leopold
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izinya penulis dapat
menyelesaikan Paper yang berjudul “Manuver Leopold”
Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik
Senior dibagian Ilmu Obstetri dan Ginekology yang dilaksanakan di RSUD DR.R.M. Djoelham
Binjai.
Tentunya penulis menyadari bahwa Paper ini banyak kekurangan untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar kedepannya
penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan tersebut.
Besar harapan penulis agar Paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat
memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya.
Binjai, Juni 2011
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
Pendahuluan ............................................................................................................... 1
Manuver Leopold........................................................................................................ 2
Leoplod I ..................................................................................................................... 3
Leopold II.................................................................................................................... 4
Leopold III .................................................................................................................. 5
Leopold IV .................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 7
1
PENDAHULUAN
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care adalah pemeriksaan Leopold.
Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui
presentasi (kedudukan) bagian tubuh janin dalam uterus (rahim).
Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui dan mencegah sedini mungkin kelainan yang dapat
timbul, meningkatkan dan menjaga kondisi badan ibu dalam menghadapi kehamilan, persalinan,
dan menyusui, serta menanamkan pengertian pada ibu tentang pentingnya penyuluhan yang
diperlukan wanita hamil.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan dengan beberapa cara, meliputi anamnesis, inspeksi, dan
palpasi. Pada anamnesis, yang perlu diketahui adalah informasi mengenai perkawinan, keluhan,
amenore, dan riwayat kehamilan sebelumnya. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui keadaan
yang berhubungan dengan kehamilan, mulai dari kepala sampai kaki.
Palpasi dilakukan bidan menurut beberapa cara:
1. Menurut Leopold.
a. Leopold I: menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang terletak di fundus uteri.
b. Leopold II: menentukan letak punggung janin.
c. Leopold III: menentukan bagian yang terletak di bagian bawah uterus.
d. Leopold IV: menentukan apakah janin sudah masuk PAP atau berapa jauh masuknya
bagian terbawah dalam PAP.
2. Menurut Knebel. Palpasi dilakukan untuk menentukan letak kepala. Caranya, bagian bawah
dipegang dan fundus uteri digerakkan kiri-kanan. Jika gerakan bagian bawah negatif, berarti
kepala. Jika positif, berarti bokong.
3. Menurut Budin. Palpasi dilakukan untuk menentukan letak punggung anak. Caranya, tangan
kiri menekan fundus uteri ke bawah, akan dirasakan bagian many yang memberi tahanan
terbesar.
1
MANUVER LEOPOLD
Manuver Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi
dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun menjadi sulit dilakukan bila bertemu
dengan ibu hamil yang obesiatas atau dengan ibu hamil yang memiliki jumlah cairan amnion
berlebih.
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat sebelum melakukan manuver Leopold:
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan dilakukan.
3. Anjurkan pasien untuk tidur telentang rata punggung dengan lutut sedikit fleksi.
4. Cuci tangan dengan air hangat.
5. Alat-alat yang digunakan:
- Laenec atau Doppler
- Selimut
- Handuk kecil
- Tempat tidur antenatal.
6. Buka pakaian klien mulai dari prosesus xipoideus sampai dengan simfisis pubis, tutupi
dengan selimut pada bagian yang akan diperiksa.
1
Teknik pemeriksaan
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk meraba fundus.
Manuver Leopold I, bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang
terdapat pada bagian fundus uteri.
Dengan cara:
1. Wajah pemeriksa menghadap ke a rah ibu
2. Palpasi fundus uterus
3. Tentukan bagian janin yang ada pada fundus
Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri :
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, bundar dan
melenting (seperti mudah digerakkan).
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar,
dan kurang melenting.
Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.
Menentukan usia kehamilan
Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
1
Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus
xipoideus dan pusat.
Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus
xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk
membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).
Manuver Leopold II, bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin
pada kedua sisi perut ibu bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan. Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas
dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
Dengan cara:
1. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
2. Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen.
3. Palpasi janin di antara dua tangan.
4. Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.
1
Manuver Leopold III, bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang
terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu
atas panggul.
Dengan cara:
1. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
2. Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.
3. Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari dengan menggerakkan
pergelangan tangan. Tentukan presentasi janin.
4. Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.
Setelah itu apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak dapat
digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas panggul.
1
Manuver Leopold IV, bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan
Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas
panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi : bokong atau kepala, sikap/attitude
(fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi).
Dengan cara:
1. Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.
2. Palpasi janin di antara dua tangan.
3. Evaluasi penurunan bagian presentasi.
Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul. Apabila
konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas
panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah
banyak memasuki pintu atas panggul).
1
1