legalitas perkawinan campuran yang dilangsungkan...
TRANSCRIPT
i
LEGALITAS PERKAWINAN CAMPURAN YANG DILANGSUNGKAN DI
LUAR INDONESIA DAN PEMBATALANNYA MENURUT UNDANG
UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Oleh:
Muhammadanil Husni
Nim : 502015101
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK
LEGALITAS PERKAWINAN CAMPURAN
YANG DILANGSUNGKAN DI LUAR INDONESIA
DAN PEMBATALANNYA MENURUT
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
OLEH
MUHAMMADANIL HUSNI
Tujuan yang bermaksud untuk mengetahui legilitas perkawinan campuran
yang dilangsungkan di luar indonesia dan pembatalannya menurut undang-
undang nomor 1 tahun 1974. Untuk itu permasalahannya dalam penelitia ini
adalah: Bagaimanakah legalitas perkawinan perkawinan campuran yang
dilangsungkan diluar indonesia menurut Undang- undang nomor 1 tahun 1974
dan apakah alasan-alasan terjadinya pembatalan suatu perkawinan campuran
menurut undang-undang nomor 1 tahun 1974. Penulisan skripsi ini tergolong
penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif, sehingga tidak
berkehendak menguji hipotesis. Setelah diadakan penelitian dapat
disimpulkan: Menurut Undang-undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974,
legalitas perkawinan campuran yang berlangsung diluar indonesia adalah sah
apabila perkawinan campuran yang dilangsungkan diluar indonesia tidak
melanggar hukum yang berlaku di indonesia serta tidak melanggar hukum
negara dimana perkwinan itu berlangsung dan alasan-alasan pembatalan
perkawinan campuran yang dilangsungkan diluar indonesia berdasarkan
Undang-undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 diantranya adalah bahwa
apabila pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan tidak dapat
membuktikan bahwa syarat-syarat perkawinan yang ditentukan oleh hukum
yang berlaku bagi masing-masing pihak tidak dipenuhi.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil A’lamin, penulis panjatkan segala puji dan syukur
kehadirat Allah SWT dan shalawat dan salam yang tak henti-hentinya kepada Nabi
Muhammad SAW. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu untuk menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih, penulis
sampaikan kepada orang tuaku yang telah mendidik, membiayai, mendoakan, dan
memberikan dorongan serta semangat kepada penulis.
Dengan menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki penulis,
skripsi ini jauh dari kata sempurna serta masih memiliki banyak kekurangan, bahkan
tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga
Allah SWT memberikan balasan pahala kepada mereka semua. Selain itu, penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak
yang telah mengizinkan, membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang :
1. Bapak Dr. Abid Djazuli, SE, M.Si, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Wakil Dekan I,II,III,IV Fakultas Hukum Univeristas Muhammadiyah
Palembang.
vi
4. Bapak Mulyadi Tanzili, SH, MH, selaku Ketua Prodi.
5. Ibu Atika Ismail, SH., MH, selaku Pembimbing Penulisan Skripsi ini yang
banyak sekali memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis
6. Ibu Atika Ismail, SH., MH, selaku Pembimbing Akademik penulis atas
bimbingan dan petunjuk selama mengikuti perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang yang
telah membekali penulis dengan ilmu selama studi.
8. Papa dan Mama ku tercinta yang telah membesarkan dan merestui kehidupan
penulis.
9. Sahabat-sahabatku, dan teman-teman angkatan 2015.
10. Sahabat-sahabatku KKN.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT, membalas budi baik kalian. Akhirul Kalam dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal dan
ibadah yang dilakukan mendapat balasan dari-Nya. Amin.
Palembang, Maret 2019
Muhammadanil Husni
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................... ii
PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI ....................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............iv
MOTTO......................... ............................................................. v
ABSTRAK ..............................................................................vi
KATA PENGANTAR ............................................................ vii
DAFTAR ISI.............................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................ 7
C. Ruang Lingkup dan Tujuan ................................. 8
D. Definisi Konseptual .............................................. 9
E. Metode Penelitian ... ...............................................9
F. Sistematika Penulisan ......................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
viii
A. Tinjauan Umum Tentang Perkawinan
1. Pengertian Perkawinan .................................. 13
2. Pengertian Perkawinan Campuran ................. 18
3. Bentuk-bentuk Perkawinan Campuran ........... 21
B. Pengawasan Pengangkutan ................................ 26
1. Syarat dan Rukun Perkawinan ....................... 23
2. Syarat dan Ketentuan Perkawinan Campuran 27
C. Tujuan Perkawinan ............................................. 30
D. Pembatalan Perkawinan ...................................... 33
BAB III PEMBAHASAN
A. Legalitas Terhadap Perkawinan Campuran Yang
Dilangsungkan Di Luar Indonesia Menurut Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 .............. ................. 37
B. Alsan-alasan Pembatalan Suatu Perkawinan
Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974................. ........................................ .43
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................ 47
B. Saran .................................................................. 48
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia di muka bumi ini dilahirkan berpasang pasangan
antara pria dan wanita. Didalam dunia pana ini manusia sangat
membutuhkan bermacam macam kebutuhan serta angan-angan salah
satunya adalah membentuk mahligai rumah tangga yang rukun, damai,
tentram dan bahagia dengan melakukan perkawinan, di dalam perkawinan
tersebut mempunyai tujuan yang mulia dan di ridhoi Allah SWT.
Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
agar kehidupan berkembang biak. Perkawinan bukan saja terjadi di
kalangan manusia tetapi juga terjadi pada tumbuhan dan hewan sebagai
makhuk ciptaanNya. Walaupun demikian dibanding dengan makhluk
lainnya, kelebihan manusia terletak pada kemampuan menalar.
Konsekuensinya perkawinan bagi manusia merupakan suatu budaya
kehidupan dalam masyarakat. Dalam kehidupan sederhana budaya
perkawinannya sederhana, sempit, dan tertutup. Dalam masyarakat yang
maju (modern) budaya perkawinannya maju, luas dan terbuka.
2
Aturan tata tertib perkawinan sesungguhnya sudah ada sejak adanya
perkawinan dalam masyarakat sederhana, yang dipertahankan anggota
anggotanya dan para pemuka masyarakat atau para pemuka agama. Aturan
tata tertib itu sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pemerintah
dalam suatu negara. Budaya perkawinan dan aturan perkawinan yang
berlaku pada suatu masyrakat atau pada suatu bangsa tidak lepas dari
pengaruh lingkungan dimana masyarakat itu berada.
Di Indonesia perkawinan sudah ada sejak lama, baik pada masa
sriwijaya, majapahit, kolonial belanda dan sampai sekarang. Menurut
kenyataan aturan perkawinan sangat dipengaruhi adat budaya masyarakat
setempat, maupun kepercayaan yang dianut, bahkan dipengaruhi pula oleh
budaya perkawinan masyarakat lainnya.
Setiap negara yang berdaulat mempunyai tata hukumnya sendiri-
sendiri, seperti Indonesia memiliki tata hukum Indonesia. Di bidang
perkawinan, Indonesia memiliki hukum perkawinan yang bersifat nasional,
yakni Undang Undang No.1 tahun 1974. Sudah menjadi kontrak alam sejak
dilahirkan manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya di dalam
suatu pergaulan hidup bersama manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
3
Hidup bersama antara seorang pria dan seorang wanita yang telah
memenuhi syarat syarat tertentu disebut perkawinan untuk mendapatkan
pengertian perkawinan tersebut maka dapat dilihat dari beberapa pendapat
para sarjana dan ketentuan dalam perundang undangan. Perkawinan
menurut Wirjono Prodjodikoro adalah ”hidup bersama dari seorang laki
laki dan seorang wanita yang memenuhi syarat syarat tertentu”.1)
Tujuan
perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu
suami dan istri perlu saling membantu melengkapi, agar masing-masing
dapat mengembangkan kepribadiannya, membantu mencapai
kesejahtereaan spiritual dan materil.
Kemudian pengertian perkawinan yang dikemukakan oleh subekti
adalah ”Pertalian yang sah antara seorang laki laki dan seorang perempuan
untuk waktu yang lama”.2)
Sedangkan pengertian perkawinan menurut
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 menjelaskan perkawinan
adalah ”ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
1)
Wirjono Prodjodikoro, 2001, Hukum Perkawinan di Indonesia, Sumur, Bandung, hlm.7.
2)
Subekti, 2003, Pokok-pokok Dari Hukum Perdata, Intermassa, Jakarta, hlm. 11.
4
Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat di mengerti bahwa
melakukan perkawinan pada masing masing pihak terkandung maksud
untuk hidup bersama yang telah ditetapkan oleh negara untuk mencapai
keluarga yang bahagia. Dalam kenyataanya dikalangan masyarakat masih
berlaku hukum adat dan tata cara perkawinan yang berbeda-beda.
Demikian pula halnya, di Indonesia maupun di luar Indonesia sering terjadi
perkawinan antara pihak pihak yang berbeda kewarganegaran.
Perkawinan yang dilangsungkan diluar Indonesia, baik antara warga
negara Indonesia satu sama lain, maupun antara mereka dan suami istri
warga negara lain, adalah sah jika perkawinan perkawinan itu
dilangsungkan menurut cara yang lazim dalam negeri, dimana perkawinan
perkawinan itu dilangsungkan dan suami istri warga negara Indonesia tidak
melanggar ketentuan-ketentuan.3)
Perkawinan yang berbeda kewarganegaraan secara lazim nya dapat
dikatakan sebagai perkawinan campuran . Istilah perkawinan campuran
yang sering di nyatakan oleh anggota masyarakat sehari hari ialah
perkawinan campuran karena perbedaan adat / suatu bangsa yang bhineka.
Menurut Prof. H. Hilman Hadikusuma, SH ada tiga bentuk perkawinan
3)
Ibid, hlm. 25
5
campuran yaitu perkawinan antara kewarganegaraan, perkawinan
antara adat, dan perkawinan antar agama.4)
Seperti diketahui perkawinan yang dinamakan perkawinan
campuran ialah perkawinan daripada orang-orang yang disini yang tunduk
dibawah hukum berlainan. Perkawinan campuran menurut Undang-undang
Nomor I Tahun 1974 yaitu perkawinan antara dua orang Indonesia tunduk
pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah
satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Untuk mengadakan perkawinan
kedua orang calon mempelai harus mengadakan pemberitahuan kepada
pegawai Catatan Sipil dan menyatakan bahwa mereka hendak kawin
dengan menyebutkan juga tempat tinggal mereka masing-masing. Karena
adanya aneka warna hukum ini, muncullah masalah perkawinan campuran.
Jika seorang menikah dengan orang ”lain” yang tadinya dipandang seolah-
olah merupakan ”orang luar”, maka timbullah kesulitan-kesulitan tentang
hukum manakah yang harus berlaku untuk perkawinan itu.5)
”Orang luar”
dimaksud adalah warga negara asing. Hal ini banyak menimbulkan masalah
hukum, diantaranya masalah legalitas perkawinan campuran yang
4)
Hilman Hadikusuma, 2007, Hukum Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, Jakarta, hlm.10.
5)
Sudargo Gautama, 2008, Warga Negara Dan Orang Asing, Alumni, Bandung, hlm. 75.
6
dilangsungkan diluar indonesia sehingga menyebabkan pembatalan
pembatalan perkawinan campuran tersebut.
Menurut pengarang seperti R. Soetojo Prawirohamidjojo,
sebenarnya istilah batalannya perkawinan itu tidaklah tepat. Akan lebih
tepatlah kalau dikatakan dibatalkannya perkawinan, sebab bilamana
perkawinan itu tidak memenuhi syarat-syaratnya maka barulah perkawinan
itu dibatalkan sesudah diajukan ke muka hakim. Kalau demikian, maka
istilahnya bukan nietig (batal), melainkan vernietigbaar (dapat
dibatalkan).6)
Pasal 85 BW mengatakan dengan tegas bahwa batalnya perkawinan
itu hanya dapat terjadi oleh putusan hakim saja. Hal ini adalah inhaerent
dengan sifat perkawinan itu sendiri yang selalu harus dilakukan dibawah
pengawasan, agar perkawinan itu dapat dibatalkan maka sebelumnya
haruslah betul-betul ada sebuah perkawinan yang diselenggarakan.7)
Berhubung dengan itu ada suatu persoalan yang belum disepakati
oleh para sarjana hukum yaitu mengenai perkawinan kalau suami atau istri
sakit jiwa atau pemabuk dan sebagainya. Apakah didalamnya terdapat
6)
R. Soetojo Prawirohamidjojo, 2009, Hukum Orang Dan Keluarga, Alumni, Bandung, hlm.
51.
7)
Ibid, hlm. 51.
7
persetujuan yang dapat dianggap sah sehingga dapat dikatakan
bahwa perkawinan telah terjadi atau telah berlangsung? Dalam keadaan
seperti itu Pitlo menganggap bahwa perkawinan itu dianggap telah ada,
akan tetapi perkawinan yang demikian itu tidak dapat dibatalkan
(vernietigbaaar).8)
Didalamnya tidak dapat persetujuan yang dapat dianggap
sah pada saat perkawinan berlangsung karena tidak segera diketahui.
Dalam keadaan apa orang dapat minta pembatalan perkawinan?
ketentuan tentang pembatalan perkawinan di atur dalam pasal 86-92 BW
yang merupakan ketentuan yang bersifat limitatif; artinya alasan-alasan lain
tidak dimungkinkan lagi. Didalamnya diatur tentang keadaan bagaimana
orang dapat minta pembatalan. Terhadap hal-hal tertentu ditentukaan pula
siapa yang dapat melakukan pembatalan itu.
Keinginan untuk menelusuri lebih jauh hal hal yang berhubungan
dengan uraian di atas, telah menjadi latar belakang dan motif permasalahan
dalam penelitian ini, yang hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
judul “LEGALITAS PERKAWINAN CAMPURAN YANG
DILANGSUNGKAN DI LUAR INDONESIA DAN
PEMBATALANNYA MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 1
TAHUN 1974”
8)
Ibid, hlm. 52.
8
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
sangatlah jelas bahwa permasalahan yang berkaitan dengan Legalitas
Campuran dan Pembatalan suatu Perkawinan Campuran, Penulis akan
mengangkat Permaslahan yang erat kaitannya dengan judul tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah legalitas perkawinan campuran yang dilangsungkan di
luar Indonesia menurut Undang-undang Nomor I Tahun 1974 ?
2. Apakah alasan-alasan terjadinya pembatalan suatu perkawinan
campuran menurut Undang-undang Nomor I Tahun 1974 ?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan
Ruang lingkup penelitian ini akan dititik beratkan pada penelusuran
terhadap perkawinan campuran menurut undang undang Nomor 1 Tahun
1974 dalam rangka menentukan legalitas perkawinan campuran yang
dilangsungkan di luar indonesia dan pembatalan perkawinan campuran.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui legalitas perkawinan
campuran menurut undang undang Nomor 1 Tahun 1974. Hasil penelitian
diharapkan bermanfaat sebagai tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan
9
khususnya tentang perkawinan campuran yang dipersembahkan sebagai
pengabdian pada almamater.
D. Definisi Konseptual
Asas legalitas adalah suatu jaminan dasar bagi kebebasan individu
dengan memberi batas aktivitas apa yang dilarang secara tepat dan jelas.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar
pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu
pranata dalam budaya setempat yang mersemikan hubungan antar pribadi
yang biasanya intim dan seksual.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Judul peneltian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian
hukum yang dipandang dari sudut tujuan penelitian hukum yaitu penelitian
hukum normatif, yang bersifat deskriptif atau menggambarkan.
2. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang terdapat dalam kepustakaan, yang berupa peraturan perundang-
undangan yang terkait, jurnal, hasil penelitian, artikel dan buku-buku lainnya.
10
Data yang berasal dari bahan-bahan hukum sebagai data utama yang
diperoleh dari pustaka, antara lain ;
a. bahan hukum primer
bahan hukum yang mempunyai otoritas (authoritatif) yang terdiri
dari peraturan perundang-undangan, antara lain : Kitab Undang-
undang Hukum Perdata.
b. bahan hukum sekunder
yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil
penelitian, hasilnya dari kalangan hukum dan seterusnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
dalam penelitian hukum ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
melalui studi kepustakaan (library research) yaitu penelitian untuk
mendapatkan data sekunder yang diperoleh dengan mengkaji dan menelusuri
sumber-sumber kepustakaan, seperti literatur, hasil penelitian serta
mempelajari bahan-bahan tertulis yang ada kaitannya dengan permasalahan
yang akan dibahas, buku-buku ilmiah, surat kabar, perundang-undangan, serta
dokumen-dokumen yang terkait dalam penulisan skripsi ini.
4. Teknik Analisa Data
11
Data yang diperoleh dari sumber hukum yang dikumpulkan diklasifikasikan,
baru kemudian dianalisis secara kualitatif, artinya menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, sistematis, logis, tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interprestasi data dan pemahaman
hasil analisis. selanjutnya hasil dari sumber hukum tersebut dikonstruksikan
berupa kesimpulan dengan menggunakan logika berpikir induktif, yakni
penalaran yang berlaku khusus pada masalah tertentu dan konkrit yang
dihadapi. Oleh karena itu hal-hal yang dirumuskan secara khusus diterapkan
pada keadaan umum, sehingga hasil analisis tersebut dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Rencana penelitian skripsi ini akan tersusun secara keseluruhan
dalam 4 (empat) bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I BAB PENDAHULUAN
Yang menguraikan latar belakang, permasalahan, ruang lingkup
dan tujuan, Definisi Konseptual, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
12
Yang berisi paparan tentang Tinjauan Umum Tentang
Perkawinan, Syarat-syarat Perkawinan, Tujuan Perkawinan,
Pembatalan Perkawinan.
BAB III PEMBAHASAN
Menggambarkan tentang hasil penelitian yang secara khusus
menguraikan pembahasan/analisis sehubungan permasalahan
hukum yang diangkat secara rinci bagian-bagian dari pembahasan
tersebut akan disesuaikan dengan hasil penelitian tahap berikutnya
sebagai bagian dari proses penelitian.
BAB IV PENUTUP
Bagian dari pembahasan skripsi ini yang diformat kesimpulan dan
saran.