lapsus pulmo

41
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB III ILUSTRASI KASUS 3 BAB III ANALISA KASUS 22 BAB IV KESIMPULAN 27 DAFTAR PUSTAKA 28 1

Upload: dista-yuristia-p

Post on 19-Dec-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

BAB III ILUSTRASI KASUS 3

BAB III ANALISA KASUS 22

BAB IV KESIMPULAN 27

DAFTAR PUSTAKA 28

1

BAB I

PENDAHULUAN

Tuberkulosis di Indonesia prevalensinya cukup banyak. Tuberkulosis merupakan

salah satu etiologi dari efusi pleura. Diagnosis serta pengobatan yang tepat, menjadi dasar

untuk mencegah komplikasi lanjut berupa efusi pleura. Efusi pleura memiliki etilogi yang

cukup banyak misalnya keganasan dan tuberculosis. Sebagai general practiotiner sebaiknya

kita mengenali lebih dini tanda-tanda tersebut agar penatalaksaanaan tepat dan tidak

berkomplikasi. Masyarakat pada umumnya hendaknya tahu bagaimana mengenali gejala dan

kapan mereka waspada harus berobat. Hal ini tugas praktisi kesehatan untuk memberikan

penyuluhan kepada masyarakat secara luas.

2

BAB II

ILUSTRASI PASIEN

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

- Nama : Tn. F

- Jeniskelamin : laki-laki

- Usia : 19 tahun

- Tempat tanggal lahir : Bekasi,02/04/1996

- Alamat : Kampung Rawa Bambu Rt: 002 Rw: 009

- Pendidikan : SMA

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Status perkawinan : Belum Kawin

- Agama : Islam

- Warga Negara : Indonesia

- Pembiayaan : BPJS

- Tanggal Masuk RS : Kamis, 18 Desember 2014

- Ruang perawatan : Ruang Mawar RSUD Bekasi

- No. RekamMedik : 03410982

3

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien di Ruang Mawar

RSUD Bekasi tanggal 19 Desember 2014

a. KELUHAN UTAMA

Batuk berdarah sejak 2 hari yang lalu

b. KELUHAN TAMBAHAN

Sesak sejak 2 hari, disertai dada terasa sakit terutama saat batuk. Pasien

mengeluh keringat di malam hari dan merasa berat badannya menurun.

c. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSUD Bekasi dengan keluhan batuk disertai darah

sejak 2 hari yang lalu. Darah tiap kali batuk kurang lebih 250cc berwarna

merah segar. Batuk disertai dengan sesak nafas dan nyeri dada terutama saat

batuk. Pasien merasa berkeringat malam. Pasien merasa berat badannya

menurun namun tidak tahu besar pastinya penurunan berat.

d. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien sebelumya pernah sakit seperti ini dan mengalami putus obat

e. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Terdapat riwayat asma pada keluarga pasien

f. RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mengkonsumsi OAT 1 tahun yang lalu namun tidak tuntas. Pasien

konsumsi OAT hanya 4 bulan.

4

g. RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien mempunyai kebiasaan merokok kurang lebih 1 bungkus per hari sejak

berumur 15 tahun

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 08.00

WIB di Ruang Mawar RSUD Bekasi.Status generalis

KeadaanUmum

- Kesansakit : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos mentis

- Kesangizi : Gizi kurang

- Sianosis : tidak ada

- Edema : tidak ada

- Dispnea : ada

Tanda vital

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 100x/menit

- Suhu : 36oC

- Laju Pernafasan : 24x/menit

- Berat badan :47

- Tinggi badan :165

- BMI :17,26

Kulit

- Warna : warna kulit sawo matang, tidak pucat, tidak

ikterik, tidak sianosis,

5

Lesi : tidakterdapatefloresensi yang bermakna

- Rambut : tumbuh rambut pada permukaan kulit,

Berwarna hitam, distribusi merata

- Turgor : turgor baik

Kepala

- Kepala normocephali, wajah simetris, tidak ada deformitas

- Rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata

- Exophtalmus : -/-

- Enophtalmus : -/-

- Oedem palpebral : -/-

- Konjungtivaanemis : -/-

- Sclera ikterik : -/-

- Injeksik onjungtiva : -/-

- Pupil : bulat, isokor, RCL +/+, RCTL

+/+

Hidung

Inspeksi

Tidak ada efloresensi yang bermakna

Septum terletak ditengah

Tidak keluar cairan pada hidung

Palpasi

Tidak ada kelainan

Mulut

- Bibir : pucat (-), ikterik (-), kering (-)

6

- Oral hygiene : cukup baik

- Faring : tidak hiperemis

- Lidah : normoglossi, tidakkotor

Telinga

- Normotia

- Liang telinga : sekret -/-. Serumen -/-, darah -/-

- Nyeri tekan os mastoid : -/-

- Nyeri tekan tragus : -/-

- Nyeri Tarik : -/-

Leher

- Trakea : lurus ditengah

- KGB : tidak ada pembesaran KGB

- Tiroid : tidak ada pembesarantiroid

Thoraks

o Inspeksi dinding dada

- Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak tampak dilatasi

vena, tidak tampak efloresensi yang bermakna

- Sternum bentuk normal, mendatar

- Tulang iga normal, sela iga tidak melebar, retraksi sela iga (-)

o Paru

- Inspeksi : gerak napas dada kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

7

- Palpasi : pergerakan nafas kedua hemithorax

Tidak simetris, thoraks kiri tertinggal. vocal fremitus

kanan dan kiri sama teraba tidak sama kuat, vocal

fremitus thoraks kiri melemah.

- Perkusi : perkusi pada dinding dada kiri didapatkan

redup dan thoraks kanan sonor

- Auskultasi : Suara napas vesikuler melemah di seluruh

thoraks kanan ,wheezing -/-, ronchi +/+

o Jantung

- Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis pada

dinding dada

- Palpasi : pulsasi ictus cordis terab ateratur di

ICS 5, 1 cm medial linea midklavikula

sinistra

- Perkusi :batas-batas jantung tidak dapat ditentukan

- Auskultasi : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-),

bunyijantungtambahan (-)

Abdomen

- Inpeksi : warna kulit sawo matang, bentuk normal

simetris, smiling umbilicus (-), dilatasi vena (-)

efloresensi yang bermakna (-), sagging of the

flanks (-)

- Auskultasi : BU (+) 3x/menit, normal

- Perkusi : timpani padaseluruh abdomen, shifting

dullness (-)

8

- Palpasi : supel, rigiditas (-), defens muscular (-), nyeri

tekan (-) padaregio epigastrium

hypocondriumkiri, danlumbalkiri, massa

(-), pembesaranhepar (-),turgorkulitbaik

Punggung :

o NyeriKetuk CVA (-)

o Tidak ada kelainan bentuk pada vertebrae

o Tidak terdapat nyeri pada perabaan vertebra

Ekstremitas

o Atas

Pemeriksaan Kanan Kiri

KulitTidak ada efloresensi

bermaknaTidak ada efloresensi

bermakna

Tonus Tonus baik Tonus baik

Trofi Eutrofi Eutrofi

Edema Tidak ada edema Tidak ada edema

Deformitas Tidak ada deformitas Tidak ada deformitas

Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

o Bawah

Pemeriksaan Kanan Kiri

9

KulitTidak ada efloresensi

bermaknaTidak ada efloresensi

bermakna

Tonus Tonus baik Tonus baik

Trofi Eutrofi Eutrofi

Edema Tidak ada edema Tidak ada edema

Deformitas Tidak ada deformitas Tidak ada deformitas

Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN

- Pemeriksaan Lab. Darah

Tanggal : 19/12/2014 pukul 11.05

Hematologi

Darahrutin

Lekosit 18,8 (meningkat)

/µl

Hemoglobin 11,2 (menurun)

g/dl

Hematokrit 33,0 (menurun) %

Trombosit 386 ribu/µl

Kimia Klinik

Diabetes

Glukosa Darah sewaktu 107 mg/dl

10

Elektrolit

Natriun (Na) 136 mmol/L

Kalium (K) 4,1 mmol/L

Klorida (Cl) 94 mmol/L

Tanggal : 19/12/2014 pukul 11.05

Pemeriksaan Mikrobiologi

Kultur dan resistensi test

Jenis sample: Cairan Pleura

Hasil kultur: 1. Steril

Tanggal : 19/12/2014

Rontgen

Jantung terdorong ke kanan

Perselubungan homogen di hemithorak kiri

Kesuraman di lapisan atas kanan

Skeletal normal

Kesan: efusi pleura kiri

Tanggal : 22/12/2014 pukul 05.53

Hematologi

11

Darahrutin

Lekosit 8.900 /µl

Hemoglobin 11,1 g/dl

Hematokrit 32,7 %

Trombosit 372 ribu/µl

Fungsi Hati

Albumin 2,42 g/dl

AST (SGOT) 27 U/L

ALS (SGPT) 9 U/L

Fungsi ginjal

Ureum 21 mg/dl

V. RESUME

Seorang laki-laki berumur 19 tahun datang ke IGD RSUD Bekasi dengan keluhan

batuk disertai darah sejak 2 hari yang lalu. Darah tiap kali batuk kurang lebih 250cc berwarna

merah segar. Batuk disertai dengan sesak nafas dan nyeri dada terutama saat batuk. Pasien

merasa berkeringat malam. Pasien merasa berat badannya menurun namun tidak tahu besar

pastinya penurunan berat.Terdapat riwayat asma pada keluarga pasien. Pasien mengkonsumsi

OAT 1 tahun yang lalu namun tidak tuntas. Pasien konsumsi OAT hanya 4 bulan dan

mempunyai kebiasaan merokok kurang lebih 1 bungkus per hari sejak berumur 15 tahun.

Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tanda vital baik. Kepala leher, jantung, abdomen dan

eksremitas baik. Pada dinding thorak didapatkan yaitu: Inspeksi: gerak napas dada kanan dan

kiri tidak simetris, bagian kiri tertinggal. Palpasi: pergerakan nafas kedua hemithorax. Tidak

simetris, thoraks kiri tertinggal. vocal fremitus kanan dan kiri sama teraba tidak sama kuat,

12

vocal fremitus thoraks kiri melemah. Perkusi: perkusi pada dinding dada kiri didapatkan

redup dan thoraks kanan sonor. Auskultasi : Suara napas vesikuler melemah di seluruh

thoraks kanan ,wheezing -/-, ronchi +/+. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan

Hemoglobin dan hematokrit, serta kanaikan leukosit. Rontgen thorak didapatkan efusi pleura

kiri. Cairan pleura didapatkan steril pada pemeriksaan mikrobiologi.

VI. DIAGNOSIS

Pleuritis TB

TB kategori II

VII. PENATALAKSANAAAN

Dilakukan pungsi pleura: pus + jumlah 200cc

RHZES 450/300/1000/1000/750

Curcuma 2x1 (1tab: 200mg)

Asam mefenamat 3x1(1tab: 500mg)

Inj. Cefoperazone 2x1 ( 500mg)

Inj. Ranitidin 2x1 (1ampul: 50 mg)

Inj.Metronidazole 3x1(500mg)

Pasang WSD

13

20 Desember 2014 22 Desember 2014 23 Desember 2014 24 Desember 2014

S Batuk berdarah masih

dirasakan, sesak berkurang.

Tidak ada mual muntah, BAB

dan BAK normal

Batuk masih dirasakan, mual, dan

sesak

Batuk masih dirasakan, mual

bila minum obat oral, dan sesak

Batuk masih dirasakan, mual

bila minum obat oral, dan

sesak berkurang

O Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah: 110/70mmHg

Nadi :77x/menit

Suhu :36,9o

Respirasi : 24x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah : 110/70mmHg

Nadi :70x/menit

Suhu :36,6o

Respirasi : 24x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah:120/80mmHg

Nadi :78x/menit

Suhu :36,2o

Respirasi : 24x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran :kompos mentis

Tekanan darah:110/70mmHg

Nadi :70x/menit

Suhu :36o

Respirasi : 20x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

14

Cor: dbn

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada

kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus kanan

dan kiri sama teraba tidak sama

kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

dada kiri didapatkan redup

Cor: dbn

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada kanan

dan kiri tidak simetris, bagian kiri

tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas kedua

hemithorax tidak simetris, thoraks

kanan tertinggal. vocal fremitus

kanan dan kiri sama teraba tidak

sama kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding dada

kiri didapatkan redup dan

thoraks kanan sonor

Cor: dbn

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada

kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus kanan

dan kiri sama teraba tidak sama

kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

dada kiri didapatkan redup

Cor: dbn

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada

kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus

kanan dan kiri sama teraba

tidak sama kuat, vocal

fremitus thoraks kiri

melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

15

dan thoraks kanan sonor

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kanan,wheezing -/-,

ronchi+/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 300cc pagi

200cc sore

Dengan menggunakan klem

Pus (+) serohemoragic

-Auskultasi: Suara napas vesikuler

Melemah di seluruh thoraks kiri,

wheezing -/-, ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 300cc

Dengan klem dibuka

Pus (+) serohemoragic

Undulasi (+)

Hemoglobin: 11,1 g/dl

Hematokrit: 32,7 %

Albumin: 2,42 g/dl

dan thoraks kanan sonor

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kiri ,wheezing -/-,

ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 200cc

Pus (+) serohemoragic

dada kiri didapatkan redup

dan thoraks kiri sonor

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kiri, wheezing -/-,

ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 200cc

Pus (+) serohemoragic

A Pleuritis TB Pleuritis TB Pleuritis TB Pleuritis TB

16

TB Kategori II TB kategori II TB kategori II TB Kategori II

P RHZES

450/300/1000/1000/750

Curcuma 2x1

Asam mefenamat 3x1

Inj. Cefoperazone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

Inj.Metronidazole 3x1

RHZES 450/300/1000/1000/750

Curcuma 2x1

Asam mefenamat 3x1

Inj. Cefoperazone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

Inj.Metronidazole 3x1

RHZES

450/300/1000/1000/750

Curcuma 2x1

Asam mefenamat 3x1

Inj. Cefoperazone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

Inj.Metronidazole 3x1

RHZES

450/300/1000/1000/750

Curcuma 2x1

Asam mefenamat 3x1

Inj. Cefoperazone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

Inj.Metronidazole 3x1

17

25 Desember 2014 26 Desember 2014 27 Desember 2014 29 Desember 2014

S Batuk masih dirasakan namun

berkurang, mual tidak ada, dan

sesak berkurang

Batuk masih dirasakan namun

berkurang, mual tidak ada, dan

sesak tidak ada

Batuk masih dirasakan namun

berkurang, mual tidak ada, dan

sesak tidak ada

Batuk masih dirasakan namun

berkurang, mual tidak ada, dan

sesak tidak ada

O Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah: 100/70mmHg

Nadi :80x/menit

Suhu :36,3o

Respirasi : 20x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Cor: dbn

Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah: 110/80mmHg

Nadi :88x/menit

Suhu :36,5o

Respirasi : 20x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Cor: dbn

Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah: 110/70mmHg

Nadi :90x/menit

Suhu :36,3o

Respirasi : 18x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Cor: dbn

Keadaan Umum: tampak sakit

sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah: 110/70mmHg

Nadi :86x/menit

Suhu :36o

Respirasi : 20x/menit

Mata: dbn

Leher: dbn

Cor: dbn

18

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada

kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus kanan

dan kiri sama teraba tidak sama

kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

dada kiri didapatkan redup

dan thoraks kanan sonor

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada kanan

dan kiri tidak simetris, bagian kiri

tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus kanan

dan kiri sama teraba tidak sama

kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

dada kiri didapatkan redup

dan thoraks kanan sonor

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada

kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus kanan

dan kiri sama teraba tidak sama

kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

dada kiri didapatkan redup

dan thoraks kanan sonor

Pulmo:

-Inspeksi: gerak napas dada

kanan dan kiri tidak simetris,

bagian kiri tertinggal

-Palpasi: pergerakan nafas

Kedua hemithorax tidak

simetris, thoraks kiri

tertinggal. vocal fremitus

kanan

dan kiri sama teraba tidak sama

kuat, vocal fremitus thoraks

kiri melemah.

-Perkusi: perkusi pada dinding

dada kiri didapatkan redup

19

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kiri, wheezing -/-,

ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 150cc

Pus (+) serohemoragic

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kiri, wheezing -/-,

ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 150cc

Pus (+) serohemoragic

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kiri, wheezing -/-,

ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 150cc

Pus (+) serohemoragicPus (+)

serohemoragic

dan thoraks kanan sonor

-Auskultasi: Suara napas

Vesikuler. Melemah di seluruh

thoraks kanan, wheezing -/-,

ronchi +/+

Abdomen: dbn

Eksremitas: dbn

WSD: 150cc

Pus (+) serohemoragic

A Pleuritis TB

TB kategori II

Pleuritis TB

TB kategori II

Pleuritis TB

TB kategori II

Pleuritis TB

TB kategori II

p RHZES

Curcuma 2x1

RHZES

Curcuma 2x1

RHZES

Curcuma 2x1

RHZES

450/300/1000/1000/750

20

Asam mefenamat 3x1

Cefoperazone 2x1

Ranitidin 2x1

Metronidazole 3x1

Asam mefenamat 3x1

Cefoperazone 2x1

Ranitidin 2x1

Metronidazole 3x1

Asam mefenamat 3x1

Cefoperazone 2x1

Ranitidin 2x1

Metronidazole 3x1

(obat pulang)

21

22

BAB III

ANALISIS KASUS

A. Anamnesis

Batuk berdarah

Batuk pada pasien ini disebabkan karena reflex paru untuk menggeluarkan sekret-

sekret dan produk-produk dekstruksi paru. Batuk dari kering berdahak maupun

berdarah tergantung dari produktifitas paru.1

23

Pada pasien ini penyebab batuk berdarahnya karena TB kategori 2. Pasien mengaku

pernah mengkonsumsi obat OAT 4 bulan

Dada sakit

Timbunan cairan dalam rongga pleura sudah dapat pastikan akan memberikan

kompresi patologis pada paru, sehingga ekspansinya akan tergannggu. Karena

kompresi dan ekspansi maka timbulah nyeri pada dada.2

Sesak

Timbunan cairan dalam rongga pleura sudah dapat pastikan akan memberikan

kompresi patologis pada paru, sehingga ekspansinya akan tergannggu maka timbulah

sesak.1

Keringat malam dan berat badan menurun.

keringat malam pada pasien tuberkulosis aktif terjadi sebagai respon salahsatu

molekul sinyal peptida yaitu tumour necrosis factor alpha (TNF-α) yang

dikeluarkanoleh sel-sel sistem imun di mana mereka bereaksi terhadap bakteri

M.tuberculosis. Monosit yang merupakan sumber TNF-α akan meninggalkan aliran

darah menuju kumpulan kuman M.tuberculosis dan menjadi makrofag migrasi.

Walaupun makrofag ini tidak dapat mengeradikasi bakteri secara keseluruhan, tetapi

padaorang imunokompeten makrofag dan sel-sel sitokin lainnya akan mengelilingi

kompleks bakteri tersebut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut ke jaringan

sekitarnya.TNF-α yang dikeluarkan secara berlebihan sebagai respon imun ini akan

menyebabkan demam, keringat malam, nekrosis, dan penurunan berat badan di mana

semua inimerupakan karakteristik dari tuberculosis3

Riwayat minum OAT 4 bulan dan putus

Merupakan tanda bahwa pasien kepatuhan minum obatnya tidak baik dan masuk

kategori TB putus obat (katergori 2).4

24

Riwayat merokok kurang lebih 1 bungkus perhari sejak

Merupakan faktor resiko terjadinya kerusakan pada parenkim paru.

B. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi: gerak napas dada kanan dan kiri tidak simetris, bagian kiri tertinggal.

Hal ini dikarenakan terdapat cairan massive pada pleura kiri sehingga mempengaruhi

gerak dinding dada terutama terlihat saat inspirasi. Bagian yang memiliki cairan gerak

nafasnya tertinggal. 1

Palpasi: pergerakan nafas Kedua hemithorax tidak simetris, thoraks kanan tertinggal.

vocal fremitus kanan dan kiri sama teraba tidak sama kuat, vocal fremitus thoraks

kanan melemah.

Hal ini dikarenakan cairan yang massive pada pleura kiri menimbulkan kurangnya

ekspansi paru sehingga gerak nafas thoraks kiri teringgal. Rambatan suara udara dan

air pun berbeda sehingga vocal fremitus pada thoraks kiri melemah.5

Perkusi: perkusi pada dinding dada kiri didapatkan redup dan thoraks kanan sonor

Hal ini menunjukan karena adanya cairan sehingga hantaran bunyi saat dilakukan

perkusi berbeda.5

Auskultasi: Suara napas Vesikuler. Melemah di seluruh thoraks kiri, wheezing -/-,

ronchi +/+

Hal ini menunjukan adanya cairan di thoraks kiri sehingga suara melemah. Adanya

turbulensi akibat peradangan pada TBC menyebabkan suara ronkhi terdengar.

C. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 19/12/2014 pukul 11.05

Hematologi

Darahrutin

Lekosit 18,8 (meningkat)

/µl

25

Hemoglobin 11,2 (menurun)

g/dl

Hematokrit 33,0 (menurun) %

Interpretasi:

Leukosit meningkat dikarenakan adanya infeksi .

Hemoglobin dan hematokrit menurun dikarenakan adanya hemoptisis sehingga darah

banyak yang dikeluarkan. Kemungkinan hal lain karena ketidaknyamanan yang

dimiliki pasien sehingga pasien cenderung berkurangnya asupan makanan.

Tanggal : 19/12/2014 pukul 11.05

Mikrobiologi

Kultur dan resistensi test, Jenis sample: Cairan Pleura dinyatakan steril

Hal ini banyak terjadi pada pengambilan sample cairan pleura. Steril dinyatakan

karena sample cairan yang diambil kemungkinan tidak mewakili cairan yang ada di

rongga pleura

Tanggal : 19/12/2014

Jantung terdorong ke kanan, Perselubungan homogen di hemithorak kiri, Kesuraman

di lapisan atas kanan.

Hasil rontgen menyatakan bahwa adanya cairan pada pleura kiri yang massive

sehingga mendorong jantung yang merupakan organ didekatnya ke kanan.

D. Diagnosis

26

Diagnosis pleuritis TB ditegakan berdasarkan adanya efusi pleura kiri pada pasien dan

riwayat TB putus obat, serta disokong dengan pemeriksaan Penunjang yang ada yang telah

disebutkan diatas.

E. Penatalaksanaan

Dilakukan pungsi pleura: pus + jumlah 200cc

Pungsi dilakukan sebagai terapi dan diagnostic. Terapi dikarenakan cairan pleura

yang berlebihan dapat dikeluarkan namun perlahan. Diagnostic dilakukan karena

cairan pleura diambil dan dapat dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan

mikroskopis

RHZES 450/300/1000/1000/750

Merupakan pengobatan kausa dari efusi pleura pada pasien ini yaitu tuberkulosis

Curcuma 2x1 (1tab: 200mg)

Untuk suplment hepar, dikarenakan OAT ada obat yang toksik terhadap hepar yaitu:

isoniazid, pirazinamid dan rimpafisin

Asam mefenamat 3x1(1tab: 500mg)

Merupakan jenis OAINS sebagai pereda nyeri

Inj. Cefoperazone 2x1 ( 500mg)

Antibiotik yang sering digunakan karena broad sprektum, merupakan kelompok obat

sefalosporin

Inj. Ranitidin 2x1 (1ampul: 50 mg)

Merupakan Antagonis H2 yang merupakan obat dispepsia

Inj.Metronidazole 3x1(500mg)

Antibiotik untuk bakteri anaerob

Pasang WSD

Untuk mengeluarkan cairan pleura secara perlahan. Merupakan terapi dari efusi

pleura dengan berbagai etiologi

27

BAB III

KESIMPULAAN

Berdasarkan salah satu ilustrasi diatas, maka merupakan salah satu contoh efusi pleura

yang disebabkan karena Tuberkulosis. Gejala klinis yang didapat merupakan gabungan dari

gejala tuberkulosis dan efusi pleura. Anamnesis dan pemeriksaan fisik penting guna

mengetahui diagnosis pasien sehingga dapat diterapi dengan baik.

Pada ilustrasi kasus terdapat kebiasaan merokok kurang lebih satu bungkus perhari

dan riwayat putus obat antituberkulosis. Maka pengobatan yang diberikan adalah OAT

kategori 2 beserta pemberian antibiotic dan pereda nyeri. Dilakukan pula WSD untuk

mengeluarkan cairan di rongga pleura tersebut.

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Danususantoso H, Penyakit-penyakit pleura.. In: Danususantoso H. Buku Saku Ilmu

Penyakit Paru. 2nded. Jakarta:Hipokrates 2005.p261-75.

2. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Harrison's Principles of Internal Medicine 17th

edition. The McGraw-Hill Companies, Inc : New York. 2008; 108-23

3. Halim H, Penyakit Penyakit Pleura. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 2007.

Balai Penerbit FK UI Jakarta.

4. Jasaputra DK, Widjaya JT, Wargasetya T, Makangiras I. Deteksi Mycobacterium

tuberculosis dengan Teknik PCR pada Cairan Efusi Pleura Penderita Tuberkulosis

Paru .JKM. Vol.7 No.1 Juli 2007: 01-14

5. Jeremy, et al. Efusi Pleura In: Jeremy. At a Glance Medicine 2nd. EMS. Jakarta :

2008.p.108-34

29