larangan ahmadiyah tidak selesaikan konfl ik · memperkeruh pertentangan. hingga saat ini, polda...

1
4 P OLKAM JUMAT, 4 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA Saya yakin Sri Mulyani punya kapasitas memiliki partai. Dari 2012 hingga 2014, pasti akan terjadi pertemuan-pertemuan parpol.” WAKIL Ketua DPR Pramono Anung meminta PT Angkasa Pura menolak keinginan ang- gota Komisi XI yang meminta fasilitas very very important per- sons (VVIP) di Bandara Soekar- no-Hatta. Permintaan tersebut dinilai melanggar UU dan ber- potensi merusak citra DPR. “Secara protokoler, VVIP ha- nya diberikan kepada pimpin- an DPR. Pimpinan DPR pun seperti saya pribadi tidak per- nah menggunakan fasilitas VVIP di bandara,” ujarnya saat dihubungi kemarin. Pada Rabu (2/3) lalu, sejum- lah anggota DPR di Komisi XI tanpa ragu meminta fasilitas khusus saat menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Angkasa Pura. “Parlemen minta fasilitaslah, seperti ruang VVIP. Itu kan termasuk ke dalam protokol- er. Diberikan fasilitas di ban- dara agar tidak antre juga, itu dimungkinkanlah. Saya rasa, Bapak-Bapak harus mempela- jari lebih lanjut lagi soal aturan- aturan mengenai protokoler,” papar anggota Komisi XI dari F-Hanura Muchtar Amma da- lam rapat itu. Namun, menurut Pramono, permintaan anggota DPR itu berlebihan dan harus ditolak. “Kalau anggota DPR yang me- minta keistimewaan khusus kepada Angkasa Pura, menu- rut saya, ditolak saja karena harus menjalankan aturan per- undangan,” tegasnya. Ia menekankan agar anggota DPR memahami permintaan itu yang justru akan merugikan citra DPR. “Ini merusak keper- cayaan rakyat kepada DPR.” Pendapat senada juga disam- paikan Abdul Kadir Karding, anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia berharap permintaan kolega- nya sesama anggota DPR itu tidak dikabulkan PT Angkasa Pura karena hanya membebani masyarakat. “Kan kita risih juga kalau ada pejabat yang lewat dan semua harus berhenti. Kasihan yang sudah antre lama-lama. Tapi un tuk kondisi tertentu dan mendesak, misalnya ada tamu protokoler, bolehlah dikasih fasilitas itu. Malu juga kalau ada tamu protokoler dan tidak ada fasilitas itu,” tuturnya. Ia juga menyesalkan mun- culnya usulan itu karena tidak selayaknya anggota parlemen membiasakan fasilitas VVIP tersebut. “Jangan mental mau dilayani terus. Tidak usah aneh- aneh. Tidak perlu posisi tinggi- lah, kita ini kan wakil rakyat,” celetuknya. (Wta/*/P-2) Anggota DPR Minta VVIP, Bikin Malu Saja ALEXANDER PRIYASMA S ETELAH Sumatra Se- latan dan Jawa Timur, Pemprov Jawa Barat ikut mengeluarkan Per- aturan Gubernur (Pergub) Nomor 12 Tahun 2011 yang melarang aktivitas jemaat Ah- madiyah, kemarin. Larangan itu berupa pe- nyebaran ajaran Ahmadiyah secara lisan, tulisan, maupun media elektronik; pemasangan papan nama organisasi di tem- pat umum; dan pemasangan atribut dalam bentuk apa pun. Selain berisi larangan kegiat- an Ahmadiyah, pergub juga memuat larangan berbuat anarkistis bagi masyarakat. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pergub itu dibuat setelah berkoordi- nasi dengan anggota muspida provinsi, Rabu (2/3) malam. Akan tetapi, Raq Achmad Sumadi, juru bicara Ahmadi- yah Priangan Barat, mengaku belum menerima tembusan pergub itu. Ia menyesalkan, pergub yang hanya ditujukan ke media massa, dan lembaga (pemerintah) terkait. “Kami tahunya dari war- tawan. Kenapa pergub terse- but tidak ditujukan langsung kepada jemaat Ahmadiyah?” tukasnya. Langkah Pemprov Jawa Barat itu tidak diikuti oleh Pemprov Jawa Tengah yang lebih memi- lih untuk menunggu fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah. Larangan terhadap Ahmadiyah mencuat setelah peristiwa tewasnya tiga jemaat Ahmadiyah dalam in- siden penyerangan di Cikeusik, Banten, Januari 2011. Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi PKB, Abdul Kadir Kar- ding mengingatkan, Surat Ke- putusan Bersama (SKB) tidak sepatutnya jadi acuan terbitnya sejumlah aturan larangan Ah- madiyah di daerah. Sebab, SKB bukanlah sumber hukum. “Itu hanya kesepakatan ber- sama. Lebih baik dilakukan dia- log dan pembinaan. Pembuba- rannya itu tidak serta-merta be- gitu saja. Harus melalui proses pengadilan,” tandasnya. Sosiolog Universitas Indone- sia (UI) Imam Prasodjo meng- ingatkan, penerbitan berbagai aturan daerah yang melarang Ahmadiyah, bukan solusi da- lam menyelesaikan persoalan maraknya kekerasan atas nama agama. “Malah bisa jadi pre- seden buruk,” ujarnya. Yang perlu diselesaikan, me nurut Imam, seharusnya pemerintah pusat dan daerah memberikan pemahaman ke- pada publik untuk menghargai pluralitas. Sebab, dasar mun- culnya konik dan kekerasan karena ketidakmampuan mene- rima pluralitas. Hal senada diutarakan Humas Aliansi Kerukunan Antarumat Beragama (Akur) Jabar Yaman Didu. “Pergub tidak menyelesaikan persoalan karena substansinya hampir sama dengan SKB tiga Menteri. Bahkan kelompok garis keras akan memanfaatkan situasi ini untuk membubarkah Ah- madiyah secara paksa dengan cara kekerasan karena merasa didukung pemda.” Kasus Cikeusik Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Suparni Parto mengingat- kan masyarakat untuk memer- cayakan penanganan Ahmadi- yah kepada penegak hukum karena aksi anarkistis, justru memperkeruh pertentangan. Hingga saat ini, Polda Banten telah menetapkan 13 tersangka dalam kasus Cikeusik. Ke- marin, polisi telah menetapkan Deden Sujana sebagai tersangka kasus penyerangan Ahmadiyah Cikeusik. Deden merupakan pimpinan rombongan Ahmadi- yah yang berdiam di rumah Ismail Suparman, salah satu je- maat Ahmadiyah di Cikeusik. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Boy Rai Amar, men- jelaskan pasal yang dikenakan pada Deden adalah pasal peng- hasutan dan melawan aparat. “Ada semacam aksi yang di anggap perlawanan pada petugas yang berusaha meng- evakuasi yang bersangkutan dari rumah Ismail.” Deden disebut-sebut sebagai Kepala Keamanan Nasional Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI). Ia diduga mengorganisasi kedatangan 17 jemaat Ahmadi- yah dari Jakarta untuk menjaga properti mereka di rumah Is- mail Suparman. Dalam kasus ini, polisi sudah memeriksa 108 saksi, termasuk di antaranya 12 orang dari jemaat Ahmadiyah. (EM/LD/*/RK/P-4) [email protected] Larangan Ahmadiyah tidak Selesaikan Konflik SKB tiga menteri, yang dijadikan landasan terbitnya aturan larangan Ahmadiyah di daerah, hanya kesepakatan bersama. Bukan sumber hukum. Sri Mulyani Punya Kapasitas Pimpin Partai Politik PEMERIKSAAN SUTEDJO: Mantan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Sutedjo Joewono (tengah) keluar dari Gedung KPK seusai diperiksa di Jakarta, kemarin. Sutedjo diperiksa terkait dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan penanganan flu burung pada 2006. MANTAN Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dini- lai mampu memimpin partai politik (parpol) dalam Pemilu 2014. Kemampuan yang dimi- liki Sri Mulyani membuatnya pantas dan layak memimpin Indonesia. “Saya yakin Sri Mulyani punya kapasitas memiliki par- tai. Dari 2012 hingga 2014, pasti akan terjadi pertemuan- pertemuan parpol,” pengajar lsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, seusai diskusi Kepemimpinan Indonesia 2014: Lelaki atau Perempuan? di Ja- karta, Kamis (3/3). Apalagi, imbuhnya, Sri Mul- yani memiliki semua persyara- tan calon pemimpin baik dari sisi pemerintahan maupun se- bagai intelektual. Baik di level nasional ataupun global. “Dia bisa tangani politik patrilineal. Mudah-mudahan ada kecerdasan di bangsa In- donesia ini untuk melihat mana mutiara dan mana kaleng be- kas,” pungkasnya. Bursa calon presiden (capres) 2014 sudah mulai memanas se- jak awal 2011. Pasalnya, Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat lagi maju menjadi capres, untuk yang ketiga kalinya. Partai Demokrat lalu memun- culkan nama Ani Yudhoyono, Pramono Edhie Prabowo, atau Anas Urbaningrum. Sementara itu, PDIP me- munculkan nama putri Mega- wati Soekarnoputri, yakni Puan Maharani sebagai calon wakil presiden. Namun, Rocky juga menya- dari, stigma negatif perempuan masih melekat kuat dalam sistem politik di Indonesia. “Politik kita diasuh oleh rahim laki-laki. Padahal rahim perem- puan bisa adil. Perempuan juga lebih terlatih karena memiliki yang namanya ethics of care. Kita butuh figur perempuan yang bisa berkata tidak pada rahim laki-laki,” paparnya. Dominasi laki-laki dalam sistem politik inilah yang mem- buat mengapa keterwakilan dan keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan ke- bijakan publik sangat rendah. Hasil Pemilu 2009 menunjuk- kan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif berjumlah 18% di DPR dan 27% di DPD. Adapun di DPRD Provinsi rata- rata 14,34%. Lalu apa solusinya agar perempuan punya kesempat- an menjadi pemimpin? Direk- tur Eksekutif PD Politik, Titi Sumbung menawarkan konsep Kepemimpinan Androgini. “Tidak ada kepemimpinan laki- laki dan perempuan. Siapa saja bisa menjadi pemimpin, yang penting memiliki syarat untuk menjadi pemimpin,” tandas Titi. (*/P-4) Keberanian Mengambil Risiko makin Langka KEBERHASILAN pemimpin ditentukan oleh keberanian mengambil keputusan, dan keberhasilan mantan Presiden Soeharto membangun pemerin- tahan selama 32 tahun terletak pada keberanian itu. Sikap berani mantan orang nomor satu di Indonesia itu yang terekam dalam kesan mantan ajudan Presiden Soe- harto yang mengabdi sejak 1991, Wiranto. Lewat buku yang akan diluncurkan pada 11 Maret itu, ia mencoba mengajak masyarakat Indonesia dapat mengambil berbagai hal positif yang dapat digali dan ditiru. “Saya tidak ingin mengultus- kan Pak Harto. Tetapi buku ini menampilkan bagaimana se- orang pemimpin nasional me- nyelesaikan masalah, lengkap dengan landasan pemikiran- nya,” jelasnya. Lewat buku berjudul 7 Ta- hun Menggali Pemikiran dan Tindakan Soeharto, selaku man- tan Menhankam/Pangab era Pak Harto, Wiranto mencoba mereka ulang bagaimana gaya kepemimpinan Pak Harto da- lam menyelesaikan sejumlah persoalan bangsa. Ia menyebut Pak Harto memiliki sikap tegas. Sebuah permasalahan selalu diselesai- kan dengan keputusan. “Memang dalam mengam- bil sebuah keputusan, presi- den memiliki pilihan yang sulit. Setiap keputusan pasti be- risiko merugikan sekelompok masyarakat. Tapi keberanian- nya dalam mengambil kepu- tusan dibarengi dengan hasil yang konkret. Kepemimpinan seperti ini yang langka seka- rang,” terangnya. Hal lainnya, sambung Ketua Umum Hanura itu, Pak Harto selalu memegang prinsip peme- rintah harus melahirkan sebuah keputusan. Jika pemerintahan tanpa sebuah keputusan, nega- ra tidak akan hadir di tengah masyarakat. “Dari keputusan ada in- struksi. Instruksi inilah yang menyentuh masyarakat. Kalau pun harus menyakitkan, kepu- tusan inilah yang membawa negara ke tengah masyarakat,” jelasnya. Ia menyayangkan sikap pe- mimpin negara saat ini yang selalu ragu dalam menghadapi sebuah masalah. Ia mencontoh- kan kasus Ahmadiyah yang terus berlarut-larut meski keke- rasan terus terjadi. “Dalam masalah Ahmadiyah, misalnya, keputusan harusnya diambil, bukan diambangkan.” Ia menyayangkan peme- rintah tidak bisa menentukan pilihan untuk memberikan kepastian hukum. Akibatnya banyak kepala daerah yang justru menyudutkan pengikut Ahmadiyah. (AO/P-2) Rocky Gerung Pengajar filsafat UI BERTUKAR CENDERA MATA: Ketua DPR RI Marzuki Alie bertukar cendera mata dengan Menteri Luar Negeri Republik Siprus, Markos Kyprianou seusai berdialog mengenai Peningkatan Hubungan Kerja Sama Antarkedua Negara dan Situasi Politik yang Terjadi di Siprus, di Gedung Nusantara III/ Gedung DPR RI, Jakarta, 2 Maret 2011. DOK DPR-RI KE di m ke So tah pa no ya m ha 19 ya M m m ya ka m or ny de ny hu n d ANTARA/RENO ESNIR

Upload: ngodien

Post on 13-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4 POLKAM JUMAT, 4 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA

Saya yakin Sri Mulyani punya

kapasitas memiliki partai. Dari 2012 hingga 2014, pasti akan terjadi pertemuan-pertemuan parpol.”

WAKIL Ketua DPR Pramono Anung meminta PT Angkasa Pura menolak keinginan ang-gota Komisi XI yang meminta fasilitas very very important per-sons (VVIP) di Bandara Soekar-no-Hatta. Permintaan tersebut dinilai melanggar UU dan ber-potensi merusak citra DPR.

“Secara protokoler, VVIP ha-nya diberikan kepada pimpin-an DPR. Pimpinan DPR pun seperti saya pribadi tidak per-

nah menggunakan fasilitas VVIP di bandara,” ujarnya saat dihubungi kemarin.

Pada Rabu (2/3) lalu, sejum-lah anggota DPR di Komisi XI tanpa ragu meminta fasilitas khusus saat menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Angkasa Pura.

“Parlemen minta fasilitaslah,

seperti ruang VVIP. Itu kan ter masuk ke dalam protoko l-er. Diberikan fasilitas di ban-dara agar tidak antre juga, itu dimungkinkanlah. Saya rasa, Bapak-Bapak harus mempela-jari lebih lanjut lagi soal aturan-aturan mengenai protokoler,” papar anggota Komisi XI dari F-Hanura Muchtar Amma da-

lam rapat itu.Namun, menurut Pramono,

permintaan anggota DPR itu berlebihan dan harus ditolak. “Kalau anggota DPR yang me-minta keistimewaan khusus kepada Angkasa Pura, menu-rut saya, ditolak saja karena harus menjalankan aturan per-undang an,” tegasnya.

Ia menekankan agar anggota DPR memahami permintaan itu yang justru akan merugikan citra DPR. “Ini merusak keper-cayaan rakyat kepada DPR.”

Pendapat senada juga disam-paikan Abdul Kadir Karding, anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia berharap permintaan kolega-

nya sesama anggota DPR itu tidak dikabulkan PT Angkasa Pura karena hanya membebani masyarakat.

“Kan kita risih juga kalau ada pejabat yang lewat dan semua harus berhenti. Kasihan yang sudah antre lama-lama. Tapi un tuk kondisi tertentu dan mendesak, misalnya ada tamu

protokoler, bolehlah dikasih fasilitas itu. Malu juga kalau ada tamu protokoler dan tidak ada fasilitas itu,” tuturnya.

Ia juga menyesalkan mun-culnya usulan itu karena tidak selayaknya anggota parlemen membiasakan fasilitas VVIP tersebut. “Jangan mental mau dilayani terus. Tidak usah aneh-aneh. Tidak perlu posisi tinggi-lah, kita ini kan wakil rakyat,” celetuknya. (Wta/*/P-2)

Anggota DPR Minta VVIP, Bikin Malu Saja

ALEXANDER PRIYASMA

SETELAH Sumatra Se-latan dan Jawa Timur, Pemprov Jawa Barat ikut mengeluarkan Per-

aturan Gubernur (Pergub) Nomor 12 Tahun 2011 yang me larang aktivitas jemaat Ah-madiyah, kemarin.

Larangan itu berupa pe-nyebaran ajaran Ahmadiyah secara lisan, tulisan, maupun media elektronik; pemasangan papan nama organisasi di tem-pat umum; dan pemasangan atribut dalam bentuk apa pun.

Selain berisi larangan kegiat-an Ahmadiyah, pergub juga memuat larangan berbuat anarkistis bagi masyarakat. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pergub itu dibuat setelah berkoordi-nasi dengan anggota muspida provinsi, Rabu (2/3) malam.

Akan tetapi, Rafi q Achmad Sumadi, juru bicara Ahmadi-yah Priangan Barat, mengaku belum menerima tembusan pergub itu. Ia menyesalkan, pergub yang hanya ditujukan ke media massa, dan lembaga (pemerintah) terkait.

“Kami tahunya dari war-

tawan. Kenapa pergub terse-but tidak ditujukan langsung kepada je maat Ahmadiyah?” tukasnya.

Langkah Pemprov Jawa Barat itu tidak diikuti oleh Pemprov Jawa Tengah yang lebih memi-lih untuk menunggu fatwa da ri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah. Larangan terhadap Ahmadiyah mencuat setelah peristiwa tewasnya tiga jemaat Ahmadiyah dalam in-siden penyerangan di Cikeusik, Banten, Januari 2011.

Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi PKB, Abdul Kadir Kar-ding mengingatkan, Surat Ke-putusan Bersama (SKB) tidak sepatutnya jadi acuan terbitnya sejumlah aturan larangan Ah-madiyah di daerah. Sebab, SKB bukanlah sumber hukum.

“Itu hanya kesepakatan ber-sama. Lebih baik dilakukan dia-log dan pembinaan. Pembuba-rannya itu tidak serta-merta be-gitu saja. Harus melalui proses peng adilan,” tandasnya.

Sosiolog Universitas Indone-sia (UI) Imam Prasodjo meng-ingatkan, penerbitan berbagai aturan daerah yang melarang Ahmadiyah, bukan solusi da-lam menyelesaikan persoalan

maraknya kekerasan atas nama agama. “Malah bisa jadi pre-seden bu ruk,” ujarnya.

Yang perlu diselesaikan, me nurut Imam, seharusnya pemerintah pusat dan daerah memberikan pemahaman ke-pada publik untuk menghargai pluralitas. Sebab, dasar mun-culnya konfl ik dan kekerasan karena ketidakmampuan mene-rima pluralitas.

Hal senada diutarakan Humas Aliansi Kerukunan Antarumat Beragama (Akur) Jabar Yaman Didu. “Pergub tidak me nyelesaikan persoalan kare na substansinya hampir sama dengan SKB tiga Menteri. Bahkan kelompok garis keras akan memanfaatkan situasi ini untuk membubarkah Ah-madiyah se cara paksa dengan cara kekerasan karena merasa didukung pemda.”

Kasus CikeusikSementara itu, Kapolda Jabar

Irjen Suparni Parto mengingat-kan masyarakat untuk memer-cayakan penanganan Ahmadi-yah kepada penegak hukum karena aksi anarkistis, justru memperkeruh pertentangan.

Hingga saat ini, Polda Banten

telah menetapkan 13 tersangka dalam kasus Cikeusik. Ke-marin, polisi telah mene tapkan Deden Sujana sebagai tersangka kasus penyerangan Ahmadiyah Cikeusik. Deden merupakan pimpinan rombong an Ahmadi-yah yang berdiam di rumah Ismail Suparman, salah satu je-maat Ahmadiyah di Cikeusik.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Boy Rafl i Amar, men-jelaskan pasal yang dikenakan pada Deden adalah pasal peng-hasutan dan melawan aparat. “Ada semacam aksi yang di anggap perlawanan pada petugas yang berusaha meng-evakuasi yang bersangkut an dari rumah Ismail.”

Deden disebut-sebut sebagai Kepala Keamanan Nasional Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI). Ia diduga mengorganisasi kedatangan 17 jemaat Ahmadi-yah dari Jakarta untuk menjaga properti mereka di rumah Is-mail Suparman. Dalam kasus ini, polisi sudah memeriksa 108 saksi, termasuk di antaranya 12 orang dari jemaat Ahmadiyah. (EM/LD/*/RK/P-4)

[email protected]

Larangan Ahmadiyah tidak Selesaikan Konfl ik

SKB tiga menteri, yang dijadikan landasan terbitnya aturan larangan Ahmadiyah di daerah, hanya kesepakatan bersama. Bukan sumber hukum.

Sri Mulyani Punya Kapasitas Pimpin Partai Politik

PEMERIKSAAN SUTEDJO: Mantan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Sutedjo Joewono (tengah) keluar dari Gedung KPK seusai diperiksa di Jakarta, kemarin. Sutedjo diperiksa terkait dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan penanganan flu burung pada 2006.

MANTAN Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dini-lai mampu memimpin partai politik (parpol) dalam Pemilu 2014. Kemampuan yang dimi-liki Sri Mulyani membuatnya pantas dan layak memimpin Indonesia.

“Saya yakin Sri Mulyani punya kapasitas memiliki par-tai. Dari 2012 hingga 2014, pasti akan terjadi pertemuan-pertemuan parpol,” pengajar fi lsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, seusai diskusi Kepemimpinan Indonesia 2014: Lelaki atau Perempuan? di Ja-karta, Kamis (3/3).

Apalagi, imbuhnya, Sri Mul-yani memiliki semua persyara-tan calon pemimpin baik dari sisi pemerintahan maupun se-bagai intelektual. Baik di level nasional ataupun global.

“Dia bisa tangani politik patrilineal. Mudah-mudahan ada kecerdasan di bangsa In-donesia ini untuk melihat mana mutiara dan mana kaleng be-kas,” pungkasnya.

Bursa calon presiden (capres) 2014 sudah mulai memanas se-jak awal 2011. Pasalnya, Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat lagi maju menjadi capres, untuk yang ketiga kalinya. Partai Demokrat lalu memun-culkan nama Ani Yudhoyono, Pramono Edhie Prabowo, atau Anas Urbaningrum.

Sementara itu, PDIP me-munculkan nama putri Mega-wati Soekarnoputri, yakni Puan Maharani sebagai calon wakil presiden.

Namun, Rocky juga menya-dari, stigma negatif perempuan masih melekat kuat dalam

sistem politik di Indonesia. “Politik kita diasuh oleh rahim laki-laki. Padahal rahim perem-puan bisa adil. Perempuan juga lebih terlatih karena memiliki yang namanya ethics of care. Kita butuh figur perempuan yang bisa berkata tidak pada rahim laki-laki,” paparnya.

Dominasi laki-laki dalam

sistem politik inilah yang mem-buat mengapa keterwakilan dan keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan ke-bijakan publik sangat rendah. Hasil Pemilu 2009 menunjuk-kan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif berjumlah 18% di DPR dan 27% di DPD. Adapun di DPRD Provinsi rata-rata 14,34%.

Lalu apa solusinya agar perempuan punya kesempat-an menjadi pemimpin? Direk-tur Eksekutif PD Politik, Titi Sumbung menawarkan konsep Kepemimpinan Androgini. “Tidak ada kepemimpinan laki-laki dan perempuan. Siapa saja bisa menjadi pemimpin, yang penting memiliki syarat untuk menjadi pemimpin,” tandas Titi. (*/P-4)

Keberanian Mengambil Risikomakin Langka

KEBERHASILAN pemimpin ditentukan oleh keberanian mengambil keputusan, dan keberhasilan mantan Presiden Soeharto membangun pemerin-tahan selama 32 tahun terletak pada keberanian itu.

Sikap berani mantan orang nomor satu di Indonesia itu yang terekam dalam kesan mantan ajudan Presiden Soe-harto yang mengabdi sejak 1991, Wiranto. Lewat buku yang akan diluncurkan pada 11 Maret itu, ia mencoba mengajak masyarakat Indonesia dapat mengambil berbagai hal positif yang dapat digali dan ditiru.

“Saya tidak ingin mengultus-kan Pak Harto. Tetapi buku ini menampilkan bagaimana se-orang pemimpin nasional me-nyelesaikan masalah, lengkap dengan landasan pemikiran-nya,” jelasnya.

Lewat buku berjudul 7 Ta-hun Menggali Pemikiran dan

Tindakan Soeharto, selaku man-tan Menhankam/Pangab era Pak Harto, Wiranto mencoba mereka ulang bagaimana gaya kepemimpinan Pak Harto da-lam menyelesaikan sejumlah persoalan bangsa.

Ia menyebut Pak Harto memiliki sikap tegas. Sebuah permasalahan selalu diselesai-kan dengan keputusan.

“Memang dalam mengam-bil sebuah keputusan, presi-den memiliki pilihan yang su lit. Setiap keputusan pasti be-risiko merugikan sekelompok masyarakat. Tapi keberanian-nya dalam mengambil kepu-tusan dibarengi dengan hasil yang konkret. Kepemimpinan seperti ini yang langka seka-rang,” terangnya.

Hal lainnya, sambung Ketua Umum Hanura itu, Pak Harto selalu memegang prinsip peme-rintah harus melahirkan sebuah keputusan. Jika pemerintahan

tanpa sebuah keputusan, nega-ra tidak akan hadir di tengah masyarakat.

“Dari keputusan ada in-struksi. Instruksi inilah yang menyentuh masyarakat. Kalau pun harus menyakitkan, kepu-tusan inilah yang membawa negara ke tengah masyarakat,” jelasnya.

Ia menyayangkan sikap pe-mimpin negara saat ini yang selalu ragu dalam menghadapi sebuah masalah. Ia mencontoh-kan kasus Ahmadiyah yang terus berlarut-larut meski keke-rasan terus terjadi. “Dalam masalah Ahmadiyah, misalnya, keputusan harusnya diambil, bukan diambangkan.”

Ia menyayangkan peme-rintah tidak bisa menentukan pilihan untuk memberikan kepastian hukum. Akibatnya banyak kepala daerah yang justru menyudutkan pengikut Ahmadiyah. (AO/P-2)

Rocky GerungPengajar filsafat UI

BERTUKAR CENDERA MATA: Ketua DPR RI Marzuki Alie bertukar cendera mata dengan Menteri Luar Negeri Republik Siprus, Markos Kyprianou seusai berdialog mengenai Peningkatan Hubungan Kerja Sama Antarkedua Negara dan Situasi Politik yang Terjadi di Siprus, di Gedung Nusantara III/Gedung DPR RI, Jakarta, 2 Maret 2011.

DOK DPR-RI

KEdimkeSotahpa

noyamha19yaMmmya

kamornydeny

hu

nd

ANTARA/RENO ESNIR