lapsus partus kasep putri

37
LAPORAN KASUS OBSTETRI PARTUS KASEP OLEH: PUTRI MAHARANI H1A 003 035 PEMBIMBING: dr. Agus Thoriq, SpOG DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA OBSTETRI GINEKOLOGI

Upload: putri-maharani

Post on 24-Jun-2015

1.019 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

case report about neglected labor

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Partus Kasep Putri

LAPORAN KASUS OBSTETRI

PARTUS KASEP

OLEH:

PUTRI MAHARANI

H1A 003 035

PEMBIMBING:

dr. Agus Thoriq, SpOG

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

OBSTETRI GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2010

Page 2: Lapsus Partus Kasep Putri

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan

Barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara dapat ditunjukkan dengan

Angka kematian Ibu (AKI). Semakin rendah AKI berarti pelayanan kesehatan ibu

semakin baik. Namun Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan yang tertinggi

di bandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait dengan risiko

terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara pencegahannya

telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi.

Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian ibu (AKI)

pada 2002 dan 2003 mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, yang berarti pelayanan

kesehatan ibu di Indonesia masih perlu peningkatan pelayanan, sudah barang tentu hal ini

harus di benahi dengan berbagai pendekatan.1

Pada hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2002-2003

dilaporkan dari seluruh persalinan, 64% ibu tidak mengalami komplikasi selama

persalinan, persalinan lama sebesar 31%, perdarahan berlebihan sebesar 7%, infeksi

sebesar 5%. Pada ibu yang melahirkan melalui bedah sesarea lebih cenderung

melaporkan komplikasi 59%, yang sebagian besar merupakan persalinan lama (42%).

Untuk bayi yang meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan, 39% ibu melaporkan

karena komplikasi termasuk persalinan lama (30%), perdarahan berlebihan 12% dan

infeksi (10%).2

Pada umumnya persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan spontan

normal seperti partus lama, distosia atau komplikasi lain disebabkan oleh banyak faktor

yang kompleks, misalnya ketidaktahuan akan bahaya persalinan, keterampilan yang

kurang, sarana yang tidak memadai, masih tebalnya kepercayaan pada dukun serta

rendahnya pendidikan dan rendahnya keadaan sosial ekonomi rakyat.2

Proses persalinan dipengaruhi oleh bekerjanya 3 faktor yang berperan yaitu

kekuatan mendorong janin keluar (power), yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi

otot dinding perut, kontraksi diafragma dan ligamentum action, faktor lain adalah faktor

janin (passanger), faktor jalan lahir (passage) dan faktor provider maupun psikis. Apabila

Page 3: Lapsus Partus Kasep Putri

semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka proses persalinan akan

berlangsung secara spontan/normal. Namun apabila salah satu dari faktor tersebut

mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his tidak adekuat, kelainan

pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan provider ataupun gangguan psikis maka

persalinan tidak dapat berjalan secara normal.2

Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia, karena seperti kita

ketahui, bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Dan baru sedikit sekali

dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun. Karenanya

kasus-kasus partus kasep masih banyak dijumpai, dan keadaan ini memaksa kita untuk

berusaha menurunkan angka kematian ibu maupun anak. Yang sangat ideal tentunya

bagaimana mencegah terjadinya partus kasep. Bila persalinan berlangsung lama, dapat

menimbulkan komplikasi-komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat

meningkatkan angka kematian ibu dan anak.3

Definisi

Partus lama: adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi,

dan lebih dari 18 jam pada multi. Sedangkan partus kasep adalah merupakan fase terakhir

dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul komplikasi

pada ibu dan atau janin, seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan

Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK). Harus pula kita bedakan dengan partus tak

maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan

pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi selama 2 jam terakhir.

Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat umum ada yang mengatakan

bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari, ini disebabkan kenyataan bahwa

biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam atau lebih, jadi permulaan dan

berakhirnya partus biasanya malam hari. Insiden partus lama menurut penelitian adalah

2,8-4,9%.3,7

Etiologi

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :2,4,,5,8

Page 4: Lapsus Partus Kasep Putri

1. Tenaga atau Kekuatan (power) : his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut,

kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas

kekuatan mendorong dan lama persalinan. His yang tidak normal dalam kekuatan

atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap

persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami hambatan atau

kemacetan. Jenis-jenis kelainan his:

Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang

dibandingkan dengan his yang normal. Selama ketubannya masih utuh umumnya

tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali jika persalinan

berlangsung terlalu lama. Keadaan ini dinamakan inersia Uteri Primer. Inersia

Uteri Sekunder: kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur

dan dalam waktu yang lama.

His terlampau kuat. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga biasa, kelainannya

terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan

persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat.

Incoordinate uterine contraction. Disini sifat his berubah, tonus otot uterus

meningkat juga diluar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena

tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya. His menjadi tidak

efisien dalam mengadakan pembukaan.

2. Janin (passanger) : letak janin, posisi janin, presentasi janin dan bentuk janin.

Kelainan letak, posisi atau presentasi janin

a. Posisi Oksipitalis Posterior Persisten

b. Presentasi Puncak Kepala

c. Presentasi Muka

d. Presentasi Dahi

e. Letak Sungsang

f. Letak Lintang

g. Presentasi Ganda

Kelainan bentuk janin

a. Pertumbuhan janin yang berlebihan

b. Hidrosefalus

Page 5: Lapsus Partus Kasep Putri

c. Kelainan bentuk janin yang lain: janin kembar melekat (double monster),

janin dengan perut besar, tumor-tumor lain pada janin.

3. Jalan Lintas (passage) : ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk

membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk memanjang.

Panggul menurut morfologinya dibagi 4 yaitu :

a. Panggul ginekoid. Jenis panggul yang paling banyak pada wanita normal,

mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya janin tanpa komplikasi. Pintu atas

panggul berbentuk hamper bulat. Bentuk panggul ini ditemukan pada 45% wanita.

b. Panggul anthropoid. Panggul yang memiliki bentuk agak lonjong seperti telur,

pada bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang antero-posterior.

Arkus pubis sempit dan lebarnya kurang dari 2 jari, sehingga menyebabkan

penyempitan pintu bawah panggul. Bentuk panggul ini ditemukan pada 35%

wanita.

c. Panggul android. Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi jelek dan lebih

jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid. Panjang diameter anteroposterior

hampir sama dengan diameter transversa, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih

mendekati sacrum. Spina iskiadika menonjol ke dalam jalan lahir dan pintu bawah

panggul menunjukan suatu arkus pubis yang menyempit. Bentuk panggul ini

ditemukan pada 15% wanita.

d. Panggul platipelloid. Panggul berbentuk datar dengan tulang-tulang yang lembut,

jenis panggul ini paling jarang dijumpai dan jumlahnya kurang dari 5%

ditemukan pada wanita. Pintu atas panggul lebih jelas terlihat dimana

menunjukan pemendekan dari diameter antero-posterior, sebaliknya diameter

transversal lebar.

Saluran (kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu

atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.5,8

Pintu atas panggul atau inlet. Ada 2 diameter terpenting pada pintu atas panggul

yaitu :

a. Diameter antero-posterior dari promontorium sakrum ke pinggir atas simfisis

pubis, disebut konjugata vera, ukuran normalnya adalah 11-12 cm.

Page 6: Lapsus Partus Kasep Putri

b. Diameter transversal adalah bagian terlebar dari pintu atas panggul dengan

ukuran 13 cm.

Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10 cm atau

diameter transversa kurang dari 12 cm. Oleh karena pada panggul sempit

kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul,

maka dalam hal ini Serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Apabila

pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh

kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula

terjadinya prolapsus funikuli.

Rongga panggul di bawah pintu atas panggul mempunyai ukuran yang paling

luas. Di panggul tengah terdapat penyempitan setinggi kedua spina iskiadika.

Distansia interspinarum normal ±10,5 cm. Perhatikan pula bentuk os sakrum,

apakah kelengkungkunganya baik.

Pintu bawah panggul atau outlet. Arkus pubis pada pelvis normal membentuk

sudut 90°. Bila kurang sekali dari 90° maka kepala janin akan lebiih sulit

dilahirkan karena memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal.

Kelainan traktus genitalis juga dapat menyebabkan terjadinya distosia.

Vulva : edema, stenosis dan tumor

Vagina : stenosis vagina kongenital, septum vagina, tumor vagina

Serviks uteri : dysfunctional uterine action (parut serviks uteri), konglutinasio

orifisii eksterni, karsinoma servisis uteri

Uterus : mioma uteri

Ovarium : tumor ovarium

4. Kejiwaan (psyche) : persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan,

dukungan orang terdekat dan intregitas emosional. Selain karena kejiwaan bisa juga

dipengaruhi oleh faktor penolong (provider) : pimpinan yang salah.

Dalam proses persalinan, selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan juga

mempunyai peran yang sangat penting. Penolong persalinan bertindak dalam

memimpin proses terjadinya kontraksi uterus dan mengejan hingga bayi dilahirkan.

Selanjutnya melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh karena itu, penolong

persalinan seharusnya seorang tenaga kesehatan yang terlatih dan terampil serta

Page 7: Lapsus Partus Kasep Putri

mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang melahirkan, sehingga bila

ada komplikasi selama persalinan, penolong segera dapat melakukan rujukan.

Hasil penelitian Irsal dan Hasibuan di Yogyakarta menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang berpengaruh dan secara statistik bermakna terhadap kejadian kala II lama adalah

penolong persalinan bukan dokter, sehingga selanjutnya perlu persalinan tindakan di

RS. Demikian pula hasil penelitan Rusydi di RSUP Palembang, menemukan bahwa

partus kasep yang akhirnya dilakukan tindakan operasi, merupakan kasus rujukan

yang sebelumnya ditolong oleh bidan dan dukun di luar rumah sakit.

Sebab-sebab terjadinya partus kasep ini adalah multikomplek dan tentu saja

bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik, dan

penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebab adalah antara lain:3

1. kelainan letak janin

2. kelainan-kelainan panggul

3. kelainan his

4. pimpinan partus yang salah

5. janin besar atau ada kelainan kongenital

6. primitua

7. perut gantung, grandemulti

8. ketuban pecah dini

Gejala klinik3,6,7

a. Pada ibu

Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan lemah, pernapasan

cepat dan meteorismus, cincin retraksi patologis, edema vulva, edema serviks, his

hilang atau lemah.

Cincin retraksi patologis Bandl sering timbul akibat persalinan yang terhambat,

disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, dan menandakan

ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus.

Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-tanda ruptur uteri: perdarahan dari OUE,

his menghilang, bagian janin mudah teraba dari luar, pemeriksaan dalam: bagian

Page 8: Lapsus Partus Kasep Putri

terendah janin mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas sampai serviks dan

vagina.

b. Pada janin

Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif, air ketuban

terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.

Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup besar

dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya kaput

suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akan menghilang dalam beberapa

hari.

Moulage kepala yang hebat, akibat tekanan his yang kuat, lempeng-

lempeng tulang tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain.

Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)

Kematian Janin Intra Parital (KJIP)

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:7

a. Adanya tanda dan gejala klinis partus lama:

Ibu kelelahan dan dehidrasi

Vulva edema

Perut kembung

Demam

Kaput suksedaneum

RUI

b. Adanya komplikasi pada ibu:

Gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit, asidosis

Infeksi intrauterin sampai sepsis

Dehidrasi sampai syok

Robekan jalan lahir sampai robekan rahim (ruptur uteri)

c. Adanya komplikasi pada janin:

Gawat janin

Kematian janin

Page 9: Lapsus Partus Kasep Putri

Penatalaksanaan7

Memperbaiki keadaan umum ibu bertujuan untuk:

1. Koreksi cairan (rehidrasi)

2. Koreksi keseimbangan asam basa

3. Koreksi keseimbangan elektrolit

4. Pemberian kalori

5. Pemberantasan infeksi

6. Penurun panas

Tindakan yang diberikan:

1. Pasang infus dan kateter urin

2. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit

Infus Ringer laktat, kalori dan elektrolit

Infus dekstrosa 5% 250cc, tetesan cepat. Cairan dapat diberikan menurut

kebutuhan.

3. Koreksi asam basa dengan pengukuran karbondioksida darah dan pH (bila perlu)

4. Pemberian antibiotika spektrum luas secara parenteral.

Inj. Ampicillin 1gr/6jam, Inj. Gentamycin 80mg/12jam, metronidazole

selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin 3x500mg/hari selama 2 hari.

Inj. Cefotaxime 1gr/hr, selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin

3x500mg/hari selama 3 hari.

5. Penurun panas

Kompres

Inj. Xylomidone 2cc IM

6. Terminasi persalinan:

Bila syarat persalinan per vaginam memenuhi dilakukan ekstraksi

vakum/ekstraksi forseps atau embriotomi

Bila syarat persalinan per vaginam tidak terpenuhi maka dilakukan SC

Page 10: Lapsus Partus Kasep Putri

Komplikasi4,6

1. Ibu

Infeksi sampai sepsis. Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan

janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di

dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh

korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.

Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ

Robekan jalan lahir

Ruptur uteri. Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya

serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada

mereka dengan riwayat seksio sesarea.

Robekan serta pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan rektum.

Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak

maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di

antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan berlebihan. Karena

gangguan sirkulasi, maka dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa

hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal,

atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat penekanan ini terjadi setelah

persalinan kala dua yang sangat berkepanjangan.

2. Anak

Gawat janin dalam rahim sampai meninggal

Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap

Trauma persalinan

Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan dengan

tindakan.

Page 11: Lapsus Partus Kasep Putri

BAB II

LAPORAN KASUS

Nama : Ny. ”NM”

Usia : 32 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Suku : Sasak

Alamat : Kayangan – Kabupaten Lombok Utara

MRS : 17 September 2010

No. RM : 209697

ANAMNESA :

Keluhan utama : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut menjalar ke pinggang.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien rujukan Polindes Santong dengan G2P1A0H1

A/T/H/IU dengan kala II lama. Pasien mengeluh nyeri perut menjalar ke pinggang sejak

pukul 12.00 (16/09) disertai lendir darah. Keluar air dari jalan lahir pukul 17.00, jernih,

tidak berbau. Gerakan janin masih dirasakan oleh pasien. Pasien mengeluh panas badan

yang muncul sejak pasien dirawat di Polindes. Perut kembung disangkal.

Kronologis:

12.00 (16/09)

Pasien datang ke Polindes pukul 12.00, mengeluh nyeri perut ingin melahirkan.

Hasil pemeriksaan di Polindes didapatkan:

KU : baik Kesadaran : composmentis

TD : 130/80 mmHg FN : 90x/mnt

Suhu : 37,6°C FP : 20x/mnt

Pemeriksaan obstetri:

Inspeksi : oedem +/+

Palpasi : TFU : 33 cm, letak kepala, punggung kiri

Auskultasi : DJJ : (+) 144x/menit

Page 12: Lapsus Partus Kasep Putri

12.35 :

S : Nyeri perut (+)

O : VT : Φ 4 cm, eff 45%, ket (+), kepala penurunan HI

A : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala I fase aktif

P : Observasi kesejahteraan ibu dan janin

16.40 :

S : Nyeri perut (+)

O : VT : Φ 8 cm, eff 85%, ket (+), kepala penurunan HI

A : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala I fase aktif

P : Observasi kesejahteraan ibu dan janin

18.55:

S : Nyeri perut (+), keluar air dari jalan lahir, jernih, tidak berbau

O : VT : Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIII

A : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II

P : Pimpin persalinan

19.55

S : Nyeri perut (+)

O : VT : Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIII

A : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II lama

P : Rujuk pasien

Terapi dari Polindes:

Inj. Ampicillin 1 gram IV (20.05)

Inf. RL 20 tetes/menit (20.15)

HPHT : 23/12/2009

HTP : 30/09/2010

Riwayat obstetri:

1. 9 tahun, laki-laki, spontan, BBL : 2800 gram, cukup bulan, di PKM ditolong

bidan.

2. Ini

Riwayat KB : Suntikan setiap 3 bulan, terakhir pemakaian 1 tahun sebelum pasien hamil.

Page 13: Lapsus Partus Kasep Putri

Rencana KB : Suntikan setiap 3 bulan

ANC : >4x di Posyandu, terakhir 1 bulan yang lalu dan saat itu dikatakan janin

dalam keadaan baik dan kepala sudah memasuki panggul.

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat hipertensi (-), DM (-), asma (-), penyakit jantung (-),

gangguan fungsi hati (-), ginjal (-).

Riwayat penyakit keluarga : (-)

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

Tek. Darah : 130/80 mmHg FN : 92 x/menit

FP : 24x/menit Suhu : 37,6ºC

Mata : An -/-, Ikterus -/-

Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : striae gravidarum (+), linea nigra (+), perk: timpani

Ekstremitas : edema -/-, akral hangat +/+

STATUS OBSTETRI

a. Leopold I : teraba bokong di fundus, TFU : 33 cm

b. Leopold II : punggung fetal disebelah kiri

c. Leopold III : teraba kepala

d. Leopold IV : kepala sudah masuk PAP 2/5 bagian

- TBJ : 3410 gram

- His : (+) 3x/10 menit, selama 35 detik

- DJJ : 14-15-14 = 180x/menit

- Inspeksi : vulva oedem (+)

Page 14: Lapsus Partus Kasep Putri

- VT : Φ lengkap, ket (-), teraba kepala, UUK kidep, penurunan HIII, caput (+), tidak

teraba bagian kecil/tali pusat janin.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb : 12,4 g/dL

Ht : 34,4%

Leu : 20800/µL

Plt : 213000/µL

HBsAg : (-)

DIAGNOSIS

G2P1A0H1 hamil 38-39 mgu/T/H/IU presentasi kepala dengan Kala II Kasep

RENCANA TINDAKAN

Observasi kesejahteraan ibu dan janin

Lapor dokter jaga, usul:

1. Resusitasi intra uterin

2. Antibiotik : Inj. Cefotaxime 1 gr

3. Antipiretik : Paracetamol 3x500mg dan kompres

4. Ekstraksi vakum

Advis : usul diterima

BAYI

Lahir tgl / jam : 17 September 2010 / 02.10 WITA

Jenis Kelamin : Laki-laki

Apgar Score : 3 – 5

Berat : 3500 gram

Panjang : 50 cm

Kel.kongenital : (-)

Anus : (+)

Ketuban : mekonial

Page 15: Lapsus Partus Kasep Putri

PLASENTA

- Lahir tgl / jam : 17 September 2010/ 02.12 WITA

- Kesan lengkap, namun post partum TFU 1 jari di atas umbilikus. Coba dilakukan

eksplorasi, teraba jaringan, namun OUI sudah tertutup. Suspek rest (sisa)

plasenta.

- Pro USG

IBU POST PARTUM

- Keadaan umum : Baik

- Tek. Darah : 120/80 mmHg

- FN : 84x/menit

- FP : 20x/menit

- Suhu : 36,8°C

- Kontraksi Uterus : baik

- Tinggi Fundus Uteri : 1 jari di atas umbilikus

- Perdarahan : ± 200 cc

Page 16: Lapsus Partus Kasep Putri

BAB III

PEMBAHASAN

Partus kasep adalah fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung

terlalu lama sehingga timbul komplikasi pada ibu dan atau janin, seperti dehidrasi,

infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK).

Sesuai dengan definisi tersebut, kasus di atas dapat didiagnosis sebagai partus kasep,

karena didapatkan adanya persalinan yang berlangsung lama pada kala II serta

ditemukannya komplikasi pada ibu dan janin akibat partus lama tersebut.

Kala II pada multigravida dikatakan memanjang atau lama apabila berlangsung

lebih dari 1 jam. Pada pasien ini kala II berlangsung sejak pukul 18.55 hingga 19.55.

Selama kala II ini pasien sudah dilakukan pimpinan persalinan oleh provider di Polindes,

meskipun belum ada doran, teknus, perjol, vulka yang menjadi indikasi untuk memimpin

persalinan. Akibatnya muncul komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi pada ibu yaitu:

ibu tampak kelelahan dan dehidrasi, suhu badan ibu meningkat, adanya vulva edema.

Komplikasi pada janin yaitu: denyut jantung janin meningkat, teraba caput serta pada

akhir proses persalinan tampak air ketuban mekonial. Air ketuban mekonial

menunjukkan adanya gangguan oksigenasi pada janin. Frekuensi normal denyut jantung

janin adalah antara 120 dan 160 denyutan semenit; selama his frekuensi ini bisa turun

tetapi diluar his kembali lagi ke keadaan semula. Pada kasus ini didapatkan denyut

jantung janin reguler, 13-14-14 : 164x/menit.

Dari 4 faktor yang mempengaruhi proses persalinan, yaitu power, passage,

passenger, provider/psikis akan dijabarkan sebagai berikut:

Tenaga atau Kekuatan (power) : Tidak didapatkan adanya kelainan his pada

pasien. His yang muncul cukup adekuat, yaitu 3 kali dalam 10 menit selama 35

detik. Tidak didapatkan adanya inersia uteri baik primer maupun sekunder, his

yang terlampau kuat, ataupun incoordinate uterine contraction.

Janin (passanger) : Tidak didapatkan adanya kelainan letak janin, posisi janin,

presentasi janin dan bentuk janin. Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan

denominatornya adalah fontanella minor pada anterior kiri.

Page 17: Lapsus Partus Kasep Putri

Jalan Lintas (passage) : Tipe panggul pasien adalah tipe ginekoid, sehingga tidak

menjadi penyebab persalinan lama. Sedangkan untuk kecurigaan terhadap CPD

dapat disingkirkan karena kepala sudah turun hingga hodge III, yang menandakan

bahwa pintu atas dan pintu tengah panggul tidak sempit. Sedangkan untuk pintu

bawah panggul juga normal, karena arcus pubis >90°, sehingga kelainan pada

jalan lahir dapat disingkirkan.

Psikis : persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan orang

terdekat dan intregitas emosional sudah cukup baik pada pasien ini. Selain karena

kejiwaan bisa juga dipengaruhi oleh faktor penolong (provider) : pimpinan yang

salah. Dalam hal ini provider sudah memimpin persalinan pada saat tercapainya

pembukaan lengkap meskipun belum didapatkannya doran, teknus, perjol, vulka.

Untuk penatalaksanaan pasien dengan partus kasep pada kasus di atas, tindakan

yang dilakukan yaitu:

1. Resusitasi intra uterin:

Oksigen 5 lpm

Inf. RL : D5% = 2: 1 = tetes cepat

Anjurkan ibu untuk miring ke kiri

2. Antibiotik : Inj. Cefotaxime 1 gr

3. Antipiretik : Paracetamol 3x500mg dan kompres

4. Ekstraksi vakum, karena syarat-syarat vakum terpenuhi.

Setelah diberikan antibiotik dan antipiretik serta dilakukan resusitasi intrauterin selama 2

jam, selanjutnya dilakukan ekstraksi vakum. Sepuluh menit setelah dilakukan ekstraksi

vakum, lahir bayi laki-laki, BBL: 3500 gram dengan asfiksia ringan-sedang (A-S: 3-5)

dan air ketuban berwarna hijau bercampur mekonial. Asfiksia pada bayi ini merupakan

salah satu komplikasi dari partus kasep.

Setelah bayi lahir, diikuti dengan lahirnya plasenta. Plasenta lahir spontan, kesan

lengkap. Namun 30 menit postpartum, saat dievaluasi kembali, tampak perdarahan

±50cc, dengan tinggi fundus uteri 1 jari di atas umbilikus. Normalnya setelah janin

dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat; segera setelah plasenta lahir, tinggi

fundus uteri ± 2 jari di bawah pusat. Selanjutnya coba dilakukan eksplorasi, teraba

Page 18: Lapsus Partus Kasep Putri

jaringan, kesan plasenta. Namun OUI sudah tertutup, kavum uteri tidak dapat dijangkau,

sehingga pada pasien dilakukan USG. Hasil USG uterus normal, tidak didapatkan

adanya rest/sisa plasenta dalam kavum uteri. Setelah dirawat selama 2 hari, keadaan

umum bayi dan ibu membaik, kemudian diperbolehkan pulang.

Page 19: Lapsus Partus Kasep Putri

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuniartika, Wachidah. 2009. Hubungan Persalinan Kala I Memanjang dengan

Kesejahteraan Janin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

Available from: Http://etd.eprints.ums.ac.id/4496/

2. Kusumawati, Yuli. 2006. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Persalinan

dengan Tindakan. Available from: Http://eprints.undip.ac.id/15334/1/TESIS__

YULI_KUSUMAWATI.pdf

3. Mochtar, Rustam, Prof. Dr. MPH., 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,

Obstetri Patologi, Edisi 2. Jakarta: EGC

4. Pereira, Gabriela. 2006. Partus Kasep. Available from:

Http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/03/partus-kasep

5. Wiknjosastro, Hanifa, Prof., dr., dkk.2005. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

6. Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams, Volume 1, Edisi 21. EGC.

Jakarta

7. Kumboyo, Doddy. A., SpOG, dkk. 2001. Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit

Umum Daerah NTB. Mataram

8. Anonim. 2005. Partus Tak Maju. Available from:

Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19884/4/Chapter?20II

Page 20: Lapsus Partus Kasep Putri

CATATAN PERKEMBANGAN

Wkt Subyektif Obyektif Assesment Planing17/09

00.00

Pasien rujukan Polindes Santong dengan G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II lama. Pasien mengeluh nyeri perut menjalar ke pinggang sejak pukul 12.00 (16/09) disertai lendir darah. Keluar air dari jalan lahir pukul 17.00, jernih, tidak berbau. Gerakan janin masih dirasakan oleh pasien. Pasien mengeluh panas badan yang muncul sejak pasien dirawat di Polindes. Perut kembung disangkal.

Kronologis: 12.00 (16/09)Pasien datang ke Polindes pukul 12.00, mengeluh nyeri perut ingin melahirkan. Hasil pemeriksaan di Polindes didapatkan:KU : baik Kesadaran : composmentisTD : 130/80 mmHg FN : 90x/mntSuhu : 37,6°C FP : 20x/mntPemeriksaan obstetri:Inspeksi : oedem +/+Palpasi : TFU : 33 cm, letak kepala, punggung kiriAuskultasi : DJJ : (+) 144x/menit

12.35 : S : Nyeri perut (+)O : VT : Φ 4 cm, eff 45%, ket (+), kepala penurunan HIA : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala I fase aktifP : Observasi kesejahteraan ibu dan janin

Keadaan Umum : baikKesadaran : composmentisTek. Darah : 130/80 mmHgFN : 92 x/menitFP : 24x/menitSuhu : 37,6ºCMata : An -/-, Ikterus -/-Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)Paru : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-Abdomen : striae gravidarum (+), linea nigra (+), perk: timpaniEkstremitas : edema -/-, akral hangat +/+

Status Obstetri:a. Leopold I : teraba bokong di fundus, TFU : 33 cmb. Leopold II : punggung fetal disebelah kiric. Leopold III : teraba kepalad. Leopold IV : kepala sudah masuk PAP 3/5 bagian- TBJ : 3410 gram- His : (+) 3x/10 menit, selama 35 detik- DJJ : 14-15-14 = 180x/menit- Inspeksi : vulva oedem (+)- VT : Φ lengkap, ket (-), teraba kepala, UUK kidep, penurunan

G2P1A0H1 hamil 38-39 mgu/T/H/IU presentasi kepala dengan Kala II Kasep

Observasi kesejahteraan ibu dan janin

Lapor dokter jaga, usul:-Resusitasi intra uterin-Antibiotik : Inj. Cefotaxime 1 gr

-Antipiretik : Paracetamol 3x1 dan kompres

-Ekstraksi vakum Advis : usul diterima

Page 21: Lapsus Partus Kasep Putri

16.40 : S : Nyeri perut (+)O : VT : Φ 8 cm, eff 85%, ket (+), kepala penurunan HIA : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala I fase aktifP : Observasi kesejahteraan ibu dan janin

18.55:S : Nyeri perut (+), keluar air dari jalan lahir, jernih, tidak berbauO : VT : Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIIIA : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala IIP : Pimpin persalinan

19.55S : Nyeri perut (+)O : VT : Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIIIA : G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II lamaP : Rujuk pasien

Terapi dari Polindes: Inj. Ampicillin 1 gram IV (20.05) Inf. RL 20 tetes/menit (20.15)

HPHT : 23/12/2009HTP : 30/09/2010

Riwayat obstetri: 1. 9 tahun, laki-laki, spontan, BBL : 2800 gram,

cukup bulan, di PKM ditolong bidan. 2. Ini

HIII, caput (+), tidak teraba bagian kecil/tali pusat janin.

Pemeriksaan penunjang:Hb : 12,4 g/dLHt : 34,4%Leu : 20800/µLPlt : 213000/µLHBsAg : (-)

Page 22: Lapsus Partus Kasep Putri

Riwayat KB : Suntikan setiap 3 bulan, terakhir pemakaian 1 tahun sebelum pasien hamil.

Rencana KB : Suntikan setiap 3 bulan

ANC : >4x di Posyandu, terakhir 1 bulan yang lalu dan saat itu dikatakan janin dalam keadaan baik dan kepala sudah memasuki panggul.

Riwayat Penyakit Dahulu : (-)Riwayat penyakit keluarga : (-)

01.00 Nyeri perut (+), gerakan janin (+), badan lemas

Keadaan Umum : baikTek. Darah : 130/80 mmHgFN : 96x/menitFP : 24x/menitSuhu : 37,3ºCDJJ : 13-14-14 : 164x/menitHis : 3x/10 menit, selama 35 detik

G2P1A0H1 hamil 38-39 mgu/T/H/IU presentasi kepala dengan Kala II Kasep

Observasi kesejahteraan ibu dan janin

Resusitasi intra uterin

02.10 Nyeri perut (+) Keadaan Umum : baikTek. Darah : 120/80 mmHgFN : 100x/menitFP : 24x/menitSuhu : 37,3ºCDJJ : 13-13-14 : 160x/menitHis : 3x/10 menit, selama 35 detik

Asfiksia ringan-sedang

Ekstraksi vakum telah dilakukan, bayi lahir laki-laki, BBL: 3500g, A-S: 3-5, PB: 50cm, anus (+), kel. kongenital (-), ketuban mekonial. Plasenta lahir 2 menit kemudian, lengkap, perdarahan ± 200cc.Perineum episiotomi, hecting jelujur

02.40 Keluhan (-) Keadaan umum : Baik Kala IV dengan - Coba dilakukan

Page 23: Lapsus Partus Kasep Putri

Tek. Darah : 110/70 mmHg: 110/70 mmHgFN : 84 x/menit: 96x/menitFP : 20 x/menit: 24x/menitSuhu : 36,8°C: 36,5°CKontraksi Uterus : baikTinggi Fundus Uteri : 1 jari di atas pusat: 2 jari di bawah pusatJumlah Perdarahan : ± 50cc : (-)

susp. rest plasenta

eksplorasi, teraba jaringan, kesan plasenta, namun OUI tertutup

- Pro USG

04.00 Nyeri (+) pada jalan lahir Keadaan umum : BaikTek. Darah : 110/70 mmHg: 110/70 mmHgFN : 84 x/menit: 96x/menitFP : 20 x/menit: 24x/menitSuhu : 36,7°C: 36,5°CKontraksi Uterus : baikTinggi Fundus Uteri : 1 jari di atas pusat: 2 jari di bawah pusatJumlah Perdarahan : ± 20cc

Kala IV dengan susp. rest plasenta

- Obs. Kesra ibu- Pro USG

09.00 (17/09)

Keluhan (-), BAK (+) lancar Keadaan umum : BaikTek. Darah : 120/70 mmHg: 110/70 mmHg

Hari I puerperium

- Observasi kesejahteraan ibu dan bayi

Page 24: Lapsus Partus Kasep Putri

FN : 88 x/menit: 96x/menitFP : 20 x/menit: 24x/menitSuhu : 36,7°C: 36,5°CKontraksi Uterus : baikTinggi Fundus Uteri : sepusatLochea rubra: (+): 2 jari di bawah pusatJumlah Perdarahan : ± 30cc

Hasil USG: Uterus Normal

Bayi di NICU: HR: 148x/menitRR: 52x/menitT: 36,3°C

- Anjurkan ibu untuk mobilisasi

Page 25: Lapsus Partus Kasep Putri

07.00 (18/09)

Keluhan (-), BAK (+) lancar Keadaan umum : BaikTek. Darah : 110/70 mmHg: 110/70 mmHgFN : 84 x/menit: 96x/menitFP : 20 x/menit: 24x/menitSuhu : 36,5°C: 36,5°CKontraksi Uterus : baikTinggi Fundus Uteri : sepusatLochea rubra: (+): 2 jari di bawah pusatJumlah Perdarahan : ± 10cc

Bayi di NICU: HR: 136x/menitRR: 48x/menitT: 36,3°C

Hari II puerperium

- Bayi dan ibu BPL