leprae

41
Oleh Devita Prima Nurmasari 102011101002 Pembimbing Prof. dr. Bambang Suhariyanto, Sp. KK (k) SMF ILMU KESEHATAN KULIT dan KELAMIN RSD dr. Soebandi Jember 2014 REFELEKSI KASUS MORBUS HANSEN

Upload: devita

Post on 20-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Leprae yang pertama menyerang saraf tepi selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendothelial, mata, otot, tulang, dan terkecuali susunan saraf pusat

TRANSCRIPT

Refeleksi Kasus Morbus Hansen

OlehDevita Prima Nurmasari102011101002PembimbingProf. dr. Bambang Suhariyanto, Sp. KK (k)

SMF ILMU KESEHATAN KULIT dan KELAMINRSD dr. Soebandi Jember2014Refeleksi KasusMorbus Hansen

Sinonim: Kusta dan LepraPenyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Leprae yang pertama menyerang saraf tepi selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendothelial, mata, otot, tulang, dan terkecuali susunan saraf pusatDefinisi

Epidemiologi

600.000 kasus baru per tahun>80% kasus terjadi di India, China, Myanmar, Indonesia, Brazil, dan NigeriaDapat menyerang semua umur, frekuensi tertinggi pada umur 25-35 tahun. Pria>wanitaPenderita kusta di Indonesia pada tahun 2012 adalah 23.252Epidemiologi

Mycobacterium LepraeDitemukan oleh Dr.Gerhard Armauwer Hansen tahun 1873 di NorwegiaBersifat tahan asamBerbentuk batang dengan ukuran 1-8 , lebar 0,2-0,5 Biasanya berkelompok, namun ada juga yang tersebar satu-satuHidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dinginTidak dapat dikultur dalam media buatanEtiologi

Dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas, kemampuan hidup M. Leprae pada suhu tubuh yang rendah,keadaan sosial ekonomi dan lingkungan,varian genetik yang berhubungan dengan kerentanan, waktu regenerasi yang lama, sifat kuman yang avirulen dan nontoksikPatogenesis

Penularan:-kulit yang lecet (tubuh bersuhu dingin)-mukosa nasalObligat intraselularSel makrofag atau sel schwanTipe LL:Kelumpuhan sistem imunitas selularTipe TT:Kemampuan fungsi sistem imun selular tinggiReaksi berlebihan:Kerusakan saraf dan jaringan sekitarnya

Patogenesis

Menurut Ridley dan Jopling :Tipe tuberkuloid (TT)Tipe borderline tuberculoid (BT)Tipe Mid borderline (BB)Tipe borderline lepromatous (BL)Tipe lepromatosa (LL)

Klasifikasi menurut WHO:Tipe Pausibasiler (PB)Tipe Multibasiler (MB)

klasifikasi

Gambaran Klinis menurut Klasifikasi Ridley & Jopling

MH- PB (BT)

MH- MB (BB)

Gambaran Klinis menurut Klasifikasi Ridley & Jopling

MH- MB (BL)MH- MB (LL)

Gejala Klinis (WHO)

Tanda kardinalBercak kulit yang mati rasa. Makula hipopigmentasi, eritema + anastesi/ hipoanastesi.Penebalan saraf tepi (sensoris, motoris, otonom)Ditemukan kuman tahan asam

DiagnosisDiagnosis ditegakkan minimal 1 tanda kardinal

Pemeriksan bakterioskopik Digunakan untuk menegakkan diagnosis dan pengamatan pengobatan. sediaan dibuat dari kerokan jaringan kukitdiwarnai dengan Ziehl-NeelsenPenunjang Diagnosis

b. Pemeriksaan HistopatologisDigunakan untuk menegakkan diganosis penyakit kutaTerutama pada anak-anak bilamana pemeriksaan saraf sensoris sulit dilakukan serta lesi diniPenunjang Diagnosis

LL: terdapat globi dalan sitoplasma makrofagTampak basil tahan asam pada pewarnaan ZN

c. Pemeriksaan serologisTerbentuknya antibodi akibat terinfeksi M. lepraeAb spesifik yaitu sntiphenolic glycolipid-1 (PGL-1) dan antiprotein 16 kd SERTA 35 kd. Ab non spesifik yaitu anti lipoarabinomanan (LAM)Digunakan untuk membantu diagnosis kusta yang meragukanPenunjang Diagnosis

Tes FLA-ABSML Flow testUji MLPATes leprominUji ELISAPCRML dipstic test

Macam-macam pemeriksaan:

KustaBercak > 5, saraf >1, BTA +

Bercak < 5, saraf 1, BTA -Observasi 3-6 blnAdaRujukBukan kustaTidakBTACardinal SignraguJumlah bercak , penebalan saraf tepi dan gangguan fungsi sarafAdaTidakraguCardinal SignPBMBTersangka

PENATALAKSANAAN MDT-PB

6 dosis6-9bln

PENATALAKSANAAN MDT-MB

12 dosis12-18bln

Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru. Menurut WHO(1998), tipe PB dengan lesi hanya 1 cukup diberikan dosis tunggal rifampisin 600 mg, ofloksasin 400mg dan minosiklin 100 mg (ROM) dosis tunggaltipe PB dengan 2-5 lesi diberikan rejimen ROM 3 dan 6 dosistipe MB diberikan 12 dan 24 dosisTidak direkomendasikan pada wanita hamil dan anak < dari 5 tahun.

PENATALAKSANAAN mdt romRifsaampisinOfloksasinMinosiklinDewasa600 mg400mg100mgAnak-anak 5-14 tahun300 mg200mg50mg

Tipe I: tinea versikolor, pitiriasis alba, dermatitis seboroika.Tipe TT (Tuberkuloid) tinea korporis, psoriasis, lupus eritematosus diskoid, pitiriasis rosea Tipe BB (Mid-Borderline), BT (Borderline Tuberkuloid), BL (Borderline Lepromatous) selulitis, erisipelasTipe LL (Lepromatous) lupus eritematus sistemik, erupsi obat

Diagnosis banding

Pencegahan cacat primer :Diagnosis diniPengobatan secara teratur dan adekuatDiagnosis dini dan penatalaksanaan neuritisDiagnosis dini dan penatalaksanaan reaksi

Pencegahan cacat sekunder:Perawatan diri sendiri untuk mencegah lukaFisioterapi pada otot yang parase/paralisisBedah rekonstruksiBedah septikPerawatan mata, tangan dan atau kaki yang anastesia atau parase/paralisisPENCEGAHAN CACAT

Mata: iritasi, iridosiklitis, gangguan visuskebutaanHidung: epistaksis, hidung pelanaTulang dan sendi: absorbsi, mutilasiLidah: ulkus dan nodulLaring: suara parauTestis: ginekomastia, epididimitis akut, orkitis, atrofiKelenjar limfe : limfaddenitisRambut: alopesia, madarosisGinjal: glomerulonefritis, amiloidosis ginjal, pielonefritis

Kerusakan saraf tepi:N. fasialis : lagoftalmusN trigeminus : anastesi korneaN. radialis : drop wristN. medianus dan ulnaris : claw handN. peroneus komunis : drop footKOMPLIKASI

Kusta dapat disembuhkan, namun kelainan dan kerusakan saraf ireversibelTergantung pada stadium penyakit, kepatuhan pasien terehadap terapi, inisiasi awal pengobatan.PROGNOSIS

REFLEKSI KASUS

Nama: Tn. MJenis kelamin: laki-lakiUmur: 60 tahun Pekerjaan: BuruhAlamat: Jalan Letjen Suprapto SumbersariNo. RM: 61543

IDENTITAS PENDERITA

A. Keluhan Utama : Bercak merah dan terasa tebal di seluruh tubuh

B. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakn keluar bercak kemerahan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya bercak kemerahan timbul pada daerah wajah, mendadak dan terasa gatal. Tidak lama kemudian bercak kemerahan timbul di seluruh tubuh. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di tangan , leher, dan wajah. Pada bagian bercak terasa tebal, tidak terjadi kerontokan rambut.

ANAMNESIS

C. Riwayat Penyakit DahuluDisangkal

D. Riwayat Penyakit KeluargaDisangkal E. Riwayat Pengobatan Belum pernah berobat

F. Riwayat AlergiDisangkal

Status General Kesadaran : Composmentis.Keadaan Umum : Baik. TD: 120/90RR: 20X/ menitNadi: 80x/ menitKepala / Leher : a/i/c/d = -/-/-/-Thorax - Jantung : S1S2 tunggal, e/g/m= -/-/- - Paru : ves +/+, rh -/-, wz -/-Abdomen : flat, bu(+), timpani, soepelExtremitas : akral hangat. Odema (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Makula eritematus, batas jelas, berbentuk bulat lonjong dengan berbagai diameter (2-9cm) di regio abdomen, thorax anterior et posterior. Anastesi (+). Serta diteukan nodul batas jelas, berbentuk bulat lonjong dengan berbagai diameter (2-4cm) di regio ekstremitas superior et inferior, facialis dan regio colii. Anestesi (+)Status Dermatologis

Regio abdomen : makula eritematus, batas jelas, diameter 9cm, anastesiaRegio extremitas sup. : nodul, batas jelas, diameter2-4cm, anastesia

Regio abdomen : makula eritematus, batas jelas, diameter 9cm, anastesia, nodulRegio abdomen : nodul, batas jelas, diameter2-4cm, anastesia

Pemeriksaan sensibilitasRasa raba : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu di luar lesiRasa tusuk : terganggu didalam lesi dan tidak terganggu di luar lesiRasa suhu : tidak dilakukan

Pemeriksaan saraf perifer1. n. aurikularis magnus: menebal D/S (-/-), Nyeri D/S (-/-)2. n. ulnaris : menebal D/S (+/+), Nyeri D/S (+/+)3. n. tibialis post: menebal D/S (-/-), Nyeri D/S (-/-)4. n. peroneus lateral : menebal D/S (-/-), Nyeri D/S (-/-)

Pemeriksaan

33

Pemeriksaan motorisMata : lagoftalmus (-)Extremitas superior : tahanan baikExtremitas inferior : tahanan baik

Pemeriksaan otonom Tes tinta tidak dilakukanKulit tidak tampak kering

PEMERIKSAAN

Bakterioskopik (Indeks Bakteri dan Indeks Morfologi)

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan MI/BIHasilNormalMetodeMI-NegatifDirek preparatBI+2negatifDirek preparat

Laki-laki umur 60 tahun datang dengan keluhan timbulnya bercak merah dan terasa tebal di seluruh tubuh sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya bercak merah timbul di daerah wajah. Gatal namun tidak nyeri, kemudian bercak merah menyebar ke seluruh tubuh. Dari pemeriksaa fisik didapatkan makula eritema, batas jelas, bentuk bulat lonjong dengan berbagai dimeter (2-9cm) di regio thorax anterior et posterior, abdomen. Anastesi (+). Terdapat juga nodul batas jelas, bentuk bulat lonjong dengan berbagai diameter (2-4cm) di regio extremitas superior et inferior, facialis dan coli. Pada pemeriksaan saraf tepi ditemukan penebalan n. ulnaris D/S, hipostesi pada tes sensibilitas raba dan nyeri di dalam lesi, tidak ada gangguan motorik. Kulit tidak tampak kering. Dari pemeriksaan penunjang IB +2.RESUME

Morbus HansenTine korporisPsoriasisPitiriasis roseaDIAGNOSIS BANDING

Morbus Hansen tipe Multi BasilerDIAGNOSIS KERJA

MDT-MB selama 12-18 bulanRifampisin 600mg/bulan diminum didepan petugas Klofazimin 300mg/bulan diminum didepan petugas DDS 100 mg/hari diminum dirumah. klofazimin 50 mg /hari diminum di rumah

PENATALAKSANAAN

Dubia ad bonamPROGNOSA

TERIMA KASIH