lembaran daerah tingkat ii yogyakarta · j. gaji pokok adalah gaji pokok pegawai perusahaan daerah....

28
LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmj Daerah Tjngkat If Yogyakarta ) Nomor: 4 Tahun 1990 Seri C ═════════════════════════════════════════════════════════════════ PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ═════════════════════════════════════════════════════════════════ PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 4 TAHUN 1989 (4/1989) TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan fungsi dan peranan Perusahaan Daerah dalam pelayanan kepada masyarakat serra meningkatkan sumber Pendapatan Daerah perlu adanya landasan hukum bagi pengembangan Perusahaan Daerah. b. bahwa untuk tercapainya tujuan sebagaimana tersebut butir a perlu ditunjang dengan adanya Badan Pengawas, Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah yang berkepribadian, berdedikasi serta loyal terhadap Pemerintah dan Perusahaan Daerah dengan memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor Ekon 8/10/38 tertanggal 13 Desember 1979. c. bahwa Ketentuan-Ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta belum ditetapkan dalam Peraturan Daerah. d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1950 tentang

Upload: dohuong

Post on 02-May-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmj Daerah Tjngkat If Yogyakarta ) Nomor: 4 Tahun 1990 Seri C ═════════════════════════════════════════════════════════════════ PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ═════════════════════════════════════════════════════════════════ PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 4 TAHUN 1989 (4/1989) TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan fungsi dan peranan

Perusahaan Daerah dalam pelayanan kepada masyarakat serra meningkatkan sumber Pendapatan Daerah perlu adanya landasan hukum bagi pengembangan Perusahaan Daerah.

b. bahwa untuk tercapainya tujuan sebagaimana

tersebut butir a perlu ditunjang dengan adanya Badan Pengawas, Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah yang berkepribadian, berdedikasi serta loyal terhadap Pemerintah dan Perusahaan Daerah dengan memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor Ekon 8/10/38 tertanggal 13 Desember 1979.

c. bahwa Ketentuan-Ketentuan Pokok Badan

Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta belum ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang

Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang

Perusahaan Daerah jo Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969 tentang Pernyataan tidak berlakunya berbagai Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan; 5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983,

tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1985

tentang Pengaturan bagi Pegawai Negeri Sipil; 8. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1984 tentang

Tata Cara Penyediaan dan Penyaluran Subsidi Gaji dan Pensiun bagi Daerah Otonom;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun

1984 tanggal 31 Januari 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572

tanggal 8 November 1985 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum.

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 563-666

tanggal 7 Oktober 1981 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi dari Badan Pengawas Perusahaan Daerah;

12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 100/MEN-PEN/1986 tanggal 18 Desernber 1986 tentang jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan pada Badan Usaha Milik Daerah;

13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1987 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Direksi den Pegawai Perusahaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

14. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Marta Yogyakarta;

15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1980 tentang Perusahaan Daerah Bank Paser Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta;

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Yogyakarta. MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

YOGYAKARTA TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat

II Yogyakarta. b. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Yogyakarta. c. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Kotamaaya Daerah

Tingkat II Yogyakarta. d. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap

Perusahaan Daerah dengan tujuan agar Perusahaan Daerah dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan berhasil mencapai tujuian yang telah ditetapkan.

e. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. f. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Yogyakarta. g. Direktur Utama adalah Direktur Utama Perusahaan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. h. Direktur adalah Direktur Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Yogyakarta. i. Pegawai adalah Pegawrai Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Yogyakarta. j. Gaji Pokok adalah Gaji Pokok Pegawai Perusahaan Daerah. k. Penghasitan Pegawai adalah Gaji Pokok ditambah

tunjangan-tunjangan lainnya menurut Peraturan yang berlaku untuk Perusahaan Daerah. :

l. Isteri/Suami adalah Isteri/Suami dari Pegawai berdasarkan

perkawinan yang sah rnenurut hukum yang berlaku. m. Anak adalah anak kandung dari Pegawai yang lahir dari

perkawinan yang sah, anak tiri dan anak angkat yang sah rnenurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, berumur kurang dari 25 tahun, belurn berpenghasilan sendiri, belum pernah kawin dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari Pegawai.

BAB II BADAN PENGAWAS Bagian Pertarna Pengertian dan Susunan Pasal 2 (1) BadanPengawas adalah suatu Badan yang rnelaksanakan fungsi

pengawasan sebagaimana dirnaksud dalam Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan anggota-anggotanya terdiri dari Pejabat-Pejabat pernerintah Daerah.

(2) Badan Pengawas bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Pasal 3 (1) Anggota Badan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala

Daerah dengan Surat Keputusan setelah mendapat persetujuan prinsip dari Gubernur Kepala Daerah Istirnewa Yogyakarta.

(2) Masa Jabatan Anggota Badan Pengawas maksimum 3 (tiga) tahun. (3) Anggota Badan Pengawas, apabila sudah habis masa jabatannya

dapat diangkat kembali. Pasal 4 Pada saat Perusahaan Daerah yang baru dibentuk, maka dibentuk pula Badan Pengawas oleh kepala Daerah. Pasal 5 Anggota Badan Pengawas terdiri sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. Pasal 6

Kepala Daerah secara ex officio menjabat sebagai Ketua merangkap Anggota Badan Pengawas atau dapat menunjuk pejabat lain sebagai Ketua Badan Pengawas. Pasal 7 Susunan Anggota Badan Pengawas sebagaimana disebut dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini terdiri dari : a. Kepala Daerah sebagai Ketua merangkap Anggota Badan Pengawas

atau dapat menunjuk pejabat lain sebagai Ketua Badan Pengawas.

b. Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Kotamadya Daerah

Tingkat II Yogyakarta sebagai Sekretaris merangkap Anggota. c. Unsur-unsur Pejabat Pemerintah Daerah/Instansi lain Kotamadya

Daerah Tingkat II Yogyakarta yang terkait dan tenaga ahli yang dianggap mampu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai anggota.

Passl 8 Anggota Badan Pengawas adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. memiliki keahlian dan mempunyai moral yang baik; b. bertempat tinggal di tempat kedudukan Perusahaan

Daerah/Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta; c. tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan kepentingan

negara dan atau tindakan-tindakan yang tercela di bidang Perusahaan Daerah;

d. antara sesama anggota Badan Pengawas dan antara Anggota Badan

Pengawas dan Anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk menantu dan ipar jika sesudah pengangkatan mereka masuk dalam hubungan keluarga yang terlarang itu, maka untuk melanjutkan jabatannya diperlukan ijin tertulis dari kepala Daerah setelah mendengar pertimbangan Instansi atasan.

Passl 9 (1) Ketua, Sekretaris dan para Anggota Badan Pengawas diberikan

uang jasa yang diatur oleh Kepala Daerah yang dibebankan pada Anggaran Perusahaan Daerah yang bersangkutan.

(2) Besarnya uang jasa sebageimana tersebut ayat (1) Pasal ini

adalah : a. Maksimum 40% (em pat puluh perseratus) dari gaji pokok

Direktur Utama untuk Ketua.

b. Maksimum 35% (tiga puluh lima perseratus) dari gaji

pokok Direktur Utama untuk Sekretaris. c. maksimum 80% (delapan puluh perseratus) dari uang jasa

Ketua untuk Anggota. Bagian Kedua Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pasal 10 (1) Badan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban: a. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah

mengenai rancangan rencana kerja dan Anggaran Perusahaan serta perubahan/tambahannya dan laporan-laporan lainnya dari Direksi.

b. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran

Perusahaan Daerah serta menyampaikan hasil penilaiannya kepada Kepala Daerah dengan tembusan kepada Direksi.

c. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan Daerah dan

dalam hal Perusahaan Daerahmenunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkannya kepada Kepala Daerah dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.

d. Memberikan pendapat den saran kepada Kepala Daerah

dengan tembusan kepada Direksi Perusahaan Daerah mengenai setiap masalah lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perusahaan Daerah.

e. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan lain yang ditentukan

oleh Kepala Daerah. f. Memberikan laporan kepada Kepala Daerah secara berkala

(Triwulan dan Tahunan) serta peda setiap waktu yang diperlukan mengenai perkembangan Perusahaan Daerah dan nasil pelaksanaan tugas Badan Pengawas Perusahaan Daerah.

(2) Enam bulan sebelum mesa jabatan Direksi berakhir, Badan

Pengawas meneliti den menilai hasil pekerjaan den pertanggungjawaban Direksi, untuk disampaikan kepada Kepala Daerah.

(3) Hasil penilaian pekerjaan den pertanggungjawaiban Direksi

sebagaimana diatur dalam ayat (2) Pasal ini disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1)Peraturan Daerah ini Badan Pengawas wajib memperhatikan: a. Pedoman den petunjuk-petunjuk Kepala Daerah dengan senantiasa

memperhatikan efisiensi perusahaan; b. Ketentuan dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah serta

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pemisahan tugas pengawas dengan tugas pengurusan Perusahaan

Daerah yang merupakan tugas dan tanggung jawab Direksi. Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Badan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut: a. Melihat buku-buku dan surat-surat serta dokumen-dokumen

lainnya, memeriksa keadaan Kas (untuk keperluan verifikasi) dan memeriksa kekayaan perusahaan;

b. Memasuki pekarangan-pekarangan, gedung-gedung dan kantor yang

dipergunakan oleh Perusahaan Daerah; c. Meminta penjelasan-penjelasan dari Direksi mengenai segala

persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan Daerah; d. Meminta Direksi dan atau Pejabat lainnya dengan sepengetahuan

Direksi untuk menghadiri rapat Badan Pengawas; e. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan

terhadap hal-hal yang dibicarakan; f. Hal-hal yang dianggap perlu sebagaimana diatur dalam

peraturan pendirian Perusahaan Daerah. Pasal 13 (1) Anggota Badan Pengawas tidak dibenarkan merangkap jabatan

lain pada Badan Usaha Swasta yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kepentingan Perusahaan Daerah;

(2) Pejabat yang berwenang dapat memberikan pengecualian dari

ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini.

Bagian Ketiga Tata Kerja Pasal 14 Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9

Peraturan Daerah ini : a. Badan Pengawas wajib menyelenggarakan pertemuan/rapat secara

berkala sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali untuk membahas dan menilai pelaksanaan tugas Direksi.

b. Ketua Badan Pengawas wajib menyelenggarakan Koordinasi baik

dalam lingkungan Badan Pengawas itu sendiri maupun dalam hubungan dengan Direksi.

c. Apabila Badan Pengawas memandang perlu diadakan perubahan

kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah, maka hal tersebut harus diajukan kepada Kepala Daerah untuk mendapatkan keputusan.

BAB III DIREKSI Bagian Pertama Kedudukan Hukum Pasal 15 (1) Direksi adalah Pimpinan Perusahaan Daerah selaku penanggung

jawab dalam pengelolaan Perusahaan Daerah. (2) Direksi adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi

Masyarakat yang dengan kesetiaan kepada Pancagila dan Undang-Undang Dasar 1945 menyelenggarakan tugas mengelola Perusahaan Daerah.

Bagian Kedua Tugas dan Kewajiban Direksi Pasal 16 Direksi bertugas dan berkewajiban: a. Melaksanakan kepengurusan dan pembinaan Perusahaan Daerah,

sesuai dengan kebijaksanaan Kepala Daerah. b. Mewakili Perusahaan Daerah di dalam dan di luar Pengadilan. c. Mempersiapkan dan menetapkan rencana kegiatan Perusahaan

Daerah untuk dimintakan pengesahan kepada Kepala Daerah. d. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusahaan Daerah. e. Melaksanakan pembinaan Pegawai Perusahaan Daerah untuk

menciptakan suasana kerja yang menunjang tercapainya tujuan Perusahaan Daerah.

f. Mengadakan penilaian/evaluasi terhadap efisiensi serta

efektivitas Perusahaan Daerah. g. Memberikan laporan berkala perhitungan basil usaha dan

kegiatan Perusahaan Daerah kepada Kepala Daerah. h. memberikan laporan tahunan kepada Kepala Daerah. i. Membina kerja sarna yang baik dengan instansi lainnya. j. Menetapkan peraturan-peraturan mengenai tata tertib dan cara

menjalankan Perusahaan Daerah. k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Daerah

dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Pasal 17 (1) Anggota Direksi rnelaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya

masing-masing. (2) Direksi bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Bagian Ketiga Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 18 (1) Direksl terdiri sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan

sekurang-kurangnya 2 (dua) orang. (2) Salah seorang Anggota Direksi ditetapkan sebagai Direktur

Utama dan lainnya sebagai Direktur. (3) Pengecualian dari ketentuan dirnaksud ayat (1) Pasal ini

harus rnendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

(4) Direksi diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan

Kepala Daerah setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir.

(5) Sebelum dikeluarkan Surat Keputusan pengangkatan sebagaimana

diatur ayat (4) Pasal ini terlebih dahulu dimintakan persetujuan prinsip dari Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

(6) Sebelum menjalankan tugasnya, Anggota Direksi terlebih dahulu

dilantik dan disumpah oleh Kepala Daerah. (7) Anggota Direksi tidak dibenarkan untuk memangku jabatan

rangkap. Pasal 19 (1) Direksi diangkat berdasarkan syarat-syarat kemampuan dan

keahlian dalam bidang pengelolaan Perusahaan Daerah, memenuhi

syarat lainnya yang diperlukan untuk menunjang kemajuan Perusahaan Daerah yang dipimpinnya dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

a. Syarat-syarat umum : - Warga Negara Indonesia; - Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; - Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945; - Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah baik

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah; - Tidak Pernah terlibat baik langsung maupun tidak

langsung dalam G 30 S PKI/Organisasi terlarang lainnya yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

- Mempunyai rasa pengabdian terhadap Nusa dan bangsa, terutama kepada Pemerintah Daerah;

- Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan;

- Sehat jasmani dan rohani serta berumur sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun dan sebanyak-banyaknya 60 (enam puluh) tahun.

b. Syarat-syarat khusus: - Mempunyai kepribadian dan sifat-sifat kepemimpinan. - Mempunyai pengetahuan, kecakapan dan pengalaman

pekerjaan yang cukup di bidang pengelolaan Perusahaan Daerah.

- Jujur dan berwibawa. - Memiliki Ijazah/STTB Sekolah dan atau

pengalaman-pengalaman yang sederajat sebagaimana disyaratkan untuk pangkat/jabatan/pekerjaan yang dipangkunya.

(2) Anggota Direksi tidak dibenarkan untuk memangku jabatan

rangkap sebagaimana tersebut di bawah ini: a. Anggota Direksi Perusahaan Daerah lainnya atau

Perusahaan Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan.

b. Jabatan Struktural dan Fungsional lainnya dalam

Instansi/Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah. c. Jabatan lain sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan

Daerah dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 20 Pengangkatan dan pemberhentian Anggota Direksi dapat bersifat seluruhnya atau sebagian.

Pasal 21 (1) Antara Anggota Direksi dengan Kepala Daerah, Anggota Badan

Pengawas Perusahaan Daerah serta Anggota Direksi lainnya tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis samping termasuk menantu dan ipar.

(2) Jika setelah pengangkatan, mereka masuk dalam hubungan

keluarga dimaksud maka untuk melanjutkan Jabatannya diperlukan ijin tertulis dari Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pasal 22 (1) Anggota Direksi diberhentikan karena: a. Berakhir mass jabatannya. b. Meninggal dunia. (2) Kepala Daerah dapat memberhentikan Anggota Direksi meskipun

masa jabatannya belum berakhir karena : a. Atas permintaan sendiri. b. Sesuatu hal yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak

dapat melaksanakan tugas secara wajar. c. Melakukan sesuatu atau bersikap yang merugikan Perusahaan

Daerah atau bertentangan dengan kepentingan Daerah maupun Kepentingan Negara.

Bagian Keempat Penghasilan Pasal 23 Setiap Anggota Direksi sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya berhak menerima penghasilan sebagai berikut : a. Direktur Utama menerima gaji pokok setinggi-tingginya

(delapan) kali gaji pokok pegawai yang terendah ditambah tunjangan-tunjangan lainnya.

b. Direktur menerima gaji pokok sebesar 90% (sembilan puluh

perseratus) dari gaji pokok Direktur Utama ditambah tunjangan lainnya.

c. Apabila Anggota Direksi yang diahgkat berasal dari Pegawai

Negeri ternyata gaji bersih yang diterima dari Instansi asal lebih besar maka yang bersangkutan menerima gaji bersih sebesar sebagai Pegawai Negeri.

d. Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Anggota Direksi tidak kehilangan hak-hak kepegawaiannya.

Pasal 24 Penghasilan sebagaimana tersebut Pasal 23 Peraturan Daerah ini dibebankan Dana Anggaran Perusahaan Daerah yang bersangkutan. Pasal 25 (1) Apabila keadaan memungkinkan karena jabatannya serta

kedudukannya, maka Anggota Direksi dapat memperoleh. a. Perumahan jabatan atau uang pengganti sewa rumah yang

seimbang. b. Kendaraan Dinas atau uang pengganti transportasi

yangseimbang. (2) Pelaksanaan .ketentuan sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal

ini ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendengar pendapat/pertimbangan Badan Pengawas.

Pasal 26 Anggota Direksi dan Keluarganya memperoleh jaminan perawatan kesehatan sesuai dengan Peraturan yang berlaku untuk Pegawai Perusahaan Daerah yang bersangkutan. Pasal 27 Penetapan penghasilan atau tunjangan bagi Anggota Direksi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 28 Pelaksanaan penghasilan tersebut pada Pasal 9 ayat (1), (2) dan Pasal 23 Peraturan Daerah ini harus didasarkan atas ketentuan bahwa dasar penentuan uang jasa Badan Pengawas, Gaji Direksi serta gaji seluruh pegawai keseluruhannya berkisar antara 10% (sepuluh perseratus) dan 30% (tiga puluh perseratus) dari seluruh realisasi Anggaran Perusahaan Daerah berdasarkan Tahun Anggaran yang berlaku. Bagian Kelima Dana Representasi Pasal 29 Dana representasi disediakan dari Anggaran Perusahaan Daerah bersangkutan sebanyak-banyaknya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah gaji bersih Direksi dalam 1 (satu) tahun yang penggunaannya diatur oleh Direksi. Bagian Keenam

Pesangon Pasal 30 (1) Anggota Direksi berhak atas pesangon yang Peraturannya

ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan

pertama berakhir, mendapat pesangon 30% (tiga puluh perseratus) dari gaji bersih dari tahun terakhir.

b. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan

kedua berakhir, mendapat pesangon 50% (lima puluh perseratus) dari gaji bersih dari tahun terakhir.

c. Bila diberhentikan dengan horma karena masa jabatan

ketiga dan seterusnya berakhir, diberikan pesangon 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari penerimaan gaji bersih dari tahun terakhir.

d. Bila Anggota Direksi diberhentikan dengan hormat sebelum

berakhirnya masa jabatan kedua atau ketiga dan seterusnya mendapat pesangon berdasarkan perhitungan yang diperhitungkan atas dasar masa jabatan sebelumnya.

(2) Anggota Direksi tidak berhak atas pesangon apabila

diberhentikan tidak dengan hormat. (3) Selain pesangon dimaksud ayat (1) Pasal ini Kepala Daerah

dapat memberikan penghargaan dalam bentuk lain. Bagian Ketujuh Cuti Pasal 31 (1) Direksi memperoleh cuti sesuai dengan peraturan yang berlaku

bagi Pegawai Perusahaan. (2) Pejabat yang berwenang memberi cuti adalah Kepala Daerah atau

Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang bersargkutan. BAB IV KEPEGAWAlAN Bagian Pertama Kedudukan Hukum Pasal 32 Pegawai adalah Karwayan Perusahaan Daerah yang memenuhi syarat tersebut Pasal 38 Peraturan Daerah ini yang diangkat daD diserahi tug as oleh Direksi.

Pasal 33 Pegawai adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan danketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, rnenyelenggarakan tugas sebagai Pegawai Perusahaan Daerah. Pasal 34 Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi anggota Direksi dibebaskan untuk sementara dari tugasnya sebagai pegawai dengan tidak kehilangan statusnya sebagai pegawai. Bagian Kedua Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 35 Pegawai diangkat dan diberhentikan oleh Direksi dengan persetujuan Kepala Daerah. Pasal 36 Pegawai yang diterima dan diangkat, didasarkan pada kebutuhan dan formasi yang tersedia pada Perusahaan Daerah. Pasal 37 Setiap Warga Negara Indonesia yang mernenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini rnempunyai kesempatan yang sarna untuk melarnar dan diangkat rnenjadi Pegawai baru dalam Perusahaan Daerah. Pasal 38 (1) Syarat-syarat untuk dapat diterima menjadi pegawai adalah: a. Warga Negara Indonesia b. Setia kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945. d. Setia dan taat kepada Negara, Pemerintah dan Pemerintah

Daerah. e. Berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan surat

keterangan tentang adat istiadat dari yang berwajib. f. Tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak

langsung dalam G 30 S PKI/Organisasi terlarang lainnya yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. g. Berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun dan

paling tinggi 40 (empat puluh) tahun. h. Mempunyai rasa pengabdian terhadap Nusa, Bangsa, Negara

dan Pemerintah Daerah. i. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan

Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti. j. Berbadan sehat dibuktikan dengan surat keterangan

Kesehatan dari Dokter Pemerintah. k. Memiliki Ijazah Sekolah dan atau pengalaman-pengalaman

yang sederajat yang disyaratkan untuk pangkat/jabatan/pekerjaan yang akan dipangku.

l. Syarat-syarat lainnya yang khusus diperlakukan di

Perusahaan Daerah tempat pegawai tersebut bekerja. (2) Sebelum diangkat menjadi Pegawai sebagaimana dimaksud Pasal

31, perlu adanya perjanjian kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Bagi yang memenuhi syarat-syarat tersebut dalam ayat (1)

Pasal ini dapat diangkat menjadi Pegawai dengan melalui masa percobaan minimum (3) (tiga) bulan maksimum 6 (enam) bulan yang selanjutnya apabila memenuhi syarat-syarat tersebut dalam ayat (1) Pasal ini dapat diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu dengan memperhatikan jenjang kepangkatan yang berlaku.

Selama percobaan Direksi dapat memutuskan hubungan kerja dengn Calon Pegawai dimaksud tanpa syarat apapun bila ternyata Calon Pegawai tersebut dinilai tidak dapat melaksanarkan tugas dengan semestinya.

Pasal 39 (1) Untuk kepentingan Perusahaan Daerah yang sangat mendesak, dan

setelah melalui pertimbangan secara mendalam Direksi dapat mengangkat tenaga honorer, tenaga harian dan tenaga borongan dengan pemberian Honorarium/Upah yang besarnya diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam peraturan tersendiri tentang tenaga honorer, tenaga harian dan tenaga borongan yang ditetapkan oleh Direksi.

(2) Direksi wajib melaporkan pengangkatan sebagaimana tersebut

ayat (1) Pasal ini kepada Kepala Daerah. Pasal 40 (1) Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat, karena: a. permintaan sendiri;

b. mencapai batas usia pensiun; c. adanya penyederhanaan pegawai; d. cacat jasmani dan rohani, sehingga tidak dapat

menjalankan kewajibannya; e. Likuidasi Perusahaan Daerah; f. meninggal dunia/hilang. (2) Pegawai dapat diberhentikan dengan tidak hormat karena: a. melanggar sumpah/janji Pegawai, sumpah/janji jabatan

atau peraturan disiplin Perusahaan Daerah; b. dihukum penjara berdasarkan Keputusan Pengadilan yang

sudah mempunyai kekuatan hukum yang pasti karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun atau diancam dengan hukuman yang lebih berat;

c. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan

Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang pasti karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatannya;

d. melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah.

Pasal 41 Pegawai dapat diberhentikan sementara dengan ketentuan: a. Disangka berdasarkan fakta dan data telah melakukan tindakan

yang merugikan Perusahaan Daerah; b. Disangka berdasarkan fakta dan data telah berbuat sesuatu

pelanggaran atau perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan Perusahaan Daerah dan atau kepentingan Negara;

c. Disangka berdasarkan fakta dan data telah melakukan kejahatan

dan berhubungan dengan dakwaan itu dimasukkan dalam tahanan oleh yang berwajib.

Pasal 42 Lamanya pemberhentian sementara tidak boleh lebih dari 6 (enam) bulan kecuali hila proses perkaranya melalui Pengadilan, maka dalam hal ini pemberhentian sementara sampai ada keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti.

Pasal 43 Kepada Pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana tersebut Pasal 41 dan Pasal 42 di at as mulai bulan berikutnya diberikan gaji dan tunjangan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dan tunjangan lainnya, kecuali tunjangan jabatan. Pasal 44 (1) Jika menurut hasil penyelidikan/pemeriksaan, pegawai yang

diberhentikan sementara sebagaimana tersebut Pasal 41 dan Pasal 42 ternyata tidak terbukti bersalah, maka Pegawai tersebut dipekerjakan kembali sesuai jabatan semula.

(2) Kepada yang bersangkutan berhak menerima gaji dan tunjangan

yang belum diterimanya selama pemberhentian sementara. (3) Setelah yang bersangkutan dipekerjakan kembali sebagaimana

tersebut ayat (1) Pasal ini, kepadanya diberikan gaji dan tunjangan serra penghasilan lainnya.

Bagian Ketiga Jenjang dan Kepangkatan Pasal 45 (1) Jenjang-jenjang jabatan Kepegawaian pada Perusahaan Daerah

terdiri dari: a. Kepala Bagian, Kepala Seksi. b. Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Seksi c. Unit Pelaksanaan Teknis. (2) Jenjang Kepegawaian sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini

merupakan pedoman penyusunan Struktur Organisasi Perusahaan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pengangkatan dalam jabatan diniaksud layat (1) Pasal ini

ditetapkan oleh Direksi. (4) Persyaratan pangkat dalam jabatan adalah sebagaimana tersebut

dalam Lampiran I Peraturan Daerah ini. Pasal 46 (1) Jenjang Kepangkatan Pegawai terdiri dari: a. Penata; b. Penata Muda Tingkat I;

c. Penata Muda; d. Pengatur Muda Tingkat I; e. Pengatur; f. Pengatur Muda Tingkat I; g. Pengatur Muda; h. Juru Tingkat I; i. Juru; j. Juru Muda Tingkat I; k. Juru Muda. (2) Golongan ruang dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah sebagaimana

tersebut dalam Lampiran II Peraturan Daerah ini. (3) Penetapan Kepangkatan Pegawai sebagaimana tersebut ayat (1)

Pasal ini ditetapkan oleh Direksi. (4) Penetapan Pangkat awal berdasarkan pendidikan den atau

pengalaman kerja, sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Peraturan Daerah ini.

(5) Penetapan Pangkat Pegawai dilaksanakan atas dasar masa kerja,

kecakapan dan prestasi kerja yang dinyatakan dengan Daftar Pelaksanaan Pekerjaan (OP 3).

Bagian Keempat Kenaikan Pangkat Pasal 47 Ketentuan-ketentuan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil dinyatakan berlaku bagi Pegawai Perusahaan Daerah. Bagian Kelima Kewajiban dan Hak Pasal 48 Setiap Pegawai berkewajiban: a. Menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945; b. Mendahulukan kepentingan Perusahaan Daerah di atas

kepentingan pribadi dan atau golongan;

c. Mematuhi serta mentaati Peraturan Perusahaan Daerah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Perusahaan Daerah; e. Meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja untuk kemajuan

Perusahaan Daerah. Pasal 49 Pegawai berhak atas gaji pokok, tunjangan dan penghasilan lainnya sesuai dengan pangkat/jabatan, masa kerja dan tanggung jawab. Pasal 50 (1) Gaji Pokok Pegawai sekurang-kurangnya disesuaikan dengan upah

minimum yang berlaku. (2) Gaji Pokok Pegawai setinggi-tingginya 8 (delapan) kali gaji

pokok terendah. (3) Gaji Pokok Calon Pegawai adalah 80% dari gaji pokok dalam

pangkat yang diperuntukkan kepadanya. (4) Besarnya gaji pokok untuk tiap golongan kepangkatan

ditetapkan oleh Kepala Daerah. (5) Pegawai dapat diberikan kenaikan gaji berkala berdasarkan

masa kerja, kecakapan dan prestasi kerja yang dinyatakan dengan DP 3 sesuai dengan Perusahaan Daerah masing-masing yang ditetapkan oleh Direksi.

(6) Gaji Pegawai ditetapkan oleh Direksi. Pasal 51 (1) Tunjangan-tunjangan terdiri dari: a. tunjangan isterifsuami; b. tunjangan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anak; c. tunjangan pangan; d. tunjangan jabatan; e. tunjangan cacat; f. tunjangan perusahaan; g. tunjangan-tunjangan lain yang ditetapkan oleh Direksi

dan disahkan Kepala Daerah. (2) Besarnya prosentase tunjangan sebagaimana tersebut huruf a

dan b ayat (1) Pasal ini disesuaikan dengan tunjangan yang berlaku bagi Pegawal Negeri.

(3) Tunjangan sebagaimana tersebut huruf c dan d ayat (1) Pasal

ini ditetapkan oleh Direksi. Pasal 52 Penghasilan-penghasilan selain tersebut Pasal 49 dan Pasal 51 diatur oleh Direksi dan disahkan oleh Kepala Daerah. Pasal 53 Pegawai berhak atas cuti yang ditetapkan oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-und.angan yang berlaku. Pasal 54 Pegawai beserta keluarganya berhak atas jaminan perawatan dan pengobatan dokter, perawatan di rumah sakit/poliklinik serta lain-lainnya yang pelaksanaannya diatur oleh Direksi dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan Daerah dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 55 (1) Setiap Pegawai yang mendapatkan kecelakaan dalam/karena

menjalankan tugas, berhak mendapatkan perawatan. (2) Jika kecelakaan sebagaimana tersebut ayat (1) rasa ini

mengakibatkan cacat tetap, berhak mendapatkan tunjangan cacat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) jika kecelakaan sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal ini

mengakibatkan tewas, kepada keluarganya diberikan uang duka tewas dan biaya penguburan.

(4) Kepada Pegawai yang tewas dalam menjalankan tugas dinaikkan

pangkatnya setingkat lebih tinggi secara anumerta. (5) Pelaksanaan ayat (1), (2) dan (3) Pasal ini ditetapkan oleh

Oireksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keenam Pembinaan Pasal 56 Untuk menjamin tercapainya tujuan Perusahaan Daerah dan peningkatan kemampuan pegawai diberikan program pendidikan, pembinaan mental den ketrampilan. Bagian Ketujuh

Jaminan Hari Tua/Pensiun/Pesangon Pasal 57 Ketentuan-ketentuan pemberian jaminan Hari Tua/Pensiun/Pesangon kepada Pegawai yang berhak diatur tersendiri oleh Direksi dengan persetujuan Kepala Daerah. Bagian Kedelapan Penghargaan Pasal 58 (1) Direksi memberikan penghargaan kepada Pegawai yang telah

menunjukkan kesetiaan atau berjasa terhadap Perusahaan Daerah atau telah menunjukkan prestasi kerja yang dianggap luar biasa.

(2) Penghargaan yang dimaksud ayat (1) Pasal ini dapat berupa

tanda jasa atau bentuk penghargaan lainnya. (3) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana tersebut

Pasal 40 ayat (1) diberi pesangon/penghargaan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Pegawai yang diberhentikan dengan tidak hormat tidak diberi

pesangoril penghargaan. Bagian Kesembilan Penyelesaian Perselisihan Pegawai Pasal 59 (1) Penyelesaian perselisihan antara Pegwai dengan Perusahaan

Daerah ditempuh melalui jalan musyawarah. (2) Apabila melalui-jalan musyawarah tersebut ayat (1) Pasal ini

tidak dicapai penyelesaian, Kepala Daerah dapat menunjuk Pejabat/Badan yang bertugas menyelesaikannya.

BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasai 60 (1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua Peraturan dan

Ketentuan yang telah ada sebelumnya tetap berlaku sepanjang mengenai hal-hal yang tidak diatur dan tidak bertentangan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Ketentuan BAB IV Peraturan Daerah ini dilaksanakan

selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal diundangkan.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 61 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 62 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Yagyakarta, 23 November 1989 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tingkat II Yogyakarta Yogyakarta Ketua, ttd. ttd. (RUSMADI) (Drs. H. MUNAWIR) Diundangkan dalam Lembaran Daerah Disahkan oleh Gubernur Kepala Kotamadya Daerah Tingkat II Istimewa Yogyakarta dengan Yogyakarta Nomor 4 Seri C Surat Keputusan Nomor Tanggal 20 Maret 1990, 79/KPTS/1990 Tanggal 2 Maret 1990, Sekretaris Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta, ttd. (Drs. H. MUNAWIR) ──────────────── NIP. 490 009 998 PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT YOGYAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 1989 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPFGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKA T II YOGYAKARTA

PENJELASAN UMUM: Dalam rangka menuju ke arah otonomi yang nyatat dinamis dan bertanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 ten tang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah diperlukan adanya usaha penggalian pemupukan dan peningkatan sumber Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah adalah berasal dari bagian laba Perusahaan Daerah. Selanjutnya untuk meningkatkan pembinaan terhadap Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta di samping usaha peningkatan permodalan pengelolaan dan pelayanan perlu pulaadanya pembinaan terhadap para Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah. Ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah menetapkan bahwa mengenai kedudukan hukum gaji pensiun dan penghasilan lain dari Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah. Di samping itu dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tanggal 31 Januari 1984 tentang tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 536-666 tanggal 7 Oktober 1981 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi dan Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572 tanggal 8 November 1985 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Badan Pengawas Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air minum maka disununlah Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Badan Pengawast Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Dalam Penyusunan Peraturan Daerah ini selain berpedoman pada peraturan-peraturan tersebut di atast berpedoman pula pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian beserta peraturan pelaksanaannya. PENjELASAN PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 s.d. 6 : Cukup jelas. Pasal 7 huruf a, b : Cukup jelas. huruf c : Anggota Badan Pengawas ditunjuk dari

Instansi yang berkaitan dengan Bidang Perusahaan Daerah yang bersangkutan.

Pasal 8 s.d. 17 : Cukup jelas. Pasal 18 : Dalam Surat Keputusan Kepala Daerah

tentang Pengangkatan Direksi ditetapkan pula jabatan masing-masing sebagai Direktur Utama dan atau Direktur Bidang.

Pasal 19 ayat (1) huruf a : Cukup jelas. huruf b : Yang dimaksud Ijazah/STTB Sekolah dan

atau pengalaman-pengalaman yang sederajat dalam Peraturan Daerah ini adalah:

a. Ijazah/STTB Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/yang sederajat dengan mass pengabdian minimal 24 tahun.

b. Ijazah/STTB Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/yang sederajat dengan masa pengabdian minimal 12 tahun.

c. Ijazah Sarjana Muda/yang sederajat dengan masa pengabdian minimal 8 tahun.

d. Ijazah Sarjana/yang sederajat dengan masa pengabdian minimal 4 tahun.

Ketentuan tersebut disesuaikan dengan eselonering Perusahaan Daerah yang bersangkutan.

Pasal 20 ayat (2) s.d. 36 : Cukup jelas. Pasal 37 : Persyaratandapat diterima menjadi Pegawai

khusus untuk PDAM berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 690-1572 Pasal 25 s.d. Pasal 32.

Pasal 38 huruf a s.d. f : Cukup jelas. huruf g : Usia untuk dapat diterima menjadi Pegawai

khususnya PDAM berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572 Pasal 25 huruf b.

Passl 39 : Cukup jelas. Pasal 40 : - Yang dimaksud batas usia Pensiun

adalah sesuai Peraturan Pensiun PNS pada saat ini;

- Pemberhentian Pegawai khususnya PDAM berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572 Pasal 95 s.d. Pasal 107.

Pasal 41 : Pemberhentian Sementara Pegawai PDAM

berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572 Pasal 89 s.d. Pasal 94.

Pasal 42 s.d. Pasal

45 : Cukup jelas. Pasal 46 ayat (1) : Jenjang kepangkatan Pegawai Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572 Lampiran I Nama Susunan Kepangkatan Pegawai PDAM.

ayat (2) : Cukup jelas. ayat (3) : Cukup jelas. ayat (4) : Penetapan pangkat awal untuk Pegawai PDAM

berpedoman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690-1572 Pasal 46.

ayat (5) : Cukup jelas. Pasal 47 : Ketentuan kenaikan pangkat pegawai

khususnya PDAM berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 690-1572 Pasal 47 s.d. Pasal 55.

Pasal 48 : Cukup jelas. Pasal 49 : Hak-hak Pegawai diberikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi PNS.

Pasal 50 ayat (1) : Upah minimum pekerja Pemerintah yang

berlaku pada saat ini adalah upah minimum Pekerja Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemenntah Nomor 31 Tahun 1954 dan peraturan-peraturan penyempurnaannya.

ayat (2) s.d. ayat (6) : Cukup jelas. Pasal 51 dan Pasal 52 : Cukup jelas. Pasal 53 : Khusus ketentuan cuti untuk PDAM

berpedoman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 690-1572 Pasal 68 s.d. Pasal 84.

Pasal 54 s.d. Pasal 56 : Cukup jelas. Pasal 57 : Jaminan Hari Tua/Pensiun/Pesangon untuk

Pegawai PDAM berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 690-1572 Pasal 108 s.d. Pasal 134.

Pasal 58 : Cukup jelas. Pasal 59 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Yang dimaksud Pejabat/Badan yang bertugas

menyelesaikan dalam hal ini adalah Pamtia Penyelesaian Perburuhan Daerah.

Pasal 60 s.d. Pasal 62 : Cukup jelas. ──────────────────────── Lampiran I lihat fisik LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 1989 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ───────────────────────────────────────────────────────────────── SUSUNAN KEPANGKATAN PEGAWAI PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKA T II YOGYAKARTA ═════════════════════════════════════════════════════════════════ Nomor Pangkat Golongan Ruang Keterangan ───────────────────────────────────────────────────────────────── 1. Juru Muda I a 2. Juru Muda Tingkat I I b 3. Juru I c 4. Juru Tingkat I I d 5. Pengatur Muda II a 6. Pengatur Muda Tingkat I II b 7. Pengatur II c 8. Pengatur Tingkat I II d 9. Penata Muda III a 10. Penata Muda Tingkat I III b 11. Penata III c ───────────────────────────────────────────────────────────────── Yogyakarta, 23 November 1989 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tingkat II Yogyakarta Yogyakarta Ketua,

ttd. ttd. (RUSMADI) (DJATMIKANTO D) LAMPIRAN III PERATIURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 1989 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA PEDOMAN MENETAPKAN PANGKAT AWAL PEGAWAI PERUSAHAAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA. ═════════════════════════════════════════════════════════════════ Nomor Pendidikan Pengalaman Pangkat Awal ───────────────────────────────────────────────────────────────── 1. Sarjana Tanpa pengalaman kerja sesuai Penata Muda dengan pekerjaan yang diperlukan minimal 4 tahun. Ditambah pengalaman kerja sesuai dengan pekerjaan yang Penata Muda diperlukan minimal 4 tahun. 2. Sarjana Muda Tanpa pengalaman kerja sesuai Pengatur dengan pekerjaan yang diperlukan Muda minimal 4 tahun. Ditambah Tingkat I pengalaman kerja sesuai dengan pekerjaan yang diperlukan minimal 4 tahun. Pengatur 3. SLTA Tanpa pengalaman kerja sesuai Pengatur dengan pekerjaan yang diperlukan Muda minimal 4 tahun. Ditambah pengalaman kerja sesuai dengan Pengatur pekerjaan yang diperlukan Muda minimal 4 tahun. Tingkat I 4. SLTP Tanpa pengalaman kerja Juru Muda Ditambah pengalaman kerja yang Tingkat I sesuai dengan pekerjaan yang di perlukan minimal 4 tahun Juru 5. Seko1ah Dasar Tanpa pengalaman kerja. Juru Muda ───────────────────────────────────────────────────────────────── Yogyakarta, 23 November 1989 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Walikotamadya Kepala Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tingkat II Yogyakarta Yogyakarta Ketua, ttd. ttd. (RUSMADI) (DJATMIKANTO D)