latar belakang

Upload: lowis-yanmaniar

Post on 16-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tadaaaa

TRANSCRIPT

1.1. LATAR BELAKANG

Tingkat sejauh mana Kecepatan dan luas disolusi dan absorbsi obat bergantung pada karakteristik dari zat aktif farmasinya ( active pharmaceutical ingredient (API)). Untuk alasan ini, peran formulasi dilokasi pemberian tidak boleh diabaikan. Karena obat oral harus larut dalam larutan, agar dapat diserap disaluran pencernaan dan untuk mencapai sirkulasi sitemik, diman bentuk sediaan memainkan peran penting dalam pengkondisian tingkat penyerapan. Bentuk sediaan oral padat (SOD) merupakan pilihan utama sebagai obat yang lebih stabil dengan zat aktifnya bila dibandingkan dengan sediaan cair kerena sediaan ini memiliki kelebihan yang diantaranya mudah dalam pembuatannya, penyimpanannya dan pasien juga lebih dapat menerimanya ( Marshall and Rudnic, 1990). Sejumlah besar obat-obatan yang beredar dipasaran menunjukkan adanya masalah efikasi yang rendah yang bertanggung jawab atas kegagalan terapi, terutama sifat biofarmasi yang tidak memuaskan mereka. Ini berarti sebuah zat aktif yang diberikan secara oral memiliki kemampuan yang rendah ketika menyerap memban pada sirkulasi sitemik dan terkadang karena metabolism yang tidak stabil dari tempat penyerapan sirkulasi sistemik.Penyerapan obat oral secara fundamental bergantung pada kelarutannya dalam air dan permeabilitasny pada gastrointestinal. Penelitian yang luas dalam parameter fundamental oleh Amidon et al (tahun) menyebabkan Biopharmaceutics Clasification System (BCS) yang mengkategorikan obat menjadi empat kelompok, kelas satu yaitu obat yang memiliki kelarutan yang tinggi dan permeabilitas yang tinggi, kelas dua yaitu kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi, kelas tiga yaitu kelarutan tinggi dan permeabilitas rendah, dan kelas empat yaitu kelarutan rendah dan permeabilitas yang rendah. Pada tahun 2000, FDA mengumumkan secara resmi BCS digunakan sebagai pendekatan ilmu pengetahuan untuk pengujian bioavailabilitas dan bioekivalensi pada pengujian in vivo untuk kelas satu dibebaskan karena kinetika produk tersebut menunjukkan disolusi yang bagus dan cepat Tujuan dari BCS adalah untuk memprediksi kinerja suatu produk obat secara farmakokinetika in vivo melalui pengukuran dari in vitro, yang dimana itu sangat penting untuk menentukan kelarutan dan permeabilitas suartu zat obat.Furosemide dikatakan sebagai perwakilan dari ketegori molekul ini dimana furo masuk kedalam BCS kelas 4 karena kelarutannya dalam air hanya 5-20 g/ml dan permeabilitas yang rendah (Lindenberg, 2004). Furosemid merupakan salah satu obat yang memiliki sifat praktis tidak larut dalam air. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan disolusi adalah sistem dispersi padat. Pada penelitian ini akan dibuat sistem penghantaran obat furosemid dengan pelepasan yang dimodifikasi menggunakan sistem mukoadhesif dengan polimer carbopol 934 P, dimana sebelumnya furosemid dibentuk menjadi dispersi padat menggunakan polivinil pirolidon. (tolong sesuaikan jurnal yang diangkat, ini hanya contoh )

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu : a. bagaimana memperbaiki kelarutan furosamid ?b. bagaimana memperbaiki permeabilitas furosemid ?1.3. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara memperbaiki kelarutan dan permeabilitas furosemide .