lgingat : 1. undang -undang nomor 17 tahun 1950 tentang...
TRANSCRIPT
WALIKOTA BLITAR
PERATURAN WALIKOTA BLITAR
NOMOR 24 TAHUN 2013
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN REKLAME DAN
ALAT PERAGA KAMPANYE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BLITAR,
imbang : bahwa dalam rangka menjaga ketertiban umum, etika, estetika,
kebersihan dan keindahan kota dalam penyelenggaraan reklame dan
alat peraga kampanye, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan
Walikota tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Reklame dan AlatPeraga Kampanye ;
lgingat : 1. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi JawaTimur/Tengah/Barat ;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang 12 Tahun 2008 tentang PerubahanKedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor4844) ;
3. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5189);
6. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5049) ;
7. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234) ;
8. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5316;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3243) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
13. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah ;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu Pintu;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010
tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian
Jalan ;
17. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah;
18. Peraturan Walikota Blitar Nomor 20 Tahun 2012 tentang Jenis
dan Mekanisme Perizinan di Kantor Pelayanan Terpadu (KPT)
Kota Blitar;
19. Peraturan Walikota Blitar Nomor 14 Tahun 2013 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan-Daerah Kota Blitar Nomor 7
Tahun 201 1 tentang Pajak Daerah ;
MEMUTUSKAN :
netapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN REKLAME DAN ALAT PERAGA KAMPANYE.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Blitar.
3. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Walikota adalah
Walikota Blitar.
4. Dinas Pekerjaan Umum Daerah adalah Dinas Pekerjaan Umum
Daerah Kota Blitar.
5. Kantor Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disingkat KPT adalah
Kantor Pelayanan Terpadu Kota Blitar.
6. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP
adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar.
7. Panitia Pengawas Pemilu Kota Blitar, selanjutnya disebut
Panwaslu Kota Blitar, adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu
Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
Kota Blitar.
8. Komisi Pemilihan Umum Kota Blitar selanjutnya disingkat KPU
Kota Blitar adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas
melaksanakan Pemilu di Kota Blitar.
9. Tim Teknis Perizinan adalah Tim yang bertugas melakukan
survey, memverifikasi berkas dan memberikan pertimbangan
teknis kelayakan atas peri izinan yang diajukan pemohon.
10. Tim Pengendali dan Penertiban Reklame adalah Tim Gabungan
yang keanggotaannya terdiri dari instansi terkait yang bertugas
melakukan pengendalian dan penertiban reklame.
11. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut
bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial,
dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau
memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk
menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang
yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau
didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan
oleh Pemerintah.
12. Alat peraga kampanye adalah semua benda atau bentuk lain
yang memuat visi, misi, dan program pasangan calon, simbol-
simbol, atau tanda gambar pasangan calon yang dipasang untuk
keperluan kampanye Pemilu yang bertujuan untuk mengajak
orang mcmilih pasangan calon Lertentu.
13.Bahan kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang
memuat visi, misi, program pasangan calon, simbol-simbol, atau
tanda gambar yang discbar untuk keperluan kampanye Pemilu
yang bertujuan untuk mengajak orang memilih pasangan calon
terentu.
H.Obyek Reklame adalah keseluruhan media atau bentuk atau
ukuran dalam penyelenggaraan reklame yang dikenakan pajak
reklame yang tidak dikecualikan.
15. Penyelenggara Reklame adalah pemilik reklame, pemilik produk
dan atau perusahaan jasa periklanan yang menyelenggarakan
reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan
atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
5
16. Penyelenggaraan Reklame adalah kegiatan atau aktivitas yang
berhubungan dengan reklame.
17. Pcneng adalah plat atau benda sejenis tempelan atau stiker atau
tanda lain pada obyek reklame terpasang yang difungsikan
sebagai tanda tclah membayar pajak untuk jangka waktu
tertentu yang dikeluarkan Pemerintah Daerah.
18. Kawasan / zone adalah batasan-batasan wilayah tertentu sesuai
dengan pemanfaatan wilayah tersebut yang dapat atau tidak
dapat digunakan untuk pemasangan reklame.
19. Kawasan Bebas adalah lokasi yang sama sekali tidak
diperbolehkan diselenggarakan kegiatan reklame yang tidak
dikecualikan.
20. Kawasan Umum, adalah lokasi penyelenggaraan penempatan titik
peletakan reklame dapat dilaksanakan secara bebas selain di
lokasi bebas.
21. Peletakan reklame adalah Penempatan bidang reklame atau
bangunan reklame pada titik peletakan reklame, baik di dalam
maupun di luar ruangan.
22. Titik Peletakan Reklame adalah tempat tertentu dimana bidang
reklame atau bangunan reklame didirikan atau ditempatkan atau
ditempelkan.
23. Bidang Reklame adalah bagian atau muka bangunan yang
dimanfaatkan guna tempat penyajian reklame baik berupa
gambar atau kata dari pesan-pesan penyelenggaraan reklame.
24.Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
25. Bagian-bagian Jalan adalah bagian-bagian jalan yang meliputi
ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan
jalan.
26. Ruang manfaat jalan adalah ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman tertentu yang
ditetapkan oleh penyelenggara jalan dan digunakan untuk badan
jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
27. Ruang milik jalan adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar manfaat jalan yang diperuntukkan bagi ruang
manfaat jalan, pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di
masa datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan
dan dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu.
28. Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu di luar
ruang milik jalan yang penggunaannya diawasi oleh
penyelenggara jalan agar tidak mengganggu pandangan
bebas pengcmudi, konstruksi jalan, dan fungsi jalan.
29. Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan,
pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan
kewenangannya.
30. Izin adalah persetujuan dari penyelenggara jalan atau
pemberi izin tentang pemanfaatan ruang manfaat jalan dan
ruang milik jalan dengan persyaratan tertentu yang harus
dipenuhi.
31. Rekomendasi adalah pertimbangan teknis dari
penyelenggara jalan tentang penggunaan ruang pengawasan
jalan agar tidak mengganggu kelancaran dan keselamatan
pengguna jalan serta tidak membahayakan konstruksi jalan,
serta guna menjamin peruntukan ruang pengawasan jalan.
32. Dispensasi adalah persetujuan dari penyelenggara jalan tentang
penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan perlakuan
khusus terhadap konstruksi jalan.
33. Utilitas adalah fasilitas yang menyangkut kepentingan umum
meliputi listrik, telekomunikasi, informasi, air, minyak, gas dan
bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya.
34.Bahu jalan atau berm adalah batas antara perkerasan jalan
dengan saluran dan atau pagar halaman.
35. Pulau Jalan adalah bangunan baik beraturan maupun tidak
beraturan yang terletak di persimpangan jalan dapat berbentuk
prasasti, monument dan dapat ditanami tanaman bias dan Iain-
lain yang bertujuan untuk mengatur arus lalu lintas atau
keindahan di lokasi tertentu.
36. Median Jalan / Pembatas Jalan adalah bangunan berbentuk
taman/pagar baik dari benda tetap dan/atau dapat dipindahkan
dan/atau tanaman yang berfungsi untuk memberi batas jalan
dan untuk mengatur arus lalu lintas di jalan.
37. Taman Kota adalah suatu bangunan dan/atau taman yang
dilengkapi dengan tanaman yang berfungsi untuk menambah
keindahan yang berfungsi sebagai taman dan atau ruang terbuka
hijau.
38. Tinggi Reklame adalah jarak antara ambang paling bawah bidang
reklame dengan permukaan tanah rata-rata atau bidang atap
datar atau plat be ton dan sejenisnya yang memenuhi kelayakan
konstruksi tempat kedudukan peletakan konstruksi reklame
39. Kctinggian Reklame adalah jarak antara ambang paling atas
bidang reklame dari permukaan tanah rata-rata atau bidang atap
datar atau plat beton dan sejenisnya yang memenuhi kelayakan
konstruksi reklame.
40. Gambar Rencana Teknis Bangunan yang disingkat Gambar RTB
adalah gambar rencana teknis bangun bangunan reklame,
megatron, video, megatron atau large electron display dan papan
aiau billboard termasuk jenis reklame lainnya yang
pemasangannya memerlukan konstruksi dan menjelaskan
identitas reklame secara teknis mengenai peletakan, ukuran,
bentuk, kctinggian, estetika dan serasi dengan lingkungan
sekitarnya.
4 1. Reklame Kecil, adalah reklame dengan ukuran luas bidang
reklame kurang dari 4 m2 (empat meter persegi).
42. Reklame Sedang, adalah reklame dengan ukuran luas bidang
reklame lebih dari atau sama dengan 4 m2 (empat meter persegi)
sampai 24 m2 (dua puluh empat meter persegi).
43. Reklame Besar, adalah reklame dengan ukuran luas bidang
reklame lebih dari 24 m2 (dua puluh empat meter persegi).
44. Reklame Papan atau Billboard adalah reklame berbentuk bidang
dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiber, glas/kaca, dan
bahan lain yang sejenis sesuai dengan perkembangan jaman,
yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan
dengan konstruksi tetap dan reklame tersebut bersifat permanen.
45. Reklame berjalan adalah reklame yang ditulis atau ditempelkan
(dipasang) pada kendaraan, antara lain kendaraan roda empatatau lebih, roda tiga, roda dua, becak, dokar atau kendaraan lain
yang sejenis.
8
46. Reklame Baliho adalah reklame yang terbuat dari papan kayu
atau bahan lain dan dipasang pada konstruksi yang tidak
permanen dan tujuan meterinya mempromosikan suatu even
atau kegiatan yang bersifat insidentil.
47. Reklame kain adalah reklame berbentuk spanduk, umbul-umbul,
bannner, rontek, dengan bahan kain dan sejenisnya, yang
pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan/di atas
bangunan, dengan konstruksi sementara dan bersifat semi
permanen.
48. Reklame Cahaya / Papan bersinar adalah reklame yang
menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau
iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang
dapat diubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenagalistrik. Termasuk jenis ini pula adalah Megatron, Videotron danLarge Electronic Display (LED).
49.Jaminan Biaya Bongkar adalah biaya yang dibayarkan oleh
penyelenggara reklame kepada Pemerintah Daerah yangdipergunakan oleh Pemerintah Daerah untuk membongkarreklame dan untuk pemulihan/perbaikan kembali lokasi/tempatbekas diselenggarakannya reklame, apabila lokasi/tempattersebut merupakan milik atau yang dikuasai oleh PemerintahDaerah.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Walikota mi meliputi Jenis, Penempatan,Perizinan, Pengendalian, Pengawasan dan Penertiban Reklame dan
Alat Peraga Kampanye.
BAB III
REKLAME
Paragraf Pertama
Jenis Reklame
Pasal 3
Jenis reklame berdasarkan sifatnya meliputi :
a. Reklame permanen, yaitu :
1) Neon Box / Papan Bersinar ;
2) Papan Bertiang ; dan
3) Papan Nama.
b. Reklame Insidentil, yaitu :
1) Baliho;
2) Spanduk/Spanduk Layar Cover ; dan
3) Baner/Umbul-Umbul/Bendera.
Pasal 4
Jenis reklame berdasarkan kontruksinya meliputi :
a. Konstruksi Berat, untuk Reklame Ukuran Sedang dan Reklame
Ukuran Besar, seperti Reklame Papan, Reklame Cahaya
(megatron, videowall, dinamic board), billboard, bando jalan,
dengan konstruksi tiang :
1) Kaki Tunggal, yaitu sarana reklame yang kaki konstruksinya
hanya satu tiang;
2) Kaki Ganda, yaitu sarana reklame yang kaki konstruksinya
dua tiang atau lebih;
3) Rangka, yaitu sarana reklame yang konstruksinya berbentuk
rangka.
b. Konstruksi Ringan, untuk reklame :
1) Berjenis papan kategori ukuran reklame kecil
2) Bahan bakunya selain besi atau logam.
3) Menempel pada bangunan, yaitu sarana reklame yang
konstruksinya menyatu pada bangunan dengan atau tanpa
menggunakan konstruksi tambahan yang menyatu dengan
konstruksi bangunan.
Paragraf Kedua
Penempatan dan Ketentuan Teknis Reklame
Pasal 5
Penempatan Reclame di bagi menjadi 2 (dua) zona, yaitu :
a. kawasan bebas; dan
b. kawasan umum.
Pasal 6
(1) Kawasan bebas scbagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
meliputi :
a. Geclung Milik Pemerintah ;
b. Rumah jabatan ;
c. Rumah Sakit atau tempat-tempat pelayanan kesehatan ;
d. Lembaga Pendidikan (Gedung dan Sekolahan) ;
10
e. Museum ;
f. Tempat Ibadah ;
g. Makam dan Tempat Pemakaman Umum ;
h. Militer ;
i. Jembatan Sungai, Badan Sungai dan Salurannya ;
j. Fasilitas Umum (misalnya tiang telepon, tiang listrik pohon
perindang jalan).
(2) Kawasan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
halaman dan irotoarnya dengan memperhatikan aspek
keamanan, kenyamanan dan estetika.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), adalah penyelenggaraan reklame yang dilaksanakan oleh
pemilik kawasan tersebut.
Pasal 7
Kawasan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b,adalah kawasan yang diperbolehkan kegiatan reklame dan
Penempatan Titik Peletakan Reklame.
Pasal8
Pemasangan reklame pada kawasan umum harus memenuhiketentuan sebagai berikut :
a. Tidak mengganggu keamanan dan keselamatan pengguna jalan ;b. Tidak mengganggu pandangan bebas pengemudi dan konsentrasi
pengemudi ; dan
c. Tidak menggganggu dan mengurangi fungsi rambu-rambu dansarana pengatur lalu lintas lainnya.
d. Bentuk reklame tidak boleh sama atau menyerupai rambu-rambulalu lintas.
Pasal 9
1) Untuk keamanan clan keselamatan pengguna jalan, bangunanreklame harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. harus terbuat dari bahan yang bersifat tahan lama atau
tahan karat; memenuhi persyaratan umum bahan bangunanIndonesia; dan
b. rangka utama harus berupa konstruksi baja atau beton yangmemenuhi persyaratan peraturan konstruksi Indonesia.
11
(2) Reklame dapat menggunakan lampu dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. intensitas cahaya lampu tidak menyilaukan pengguna jalan;
dan
b. pantulan cahaya lampu tidak menyilaukan pengguna jalan.
(3) Huruf dan warna Reklame harus memenuhi ketentuan sebagaiberikut :
a. bentuk huruf atau simbol yang digunakan pada reklame
tidak boleh sama atau menyerupai bentuk huruf dan simbol
rambu-rambu lalu lintas; dan
b. kombinasi warna yang digunakan pada reklame tidak boleh
sama atau menyerupai warna yang digunakan untuk rambu-
rambu lalu lintas.
Pasal 10
(1) Konstruksi bangunan reklame harus dirancang sehingga apabila
bangunan reklame mengalami kcrusakan atau runtuh (roboh)
tidak membahayakan pengguna jalan dan tidak membahayakan
konstruksi dan bangunan pelengkap jalan.
(2) Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna jalan,
konstruksi bangunan reklame dan instalasi listrik pada
reklame harus memenuhi peraturan teknis yang meliputi :
a. Peraturan mengenai pembebanan bangunan;
b. Peraturan mengenai perencanaan bangunan baja;
c. Peraturan mengenai bahan bangunan;
d. Peraturan mengenai perencanaan bangunan beton; dan
e. Peraturan mengenai instalasi listrik.
(3) Konstruksi bangunan reklame tidak boleh berupa portal
dan/atau jenis konstruksi lainnya yang melintang di atas jalan,
yang khusus dimaksudkan untuk reklame.
Paragraf Ketiga
Perizinan
Pasal 11
1) Setiap penyelenggaraan reklame serta pemanfaatan danpenggunaan bagian-bagian jalan wajib memperoleh izin daripenyelenggara jalan sesuai dengan kewenangannya.
12
(2) Izin Pemanfaatan dan penggunaan bagian-bagian jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jalan nasional
diberikan oleh Menteri Pekerjaan Umum atau pejabat yang
ditunjuk setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala
Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional.
(3) Dalam hal kewenangan Menteri Pekerjaan Umum tidak
dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk sebagaimana tersebut
pada ayat (1) pemberian izin untuk pemanfaatan ruang milik
jalan nasional dilaksanakan oleh Kepala Balai Besar/Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional sesuai dengan penetapan MenteriPekerjaan Umum.
(4) Izin Pemanfaatan dan penggunaan bagian-bagian jalan
scbagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jalan provinsi
diberikan oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk setelah
mendapatkan rekomendasi dari Dinas PU Bina Marga ProvinsiJawa Timur.
(5) Izin Pemanfaatan dan penggunaan bagian-bagian jalan
sebagaimana dimaksud pada aval (1) untuk jalan kota diberikan
oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk setelah mendapatkan
rekomendasi dari Dinas Pekerjaan Umum Daerah.
(6) Untuk memperolch Surat Izin Pemanfaatan dan penggunaan
bagian-bagian jalan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), penyelenggara reklame harus mengajukan permohonan
sccara tertulis kepada gubernur atau pejabat yang ditunjuk
dengan melampirkan persyaratan yang ditentukan.
(7) Untuk memperolch Surat Izin Pemanfaatan dan penggunaan
bagian-bagian jalan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara reklame harus mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Walikota melalui Kepala KPT denganmelampirkan persyaratan yang ditentukan.
Pasal 12
(1) Jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) di
Kota Blitar adalah sebagai berikut :
a. Ruas jalan Cemara (pertigaan Jalan Palem ke selatan) ;
b. Jalan Palem ;
c. Jalan Kenari ;
d. Jalan Bali ;
13
e. Jalan Kalimantan ;
f. Jalan Imam Bonjol ; dan
g. Jalan S. Supriyadi (pertigaan Jalan Imam Bonjol ke timur).
(2) Jalan propinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) di
Kota Blitar adalah sebagai berikut :
a. Jalan Tanjung;
b. Jalan Cepaka; dan
c. Jalan Cemara (pertigaan Jalan Palem ke utara).
Pasal 13
1) Persyaratan permohonan Surat Izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (5) adalah sebagai berikut :
a. Permohonan tertulis bermeterai cukup minimal berisi tentang
Nama Lembaga, Nama Pemohon, Judul/isi Reklame dan
tujuan ;
b. Foto kopi KTP Pemohon dan Surat Kuasa dari
penanggunjawab produk/jasa (bagi permohonan yang
dikuasakan);
c. Pemohon atas nama organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) harus melampirkan foto copy surat Pengesahan yang
dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang dan foto copy
susunan pcngurus organisasi ;
d. Denah lokasi / rencana letak reklame (reklame permanen) ;
e. Sural pernyataan bertanggung jawab atas kewajiban
memelihara dan menjaga reklame /bangun banguna dan
menanggung scgala resiko atas segala akibat yang mungkin
ditimbulkan dari kerusakan yang tcrjadi atas sarana atau
prasarana yang dibangun/dipasang pada bagian-bagian jalan
yang dimohon ;
f. Surat Pernyataan kesanggupan untuk membongkar reklame ;
g. Foto kopi perjanjian sewa tanah/bangunan atau Surat Izin
apabila tanah yang akan digunakan bukan milik pemohon
(reklame permanen ) ;
h. Khusus reklame jenis konstruksi berat dilengkapi dengan foto
kopi 1MB ;
i. Surat pernyataan kesanggupan menanggung segala akibat
yang ditimbulkan atas*penyelengaraan reklame ;
14
j. Melunasi Pajak rcklamc.Retnbus. pemakaian tanah danretribusi lainnva ;
k. Rekam jejak/Riwayat perolehan bangunan reklame (bagireklame yang diperpanjang Sural Izinnya).
(2) Surat Izin reklame berlaku paling lama 1(satu) tahun.(3) Surat Izin reklame scbagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak
dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.
Pasal 14
Tata cara pengajuan Surat Izin sebaj
ayat (5) adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggara reklame atau kuasanya mengajukan permohi
kepada Walikota melalui Kepala KPT ;
b. Petugas KPT mcneliti persyaratan permohonan dengan ketentuan
apabila berkas dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sah
akan dikembalikan kepada pemohon pada satu hari kerja;
c. Apabila Persyaratan dinyatakan lengkap, KPT membuat tanda
terima berkas dan disampaikan kepada Pemohon ;
d. Untuk reklame tidak permanen dapat diproses / diberikan Surat
Izin oleh KPT dengan membubuhkari tanggal berlakunya reklame
pada tiap reklame disertai dengan paraf petugas dan stempel KPT
sesuai dengan standar pelayanan KPT yang telah ditentukan.
e. KPr memberikan pengesahan Reklame dengan menempelkan
peneng.
f. Untuk reklame permanen diperlukan pemeriksan lapangan
terhadap objek Surat Izin dilakukan oleh Tim Teknis Perizinansesuai dengan standar pelayanan KPT yang telah ditentukan.
g. Ketidakscsuaian antara data yang tercantum dalam persyaratanpermohonan dengan kondisi lapangan akan diinformasikankepada pemohon.
1,. Kepala KPT mencrbitkan Sura. Izin atau menolak berdasarkanpertimbangan Tim Teknis Perizinan.
i Akumulasi waktu yang diperlukan untuk proses perizinanreklame setelah seluruh berkas dinyatakan lengkap dan sahpaling lama sesuai dengan standar pelayanan KPT.
igaimana dimaksud Pasal 1 1
lonan
15
Pasal 15
Pemegang Surat Izin reklame berkewajiban :
a. Menempelkan peneng pada reklame;
b. Mencantumkan nama biro/penyelenggara reklame dan masa
berlaku Surat Izin penyelenggaraan reklame yang dapat dibaca
dengan mudah dan jelas ;
c. Mcmelihara benda-benda dan alat-alat yang dipergunakan untuk
reklame agar selalu berada dalam kcadaan baik ;
d. Menanggung segala akibat yang disebabkan kelalaian
pemasangan reklame dan/atau kejadian force majeur yang
menimbulkan kerugian pada pihak lain.
Pasal 16
(1) Penyelengara reklame dilarang :
a. Mcmasang reklame secara Melintang jalan (reklame kain);
b. Menebang tanaman penghijauan ;
c. Menempel pada tanaman penghijauan melalui cara dipaku;
d. Menempel pada utilitas publik seperti rambu lalu lintas, tiang
listrik, tiang telepon, fasilitas air minum, dan sejenisnya.
e. Ditempatkan di kawasan bebas reklame;
f. Bertentangan dengan norma agama, norma susila dan norma
hukum yang berlaku.
(2) Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) akan dikenakan penertiban.
Pasal 17
Surat Izin reklame, dapat dicabut apabila :
a. Adanya perubahan konstruksi maupun isi reklame sehingga tidak
sesuai dengan Surat Izin yang diterbitkan.
b. Penyelenggara' reklame tidak memelihara merawat dan
mengamankan reklame yang dipasang dalam keadaan baik dan
tidak membahayakan pihak lain.
c. Penyelenggara reklame tidak melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Setelah terpasang ternyata isi reklame menimbulkan konflik di
masyarakat yang dikarenakan situasi dan kondisi yang sedang
terjadi di wilayah tcrsebut.