li sgd 1 lbm 7 blok 12

Upload: hanifah-hasna-huda

Post on 03-Apr-2018

403 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    1/7

    STEP 1

    1. Jaringan granulomaPulpitis hiperplastik kronis (pulpa polip) adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang

    disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang luas pada pulpa muda. Gangguan ini ditandai

    dengan adanya jaringan granulasi, kadang-kadang ditutupi oleh epitelium yang disebabkan

    karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.STEP 2

    1. Diagnosa skenarioPulpitis hiperplastik kronis (pulpa polip) adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang

    disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang luas pada pulpa muda. Gangguan ini

    ditandai dengan adanya jaringan granulasi, kadang-kadang ditutupi oleh epitelium

    yang disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.

    2. Etiologi kasus- Adanya karies yg besar, mnyebabkan terbukanya ruang pulpa, adanya trauma mekanis, jd

    terbentuk jar. Granulasi tsb3. Patogenesis kasus

    Pulpa polip sebagian besar terjadi diawali dengan adanya karies dan trauma yang

    terus menerus terhadap permukaan gigi. Adanya keterlibatan bakteri dalam proses

    karies yang telah mencapai bagian pulpa tersebut memberikan kontribusi dalam

    menstimulasi respon pulpa berupa inflamasi pulpa salah satunya pulpa polip dengan

    penampakan klinisnya antara lain terbentuk jaringan granulasi dan rupturnya jaringan

    epitel serta vasodilatasi pembuluh darah. struktur anatomis gigi yang sudah tidak utuh

    (mahkota klinisnya) menyebabkan beban oklusi yang diterima tidak dapat

    didistribusikan secara merata ke jaringan periodontal sehingga terdapat bagian yang

    menerima beban yang berlebih seperti pada bagian bifurkasio dan apikal akar gigi

    sehingga timbulah lesi periapikal. Granuloma itu sendiri merupakan suatu

    pertumbuhan jaringan granulomatous yang bersambung dengan ligamen periodontal

    disebabkan oleh infeksi pulpa dan difusi produk toksin bakteri dari saluran akar ke

    dalam jaringan periradikuler secara kronis .seperti kasus overhanging restorasi

    sehingga timbul beban oklusi yang lebih besar dari normal, dan selanjutnya pulpa

    akan mengadakan respon terhadap stimulasi tersebut dengan terjadinya inflamasi

    secara kontinu. Inflamasi dilakukan oleh jaringan yang terkena stimulus yakni pada

    jaringan pulpa, sehingga terbentuk jaringan granulasi dan pada jaringan epiteliumnya

    akan lebih tipis dan rapuh padahal di dalam pulpa banyak saraf (namun yang

    terbanyak adalah saraf insensitif) dan pembuluh darah (yang mengalami vasodilatasi

    akibat inflamasi). Oleh sebab itulah, pada kasus pulpa polip akan lebih sering terjadi

    perdarahan spontan, namun tidak sakit. Sebagian besar kasus pulpa polip

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    2/7

    menunjukkan gambaran klinis yang sama, namun ada beberapa kasus yang berbeda

    dimana pulpa polip yang terjadi memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pulpa

    polip pada umumnya. Pada laporan kasus Faryabi dan Adhami tahun 2007

    menunjukkan pulpa polip pada gigi Molar ketiga rahang bawah yang tidak hanya

    muncul di dalam kavitas gigi, akan tetapi juga meluas hingga keluar gigi. Kasus-kasus

    yang jarang ditemukan seperti kasus dalam laporan kasus tersebut menjadi lebih valid

    diagnosanya dengan adanya pemeriksaan penunjang yakni pemeriksaan

    histopathologis.

    Pada kasus ini berdasarkan pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografik

    menunjukkan bahwa adanya karies hingga kedalaman pulpa, dan terdapat lesi

    bifurkasio dan granuloma periapikal. Karies terjadi karena 4 faktor utama yaknianatomi gigi, substrat makanan, bakteri, dan waktu. (Grossman, 1995).

    Cara penegakkan diagnosa terhadap kasus ini adalah dengan tetap berpegang

    pada prinsip-prinsip dasar dan pendekatan yang sistematik agar diagnosis akurat. Agar

    sampai pada diagnosis yang tepat dan dapat menentukan sumber, maka klinisi harus

    mendapatkan informasi yang tepat mengenai riwayat medis dan riwayat giginya;

    mengajukan pertanyaan mengenai riwayat, lokasi, keparahan, durasi, karakter dan

    stimuli yang menyebabkan timbulnya nyeri; melakukan pemeriksaan visual pada

    wajah, jaringan keras dan lunak rongga mulut; melakukan pemeriksaan intraoral;

    melakukan pengetesan pulpa; melakukan tes palpasi, tes perkusi dan melakukan

    pemeriksaan radiograf dan jika memungkinkan dengan pemeriksaan histopathologis.

    kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut dilakukan penyesuaian/ pencocokkan

    dengan gejala dari suatu penyakit. Kasus ini menunjukkan adanya karies profunda

    yang disertai adanya pulpa polip dan granuloma periapikal.

    Farmakokinetik Amoksisilin :

    Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu reaksi transpeptidasi

    dalam sintesis dinding sel bakteri. Dinding sel tersusun atas polimer polisakarida dan

    polisakarida yang berikatan silang kompleks yakni peptidoglikan (murein,

    mukopeptida) polisakarida ini mengandung gula amino yang berselang seling yakni

    Nasetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat. Suatu peptida mengandung lima asam

    amino dikaitkan dengan gula asam Nasetilmuramat dan berahir di D-alanil-D-alanin.

    Penisilin Binding Protein (PBP suatu enzim), memotong alanin terminal tersebut pada

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    3/7

    proses pembentukan suatu ikatan silang dengan peptida didekatnya. Ikatan silang

    tersebut membuat struktur dinding sel menjadi kaku. Antibiotik betalaktam secara

    struktural merupakan analog substrat PBP yaitu D-ala-D-alamia berikatan secara

    kovalen dengan tempat aktif di PBP. Ikatan ini menghambat reaksi transpeptidase,

    menghentikan sintesis peptidoglikan, sehingga sel akan mati.

    Farmakodinamik Amoksisilin

    1. Absorpsi AmoksisilinAbsorpsi di saluran cerna. Dengan dosis oral amoksisilin 2x lebih tinggi

    mencapai kadar dalam darah. Penyerapannya tidak terhambat pleh adanya

    makanan di lambung

    2. DistribusiDistribusinya luas yakni ke hati, ginjal, empedu, usus, limfa.

    3. EkresinyaMelalui proses sekresi di tubuli ginjal

    Pemberian amoksisilin dianggap tepat karena telah sesuai dengan indikasi pemberian

    obat yakni pasca pencabutan gigi (bakteri spektrum luas).

    Sedangkan asam traneksamat adalah Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik

    yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk

    profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan

    dan angiodema hereditas. Asam traneksamat merupakan analog asam aminokaproat,

    dapat diberikan per oral, bekerja dengan cara memblok tempat ikatan pada lisin yang

    biasanya berinteraksi dengan plasmin, menghambat secara kompetitif terhadap

    aktivator plasminogen. konsumsi obat ini dapat menimbulkan efek samping seperti

    gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia. Asam traneksamat

    diabsorbsi dari saluran cerna dengan konsentrasi plasma puncak tercapai setelah 3

    jam. Bioavailabilitasnya sekitar 30-50%, didistribusikan hampir ke seluruh

    permukaan tubuh dan mempunyai ikatan protein yang lemah. Berdifusi ke plasenta

    dan air susu. Waktu paruh eliminasi adalah 3 jam, diekskresikan dalam urin sebagai

    obat tidak berubah. Setelah dievaluasi pemberian obat asam traneksamat dianggap

    kurang tepat karena pemberian obat tersebut adalah untuk pasien yang menderita

    penyakit darah sistemik, sehingga lebih baik pasien diberi vitamin K untuk membantu

    menghentikan perdarahan.

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    4/7

    Kesulitan pada penatalaksanaan kasus ini adalah pangkal dari pulpa polip berada

    pada akar mesial gigi 36, sedangkan pada saat proses pencabutan gigi 36 mengalami

    fraktur akar mesial. Operator kemudian menggunakan bur tulang dengan kecepatan

    rendah untuk membuat tumpuan dalam melakukan pengungkitan dengan bein.

    Jaringan pulpa polip terambil berikut dengan terambilnya akar mesial. Kondisi gigi 36

    dengan ukuran yang lebih besar dari normalnya menyebabkan terjadinya luka bekas

    pencabutan yang cukup besar dan terjadi perdarahan yang banyak. Operator

    melakukan dep yang lebih kompleks yakni dengan pemberian spongostan dan

    peresepan obat hemostatik.

    4. Gambaran klinis selain diskenario- penampakan klinisnya antara lain terbentuk jaringan granulasi dan rupturnya

    jaringan epitel serta vasodilatasi pembuluh darah.

    - Tanda Klinis dari Pulpitis Kronis Hiperplastika*Dari lubang gigi yang karies terlihat masa/benjolan :

    * Berwarna merah tua

    * Permukaan berbenjol-benjol

    * Mudah berdarah dan sakit bila terkena

    sentuhan

    * Benjolan tidak dapat diangkat dari dasarnya.

    5. Perawatan pd kasus- Antibiotik dan antiperdarahan yang diberikan kepada pasien yakni Amoxicillin

    dan asam traneksamat. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami ataupun

    sintetik yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia

    di dalam organisme, khusunya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan

    antibiotik Amoxicillin memiliki sasaran kerja dengan menginhibitor sintesis

    dinding sel bakteri dan bekerja pada spektrum yang luas.

    - Pertimbangan dilakukan ekstraksi pada kasus ini adalah kondisi klinis darimahkota yang sudah tipis dan rapuh, pada bagian akar terdapat lesi bifurkasio dan

    lesi periapikal, apikal pada bagian akar distal tampak terjadi resorpsi interna

    sehingga jika dilakukan perawatan konservatif maka prognosisnya kurang baik.

    Dilihat dari segi fungsional maka gigi tersebut merupakan kunci oklusi dan

    merupakan gigi dengan fungsi mastikasi yang menerima beban pengunyahan yang

    besar, oleh karena itu gigi dengan kondisi yang seperti ini tidak akan cukup kuat

    untuk menahan beban pengunyahan yang diberikan dan jika dipaksa untuk tetap

    berfungsi, maka kemungkinan untuk terjadinya inflamasi periapikal yang lebih

    lanjut. Memang pada kenyataannya, ada beberapa alternatif perawatan untuk

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    5/7

    pulpa polip antara lain pulpotomi parsial, eksisi jaringan pulpa polip dilanjutkan

    dengan perawatan saluran akar. Namun pilihan perawatan ini diindikasikan untuk

    kasus gigi yang dengan struktur anatomis masih dalam keadaan yang baik.

    Penatalaksanaan pulpa polip pada gigi anak dengan gigi dewasa sama, namun pada

    gigi anak lebih diperhatikan untuk usia pergantian dengan gigi permanen. Jika

    memang gigi decidui akarnya telah mengalami resorpsi dan jarak dengan gigi

    permanen, maka lebih baik dilakukan ekstraksi dibandingkan dengan perawatan

    saluran akar.

    6. Diagnosa banding dr kasus- Gingival polip. Dpat membsar bisa menutupi oklusal

    Polip Pulpa dapat dibedakan dengan Polip

    Gingiva :

    Tanda-tanda Polip Gingiva :

    Warna seperti gusi (merah muda)

    Permukaannya datar

    Bila terkena sentuhan, tidak sakit dan tidak

    mudah berdarah

    Dapat diangkat dari dasarnya

    7. Pemeriksaan penunjang- Penguji pulpa elektrik. Alat diletakin digiginya- Rontgen gigi. Akan didapatkan gambaran radiolusen yg telah mncapai kavum pulpa

    8. Klasifikasi penyakit pulpa- Pulpitis / inflamasi.

    Reversible (dg gejala = akut & tanpa gejala = kronis)

    ireversible (akut = diluar biasa responsif thdp dingin dan panas & kronis)

    - Degenerasi pulpa ( mengapur & diagnosa histopatologik)- Nekrosis pulpa- Hiperemi pulpa ( kerusakan jar pulpa blm terjadi. Ditandai dg rasa nyeri pulpa)- Pulpitis reversibel- Pulpitis reversibel adalah inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebab dihilangkan, inflamasi akan

    menghilang dan pulpa akan kembali normal.

    - Gejala- Pulpitis reversibel biasanya asimtomatik. Aplikasi stimulus seperti cairan dingin atau panas atau bahkan udara,

    dapat menimbulkan sakit sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan mereda.

    - Perawatan- Menghilangkan iritan dan menutup serta melindungi dentin yang terbuka atau pulpa vital biasanya akan

    menghilangkan gejala (jika ada) dan memulihkan proses inflamasi jaringan pulpa. Akan tetapi, j ika iritasi pulpa

    berlanjut atau intensitasnya meningkat, inflamasi akan berkembang menjadi sedang bahkan parah yang

    akhirnya akan menjadi pulpitis ireversibel dan bahkan nekrosis.

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    6/7

    - Pulpitis Irreversibel- Penyakit pulpa ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpitis reversibel. Inflamasinya yang

    parah tidak akan hilang meskipun penyebabnya dihilangkan. Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan

    dentin yang luas selama prosedur operatif atau terganggunya aliran darah pulpa akibat trauma atau

    penggerakan gigi dalam perawatan ortodonsia dapat pula menyebabkan pulpitis ireversibel.

    - Gejala- Pulpitis ireversibel biasanya asimtonatik atau pasien hanya mengeluhkan gejala yang ringan. Pulpitis ireversibel

    juga dapat diasosiasikan dengan nyeri spontan (tanpa stimuli eksternal) yang intermitten. Nyeri ini dapat tajam,

    tumpul, setempat, atau difus dan bisa berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Menentukan lokasi

    nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan dengan nyeri periradikular. Aplikasi stimulus eksternal seperti panas dan

    dingin dapat dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan.

    - Tes dan Perawatan- Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapeks, respons gigi terhadap

    palpasi dan perkusi berada dalam batas normal. Penjalaran inflamasi hingga mencapai ligamen periodontium

    akan mengakibatkan gigi peka terhadap perkusi dan nyerinya lebih mudah ditentukan tempatnya. Indikasi

    perawatannya adalah perawatan saluran akar pencabutan.

    - Pulpitis Hiperplastik- Pulpitis hiperplastik (polip pulpa) adalah bentuk pulpitis ireversibel akibat bertumbuhnya pulpa muda yang

    terinflamasi secara kronik hingga ke permukaan oklusal. Biasanya ditemukan pada mahkota yang karies pada

    pasien muda. Polip pulpa ini biasanya diasosiasikan dengan kayanya pulpa muda akan pembuluh darah,

    memadainya tempat terbuka untuk drainase, dan adanya proliferasi jaringan.

    - Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat seperti kol yang berwarnakemerah-merahan mengisi kavitas karies di permukaan oklusal yang besar. Respons gigi terhadap palpasi dan

    perkusi adalah normal. Perawatannya adalah pulpotomi, perawatan saluran akar, atau ekstraksi.

    - Nekrosis Pulpa- Pulpa terkurung oleh dinding yang kaku, tidak mempunyai sirkulasi darah kolateral, dan venul serta limfatiknya

    kolaps akibat meningkatnya tekanan jaringan sehingga pulpitis ireversibel akan menjadi nekrosis. Jika eksudat

    yang dihasilkan selama pulpitis ireversibel diserap atau didrainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa

    yang terbuka ke rongga mulut, proses nekrosis akan tertunda. Pulpa di daerah akar dapat tetap vital dalam

    jangka waktu yang cukup lama. Sebaliknya, tertutup atau ditutupnya pulpa yang terinflamasi mengakibatkan

    proses nekrosis pulpa yang cepat dan total serta timbulnya patosis periradikuler.

    DD

    Polip Pulpa dapat dibedakan dengan Polip Gingiva :

    Tanda-tanda Polip Gingiva :

    Warna seperti gusi (merah muda)

    Permukaannya datar

    Bila terkena sentuhan, tidak sakit dan tidakmudah berdarah

    Dapat diangkat dari dasarnya

    9. Mengapa perkusi (+) tekanan ()10.Perbedaan perkusi & tekanan11.Faktor pendukung kenapa hiperplastik kronik, gangren12.Definisikan jaringan granulasi13.Prefalensi desidui & permanen sbrpa sering14.Perawatan yg plg baik15.Termasuk golongan mana (polip) dan alasannya

    Pasien (jecky 9 th)

  • 7/29/2019 LI SGD 1 LBM 7 BLOK 12

    7/7