lecture note akbi denny yohana

105
Pertemuan 1 Sillabus Mata kuliah: Akuntansi Biaya Kelas: III/M3 Dosen: Denny Yohana, SE, M.Si, Ak Pertemuan Ke Pokok Bahasan Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pendahuluan, perubahan paradigma manajemen dan dampaknya terhadap akuntansi biaya Konsep biaya, biaya produksi, arus biaya Perilaku biaya dan estimasi biaya Volume Based costing Volume Based costing Job Order Costing Job Order Costing Ujian Tengah semester Process costing Process costing Process costing Activity Based Costing Activity Based Costing Joint products and by product Joint Products and by product Ujian Akhir Semester Referensi:

Upload: thary-thaa-tengal

Post on 03-Jan-2016

245 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

yohana

TRANSCRIPT

Page 1: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pertemuan 1

SillabusMata kuliah: Akuntansi Biaya

Kelas: III/M3Dosen: Denny Yohana, SE, M.Si, Ak

Pertemuan

Ke

Pokok Bahasan Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Pendahuluan, perubahan paradigma manajemen dan

dampaknya terhadap akuntansi biaya

Konsep biaya, biaya produksi, arus biaya

Perilaku biaya dan estimasi biaya

Volume Based costing

Volume Based costing

Job Order Costing

Job Order Costing

Ujian Tengah semester

Process costing

Process costing

Process costing

Activity Based Costing

Activity Based Costing

Joint products and by product

Joint Products and by product

Ujian Akhir Semester

Referensi: Rayburn, L. Leticia, Cost accounting: using a cost Management ApproachHansen, R. Don and Maryanne Mowen, Cost Management, Accounting and control, South-western

college publishing, Cincinati, Ohio, Riwayadi, Akuntansi Biaya, Andalas university Press, 2006Penilaian:UTS : 35%UAS : 35%Tugas, kuis : 15%

Page 2: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Partisipasi : 15%Pendahuluan

Tujuan Pembelajaran:

1. Mahasiswa mampu mendefinisikan akuntansi dan akuntansi biaya

2. Mahasiswa mampu menentukan kedudukan akuntansi biaya diantara akuntansi keuangan dan

akuntansi manajemen

3. Mahasiswa mampu menyusun Laporan Laba rugi Perusahaan Manufaktur

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian kegiatan Ekonomi dalam bentuk bukti transaksi,

pengukuran, pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Dan laporan

yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

Transaksi adalah proses yang terjadi dalam kegiatan ekonomi yang dapat mengubah posisi keuangan.

Akuntansi juga diartikan sebagai proses untuk mengubah data keuangan menjadi informasi keuangan.

Bidang ilmu akuntansi dibagi 2 :

1. Akuntansi keuangan

2. Akuntansi manajemen.

Sistem Akuntansi Manajemen mempunyai 3 tujuan:

1. Menghasilkan informasi guna perhitungan harga pokok produk/jasa serta berbagai bidang lain yang

diperlukan manajemen.

2. Untuk menghasilkan informasi guna mendukung kegiatan perencanaan, pengendalian, evaluasi dan

tindakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).

3. Menghasilkan informasi guna pengambilan keputusan.

Sejarah Akuntansi Manajemen:

1880 - 1925 Menekankan pada perhitungan hpp, baru mulai dikembangkan prosedur

akuntansi internal

1925 Menekankan pada penilaian persediaan guna pelaporan ke pihak eksternal

1950s/60s Terdapat upaya guna meningkatkan manfaat managerial dari sistem akuntansi

biaya tradisional

Page 3: Lecture Note Akbi Denny Yohana

1980s/90s Terdapat upaya yang sangat signifikan dan radikal guna merubah praktek-praktek

akuntansi manajemen

Beda akuntansi Keuangan dan akuntansi Manajemen:

Page 4: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Biaya adalah suatu pengorbanan ekonomis baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi

dikemudian hari dalam rangka memperoleh/ menghasilkan suatu produk atau jasa.

Cost yang sudah kadaluarsa (expired) disebut expense (beban).

Akuntansi biaya menurut Leticia Rayburn

Mengidentifikasikan, mendefinisikan, mengukur, melaporkan dan menganalisis berbagai unsur

biaya langsung dan tak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan

jasa.

Akuntansi biaya menurut Hansen dan Mowen.

Suatu hibrida dari akuntansi dan manajemen keuangan yang memberikan informasi mengenai

biaya perusahaan dan dapat digunakan baik untuk tujuan internal maupun eksternal.

Jika bertujuan untuk akuntansi keuangan akuntansi biaya mengukur biaya produksi dan penjualan sesuai

GAAP. Jika untuk bertujuan internal informasi akuntansi biaya memberikan dasar untuk perencanan dan

pengambilan keputusan.

Output dari proses akuntansi biaya bisa berupa:

Laporan harga pokok produksi

Laporan biaya pemasaran

Info biaya untuk penyusunan anggaran

Page 5: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Laporan biaya penelitian dan pengembangan produk

Contoh Bentuk laporan harga pokok produksi dan laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur.

PT. X XCost of Good Manufacture StatetementFor The Year Ended 31-12- 2005

Row material inv. ( Beginning) xxxPurchases (ret) xxxRow material inv. Avelable for use in production xxxRow material inv. (Ending) (xxx)Row material cost xxxFactory Overheads:

- indirect material- indirect labour- insurance exp. Factory (xxx)

Manufactury cost xxxWip (beginning) xxxCost of production xxxWip (ending) (xxx)Cost of goods manufacture xxx

PT. A.Income StatementFor The Year Ended 31-12- 2005

Sales (net) xxxCost of goods sold (HPP):Finished goods inv. xxxCost of good manufacture xxx

Finish good available for sales xxxFinishing good inv. (ending) (xxx)Cost of Goods sold (xxx)Gross profit xxxMarketing expenses xxxAdm dan general expenses xxx

(xxx)Operating Profit xxx

Dampak Perubahan Paradigma pada Akuntansi Biaya: Dengan beragamnya produk dan pendeknya umur produk, perhitungan harga pokok produk lebih

rumit. Dengan begesernya dari padat karya ke padat modal, komposisi biaya overhead menjadi

signifikan dibandingkan biaya tenaga kerja langsung

Page 6: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Untuk mendukung perbaikan berkelanjutan, akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya tidak bernilai tambah sepanjang rantai nilai untuk program perbaikan berkelanjutan

Pertemuan 2

Konsep Biaya, Biaya Produksi, Arus Biaya

Tujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep biaya2. Mahasiswa mampu mengelompokkan biaya berdasarkan kelompok yang sesuai3. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen biaya produksi4. Mahasiswa mampu menjelaskan arus biaya produksi

Konsep biaya: Biaya berbeda untuk tujuan berbeda (differential costs for different purposes)Tujuan berbeda menunjukkan keputusan yang akan diambil.

- Pengelompokkan biaya Berdasarkan fungsi-fungsi pokok perusahaan.

Biaya produksi Biaya pemasaran Biaya adm

- Berdasarkan objek biaya

fotokopi = biaya fotocopy

Camping = biaya camping.

- Berdasarkan prilaku biaya adalah perubahan biaya dikaitkan dengan perubahan aktifitas.

Variable cost

Fixed cost = biaya kuliah

Direktur Utama

Dept. Pemasaran Dept. Keu Dept. SDMDept. Produksi Dept. Litbang

Page 7: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Semi variable cost

- Berdasarkan hubungan biaya dan objek biaya

Biaya langsung ( direct cost)

Biaya tak langsung ( in direct cost)

- Dapat tidaknya biaya dikendalikan

Controlliability adalah controlliable cost = biaya bahan baku

Un controllable cost = beban penyusutan.

Dapat tidaknya biaya mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Relevan Cost ( mempengaruhi biaya)

In relevan cost ( tidak mempengaruhi biaya)

Biaya Produksi

Adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan produksi

3 jenis biaya sebagai berikut:

1. Direct material cost

2. Direct labour cost.

3. Factory overhead cost

Jenis – jenis inventory

a) Row material inventory

b) Work in process inventory

c) Finished good inventory

d) Indirect material cost ( bahan pembantu)

Direct material cost adalah biaya yang benar-benar terjadi yang digunakn untuk

produksi.

Labor dibagi 2 :

Page 8: Lecture Note Akbi Denny Yohana

1 direct labor adalah buruh yang benar-benar terlibat dalam produksi

seperti tukang jahit

direct labor cost adalah imbalan jasa yang diberikan kepada karyawan yang secara langsung

mengolah produk.

2 Indirect labor adalah buruh yang tidak langsung terlibat dalam produksi

seperti mandor

FOH ( Factory Overhead Cost)

Adalah semua biaya umum yang terjadi di pabrik selain direct material cost dan labour cost.

FOH = Indirect material cost

In direct labour cost

Utility expend factory

Depreciation expend – fixed assets

Repair and maintenance – fixed assets

Insurance expend – factory

Rent expend – factory

Other expence in factory

Marketing cost adalah semua biaya yang terjadi dalam pemasaran

Contoh : freight out, advertising cost, store supplier.

Administrative cost adalah semua biaya yang terjadi dalam administrasi.

Contoh Direct material cost

Beli bahan baku 100 m x Rp 5 secara tunai

Row material inventory Rp 500

Cost of account payable Rp 500

Contoh labour cost

Page 9: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Dibayar beban gaji karyawan 200 tunai ( payroll cost)

Weigh end salary expend Rp 200

Cost of account payable Rp 200

Work in procces inventory Rp 200

Weigh end salary expend Rp 200

Contoh FOH

FOH terbagi atas 2 yaitu:

1. FOH actual ( BOP sesungguhnya)

2. FOH applied ( B. dibebankan)

FOH actual adalah jumlah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan

Contoh: dibeli bahan penolong RP 150 tunai, jika bahan penolong dipakai Rp 125. jadi biaya yang

benar-benar dikeluarkan Rp 125,-

Indirect material Rp 150

Cash Rp 150

FOH Rp 125

Indirect material Rp 125

Ex : dibayar gaji supervisor Rp 50.-

Payroll cost Rp 50,-

Cash Rp 50,-

FOH actual Rp 50,-

Payroll cost Rp 50,-

FOH applied adalah nilai BOP yang ditentukan berdasarkan tariff dan dihitung sesuai dengan aktivitas

yang sesungguhnya yang dipakai.

Contoh : tarif FOH RP 4/jam kerja, bln jan pabrik bekerja selama Rp 75,- jam kerja

( 75 x 4 = 300).

Page 10: Lecture Note Akbi Denny Yohana

FOH actual Rp 300,-

FOH applied Rp 300,-

a) jurnal mencatat FOH actual

FOH actual / control

b) Jurnal untuk membeban FOH ke akn. Work in process

Work in process inventory

FOH applied

c) Jurnal pemindahan produk selesai ke gudang barang jadi.

Finished good

Work in process inventory

Produk dijual secara kredit seharga Rp 1.350,-

Account receivable Rp 1.350,-

Sales Rp 1.350,-

Cost of good sold Rp 900,-

Finished good inv Rp 900,-

Metode pencatatan persediaan ada 2:

1. Metode perpetual

2. Metode physical

Perbedaan pencatatan kedua metode tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini

When materialPurchased

When material used

Perpectual

Material inv. Cash dan acc. Pyb

Wip inventory Material inv.

Phsycal

Purchased Cash dan Acc Pyb

-

Page 11: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Material inventory Jk perusahaan menggunakan metode perfect. Perusahaan harus menyediakan kartu pesediaan yang berfungsi sebagai buku pembantu. Akhir periode perusahaan tetap melakukan perhitungan barang, secara fisik untuk membandingkan persediaan dikartu dengan periode akhir.

Pada akhir periode perhitungan fisik persediaan harus dilakukan guna menghitung berapa sesungguhnya persediaan bahan baku yang terpakai pada periode yang bersangkutan.

Row material inventory adalah persedian bahan baku.Row material cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk persedian bahan baku.

Page 12: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pertemuan 3

Cost Behavior and Cost Estimation(Perilaku dan Estimasi Biaya)

Tujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa mampu mendefinisikan perilaku biaya2. Mahasiswa mampu membedakan variable, fixed dan semi variable cost3. Mahasiswa mampu memisahkan komponen tetap dan variabel pada biaya semi variabel

Perilaku biaya adalah studi tentang hubungan Biaya dengan perubahan volume produksi.

I. Variable cost adalah biaya yang secara total selalu berubah-berubah dan perubahannya sebanding

dengan volume aktifitas

Contoh: direct material, direct labour.

Ciri-ciri variable cost

1. secara total jumlahnya berubah.

2. variable cost per unit selalu konstan.

3. perubahan berjalan secara proporsional.

II. Fixed cost adalah biaya yang jumlahnya tetap sepanjang “relevant range”

Contoh : rent exp, insurance exp, depreciation exp.

Ciri-ciri fixed cost

1. secara total jumlahnya tetap.

2. secara fixed cost per unit berubah.

3. perubahannya berbanding terbalik.

Relevant range (rentang relevan) adalah periode khusus yang di desain untuk menentukan volume

produksi.

III. Semi variable cost adalah biaya yang jumlahnya berubah akan tetapi perbandinganya tidak sebanding

dengan volume aktifitas.

Contoh : beban reperasi dan pemeliharan.

Page 13: Lecture Note Akbi Denny Yohana

1. secara total berubah-rubah.

2. semi variable cost per unit cenderung berubah.

3. perubahannya tidak proporsional dan tidak berbanding terbalik.

Step cost hanya untuk aktifitas jangka pendek

6000

4000 Variable cost SVC total bertahap

2000 Fixed cost

100 200 300

Svc = Fc y = a + b xVc Svc Fc vc activity

FOH applied = FOH rate x actual Activity

FOH rate = FOH budget (anggaran FOH) Activity based ( dasar pembebanan)

Activity based unit

Perusahaaan manufacture direct labour hours

direct machine hours

direct material cost

direct labour cost

direct prepair hours

Guna kita menampilkan FOH applied karena kita tidak mungkin mengetahui FOH actual itu

setiap saat hanya pada akhir periode saja.

ex :depreciation

Page 14: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Estimasi Biaya

Metode estimasi dibagi 5 yaitu:

1. estimasi teknik industri

2. analisis akun

3. scattergraph

4. metode tinggi rendah

5. analisis regresi

metode tinggi rendah ( high – low point)

apabila terjadi akt. Yang terlalu tinggi/ rendah maka biaya variable tidak lagi mencerminkan biaya yang

sesungguhnya terjadi. Metode ini dipakai kalau kondisi normal.

Analisis Regresi

Rumus anaisis regresi:

y=a+bx

a=y-bx

b= xy

x2

Contoh soal

PT. Mandiri menyediakan data berikut yang bersifat actual yang digunakan untuk keperluan Penyusunan

anggaran. Data jenis biaya dan biaya yang dikeluarkan dalam masing-masing kuartal adalah sebagai

berikut:

Page 15: Lecture Note Akbi Denny Yohana

I II III IV(c)

Machine hours 70000 80000 90000 83600

direct material 147.000 168.000 189.000 175.560

direct labour 350.000 450.000 450.000 418.000

FOH 50.400 56.000 63.000 58.968

sales person dan salaries 182.000 208.000 234.000 217.360

wachousing salaries 56.000 64.000 72.000 66.880

Executive salaries 90.000 90.000 90.000 90.000

875.400 986.000 1.098.000 1.026.768

a. Tentukan keseluruhan biaya BOP untuk FOH variable/ jumlah mesin dan FOH actual

serta total biaya FOH tetap dengan metode tinggi rendah.

b. Tentukan fungsi biaya BOP

c. Susun anggaran untuk quarter IV jika manajemen menargetkan 83.600 untuk keenam.

Jawab a b = 63.000 – 50.400= 12.600 = 0,63

90.000 – 70.000 20.000

SVC = Vc = 0,63 x 90.000 = 56.700

Fc = 63.000 – 56.700 = 6.300

b y= 63.000 + ( 0,63) x

Page 16: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pertemuan 4

Volume Based Cost Assigment(Pembebanan Biaya Berdasarkan Volume)

Tujuan pembelajaran:1. Mahasiswa mengetahui pengertian VBC2. Mahasiswa memahami kapasitas dalam akuntansi biaya3. Mahasiwa mengetahui dasar pembebanan biaya berdasarkan aktivitas4. Mahasiswa dapat menyelesaikan akuntansi untuk biaya overhead pabrik

Pembebanan biaya dapat berdasarkan volume/ aktivitas dan non volume

Volume dipandang sebagai kapasitas (kemampuan untuk melaksanakan aktivitas)

Teori kapasitas terbagi 4 yaitu:

1.kapasitas teoritis / theoritis capacity

2. kapasitas praktis / practical capacity

3. kapasitas normal / normal capacity

4. kapsitas actual yang diharapkan / expected actual capacity

Penjelasan:

1. kemampuan perusahaan melaksanakan aktivitas dengan asumsi perusahan bekerja terus menerus

tanpa henti.

2. kemampuan perusahaan melaksanakan aktivitas setelah mempertimbangkan hambatan/ kendala

yang berasal dari internal perusahaan.

3. kemampuan perusahaan melaksanakan aktivitas setelah mempertimbangkan hambatan/ kendala

yang berasal dari dalam dan luar perusahaan

4. kemampuan perusahaan berdasarkan taksiran pekerjaan dalam jangka pendek dimasa yang akan

datang.

Dasar pembebanan biaya berdasarkan aktivitas:

1. unit produksi

Page 17: Lecture Note Akbi Denny Yohana

2. jam mesin

3. tenaga kerja langsung

4. biaya bahan baku

5. biaya tenaga kerja langsung

6. biaya pemeliharaan.

Akuntansi untuk Overhead pabrik

Foh applied = Foh rate x Aktivitas aktual

Foh Rate = anggaran foh : activity based

Contoh:

Perusahaan menganggarkan OH tahun 2006 $120.000 kapasitas normal pabrik 60000 jam mesin, selama

bulan maret aktivitas pabrik 5000jam mesin. Informasi buku besar:

Biaya penyusutan $2500

Bahan penolong $3000

B. gaji supervisor $3500

Biaya utilitas $1700

Buat jurnal yang diperlukan!

Jawab

Tarif OH: 120000/60000= 2 /jam

1) mencatat transaksi FOH actual

FOH actual $ 10.700

Indirect material $ 3000

Indirect labour $ 3500

Depresiasi exp factory $ 2500

Page 18: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Utility expence $ 1700

2) mencatat pembebanan BOP

work in process $ 10.000

FOH applied $ 10.000

3) menutup akun FOH applied

FOH applied $ 10.000

FOH variance $ 700

FOH actual $ 10.700

4) menutup akun FOH variance

cost of good sold $ 700

FOH variance $ 700

Seandainya menggunakan direct material cost dianggarkan 1 tahun $ 300.000 selama bln maret

digunakan $ 35.000

Solusi : FOH rate : $120.000 x 100 % = 40 %

$ 300.000

FOH = 40 % x 35.000 = 14.000

FOH actual $10.700

Indirect material $3000

Indirect labour $3500

Dept exp factory $2500

Utility expence $1700

WIP $14.000

FOH applied $14.000

Page 19: Lecture Note Akbi Denny Yohana

FOH applied $14.000

FOH variance $3300

FOH actual $10.700

FOH variance 3300

Cost of good sold $ 3300

Multi depart ( Depart lebih dari satu )

Dikategorikan 2 depart

1. produksi department / operating

2. service department / supporting

Depart produksi adalah depart yang bertugas mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

Contoh: pemotongan, penjahitan, border.

Depart operating adalah depart yang bertugas/ suatu unit organisasi yang bertanggung jawab

menghasilkan pendapatan.

Contoh : operasi, rawat jalan, rawat inap.

Depart pembantu adalah depart yang membantu kelancaran aktivitas depart produksi.

Contoh : personalia, pemeliharaan, gudang.

Pabrik Garment

Pemotongan Penjahitan Penyelesaian akhir

Gudang Pemeliharan

Istilah

Pembebanan BOP = suatu proses membebankan tariff BOP ke produk sesuai

Page 20: Lecture Note Akbi Denny Yohana

dengan aktivitas sesungguhnya.

Departemenisasi BOP = BOP yang terjadi pada perusahaan yang mempunyai

lebih dari 1 depart.

Distribusi BOP = proses membagi BOP tidak langsung depart menjadi/ kedalam

BOP langsung depart.

Alokasi BOP = proses membagi BOP depart service menjadi / kedalam BOP

depart produksi.

Page 21: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pertemuan 5

Functional Based Cost System

(Alokasi Biaya Overhead Pabrik)

Tujuan Pembelajaran:

1. Mahasiswa pengetahui metode-metode alokasi BOP

2. Mahasiswa mampu mengalokasikan BOP dengan metode-metode tersebut

Metode alokasi BOP

1. Direct methode

2. stepped method

al gebrain

continous

spect field order of clothing (metode bertahap).

1) Direct Method adalah BOP yang terdapat pada depart – service langsung ke depart produksi

tanpa mempertimbangkan depart service juga memberi jasa ke depart

service lainnya.

Dasar alokasi diesuaikan dengan taksiran pemakaian jasa untuk masing-masing department.

Contoh : Pada PT. Great Garment anggaran BOP untuk depart produksi sbb:

* Depart produksi = pemotongan $50000

Penjahitan $ 40000

Penyelesaian akhir $ 30000

Depart service = gudang $ 5000

Pemeliharaan $ 4000

* Taksiran pemakaian jasa depart service, sbb

500 gudang (luas lantai) P/100, J/200, PA/200

800 deparasi (jam mesin) 300, 200, 300

Page 22: Lecture Note Akbi Denny Yohana

* Kapasitas normal depart produksi

P : 10.000 jam mesin

J : 20.000 jam kerja langsung

P/A : 5000 unit.

2). Stepped Method Metode bertahap

Pada metode ini BOP yang terdapat di departemen service akan di alokasikan secara bertahap

A. Metode Aljabar

Jika menggunakan metode ini diasumsikan bahwa setiap depart. Service juga menerima jasa dari

depart service lainnya sehingga terdapat hub timbale balik.

Langkah-langkah untuk metode

1. tentukan rumus aljabar untuk masing-masing depart service

2. lakukan alokasi depart service ke depart produksi.

B. Metode Continiue

Metode ini mirip metode aljabar perbedaannya hanya ada pada langkah pertama yaitu membagi

BOP depart service secara timbale balik.

C. Metode Bertahap

Pada metode ini diasumsikan bahwa depart service tertentu memberi jasa ke depart service

lainnya namun tidak terdapat hub timbale balik.

Contoh Aljabar

Ambil data tambahan gudang memberi jasa ke department pemeliharan 50, department penyelesaian

akhir 150, departemen pemeliharan memberikan jasa ke gudang 200, pemeliharaan 0 sebagai total

pemeliharaan 1000 jam.

Page 23: Lecture Note Akbi Denny Yohana

  P J PA G PemeliharaanGudang 100 200 150 - 50  20% 40% 30% - 10%Pemeliharaan 300 200 300 200 -  30% 20% 30% 20% -

Rumus Aljabar Pem = 4000 + 10 % GG = $ 5000 + 20 % P = 4000 + 0,1 ( 5.918,367)Pem = $ 4000 + 10 % G = 4000 + 591,837G = 5000 + 0,2 ( 4000 + 0,1 G) = 4591,84G = 5000 + 800 + 0,026G - 0,026 = $ 58000,98 G = $ 5800G = 5.918,367

Keterangan Departement Jasa Departement ProduksiG Pem P J PA

           FOH budget 5000 4000 50.000 40.000 30.000Alokasi - Depart. Gudang -5918,37        Depart. Pemeliharan          10 % x 5918,37   591,84      Depart. Potong          20 % x 5918,37     1183,67    Depart. Jahit          40 % x 5918,37       2.367,35  Depart. Penyelesaian Akhir          30 % x 5918,37         1.775,51           Alokasi Depart. Pemeliharaan   -4591,84      Depart. Gudang          20 % x 4591,84 918,37        Depart. Potong          30 % x 4591,84     1377,55    Depart. Jahit          20 % x 4591,84       918,37  Depart. Penyelesaian Akhir          30 % x 4591,84         1.377,55FOH budget setelah Alokasi 0 0 52.561,22 43.285,72 33.153,06           

Contoh metode continiue

G Pem5000 4000

(5000) 5000 4500

Page 24: Lecture Note Akbi Denny Yohana

900 20 % 4500900 0

(900) 10 % 90 0 90

18 20 % 0 18 90

(18) 10 % 1,8 0 0 (0,36) 20 % 1,8 0,36

G = 5.918,36 , Pemb = 4591,8

Soal

1. PT. Nebula mempunyai 2 depart produksi dan 2 depart jasa berikut ini data yang terdapat pada

perusahaan tersebut.

Departemen BOP Jasa dr depart pemb I jasa dr depar pemb II

Pembantu I Rp 20.000.000 – 40 %

Pembantu II Rp 40.000.000 10 % -

Produksi A Rp 28.000.000 40 % 40 %

Produksi B Rp 12.000.000 50 % 20 %

Rp 100.000.000 100% 100%

Jumlah jam mesin yang digunakan untuk department produksi masing-masing 20.000 dan 10.000 jam

mesin.

Diminta buatlah alokasi BOP dengan metode langsung dan metode aljabar serta tariff BOP.

Jawab: Metode langsung

KeteranganPembantu ProduksiI II A B

BOP 20,000,000 40,000,000 28,000,000 12,000,000Alokasi Depart pembantu I (20,000,000)      A = 40/90 x 20.000.000     8,888,888.9  

Page 25: Lecture Note Akbi Denny Yohana

B = 50/90 x 20.000.000       1,111,111,11         Alokasi Dep Pembantu II   (40,000,000)    A = 40/60 x 40.000.000     26,666,666.7  B = 20/60 x 40.000.000       13,333,333.3         FOH setelah alokasi     63,555,555 36,444,444.4normal capasity     20000 10000FOH Rate     3177.78 3644,44         

Aljabar

P1 = 20.000.000 + 0.4 P2

P2 = 40.000.000 + 0.1 P1

P1 = 20.000.000 + 0.4 P2

P1 = 20.000.000 + 0.4 ( 40.000.000 + 0.1 P1)

P1 = 20.000.000 + 16.000.000 + 0.04 P1

P1 - 0.04 P1 = .36.000.000

0.96 P1 = 36.000.000

P1 = 37.500.000

P2 = 40.000.000 + 0.1 P1

= 40.000.000 + 0.1 ( 37.500.000)

P2 = 40.000.000 + 3.750.000

P2 = 43.750.000

Keterangan P1 P2 A B Total

Anggaran BOP 20.000.000 40.000.000 28.000.000 12.000.000 100.000.000Alokasi BOP 0,4 P2        

Dep I 37.500.00010% x 37.500 40% 50%  

  -37.500.000 3.750.000 15.000.000 18.750.000      43.750.000                 Dep II     -43.750.000 40% 20%        17.500.000 8.750.000FOH setelah Alokasi       60.500.000 39.500.000Tarif Mesin       20.000 10.000Tarif FOH       3025 3.950           

Page 26: Lecture Note Akbi Denny Yohana

2.Berikut adalah data yang terdapat pada perusahaan Andalas sebuah perusahaan dengan 3 depart jasa A, B, C, dan 2 depart produksi X , Y.

Departement Tarif BOP Depart. A Depart. B Depart. CA 780      B 855 200    C 450 100 10  Departement 1740 600 200 15X 1275 400 115 2Y   1300 325 27

Dasar pembebanan di departemen produksi jumlah jam mesin depart X 800, Y 600.Tentukan tariff BOP di masing-masing metode bertahap

Keterangan Jasa Produksi  A B C X Y           Anggaran BOP 780 855 450 1740 1275Alokasi BOP Dept A -780        Deprt A          200/1300 x 780   120 60 360 240    975 510    Alokasi BOP dept B   -975      Dept B          10/325 x 975     30 600 345      540    Alokasi BOP dept C     -540    Dept C          15/27 x 540       300 240        3000 2100Tarif Mesin       800 600Tarf FOH       3,75 3,5           

ANALISIS VARIANCE

Variance adalah selisih yang terjadi antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya

terjadi dalam proses produksi.

Variance ada beberapa macam

Variance pengeluaran = variance FOH

Capacity variance = membandingkan kapasitas normal dengan kapasiatas actual

Jk KN KA = Unfovarable

KN KA = Fovarable

Page 27: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Berikut ini adalah hasil survey yang dilakukan PT. Andalas untuk Tahun 2005.

 Estimated Cost Estimasi Square Direct Machine

  of Mat. ReQLabour Hours Fortage Labour Hours

           Material Handing - - 15.140 - -Repair dan Maintenance 30.000 - 9.460 - -Building dan Ground 25.500 5.000 - - -Assembly 33.000 1.100 40.000 157.500 2.140Treating 42.000 2.300 30.000 22.500 4.500  130.500 8.400 94.600 180.000 6.640

Keterangan V/F SD PD

MH RM BG A T

             

Direct Cost            

Indirect Labour V 8.400 6.780 3.810 10.064 1.746

Dept. of Equitment F 16.260 13.935 17.615 24.590 24.100

Total direct Dept. Cost   24.660 20.715 21.425 34.654 25.846

Indirect Cost and Allocation            

Electricity ( KWH) V 8.840 9.535 9.925 57.600 48.900

Superitendance ( No of) F 10.000 6.000 4.000 20.000 30.000

Total Dep. Indirect Cost   18.840 15.535 13.925 77.600 78.900

Total Dep. Overhead Cost   43.500 36.250 35.350 112.254 104.746

Total Variable Deprt. Cost   17.240 16.315 13.735 67.664 50.646

Total Fixed Deprt. Cost   26.260 19.935 21.615 44.590 54.100

FOH actual Ass departemen $ 160.000

FOH actual Treating Departemen $ 140.000 for 4000 hours

Direct labour cost paid for $ 150.000

Cost allocation Basis / Alokasi Application Base / Pemebebanan

MH = Cost of material Used Assembly Deprt = Direct Labours Cost

Page 28: Lecture Note Akbi Denny Yohana

RM = Service hours Treating Deprt = Machine Hours

BG = Occopied Floor space

* Spending variance adalah total actual overhead cost – ( fixed rate x normal) Capacity – variance rate x actual capacity

* Capacity variance adalah fixed rate x ( actual capacity - normal capacity )

Keterangan SD PD

MH RM BG A T

           

Total FOH before allocation 43.500 36.250 35.350 112.254 104.746

SD Allocation -43.500        

Depart. MH 0        

3000/75000 x $ 43.500       19.140  

42.000/75000 x $ 43.500         24.360

    -36.250      

Depart. RM   0      

1.100/3400 x $ 36.250       11.728  

2300/3400 x $ 36.250         24.522

    -35.350      

Depart. BG   0      

40000/70000 x $ 35.350       20.200  

30000/70000 x $ 35.350         15.150

           

Total OH ofter allocation 0 0 0 163.322 168.778

* Fixed OH       -44.590 -54.100

* Variable OH       118.732 114.678

Application Based          

* Direct Labour Cost       157.500  

* Machine hours         4.500

Total OH Rate       1,04 =104 % 37.5

* Variable OH rate       0,76 =76 % 25.5

* Fixed OH Rate       0,28 =28 % 12

           

Page 29: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pencatatan

1. pembebanan FOH ke produk

WIP Inv - Depart Assembly 156.000

WIP Inv - Dapert. Treating 150.000

FOH applied - Depart Asembly 156.000

FOH applied - Dapert Treating 150.000

FOH applied = rate x actual capacity

Assembly = 1,04 x 150.000 = 156.000

Treating = 37,5 x 4.000 = 150.000

2. mencatat FOH actual

FOH control - depart. Assembly 160.000

FOH control - Depart Treating 140.000

Any credited account 300.000

3. menutup FOH

FOH applied - Depar. Assembly 156.000

FOH applied - Deper. Treating 150.000

FOH variance – Depar. Assembly 4.000

FOH variance – Depar. Treating 10.000

FOH control – Depar. Assembly 160.000

FOH control – Depar. Treating 140.000

Treating actual = $ 140.000 Assembly actual = $ 160.000

Applied = 150.000 Applied = $ 156.000

$10.000 (F) $ 4.000 ( U)

ANALISIS VARIANCE

Tujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa Mampu menghitung variance bahan baku, tenaga kerja dan BOP2. Mahasiswa Mampu menjurnal variance yang terjadi

Page 30: Lecture Note Akbi Denny Yohana

 Assembly Treating 

Spending variance 160.000 140.000

(-) Budget fixed FOH -44.590 -54.100

Actual variable FOH 115.410 85.900

Budget FOH (variable ratex act

capacity)    

( 0,76 x $ 150.000 ) 114.000 102.000

Spending variance 1.410 16.100

     

Capacity Variance    

Fixed rate ( NC - AC )    

( 0,28 x ( 157.500 - 150.000)  

12 x ( 4500 -

4000 )

0,28 ( 7500) 2.100 6.000

Total FOH variance 3.510 10.100

     

2. mencatat variance BOP

FOH variance - Terating Depar 10.100

Spending variance - Assembly 1.410

Capacity variance - Assembly Depar 2.100

Capacity variance - Treating Depar 6.000

FOH variance - Assembly Depar 4.000

Spending variance - Treating Depar 16.100

3. menutup FOH variance

spending variance - Treating depart 16.100

spending variance - Assembly Depar 1.410

capacity variance - Aseembly Depar 2.100

capacity variance - Treating Depar 6.000

cost of good sold

Page 31: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pemisahan FOH Rate

Ex : FOH rate

Depar. A = $ 31.500 = $ 3,15 / jam mesin

10.000

Depar. B = $ 41.500 = $ 8,3 / unit

5000

FOH Fixed Depar. A $ 10.000, FOH Fixed Depar B $ 12.000

Depar. A = FOH Fixed = $ 10.000 = $ 1

10.000

FOH variable = $ 21.500 = $ 2,15

10.000

Depar. B = FOH Fixed = $ 12.000 = $ 2,4

10.000

FOH variable = $ 29,500 = $ 5.9

10.000

FOH variance Analysis

Contoh : kapasitas yang sesungguhnya

Depar. A = 9.800 jam , Depar B = 5.100 unit

FOH actual untuk periode yang bersangkutan

Depar A = $ 34.000 , Depar B = $ 43.000

$ 34.000 - $ 10.000 = $ 24.000

$ 42.000 - $ 12.000 = $ 30.000

1) Spending Variance

Keterangan Depar. A Depar. B

Page 32: Lecture Note Akbi Denny Yohana

     

FOH actual (variable) $ 24.000 $ 34.000 $ 30.000

FOH applied (variable) ( 3,15 x 9800) ( 5,9 x 5100)

2, 15 x 9800 jam $ 21.070 $ 30.870 $ 30.090

$ 2.930 $ 3.130 $ 90

     

2) Capacity variance

KN = 10.000 jam 5000 unit

Ksg = 9.800 5.100

= 200 jam x 1 100

$ 2,4 x ( 100 x 2,4)

$ 240

Jurnal Umum

No Keterangan D K

       

a.

mencatat pembeban

FOH      

  WIP Dept. A   $ 30.870  

  WIP Dept. B   $ 42.330  

    FOH applied Dept. A   $ 30.870

    FOH applied Dept. B   $ 42.330

         

B mencatat FOH control    

  FOH control depar. A $ 34.000  

  FOH control depar. B $ 42.000  

    Any credited Account   $ 76.000

         

c. menutup FOH applied    

  FOH applied depar. A $ 30.870  

  FOH applied depar. B $ 42.330  

  Overhead spending variance Dep. A $ 2.930  

  Capacity variance Dep.A $ 200  

Page 33: Lecture Note Akbi Denny Yohana

    FOH control Dep.A   $ 34.000

    FOH control Dep.B   $ 42.000

   

Spending variance

Dep.A   $ 90

   

Spending variance

Dep.B   $ 240

         

d. menutup variance    

  Spending variance Dep.A $ 90  

  Spending variance Dep.B $ 240  

  Cost of good sold $ 2800  

   

Spending variance

Dep.A   $ 2930

   

Capacity variance

Dep.A   $ 200

         

Pertemuan 6 JOB ORDER COSTING

Tujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa Mampu membedakan metode pengumpulan biaya produksi2. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan job order

JOB ORDER COSTING

Job order costing adalah sauatu metode pengumpulan biaya produksi yang didasarkan pada pesanan

pekerjaan bukan pesanan pelanggan.

Contoh perusahaan yang menggunakan job order:

- perusahaan manufacture contoh : catering, percetakan.

- Jasa contoh : salon, laundry, penjahit

Karateristik perusahaan yang menggunakan JOC

1. perusahaan akan bekerja jika ada order

2. specific product ditentukan untuk konsumen.

3. produk yang dihasilkan relative heterogen/ berbeda

Page 34: Lecture Note Akbi Denny Yohana

4. pabrik bekerja terputus-terputus.

5. tujuan perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan bukan untuk

memenuhi srock barang jadi di gudang.

Karakterisrik metode

1. biaya produksi terbagi 2 biaya langsung dan tidak langsung

2. untuk biaya langsung yang digunakan adalah biaya yang sesungguhnya dikeluarkan sedangkan

untuk biaya tidak langsung yang diperhitungkan adalah biaya yang ditetapkan dimuka

berdasarkan tariff.

3. harga pokok produksi dihitung setiap order sudah diselesaikan (tidak harus pada akhir bulan)

4. harga pokok per unit dapat dihitung sbg:

Cost / unit = total production cost

Total unit yang diselesaikan

5. untuk memudahkan perhitungan dan pengumpulan biaya produksi perusahaan menggunakan job

order cost sheet.

Kartu Biaya Pasanan   PT. Ganjil 05 Job No. 101Jl. Tgl order Fax Tgl selesaiEmail Jmh order   Direct material cost direct labour cost

FOH aplliedTgl unit hrg/unit jml tgl

jam krj tarif/jam jmh

                 29/.3 50 10000 500.000 3/.3 70 3000 210.000 Berdasarkan tarif 20003/.4 120 10000 1.200.000 5/.4 80 3000 240.000 150 jam x 20007/.4 10 10000 100.000          

      1.800.000       450.000 300.000                 

Contoh soal. Buku rayburn soal 6-15

Jurnal

a. WIP Rp 1.800.000

Row material Rp 1.800.000

Page 35: Lecture Note Akbi Denny Yohana

b. WIP Inventory Rp 450.000

Payroll cost Rp 450.000

c. Payroll Cost Rp 450.000

Cash Rp 450.000

d. Wip Inventory Rp 300.000

FOH applied Rp 300.000

e. Finished good Rp 2.550.000

Wip Inventory Rp 2.500.000

Mencatat jurnal untuk job order costing:

1) untuk mencatat pembelian bahan

direct material inventory. xx

factory supplier inv xx

cash xx

2) untuk mencatat pengurangan bahan / pemakaian bahan

WIP xx

Factory overhead control xx

Direct material inv. Xx

3) untuk mencatat biaya gaji

Payroll xx

Account payable xx

4) untuk mencatat distribusi gaji

work in process inv. ( TKL) xx

factory overhead control ( TKTL) xx

Payroll xx

5) untuk mencatat FOH applied

WIP xx

FOH applied xx

Page 36: Lecture Note Akbi Denny Yohana

6) mencatat barang jadi

Finished good xx

WIP xx

7) mencatat biaya

FOH control xx

Any credited control xx

8) menutup FOH applied

FOH applied xx ( kalau laba)

OH variance xx

FOH control xx

OH variance xx (kalau rugi)

FOH applied xx

FOH control xx

Tgl Keterangan D K

         

2/.1 Direct material inventory $ 3000  

  reperasi supply $ 1800  

  factory supply $ 200  

  cash Cash   $ 5000

         

4/.1 Work in process inventory    

    job No 1 – 200 $ 200  

    job No 2 – 300 $ 300  

    job No 3 – 1000 $ 1000  

  FOH control $ 1500  

    direct material   $ 1500

    reperasi supply   $ 1500

         

10/.1 a) Payroll Cost $ 450  

    cash/ account payable   $ 450

Page 37: Lecture Note Akbi Denny Yohana

  WIP - job ! $ 450  

    Payroll Cost   $ 450

  b) WIP - Job ! ( 230x8= 1840) $ 1840  

    FOH applied   $ 1840

  C) Finish good - Job 1 $ 7240  

    work in process   $ 7240

         

16/.1 FOH control $ 1400  

    rent expence   $ 700

    insurance expence   $ 500

    celinious expence   $ 200

         

19/.1

Work in process inventory Job

2 $ 307  

  WIP Job 3 $ 116  

  FOH control $ 80  

    direct material   $ 423

    Factory supplies   $ 80

         

20/.1 Account receivable $ 7500  

    Sales   $ 7500

         

24/.1 Cost of good sald $ 7240  

    finished good inv. Job !   $ 7240

  Payroll cost $ 345  

    cash/ account payable   $ 345

  WIP - Job 2 $ 345  

    Payroll Cost   $ 345

  WIP - Job 2 ( 202 x 8 = 1616) $ 1616  

    FOH applied   $ 1616

  Finished Good - Job 2 $ 4418  

    WIP - Job 2   $ 4418

         

31/.1 Payroll cost $ 475  

    arceved payroll   $ 475

  WIP - Job 3 $ 225  

Page 38: Lecture Note Akbi Denny Yohana

  FOH control $ 250  

    Payroll Cost   $ 475

         

31/.1 WIP - Job 3 ( 70 x 8 = 560) $ 560  

    FOH applied   $ 560

         

31/.1 FOH Control $ 775  

    Depreciation expence   $ 775

         

31/.1 FOH applied $ 668  

    FOH control   $ 4005

    FOH variance   $ 2670

  FOH variance $ 2670  

    cost of good sold   $ 2670

         

Saldo Persediaan Barang dlm Proses (WIP)

JOB No. 3

Row material ( 570 + 1000 + 116) 1686

Direct labour ( 280 + 225) 505

FOH applied ( 600 + 560) 1160

3351

Page 39: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pertemuan 7

JOB ORDER COSTING

Tujuan Pembelajaran:

1. Mahasiswa Mampu membedakan metode pengumpulan biaya produksi

2. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan

3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan job order

soal 2

101 = PT. Rajawali

102 = PT. Sinar Terang

2 Dept = pembentukan

Penyelesaian

1. Pembelian bahan langsung

Direct material inventory 37.000.000

Cash / account payable 37.000.000

2. WIP – Dept pembentukan Job 101 1.875.000

Page 40: Lecture Note Akbi Denny Yohana

WIP – Dept pembentukan Job 102 225.000

Direct material inv. 2000.000

FOH control – dept penyelesaian 50.000

Indirect material inv. 50.000

3. Payroll Cost 3.300.000

Cash 3.300.000

Distribusi beban upah dan gaji

Wip dept. pembentukan Job 101 1.550.000

Wip dept. penyelesaian Job 101 350.000

Wip dept. pembentukan Job 102 750.000

Wip dept. penyelesaian Job 102 100.000

FOH control Dep. Pembentukan 550.000

Payroll cost 3.300.000

Payroll cost 275.000

Cash 275.000

WIP dept. penyelesaian Job 102 200.000

FOH control Dep. Peny 75.000

Payroll cost 275.000

4. FOH control Dep. Pembentukan 1.550.000

Insurance exp 1.200.000

Depart expe 150.000

Tax exp 200.000

5. FOH applied bag. Pembentukan = 100 %

Penyelesaian = 50 %

a. WIP Dept. pembentukan Job 101 1.550.000

WIP Dept. pembentukan Job 102 750.000

FOH applied 2.300.000

Page 41: Lecture Note Akbi Denny Yohana

b. WIP Dept. penyelesaian Job 101 350.000 x 50 %

WIP Dept. penyelesaian Job 102 100.000 x 50 %

WIP Dept. penyelesaian Job 102 200.000 x 50 %

FOH applied ( 650.000 x 50 % )

( 650.000 x 50 % = 325.000)

6. Finished Good Job 101 5.500.000

WIP Job 101 5.500.000

Finished Good Job 102 2.175.000

WIP Job 102 2.175.000

Soal quiz

PT. Kayujati memproduksi 4.000 tempat duduk selama setahun, tempat duduk ini dijual dengan harga

perunit Rp. 80.000. Pada Awal tahun digudang terdapat 600 unit tempat duduk, pada akhir tahun terdapat

800 unit tempat duduk. Catatan akuntansi PT. Kayujati menyediakan informasi berikut ini:

pembelian bahan bakuRp. 64,000,000

persediaan bahan baku, 31 desember 20089,360,000

persediaan bahan baku, 31 desember 200913,360,000

tenaga kerja langsung40,000,000

tenaga kerja tidak langsung8,000,000

sewa bangunan pabrik8,400,000

penyusutan bangunan pabrik12,000,000

biaya utilitas pabrik2,391,200

gaji supervisor penjualan18,000,000

komisi penjual36,000,000

biaya adm & umum60,000,000

Persediaan barang dalam proses, per 31 desember 20082,608,000

Persediaan barang dalam proses, per 31 desember 20092,999,200

persediaan barang jadi, per 31 desember 2008 16,000,000

Page 42: Lecture Note Akbi Denny Yohana

persediaan barang jadi, per 31 desember 200922,820,000

Diminta:

Siapkan laporan harga pokok produksi

siapkan lapaoran laba rugi

Pertemuan 9

PROCESS COSTING

Tujuan Pembelajaran:

1. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi secara proses

2. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan proses costing

PROSES COSTING

Budget/ anggaran

Adalah rencana yang dinyatakan secara kuantitatif biasanya dalam bentuk untuk moneter yang meliputi

seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

Proses costing

tidak menunggu pesanan, tetapi perusahaan berproduksi sesuai budget penjualan.

pabrik bekerja secara terus-menerus dan dalam jumlah besar (massa produksi).

Page 43: Lecture Note Akbi Denny Yohana

spesifikasi teknis produk sepenuhnya ditentukan untuk produsen.

produk yang dihasilkan relative homogen pada industri yang sama.

Proses costing

Adalah suatu metode untuk menghitung harga produk apabila perusahaan menghasilkan

produk secara terus – menerus dalam jumlah yang banyak.

Karakteristik metode proses costing

1. biaya produksi terdiri direct cost dan indirect cost.

2. seluruh biaya produksi direct cost dan indirect cost (FOH)

digunakan adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan (actual cost).

3. HPP cos/ unit = production cost

Ekuivalen unit

4. Lap. HPP dibuat setiap akhir periode.

Persoalan

a. 1 departemen

b. Lebih dari 1 departemen.

c. Perlakuan akuntansi untuk beginning WIP / awal.

Dengan metode – weighted product/ rata-rata tertimbsng

- FIFO

d. perlakuan akuntansi untuk sparted product / rusak

e. perlakuan akuntansi untuk defectif product/ cacat.

f. perlakuan akuntansi untuk unit 105,5 (produk hilang)

g. perlakuan akuntansi atas tambahan bahan baku pada depart. lanjutan.

Page 44: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Unit ekuivalen.

Suatu jumlah / tingkatan produksi yang dinyatakan dalam ukuran produk selesai dengan rumus :

Unit ekuivalen = produk yang selesai ditransper (+) produk dalam akhir periode (x)

Tingkat penyesaian yang sudah dinikmati

A. contoh direct material 980 + 20 x 90 % = 998

direct labour 980 + 20 x 80 % = 996

FOH 980 + 20 X 60 % = 992

BB = BBB,BTKL,FOH 1000 unit = barang jadi 980 unit

BBB = 90 % biaya 7984

BTKL = 80 % 6972

FOH = 60 % 4960

PT. WIJAYACost of Production Report

For The Mounth Ended Jan, 31, 2006A. Sekdul Kuantitas

Unit put in process 1000 unitTransper ke gudang 980Ending WIP ( 90%, 80%, 60%) 20 1000 unit

B. Cost to be applied Total cost UE Cost/unitDMC 7984 998 $ 8DLC 6972 996 $ 7FOH 4960 992 $ 5

19.916 20 unit

C. Cost accountedfor1. cost of finished good transper for ware house

Page 45: Lecture Note Akbi Denny Yohana

980 x $ 20 = 19.6002. Cost of ending WIP ( 20 unit) DMC = ( 20 x 90 % x $ 8 ) = 144 DLC = ( 20 x 80 % x $ 7 ) = 122 FOH = ( 20 x 60 % x $ 5 ) = 60 316 19.916

Cost of production report

1. prepare quantity schedule

2. calculate quivalen unit

3. calcute cost per unit

4. distribute all cost and account for all cost.

JurnalPemakaian bahan baku

WIP Inv. 19.916DMC 7.984Payroll 6.972FOH applied 4.960

Produk yang sudah selesaiFinished inv. 19.600

WIP inv. 19.600

Lebih dari 1 Departement

BB = Dep. A = 1000 = 20 unit ( 90 %, 80%, 60%)

Dep.B = 980 = 30 unit ( 100%, 70%, 40%)

Gudang = 950 unit

UE = DMC = 950 + ( 30 x 100 % ) = 980

DLC = 950 + ( 30 x 70 % ) = 971

FOH = 950 + ( 30 x 40 % ) = 962

Selama bulan januari biaya produksi sbb:

Page 46: Lecture Note Akbi Denny Yohana

DMC = 4900

DLC = 2913

FOH = 1924

PT. WIJAYACost of Production Report Finishing Departement

A. Sekdul KuantitasUnit transfer from Dep.A 980 unitTransper ke gudang 950Ending WIP ( 100%, 70%, 40%) 30 980 unit

B. Cost to be applied Total cost UE Cost/unitCost of finishing good Dep.A $ 19600 980 $ 20DMC $ 4900 980 $ 5DLC $ 2913 971 $ 3FOH $ 1924 962 $ 2

$ 29.337 $ 30

D. Cost accountedfor1. cost of finished good transper for ware house 950 x $ 30 = 28.5002. Cost of ending WIP ( 30 unit) Cost of finished good Dep.A ( 30x 20) = 600 DMC = ( 30 x 100 % x $ 5 ) = 150 DLC = ( 30 x 70 % x $ 3 ) = 63 FOH = ( 30 x 40 % x $ 2 ) = 24 837

Page 47: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Total cost account for 29.337

Pertemuan 10PROCESS COSTING (perlakuan Terhadap PDP awal)

Tujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa Mampu menjelasakan metode pengumpulan biaya produksi secara proses2. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan proses costing

B. Perlakuan Akuntansi untuk BOP awal

1. Weighted average

Apabila perusahaan memilih metode weighted average maka perlakuan akuntansinya sebagai

berikut :

2. pabrik dianggap mengolah BDP awal bersaman dengan produk yang dimasukkan ke

dalam proses periode bersangkutan.

3. HPP yang terkandung dalam ADP awal dapat digabungkan dengan biaya produksi untuk

produk yang dimasukkan periode yang bersangkutan.

4. unit equivalent dihitung sbb:

Page 48: Lecture Note Akbi Denny Yohana

produk selesai ditransper + ( PDP akhir x tingkat penyelesaian)

5. perhitungan HPP yang selesai dan ditransper ke dapert berikutnya tidak perlu dipisah

antara harga pokok PDP awal dengan biaya produksi periode yang bersangkutan.

2. Metode FIFO

1. pabrik dianggap menyelesaikan PDP awal terlebih dahulu baru kemudian akan

menyelesaikan produk yang masuk dalam proses periode yang bersangkutan.

2. HP yang terkandung pada PDP awal harus dipisah dengan biaya produksi periode yang

bersangkutan.

3. unit equivalent dihitung dengan :

UE = produk selesai ditarnsper (PDP akhir x tkt penye)–(PDPawalx Tk Peny).

4. harga pokok yang ditransper ke depart berikutnya harus dihitung dengan rinci dan

dipisahkan antara HP BDP awal dengan harga pokok untuk produk periode yang

bersangkutan dengan cara:

a. menghitung harga pokok yang terkandung pada BPD awal

b. menghitung tambahan iaya yang diperlukan untuk menyelesaikan BDP awal.

c. Menghitung harga pokok produk selesai pada periode bersangkutan.

Contoh:

Februari 2006

Page 49: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Gudang = 950 Unit.

a. Weighted Average

Unit ekuivalen

Depart. A

BBB = 1100 + ( 120 x 100 % ) = 1.220

BTKL = 1100 + ( 120 x 70 % ) = 1.184

BOP = 1100 + ( 120 x 80 % ) = 1.196

Depart. B

BBB = 950 + ( 180 x 100 % ) = 1.220

BTKL = 950 + ( 180 x 60 % ) = 1.184

BOP = 950 + ( 180 x 70 % ) = 1.196

b. FIFO

Unit ekuivalen

Depart. A

BBB = 1100 + ( 120 x 100 % ) – ( 20 x 90 %) = 1.202

BTKL = 1100 + ( 120 x 70 % ) – ( 20 x 80 % ) = 1.168

BOP = 1100 + ( 120 x 80 % ) – ( 20 x 60 % ) = 1.184

WIP beginning 20 unit = $ 316( 90%, 20%, 60%) 1200 unitBBB = $ 24.256BTKL = $ 11.728BOP = $ 5.920WIP ending = 120 unit ( 100%, 70 %, 80%)

WIP beginning 30 unit = $ 837( 1000%, 70%, 40%) 1100 unitBBB = $ 16.800BTKL = $ 8.401BOP = $ 5.356WIP ending = 180 unit ( 100%, 60 %, 70%)

Page 50: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Depart. B

BBB = 950 + ( 180 x 100 % ) – ( 30 x 100 %) = 1.100

BTKL = 950 + ( 180 x 60 % ) - ( 30 x 70 %) = 1.037

BOP = 950 + ( 180 x 70 % ) – ( 30 x 40 %) = 1.064

PT. WIJAYACost of Production Report

For The Mounth Ended Feb, 28, 2006        Weighted averageA. Quantity Schedule  Beginning Wip ( 90%, 80%, 60% ) 20 unit  Unit put in process 1200 unit    1220 unit  unit transpered to dept.B 1100 unit  ending Wip ( 100 %, 70%, 80%) 120 unit    1220 unit     B. Cost to be applied  

 Beginning

WIPProduction

cost Total UE cost/unitDMC $ 144 + $ 24,256 $ 24.400 1220 $ 20DLC $ 112 + $ 11.728 $ 11.840 1184 $ 10FOH $ 60 + $ 5.920 $ 5.980 1196 $ 5

      $ 42.220   $ 35   C. Cost account for  

Page 51: Lecture Note Akbi Denny Yohana

1. cost of unit transpered to depart. B    $ 35 x 1100 unit $ 38.5002. cost of ending WIP ( 120 unit )  

DMC = ( 120 x 100 %) x $ 20 = $ 2.400  DLC = ( 120 x 70 %) x $ 10 = $ 840  FOH = ( 120 x 80 %) x $ 5 = $ 480  

  $ 3.720  Total cost accounted for $ 42.220           

PT. WIJAYACost of Production Report

For The Mounth Ended Jan, 31, 2006

       Weighted average

A. Quantity Schedule  Beginning Wip ( 100%, 70%, 40% ) 30 unit  Unit received Dept. A 1100 unit    1130 unit  unit transpered to ware house 950 unit  ending Wip ( 100 %, 70%, 80%) 180 unit    1130 unit     B. Cost to be applied  

 Beginning

WIPProduction

cost Total UE cost/unitCost for preceding dept $ 600 + $ 38.500 $ 39.100 1130 $ 34.60

DMC $ 150 + $ 16.800 $ 16.950 1130 $ 15DLC $ 63 + $ 8.401 $ 8.464 1058 $ 8FOH $ 24 + $ 5.356 $ 5.380 1076 $ 5

      $ 69.894   $ 62.60

Page 52: Lecture Note Akbi Denny Yohana

   C. Cost account for  1. cost of unit transpered to ware house    950 x $ 62,60 $ 59.4702. cost of good WIP ( 180 unit )  

Cost from preceding depar = 180 x 34,60 = 6228DMC = ( 180 x 100 %) x $ 15 = $ 2.700  DLC = ( 180 x 60 %) x $ 8 = $ 864  FOH = ( 180 x 70 %) x $ 5 = $ 630  

  $ 10.404  Total cost accounted for $ 69.874           

Jurnal = Wip in Depart. A $ 41.904Row material inv. $ 24.256Payroll $ 11.728FOH applied $ 5.920

WIP inv Depart B $ 38.500WIP inv Depar A $ 38.500

Wip inv. Depart B $ 30.557Row material inv. $ 26.800Payroll $ 8.401FOH applied $ 5.356

Finished good inv $ 59.470WIP inv. Depart B $ 59.470

PT. WIJAYACost of Production Report

For The Mounth Ended Feb, 28, 2006        F I F OA. Quantity Schedule  Beginning Wip ( 90%, 80%, 60% ) 20 unit  Unit put in process 1200 unit    1220 unit  unit transpered to dept.B 1100 unit  ending Wip ( 100 %, 70%, 80%) 120 unit    1220 unit     B. Cost to be applied    Total UE cost/unit  cost of beginning WIP $ 316  Production cost for corrent periode  

DMC $ 24.256 1202 20,18  DLC $ 11.728 1168 10,04  FOH $ 5.920 1184 5  

  $ 41.904    

Page 53: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Total cost to be applied $ 42.220 35,22     C. Cost account for  1. cost of unit transpered to depart. B ( 1100 unit)    $ 35 x 1100 unit  a. cost of beginning WIP $ 316  b. Additional cost to complete   Beginning WIP ( 20 unit)  

DMC = ( 20 x 10 %) x $ 20,18 = 40,36  DLC = ( 20 x 20 %) x $ 10,04 = 40,16  

FOH =( 20 x 40 %) x $ 5 = 40  

c. cost of unit transpered for current periode   ( 1100 unit - 20 unit ) x $ 35.22 38.037,60   cost of unit transpered to Depart B 38.474,12     2. cost of ending WIP ( 120 unit )  

DMC = ( 120 x 100 %) x $ 20,18 = $ 2.421,6  DLC = ( 120 x 70 %) x $ 10,04 = $ 843,36  FOH = ( 120 x 80 %) x $ 5 = $ 480  

  3.744,96    Total cost accounted for 42.219,08             

PT. WIJAYACost of Production Report

For The Mounth Ended Feb, 28, 2006        F I F OA. Quantity Schedule  Beginning Wip ( 100%, 70%, 50% ) 30 unit  unit received from depar A 1100 unit    1130 unit  unit transpered to ware house 950 unit  ending Wip ( 100 %, 60%, 70%) 180 unit    1130 unit     B. Cost to be applied    Total UE cost/unit  cost of beginning WIP $ 8,37  cost from procesing depart $ 38.474,12 1100 34.976  

DMC $ 16.800 1100 15.273  DLC $ 8.401 1037 8.101  FOH $ 5.356 1064 5.034  

Total cost to be applied $ 69.868,12 62.384     

Page 54: Lecture Note Akbi Denny Yohana

C. Cost account for  1. cost of unit transpered to ware house B ( 950 unit)   a. cost of beginning WIP $ 837   b. Additional cost to complite   Beginning WIP ( 30 unit)  

DMC =( 30 x 0 %) x $ 15.273 = 0  

DLC = ( 30 x 30 %) x $ 8.101 = 72.909  FOH = ( 30 x 60 %) x $ 5.034 = 90.612  

  $ 163,521    $ 1000,521     

c. cost of unit transpered for current periode   ( 950 unit - 30 unit ) x $ 63.384 $ 58.313,28   cost of unit transpered to ware house $ 59.313,801     2. cost of ending WIP ( 180 unit )  cost from preceding depar ( 180 x $ 34.976) = $ 6295,68  

DMC = ( 180 x 100 %) x $ 15.273 = $ 2.749,14  DLC = ( 180 x 60 %) x $ 8.101 = $ 874,908  FOH = ( 180 x 70 %) x $ 5.034 = $ 634.284  

  $ 10554,012    Total cost accounted for $ 69867,813             

Pertemuan 11

PROCESS COSTING (perlakuan Terhadap Produk cacat dan rusak)

Tujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi secara proses2. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan proses costing3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi jika terdapat produk rusak dan cacat.

Kerjakan soal berikut dan lengkapi dengan jurnal yang diperlukan:

Hatta adalah seorang akuntan yang bekerja di PT. Kirana, perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur,

tugasnya adalah membuat laporan biaya produksi departemen Z, yaitu departemen produksi terakhir di PT. Kirana.

Hari ini Hatta harus menyerahkan

laporannya. Tetapi satu jam sebelum laporannya diterima di meja bos, kopinya

Page 55: Lecture Note Akbi Denny Yohana

tumpah membasahi kertas laporan dan ada beberapa item yang terbaca. Bantulah Hatta melengkapi data tersebut.

Metode Penilaian persediaan yang digunakan Adalah Metode fifo. Buatkan jurnal yang diperlukan

PT. KIRANA

Laporan Biaya Produksi Departemen Z

untuk periode yang berakhir 30 juni 2010

a. Skedul kuantitas

BDP awal (100% bb, 40 bk) ?

unit diterima dari dept. Sebelumnya 5100 6100

unit ditransfer ke gudang 5300

unit hilang awal proses 200

unit rusak tidak normal ?

BDP akhir (100% bb, 30%) 500 ?

b. Biaya dibebankan

Total Ue hp/unit

biaya BDP awal 400,000

Biaya dari dept sebelumya ? ? ?

unit hilang   200  

biaya setelah penyesuaian ? ? 345.3304

Biaya bahan baku ? ? ?

biaya konversi ? 5,150 ?

biaya dipertanggungjawabkan

1) biaya produk selesai

a) biaya bdp awal 400,000

biaya penyelesaian bdp awal ?

hp pdp awal ?

b) biaya produk periode ini ?

 total hp produk yang ditransfer ke gudang ?

c) harga pokok produk rusak 66,591.6895

d) harga pokok BDP akhir

Page 56: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Biaya dari dept sebelumnya ?

Biaya Bahan baku ?

Biaya konversi 17475.7282H.pokok BDP Akhir  Total Biaya yang dipertanggungjawabkan 3,692,119

Jawaban:

PT. KIRANA

Laporan Biaya Produksi Departemen Z

untuk periode yang berakhir 30 juni 2010

A. Quantity schedule

beg wip (100%, 40%) 1000

unit receive from 5100 6100

units transfered to ware house 5300

lost unit beginning 200

spoiled unit abnormal 100

wip anding (100%,30%) 500 6100

Page 57: Lecture Note Akbi Denny Yohana

B. Cost to be applied

Total Ue cost/unit

Wip 400000

cost from dept perakitan 1692119 5100 331.7880

lost unit 200

adjusted 1692119 4900 345.3304

Rm 1000000 4900 204.0816

Cc 600000 5150 116.5049

3692119 665.9169

cost accounted for

cost unit complete

cost beg wip 400000.0000

add cost cc= 1000*60%*1153,846 69902.9126

current= 5300-1000*1707,51 2863442.6493

cost/unit628.93312

5 3333345.5619

spoiled unit 66591.6895

end wip

cost from dept perakitan 172665.2041

Rm 102040.8163

Cc 17475.72816

3692119

Page 58: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pertemuan 12, 13

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS (Activity Based Costing)

Latar Belakang

Penggunaan Activity Based Costing akan sangat membantu perusahaan karena memberikan

informasi yang lebih akurat mengenai harga pokok konstruksi sehingga dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan yang bijaksana bagi perusahaan.

Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan

pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu dimana ketiganya adalah

pedoman menuju arah strategis semua organisasi bisnis. Semakin derasnya arus teknologi dan informasi,

menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut

Page 59: Lecture Note Akbi Denny Yohana

dalam persaingan global. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam

bisnis global ini adalah dengan mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas

produk dan meningkatkan kemampuan untuk memberi respons terhadap berbagai kebutuhan pelanggan.

Dengan demikian, agar perusahaan dapat mengelola usahanya dengan efektif dan efisien membutuhkan

sistem informasi yang sistematik untuk dapat terus bertahan guna menghadapi persaingan global yang

pesat dan kompleks.

Perusahaan jasa khususnya perusahaan jasa konstruksi adalah salah satu yang juga harus bersaing dalam

persaingan global yang semakin lama semakin pesat perkembangannya guna mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan jasa konstruksi adalah perusahaan yang berbeda dengan

perusahaan jasa lainnya. Hal ini disebabkan adanya karakteristik yang khas yaitu terletak pada ukuran

periode akuntansi yang umumnya lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Di lain

pihak, perusahaan harus menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dibutuhkan oleh

perusahaan itu sendiri atau oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam kurun waktu satu tahun atau

satu periode akuntansi.

Melihat kondisi diatas, agar perusahaan jasa konstruksi dapat menyajikan jumlah laba yang

wajar, maka dalam proses penyusunan laporan keuangan perlu melakukan proses mempertemukan

antara pendapatan dan pembebanan biaya-biaya. Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang

sangat penting dalam hal ini. Akuntansi biaya memiliki fungsi untuk menyajikan secara rinci informasi

tentang pendapatan yang diperoleh dengan berbagai biaya sumber daya yang dikonsumsi untuk

menyelesaikan satu pesanan. Salah satu bentuk informasi penting dalam operasi perusahaan antara lain

berupa informasi harga pokok produksi. Yang merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan

manajerial. Harga pokok produksi atau dalam perusahaan jasa konstruksi lebih dikenal dengan istilah

harga pokok konstruksi terdiri dari tiga macam biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead. Perhitungan harga pokok konstruksi yang akurat merupakan hal yang

penting terutama bagi perusahaan jasa konstruksi yang proses produksinya berdasarkan pesanan yang

berbeda-beda. Perhitungan harga pokok konstruksi berkaitan dengan sistem akuntansi biaya yang

digunakan oleh perusahaan.

Dalam functional based system atau sistem tradisional, perhitungan biaya didasarkan asumsi

bahwa produk individual menyebabkan timbulnya biaya. Dengan asumsi seperti diatas, sistem

tradisional membebankan biaya ke produk berdasarkan konsumsi biaya yang berhubungan dengan

jumlah unit yang diproduksi. Apabila kita menghitung biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga

Page 60: Lecture Note Akbi Denny Yohana

kerja langsung, hal ini tidak menjadi masalah jika menggunakan sistem tradisional. Namun, lain soal

jika kita menghitung biaya overhead. Dalam sistem tradisional, biaya overhead diasumsikan

proporsional dengan dengan jumlah unit yang diproduksi. Namun pada kenyataannya banyak sumber

daya-sumber data atau biaya-biaya yang timbul dari aktivitas-aktivitas yang tidak berhubungan dengan

volume produksi. Sehingga, sistem tradisional tidak lagi sesuai dengan kondisi perusahaan yang

semakin berkembang dari waktu ke waktu, apalagi perusahaan dituntut untuk menyelesaikan pesanan

sesuai dengan permintaan pelanggan yang pasti berbeda antara pelanggan yang satu dengan yang lain.

Sistem tradisional tidak dapat menunjukkan berapa biaya yang sesungguhnya dikonsumsi dalam

tiap pesanan yang dikerjakan oleh perusahaan. Hal ini akan sangat merugikan perusahaan khususnya

perusahaan jasa konstruksi yang mengerjakan berbagai jenis pesanan dari pelanggan yang berbeda-beda.

Alokasi biaya dengan sistem ini mengakibatkan penyimpangan karena tiap pesanan atau produk tidak

mengkonsumsi biaya overhead secara proporsional terhadap unit yang diproduksi. Kondisi seperti ini

mengakibatkan kekeliruan dalam perhitungan harga pokok konstruksi yang berimbas pada strategi

penetapan harga jual, keputusan manajerial yang tepat, alokasi sumber daya yang tidak efektif, bahkan

hilangnya keunggulan kompetitif.

Untuk mengatasi kelemahan sistem tradisional, maka digunakan metode perhitungan biaya

produksi berdasarkan aktivitas atau Activity Based Costing (ABC) yang akan membantu pihak

manajemen untuk mengalokasikan biaya overhead yang lebih akurat. Perhitungan biaya berdasarkan

aktivitas diperkenalkan dan didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat

penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang

memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Dibandingkan dengan

akuntansi biaya tradisional, ABC memiliki penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh.

Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri hanya biaya bahan baku langsung dan biaya

tenaga kerja langsung ke setiap unit output. Tetapi, ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain yang

pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk

memproduksi output. Dengan demikian, penggunaan metode Activity Based Costing ini akan mampu

memberikan informasi harga pokok konstruksi yang lebih akurat.

Activity Based Costing System (ABC System)

Lingkungan teknologi manufaktur maju memerlukan sistem informasi akuntansi yang dirancang

untuk mengelola aktivitas dan mempertahankan keunggulan bersaing. Sistem tersebut dinamakan

Page 61: Lecture Note Akbi Denny Yohana

akuntansi aktivitas (Activity Accounting) atau disebut pulaActivity Based Costing System (ABC System).

Sistem ini juga dapat digunakan untuk menilai kinerja dengan cara-cara yang baru.

Dalam ABC system, aktivitas dianggap sebagai penyebab timbulnya biaya produksi. Namun lebih dari

itu, ABC System juga menekankan pada aspek perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan

oleh manajer.

a. Pengertian Activity Based Costing System

Hongren mendefinisikan ABC Sistem sebagai :”… is a system that first accumulates the costs of each

activity of an organization and then applies the costs of activities to the products, services, or other cost

objects using appropriate cost drivers”. (Charles T. Hongren, Sundem, & Stratton, 1996 : 502)

Secara umum pengertian Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu sistem biaya

yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu

membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan

produk atau jasa tersebut pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan,

pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.

b. Asumsi Dasar Pada ABC System

Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi

akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk

menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal

sebagai berikut:

1. Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur memaksa

manajemen untuk mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective.

2. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead

pabrik dalamproduct cost menjadi dominan.

3. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan manufaktur harus

menerapkan market–driven strategy.

4. Market–driven strategy menuntut manajemen untuk inovatif.

5. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi

memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya yang sangat bermanfaat

dengan cukup akurat.

Page 62: Lecture Note Akbi Denny Yohana

c. Manfaat Activity Based Costing System

1. Memperbaiki kualitas pembuatan keputusan.

2. Menyediakan informasi biaya berdasarkan aktifitas, sehingga memungkinkan manajemen melakukan

manajemen berbasis aktivitas (activity based management).

3. Perbaikan berkesinambungan terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead pabrik.

4. Memberikan kemudahan dalam estimasi biaya relevan.

Klaim Utama yang dilakukan oleh T. Lucy sehubungan dengan ABC yaitu :

a. Biaya produk yang lebih realistik khususnya tersedia dalam pabrik berteknologi manufakturing yang

maju (AMT /Advanced Manufacturing Technology) dimana overhead pendukung merupakan suatu

proporsi yang signifikan dari biaya total.

b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik modern, terdapat sejumlah

aktivitas non unit yang berkembang. ABC memberi perhatian pada semua aktivitas.

c. ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities cause cost), bukan produk dan

produklah yang mengkonsumsi aktivitas.

d. ABC memfokus perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya

dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk.

e. ABC mengakui kompleksitas dari diversitas dari produksi yang modern dengan menggunakan banyak

pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi

(transaction-based) daripada berbasis volume produk.

f. ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang

(long run variable product cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan strategik.

g. ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area tanggung jawab manajerial,

dan juga biaya produk.

h. ABC memberikan tolok ukur keuangan yang berguna (misalnya tarif pemacu biaya /  cost driver

rates) dan tolok ukur non keuangan (misalnya volume transaksi.

d. Keterbatasan Activity Based Costing System

Page 63: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Secara teori ABC system dianggap dapat memberikan informasi dan kinerja yang lebih unggul

dibandingkan sistem akuntansi biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa ABC System dapat

menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa sistem ini merupakan sistem yang

sempurna karena ternyata sistem ini masih memiliki beberapa keterbatasan.

Keterbatasan ABC System ini diantaranya adalah:

(1) Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi

berbagai macam produk dan berada di dalam lingkungan persaingan tertentu.

(2) Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada permasalahan alokasi

atau pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan dan lain-lainnya

tidak menjelaskan bagaimana portfolio atau komposisi produk yang paling optimal.

(3) Secara konseptual penentuan harga pokok berbasis aktivitas mempunyai kelemahan sebagai berikut :

a. Beberapa biaya masih dialokasikan secara arbitrer.

b. Dalam penentuan harga pokok produk masih terdapat penggunaan periode- periode waktu

secara arbitrer.

c. Penentuan harga pokok berbasis aktivitas untuk biaya-biaya pemanufakturan mengabaikan

beberapa biaya yang dapat diidentifikasikan terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok

produk.

(4) Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan biaya-biaya yang dapat

dihindarkan jika suatu produk jasa atau segmen organisasi tertentu dieliminasi.

Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki ABC System masih perlu dipikirkan pemecahannya sehingga

ABC System benar-benar dapat menjadi sistem yang menyajikan informasi biaya yang akurat dan

relevan serta dapat mendukung pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen.

e. Kondisi Yang Diperlukan Dalam Penerapan ABC System

Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC system memberikan banyak manfaat bagi

perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. Ada dua hal mendasar yang

harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan ABC System, yaitu :

1. Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signifikan dari biaya

overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam

pengalokasiannya pada tiap produk.

Page 64: Lecture Note Akbi Denny Yohana

2. Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas- aktivitas

berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika berbagai produk

menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika

cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk.

Jika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau ABC System

membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang produknya

homogen (diversifikasi produknya rendah) dapat menggunakan sistem konvensional tanpa ada

masalah.

f. Penentuan Harga Pokok Dengan Menggunakan ABC System

Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik melalui dua tahap

pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan

antara kedua metode tersebut terletak pada dasar pembebanan (cost driver) yang digunakan. Sistem

akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan satu dasar pembebanan (cost driver) yaitu unit

produksi, sedangkan ABC System menggunakan lebih dari satu cost driver sehingga informasi yang

dihasilkan juga lebih akurat dan teliti.

Tahap-tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada ABC System adalah :

1. Tahap I

a. Biaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai.

b. Biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang homogen.

c. Menentukan tarif untuk masing-masing kelompok (cost pool). Tarif dihitung dengan cara

membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran aktivitas yang dilakukan.

Tarif pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya (cost driver).

2. Tahap II

Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas

oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk

dengan menggunaan tarif pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk.

g. Identifikasi dan Klasifikasi Aktivitas

Pada tahap pertama, aktivitas diidentifikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada aktivitas,

aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok, kelompok biaya sejenis dibentuk, dan

Page 65: Lecture Note Akbi Denny Yohana

tarif kelompok dihitung. Pada tahap kedua, setiap permintaan produk untuk sumber daya kelompok

diukur dan biaya-biaya dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tarif

kelompok yang mewakili. Namun, untuk menghindari kerancuan pada konsep dasar, kita menghindari

setiap pembahasan detail dari beberapa langkah prosedur tahap pertama. Kita sekarang beralih ke

penjelasan yang lebih rinci dari dua langkah pertama : (1) identifikasi aktivitas dan (2) klasifikasi

aktivitas ke dalam kelompok sejenis. Bagaimana biaya-biaya dibebankan ke aktivitas dibahas dalam

bagian yang berbeda.

Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas yang

berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produk. BOP

merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers),

bukan berdasarkan volume produk.

Aktivitas merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk memenuhi fungsi bisnis. Setiap

aktivitas dapat ditentukan sebagai value added atau non value added. Kaplan (1991), menyatakan

bahwa, sistem manajemen biaya mempunyai dua sisi pengukuran kinerja, yaitu finansial dan non

finansial. Pengukuran kinerja yang bersifat finansial digunakan untuk pengukuran kinerja periodik dan

untuk penentuan biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran kinerja non finansial dapat

digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki secara terus menerus proses produksi dengan

mengurangi non value added time. Continuous improvement ini mengacu pada falsafah pengolahan

bernilai tambah (value added manufacturing), yang mengacu pada kegiatan manufaktur yang terbaik

dan sederhana, sehingga sistem manufaktur menjadi lebih efisien.

Dalam value added manufaturing, pemborosan diartikan secara luas, yaitu setiap kegiatan dalam

pengolahan yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti inspection time, waiting time dan moving

time. Dengan demikian apabila tidak terdapat pemborosan maka nilai masing-masinginspection time,

waiting time dan moving time sama dengan nol. Non value added dapat disebabkan oleh faktor yang

bersifat sistemik, fisik dan manusiawi, misalnya mesin mempunyai sistem yang mengharuskan setiap

proses produksi harus dalam batch yang besar, tenaga kerja yang kurang terampil mengakibatkan

meningkatnya biaya tenaga kerja.

A. Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit

Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit

produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi.

Page 66: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Sebagai contoh tenaga langsung, jam mesin, dan jam listrik (energi) digunakan setiap saat satu unit

produk dihasilkan.

B. Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch

Aktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk

diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh

aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi,

aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi.

C. Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk

Aktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai

produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan

produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Contoh aktivitas yang termasuk dalam

kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, spesifikasi

produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk.

D. Aktivitas Berlevel Fasilitas

Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan

secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi

produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk

yang diproduksi. Contoh aktivitas ini mencakup misalnya : manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan,

keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta

depresiasi pabrik.

h. Cost Pool

Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama dengan satu

dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam

membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi

positif antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari

transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam

perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut.

Page 67: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat

antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.

Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tarif biaya overhead pabrik

per unit cost driver yang dihitung untuk setiap kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan

rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas

kelompok tersebut.

i. Cost Driver

Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas kepada output

yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan dalam sistem biaya konvensional. Atau faktor-

faktor penyebab yang menjelaskan konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang digunakan

untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada produk.

Identifikasi cost driver adalah komponen yang penting dalam pengendalian biaya tak bernilai

tambah. Jika kinerja individual dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengendalikan biaya tak

bernilai tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat

mempengaruhi perilaku para individu. Jika cost driver biaya untuk biaya setup yang dipilih adalah

waktu setup, maka insentif harus diciptakan bagi pekerja agar mereka dapat mengurangi waktu setup.

Langkah-langkah ABC sistem

1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk.

2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:

Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi

Contoh Soal

Belring memproduksi 2 jenis telepon yaitu tanpa kabel dan model reguler.

Perusahaan memiliki data estimasi dan data aktual sebagai berikut :

Overhead yang dianggarkan $360.000

Page 68: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Aktifitas yang diharapkan (Jam TK Langsung) 100.000

Aktifitas aktual (Jam TK langsung) 100.000

Overhead Aktual $380.000

Jika tarif ditentukan langsung berdasarkan jam tenaga kerja langsung, maka

tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Overhead yang dianggarkan

Tarif Overhead = ---------------------------------

Aktifitas yang diharapkan

$360

= ------------------------------------------

100.000 jam tenaga kerja langsung

= $3,60

Maka untuk mencari overhead yang dibebankan digunakan rumus berikut ini.

Ovh yang dibebankan = tarif overhead x output aktual

= $3,60 x 100.000

= $360.000

Biaya/unit produk Belring dapat dihitung sebagai berikut.

Tanpa Kabel Reguler

Unit yang Diproduksi 10.000 100.000

Jam Tenaga Kerja Langsung 10.000 90.000

Biaya Utama $ 78.000 $ 738.000

Biaya Overhead

$3.60 x 10.000 36.000

$3.60 x 90.000 324.000

Total Biaya Produksi $ 114.000 $ 1.062.000

Biaya / Unit $ 11,40 $ 10,62

Tarif Departmental

Page 69: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Pabrikasi Perakitan

Overhead Yang dianggarkan $ 252.000 $ 108.000

Aktifitas diharapkan dan Aktual

Tanpa Kabel (jam TK Langsung) 7.000 3.000

Reguler (jam TK Langsung) 13.000 77.000

Total Jam TK Langsung 20.000 80.000

Aktifitas Diharapkan dan Aktual

Tanpa Kabel (jam mesin) 4.000 1.000

Reguler (jam mesin) 36.000 9.000

Total Jam Mesin 40.000 10.000

Overhead yang dianggarkan

Tarif Pabrikasi = --------------------------------

Jam Mesin yang diharapkan

$ 252.000

= ----------------------

40.000

= $ 6,30

Overhead yang dianggarkan

Tarif Perakitan = --------------------------------------

Jam TK Langsung yang diharapkan

$ 108.000

= ---------------------

80.000

= $ 1,35

Ovh yang dibebankan = ($6,3 x 40.000) + ($1,35 x 80.000)

= $ 360.000

Page 70: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Perhitungan Biaya Perunit

Tarif Departemental

Tanpa Kabel Reguler

Biaya Utama $ 78.000 $ 738.000

Biaya Overhead

(1,35 x 3.000) + (6,30 x 4.000) 29.950

(1,35 x 77.000) + (6,30 x 36.000) 330.750

Total Biaya Produksi $ 107.250 $ 1.068.750

Unit Produksi 10.000 100.000

Biaya/Unit $ 10.73 $ 10,69

ABC

Kelompok Tingkat Batch Kelompok Tingkat Unit

Persiapan $ 120.000 Tenaga $ 100.000

Penanganan Bahan 60.000 Pengujian 80.000

Total $ 180.000 Total $ 180.000

Proses Produksi = 30

Jam Mesin = 50.000 Jam

Dari data diatas, maka hasil tahap pertama dapat dilihat berikut ini :

Prosedur Tahap Pertama

ABC System

Kelompok Tingkat Batch :

Persiapan $ 120.000

Biaya Penanganan Bahan 60.000

Total Biaya $ 180.000

Proses Produksi :

Tanpa Kabel : 20

Reguler : 10

Page 71: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Total : 30

Tarif Kelompok (Biaya per proses) $ 6.000

Kelompok Tingkat Unit :

Biaya Daya $ 100.000

Biaya Pengujian 80.000

Total Biaya $ 180.000

Jam Mesin :

Tanpa Kabel : 5.000

Reguler : 45.000

Total : 50.000

Tarif Kelompok (Biaya per Jam Mesin) $ 3,60

Biaya Perunit

ABC System

Tanpa Kabel Reguler

Biaya Utama $ 78.000 $ 738.000

Biaya Overhead :

Kelompok Tingkat Batch :

($ 6.000 x 20) 120.000

($ 6.000 x 10) 60.000

Kelompok Tingkat Unit :

($ 3,60 x 5.000) 18.000

($ 3,60 x 40.000) 162.000

Total Biaya Produksi 216.000 960.000

Unit Produksi 10.000 100.000

Biaya Perunit 21,60 9,60

Soal Latihan:

PT ABC mempunyai dua depatermen, yaitu dep I dan II yang digunakan untuk memproduksi produk A dan produk B. Data untuk menentukan biaya produk A dan B adalah sebagai berikut:

Page 72: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Keterangan Produk A Produk BUnit diproduksi 10.000 unit 40.000 unitBiaya bahan baku Rp 10.000.000 Rp 40.000.000Biaya tenaga kerja langsung Rp 12.000.000 Rp 48.000.000Jam mesin 20.000 jm 80.000 jmKilowat 50.000 200.000Jam inspeksi 5.200 7.800Jam kerja langsung 10.000 jkl 40.000 jklFrekuensi produksi 1.000 kali 1.500 kali

Data per Depatermen

Keterangan Depatermen I Depatermen IIJam kerja langsung:Produk AProduk B

2.00036.000

8.0004.000

Jam mesin:Produk AProduk B

5.00020.000

15.00060.000

Biaya overhead pabrik:Biaya inspeksi pabrik Rp 5.000.000 Rp 8.000.000Biaya listrik Rp 5.000.000 Rp 15.000.000Biaya pemeliharan mesin Rp 4.000.000 Rp 10.000.000Biaya persiapan produksi Rp 8.500.000 Rp 15.000.000

Diminta:Hitunglah harga pokok produksi produk A dan B dengan pendekatan tradisional (tarif tunggal dan tarif depatermen) dan ABC sistem

Page 73: Lecture Note Akbi Denny Yohana

PERTEMUAN 14 dan 15

Produk Gabungan, Produk Sampingan, dan Nilai Rongsokan

• Produk bersama (Joint products) adalah beberapa produk dengan nilai jual relatif tinggi yang

dihasilkan melalui proses bersama dan menggunakan satu jenis bahan baku.

• Produk yang dihasilkan dari proses bersama dan memiliki nilai jual yang rendah disebut produk

sampingan (by-product).

• Titik dimana produk dapat diidentifikasi kemasing-masingnya disebut titik pisah (split-off point).

• Bila satu proses menghasilkan beberapa macam produk, akan tetapi hanya satu produk yang

memiliki nilai jual tinggi, maka produk yang nilai jualnya tinggi tersebut disebut produk utama

(main product).

Biaya produksi bersama dan separable cost

Page 74: Lecture Note Akbi Denny Yohana

• Biaya produksi bersama (joint production cost) adalah biaya untuk menghasilkan beberapa

produk sekaligus dengan menggunakan proses bersama. Biaya ini merupakan indirect cost of

product.

• Separable cost adalah biaya yang terjadi setelah titik pisah atau setelah produk dapat

diidentifikasi ke masing-masingnya yang terdiri dari biaya produksi untuk memproses produk

tertentu lebih lanjut (separable production cost) dan biaya pemasaran & administrasi produk

tersebut.

Perlunya alokasi biaya bersama ke masing-masing produk

1. Untuk menilai persediaan dan menghitung harga harga pokok penjualan untuk laporan keuangan

eksternal dan pelaporan pajak.

2. Untuk menilai persediaan untuk tujuan asuransi

3. Untuk menilai persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan internal.

Laporan ini digunakan untuk analisis profitablitas divisi dalam rangka penilaian kinerja manajer

divisi.

4. Untuk menentukan penggantian biaya kontrak bilamana perusahaan hanya menjual bagian dari

produk bersama.

5. Untuk menentukan harga, terutama bila produk yang dihasilkan tersebut harganya ditetapkan

oleh pemerintah.

BERAPA BESAR JOINT PRODUCTION COST DIBEBANKAN KE JOINT PRODUCTS

TERGANTUNG PADA METODE AKUNTANSI UNTUK BY-PRODUCT

ADA 2 METODE AKUNTANSI UNTUK BY PRODUCT:

1. NILAI PASAR BERSIH BY PRODUCT DIPERLAKUKAN SEBAGAI PERSEDIAAN

BY PRODUCT

2. NILAI PASAR BERSIH BY PRODUCT DIPERLAKUKAN SEBAGAI

PENDAPATAN LAIN-LAIN

Nilai pasar bersih/NPB (Net Market Value) atau nilai realisasi bersih (Net Realizable Value)

diperlakukan sebagai persediaan produk sampingan

Page 75: Lecture Note Akbi Denny Yohana

NPB = Taksiran nilai pasar – separable cost

Separable cost = separable production cost + marketing & administrative expenses

Contoh:

Taksiran nilai pasar kulit setelah diproses lebih lanjut sebesar Rp 1.000.000. Biaya untuk

memproses lebih lanjut sebesar Rp 300.000. Taksiran biaya pemasaran dan administrasi kulit sebesar Rp

100.000.

Nilai pasar bersih produk sampingan (kulit)

dihitung sebagai berikut:

Taksiran Nilai pasar produk

sampingan (kulit) Rp 1.000.000

Separable cost:

Biaya produksi untuk memproses

lebih lanjut Rp (300.000)

Biaya pemasaran dan administras (100.000)

Total separable cost Rp (400.000)

Taksiran nilai pasar bersih

produk sampingan Rp 600.000

• Ayat jurnal untuk mencatat taksiran nilai pasar bersih produk sampingan adalah sebagai berikut:

Persediaan produk sampingan 600.000

Persediaan barang dalam proses 600.000

• Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya memproses lebih lanjut ke produk sampingan

adalah sebagai berikut:

Persediaan produk sampingan 300.000

Persediaan barang dalam proses 300.000

• Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan taksiran biaya pemasaran dan administrasi ke produk

sampingan adalah sebagai berikut:

Persediaan produk sampingan 100.000

Biaya pemasaran dan administrasi 100.000.

• Bilamana produk sampingan dijual dengan harga Rp 1.000.000 sesuai dengan taksiran nilai

pasarnya, maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Page 76: Lecture Note Akbi Denny Yohana

Kas atau piutang dagang 1.000.000

Persed. produk sampingan 1.000.000

• Bila harga jual sesungguhnya produk sampingan sebesar Rp 1.200.000, maka ayat jurnalnya

adalah sebagai berikut:

Kas atau piutang dagang 1.200.000

Persed. produk sampingan 1.000.000

Keuntungan penjualan

produk sampingan 200.000

• Metode ini diterapkan bilamana nilai pasar bersih produk sampingan adalah signifikan (nilainya

material/besar) sehingga mempengaruhi persediaan atau laba.

• Nilai Pasar Bersih/NPB Diperlakukan sebagai Pendapatan Lain-lain

• Pada saat dihasilkan produk sampingan, pencatatan yang dilakukan hanya dalam bentuk

“memo” yang berisikan kuantitas produk sampingan yang dihasilkan.

• Pada saat dijual, ayat jurnal adalah sebagai berikut:

Kas atau Piutangn Dagang……xx

Pendapatan Lain-Lain

(Penjualan Produk Sampingan)….xx

• Metode ini diterapkan bilamana nilai bersih produk sampingan adalah tidak signifikan (nilainya

kecil). Jastifikasi nilai pasar bersih diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain karena tujuan

perusahaan adalah menghasilkan produk bersama atau produk utama, bukan produk sampingan.

PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI BERSAMA KE PRODUK BERSAMA

• Besarnya biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama tergantung pada metode

akuntansi produk sampingan yang digunakan.

• Jika metode I yang digunakan, maka biaya produksi bersama yang dialokasikan ke produk

bersama setelah dikurangi nilai pasar bersih produk sampingan (75 jt – 600.000 = 74.400.000)

• Jika metode II yang digunakan, maka semua biaya produksi bersama dibebankan ke produk

bersama (Rp 75.000.000)

Page 77: Lecture Note Akbi Denny Yohana

• Biaya produksi bersama dapat dialokasikan ke produk bersama berdasarkan:

(1) ukuran pisik:

a. berat produk yang dihasilkan

b. unit yang dihasilkan

c. rata-rata jam kerja tertimbang

(2) nilai pasar

a. nilai pasar bruto,

b. nilai pasar bersih