lbm 3 git

30
Salma Savita LBM 3/SGD 03 STEP 7 1. What the anatomy and physiology from intraabdominal ? Fisiologi Usus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorbsi bahan- bahan nutrisi dan air. Semua aktivitas lainnya mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Proses pencernaan dimulai dimulai dari mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses dilanjutkan didalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang mneghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas. Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak diantara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorbsi. Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan usus halus. Lemak, yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu yang diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil pencernaan protein tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim; hal ini diperantarai oleh kerja pankreozim. Absorbsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui didning usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorbsi. Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi di dalam duodenum, asam folat dan vitamin- vitamin juga diabsorbsi didalam duodenum. Absorbsi gula, asam-asam amino, dan lemak sebagian besar diselesaikan menjelang kimus mencapai jejunum. Absorbsi vitamin B 12 berlangsung pada ileum terminal melalui mekanisme transpor khusus yang memerlukan faktor intrinsik lambung. Pertukaran keluar masuknya cairan terjadi dengan cara difusi, osmosis, atau dibawah pengaruh tekanan hidrostatik. Dalam usus halus terdapat sekitar 9 liter air setiap hari, 2 liter berasal dari makanan dan 7 liter dari hasil sekresi saluran cerna, namun hanya 1-2 liter yang diteruskan ke colon. Kontraksi usus dikoordinasikan oleh gelombang usus, suatu gelombang depolarisasi otot polos yang bergerak menuju kaudal dari otot polos sirkuler duodenum. Frekuensi gelombang lambat menurun dari sekitar 12 x/menit di

Upload: salma

Post on 27-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

lbm 3

TRANSCRIPT

Page 1: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

STEP 7

1. What the anatomy and physiology from intraabdominal ?

FisiologiUsus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air. Semua

aktivitas lainnya mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Proses pencernaan dimulai dimulai dari mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses dilanjutkan didalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang mneghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak diantara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorbsi. Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan usus halus. Lemak, yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu yang diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil pencernaan protein tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim; hal ini diperantarai oleh kerja pankreozim.

Absorbsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui didning usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorbsi. Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi di dalam duodenum, asam folat dan vitamin-vitamin juga diabsorbsi didalam duodenum. Absorbsi gula, asam-asam amino, dan lemak sebagian besar diselesaikan menjelang kimus mencapai jejunum. Absorbsi vitamin B 12 berlangsung pada ileum terminal melalui mekanisme transpor khusus yang memerlukan faktor intrinsik lambung.

Pertukaran keluar masuknya cairan terjadi dengan cara difusi, osmosis, atau dibawah pengaruh tekanan hidrostatik. Dalam usus halus terdapat sekitar 9 liter air setiap hari, 2 liter berasal dari makanan dan 7 liter dari hasil sekresi saluran cerna, namun hanya 1-2 liter yang diteruskan ke colon.

Kontraksi usus dikoordinasikan oleh gelombang usus, suatu gelombang depolarisasi otot polos yang bergerak menuju kaudal dari otot polos sirkuler duodenum. Frekuensi gelombang lambat menurun dari sekitar 12 x/menit di yeyunum menjadi sekitar 9 x/menit di ileum. Terdapat 2 jenis pergerakan yaitu konraksi segmental dan gelombang peristaltik yang diatur oleh saraf otonom. Kontraksi segmental merupakan kontraksi yang berfungsi mendorong maju mundurnya kimus dan meningkatkan pajanannya ke permukaan mukosa.

1. ANATOMIIntestinum Tenue

Page 2: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Page 3: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Source : Clinical Anatomy

2. How the mechanism of flatus ?

Page 4: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Mekanisme flatusGas dapat memasuki traktus gastrointestinal dari tiga sumber yang berbeda: (1) udara yang ditelan, (2) gas yang terbentuk sebagai hasil kerja bakteri, dan (3) gas yang berdifusi dari darah ke dalam traktus gastrointestinal.

Kebanyakan gas dalam lambung adalah nitrogen dan oksigen yang berasal dari udara yang ditelan, dan pada orang normal, kebanyakan udara ini dikeluarkan lewat sendawa.

Hanya sejumlah kecil gas yang biasanya ada dalam usus halus, dan banyak dari udara ini brjalan dari lambung masuk ke dalam traktus intestinalis.

Dalam usus besar, bagian terbesar dari gas berasal dari kerja bakteri, termasuk khususnya karbondioksida, metana, dan hidrogen. Gas2 tersebut terjadi bersamaan dengan jumlah yang bervariasi dari oksigen dan nitrogen dari udara yang ditelan.

Makanan tertentu diketahui menyebabkan pengeluaran flatus yang lebih besar dari usus besar dibandingkan makanan yang lain-kacang2an, kubis, bawang, kembang kol, jagung, dan makanan tertentu yang mengiritasi seperti cuka. Beberapa dari makanan ini bertindak sebagai medium yang baik untuk bakteri pembentuk gas, terutama karena tipe karbohidrat yang berfermentasi tak terabsorpsi (sebagai contoh, kacang2an mengandung gula yang tak dapat dicerna yang masuk ke dalam kolon dan merupakan makanan utama bagi bakteri kolon).

( Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, ed11, EGC )

3. How do the process defecation ?

Page 5: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Mekanisme DefekasiDefekasiditimbulkan oleh refleks defekasi. Bila feses masuk ke rectum, peregangan dinding rectum menimbulakn sinyal-sinyal aferen yang menyebar melaui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang-gelombang peristaltik di dalam colon descendens, sigmoid, dan rectum, memaksa feses menuju ke anus. Sewaktu gelombang peristaltik mencapai anus, sfingter ani internus dihambat saraf-saraf inhibitori, dan bila sfingter ani eksternus direlaksasikan, terjadilah defekasi. Ini disebut refleks defekasi intrinsik dari colon itu sendiri. Refleks defekasi intrinsik itu sendiri biasanya lemah, dan supaya efektif dalam menimbulkan defekasi ia harus diperkuat oleh refleks defekasi parasimpatis yang melibatkan medula spinalis segmen sakral. Bila serabut-serabut aferen dari rectum dirangsang, sinyal-sinyal dihantarkan ke dalam medula spinalis dan kemudian, secara refleks, kembali ke colon descendens, sigmoid, rectum, dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis di dalam nervus pelvicus. Sinyal-sinyal parsimpatis ini sangat memperkuat gelombang persitaltik serta juga merelaksasikan sfingeter ani internus dan mengubah refleks defekasi intrinsik dari gerakan tidak efektif yang lemah menjadi sebuah proses defekasi yang kuat yang kadang-kadang efektif dalam pengosongan kotoran yang besar dalam satu gerakan sepanjang jalan dari flexura splenicus sampai ke anus. Demikian pula, sinyal-sinyal aferen yang masuk ke medula spinalis menimbulkan efek yang lain, seperti bernapas dalam, menutup glotis, dan mengkontraksikan otot-otot perut untuk memaksa isi feses dari colon turun ke bawah, pada saat yang sama menyebabkan dasar pelvis terdorong ke bawah untuk menarik keluar anus dan mengeluarkan feses.

( Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton, Edisi 11)

4. Why the patient has not passed stole and flatus since two days ago ?

An obstruction can occur when there is no open passageway for food or digested food waste to move through the bowel, or intestine. It can occur anywhere in the small or large intestine, and there can be a partial or complete blockage.

The bowel is basically a hollow tube that transports food and digested food waste from the stomach to the back passage (anus). There are two sections of the bowel: the small bowel, also called the small intestine, which is where the nutrients in the food are digested and absorbed; and the colon and rectum form the large bowel, or large intestine, which absorbs water from the digested food, forming it into stools (faeces/poo) that are passed out of the back passage.

When an obstruction occurs, undigested food, liquids and digestive secretions accumulate above the blockage, the bowel section involved in the blockage becomes distended and the segment can collapse. The normal functions of the bowel wall are compromised and the distended section gets progressively worse. A completely blocked large bowel is a medical emergency.

http://www.webmd.boots.com/digestive-disorders/bowel-obstruction

Page 6: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Page 7: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Page 8: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

5. What can cause the abdominal distention ? Etiologi distensi abdomen

meningkatnya tonus otot dinding abdomen. Meningkatnya isi saluran cerna. Misalnya cairan, gas atau zat padat.

( Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam, Harison )

Obstruksi usus halus adalah distensi dari usus yang terletak proksimal dari tempat obstruksi . Sejumlah besar cairan dan elektrolit terus di sekresi ke dalam lumen usus halus, bahkan sejumlah protein hilang dari peredaran darah, sebagian besar masuk ke lumen usus dan sebagian ke dalam dinding usus yang menjadi edema mengakibatkan distensi yang berlebihan

Guyton hall fisiologi kedokteran

Page 9: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

6. Why from scenario that found decrease urine output ?

7. Why does the patient has vomiting containing food and the the color of vomit is greenish ?Causes of Green VomitingNote that if throw up too much bile, the vomit will likely be greenish yellow. Listed below is a comprehensive list of the possible causes.1Reflux from the BileSince the bile is stored in the liver and gallbladder, if you have a surgery which removes the gallbladder or an infection of the liver, the bile from these organs will mix with the stomach acid

Page 10: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

and be emitted as green vomit. While often the result of a gallbladder removal surgery, it may also be a sign of a major infection.2Alcohol or MedicationAlcohol and medication can irritate your stomach or gastrointestinal tract, which may cause green vomiting.• Too much alcohol intake can cause green vomiting. Especially when the drinks are mixed with bad food or food poisoning, it can lead to excessive vomiting, and at last you will have green vomiting. Also, some alcohol like cocktails colored with dyes can bring color to your vomiting as well.• Apart from alcohol, medication like morphine can be a trigger to your stomach, making the chemoreceptor trigger zone active, and then causing green vomiting.3Vomiting Triggers from FoodFood may cause an episode of green vomiting if one either consumes poorly prepared food, or a food to which they are allergic. For example, if you ate at a restaurant with undercooked chicken, you may get food poisoning and soon be throwing up bile. Likewise, you may suffer from expelling green vomit if you consume a food you either know, or do not know, you are allergic to and should not have consumed.4Obstruction of the BowelAfter eating, the food moves at regular intervals through the digestive tract in order to be expelled through a bowel movement. When there is an obstruction in your bowels, the food will be forced upwards even after being partially digested, and be emitted as vomit mixed with green vomit.5Suffering from an Empty StomachWhen you begin throwing up bile, it is often your body’s defense mechanism of attempting to rid itself of all dangerous toxins, even though you feel as though there is still nothing left in your system. In these cases, be sure to stay well hydrated and consult medical attention if the vomiting does not stop.6A Cyclic Vomiting SyndromeSometimes vomiting occurs for no particular reason. If this happens to you at least three times in a six month time frame, then you may be suffering from the mysterious and currently incurable Cyclic Vomiting Syndrome.http://www.enkivillage.com/green-vomit.html

Page 11: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

8. What is the relation between history of chronic cough and has not undergone the abdominal surgery in this scenario ?Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok—hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.23 Segera setelah timbulnya ileus obstruktif pada ileus obstruktif sederhana, distensi timbul tepat di proksimal dan menyebabkan muntah refleks. Setelah mereda, peristaltik melawan obstruksi dalam usaha mendorong isi usus melewatinya yang menyebabkan nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa nyeri di antara episode. Gelombang peristaltik lebih sering timbul setiap 3 sampai 5 menit di dalam jejunum dan setiap 10 menit di didalam ileum. Aktivitas peristaltik mendorong udara dan cairan melalui gelung usus, yang menyebabkan gambaran auskultasi khas terdengar dalam ileus obstruktif. Dengan berlanjutnya obstruksi, maka aktivitas peristaltik menjadi lebih jarang dan akhirnya tidak ada.27 Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul muntah dan mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus halus menyebabkan muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit, disertai kehilangan air, natrium, klorida dan kalium, kehilangan asam lambung dengan konsentrasi ion hidrogennya yang tinggi menyebabkan alkalosis metabolik. Berbeda pada ileus obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih lambat (jika ada). Bila timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan plasma. Kehilangan cairan ekstrasel tersebut menyebabkan penurunan volume intravascular, hemokonsentrasi dan oliguria atau anuria. Jika terapi tidak diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat timbul azotemia, penurunan curah jantung, hipotensi dan syok.27 Pada ileus obstruktif strangulata yang melibatkan terancamnya sirkulasi pada usus mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan dan gas yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus yang normalnya bertindak sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul

Page 12: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.27 Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat menyebabkan kematian.27 Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus obstruksi yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum terbukti tanda klinis dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung tertutup mencakup pita lekat melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi sederhana. Pada keadaan terakhir ini, sekresi ke dalam gelung tertutup dapat menyebabkan peningkatan cepat tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi aliran keluar ke vena. 27 Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus) dibandingkan ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi cairan dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva ileocaecalis, maka tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan suatu bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling mendesak karena obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten maka kolon terdistensi dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini kompeten, maka kolon terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu menyebabkan ruptura pada tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal didasarkan atas hukum Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding organ tubular pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter tabung itu. Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini yang biasanya pecah pertama.27

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.pdf

9. Why the patient report mass in the inguinal region and extends to his right scrotum since 4 years ago ?

Page 13: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Hernia Inguinalis Lateralis

Anatomi

didaerah inguinal ada canalis inguinalis yang jalannya sejajar dengan ligamentum inguinalis yang menghubungkan SIAS dengan tuberculum pubicum

-batas canalis inguinalis :

-ventral : aponeurosis m. Obliqua abdominis

-dorsal : fascia transversaabdominis, peritoneum

-caudal : ligamentum inguinale Pouparti

-cranial : m. Obliqus abdominis internus

m. Transversus abdominis externus

Page 14: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

-medial : anulus inguinalis externus

-lateral : anulus inguinalis internus

Page 15: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Page 16: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Hernia Inguinalis MedialisHI directa, interna

-selalu aquisita

-sebelah medial vasa epigastrica inferior

-dalam trigonum Hasselbach

batas: -medial : batas lateral m.rectus abdominis

-lateral : sarung vasa.epigastrica inferior

-cranial:batas bawah m.transversalis

-caudal : lig inguinale

-terutama pada usia lebih tua

-sering simetris

-tidak pernah inkarserata atau strangulata

Page 17: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

Hernia FemoralisPintu masuk hernia femoralis dibentuk oleh:

-madial : lig lacunare Gimbernati

-lateral : v.femoralis

-cranial : lig inguinale Pouparti

-caudal : fascia pectinea

Jalannya hernia femoralis :

canalis femoralis annulus femoralis keluar fossa ileopectinea

10. Why the scenario found had increase bowel sound, metallic sound and hypertimpani to percussion ?

Page 18: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

11. Why does the mass appear when the patient is in standing position coughing and straining and dissappeares when in the lying position ?

Page 19: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

12. What is the physical examination from the scenario ?1. Inspeksi

Simetris / tidak, cekung/cembung2. Palpasi

Dengan diraba , ada nyeri 3. Perkusi

Adanya massa bunyi pekak, cairan redup 4. Auskultasi

Hipertimpani, metallic sound

X-Foto abdomen

CT-Scan

Page 20: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

13. What is the risk factor and etiology from the scenario ?

14. What the DD an Diagnose from this scenario ?Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di usus, hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal. Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut yang tidak

Page 21: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

pada tempatnya misalnya pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini mudah membesar.1,2Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising usus). Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi, atau tidak terdengar sama sekali.2Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada pemeriksaan radiologis, dengan posisi tegak, terlentang dan lateral dekubitus menunjukkan gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi dengan air fluid level. Pemberian kontras akan menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rektosigmoidoskopi dan kolon (dengan colok dubur dan barium in loop) untuk mencari penyebabnya. Periksa pula kemungkinan terjadi hernia.10IX. DIAGNOSIS BANDINGPada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana.10Harrison's Principles of Internal Medicine 19th 2015

Page 22: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

15. What is the therapy and management from the scenario ? (hernia and ileus obstructive dipisah)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. 1. Pemeriksaan Radiologi.

Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus)

memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara

atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.

Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema mempunyai suatu peran terbatas pada

pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat

jika suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen.

Pada anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema barium tidaklah haany sebagai

diagnostik tetapi juga mungkin sebagai terapi.

CT–Scan. Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai

adanya starngulasi. CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-

kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum.

CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada

pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari obstruksi.

MRI. Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan. Tetapi tehnik dan kontras yang ada

sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan untuk mengevaluasi iskemia

mesenterik kronis.

Angiografi. Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya

herniasi internal, intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan adhesi. (1,3,4)

Khan AN., Howat J. Small-Bowel Obstruction. Last Updated: May 10, 2004. In:http://www.yahoo.com/search/cache?/ileus_obstructif/Article:By:eMedicine.com.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat

dan ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit normal atau

sedikit meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis. Kimia darah sering adanya

gangguan elektrolit.6

Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi.  Sedapat mungkin

dibuat pada posisi tegak dengan sinar mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas,

Page 23: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

sedangkan sikap tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal

lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus halus biasanya tidak tampak.1,6

Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid level, distensi usus bagian

proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai

distensi usus yang terbatas dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat

terlihat. Pada gambaran radiologi, kolon yang mengalami distensi menunjukkan gambaran seperti

‘pigura’ dari dinding abdomen.10,11

Kemampuan diagnostik kolonoskopi lebih baik dibandingkan pemeriksaan barium kontras ganda.

Kolonoskopi lebih sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung

dilakukan biopsi.12

1. Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani WI., Setiowulan W. Ileus Obstruktif. Dalam: Kapita

Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Penerbit Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000; 318 – 20.

16. What is the complication hernia?

Page 24: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

17. Complication ileus obstruktif ?

Page 25: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03

18. Why the patient denies any hard, small, black-collored stole like goat stole and blood and mucus in his stool with the scenario ?

Page 26: LBM 3 GIT

Salma Savita LBM 3/SGD 03