lbkpmpt) - nexi.go.jp · dengan undang-undang nomor i tahun 20 15 ... penggalian untuk saluran...

13
PEMERINTAH PROⅥ NSI BANTEN BADAN K00RDINASI PENANAMANM lBKPMPT) Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)Telp, (025a) 8480010 Fax. (0254) 8480012 Palima - Serang KEPUTusAN KEPALA BADAN K00RDINASI P PELAYANAN TERPADU PROVINSI BA NOMOR:570/′ 5 /1LH.BKPMPT/VI1/2016 TENTANG PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA PT CE RENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERM ONEGARA DI DESA ARGAWANA KECAMATAN PULO AMP PROVINSI BANTEN KEPALA BADAN K00RDINASI PENANAMAN M TERPADU PROVINSI BANTEN, Menimbang : a. bahwa rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara di Desa Argawana, Kecamatan pulo Ampel, Kabupaten Serang, provinsi Banten, oleh PT Nusantara Gas Service, merupakan kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL); b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 42 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun 2OL2 tentang lzin Lingkungan, bahwa penanggungjawab Usaha danf atau Kegiatan Wajib mengajukan permohonan izin lingkungan secara tertulis; c. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4T Peraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun 2Ol2 tentang Izin Lingkungan, Gubernur menerbitkan izin lingkungan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Provinsi Banten tentang pemberian rzin Lingkungan Kepada pT. NUSANTARA GAS SERVICE Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara di Desa Argawana Kecamatan pulo Ampel Kabupaten Serang provinsi Banten. : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun l99O Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Sa19); Mengingat

Upload: duonganh

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH PROⅥNSI BANTEN

BADAN K00RDINASI PENANAMANMODALDANPELAYANANTERPADU

lBKPMPT)Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)Telp, (025a) 8480010 Fax. (0254) 8480012 Palima - Serang

KEPUTusAN KEPALA BADAN K00RDINASI PENANAMAN MODAL DANPELAYANAN TERPADU PROVINSI BANTENNOMOR:570/′ 5 /1LH.BKPMPT/VI1/2016

TENTANG

PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA PT.NUSANTARA GAS SERⅥ CERENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL BO」 ONEGARA

DI DESA ARGAWANA KECAMATAN PULO AMPEL KABUPATEN SERANGPROVINSI BANTEN

KEPALA BADAN K00RDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANANTERPADU PROVINSI BANTEN,

Menimbang : a. bahwa rencana kegiatan LNG Receiving TerminalBojonegara di Desa Argawana, Kecamatan puloAmpel, Kabupaten Serang, provinsi Banten, olehPT Nusantara Gas Service, merupakan kegiatan yangwajib memiliki Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup (AMDAL);

b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 42 ayat (1)Peraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun 2OL2tentang lzin Lingkungan, bahwa penanggungjawabUsaha danf atau Kegiatan Wajib mengajukanpermohonan izin lingkungan secara tertulis;

c. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4TPeraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun 2Ol2tentang Izin Lingkungan, Gubernur menerbitkan izinlingkungan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,perlu menetapkan Keputusan Kepala BadanKoordinasi Penanaman Modal dan pelayananTerpadu Provinsi Banten tentang pemberian rzinLingkungan Kepada pT. NUSANTARA GAS SERVICERencana Kegiatan LNG Receiving TerminalBojonegara di Desa Argawana Kecamatan puloAmpel Kabupaten Serang provinsi Banten.

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati danEkosistemnya (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun l99O Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor Sa19);

Mengingat

2.

3.

4.

5。

6.

7.

8。

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO0 tentangPembentukan Provinsi Banten (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor a0 10);

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OOT tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1992 Nomor 1lS, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor SS01);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OAg tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5059);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2Ot4 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor I Tahun 20 15tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2Ol4 Tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000tentang Kewenangan Pemerintah dan KewenanganProvinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,Tambahan Lembaran Negara Repubtik IndonesiaNomor 3952);

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2OL2tentang lzin Lingkungan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 48, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2Ol4tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya danBeracun (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 333, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5617);

Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4Nomor 221);

10. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun2oll tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ProvinsiBanten 2O1O - 2030 (Lembaran Daerah ProvinsiBanten Tahun 2O1I Nomor 2);

9.

Memperhatikan :

ll.Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun2otl tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu diBidang Penanaman Modal (Lembaran DaerahProvinsi Banten Tahun 2OLl nomor 7);

12. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun2Ot2 tentang Pembentukan Organisasi PerangkatDaerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah ProvinsiBanten Tahun 2012, Nomor 3);

13. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun2Ol2 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup (Lembaran Daerah ProvinsiBanten Tahun 2072 Nomor 10, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Banten Nomor 45);

14. Peraturan Gubernur Banten Nomor 25 Tahun 2Ol2tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan DaerahNomor 7 Tahun 20Ll tentang PenyelenggaraanPelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang PenanamanModal (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2Ol2Nomor 25) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 20 15 tentangPerubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 25Tahun 2Ol2 tentang Petunjuk PelaksanaanPeraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun2OIl tentang Penyelenggaraan Pelayanan TerpaduSatu Pintu (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun2OL2 Nomor 11);

15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 79 Tahun 2015tentang Pendaftaran Wajib Pajak CabanglLokasiBagi Pelaku Usaha yang Melakukan Usaha dan/atauPekerjaan di Provinsi Banten (Berita Daerah ProvinsiBanten Tahun 2015 Nomor 80);

16. Keputusan Gubernur Banten Nomor : 57OlKep.136-Huk/2015 tentang Pendelegasian KewenanganPenandatanganan Perizinan dan Non PerizinanKepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modaldan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten.

L. Surat Keputusan Kepala Badan Lingkungan HidupDaerah Provinsi Banten Nomor : 9O2lKep.106-BLHD/VI|2O|6, tanggal 24 Juni 2016 tentangKelayakan Lingkungan Hidup Rencana KegiatanLNG Receiving Terminal Bojonegara di DesaArgawana, Kecamatan Pulo Ampel, KabupatenSerang, Provinsi Banten, oleh PT Nusantara GasService;

2. Surat Pengantar Kepala Badan Lingkungan HidupDaerah Provinsi Banten Nomor : 660 1895-BLHD/VI|2O|6, tanggal 30 Juni 2016, tentangPenyampaian Permohonan Penandatanganan lzinLingkungan PT. Nusantara Gas Service;

3. Surat Direktur PT. Nusantara Gas Service Nomor :

23lNGS/ELlVIl2Ol6 tanggal27 Juni 2016 Perihal :

Permohonan lzin Lingkungan PT. Nusantara GasService.

MEMUTUSKAN:Menetapkan :

KESATU : Memberikan tzin hngkungan kepada :

Nama Instansi/Perusahaan

Jenis Usaha danlatau Kegiatan

Penanggungjawab

Jabatan

Alamat Kantor

Tlp/Fax

Lokasi Kegiatan

PT. Nusantara Gas Service

LNG Receiving Terminal

Agus Haryanto

DirekturJl. HR Rasuna Said Blok X-5Nomor 13 Jakarta 12950

(021) 2eO2 t44s l(O2t) 2eO2I443Desa Argawana KecamatanPuloampel Kabupaten Serang

KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU

mencakup kegiatan meliputi :

1. Penggunaan Lahan.

Luas lahan 300.000 m2 (30 Ha), dengan rincianpenggunaan lahan adalah sebagai berikut :

No AreaLuas Lahan

(m2)

Luas LahanTerbangun

(m2)

Luas LahanTerbuka

(m2ltas

Area ofTank 53.646 11.078 425682 Area of Fiare 18.430 0 18.4303 Area of Vaporizer 6.859 6.859 04 Area of Process

Equipment 8.267 2.800 5.467

5 Area of SeawaterIntake 7.398 3.631 3.767

6 Area of SawaterChannel andOutfall

3.123 3.123 0

7 Area of MajorPipins Rack

7.711 0 7.711

8 Area ofAdmistrativeBuildine

25.505 13373 12132

9 Area of MainControl Buildine 4.035 4.035 0

10 Area of Fire Station 2.712 2712 0

Area ofMaintainanceWorkshop andWarehouse

2.178 2.178 0

12 Area of Sub Stationand powerqenerator

6.716 6.716 0

13 Area of MeteringStation 2.604 2.604 0

14 Area of Utili" 5.243 5.243 0

15 Truck Loading Area(Future) 33.435 0 33.435

16 Phase-II ReservedArea 26.568 0 26.568

A

No AreaLuas Lahan

(mη

Luas LahanTerbangun

fm2)

Luas LahanTerbuka

Fmη

」un■lah No.A 214.430 64.352 150.078Persentase (%) No.A

71,478 21,45 50,53

BII

1AdministrationBuilding 990 990 0

2Center ControlRoom

1855 1.855 0

3 Jetty Control Room 374 374 0

4 Main Substation 1.620 1620 0

5 MaintenanceWorkshop &Warehouse

1.062 1.062 0

6 Power House 2.312 2.312 0

7 Main EntranceGate House#3

144 144 0

8 Main EntranceGate House#4

60 60 0

9 Main EntranceGate House#S

24 24 0

10 BOG CompressorShelter

768 768 0

BOG BoosterCompressor Shelter

605 605 0

12 Instrument AirSystem Shelter

275 275 0

13 Fire Eneine Shelter 312 312 0

14 Diesel FirewaterPump Shelter

60 60 0

15 Chlorinator Shelter 32 32 0

」unllah No.B 10.493 10.493 0

Persentase (%) No. B 3,50 3,50 0,00

38.864

Jumleth No.C 38.864 38.864 0

0 36.213

Persentase (%) No. D 11,98 11,57 0,00

」un■ lε

fNo.Ath Luas Lahan Total+B+C+D) 300.000 113.709 186.291

JumleTotal t

th Persentasc(%)

INo.A+B+C+D)100,00 37,90 62,10

2.

3.

4.

5.

Penerimaan tenaga kerja konstruksi diperkirakanmencapai 406 (empat ratus enam) orang sesuaidengan klasifikasi dan keterampilan.Mobilisasi peralatan dan material melalui jalur lautdan darat.Pembangunan Base Camp, dengan bangunan nonpermanen yang akan dibangun disekitar lokasikegiatanKebutuhan air dipasok dari PDAM dan untukkebutuhan konstruksi konsumsi air diperkirakansebesar 16.420 Llharil.Persiapan Lahan.

Penataan lahan meliputi penataan lahan yang telahbersih dari berbagai bangunan terdahulu, ditatasesuai dengan tata letak bangunan yang akandidirikan. Penataan lahan meliputi galian untukpondasi, pengurLtgan untuk meninggikan lahan,penggalian untuk saluran drainase, serta kegiatanpekerjaan tanah lainnya.

6.

Bangunan

C Jala,(Bltol10a,‐pム ァヽihOヽ

38.864 0

D IRu‐ |●glTerbuka‐Hl:介11 ■ ||

36.213

7. Pembangunan Fasilitas Utama dan SaranaPenunjang.

Pembangunan sarana utama dan penunjangnya akandilakukan seca-ra bertahap selama sekitar 3 tahun yangmeliputi:

a. Penyiapan sarana pendukung konstruksi,meliputi :

1. Pembuatan sarana kerja seperti tool kit,gudang, area kerja, kantor, kantin, tempatistirahat, workshop, basecamp, concretebatching plant dan area penyimpananbarang.

2. Pembuatan prasarana seperti jalan masukdan areal parkir kendaraan serta arealpenempatan material.

3. Sumber listrik sementara.Penggunaan listrik sementara akan dipasokdari genset dan sumber listrik dari jaringanPLN yang akan disediakan oleh kontraktor.

4. Pembuatan drainase sementara.b. Sarana pendukung, meliputi : bengkel, kantor,

kantor sekuriti, tangki, ORV, kompresor,pompa, metering, substation, lapangan parkir,jalan lingkungan dan saluran drainase.

c. Pembangunan tangki dan fasilitasnya, meliputi:1. Konstmksi tangki.

- Desain tangki secara umum adalahsebagai berikut :

Data Tangki LNG Kapasitas keda: 160.000 m3.Tipe tangki = full containment,Diameter dalam tangki : 78 MKontainer beton :

Atap: Beton berlulangDinding: Beton pratekarPondasi tiang pancang: Cast in Place RCRancangan Tekanan Gas :

Maksimum :0,29 kg/cm2GMinimum: - 0,05 ks,/cnPG

Desain umum LNG density: 0,470Temperature: -165.C (min), 65'C (max)

Standar DesainDasar

NFPA 59A-2013

- Material tangki terdiri dari :

a. Inner Shell: 9% Ni baja.b. Outer shell: baja karbon dan beton

bertulang.2, Pekerjaan Fasilitas Pendukung di Tapak

Terminal LNG.Fasilitas pendukung pada tapak TerminalLNG, meliputi :

a. Flare, tipe elevated flare, kapasitasmaksimum 71.000 kgljam, pilot fueltekanan 4,5 kgl cm2.

b. Fasilitas pompa : pompa LNG tekananrendah kapasitas 4OO rn3lJam, tekanan17 ,4 kglCm2, pompa LNG tekanan tinggikapasitas 360 ms f Jam, tekanan 99,7kglcm2.

c. Fasilitas regasifikasi, tipe regasifikasiOpen Rack Vaporizer (ORV) sebanyak 3unit kapasitas masing-masing 150tonljam, tekanan operasi 70 kglcm2.

d. Fasilitas Kompressor Gas, kapasitas 9,0tonljam BOG tekanan 8 kgl cm2 dankapasitas 9,0 ton/jam BOG boostertekanan 70 kgl cm2.

e. Fasilitas Kelistrikan, sumber tenagautama dari 5 unit gas engine powergenerator kapasitas masing-masingsekitar 9,8MW.

f. Fasilitas metering system, gas meteringsystem tipe ultrasonic tekanan operasi60-70 kglcm2.

g. Fasilitas fire and safety.h. Fasilitas dan utilitas operasi.i. Fasilitas air bersih.

d. Pemasangan Pipa Operasi Gas.Jenis pipa yang akan dibangun adalah sebagaiberikut :

1. Pipa unloading dari Jetty ke Tanki LNGukuran 44" sepanjang sekitar 1.500 m,dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.

2. Return line BOG dari tanki LNG ke jettyukuran 28" sepanjang sekitar 1.500 mdibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.

3. Pipa regasifikasi dari tanki LNG ke ORVukuran 2Ou sepanjang sekitar 600 mdibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.

4. Pipa gas dari ORV ke metering systemukuran 30" sepanjang sekitar 800 m.

5. Pipa pemadam kebakaran ukuran 16".6. Pipa udara tekan untuk system control.7. Pipa nitrogen untuk keperluan purging.8. Pekerjaan pipe rack, pipe support, pipe

hanger.Pembangunan Dermaga.Pembangunan dermaga meliputi:a. Pekerjaan platform (ietty head) ukuran 30 m x

50 m, elevasi +6,5M LWS, pada kedalaman laut-14 M -LWS. platform dengan konstruksi betondan disangga oleh tiang pancarlg baja (steel pile)dan direncanakan dapat disandari oleh kapalLNG yang mampu mengangkut ukuran 216.000ms LNG.

b. Pekerjaan breasting dolphin, 4 unit @ sekitar 10

8.

Pekerjaan mooring dolphin, 6 unit @ sekitar 8 mx8m.Pekerjaan trestle, lebar sekitar 14,7 meterpanjang sekitar 1.196 meter.Pekerjaan catwalk, lebar sekitar 1,2 m.Elevasi platform +6,5 MLWS, jetty dilengkapidengan 4 buah breasting dolphin dan 6 buangmooring dolphin yang masing-masing dengankontruksi beton tiang pancang baja. Platformdan breasting dolphin dilengkapi dengan fenderuntuk peredam benturan kapal dan bollarduntuk pengikat kapal. Sedangkan mooringdolphin hanya dilengkapi dengan bollard.Platform, breastingdolphin, mooringdolphindihubungkan dengan catwalk atau gangwaysebagai jalan inspeksi.Temporary jetty dan temporary yard handling.

Pengerukan.Pekerjaan pengerukan, meliputi:a. Volume pengerukan.

Pembangunan alur kapal (ship channel) danpembuatan kolam putar (turning basin)meliputi pengerukan (dredging) dari kedalamlaut yang ada menjadi kedalam laut -14 meter.Jumlah volume kerukan (dredging volume)diperkirakan mencapai 2. 100.000 m3.Metode pengerukan.Berdasarkan kondisi lokasi yang akan dikeruktipe kapal yang sesuai adalah TSHD dan CSDdan simple grab dredger. Untuk CSD dan TSHDhampir seluruh material langsung dimasukannke dalam Hopper, sedangkan air yang terhisapakan mengalir melalui saluran agar materialikutan terendapkan sepanjang saluran tersebut,sedangkan air akan mengalir kembali ke 1aut,sehingga kekeruhan dapat menjadi minimal.Lokasi dumping area.Lokasi pembuangan material kerukan (dumpingarea) direncanakan berada disebelah utaraPulau Panjang dengan kedalaman lebih dari 20m dan luas 100 Ha, Berdasarkan Rekomendasidari KSOP Kelas I Banten Surat No.PP.2O7 l11 1/KSOP.Btn-15 dengan titikkordinat:1. 50 52' 35,04" S dan L06o L0' 18,66" E.2. 50 52'35,16" S dan 1060 09'29,88" E.

3. 50 53'23,88" S dan 1060 10' 18,78" E.4. 50 53' 24,OO" S dan 1060 09'30,00" E.

10. Penerimaan tenaga kerja operasional diperkirakanmencapai 100 (seratus) orang sesuai denganklasifikasi dan keterampilan, yang dikelompokkandalam 2 (dua) bagian, yaitu :

C.

d.

rl.

g.

9.

b.

C.

a. Kelompok pegawai tetap PT. Nusantara GasService unit terminal LNG.Kelompok pegawai outsourcing.

1 1. Operasional Unit Regasifikasi.a. Bahan baku.

Kandungan kimia dalam LNG yang akanditerima adalah sebagai berikut :

No KomponenBanyaknya Kandungan

(%\

1 Methana Lebih dari 83%2. Buthana Kurans dari 2,5O o/o

3. Pentana dan Turunannya Kurang dari O,25 o/o

4. Nitrogen Kurang dari l,50° /0

b. Sumber LNG yang akan digunakan.

LNG didatangkan dari kilang LNG dalam negeriatau import dari luar negeri yang diangkut dengankapal LNG kapasitas 70.000 216.000 s13 dandibongkar di dermaga (Jetty) PT. Nusantara GasService.

c. Proses regasifikasi.

Secara umum proses operasional unit regasifikasiterdiri dari beberapa tahap utama, yaitu:

1. Pemuatan LNG dari kapal LNG ke tangki;2. Penyimpanan LNG dalam tangki;3. Regasifikasi LNG;4. Sending out gas hasil regasifikasi.

Pengoperasian Dermaga.

Pengoperasian dermaga utama terdiri daripengendalian kegiatan dermaga selama sandar,unloading dan lepas sandar dari dermaga. Aktivitasoperasional kapal dan pengawalan oleh tug boattermasuk pengendalian lalu lintas bagi kapal-kapalnelayan dan kapal barang industry yang adadisekitar lokasi kegiatan, sedangkan untuk dilautterbuka akan dikontrol oleh kapal itu sendiri.

Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga.

Kegiatan pemeliharaan LNG Receiving TerminalBojonegara dan perbaikan program kerja di setiapunit kegiatan dilakukan untuk menjaminkelancaran dalam pengoperasian Terminal LNG.

Berikut kapasitas terminal LNG yang akandiselenggarakan :

Kapasitas Terminal :10.000 ton/hari

Send out : Natural gas disalurkan melalui pipa

Ketersediaan Berkelanjutan (2+ jam/hari, 365hari/tahun)

Service life : 20 tahun untuk peralatan utama.

12.

13.

14. Pemeliharaan Alur Pelayaran.Pemeliharaan juga dilakukan untuk alur kapai danpemeliharaan kolam putar dengan kegiatanpengerukan (dredging) bertujuan untuk menjaga

kedalaman alur kapal dan kolam putar daripendangkalan akibat sedimentasi dan pembuangan

ke lokasi dumping area seperti berikut ini:a. Pengerukan di dalam kegiatan pemeliharaan

alur pelayaran dilakukan untuk menjaga

kedalaman alur kapal (Ship Channel) dan kolamputar (turning Basin) aman untuk operasional

kapal. Kedalaman laut di area alur kapal dan

kolam putar di jaga untuk -14 meter. Volume

materal pengerukan akan lebih rendah dibandingkan pada saat kontruksi;

b. Lokasi pembuangan material akanmempertimbangkan kesesuaian lokasi, volume

material dredging, serta arahan dari institusiterkait.

15. Rencana Tanggap Darurat (RTD) atau Emergency

Response Plan (ERP). Rencana tanggap daruratakan dijelaskan berdasarkan dokumen hazard andoperatibility (HAZOPI, laporan studi penilaian

dampak kesehatan/sosial/ lingkungan (ESHIA) danpanduan keselamatan kesehatan kerja danlindungan lingkungan (EHS) IFC.

16. Pengendalian/deteksi kemungkinan kebocoran gas.

a. Pembuangan gas ke flare;b. Pembuangan non-flare pembuangan gas ke non

flare;c. Pembuangan gas engine generator.

17. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan material pasca

operasi.18. Pembongkaran bangunan dan fasilitas

penunjangnya termasuk pengalihan kepemilikankegiatan ataupun pembongkarannya sesuai dengan

peraturan - peraturan yang ditetapkan oleh

instansi berwenang yang berlaku saat itu.19. Pembongkaran Dermaga.

Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalammelaksanakan kegiatannya waj ib :

1. Melakukan pengelolaan dampak lingkungan hidupdan pemantauan dampak lingkungan hidup;

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

2. melakukan pengelolaan dampak denganpendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusi.

Kewajiban melakukan pengelolaan dan pemantauandampak sebagaimana dimaksud dalam diktum KETIGAangka 1 tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran IIKeputusan ini.

Selain pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksuddalam diktum KETIGA pemegang/penerima izin,harus:

1. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada pemerintahdaerah, tokoh masyarakat serta masyarakat yangterkena dampak dari aktivitas kegiatan tahap prakontrr.rksi, konstruksi, operasi dan tahap pascaoperasi;

2. Mengupayakan aplikasi Reduce, Reuse, dan Recycle(3R) terhadap limbah-limbah yang dihasilkan darikegiatannya;

3. Melaksanakan ketentuan pelaksanaan kegiatansesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP);

4. Melakukan perbaikan secara terus-menerusterhadap kehand.alan teknologi yang digunakandalam rangka meminimalisasi dampak yangdiakibatkan dari rencana kegiatan ini;

5. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaanlingkungan yang dilakukan serta kegiatan lainnyaterkait dengan kegiatan-kegiatan tersebut;

6. Melaksanakan Corporate Social Responsibility(CSR) dan Community Development (CD) secaraefektif dan tepat sasaran.

Sebelum melaksanakan usaha dan/kegiatan,sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUApemegang/penerima izin wajib :

1. melakukan izinf usaha dan/atau izin lainnya yang

terkait dengan kegiatannya.2. memiliki izin perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup (PPLH) untuk tahapankonstruksi, operasi dan pasca operasi, berupa :

a. Izin Penyimpanan Sementara Limbah BahanBerbahaya dan Bercun (LB3);

b. Izin Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (LB3).

KETU」UH

KEDELAPAN

KESEMBILAN

KESEPULUH

KESEBELAS

Pemegang/penerima izin sebagaimana dimaksud

dalam diktum KESATU wajib menyusun laporan

pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam

diktum KEEMPAT paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1

(satu) tahun sejak Keputusan ini ditetapkan dan

menyampaikannya kepada :

1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata

Lingkungan;2. Gubernur Banten melalui Kepala Badan

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Banten;

3. Bupati Serang melalui Kepala Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Serang;

Apabila dalam pelaksanaan usaha danlatau kegiatan

timbul dampak lingkungan hidup di luar dampak yang

wajib dikelola sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

I dan Lampiran II Keputusan ini, pemegang/penerima

izin wajib melaporkan kepada instansi sebagaimana

dimaksud dalam diktum KETUJUH paling lama 30

(tiga puluh) hari kerja sejak diketahuinya timbulan

dampak lingkungan hidup di luar dampak penting

yang wajib dikelola.

Terhadap pelaksanaan lzin Lingkungan ini Gubernur

menugaskan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

(PPLH) untuk melakukan pengawasan.

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam diktum

KESEMBILAN dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam

1 (satu) tahun.

Pemegang/penerima izin sebagaimana dimaksud

dalam diktum KESATU wajib mengajukan permohonan

perubahan izin lingkungan apabila terjadi perubahan

atas rencana usaha danf atav kegiatannya dan/atau

oleh sebab lain sesuai dengan kriteria perubahan yang

tercantum dalam pasal 50 Peraturan Pemerintah

Nomor 27 tahun 2Ol2 tentang Izin Lingkungan.

Keputusan ini berlaku sama dengan masa berlakunya

izin usaha danf atau kegiatan.KEDUABELAS

KETIGABELAS : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Serangpada tanggal :

a.no GUBERNUR BANTENKEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN

PELAYANAN TERPADUSI BANTEN,

SUHARSO

」UL 20:6

Tembusan disampaikan1. Menteri Lingkungan2. Gubernur Banten;3. Bupati Serang;

Kepada Yth:Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia;

4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah provinsi Banten;5. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.