yang bersangkutan,

ee... itu maksudnya biar para hakim itu steril dan tetap objektif, selain

biar pihak yang berpekara itu, apa.. bisa mendapat perlakuan yang adil

tanpa tahu dia itu siapa dan bagaimana...”(Wawancara dengan Pak Joko

Upoyo, 10 Juni 2011 )

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan e-

government yang dalam hal ini dilakukan oleh Mahkamah Agung melalui

website-nya memang ditujukan untuk menunjang interaksi antara pihak pengurus

perkara dan pihak yang berperkara dengan interaksi tatap muka yang ditekan

seminim mungkin. Selain itu, dengan ditekannya tatap muka secara langsung

dapat memberikan dampak positif bagi penyelenggara peradilan perkara untuk

tetap steril sehingga dapat bekerja secara profesional dan objektif dalam

menyelesaikan perkara disamping meningkatkan efisiensi biaya bagi pihak yang

berperkara. Dan bagi keduanya, penerapan e-government di lingkungan

Mahkamah Agung juga berpotensi menghindarkandan melindungi kedua belah

pihak dari tindakan penyelengan kewenangan seperti tindak korupsi, penyuapan,

ataupun pemerasan yang mungkin terjadi pada interaksi tatap muka secara

langsung.

Informasi mengenai putusan perkara untuk beberapa putusan dibutuhkan

bukan hanya bagi orang yang berperkara tetapi juga media massa atau lembaga

pemerintah yang lainnya. Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh pihak

Mahkamah Agung, media massa yang diwakilkan oleh wartawan menyebutkan

bahwa untuk beberapa kasus yang bersifat sensitif, wartawan masih sangat sulit

untuk mendapatkan informasinya. Selain itu, lembaga swadaya masyarakat

diwakili oleh Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) menilai dalam mencari

hasil putusan, masih ada beberapa pegawai yang mengkomersilkan hasil putusan.

Berikut kutipan wawancara dengan Ibu Siti Maryam Rodja, S.H selaku peneliti

PSHK:

“Nah kita juga pernah riset tentang implementasi SK 144 di beberapa

daerah. Memang kendalanya adalah disamping ada prakteik-praktik apa-

apa diduitin, jadi mau perlu informasi apa, biaya fotocopynya tidak

rasional. Putusan pun yang harusnya hak dan harus dikasih ke para pihak

ya konteksnya bukan kalangan luar itu saja aturannya kalangan luar

kalau mau dapat itu bisa dengan biaya wajar ccuma fotocopy saja. Tapi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 133: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

117

Universitas Indonesia

kenyataannya para pihaknya itu aja dapatnya susah banget. Itu praktik-

praktik tentang implementasi KMA 144 yang kita temui, jadi setelah ada

SK 144 dan ada UU KIP. Di situ kan ada ketentuan pidana tuh kalau

misalnya petugas informasi tidak kasih informasi yang seharusnya

menurut uu bisa diberikan itu ada menakisme keberatan, pokoknya sudah

dikasihlah di UU itu mereka akhirnya bebenah diri, mereka melakukan

penyesuaian, akhirnya keluarlah SK1-144 2010. Itu dengan segala

lampirannya menyesuaikan dengan ini.” (Wawancara dengan Ibu Siti

Maryam Rodja, S.H, 17 Juni 2010)

PSHK sebagai salah satu pengakses menilai, adanya kepentingan-

kepentingan politik dalam penyediaan perangkat dalam pengembangan teknologi

dan informasi di Mahkamah Agung. Kepentingan ini dikatakan oleh Maryam

Rodja, S.H selaku peneliti PSHK dilakukan dalam bentuk tender-tender yang

dimiliki oleh Mahkamah Agung. Berikut kutipan wawancaranya:

“..jadinya politis, soalnya kan kalau pengadaan ini masalah tender kan?

Jadi bakal ada permainan-permainan. Diluar semua itu, aplikasi itu

seharusnya memang dibuat seperti itu yang mampu menunjang cara kerja,

untuk pembuatan kebijakan internal dan pemenuhan hak masyarakat luar

akan informasi” (Wawancara dengan Ibu Siti Maryam Rodja, S.H)

Penyediaan informasi di Mahkamah Agung berdasarkan jumlah pengunjung

website-nya pada Januari-Juni 2011 sebanyak 356.477 pengunjung. Pengakses

berasal dari beberapa negara selain Indonesia. Berikut 5 (lima) urutan negara

dengan pengakses terbanyak.

Tabel 5.3

Jumlah Pengunjung Website Mahkamah Agung RI dari Berbagai Negara

Negara Pengunjung Durasi

Indonesia 343.484 01:36

Singapura 1.321 01:55

Amerika

Serikat

469 01:58

Kanada 468 01:09

Australia 224 01:21

Sumber: Google Analytical

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 134: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

118

Universitas Indonesia

Berdasarkan jumlah pengunjung tersebut, tercatat 483.451 pageviews.

Jumlah ini kemudian dirinci ke dalam beberapa konten yang diakses oleh

masyarakat. Berikut adalah top content yang banyak diakses oleh pengunjung

website:

Tabel 5.3

Jumlah Pageviews Top Content Website Mahkamah Agung RI

Jenis Pages Pageviews

/ (Halaman Utama Website) 408.930

/index.asp 56.563

/index.asp?month=5&year=2011 1.277

/index.asp?month=2&year=2011 1.116

/figur/index.asp 997

Sumber: Google Analytical

Bhatnagar menyebutkan dalam mengukur pencapaian transparansi dalam

bentuk pelaksanaan e-government yang dikaitkan dengan tujuan reformasi dapat

dilihat dari warga dapat mengakses dan memahami peraturan pemerintah dan

prosedur untuk memperoleh layanan. Warga dalam kaitannya dengan hal ini

adalah masyarakat Indonesia yang termasuk ke dalam wartawan, masyarakat, dan

juga LSM. Bagi masyarakat ada beberapa informasi seperti info perkara dengan

prosedur-prosedur yang ditampilkan dalam website.

Berbeda dengan masyarakat, bagi wartawan keterbukaan informasi belum

tercermin dari informasi yang ada di dalam website. Menurut salah satu wartawan

Liputan 6 SCTV menyatakan bahwa untuk beberapa putusan yang terkait dengan

berita besar masih sulit didapatkan. Berikut kutipan wawancara dengan Subqi

Abdul Qodir, wartawan liputan 6 SCTV:

“belum cukup memenuhi informasi tentang transparansi …menurut saya

transparansi itu sendiri adanya suatu keterbukaan, tidak ada batasan atau

ruang antara mahkamah agung sebagai suatu lembaga penyedia informasi

seputar ma dengan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan. menurut

saya data yanga ada dalam situs portal ma ri masih memiliki beberapa

kekurangan dalam hal keterbukaan terhadap suatu permasalahan atau kasus

yang sedang dalam masa pengajuan, persidangan maupun yang akan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 135: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

119

Universitas Indonesia

memasuki masa putusan.” (Wawancara dengan Subqi Abdul Qodir, 18

Nopember 2011)

Pendapat lain datang dari wartawan Antara, Muhammad Zaky yang

menyebutkan bahwa kelengkapan informasi mengenai kelembagaan telah

tersedia. Namun Muhammad Zaky mengemukakan adanya ketidakkinian berita

yang ada di website. Menurutnya, keterbukaaann informasi tidak hanya dapat

ditunjukkan dengan cukup disediakannya informasi kelembagaan mengenai

Mahkamah Agung, karena informasi kelembagaan bersifat tahan lama dan tidak

memiliki perubahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Akan tetapi

Muhammad Zaky menggarisbawahi masalah keterkinian informasi dan data lain

yang mungkin dibutuhkan terkait agenda kegiatan, jadwal persidangan perkara

penting ataupun berita dan informasi yang menurutnya tidak diperbarui dengan

baik.

Jenis perkara yang diproses di Mahkamah Agung merupakan beragam

perkara tingkat kasasi dari beragam lingkungan peradilan seperti Badan Peradilan

Umum, Badan Peradilan Agama, dan juga Peradilan Militer dan Tata Usaha

Negara. Melihat dari tingkat peradilan perkara, dapat dilihat bahwa Mahkamah

Agung memang berada di posisi yang sangat sensitif. Hal ini dikarenakan pada

umumnya pihak yang ingin mencari tahu keberlanjutan perkara di tingkat kasasi

tidak hanya pihak yang berpekara saja, akan tetapi juga masyarakat luas.

Tingginya nilai berita dan nilai ketertarikan terhadap penyelasaian perkara

di Mahkamah Agung secara tidak langsung menuntut pihak Mahkamah Agung

untuk menyediakan sarana yang mempermudah akses masyarakat terhadap

perkembangan perkara, seperti yang disampaikan oleh Kabag Hukum dan Humas

Mahkamah Agung:

“Kita tahu kalau perkara di tingkat kasasi itu memang cenderung menarik

perhatian orang banyak itu ya,, nggak hanya yang memang lagi

berperkara itu, tapi juga kan pihak-pihak lain yang entah mau monitoring

atau mau mempelajari kasus seperti para akademisi kampus itu...makanya

kita siapkan itu di putusan sama SIAP kita, biar semua gampang lihat...”

(Wawancara dengan Pak Edi S., 13 Juni 2011)

Berdasarkan pada pernyataan tersebut, memang ditemukan secara

langsung di www.mahkamahagung.go.id, adanya aplikasi Sistem Informasi

Administrasi Perkara (SIAP) dan aplikasi putusan.net yang terhubung secara

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 136: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

120

Universitas Indonesia

terintegrasi dengan web utama. Hal ini dimaksudkan agar kelanjutan akan

penyelesaian perkara dapat di-monitoring dan diawasi dengan baik oleh pihak

yang berperkara atau pihak lain yang ingin mengetahui keberlanjutan

penyelesaian suatu perkara di Mahkamah Agung.

5.3.2 Mekanisme yang Memfasilitasi Pertanyaan-Pertanyaan Publik Tentang

Berbagai Kebijakan Dan Pelayanan Publik, Maupun Proses-Proses Didalam

Sektor Publik

Berdasarkan prinsip transparansi, indikator selanjutnya dalam melihat

transparansi dalam bentuk pelayanan e-government adalah adanya suatu

mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai

kebijakan dan pelayanan publik maupun proses di dalam sektor publik. Bentuk

pelayanan e-government di Mahkamah Agung berupa website

www.mahkamahagung.go.id dapat memberikan informasi mengenai kebijakan

publik berupa peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung:

Sumber:

Gambar 5.15 Tampilan Informasi Kebijakan-Kebijakan Publik yang

Dikeluarkan Mahkamah Agung RI

Berdasarkan gambar 4.15, penyediaan informasi mengenai kebijakan

publik yang dibuat oleh Mahkamah Agung dimuat dalam menu Peraturan

Perundangan. Menu ini langsung terhubung dengan pencarian peraturan yang

dibutuhkan. Jenis-jenis informasi yang bisa diakses dibagi menjadi beberapa jenis

antara lain:

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 137: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

121

Universitas Indonesia

Surat Edaran

Peraturan

Surat Keputusan

Fatwa

Undang-undang MA

Yurisprudensi

KUHAP

Instruksi Presiden (INPRES)

Keputusan Presiden (KEPPRES)

Peraturan Presiden (PERPRES)

Peraturan Pemerintah (PP)

Undang-undang

Selain adanya keterbukaan mengenai kebijakan publik, pelayanan

informasi yang disediakan dalam website juga digunakan publikasi dalam

peningkatan citra organisasi Mahkamah Agung. Citra ataupun image bagi suatu

institusi atau lembaga digambarkan sebagai segala pergerakan baik prestasi

ataupun kegiatan, sikap, pandangan dan informasi yang ditimbulkan dari suatu

institusi serta berita ataupun kabar yang dibangun oleh masyarakat mengenai

suatu lembaga ataupun institusi tersebut. Untuk itu, penilaian sehat atau tidaknya

maupun baik atau tidaknya keadaaan suatu institusi atau lembaga juga dapat

dilihat dari baik atau tidaknya citra atau image dari lembaga atau institusi tersebut.

Dalam kaitannya dengan good governance, citra yang baik

merepresentasikan tingkat akuntabilitas yang baik pula. Hal ini penting,

mengingat tingginya tingkat akuntabilitas dari suatu lembaga atau institusi

pemerintahan menunjukkan adanya tata kelola yang baik. Salah satu cara bagi

suatu lembaga pemerintahan untuk menunjukkan citra positifnya kepada

masyarakat sebagai publiknya adalah dengan melakukan aktifits komunikasi dan

publikasi yang baik kepada masyarakat. Proses ini dapat menggunakan beragam

media yang disesuaikan dengan karakteristik dan daya jangkau dari publik

lembaga tersebut. Salah satunya adalah media internet dalam bentuk website

resmi lembaga sebagai salah satu bentuk sarana e-government.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 138: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

122

Universitas Indonesia

Hal ini menjadi kian menjadi perhatian lembaga-lembaga pemerintahan,

termasuk Mahkamah Agung, sesuai dengan pernyataan Kabag Hukum dan Humas

Mahkamah Agung RI:

“Iya... secara kehumasan MA memang menjadikan website itu ya..

sebagai salah satu cara memperkenalkan MA sebagai institusi

pemerintahan yang akuntabel gitu ya.. terutama bagi mereka yang belum

tahu persis MA itu apa dan bagaimana..” (Wawancara dengan Pak Edi, 13

Juni 2011)

Selain itu, ditambahkannya pula bahwa website dianggap sebagai salah

satu media yang dirasa mampu menjangkau dengan jangkauan masyarakat yang

lebih luas dengan rentang waktu yang cenderung lebih leluasa. Hal ini

dikarenakan, meskipun sebagai lembaga peradilan tertinggi, publik dari

Mahkamah Agung bukan hanya mereka yang berperkara di tingkat kasasi saja,

namun pada cakupan yang lebih luas seperti masyarakat awam, pelajar, ataupun

kalangan akademisi dan juga pers atau media.

“nah, kami juga sadar kalau publiknya MA itu kan dek ya, bukan cuma

orang yang berperkara saja, tapi juga masyarakat umum, bisa wartawan,

dosen dan mahasiswa seperti adek ini juga. Pokoknya pihak-pihak yng

berkepentingan dengan informasi di MA ini..” (Wawancara dengan Pak

Edi, 13 Juni 2011 )

Melihat pada kenyataan ini, maka Mahkamah Agung berusaha semaksimal

mungkin untuk memaksimal penggunaan website www.mahkamahagung.go.id

untuk memberikan pelayanan informasi yang selengkap mungkin guna

mempermudah masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan informasi serta

pembangunan citra positif Mahkamah Agung di masyarakat.

Bhatnagar dalam bukunya Unlocking E-government Potential (2009:50),

dalam rangka meningkatkan transparansi melalui penggunaan e-government dapat

dicapai dengan sasaran yaitu warga dapat mengakses keputusan pegawai negeri

sipil. Penggunaan alat ukur ini dalam website Mahkamah Agung sudah

dibuktikan dengan adanya layanan informasi tentang berbagai macam kebijakan

yang tertuang dalam beberapa jenis peraturan yang telah disebutkan diatas.

Ketersediaan peraturan yang mengatur penyediaan informasi di Mahkamah

Agung disampaikan oleh Kabag Hukum dan Humas MA,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 139: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

123

Universitas Indonesia

“Di kita (MA) peraturan yang mengatur transparansi dan keterbukaan

informasi di MA itu rujukannya SK KMA 1-144 dan UU KIP, jadi jelas

pelaksanaannya,,”(Wawancara dengan Pak Edi, 13 Juni 2011 )

Berdasarkan pendapat tersebut, ditunjukkan bahwa Mahkamah Agung RI

telah memastikan ketersediaan aturan yang secara jelas mengatur mengenai

transparansi dan keterbukaan informasi publik berupa UU KIP No.14 Tahun 2008

dan SK 1-144/KM/SK/1/2011 yang merupakan penyempurnaan dari SK KMA

144/KMA/SK/VIII/2007.

5.3.3 Mekanisme yang Memfasilitasi Pelaporan Maupun Penyebaran

Informasi Mengenai Tindak Penyimpangan Aparat Publik Didalam

Kegiatan Melayani

Indikator terakhir untuk menjelaskan apakah terdapat transparansi dalam

pelaksanaan e-government melalui website www.mahkamahagung.go.id adalah

dengan menjelaskan apakah ada mekanisme yang memfasilitasi pelaporan

maupun penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik

didalam kegiatan melayani. Berdasarkan SK N0 1-144/KMA/SK/1/2011

dijelaskan adanya informasi yang harus disediakan secara berkala oleh Mahkamah

Agung. Salah satunya adalah informasi mengenai pengaduan dan pendisiplinan.

Informasi ini terdiri dari beberapa jenis informasi yang bisa dijadikan masyarakat

sebagai alat monitoring sebagai berikut:

1. Jumlah, jenis, dan gambaran umum pelanggaran yang ditemukan

pengawas atau yang dilaporkan oleh masyarakat serta tindak lanjutnya.

2. Langkah yang tengah dilakukan Pengadilan dalam pemeriksaan dugaan

pelanggaran yang dilakukan Hakim atau Pegawai yang telah diketahui

publik (sudah dimuat dalam media cetak atau elektronik).

3. Jumlah Hakim atau Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin beserta jenis

pelanggaran dan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan.

4. Inisial nama dan unit/satuan kerja Hakim atau Pegawai yang dijatuhi

hukuman disiplin, jenis pelanggaran dan bentuk hukuman disiplin yang

dijatuhkan.

5. Putusan Majelis Kehormatan Hakim.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 140: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

124

Universitas Indonesia

Salah satu hal yang diharapkan dari good governance adalah adanya sikap

responsif dari lembaga atau institusi pemerintahan mengenai pengaduan ataupun

keluhan yang datang dari masyarakat yang dapat bersifat kontrol dalam

pelaksanaan tata kelola pemerintahan. Dan tindak lanjut dari pengaduan dan

keluhan tersebut hendaknya ditanggapi dengan serius dan menjunjung tinggi

keadilan serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan ataupun pembuatan

kebijakan publik yang lebih baik. Hal ini ditekankan oleh Peneliti Pusat Hukum

dan Kebijakan Indonesia, Ibu Maryam yang menyatakan bahwa:

“Masyarakat itu berhak lho untuk mendapatkan informasi yang jelas,

termasuk melakukan pengaduan dan keluhan, dan institusi pemerintahan

wajib menanggapinya. Apalagi diperkuat dengan adanya Komisi

Informasi dan Bawas (Badan Pengawas) yang menjamin itu semua...”

(Wawancara dengan Ibu Siti Maryam, 17 Juni 2011)

Berpijak pada hal itu, maka seluruh lembaga pemerintahan tak terkecuali

Mahkamah Agung juga diwajibkan untuk bersikap responsif dan tanggap akan

pengaduan dan keluhan yang ada. Sikap Mahkamah Agung ini disampaikan oleh

Kabag Hukum dan Humas Mahkamah Agung:

“Kita memang concern ya.. sama itu apa namanya, pengaduan dan

keluhan. Kita coba untuk tanggapi dan selesaikan. Apalagi masyarakat

sama media itu kan kritis-kritis sekali ya sama MA, jadi memang harus

ditangani dengan baik, namanya juga publik kita kan ya..” (Wawancara

dengan Pak Edi S., 13 Juni 2011)

Pada praktiknya, pihak MA juga mengupayakan adanya penerapan e-

government dalam bentuk aplikasi pengajuan keluhan dan pengaduan yang

disediakan di website yang terhubung langsung dengan database pengaduan dan

keluhan yang ditangani oleh Badan Pengawas, seperti yang disampaikan oleh

Kabag Pemeliharaan Sistem informasi Mahkamah Agung:

“Kalau pengaduan itu juga bisa adek lihat ya ini kita ada aplikasi

pengaduan, nah.. itu nantinya kan ya dihimpun dulu datanya sama Bawas,

kita pelajari dulu, karna kan ada asas praduga tak bersalah, tapi tetap

kita tindak lanjuti, dan kerahasiaan dijaga disini..” (Wawancara dengan

Pak Joko Upoyo, 10 Juni 2011)

Ketersediaan aplikasi pengajuan keluhan dan pengaduan di website

Mahkamah Agung merupakan salah satu hal positif yang diharapkan dapat

memfasilitasi masyarakat dalam menyampaikan keluhan ataupun pengaduannya.

Hal ini sesuai dengan prinsip partisipasi masyarakat yang menunjang

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 141: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

125

Universitas Indonesia

terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik. Seperti pendapat yang

disampaikan oleh Analis Media:

“Adanya aplikasi pengaduan dan keluhan di websitenya MA itu bagus,

memang sudah saatnya pemerintah peduli dan kasih fasilitas buat

masyarakat berkeluh kesah soal pelayanan dan kinerja mereka”

(Wawancara dengan Kartika Putri, 20 Juni 2011)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan e-government melalui

penggunaan website Mahkamah Agung dapat membantu masyarakat dalam

melayangkan keluhan ataupun pengaduan terkait kinerja Mahkamah Agung. Dan

dengan mekanisme elektronik yang dipegang secara terintegrasi dengan Badan

Pengawas memastikan masyarakat yang mengajukan pengaduan dan keluhan akan

terhindar dari tindakan intimidasi yang mungkin dapat terjadi.

5.4 Kendala

Dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik dan transparansi yang

berbasis belum maksimal. Hal ini dekemukakan oleh Kepala Laboratorium E-

Government Fasilkom UI,

“tapi kalau menurut saya itu bukan lembaga yang paling baik ya

Mahkamah Agung,,, dan kita itu kan di Kementerian Kemeninfo itu karena

saya terlibat di dalam proyek penelitian itu kan, saya selalu melakukan

pemeringakatan seberapa baik penerapan Egov di masing-masing

Kementerian. Mungkin Mahkamah Agung itu belum termasuk kelompok

yang baik”(Wawancara dengan Bapak Dana Indra, 10 Juni 2011)

Berdasarkan pendapat tersebut, pemanfaatan teknologi informasi atau e-

government dalam bentuk website, ternyata masih dirasa belum dilakukan secara

maksimal oleh Mahkamah Agung, peneliti menemukan beberapa kendala yang

menjadi hambatan bagi penyelenggaraan penerapan e-government tersebut.

Hambatan-hambatan yang menjadi kendala tersebut datang baik dari internal

maupun eksternal Mahkamah Agung, seperti:

5.4.1 Masalah Kelembagaan dalam Operasionalisasi

Masalah kelembagaan yang terdapat dalam suatu institusi dan lembaga

pemerintah dapat menjadi kendala bagi terlaksananya kegiatan operasional secara

maksimal dan memuaskan. Hal ini dapat mengakibtkan adanya ketidak efektifan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 142: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

126

Universitas Indonesia

dan efiseiensi birokrasi yang cenderung besar. Masalah ini juga terjadi di

lingkungan Mahkamah Agung yang memiliki masalah kelembagaan dengan

lembaga-lemabaga peradilan dibawahnya seperti Badan Peradilan Agama yang

semula berada di bawah Kementria Agama (dahulu Departemen Agama) dan

Peradilan Umum yang semula berada di bawah Departemen Kehakiman.

Penyatuan atap pada bidang peradilan ke Mahkamah Agung tersebut berdampak

pada kesulitan dalam proses penyatuan data yang berbeda dalam bentuk format

penyediannyaa. Terlebih pada Badan Peradilan Agama (badilag) yang ternyata

telah lebih dulu mengembangkan mekanisme e-government sebelum Mahkamah

Agung.

Kendala ini disampaikan oleh salah satu Staff Dokumentasi Informasi dan

Statistik Badilag,

“Kita terkendala di sistem rely-on sama Mahkamah Agungnya karna data

yang kita punya itu beda format mas, dan itu sudah terlanjur banyak

karna kita kan lebih dulu online, jadinya ada gap kayak

gini..”(Wawancara dengan Staff Badilag,20 Mei 2011 )

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti juga mengaitkan dengan hasil

evaluasi yang telah dilakukan oleh Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia,

Ibu Maryam, yang mengemukakan bahwa,

“ Masalah kelembagaan ini berpangkal pada transisi penyatuan satu atap

yang belum berjalan secara sempurna. Jadinya, ada tumpang tindih

dalam pengelolaan aplikasi e-government, itu Mahkamah Agung jadinya

jalan sendiri bidang peradilan sendiri”(Wawancara dengan Ibu Siti

Maryam, 17 Juni 2011)

Melihat pada permasalah ini, terlihat bahwa masalah kelembagaan yang

terjadi di lingkungan Mahkamah Agung dan bidang peradilan dibawahnya

menjadi hambatan yang cukup menganggu dalam usaha pelayanan informasi yang

baik. Ketidakjelasan kewenangan berakibat pada ketidaksinambungan kebijakan

penentuan format informasi yang mengkibatkan data yang tidak terhubung dengan

baik dan aktifitas pengolahan dan publikasi data yang tumpang tindih. Hal ini

tentu membuat kegiatan penyampaian informasi publik dan tranparansi menjadi

tidak efisien.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 143: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

127

Universitas Indonesia

5.4.2 Format Website yang Belum User Friendly

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan website adalah membuat format yang sesuai dengan jangkauan target

audience dari website tersebut. Hal ini dikarenakan format yang ringan dan user

friendly akan mempermudah pengunjung website untuk mendapatkan informasi

yang mereka cari secara cepat dan akurat. Namun pada kenyataannya hal ini

belum banyak diperhatikan dan dipraktikn oleh lembaga dan instansi pemerintah,

seperti yang sampaikan oleh Kepala Laboratorium E-Government Fasilkom UI,

“aspek navigasinya juga harus dipikirkan juga. Jadi bagaimana orang

bisa tahu bagaimana pilihan mereka di sana... kalau nanti di delete

bagaimana misalnya simbolnya. Itu kan aspek-aspek yang harusnya

mudah dipelajarin, makanya harus user friendly gitulah..”(Wawancara

dengan Bapak Dana Indra, 10 Juni 2011 )

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa kemudahan

website untuk dipelajari dan dioperasikan oleh pengunjung dapat meningkatkan

kualitas penyampaian informasi yang terdapat dalm website kepada publik.

Namun pada praktiknya di Mahkamah Agung, masih terdapat pendapat yang

menyatakan bahwa website Mahkamah Agung masih cukup sulit ditelusuri,

seperti yang disampaikan oleh reporter dan news gather program berita Liputan 6

SCTV,

“website MA itu sama kayak website pemerintahan lainnya, masih kaku

dan berat, jadi kalau koneksinya low, susah dibuka,,, selain itu nggak ada

mobile versionnya, padahal kita kan butuh yang mobile

access..”(Wawancara dengan Subqi Abdul Qadir,18 Nopember 2011)

Berdasarkan pada pendapat tersebut, memang pada praktiknya website

yang www.mahkamahagung.go.id ini memerlukan koneksi yang cukup stabil

untuk membuka seluruh aplikasi dan fitur secara sempurna. Dan kondisi tersebut

dapat menjadi kendala yang berarti bagi para pencari berita yang dituntut untuk

mendapatkan informasi primer mengenai Mahkamah agung secara cepat.

5.4.3 Akurasi Data dan Informasi

Secara umum suatu informasi dan data dapat dipercaya apabila memenuhi

unsur keakuratan, baik dari segi kebenaran dan kelengkapan unsur informasi

beserta berdasarkan tenggat waktu terbaru. Informasi yang memenuhi segi akurasi

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 144: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

128

Universitas Indonesia

kenenaran adalah yang informasi yang memenuhi pakem primer adanya apa

(what), dimana (where), siapa (who), kapan (when), mengapa (why) dan bagimana

(how) dan berkorelasi dengan fakta. Meskipun informasi yang diberikan kepada

publik harus memperhatikan citra dari suatu lembaga atau institusi, namun

diharapkan tidak menurunkan kualitas kebenaran dari berita tersebut. Selain segi

kebenarannya, update dari informasi tersebut juga harus diperhatikan oleh

pengelola dan penyedia informasi di website. Hal ini penting karena informasi

yang tidak sesuai dengan kejadian terbaru atau tidak update cenderung dapat

menyesatkan dan menimbulkan permasalahan. Terutama apabila informasi

tersebut termasuk berita atau informasi resmi yang biasa dijadikan sumber primer

bagi awak media.

Mahkamah Agung melalui websitenya yang menyediakan beragam

informasi yang ditujukan untuk publik, juga mencoba menjadikan websitenya

sebagai sumber informasi yang resmi dan akurat mengenai kegiatan Mahkamah

Agung. Hal ini disampaikan oleh Kabag Hukum dan Humas MA,

“Kita sediakan itu informasi rutinnya MA yang selalu kita perbarui secara

rutin, biar dari siu biar nggak ada pelintiran berita keluar,,”(Wawancara

dengan Pak Edi, 13 Juni 2011 )

Namun pada praktiknya di lapangan, terdapat komentar ketidakpuasan

mengenai akurasi data dan informasi yang terdapat dalam berita yang di-release

oleh Mahkamah Agung, seperti yang dikemukakan oleh wartawan hard news

Kantor Berita Antara,

“berita yang dipublish di web MA tuh jarang yang bisa dijadiin primer

source, time and news worthy-nya rendah banget, udah leading malah...

kesannya kayak PR writing bukan data...riskan banget kalau mau di

rewrite”(Wawancara dengan Muhammad Zaky, 18 Oktober 2011 )

Berdasarkan pendapat tersebut terlihat bahwa dalam hal penyajian berita

yang ditujukan untuk masyarakat luas, Mahkamah Agung melalui websitenya

belum dapat memberikan kualitas berita sampai pada tingkat yang cukup

memadai.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 145: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

129

Universitas Indonesia

5.4.4 Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu sistem atau program pada

dasarnya tidak hanya ditentukan oleh kesempurnaan sistematika program atau

sistem tersebut, akan tetapi juga pada kualitas Sumber Daya Manusia yang

bertindak sebagai operatornya. Sumber Daya Manusia yang tidak tersedia dengan

baik dalm segi kualitas dan kuantitas dapat menjadi masalah dalam pelaksanaan

atau operasionalisasi suatu program yang menjadikan program tersebut tidak

berjalan dengan maksimal dan tidak mampu memberikan kepuasaan kepada target

program tersebut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kepala Laboratorium E-

Government Fasilkom UI,

“salah satu permasalahan di Egov adalah kurangnya SDM (Sumber Daya

Manusia). ... jika mereka tidak mempunyai cukup orang untuk mengelola

Sitem Informasi, akan memberatkan organsasi itu sendiri..”(Wawancara

dengan Bapak Dana Indra, 10 Juni 2011)

Dalam praktiknya di Mahkamah Agung ternyata juga terjadi hal yang

sama. Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Mahkamah Agung dalam hal

pengetahuan dan penguasaan tekonolgi informasi ternyata masih kurang. Seperti

diakui oleh Kabag Pemeliharan Sistem Informasi MA,

“Kalau dari bagian IT sudah pasti semuanya menguasai teknologi, tapi

yang jadi masalah adalah itu ya... para penyuplai informasi kayak para

hakim agung yang udah sepuh dan senior, susah bikin melek

teknologinya... padahal kan sumbernya dari mereka..”(Wawancara

dengan,Pak Joko Upoyo, 10 Juni 2011 )

Selain permasalahan pada operasionalisasi program operator, terdapat juga

masalah maintenance terhadap program-program dan aplikasi tekonologi yang

jalankan oleh Mahkaman Agung. Keadaan ini terkait dengan bantuan-bantuan dari

negara-negara lain yang selama ini menjadi donor bagi Mahkamah Agung dalam

hal pengadan dan operasionalisasi program. Hal ini dikarenakan spesifikasi

bantuan yang biasanya disesuaikan hanya dengan pihak pemberi donor. Sehingga

hanya teknisi dan operator daro para pendonorlh yang mampu melakukan

maintenance program dan sarana secar baik dan maksimal. Kendala ini

dikemukakan oleh pihak eksternal Mahkamah Agung, yakni peneliti dari PSHK

Indonesia yang mengatakan bahwa,

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 146: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

130

Universitas Indonesia

“Ini yang sebaiknya menjadi catatan di Mahkamah Agung. Begitu selesai

program, begitu donornya cabut dan dilanjutkan dengan dana-dana

mandiri, sebaiknya itu alat-alat yang dipakai itu jangan yang

perawatannya mahal atau kalau rusak sparepartnya susah dan harus

mendatangkan teknisi dari luar, itu jadi kendala”(Wawancara dengan Ibu

Siti Maryam,17 Juni 2011)

Berdasarkan keterangan yang didapatkan, diketahui bahwa masih terdapat

Sumber Daya Manusia di lingkungan internal Mahkamah Agung yang belum

menguasai penggunaan teknologi informasi secara memadai. Hal ini berakibat

pada tidak maksimalnya operasionalisasi penerapan e-government di Mahkamh

Agung.

5.4.5 Perencanaan Anggaran yang Belum Maksimal

Suatu kebijakaan dan keputusan yang diambil oleh suatu lembaga atau

institusi baik dalam bentuk program ataupun sistem tidak akan dapat berjalan

tanpa didukung oleh ketersediaan anggaran yang memadai. Karena disetiap

kegiatn sudah tentu memiliki besaran biaya operasional yang harus dipenuhi,

terutama mengenai pelaksanaan e-government. Penggunaan sarana teknologi

informasi pada penerapan e-government bagi suatu lembaga ataupun instansi

sudah dapat dipastiakan akan memakan biaya yang tidak sedikit. Hal ini terkait

erat dengan pengadaan sarana dan prasarana dan infrastruktur yang diperlukan

untuk menjalankan program e-government ditambah biaya personel yang

ditugaskan untuk bertindak sebagai operator program.

Pada umumnya besaran dana yang dikucurkan untuk suatu program di

instansi atau lembaga pemerintahan terkait erat pula dengan perencanaan

anggaran. Hal ini penting mengingat sebagai lembaga atau institusi pemerintahan

tidak dapat serta merta mencairkan ataupun menggunakan dana tanpa perencanaan

mata anggaran yang jelas. Dan untuk mengatasinya lembaga-lembaga tersebut

dapat mengunakan bantuan donor atau menggunakan dana pengadaan internal.

Hal ini disampaikan oleh Kabag Pemeliharaan Sistem Informasi MA,

“Kita sih memaksimalkan penggunaan dana yang ada. Jadi MA adanya

berapa, ya... kita coba dapatkan semaksimal mungkin dari dana yang ada

dan sejauh ini sudah mencukupi...”(Wawancara dengan Pak Edi, 13 Juni

2011 )

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 147: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

131

Universitas Indonesia

Namun pada dasarnya, selain alokasi dana APBN yang diberikan secara

terbatas, keterbatasan anggaran yang diterima suatu lembaga atau instansi

pemerintah juga dapat dikarenakan perencanaan anggaran yang tidak tepat. Dan

hal ini juga turut terjadi di Mahkamah Agung, sesuai dengan keterangan yang

disampaikan oleh peneliti PSHK Indonesia,

“Jadi ada juga tuh.. masalah perencanaan anggran, Departemen

Keuangan kan tidak bisa sembarangan mengucurkan dana kalau mata

anggarannya tidak ada. Jadi MA dalam membuat perencanaan anggran

itu tidak detail; jadi misalnya bila ditengah-tengah butuh aplikasi segala

macem tapi mata anggarannya tidak ada kan tidak bisa dicairkan.

Makanya pagu anggaran yang besar penyerapannya Cuma 50-60 persen

itukan banyak sisanya. Kan sayang banget,kalau perencanaannnya sudah

bagus begitu realisasinya sesuai itukan jadinya sehat”(Wawancara

dengan Ibu Siti Maryam, 17 Juni 2011)

Perencanaan anggaran yang kurang baik dalam hal pengadaan dan

prasaranan disertai penyerapan anggran yang kurang optimal menjadi kendala

bagi Mahkamah Agung terutama untuk mengajukan anggaran pada periode

selanjutnya. Selain itu, perencanaan yang kurang matang menyebabkan

keinginan-keinginan pihak internl untuk mengembangkan sisten e-government di

Mahkamah Agung juga menjadi terhambat.

5.4.6 Kurangnya Pengetahuan dan keprcayaan Masyarakat

Untuk mendukung optimalisasi dari penerapan suatu kebijakan ataupun

pengadaan suatu layanan bagi masyarakat, sudah tentu membutuhkan proses

sosialisasi yang baik. Masyarakat perlu tahu secara jelas dan rinci mengenai suatu

kebijakan ataupun pelayanan bpublik yang disediakan untuk mereka. Hal ini

penting untuk menjelaskan kepada masyarakat perihal persyaratan untuk

mendapatkannya, mekanisme pelaksanaannya serta informsi biaya ataupun

dampak untung rugi dari program tersebut untuk mereka. Dengan proses

sosialisasi yang baik, diharapkan dapat menghindarkan ketidakpuasan masyarakat

yang diakibatkan oleh kesalahpahaman antara harapan dan kenyataan mengenai

pelayanan publik tersebut.

Terkait dengan penggunaan website Mahkamah Agung sebagai bentuk

penerapan e-government, ternyata terdapat juga kendala yang berasl pihak luar

Mahlkamah Agung, yakni kurangya pengetahuan dan kepercayaan masyarakat

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 148: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

132

Universitas Indonesia

terhadap layanan tersebut. Kedaan ini juga dikemukakan oleh Kabag Hukum dan

Humas Mahkamah Agung,

“Masalahnya, masyarakat itu masih belum banyak juga yang tahu soal

layanan ini, padahal kita sudah instruksikan di level pengadilan di daerah

untuk kasih tahu ke masyarakat disana”(Wawancara dengan Pak Edi,13

Juni 2011 )

Ketidak tahuan masyarakat akan layanan informasi di Mahkamah Agung

ternyata juga didasari oleh pandangan masyarakat itu sendiri. Masyarakat masih

belum merasa puas apabila belum secara langsung datang ke Mahkamah Agung

dan bertemu denga staf yang ada disana. Hal ini berdampak pada jumlah

kunjungan meja informasi yang jumlahnya tidak berkurang secara signifikan.

Keadaan ini juga turut di kemukakan oleh Kabag Pemeliharaan Sistem Informasi

Mahkamah Agung,

“Pandangan masyarakat yang masih belum lega kalau belum datang

kesini itu yang jadi masalah, meskipun kita sediakan meja informasi,

tapikan lebih efisien kalau mereka akses lewat web saja, nggak perlu jauh-

jauh kesini” (Wawancara dengan Pak Joko Upoyo,10 Juni 2011 )

Berdasarkan keadaan tersebut, ditemukan pula bahwa penggunaan website

sebagai bentuk penerapan e-government di Mahkamah Agung juga mendapat

kendala dapi pihak luar. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan keberadaan

dan fungsi dari layanan ini yang akhirnya juga mempengaruhi tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap layanan ini.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 149: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

133

Universitas Indonesia

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari penelitian di lapangan, dapat diketahui bahwa Penerapan E-

Government di Mahkamah Agung RI melalui portal www.mahkamahgung.go.id

telah dilaksanakan sejak tahun 2007 hingga saat ini. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa penerapan portal Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan

keterbukaan informasi publik belum dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan

dari segi bentuk praktik relasi e-governmentnya belum berjalan dengan baik

seperti pada hubungan interaksi Government to Citizen yang menunjukkan adanya

kesulitan masyarakat terutama wartawan dalam mengakses informasi putusan

kasus tertentu serta pada interaksi relasi Government to Bussiness yang masih

menggunakan cara manual untuk proses pendaftaran pelelangan. Sedangkan dari

segi peningkatan transparansi, masih terdapat kekurangan mengenai

ketidakjelasan tindak lanjut penanganan keluhan dan pengaduan, masalah

keterkinian(tidak up-to-datenya) berita atau informasi serta sulitnya mengakses

beberapa perkara tertentu. Pada praktiknya masih terdapat pula beragam

kekurangan dan kendala seperti, masalah kelembagaan dalam operasionalisasi,

format website yang belum user friendly, akurasi data dan informasi, keterbatasan

sumber daya manusia, perencanaan anggaran yang belum maksimal serta

kurangnya pengetahuan dan kepercayaan masyarakat yang membuat pelayanan e-

goverment dalam mewujudkan keterbukaan informsi publik di Mahkamah Agung

menjadi belum baik.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan sejumlah saran yang

sebaiknya dilakukan oleh pihak Mahkamah Agung guna meningkatkan penerapan

e-goverment dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik sebagai bentuk

layanannya, yaitu:

1. Perlu adanya kesadaran akan pentingnya peranan e-government dalam

bentuk website dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik di

Mahlamah Agung oleh pihak pimpinan. Kesadaran dapat ditunjukkan

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 150: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

134

Universitas Indonesia

dengan adanya tindak nyata pelaksanaan SK 1-144/KMA/SK/1/2011 dan

UU KIP No 14 Tahun 2008 oleh pihak terkait secara profesional baik dari

segi penyediaan informasi maupun penerimaan dan tindak lannjut

penanganan keluhan dan pengaduan. Sistem real punishment dapat

menjadi alternatif pilihan kebijakan.

2. Mahkamah Agung perlu melakukan pembenahan kewenangan

kelembagaan secara lebih jelas dan teratur. Tumpang tindih kewengangan

antara Mahkamah Agung dan bidang peradilan dibawahnya, terutama

Badan Peradilan Agama, menimbulkan kinerja penanganan dan

pengolahan informasi yang tidak efektif dan efisien. Sebaiknya sistem

pengumpulan dan pengolahan data atapun statistik, ditangani di tingkat

bidang peradilan sebagai pihak yang berkenaan langsung dengan

pengadilan, untuk selanjutnya ditabulasi dan dipublikasikan di tingkat

Mahkamah Agung secara terintegerasi sebagai kesatuan data yang

terhubung dan menggunakan bahasa atau format program yang sama.

3. Mahkamah Agung sebaiknya memulai untuk membuat perencanaan yang

matang dan proporsional. Baik dari segi gambaran website yang ideal,

meliputi bentuk dan formatnya yang menarik dan mudah diakses, terutama

dalam kondisi jaringan internet yang lemah, serta penyediaan format

mobile version. Menggunakan tenaga ahli atau konsultan IT yang

berkompeten juga patut untuk dipertimbangakan guna mempercepat proses

tersebut. Selain itu, isi dari berita dan informasi yang disediakan juga

harus diperhatikan tingkat kelengkapan dan akurasinya guna

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada website Mahkamah Agung

sebagai sumber informasi yang terpercaya.

4. Setelah menemukan konsep bentuk ideal yang ideal, Mahkamah Agung

sebaiknya mulai meembuat perencanaan anggaran yang memadai guna

merealisasikan perencanaan tersebut. Perencanaan yang memadai meliputi

pengadaan sarana dan prasarana, biaya operator, operasional dan

pemeliharaan. Besaran anggaran disesuaikan dengan satuan harga yang

berlaku dan diperhatikan rentang waktu penyerapan anggarannya.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 151: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

135

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agustino, Leo. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta. 2006

Asian Development Bank, Governance : Sound Development Management. 1999

Bhatnagar, Subhash. Unlocking E-Government Potential Concepts, Cases and

Practical Insight. New Delhi: SAGE Publications India Pvt.Ltd. 2009

Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah, Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional & Departemen Dalam Negeri, 2002

Creswell, Jhon. W. Research Design: Qualitative & Quantitative Approach.

California: SAGE Publication. 1994

Davis, Gordon B. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I, II dan

Pengembangannya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. 1995

Dwiyanto, Agus. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2008

Fletcher, Harriet. Corporate Transparency in The Fight Gainst Corruption‖.

Global Corruption

Gottschalk, Petter and Hans Solli-Saether, E-Government Interoperability and

Information Resource Integration: Frameworks for Aligned Development,

Hershey: Information Science Reference. 2009

George, Edwards. Implementing Public Policy. Washington D.C : Congressional

Quartelly Press. 1980

Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta :

Kanisius. 2003

Indrajit, Richardus Eko. Electronic Government, Strategi Pembangunan dan

Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital.

Yogyakarta: Andi Offset. 2002

Indrajit, Richardus Eko. Electronic Government In Action: Ragam Kasus

Implementasi Sukses di Berbagai Belahan Dunia. Yogyakarta: Andi

Offset. 2005

Koalisi untuk Kebebasan Informasi. Melawan Tirani Informasi. Jakarta. 2002

Komnas HAM. Penyelenggaraan Negara Yang Baik & Masyarakat Warga.

Jakarta : Komnas HAM. 2000

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 152: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

136

Universitas Indonesia

Levy, Evelyn. Forum on Ensuring Accountability and Transparency in the Public

Sector, Brasilia, 2001

Lucas, Henry C. Information Technology for Management. 1997

Moekijat. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 1993

Moeloeng, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2007

Neuman, W. Laurence. Social Research Method: Qualitative and Quantitative

Approach Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon. 2003

Nugroho, Riant D dan Tri Hanurita S. Tantangan Indonesia: Solusi pembangunan

Politik Negara Berkembang. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

Kelompok Gramedia. 2005

Sirajuddin, dkk. Hak Rakyat Mengontrol Negara. Jakarta : MCW dan Yappika.

2006

Stoner, James A.F, Wankel, Charles. Manajemen Edisi ketiga. Jakarta:

Intermedia. 1986

Tim ICCE UIN. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.

Jakarta: Fajar Interpratama Offset. 2005

United Nations World Public Sector Report. E-Government at the Crossroads.

New York : . 2003

Weerakkody, V dan Dhillon G. Moving from E-Government to T-Government: a

Study of Process Reenginering Challenge in UK Local Authority Context.

UK: Brunel University. 2009

Widodo, Erna & Mukhtar. Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta:

Auyrouz. 2000

Winardi, A. Nugroho, A. Widiyastuti, S. Altway. Manajemen Perilaku

Organisasi. 2004

Winarno, Budi. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta : Media

Pressindo. 2005

Wirahadikusumah, Agus. Indonesia Baru dan Tantangan TNI. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan. 1999

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 153: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

137

Universitas Indonesia

Karya Ilmiah

Amalia Solihat Lia. Peranan E-Government Dalam Mendukung Transparansi

BUMN (Studi Kasus: BUMN Online Pada Kementerian Negara BUMN

RI). Skripsi FISIP UI. Tidak diterbitkan. 2010

Fitriany Rizky. Evaluasi Implementasi Kebijakan Keppres No. 80 Tahun 2003

Berdasarkan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Konsep Good

Governance (Studi Kasus Pengadaa Barang ATK di Kelurahan Sukabumi Utara

Jakarta Barat. Skripsi FISIP UI. Tidak diterbitkan. 2008

Salsabila Finda. Analisis Good Governance Terhadap Kelembagaan Pengelolaan

Informasi Publik di Pusat Administrasi Universitas Indonesia dalam Era

Keterbukaan Informasi. Tesis FISIP UI. Tidak diterbitkan. 2010

Sumber Internet

http://e-pemerintah.com/, diunduh pada 25 Februari 2011

www.depkominfo.go.id, diunduh pada tanggal 24 Februari 2011

www.mahkamahagung.go.id, diunduh pada tanggal 10 Februari 2010

http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTINFORMATION

ANDCOMMUNICATIONANDTECHNOLOGIES/EXTEGOVERNMENT/0,,co

ntentMDK:20507153~menuPK:702592~pagePK:148956~piPK:216618~theSiteP

K:702586,00.html, diunduh tanggal 25 februari 2011

www.deptan.go.id diunduh pada 10 Maret 2011

www.depkominfo.go.id diunduh pada 10 Maret 2011

http://www.giti.waseda.ac.jp diunduh pada 10 Maret 2011

www.mahkamahagung.go.id diunduh pada 10 Maret 2011

www.suaramerdeka.com diunduh pada 10 Maret 2011

www.pajak.go.id diunduh pada 10 Maret 2011

www.vivanews.com diunduh pada 10 Maret 2011

Artikel dan Jurnal

Solihin, Dadang. Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif

dan Akuntabel. 2006

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 154: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

138

Universitas Indonesia

Lalolo, Krina Loina. Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi

dan Partisipasi. www.bappenas.go.id

Lembaga Administrasi Negara. Modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Edisi Kedua. Jakarta. 2004

―The management of public change: from ‗old public administration‘ to ‗new

public management‘ dalam ―Law & Governance‖ Issue I, BritishCouncil

Briefing.

Nikhil Dey, dikutip oleh Dr. Gopakumar Krishnan, Public Affairs Centre

Bangalore dalam paper ―Increasing Information Access to Improve

Political Accountability & Participation : Mapping Future Actions in Asia

Pacific, disajikan dalam Asia Pasific Regional Workshop,10-th IACC,

Prague, 10 Oktober 2001

Rochman, Meuthia Ganie. Good governance : Prinsip, Komponen dan

Penerapannya.

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 155: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

139

Universitas Indonesia

Lampiran I

Opreasionalisasi Konsep

Konsep Variabel Kategori Dimensi Indikator

Transparansi Prinsip

Transparansi

- Transparan

- Tidak

Transparan

- 1. mekanisme yang menjamin

sistem keterbukaan dan

standarisasi dari semua proses-

proses pelayanan publik

2. mekanisme yang

memfasilitasi pertanyaan-

pertanyaan publik tentang

berbagai kebijakan dan

pelayanan publik, maupun

proses-proses didalam sektor

publik.

3. mekanisme yang

memfasilitasi pelaporan

maupun penyebaran informasi

maupun penyimpangan

tindakan aparat publik didalam

kegiatan melayani

Sumber: diolah oleh peneliti

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 156: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

140

Universitas Indonesia

Lampiran II

Pendapat... Sebagai Pengguna Layann Internet yang Disediakan oleh Mahkamah

Agung RI

Pererapan Portal Mahkamah Agung RI untuk

Mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik

M. Arifin Wibisono

Ilmu administrasi Negara

Universitas Indonesia

Saya sangat mengharapkan kerjasama dari saudara/i untuk berkenan menjawab

pertanyaan yang saya ajukan dalam rangka mengumpulkan data atau informasi terkait

dengan pendapat anda sebagai pengguna layanan internet Mahkamah Agung RI

Nama:

Alamat:

Pekerjaan:

Umum

1, Menurut anda seberapa besar perann media elektronik / internet dalam menunjang

transparansi?

2. layanan / fasilitas internet apa saja yang anda ketahui yang disediakan oleh MA RI

sebagai sarana komunikasi atau penyebaran informasi kepada masyarakat?

3. Layanan / fasilitas apa saja yang pernah anda gunakan untuk berkomunikasi dengan

MA RI?

4. Kritik/saran /keluhan/ apa saja yang pernah anda sampaikan kepada MA RI?

5. Bagaimana respon dari admin MA RI atas apa yang anda utarakan?

6. Bagaimana pendapat anda terkait dengan portal/website MA RI, apakah konten-

konten yang ada sudah mampu memberikan kemudahan informasi bagi masyarakat?

7. menurut anda, apakah data/ informasi yang ditampilkan dalam portal MA RI telah

mencukupi kebutuhan akan tansparansi?

8. Apakah data/informasi yang ditampilkan dalam portal Kemlu sudah transparan baik

dari segi keakuratan data, kelengkapan , ketepatan waktu dan relevansinya?

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 157: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

141

Universitas Indonesia

9. apa kritik dan saran anda kepada MA RI terkait dengan fasilitas internet yang

disediakan demi meningkatkan keterbukan informasi publik?

Khusus

A .

1. Terkait profesi anda di bidang hukum, pernahkah anda mendengar atau

mengalami secara langsung adanya penyimpangan mengenai transparansi dan

keterbukaan informasi publik di Mahkamah Agung RI? (bila ada, mohon anda

berkenan menjabarkannnya)

2. Menurut pandangan profesional anda, peraturan apa saja yang dilanggar oleh

kejadian atau kasus tersebut dan bagaimana seharusnya penindakan atas

penyelewengan tersebut?

B.

1. Jenis Informasi apa sajakah yang anda butuhkan saat melanjutkan perkara di

tingkat mahkamah agung?

2. Bagaimana biasanya anda mendapatkan informasi-informasi yang anda

butuhkan tersebut (meliputi teknis, pihak yang berwenang dan biaya yang

dikenakan)

3. Apakah iformasi-informasi yang anda dapatkan tersebut hanya bisa didapatkan

dengan cara biasa (yang anda tempuh) atau dapat diakses melalui

www.mahkamahagung.go.id ?

4. Content dan menu apa saja yang menurut anda bermanfaat dan berguna bagi

anda dalam mendapatkn informasi yang anda butuhkan?

5. Adakah content/menu/layanan yang seharusnya disediakan oleh

www.mahkamahagung.goid ?? bila ada tolong berikan contoh atau

gambarannya.

6. Adakah kritik dan saran yang ingin anda sampaikan kepada mahkamah agung

sebagai institusi perihal keterbukaan informasi dan aksesbilitas terkait kegiatan

profesional anda?

7. Adakah kritik dan saran yang ingin anda sampaikan kepada

www.mahkamahagung.go.id sebagai portal atau sumber informasi perihal

keterbukaan informasi dan aksesbilitas terkait kegiatan profesional anda?

Terima Kasih

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 158: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

142

Universitas Indonesia

Lampiran III

Pendapat... Sebagai Pengguna Layann Internet yang Disediakan oleh Mahkamah

Agung RI

Pererapan Portal Mahkamah Agung RI untuk

Mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik

M. Arifin Wibisono

Ilmu administrasi Negara

Universitas Indonesia

Saya sangat mengharapkan kerjasama dari saudara/i untuk berkenan menjawab

pertanyaan yang saya ajukan dalam rangka mengumpulkan data atau informasi terkait

dengan pendapat anda sebagai pengguna layanan internet Mahkamah Agung RI

Nama:

Alamat:

Pekerjaan:

1, Menurut anda seberapa besar perann media elektronik / internet dalam menunjang

transparansi?

2. layanan / fasilitas internet apa saja yang anda ketahui yang disediakan oleh MA RI

sebagai sarana komunikasi atau penyebaran informasi kepada masyarakat?

3. Layana / fasilitas apa saja yang pernah anda gunakan untuk berkomunikasi dengan

MA RI?

4. Kritik/saran /keluhan/ apa saja yang pernah anda sampaikan kepada MA RI?

5. Bagaimana respon dari admin MA RI atas apa yang anda utarakan?

6. Bagaimana pendapat anda terkait dengan portal/website MA RI, apakah konten-

konten yang ada sudah mampu memberikan kemudahan informasi bagi masyarakat?

7. menurut anda, apakah data/ informasi yang ditampilkan dalam portal MA RI telah

mencukupi kebutuhan akan tansparansi?

8. Apakah data/informasi yang ditampilkan dalam portal Kemlu sudah transparan baik

dari segi keakuratan data, kelengkapan , ketepatan waktu dan relevansinya?

9. apa kritik dan saran anda kepada MA RI terkait dengan fasilitas internet yang

disediakan demi meningkatkan keterbukan informasi publik? Terima kasih

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012

Page 159: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20280950-Muhammad Arifin Wibisono.pdf · ii . UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN . PORTAL . MAHKAMAH AGUNG RI . UNTUK MEWUJUDKAN KETERBUKAAN

143

Universitas Indonesia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Muhammad Arifin Wibisono

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Puworejo, 2 Desember 1987

Agama : Islam

Alamat : Komp. SBS Jl.Tondano 2 Blok C22 No.12

RT 007/11, Kel. Harapan Jaya, Bekasi

No. Telepon : 085694220268

Email : [email protected]

Nama Orang Tua : Ayah : Samto

Ibu : Musrifah H.

Pendidikan Formal:

1994 – 2000 : SDN Harapan Jaya II

2000 – 2003 : SLTPN 5 Bekasi

2003 – 2006 : SMAN 2 Bekasi

2006 – 2009 : Program Studi Ilmu Komunikasi Massa

STIKOM The London School of Public Relations Jakarta

2007 – sekarang : Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen

Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia

Prestasi:

2011 10 Besar Finalis Abang Mpok Kota Bekasi 2011

Semifinalis Putra Putri Batik Nusantara 2011

Finalis Abang Mpok Depok 2011

2009 Juara 1 Lomba Debat ADM Days 2009 HMJIA FISIP UI

Perwakilan UI (Indonesia) pada BINUS International‘s

ASEAN Youth Leader Conference 2009

VIP Invitation on the occasion of 20 years of Friendship:

ASEAN – Republic of Korea Cultural Night

Penerapan portal..., Muhammad Arifin Wibisono, FISIP UI, 2012