lapsus snh tari

39
Laporan Kasus STROKE NON HEMORAGIK Oleh Yantari Tiyora I1A009093 Pembimbing Dr. Oscar Nurhadi , Sp. S Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK Unlam-RSUD Ulin

Upload: yantari-tiyora

Post on 26-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

snh

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

STROKE NON HEMORAGIK

Oleh

Yantari Tiyora

I1A009093

Pembimbing

Dr. Oscar Nurhadi , Sp. S

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf

FK Unlam-RSUD Ulin

Banjarmasin

September 2013

STATUS PENDERITA

I. DATA PRIBADI

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 47 tahun

Bangsa : Indonesia

Suku : Banjar

Agama : Islam

Status : Kawin

MRS : 11 September 2013

II. ANAMNESIS

Sumber : Heteroanamnesis dengan keluarga pasien pada hari Rabu, 11

September 2013

Keluhan Utama : Penurunan kesadaran

Perjalanan Penyakit :

Pasien mengalami penurunan kesadaran secara mendadak sejak 1 jam

SMRS. Awalnya pasien mengeluhkan sakit kepala sejak 1 hari yang lalu,

sakit kepala muncul perlahan lahan dan semakin lama semakin sakit. Sakit

kepala dirasakan diseluruh kepala dan seperti tertimpa beban berat. Pasien

juga mengalami muntah sebanyak 2 kali. Oleh keluarga, pasien dibawa ke

1

rumah sakit terdekat dan pada hari itu juga pasien di rujuk ke RS Ulin.

Pasien tidak pernah kejang dan mengalami trauma pada bagian kepala.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi, diabetes melitus, dan

asma.

Intoksikasi :

Tidak ada riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman

Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluarga pasien ada riwayat darah tinggi.

Keadaan Psikososial :

Pasien tinggal serumah dengan dua orang anak dan suaminya. Pasien

bekerja sebagai ibu rumah tangga.

STATUS INTERNE SINGKAT

Keadaan Umum : Keadaan sakit : tampak sakit sedang

Kesadaran : Somnolen

Tensi : 160/100 mmHg

Nadi : 84 kali /menit

Respirasi : 24 kali /menit

Suhu : 37,2 oC

Kepala/Leher :

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Pupil

2

bulat-isokor ukuran ± 3mm, Reflek cahaya (+)

- Mulut : Tidak ada kelainan

- Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat

Thoraks

- Paru : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,

wheezing (-/-) dan ronki (-/-).

- Jantung : S1-S2 tunggal, urmur (-), gallop (-).

Abdomen : Tampak cembung, hepar, lien, dan masa tidak teraba,

perkusi timpani, bising usus normal.

Ekstremitas : Edema(-/-), parese (-/+), akral hangat (+/+)

IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT

Emosi dan afek : Normothym

Proses berpikir : bentuk pikir realistik, progresivitas pikir baik

Kecerdasan : Sesuai dengan pendidikan

Penyerapan : Baik

Kemauan : Baik

Psikomotor : normoaktif

V. NEUROLOGIS

A. Kesan Umum:

3

Kesadaran : GCS 3-4-5

Pembicaraan : Disartri : (+)

Monoton : (-)

Scanning : (-)

Afasia : (-)

Kepala :

Besar : Normal

Asimetri : (-)

Sikap paksa : (-)

Tortikolis : (-)

Muka:

Mask/topeng : (-)

Miophatik : (-)

Fullmooon : (-)

B. Pemeriksaan Khusus

1. Rangsangan Selaput Otak

Kaku Kuduk : (-)

Kernig : (-)/(-)

Laseque : (-)/(-)

Bruzinski I : (-)

Bruzinski II : (-)/(-)

4

2. Saraf Otak

N. Olfaktorius Kanan Kiri

Hyposmia (-) (-)

Parosmia (-) (-)

Halusinasi (-) (-)

N. Optikus Kanan Kiri

Visus Normal Normal

Yojana Penglihatan Normal Normal

Funduskopi tdl tdl

N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

Kanan Kiri

Kedudukan bola mata tengah tengah

Pergerakan bola mata ke

Nasal : + +

Temporal : + +

Atas : + +

Bawah : + +

Temporal bawah : + +

Eksopthalmus : - -

Celah mata (Ptosis) : - -

Pupil

5

Bentuk bulat bulat

Lebar 3 mm 3 mm

Perbedaan lebar (-) (-)

Reaksi cahaya langsung (+) (+)

Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)

Reaksi akomodasi (+) (+)

Reaksi konvergensi (+) (+)

N. Trigeminus

Kanan Kiri

Cabang Motorik

Otot Maseter Normal Normal

Otot Temporal Normal Normal

Otot Pterygoideus Int/Ext Normal Normal

Cabang Sensorik

I. N. Oftalmicus Normal Normal

II. N. Maxillaris Normal Normal

III. N. Mandibularis Normal Normal

Refleks kornea langsung + +

Refleks kornea konsensuil + +

N. Facialis

Kanan Kiri

Waktu Diam

6

Kerutan dahi Sama tinggi

Tinggi alis Sama tinggi

Sudut mata Sama tinggi

Lipatan nasolabial Normal

Waktu Gerak

Mengerutkan dahi : +

Menutup mata : +/+

Bersiul : -

Memperlihatkan gigi : (+/-)

Pengecapan 2/3 depan lidah : tdl

Sekresi air mata : tdl

Hyperakusis : (-)

N. Vestibulocochlearis

Vestibuler

Vertigo : tdl

Nystagmus : tdl

Tinitus aureum : tdl

Cochlearis : tdl

N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

Bagian Motorik:

Suara : (+)

7

Menelan : (+)

Kedudukan arcus pharynx : normal

Kedudukan uvula : sentral

Pergerakan arcus pharynx : normal

Detak jantung : S1-S2 tunggal

Bising usus : (+) normal

Bagian Sensorik:

Pengecapan 1/3 belakang lidah : sde

Refleks muntah : tdl

Refleks palatum mole : tdl

N. Accesorius

Kanan Kiri

Mengangkat bahu (+) (-)

Memalingkan kepala (+) (-)

N. Hypoglossus

Kedudukan lidah waktu istirahat : ke arah kanan

Kedudukan lidah waktu bergerak : ke arah kanan

Atrofi : (-)

Kekuatan lidah menekan pada bagian : (+/-)

Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : (-)

8

3. Sistem Motorik

Kekuatan Otot

Tubuh : Otot perut : Normal

Otot pinggang : Normal

Kedudukan diafragma : Gerak : Normal

Istirahat : Normal

Lengan (Kanan/Kiri) = (5/1)

M. Deltoid : +/-

M. Biceps : +/-

M. Triceps : +/-

Fleksi sendi pergelangan tangan : +/-

Ekstensi sendi pergelangan tangan : +/-

Membuka jari-jari tangan : +/-

Menutup jari-jari tangan : +/-

Tungkai (Kanan/Kiri) = (5/1)

Fleksi artikulasio coxae : +/-

Ekstensi artikulatio coxae : +/-

Fleksi sendi lutut : +/-

Ekstensi sendi lutut : +/-

Fleksi plantar kaki : +/-

Ekstensi dorsal kaki : +/-

Gerakan jari-jari kaki : +/-

Besar Otot :

Atrofi : -

9

Pseudohypertrofi : -

Respon terhadap perkusi : Normal

Palpasi Otot :

Nyeri : -

Kontraktur : -

Konsistensi : Normal

Tonus Otot : Lengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan Kiri

Hipotoni - - - -

Spastik - - - -

Rigid - - - -

Rebound - - - -

Phenomen

Gerakan Involunter

Tremor : Waktu Istirahat : -/-

Waktu bergerak : -/-

Chorea : -/-

Athetose : -/-

Balismus : -/-

Torsion spasme : -/-

Fasikulasi : -/-

Myokimia : -/-

10

Koordinasi : tdl

Gait dan station : tdl

4. Sistem Sensorik

Kanan/Kiri

Rasa Eksteroseptik

- Rasa nyeri superfisial : (-/-)

- Rasa suhu : tdl

- Rasa raba ringan : (+/+)

Rasa Proprioseptik

- Rasa getar : tdl

- Rasa tekan : (+/+)

- Rasa nyeri tekan : (+/+)

- Rasa gerak posisi : tdl

Rasa Enteroseptik

- Refered pain : sde

Rasa Kombinasi

- Stereognosis : tdl

- Barognosis : tdl

- Grapestesia : tdl

- Two point tactil discrimination : tdl

- Sensory extimination : tdl

- Loose of Body Image : tdl

11

Fungsi luhur

- Apraxia : (-)

- Alexia : (-)

- Agraphia : (-)

- Fingeragnosia : (-)

- Tidak dapat membedakan kanan-kiri : (-)

- Acalculia : (-)

5. Refleks-refleks

Reflek kulit

- Refleks kulit dinding perut : sebelah kanan (-) dan kiri (-)

- Refleks cremaster : Tdl

- Refleks gluteal : Tdl

- Refleks anal : Tdl

Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

- Refleks Biceps : +/+

- Refleks Triceps : +/+

- Refleks Patella : +/+

- Refleks Achiles : +/+

Refleks Patologis :

Tungkai

Babinski : -/- Chaddock : -/-

Oppenheim : -/- Rossolimo : -/-

Gordon : -/- Stranky : -/-

12

Schaffer : -/- Gonda : -/-

Lengan

Hoffmann-Tromner : -/-

Reflek Primitif : Grasp : (-)

Snout : (-)

Sucking : (-)

Palmomental : (-)

6. Susunan Saraf Otonom

- Miksi : inkontinensi (-)

- Defekasi : konstipasi (-)

- Sekresi keringat : normal

- Salivasi : normal

- Ggn tropik : Kulit (-), rambut (-), kuku (-)

7. Columna Vertebralis

Kelainan Lokal

- Skoliosis : tidak ada

- Khypose : tidak ada

- Khyposkloliosis : tidak ada

- Gibbus : tidak ada

- Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

Gerakan Servikal Vertebra : Normal

13

Gerak Tubuh : Normal

Keterangan :

Sde : Sulit dievaluasi

Tdl : tidak dilakukan

N : normal

8. Pemeriksaan Tambahan

- Hasil laboratorium tanggal 11 September 2013

Darah Rutin : Hemoglobin = 12,4 gr%

Leukosit = 8,2 ribu/ul

Eritrosit = 4.43 juta/ul

Hematokrit = 26,8 %

Trombosit = 257 ribu/ul

Kimia Darah: SGOT = 15 U/L

SGPT = 12 U/L

GDS = 129 mg/dl

Ureum = 25 mg/dl

Kreatinin = 0,8 mg/dl

- Hasil foto thorax : ditemukan cardiomegaly

14

- Hasil EKG : terdapat pembesaran ventrikel kiri

- Hasil CT-scan :

Gambaran hipodens pada bagian ocipitalis kanan

15

RESUME

1. ANAMNESIS

Telah dilakukan heteroanamnesa pada keluarga pasien, didapatkan

Ny. M umur 47 tahun, masuk RS Ulin dengan keluhan utama penurunan

kesadaran secara mendadak sejak 1 jam SMRS. Awalnya pasien

mengeluhkan sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit kepala muncul

perlahan lahan dan semakin lama semakin sakit. Sakit kepala dirasakan

diseluruh kepala dan seperti tertimpa beban berat. Pasien juga mengalami

muntah sebanyak 2 kali. Pasien tidak pernah kejang dan mengalami trauma

pada bagian kepala.

16

2. PEMERIKSAAN

Interna

Kesadaran : Somnolen

Tekanan darah : 160/100 mmHg

Respirasi : 24 kali/menit

Kepala/Leher : tidak ada kelainan

Thorax : kardiomegali

Abdomen : tidak teraba massa, bising usus normal

Ekstremitas : tidak ada edema.

Status psikiatri : dalam batas normal

Status Neurologis

- Kesadaran : GCS 3-4-5

- Pembicaraan : Disartri

- Pupil isokor, diameter 3 mm/3 mm, refleks cahaya +/+, gerak mata normal

- Rangsang selaput otak normal, tak ada kelainan

- Saraf kranialis : parese n. VII sentral dexter,parese n. XI sinister, parese

n.XII sinister

- Motorik : kekuatan motorik lengan (5/1), tungkai (5/1)

- Tonus : Lengan : Normal/Normal, Tungkai : Normal/Normal

- Sensorik : Lengan :Normal/Normal, Tungkai : Normal/Normal

- Reflek fisiologis : BPR : +/+, TPR: +/+, KPR : +/+, APR : +/+

- Refleks patologis : Babinski -/-, Chaddock -/-, Rossolimo -/-, Gonda -/-,

Stranky -/-, Hofmann Trommer -/-

- Susunan saraf otonom : tak ada kelainan

17

- Columna Vertebralis : tak ada kelainan

Pemeriksaan Tambahan;

- Hasil laboratorium : Leukosit = 8,2 ribu/ul

Hemoglobin = 12,4 g/dl

- Hasil EKG : Terdapat Left Ventrikular Hypertrophy

- Hasil Radiologi : Foto thoraks : ditemukan kardiomegali

CT-scan : Tampak hipodens di lobus ocipitalis dextra

3. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Hemiplegi sinistra

Diagnosis Topis : Lobus ocipitalis dextra

Diagnosis Etiologis : Stroke Non Hemoragik

4. DIAGNOSIS BANDING

Stroke Hemoragik

Neoplasma Otak

5. PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 tts/menit

Inj : Citicolin 500 mg 2x1 amp

Sootrofil 3 gram 2x1

Panso 2x1

Alinamin F 2x1

18

6. PROGNOSIS

Dubia ad malam

19

PEMBAHASAN

Pada kasus, dari anamnesa didapatkan keluhan utama keluhan utama

kelemahan badan bagian kiri. Diawali dengan sakit kepala dirasakan diseluruh

kepala dan seperti tertimpa beban berat yang muncul perlahan semakin lama

semakin sakit. Selain itu pasien juga mengalami muntah.

Stroke didefinisikan sebagai suatu sindrom klinis dengan tanda-tanda

klinis fokal (atau global pada kasus-kasus koma) yang berkembang dengan cepat,

gangguan fungsi serebral yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan

kematian tanpa penyebab yang jelas selain sebab vaskuler. Stroke adalah

penyebab utama kecacatan pada orang dewasa di Inggris (1).

Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark

serebrum. Istilah yang lebih lama dan masih sering digunakan adalah

cerebrovascular accident (CVA). Namun, istilah ini sulit dipertahankan secara

ilmiah karena patologi yang mendasari biasanya sudah ada sejak lama dan/atau

mudah diidentifikasi. Karena itu, proses bagaimana berbagai gangguan patologik

(misalnya, hipertensi) menyebabkan stroke merupakan hal yang dapat diduga dan

bahkan dapat dimodifikasi. Dengan demikian, timbulnya stroke sama sekali

bukanlah suatu “kecelakaan” (2).

The National Stroke Association mengajukan penjelasan bahwa resiko

stroke meningkat seiring dengan usia dan bahwa perempuan hiduplebih lama dari

laki-laki. Faktor resiko tambahan juga menimbulkan korban : perempuan berusia

diatas 30tahun merokok dan mengkonsumsi kontrasepsi oral dengan kandungan

estrogen yang lebih tinggi memiliki resiko stroke 22 kali lebih tinggi. WHO

20

(1996) mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinik gangguan serebral fokal

maupun global yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau

berakhir dengan maut tanpa ditemukan penyebab lain selain gangguan vaskular.

Di Eropa setiap tahunnya 200 dari tiap 100.000 orang menderita stroke dan

meyebabkan angka kematian sebesar 275.000-300.000 di Amerika (3).

Pada pasien ini didapatkan adanya gejala-gajala defisit neurologik yang

mendadak tanpa adanya trauma kepala yaitu adanya gangguan kesadaran, nyeri

kepala, muntah, visus pada mata kiri menurun, serta bicara yang pelo atau cadel.

Adapun manifestasi-manifestasi klinis umum serangan stroke yaitu berupa defisit

neurologi antara lain (3):

1. Hemiparesis, dimana lengan dan tungkai sesisi lumpuh sama beratnya ataupun

hemiparesis dimana lengan sesisi lebih lumpuh dari tungkai atau sebaliknya.

2. Hemihipestesia atau hemiparastesia, dimana lengan dan tungkai sesisi

hipestetik sama beratnya ataupun lengan sesisi lebih hipestetik daripada

tungkai atau sebaliknya.

3. Hemiparesis dan hemihipestesia

4. Diplegia, yaitu kedua sisi tubuh memperlihatkan tanda-tanda kelumpuhan

upper motorneuron.

5. Afasia atau disfasia sensorik atau motorik.

6. Hemiparesis dengan afasia atau disfasia sensorik atau motorik.

7. Hemiparesis dengan hemianopia

8. Hemiparesis alternans

9. Hemihipestesia/paraestesia alternans.

21

Berdasarkan usia, pasien berumur 60 tahun, memiliki riwayat hipertensi

dan diabetes mellitus. Faktor risiko GPDO adalah hipertensi arterial, diabetes

mellitus, penyakit jantung, TIA (Transient Ischemic Attack) dan completed stroke,

merokok, usia tua , hiperkolesterol, hiperurisemia, alkoholisme, infeksi genetik,

pil kontrasepsi estrogen tinggi, anemia berat, obesitas, dan hiperagregasi platelet,

hiperlipidemia dan kurang gerak . Dari sini diketahui bahwa penderita termasuk

golongan beresiko tinggi untuk mengalami GPDO. Semakin banyak faktor risiko

dipunyai seseorang semakin besar kemungkinannya mendapat serangan stroke

dikemudian hari (4).

Sebagian besar (70-94%) pasien stroke akut mengalami peningkatan

tekanan darah sistolik > 140 mmHg. Penelitian di Indonesia didapatkan kejadian

hipertensi pada pasien stroke akut sekitar 73,9%, sebesar 22,5-27,6% diantaranya

mengalami peningkatan tekanan darah > 180 mmHg. Banyak studi menunjukkan

adanya hubungan berbentuk kurva U antara hipertensi pada stroke akut (iskemik

maupun hemoragik) dengan kematian dan kecacatan. Hubungan tersebut

menunjukkan bahwa tingginya tekanan darah pada level tertentu berkaitan dengan

tingginya kematian dan kecacatan.

Sistem klasifikasi lama biasanya membagi stroke menjadi tiga kategori

berdasarkan penyebab: trombotik, embolik, dan hemoragik. Kategori ini sering

didiagnosis berdasarkan riwayat perkembangan dan evolusi gejala. Dengan

teknik-teknik pencitraan yang lebih baru seperti CT scan dan MRI, perdarahan

subarachnoid dan intraserebrum dapat didiagnosis dengan tingkat kepastian yang

tinggi. Perbedaan antara trombus dan embolus sebagai penyebab suatu stroke

iskemik masih belum tegas sehingga saat ini keduanya digolongkan ke dalam

22

kelompok yang sama sebagai stroke iskemik. Dengan demikian, dua kategori

dasar gangguan sirkulasi yang menyebabkan stroke adalah iskemia-infark dan

perdarahan intrakranium (2).

Kebanyakan pasien yang dicurigai stroke memiliki CT scan sebagai salah

satu bentuk pemeriksaannya. Ketika hasil CT scan normal menentukan diagnosis

berupa stroke iskemik tipe trombolitik atau hanya dilakukan perawatan

pencegahan stroke yang agresif bukanlah hal yang mudah. Pada pasien dengan

gejala klinis stroke tetapi dengan hasil CT scan yang normal, biomarker darah

bisa digunakan sebagai penanda yang baik, seperti stroke iskemik yang cenderung

menyebabkan kenaikan protein tertentu. Biomarker darah yang dapat digunakan

sebagai penanda stroke adalah acetil poliamin oksidase, akrolein, apolipoprotein

C1, apolipoprotein C3, beta globin DNA, C-reaktif protein, D-dimer, glutation S

transferase P, matriks metalloproteinase 9, PARK 7, S100 beta, spermin oksidase,

trombomodulin, dan faktor von Willebrand (5).

Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah IVFD RL 20 tetes / menit

untuk menjaga euvolemi. Citicolin digunakan untuk mempertahankan integritas

dan fluiditas membrane sel otak, sootrofil, panso (pantoprazole) Pantoprazole

merupakan proton pump inhibitor digunakan untuk mempertahankan kadar asam

lambung, dan alinamin F diberikan sebagai vitamin untuk membantu pencegahan

defisiensi vitamin B1 dan B12. Penatalaksanaan umum di ruang rawat menurut

PERDOSSI adalah (6):

1. Cairan

Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin dengan tujuan menjaga

euvolemi. Tekanan vena sentral dipertahankan antara 5-12 mmHg. Pada

23

umumnya, kebutuhan cairan 30 ml/kgBB/hari (parenteral maupun enteral).

Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari

ditambah dengan pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (produksi urin

sehari ditambah 500 ml untuk kehilangan cairan yang tidak tampak dan

ditambah lagi 300 ml per derajat Celcius pada penderita panas). Elektrolit

(natrium, kalium, kalsium, dan magnesium) harus selalu diperiksa dan

diganti bila terjadi kekurangan sampai tercapai nilai normal. Cairan yang

hipotonik atau mengandung glukosa hendaklah dihindari kecuali pada

keadaan hipoglikemia.

2. Nutrisi

Nutrisi enteral paling lambat harus sudah diberikan dalam 48 jam, nutrisi

oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik. Bila

terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun, makanan nutrisi

diberikan melalui pipa nasogastrik. Pada keadaan akut, kebutuhan kalori

25-30 kkal/kg/hari dengan komposisi:

Karbohidrat 30-40% dari total kalori

Lemak 20-35% (pada gangguan nafas dapat lebih tinggi 35-55%)

Protein 20-30% (pada keadaan stress kebutuhan protein 1,4-2,0

g/kgBB/hari, pada gangguan fungsi ginjal <0,8 g/kgBB/hari).

Apabila kemungkinan pemakaian pipa nasogastrik > 6 minggu,

pertimbangkan untuk gastrostomi. Pada keadaan tertentu, yaitu pemberian

nutrisi enteral tidak memungkinkan, dukungan nutrisi boleh diberikan

secara parenteral.

3. Pencegahan dan penanganan komplikasi

24

Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi sub akut

(aspirasi, malnutrisi, pneumonia, thrombosis vena dalam, emboli paru,

dekubitus, komplikasi ortopedi dan kontraktur) perlu dilakukan.

Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi terbatas dan/atau memakai kasur

anti dekubitus.

4. Penatalaksanaan medis lain

a. Pemantauan kadar glukosa darah sangat diperlukan. Hiperglikemia

(kadar glukosa darah > 180 mg/dl) pada stroke akut harus diobati

dengan titrasi insulin. Target yang harus dicapai adalah

normoglikemia. Hipoglikemia berat (< 50 mg/dl) harus diobati dengan

dekstrosa 40% intravena atau infuse glukosa 10-20%.

b. Jika gelisah lakukan terapi psikologi, kalau perlu berikan minor atau

mayot tranquilizer seperti benzodiazepine short acting atau propofol

bias digunakan.

c. Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi.

d. Berikan H2 antagonis, apabila ada indikasi (perdarahan lambung).

e. Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.

Prognosis stroke dipengaruhi oleh tingkat kesadaran : sadar 16 %

meninggal, somnolen 39% meninggal, stupor 71% meninggal, dan koma 100%

meninggal. Usia : pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat

tajam. Jenis kelamin : laki-laki (61%) yang meninggal daripada perempuan.

Tekanan darah : tensi tinggi prognosis lebih buruk. Dan prognosis juga

dipengaruhi cepat dan tepatnya penanganan (5).

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Warren DJ, Rachel M, Daniel JA, Paul DG. Imaging in acute ischaemic stroke: essential for modern stroke care. Postgrad Med J 2010;86:409-418

2. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. Penyaki Serebrovskular dan Nyeri Kepala. Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Buku 2 Ed 6. EGC, Jakarta. 2005

3. Sidharta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. PT. Dian Rakyat.

4. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wusyang G. Gambaran Umum tentang GPDO dalam Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : UGM Press, 2009, 84-89

5. Whiteley W, Mei-Chiun T, Peter S. Blood Biomarkers in the Diagnosis of Ischemic Stroke : A Systematic Review. Stroke. 2008;39:2902-2909

6. PERDOSSI. Guideline Stroke 2011. Jakarta, 2011

26