latihan soal b.indo
DESCRIPTION
soal bahasa indonesiaTRANSCRIPT
11. Kompetensi : Menentukan tujuan penulis
Soal : Pemandangan di Lembang, Kabupaten Jawa Barat sangat mempesona. Terutama pada malam hari, terlihat pemandangan kota Bandung dari ketinggian yang dihiasi kemerlap lampu yang sangat indah. Udara yang sejuk dan segar seakan menyambut siapa saja yang datang kesini. Banyak wisatawan yang selalu mengunjungi Lembang membuat daerah ini tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama pada akhir pekan. Antrian panjang kendaraan yang ingin menuju tempat-tempat pariwisata seakan tak pernah berhenti. Paragraf diatas merupakan jenis paragraf… a. Narasib. Eksposisic. Deskripsid. Persuasie. Argumentasi
Sumber : Individu
Jawaban :c. deskripsi
Pembahasan : kalimat diatas merupakan kalimat deskripsi karena tujuan dari penulis adalah menggambarkan suasana yang ada.
12. Kompetensi : Menentukan tujuan penulisSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
13. Kompetensi : Menentukan tujuan penulisSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
14. Kompetensi : Menentukan pernyataan/jawaban dari isi biografi (negarawan/sastrawan)Soal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
15. Kompetensi : menentukan isi dan simpulan diagramSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
16. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik Soal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
17. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik Soal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
18. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik Soal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
19. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel/cerpen/dramaSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
20. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel/cerpen/dramaSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
21. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel/cerpen/dramaSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
22. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik puisiSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
23. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik puisi
Soal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
24. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik puisiSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
25. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik puisiSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
26. Kompetensi : Menentukan unsur intrinsik puisiSoal : Sumber : Jawaban :Pembahasan :
CONTOH ANALISIS CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMIANALISIS CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
a. Unsur Intrinsik
1. Tema :
Seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.
2. Amanat pokok yang terdapat dalam cerpen ini adalah "Pelihara, dan jagalah apa yang kau miliki,
bertanggungjawablah dengan kewajibanmu di dunia ini." Amanat lain yang dapat diambil dari cerpen,
antara lain:
1) jangan cepat marah kalau diejek orang,
2) jangan cepat bangga kalau berbuat baik,
3) jangan terpesona oleh gelar dan nama besar,
4) jangan menyia-nyiakan yang kamu miliki, dan
5) jangan egois.
3. Latar
Dalam suatu cerita latar dibentuk melalui segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan
dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya suatu peristiwa. Latar ini ada tiga macam, yaitu: latar
tempat; latar waktu; dan latar sosial.
a. Latar Tempat
Latar jenis ini biasa disebut latar fisik. Latar tempat yang ada dalam cerpen ini jelas disebutkan oleh
pengarangnya, seperti kota, dekat pasar, di surau, dan sebagainya, seperti yang sudah dipaparkan di
atas contoh seperti berikut :
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan
berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-kira sekilometer dari
pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil kekanan, simpang yang kelima,
membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah surau tua
b. Latar Waktu
Latar jenis ini, yang terdapat dalam cerpen ini ada yang bersamaan dengan latar tempat, seperti yang
sudah dipaparkan di atas pada latar tempat atau contoh yang lainnya seperti berikut :
“Pada suatu waktu,” kata Ajo Sidi memulai, “..di Akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah
berpulang ….”
c. Latar Sosial
Di dalam cerpen ini latar sosial digambarkan sebagai berikut :
Dan di pelataran surau kiri itu akan tuan temui seorang tua yang biasanya duduk disana dengan segala
tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun Ia sebagai Garin, penjaga surau
itu. Orang-orang memanggilnya kakek. Dari contoh ini tampak latar sosial berdasarkan usia, pekerjaan,
dan kebisaan atau cara hidupnya.
4. Alur
Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa yang telah berlalu yaitu
sebab-sebab kematian kakek Garin. Sedangkan strukturnya berupa bagian awal, tengah, dan akhir.
Adapun alur mundurnya mulai muncul di akhir bagian awal dan berakhir di awal bagian akhir.
5. Penokohan
Tokoh dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Saleh.
1) Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
2) Ajo Sidi adalah orang yang suka membual,dan cinta kerja.
3) Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain pendek
akal dan pikirannya, serta terlalu lemah imannya.
4) Haji Saleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri (egois).
6. Titik Pengisahan
Titik pengisahan cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai tokoh utama (akuan sertaan) sebab secara
langsung pengarang terlibat di dalam cerita. Selain itu pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan
ketika si kakek bercerita tentang Haji Saleh di depan tokoh aku.
7. Gaya Bahasa / Majas
Majas yang digunakan dalam cerpen ini di antaranya majas alegori karena di dalam cerita ini cara
berceritanya menggunakan lambang, yakni tokoh Haji Saleh dan kehidupan di akhirat, atau lebih
tepatnya menggunakan majas parabel (majas ini merupakan bagian dari majas alegori) karena majas ini
berisi ajaran agama, moral atau suatu kebenaran umum dengan mengunakan ibarat. Majas ini sangat
dominan dalam cerpen ini
Selain majas alegori atau parabol, pengarang pun menggunakan majas Sinisme seperti yang
diucapkan tokoh aku: ”…Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak
memelihara apa yang tidak dijaga lagi….” Inilah sebuah kritik untuk masyarakat kita sekarang ini. Dengan
demikian penggunaan majas-majas itu untuk mengingatkan atau menasehati sekaligus mengejek
pembaca atau masyarakat. Nasehat dan ejekannya itu ternyata berhasil. Buktinya, ketika cerpen ini
diterbitkan tidak lama kemudian cerpen ini mendapat tempat di hati pembacanya dan masih terus
dibicarakan hingga kini.
b. Unsur Ekstrinsik
1. Judul : Robohnya Surau Kami
2. Penulis : Ali Akbar Navis
3. Agama Pengarang : Islam
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN
Nilai Sosial :
Kita harus saling membantu jika orang lain dalam kesusahan seperti dalam cerpen tersebut karena pada
hakikatnya kita adalah mahluk sosial.
Nilai Moral
Kita sebagai sesama manusia hendaknya jangan saling mengejek atau menghina orang lain tetapi harus
saling menghormati.
Nilai Agama
Kita harus selalu melakukan kehendak Allah, jangan melakukan hal yang dilarang oleh-Nya seperti bunuh
diri, mencemooh dan berbohong.
Nilai Pendidikan
Kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi kesulitan tetapi harus selalu berusaha dengan sekuat
tenaga.
Nilai Adat
Kita harus memegang teguh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
MANFAAT CERPEN
Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas.
Cerpen sebagai salah satu karya sastra jelas dapat memberikan manfaat seperti layaknya karya sastra
yang lain. Manfaatnya selain memberikan kenikmatan dan hiburan, dia juga dapat mengembangkan
imajinasi, memberikan pengalaman pengganti, mengembangkan pengertian perilaku manusia dan dapat
menyuguhkan pengalaman yang universal. Oleh karena itu dapat memberikan manfaat, maka
sewajarnya sebuah cerpen dapat dijadikan bahan/materi pembelajaran sastra di kelas. Pemilihan dan
penetapan cerpen sebagai bahan/materi pembelajaran tentunya harus mengikuti kriteria yang sudah
ditetapkan secara umum yaitu:
a. Dilihat dari segi bahasanya, cerpen ini jelas menggunakan bahasa yang bisa dipahami pembaca orang
Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Tidak hanya ini, gaya bahasanya pun menarik dan pilihan katanya
pun dapat memperkaya kosa kata siswa dalam hal bidang keagamaan.
b. Latar belakang budaya yang ditampilkan pun masih terasa umum. Jadi, siapa pun (baik yang
beragama Islam, kristen, Hindu,maupun Budha) bisa dengan mudah memahaminya dan tidak
menimbulkan pertentangan yang mendasar. Meskipun di dalamnya terdapat kosa kata islami, hal ini
tidaklah menggangu bahkan akan menarik jika siswa membandingkan dengan kosa kata non-Islam yang
sejenis.
Berdasarkan kriteria-kritera inilah kiranya cerpen ini sangat sesuai dan tepat bila dijadikan bahan ajar untuk pembelajaran sastra di kelas I dan II, apalagi di kelas III SMU. Selain itu, akan lebih menarik lagi jika gurunya pun aktif-kreatif ketika membelajarkan siswanya dalam menelaah cerpen tersebut. Namun demikian, agar pembelajaran sastra dengan bahan cerpen itu menarik dan lancar, guru dan siswanya pun haruslah sama-sama membaca cerpen itu lebih dari satu kali dan jangan coba- coba membaca ringkasannya.Diposkan oleh BINTANG LIM