learning by doing.pdf

37
13 BAB II PENDEKATAN LEARNING BY DOING DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KEMAMPUAN SEWING PESERTA DIDIK DI SMK A. Pendekatan Learning By Doing Pada Kompetensi Sewing 1. Konsep Pendekatan Learning By Doing Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi peserta didik untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan intruksional yang dinyatakan dengan baik dalam satuan pelajaran dapat mengkomunikasikan suatu usaha intruksional agar tingkah laku tertentu dapat dicapai. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut akan menghasilkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini akan memberikan dampak tertentu terhadap sistem pembelajaran beralih pendekatannya dari cara lama ke cara baru yang lebih meyakinkan. Beberapa perubahan dalam pendekatan tersebut yaitu : a. Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencana b. Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkatan peserta didik c. Dalam proses pembelajaran betul-betul menghormati individu peserta didik d. Memperhatikan kondisi objektif individu bertitik tolak pada perkembangan pribadi peserta didik

Upload: eka-budi

Post on 07-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 13

    BAB II

    PENDEKATAN LEARNING BY DOING DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KEMAMPUAN SEWING PESERTA DIDIK DI SMK

    A. Pendekatan Learning By Doing Pada Kompetensi Sewing

    1. Konsep Pendekatan Learning By Doing

    Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru

    dan peserta didik dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan

    intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan penjelas untuk

    mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga

    mempermudah bagi peserta didik untuk memahami materi ajar yang disampaikan

    guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.

    Tujuan intruksional yang dinyatakan dengan baik dalam satuan pelajaran

    dapat mengkomunikasikan suatu usaha intruksional agar tingkah laku tertentu

    dapat dicapai. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut akan menghasilkan

    kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini akan memberikan

    dampak tertentu terhadap sistem pembelajaran beralih pendekatannya dari cara

    lama ke cara baru yang lebih meyakinkan. Beberapa perubahan dalam pendekatan

    tersebut yaitu :

    a. Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencana

    b. Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkatan peserta didik

    c. Dalam proses pembelajaran betul-betul menghormati individu peserta didik

    d. Memperhatikan kondisi objektif individu bertitik tolak pada perkembangan

    pribadi peserta didik

  • 14

    e. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan

    materi pelajaran

    f. Memaparkan konsep masalah dengan penuh disiplin

    g. Menggunakan pengukuran dan evaluasi hasil belajar yang standar untuk

    mengukur kamajuan belajar

    h. Penggunaan alat-alat audio visual dengan memanfaatkan fasilitas maupun

    perlengkapan yang tersedia secara optimal

    Dalam pembelajaran, guru harus terampil menggunakan pendekatan secara

    arif dan bijaksana, karena pandangan guru terhadap peserta didik akan

    menentukan sikap dan perbuatan di dalam memilih pendekatan pembelajaran.

    Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan di SMK adalah

    pendekatan pengalaman.

    Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Belajar

    dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah

    berbuat sama sekali. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada

    suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak,

    interaktif dengan lingkungan dan menambah integrasi anak.

    Hasil penelitian Brown (1998:2) mengungkapkan bahwa pendekatan

    problem solving bagi pembelajaran dan pengajaran telah berkembang dari teori-

    teori John Dewey. Ini telah digunakan dalam pendidikan kejuruan sebagai suatu

    cara untuk menghubungkan pembelajaran kelas dengan situasi atau masalah

    kehidupan nyata. Hasil penelitian ini berfokus pada aplikasi praktek pemecahan

  • 15

    masalah dalam pendidikan kejuruan dan hubungannya dengan lingkungan belajar

    kontekstual.

    Sejalan dengan temuan dari penelitian Kerka (Mally Maeliah, 2008:10)

    tentang pendekatan pembelajaran yang dikembangkan untuk pendidikan kejuruan,

    yaitu :

    Fokus pembelajaran harus ada dalam pembentukan pengetahuan individu yang aktif dan utama pendidikan kejuruan untuk mempermudah pembentukan pengetahuan melalui pendekatan pengalaman, konteks dan sosial pada lingkungan dunia nyata.

    a. Pengertian Pendekatan Learning By Doing

    Pembelajaran bekerja langsung (learning by doing) dikembangkan oleh

    John Dewey (Siti Nilla SM, 2005:30) yang menyatakan bahwa men have to do

    something to the this when they wish ti find out something, they have to other

    conditions. Pandangan ini diperkuat oleh Oemar Hamalik (1990:175), bahwa

    Belajar yang efektif jika kegiatan belajar itu diarahkan pada upaya bagi individu

    untuk dapat bekerja, melakukan tugas-tugas pekerjaan dalam bidang pekerjaan

    tertentu.

    Pembelajaran bekerja langsung (learning by doing) direncanakan dengan

    mengatur waktu dan tempat secara khusus untuk tiap kompetensi. Pembelajaran

    ditekankan pada drill, riview, demonstrasi dan pembelajaran yang sistematis untuk

    memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan situasi dan

    kondisi di dunia kerja.

  • 16

    b. Fungsi dan Tujuan Pendekatan Learning By Doing

    Pendekatan pembelajaran bekerja langsung dalam aktifitas kegiatan

    pembelajaran seyogianya melibatkan minat, tujuan, prilaku dan belajar mengalami

    pada situasi yang sesungguhnya. Pendekatan pembelajaran ini lebih

    mengembangkan hasil yang nyata dan kecakapan, karena memiliki fungsi sebagai

    berikut.

    1) Memperkenalkan beberapa realita dalam pengajaran

    (a) Mengembangkan materi pembelajaran dari realitas sekitar, tidak hanya dari

    apa yang ada di buku

    (b) Mengundang praktisi ke dalam kelas untuk menambah wawasan peserta

    didik dalam rangka melengkapi penjelasan guru baik secara teori maupun

    praktek

    2) Melaksanakan serangkaian pengajaran langsung dengan melibatkan peserta

    didik untuk memecahkan masalah dengan bimbingan guru

    (a) Memperhatikan kebebasan akademik guna mengembangkan prinsip

    berdasarkan sikap saling menghormati dan memperhatikan satu sama lain

    (guru dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik lainnya)

    (b) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam

    merencanakan kegiatan, melakukan proses dan pengambilan keputusan.

    Aktifitas pembelajaran bekerja langsung merupakan pendekatan interaktif

    edukatif yang sangat efektif, karena peserta didik melakukan demonstrasi dan

    eksperimen dengan mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan

  • 17

    hasil uji coba. Demonstrasi dan eksperimen dilaksanakan dengan tujuan sebagai

    berikut :

    a) Untuk mengetahui sesuatu secara lebih pasti dan teliti

    b) Melakukan pengamatan dan pengumpulan data

    c) Melaksanakan percobaan sesuai dengan prinsip learning by doing, bahwa

    teori yang sudah dipelajari harus ditindaklanjuti dengan perbuatan

    d) Menganalisa produk untuk memperoleh hasil yang optimal

    c. Prinsip-Prinsip dan Karakteristik Pendekatan Learning By Doing

    Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran bekerja

    langsung yaitu :

    1) Melibatkan peserta didik secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar,

    karena pendekatan ini menekankan pada pengalaman peserta didik secara

    langsung yang berkenaan dengan kompetensi yang harus dikuasai.

    2) Menyediakan pendekatan multi sensori bagi peserta didik ketika berlangsung

    pembelajaran; seperti mendengar, merasa, mencium, dan mencipta objek-

    objek yang dipelajari

    3) Memberikan kompetensi bagi peserta didik untuk mengembangkan

    keterampilan menggunakan material dan melakukan eksperimen

    4) Membina suasana sosial yang transaksional antara peserta didik dan guru

    Karakteristik pendekatan pembelajaran bekerja langsung yang

    dikembangkan berdasarkan teknologi pembelajaran dari Seels dan Richey (Siti

    Nilla M, 2005:35) mencakup lima komponen, yaitu :

  • 18

    1) Desain

    Rancangan atau rencana yang akan dilakukan dengan pendekatan learning by

    doing pada kegiatan pembelajaran sewing yaitu tujuan, langkah-langkah

    kegiatan pembelajaran, latihan dan penilaian hasil belajar. Di dalam menyusun

    rancangan ini harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

    pada struktur kurikulum SMK Tata Busana. Langkah-langkahnya dirancang

    mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir. Pada kegiatan

    inti guru menjelaskan materi dengan menggunakan learning by doing untuk

    memberikan kesempatan latihan pada peserta didik dalam upaya mencapai

    tujuan yang sudah direncanakan. Penilaian hasil belajar dirancang sesuai

    dengan prosedur, jenis, bentuk dan alat penilaian yang dapat mengukur

    kemampuan sewing peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, afektif

    dan psikomotor.

    2) Pengembangan

    Proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Pengembangan

    ini berkaitan dengan media pembelajaran dan sumber belajar yang akan

    digunakan. Media yang digunakan bisa berupa media nyata (realia) dan untuk

    sumber belajar yang digunakan bisa dari buku dan modul yang mengacu pada

    standar kompetensi.

    3) Pemanfaatan

    Berfungsi memperjelas hubungan antara peserta didik dengan bahan dan

    sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media untuk mempermudah

    proses adopsi suatu gagasan.

  • 19

    4) Pengelolaan

    Penerapan pembelajaran bekerja langsung untuk menghasilkan suatu produk

    sebagai hasil penerapan satu sistem.

    5) Penilaian

    Melakukan penilaian terhadap hasil belajar teori dan praktek dari pendekatan

    pembelajaran bekerja langsung untuk membuat keputusan dan manfaat dari

    proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    2. Pelaksanaan Learning By Doing Pada Pembelajaran Menjahit Dengan Mesin (Sewing)

    Pelaksanaan learning by doing pada pembelajaran menjahit dengan mesin

    (sewing) berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, penggunaan

    pendekatan, metode dan media pembelajaran yang mengacau pada tujuan

    pembelajaran yang telah dirumuskan.

    a. Materi Pembelajaran Menjahit dengan Mesin (sewing)

    Materi pembelajaran merupakan bahan yang diajarkan kepada peserta

    didik dalam proses belajar dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Materi menjahit dengan mesin yang tercantum dalam kurikulum SMK

    (2004:31-34), antara lain : menyiapkan tempat kerja dan alat kerja, menyiapkan

    mesin jahit, mengoperasikan mesin jahit dan menjahit bagian-bagian busana.

  • 20

    1) Menyiapkan Tempat Kerja dan Alat Kerja

    a) Pengenalan Piranti Menjahit : Alat Jahit Pokok dan Alat Jahit Bantu

    Alat Jahit Pokok

    Alat pokok dalam proses menjahit adalah mesin jahit, macam-macam

    mesin jahit yaitu :

    (1) Mesin Jahit Umum

    Mesin jahit biasa yang menggunakan kaki, dengan memasang engkol (alat

    yang digunakan untuk menggerakan mesin jahit tangan). Mesin ini dialih

    fungsikan, bisa juga memakai dinamo yang dapat digerakan dengan tenaga

    listrik.

    (2) Mesin Jahit Serbaguna

    Mesin jahit ini pada hakikatnya sama dengan mesin jahit lurus biasa, namun

    pada mesin ini dilengkapi dengan berbagai alat secara primer. Sehingga

    mesin jahit serbaguna dapat bekerja secara otomatis. Untuk mendapat

    setikan yang bervariasi dapat digunakan peralatan bagian khusus yaitu

    tombol cam. Mesin jahit ini dapat membuat berbagai macam variasi jahitan,

    tusuk hias dan lubang kancing.

    (3) Mesin Jahit Penyelesaian

    Mesin jahit penyelesaian yaitu mesin jahit yang digunakan untuk

    menyelesaiakan tepi kain. Adapun yang termasuk mesin penyelesaian ini

    adalah mesin obras, mesin ini dibutuhkan untuk menyelesaikan tepi kampuh

    agar tidak bertiras.

  • 21

    Alat Jahit Bantu

    Beberapa alat bantu untuk menjahit perlu diketahui, agar dalam proses

    menjahit peserta didik dapat menggunakan alat tersebut dengan tepat dan

    memberikan hasil sesuai dengan teknologi yang berlaku, yaitu :

    (1) Pita ukuran yang baik adalah panjangnya 150 cm, terbuat dari bahan plastik,

    tidak bertiras, garis dan angkanya jelas tercetak dikedua belah sisi, terdapat

    logam penjepit diantara kedua ujungnya, logam dipasang datar dan tidak

    miring, fungsi logam agar ujungnya tidak robek. Cara menyimpan pita

    ukuran digantung, dilipat atau digulung, sehingga panjang ukuran tidak

    berubah dan angka tidak rusak. Gambar 2.1(a)

    (2) Macam- Macam Gunting a) Gunting untuk memotong bahan atau kain

    Gunting yang baik adalah gunting yang ujungnya tajam, baud terpasang

    rapat, terbuat dari baja tahan karat, panjangnya 20-25 cm, mempunyai cincin

    pegangan kecil ibu jari, dan cincin besar untuk jari lainnya. Gambar 2.1(b)

    b) Gunting zig-zag yang baik yaitu terbuat dari bahan baja tahan karat.

    Kegunaannya untuk menyelesaikan kampuh terbuka agar tidak bertiras atau

    untuk menggunting pinggir kain sebagai garis hias. Gambar 2.1(c)

    (3) Macam Macam Jarum

    a) Jarum Jahit Mesin

    Jarum jahit mesin mempunyai ukuran atau nomor, makin kecil nomor jarum

    makin halus jarumnya untuk menjahit kain tipis, halus dan melangsai dapat

    menggunakan jarum jahit mesin nomor 9-11 seperti kain : georgette,chiffon,

    organdi dan sutera. Busana yang menggunakan kain poplin, katun dan

  • 22

    brookat dapat menggunakan jarum mesin nomor 11-13. Jarum jahit mesin

    no 14-16 dapat digunakan untuk busana dan lenan rumah tangga yang

    terbuat dari kain mantel, gorden, denim, sedangkan kain terpal, kulit jok

    dapat menggunakan jarum jahit mesin nomor 16-18. Syarat pemilihan jarum

    jahit yaitu ujungnya harus tajam, bentuknya ramping dan tidak berkarat serta

    jarum jahit mesin yang terbaik terbuat dari lempengan baja. Gambar 2.1(d)

    b) Jarum Jahit Tangan

    Jarum jahit tangan yang baik adalah yang terbuat dari baja mempunyai

    nomor yang sesuai dengan besarnya. Jarum jahit tangan sebaiknya

    mempunyai bentuk yang panjang, ramping dan lubang untuk benang cukup

    besar, dalam perdagangan jarum jahit tangan dikelompokkan sesuai dengan

    penggunaannya yaitu untuk menghias, menisik dan menjelujur.

    Gambar 2.1(e)

    c) Jarum Pentul

    Jarum pentul yang baik terbuat dari baja, panjangnya kira-kira 2,5 cm. Jarum

    pentul yang berkepala dengan bermacam-macam warna mempunyai ujung

    yang sangat tajam dan tidak mudah berkarat. Gambar 2.1(f)

    (4) Rader berfungsi untuk memberi tanda batas pada bagian bagian busana

    setelah digunting, macam-macam rader yaitu :

    a) Rader bergerigi digunakan untuk bahan yang memiliki tenunan yang tebal

    dan sedang. Gambar 2.1(g)

    b) Rader bertepi licin digunakan untuk bahan tenunan licin yang tipis (ringan)

    maupun sedang. Gambar 2.1(h)

  • 23

    c) Rader kembar mempunyai dua roda yang dapat diatur jaraknya, rader ini

    biasanya digunakan untuk memberi garis kampuh pada pola. Gambar 2.1(i)

    (5) Kapur jahit digunakan bersama rader atau pinsil kapur untuk memberi tanda

    pola pada bahan. Gambar 2.1(j)

    (6) Bidal digunakan untuk menutupi jari tengah pada waktu menjahit dengan

    tangan dan menjaga jangan sampai jari sakit terkena ujung jarum.

    Gambar 2.1(k)

    (7) Pendedel digunakan untuk membuka jahitan yang salah dan memotong

    lubang rumah kancing yang dibuat dengan mesin. Gambar 2.1(l)

    Gambar 2.1 Macam-Macam Alat Jahit Bantu Sumber : Roeswoto, (1999:1)

    (a) (b) (c)

    (d) (e)

    (a)

    (f)

    (g) (h) (i)

    (j) (k) (l)

  • 24

    2) Menyiapkan Mesin Jahit

    a) Memasang Jarum Mesin

    Pemasangan jarum mesin yang benar adalah pangkal jarum yang bulat harus

    menghadap ke luar atau ke sebelah kiri, dengan posisi demikian maka benang

    harus dimasukkan ke lubang jarum dari sebelah kiri. Cara memasang jarum

    adalah sebagai berikut : sekrup jepitan jarum dikendorkan, kemudian jarum

    dimasukkan sampai batas besi dan sekrup dikencangkan kembali.

    b) Memasang Benang pada Kumparan

    Teknik memasang benang pada kumparan, pertama letakkan kumparan pada

    tiang bagian atas. Gulungan dipasang pada cantelan benang, kemudian

    masukkan ujung benang pada lubang kecil yang ada pada kumparan

    (maksudnya agar benang tidak lepas dari kumparan). Setelah penekan

    kumparan ke kumparan kemudian isilah kumparan dengan menjalankan

    mesin. Perhatikan agar isi benang pada kumparan tidak terlalu penuh dan

    harus rata.

    (1) Memasukan Kumparan ke dalam Rumah Kumparan (Skoci)

    Sisakan benang dari kumparan kira-kira 10 cm, peganglah kumparan dengan

    tangan kanan dan rumah kumparan (skoci) dengan tangan kiri kemudian

    masukkan kumparan tersebut ke dalam rumah kumparan. Selipkan sisa benang

    tadi melalui klep yang terdapat pada rumah kumparan dan tariklah ujung sisa

    benang tersebut.

  • 25

    Gbr 2.2 Cara Memasukan Kumparan ke dalam Rumah Kumparan (Skoci) Sumber : Soedjono (1992:12-13)

    (2) Memasang Benang Atas

    Proses memasang benang atas, mulai dari menarik benang pada gulungan

    benang atau kumparan melalui sangkutan. Masukan lubang jarum searah

    dengan masuknya sekoci benang pada kumparan. Tarik benang atas di

    bawah sepatu dan periksalah tegangan benang atas.

    (3) Menarik Benang Bawah ke Atas

    Ujung benang atas dipegang dengan tangan kiri dan jangan ditarik, roda

    mesin dijalankan sehingga jarum membuat satu setikan. Ketika jarum naik,

    benang bawah tertarik oleh benang atas dan kemudian benang bawah dapat

    diambil. Benang atas dan benang bawah diletakkan di bawah sepatu mesin

    mengarah ke belakang, kemudian mesin dicoba dengan dua lapis kain.

  • 26

    3) Mengoperasikan Mesin Jahit

    Mengatur setikan mesin dapat diatur dengan jalan mengatur naik turunnya

    gigi mesin, jika gigi mesin terlalu turun maka kain yang dijahit tidak dapat

    berjalan. Posisi mesin seperti ini digunakan untuk menisip dan membordir dengan

    mesin. Apabila kita menjahit kain yang tipis gigi mesin harus dinaikkan, tiap kain

    mempunyai batas letak tinggi gigi mesin yang berbeda hal ini dapat dilihat pada

    alat pengatur gigi mesin. Alat pengatur tekanan gigi mesin terletak disebelah

    kanan bawah mesin berupa alat pemutar. Pada alat pemutar ini terdapat tanda-

    tanda ukuran tebal tipisnya kain yang akan dijahit.

    4) Menjahit Bagian-Bagian Busana

    a) Macam-Macam Kampuh

    Kampuh adalah tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari

    busana yang di jahit. Macam-macam kampuh yang banyak digunakan pada

    pembuatan busana yaitu :

    (1) Kampuh Balik

    Tambahan kampuh yang dibutuhkan 1 cm, lebar kampuh setikan cm atau

    kurang. Kampuh ini banyak digunakan untuk penyelesaian busana anak

    karena kuat dan rapi, pakaian dalam wanita dan pakaian luar wanita yang

    terbuat dari bahan yang tembus terang. Gambar 2.3 (a)

    (2) Kampuh Balik Variasi

    Kampuh ini digunakan unntuk menyambung dua tepi, satu tepi berkerut,

    tepi yang lain tidak, dan juga untuk menyambung dua jenis lengkung,

    contohnya kerung lengan. Gambar 2.3 (b)

  • 27

    (3) Kampuh Pipih

    Kampuh ini banyak digunakan untuk penyelesaian busana bayi ,busana pria,

    pada tempat-tempat yang harus pipih. Tambahan yang dibutuhkan untuk

    kampuh 1 cm, lebar kampuh selesai cm. Gambar 2.3 (c)

    (4) Kampuh Tutup yang Diobras

    Dengan kemajuan teknologi maka dewasa ini banyak macam jenis mesin

    jahit. Mesin obras adalah satu mesin jahit untuk penyelesaian tepi kampuh

    supaya tidak bertiras dan rapi. Busana konfeksi terutama busana anak dan

    bayi, banyak diselesaikan dengan kampuh tutup yang diobras.

    Gambar 2.3 (d)

    (5) Kampuh Terbuka

    a. Kampuh terbuka diselesaikan dengan jarum tangan, bisa menggunakan

    tusuk lilit atau tusuk feston. Gambar 2.3 (e)

    b. Kampuh terbuka diselesaikan dengan mesin jahit, bagian tepi di lipat dan

    di jahit kecil. Gambar 2.3 (f)

    c. Kampuh terbuka dengan penyelesain obras

    Kampuh yang diselesaikan dengan mesin obras, kampuhnya dapat dibuka

    atau dirangkap tergantung tebal dan tipisnya bahan. Gambar 2.3 (g)

  • 28

    Gambar 2.3 Macam-Macam Kampuh Sumber : Darminingsih (1985:78-80)

    b) Pemasangan Tutup Tarik Biasa

    Belahan ini sering diguankan baik pada busana anak maupun busana orang

    dewasa. Belahan di buat pada tempat yang ada sambungan atau yang berkampuh.

    Ada dua macam cara dalam pemasangan tutup tarik biasa, yaitu : secara

    tersembunyi dan sama lebar kiri-kanan.

    (a) (b)

    (c) (d)

    (e) (f)

    (g)

  • 29

    Cara menjahit tutup tarik secara tersembunyi dan sama lebar kiri-kanan :

    (1) Letakkan bagian tutup tarik berhadapan dengan bagian buruk pakaian. Lipat

    kampuh sisi kiri cm di luar garis pola. Letakkan tepat gigi tutup tarik lalu

    di jelujur. Setiklah dengan menggunakan sepatu khusus. Gambar 2.4 (1)

    (2) Tutup tarik dapat juga di jahit dengan setikkan sama lebarnya kiri dan kanan

    Gambar 2.4 (2)

    Gambar 2.4 Cara Menjahit Tutup Tarik Biasa Sumber : Darminingsih (1985:92)

    c) Menjahit Lengan Licin

    (1) Sebelum lengan dipasang setiklah pada puncak lengan dengan jahitan

    kasar 2 kali, di atas dan di bawah rader dengan lebar cm.

    (2) Masukkan lengan pada lubang kerung lengan, bagian baik berhadapan

    dengan bagian baik. Sematkan garis tengah lengan maju kedepan 1 cm

    dari garis bahu, sematkan sambungan lengan pada sambung sisi dan

    sisanya diatur sehingga rata dan baik

    (3) Kemudian dijelujur dan dicoba (di pas), bila letaknya sudah baik jahitlah

    dengan mesin dari bagian buruk lengan.

    (1) (2)

  • 30

    (4) Setelah dijahit, guntinglah sisa kampuh lalu di obras atau diselesaikan

    dengan rompok menggunkan bisaban atau kain serong.

    Gambar 2.5 Cara Menjahit Lengan Licin Sumber : Darminingsih (1985:86)

    d) Menjahit Kerah Chang ie

    (1) Kerah diberi pengeras (viselin) kemudian disetrika

    (2) Kerah dijahit (disatukan) dan kampuh dirapikan dengan digunting

    (3) Letakkan kerah pada badan bagian baik lalu dijahit. Kampuh dirapikan dan

    buat guntingan dalam pada bagian yang melengkung

    (4) Sisi kerah yang lain/satunya diselesaikan dengan tusuk selip atau setik dari

    bagian baik

    Gambar 2.6 Cara Menjahit dan Memasang Kerah Chang ie Sumber : Roeswoto, (1992:39)

    (d) (a) (b) (c)

    Bagian baik Bagian buruk

    (4)

    (1) (2)

    (3)

  • 31

    e) Menjahit Belahan Dua Lajur Sama (Belahan Buta)

    (1) Memberi tanda pada tengah depan kemudian gunting pada bagian tengah

    sampai batas sudut puncak

    (2) Setrika viselin ke lapisan

    (3) Letakan lapisan kanan pada sisi kanan dan lapisan kiri pada sisi kiri,

    kemudian disetik

    (4) Lipat lapisan ke bagian buruk menurut tanda yang telah ditentukan. Tepi

    lapisan yang bertiras dibuat lipat dalam

    (5) Setiklah ujung belahan dengan mesin dari bagian baik. Selesaikan ujung

    belahan bagian buruk dengan tusuk kelim atau dijahit dengan mesin

    Gambar 2.7 Cara Menjahit Belahan Dua Lajur Sama (Belahan Buta) Sumber : Darminingsih (1985:90)

    (b) (c)

    (d) (e)

    (a)

  • 32

    b. Pendekatan Pembelajaran Pada Pelaksanaan Learning By Doing

    Dalam upaya penerapan pendekatan learning by doing untuk mencapai

    belajar tuntas pada pembelajaran sewing di SMK, harus berorientasi pada :

    1) Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)

    Pelatihan berbasis kompetensi merupakan proses pengajaran yang

    perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan

    kompetensi peserta didik. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar kegiatan yang

    dilakukan dalam proses pengajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan

    peserta didik untuk mencapai penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan

    bersama antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri. Dengan

    pendekatan pelatihan berbasis kompetensi ini, pembelajaran pada intinya berisi

    seperangkat kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik melalui proses kegiatan

    pembelajaran yang memiliki ciri sebagai berikut :

    a) Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta didik

    b) Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana

    kompetensi tersebut akan digunakan

    c) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan (individualized instruction),

    antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya tidak ada

    ketergantungan

    d) Harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta didik yang lebih

    cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang lebih lamban

    Strategi pembelajaran ini menekankan penguasaan kompetensi sesuai

    standar yang ditentukan, melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan

  • 33

    dilaksanakan secara terstruktur serta berfokus pada peserta didik (learner focused)

    melalui penyelesaian tugas/kompetensi (task focused) secara bertahap. Oleh

    karena itu, dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan pendekatan pelatihan

    berbasis kompetensi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a) Kurikulum harus dikembangkan mengacu kepada standar kompetensi yang

    ditetapkan oleh industri/asosiasi profesi, dan memuat isi yang menunjang

    pencapaian kompetensi

    b) Modul/bahan ajar harus dikembangkan berdasarkan kurikulum dan standar

    kompetensi, serta mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

    mengikuti program sesuai dengan tingkat kecepatan yang dimilikinya

    c) Guru atau instruktur harus memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya

    d) Peserta didik, telah memiliki pengetahuan dasar yang memadai

    e) Kegiatan diklat diorganisasi secara tepat agar dapat dilaksanakan secara

    fleksibel dan memberikan perlakuan secara adil kepada peserta didik sesuai

    dengan potensi yang dimilikinya

    f) Fasilitas harus memadai untuk seluruh peserta didik, baik dari sisi jenis,

    jumlah dan kualitas

    g) Manajemen institusi perlu dikembangkan sesuai dengan semangat

    pembaharuan

    h) Biaya operasional diklat, memadai sesuai kebutuhan operasional dalam

    pencapaian kompetensi peserta didik

  • 34

    2) Pelatihan Berbasis Produksi (Production Based Training)

    Pelatihan berbasis produksi adalah proses pembelajaran keahlian atau

    keterampilan dirancang berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang

    sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan

    tuntutan pasar atau konsumen.

    Tujuan dari pelatihan berbasis produksi adalah :

    a) Membekali peserta dengan kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia

    kerja, sekaligus menghasilkan produk/jasa yang laku dijual.

    b) Menanamkan pengalaman produktif dan mengembangkan sikap wirausaha,

    melalui pengalaman langsung memproduksi barang atau jasa yang berorientasi

    pasar (konsumen)

    Pelaksanaan pelatihan berbasis produksi di SMK antara lain :

    a) Pelatihan berbasis produksi dilaksanakan bekerja sama dengan unit produksi

    atau institusi pasangan

    b) Setiap peserta kelompok, dapat dibagi tugas sesuai dengan jenis pekerjaan dan

    tingkat kompetensi masing-masing, tetapi tetap dalam prosedur dan standar

    kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil pekerjaan yang dituntut

    oleh konsumen.

    c) Keberhasilan pelatihan berbasis produksi harus didukung oleh : Fasilitas yang

    siap pakai, Guru/instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi, Kesiapan

    bekerja yang tidak semata-mata bergantung kepada jam kerja sekolah, Sikap

    menghargai kepada kualitas, dan Sikap komitmen kepada kualitas.

  • 35

    d) Hasil pembelajaran merupakan produk jadi yang layak jual atau bagian-bagian

    produk (komponen) yang dapat dirakit menjadi produk yang layak jual

    Dengan kriteria pembelajaran tersebut di atas, pada dasarnya desain yang

    lebih memungkinkan adalah mengintegrasikan pelaksanaan pelatihan berbasis

    produksi dengan penyelenggaraan unit produksi sekolah. Kondisi ini sejalan

    dengan tujuan penyelenggaraan unit produksi, yaitu :

    (1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan praktik

    yang berorientasi pasar

    (2) Mendorong peserta didik dan guru dalam pengembangan wawasan ekonomi

    dan kewirausahaan

    (3) Memperoleh tambahan dana untuk membantu mengatasi kekurangan biaya

    operasional sekolah, terutama digunakan untuk perawatan dan perbaikan

    fasilitas

    (4) Meningkatkan pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di sekolah

    (5) Meningkatkan kreativitas peserta didik dan guru

    (6) Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, terutama

    menyangkut keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan

    masyarakat, sehingga diharapkan dapat lebih cepat menyesuaikan diri

    terhadap dunia kerja.

  • 36

    c. Metode Pembelajaran Pada Pelaksanaan Learning By Doing

    Metode adalah berkenaan dengan cara yang digunakan untuk

    menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Setiap pemilihan dan

    penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuna yang harus

    dicapai serta karakteristik materi yang akan disampaikan. Penggunaan multi

    metode sangat disarankan, mengingat setiap metode pembelajaran masing-masing

    memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu penggunaan metode

    pembelajaran yang bervariasi akan mendukung proses pembelajaran yang

    berkualitas, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.

    Metode yang digunakan dalam implementasi pendekatan learning by

    doing pada praktek menjahit dengan mesin (sewing) yaitu menggunakan metode

    demonstrasi dan latihan yang di tunjang dengan metode ceramah, tanya jawab dan

    penugasan.

    1) Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan

    atau mempertunjukan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang

    dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan

    penjelasan lisan. Pada kegiatan pembelajaran sewing, metode demonstrasi

    sering dipergunakan yaitu pada saat mempraktekan/mendemonstrasikan

    langkah menjahit bagian-bagian busana.

    2) Metode Latihan merupakan metode suatu cara mengajar yang baik untuk

    menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini digunakan untuk

    memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

  • 37

    3) Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan

    penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.

    Metode ini digunakan pada saat menjelaskan materi pengenalan piranti

    menjahit.

    4) Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan

    yang harus dijawab, terutama dari guru pada peserta didik, tetapi dapat pula

    dari peserta didik kepada guru. Metode ini digunakan pada saat menjelaskan

    materi, yang diharapkan ada interaksi antara guru dan peserta didik, serta antar

    peserta didik.

    4) Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru

    memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.

    Contohnya guru menugaskan peserta didik untuk menjahit busana tunik sesuai

    prosedur kerja yang telah didemonstrasikan.

    d. Media Pembelajaran Pada Pelaksanaan Learning By Doing

    Media pembelajaran pada dasarnya adalah alat bantu pembelajaran yang

    digunakan untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran agar

    mempermudah pencapaian tujuan yang ditetapkan. Penggunaan media

    pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik materi

    pembelajaran. Pada pembelajaran sewing digunakan media nyata (realia), berupa

    baju busana yang sudah jadi, paspop dan alat-alat keperluan menjahit.

  • 38

    e. Penilaian Hasil Belajar

    Penilaian yang dilakukan guru untuk mrngukur hasil belajar sewing

    dengan pendekatan learning by doing, dilakukan melalui penilaian persiapan alat,

    proses kerja, sikap kerja dan penilaian produk.

    B. Kemampuan Menjahit dengan Mesin (Sewing) Peserta Didik Di SMK

    1. Pengertiann Kemampuan

    Kemampuan adalah Kecakapan dalam melakukan suatu pekerjaan

    (Depdiknas, 2003: 707). Arti kemampuan menurut pendapat tersebut merupakan

    kecakapan dan kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Sesuai

    dengan pendapat yang telah dijelaskan di atas bahwa peserta didik dapat menjahit

    bagian-bagian busana dalam praktek menjahit diartikan sebagai kecakapan yang

    dimiliki sesuai dengan tujuan.

    2. Kompetensi Menjahit dengan Mesin (Sewing)

    Program keahlian Tata Busana bertujuan menyiapkan peserta didik

    menjadi tenaga terampil, kreatif dan produktif dalam bidang busana. Kompetensi

    pengajaran yang harus dikuasai penuh oleh peserta didik, salah satunya yaitu

    kompetensi menjahit dengan mesin (sewing). Materi menjahit dengan mesin

    (sewing) adalah menyiapkan tempat kerja dan alat, menyiapkan mesin jahit,

    mengoperasikan mesin jahit, dan prosedur langkah kerja menjahit bagian-bagian

    busana yang akan dibuat sesuai dengan desain yang telah ditentukan baik untuk

    busana anak, remaja dan dewasa wanita maupun pria. Pelaksanaan pembelajaran

  • 39

    menjahit dengan mesin (sewing) dilaksanakan dalam bentuk teori dan praktek

    dengan perbandingan teori 25% dan praktek 75%.

    3. Menjahit Busana Muslim Model Tunik dan Busana Muslim Pria (Baju Koko)

    a) Menjahit Busana Muslim Model Tunik dengan Hiasan Sulaman Fantasi

    (1) Desain Busana Muslim Model Tunik

    Tunik adalah busana luar wanita bagian atas yang panjangnya sampai di

    bawah panggul atau di atas lutut, berasal dari baju bagian luar di jaman Yunani

    dan Romawi yang seperti jubah. Saat ini sering dipakai oleh perempuan, yang

    dipadukan dengan rok atau celana panjang. Hiasan pada busana muslim model

    tunik dapat menerapkan berbagai macam hiasan salah satunya sulaman fantasi.

    Busana muslim model tunik yang akan dipraktekan yaitu gambar 2.14 (a)

    dengan model variasi kerah cahng ie, variasi lengan licin dan menggunakan garis

    priences yang merupakan garis hias dari kerung lengan melengkung ke bawah.

    Untuk hiasannya yaitu menggunakan hiasan sulaman fantasi pada bagian dada dan

    variasi lengan.

  • 40

    Gambar 2.8 Desain Busana Model Tunik Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:8)

    (2) Langkah-langkah Menjahit Busana Model Tunik

    a. Menyambung garis priences pada bagian depan dengan kampuh terbuka

    b. Menyambung garis bahu belakang dan garis bahu depan sebelah kiri dan

    sebelah kanan dengan kampuh terbuka

    c. Memasang tutup tarik pada bagian tengah belakang

    d. Menyambung sisi badan depan dengan sisi badan belakang dengan kampuh

    terbuka

    e. Memasang variasi kerah chang ie pada bagian leher

    f. Menyambung variasi lengan, menjahit bagian sisi lengan

    g. Memasang lengan pada badan

    (a) (b) (c)

  • 41

    h. Mengelim bagian bawah tunik dengan tusuk selusup atau feston,

    sebelumnya kampuh bawah di gunting zig-zag atau di obras

    i. Membuat sulaman fantasi pada bagian dada dan variasi lengan

    Gambar 2.9 Langkah-Langkah Menjahit Busana Model Tunik Sumber : Dokumen (2008)

    (3) Membuat Hiasan Sulaman Fantasi

    Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam

    tusuk hias dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan

    dengan bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias.

    (a) (c)

    (e) (f) (g) (h)

    (b)

    Sulaman fantasi

    (i)

  • 42

    Pemakaian tusuk hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat

    berbentuk bunga, pemandangan atau geometris.

    Sulaman fantasi biasanya dikerjakan pada kain polos misalnya : kain

    tetoron, poplin, nerkolin, dan mori, sehingga sulaman atau hiasan terlihat lebih

    kontras, menarik dan rapi. Penyelesaian dapat menerapkan berbagai macam tusuk

    hias ( 3 macam ) misalnya : tusuk pipih, tusuk feston, tusuk flanel, tusuk tangkai.

    Contoh penerapan hiasan sulaman fantasi pada busana tunik.

    Gambar 2.10 Penerapan Hiasan Sulaman Fantasi pada Busana Muslim Model Tunik Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:8)

    b) Menjahit Busana Muslim Pria (Baju Koko) dengan Hiasan Lekapan Benang

    (1) Desain Busana Muslim (Baju Koko)

    Busana muslim pria (baju koko) yaitu busana luar bagian atas untuk pria

    yang panjangnya sampai di bawah panggul. Untuk pemakain biasanya tidak

    1 2

    3

    Keterangan : 1. Tusuk benang sari 2. Tusuk pipih 3. Tusuk tangkai

  • 43

    dimasukkan ke dalam celana atau pantalon. Busana muslim pria biasanya model

    lebih sederhana di dengan busana muslim bagi perempuan, untuk busana muslim

    pria hiasannya biasa menerapkan lakapan benang. Model baju koko yang akan

    dipraktekan yaitu busana dengan model kerah chang ie dan mengenakan belahan

    buta atau belahan tersembunyi pada bagian tengah muka, menggunakan saku

    tempel dan hiasan lekapan benang. Gambar 2.17 (b)

    Gambar 2.11 Desain Busana Muslim Pria (Baju Koko) Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:46)

    (2) Langkah-langkah Menjahit Busana Muslim Pria (Baju Koko)

    a. Membuat belahan tersembunyi atau belahan buta pada badan bagian depan

    b. Menyambung garis bahu belakang dan garis bahu depan sebelah kiri dan

    sebelah kanan dengan kampuh tertutup atau kampuh pipih

    c. Memasang kerah chang ie pada bagian leher

    (b) (a) (c)

  • 44

    d. Memasang lengan pada badan, menyambung sisi badan depan dengan sisi

    badan belakang dan menyambung sisi lengan dengan kampuh tertutup atau

    kampuh pipih

    e. Memasang saku tempel pada badan bagian depan

    f. Menjahit kelim bagian bawah lengan dan bagian bawah busana

    g. Membuat hiasan lekapan benang pada bagian dada dan saku

    Gambar 2.12 Langkah-Langkah Menjahit Busana Muslim Pria (Baju Koko) Sumber : Dokumen (2008)

    (3) Membuat Hiasan Lekapan Benang

    Motif hiasan lekapan benang adalah motif yang berupa garis lengkung

    yang berjalan terus dan tidak ada putusnya sehingga ujung yang satu dan ujung

    yang lainnya bersatu dan tidak tampak dari mana ujung benang dan asal lekapan

    dimulai. Motif hiasan lekapan benang dapat dibuat dari renggaan binatang,

    (a) (b)

    (d) (e) (f)

    (c)

    Lekapan Benang

    (g)

  • 45

    tumbuh-tumbuhan, atau bentuk/motif bebas. Motif hiasan harus disesuaikan

    dengan jenis, model, warna, dan bagian-bagian kain atau busana yang akan dihias.

    Lekapan benang pada busana dapat dipergunakan untuk hiasan pada

    bagian muka/dada, leher, tepi lengan, hiasan tengah muka, dan hiasan pada tepi

    bawah busana. Penyelesaian motif/hiasan dengan menggunakan tusuk lilit.

    Contoh penerapan hiasan lekapan benang pada baju koko.

    Gambar 2.13 Penerapan hiasan lekapan benang pada busana muslim pria (baju koko) Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:46)

    4. Kemampuan Menjahit dengan Mesin (Sewing) Peserta Didik di SMK

    Peserta didik yang telah mengikuti proses belajar menjahit dengan mesin

    (sewing) dengan baik dan sungguh-sungguh diharapkan dapat memberikan

    perubahan pada dirinya baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Seperti

    yang diungkapkan Bloom (Nana Sudjana, 2001:3) bahwa Tujuan pendidikan

    yang hendak dicapai dibedakan menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif, bidang

    afektif dan bidang psikomotor.

  • 46

    a. Kemampuan Menjahit Dengan Mesin (Sewing) ditinjau dari Aspek Kognitif

    1) Pengetahuan (Knowledge), dapat diperoleh dengan cara menghapal dan

    mengingat sebagai dasar untuk dapat menguasai suatu konsep atau teori.

    Contoh kemampuan pengetahuan yaitu : Peserta didik dapat menyebutkan

    macam-macam alat bantu jahit dalam menjahit busana

    2) Pemahaman (Comprehension), dapat diartikan sebagai kemampuan peserta

    didik dalam menangkap arti dan makna dari suatu konsep. Contoh

    kemampuan pemahaman yaitu : peserta didik mampu memahami persiapan

    mesin jahit yang sistematis.

    3) Penerapan (Application), merupakan kemampuan menerapkan dan

    mengabstraksikan suatu konsep atau ide kedalam benda kongkrit. Contoh

    kemampuan penerapan yaitu : peserta didik mengetahui cara mengaplikasikan

    macam-macam kampuh pada busana sesuai dengan jenis kain.

    4) Analisis (Analysis), merupakan kemampuan untuk menguraikan atau

    menjabarkan sesuatu ke dalam bagian yang mempunyai arti. Contoh

    kemampuan analisis yaitu : peserta didik mengetahui cara menganalisis teknik

    menjahit yang berkaitan dengan teknik pemasangan tutup tarik.

    5) Sintesis (Synthesis), merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

    menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

    terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh : peserta didik mengetahui

    cara menerapkan hiasan sulaman fantasi pada busana muslim model tunik.

    6) Evaluasi (Evaluation), merupakan kemampuan peserta didik dalam membuat

    keputusan atau memberi nilai sesuatu yang berdasarkan standar nilai dan

  • 47

    kriteria yang dimiliki. Contoh kemampuan evaluasi yaitu : Peserta didik

    mengetahui cara menilai kualitas jahitan yang baik dalam pembuatan busana

    tunik.

    b. Kemampuan Menjahit Dengan Mesin (sewing) ditinjau dari Aspek Afektif

    1) Menerima (Receiving)

    Kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar pada peserta didik baik dalam

    bentuk masalah, situasi atau gejala. Misalnya : menunjukan kesadaran

    pentingnya akan manfaat yang didapatkan setelah belajar menjahit dengan

    mesin (sewing).

    2) Menanggapi (Responding)

    Menunjukan partisipan aktif dalam kegiatan tertentu atau reaksi yang dapat

    diberikan peserta didik terhadap stimulasi yang datang dari luar, misalnya

    peserta didik giat mengikuti kegiatan pembelajaran menjahit dengan mesin

    baik secara teori maupun praktek.

    3) Menghargai (Valuing), berkenaan dengan penghargaan peserta didik terhadap

    benda atau orang, gejala perbuatan tertentu, contoh : peserta didik mampu

    menghargai hasil karya jahitan busana.

    4) Organisasi (Organization)

    Memadukan nilai yang berbeda, menyelesaikan pertentangan dan membentuk

    sistem nilai yang bersifat konsisten dan internal. Contoh : peserta didik dapat

    menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam menjahit busana dan dapat

    menyelesaikan dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

  • 48

    5) Karakterisasi (Characterization) atau kemauan menyelesaikan prilaku dengan

    sistem tertentu, contoh : setelah mengikuti kompetensi menjahit dengan mesin

    (sewing) peserta didik memiliki semangat untuk menjahit bagian-bagian

    busana.

    c. Kemampuan Menjahit Dengan Mesin (sewing) ditinjau dari Aspek Psikomotor

    1) Kekuatan (Strenght)

    Memperkuat dan memantapkan hasil belajar yang didapat dalam bentuk

    pemahaman akan prinsip tertentu. Contoh : setelah mengikuti kompetensi

    menjahit dengan mesin peserta didik mampu memantapkan keterampilannya

    dalam menjahit bagian-bagian busana dengan cara sering berlatih.

    2) Kecepatan (Speed)

    Kecepatan yang dimiliki oleh peserta didik didalam menyelesaikan suatu

    permasalahan. Contohnya peserta didik mampu menyelesaikan tugas-tugas

    menjahit dengan mesin dengan cepat dan dapat mengatasi kesulitan dalam

    menjahit bagian-bagian busana.

    3) Dorongan (Implusion)

    Dorongan dapat diartikan sebagai dukungan-dukungan, baik yang berasal dari

    dalam diri maupun dari luar. Contoh : peserta didik termotivasi untuk berlatih

    menjahit lebih giat.

    4) Ketelitian (Presion)

    Ketelitian dapat diartikan sebagai ketelitian peserta didik dalam proses

    pemahaman masalah. Contoh : peserta didik mampu menjahit bagian-bagian

    busana dengan teliti.

  • 49

    5) Keserasian/Koordinasi (Coordination)

    Kemampuan peserta didik dalam menuangkan ide dalam kompetensi menjahit

    dengan mesin sesuai kriteria yang diharapkan. Contoh : peserta didik mampu

    menjahit bagian-bagian busana dan mampu menentukan teknik jahit yang

    tepat disesuaikan dengan desain busana yang dibuat.

    6) Keluwesan (Flexibility)

    Keluwesan peserta didik dalam menanggapi situasi yang baru. Contoh :

    peserta didik dapat menciptakan desain bsuana yang lebih bervariasi dan rapi

    serta terampil menangani dengan penuh keluwesan apabila terjadi kesalahan

    dalam proses menjahit busana.

    7) Daya Tahan (Endurance)

    Daya tahan dapat diartikan sebagai daya tahan fisik dan psikis peserta didik

    selama dalam situasi tertentu. Seperti : peserta didik mampu menyelesaiakan

    busana yang detail busananya agak rumit dengan hasil yang rapi dan dalam

    waktu yang relatif singkat.