layang prb edisi 2 (juli-agustus 2012)

8
LAYANG PRB Eling lan waspada ngadepi bebaya telah menarik minat banyak wisatawan dari dalam dan luar YOGYAKARTA - Merapi tidak hanya dikenal sebagai negeri untuk datang dan menyaksikan langsung bukti gunung yang aktif dan unik, melainkan juga memiliki kedahsyatan alam. potensi sumber daya alam yang melimpah. Apabila dapat Selama musim liburan sekolah, Juni-Juli 2012, dimanfaatkan dengan baik, maka potensi-potensi itu kunjungan wisatawan domestik dan asing ke area “Volcano diyakini mampu mendukung kehidupan masyarakat di Tour” amat ramai. Menurut warga Umbulharjo, jumlah sekitarnya secara berkesinambungan. kunjungan mencapai lebih dari 1.000 orang per hari dengan Tim peneliti Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, retribusi Rp3.000 per orang. Selain pendapatan itu, masih dalam penelitian berjudul “Potensi Sumber Daya Alam ada pemasukan dari parkir kendaraan, paket wisata, sewa Gunungapi Merapi dan Pengelolaannya untuk Mendukung jasa, dan transaksi perdagangan. Kehidupan Masyarakat Sekitar” mendeskripsikan Merapi Potensi kontribusi ekonomi yang cukup besar ini, kaya akan potensi sumber daya air, mineral, dan lahan apabila dikelola secara serius, diyakini mampu memulihkan (pertanian, perkebunan, hutan, peternakan, perikanan, dan kerusakan dan kerugian ekonomi akibat erupsi 2010 dalam pariwisata). Secara kasar, pendapatan potensial yang tempo singkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana dihasilkan dari pengelolaan sumber daya alam ini mampu (BNPB), dalam Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, mencapai ratusan miliar rupiah per tahun. merilis besar nilai kerusakan ekonomi pascaerupsi Merapi Salah satu potensi yang tumbuh pesat akibat dinamika mencapai Rp179,8 miliar dengan nilai kerugian lebih dari kegunungapian Merapi adalah pariwisata. Perubahan Rp623,7 miliar. bentang alam yang terjadi pascaerupsi 2010 lalu, misalnya, Ekspresi wajah Ny. Suratin (35) tampak datar tatkala ia menjelaskan usaha pembuatan abon lele di hadapan warga Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, akhir Mei lalu. Kendati penjualan abon semakin laris, Ny. Suratin mengaku usahanya bersama kelompok warga “Sedya Rukun” ini masih jauh dari sukses. Bahan baku abon lele memang mudah karena didapat dari usaha perikanan warga. Pemasarannya juga lancar. Tetapi, usaha sulit maju karena modal tidak pernah bertambah. Menurut Ny. Suratin omzet usaha mencapai Rp600 ribu per bulan, tapi jumlah itu selalu habis dibagikan kepada seluruh anggota kelompok. Manisnya hasil usaha juga belum dirasakan Ny. Eka (30), seorang pemandu wisata di kawasan pariwisata “Volcano Tour ” di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Kemampuan berbahasa MENINGKATKAN KETAHANAN MENGHADAPI DAN MENGATASI TANTANGAN USAHA EKONOMI DI MERAPI (Kiri) Turis domestik terlihat mengunjungi kawasan wisata “Volcano Tour” di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, beberapa waktu lalu. (Kanan Atas) Pentas kesenian Jatilan menjadi bagian dari “Volcano Tour”. (Kanan Bawah) Penjual makanan khas Jadah Tempe melengkapi kawasan wisata dari sisi kuliner. (bersambung ke hlm. 8) (bersambung ke hlm. 8) Eling lan waspada ngadepi bebaya Halaman 7 Profil MENANTANG ADRENALIN BERSAMA “VOLCANO TOUREdisi Juli-Agustus 2012 Halaman 3 Info Jogja WARGA MULAI BONGKAR HUNTARA Halaman 2 Urun Rembug Ir. Budi Antono, M.Si: PEMULIHAN PEREKONOMIAN JADI PRIORITAS

Upload: sampur-ariyanto

Post on 09-Mar-2016

235 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Informasi tentang perkembangan PRB di Yogyakarta dan Jawa Tengah

TRANSCRIPT

LAYANG PRB

El ing lan waspada ngadepi bebaya

telah menarik minat banyak wisatawan dari dalam dan luar YOGYAKARTA - Merapi tidak hanya dikenal sebagai negeri untuk datang dan menyaksikan langsung bukti gunung yang aktif dan unik, melainkan juga memiliki kedahsyatan alam.potensi sumber daya alam yang melimpah. Apabila dapat

Selama musim liburan sekolah, Juni-Juli 2012, dimanfaatkan dengan baik, maka potensi-potensi itu kunjungan wisatawan domestik dan asing ke area “Volcano diyakini mampu mendukung kehidupan masyarakat di Tour” amat ramai. Menurut warga Umbulharjo, jumlah sekitarnya secara berkesinambungan.kunjungan mencapai lebih dari 1.000 orang per hari dengan Tim peneliti Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, retribusi Rp3.000 per orang. Selain pendapatan itu, masih dalam penelitian berjudul “Potensi Sumber Daya Alam ada pemasukan dari parkir kendaraan, paket wisata, sewa Gunungapi Merapi dan Pengelolaannya untuk Mendukung jasa, dan transaksi perdagangan.Kehidupan Masyarakat Sekitar” mendeskripsikan Merapi

Potensi kontribusi ekonomi yang cukup besar ini, kaya akan potensi sumber daya air, mineral, dan lahan apabila dikelola secara serius, diyakini mampu memulihkan (pertanian, perkebunan, hutan, peternakan, perikanan, dan kerusakan dan kerugian ekonomi akibat erupsi 2010 dalam pariwisata). Secara kasar, pendapatan potensial yang tempo singkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana dihasilkan dari pengelolaan sumber daya alam ini mampu (BNPB), dalam Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, mencapai ratusan miliar rupiah per tahun.merilis besar nilai kerusakan ekonomi pascaerupsi Merapi Salah satu potensi yang tumbuh pesat akibat dinamika mencapai Rp179,8 miliar dengan nilai kerugian lebih dari kegunungapian Merapi adalah pariwisata. Perubahan Rp623,7 miliar.bentang alam yang terjadi pascaerupsi 2010 lalu, misalnya,

Ekspresi wajah Ny. Suratin (35) tampak datar tatkala ia menjelaskan usaha pembuatan abon lele di hadapan warga Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, akhir Mei lalu. Kendati penjualan abon semakin laris, Ny. Suratin mengaku usahanya bersama kelompok warga “Sedya Rukun” ini masih jauh dari sukses.

Bahan baku abon lele memang mudah karena didapat dari usaha perikanan warga. Pemasarannya juga lancar. Tetapi, usaha sulit maju karena modal tidak pernah bertambah. Menurut Ny. Suratin omzet usaha mencapai Rp600 ribu per bulan, tapi jumlah itu selalu habis dibagikan kepada seluruh anggota kelompok.

Manisnya hasil usaha juga belum dirasakan Ny. Eka (30), seorang pemandu wisata di kawasan pariwisata “Volcano Tour” di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. K e m a m p u a n b e r b a h a s a

MENINGKATKAN KETAHANAN

MENGHADAPI DAN MENGATASI

TANTANGAN USAHA

EKONOMI DI MERAPI

(Kiri) Turis domestik terlihat mengunjungi kawasan wisata “Volcano Tour” di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, beberapa waktu lalu. (Kanan Atas) Pentas kesenian Jatilan menjadi bagian dari “Volcano Tour”. (Kanan Bawah) Penjual makanan khas Jadah Tempe melengkapi kawasan wisata dari sisi kuliner.

(bersambung ke hlm. 8) (bersambung ke hlm. 8)

Eling lan waspada ngadepi bebaya

Halaman 7

ProfilMENANTANG ADRENALIN BERSAMA “VOLCANO TOUR”

Edis i Jul i -Agustus 2012

Halaman 3

Info JogjaWARGA MULAI BONGKARHUNTARA

Halaman 2

Urun RembugIr. Budi Antono, M.Si: PEMULIHAN PEREKONOMIAN JADI PRIORITAS

2URUN REMBUG

El ing lan waspada ngadepi bebaya

E r u p s i M e r a p i 2 0 1 0 m e m a n g t e l a h menghancurkan dan merugikan kehidupan di sekitarnya. Namun ternyata di balik itu, terdapat banyak berkah yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk bertahan hidup pascatertimpa bencana.

Dalam jangka pendek, material vulkanik Merapi berupa batu, kerikil, dan pasir yang telah mengisi alur-alur sungai merupakan komoditas tambang bernilai jual tinggi sebagai bahan baku pembuatan bangunan. Penambangan pasir marak dijumpai di bantaran Sungai Gendol dan Sungai Opak (Sleman, DI Yogyakarta), Sungai Woro (Klaten, Jawa Tengah), dan Sungai Putih (Magelang, Jawa Tengah).

Sisa-sisa lintasan awan panas dan lahar dingin menghasilkan pemandangan bentang alam baru. Hamparan pasir kelabu di lereng Merapi yang nyaris tidak terhalang vegetasi menarik minat ribuan orang untuk menyaksikan keindahan panorama alam itu. Tingginya jumlah kunjungan telah membuka kesempatan bagi warga Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, untuk memulai usaha pariwisata terpadu “Volcano Tour”.

Potensi pariwisata ini mendatangkan efek domino berupa meningkatnya permintaan akan suvenir dan oleh-oleh. Peluang inilah yang ditangkap oleh sebagian masyarakat lain, utamanya perempuan, untuk merintis usaha skala rumah tangga, seperti produksi makanan olahan dan kerajinan batik bermotif khas lereng Merapi.

Lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang musnah pascaerupsi Merapi juga te lah m e n g i n s p i r a s i s e j u m l a h p i h a k u n t u k mengupayakan pertanian lahan sempit bagi masyarakat, seperti budidaya jamur. Hal ini sudah mulai dikembangkan warga Desa Kepuharjo dan Wukirsari di Sleman dengan potensi pasar luas.

Untuk jangka panjang, endapan letusan yang kaya beragam unsur hara akan meningkatkan kesuburan tanah di sekitar lereng Merapi. Ini merupakan masa depan cerah bagi sektor pertanian, perkebunan, dan pertanian. Terlebih, pemerintah masih memperbolehkan area terdampak langsung erupsi Merapi dan lahar dingin untuk dijadikan kawasan pertanian.

Beragam potensi tersebut seolah menyadarkan kita bahwa erupsi Merapi 2010 sesungguhnya bukanlah sebuah akhir, melainkan awal baru yang menjanjikan kesejahteraan. Kini, tantangannya adalah bagaimana cara mengolah potensi-potensi tersebut sebagai mata pencaharian baru yang menghidupi sekaligus membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana. (*)

Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRB

PEMULIHAN PEREKONOMIAN TAJUK

YANG KAYA POTENSIMERAPI

Ir. Budi Antono, M.Si :

JADI PRIORITASmemerlukan mata pancaharian baru yang bisa dijadikan sumber pendapatan tetap.

Solusi yang dibutuhkan, lanjutnya, ialah mengusahakan mata pencaharian baru dan alternatif bagi warga. Namun, upaya ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Diperlukan kajian menyeluruh mengenai penentuan jenis mata pencaharian yang cocok terhadap kemampuan warga dan potensi lingkungan.

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan, dan perusahaan swasta, melalui program pengabdian masyarakat maupun Corporate S ocial Responsibility (CSR) hadir di Merapi untuk memulihkan ekonomi warga sejak masa tanggap darurat. Mereka mengembangkan sektor pengolahan makanan, kerajinan, Satu setengah tahun sudah erupsi Merapi dan banjir lahar hingga pertanian budidaya. Walau begitu, tidak semua dingin berlalu. Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa kegiatan ini bertahan lama karena umumnya dilaksanakan Tengah, dengan berpedoman pada Rencana Aksi (Renaksi) tanpa perencanaan matang dan menyeluruh.Rehabilitasi dan Rekonstruksi, kini tengah giat memulihkan

Pemerintah juga sudah memulai upaya pemulihan kondisi fisik wilayah dan sosial warga pascabencana melalui ekonomi secara bertahap. Langkah ini menjadi bagian dalam optimalisasi lima sektor di dalam dokumen Renaksi, antara lain fasilitasi pembuatan huntap. Pemerintah memberikan perumahan, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial, dan lintas kaveling tanah seluas lebih kurang 100 meter persegi dengan sektor.luas bangunan huntap sekitar 36 meter persegi. Artinya, ada Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Harian Badan sisa lahan yang cukup luas bagi warga untuk memulai kegiatan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DI ekonomi dari rumah.Yogyakarta, Ir. Budi Antono, M.Si, Senin (2/7). Menurut Pak

Anton demikian beliau disapa, pada dasarnya semua sektor sama-sama penting, namun ada yang menjadi prioritas bagi pemerintah daerah untuk segera dikerjakan.

Prioritas utama adalah perumahan. Pemerintah harus menuntaskan relokasi warga terdampak erupsi Merapi dari hunian sementara (huntara) menuju hunian tetap (huntap) secepatnya. Dikatakan Pak Anton, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta akan membangun 3.023 huntap. Sebanyak 736 huntap sudah berdiri dan dihuni, sementara sisanya akan terus dibangun hingga akhir 2013.

Untuk prioritas selanjutnya, lanjut mantan Kepala Bagian Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Ter lepas dar i belum sempurnanya pemul ihan DIY ini, telah terjadi perubahan dari pemulihan infrastruktur perekonomian dari pemerintah dan swasta, Pak Anton wilayah menjadi ekonomi produktif. “Ekonomi produktif bersyukur bahwa masyarakat tidak berpangku tangan dan diprioritaskan karena pemindahan dari huntara ke huntap hidup mengandalkan bantuan semata. Di sejumlah wilayah, tidak hanya memindahkan barang mati, melainkan juga masyarakat yang menghuni huntara sudah aktif mencari memindahkan manusia yang mempunyai rasa dan jiwa, dan penghidupan baru, seperti menambang pasir, membuat mempunyai mata pencaharian. Kegiatan ekonomi produktif batako, dan membuat makanan olahan.itu secara tidak langsung harus mengikuti relokasi masyarakat Demi memudahkan langkah ini, ia mengimbau pihak dari huntara ke huntap,” papar Pak Anton. swasta dan lembaga swadaya masyarakat yang bekerja pada

Ia pun memahami kesulitan warga terdampak erupsi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi untuk membantu Merapi untuk beradaptasi dengan kehidupan baru. Sebagian menjembatani komunikasi antara masyarakat terdampak besar dari mereka tidak bisa lagi kembali menekuni mata dengan pemerintah. Dengan demikian, ekonomi warga dapat pencaharian asli, seperti bertani dan beternak, karena aset terus membaik sehingga pada akhirnya nanti dapat benar-lahan dan hewan ternak rusak. Untuk bertahan hidup, mereka benar pulih seperti sedia kala. (YOG)

Ekonomi produktif diprioritaskan karena pemindahan dari huntara ke huntap tidak

hanya memindahkan barang mati, melainkan juga memindahkan manusia yang mempunyai

rasa dan jiwa, dan mempunyai mata pencaharian. Kegiatan ekonomi produktif itu

secara tidak langsung harus mengikuti relokasi masyarakat dari huntara ke huntap

3INFO JOGJA

El ing lan waspada ngadepi bebaya

kesulitan mendapat air. Sumur-sumur resapan dangkal digunakan untuk proses pendirian hunian tetap (huntap).akan mengering lebih cepat, sehingga sumber air hanya Menurut Tulus, Sek retar is Desa Kepuharjo, mengandalkan sumur bor dalam. Mata air di sekitar Merapi Cangkringan, Sleman, kesulitan air dirasakan warga yang juga belum seluruhnya pulih akibat pergeseran struktur mendiami huntap Dusun Batur. Sebelumnya, warga geologis tanah dan batuan pascaerupsi 2010. memperoleh air dari sumber mata air Kali Kuning, namun

Kekeringan juga memicu kerapuhan dan guguran beberapa hari ini mulai terasa berkurang. “Sebenarnya saat YOGYAKARTA - Mulai penghujung Juni 2012, curah material-material lepas di tebing-tebing lereng Merapi. ini belum terlalu berdampak, karena warga masih bisa

hujan di kawasan Gunung Merapi dan sekitarnya terus Warga yang bekerja sebagai penambang pasir diimbau kembali ke hunian sementara mereka di Gondang I untuk berkurang. Musim kemarau ditengarai sedang untuk berhati-hati dan menghindari longsoran material. mengambil air. Namun, jika sampai beberapa minggu tidak berlangsung. Warga di sekitar Merapi diimbau siaga dan Debu yang muncul juga membahayakan kesehatan, ada suplai air, warga kami terpaksa harus membelinya,” mengantisipasi potensi kekeringan yang mungkin terjadi. terutama memicu gangguan pernapasan, sehingga ujar Tulus, Kamis (12/7).

Penurunan curah hujan di Kabupaten Sleman bagian masker wajib dikenakan. Selain itu, kekeringan juga membuat sejumlah utara atau di sekitar puncak Merapi, hasil pantauan Badan Meskipun belum parah, warga Sleman, Klaten, dan peternak sapi di Boyolali mulai kesulitan memperoleh Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Magelang yang tinggal di lereng Gunung Merapi sudah rumput. Menurut sejumlah peternak di Cepogo, Boyolali, adalah dari 125 mm (Juni) menjadi 63 mm (Juli). Hasil merasakan dampak kekeringan. Apabila masalah itu tidak banyak ternak kini susut bobotnya akibat kurang makan. pantauan ini diperkuat oleh hasil pengukuran curah hujan diantisipasi segera, dikhawatirkan terjadi krisis air. Selain Ini membuat petani mengurungkan niat menjual sapi di berbagai pos pengamatan Merapi, yakni di Pos dipakai untuk konsumsi dan rumah tangga, air juga karena harganya turun. (YOG)Kaliurang, Ngepos, Babadan, Jrakah, dan Selo selama Juli 2012, yang nyaris nihil atau tanpa hujan.

Menilik pola musim kemarau tahun lalu, BMKG memperkirakan musim kemarau kali ini akan berlangsung selama 4-6 bulan. Pada tahun 2011, hujan mulai berhenti turun bulan Juli dan berakhir sekitar pertengahan November.

Kemarau yang berimbas pada kekeringan akan menyebabkan warga yang tinggal di lereng Merapi

yang kami bongkar juga akan dijadikan lokasi huntap,” kata Rubiso, Selasa (17/7).SLEMAN – Ratusan warga terdampak erupsi Merapi yang tinggal di hunian sementara Warga juga mengambil sebagian besar material huntara seperti kayu, bambu, dan Dongkelsari, Kuwang, dan Gondang II, Kecamatan Cangkringan, Sleman membongkar

batako, untuk digunakan sebagai tambahan bagi pembangunan huntap mereka. Terlihat rumah mereka secara swadaya. Upaya itu dilakukan untuk mempercepat proses relokasi pula beberapa mobil bak terbuka mondar-mandir mengangkut material tersebut dari dan pembangunan hunian tetap.lokasi huntara menuju huntap.Seperti diungkapkan oleh Rubiso, Kepala Dusun Ngepringan, Wukirsari, yang

Sementara itu, sekitar 147 KK dari Dusun Gungan, Desa Wukirsari yang ada di huntara mendiami hunian sementara (huntara) Gondang II, pembongkaran berlangsung sejak Dongkelsari juga membongkar rumah mereka. Pembongkaran huntara secara mandiri akhir Juni secara bertahap. Jumlah warga yang membongkar huntara mencapai 200 kepala juga dilakukan oleh masyarakat yang berada di Kuwang, Desa Argomulyo. Proses tersebut keluarga (KK). Menurut rencana, sebagian dari mereka akan pindah ke hunian tetap dilakukan secara nyaris bersamaan. Pembangunan huntap nantinya juga akan (huntap) Pagerjurang.berlangsung di atas lahan yang sama.“Saat ini kami tinggal di sebagian rumah huntara di Gondang II yang sudah kosong.

Dalam keterangan resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ketua Penghuni lama huntara itu sudah pindah ke huntap Batur. Menurut rencana, lokasi huntara Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TPT RR) Pascabencana Erupsi Gunung Merapi, Soetrisno, memastikan bahwa pembongkaran tersebut murni atas inisiatif dari masyarakat sendiri. “Tidak ada paksaan dari pemerintah atau pelaksana lapangan yang bertugas untuk membangun huntap,” demikian tegas Soetrisno.

Pernyataan ini juga didukung oleh warga Wukirsari, Subadi, yang bekerja sebagai petani. Menurutnya, warga tidak mau sekadar berdiam diri menunggu proses pembongkaran dilakukan oleh pemerintah. Karena itu, mereka sepakat bersama-sama membongkar sendiri huntara dan pindah ke lokasi huntara lain yang sudah kosong.

Saat ini, masyarakat Wukirsari bertempat tinggal sementara di barak yang bertempat di Balai Desa Wukirsari, huntara Gondang II, dan Gondang III. Selain di tiga lokasi tersebut, ada juga masyarakat yang memilih untuk tinggal di rumah keluarganya yang lain.

Dihubungi terpisah, Sriyono, Koordinator Bidang Relokasi dan Pertanahan TPT RR Merapi mengatakan bahwa pembangunan huntap Dongkelsari menggunakan tanah kas desa. Menurut Sriyono, proes selanjutnya dari pembongkaran itu adalah pembersihan lahan yang rencananya berlangsung pada minggu keempat Juli hingga Agustus 2012.

Huntap Kuwang juga direncanakan akan dibangun di atas tanah kas desa untuk 332 KK korban erupsi dan banjir lahar dingin dari Dusun Teplok, Cangkringan Bakalan, Suruh, Gadingan, Guling, Banaran, Jetis, Jaranan, Panggung, Kliwang, dan Karanglo. Pemerintah menargetkan pada awal 2013, seluruh huntap akan selesai dibangun. (YOG)

Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRB

LAYANG PRB

PENANGGUNG JAWAB PRODUKSI : Diana Setiawati (IOM), Danang Samsurizal (Koordinator Forum PRB DIY) PENYUNTING : Diana Setiawati, Yoga Putra (IOM ), Aris Sustiyono (Forum PRB DIY), Mariana Pardede (Forum PRB DIY) REPORTER : Yoga Putra LAYOUT : Sampur Ariyanto (IOM) FOTOGRAFER : Sampur Ariyanto, Yoga Putra, Al Akbar Abubakar (IOM) KONTRIBUTOR : Jerri Irgo Saputra, Aris Sustiyono

Alamat Redaksi : Gedung KESBANGLINMAS DIY Lt 2, Jl Sudirman No 5, Yogyakarta

Redaksi Layang PRB menerima tulisan opini sepanjang 5000 karakter (termasuk spasi) dilengkapi biodata singkat penulis. Bagi tulisan yang dimuat, redaksi akan memberikan honor sepantasnya

MERAPI MASUKI MUSIM KEMARAU

WARGA MULAI BONGKAR HUNTARA

Kondisi Hunian Sementara di Gondang II yang sudah dibongkar secara mandiri oleh warga, di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Kamis 12/7.

4INFO JATENG

El ing lan waspada ngadepi bebaya

MERAPI KELUARKAN ASAP DAN HUJAN ABU

MAGELANG - Penambangan pasir secara intensif di tepi Sungai Putih dan Sungai Pabelan telah mengancam keberadaan tanggul penahan aliran lahar dingin. Selain menimbulkan kerugian, penambangan juga akan membahayakan keselamatan warga sekitar apabila banjir lahar dingin terjadi lagi.

Kerusakan tanggul dapat terlihat di berbagai lokasi, antara lain di Dusun Candi, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, dan di dekat SMK Negeri I Salam. Tanggul tersebut dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mencegah erosi lanjutan di tepi sungai pascaterjangan banjir lahar dingin tahun 2011.

Fungsi vital ini agaknya tidak diperhatikan oleh para penambang pasir. Lebih dari setahun terakhir para penambang bebas berkeliaran di sepanjang tepi Sungai Putih dan Pabelan. Harga pasir Merapi yang tinggi, minimal Rp150.000 per truk, disertai permintaan yang tidak putus, membuat penambangan sulit untuk dikendalikan.

Warga yang berdomisili di sekitar tanggul sungai sebenarnya khawatir akan akibat aktivitas penambangan ini. Hanya saja, mereka tidak mampu berbuat banyak. “Kami hanya bisa melihat dan merasa risau. Kami sudah melaporkan hal ini kepada pemerintah desa dan kecamatan,” ujar Eko, warga Sirahan.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, juga sudah mengetahui ancaman ini. Ia meminta agar Pemerintah Kabupaten Magelang untuk menyikapinya serius dan menghentikan praktik penambangan. Jika diteruskan, kegiatan penambangan akan merusak tanggul yang dibangun dengan biaya ratusan miliar tersebut.

Tindak lanjut dari instruksi gubernur ini pun sudah terlihat. Sejak akhir Juni lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tampak aktif menghalau para penambang pasir. Penertiban dilakukan terhadap penambang tradisional maupun penambang modern dengan alat berat. Namun, belum ada informasi mengenai upaya pembenahan bagi tanggul-tanggul yang sudah telanjur rusak.

Warga berharap perbaik an tanggul segera dilaksanakan pada musim kemarau, ketika banjir lahar dingin tidak mengancam. Apabila terlambat, maka tidak dapat dibayangkan dampak yang akan terjadi apabila tanggul sampai jebol lagi akibat terjangan banjir lahar dingin dengan materi batu dan pasir.

Terlebih, beberapa warga terdampak banjir lahar dingin 2010 kini sudah kembali ke rumahnya masing-masing yang berada dekat dari bibir sungai. Belum adanya kepastian relokasi warga terdampak dari hunian sementara menuju hunian tetap membuat mereka memilih pulang ke rumah asal. (YOG)

Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRB

Info Magelang

PIC

terlihat, meskipun tidak terlalu jelas, dari seluruh pos MAGELANG - Gempa vulkanik dangkal yang terjadi di pengamatan yang ada, yakni di Pos Babadan, Selo, Ngepos, Gunung Merapi, Minggu (15/7) sore, memicu terjadinya dan Jrakah.guguran material di bagian puncak selama beberapa

Namun demikian, BPPTK tidak menaikkan status menit. Material halus berupa pasir dan abu yang terbawa kewaspadaan Gunung Merapi, sehingga sampai saat ini hembusan angin terlihat bagaikan asap dari kejauhan. Merapi tetap berada pada level normal. BPPTK juga Angin juga membawa abu halus hingga ke lereng menyatakan bahwa gunung ini tidak mengalami letusan sehingga jatuh di pemukiman warga.apa pun. Hujan abu yang terjadi pada Minggu malam Menurut penuturan warga lereng Merapi yang tinggal tersebut tidaklah sama dengan hujan abu sebelum erupsi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, suara gemuruh 2010. Selain itu, dinamika kegempaan yang terjadi juga akibat guguran material itu terdengar sekitar pukul 18.00 masih dalam taraf normal.WIB. Sesaat kemudian, hujan abu tipis turun selama

Imbauan kepada warga agar tidak panik juga terus beberapa jam. Suara gemuruh juga terdengar oleh warga disampaikan oleh petugas dan perangkat pemerintah Kabupaten Boyolali, terutama di Kecamatan Selo, serta di lokal di lapangan. Kendati sempat membuat kaget, tidak Kabupaten Klaten.ada pergerakan massa yang berarti dari desa-desa di Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Tumar, saat sekitar Merapi menuju lokasi pengungsian. Setelah hujan dihubungi mengakui bahwa bunyi gemuruh itu cukup abu reda, masyarakat pun kembali ke huniannya masing-keras dan diikuti dengan asap yang membumbung tinggi. masing untuk beristirahat.Warga sempat panik, namun pihaknya meyakinkan warga

Hingga keesokan harinya, Merapi tetap tenang dan bahwa tidak terjadi sesuatu yang buruk. “Sirine tanda tampak cerah. Kenyataan ini membuat situasi sosial bahaya belum berbunyi. Itu menjadi salah satu pedoman kehidupan masyarakat kondusif dan berjalan seperti biasa. kami untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.Walaupun demikian, sejumlah relawan bencana tetap Data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi diminta untuk siaga dan tanggap memberikan laporan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menunjukkan gempa terakhir dari perkembangan situasi di puncak Merapi vulkanik dangkal yang menyebabkan material di puncak melalui jaringan radio dan handy talky (HT).Merapi luruh terjadi sekitar pukul 17.42 WIB. Guguran

BPPTK juga mengimbau masyarakat untuk sementara material baru terjadi sekitar pukul 18.00 WIB dan suaranya waktu tidak naik Gunung Merapi. Kondisi bebatuan di menggema selama kira-kira lima menit kemudian.bagian lereng atas dan puncak dikhawatirkan masih labil Material halus langsung terbawa angin dan sehingga longsor maupun guguran material sewaktu-membumbung hingga ketinggian sekitar 1.000 meter. waktu dapat terjadi dengan mudah. Peringatan ini juga Ketika itu, kondisi angin memang cukup kencang dari diberikan kepada para penambang pasir yang bekerja di segala arah, namun dominan menuju barat dan barat daya. lereng Merapi. (YOG)Kepulan asap yang mengarah ke barat tersebut dapat

PENAMBANGAN PASIRANCAM USIA TANGGUL

Para penambang sedang menggali pasir di Sungai Putih, tepatnya di belakang SMK Negeri 1 Salam, Magelang, Aktivitas ini mengakibatkan tanggul menjadi rawan longsor atau rusak , Kamis (31/7).

di sekitar tanggul

5INFO FORUM PRB

El ing lan waspada ngadepi bebaya

dari Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan.YOGYAKARTA - Perubahan iklim merupakan Temuan serupa juga terlihat pada hasil penelitian di fenomena global yang dirasakan oleh masyarakat di

masyarakat pesisir di Desa Jangkaran, Temon, Kulon Progo, hampir seluruh belahan dunia. Pergeseran pola cuaca dan perbukitan karst di Desa Purwodadi, Tepus, Gunung dunia telah berdampak langsung terhadap meningkatnya Kidul. Pada umumnya masyarakat sudah tahu apa yang peluang terjadinya bencana alam dan menuntut harus mereka lakukan, antara lain penanaman pohon dan masyarakat untuk dapat melakukan dua antisipasi mengadakan tabungan bencana di beberapa desa. Namun sekaligus: beradaptasi terhadap perubahan iklim dan upaya-upaya ini belum terintegrasi dalam satu kesatuan mengurangi risiko bencana di lingkungan mereka.konsep karena masyarakat masih belum dapat Adaptasi ini telah berkembang di kalangan masyarakat membedakan praktik PRB dan API.dalam wujud kearifan lokal. Demikian mengemuka dari

Untuk itu, perlu dukungan berupa peningkatan hasil beberapa diskusi kelompok terarah, penelitian, dan pengetahuan dan pemahaman kepada kelompok-wawancara mendalam terhadap kelompok-kelompok kelompok yang ada di masing-masing komunitas, serta masyarakat di Provinsi DI Yogyakarta. Masyarakat ternyata peran pemerintah daerah dalam menyusun kerangka telah lama beradaptasi terhadap perubahan iklim “Sejak 2007, warga sudah bisa merasakan perubahan rencana pembangunan daerah yang terpadu dengan turut sekaligus mengantisipasi kebencanaan berdasarkan naluri suhu lingkungan yang semakin panas. Apabila dulu di serta melibatkan unsur adaptasi perubahan iklim dan dan kebiasaan setempat. lereng kaki sudah merasa dingin, akhir-akhir ini mereka pengurangan risiko bencana di dalamnya. (YOG)Temuan ini dibahas dalam Lokakarya Hasil Penelitian tidak lagi merasakan demikian,” demikian papar Sumino

Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana dalam Rencana Pembangunan di Provinsi DI Yogyakarta, di Rumah Tembi, Bantul, Rabu (5/7). Lokakarya ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan Kelompok Kerja I the 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) yang akan berlangsung di Yogyakarta, 22-25 Oktober 2012 mendatang.

Di kawasan Gunung Merapi, misalnya, masyarakat belum mampu menjelaskan perubahan iklim, namun dapat mengidentifikasinya melalui tanda-tanda salah “mongso” (musim). Selama beberapa tahun terakhir memang telah terjadi ketidakwajaran musim di sekitar wilayah tersebut.

“Longitudinal Study mengukur kondisi populasi secara Terdampak Langsung Letusan (ATLL) yang diterjang awan YOGYAKARTA - Forum Pengurangan Risiko Bencana periodik terhadap indikator-indikator kesejahteraan panas pada erupsi Merapi 2010 dan menimbulkan korban Provinsi DI Yogyakarta, didukung United Nation tertentu seperti pendapatan, belanja, kepemilikan aset, jiwa, kerusakan permukiman, infrastruktur, serta vegetasi, Development Program (UNDP) dan Badan Nasional akses terhadap layanan dasar, nutrisi, kesehatan, kemudian Area Terdampak Letusan (ATL) yang terlanda Penanggulangan Bencana (BNPB), melaksanakan Baseline pendidikan, termasuk ketahanan komunitas terhadap awan panas pada erupsi Merapi 2010, baik karena Survey di sejumlah komunitas terdampak erupsi Merapi bencana,” jelasnya. aliran/jatuhan materi piroklastik, efek panas, dan kimia gas 2010. Survei ini merupakan bagian dari kegiatan

Survei LS dilakukan dengan mewawancarai rumah tetapi tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan Longitudinal Study (LS) guna memantau dan mengevaluasi tangga dan komunitas dari bulan Mei hingga November pemukiman, infrastruktur dan vegetasi, kemudian terakhir proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascaerupsi secara 2012, dan mengadakan diskusi kelompok terarah. Teknik adalah Area Terdampak Lahar Hujan (ATLH) yang terlanda berkala.pengambilan sampel yang relevan digunakan dalam LS lahar hujan yang menimbulkan korban kerusakan Seperti disampaikan Team Leader LS, Juli E. Nugroho, adalah judgement sampling dengan jenis purposive pemukiman, infrastruktur, dan vegetasi.dalam laporan awal tim beberapa waktu lalu, LS sampling. Pada akhirnya, dapat diketahui proses Diharapkan LS juga dapat melihat strategi individu merupakan instrumen untuk mengukur tingkat pemulihan pemulihan keadaan sosial ekonomi yang diukur dari bertahan hidup setelah bencana, termasuk perubahan kehidupan dan ketahanan terhadap bencana pada seberapa besar tingkat ketahanan mereka terhadap sosial ekonomi rumah tangga dan komunitas, serta sejauh masyarakat yang terdampak bencana. LS sekaligus juga bencana dan seberapa jauh program bantuan telah mana pencapaian program-program bantuan. Untuk merupakan implementasi dari amanat Peraturan Kepala mencapai sasaran. Pertanyaan yang digunakan dalam selanjutnya, perubahan itu dapat dimonitor dari waktu ke BNPB No. 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Rehabilitasi dan wawancara adalah pertanyaan ke belakang, antara lain waktu melalui survei tahunan, sehingga LS kali ini dapat Rekonstruksi mengenai prinsip pembangunan yang lebih mengenai keadaan rumah tangga dan komunitas sesaat dijadikan acuan dasar bagi pemantauan kondisi daerah baik, prinsip pengurangan resiko bencana, dan prinsip sebelum erupsi Merapi. pascabencana di provinsi-provinsi lain di Indonesia. keberlanjutan dalam pelaksanaan rehabilitasi dan

Pelaksanaan LS berlangsung di tiga wilayah, yakni Area (Tim Survei Longitudinal Merapi)rekonstruksi.

LONGITUDINAL STUDY UNTUK PEMBANGUNAN YANG LEBIH BAIK

Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRB

Info AMCDRR

KEARIFAN LOKAL DALAM INTEGRASI API DAN PRB

Pemaparan hasil penelitian kelompok kerja I the 5th AMCDRR mengenai integrasi Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Bantul, Rabu (4/7).

6OPINI

STRATEGI DINAMIS DALAM MEMETAKAN DAN MENDESAIN PROGRAM PEMULIHAN UMKM PASCABENCANA MERAPI 2010

Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRB

PENDEKATAN RANTAI NILAI:

Jerri Irgo SaputraValue Chain Analysis Specialist

Oleh :

nilai. VCA menyediakan pengetahuan praktis yang esensial mengenai bagaimana mengembangkan lapangan kerja dan pendapatan bisnis perusahaan berskala mikro dan kecil, dengan cara memajukan rantai nilai tempat mereka beroperasi. VCA dimaksudkan untuk digunakan oleh development projects atau lembaga publik yang mengembangkan bisnis tertentu, misal home industry atau sub-sektor ekonomi industri, jadi bukan berfokus pada

Premis pendekatan yang digunakan pada upaya VCA dapat didefinisikan secara sempit maupun luas. satu sektor secara spesifik. Selain itu, rantai nilai berfokus pemulihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pada definisi dalam arti sempit, suatu rantai nilai mencakup pada product markets yang menawarkan kesempatan yang terkena dampak bencana erupsi Merapi 2010 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan di dalam suatu berkembang bagi kelompok masyarakat marjinal. bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang perusahaan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Pengembangan VCA adalah suatu pendekatan sistemis berkelanjutan dan mendorong terwujudnya masyarakat Kegiatan ini mencakup tahap pembuatan konsep dan dalam pembangunan ekonomi. Sebuah VCA adalah desa/kelurahan tangguh dalam menghadapi bencana perancangan, proses diperolehnya input/sarana produksi, sebuah sistem ekonomi yang terdiri dari operator rantai, yang lebih terarah, terencana, terpadu, dan terkoordinasi, proses produksi, kegiatan pemasaran dan distribusi, serta penyedia jasa operasional, dan business linkages mereka di serta mendorong sinergi untuk saling melengkapi dengan kinerja layanan purna jual. Seluruh kegiatan tersebut level mikro, dan penyedia jasa pendukung di level meso. seluruh program yang ada di desa/kelurahan yang membentuk keseluruhan 'rantai' yang menghubungkan Semua operator yang menambah nilai pada produk akhir dilaksanakan oleh kementerian/ lembaga atau organisasi- p ro d u s e n d a n k o n s u m e n , d a n t i a p k e g i a t a n yang dipasarkan (mulai dari bahan mentah sampai ke organisasi nonpemerintah lainnya, termasuk sektor menambahkan 'nilai' pada produk akhir. Misalnya, adanya konsumen final) dianggap sebagai bagian dari rantai nilai. swasta, melalui Program Pengembangan Desa/Kelurahan layanan dan perbaikan purna jual, hal tersebut dapat VCA yang dilakukan dalam program pemulihan mata Tangguh Bencana. Pendekatan yang digunakan meningkatkan nilai produk secara keseluruhan karena pencaharian Merapi yang didukung IMDFF-DR, khususnya Indonesian Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery konsumen mungkin akan bersedia membayar lebih mahal untuk industri rumah tangga dan sektor pariwisata sedikit (IMDFF-DR) untuk mencapai tujuan itu, dalam memetakan untuk mendapatkan produk atau jasa yang menawarkan berbeda yaitu mengkombinasikan pada orientasi market dan mendesain program pemulihan UMKM Pascabencana layanan purna jual yang baik. Hal serupa juga berlaku bagi based solution dan action-oriented serta membuat Merapi 2010, menggunakan Pendekatan Rantai Nilai (Value produk hasil rancangan inovatif atau hasil dari produksi kompilasi pengetahuannya melalui analisis pengalaman Chains Approach/VCA). yang dikontrol secara ketat. Misalnya, pada usaha makanan terkini di lokasi yang telah ditentukan. Adapun lokasi

Pengembangan konsep VCA bukanlah hal baru. olahan, sistem yang tepat untuk menyimpan bahan baku tersebut terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Meskipun demikian, ada beberapa karakteristik VCA yang segar (contoh: buah-buahan) akan secara positif Istimewa Yogyakarta, meliputi Desa Umbulharjo, Desa membedakannya dari pengalaman satu dengan berdampak pada kualitas produk akhir, dan dengan Kepuharjo, Desa Wukirsari dan Kabupaten Magelang, pengalaman lainnya, tetapi tetap relevan dalam demikian akan meningkatkan nilai produk tersebut. Provinsi Jawa Tengah, di Desa Jumoyo. menentukan kualitas dan dampaknya pada pertumbuhan Definisi Pendekatan Rantai Nilai berdasarkan Tahapan yang dilakukan, dimulai dari menyeleksi ekonomi di wilayah yang telah ditentukan. VCA adalah pendekatan yang luas melihat berbagai kegiatan rantai nilai, selanjutnya menganalisis rantai nilai, suatu kompilasi sistematis dari metode-metode yang kompleks yang dilakukan oleh berbagai pelaku (produsen mengidentifikasi dan menyusun kelayakan market based berorientasi kepada action-oriented methods untuk utama, pengolah, pedagang dan penyedia jasa) untuk solution termasuk melakukan penilaian market based memajukan pembangunan ekonomi dengan perspektif membawa bahan baku melalui suatu rantai hingga solution. Tahapan selanjutnya melakukan identifikasi dan rantai nilai. VCA menyediakan pengetahuan praktis yang menjadi produk akhir yang dijual. Rantai nilai yang 'luas' ini pemilihan kegiatan melalui fasilitasi lembaga penyedia esensial mengenai bagaimana mengembangkan dimulai dari sistem produksi bahan baku yang akan terus jasa layanan pendukung. Metode yang digunakan untuk lapangan kerja dan pendapatan bisnis perusahaan terk ait dengan kegiatan usaha lainnya dalam menilai market based solution diidentifikasi dalam berskala mikro dan kecil, dengan cara memajukan rantai perdagangan, perakitan, pengolahan, dan lain-lain. penilaian meliputi: identifikasi penyedia yang ada/potensi nilai tempat UMKM melakukan usahanya. Pendekatan luas ini tidak hanya melihat pada kegiatan pasar yang ditargetkan berbasis solusi, tantangan

yang dilakukan oleh satu usaha. Pendekatan ini justru terhadap kelangsungan hidup komersial dari solusi yang mencakup semua hubungan baik yang bergerak ditargetkan, kepuasan dan kesadaran berbasis pasar solusi

maju ataupun mundur, sampai ketika saat ini disediakan serta jumlah UMKM yang dapat manfaat bahan baku produksi tersebut akhirnya dari solusi berbasis pasar.

terhubung dengan konsumen akhir. Tahap terakhir, adalah mengembangkan sistem Definisi lain VCA adalah suatu pengukuran kinerja berdasarkan intervensi yang telah

kompilasi sistematis dari metode- diidentifikasi. Sistem ini mencakup indikator untuk UMKM metode yang beror ientasi melakukan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi

k e p a d a a c t i o n - o r i e n t e d yang berkelanjutan. Dalam sistem pengukuran kinerja ini methods untuk memajukan juga termasuk indikator untuk mengukur keberlanjutan

pembangunan ekonomi dampak. Catatan penting bahwa pada semua tahapan dengan perspektif rantai tersebut, tetap memperhatikan empat aspek manajemen,

yaitu aspek pasar, aspek produk, aspek sumber daya manusia, dan aspek keuangan. Melalui pemetaan tersebut, bagi UMKM yang terlibat akan mendapatkan nilai tambah (value added), selain keterlibatan aktif dalam mendesain program juga akan mengetahui tantangan serta peluang yang ada.

El ing lan waspada ngadepi bebayaFoto : Doc. Pribadi (Jeri Irgo)

7Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRBPROFIL

El ing lan waspada ngadepi bebaya

perekonomian warga terdampak erupsi yang masih tinggal di hunian-hunian sementara.

Berbagai jenis usaha kini dapat dijumpai kawasan wisata “Volcano Tour”, seperti warung makanan, penjaja suvenir, jasa pemandu wisata, bahkan ojek motor untuk sekadar mengantar wisatawan yang terlalu lelah untuk berjalan kaki pun tersedia. Jumlah anggota komunitas ini terus bertambah hingga ratusan orang karena banyak pula Gunung Merapi pascaerupsi 2010 seolah tampil jarak jauh.warga dari luar Umbulharjo yang mengadu peruntungan dengan “wajah” baru yang ekstrem. Lereng dan tebingnya Seiring waktu berjalan, komunitas pariwisata minat dengan berusaha di Kinahrejo.yang dulu rimbun pepohonan, kini berganti hamparan khusus itu terus berkembang. Perlahan-lahan, Umbulharjo

Kendati terlihat senantiasa ramai, sesungguhnya batu dan pasir hasil lungsuran awan panas. Jeram-jeram tumbuh sebagai kawasan turis dengan munculnya pelaku usaha “Volcano Tour” belum mengoptimalkan sungai pun kering akibat dasarnya menebal tertutup lahar penginapan, warung makan, dan pusat kegiatan luar potensi yang mereka miliki. Seperti dikatakan Bambang dingin. Sajian alam itu dapat dinikmati dengan cara yang ruangan. Jika dirata-rata per hari, jumlah kunjungan kala Sugeng, pelaku usaha “Volcano Tour”, bahwa kelompoknya tidak kalah “ekstrem”. itu mencapai ratusan orang.belum memiliki sistem manajemen usaha yang baik. Selain Lupakan berjalan kaki atau hiking, sekarang waktunya Setelah Merapi kembali meletus pada Oktober 2010, itu, sarana promosi pun masih sangat terbatas.naik motor trail dan mobil jip. Pilihan sarana otomotif inilah “Lava Tour” terpaksa berhenti total. Letusan yang lebih

“Pariwisata Merapi itu amat kompleks, kami yang sesuai untuk menjelajah keindahan Merapi melalui dahsyat menghancurkan lokasi wisata Kaliadem dan membutuhkan bantuan pihak lain untuk bisa membenahi paket wisata “Volcano Tour” di Desa Umbulharjo, Kinahrejo, serta menghilangkan jalur wisata yang situasi yang sudah berjalan baik ini menjadi lebih baik lagi Kecamatan Cangkringan, Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. terbentuk. Nyaris tidak ada yang tersisa kecuali puing dan mendatangkan manfaat lebih bagi kesejahteraan kami Wisatawan bebas menentukan kendaraan, rute, dan durasi hunian dan arang. Pemerintah menyatakan masa tanggap bersama di masa depan,” ungkap Bambang.tur sesuai keinginan. darurat dan menutup Merapi dari segala kegiatan.

Dukungan penting lainnya, ditambahkan Sriyono, Mulai dari Rp 250.000 untuk paket perjalanan dua jam Barulah pada 2011, area terdampak langsung awan adalah infrastruktur yang memadai. Saat ini belum ada menggunakan mobil jip atau Rp 50.000 jika menyewa panas di Umbulharjo dapat didatangi warga. Jumlah bangunan di lokasi “Volcano Tour” yang bisa dijadikan motor trail. Rute yang ditempuh mencapai 20 kilometer, kunjungan pun membludak karena banyak warga yang basecamp maupun tempat beristirahat bagi wisatawan. dimulai dari kawasan Kinahrejo, makam Mbah Maridjan penasaran dengan kondisi terkini pascaerupsi Merapi. Jaringan jalan pun masih rusak sehingga menyulitkan (mantan juru kunci Gunung Merapi), menyusuri Kali “Warga Umbulharjo dan warga Kepuharjo, desa lain yang kendaraan yang hendak masuk ke lokasi wisata.Gendol, Kali Opak, dan Kali Adem dan kembali ke Kinahrejo. terdampak erupsi, menangkap fenomena ini sebagai

Walaupun masih menemui sejumlah kendala untuk Sepanjang perjalanan, pengunjung dapat berhenti di peluang melanjutkan usaha pariwisata,” lanjut Sriyono.berkembang, kelompok wisata “Volcano Tour” tetap yakin tempat-tempat berpanorama indah untuk sekadar Warga lalu menyepakati beberapa hal, seperti bahwa usaha bersama ini dapat berdampak baik bagi melepas lelah dan berfoto-foto. mengganti nama usaha menjadi “Volcano Tour” karena kali kehidupan mereka. Semangat, senyum, dan sapaan selalu Menurut penuturan Sriyono, Pengelola “Volcano Tour”, ini tujuan utama adalah menikmati keindahan Gunung dilontarkan kepada setiap pengunjung. “Volcano Tour” kini Kamis (5/7), paket wisata ini sebenarnya sudah ditekuni Merapi, dan memberlakukan satu pintu masuk bagi telah bangkit kembali. (YOG)warga Umbulharjo sejak 2006. Ketika itu namanya “Lava pengunjung. Pemerintah pun membebaskan warga dari

Tour” karena tujuan wisata utama adalah menyaksikan kewajiban setoran. Pemasukan yang diperoleh murni letupan dan lelehan lava pijar di kawah puncak Merapi dari dipergunakan untuk pembangunan desa dan pemulihan

MENANTANG ADRENALIN BERSAMA “VOLCANO TOUR”

8

El ing lan waspada ngadepi bebaya

Edisi 2012Juli-Agustus

LAYANG PRBINFO PETA

Meningkatkan ... (sambungan hlm. 1)Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah kehutanan melalui mekanisme cash for work (pemberian bersama bahwa bantuan tidak boleh bersifat “hit and run”,

(BPBD) Kabupaten Sleman, Urip Bahagia, saat berkunjung upah). Warga juga difasilitasi untuk melunasi kredit atau semu, melainkan harus mencakup semua bagian dari ke Desa Umbulharjo, Cangkringan, mengatakan warga perbankan dan diberikan stimulus keuangan, serta hulu ke hilir.saat ini sudah mengetahui potensi itu tapi belum mampu pelatihan keterampilan bagi pembangkitan sektor mata Untuk memantau kemajuan penguatan ketahanan mengoptimalkannya. Adalah kondisi transisi warga untuk pencaharian baru. perekonomian warga Merapi, Forum Pengurangan Risiko berpindah dari hunian sementara ke hunian tetap yang Saat ini memang tidak banyak masyarakat terdampak Bencana DIY bersama United Nations Development menyebabkan penggarapan potensi sumber daya alam erupsi Merapi yang kembali menekuni mata pencaharian Programme (UNDP) sedang melaksanakan Longitudinal menjadi kurang optimal. aslinya di bidang agraris. Melalui bantuan pemerintah dan Study. Hasil studi diharapkan mampu memotret kondisi

Pemerintah pusat dan daerah telah menggulirkan swasta, warga terdampak kini menggeluti usaha baru dan dinamika ketahanan bencana yang dialami warga beragam program percepatan pemulihan ekonomi, antara seperti budidaya jamur, produksi makanan olahan dan secara berkala guna perumusan kebijakan yang lebih baik, lain pembukaan lahan pertanian, perkebunan, dan kerajinan, serta pengelolaan pariwisata. Namun disadari terlebih setelah warga pindah ke hunian tetap. (YOG)

IOM • OIM

MERAPI VOLCANIC ERUPTION LIVELIHOODS RECOVERY PROGRAMME

Funded by Indonesia Multi-Donor Fund Facility for Disaster Recovery (IMDFF-DR)

Produksi Layang PRB ini didukung oleh :

NEW ZEALANDMINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS & TRADE

ProgrammeAid

NZ

Inggris yang rendah menjadi kendala baginya dan juga baku karena harus dibeli dari pedagang di pasar-pasar Keterbatasan ekonomi menjadi tantangan utama.para pemandu wisata lain untuk dapat meningkatkan Muntilan dan Kulon Progo. Diakui Hartatik (30), Ketua Widya Ayu Winarni dari Bidang Rehabilitasi dan penghasilan. Kelompok Usaha Bersama (KUB) Lahara Jumoyo, kendala Rekonstruksi BPBD Magelang menegaskan bahwa

Padahal, kunjungan wisatawan asing ke lokasi “Volcano ini pun berdampak pada penentuan harga jual yang tidak mengalihkan mata pencaharian bagi warga butuh waktu, Tour” nyaris tidak pernah sepi. Banyak turis asing yang menentu. Produksi juga tidak dapat konsisten, sementara upaya, latihan, dampingan, dan dukungan sampai usaha memang membawa pemandu sendiri, tapi banyak pula permintaan pasar cenderung terus naik. itu kokoh. “Setelah itu, barulah mata pencaharian ini yang pergi tanpa diantar siapa pun. Tidak heran kemudian menjadi sandaran hidup,” ungkapnya.jika wisatawan asing yang sendirian ini kerap terlihat Pemberian bantuan bagi warga dapat berjalan efektif Potensi VS Tantanganberjalan tidak tentu arah. asalkan melibatkan peran aktif mereka dalam mengenali Upaya yang dilakukan warga Kepuharjo, Umbulharjo,

“Kami tidak memandu turis-turis asing karena potensi dan tantangan yang dihadapi. Inilah yang dan juga Jumoyo adalah bentuk mata pencaharian baru terkendala bahasa. Kami hanya memantau dan kemudian dilakukan oleh tiga lembaga internasional, yakni akibat adaptasi situasi pascabencana. Erupsi Merapi 2010, mengingatkan mereka agar jangan tersasar,” keluhnya. UNDP, FAO, dan IOM, dalam Merapi Volcanic Eruption diikuti banjir lahar dingin, memang telah menghancurkan

Tantangan pelik dalam upaya perbaikan mata Livelihoods Recovery Programme, mulai Februari 2012 mata pencaharian asli warga seperti bertani dan beternak. pencaharian pun dirasakan warga Desa Jumoyo, hingga satu tahun ke depan.Setelah bencana berlalu, secara naluriah mereka kemudian Magelang, Jawa Tengah. Warga terdampak banjir lahar Pendekatan baru yang digunakan adalah analisis mata belajar memanfaatkan potensi-potensi yang ada di sekitar dingin tersebut sesungguhnya sudah mulai memperbaiki rantai. Warga diajak terlibat dalam menentukan sendiri lingkungan untuk diubah menjadi rupiah demi menjaga penghasilan mereka dengan membuat makanan olahan masa depan usaha mereka dan dibimbing untuk kelangsungan hidup.dari ubi, singkong, dan pisang. Namun, usaha yang sudah mengetahui keunggulan usaha dan produk. Warga juga Namun, menjalankan usaha dan mengembangkannya dilakukan dengan semangat dan kemampuan yang dapat mengenali kelemahan dan tantangan yang mungkin tidaklah sederhana seperti yang dibayangkan. Untuk memadai itu tetap terkesan jalan di tempat. akan mereka hadapi. Dengan usaha dan keyakinan, menghasilkan produk yang baik , warga harus

Kendala usaha ini adalah minimnya pasokan bahan pemulihan ekonomi pasti dapat dilakukan. (YOG)menyediakan modal dan bahan baku yang baik pula.

Menghadapi... (sambungan hlm. 1)

Isi dari artikel yang berupa opini dalam Layang PRB ini adalah tanggung jawab penulis dan tidak

mewakili opini lembaga.