led

11
Pemeriksaan Kadar Laju Endap Darah Nama subjek : Danarwati Budiningrum Umur Subjek : 20 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hasil Pemeriksaan Pada praktikum ini digunakan darah vena yang telah diberi antikoagulan, dan kemudian dihitung laju endap darah yaitu 24 mm/jam. Volume darah awal didalam tabung westegren yaitu 165 mm, hal ini dikarenakan terjadi kebocoran saat meletakkan tabung ke dalam rak. a. Volume awal b. Setelah 1 jam

Upload: veda-chandrika

Post on 20-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laju endap darah

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Kadar Laju Endap Darah

Nama subjek: Danarwati BudiningrumUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil PemeriksaanPada praktikum ini digunakan darah vena yang telah diberi antikoagulan, dan kemudian dihitung laju endap darah yaitu 24 mm/jam. Volume darah awal didalam tabung westegren yaitu 165 mm, hal ini dikarenakan terjadi kebocoran saat meletakkan tabung ke dalam rak.

a. Volume awalb. Setelah 1 jam

KesulitanKesulitan yang dialami operator yakni saat meletakkan tabung ke dalam rak dari westegren, sehingga terjadi kebocoran saat meletakkan. Selain itu operator juga kesulitan untuk menentukan tabung berada dalam posisi tepat vertikal.PembahasanLaju Endap Darah (LED) adalah kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit di dalam tabung reaksi berisi darah yang telah diberi antikoagulan dalam waktu satu jam. LED juga di definisikan sebagai kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit dalam plasma. Hasil pemeriksaan LED digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut. Peningkatan nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang, baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan jaringan. Prinsip dasar pemeriksaan LED adalah pengendapan, yaitu proses pengendapan partikel padat kedasar tabung dalam suatu cairan darah. Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap awal adalah fase pembentukan rouleaux dimana sel-sel eritrosit tersusun bertumpuk-tumpuk yang berlangsung dalam waktu 10 menit, tahap kedua adalah fase pengendapan rouleaux eritrosit dengan kecepatan konstan yang berlangsung selama 40 menit, dan tahap ketiga adalah fase pengendapan eritrosit dengan kecepatan melambat disertai proses pemadatan eritrosit. Maka pembacaan hasil pemeriksaan darah adalah 1 jam setelah tabung Westegren yang telah berisi sampel darah diletakkan tegak lurus pada raknya. Nilai rujukan normal LED wanita dewasa 2-20 mm/jam dan pria dewasa 2-13 mm/jam.Pada praktikum pemeriksaan LED ini digunakan metode Westegren. Alat dan bahan yang dipergunakan yaitu tabung westegren, rak dari westegren, antikoagulan, serta alat untuk pengambilan sampel darah vena (syringe, kapas alkohol, torniquet). Prosedur pengerjaannya yaitu :1. Persiapan sampel, yaitudarah vena dicampur dengan antikoagulan.2. Sampel darah vena dengan antikoagulan dihisap kedalam tabung Westegren sampai tanda 0.3. Segera tutup lubang tabung dengan jari, lalu letakkan di rak dari westegren.4. Peletakan tabung harus tepat vertikal.5. Pembacaan LED dilakukan setelah 1 jam.

Faktor faktor yang mempengaruhi LED antara lain faktor plasma, faktor eritrosit, dan faktor teknis yang saling punya keterkaitan satu dengan yang lain. Faktor eritrosit : Faktor terpenting yang menentukan kecepatan endapan eritrosit adalah ukuran atau massa dari partikel endapan. Pada beberapa penyakit dengan gangguan fibrinogen plasma dan globulin, dapat menyebabkan perubahan permukaan eritrosit dan peningkatan LED. Faktor plasma : Beberapa protein plasma (fase akut) mempunyai muatan positif dan mengakibatkan muatan permukaan eritrosit menjadi netral, hal ini menyebabkan gaya menolak eritrosit menurun dan mempercepat terjadinya endapan eritrosit. Faktor teknik : dimana tabung harus betul-betul tegak lurus dan selama pemeriksaan rak tabung tidak boleh bergetar atau bergerak.

Pada praktikum ini, terjadi kesalahan yaitu volume darah dalam tabung westegren tidak mencapai 200 mm dikarenakan terjadi kebocoran saat meletakkan tabung ke dalam rak, serta posisi tabung tidak tepat vertikal. Volume darah yang digunakan pada praktikum ini yaitu 165 mm, dan didapatkan laju endap darah 24 mm/jam. Hal ini menunjukkan bahwa laju endap darah termasuk lebih dari normal. Namun tingginya angka LED ini bukan dikarenakan orang coba sedang mengalami infeksi, tetapi karena kesalahan dari posisi tabung yang tidak tepat vertikal. Posisi tabung pemeriksaan yang miring, akan menyebabkan jarak vertikal darah untuk mengendap menjadi berkurang dan bidang horizontal bertambah, sehingga memungkinkan darah dapat mengendap lebih cepat.

Pemeriksaan Kadar Hematokrit

Nama subjek: Danarwati BudiningrumUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil PemeriksaanPada praktikum ini digunakan darah vena yang telah diberi antikoagulan, dan setelah di putar dalam alat centrifuge, didapatkan hematokrit sebesar 43%.

KesulitanOperator tidak menemukan kesulitan saat melakukan pemeriksaan hematokrit.Pembahasan

Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemi. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabungwintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapilerMetode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifugedalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hematokrit yaitu: jumlah eritrosit : apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak, maka nilai hematokrit akan meningkat, begitu juga sebaliknya Bentuk eritrosit : apabila terjadi kelainan bentuk makan akan membuat terperangkapnya plasma sehingga nilai hematokrit meningkat. Ukuran eritrosit : ukuran sel darah merah dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas darah tinggi maka nilai hematokrit juga tinggi. Diameter tabung : semakin besar diameter tabung, maka hasil nilai hematokrit akan rendah Sentrifuge : Pemusingan yang kurang kuat akan mendapatkan endapan sel darah merah yang tidak maksimal.Pada praktikum ini, kami menggunakan pemeriksaan secara mikro. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu alat micro hematocirt centrifuge, tabung kapiler, dan hematokrit reader. Prosedur pengerjaannya yaitu :1. Sampel darah vena yang telah dicampur secara homogen dengan antikoagulan di masukkan kedalam tabung kapiler hingga dari tabung kapiler tersebut, kemudian salah satu ujungnya ditutup dengan malam2. Tabung kapiler dimasukkan kedalam alat mikro hematokrit centrifuge dengan bagian yang disumbat mengarah keluar. Kemudian diputar dengan kecepatan 12.000rpm selama 5 menit.3. Pembacaan dengan menggunakan hematokrit reader.

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, nilai untuk pria 40-48 % dan untuk wanita 37-43 %. Penetapan hematokrit dengan cara mikro dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata 2%. Pada praktikum kami, didapatkan hasil hematokrit 43 % sehingga dapat disimpulkan bahwa orang coba memiliki nilai hematokrit normal.

Pembuatan dan Pemeriksaan Hapusan Darah

Nama subjek: Danarwati BudiningrumUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil PemeriksaanPada praktikum ini, tidak dapat dihitung jumlah leukosit pada lapang pandang. Hal ini dikarenakan pembuatan hapusan darah yang terlalu tebal, sehingga eritrosit menumpuk dan tidak dapat dihitung. Tidak teridentifikasi adanya trombosit dan sel abnormal.

a. Pada pembesaran obyektif 10x eritrosit tidak dapat terhitung karena menumpuk

b. Pada pembesaran obyektif 100x tampak leukositKesulitanKesulitan yang dialami yaitu saat membuat hapusan darah pada glass objek dengan ketebalan yang tepat (tidak terlalu tipis dan tidak tebal).

Pembahasan

Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2 m tanpa inti, lebih dari setengah komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ini bersifat elastis dan lunak. Leukosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, leukosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10-12 m, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada netrofil (10-15 m) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya.Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat sediaan hapusan darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat hapusan darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear). Prosedur pengerjaannya yaitu :1. Letakkan setetes darah pada di atas objek glass2. Ratakan menggunakan objek glass yang lain hingga rata dan tidak ada udara3. Diamkan darah hingga kering pada udara, tidak boleh ditiup4. Lakukan fiksasi dengan menggunakan methanol hingga rata menutupi semua hapusan darah selama 2-3 menit.5. Setelah itu cairan methanol dibuang dan ditunggu hingga kering.6. Setelah kering lakukan pengecatan dengan giemsa, tunggu hingga 10 menit.7. Pengecatan dilanjutkan dengan meneteskan buffer giemsa sama banyaknya kemudian ditiup agar tercampur dengan buffer, tunggu hingga 10 menit.8. Bilas dengan air mengalir, dan tunggu hingga kering untuk diamati9. Lihat darah dibawah mikroskopHasil pewarnaan dengan Giemsa pada darah manusia akan memperlihatkan eritrosit berwarna merah muda, nukleolus leukosit berwarna ungu kebiru-biruan, sitoplasma leukosit berwarna sangat ungu muda, granula dari leukosit eosinofil berwarna ungu tua, granula dari leukosit netrofil dan leukosit basofil berwarna unguPada hasil hapusan darah kami, terdapat kesalahan yaitu pembuatan hapusan terlalu tebal. Saat di amati di bawah mikroskop tampak eritrosit menumpuk-numpuk sehingga tidak dapat dihitung jumlah leukosit sebenarnya.