latar belakang yuli

12
Latar Belakang Dalam mempelajari Negara hukum maka perlu dibedakan antara Negara dan Bangsa. Bangsa adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa serta berproses dalam suatu wilayah (Indonesia).. Sedangkan Negara adalah suatu persekutuan yang melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk ketertiban sosial. Dalam suatu Negara diperlukan suatu aturan untuk membatasi kekuasaan para pemimpin agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Aturan tersebut disebut hukum. Konsep mengenai Negara hukum ada dua yaitu konsep Eropa Kontinental ( Rechtstaat ) dan Konsep Anglo Saxon ( Rule of Law ). Di Indonesia menganut konsep Eropa Kontinental ( Rechtstaat ) yang merupakan warisan dari kolonial Belanda. Istilah hukum di Indonesia sering diterjemahkan Rechtstaat atau Rule Of Law. Ide Rechtstaat mulai populer abad ke tujuh belas sebagai akibat situai sosial politik Eropa yang didominir oleh absolutisme.Paham Rechtstaat dikembangkan oleh Immanuel Kant ( 1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl. Sedangkan paham Rule Of Law mulai dikenal setelah Albert Venn Dicey pada tahun 1885. Dan

Upload: iqbalkamilm

Post on 19-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

latar belakang

TRANSCRIPT

Page 1: Latar Belakang Yuli

Latar Belakang

Dalam mempelajari Negara hukum maka perlu dibedakan antara Negara dan

Bangsa. Bangsa adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan

wilayah tertentu di muka bumi. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah sekelompok

manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai

suatu bangsa serta berproses dalam suatu wilayah (Indonesia).. Sedangkan Negara

adalah suatu persekutuan yang melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum yang

mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk ketertiban sosial. Dalam suatu Negara

diperlukan suatu aturan untuk membatasi kekuasaan para pemimpin agar tidak

bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Aturan tersebut disebut hukum.

Konsep mengenai Negara hukum ada dua yaitu konsep Eropa Kontinental ( Rechtstaat )

dan Konsep Anglo Saxon ( Rule of Law ). Di Indonesia menganut konsep Eropa

Kontinental ( Rechtstaat ) yang merupakan warisan dari kolonial Belanda. Istilah hukum

di Indonesia sering diterjemahkan Rechtstaat atau Rule Of Law. Ide Rechtstaat mulai

populer abad ke tujuh belas sebagai akibat situai sosial politik  Eropa yang didominir

oleh absolutisme.Paham Rechtstaat dikembangkan oleh Immanuel Kant ( 1724-1804)

dan Friedrich Julius Stahl. Sedangkan paham Rule Of Law mulai dikenal setelah Albert

Venn Dicey pada tahun 1885. Dan menerbitkan buku Introduction to Study Of the Law

Of the Constitusion. Paham the Rule Of Law bertumpu pada system Hukum Anglo

Saxon. Atau Common Law System.  Dalam sebuah Negara konsep mendasar

menentukkan pondasi dasar Negara itu sendiri. Indonesia sebagai suatu negar hukum

( Rechtstaat atau Rule Of Law ). Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945

Amandemen ke empat Pasal 1 ayat(3) yang mangatakan “ Negara Indonesia adalah

Negara Hukum “. Selain itu Indonesia juga disebut negara Demokrasi yang tercermin

Page 2: Latar Belakang Yuli

dalam Undang-Undang Dsara 1945 Amandemen ke empat Pasal 1 ayat(2), bahwa”

Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar ”.

Konsekuesi bahwa Indonesia adalah negara hukum bahwa kekuasaan tertinggi  dalam

negara adalah hukum.

B. Rumusan Masalah

INDONESIA NEGARA YANG BERDASARKAN HUKUM (RECHTSTAAT)

Konsep rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme,

sehingga sifatnya revolusioner. Sebaliknya, konsep the rule of law berkembang

secara evolusioner.  Hal ini nampak dari isi atau kriteria rechtsstaat dan kriteria the

rule of law. Konsep rechtsstaat bertumpu pada sistem hukum kontinental yang

disebut “civil law” atau “modern Roman law”, sedangkan konsep the rule of law

bertumpu pada sistem hukum yang disebut “common Law” atau “Anglo Saxon”.

Page 3: Latar Belakang Yuli

Rechtsstaat dan the rule of law dengan tumpuannya masing-masing mengutamakan

segi yang berbeda. Konsep rechtsstaat mengutamakan prinsip wetmatigheid yang

kemudian menjadi rechtmatigheid, sedangkan the rule of law mengutamakan

equality before The law Akibat adanya perbedaan titik berat dalam pengoperasian

tersebut, muncullah unsur-unsur yang berbeda antara konsep rechtsstaat dan

konsep the rule of law. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. UNSUR-UNSUR RECHTSSTAAT :

a. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM).

b. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan negara untuk menjamin

perlindungan  HAM,

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan,

d. Adanya peradilan administrasi; dan

2. UNSUR-UNSUR THE RULE OF LAW

a. Adanya  supremasi aturan hukum,

b. Adanya kesamaan kedudukan di depan hukum, dan

c. Adanya jaminan perlindungan HAM.

Dari uraian unsur-unsur rechtsstaat maupun the rule of law tersebut nampak

adanya persamaan dan perbedaan antara kedua konsep tersebut. Baik rechtsstaat

maupun the rule of law selalu dikaitkan dengan konsep perlindungan hukum, sebab

konsep-konsep tersebut tidak lepas dari gagasan untuk memberi pengakuan dan

perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dengan demikian keduanya sama-sama

memiliki inti upaya memberikan perlindungan pada hak-hak kebebasan sipil dari

warga negara, berkenaan dengan perlindungan terhadap hak-hak dasar yang

sekarang lebih populer dengan HAM, yang konsekuensi logisnya harus diadakan

pemisahan atau pembagian kekuasaan di dalam negara. Sebab dengan pemisahan

atau pembagian kekuasaan di dalam negara, pelanggaran dapat dicegah atau paling

tidak dapat diminimalkan. Di samping itu, perbedaan antara konsep rechtsstaat dan

the rule of law nampak pada pelembagaan dunia peradilannya, Rechtsstaat dan the

rule of law menawarkan lingkungan peradilan yang berbeda meskipun pada intinya

Page 4: Latar Belakang Yuli

kedua konsep tersebut menginginkan adanya perlindungan bagi hak asasi manusia

melalui pelembagaan peradilan yang independen. Pada konsep rechtsstaat terdapat

lembaga peradilan administrasi yang merupakan lingkungan peradilan yang berdiri

sendiri, sedangkan pada konsep the rule of law tidak terdapat peradilan administrasi

sebagai lingkungan yang berdiri sendiri. Hal ini disebabkan dalam konsep the rule of

law semua orang dianggap sama kedudukannya di depan hukum, sehingga bagi

warga negara maupun pemerintah harus disediakan peradilan yang sama.

Dalam konsep “Negara Hukum”, eksistensi peraturan perundang-undangan

merupakan salah satu unsur fundamental bagi penyelenggaraan pemerintahan

negara berdasarkan atas hukum. Hal itu tercermin dari konsep Friedrich Julius

Stahl[6]  dan Zippelius[7]  Menurut F.J. Stahl unsur-unsur utama negara hukum

adalah:

1.  Pengakuan dan  perlindungan hak-hak asasi manusia;

2.  Pemisahan  kekuasaan   negara   berdasarkan   prinsip trias politika;

3. Penyelenggaraan  pemerintahan  menurut undang-undang (wetmatigheid van

bestuur); dan

4.   Peradilan administrasi negara.

Sementara itu, Menurut Zippelius unsur-unsur negara hukum terdiri atas:

1. Pemerintahan menurut hukum (rechtsmatigheid van bestuur);

2. Jaminan terhadap hak-hak asasi;

3. Pembagian kekuasaan; dan

4. PENGAWASAN JUSTISIAL TERHADAP PEMERINTAH.

Dari unsur-unsur tersebut di atas nampak adanya perbedaan, jika Stahl

menempatkan “penyelenggaraan pemerintahan menurut undang-undang

(wetmatigheid van bestuur)” pada elemen yang ketiga dari konsep negara hukum,

sebaliknya Zippelius menempatkannya pada unsur pertama dengan pengertian yang

agak luas, ialah “penyelenggaraan pemerintahan menurut hukum (rechtsmatigheid

van bestuur)”. Di sini nampak bahwa F.J. Stahl masih sangat kental terpengaruh

Page 5: Latar Belakang Yuli

konsepsi dari aliran legisme, yang mana aliran tersebut menyatakan tidak ada

hukum di luar undang undang. Oleh karena itu, salah satu unsur utama negara

hukum menurut F.J. Stahl adalah penyelenggaraan pemerintahan menurut undang-

undang (wetmatigheid van bestuur).

 

KONSEPSI RECHTSSTAAT DAN RULE OF LAW

            Negara hukum adalah suatu doktrin dalam ilmu hukum yang mulai muncul

pada abad ke-19 di Eropa, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan

demokrasi. Negara hukum merupakan terjemahan dari Rule of Low atau

Rechtsstaat. Secara sederhana pengertian negara hukum adalah negara yang

penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di negara

yang berdasarkan hukum, negara termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-

lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Negara hukum menurut Friedman, dibedakan antara pengertian formal (in the formal

sense), dan pengertian hakiki (ideological sense). Dalam pengertian formal Negara

hukum tidak lain adalah “organized public power” atau kekuasaan umum yang

terorganisasikan. Oleh karena itu, setiap organisasi hukum (termasuk organisasi

yang namanya negara) mempunyai konsep negara hukum, termasuk negara-negara

otoriler sekalipun. Negara hukum dalam pengertian hakiki (materiil), sangat erat

hubungannya dengan menegakkan konsep negara hukum secara hakiki, karena

dalam pengertian hakiki telah menyangkui ukuran-ukuran “entang hukum yang baik

dan hukum yang buruk. Cara menentukan ukuran-ukuran tentang hukum yang baik

dan hukum yang buruk dalam suatu konsep negara hukum sangat sulit, karena

setiap masyarakat yang melahirkan konsep tersebut berbeda satu sama lain dan

karenanya “rasa keadilan” di setiap masyarakat berbeda pula.

Dengan demikian, ide negara hukum terkait erat dengan konsep ‘rechtsstaat’ dan

‘the rule of law’, meskipun terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia sama-sama

negara hukum, namun sebenarnya terdapat perbedaan antara rechtsstaat dan rule

of law. Menurut Prof. Dr. Mahfud MD, perbedaan konsepsi tersebut sebenarnya

Page 6: Latar Belakang Yuli

lebih terletak pada operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu perlindungan

atas hak-hak asasi manusia.

1. SUBSTANSI KONSEPSI RECHTSSTAAT DAN RULE OF LAW

Berbagai doktrin yang menunjukkan ciri-ciri dari suatu negara hukum muncul seiring

dengan berkembangnya konsep negara hukum baik di negara menganut si stem

hukum Anglo Saxon dan sistem hukum Eropa Kontinental. Dalam sistem hukum

Anglo Saxon, negara hukum sering disebut Rule of Law, sedangkan di negara yang

menganut sistem hukum Eropa Kontinental disebut sebagai Rechtsstaat.

Frederich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-

ciri Rechtstaat meliputi:

a. Hak Asasi Manusia;

b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin Hak Asasi Manusia yang

biasa dikenal sebagai trias politica;

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan; dan

d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum anglo saxon memberi ciri-ciri Rule of

Law sebagai berikut:

a. Supremasi hukum;

b. kedudukan yang sama di depan hukum ; dan

c. terjaminnya Hak Asasi Manusia dalam undang-undang atau keputusan

pengadilan.

Sedangkan, International Commision of Jurist pada konfrensinya di Bangkok pada

tahun 1965 merumuskan ciri-ciri negara demokratis di bawah Rule of Law, yang

meliputi:

a. Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain dari pada

menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk

memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

Page 7: Latar Belakang Yuli

b. badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;

c. kebebasan untuk menyatakan pendapat;

d. pemilihan umum yang bebas;

e. kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi; dan

f. pendidikan kewarganegaraan.

Agar pelaksanaan rule of law bias berjalan dengan yang diharapkan, maka:

a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak

masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap

bangsa.

b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang

tumbuh dan berkembang pada bangsa.

c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan

tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara

adil juga memihak pada keadilan.

Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang

memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan

lain. Asumsi dasar hokum progresif bahwa ”hukum adalah untuk manusia”, bukan

sebaliknya. Hukum progresif memuat kandungan moral yang kuat.

Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan

kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau “back to law and order”,

kembali pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.

Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.

2. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh

kekuasaan atau kekuatan apapun.

3. Legalitas terwujud dalam segala bentuk.

Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat

Transparansi Internasional: 2005).

Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:

Page 8: Latar Belakang Yuli

o Kasus korupsi KPU dan KPUD;

o Kasus illegal logging;

o Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA);

o Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;

o Kasus perdagangan wanita dan anak.Sebagian ciri negara hukum yang telah

diuraikan di atas khususnya dalam konsep negara hukum material, dalam

penerapannya di berbagai negara demokrasi modern hampir semua dilaksanakan,

hanya saja seringkali law in the book seringkali berbeda dengan law in action, atau

das sollen berbeda dengan das sein. Penyimpangan antara aturan hukum yang

telah dibuat dan seharusnya berkedudukan di atas segalanya dengan kenyataan

bahwa intervensi kekuasaan mempengaruhi pelaksanaan hukum menjadikan hukum

dipengaruhi oleh anasir-anasir non hukum yang seharusnya tidak boleh terjadi

dalam proses penegakan hukum. Setidaknya ciri-ciri negara hukum di atas dapat

menjadi indikator pelaksanaan konsep negara hukum pada suatu negara.

Page 9: Latar Belakang Yuli
Page 10: Latar Belakang Yuli

Dari uraian-uraian di atas, menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, dapat

dirumuskan kembali adanya dua belas prinsip pokok Negara Hukum (Rechtsstaat)

yang berlaku di zaman sekarang. Kedua-belas prinsip pokok tersebut merupakan

pilar-pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya satu negara modern sehingga

dapat disebut sebagai Negara Hukum (The Rule of Law, ataupun Rechtsstaat)

dalam arti yang sebenarnya, yaitu:

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)

2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law)

3. Asas Legalitas (Due Process of Law)

4. Pembatasan Kekuasaan

5. Organ-Organ Eksekutif Independen

6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak

7. Peradilan Tata Usaha Negara

8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court)

9. Perlindungan Hak Asasi Manusia

10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat)

Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat)

Transparansi dan Kontrol Sosial