lapsus ratih mioma fix

23
1 LAPORAN KASUS MIOMA UTERI Disusun oleh: Ratih Puspita Wulandari 112011101060 Dokter Pembimbing: Dr. Endang Ma’ruf R andi, Sp.OG Disusun untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik Lab/SMF OBSTETRI GINEKOLOGI Di RSD dr. Soebandi Jember SMF/LAB OBSTETRI GINEKOLOGI RSD DR. SOEBANDI JEMBER 2015

Upload: ratih-puspita-w

Post on 13-Apr-2018

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 1/23

1

LAPORAN KASUS

MIOMA UTERI

Disusun oleh:

Ratih Puspita Wulandari

112011101060

Dokter Pembimbing:

Dr. Endang Ma’ruf R andi, Sp.OG

Disusun untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik

Lab/SMF OBSTETRI GINEKOLOGI

Di RSD dr. Soebandi Jember

SMF/LAB OBSTETRI GINEKOLOGI

RSD DR. SOEBANDI JEMBER

2015

Page 2: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 2/23

2

BAB 1. PENDAHULUAN

Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun

leiomioma, merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan

ikat yang menumpangnya.1 Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor

dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt.

Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi, kejadiannya lebih tinggi

 pada usia diatas 35 tahun. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 - 50

tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Di Indonesia

angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39% - 11,87% dari semua penderita

ginekologi yang dirawat.1,2 

Walaupun biasanya asimptomatik, mioma dapat menyebabkan banyak

masalah termasuk metrorrhagia dan menorrhagia, rasa sakit bahkan infertilitas.

Perdarahan uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling banyak

untuk dilakukan histerektomi. Hal ini menimbulkan masalah besar dalam

kesehatan dan terapi yang paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali

informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri.1,2,3,4 

Page 3: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 3/23

3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos uteri

dan jaringan ikat yang menumpangnya dan sering juga disebut sebagai

fibromioma, leiomioma, fibroid.1 

2.2 Etiologi

Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui.

Mioma uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya

rendah pada usia menopause, dan belum pernah dilaporkan terjadi sebelum

menarche. Diduga penyebab timbulnya mioma uteri paling banyak oleh stimulasi

hormon estrogen.1 

Estrogen secara langsung memicu pertumbuhan mioma uteri, atau

memakai mediator masih menimbulkan silang pendapat. Dimana telah ditemukan

 banyak sekali mediator didalam mioma uteri, seperti estrogen growth factor,

insulin growth factor  –   1 (IGF-1). Awal mulanya pembentukan tumor adalah

terjadinya mutasi somatik dari sel-sel miometrium. Mutasi ini mencakupi rentetan

 perubahan pada kromosom, baik secara parsial maupun secara keseluruhan.2,5 

2.3 Klasifikasi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan

selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut

arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain mioma

submukosa, mioma intramural, mioma subserosa, dan mioma intraligamenter.

Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa

(48,2%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%).1,2 

2.3.1 

Mioma submukosa

Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.

Jenis ini di jumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering

Page 4: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 4/23

4

memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma uteri jenis lain meskipun

 besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma

submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan

 perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan

kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai Currete bump.

Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa

 pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa

yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke

vagina, dikenal dengan nama mioma geburt   atau mioma yang di lahirkan,

yang mudah mengalami infeksi, ulserasi, dan infark. Pada beberapa kasus,

 penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.6 

Gambar 1. Kanan bawah; Mioma Geburt

2.3.2 Mioma intramural

Terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium. Karena

 pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklahsemacam simpai yang mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim

dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang

 berdungkul dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding

depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung

kemih keatas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.

Page 5: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 5/23

5

2.3.2 

Mioma subserosa

Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada

 permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh

diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.

Mioma subserosa dapat tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke

ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus.

Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.

Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran serviks

sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma

dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan

ikat yang tersusun seperti kumparan (whorle like pattern) dengan

 pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena

 pertumbuhan sarang mioma ini.

Gambar 2. Uterus normal

Page 6: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 6/23

6

Gambar 3. Jenis-jenis mioma uteri

2.4 Gambaran Mikroskopik

Pada pembelahan jaringan mioma tampak lebih putih dari jaringan

sekitarnya. Pada pemeriksaan secara mikroskopik dijumpai sel-sel otot polos

 panjang, yang membentuk bangunan yang khas sebagai kumparan. Inti sel juga

 panjang dan bercampur dengan jaringan ikat. Pada pemotongan tranversal, sel

 berbentuk polihedral dengan sitoplasma yang banyak mengelilinginya. Pada

 pemotongan longitudinal inti sel memanjang, dan ditemukan adanya mast cells

diantara serabut miometrium sering diinterprestasi sebagai sel tumor atau sel

raksasa ( giant cells).1,3,4 

2.5 Perubahan Sekunder

1.  Atrofi.

Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan berakhir mioma uteri

menjadi kecil.

2. 

Degenerasi hialin.

Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut. Tumor

kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau

Page 7: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 7/23

7

hanya sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok

serabut otot dari kelompok lainnya.

3.  Degenerasi kistik.

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, sebagian dari mioma menjadi cair,

sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar,

dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga

menyerupai limfangioma. Dengan konsistansi yang lunak tumor ini sukar

dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

4.  Degenerasi membatu.

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan

dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma

maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.

5. 

Degenerasi merah.

Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis

diperkirakan karena suatu nekrosis subakut akibat gangguan vaskularisasi. Pada

 pembelahan dapat terlihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah

disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak

khas apabila terjadi pada kehamilan muda yang disertai emesis dan haus, sedikit

demam dan kesakitan, tumor dan uterus membesar dan nyeri pada perabaan.

Penampilan klinik seperti ini menyerupai tumor ovarium terpuntir atau mioma

 bertangkai.

6. 

Degenerasi lemak.

Keadaan ini jarang dijumpai, tetapi dapat terjadi pada degenerasi hialin yang

lanjut, dikenal dengan sebutan fibrolipoma.6 

2.6 Diagnosis 

Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan:

1.  Anamnesis

-  Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.

-  Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air

 besar.

Page 8: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 8/23

8

 Nyeri perut bila terinfeksi, terpluntir, pecah.

2.  Pemeriksaan fisik

-  Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.

Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor

tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

-  Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

3.  Gambaran Klinis

Pada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. Gejala yang

terjadi berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma yaitu :

a. 

Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak)

 b.  Perut terasa penuh dan membesar

c.   Nyeri panggul kronik (berkepanjangan)

 Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika

terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang

 bertangkai, pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi

(kematian sel) dari mioma. Gejala lainnya adalah:

Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran

kemih menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan hidronefrosis

(pembesaran ginjal)

-  Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan

konstipasi (sulit BAB) atau sumbatan usus

Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat,

luka, dan infeksi

Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan

tromboflebitis sekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)7 

4.  Pemeriksaan luar

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor

dapat terbatas atau bebas.

5.  Pemeriksaan dalam

Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas

atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.

Page 9: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 9/23

9

6. 

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium. Anemia merupakan akibat paling sering dari

mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya

cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada

 beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia

dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang

menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi

 pembentukan eritropoetin ginjal.

USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium

dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT

scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak

memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang

karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya

membutuhkan diagnosa jaringan.

Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya

 pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan

uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.

Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis

serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi

untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas. Laparaskopi

untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

2.7 Komplikasi

1. 

Perdarahan sampai terjadi anemia.

2.  Degenerasi ganas. Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan

hanya 0,32  –   0,6 % dari seluruh mioma serta merupakan 50  –   75 % dari

semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada

 pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan

uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran

sarang mioma dalam menopause.2,3 

Page 10: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 10/23

10

3. 

Torsi. Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul

gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Keadaan ini dapat

terjadi pada semua bentuk mioma tetapi yang paling sering adalah jenis

mioma submukosa pendinkulata.

2.8 Diagnosis Banding

Pada mioma subserosa, diagnosa bandingnya adalah tumor ovarium yang

solid, atau kehamilan uterus gravidus. Sedangkan pada mioma submukosa yang

dilahirkan diagnosa bandingnya adalah inversio uteri. Kemudian, pada mioma

intramural, diagnosa bandingnya adalah adenomiosis, khoriokarsinoma,

karsinoma korporis uteri atau sarcoma uteri. 1,2,3,4 

2.9 Penatalaksanaan

Pilihan pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas, status

kehamilan, keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan

gejala serta ukuran lokasi serta jenis mioma uteri itu sendiri.

1. 

Konservatif

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun

medikamentosa terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan

gangguan atau keluhan. Penanganan konservatif, bila mioma yang kecil pada pra

dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :

Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

-  Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC sampai Hb > 10 g%

Pemberian zat besi.

Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3

menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan

 pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi

gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang

ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi

ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.

Page 11: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 11/23

11

Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena

memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama

 pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.

Baru-baru ini, progestin dan antiprogestin dilaporkan mempunyai efek

terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan

 pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.

2.  Pengobatan Operatif

Penanganan operatif, bila:

Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

-  Pertumbuhan tumor cepat.

-  Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

-  Hipermenorea pada mioma submukosa.

-  Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

a. 

Enukleasi Mioma

Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau

mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman,

efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan

 bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus,

 juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor

dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila

miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan

endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.

Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists

(ACOG) adalah sebagai berikut :

  Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.

  Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.

  Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan

dan keguguran yang berulang.

Page 12: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 12/23

12

 b. 

Histerektomi

Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang

memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG

untuk histerektomi adalah sebagai berikut:

  Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari

luar dan dikeluhkan olah pasien.

  Perdarahan uterus berlebihan :

Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih

dari 8 hari.

Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

  Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :

 Nyeri hebat dan akut.

Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.

Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak

disebabkan infeksi saluran kemih.

c. Metode lain dari miomektomi adalah dengan ekstirpasi yang dilanjutkan

dengan curetage. Metode ini dilakukan pada kasus mioma geburt dengan

melakukan ekstirpasi lewat vagina.7 

3.  Penanganan Radioterapi

-  Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk

 patient).

-  Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.

Bukan jenis submukosa.

Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

-  Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan

menopause.

-  Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.

Page 13: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 13/23

13

2.10 Mioma Uteri dan Kehamilan

Pengaruh mioma uteri pada kehamilan adalah :

-  Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi kavum uteri khususnya pada

mioma submukosum.

-  Dapat menyebabkan kelainan letak janin

-  Dapat menyebabkan plasenta previa dan plasenta akreta

-  Dapat menyebabkan HPP akibat inersia maupun atonia uteri akibat gangguan

mekanik dalam fungsi miometrium

-  Dapat menganggu proses involusi uterus dalam masa nifas

Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi kemajuan persalinan dan

menghalangi jalan lahir.

Pengaruh kehamilan pada mioma uteri adalah :

Mioma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh

estrogen yang meningkat

-  Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas seperti

telah diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan

segera guna mengangkat sarang mioma. Namun, pengangkatan sarang mioma

demikian itu jarang menyebabkan perdarahan.

Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi dengan

gejala dan tanda sindrom akut abdomen.

Terapi mioma dengan kehamilan adalah konservatif karena miomektomi

 pada kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan

dapat juga menimbulkan abortus. Operasi terpaksa jika lakukan kalau ada

 penyulit-penyulit yang menimbulkan gejala akut atau karena mioma sangat besar.

Jika mioma menghalangi jalan lahir, dilakukan SC (Sectio Caesarea) disusul

histerektomi tapi kalau akan dilakukan miomektomi lebih baik ditunda sampai

sesudah masa nifas.

2.11 Prognosis 

Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.

Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan melibatkan miometrium atau

Page 14: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 14/23

14

menembus endometrium, maka diharuskan SC pada persalinan berikutnya.

Mioma yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi pada 15-40% pasien

dan 2/3-nya memerlukan tindakan lebih lanjut.12 

Page 15: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 15/23

15

BAB 3. LAPORAN KASUS

I.  IDENTITAS PASIEN

   Nama : Ny. S

  Umur : 45 tahun

  Agama : Islam

  Suku : Madura

 

Pendidikan : SD  Pekerjaan : ibu rumah tangga

  Alamat :Puger Wetan

  Tanggal MRS : 07-12-2015

   No RM : 10.27.18

II. IDENTITAS KELUARGA PASIEN

 

 Nama suami : Tn. S  Umur : 48 tahun

  Agama : Islam

  Suku : Madura

  Pendidikan : SD

  Pekerjaan : Petani

  Alamat : Puger Wetan

III.  Anamnesis

Anamnesis dilakukan pada tanggal 07 Desember 2015 di ruang

ginekologi nifas RSD dr Soebandi.

IV.  Keluhan utama

 

Benjolan pada perut bagian bawah

Page 16: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 16/23

16

 

Autoanamnesis

  Pasien mengeluhkan terdapat benjolan di perut bagian bawah sejak

1 tahun yang lalu. Benjolan pada awalnya kecil dan muncul di sisi kanan

 perut bawah, namun perlahan-lahan benjolan membesar dalam waktu 3

 bulan dan terasa juga di perut bawah sisi kanan dan kiri. Pasien juga

mengeluhkan nyeri perut sejak tadi pagi. Nyeri dirasakan terus menerus

dan menjalar ke pinggang, namun saat ini nyeri yang dialami pasien

 berkurang. Pasien sampai sekarang sulit untuk tidur miring karena nyeri

 pada pinggang Pasien juga mengeluhkan sejak 4 bulan yang lalu , sering

mengeluarkan darah haid yang cukup banyak ketika menstruasi.

Sebelumnya pasien hanya mengganti pembalut 2 kali sehari, namun sejak

4 bulan kemarin, pasien mengganti pembalutnya hampir 6 kali dalam

sehari. Pasien juga sering mengeluh nyeri perut saat haid.

Pasien sering mual, tidak muntah, dan dapat BAB dan BAK lancar..

Pasien juga mengeluh berat badan menurun selama 4 bulan ini. Pasien

sebelumnya telah memeriksakan diri ke poli kandungan RSD dr Soebandi

Jember 5 hari yang lalu dan telah dilakukan pemeriksaan USG. Pasien saat

ini MRS dan direncanakan operasi tanggal 08-12-2015.

V.  Riwayat penyakit dahulu

Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa.

Riwayat penyakit sistemik (hipertensi, Diabetes Mellitus) disangkal

VI. 

Riwayat Alergi

Disangkal

VII.  Riwayat penyakit keluarga

Didalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Dari dalam

keluarga riwayat adanya tumor rahim, hipertensi, diabetes mellitus

disangkal oleh pasien.

Page 17: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 17/23

17

VIII. 

Riwayat pengobatan

Disangkal

IX. 

Riwayat Menarche : Usia 13 tahun

X.  Riwayat Menstruasi : 7 hari / teratur /Dismenore (-)

XI.  Riwayat Marital : Usia 16 thn (1x)

XII. 

Riwayat Obstetri : I. Perempuan/ 29 tahun/ dukun

II. Laki-laki/ 19 tahun/ bidan/ 3500 gram

XIII. 

Riwayat KB : pil KB

XIV.  Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

 

Keadaan umum : Cukup

  Kesadaran : Compos mentis

 

Vital Sign

Tekanan Darah : 120/90 mmHg

 Nadi : 78 x/menit

Frekuensi nafas : 20 x/menit

Suhu axila : 36,5oC

 

Tinggi badan : 150cm

 

BB : 58 kg

  IMT : 25,7

  Status Interna Singkat 

  Kepala

  Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

 

Hidung: tidak ada sekret, tidak ada darah

Page 18: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 18/23

18

 

Mulut: tidak sianosis

  Telinga: tidak ada sekret, tidak ada darah

  Leher

 

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar

tyroid

  Thorak

  Cor

  Inspeksi: iktus kordis tidak tampak

  Palpasi: iktus kordis tidak teraba

 

Perkusi: redup, batas jantung tidak melebar

  Auskultasi: S1S2 tunggal, tidak ada ekstrasistole,

gallop maupun murmur

 

Pulmo

  Inspeksi: simetris

  Palpasi: fremitus raba positif kedua lapang paru

 

Perkusi: sonor

 

Auskultasi: vesikular di kedua lapang paru, tidak

ada wheezing maupun rhonki.

 

Ekstremitas: akral hangat di keempat ekstremitas, tidak ada odem

di keempat ekstremitas.

 

Status Obstetri dan Ginekologi

  Payudara: papila mamae menonjol, hiperpigmentasi papila mamae -/-,

colostrum -

 

Abdomen:

  Inspeksi : flat, bekas operasi (-)

  Auskultasi: Bising usus (+) normal

  Perkusi : timpani di kuadran atas abdomen, redup di

kuadran bawah

Page 19: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 19/23

19

 

Palpasi : massa (+) ukuran 15 cm x 10 cm di supra pubik,

konsistensi padat kenyal, mobile, nyeri tekan (-), defance

muskular (-), batas jelas

 

Genitalia:

vulva/vagina: rambut pubis ada, tidak ada laserasi, tidak

ada benjolan/pembengkakan kelenjar bartolini, tidak ada

fluor albus, fluksus (-), himen tidak utuh. Inspekulo : tidak

tampak massa pada introitus vagina, porsio licin, flour

albus (-), perdarahan (-).

 

Vaginal Touche

Perabaan vagina :Dinding vagina licin, permukaan dinding rata, tidak ada

masa, cavum douglas tidak menonjol.

Perabaan serviks : ostium uteri eksternum lebar, konsistensi kenyal, terdiri

atas bibir depan dan belakang, nyeri goyang portio (-)

  Pemeriksaan Bimanual

 perabaan korpus uteri : Letak anteversio, bentuk lonjong, permukaan tidak

rata dan berbenjol-benjol

Perabaaan adnexa : Teraba massa pada adneksa dekstra dan sinistra,nyeri(-

)

XV.  Pemeriksaan penunjang

DL lengkap (27 Maret 2015)

Page 20: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 20/23

20

Pemeriksaan USG

Kesan : Mioma uteri

XVI. 

Resume

Wanita usia 45 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada perut bawah

sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan awalnya kecil lalu semakin membesar. Pasien

 juga mengeluh nyeri perut terus-terusan menjalar ke pinggang. Pasien juga

mengeluh saat menstruasi , darah yang keluar lebih banyak daripada biasanya dan

saat ini mengganti pembalut 5-6 kali dalam sehari. Pasien juga mengeluh nyeri

 perut saat haid, sering mual, tidak muntah, dapat BAB lancar dan BAK lancar,

dan berat badan menurun selama 4 bulan ini.

Jenis

Pemeriksaan

Hasil

Pemeriksaan

Normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin 14,5 12,0- 16,0

Leukosit 10,4 4,5- 11,0

Hematokrit 43,6 36-46

trombosit 298 150-450

Page 21: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 21/23

21

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tanda-tanda vital TD 120/90, Nadi

78 x/m, RR 20x/ m, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan massa

(+) ukuran 15 cm x 10 cm di supra pubik, konsistensi padat kenyal, mobile, batas

 jelas, nyeri tekan (-), defance muskular (-). Pemeriksaan Bimanual permukaan

uterus berbenjol-benjol. Perabaaan adnexa : Teraba massa pada adneksa dekstra

dan sinistra, nyeri(-)

Pemeriksaan laboratorium normal. Kesan pemeriksaan USG tanggal

02/12/2015 : mioma uteri.

XVII. 

Diagnosis Banding

Tumor Padat Ovarium

XVIII. 

Diagnosis

Mioma uteri

XIX. 

Penatalaksanaan

Planning

•  Planing Diagnostik : Pemeriksaan histopatologi anatomi

•  Planning monitoring :Tanda-tanda vital

•  Planing terapi : Infus RL 14 tpm

•  Planing suportif : Persiapan operasi histerektomi

XX.  Prognosis

Dubia ad bonam

Page 22: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 22/23

22

DAFTAR PUSTAKA

1.  Thomas EJ. The aetiology and phatogenesis of fibroids. In : Shaw RW. eds.

Advences in reproduktive endocrinology uterine fibroids. England  –  New

Jersey : The Phartenon Publishing Group, 1992 ; 1  –  8. Diakses 28 januari

2015. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-

uteri/mrdetail/906/

2.  Baziad A. Pengobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog GnRH.

Dalam : Endokrinologi ginekologi edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius

FKUI, 2003; 151  –   156. Diakses 28 januari 2015.

http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

3. 

Bradley J, Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : Marie

Chesmy, Heather Whary eds. Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia

: Lippincott Williams and Wilkins, 2001 ; 314  –   315. Diakses 28 januari

2015. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-

uteri/mrdetail/906/

4. 

Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomiomata. In : Chesmy M,

Heather, Whary eds. Clinical Obstetric and Ginecology. Philadelphia :

Lippincott Williams and Willkins, 2001 ; 316  –  318. Diakses 28 januari 2015.

http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

5.  Friedman AJ, Rein MS, Murugan R, Pandian, Barbieri RL.Fasting serum

growth hormone and insulin_like growth factor  –  I and  – II concentrations in

women with leiomiomata uteri treated with leuprolide acetate or placebo.

Fertility and Sterility, 1990 ; 53 : 250  –   253. Diakses 28 januari 2015.

http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

6.  Joedosaputro MS. Tumor jinak alat genital. Dalam: Sarwono Prawiroharjo,

edisi kedua. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: 1994; 338-345

7.  Sutoto, M.S.J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1994, p : 328-65.

Page 23: Lapsus Ratih Mioma Fix

7/25/2019 Lapsus Ratih Mioma Fix

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-ratih-mioma-fix 23/23

23

8. 

Sivecney G.Mc, Shaw RW. Attempts at medical treatment of uterine fibroids.

In : R.W. Shaw, eds. Advences in reproductive endocrinology uterine

fibroids. England – 

 New Jersey : The Phartenon Publishing Group, 1992 ; 95 –   101. Diakses 28 januari 2015. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-

sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

9. 

Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomyomata. In : Chesmy M,

Heather, Whary eds. Clinical Obstetric and Ginecology. Philadelphia :

Lippincott Williams and Willkins, 2001 ; 316  –  318. Diakses 28 januari 2015.http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

10. 

Bradley J, Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : MarieChesmy,Heather Whary eds. Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia

: Lippincott Williams and Wilkins, 2001 ; 314  –  315, Diakses 28 januari 2015

http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

11.  Lumsden MA. The role of oestrogen and growth factors in the control of the

growth of uterine leiomiomata. In : R.W. Shaw, eds. Advances in

reproductive endocrinology uterine fibroids. England-New Jersey: The

Parthenon Publishing Group, 1992; 9  –   20. Diakses 28 januari 2015.

http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/