lap.titrasi penetralan

35
A JUDUL : Titrasi Penetralan (asidi- alkalimetri) serta aplikasinya B TUJUAN titrasi penetralan :membuat dan menentukan standarisasi larutan asam TUJUAN aplikasi penetralan : menentukan kadar natrium bikarbonat dalam soda kue merk R&W C DASAR TEORI Titrasi penetralan Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam basa. . Reaksi ini menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Secara umum metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut aA + tT produk dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. untuk menghasilkan produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama dengan mol analitnya begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama. 1 | Titrasi penetralan dan apikasinya

Upload: ihdashouminurdini53

Post on 16-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

kimia analitik

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.titrasi Penetralan

A JUDUL : Titrasi Penetralan (asidi-alkalimetri) serta

aplikasinya

B TUJUAN titrasi penetralan :membuat dan menentukan standarisasi larutan

asam

TUJUAN aplikasi penetralan : menentukan kadar natrium bikarbonat dalam

soda kue merk R&W

C DASAR TEORI

Titrasi penetralan

Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam

basa. . Reaksi ini menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Secara umum

metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut

aA + tT produk

dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. untuk menghasilkan

produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan

standar) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama

dengan mol analitnya begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama.

Rumus Umum Titrasi

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-

ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

ntitran = nanalit

neq titran = neq analit

1 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 2: Lap.titrasi Penetralan

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume

maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:

NxV asam = NxV basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion

H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

nxMxV asam = nxVxM basa

keterangan :

N=normalitas

V=volume

M=molaritas

n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada basa)

Dalam analisis titrimetri, sebuah reaksi harus memenuhi beberapa persyaratan

sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan, diantaranya:

reaksi itu sebaiknya diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu dan tidak

adanya reaksi sampingan

reaksi itu sebaiknya diproses sampai benar-benar selesai pada titik

ekivalensi. Dengan kata lain konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut

haruslah amat besar besar. Maka dari itu dapat terjadi perubahan yang besar

dalam konsentrasi analit (atau titran) pada titik ekivalensi.

diharapkan tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen

tercapai. Dan diharapkan pula beberapa indikator atau metode instrumental

agar analis dapat menghentikan penambahan titran

diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan

hanya beberapa menit.

2 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 3: Lap.titrasi Penetralan

Dalam praktik laboratorium umumnya digunakan larutan dari asam dan basa

dengan konsentrasi yang diinginkan kemudian distandarisasi dengan larutan standar

primer. Larutan dengan kekuatan (konsentrasi) yang diketahui tepat itu, disebut

larutan standar. Bobot zat yang hendak ditetapkan, dihitung dari volume larutan

standar yang digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui.

Larutan standar biasanya ditambahkan dalam sebuah buret. Proses

penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang

akan ditetapkan, dititrasi. Titik saat reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen

(setara) atau titik-akhir teoritis (atau titik-titik akhir stoikiometri). Lazimnya titrasi

harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat disalah-lihat oleh mata, yang

dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi oleh penambahan

suatu reagensia pembantu yang dikenal indikator. Setelah reaksi antara zat dan

larutan standar praktis lengkap, indikator harus memberi perubahan visual yang jelas

(entah perubahan warna atau pembentukan kekeruhan), dalam cairan yang sedang

dititrasi. Pada titrasi yang ideal, titik akhir yang terlihat, akan terjadi bersamaan

dengan titik akhir stoikiometri atau teoritis. Namun, dalam praktek biasanya akan

terjadi perbedaan berupa ketidaktepatan atau kesalahan (error) titrasi. Indikator dan

kondisi-kondisi eksperimen harus dipilih sedemikian rupa, sehingga perbedaan antara

titik akhir dan titik ekuivalen adalah kecil.

Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,

kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh

kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.

2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses

titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi,

pada saat inilah titrasi kita hentikan.

3 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 4: Lap.titrasi Penetralan

Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak

diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi

asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.

Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua

hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi

dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan

memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan

dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut

sebagai “titik akhir titrasi”.

Reaksi antara zat yang dipilih sebagai standar utama dan asam atau basa

harus memenuhi syarat-syarat untuk analisis titrimetri. Selain itu, standart utama

harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

tersedia dalam bentuk murni atau dalam keadaan yang diketahui

kemurniannya. Umumnya jumlah total pengotor tidak melebihi 0,01 sampai

0,02 %, dan diuji adanya pengotor dengan uju kualitatif yang diketahui

kepekaannya.

zat tersebut mudah mengering dan tidak terlalu higroskopis, hal itu

mengakibatkan air akan ikut saat penimbangan. Zat itu tidak boleh kehilangan

berat saat terpapar di udara. Pada umumnya hidrat-hidrat tidak digunakan

sebagai standar utama.

standar utama sebaiknya memiliki berat ekivalen tinggi, bertujuan untuk

meminimalkan akibat-akibat dari kesalahan saat penimbangan.

asam basa itu cenderung kuat, yakni sangat terdisosiasi. Namun, asam basa

lemah dapat digunakan sebagai standar utama, tanpa kerugian yang berarti

khususnya ketika larutan standar itu akan digunakan untuk menganalisis

sampel dari asam atau basa lemah.

Contoh bahan standar utama adalah :

4 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 5: Lap.titrasi Penetralan

Kalium hidrogen falat, umumnya dipakai untuk larutan basa.

asam sulfamat (HSO3NH2) untuk menstandarisasi basa kuat

kalium hidrogen iodat [KH(IO3)2] untuk larutan basa

asam sulfosalisilat untuk larutan basa

basa organik tris (hidroksimetil) aminometana (CH2OH)3CNH3 biasa

disebut TRIS atau THAM untuk standarisasi asam

natrium karbonat (Na2CO3) untuk standarisasi asam kuat, Garam ini

tersedia dalam bentuk garam murni, bersifat sedikit higroskopis, tetapi

mudah ditimbang. Karbonat tersebut ditritrasi menjadi asam karbonat

dengan indikator metil jingga (trayek pH 3,1-4,4 dari merah ke

kuning). Dalam kasus ini berat equivalennya adalah setengah berat

molekulnya yaitu 53,00 gram.

Berbagai zat asam dan basa, baik anorganik maupun organik dapat

ditentukan dengan titrasi asam-basa, diantaranya nitrogen, belerang,

boron, karbonat, gugus fungsi organik, dan lain-lain. Penentuan nitrogen

dilakukan dengan titrasi amonia dengan asam kuat. Jika amonia terdapat

sebagai garam amonia dengan oksidasi -3 amonia dibebaskan dengan

penambahan basa kuat.

Aplikasi menentukan kadar natrium bikarbonat dalam soda kue

Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam

penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok

garam dan telah digunakan sejak lama.Senyawa ini disebut juga baking soda (soda

5 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 6: Lap.titrasi Penetralan

kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini

merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat

larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan

bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti

"mengembang".Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau

tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai

obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular

acidosis (RTA).NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang

memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. NaHCO3

diproduksi sebanyak 100 000 ton/tahun (2001).[1]Soda kue juga diproduksi secara

komesial dari soda abu (diperoleh melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan

dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida. Lalu NaHCO3 mengendap sesuai

persamaan berikut

Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3

Mengenai soda kue

Nama lain soda kue adalah natrium hidrogen karbonat, natrium bikarbonat, dan

bikarbonat soda. Larutannya dalam air bersifat basa lemah. Digunakan tidak hanya

sebagai bahan untuk memasak, tapi juga untuk pengobatan (sebagai contoh

obatgastrointestinal) Senyawa ini juga dibuat dalam tubuh kita. Senyawa ini

membantu menetralkan asam dalam tubuh kita (menetralkan asam lambung).Soda

kue dapat digunakan tidak hanya untuk memasak tapi juga untuk membersihkan dan

menghilangkan bau. Sebagai contoh, soda kue menghilangkan bau dalam kulkas, pipa

pembuangan, dan tempat sampah.

6 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 7: Lap.titrasi Penetralan

D. RANCANGAN PERCOBAAN

1. PEMBUATAN DAN PENENTUAN (STANDARISASI) LARUTAN ASAM

(Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 N dengan Na2CO3 anhidrat

sebagai sebagai baku)

Alat dan bahan :

Alat :

1. Botol timbang

2. labu ukur 100 ml

3. buret 50 ml

4. erlenmeyer 100 ml

5. pipet seukuran 10 ml

6. pipet tetes

7. corong

8. statif

9. klem

10. gelas ukur 10 ml

11. gelas kimia 500 ml

Bahan :

1. larutan asam klorida 50 ml

2. Na2CO3 0,5295 gr

3. air suling

4. indikator metil jingga 2-3 tetes

7 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 8: Lap.titrasi Penetralan

ALUR KERJA

1) Pembuatan larutan asam klorida 0,1N

2) Penentuan Larutan Asam Klorida 0,1 N

Dengan natrium karbonat (Na2CO3) anhidrat sebagai baku.

Pembuatan larutan baku:

Pembilasan buret:

8 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Telah disediakan

HCl 0,1N

HCl 0,1N

Larutan bakuNa2CO3 anhidrat murni

Telah disediakan dalam botol timbang Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. Dilarutkan dengan air suling dan diencerkan

hingga tanda batas. Dikocok agar tercampur dengan baik

0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni

Kran

Buret

Dibilas dengan 5 mL larutan HCl hingga 3 kali.

Diisi larutan HCl sampai 2-3 cm di atas titik nol.

Page 9: Lap.titrasi Penetralan

Titrasi:

9 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Titik akhir titrasi

Titrasi

Erlenmeyer dan larutan analit.

Larutan baku Na2CO3

Kran dibuka dengan tangan kanan, tangan kiri memegang erlenmeyer sambil digoyang konstan.

Penambahn asam terus dilakukan hingga lautan berubah warna menjadi jingga.

Dihentikan titrasi. Diulangi hingga 3 kali.

Diletakkan di bawah buret Diberi kertas putih di bawahnya

Dipipet 10 mL dengan pipet seukuran. Dimasukkan dalam erlenmeyer 100 mL. Ditambahkan air aquades 10 mL. Ditambahkan 2-3 tetes indikator metal

jingga.

Titran

Dibuka perlahan agar bagian bawahnya terisi dan tidak ada gelembung udara.

Jika berlebih lihat posisi miniskus.

Page 10: Lap.titrasi Penetralan

LANGKAH PERCOBAAN:

a) Membuat larutan asam klorida. Namun dalam percobaan ini telah disediakan

larutan HCl 0,1N.

b) Menentukan larutan asam klorida 0,1 N dengman natrium karbonat

(Na2CO3) anhidrat sebagai baku.

Pembuatan larutan baku

Menimbang dengan teliti 0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni dalam

botol timbang (telah disediakan).

Memindahkan 0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni ke dalam labu ukur

100 mL.

Melarutkan 0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni dengan air suling

(setengah labu ukur) lalu digoyang-goyang. Meneruskannya hingga

tanda batas lalu diguling-gulingkan agar tercampur dengan baik.

Pembilasan buret

Membilas buret dengan 5 mL larutan HCl sampai 3 kali.

Mengisi buret hingga 2-3 cm di atas titik nol.

Membuka kran secara perlahan agar bagian bawah kran terisi dan

tidak ada gelembung udara.

Bila berlebih maka lihat posisi miniskus dengan ketelitian 0.01 mL.

Titrasi

Memipet 10 mL larutan baku Na2CO3 dengan pipet seukuran.

Memasukkan 10 mL larutan baku Na2CO3 dalam erlenmeyer 100 mL.

Menambahkan 10 mL air suling

Menambahkan 2-3 tetes indikator metal jingga

Meletakkan erlenmeyer di bawah buret dan memberi kertas putih di

bawahnya agar tampak jelas perubahannya.

Melakukan titrasi dengan tangan kanan membuka karan dan tangan

kiri memegang erlenmeyer sambil menggoyangnya secara konstan.

Melakukan penambahan asam terus-menerus hingga terjadi

perubahan warna larutan menjadi jingga.

10 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 11: Lap.titrasi Penetralan

Menghentikan titrasi lalu mencatat volume HCl yang diperlukan.

Mengulangi hingga 3 kali.

Menghitung konsentasi HCl

2. Penentuan kadarNaOH3 dalam soda kue

ALAT DAN BAHAN

Alat :

1 Botol timbang

2 labu ukur 100 ml

3 buret 50 ml

4 erlenmeyer 100 ml

5 pipet seukuran 10 ml

6 pipet tetes

7 corong

8 statif

9 klem

10 gelas ukur 10 ml

11 gelas kimia 500 ml

12 neraca analiti

Bahan :

1 Soda kue 1,44 gr

2 Indikator metil jingga 2 tetes

3 Larutan asam klorida 50 ml

4 Air suling

11 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 12: Lap.titrasi Penetralan

ALUR KERJA

Langkah Percobaan

1 Menimbang dengan teliti 1,44 g soda kue dalam botol timbang.

2 Memasukkan dalam labu ukur 100 mL.

12 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Terjadi Perubahan Warna

Titrasi dengan HCl

10 ml larutan

1,44 g Soda Kue

%NaHC03

Percobaan dlakukan sebanyak tiga kali. Kadar rata-rata NaHCO3 dihitung.

Dipipet menggunakan pipet seukuran. Dimasukkan dalam erlenmeyer. Ditambahkan 2 tetes indikator metil jingga.

Ditimbang dengan teliti dalam botol timbang Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL. dilarutkan dalam labu ukur 100ml

Page 13: Lap.titrasi Penetralan

3 Melarutkan dalam labu ukur 100 mL.

4 Mengambil 10 mL larutan tersebut dengan pipet seukuran, dan

memasukkannya dalam Erlenmeyer 100 mL.

5 Menambahkan 2 tetes indikator metal jingga.

6 Menitrasi dengan HCl standar sampai terjadi perubahan warna

indikator metal jingga menjadi ada endapan merah bata.

7 Menghitung volume HCl yang diperlukan.

8 Melakukan percobaan tiga kali.

9 Menghitung kadar NaHCO3 dalam soda kue.

13 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 14: Lap.titrasi Penetralan

E. DATA PENGAMATAN

N

OPERLAKUAN

PENGAMATAN

SEBELUM SESUDAH

1. Penentuan larutan Asam klorida ±

0,1 N dengan Na2CO3 anhidrat

sebagai sebagai baku

Memasukkan ± 0, 5295 gram

Na2CO3 p.a dalam labu ukur

100 ml dan mengencerkannya

sampai tanda batas

Memasukkan larutan Na2CO3

10 ml dalam Erlenmeyer

kemudian ditambah 10 ml air

suling

Menambahkan 3 tetes

indikator metil jingga

Menitrasi Na2CO3 (aq) dengan

HCl (aq)

Na2CO3 (s)= serbuk

warna putih

Air suling = tak

berwarna

Na2CO3 (aq)= tak

berwarna

indikator metil

jingga= oranye

Larutan = warna

kuning

Larutan setelah

titrasi = warna

jingga

Volume HCl yang

tertitrasi :

1. 9,2 ml

2. 9,2 ml

3. 8,8 ml

2. Aplikasi “ Menentukan kadar

NaHCO3 dalam soda kue cap R &

W ”

Menimbang dengan teliti 1,440

gram soda kue

Mengencerkan soda kue dalam

labu ukur 100 ml

Memipet 10 ml larutan soda kue

Massabotol

timbang = 4,3243

gr

Massa soda kue =

1,440 gr

HCl (aq) = tak

14 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 15: Lap.titrasi Penetralan

dan memasukkannya dalam

erlenmeyer

Menambahkan 2 tetes indikator

metal jingga

Menitrasi larutan soda kue

dengan HCl

berwarna

indikator metil

jingga= oranye

larutan berwarna

kuning

larutan berwarna

jingga

Volume HCl

yang tertitrasi :

1. 14,1 ml

2. 14,0 ml

3. 14,1 ml

15 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 16: Lap.titrasi Penetralan

F. ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

1. Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 N dengan Na2CO3 anhidrat sebagai

sebagai baku

Standarisasi asam kuat yaitu asam klorida menggunakan natrium karbonat

karena zat ini tersedia dalam bentuk garam murni sehingga lebih praktis. Zat ini juga

dipilih karena memenuhi kriteria larutan standart utama dari asam kuat. Natrium

karbonat bersifat sedikit higroskopis, memiliki berat ekivalen yang tinggi dan

merupakan basa kuat sehingga baik untuk titrasi asam kuat. Dalam percobaan

digunakan 0,5295 gram serbuk Na2CO3 berwarna putih dan dilarutkan dalam labu

ukur 100 ml dan mengencerkannya sampai tanda batas, kemudian memipet larutan

Na2CO3 10 ml dalam Erlenmeyer dan ditambah 10 ml air suling lalu menambahkan 3

tetes indikator metil jingga berwarna oranye. Penambahan indikator metil jingga

adalah untuk mengidenifikasi titik akhir titrasi dimana terjadi perubahan warna

kuning menjadi jingga dengan trayek pH 3,1- 4,4. Dalam percobaan penggunaan

indikator yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi tepat berimpit

dengan titik equivalennya Kemudian menitrasi Na2CO3 (aq) dengan HCl (aq)

Persamaan reaksi :

2HCl (aq) + Na2CO3 (aq) ↔ 2NaCl (aq)+ H2O(l) + CO2(g).

Berdasarkan reaksi, terbentuk larutan NaCl berwarna jingga, yang menandakan

telah terjadi titik akhir titrasi . Titrasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan,

pada pengulangan pertama terjadi perubahan warna jingga pada volume HCl

mencapai 9,2 ml begitu pula pada pengulangan kedua. Sedangkan pengulangan

ketiga volume HCl mencapai 8,8 ml.Dan dari analisis perhitungan diperoleh :

Percobaan Volume HCl (ml) N AgNO3

1 9,2 0,1086

2 9,2 0,1086

3 8,8 0,1135

16 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 17: Lap.titrasi Penetralan

N HCl rata-rata 0,1102

Berdasarkan data diatas dapat diketahui Normalitas HCl rata-rata adalah

0,1102. Hasil ini juga dipergunakan dalam perhitungan Aplikasi Titrasi Penetralan “

Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ”

2. Aplikasi Penetralan “ Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R &

W ”

Pada percobaan kedua yaitu menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R

& W, dimana NaHCO3 yang digunakan sebanyak 1,440 gram dalam bentuk serbuk

putih yang dilarutkan dalam air suling pada labu ukur 100ml, kemudian memipetnya

10 ml dan diletakkan dalam Erlenmeyer untuk dititrasi dengan HCl, namun sebelum

itu ditambahkan 2 tetes indikator metal jingga berwarna oranye. Penambahan

indikator metil jingga adalah untuk mengidenifikasi titik akhir titrasi dimana terjadi

perubahan warna kuning menjadi jingga dengan trayek pH 3,1- 4,4. Dalam percobaan

penggunaan indikator yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi

tepat berimpit dengan titik equivalennya Kemudian menitrasi larutan soda kue

dengan HCl (aq)

Persamaan reaksi :

HCl (aq) + (soda kue) NaHCO3 (aq) ↔ NaCl (aq)+ H2O(l) + CO2(g).

Berdasarkan reaksi, terbentuk larutan NaCl berwarna jingga, yang menandakan

telah terjadi titik akhir titrasi . Titrasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan,

pada pengulangan pertama terjadi perubahan warna jingga pada volume HCl

mencapai 14,1 ml begitu pula pada pengulangan ketiga . Sedangkan pengulangan

kedua volume HCl mencapai 14,0 ml.Dan dari analisis perhitungan diperoleh :

Percobaan Volume HCl (ml) N NaHCO3 Massa analit (gr) NaHCO3 %

1 14,1 0,00423 1,1836 82,1944

17 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 18: Lap.titrasi Penetralan

2 14,0 0,004018 1,1752 81,6111

3 14,1 0,004018 1,1836 82,1944

NaHCO3 % rata-rata 81,9999

G. KESIMPULAN

Jadi untuk menentukan (standarisasi) asam klorida (HCl) dengan natrium

karbonat (Na2CO3) adalah dengan menitrasi larutan baku Na2CO3 dengan larutan HCl

hingga tiga kali menggunakan indikator metil jingga, sehingga dapat diketahui

konsentrasi rata-rata larutan HCl, yaitu 0,1102 N. Sedangkan untuk menentukan

kadar NaHCO3 dalam soda kue yaitu dengan melarutkan soda kue dalam air suling.

Kemudian dititrasi dengan HCl standard menggunakan indikator metil-jingga hingga

terjadi perubahan warna menjadi orange atau jingga. Titrasi ini dilakukan hingga tiga

kali, sehingga kadar NaHCO3 dalam soda kue dapat diketahui, yaitu 81,9999%.

H. JAWABAN PERTANYAAN:

Jawaban Pertanyaan Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 N dengan

Na2CO3 anhidrat sebagai sebagai baku

Soal :

1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah

dididihkan?

2. Apa beda antara:

a. Larutan baku dan larutan standar

b. Asidimetri dan alkalimetri

3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!

18 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 19: Lap.titrasi Penetralan

Jawab:

1. Tujuan menggunakan air yang mendidih yaitu untuk menghindari ledakan,

sebab reaksi logam alkali (Na) bersifat eksoterm. Dan juga logam alkali

(Na) mudah bereaksi dengan air. mudah bereaksi dengan air.

2. a.

Larutan baku adalah larutan suatu zat terlarut yang telah diketahui

konsentrasinya dari hasil penimbangan dan pengenceran, konsentrasi

ditentukan dari hasil perhitungan

larutan standar adalah larutan yang telah diketahui secara pasti, tepat

dan akurat. Larutan standar primer adalah larutan standat yang

konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang. Larutan standar

sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara

menitrasi dengan larutan standar primer.

b.

asidimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan larutan baku asam

alkalimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan larutan baku basa

3.Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik)

yang dalam larutan warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna

ion-ionnya. Pada titrasi antara HCl dengan Na2CO3 menggunakan

indikator metil-jingga karena titrasi tersebut antara asam kuat dengan

basa lemah yang memiliki rentang pH 3,1-4,4. Pada umumnya indikator

digunakan untuk menentukan titik equivalen atau titik akhir titrasi tepat

pada pH tertentu.

Jawaban Pertanyaan Aplikasi Penetralan “ Menentukan kadar NaHCO3

dalam soda kue cap R & W ”

19 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 20: Lap.titrasi Penetralan

Soal :

1. 1,2 gram sampel NaOH dan NaCO3 dilarutkan dan dititrasi dengan 0,5 N HCl

dengan indikator pp. Setelah penambahan 30 mL HCl larutan menjadi tidak

berwarna. Kemudian indikator metal jingga ditambahkan dan dititrasi lagi

dengan HCl. Setelah penambahan 5 mL HCl larutan menjadi berwarna.

Berapa prosentase Na2CO3 dan NaOH dalam sampel?

2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp?

Jawab:

1. Diketahui: gr NaOH dan Na2CO3 = 1,2 gr

NHCl = 0,5 N

V1 HCL = 30 mL

V2 HCl = 5 mL

Ditanya : kadar Na2CO3 dan NaOH dalam sampel ?

Jawab :

Pada campuran : NaOH + Na2CO3 , jika V1>V2

mmol NaOH = M (V1-V2)

mmol Na2CO3 = M. V2

◙ Kadar Na2CO3

mmol Na2CO3 = M.V2

= 0,5N . 5

= 2,5 mmol

20 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 21: Lap.titrasi Penetralan

= 0,25 mol

◙ Kadar NaOH

Mmol NaOH = M (V1 . V2)

= 0,5 . (30-5)

= 0,5 . 25

= 12,5 mmol

= 0,0125 mol

2.pada rentang pH 8,3-10,0 larutan yang tidak berwarna akan berubah warna hingga

menjadi Merah dan tipe sifatnya asam.

I. DAFTAR PUSTAKA

Anonim.http://mrtamscience.blogspot.com/2009/12/titrasi-penetralan-

asidialkalimetri.html. Diunduh pada tanggal 12 November 2010

Day,R.A,Underwood,A.L.2002.Analisis kimia kuantitatif. Jakarta: Erlangga

21 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 22: Lap.titrasi Penetralan

J. LAMPIRAN

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 Ndengan Na2CO3 anhidrat sebagai

sebagai baku

Diket :

Massa Na2CO3 = 0,5295 gram

BM Na2CO3 = 106 gr/mol

Massa pelarut (air) = 100 gr

Volume HCl yang tertitrasi :

Percobaan 1 9,2 ml

Percobaan 2 9,2 ml

Percobaan 3 8,8 ml

Ditanya : N HCl……………..?

Jawab :

N Na2CO3 = gr

BM x

1000massa pelarut

x mol ekuivalen

= 0,5295 gr

106 gr /mol x

1000100

x 2

= 0,0999 N

Percobaan 1

( N x Volume ) Na2CO3 = ( N x Volume ) HCl

0,0999 x 10 ml = N HCl x 9,2 ml

N HCl = 0,1086 N

Percobaan 3

( N x Volume ) Na2CO3 = ( N x Volume ) HCl

0,0999 x 10 ml = N HCl x 8,8 ml

N HCl = 0,1135 N

Percobaan 2

( N x Volume ) Na2CO3 = ( N x Volume ) HCl

0,0999 x 10 ml = N HClx 9,2 ml

N HCl = 0,1086 N

N HCl rata-rata :

= 0,1086+0,1086+0,1135

3

= 0,1102 N

22 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 23: Lap.titrasi Penetralan

2. Aplikasi “ Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ”

Diket :

Massa soda kue :1,440 gram

Volume air laut : 50 ml

BM NaHCO3= 84 gr/mol

Volume HCl yang tertitrasi :

Percobaan 1 14,1 ml

Percobaan 2 14,0 ml

Percobaan 3 14,1 ml

Ditanya : kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ?

Jawab :

Percobaan 1

( N x Volume ) NaHCO3= ( N x Volume ) HCl

N NaHCO3 x 10 ml = 0,0999 x 14,1 ml

N NaHCO3 = 0,1409 N

N = massa

BM x

1000massa pelarut

x mol ekuvalen

0,1409 = massa analit

84 x

1000100

x 1

Massa analit = 1,1836 gram

% NaHCO3 = massa analit

massa sampel x 100 =

1,18361,440

x 100 % = 82,1944 %

Percobaan 2

( N x Volume ) NaHCO3= ( N x Volume ) HCl

N NaHCO3 x 10 ml = 0,0999 x 14,0 ml

N NaHCO3 = 0,1399 N

N = massa

BM x

1000massa pelarut

x mol ekuvalen

23 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 24: Lap.titrasi Penetralan

0,1399 = massa analit

84 x

1000100

x 1

Massa analit = 1,1752 gram

% NaHCO3 = massa analit

massa sampel x 100 =

1,17521,440

x 100 % = 81,6111 %

Percobaan 3

( N x Volume ) NaHCO3= ( N x Volume ) HCl

N NaHCO3 x 10 ml = 0,0999 x 14,1 ml

N NaHCO3 = 0,1409 N

N = massa

BM x

1000massa pelarut

x mol ekuvalen

0,1409 = massa analit

84 x

1000100

x 1

Massa analit = 1,1836 gram

% NaHCO3 = massa analit

massa sampel x 100 =

1,18361,440

x 100 % = 82,1944 %

% NaHCO3 rata-rata :

% NaHCO3 rata-rata = 82,1944+81,6111+82,1944

3 =81,9999 %

24 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Page 25: Lap.titrasi Penetralan

LAMPIRAN FOTO

1. Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 Ndengan Na2CO3 anhidrat sebagai

sebagai baku

25 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Larutan baku Na2CO3

Memipet 10 mL larutan baku

Larutan baku + indikator metal

jingga

Proses titrasiLarutuan setelah

titrasi

Perbandingan larutan setelah dan

sebelum titrasi

Page 26: Lap.titrasi Penetralan

2. Aplikasi “ Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ”

26 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a

Pengenceran soda kue

Proses titrasi Perbandingan hasil sebelum dan sesudah

titrasi