layana berbakat

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap pendidikan anak berbakat sebenarnya sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Misalnya, Plato pernah menyerukan agar anak-anak berbakat dikumpulkan dan dididik secara khusus karena mereka ini diharapkan bakal menjadi pemimpin negara dalam segala bidang pemerintahan. Oleh karena itu, mereka dibekali ilmu pengetahuan yang dapat menunjang tugas mereka (Rohman Natawijaya, 1979). Demikian pula di Indonesia, kehadiran mereka sudah dikenal sejak dulu. Banyak sekolah yang menerapkan sistem loncat kelas atau dapat naik ke kelas berikutnya lebih cepat meskipun waktu kenaikan kelas belum saatnya. Perhatian yang lebih serius dan formal tersurat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi anak-anak tersebut secara optimal. 1

Upload: rina-rosdiana

Post on 19-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

layanan keberbakatan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPerhatianterhadappendidikananak berbakat sebenarnya sudah dikenalsejak 2000 tahun yang lalu. Misalnya, Platopernah menyerukanagaranak-anak berbakat dikumpulkan dan dididik secara khusus karenamerekaini diharapkan bakal menjadi pemimpin negara dalam segala bidangpemerintahan. Oleh karena itu, mereka dibekali ilmu pengetahuan yang dapatmenunjang tugas mereka (Rohman Natawijaya, 1979).Demikian pula di Indonesia, kehadiran mereka sudah dikenal sejak dulu.Banyak sekolah yang menerapkan sistem loncat kelas atau dapat naik ke kelasberikutnyalebih cepat meskipun waktu kenaikan kelas belum saatnya.Perhatianyang lebih serius dan formal tersurat dalam UUSPN No. 2 Tahun1989 bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasanluarbiasa berhak memperoleh pendidikan khusus untuk mengembangkan potensianak-anak tersebut secara optimal.Anak berbakat tidak mengalamikecacatan, seperti anak tunanetra,tunarungu, dan tunagrahita. Walaupundiantara anak berbakatada yangmenyandang kelainan, tetapi kelainan itu bukanpada terhambatnya kecerdasan.Agar anak berbakat yang mempunyai potensi unggul tersebut dapatmengembangkan potensinya dibutuhkan program dan layanan pendidikansecara khusus. Mereka lahir dengan membawa potensi luar biasa yang berartitelah membawa kebermaknaan hidup. Oleh karena itu, tugas pendidikanadalahmengembangkan kebermaknaan tersebut secara optimal sehingga mereka dapat berkiprah dalam memajukan bangsa dan negara.Begitu pula dengan pendidikan secara filosofis merupakan hak azasi manusia. Sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945, sesungguhnya pendidikan bersifat terbuka, demokratis, tidak diskriminatif, dan menjangkau semua warga negara tanpa kecuali. Dalam konteks educational for all anak-anak yang mengalami kelainan fisik, intelektual, sosial emosional, gangguan motorik, atau anak dengan kebutuhan khusus (ABK) merupakan warga negara yang memiliki hak yang sama untuk menikmati pendidikan seperti warga negara yang lain. Untuk itu, pemikirandan realisasi ke arah upaya memenuhi kebutuhan pendidikan bagi mereka harus terus dilakukan.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana definisi anak berbakat dan anak berkesulitan belajar?2. Bagaimana karakteristik anak berbakat dan anak berkesulitan belajar?3. Bagaimana layanan pendidikan dabi anak berbakat dan anak berkesulitan belajar?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui definisi anak berbakat dan anak berkesulitan belajar2. Untuk mengetahui karakteristik anak berbakat dan anak berkesulitan belajar3. Untuk mengetahui layanan pendidikan dabi anak berbakat dan anak berkesulitan belajar

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Berbakat Dan Anak Berkesulitan Belajar1. Definisi Anak BerbakatAnak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul. Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance) dapat dilakukan sekarang. Sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Jadi prestasi itulah yang merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.Definisi keberbakatan yang diadopsi dari US Office of Education (1971) adalah:Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang berkualifikasi profesional memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berprestasi tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Kemampuan-kemampuan pada anak berbakat tersebut, baik secara potensial maupun sudah nyata.Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.1. High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi)Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 129), keberbakatan sedang (IQ 130 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas)2. Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.3. Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.2. Definisi anak berkesulitan belajarDalam perkembangannya, penggunaan istilahlearning disabilitymenjadi tidak populer dan tidak pernah digunakan lagi. Kini lebih sering digunakan istilah yang lebih manusiawi,learning differences,yang dalam bahasa Indonesia diartikanPerbedaan cara belajar. Istilah lain yang sering digunakan adalah anak dengan kebutuhan khusus(children with special needs).Definisi yang dikemukakan The National Joint Committee for Learning Disability (NJCLD) yang mengemukakan bahwa Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulit-an yang dimenifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, bernalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematik. Gangguan tersebut instrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sitem syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu (seperti; gangguan sensoris, tunagrahita, hambatan social dan ekonomi) atau berbagai pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, factor-faktor psikogenik) berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung (Hammill et al, 1981, dari Mulyono, 1996).Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar atau learning disabilities merupakan istilah generic yang merujuk kepada keragaman kelompok-kelompok yang mengalami gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang dapat menimbulkan gangguan proses belajar.B. Karakteristik Anak Berbakat Dan Anak Berkesulitan Belajar1. Karaketristik anak berbakata. Karakteristik Intelektual-Kognitif1. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.2. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.3. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.4. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.5. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.6. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.7. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.9. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.10. Memiliki daya ingat jangka panjang(long term memory)yang kuat.11. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.12. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.13. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.14. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.15. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.b. Karakteristik Persepsi/Emosi1. Sangat peka perasaannya.2. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).3. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).4. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.5. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).6. Pada umumnya introvert.7. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.8. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru9. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.c. Karakteristik Motivasi Dan Nilai-Nilai Hidup1. Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).2. Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.3. Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.4. Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu(self driven).5. Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.6. Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.7. Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap nyerempet-nyerempet bahaya .8. Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.9. Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.d. Karakteristik Aktifitas1. Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.2. Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.3. Sangat waspada.4. Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.5. Tekun, gigih, pantang menyerah.6. Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.7. Spontanitas yang tinggi.e. Karakteristik Relasi Sosial1. Umumnya senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.2. Sulit melakukan kompromi dengan pendapat umum.3. Merasa diri berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir atau pada saat merasakan suatu bentuk emosi.4. Sangat mudah jatuh iba, empatik, senang membantu.5. Lebih senang dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua.2. Karakeristik Anak Berkesulitan belajarBerkesulitan belajar spesifik pada proses tahapan pembelajaran dikategorikan dengan ciri-ciri seperti di bawah ini dengan harapan pencapaiannya dalama. Pekerjaan menulis (Disgraphia)1. Jarang menikmati pekerjaan menulis dan berespons negatif pada kegiatan menulis2. Tulisan tangan tidak mudah dibaca3. Mengalami kesulitan ketika menyalin instruksi dari papan tulis, bicara dan tulisan di kertas4. Jarang menyelesaikan tugas menulis5. Pekerjaan menulis kurang terorganisasi dan sulit diikuti6. Lemah dalam tata bahasa atau tanda baca sering hilang7. Ide menulis tidak menyatu dan terarah8. Ide tidak mudah diekpresikan dan ditulis dengan baik9. Pekerjaan menulis sering sulit dimengerti10. Lemah dalam mengeja11. Huruf dan kata sering berlawanan atau terbalikb. Membaca (Disleksia)1. Bingung dengan kata-kata dan huruf2. Sering kehilangan letak ketika membaca, menggunakan jejak tangan3. Kesulitan ketika membaca diam, perlu menggunakan mulut atau berbisik saat membaca4. Tidak senang membaca5. Pembaca yang enggan6. Membaca dengan lambat dan hati-hati7. banyak kata yang diganti, dihapus dan dikarang/dibuat buat8. Tidak dapat membaca sepintas atau menatap sejenak berkenaan dengan informasi9. Tidak dapat menceritakan kembali bagian dari sebuah cerita10. Keterampilan memprediksi lemahc. Berbicara (Disphasia)1. Keterampilan artikulasi lemah2. Kesulitan dalam berbicara, banyak menggunakan kata seru dan ragu-ragu seperti (emm, uh,.)3. Ekspresi verbal lemah4. Keterampilan tata bahasa lemah5. Lupa banyak kata dan sering tidak dapat mengingat apa yang akan dikatakan6. Kosa kata lemah

d. Keterampilan perilaku1. Sering hiperaktif2. Jarang melakukan tugas sesuai waktu yang dibutuhkan3. Sering keluar kelas dan tidak mengikuti aturan dan rutinitas4. Sangat mengikuti kata hati dan impulsif5. Sangat tidak terorganisasi6. Jarang berpikir sebelum melakukan tindakan7. Ceroboh dan mudah teralih perhatiannya8. Tidak tahan dengan pembatasan9. Keterampilan membuat keputusan sangat lemah dan sering terlambat10. Mudah frustasie. Keterampilan sosial (Asperger Syndrome)1. Memiliki kesulitan membina hubungan baik dengan teman atau memiliki teman tapi yang lebih muda2. Jarang diterima teman sebaya3. Sering berdebat dengan teman sebaya4. Tidak dapat menerima tanggung jawab dengan baik5. Dihindari teman sebaya dan sering dicemooh atau diganggu dengan ejekan6. Sering menuntut keadaan yang menyenangkan segera, selalu berusaha menarik perhatian7. Tidak suka mengikuti rutinitas dan aturan8. Cenderung tantrumf. Kemampuan pemahaman1. Keterampilan artikulasi lemah2. Kesulitan dalam berbicara, banyak menggunakan kata seru dan ragu-ragu seperti (emm, uh,.)3. Ekspresi verbal lemah4. Keterampilan tata bahasa lemah5. Lupa banyak kata dan sering tidak dapat mengingat apa yang akan dikatakan6. Kosa kata lemahg. Matematika (Discalculia)1. Jarang dapat mengurutkan angka, persamaan dan rumus dengan cepat2. Tidak memungkinkan menguasai mental matematika3. Perhitungan seringkali tidak akurat4. banyak kesalahan pengertian, sering memilih operasi hitungan yang salah (sering gagal membedakan + & , : x dan sebagainya)5. Sulit mengerti konsep matematika6. Jarang menggunakan cara matematika dengan cepat secara oral dan dalam pekerjaan tulisan7. Tidak dapat mengingat fakta matematika (meskipun saat ini banyak anak yang tidak menghafal fakta matematika dalam ingatannya)8. Tidak dapat mengerjakan soal cerita matematikah. Keterampilan motorik1. Kaku dan sering mengalami kecelakaan/ jatuh2. Koordinasi fisik yang lemah3. Gaya berjalan yang kaku4. Lemah dalam keterampilan motorik halus (dalam seni, pekerjaan menulis, menyalin dan sebagainya)5. Tidak mampu memegang pensil, pena, crayon, gunting dengan baik6. Memperlihatkan kelemahan koordinasi motorik kasar selama olahraga dan istirahat (sering jatuh) Harapan pencapaian:7. Memiliki keterampilan fisik8. Memiliki pertumbuhan koordinasi fisik yang baik9. Gaya berjalan yang normal10. Memiliki keterampilan motorik halus (terbukti dalam seni, pekerjaan menulis, dan menyalin)11. Mampu memegang pensil, pena, crayon, gunting dengan baik12. Memperlihatkan kemampuan koordinasi motorik kasar dengan baik selama olahraga dan istirahat.

C. Layanan Pendidikan Bagi Anak Berbakat Dan Anak Berkesulitan Belajar1. Layanan Pendidikan bagi anak berbakatDi Amerika Serikat, layanan pendidikan khusus bagi anak-anak berbakat diberikan melalui "gifted education program". Prosedur untuk memasukkan anak ke program pendidikan anak berbakat ini pada umumnya mengikuti empat langkah dasar : (1) rujukan (referral), (2) asesmen, (3) seleksi, dan (4) penempatan.Rujukan didasarkan atas pertimbangan guru, nominasi orang tua, nilai raport, skor tes kelompok, atau gabungan hal-hal tersebut. Asesmen mencakup penetapan tingkat kemampuan anak yang dirujuk berdasarkan serangkaian tes, yang pada umumnya mencakup pengukuran inteligensi, tes prestasi, atau tes pemecahan masalah. Seleksi dilakukan hanya setelah anak diasesmen dan dinyatakan berpotensi memiliki keberbakatan dan tingkat kemampuannya sudah ditetapkan. Keputusan penempatan didasarkan atas informasi tersebut, kebutuhan anak, serta pilihan program yang tersedia. (Florey & Tafoya, 1988)Terdapat tiga model layanan pendidikan bagi anak-anak berbakat, yaitu (1) model inklusi (inclusion model), dan (2) cluster grouping model (model pengelompokan terbatas).1. Model Inklusi. Dalam model layanan ini, anak-anak berbakat ditempatkan sekelas (inklusif) dengan anak-anak lain, termasuk anak-anak penyandang kebutuhan pendidikan khusus lainnya seperti anak berkesulitan belajar (learning disabled) dan anak cacat. Guru yang telah memperoleh pelatihan khusus dalam bidang keberbakatan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak berbakat ini agar kebutuhan pendidikan khususnya terpenuhi. Layanan khusus itu terutama berupa pemberian materi pengayaan. Dalam model ini, anak berbakat sering difungsikan sebagai tutor bagi anak-anak lain. (Winebrenner & Devlin, 1996).2. Tracking SystemDalam tracking system, siswa-siswa diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya, dan setiap klasifikasi ditempatkan dalam satu kelas yang sama. Jadi, anak-anak berbakat akan berada dalam kelas khusus siswa berbakat sepanjang masa sekolahnya. (Winebrenner & Devlin, 1996).3. Model Cluster GroupingDalam model ini, anak-anak berbakat dari semua tingkatan kelas yang sama di satu sekolah (biasanya mereka yang termasuk 5% dari siswa berprestasi tertinggi dalam populasi tingkatan kelasnya), dikelompokkan dalam satu kelas. Kelompok tersebut terdiri dari 5 sampai 8 siswa berbakat, dibimbing oleh seorang guru yang telah memperoleh pelatihan dalam mengajar anak-anak berkemampuan luar biasa. Jika terdapat lebih dari 8 anak berbakat, maka mereka dikelompokkan ke dalam dua atau tiga cluster group.Pada umumnya, satu cluster group itu belajar bersama-sama dengan anak-anak lain dari berbagai tingkat kemampuan, tetapi dalam bidang keluarbiasaannya (misalnya matematika), mereka belajar secara terpisah. (Winebrenner & Devlin, 1996).4. Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.2. Layanan pendidikan bagi anak berkesulitan belajarAdapun beberapa tipe penempatan Anak Kesulitan Belajar (AKB) yaitu:a. Kelas RegulerDimaksudkan untuk mengubah citra tentang adanya dua tipe anak, yaitu anak dengan kesulitan belajar dan tidak. Dalam kelas reguler yang dirancang untuk membantu anak kesulitan belajar diciptakan suasana belajar kooperatif sehingga semua anak dapat menjalin kerja sama dalam mencapai tujuan belajar.Keunggulan:AKB akan meniru anak bukan kesulitan belajar sebagai model prilaku. Mengelola AKB di sekolah reguler lebih mudah daripada menyediakan layanan & situasi khusus. Anak yang tidak mengalami kesulitan belajar lebih mudah memahami adanya perbedaan.Kelemahan:AKB kurang mendapat perhatian & pelayanan individual.AKB mungkin memperoleh cap negatif dari anak yang tidak kesulitan belajar.AKB mungkin akan gagal karena sulitnya bahan pelajaran & tugas. AKB akan dirugikan karena tidak memperoleh layanan pendidikan khusus.b. Kelas KhususAnak di kelas ini belajar semua jenis mata pelajaran & hanya berinteraksi dengan anak lain yang juga berkesulitan belajar.Keunggulan:Pembelajaran menjadi efektif karena pengelompokan. AKB memperoleh lebih banyak pelajaran karena yang bersifat individual.Kelemahan:AKB sering memperoleh cap & label negatif yang dapat mengganggu kepercayaan diri. AKB cenderung hanya dapat berkomunikasi dengan sesama mereka.c. Ruang Sumber Merupakan orang yang disediakan oleh sekolah untuk memberikan layanan pendidikan khusus bagi anak yang membutuhkan terutama yang berkesulitan belajar.Keunggulan:Anak memperoleh bantuan khusus di bidang akademis/sosial dari guru yang terlatih. AKB belajar tetap di kelas reguler sehingga dapat bergaul dengan anak yang bukan berkesulitan belajar.Kelemahan:Banyak waktu terbuang untuk pindah dari kelas reguler ke ruang sumber & sebaliknya.

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan 16