latar belakang
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Fisioterapi
merupakan salah satu bagian dari tim medis yang bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan.
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling sering
ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan
nyeri dan gangguan gerakan sendi sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari (Adnan,2007).
Osetoarthritis merupakan kelainan degeneratif sendi yang paling
banyak didapatkan di masyarakat, terutama pada usia lanjut. Lebih dari
80% usia diatas 75 tahun menderita Osetoarthritis, Osetoarthritis
merupakan kasus terbanyak yang terdapat di rumah sakit dari semua kasus
penyakit rematik.
Pergeseran pola penyakit yang semula penyakit infektif ke
penyakit degeneratif memberi dampak bagi fisioterapi dalam memberikan
intervensi fisioterapi. Salah satu contoh penyakit degeneratif yang dapat
mengubah gaya hidup dan interaksi individu terhadap lingkungan serta
mempengaruhi kemampuan fungsional fisik adalah osteoarthritis sendi
lutut (Yatim, 2008).
Sendi lutut merupakan sendi yang paling penting dalam menumpu
berat badan, dengan demikian sendi lutut sangat mudah mengalami
osteoarthritis yang akan menimbulkan kekakuan sendi, perubahan bentuk
dan nyeri untuk berjalan, naik tangga dan berdiri dari duduk. Osteoarthritis
banyak menyerang pada usia lanjut. Pada umumnya pria dan wanita sama-
sama dapat terkena penyakit ini meskipun pada usia sebelum usia 45
1
tahun. Osteoarthritis banyak menyerang atau terjadi pada pria dan wanita
setelah usia 45 tahun, akan tetapi ostearthritis banyak menyerang wanita.
Kelainan pada lutut merupakan kelainan terbanyak dari Osteoarthritis
diikuti sendi panggul dan tulang belakang. Di Indonesia prevalensi OA
lutut yang tampak secara radiologik mencapai 15,5 % pada pria dan 12,7
% pada wanita berumur antara 40-60 tahun. Diperkirakan 1 sampai 2 juta
orang usia lanjut di Indonesia menderita cacat karena OA. Oleh karena itu
tantangan terhadap dampak OA akan semakin besar karena semakin
banyaknya populasi yang berusia tua.
Ada beberapa faktor predisposisi yang diketahui berhubungan erat
dengan terjadinya osteoarthritis sendi lutut yaitu umur, jenis kelamin,
obesitas, faktor hormonal atau metabolisme, genetik, aktivitas kerja dan
trauma.
Terapi OA pada umumnya simptomatik, misalnya dengan
pengendalian faktor-faktor resiko, latihan intervensi fisioterapi dan terapi
farmakologis. Pada fase lanjut sering diperlukan pembedahan.
Fisioterapi sebagai salah satu pelaksana layanan kesehatan ikut
berperan dan bertanggung jawab dalam penanganan kondisi osteoarthritis,
tindakan fisioterapi perlu diberikan sedini mungkin kepada pasien untuk
mempercepat penyembuhan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
penderita osteoarthritis. Banyak modalitas fisioterapi yang dapat
diberikan, antara lain berupa terapi latihan yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS),
meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kemampuan fungsional
serta mencegah berbagagi komplikasi yang dapat terjadi (Hartatnto, 2011).
2